RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC) Ahsan Habibi1, Victor Gayuh Utomo2 12
Program Studi Teknik Informatika STMIK ProVisi Semarang 1
[email protected],
[email protected]
Abstract System design of sales and electronic voucher in the Sub Dealer (SD) to a Reseller (RS) is needed to replace the old system that still use manual systems, especially in the reporting and electronic voucher transfer process. Electronic voucher transfer process previously performed manually using the cellphone which in this research replaced by a GSM/CDMA modem connected to the computer and integrated into the sales system. Development or design stages of the system use the System Development Life Cycle (SDLC) stage. The system development is expected to gives solutions, such as ease in checking and stock control, simplify and speed up the transfer process, reducing errors in the transfer process and generate accurate reports, such as purchasing, sales and incomes. Keywords : Sales System, Electronic Voucher, SDLC
1.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi komunikasi selular yang semakin pesat menuntut setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi tersebut. Teknologi ini mampu untuk menjadi solusi dalam permasalahan keterbatasan komunikasi di antara jarak dan waktu, tetapi untuk dapat digunakan untuk berkomunikasi teknologi ini membutuhkan biaya, biaya tersebut dapat berbentuk voucher pulsa, dan sebagian besar pengguna komunikasi selular/telepon selular membutuhkan voucher pulsa. Fastronic adalah perusahaan authorized dealer (AD)/sub dealer (SD) yang mendistribusikan voucher pulsa elektronik dari beberapa provider (Telkomsel, Axis, Flexi, Smartfren dan Esia) dengan cara melakukan penjualan ke reseller (RS) yang mempunyai usaha sebagai penjual pulsa. Sistem faktur/nota penjualan voucher pulsa elektronik pada Fastronic sudah menggunakan sistem komputer, tetapi untuk sistem inventory/persediaan dan transfernya masih dilakukan secara manual sehingga kinerjanya masih belum efektif. Sistem kerja yang masih manual pada Fastronic sering kali menimbulkan beberapa permasalahan. Masalah yang pertama adalah terjadi kesalahan transfer yang disebabkan oleh human error, seperti kesalahan dalam memasukkan nomor handphone, jumlah nominal transfer yang tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan, atau kemungkinan salah format.
Masalah yang kedua adalah kesalahan dalam pencatatan dan perhitungan persediaan, dan masalah selanjutnya adalah lamanya proses transfer. Metode atau cara transfer voucher elektronik dari masing-masing provider berbeda-beda, seperti M-kios dari Telkomsel, Axis EVC dari Axis dan VTri dari Three menggunakan metode USSD (Unstructured Supplementary Service Data), MTronik/i-SEV dari Indosat dan Dompet Pulsa dari XL menggunakan metode STK (Sim Toolkit), dan yang lainnya menggunakan metode SMS (Short Message Service). Format dari tiap-tiap metode tentu juga berbeda-beda, sehingga hal itu juga bisa berpengaruh pada proses transfer voucher elektronik yang dilakukan secara manual baik dari segi lamanya proses transfer ataupun terjadinya kesalahan. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana membuat sebuah sistem aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk sebuah sistem penjualan dan otomatisasi transfer voucher elektronik dari AD/SD ke RS dengan tujuan menghasilkan sistem aplikasi yang mampu mengatasi permasalahan dalam sistem penjualan dan transfer voucher elektronik, memberikan kemudahan dalam melakukan pengecekan dan pengendalian stok voucher elektronik, mempermudah dan mempercepat transfer voucher elektronik ke RS, mengurangi kesalahan dalam proses transfer voucher elektronik dan menghasilkan laporan yang akurat, baik pembelian, penjualan dan pendapatan. 57
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 1 Maret 2015
