Ass. Wr. Wb.
SEJARAH DAN KEARIFAN LOKAL DALAM KAITANNYA DENGAN KEBENCANAAN Catatan dari Mid-Term Reserach ttg INVENTARISASI DAN REKONSTRUKSI SEJARAH GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 DI KOTA PADANG
Mestika Zed
Pusat Kajian Sosial-Budaya & Ekonomi (PKSBE), FIS, Universitas Negeri Padang Padang, 20 Desember 2012
INDONESIA, NEGERI [RAWAN] BENCANA? Indonesia hari ini pernah dijuluki dengan “Negeri Bencana” (Esei2 Kompas, 2009) Bencana Apakah yang tidak pernah singgah di negeri ini?
Pertanyaan serupa bisa diajukan: • Presiden dg latar bekang apakah yang tdk pernah dicoba? • Sistem-sistem apakah yang tidak pernah dieksperimenkan di negeri ini? • Ideologi manakah yang tdk pernah singgah di negeri ini? SEMUA SUDAH DICOBA DAN DIALAMI !!!
DUA JENIS BENCANA 1. BENCANA ALAM (Natural hazards) :
• • • • • •
Gempa-bumi (earthquakes), letusan gunung berapi (volcanic activity), longsor (landslides), “air bengis” (tsunamis), badai tropis (tropical cyclones) dan tornado banjir bandang (river and coastal flooding), kebakaran besar (wildfires) , • kemarau panjang (drought season), • badai pasir dan abu (sand and dust storms) dan • Infeksi penyakit menular. Soemarno, PAT 2003-MPP
3
2. BENCANA YANG DITUMBULKAN KARENA ULAH MANUSIA (Human-caused hazards): (Disengaja atau tidak). • • • • • • •
Pembuangan limbah beracun, limbah minyak bumi, sampah industri beracun, illegal loging, kebocoran tangki nuklir, pembakaran hutan, penggunaan racun tanaman berlebihan, kecelakaan (darat, laut dan udara) dll.
Soemarno, PAT 2003-MPP
4
TAPI JUGA ADA BENCANA LAIN Pepatah Belanda di masa lalu yang mengatakan:
Indie verloren, rampsoed geboren (Kehilangan Hindia Belanda berarti bencana). INI TENTU BISA BERARTI BANYAK BAGI KONDISI BANGSA KITA HARI INI
Soemarno, PAT 2003-MPP
5
Semua bencana yang disebutkan di atas, dapat dan telah mengacam hidup manusia, ekosistem, flora and fauna. Kelompok paling rentan umumnya adalah kaum miskin karena mereka tidak cukup sumber daya dan kapasitas utk melindungi atau mengatasi dampak buruknya.
Soemarno, PAT 2003-MPP
6
RENTETAN BENCANA YANG DIALAMI NEGERI INI SEJAK SATU DEKADE BELAKANGAN INI MESTINYA MEMBUAT KITA KIAN ISNYAF, BAHWA BAHWA NEGERI INI MEMANG RAWAN BENCANA. • ENTAH ITU KARENA FAKTOR ALAMNYA, • ENTAH ITU KARENA FAKTOR MANUSIANYA. (Kita sudah menyebut jenis-jenis bencana yang membuat bangsa ini sering didera karenanya).
Namun sbg makhluk beragama, kita, manusia Indonesia, tentu patut bersyukur kepada Tuha YME, bahwa di balik kesusahan itu, tentu [pasti] ada kemudahan, berkah tersembunyi yang belum mampu kita manfaatkan secara lbh baik, Soemarno, PAT 2003-MPP Blessing in disguise
7
Peta Pulau Sumatera
Air Bangis
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
BENCA YANG DITUMBULKAN MANUSIA LEWAT PROGRAM PENGHIJAUAN POHON GUNDUL
FAKTOR FAKTOR BENCANA ALAMNYA, BAIK PENYEBABNYA, MAUPUN DAPAKNYA, TENTU SUDAH DITERANGKAN OLEH AHLINYA. • Tugas saya di sini ialah membahs sekedarnya faktor manusianya ( sejarah dan budayanya). • Pengalaman bencana G.30-S/2009 di Padang itu, kian mengingat bahwa bencana itu selalu menghadang di depan mata kita. • Penelitian kami ttg Gempa 30 September 2009 di Pqadang dan sekitarnya, mendorong kami untuk menanyakan: Soemarno, PAT 2003-MPP
10
TIGA PERTANYAAN 1. Kenapa gempa seperti begitu akrab dengan daerah kita, padahal sebelumnya kita tdk pernah “kenal” gempa dan tsunami, kecuali “Gempa Padang panjang 1926? [gempa vulkanik]. 1. Bagaimana bencana gempa ditanggapi dan apa yang dilakukan oleh mereka yang mengalami? 2. Di mana letak kearifan lokal yang diwariskan nenek moyang kita itu ditaruh? Apakah ia ada dan didaya-gunakan? Atau sudah terbenam di tengah2 hiruk pikuk modernisasi? Soemarno, PAT 2003-MPP
11
TUJUAN 1. Mendiskripsikan pengalaman manusia dlm situasi gempa G 30 S/2009 Padang; 2. Menggali memori publik ttg pengalaman bencana gempa di masa lalu; 3. Menggali aspek kearifan lokal (local genius) khas Minangkabau dlm menanggapi kebencanaan di masa lalu dan relevansinya untuk kehidupan generasi masa kini dan y.a.d. KELUARAN [Outcome] 1. Naskah akademik ttg G 30 S/2009 Padang; 2. Disain “pojok museum gempa” sbg medium sosialisasi mitigasi bencana dan rekreatif; 3. Film Dokumenter [tiga dimensi] ttg G 30 S/2009 Padang ....; Soemarno, PAT 2003-MPP
12
PEMBAHASAN
1. Deskripsi G 30 S/2009 Padang tdk perlu dibeberkan di sini lagi. Mayoritas adalah aksimata dan aktor utk dirinya; 2. Sejarah Gempa di Sumatera Barat perlu disinggung sekedarnya.
