RENUNGAN HARIAN
Segarkan Jiwaku BULAN JUNI 2017
DAFTAR ISI Minggu 1 Senin - Dua seruan ‘Ya Abba, ya Bapa!’........................................................ 1 Selasa - Iman timbul dari pendengaran ....................................................... 2 Rabu - Abraham menerima adopsi............................................................... 3 Kamis - Roh iman yang sama ........................................................................ 4 Jumat - Dilahirkan sebagai anak Elohim ....................................................... 5 Minggu 2 Senin - Berlanjut terus dalam adopsi ........................................................... 6 Selasa - Pengakuan kita yang terus-menerus............................................... 7 Rabu - Lidah seorang murid.......................................................................... 8 Kamis - Partisipasi dalam penderitaan Kristus ............................................. 9 Jumat - Kesesakan dan kedukaan besar ..................................................... 10 Minggu 3 Senin - Kembali kepada perhentianmu ...................................................... 11 Selasa - Masuk ke dalam perhentian Tuhan .............................................. 12 Rabu - Aku akan mempersembahkan kepada-Mu ..................................... 13 Kamis - Berkata-kata sebagai seorang murid ............................................. 14 Jumat - Iman bekerja oleh kasih................................................................. 15 Minggu 4 Senin - Tempat rahasia ............................................................................... 16 Selasa - Buah sulung dari hidup sebagai anak............................................ 17 Rabu - Memberitakan Kristus yang disalibkan ........................................... 18 Kamis - Terang bagi bangsa-bangsa ........................................................... 19 Jumat - Ditinggikan sebagai panji-panji ......................................................20 Minggu 5 Senin - Agama yang sejati/benar................................................................ 21 Selasa - Disalibkan terhadap dunia ............................................................ 22 Rabu - Pelayanan Roh ................................................................................. 23 Kamis - Kesaksian Tuhan kita ..................................................................... 24 Jumat - Jangan malu ................................................................................... 25
Senin | Minggu 1 Dua seruan ‘Ya Abba, ya Bapa!’ Rasul Paulus mengidentifikasi dan menggambarkan dua seruan ‘Ya Abba, ya Bapa!’ yang diekspresikan oleh orang-orang Kristen yang percaya. Ekspresi pertama dari ‘Ya Abba, ya Bapa!’ dimotivasi oleh roh adopsi. Ini adalah ekspresi dari anak manusia yang telah menerima iman Elohim dan percaya untuk menerima hidup sebagai anak yang Elohim telah rencanakan dan persiapkan untuk mereka. Ekspresi kedua dari ‘Ya Abba, ya Bapa!’ dibuat oleh seseorang yang telah dilahirkan kembali dari Roh. Ketika seseorang telah dilahirkan dari atas dengan menerima benih yang tidak fana dari Elohim, Bapa mengirimkan Roh Anak untuk berdiam di dalam hati mereka. Roh Anak berseru, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ di dalam anak Elohim yang dilahirkan kembali itu. Anak Elohim Sendiri mengakui di dalam mereka bahwa Elohim adalah Bapa dari roh mereka. Kita belajar dari Paulus bahwa kedua ekspresi ‘Ya Abba, ya Bapa!’ ini seharusnya menjadi pengakuan terus-menerus dari seorang Kristen yang percaya. Adopsi bukanlah sekedar suatu langkah sementara dalam proses lahir baru. Sementara adopsi diperlukan untuk menerima Roh Kristus sebagai anak Elohim yang lahir baru, adopsi juga merupakan unsur mendasar dan terus-menerus dari rencana Elohim untuk setiap orang percaya. Dengan demikian, kita tahu bahwa penggenapan Perjanjian Kekal mencakup baik adopsi kita sebagai anak-anak manusia, maupun kelahiran kita dari atas sebagai anak-anak Elohim. Hal ini disampaikan dalam pernyataan akhir dari kitab Wahyu, ketika Yohanes mendengar suara nyaring dari sorga yang menyatakan, ‘Lihatlah, kemah Elohim ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Elohim mereka ... Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Elohimnya dan ia akan menjadi anak-Ku.’.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Rm 8:15, 23 1Ptr 1:23 Gal 4:6 Ibr 12:9
Wahyu 21
Ams a l 29
1
Selasa | Minggu 1 Iman timbul dari pendengaran Ketika Melkisedek memberikan roti dan anggur kepada Abram, Dia memberkati Abram dan menyatakan kepadanya bahwa dia akan menjadi penguasa/pemilik langit dan bumi sebagai pewaris bersama dengan Anak. Abram dijanjikan warisan yang sama seperti Anak Elohim Sendiri! Akan tetapi, dari sudut pandang alamiah Abram, menjadi penguasa/pemilik langit dan bumi melampaui daya pahamnya. Dari sudut pandangnya, hal itu mustahil. Tidak memiliki anak, Abram mulai putus asa dengan berkat yang dijanjikan ini. Raja Salomo menuliskan bahwa, ketika harapan tertunda atau nampak hilang, hati menjadi sakit atau tertekan. Inilah yang dialami Abram. Firman Yahweh datang kepada Abram dalam suatu penglihatan, mengatakan kepadanya, ‘Janganlah takut, Abram, Akulah perisai [iman]mu; upahmu yang sangat besar’. Yahweh, Firman, telah datang untuk memberikan Abram iman-Nya sendiri supaya Abram dapat melihat dan percaya akan berkat dari hidup sebagai anak, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk anak-anaknya. Iman Abram sesungguhnya adalah iman Elohim yang dia terima melalui mendengarkan firman Yahweh. Paulus mengajarkan bahwa firman Elohim memberikan seseorang kapasitas untuk mendengar sehingga mereka dapat menerima iman Anak yang datang melalui pendengaran. Firman Yahweh memberikan Abram kapasitas untuk mendengar firman dengan membebaskan Abram dari ketakutan dan kekuatiran yang membuat hatinya menjadi sakit/sedih. Dengan menerima perintah, ‘Jangan takut’, Abram dibebaskan dari depresinya, dan dijadikan murid. Ini artinya dia telah menerima telinga seorang murid. Dia sekarang dapat mendengar firman dan menerima iman Elohim yang datang melalui pendengaran. Melalui nabi Yesaya, Anak Elohim memberi kesaksian, demikian, ‘Tuhan Elohim telah memberikan kepada-Ku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan Aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu [atau tertekan]. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaran-Ku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Elohim telah membuka telinga-Ku.’. Referensi Ams 13:12 Ef 6:16 Kol 1:4-6
Kej 15:1 Yes 50:4-5
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Roma 10
Ams a l 30
1.
