Jurnal Sosial Humaniora [2017], Volume 10, Ed. 1 ISSN Online: 2443-3527 ISSN Print: 1979-5521
Risiko Dehumanisasi pada Crowdfunding sebagai Akses Pendanaan Berbasis Teknologi di Indonesia Gita Widi Bhawika Departemen Manajemen Teknologi, Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 60264
[email protected] Subject Areas: Management of Technology, Dehumanization Abstract
Diterima: 30 Mei 2017 Direview: 14 Juni 2017 Diterbitkan: 30 Juni 2017
Crowdfunding is the novel phenomenon. This fundraising based technology has increased its popularity since a decade ago. Crowdfunding can help people to funding their initiatives without boundaries because it only need internet connection to ask and give money. It is not necessary to gain relationship between initiator and funder. Yet, from the conventional fundraising point of view, it is important to build relationship to increase the loyal funder who can easily fund the future initiator’s initiatives. Thus, crowdfunding has potential dehumanization risks. This descriptive research will discuss about crowdfunding in Indonesia, and its dehumanization risks. Moreover, this paper will describe crowdfunding phenomenon in Indonesia and also propose the model of crowdfunding’s donor relationship management to minimize the dehumanization risks.
Hak Cipta © 2017 oleh Penulis (dkk) dan Jurnal Sosial Humaniora (JSH) *This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY 4.0). http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ Open Access
Keywords: Crowdfunding; Technology; Crowdfunding’s Donor Relationship Management; Dehumanization.
dasarnya, penggalang dana hanya mempublikasikan
Pendahuluan Sedikit yang mengetahui crowdfunding, yang
aktivitasnya yang butuh didanai dalam bentuk
merupakan sebuah fenomena baru di dunia, yakni
proposal
penggalangan
untuk
mencantumkan jumlah dana yang dibutuhkan.
membantu pendanaan pada berbagai aktivitas, baik
Untuk mempermudah, biasanya pemohon dana
bisnis maupun aktivitas sosial. Crowdfunding
mempublikasikannya melalui pihak ketiga, yaitu
diyakini mampu mendanai berbagai aktivitas yang
penyedia layanan atau platform crowdsourcing,
sulit dilakukan oleh akses pendanaan konvensional,
meskipun
seperti
mempublikasikannya secara mandiri. Lalu crowd
bank
dana
dan
berbasis
investor
teknologi
yang
prosesnya
secara
beberapa
daring
(online)
pemohon
(donatur
birokrasi yang panjang.
mengakses laman website dengan konten proposal
pengaksesan
dananya
sangatlah
mudah.
Pada
dana),
dapat
memerlukan berbagai persyaratan dan melalui
Kelebihan dari crowdfunding, yaitu proses
potensial/penyandang
dana
dengan
yang
tersebut, jika tertarik mendanai, mereka akan menyumbangkan atau meminjamkan dananya sesuai
47 - JSH
Gita Widi Bhawika
dengan
klausul
proposal
daring
yang
telah
dipublikasikan.
salah satunya adalah keterasingan manusia satu dengan yang lain (Nugroho, 2011).
Kesuksesan besar terjadi pada beberapa
Seperti halnya perkembangan teknologi pada
inisiasi aktivitas crowdfunding di luar negeri, seperti
umumnya, crowdfunding berbasis teknologi ini
proyek riset, pengembangan, dan penjualan jam
berpotensi menimbulkan risiko dehumanisasi. Tidak
tangan cerdas Pebble dan produk Opal oleh
seperti
FirstBuild melalui platform crowdfuding Kickstarter
crowdsourcing tidak memerlukan interaksi secara
(Brown, Boon, & Pitt, 2016). Proyek jam tangan
langsung. Kedua belah pihak, yaitu penggalang dana
cerdas Pebble diinisiasi dengan tujuan untuk
dan penyandang dana hanya perlu berhadapan
mengakses modal. Proyek ini berhasil mencapai
dengan
target pendanaan dalam waktu 2 jam oleh 70.000
mengajukan proposal dan menerima dana bagi
pendana individual (Brown et al., 2016). Selain itu,
penggalang dana, serta memilih proposal dan
tenarnya platform crowdfunding di luar negeri,
mendanainya bagi penyandang dana. Tidak ada
seperti Kickstarter, IndieGogo, dan Crowdfunder
interaksi humanis selama proses crowdfunding
UK, menggerakkan semangat crowdfunding di
berlangsung. Dikhawatirkan, penyandang dana tidak
Indonesia beberapa tahun belakangan ini, ditandai
menjadi loyal, atau penyandang dana yang loyal
dengan berdirinya berbagai platform crowdfunding
akan
lokal,
interpersonal antara kedua belah pihak.
seperti
KitaBisa,
Wujudkan,
dan
GandengTangan serta tumbuhnya inisiasi melalui platform tersebut.
