sEftilNAR'NAsr0tilAfiffi PERTAN,nN {
gEDAN,K.rru'g,...!
runCU*UN ffi,ffi
BKS-PTN) INDoNESIA WLAYAH BARAT
lAi'ltTiA RAPAT TAit$NAr* *Aru $f;fdlNAil tf;,tolt:A}{:tl($.pTFI
20.
23.
Produksi Biodiesel dari Mnyak Goreng Bekas dengan Pelanrt Etanol Menggunakan Ultrasonik M. Dani Supardan, Cut Aisyah Jamil dan Satriana ... ... Aplikasi Pelapis Edibel pada Buah Nangka Terolah Minimal Yusmanizar dan Yuli Karakteristik Fisikokimia dan Fungsional Pati Termodifikasi dari 4 (Empat) Varietas Ubi Jalar Elisa Julianti dan Ridwansyah Suseptibilitas Memar Akibat Benturan Buah Kelapa Sawit: Kaitannya dengan Penundaan Waktu
24.
Yuwana dan Arif Fathurrahman Variasi Frekuensi Natural Buah Durian Selama Proses Penuan
25.
Karakteristik Pasta Tepung dan Pati dari Kentang yang Dipupuk dengan Kalsium
2I. 22.
...
Kusdiarni
..
....,............
Muharnmad Ikhsan
435
Sulaiman
448
Fajar
Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi 455
Sern *,Novia Mehra Erfiza dan Desna Pengaruh Ukuran Umparu Proses Penyangraian dan Alkalisasi pada Rendeme,lr dan Mutu Lemak dan Bubuk Kakao
Eti
425 431
AngkutkePabrikPengolahan
26. _ Studi Produksi Biodiesel dari CPO o/f Grade melalui
j G7
421
IndartidanNormalinaArpi
462
Pengaruh Ukuran Bahan dan Suhu Ekstraksi Terhadap Mutu Oleoresin dari Limbah Penyulingan
Fuli Pala 29.
HerlaRusmarilin
468
473
...............
Pengembangan Mistblower sebagai Alat Pemupuk untuk Me,ningkatkan Efisiensi Pemupukan
30
V.
Basyamfar
Asmawati, Normalina Arpi dan Rini fuiani Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain dan Lama Fermentasi Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)
Sosial Ekonomi Pertanian Optimasi Pemanfaatan Lahan Perkebunan dalam Meningkatkan Pendapatan Petani di Sumatera Utara
1.
2. 3. 4.
Short Run Impacts of Tariff Reforms on Regional Employment in Indonesia: A Multiregional Computable Ge,neral Equilibrium Approach Ketut Sukiyono, Mahinda Siriwardanadan Phil Simmon Pemberdayaan dan Peningkatan Pendapatan Petani melalui Ekselerasi Ekspor Tanaman Hias
492 503
Tavi Supriana Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Limbah Kelapa
510
VI. Peternakan dan Kedokteran Hewan 1. Pengaruh Pemberian Campuran Air Perasan Kunyit (Curanma domesika Val),
Jahe (Zingiber olfnale Ro.sc) dan Bawang Putih Q4.llium sativum L.) Terhadap Performans Ayam Pedaging umur 3-45 hari
2. 3' 4.
AdeTriffra,TriHestiwatryunidanRinafdi .....................
............
Fauziah dan Widya Sad Penggunaan Tepung_ Umbut Kelapa Sawit dalam Pakan Berbasis Hasil Sarnping Industri Kelapa Sawit pada Domba Jantan Persilangan Sei putih
519
Pemanfaatan Ampas Teh (Camelia sinensis) dalam Pakan Terhadap performans Domba Lokal Jantan Lepas Sapih
5'
studi Morfologi dan Morfometri ovarium Kancil (Tragurus javanicus)
6. 7.
Kuantitas Protein Ekskretorilsekretori dan Tegumen Fasciola giganfica Darmawi, M. Hambal, S. E. Estuningsilr, F. Jamon dan U. Balqis
8.