2
Rabu | Minggu 1 Abraham menerima adopsi Ketika Abram menerima iman Anak Elohim, dia dapat percaya dan mengakui dengan mulut seorang murid, bahwa dia dan keturunannya akan dilahirkan dari atas dengan hidup Elohim sendiri. Karena Abram percaya kepada Yahweh, dan percaya firman-Nya, Elohim memperhitungkan dia sebagai orang benar. Ini artinya bahwa Elohim menganggap Abram sebagai anak dalam rumah-Nya, meskipun Abram belum dilahirkan dari Elohim. Abram adalah anak yang diadopsi Elohim yang sekarang merupakan pewaris kodrat ilahi. Ini menunjukkan bahwa Abraham menerima adopsi. Meskipun pada titik ini, ini adalah janji adopsi, iman yang dia terima dari Elohim memberikan kepadanya substansi dari apa yang dijanjikan kepadanya, dan sekarang dapat diharapkan. Pengharapannya telah menjadi pasti. Setelah Abram menjadi murid, Tuhan memanggil Abram untuk bertemu dengan Dia dalam persembahan. Melalui persembahan, perjanjian diteguhkan kepada Abraham dan keturunannya. Oleh karena itu, Paulus menyatakan bahwa berkat adopsi adalah milik Abraham dan anak-anaknya. Setelah menerima janji akan adopsi, Abraham bertumbuh kuat dalam iman dan terus dalam jalan pemuridan. Seperti yang Paulus tuliskan, ‘Tetapi terhadap janji Elohim ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Elohim, dengan penuh keyakinan, bahwa Elohim berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.’ Sebagai murid, Abraham terus menerima dan menaati firman Tuhan. Selain itu, dia sanggup menginstruksikan, atau memuridkan, orang lain. Kita tahu hal ini karena Yahweh mengatakan kepada Abraham, ‘Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya.’ Menerima lidah dan telinga seorang murid artinya Abraham telah menerima budaya rumah Elohim. Oleh karena itu dia dapat melatih anak-anaknya dalam budaya ini.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2Kor 4:13 Rm 9:4 Kej 18:19
Kejadian 15
Ams a l 3 1
Ibr 11:1 Rm 4:20-22
3
Kamis | Minggu 1 Roh iman yang sama Ketika injil tentang anak pertama-tama diproklamirkan kepada seseorang yang belum diselamatkan oleh utusan-murid, pengasihan (kasih karunia) dan permohonan yang datang bersama dengan firman itu memberikan kepada mereka kapasitas untuk mendengar dan meresponi berita yang disampaikan. Orang-orang yang tidak menolak kasih karunia Elohim, tiba pada titik menerima bahwa mereka bangkrut dalam roh dan mulai meratapi dosa mereka. Ratapan ini termasuk seruan meminta pengampunan, dan juga seruan meminta pertolongan supaya mereka dapat percaya untuk menerima hidup sebagai anak yang injil tawarkan kepada mereka. Meresponi sakit bersalin mereka, Bapa mengampuni mereka dan memberikan mereka iman Elohim supaya mereka dapat percaya apa yang Elohim Sendiri percaya tentang mereka; yaitu, bahwa mereka dapat menjadi anak Elohim. Ini adalah iman yang datang melalui pendengaran akan firman. Dengan iman ini, mereka percaya akan hidup sebagai anak dan berseru kepada Bapa untuk menjadikan mereka anak laki-laki dan anak perempuan-Nya. Ini adalah seruan ‘Ya Abba, ya Bapa!’ yang dimotivasi oleh roh adopsi. Paulus juga merujuk kepada roh adopsi sebagai ‘roh iman’. Iman yang pendengar terima adalah iman yang sama yang Abraham terima ketika Firman Yahweh datang kepadanya dan mengatakan, ‘Akulah perisaimu.’ Karena pendengar telah menerima iman Abraham, mereka telah menjadi anak-anak Abraham. Hal ini penting karena janji akan warisan hidup sebagai anak hanya diadakan dengan Abraham dan keturunannya. Dengan demikian, untuk menerima janji akan hidup sebagai anak, seseorang harus menjadi anak Abraham dan mengikuti budaya keluarga Abraham. Setelah mengampuni dosa mereka, Bapa memperhitungkan kebenaran kepada pendengar karena mereka percaya firman-Nya dan menerima undangan-Nya untuk menjadi anak-Nya. Ini artinya bahwa Bapa menganggap mereka sebagai anak dalam rumah-Nya, meskipun mereka belum dilahirkan dengan hidup Elohim. Ini adalah tahap pertama dari adopsi. Referensi Mat 5:3-4 2Kor 4:13 Rm 4:16
Rm 8:15 Kej 15:1
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Galatia 3
Ams a l 1
4
Jumat | Minggu 1 Dilahirkan sebagai anak Elohim Seorang anak laki-laki atau anak perempuan yang diadopsi dalam rumah Bapa, berhak akan kekayaan yang adalah milik Bapa. Ini adalah warisan kodrat ilahi. Anak yang diadopsi, menerima Roh Kudus, yang Bapa kirimkan untuk berdiam di dalam mereka. Mereka mulai mengalami pembasuhan regenerasi dan pembaharuan identitas alamiah mereka oleh Roh Kudus. Roh Kudus juga selanjutnya menggerakkan roh iman yang mereka telah terima dari firman Kristus sehingga roh mereka bersukacita dalam pengharapan akan hidup sebagai anak. Ini adalah bagian dari seruan ‘Ya Abba, ya Bapa!’ yang terus-menerus, oleh roh adopsi. Setelah menerima Roh Kudus, orang yang baru percaya itu dapat mengakui Kristus sebagai Tuhan. Ini sangat penting, karena Kristus tidak akan mengarahkan kita kepada Bapa untuk dilahirkan kembali dari hidup-Nya sebelum kita menerima Dia sebagai Tuhan dalam kehidupan kita. Kristuslah yang memberikan seseorang hak/kuasa untuk menjadi anak Elohim. Orang-orang yang menerima firman Kristus diarahkan untuk pergi kepada Bapa untuk dilahirkan kedua kali. Bapa kemudian melahirkan mereka dari atas oleh firman Elohim yang tidak fana. Identitas alamiah (atau roh manusia) mereka yang telah diregenerasi, dilahirkan kembali dan dijadikan rohani. Melalui proses kelahiran ini, Elohim Bapa sekarang menjadi Bapa dari roh mereka. Bapa mengirimkan Roh Anak untuk berdiam di dalam hati mereka. Roh Anak mengakui di dalam mereka bahwa Elohim adalah Bapa dari roh mereka. Seperti yang rasul Paulus jelaskan, ‘Dan karena kamu adalah anak, maka Elohim telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"’ Ketika hal ini terjadi, mereka telah dilahirkan dari Roh. Roh Kudus juga memampukan anak Elohim untuk mengakui bahwa Elohim adalah Bapa mereka dengan terus-menerus memberi kesaksian bersama dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak Elohim.
Referensi Yoh 14:16 1Kor 12:3 Gal 4:6
Tit 3:5 Yoh 1:12 Rm 8:9
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yohanes 3
Ams a l 2
5
Senin | Minggu 2 Berlanjut terus dalam adopsi Rasul Paulus menjelaskan bahwa jika seseorang adalah milik Kristus, dimana ia telah dilahirkan dari Elohim dan dibaptis ke dalam Kristus, maka mereka adalah anak-anak Abraham, dan pewaris-pewaris menurut janji yang Elohim adakan dengan Abraham. Kita ingat bahwa warisan ini adalah janji untuk menerima Roh melalui proses dilahirkan kembali. Paulus menyoroti bahwa, meskipun seseorang telah menerima janji akan Roh, mereka perlu untuk berlanjut terus dalam adopsi. Dia menyatakan poin yang sama ini dalam suratnya untuk orang-orang Kristen di Roma, dengan menuliskan, ‘Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung (buah sulung) Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak (terj. Bhs. Ing. ‘eagerly waiting for the adoption’ artinya ‘menanti-nantikan adopsi’), yaitu pembebasan tubuh kita.’ Jika roh adopsi adalah ekspresi dari seseorang yang memiliki iman untuk menerima janji akan Roh, mengapa mereka mau terus mengekspresikan, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ oleh roh adopsi setelah mereka dilahirkan dari Roh dan datang ke dalam Kristus melalui baptisan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengetahui perbedaan antara Pribadi Kristus yang berdiam di dalam kita, dengan Kristus yang sedang dibentuk di dalam kita. Ketika seorang percaya pertama-tama lahir dari Roh, Pribadi Kristus telah masuk ke dalam hati mereka. Akan tetapi, kodrat ilahi belum menjadi sifat dasar mereka. Ini hanya terjadi ketika Kristus dibentuk di dalam mereka melalui suatu proses sakit bersalin. Sakit bersalin ini adalah suatu bagian yang berlangsung terus dalam persekutuan persembahan dan penderitaan Kristus. Dalam persekutuan ini, transfer persembahan bekerja. Transfer persembahan terjadi ketika seseorang disatukan dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus Kristus. Dosa dan kejahatan mereka ditransfer kepada Kristus supaya dosa dan kejahatan itu dapat disingkirkan dari mereka dalam persekutuan penderitaan-Nya. Dalam persekutuan yang sama ini, hidup-Nya ditransfer kepada mereka supaya hidup itu dapat dibentuk (menjadi nyata) di dalam mereka. Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Rm 8:23, 29 Gal 3:26-29 Gal 4:19 Kol 3:10
Kolose 1
Ams a l 5
6
3.