penggalangan
gawai
(gadget)
berkurang,
Oleh
sebab
dana
masing-masing
karena
itu,
konvensional,
lemahnya
penelitian
untuk
hubungan
ini
akan
mengenalkan crowdfunding, membahas fenomena
Di lain pihak, mulai tumbuhnya crowdfunding
crowdfunding
di
Indonesia, dan
menganalisis
di Indonesia memicu suatu pemikiran mengenai
potensi risiko dari crowdfunding yang mengerucut
potensi risiko crowdfunding, terutama pada sisi yang
pada risiko dehumanisasi. Selanjutnya, solusi untuk
belum pernah dibahas pada penelitian-penelitian
meminimalisasi
sebelumnya, yaitu risiko dehumanisasi.
ditampilkan dalam suatu model manajemen donatur
Dehumanisasi
merupakan
penyangkalan
risiko
dehumanisasi
juga
crowdfunding (Donor Relationship Management).
esensi kemanusiaan yang meliputi atribut khas dan kodrat manusiawi menurut Nick Haslam dalam
Kajian Literatur Terdahulu
Nugroho (Nugroho, 2011). Penyangkalan terhadap
Crowdfunding merupakan fenomena yang
atribut khas manusiawi menyebabkan satu pihak
baru,
memandang pihak lain seperti binatang. Sementara
sebelumnya sangat terbatas (Belleflamme, Lambert,
penyangkalan
& Schwienbacher, 2013).
terhadap
kodrat
manusiawi
menyebabkan manusia diperlakukan seperti mesin (Nugroho, 2011).
tidak
mengherankan
bahwa
literatur
Belleflame, dkk. (Belleflamme et al., 2013) meneliti mengenai pilihan entrepreneur sebagai
Perubahan dan kemajuan jaman dengan
penggalang dana dan investor sebagai penyandang
perkembangan teknologi dan inovasinya serta
dana pada skema crowdfunding yang paling banyak
masuknya era globalisasi ternyata dibarengi dengan
dipakai saat ini, yaitu pre-ordering dan profit48 - JSH
Gita Widi Bhawika
sharing. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
proyek,
enterpreneur dengan modal terbatas lebih menyukai
penggalang dana dapat menentukan platform
skema pre-ordering dan sebaliknya, entrepreneur
mana yang akan dipilih, dalam hal ini platform
dengan modal besar lebih menyukai skema profit-
crowdfunding skala global dan nasional (di
sharing. Belleflame, dkk. memberikan wawasan
Britania Raya) seperti Kickstarter, IndieGoGo,
tentang kapan sumbangan bisa menjadi bentuk
atau Crowdfunder UK.
crowdfunding yang layak (Belleflamme et al., 2013).
Belleflame
dkk.
nilai
risiko
proyek,
maka
2. Menentukan target pendanaan yang tepat.
menekankan
Disarankan untuk tidak mematok target terlalu
pentingnya membangun komunitas penggalang dan
tinggi dikarenakan kegagalan pencapaian target
penyandang
dana
menguntungkan
juga
dan
agar
crowdfunding
lebih
akan
daripada
penggalangan
dana
perusahaan.
tradisional (Belleflamme et al., 2013).
berdampak
pada
turunnya
reputasi
3. Pilihan penghargaan (reward)
Brown, dkk. (Brown et al., 2016) meneliti
Hambatan utama investasi adalah harga, sehingga
sejauh mana platform crowdfunding dapat diakses
mengurangi
organisasi
penghargaan paling populer untuk meningkatkan
(penggalang
dana)
sebagai
media
pemasaran serta peranan yang dilakukan oleh organisasi tersebut dengan cara mempertimbangkan jumlah inisiatif/kampanye yang dilakukan oleh organisasi, menentukan motivasi organisasi dan cara mereka melakukan inisiasi melalui crowdfunding. Selain itu, Brown, dkk. (Brown et al., 2016) menyusun diagram keputusan untuk membantu para manajer pemasaran dalam menentukan pilihan skema crowdfunding yang akan diimplementasikan saat bekerja sama dengan platform crowdfunding. Forbes pengembangan
dkk.
meneliti
pada
tahap
proyek
(inisiatif)
crowdfunding
dengan menyusun suatu panduan agar proyek crowdfunding berhasil. Penelitian dilakukan dengan metode
kualitatif
melalui
wawancara
dengan
responden yang memiliki pengalaman sebagai pemberi
dana
pada
proyek
crowdfunding
sebelumnya. Crowdfunding Success Tool yang disusun (Forbes & Schaefer, 2017) antara lain: 1. Memilih platform crowdfunding yang tepat. Berdasarkan nilai investasi sosial, besaran komunitas yang mendapatkan manfaat dari
marjin
keuntungan
pada
pilihan
jumlah pemberi dana.
4. Video Proyek/Inisiatif Aspek yang perlu diperhatikan adalah konten video yang berisi informasi penting yang dapat dipahami pemberi dana, presenter video, dan struktur, dimana informasi diberikan pada awal video lalu dilanjutkan dengan motivasi dan inspirasi untuk proyek. Hal ini disebabkan umumnya responden kehilangan ketertarikan terhadap tayangan video setelah 30 detik penayangan.