515
Efek Pemberian Pakan Keong Mas (Pomacea canaliculata) Terhadap Jumlah dan Daya Tetas Telur Puyuh (Co turnix coturnix j aponi ca)
Pematangan oosit Kucing secara
ln-vito
setelah preservbsi
.....-._............ ovarium
..
535
Pengaruh Lama Penyimpanan Telur Pra-inkubasi Terhadap Perkembangan Awal Embrio 1lik (,A,nas
javanica) Widya Sari dan Sunarti
547
vl11
Prosiding Seminar Bidang llmu Pertanian BKS PTN wilayah Barat, Banda Aceh 200g
PENGARUH UKURAN BAI{AN DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP MUTT OLNORESIN DARI LIMBAH PEI\YULINGAN FULI PALA (The Effects of Muce Pwticle Size and ExttacttonTemperutute onThe QHatity of Oleoresi.n from Waste of Mace Di$titlution, Asmawati, Normalina Arpi dan Rini Ariani Basyamfar (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala)
*-r, used as so'rce odor and taste in \utmeg (Mvristicafragrans Houtt) is one of #t^ilmfl drugs, ald cosmetics. one of part from nutrneg which has rigrrry is mace. Mace is usually source of volatile oil by distillation, whereas the waste "ur". still contains oleoresin only us wtrict actuatty of distrlh not utiiized' Mace oleoresin is thick liquid consist of volatile oil. resin, and fixed ofiratl wt i.h has n odor and taste' one of alternative to inctease the value *iri. is to use it as a source or oteoreJ
objectives of this reseatch were.to study the extmction "ittt. of mace oleoresin by varying mace particle size (4 20 mesh and 36 mesh), extraction temperature (40 'c, 50 A group randomized desigr an factorial with 3 replications *ut ot"d- rn this. experiment rrt.-p.a".t was analyzed for its yield- q gravity, refractive index, and ash content. the besf treatment whiih resulted in the highest yield was ob from treatment using particle size of 4 mesh and heat of extraction of so .c *t i"t yi"ro%,id x.
d ;J;0'c).
Key words : mace, waste of distillation, extraction, oleoresin.
Pata
(Mvris'::'^{:FY'r
t+tti&:"Y*\"* Houu)
terutama di Nanggroe Aceh Darussalam pala, dan daging buah. Daging buah pala
NAri)
komoditi vang penting di rn,& 1 bagian utama yaitu brji paL
pata terairi utur
digunuk* r.u"g"i fJ* baku pembuatan sirup dan nu pala' Fuli dan biji pala hanyi dimanfaatkan yffi ry-ieroleh minyak pala. Di antara bagran palatersebu! yang paling bemilai ekonomis adalah r"ii J"* iulp"r". Menurut Ba$an Pusat Statistik (2000) produksi pia rata-rata daerah NAD adalah ton/tahun. Menurur Somaatmadja (r984), dati q;t;.g;;* dihasilkan daging buah seh 83,30 yo, fuli 3,22 %, tempurung blji 3,g4 yo, !;r;h danai:i gsizi'Dari jumlah data di NAD. berdas persentase kandungan fuli segar, maka dapat diketalui bun*u oa; z.ooo ,"r il diperoter, ful sebesar + 225,4 ton/tahun. Selama ini di NAD, fuli pala hTIu digunakan sebagai sumber minyak atsiri (mar* -r":l sedangkan :rmpas sisa penyuringannya a.grh, gib"4 u*va sebagian kecil yang dipergunakan dengan cara ditumpuk di sekitar