Selasa | Minggu 2 Pengakuan kita yang terus-menerus Seseorang yang telah dilahirkan dari Elohim akan terus mengekspresikan, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ oleh roh adopsi karena mereka rindu untuk memperoleh kepenuhan dari warisan mereka sebagai anak Elohim. Mereka akan terus menerima firman Elohim sementara firman itu dilayani kepada mereka oleh para utusan Kristus. Melalui firman, mereka terus menerima iman Elohim untuk mempercayai dan menaati firman-Nya. Sementara mereka bertumbuh dari iman kepada iman melalui pendengaran akan firman, seorang anak Elohim memiliki jalan masuk yang bertambah kepada kasih karunia Elohim yang di dalamnya mereka berdiri. Ini adalah kasih karunia kehidupan yang Yesus nyatakan sebagai sifat dasar dari hidup-Nya sebagai anak. Untuk berdiri dalam kasih karunia Elohim dan bermegah dalam pengharapan akan panggilan hidup sebagai anak, artinya mereka memperoleh warisan kekal mereka sebagai anak Elohim. Seorang anak Elohim bersukacita dalam penderitaan karena mereka memahami bahwa mereka menerima warisan mereka melalui transfer persembahan ketika mereka disatukan dengan persekutuan persembahan Kristus. Dalam persekutuan persembahan dan penderitaan Kristus, mereka sedang diubahkan dari satu tingkatan kemuliaan kepada tingkat kemuliaan yang lain, ke dalam gambar hidup Kristus sebagai anak. Iman dari hidup sebagai anak, dan kesaksian Roh Kudus bersama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Elohim, memampukan kita untuk mengklaim hidup kita sebagai anak dengan keyakinan yang penuh sukacita. Karena kita adalah anakanak Elohim melalui adopsi, kita bertekun masuk ke dalam rumah Bapa untuk menjadi pewaris-pewaris dari segalanya yang adalah milik kita sebagai hasil dari dilahirkan kembali dari benih-Nya. Kerinduan ini adalah roh adopsi. Ini diekspresikan melalui seruan ‘Ya Abba, ya Bapa’ yang terus-menerus dari orang percaya. Karena kita adalah pewaris bersama-sama dengan Kristus, kita bersatu dengan persekutuan penderitaan-Nya supaya kita dapat dipermuliakan bersamasama dengan Dia ketika kita menjadi pemilik kodrat ilahi. Roh Anak terus berseru, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ di dalam kita, meneguhkan bahwa kita secara bertahap memperoleh warisan dari hidup kita sebagai anak. Referensi Yoh 1:14, 16 1Ptr 3:7 Gal 4:6
Rm 5:1 2Kor 3:18 2Tes 1:3
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Mazmur 92
Ams a l 6
7
Rabu | Minggu 2 Lidah seorang murid Seseorang yang terus mengekspresikan, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ oleh roh adopsi adalah seorang murid. Mereka telah menerima telinga dan mulut seorang murid. Mereka bukan lagi budak dosa yang memberikan diri mereka dalam ekspresi hidup mereka sendiri. Pemberian diri seperti ini menjadi perhambaan kepada rasa takut yang menggambarkan kondisi seseorang yang memiliki hati yang terikat oleh ketidakpercayaan. Seorang Kristen yang hidup dengan cara ini segera menjadi lelah dalam jalan Tuhan karena mereka gagal masuk perhentian yang iman bawakan. Perhentian ini adalah hal yang mendasar bagi orang Kristen yang secara bertahap memperoleh warisan mereka sebagai anak Elohim. Inilah mengapa Paulus mengatakan, ‘Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Elohim. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"’ Murid-murid Kristus dapat mendengar dan menerima firman yang dilayani kepada mereka dari para utusan Kristus. Melalui firman inilah mereka terus menerima iman Elohim, ‘yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman’. Memiliki roh iman ini, mereka kemudian mempercayai dan menaati firman Elohim, dan mengikuti jejak/langkah-langkah iman bapa mereka, Abraham yang beriman itu. Mereka, sebagai anak-anak Abraham, menaati perintah-perintah Elohim yang merupakan budaya rumah Abraham. Ketaatan iman adalah budaya rumahnya. Paulus menjelaskan bahwa seseorang yang menerima roh iman, dan dengan demikian mempercayai firman Elohim, berkata-kata dalam cara tertentu. Untuk menjelaskan poin ini, Paulus secara spesifik mengutip ayat dari Mazmur 116. Mazmur ini adalah kesaksian Daud yang dipulihkan kepada roh iman melalui pertobatan, setelah sebelumnya jatuh dari iman pada suatu waktu dalam hidupnya ketika dia begitu tertekan karena penderitaan. Pengalamannya ini memberikan instruksi yang membantu mengenai sifat dasar dari iman dan bagaimana iman memimpin kepada persekutuan persembahan di tengah-tengah umat Elohim.