Literature gap Hampir mengenai
semua
dampak
crowdfunding,
literatur
positif
terutama
dari
untuk
membahas pelaksanaan
inisiatif/proyek
berbasis keuntungan (profit oriented). Pembahasan mengenai fenomena crowdfunding di Indonesia masih terbatas. Selain itu, penelitian terkait risiko dari crowdfunding sangatlah minim. Pembahasan mengenai risiko crowdfunding berfokus pada aspek ekonomi. Terlebih lagi, belum pernah ada literatur
49 - JSH
Gita Widi Bhawika
ilmiah sebelumnya yang membahas mengenai risiko
Hasil Penelitian dan Pembahasan
dari aspek dehumanisasi pada crowdfunding.
Sebagai fenomena yang tergolong baru, definisi
Tujuan Penelitian
masih
terbuka
untuk
dirumuskan lebih lanjut (Forbes & Schaefer, 2017).
Sebagaimana yang telah tercantum pada pendahuluan,
crowdfunding
penelitian
untuk
proses inisiasi proyek yang membutuhkan investasi
mengenalkan crowdfunding, membahas fenomena
dan meminta dana kepada sekelompok besar orang
crowdfunding di Indonesia, menganalisis potensi
(crowd) dan koneksinya (Risdahl, 2011) sebagai
risiko,
pada
penyandang dana untuk membiayainya (Forbes &
untuk
Schaefer, 2017). Crowdfunding menjadi alternatif
meminimalisasi risiko dehumanisasi dalam model
sumber pendanaan eksternal bagi penggalang dana
manajemen donatur crowdfunding (Crowdfunding’s
(Belleflamme et al., 2013) yang baru (Henry, 2016)
Donor Relationship Management).
jika kesulitan mendapatkan dana dari sumber
terutama
crowdfunding,
ini
risiko
dan
bertujuan
Pada umumnya, crowdfunding didefinisikan sebagai
dehumanisasi
menemukan
solusi
tradisional seperti bank, angel investor, dan pasar
Metode Penelitian
saham (Brown et al., 2016). Penelitian empiris
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif,
menggambarkan hubungan
yaitu
situasi,
secara
kondisi (Rahayu,
sosial,
besar yang dikumpulkan melalui crowdfunding
atau
(Belleflamme et al., 2013). Crowdfunding membantu penggalang dana
tanpa
mengadopsi pendekatan baru dalam menjalankan
memanipulasi fenomena tersebut serta tidak menguji
inisiatif/kampanye dan mengelola usaha, serta
hipotesis ataupun prediksi (Savitri, Nuswantara, &
pengembangan bisnis baru (Belleflamme et al.,
Zahrok, 2016). Penelitian ini dilakukan dengan
2013).
fenomena
yang
2013)
yang
dan
memaparkan
detail
penelitian
melaporkan pertumbuhan jumlah dana yang sangat
ada
kajian literatur ilmiah terkait crowdfunding yang
Crowdfunding merupakan konsep yang lebih
jumlahnya masih terbatas dan riset secara daring
spesifik dari crowdsourcing, dimana crowdsourcing
untuk
adalah pelibatan crowd (kerumunan/sekelompok
meninjau
fenomena
crowdfunding
di
Indonesia.
individu) untuk mendapatkan ide, umpan balik, dan
Data yang didapatkan dari riset tersebut
solusi untuk mengembangkan aktivitas perusahaan
berupa data kuantitatif dan kualitatif. Sifat data
(Belleflamme et al., 2013) maupun suatu inisiatif
adalah
melalui publikasi atau pengumuman terbuka di
data
sekunder,
dimana
penulis
mendapatkannya dari riset daring. Analisis data dilakukan dengan mengamati
internet. Publikasi ini efisien bagi crowdsourcing pada
umumnya,
tetapi
akan
sensitif
pada
fenomena crowdfunding di Indonesia. Hasil dari
crowdfunding (Belleflamme et al., 2013) karena
analisa data adalah penyusunan suatu model
terkait dengan pendanaan. Oleh karena itu, sebagian
manajemen donatur crowdfunding.
besar inisiatif tidak menawarkan saham namun memberikan jenis penghargaan lainnya, seperti produk,
keanggotaan,
mekanisme
pembagian 50 - JSH
Gita Widi Bhawika
keuntungan di mana orang banyak menerima sebagian
keuntungan
yang
telah
ditentukan
4. Komunitas dan crowd daring dapat dengan mudah bersama-sama bertemu secara daring
sebelumnya dari penjualan produk untuk investasi
untuk
mereka (Belleflamme et al., 2013).
tertentu.