Soemarno, PAT 2003-MPP
13
FENOMEN GEMPA DLM SEJARAH SUMATERA BARAT Sejarah Gempa yang pernah terjadi di Sumatera, dari tahun 416 – 2010 Sumatera Barat 1797, 10 Februari , Padang,Selat Mentawai, Tsunami 1833 24 November, Pagai Selatan-Muko-Muko , 75 KM,8.3 SR 1861 16 Februari,Tsunami, Siberut ,Mentawai , 70 KM,8.5 SR 1861 25 September, Pesisir Selatan, 6.5 SR 1885 29 Juli , Air Bangis,Pasaman , 6.8 SR 1908 6 Februari , Siberut,Selat Mentawai,130 Km, 7.5 SR ”Sejak 1608 hingga 2008 , setidaknya 1909 3 Juni , Kambang, Pesisir Selatan, 40Km, 7.6 SR 1922 10 April, Padang-Pariaman ada 217 kali kejadian tsunami di 1926 28 Juni , Padang Panjang, 6,5. SR Indonesia.” [Eko Julianto, Kompas, 1943 9 Juni , Singkarak, Solok , 50 Km, 7.6 SR 1977 8 Maret ,Pasaman , 22 Km, 6.0 SR Jumat, 16 Oktober 2009 ]. 1981 13 November , Padang , 5,4 SR. 2004 16 Februari , Padang Panjang, 56 Km, 5.1 SR 2004 22 Februari ,Pesisir Selatan, 42 Km, 6,0 SR 2004 9 April , Bayang,Pesisir Selatan, 66 Km, 5.4 SR 2005 10 April , Siberut ,Selat Mentawai, 19 Km, 6.7 SR 2007 6 Maret, Solok, 19 Km, 6.4 SR 2007 12 September , Pagai Selatan-Enggano, 34Km,8.4 SR 2007 12 September , Lunang, Pesisir Selatan, 35 Km,7.9 SR 2008 25 Februari , Pagai Selatan, 25 Km, 6.5 SR 2009 16 Agustus, Siberut Selatan,Mentawai, 20 Km, 6.7 SR 2009 30 September , Padang Pariaman,81 Km, 7.9 SR Catatan: tersedia data gempa untuk selurtuh kawasan Sumtera. 2009 1 Oktober, Kerinci , 10 SR, 6.6 SR 2010 6 April 4, Barat Daya Siberut,Mentawai , 31 Km,7.8 SR Sumber Data : NOAA -National Geophysical Data Centre 2010
25 Oktober , Pagai Selatan, Mentawai, 21 Km, 7.7 SR Soemarno, PAT 2003-MPP
14
Gambar 2 : Peta Kejadian Gempa di Sumatera Sumber: http://quintadirgantara.wordpress.com/2009/10/07 Soemarno, PAT 2003-MPP
15
Gambar 1. Lukisan kejadian tsunami yang tahun 1861 di wilayah pantai barat Sumatra Utara, Nias, dan Simelue, menggambarkan kedahsyatan dari tsunami tersebut. Sumber: http://gempapadang.wordpress.com/2011/04/16 Soemarno, PAT 2003-MPP
16
NARASI SEJARAH GEMPA SUMATERA BARAT Gempa tahun 1797 (10 Februari 10, pukul 10 malam) Naskah Asli dari catatan sejarah gempa 1797: 1.From [Wichmann, 1918b], pp. 74-75. (English Translation by Jenny Briggs) February 10, around 10 p.m. West coast of Sumatra. The first period of shaking lasted one minute, after which a tidal wave immediately arose and forced its way with such strength into the river at Padang that the town was flooded.[2]. After this, the water withdrew so far that even the river bed was left dry. This sequence was repeated three times. The village of Ajer [Air] Manis, located on the beach, was flooded and several huts were swept away. In Padang itself, crevices appeared that were 3-4 inches wide, but these closed up again after further shaking occurred. However, cracks formed in the walls of most of the buildings. •From [du Puy, 1845], pp 113-115. Translated by Maarten Schmidt, Caltech Earthquakes are frequent on Sumatra, but they cause not much damage because of the low population. The strongest earthquake in the memory of the people in Padang, happened on February 10, 1797 around 10 p.m. The moon which was full shone brightly but darkened at the first quake and stayed so during the night – the first shock lasted for about one minute – the waves of the sea ran with fury up the river by which the whole place was flooded. • Sejarawan New Zeeland/ Australia baru-baru ini juga mengeskspose gempa pantai Barat Suamtera di gesung ini (Sept. 2012). Soemarno, PAT 2003-MPP
17
• ADAKAH CATATAN KEBENCANAAN DALAM SEJARAH DAERAH KITA?