2. Landasan Teori 2.1. Sistem Penjualan Sistem penjualan adalah sistem yang melibatkan sumber daya dalam suatu organisasi, prosedur, data serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku (Niswonger, 1999:242). 2.2. Inventory/Persediaan Menurut Ristono (2009:4) persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan dalam perusahaan pengertian atau prosesnya tergantung dari jenis perusahaan tersebut. Jika perusahaan termasuk dalam kelompok perusahaan manufaktur berarti persediaan yang akan dikelola meliputi persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong dan lainnya. Sedangkan jika perusahaan termasuk dalam kelompok perusahaan dagang, maka persediaan yang dikelola hanya satu macam saja yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli dan kemudian dijual kembali. Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan persediaan tergantung dari jenis perusahaan (Munawaroh, 2006:125). Authorized Dealer/Sub Dealer voucher pulsa elektronik tergolong perusahaan dagang yang persediaannya merupakan barang yang dibeli kemudian dijual kembali. 2.3. Voucher Elektronik Voucher Elektronik adalah teknologi yang dikembangkan oleh provider untuk efisiensi dan memudahkan bagi para pengguna selular yang pada awalnya voucher hanya berbentuk fisik berupa kartu, kemudian karena kondisi jumlah pengguna selular yang semakin bertambah banyak maka voucher isi ulang fisik ini sudah dianggap kurang efektif lagi karena biaya produksi yang dikeluarkan oleh para provider dianggap sangat besar (Hidayat, 2008:1). Pengguna selular tidak perlu lagi memasukkan kode voucher sendiri lagi seperti menggunakan voucher fisik dalam mengisi ulang pulsa, cukup penjual pulsa elektronik yang mengirim kode 58
nominal dan nomor pengguna selular ke provider sehingga pulsa otomatis bertambah. 2.4. Hirarki Pendistribusian Voucher Elektronik Hirarki pendistribusian voucher pulsa elektronik memiliki struktur seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 Struktur Pendistribusian Voucher Pulsa Elektronik (Barry, 2011:2) Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa proses pendistribusian voucher pulsa elektronik diawali dari provider yang mendistribusikan voucher pulsa elektronik kepada level AD di bawahnya. Voucher pulsa elektronik tersebut selanjutnya didistribusikan oleh AD kepada beberapa level SD dimana pembagiannya diatur sesuai dengan kebijakan perusahaan AD yang terkait. Voucher pulsa elektronik yang ada kemudian didistribusikan kepada beberapa RS yang terdaftar setelah beberapa SD menerima alokasi voucher pulsa elektronik dari AD untuk dijual kepada konsumen (Barry, 2011:2). 2.5. AT Command AT Command merupakan perintah-perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan terminal yang terhubung melalui serial port (Chairani 2007:7). Beberapa perintah AT Command yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Tabel AT Command (Chairani, 2007:7) AT Keterangan Command Mengecek apakah telepon AT selular terhubung Menetapkan format mode dari AT+CMGF terminal AT+CSCS AT+CNMI AT+CPMS AT+CMGL
Menetapkan jenis encoding Mendeteksi pesan SMS baru masuk secara otomatis Menentukan pembacaan pesan di memori atau SIM Card Membuka daftar SMS yang ada pada SIM Card
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
AT+CMGS
Mengirim pesan SMS
AT+CMGR
Membaca pesan SMS
AT+SMGD
Menghapus pesan SMS
2.6. Short Message Service (SMS) Short Message Service atau yang lebih dikenal dengan SMS merupakan fitur yang digunakan untuk mengirim pesan dalam format teks. Layanan SMS dapat digunakan oleh seluruh pengguna handphone, dengan adanya SMS dapat dipastikan bahwa tiap pesan yang masuk pasti terbaca oleh pemilik handphone (Saputra, 2011:4). Menurut Suputra (2011:5) Alur pengiriman SMS bisa dijelaskan dalam Gambar 2. Dengan pihak-pihak yang terlibat adalah a. BTS (Base Transceiver Station) b. BSC (Base Station Controller) c. MSC (Mobile Switching Center) d. SMSC (Short Message Service Center)