Crowdfunding
melibatkan
pengumuman
menginisiasi
5. Semakin
banyak
terbuka, sebagian besar melalui Internet, untuk
proyek/inisiatif
penyediaan sumber keuangan baik dalam bentuk
crowdfunding.
suatu
proyek.inisiasi
kisah yang
sukses
terkait
didanai
dengan
sumbangan atau dengan imbalan produk di masa
Crowdfunding terkait dengan pengalaman
depan atau beberapa bentuk penghargaan untuk
komunitas yang memberikan manfaat bersama bagi
mendukung
tertentu
partisipannya. Keuntungan lain yang didapat oleh
(Belleflamme et al., 2013). Aktor utama dari
penyandang dana adalah privasi (Belleflamme et al.,
crowdfunding yaitu penggalang dana (peminik
2013)
inisiatif
insiatif/proyek),
untuk
platform
tujuan
crowdfunding,
dan
donatur (Rahayu, 2013). Crowdfunding
Skema Crowdfunding bertujuan
untuk
Skema
crowdfunding
antara
lain,
yaitu
mengumpulkan uang untuk investasi yang biasanya
penggalang dana meminta dana untuk memesan
menggunakan jejaring sosial (Belleflamme et al.,
produknya sebelum produk dibuat (pre-ordering)
2013). Crowdfunding membantu organisasi dan
(Belleflamme et al., 2013). Skema lain yaitu
individu (Brown et al., 2016) mendapatkan dana
pemberi dana secara kolektif memberi dana
dari alih-alih dari sekelompok investor dengan dana
mendapatkan
besar, melainkan dari khalayak luas dengan dana
finansial seperti ekuitas, saham mirip ekuitas, atau
kecil dari masing-masing individu (Belleflamme et
deviden (equity-based) (Forbes & Schaefer, 2017;
al., 2013). Tidak hanya untuk menggalang dana,
Bretschneider, Knaub, & Wieck, 2014) atau untuk
crowdfunding juga dapat bertujuan sebagai sarana
berbagi keuntungan di masa mendatang (profit-
pemasaran organisasinya (Brown et al., 2016).
sharing) (Belleflamme et al., 2013). Skema lain
Konsep crowdfunding dapat diimplemen-
kompensasi
yaitu
pengembalian
yakni investasi dengan imbalan hadiah atau produk
tasikan di masa kini karena beberapa faktor
(reward-based)
dan
(Risdahl, 2011), yaitu
(lending-based)
(Forbes
1. Semakin banyak orang mempercayai metode
Bretschneider et al., 2014) serta pemberian donasi
pembayaran secara daring.
peminjaman &
peer-to-peer
Schaefer,
2017;
(donation-based) (Forbes & Schaefer, 2017).
2. Jaringan sosial semakin memungkinkan orang
Skema pre-ordering yaitu penggalang dana
untuk saling berkomunikasi kepada koneksinya
mengundang penyandang dana untuk memesan
dengan mudah.
produk di awal, dengan tujuan untuk mengumpulkan
3. Teknologi
yang
ada
sekarang
ini
modal
untuk
memproduksi Hal
tersebut
produk
yang
memungkinkan pembayaran daring dilakukan
bersangkutan.
memungkinkan
dengan aman
terjadinya perbedaan harga pre-order untuk pemberi dana dengan harga normal (harga untuk produk 51 - JSH
Gita Widi Bhawika
yang sudah dipasarkan) bagi konsumen biasa
Manfaat Crowdfunding
(Belleflamme et al., 2013). Pemberi dana mau
Bagi penggalang dana, selain mendapatkan
membayar harga lebih demi mendapatkan produk
dana, juga mendapatkan manfaat lainnya. Untuk
lebih awal daripada konsumen regular. Namun,
penggalang dana sebagai pengusaha, mereka dapat
seiring meningkatnya kebutuhan modal, penggalang
umpan balik dari pemberi dana mengenai produk
dana terpaksa mengubah skema penetapan harga
yang akan diluncurkan (Forbes & Schaefer, 2017).
optimal untuk menarik lebih banyak pre-order,
Selain itu, dapat menjadi alat pemasaran dan
sehingga
branding produk (Brown et al., 2016).
profitabilitas
inisiatif
crowdfunding
menurun secara signifikan berdasarkan model derivatif (Belleflamme et al., 2013).
Penyandang dana juga dapat leluasa memilih inisiatif yang akan didanai melalui platform
Sedangkan skema profit-sharing, penggalang
crowdfunding (Rahayu, 2013).
dana meminta pemberi dana untuk menyediakan uang sebagai imbalan atas keuntungan masa depan
Crowdfunding di Indonesia
atau sekuritas ekuitas. Dalam skema ini, para
Crowdfunding
di
Indonesia
mulai
pemberi dana memutuskan untuk membeli atau
berkembang sejak awal tahun 2012 (Rahayu, 2013),
tidak membeli produk jika sudah dipasarkan
ditandai dengan berdirinya platform crowdfunding
(Belleflamme et al., 2013). Skema ini menjadi lebih
lokal
menguntungkan dengan jumlah yang lebih besar.