b"-dp.Ir,llog oilrurupkan dapat berguna si mulsa. Padahal ampas tersebutmasih mengand*g ,"3i*iJ oi*r.rin. Salah satu altematif untuk menga:tasi *uiaurt i.tsetJ aoaan dengan memanfaatkan h penvulingan fuli pala sebagai sumber olioresin (mace otrorrrirry di rr-t;;-;i;vafatsiri. ouo merupakan €mpuftlll minyak atsiri dan resin yang d"p";i.krtrak dari berbagai ,r-1 irni, memiliki sifat yang sama dengan bahan r,r-ueiyu aaam ilar rasa dan aroma, ssfuingga r digunakan sebagai pengganti rempatr utuh. Mace oleoresin dapat diekstrak lTgryg dari fuli yang belum disuling minyak atsirintr dapat juga diekstrak dari fuli yang sudah *1"vJriv":rremanfaatan {r:rritti sehingga diperoleh resin yarig temuoian ai"u*fut Jrig#iiXv"r. agi1.. Mace Jliresio arg,r pada industri besar di maju, yaitu sgbagai pr*'i"ti rasa pada industri aagirrg, ,; Tg*i kaleng, progy5 minuman,.slrta seuag; **u* "tt" industri obat-obatan ***T ouiu* a* toJ (Purseglove et al., lg9l'S sehubungan dengan pemikiran pemanfaatan limbah penyuringan fuli pala tenebut. pwi ini dilakukan untuk mempglajari pengaruh jenis petarut, i-aina'ekstraksi, dan nisbah bahan dd uelarut terhadap rendemen dti *uio ior" oi"or"rii vu"g'oinurilkan. Mutu mace oleoresrn diter :rdasarkan beberapa sifat fisik.(b^ogor jenis, indek's bt"* d* kadar abu stande ; ee oleoresin menurut Essentiql oit Asiociation of the uirl (Eoa) No. 241"il";ili d"p"t dilii;;#i
limba}ro}ilffi
468
h[ril'r":?
seminar Bidang llmu pertanian BKS
Tabel l.
S
Karaktenstik
prN wrayah
Barat, Banda Aceh 200g
esifikast mace oleoresin lnenLrrut EcA ldo . z4l Standar EOA
Jfrlums,:lahan
Diperoleh dengan caramenge kering denga' pelarut, kem'dian p elanrtny adipisai tkan
.
"prlan, vvama, dan bau
Cairan merah bening, kekurning-ku'ingan atau merah
gelap dengan karakteristik rasa dan bau 20-5A ml/l00 g
; rtmyak atsin _:enis
(25"C/25"C)
i b'ras (20"C) Furseglove et al. (l9S
- 1,005
L,469
- 1,500
Bidang rnakanan, minumgl, obat-obatan, dan kosmetika
t)
i-[asll dari penelitian
0,955
pita
ini dr]rgankan
dapat-bermanfaat sebagai sumber informasi tentang Selain i1u,. jusa dihar-apkan dapat merangsang ketompok industri minyak pala atau masyarakat lainnya untuk memurl" Fr"jirci#T, ol"oresi,l trmr:ah penyulingan pala.
i[::iff:^f"::,:t:?::sin. yqP
"rJ"
METODE PENELITIAN pangan, Jurusan reknorogi 3,:T: il?l*f" i ]=ranian :ll *1* 1"9"-r"'i"-. Anarisis universitail?:ll"* syiah Kuala. Bahan-bahan- yang dtg""; "o"i#'t*u"i-o;firu"# Desa n* r,l*,-r"ir""ran rapak r uor' Acerr ruan, nvE' Selatan, Dcrakul: ffiH"::T::_0"":,f]ti?,T,ll".di ml asetat, asam sulfat, aikoh-or, eter, dan kromium triomiaa jenrt
:::::"tT",T,-:l.l]^s.^s1",*1i,'no0.! nirin-q41' variabel
ytg
_
5;j
;data
,^:--*n:*
n****.e.* r"i"*f"k (RAK) fakturial dengan rEilga4ll J
dlt-elrti masing-masing
,1rp grrt
_y.=.19 lesh), denean menggunakan Anova (Anarysis
4al4 p"nffi
3
ukuran bahan baku (U, = 4 rz = 50 oc, dan r: : 60 "c).