Gambar 2. Alur Pengiriman SMS (Saputra 2011:5) Seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas operator dan service provider, layanan SMS yang mulanya hanya untuk saling kirim pesan antara subscriber, kini berkembang dan lebih variatif, seperti layanan jajak pendapat, ringtone, SMS premium, mobile banking, pengisian pulsa, sistem lelang, ticketing, layanan pendidikan dan lainlain. 2.7. Pengembangan SDLC Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. SDLC merupakan metode yang paling umum digunakan untuk melakukan pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Metode SDLC menggunakan pendekatan yang disebut pendekatan air terjun (waterfall approach), yang menggunakan beberapa tahapan dalam mengembangkan sistem. Tahap tersebut dinamakan waterfall karena pada setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut
menururn dari satu ke tahap yang lain (Supriyanto, 2005:271). Tahapan metode pengembangan SDLC terdiri dari perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, penerapan sistem dan perawatan sistem. Tahapan SDLC dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Tahap Metode Pengembangan Sistem SDLC (Supriyanto, 2005:271) 2.8. Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa permodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”. Pemodelan sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. UML dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Diagram-diagram yang terdapat dalam UML adalah use case diagram, activity diagram, dan class diagram (Nugroho, 2010:6). 2.9. Jaringan Client Server Menurut Mulyanto (2009 : 107), jaringan clientserver adalah jaringan dimana komputer client bertugas melakukan permintaan data dan server bertugas melayani permintaan tersebut. Client adalah komputer yang melakukan permintaan resource kepada server melalui software client. Jaringan client-server dapat digambarkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Gambar Jaringan Client Server ( Mulyanto 2009:107) Dalam model client-server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client59
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 1 Maret 2015
server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan. 2.10. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Irvan Ramadhani Hidayat (Universitas Komputer Indonesia) pada tahun 2008, dengan judul Aplikasi untuk Otomatisasi Sistem Manajemen dan Inventory Voucher Elektronik M-Kios CV. Akar Daya Mandiri, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa perusahaan Authorized Dealer/ Sub Dealer membutuhkan sebuah applikasi/ sistem yang dapat merepresentasikan sistem operasional manual yang berjalan menjadi sistem berbasis komputer yang terintegrasi. Penelitian yang dilakukan oleh Adriyano Refarino Barry (Universitas Komputer Indonesia) pada tahun 2011, dengan judul Aplikasi Untuk Otomatisasi Sistem Inventory dan Penembakan Voucher Elektronik M-Kios, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa pada proses perkembangannya pola sistem inventory dan transfer voucher elektronik yang dilakukan oleh banyak perusahaan sub dealer voucher elektronik dirasakan masih belum optimal dikarenakan menggunakan metode manual yang menyulitkan sumber daya manusia yang ada dalam menjalankan sistem tersebut sehingga beberapa kesalahan sering terjadi di dalamnya. Diperlukan aplikasi komputer berbasis desktop dalam menyelesaikan masalah yang ada dengan pembangunan aplikasi didasarkan pada standar operasional kerja perusahaan sub dealer yang ada, mulai dari proses pendaftaran reseller, transaksi, transfer dan proses pelaporan penjualan yang digabungkan ke dalam aplikasi/ sistem yang saling terintegrasi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang dikerjakan penulis adalah penelitian terdahulu hanya bisa digunakan untuk satu produk atau sub dealer yaitu M-Kios. Sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan bisa digunakan untuk banyak produk atau sub dealer yang berbeda, tidak hanya M-Kios saja, dan jika terjadi kegagalan proses dalam proses transfer bisa diulang secara langsung, tanpa harus mengubah faktur penjualan
60
3.