Referensi Rm 8:15 Rm 4:12 2Kor 4:13
Rm 1:17 Gal 3:9 Rm 10:6, 8-9
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yesaya 50
Ams a l 7
8
Kamis | Minggu 2 Partisipasi dalam penderitaan Kristus Mazmur 116 dibuka dengan pernyataan Daud tentang kasih untuk Yahweh, yang mendengarkan doa-doanya. Daud kemudian merangkumkan hasil dari pengalamannya sebagai suatu komitmen untuk terus menyerukan nama Tuhan selama dia hidup. ‘Menyerukan nama Tuhan’ adalah inisiatif seseorang yang mengakui bahwa hidup mereka hanya didapatkan dalam nama Tuhan. Seseorang yang menyerukan nama Tuhan, rindu untuk dikenal dalam persekutuan nama dan mengekspresikan kasih Elohim di dalam persekutuan ini. Daud kemudian menjelaskan apa yang dia rasakan di tengah-tengah situasinya yang sulit. Dia menuliskan, ‘Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.’ Yang penting, pernyataan dari pemazmur ini adalah nubuatan tentang penderitaan Kristus di atas salib. Pernyataan ini juga disebutkan dalam Mazmur 18, yang merupakan mazmur Mesianik yang secara nubuatan menggambarkan peristiwa kematian Kristus. Mengapa ini penting? Karena hal ini menyoroti kebenaran bahwa penderitaan orang percaya, tidak peduli seberapa traumatis atau tidak adilnya, atau apakah itu disebabkan di dalam atau di luar gereja, merupakan suatu kesempatan untuk menerima penderitaan mereka sebagai persekutuan dalam penderitaan Kristus. Paulus sendiri mengambil dari ayat-ayat ini ketika dia memberi kesaksian tentang partisipasinya sendiri dalam penderitaan Kristus. Dia menuliskan, ‘Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolaholah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Elohim yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi’. Respon Paulus di tengah-tengah penderitaannya menunjukkan bahwa dia telah menerima iman Anak Elohim untuk berpartisipasi dalam persekutuan persembahan dan penderitaan Kristus. Referensi 2Kor 1:8-10 Flp 3:10 Kol 1:24
Gal 2:20 Rm 8:17 1Ptr 4:13
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Mazmur 116
Ams a l 8
9
Jumat | Minggu 2 Kesesakan dan kedukaan besar Daud memberi kesaksian bahwa dia akan menyerukan nama Tuhan selama dia hidup. Akan tetapi, ini bukanlah respon awal dari pemazmur. Di tengah-tengah penderitaannya, Daud berada dalam kesesakan dan kedukaan besar. Dia tertekan karena pengharapannya kelihatan telah hilang. Dalam hal ini, Daud berada dalam keadaan yang sama dengan Abraham sebelum Firman Yahweh datang kepadanya, mengatakan, ‘Jangan takut’. Daud tidak dapat melihat, juga tidak dapat percaya, bahwa kesesakannya merupakan suatu kesempatan untuk bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus. Sebaliknya, dia menyatakan bahwa kesesakannya adalah kesesakannya sendiri. Selanjutnya, dia mengatakan, dengan tergesa-gesa dalam ketakutan, ‘Semua manusia pembohong’. Ketakutan dan siksaan Daud merupakan bukti bahwa dia telah berpaling dari iman yang bekerja oleh kasih. Sebagai akibatnya, Daud tidak dapat mempercayai, percaya, atau mengasihi saudara-saudaranya. Bagi dia, mereka semua pembohong. Ketika seseorang melepaskan iman dan kepercayaan, mereka tidak dapat memiliki persekutuan dengan umat Elohim. Jika pemazmur tidak dapat pulih dari keadaannya yang tidak terkoneksi ini, kepercayaannya bahwa semua manusia pembohong akan menjadi seperti roh antikristus di dalam dia. Kasihnya pasti akan menjadi dingin. Seseorang yang dimotivasi oleh roh antikristus, bukan oleh roh iman, ada dalam perbudakan kepada takut akan maut dan menolak realitas bahwa Kristus, Firman, datang dalam daging (rupa manusia) dari saudara-saudaranya. Pada akhirnya, karena tersandung, mereka keluar dari jemaat dan menganiaya orang-orang yang ada dalam persekutuan iman. Syukurlah, pemazmur datang kepada iman. Apakah titik awal untuk pemulihannya ini? Dia berbalik kembali kepada Tuhan dan menyerukan nama-Nya. Pertama-tama, ini artinya berseru, ‘Oh Tuhan, aku memohon kepadaMu, bebaskan jiwaku! [Selamatkan hidupku]’.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Mzm 116:1-4 Ibr 11:24-25 2Yoh 1:7
1 Yohanes 2
Ams a l 9
Kej 15:1 Gal 5:6 Mat 24:11-13
10
Senin | Minggu 3 Kembali kepada perhentianmu Daud tiba pada titik menjadi bangkrut dalam roh, dan mulai meratap. Sebagai orang yang bangkrut dalam roh, dan sekarang dengan sungguh-sungguh rindu menerima apa yang Tuhan ajarkan kepadanya dalam keadaan ini, dia dapat menerima kasih karunia Elohim, karunia/pemberian kebenaran-Nya (setelah ia melepaskan kebenarannya sendiri), dan kemurahan Elohim. Daud memberi kesaksian bahwa, setelah direndahkan, atau tiba pada akhir dari dirinya, dia dapat menerima kembali keselamatan Tuhan dan menyatakan, ‘Kembalilah tenang (Terj. Bhs. Ing. ‘Return to your rest’ artinya ‘Kembalilah kepada perhentianmu’), hai jiwaku, sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu. Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.’ Jelas, Daud telah menerima iman Elohim sehingga dia dapat berjalan oleh iman, dan bukan oleh penglihatan alamiah atau sudut pandang kejatuhannya, sehubungan dengan keadaan-keadaan hidupnya. Oleh iman, dia dapat mempercayai firman Elohim dan masuk perhentian Tuhan. Daud menggambarkan ini sebagai ‘negeri orang-orang yang hidup’. Yesus menyebut tanah perjanjian ini ‘kerajaan sorga’, yang adalah milik dari orang-orang yang telah menjadi bangkrut dalam roh. Paulus menjelaskan bahwa, dalam Perjanjian Baru, ketika seseorang memasuki perhentian Tuhan, mereka menjadi pengambil bagian dalam Kristus. Ini adalah perhentian yang sama yang Yesus bicarakan ketika Dia mengatakan kepada muridmurid-Nya, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan [perhentian] kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan [perhentian]. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.’ Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Mat 5:3-4 Mzm 116:5, 7-9 2Kor 5:7 Mat 11:28-30
Ibrani 3
Ams a l 12
4.
11
Selasa | Minggu 3 Masuk ke dalam perhentian Tuhan Kita tahu bahwa tidak setiap orang Kristen yang mengalami tekanan di tengah-tengah penderitaan mereka, masuk perhentian Tuhan. Dalam hal ini, Paulus mengingatkan kita contoh dari kaum Israel. Pada hari pengujian dan ketakutan mereka, mereka tidak menerima perkataan Musa, juga tidak menerima kesaksian Kaleb dan Yosua, para utusan Tuhan. Bukannya menjadi miskin dalam roh dan mencampurkan firman dengan iman, mereka malah ingin kembali ke Mesir. Mereka bahkan menyebut konteks perbudakan mereka sebelumnya itu, ‘suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya’. Oleh karena itu, Tuhan bersumpah dalam murka-Nya, ‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku’. Apa artinya bagi Daud masuk ke dalam perhentian Tuhan? Daud sendiri bertanya, ‘Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?’ Kebajikan adalah sesuatu yang dianugerahkan atas seseorang. Ketika Daud menyatakan kebajikan Tuhan, dia secara spesifik merujuk kepada kebenaran iman yang dia telah terima sebagai suatu karunia/pemberian dari Tuhan. Iman ini memberikan kepadanya jalan masuk kepada suatu konteks kasih karunia yang di dalamnya dia dapat berdiri dan bermegah dalam pengharapan. Seorang percaya tiba kepada perhentian yang dikaitkan dengan memperoleh warisan mereka sebagai anak Elohim, melalui dikenakan kuk bersama dengan Kristus. Kita mengamati iman ini dalam kesaksian Daud, yang menyatakan bahwa dia akan mengambil bagian dalam piala/cawan keselamatan dan menyerukan nama Tuhan. Ini artinya bahwa dia akan bersatu, oleh iman, dengan persekutuan penderitaan Kristus. Persekutuan ini digambarkan dengan piala/cawan keselamatan. Seperti yang Paulus ajarkan, ‘Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?’ Menyerukan nama Tuhan dan masuk ke dalam perhentian-Nya, adalah mengambil bagian dalam roti perjamuan kudus. Ini artinya menerima bahwa tubuh Kristus adalah konteks untuk hidup kita.