Potensi berkembangnya crowdfunding di Indonesia
Hal ini karena jumlah yang lebih besar mendorong
sangatlah
penggalang dana meminta lebih banyak individu
perkembangan crowdfunding di Indonesia antara
untuk berpartisipasi dalam pembiayaan, dengan
lain filantropi masyarakat di bidang sosial yang
sedikit pengaruh pada sebagian kecil keuntungan
tinggi
yang
internet di Indonesia (Rahayu, 2013). Sedangkan
harus
diberikan
untuk
mendapatkan
pembiayaan (Belleflamme et al., 2013).
keuntungan
menyerupai
sumbangan,
pembiayaan
yang
biasa.
besar.
dan
dan
Wujudkan.com.
Faktor-faktor
meningkatnya
dari
jumlah
potensi
penggunaan
Ketika
bentuk para
adalah mekanisme yang mudah, tidak bermodalkan modal
besar,
manfaat bagi
dan
bisa
untuk
semua
jenis
inisiatif/proyek (Rahayu, 2013).
penyandang dana berharap untuk menjadi konsumen di masa depan dan memberi
Patungan.net
hal-hal yang membuat crowdfunding ini menarik
Skema donasi yaitu mekanisme pembagian
tidak
yaitu
Selain
itu,
ada
beberapa
organisasi
penggalang dana yang memilih untuk memiliki situs
masyarakat, mereka dapat mendukung sebuah
web
proyek dengan menyumbangkan dana sehingga
platform crowdfunding, seperti Aksi Cepat Tanggap
pengusaha
proyeknya.
(www.act.or.id) dan Badan Amil Zakat Nasional
Penyandang dana menyumbang karena mereka
(www.pusat.baznas.go.id). Walaupun dikemudian
mengharapkan konsumen atau menikmati manfaat
hari ternyata beberapa organisasi yang memiliki
masyarakat yang memadai (Belleflamme et al.,
situs web crowdfunding-nya sendiri juga turut
2013).
menjadi
dapat
meneruskan
crowdfunding-nya
penggalang
sendiri,
dana
tanpa
melalui
melalui
platform
crowdfunding lain. 52 - JSH
Gita Widi Bhawika
Platform Crowdfunding Lokal di Indonesia Sejak
2011,
platform
itu, anggota penyandang dana yang tergabung pada
crowdfunding yang didirikan oleh orang Indonesia
platform ini sebesar 315.998 orang (“Kitabisa.com,”
antara
2017).
lain
beberapa
Rp113.320.437.639,00 dana yang terkumpul. Selain
gagas.web.id,
Mari
Membantu,
Linimas(s)a, Patungan.net, Wujudkan (Rahayu,
GandengTangan.org
adalah
platform
2013), modal.in, BursaIde.com, Kitabisa.com, Ayo
crowdfunding yang ditujukan untuk memberikan
Peduli, dan Gandeng Tangan. Selain itu, juga berdiri
akses pembiayaan kepada usaha kecil menengah.
platform crowdfunding berbasis website yang dapat
Penyandang dana akan mendapatkan imbal balik
diakses melalui aplikasi Facebook, yaitu GoFund
karena ini crowdfunding ini berskema crowd-
(Rosalina, Handojo, & Wibowo, 2012)
lending, sehingga dana yang dipinjamkan adalah
Sebagai
salah
satu
platform
bentuk suatu investasi. Imbal hasil yang diberikan
crowdfunding di Indonesia, Patungan.net berupaya
sebesar 12% per tahun tanpa dikenakan biaya
mempromosikan inisiatif/proyek dari penggalang
apapun
dana dengan cara merangkul penyandang dana
Rp50.000,00 dan deposit sebesar Rp500.000,00.
dengan
Untuk penggalang dana, dana maksimal yang dapat
mengombinasikan
pionir
antara
daring
dan
dengan
minimal
konvensional (Rahayu, 2013). Hal ini dilakukan
diajukan
mengingat metode crowdfunding belum familiar
(“gandengtangan,” 2017).
pada
saat
itu.
mempresentasikan
Penggalang proyeknya
dana
secara
adalah
pembiayaan
sebesar
sebesar
Rp25.000.000,00
akan
langsung
kepada calon penyandang dana difasilitasi oleh
Kegagalan Beberapa Platform Crowdfunding Lokal di Indonesia
Patungan.net dan Patungan.net mengambil komisi 5% dari nilai proyek yang berhasil (Rahayu, 2013).