Metode Perancangan Sistem Penelitian ini menggunakan metode pendekatan SDLC (System Development Life Cycle) dan pemodelan sistem digambarkan menggunakan UML. Metode pembuatan sistem penjualan dan transfer dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Fastronic, seperti sering terjadi kesalahan saat proses transfer, kesalahan pencatatan dan perhitungan stok, proses transfer yang dinilai lama dan pelaporan yang rumit. Tahap perencanaan juga menentukan tujuan sistem yang telah dibuat. 2. Tahap analisis sistem diawali dengan kegiatan mendefinisikan kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan untuk merancang sistem baru. Beberapa kebutuhan tersebut antara lain: data produk (voucher pulsa), data RS dan data supplier. Informasi yang dijadikan acuan dalam proses kerja pada Fastronic adalah nota penjualan, nota pembelian, laporan persediaan barang, laporan pembelian dan laporan penjualan. Berdasarkan beberapa gambaran proses pada sistem lama dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa kurangnya integrasi dari masing-masing bagian berpeluang terjadi kesalahan, pencatatan yang secara manual mempunyai resiko kehilangan data lebih besar, serta sistem kerja dan proses transfer secara manual memperlambat pemesanan dan masuknya voucher elektronik ke RS. 3. Tahap desain sistem, kegiatan yang dilakukan adalah membuat permodelan proses, membuat permodelan data dan membuat desain antar muka. a. Permodelan proses, yaitu menggambarkan secara visual aplikasi sistem penjualan dan transfer voucher elektronik yang akan dibangun. Use case pada sistem yang baru dapat dilihat pada Gambar 5.
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
Gambar 5. Gambar Use Case Pada Sistem yang Baru Berdasarkan gambar 5 dapat dijelaskan bahwa setiap bagian harus login terlebih dahulu agar dapat mengakses sistem tersebut, dan setiap bagian mempunyai hak akses yang berbeda. 1) Bagian Administrasi mempunyai tugas mengelola supplier, mengelola produk, transaksi pembelian, mengelola persediaan, dan mencetak daftar supplier, daftar produk, laporan pembelian dan laporan persediaan. 2) Bagian Penjualan bertugas mengelola data RS, transaksi penjualan, dan mencetak nota dan laporan penjualan. 3) Owner/Pemilik bisa mengakses semua menu dari bagian administrasi dan bagian penjualan, termasuk mengelola data pengguna. Alur kerja sistem baru pada masing-masing bagian proses kerja dapat digambarkan secara rinci pada activity diagram ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7. Activity diagram pada gambar 6 menjelaskan proses pembelian yang dilakukan oleh bagian administrasi. Bagian administrasi melakukan pemesanan voucher elektronik ke supplier ketika stok menipis. Setelah voucher diterima, bagian administrasi mencatat pembelian untuk menambah stok.
Gambar 6. Gambar Diagram Activity Proses Pembelian pada Sistem yang Baru Proses penjualan dimulai ketika RS melakukan pemesanan kepada bagian penjualan. Bagian penjualan akan memeriksa stok melalui sistem jika stok kosong bagian penjualan akan mengkonfirmasi ke RS bahwa stok kosong, tetapi jika stok ada maka bagian penjualan akan mencatat transaksi penjualan dan mencetak nota penjualan sebagai bukti pembayaran. Sistem akan mengurangi stok dan melakukan transfer voucher pada RS yang bersangkutan. Diagram activity proses penjualan pada sistem yang baru bisa digambarkan pada Gambar 7. 61
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 1 Maret 2015
Tbl_Kategori
Tbl_Produk
Tbl_Supplier
id_produk
PK Id_Kategori
PK
kd_produk nm_produk hrg_jual diskon FK1 Id_Kategori
Nm_Kategori
U1
PK U1
Tbl_Produk_Supplier PK
Tbl_Menu PK id_menu nama caption grub
id_ps
FK1 id_produk kd_ps FK2 id_supplier hrg_beli stok
Tbl_Reseller
Id_Supplier
PK
No_Supplier Nm_Supplier FK1 Id_Kategori PIN Metode IP Port No_Tujuan Terima Prefix_Sukses Parsing Status Max_RS
kd_rs
U1
no_rs nm_rs FK1 id_supplier alamat telp email ym status
Tbl_Transaksi PK
id_trx
tgl FK2 kd_rs no_rs FK1 id_supplier kd_produk jumlah hrg_jual ket status ulang username
Outbox Inbox Tbl_User
Tbl_Penjualan_h
Tbl_Pembelian_h Tbl_Penjualan_d
PK id
PK Kd_User Username Password Nama Bagian akses_menu
PK id
tgl no_hp nama pesan port ip
tgl no_hp nama pesan port ip metode ref
PK
Tbl_Pembelian_d
kd_faktur
PK
kd_faktur
PK,FK1 kd_faktur
PK,FK1 kd_faktur
FK1 id_supplier tgl bayar kembalian diskon username
kd_produk jumlah hrg_beli diskon
kd_produk jumlah hrg_pokok hrg_trx diskon
FK1 kd_rs tgl bayar kembalian diskon username
Gambar 8. Gambar Relasi Antar Tabel
4.