"r.ltt,:;"f;, iririir"rf ari ,:i r*uniNfr'rr'.J""ilr"Y/"
'q':alisis yang dilakukan terhadap mace oleoresin yang diperoleh meliputi analisis rendemen"'rs' indeks bias, dan kadar abu. Hasil yang diperor.r,iru*at"gkan dengan standar
ffi;'ffi:
hngeringan dan penggilingan Ampas penyulingal minyak fuli pala s.ebagai sampel yang baru keluar dari proses rcnnlingan dikeringanginkan untuk menurunkan t"oir ll %. Rmpas yang telah
ffinontting
dengan
"i*v"'hinggal ho.m* miil dandrayak uku;;;;-iiiututi*yuitu /,,,J,20
mesh, dan
f,rr-Llerisasi Bahan Pada penelitian
ini
dilakukan kankteristik sampel yang digunakan dengan mengukur kadar ditentuk;-;i#' baku dan iurru eiltraksi yang ghasilkan rendemen fuli pala tertinggi dan mempunyai mutu sesuai EoA.
bJ;
ffi"1#1T,:Tl*-"fllj:r:llllva 'terisasi Bahan
FTASII, DA]Y PENIBAI{ASAI{
sisa penluling* }li 4P{a yang digunakan pada penelitian mempunyai kadar air rata- - *Tqut pin" tuli sisa penyuringan yang telah '/" y{* riinvar. i"1"1"^91"j:llltq,ltsiri mrnganginkan "t"iti rr"Juh;tu.ji6il#'ulu?rl"riiffi mempunvai.kadal minyak atsiri yang r*gut
hasil survev to*ur"pJ".[u# dan petani Aceh Selata' . zooz1. 5f *1?*:fi.P:T:r:* atsiri pada ftili palamencapai 30 seperri yans ai-nyurur.un oleh Gilbert 1'3t
!]sa bila minyak atsiri pada bui dan
o/o.
fuli pala segar disuling
469
tt 6bii.
ti-::-;
te-rreuitr dahulu sebelum proses ekstraksi.
Prosiding Seminar Bidang
llnu Pertanian
ISKS
P'tN Wilavah Barat, Bandct Aceh 2008
maka minyak atsiri yang teffisa pada bahan sangat sedikit, dan jika diekstraksi akan diperoleh oleoresin dengan kandungan minyak atsiri yang sangat kecil. Rendemen
aA' Dari hasil penelitian, rendemen mace oleoresin yang diperoleh berkisar antara 39,01 yo. Hasil analisis sidik ragam. 46,76 Vo. Rata-rata rendemen oleoresin keseluruhan adalah 33,41 nyata (p < 0,01) terhadap sangat (U) berpengaruh baku diperoleh bahwa perlakuan ukuran bahan keduanya berpengaruh interaksi dan ekstraksi rendemen mace oLeoresin. Sedangkan perlakuan suhu beda nyata terkecil Hasil uji nyata (p < 0,05) terhadap rendemen mace oleoresin yang dihasilkan. PNl, pengaruh interaksi perlakuan ukuran bahan dan suhu ekstraksi terhadap rendemen mace oleoresin dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa semakin halus ukuran partikel bahal maka rendenten mace oleoresin yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini diduga karena ukuran partikel bahan 4 mesh -.*punyui niang antar partikel yang lebih besar (longgar) sehingga pelarut lebili nludah berpenetrasi dan bersirkulasi di antaia partikel bahan serta. Ukuran partikel bahan 20 mesh dan 36 rnesh diduga untuk jenis bahan ilmpas fuli pala terlalu halus, sehingga ruang antar partikel kecil karena bahan memadat di dasar labu, dan ret"luh ditambahkan pelarut maka pelarut tidak dapat bersirkulasi dan terperangkap di dalam bahan sehingga oleoresin tidak dapat diekstraksi secara sempuma. Tabetr
2
rendem.en m$ce oleoresm akrbat pengaruh inte raksi ukuran partikel bahan : 0,22 ) KK: a ,v a */r) atl rlrnLt ekstraksi {ffiNTo,os 005 ukuran Fartikel Hahan Suhur Ekstraksi 3 6 htlesh 20 Mesh 4 lv{esh 39,1 10 : 40,83' 46,06' Tt 40"C
" Rataan fi91
q{I UL}
T" : 50"C T: : 50"C
46,J 6s
4!,32"
3
45,77"
40,96'
39 "37"
9,01o