(Sejauh ini belum ada, tidak seperti yang dipejari Suryadi dalam kasus “Gempa Krakatau” dlm naskah tua Lampung).
YANG ADA DAN CUKUP KAYA ADALAH APA YANG KITA SEBUT DENGAN KEARIFAN LOKAL? TERMAUSK YANG TERKAIT DG KEBENCANAAN
Soemarno, PAT 2003-MPP
18
KEARIFAN LOKAL ITU APA? • Kearifan lokal adalah gagasan2, cara2 dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat, yang berasal dari pemahaman mendalam akan lingkungan setempat, yang terbentuk di tempat tersebut secara turun-temurun. • Pengetahuan semacam ini mempunyai beberapa karakteristik penting yang membedakannya dari jenis- jenis pengetahuan yang lain. Termasuk kontent (isi) maupu metode desiminasinya. • Kearifan loka itu merupakan modal sosial dan sekaligus modal SDM (human capital).
Soemarno, PAT 2003-MPP
19
PERBEDAAN ANTARA MODAL MANUSIA DAN MODAL SOSIAL
Soemarno, PAT 2003-MPP
20
BEBERAPA ILSUSTRASI • Nama tempat Air Bangis di pantai Barat Sumatera [???] • Kearifan lokal ttg hubungan manusia dan alam (alam bsg guru): Alam takambang jadi guru “gabak di hulu tando ka hujan, cewang di langik tando ka paneh”
(mendung di hulu tanda akan hujan, terang di langit tanda hari akan panas).
• Kearifan lokal ttg lingkungan, Nan lereng tanami padi Nan tunggang tanami bambu Nan gurun jadikan parak Nan bancah jadikan sawah Nan padek ka parumahan Nan munggu jadikan pandam Nan gauang ka tabek ikan Nan padang tampek gubalo Nan lacah kubangan kabau Nan rawan ranangan itiak
Yang lereng tanami padi Yang tunggang tanami bambu Yang gurun jadikan kebun Yang basah jadikan sawah Yang padat untuk perumahan Yang ketinggian jadikan kuburan Yang berlubuk jadikan tambak ikan Yang padat tempat gembala Yang berlumpur kubangan kerbau Yang berawa renangan itik Soemarno, PAT 2003-MPP
21
•
Kearifan lokal ttg kewasapadaan, “Jikok takuik dilamun ombak, jan barumah di tapi pantai” ..... Menurut sejarawan Anthony Reid, Bld “
[modrnisasi] yang membawa orang Minang ke pantai ....
• • •
• •
(jika takut hempasan ombak, jangan berumah di tepi pantai). Sakali aia gadang, sakali tapian barubah” (sekali air bah melanda, sekali tepian berubah) “bak aua jo tabiang” (bagaikan aur dengan tebing) Labuah luruih jalannyo pasa, jan manyipang suok jo kida. [konsisten dg aturan nan dijawek] Mandapek samo balabo, kahilangan samo barugi. “kaba baik bahimbauan, kaba buruak bahambauan”
Soemarno, PAT 2003-MPP
22
EMPAT ARGUMEN 1. Fungsi Disemenasi Best Practices pengatahuan Kearifan Lokal terkait kebencanaan dpt ditransfer ke komunitas lain sbg pengetahuan bersama; 2. Fungsi Pembangunan Partisipatif (bottom-up). Mengadopsi kearifan lokal terkait kebencanaan ke dalam Kebijak publik (program pemerintah) akan menarik keterlibatan publik lebih tanggap; 3. Fungsi Informasi Potensi. Informasi dalam kearifan lokal terkait kebencanaan dpt membantu memberikan informasi berharga tentang potensi setempat dalam mewaspadai kebencanaan. 4. Fungsi Penyebarluasan info kearifan lokal secara non-formal dpt menjadi instrumen bernilai pendidikan publik utk pengurangan risiko bencana. Praktik kearifan lokal terbukti telah mengurangi dampak bencana alam di tiga pulau Sumatera, yakni Simeulue, Nias, dan Siberut. Soemarno, PAT 2003-MPP
23
PENUTUP 1. Hidup di negeri bencana tidak cukup hanya dengan mengandalkan Iptek modern; 2. Kearifan lokal harus menjadi keinsyafan bersama untuk menggali kembali dan mendayagunakannya bagi generasi kita sekarang dan yang akan datang. 3. Aspek Sejarah dan Budaya haruslah menjadi basis pembangunan manusia seutuhnya, termasuk pembelajaran ttg masalah kebencanaan
Soemarno, PAT 2003-MPP
24
Terima kasih Padang, 20 Des 2012 MTZ
Soemarno, PAT 2003-MPP
25