Gambar 7 Gambar Diagram Activity Proses Penjualan pada Sistem yang Baru b. Permodelan data. Permodelan data sistem penjualan dan transfer voucher pulsa elektronik meliputi penggambaran class diagram, merancang tabel-tabel yang dibutuhkan pada basis data, dan membuat relasi antar tabel. Relasi antar tabel berguna untuk menghubungkan antar tabel yang saling berkaitan. Pada Gambar 8 digambarkan desain relasi antar tabel basis data yang digunakan untuk menyimpan data pada Sistem Penjualan dan Tansfer Voucher Elektronik. c. Desain antar muka. Rancangan antar muka sistem dibuat sebagai landasan untuk 62
4.
mempermudah dalam pengembangan perangkat lunak. Penerapan sistem. Perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan sistem penjualan dan transfer voucher pulsa elektronik pada Fastronic adalah komputer dengan spesifikasi minimum prosesor Pentium® Dual Core 2.10 GHz, RAM 1 Gb, HDD Server 250 Gb/ Client 80 Gb, Monitor, UPS, printer inkjet, printer dot matrix, modem GSM/CDMA, Sistem Operasi Windows XP SP2, Ms Visual Studio 2010, .NET Framework 4.0, dan MySQL 5.0. Tahap penerapan sistem selanjtnya melakukan instalasi sistem penjualan dan transfer voucher elektronik ke semua komputer dan melakukan restore database MySQL 5.0 ke komputer server, dan yang terakhir melakukan pengujian dengan metode black box.
Hasil dan Pembahasan
4.1. Hak Akses Sistem penjualan dan transfer voucher elektronik ini terdapat 3 hak akses yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Hak Akses
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
No.
1
2
3
4
5
6 7 8
9
Hak Akses
Mengelola data kategori di form kategori
Mengelola data produk di form data produk dan mencetak data produk Mengelola data supplier di form data supplier, mencetak data supplier, dan mengelola data produk supplier di form produk supplier Input Transaksi Pembelian pada form pembelian dan mencetak laporan pembelian Mengontrol data transaksi pada form transaksi, form inbox dan form outbox Mencetak Laporan Stok Mengirim SMS ke RS Mengelola data reseller di form dan reseller mencetak data reseller Input Transaksi Penjualan pada form penjualan, mencetak nota dan laporan penjualan
Bag. Adm
Bag. Penju alan
√
Owner / Pemilik
√
√
√
√
√
√
√
No.
Hak Akses
10
Mengelola data pengguna di form data pengguna Mencetak laporan Laba/Rugi
11
Bag. Adm
Bag. Penju alan
Owner / Pemilik
√ √
4.2. Hasil Penelitian Aplikasi yang dibangun dalam penelitian ini terdiri dari beberapa form sesuai dengan rancangannya. Form Pembelian digunakan untuk input transaksi pembelian dari supplier untuk penambahan stok. Tampilan form pembelian dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Form Pembelian √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Form Penjualan digunakan untuk input transaksi penjualan ke RS yang akan mengurangi stok secara otomatis. Tampilan form penjualan dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Form Penjualan
63
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 1 Maret 2015
Form aplikasi SMS digunakan untuk melakukan proses transfer voucher elektronik berdasarkan metode pengiriman dengan SMS. Tampilan form aplikasi SMS dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 13. Tampilan Form Aplikasi STK
Gambar 11. Tampilan Form Aplikasi SMS Form aplikasi USSD digunakan untuk melakukan proses transfer voucher elektronik berdasarkan metode pengiriman dengan USSD. Tampilan form aplikasi USSD dapat dilihat pada gambar 12.