Selain itu, ukuran partikel bahan 4 mesh mempunyai bentuk yang lebih tidak seragam dibanding ukuran bahan 20 mesh dan 36 mesh sehingga sulit tersusun rapat. Bahan berukuran 20 dan 36 mesh mempunyai ukuran yang lebih seragam dan lebih mudah mengisi ruang yang kosong. Ekstraksi oleoiesin pala secara sempuma diperoleh ketika tumpukan bahan tidak terlalu padat sehingga mempermudah naiknya gelembung-gelembung pelarut yang dapat menggerakkan partikelpartikel bahan sehingga rendemen oleoresin pala yang dihasilkan akan lebih tinggi Menumt Ketaren dan Suastawa (1995). ukuran partikel bahan menentukan luas bidang sentuh antara bahan denga:r pelarut. Semakin halus ukuran partikel bahan, maka bidang sentuh antara bahan dengan pelarut semakin besar, dan oleoresin yang ada di dalam bahan juga semakin mudah terdifusi sehingga rendemen yang dihasilkan semakin tinggi. Selain itu juga diduga pada saat penyaringan, filtrat (mace oleoresin + pelarut) dengan ukuran partikel bahan 4 mesh tidak terperangkap di antara tumpukan partikel bahan, karena ruang antar partikel lebih besar, sehingga tidak sulit bagi pelanrt untuk membawa keluar bersama mace oleoresin Pada ukuran partikel bahan 20 dan 36 mesh, filtrat lebih sulit untuk keluar karena tumpukan partikeX bahan terlalu padat dan ruang antar partikel sangat kecil. Selain itu juga karena karakteistlk mace oleoresin pala yang sangat kental dan lengket dibandingkan dengan oleoresin lainnya. Pida tabel 2" juga terlihat bahwa rendemen mace oleoresin selain dipengaruhi oleh ukuran partikel bahan, juga dipengaruhi oleh suhu ekstraksi. Umumnya rendemen mace oleoresin yang tinggr oC kecuali pada bahan dengan ukuran partikel 36 mesh. Rendemen diperoleh pada suhu ekstraksi 50 mace oleiresin yang tertinggi diperoleh pada suhu ekstraksi 50 "C dengan ukuran partikel bahan'l mesh. Suhu ekstraksi 40 "C dan 60 'C menghasilkan rendernen mace oleoresin yang lebih rendab terutama pada ukuran partikel bahan 4 dan 20 mesh. Berdasarkan prinsip Le Chatelier kenaikan suhu pada proses kelarutan akan menyebabkan keseimbangan bergesir ka kanan, yang artrnva daya larut suatu bahan dalam pelarut akan lebih banyak (Wlryoatrnojo, 1988). Namun pada penelitian, berbeda dengan prinsip Le Chatelier, yaitu keniikan suhu terus menerus tidak meningkatkan daya larut dari bahan. Hal ini dikarenakan adanl"a perbedaan kelanrtan berbagai zatyangdisebabkan oleh perbedaan energi larut. Perbedaan energi lanrt
470
L: -iding seminar Bidang ltmu pertanian BKS prN wrayah Barat,
Banda
Aceh 200g
rihe abkan adanyaperbedaan jum-lah energi yang dibutuhkan untuk memecah strultur zat dan jumlah rnerg:i untuk memasuklan partikel pelarut rc a*am kantong molekul pelarut dari suatu zat. &mdahnya energi larut dari suafu zat -"*,rJuLt* bahwa untuk melarutk an zattersebut dibut'hkan @Eqi (ternperatur) yang rendah. Pada kondisi ini kelarutan zat tersebut akan berkurang bila rGenerature dinaikkan. Jenis
Pengukutan bobot ienis dilakukan ulhrk mengetahui kemumian suatu bahan. Bobot jenis (25"c/25'c) mace oleo.resin yang dihasilkan berkisar rituru i,g74-0,g80. Hasil *utiri. sidik ragarn, menunjukkan bahwa ukuran partikel bahan, suhu ekstraksi, dan interaksi keduanya berpengaruh tidak '\v$s..rre v nvata terhadap bobot jenis mace oreoresin yang
dihasilkan.