Referensi Bil 16:13 Rm 5:1-2 Mzm 116:13
Ibr 3:11 1Kor 10:16-17
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Ibrani 4
Ams a l 13
12 5.
Rabu | Minggu 3 Aku akan mempersembahkan kepada-Mu Dari pada mempercayai bahwa penderitaan yang ia alami adalah penderitaannya sendiri, Daud sanggup berkata-kata dalam roh iman, dan mengatakan, ‘Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya.’ Dia sekarang telah menerima bahwa penderitaannya merupakan suatu partisipasi, atau suatu persekutuan yang terus-menerus, dalam penderitaan Tuhan. Dia memilih penderitaan ini untuk dirinya. Selanjutnya, Daud berkomitmen untuk membuat persembahan dalam persekutuan umat Elohim, demikian, ‘Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan, akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengahtengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!’ Kembalinya Daud kepada iman ditandai dengan kerinduannya yang besar untuk membuat persembahan. Ini adalah penggenapan dari nazarnya sebagai budak Tuhan. Selanjutnya, Daud termotivasi untuk didapati di tengah-tengah perkumpulan umat Elohim; yaitu, dia telah menerima iman melalui pendengaran firman, dan bersatu kembali dengan persekutuan Tuhan. Ketika Daud menyatakan untuk menjadi budak Yahweh, dia mencatat bahwa dia adalah anak dari hamba perempuan Tuhan. Dengan kata lain, Daud mengakui bahwa dia adalah anak Perjanjian Elohim sejak dari kandungan. Karena iman orang tuanya, Daud adalah anak Abraham. Namun, imannya diuji melalui penderitaan. Baik kita yang telah diselamatkan dari dunia maupun yang dilahirkan dari Elohim sejak dalam kandungan ibu kita, setiap anak Elohim akan mengalami ujian iman. Mengenai ujian iman, rasul Yakobus mengatakan, ‘Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.’ Referensi Mzm 116:15-19 Bil 15:2-3 Ibr 10:36
Ibr 11:25 Yak 1:2-4
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Mazmur 42
Ams a l 14
13
Kamis | Minggu 3 Berkata-kata sebagai seorang murid Seseorang yang menyerukan nama Tuhan dan berkomitmen untuk membuat persembahan dalam persekutuan umat-Nya, sanggup berkata-kata dengan cara ini karena mereka telah menerima lidah seorang murid. Dalam kitab Roma, Paulus mencatat bahwa seseorang yang telah menerima kebenaran iman mengakui Kristus sebagai Tuhan. Mereka sanggup melakukan ini karena mereka telah menerima Roh Kudus dari Bapa. Ada dua implikasi yang berhubungan dengan pengakuan ini. Pertama, seorang murid Kristus akan menaati, dari hati, firman yang Tuhan dan Majikan mereka telah serahkan kepada mereka. Paulus menyebut ini ‘ketaatan iman’. Apakah firman yang kepadanya mereka diserahkan? Ini adalah firman Bapa. Ketika mereka menaati firman Elohim sebagai budak-budak kebenaran, hal ini menghasilkan pengudusan mereka kepada nama mereka sebagai anak Elohim. Mengenai pengudusan ini, Paulus menjelaskan bahwa ‘setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Elohim, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal’. Hidup kekal digambarkan oleh rasul Yohanes sebagai ‘kasih karunia dan kebenaran’. Kepenuhan hidup Anak Elohimlah yang seseorang terima dari Kristus, Kepala mereka, ketika mereka bersatu dengan aturan kekepalaan dalam tubuh Kristus. Ketika mereka terus menerima hidup ini dalam Kristus, mereka bertumbuh sebagai anak Elohim. Implikasi kedua dari mengakui ke-Tuhanan Kristus sebagai murid-Nya, adalah bahwa seseorang akan memikul salib mereka dan mengikut Kristus. Mereka akan secara pribadi menyatukan diri mereka kepada persekutuan persembahan dan penderitaan-Nya. Dalam kitab Injilnya, Matius menuliskan, ‘Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya [jiwanya]; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya [jiwanya] karena Aku, ia akan memperolehnya.’
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Rm 10:9 1Kor 12:3 Rm 1:5 Ef 4:14-16 Mat 16:24-25
Roma 6
Ams a l 15
14
Jumat | Minggu 3 Iman bekerja oleh kasih Yesus menyatakan bahwa setiap orang percaya harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Dia sebagai seorang murid. Ini adalah suatu tindakan iman yang bekerja oleh kasih Elohim. Mempersembahkan diri mereka dengan cara ini merupakan inisiatif seorang anak manusia yang, dalam roh adopsi, rindu untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi yang merupakan warisan mereka sebagai anak Elohim. Dengan pengertian ini, kita perhatikan nasihat Paulus kepada orang-orang Kristen untuk mempersembahkan diri mereka sebagai korban yang hidup. ‘Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Elohim aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Elohim: itu adalah ibadahmu [penyembahanmu] yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu [oleh Roh Kudus], sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Elohim: apa yang baik, yang berkenan kepada Elohim dan yang sempurna.’ Semua orang percaya yang berjalan dan hidup oleh iman Anak Elohim memiliki adopsi dan merupakan pewaris-pewaris kodrat ilahi, jika mereka, oleh baptisan, memelihara persekutuan dengan Kristus dalam penderitaan-Nya. Mereka berlanjut dari iman kepada iman, berseru, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ oleh roh adopsi. Dan, Anak berseru, ‘Ya Abba, ya Bapa!’ di dalam mereka sementara Dia menjadi nyata (dibentuk) di dalam mereka, dari kemuliaan kepada kemuliaan, oleh Roh Tuhan. Sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, mereka menjadi dewasa dalam hidup sebagai anak ketika mereka bertumbuh ke dalam kapasitas Kristus untuk kekepalaan. Setelah bersatu dengan persekutuan persembahan Kristus melalui baptisan, dan kemudian bertekun untuk berpartisipasi dalam persembahan-Nya melalui makan tubuh dan minum darah Kristus, seorang anak Elohim dapat berkata-kata dan melayani dalam Kristus sesuai dengan nama pengudusan mereka. Dalam hal ini, mereka berkata-kata dan melayani oleh Roh Kudus, dengan hidup dan kodrat ilahi Kristus. Referensi Mat 16:24-25 Rm 12:1-2 Rm 6:3-5
Gal 5:6 2Kor 3:18
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yakobus 2
Ams a l 1 6
15
6.
Senin | Minggu 4 Tempat rahasia Anak-anak Elohim seharusnya bertemu dengan Bapa di tempat rahasia dengan wajah yang tidak terselubung. Jika seseorang tahu bahwa Elohim adalah Bapa mereka, maka mereka memiliki hubungan yang khusus dan unik dengan Dia. Bapa menyatakan rahasia nama mereka kepada mereka. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, ‘Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya (memberi upah) kepadamu.’ Ketika seorang anak Elohim berdoa di tempat rahasia, mereka bersatu dengan persekutuan dan persembahan Yahweh. Kita telah sering menggunakan frase ‘pertemuan doa dari empat’ untuk menggambarkan persekutuan doa ini. Ini adalah suatu diskusi terus-menerus yang melibatkan Bapa, Anak, Roh Kudus, dan orang percaya itu. Dalam persekutuan ini, hidup anak dari orang percaya itu dinyatakan kepada mereka. Mereka belajar dari Bapa apa nama mereka. Ketika Yesus mengatakan bahwa Bapa akan memberi upah kepada anak Elohim secara terbuka, Dia merujuk kepada karunia/pemberian Roh Kudus yang Bapa berikan kepada mereka. Ketika Bapa pertama-tama mengirimkan Roh Kudus untuk berdiam dalam hati orang percaya, Roh Kudus mulai meregenerasi dan memperbaharui identitas alamiah mereka. Roh Kudus juga memberi kesaksian bersama dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak Elohim. Ketika seorang anak Elohim dibaptiskan ke dalam Kristus dan dijadikan anggota tubuh-Nya, nama dan hidup mereka sebagai anak tersembunyi dengan Kristus dalam pangkuan Bapa. Mereka diberikan suatu bagian dalam hidup Anak, yang Yesus umpamakan dalam perumpamaan-Nya dengan talenta dan mina, yang diberikan kepada budak-budak dalam rumah-Nya. Talenta dan mina diberikan oleh Anak kepada budak-budak kebenaran dalam rumah-Nya, untuk diperdagangkan mewakili Tuhan dan Majikan mereka.