Pengujian sistem penjualan dan transfer voucher elektronik ini menggunakan metode black box. Pengujian ini bertujuan untuk menemukan kesalahan fungsi pada program. Tabel 3. Tabel Pengujian Black Box ID
Deskripsi
Prosedur Pengujian
ID01
Menjalank an Sistem dan Login
- Klik 2x pada icon aplikasi - Mema sukkan nama pengguna dan kata sandi pada form login
Gambar 12. Tampilan Form Aplikasi USSD Form aplikasi STK digunakan untuk melakukan proses transfer voucher elektronik berdasarkan metode pengiriman dengan STK. Tampilan form aplikasi STK dapat dilihat pada gambar 13.
ID02
Mengelola Data Kategori
- Mena mbah data kategori - Mengu bah data kategori - Mengh apus data kategori
64
Output Yang diharapk an Muncul form login
Berhasil login dan tampil daftar menu sesuai dengan hak akses pengguna Penamba han data dapat disimpan Pengubah an data dapat disimpan Penghapu san data dapat disimpan
Hasil
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
ID
Deskripsi
Prosedur Pengujian
ID03
Mengelola Data Produk
- Mena mbah data produk - Mengu bah data produk - Mengh apus data produk - Mence tak data produk
ID04
Megelola Data Supplier
- Mena mbah data supplier - Mengu bah data supplier - Mengh apus data supplier - Mence tak data supplier
ID05
Mengelola Data Reseller
- Mena mbah data reseller - Mengu bah data reseller - Mengh apus data reseller - Mence tak data reseller
Output Yang diharapk an Penamba han data dapat disimpan Pengubah an data dapat disimpan Penghapu san data dapat disimpan Data tercetak sesuai data yang ada Penamba han data dapat disimpan Pengubah an data dapat disimpan Penghapu san data dapat disimpan Data tercetak sesuai data yang ada Penamba han data dapat disimpan Pengubah an data dapat disimpan Penghapu san data dapat disimpan Data tercetak sesuai data yang ada
Hasil
ID
Deskripsi
Prosedur Pengujian
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
ID06
Mengelola Data Pengguna
- Mena mbah data pengguna
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
- Mengu bah data pengguna - Mengh apus data pengguna ID07
Mengirim SMS ke RS
- Mena mpilkan data penerima
- Kirim SMS ID08
Transaksi Pembelian
- Input Transaksi Pembelian - Print Nota Pembelian
ID09
ID10
Transaksi Penjualan
Menampil kan Laporan Stok
Output Yang diharapk an Penamba han data dapat disimpan Pengubah an data dapat disimpan Penghapu san data dapat disimpan Data Penerima dapat ditampilka n SMS terkirim
Data Pembelia n dapat disimpan Nota dapat tercetak
- Input Transaksi Penjualan
Data Penjualan dapat disimpan
- Print Nota Penjualan
Nota dapat tercetak
- Proses Transfer voucher elektronik - Mena mpilkan Laporan Stok
Transfer Terproses
- Mence tak Laporan Stok
Laporan dapat ditampilka n Laporan dapat dicetak
Hasil
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
65
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 1 Maret 2015
ID
Deskripsi
Prosedur Pengujian
ID11
Menampil kan Laporan Pembelian
- Mena mpilkan Laporan Pembelian - Mence tak Laporan Pembelian
ID12
ID13
Menampil kan Laporan Penjualan
Menampil kan Laporan Laba/Rugi
- Mena mpilkan Laporan Penjualan
Proses Transfer
Laporan dapat ditampilka n sesuai pencarian Laporan dapat dicetak
- Mena mpilkan Laporan Laba/Rugi
Laporan dapat ditampilka n sesuai pencarian
- Aplika si SMS
- Aplika si USSD
- Aplika si STK 66
Laporan dapat dicetak
- Mence tak Laporan Penjualan
- Mence tak Laporan Laba/Rugi
ID14
Output Yang diharapk an Laporan dapat ditampilka n sesuai pencarian
Laporan dapat dicetak
SMS dan Proses dengan metode SMS bisa terkirim Proses dengan metode USSD bisa terkirim
Hasil
ID
Sesuai yang diharap kan
Deskripsi
Prosedur Pengujian
- Aplika si Processor
Mempros es balasan dari provider menjadi status transaksi
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
Sesuai yang diharap kan Sesuai yang diharap kan
Sesuai yang diharap kan
Output Yang diharapk an Proses dengan meode STK bisa terkirim
Hasil
Sesuai yang diharap kan
Sesuai yang diharap kan
4.3. Pembahasan Hasil dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses transfer voucher elektronik ke RS otomatis ditransfer oleh sistem setelah input transaksi penjualan, sehingga proses transfer voucher elektronik lebih cepat karena tidak ada lagi pencatatan ulang dan mengetikkan proses manual melalui telepon seluler seperti sistem yang lama, dan sistem pelaporan pun dapat dicetak dengan mudah. 5.