Bobot jenis mace^oleoresin yang dihisilkan pada penelitian ini masih dalamkisaran bobot iinis yang ditetapkan EoA (0,96 -'1,0"1). H"l ini &;"e{Ti"nuoleoresin yang dihasilkan pada renelitian masih mempunyai kandungan minyak atsin, rieskipun sangat sedikit. -selain itu, diduga -uga bahwa komnionT-.kom?onen p"iyr"* szace oLeores)tz aba* reakslreaksi BeIuml ;;;;;*, u:r:re seper+i 'eaksi polimerisasi, isomerisa:t,.dA substitusi yang_bisa teaadip#u ,*t penyulingan mn1-ak.atsiri dan pengenngan bahan. neatsi ini d,apit lerJlii a*g*, adarrya sinar matah ai dan :!rr:la (Cowd, I 991 Winamo, 1991). ; Senyawa yang berpolimerisasi akan te{adi jumlatr atom c dari senyawa tersebu! qr:rrnqkan senyawa \.ryI*p;Jiri yang terisomerisasi at an t"4aai pindah ikatan rangkap dari ujung ke tengah
rci'
Reaksi substitusi diduga terjadi penggantian
atom dengan atom yang berbobot molekul mqr' semakin panjang rantai c, t"*ulin fe tengahsuatu poririil.ui* rangkap, dan semakin tinggi bobot mrrl-ulaaka.:::-"ij.":r. vang dihasilk*
prr" (Shriner
et at., te64). juga akan menyebabkan "d;;;;;;.i"ee' teriadinya ,rul-rt'or.riju.i iui;'eirgu. #;si dal pada p"ny",*,nor"orr.in Jieantikan denga' atom oksigen ffi?:?11#r-:":i1tf.t:o::::llyu sr-'tungsi vans mensandungoksigen lebih tinggi ur.* *"ningkuti';;ffij;;rih,ffillXrT3f;l; lt-n-er el al.1964; Othmer et al.,l9g0). Pemanasan
i*
Bias
Indeks bias (20 oC) mace oleoresin yang diperoleh berkisar antara 1,4g9 - 1,494. Hasil n#r."r1;;^.;i,^"r.,t'ur.si, dan interaksi keduanya pengarulr tidak #t"f";.1'l^':^1i1,0^*y:i$y nyata terhadap indeks bias mace oleoresin yang dihasilkan. rii:lll,T,masih bias mace oreoresin yang (r,46s - rJ00) Har ini diduea mace oteore# rykan EoA 1f::"t1n,1X1R penggaitian suatu atom atom yang r4'r lain "A:ffiiirrtdT.: yang ''LLL JiltE yarrg berbobot oerDooot lringgi dari komponen-komponan-p-anyorarn mace oreoresin.