Beberapa
platform
crowdfunding
lokal
mengalami masalah. Salah satu studi kasus pada
Salah satu platform crowdfunding lokal
platform crowdfunding Patungan.net juga hiatus
lainnya adalah Kitabisa.com. Platform yang berdiri
sejak 5 Agustus 2015. Dalam rilisnya, Patungan.net
pada tahun 2013 ini menerapkan kebijakan open
sedang menggodok mekanisme crowdfunding baru.
platform, dimana setiap orang bebas membuat
Hingga tahun 2017, belum ada tanda-tanda bahwa
proposal
Patungan.net
inisiatif
penggalangan
dana
selama
akan
melengkapi syarat verifikasi identitas dan tidak
(www.patungan.net).
melanggar hokum di Indonesia. Kitabisa.com adalah
Hal
yang
kembali
serupa
juga
beroperasi
terjadi
pada
platform berbasis sosial, dimana kampanye yang
Wujudkan.com. Platform crowdfunding ini harus
masuk murni bertujuan untuk kepentingan sosial.
berhenti beroperasi pada 31 Maret 2017. Dalam
Seperti Patungan.com, Kitabisa.com menetapkan
press
biaya administrasi sebesar 5% dari jumlah donasi,
beroperasi dikarenakan jumlah inisiatif yang sukses
kecuali inisiatif tentang bencana alam dan zakat. Per
tidak sampai 12% serta biaya operasional yang
22 Juni 2017, manajemen Kitabisa.com mengklaim
terlalu besar (https://wujudkanid.wordpress.com
bahwa, melalui platform-nya, sebanyak 5.505
/2017/02/01/sebuah-pengumuman-penting/).
kampanye
telah
berhasil
didanai
release-nya,
Wujudkan.com
berhenti
dengan 53 - JSH
Gita Widi Bhawika
Risiko Crowdfunding
dana pada suatu inisiatif. Faktor lainnya yaitu
Sebagian besar inisiatif crowdfunding secara
membangun
hubungan
(relationship
building).
dramatis gagal dengan 81% inisiatif yang gagal
Pentingnya mengem-bangkan hubungan yang sudah
mencapai kurang dari 20% dari target pendanaan
ada dan membangun hubungan baru dengan
mereka (Forbes & Schaefer, 2017).
penyandang dana (Rahayu, 2013).
risiko crowdfunding dari sudut pandang
Intinya,
semua
pihak
yang
terlibat
penggalang dana antara lain adalah memerlukan
(penggalang dana, penyandang dana, dan platform)
usaha yang lebih besar, tidak hanya membuat
pada
inisiasi untuk mencari penggalang dana, tetapi juga
kepentingan, dan komitmen yang sama untuk
harus melayani penggalang dana dengan produk
mewujudkan suatu inisiatif. Salah satu contoh
hasil inisiasi dan perkembangan dari produk tersebut
dehumanisasi pada faktor-faktor tersebut adalah
(Brown et al., 2016). Selain itu ada juga
kurangnya usaha penggalang dana untuk akuisisi
reputational
inisiatif
calon penyandang dana yang sesuai dengan jenis
yang
inisiatifnya. Setiap platform memiliki ciri khas
terlambat/gagal diselesaikan, maupun tidak sesuai
masing-masing. Sebagai contoh Kitabisa.com untuk
dengan harapan pemberi dana (Brown et al., 2016).
kegiatan sosial dan GandengTangan.org untuk
mencapai
risks, target
seperti
kegagalan
pendanaan,
produk
Selain itu, masuknya perusahaan besar untuk
crowdfunding
harus
memiliki
nilai,
pendanaan UKM.
ikut membuat inisiatif pada platform crowdfunding
Kemudian, kurangnya komunikasi antar
juga memiliki risiko. Ia harus bersaing dengan
penggalang dan penyandang dana. Dikarenakan
perusahaan kecil, start-up, organisasi non-profit,
teknologi crowdfunding sangat praktis, sehingga
maupun individu yang hanya bergantung pada
penggalang
crowdfunding untuk mendanai inisiatifnya (Brown
proposalnya secara daring. Lalu setelah dana
et al., 2016). Sedangkan platform crowdfunding
tercukupi,
tidak memiliki pengelompokan inisiator, sehingga
Penggalang dana tidak berkomunikasi dengan
semua inisiator bersaing di tempat yang sama.
penyandang
Sedangkan
lebih
penyandang dana untuk tidak berminat mendanai
dari
inisiatif-inisiatif lainnya, terutama yang diinisiasikan
perusahaan kecil, start-up, organisasi non-profit,
oleh penggalang dana tersebut. Hal ini dapat
maupun individu (Brown et al., 2016).
berdampak buruk baik pada penggalang dana
pihak
mempertimbangkan
pemberi mendukung
dana inisiatif
maupun Risiko Dehumanisasi
dana
dan
inisiatif
dana.
pada
hanya
Hal
mempublikasikan
selesai
ini
begitu
saja.
memungkinkan
platformcrowdfunding
yang
bersangkutan.
risiko dehumanisasi berpotensi terjadi pada crowdfunding. Beberapa prinsip penggalangan dana
Model Manajemen Donatur Crowdfunding
seperti yang dikemukakan Quebral, Terol, dan
Model Manajemen Donatur Crowdfunding
Roman dalam Rahayu (Rahayu, 2013) adalah
diperlukan untuk menjalin hubungan yang lebih
komunikasi dan prospek. Hal ini penting untuk
humanis antara pemonon dana dengan donatur.