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan rancangan sistem penjualan dan transfer voucher elektronik pada AD/SD ke RS, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Penelitian ini mengahsilkan sistem penjualan dan transfer voucher elektronik pada AD/SD ke RS yang dikembangkan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). 2. Sistem penjualan dan transfer voucher elektronik ini dapat mempermudah proses pencatatan dan menghindari kesalahan dalam pencatatan dan proses transfer. 3. Proses transfer voucher elektronik lebih cepat dibandingkan cara manual menggunakan hand phone. 4. Menghasilkan pelaporan yang akurat, baik pembelian, penjualan dan pendapatan.
RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN DAN TRANSFER VOUCHER ELEKTRONIK DARI SUB DEALER (SD) KE RESELLER (RS) (STUDI KASUS PADA FASTRONIC)
5.2. Saran Untuk pengembangan sistem lebih lanjut maka sistem ini dapat : 1. Dihubungkan dengan sistem akuntansi sehingga dapat diperoleh pelaporan laba bersih yang lebih akurat. 2. Dikembangkan dengan menerapkan sistem SMS Gateway dalam pemesanan voucher elektronik dengan pembayaran secara transfer. Pada sistem ini, reseller dapat mengirimkan SMS dengan format khusus untuk melakukan konfirmasi transfer. Sistem akan memeriksa rekening perusahaan untuk memastikan transfer telah dilakukan, kemudian sistem akan melakukan pengisian voucher elektronik pada reseller yang bersangkutan. Daftar Pustaka Barry, A. R. 2011. “Otomatisasi Sistem Inventory Dan Penembakan Voucher Elektronik MKIOS” Jurnal Teknik Informatika JBPTUNIKOMPP. Universitas Komputer Indonesia. Chairani. 2007. “Pengembangan Perangat Lunak Sistem Kendali Dan Pengawasan Menggunakan Relay On Off Berbasis Sms Dan Database Untuk Data Historis” Jurnal Informatika STMIK Darmajaya.7(1),7 Hidayat, I. R. 2008. “Otomoatisasi Sistem Manajemen dan Inventory Voucher Elektronik Mkios CV. AKAR DAYA MANDIRI” Jurnal Teknik Informatika JBPTUNIKOMPP. Universitas Komputer Indonesia.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Munawaroh, Siti. 2006. “Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang”. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. 11(2),125 Niswonger, C. Rollin., et al. 1999. Prinsip-prinsip Akuntansi. Jilid-1. Edisi ke-19. Jakarta : Erlangga. Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika Bandung. Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP (Unified software Development Process). Yogyakarta : Andi Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta : Graha Ilmu Saputra, Agus. 2011. Step by Step Membangun Aplikasi SMS dengan PHP dan MySQL. Jakarta : Elex Media Komputindo. Shinta, Agustina. 2011. “Manajemen Pemasaran”. Malang : Universitas Brawijaya Press (UB Press) Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Informasi. Jakarta : Salemba Infotek
Teknologi
Supriyanto, Aji. 2007. Teknologi Informasi. Jakarta : Erlangga.
67