ffi:ii|
hrdekffi;l#):
..,; ;;-;;;to.m
ffiil,'r#l Lilt#:l'::.j,,::::'::'l li
yd;iru;;ii{;t
d;"6
*."v;akan barrwa-;i;;;i' yang memiliki sej'rnlah besar Ilge+) &ff:rar\? organik yang berikatan rangkap, berantai "*::T"T"o1ij.P* Mlhki indeks bias yang tinggi. sern'at
o*:*t,-o*
;ffi::ffiil:i
Abu Kadar abu mace oleoresin yang dihasilkan dari ekstraksi ampas sisa penyLrlingan pala berkisar 0'070 - 0,07gyo' Hasil analisi. Jiai[ i"g;, menunjukk* uurr*u perlakuan berpengaruh tidak terhadap kadar abu mace yi"g an*ilkan. Darmasrtia*an di dalam Ketaren dan -oleoresin bahan r,",1-"i"r,an juga aearuhi oleh varietas dan kondisi-t-empat tumbuh. Perlakuan fisik seperri ,"h, "jfriTr'"Hl gnlahan hampirtidak berpengaruh terhadap kadar abu bahan
H#t:;ilT:yj*::l*::,*r.-:
yl*r: trl.1q" ffi
tersebut.
47
1
**
Prosiding seminar Bidang IImu pertanian BKS prN wilayah Barat, Banda Aceh 20ag
KESIMPULAN Dari hasil ekstraksi oleoresin ampas sisa penyulingan pala, dapat diambil beberapa kesimpulan, anta:.
lain: c
C
3
3
a
@
Perlakuan ukuran partikel bahan, suhu ekstraksi, dan interaksi keduanya hanya berpengamr
sangat nyata terhadap rendemer. mace oleoresin. Ampas-sisa penyLrlingan ftili pala yang digunakan pada penelitian mempunyai kadar 7 ,5 %o dmr kadar minyak atsiri 4 %.
air
rata-ra;r
Dari lrasil penelitian, rendem stt mqce oleoresin yang diperoleh berkisar antara 39,01 - 46.-: dan tata'rata rendemen oleoresin keseluruhan adalall 33 ,41 %, bobot jenis A,97 4 - 0,980. bias 1,489 - 1 ,494, dan kadar abu 0,070 - A,07g ,A. Semakin halus ukuran partikel bahan maka rendemen mace oleoresin yang dihasilkan s. ttlduh Ukuran partikel bahan 4 mesh mempunyai bentuk yang \ebih trd& ."rugam dr:: ukuran bahan 20 mesh dan 36 mesh sehi'gga suliitersusun rapat. Rendemen mace oleoresin yang tertinggi diperoleh pada suhu ekstraksi 50 "C dengan pariikel bahan 4 mesh. Sulru ekstraksi 40 "C da1 60 oC menghasilkan rendemen mace oleoresin yang lebih terutama pada ukuran partikel bahan 4 dan 20 rnesh.
',ri,
DAFTAR PUSTAKA
ladan
Pusat Statistik, 2000, Indonesia year Book, BpS, Jakarta.
polimer, tnstitut Teknologi Bandung, Bandung. 9?-d, M. A., 1991, Kimia Gilbert, K. D., 1993, Nutmeg and Mace (Myristica-fragrans froutt), Hol-"pug. Crown lron'*:m,., Co, Minneapolis, USA Ketaren, S. dan Melinda, 1994, Pengaruh Ukuran Bahan dan Kondisi Ekstraksi terhadap Rendemer dan Mutu Oleoresin Bunga Cengkeh, J. Techno. Ind. pert. 4(Z), l2-Ig. Ketaren, S. dan I. G. M. Suastawa, 1995, Pengaruh Ting[
i
Othmer, K., H. F. Mark, D. F. Othmer, C. G. Overberger, and G. Seaborg, 1980, Encyclopec; Technology, Vol. 9, John Wiley and Sons, New York. Purseglove, J. W., E. G. Brown, C. L. Green and S. R. J. Robbins, 1981, Spice, Vol. l, Long:m, London and NewYork. Shriner, R. L., R. C. Fuson, dan D.Y. Curtin, 1964, The Systernatic Identification of O:r'nr'*" Compound, Jhon Wiley and Sons, New York. Winamo, F. G., 199l, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wiryoatmojo, S., 1988, Kimia Fisika I, Depdikbud, Jakarta.
472