memastikan akuisisi dan keberlanjutan penyandang 54 - JSH
Gita Widi Bhawika
Model Manajemen Donatur Crowdfunding
terstandar dan monoton) tetapi juga memiliki
memperhatikan modus-modus esensial manusia
peran pada suatu peristiwa (kejadian unik, tidak
menurut Herschel dalam Nugroho (Nugroho, 2011),
terulang, membutuhkan suatu pengambilan
karena jika modus-modus tersebut ditinggalkan,
keputusan tertentu). Bukan hanya sebuah objek
maka akan menyebabkan manusia berhenti menjadi
yang menjalani hidup dengan statis.
manusia yang humanis. Modus-modus esensial
6. Keheningan
(solitude)
dan
solidaritas
kemanusiaan tersebut antara lain (Nugroho, 2011):
(solidarity)
1. Keberhargaan (preciousness)
Keheningan diperlukan manusia sebagai fase
Keberhargaan terkait dengan kita sebagai
pemulihan dan pencarian akan solidaritas sejati.
manusia
lain bukan
Sedangkan untuk solidaritas, manusia akan
sekedar makhluk, tetapi dipandang sebagai
merasa dirinya bermakna jika memiliki sesuatu
sesama manusia yang dihargai, diperhatikan,
yang
dan disayangi.
sesamanya.
memandang manusia
2. Keunikan (uniqueness)
ia
bagikan
ataupun
terkait
dengan
7. Ketimbalbalikan (reciprocity)
Setiap manusia unik, berbeda dengan yang lain.
Martabat manusia ada pada kekuatan timbal
Memiliki
mengambil
balik. Menerima dan memberi adalah esensi dari
keputusan dalam setia fase kehidupannya.
kemanusiaan itu sendiri. Kepekaan sosial
Setiap pribadi mempunyai jalan hidup yang
terhadap sesama dan hasrat untuk memberi
tidak akan identic dengan manusia lainnya.
adalah salah satu contoh humanisasi dari sisi
kebebasan
untuk
3. Kesempatan (opportunity)
ketimbalbalikan.
Setiap manusia memiliki kesempatan untuk mengembangkan Humanisasi
kepasitasnya
berpedoman
tanpa
pada
batas.
Manusia pada hakikatnya memiliki kepekaan
mengakui
akan suatu kesakralan. Merasa bahwa kehidupan
potensi-potensi manusia tersebut dan mengaktualisasikannya.
manusia ada yang menciptakannya. Model Manajemen Donatur Crowdfunding
4. Tidak pernah final (nonfinality)
pada dasarnya mencakup hal-hal berikut ini.
Manusia pada hakikatnya berada pada dua kutub ketidakpastian
8. Kekudusan (sanctity)
indeterminasi
melawan
determinasi.
Manusia
Untuk dapat mengakuisi penyandang dana,
memiliki dua sisi, misalnya mengikuti sekaligus
penggalang dana harus dapat mengetahui
melawan arus, tunduk sekaligus memberontak
dimana posisi crowd yang sesuai dengan
(Nugroho, 2011). Humanisasi adalah mengakui
inisiatifnya dengan cara memilih platform
hal tersebut.
crowdfunding yang tepat.
kutub
finalitas
dan
1. Pra Crowdfunding
dan
5. Proses dan peristiwa (events)
a. Riset pemasaran
b. Proposal inisiatif yang menarik
Humanisasi pada modus ini adalah saat manusia
Sebagaimana proposal pada umumnya,
menyadari bahwa ia memiliki peran penting
penting
bukan
semenarik mungkin untuk dapat dilirik oleh
hanya
pada proses (sesuatu yang
untuk
membuat
proposal
ini
55 - JSH
Gita Widi Bhawika
penyandang
dana.
Proses
pembuatan
proposal ini menantang penggalang dana untuk mengembangkan potensinya dan mengaktualisasikannya,
sesuai
dengan
modus esensial manusia, yaitu kesempatan. 2. Saat Crowdfunding berlangsung a. Daftar
informasi
komunikasi, penyandang dana akan merasa dihargai. b. Penawaran imbal balik Selain model crowdlending yang memang mengharuskan memberi
detail
mengenai
penggalang
imbal
kesepakatan
balik
kepada
dana
untuk
sesuai
dengan
penyandang
dana
penggalang dana
setelah inisiatifnya berhasil dijalankan, pada
Pihak penggalang dana maupun platform
social crowdfunding juga dimungkinkan
crowdfunding
memberikan
harus
memiliki
data
imbal
balik
kepada
penggalang dana, yang bisa digunakan
penyandang dana. Penawaran imbal balik
untuk
ini sesuai dengan modul esensial manusia,
komunikasi
selama
proses
crowdfunding berlangsung hingga pasca crowdfunding.