Referensi Mat 6:6 Kis 2:38 Mat 25:15
Yoh 14:16-17 Tit 3:5 Luk 19:13
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2 Korintus 3
Ams a l 19
16
Selasa | Minggu 4 Buah sulung dari hidup sebagai anak Baptisan Roh Kudus diberikan kepada anak-anak Bapa, yang juga merupakan budak-budak Yesus Kristus, sebagai karunia/pemberian. Roh Kudus adalah buah sulung dari warisan mereka sebagai anak Elohim. Paulus menyatakan bahwa Dia adalah ‘uang muka’ dari warisan kekal mereka. Dengan demikian, Roh Kudus merupakan ekspresi dari hidup mereka sebagai anak. Ketika mereka tetap tersembunyi dengan Kristus dalam Elohim, nama mereka sedang dinyatakan melalui ekspresi karunia/pemberian itu; yaitu, karunia/pemberian adalah hidup mereka sebagai anak oleh Roh Kudus. Oleh Roh, mereka sanggup memultiplikasi talenta hidup Kristus yang telah dipercayakan kepada mereka. Warisan kekal mereka, atau kemuliaan, sebagai anak Elohim bergantung pada sejauh mana mereka memultiplikasi hidup Kristus melalui persembahan. Yesus mengajarkan bahwa ‘apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.’ Ketika anak Elohim menjadi siapa yang Bapa namai untuk mereka jadi, mereka menyatakan Bapa. Pekerjaan mereka bukanlah pekerjaan mereka sendiri, melainkan pekerjaan Bapa. Dengan demikian, Bapa yang ada di dalam merekalah, yang melakukan pekerjaan dan yang berkata-kata. Seseorang yang penuh Roh Kudus akan dikenal dengan nama ketika, oleh kapasitas Roh Kudus, mereka melakukan pekerjaan Bapa. Roh Kudus juga adalah Penghibur. Dia menghibur kita dengan menolong kita dalam ekspresi hidup kita sebagai anak dan kehidupan kita. Dia menolong kita untuk memelihara kesatuan-Nya dan integrasi dalam persekutuan, dalam ikatan damai sejahtera. Dia melakukan ini dengan menolong kita menanggalkan semua ketersinggungan/ketersandungan dan kebutuhan akan kontrol, dan melepaskan pengejaran kita akan superioritas/reputasi, atau perasaan rendah diri kita, dalam persekutuan tubuh Kristus. Referensi 2Kor 1:21-22 Mat 10:19-20 2Tim 1:7
2Kor 5:5 Yoh 14:26
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yohanes 16
Ams a l 20
17
Rabu | Minggu 4 Memberitakan Kristus yang disalibkan Janji akan roh pengasihan (kasih karunia) dan permohonan diberikan kepada semua manusia ketika mereka memandang kepada Kristus, yang ditinggikan di atas salib, tertikam dengan paku, duri, cambuk, dan tombak. Ketika Kristus dilukiskan sebagai Dia yang disalibkan, setiap orang dapat memandang Dia, melihat persembahan-Nya, dan meratap dalam pertobatan karena kehilangan hidup sebagai anak. Ketika mereka melakukan ini, mereka dapat menerima janji akan Roh melalui iman; yaitu, mereka dapat memperoleh kembali hidup mereka sebagai anak yang telah ditentukan sejak semula, yang hilang karena dosa. Ketika Paulus pertama datang ke wilayah Galatia, dia memperkenalkan para pendengarnya kepada injil tentang anak dengan memberitakan di depan umum tentang kematian Kristus yang memperdamaikan. Melalui pelayanan Paulus, Kristus ‘diumumkan’ atau dilukiskan di depan umum, sebagai Dia yang disalibkan di hadapan mereka; yaitu, pemberitaan Paulus meninggikan Kristus sebagai standar, atau panji, yang kepada-Nya para pendengarnya seharusnya berkumpul. Ketika Paulus melayani para pendengarnya, roh pengasihan (kasih karunia) dan permohonan datang atas mereka dengan kuasa. Mereka menerima iluminasi dan sanggup memandang kepada Kristus yang telah mereka tikam. Ketika mereka meratap dalam pertobatan, mereka mendapatkan pendamaian dengan Elohim. Akan tetapi, dalam suratnya kepada orang Galatia, Paulus menegur mereka karena mereka telah berbalik dari hidup oleh Roh Elohim. Sebaliknya, mereka berusaha mencapai kesempurnaan orang Kristen melalui upaya-upaya daging, agamawi. Secara khusus, mereka mengalah terhadap tekanan dari orang Yahudi, yang memaksa untuk memelihara pandangan bahwa seorang Kristen perlu menerima sunat untuk menjadi berkenan bagi Elohim dan memperoleh jalan masuk ke sorga. Meresponi injil palsu ini, Paulus mengingatkan orang Galatia tentang sejarah Abraham. Ini karena seseorang menerima asas-asas pertama dari ajaran tentang iman dari Abraham. Selain itu, melalui iman Abrahamlah maka janji menjadi anak-anak Elohim diperoleh. Referensi Gal 3:1-3 Za 12:10 Gal 6:12-14
1Kor 1:23 Gal 5:4-5
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
1 Korintus 2
Ams a l 21
18
8.
Kamis | Minggu 4 Terang bagi bangsa-bangsa Ketika Zakharia bernubuat tentang roh pengasihan (kasih karunia) dan permohonan yang akan dicurahkan atas rumah Daud dan penduduk Yerusalem, dia secara spesifik merujuk kepada orang Yahudi di Yerusalem, yang menyaksikan peristiwa penyaliban Kristus. Maka kemudian, bagaimana pengasihan (kasih karunia) dan permohonan datang kepada orang yang tidak ada di sana pada hari itu? Paulus mengingatkan orang Kristen di Galatia tentang proses yang melaluinya mereka dilahirkan dari Elohim. Titik awalnya adalah pelayanan Paulus. Melalui pemberitaannya, Yesus Kristus dilukiskan di depan umum di hadapan mata mereka, sebagai Dia yang disalibkan. Paulus menjelaskan bahwa Kristus menebus semua manusia dari kutuk hukum [Taurat] dengan jalan menjadi kutuk ketika Dia ditinggikan di atas salib. Ini adalah supaya berkat Abraham sampai kepada orang-orang bukan Yahudi, dan supaya mereka dapat menerima janji akan Roh melalui iman. Pelayanan Paulus di wilayah Galatia dituliskan oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul. Lukas secara khusus mencatat deklarasi Paulus, ‘Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Elohim, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.’ Dia secara spesifik mengutip nubuatan Yesaya mengenai Kristus. Mewakili Tuhan, Yesaya memproklamirkan, ‘Maka sekarang firman Tuhan, yang membentuk Aku sejak dari kandungan untuk menjadi Hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka Aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Elohim-Ku menjadi kekuatan-Ku--, firman-Nya: "Terlalu sedikit bagi-Mu hanya untuk menjadi Hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."’