Dengan
selalu
yaitu ketimbalbalikan.
menjaga Gambar 1
Pra Crowdfunding -Pelaksanaan riset pemasaran -Penyusunan proposal menarik
Proses Crowdfunding -Penyimpanan Database crowdfunder -Penawaran imbal balik
Pasca Crowdfunding -Pelaporan kemajuan inisiatif -Pelaporan penggunaan dana -Realisasi imbal balik
Keberlanjutan Tetap menjalin komunikasi dengan crowdfunder (Ket.: Model Manajemen Donatur Crowdfunding)
3. Pasca Crowdfunding
Laporan keuangan wajib dilaporkan untuk
a. Laporan kemajuan Penggalang
dana
menjamin transparansi dan akuntabilitas wajib
melaporkan
kemajuan/perkembangan inisiatifnya untuk membangun
kepercayaan
penyandang dana. b. Laporan penggunaan dana
terhadap
suatu inisiatif . c. Ucapan terima kasih Untuk menghargai penyandang dana, maka pesan-pesan semacam ucapan terima kasih sangatlah penting dilakukan.
56 - JSH
Gita Widi Bhawika
d. Realisasi pemberian imbal balik sesuai dengan kesepakatan Hal ini merupakan komitmen yang harus dipenuhi untuk menjaga rasa saling percaya antara kedua belah pihak 4. Keberlanjutan a. Tetap menjalin komunikasi dengan donatur Sebaiknya
platform
crowdfunding
menyediakan sarana komunikasi antara penggalang dan pemberi dana, misalnya surat elektronik, maupun aplikasi pesan yang mudah untuk dioperasikan.
Kesimpulan Pemanfaatan teknologi dalam penggalangan dana, baik untuk pendanaan berbasis profit maupun untuk kegiatan sosial sangatlah penting karena mempermudah proses pendanaan tersebut. Namun, sebagai manusia, esensi kemanusiaan tidak benar jika ditinggalkan hanya karena terlena dengan kemudahan teknologi. Pada crowdfunding, beberapa kasus
kegagalan
pendanaan
terjadi
karena
rendahnya hubungan interpersonal yang kurang kuat antara pemohon dana dengan donatur. Oleh sebab itu,
diharapkan
model
manajemen
donatur
crowdfunding dapat membantu meminimalisasi risiko dehumanisasi sekaligus meningkatkan potensi keberhasilan penggalangan dana untuk mencapai targetnya, dan meningkatnya donatur loyal, yang dapat membantu penggalang dana untuk kegiatan penggalangan dana di masa mendatang.
Tapping the right crowd. Journal of Business Venturing. http://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2013.07.0 03 Bretschneider, U., Knaub, K., & Wieck, E. (2014). Motivations for Crowdfunding: What Drives the Crowd to Invest in Startups? In European Conference on Information Systems (ECIS) (accepted for publication). Te Aviv, Israel. Brown, T. E., Boon, E., & Pitt, L. F. (2016). Seeking funding in order to sell: Crowdfunding as a marketing tool. Business Horizons. http://doi.org/10.1016/j.bushor.2016.11.00 4 Forbes, H., & Schaefer, D. (2017). Guidelines for Successful Crowdfunding. In Procedia CIRP (Vol. 60, pp. 398–403). Elsevier B.V. http://doi.org/10.1016/j.procir.2017.02.021 gandengtangan. (2017). Retrieved https://gandengtangan.org
from
Henry, G. F. (2016). Funding innovation: Moving the business forward. Surgery, 160(5), 1135–1138. http://doi.org/10.1016/j.surg.2016.06.056 Kitabisa.com. (2017). Retrieved https://kitabisa.com/#_=_
from
Nugroho, E. C. (2011). Menghargai ModusModus Esensial Manusia sebagai Upaya Mengatasi Problem Dehumanisasi di Indonesia. HUMANIKA, 14. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.ph p?article=23223&val=1313&title=Mengha rgai Modus-Modus Esensial Manusia sebagai Upaya Mengatasi Problem Dehumanisasi di Indonesia Rahayu, C. C. (2013). Penggalangan Dana Model Crowdfunding di Indonesia. Universitas Indonesia.
Referensi
Belleflamme, P., Lambert, T., & Schwienbacher, A. (2013). Crowdfunding:
Risdahl, A. S. (2011). The Complete Idiot’s Guide to Crowdsourcing. New York: Alpha Books. Rosalina, Handojo, A., & Wibowo, A. (2012). Aplikasi Crowdfunding Sebagai Perantara 57 - JSH
Gita Widi Bhawika
Penggalangan Dana Berbasis Website dan Facebook Application. Komputer, 2(Jaringan Komputer), 1–5. Savitri, E. D., Nuswantara, K., & Zahrok, S. (2016). Sikap Pilihan Bahasa Pelaku Ekonomi Berdasarkan Tinjauan UndangUndang dan Peraturan Pemerintah. Jurnal Sosial Humaniora, 9, 156–169.
58 - JSH