Referensi Za 12:10-11 Kis 13:47 Za 2:11
Gal 3:13-14 Mal 1:11 Mik 4:2
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yesaya 49
Ams a l 22
19
Jumat | Minggu 4 Ditinggikan sebagai panji-panji Sama seperti roh permohonan dicurahkan atas orang Yahudi pada hari Kristus disalibkan, roh pengasihan (kasih karunia) dan permohonan yang sama ini tersedia untuk orang-orang bukan Yahudi melalui dilukiskannya Kristus di depan umum, ketika Paulus memberitakannya kepada orang Galatia. Mereka juga dapat memandang kepada Kristus yang mereka telah tikam, meratap dalam pertobatan, dan mendapatkan pendamaian dengan Dia. Nabi Yesaya menyatakan, ‘Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, Ia akan ditinggikan [di atas salib], disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat Dia--begitu buruk rupa-Nya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi-- demikianlah Ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat Dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.’ Yesus mengatakan tentang diri-Nya, ‘Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi [di atas salib], Aku akan menarik semua orang [orang-orang bukan Yahudi sebagaimana juga orang-orang Yahudi] datang kepada-Ku.’ Ditinggikan di atas salib merupakan tema penting dalam pengajaran Kristus. Sebagai contoh, Dia mengatakan bahwa jika Dia ditinggikan di atas salib, semua orang akan tahu bahwa Dia adalah Yahweh. Dengan cara ini, Kristus mengumpulkan semua pernyataan nubuatan tentang pelayanan terang hidup kepada dunia, dan mengaplikasikan itu kepada persembahanNya di di atas salib. Yang penting, dalam ayat berikutnya dari nubuatan Yesaya, nabi Yesaya bertanya, ‘Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ Yesaya menyatakan bahwa pelayanan Kristus, melalui persembahan-Nya di atas salib, akan dicapai melalui pemberitaan dari berita ini. Berita ini adalah injil yang Paulus sampaikan, dan yang melaluinya Kristus dilukiskan kepada orang Galatia sebagai Dia yang disalibkan. Melalui pemberitaan tentang Kristus yang disalibkan di luar perkemahanlah maka Roh Elohim, melalui Kristus, datang kepada orang-orang bukan Yahudi. Referensi Yes 52:13-15 Yoh 12:32 Yes 53:1
Yes 49:22 Yoh 3:14-15 Kis 13:47
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Yesaya 11
Ams a l 23
20 9.
Senin | Minggu 5 Agama yang sejati/benar Rasul Paulus mengajukan satu pertanyaan yang sangat penting kepada orang percaya di Galatia. Dia menuliskan, ‘Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?’ Agama yang sejati/benar dimulai ketika seseorang menerima Roh. Mereka dilahirkan untuk melihat ketika iman Elohim diberikan kepada mereka. Iman ini datang kepada mereka melalui iluminasi. Ketika Yesus dilukiskan di hadapan seorang pendengar melalui pemberitaan salib, terang iluminasi datang kepada mereka dari wajah Kristus yang disalibkan, yang rusak. Roh pengasihan (kasih karunia) dan permohonan membuat seseorang memandang kepada Kristus dan meratap. Ketika mereka meratap, mereka mulai menerima roh dari hidup mereka sebagai anak dari Bapa. Mereka masuk ke dalam kerajaan Elohim ketika Roh Kudus, Anak dan Bapa, datang dan berdiam di dalam mereka. Menerima Roh Elohim di dalam Kristus merupakan satu-satunya yang diperlukan untuk agama yang sejati/benar. Seseorang, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, hanya dapat menerima Roh Elohim melalui pendengaran iman. Mereka menerima kapasitas untuk mendengar firman Elohim, dan menerima iman yang timbul dari pendengaran, melalui firman yang diberitakan utusan-utusan Kristus. Utusan merupakan anggota tubuh Kristus yang di dalamnya Kristus berbicara, oleh Roh Kudus, sesuai dengan siapa mereka dikuduskan untuk menjadi anak Elohim. Roh dilayani kepada seseorang oleh anggota-anggota tubuh Kristus yang merupakan karunia/pemberian Roh Kudus. Bagaimana seorang anggota tubuh Kristus menjadi karunia/pemberian Roh bagi yang lain? Melalui menerima Roh Kudus. Ketika seorang anggota tubuh Kristus dipenuhi dengan Roh Kudus, Roh Kudus menjadi ekspresi dari nama mereka; yaitu pengudusan mereka sebagai anak Elohim dinyatakan ketika mereka melayani hidup Kristus oleh Roh Kudus.
Referensi
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Gal 3:2 Za 12:10 1Tim 1:5
Yakobus 1
Ams a l 26
Mzm 18:28 Rm 10:14-16
21
Selasa | Minggu 5 Disalibkan terhadap dunia Ketika seseorang menerima utusan Kristus, mereka menerima firman kebenaran masa kini yang memproklamirkan nama mereka sebagai anak Elohim. Pemberitaan dari utusan, bukan hanya sekedar perkataan atau informasi mengenai Elohim. Kristus Sendiri, melalui utusan-utusan-Nya, mencurahkan atas pendengar, roh pengasihan (kasih karunia) dan pengudusan supaya mereka dapat melihat Kristus yang disalibkan bagi mereka. Kemudian mereka bisa meratap. Selanjutnya mereka dapat menerima Roh Elohim yang oleh-Nya mereka dilahirkan. Segera sesudah seseorang dilahirkan dari Elohim, mereka akan rindu untuk dibaptiskan ke dalam Kristus dan disatukan kepada persekutuan persembahan-Nya. Ini termasuk partisipasi dalam penderitaan Kristus. Paulus mengakui bahwa orang Kristen di Galatia memang telah menerima Roh Kristus dan telah bersatu dalam persekutuan persembahan Kristus. Akan tetapi, bukannya terus bertekun dalam jalan Roh, mereka berusaha untuk memperoleh hidup di luar persekutuan persembahan Kristus. Paulus berkata kepada mereka, ‘Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!’ Guru-guru ajaran Yahudi telah datang kepada orang-orang Kristen di Asia, menginstruksikan orang-orang Kristen non-Yahudi untuk disunat supaya diselamatkan. Guru-guru ini ingin menghindari penganiayaan dan penderitaan di tangan para pemimpin agama Yahudi, dan berusaha mendapatkan perkenanan mereka dengan cara mencoba menarik masuk orang-orang bukan Yahudi kepada agama Yahudi. Karena pengaruh mereka ini, orang-orang percaya di Galatia mulai menerima pernyataan yang palsu bahwa hidup kekal bisa diperoleh dengan caracara selain cara/jalan Roh (melalui partisipasi dalam persembahan Kristus). Paulus menyebut orang-orang penganut agama Yahudi tersebut, ‘dunia’, dan mengklaim bahwa jika orang-orang Galatia berusaha menjadi relevan dengan dunia sebagai suatu alternatif (jalan lain) daripada partisipasi yang terusmenerus dalam penderitaan Kristus, maka mereka akan terpisah dari tubuh Kristus dan kehilangan upah kekal mereka. Ini pemikiran yang sangat serius. Referensi Gal 3:3-4 Gal 5:4, 6 Kol 2:11
Kis 15:1 Flp 3:10
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Galatia 6
Ams a l 27
22
Rabu | Minggu 5 Pelayanan Roh Penderitaan yang seorang anak Elohim alami adalah partisipasi dalam kematian, penguburan dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Dalam persekutuan ini, seorang percaya ditegakkan sebagai orang Kristen buah sulung di dalam tubuh Kristus. Ini artinya mereka dapat membuat persembahan dan dengan demikian disatukan dengan pekerjaan utusan tubuh Kristus. Kristus melanjutkan pelayanan-Nya di bumi melalui tubuh-Nya. Setiap anggota tubuh Kristus memiliki pelayanan. Melalui pelayanan mereka, oleh Roh Kudus, Roh Elohim sedang dilayani kepada yang lain. Paulus menyatakan poin ini ketika ia bertanya kepada orang-orang Galatia, ‘Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpahlimpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil (menerima iman yang timbul dari pendengaran)?’ Pasokan Roh Elohim merupakan cara yang olehnya tubuh Kristus dimobilisasi/digerakkan. Karunia-karunia dan pelayanan-pelayanan, yang datang dari Roh Elohim, diberikan supaya pekerjaan kuasa-Nya (yaitu mujizat-mujizat) dilayani oleh anggota-anggota tubuh Kristus. Oleh karena itu, Paulus mengatakan bahwa satusatunya hal yang berarti dalam Kristus Yesus, adalah iman yang bekerja oleh kasih. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa jika seseorang hidup dan berjalan oleh Roh, yang mereka terima melalui pendengaran iman, mereka tidak akan memenuhi keinginankeinginan daging. Pemberitaan salib, supaya orang-orang yang mendengar beritanya bisa melihat dan menerima Kristus yang disalibkan demi mereka, merupakan aktivitas yang ajaib. Ini merupakan pekerjaan kuasa-Nya. Orang-orang yang memproklamirkan Kristus yang disalibkan, hanya dapat melakukannya jika mereka telah menyerahkan diri mereka untuk bersatu dengan persekutuan persembahan Kristus sebagai anggota-anggota tubuh-Nya. Dengan cara ini, mereka sanggup menunjukkan kematian-Nya dalam setiap generasi gereja, sampai Kristus datang kembali. Referensi Gal 3:5 Ef 4:15-16 1Kor 11:26
Rm 6:3-4 Gal 6:12
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Galatia 5
Ams a l 28
23
2.
Kamis | Minggu 5 Kesaksian Tuhan kita Menulis dari penjara, rasul Paulus meminta Timotius untuk tidak menjadi malu akan ‘kesaksian Tuhan kita’. ‘Kesaksian Tuhan kita’ merupakan kematian Kristus yang memperdamaikan ketika Dia ditinggikan dan disalibkan di atas salib. Ini termasuk penghinaan dan penderitaan yang Dia tanggung dari Getsemani hingga Kalvari. Sebagai seorang yang dipenjarakan karena Kristus, Paulus juga menderita dan, dalam hal ini, meminta Timotius untuk tidak menjadi malu akan penderitaannya (penderitaan Paulus). Paulus telah bersatu dengan Kristus dalam persekutuan penderitaan-Nya sebagai seorang utusan injil. Ketika Paulus menderita untuk injil, oleh kuasa Elohim, orang-orang diiluminasi untuk melihat Kristus yang disalibkan. Paulus memberikan kesaksian akan hal ini ketika dia berkata kepada orang-orang Galatia bahwa ‘aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku’. Sakit pada tubuh Paulus merupakan akibat dari semua penganiayaan yang dia alami selama pelayanannya di kota-kota dan wilayah-wilayah lain yang ia kunjungi. Ketika Paulus disatukan dengan penderitaan Kristus, dia menerima kuasa untuk melayani Roh Kristus kepada para pendengarnya. Dengan cara ini, ia merupakan karunia/pemberian Roh kepada mereka. Paulus mengenakan prinsip ini ketika dia mengingatkan Timotius untuk ‘mengobarkan karunia Elohim yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Elohim memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban [pikiran yang sehat]’. Paulus menasihati Timotius untuk memproklamirkan Kristus yang disalibkan. Ini karena, melalui melukiskan Kristus yang disalibkan di depan umum, Roh dilayani kepada orang-orang yang mendengarkan firman yang diberitakan. Firman dan Roh mengerjakan mujizat iluminasi dalam diri mereka. Seorang pendengar yang menerima berita ini, kemudian diperlengkapi untuk bersatu dengan persembahan Kristus supaya mereka dapat menjadi karunia/pemberian, oleh Roh, bagi tubuh Kristus dan bagi orang-orang yang belum diselamatkan.
Referensi Gal 4:13-15 1Tim 2:6 Why 1:2
Mzm 19:7 1Yoh 5:11-12 Why 19:10
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
2 Timotius 1
Ams a l 29
24
Jumat | Minggu 5 Jangan malu Dalam musim ini, Kristus sedang memanggil kita lagi untuk bersatu dalam persekutuan penderitaan-Nya. Sama seperti Paulus yang menasihati Timotius untuk tidak menjadi malu akan kesaksian Tuhan, atau akan dirinya (diri Paulus) sebagai orang yang dipenjarakan karena Tuhan, kita juga sedang dipanggil untuk tidak menjadi malu akan kesaksian Tuhan atau orang-orang yang menderita demi namaNya. Untuk itulah kita menantikan satu dengan yang lain pada meja perjamuan. Tuhan bukan sedang meminta kita untuk menyenangi ataupun menikmati penderitaan kita. Seperti yang diamati Paulus dan Petrus, tidak ada penderitaan yang menyenangkan. Melainkan, Tuhan sedang meminta kita untuk menyerahkan diri kita untuk menderita bersama dengan Dia dan dengan saudara-saudara kita dalam Kristus. Dengan cara inilah kodrat ilahi sedang dibentuk dalam diri kita dan kita bisa melayani hidup ini kepada yang lain. Kristus Sendiri tidak menganggap penderitaan sebagai pengalaman yang menyenangkan atau diinginkan. Bahkan, Dia meminta kepada Bapa, ‘Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku’. Akan tetapi, Kristus menyerahkan diri-Nya untuk menerima dan menggenapi kehendak Bapa. Kemudian, untuk sukacita yang akan merupakan hasil dari penderitaan-Nya itulah Dia menanggung salib dan mengabaikan kehinaan (rasa malu). Ketika kita merangkul partisipasi kita dalam penderitaan Kristus, kita dilepaskan dari rasa takut kita akan kematian dan penderitaan. Dia melindungi kita dan memberikan damai sejahtera kepada kita sehingga kita sanggup terus berjalan dalam jalan yang telah Dia sediakan di hadapan kita. Yang paling penting, kita sanggup bertahan oleh kuasa Elohim. Dalam persekutuan penderitaan Kristus, kita memiliki jalan masuk kepada kuasa yang sama yang dengannya Kristus sanggup menanggung salib. Inilah yang dimaksud Paulus ketika ia menuliskan, ‘Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu’. Ini tentunya merupakan mujizat! Referensi 1Ptr 1:6-8 Rm 8:11 2Kor 5:4
Mat 26:39 2Kor 4:11 1Kor 15:31
Pembelajaran Lebih Lanjut
Amsal Harian
Ibrani 12
Ams a l 30
25
3.