RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPENDUDUKAN GUNA PEMETAAN DEMOGRAFI WILAYAH PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BERENCANA BERBASIS WEB (Studi Kasus : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
Naskah Publikasi
diajukan oleh Dyan Raditya Sinukarta 07.12.2692
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ii
iii
CONSTRUCTION PLANNING OF POPULATION MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN ORDER TO DEMOGRAPHIC MAPPING REGION PROGRAM AND PROSPERITY FAMILY PLANNING USING WEB-BASED. (CASE STUDY: BOARD OF NATIONAL FAMILY PLANNING COORDINATOR PROVINCE OF THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPENDUDUKAN GUNA PEMETAAN DEMOGRAFI WILAYAH PROGRAM DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BERENCANA BERBASIS WEB. (STUDI KASUS : BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Dyan Raditya Sinukarta Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRACT Population Management Information System is an information system is built to support the administration that includes the registration of the population and civil registration. With the existence of a web-based Population Management Information System is expected to create a national population database gradually. Population Management Information System is a reliable tool to deal with population data, which in Population Management Information System data maintained in digital form so that the data is denser than in printed form, table or in other conventional forms which will eventually speed up and ease the cost of the work required. The purpose of the utilization of the Population Management Information System is to facilitate getting information that has been processed and stored can be either an attribute or a location or object. Population Management Information System will be designed one of them has a mapping visualization features and demographic distribution of the population can certainly facilitate the basic data that has not been specified. BKKBN (Board of National Family Planning Coordinator) is a non-ministerial government institutions that laid the foundation of the development of small family happy and prosperous in every family which is one indicator of success in implementing national development and also become a capital base in realizing the vision "The whole family followed the Family Planning" and achieve the mission of "Creating Happy Little Family and Prosperous ". One of the most valuable support in the success of family planning programs is the provision of family planning program information data in a rapid, precise, accurate and current conducted through the implementation and management of a series of activities the program management information system in all levels of the national family planning program areas. Population Management Information System with the visualization mapping population demographics of the National Family Planning Program is part of the Management Information System National Family Planning Program, which seeks to provide family planning program of spatial data that can be used as reference data by the leaders, managers and implementers of the program and policy decisions. It is also expected to be used as reference data in determining the strategy of socialize, implementing, monitoring and evaluation of policies in managing the family planning program in order to foster awareness, participation and independence in conducting family planning program.
Keywords: Population, Management, Information System, Web.
1
1.
Pendahuluan Salah satu agenda reformasi yang akan terus menerus dilaksanakan oleh negara
dan bangsa Indonesia adalah mewujudkan pemerintahan yang baik atau yang dikenal dengan sebutan good governance. Adapun salah satu ciri good governance tersebut adalah pemerintahan yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pelayanan yang dilakukan pemerintah meliputi semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk di bidang kependudukan (Soleh, 2001 : 23). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga pemerintah non departemen yang meletakkan dasar pembangunan keluarga kecil bahagia dan sejahtera pada setiap keluarga yang merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan nasional dan sekaligus menjadi modal dasar dalam mewujudkan visi “Seluruh Keluarga Ikut KB” serta mencapai misi “Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”. Salah satu dukungan yang sangat berharga dalam keberhasilan program KB adalah penyediaan data informasi Program KB secara cepat, tepat, akurat dan terkini yang dilakukan melalui pelaksanaan dan pengelolaan rangkaian kegiatan Sistem informasi manajemen program KB Nasional disemua tingkatan wilayah program. Sekitar 21.000 Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dari BKKBN telah tersebar di seluruh pelosok pedesaan di Indonesia (sumber data BKKBN tahun : 2008), yang siap untuk memasukan data secara aktual. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai wilayah geografis yang terdiri dari puluhan kecamatan, dengan jumlah penduduk 3.116.956 jiwa (menurut data tahun 2009), serta tidak merata kepadatannya. Kondisi yang demikian banyak menimbulkan permasalahan di bidang administrasi kependudukan, terutama karena belum memiliki database-database kependudukan yang memungkinkan tukar menukar data secara lancar. Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) merupakan sebuah sistem informasi yang mengelola, mengkaji, menyimpan dan mengembangkan Sistem Informasi Kependudukan untuk tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan; atau dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dengan adanya sistem ini akan terwujud database kependudukan nasional secara bertahap. Pengembangan sistem ini telah dimulai pada tahun 2003 dengan diluncurkannya SIAK Online dari Kecamatan ke Data Center Kependudukan yang kemudian disusul dengan SIAK Offline di Kabupaten/Kota pada tahun 2005. SIAK Online memberikan layanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil di Tempat Perekaman Pendaftaran Penduduk (TPDK) di kecamatan-kecamatan yang langsung terhubung dengan Data Center Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan (Ditjen Adminduk)
2
melalui VPN Dial. Hingga saat ini telah terhubung sebanyak 70 kecamatan ke Data Center. Namun demikian, ada beberapa kendala yang dialami dalam pengoperasian aplikasi SIAK Online antara lain biaya koneksi VPN Dial dan lambatnya waktu transmisi. Dari permasalahan diatas jika kita hubungkan dengan jumlah dan arah penyebaran pertumbuhan penduduk dalam lima atau sepuluh tahun ke depan merupakan salah satu hal penting yang perlu diketahui dalam proses perencanaan dan pembangunan suatu wilayah. Untuk mengetahui data tersebut, dilakukan prediksi jumlah penduduk dengan menggunakan regresi linier. Visualisasi arah pertumbuhan penduduk dilakukan dengan menggunakan model mean spasial. Model regresi linier dan model mean spasial diintegrasikan dengan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan yang divisualisasikan secara demogratif dan grafik sehingga menghasilkan produk yang mampu memvisualisasikan secara spasial; jumlah dan arah sebaran pertumbuhan penduduk di suatu wilayah. Oleh karena itu diperlukan sebuah Sistem Informasi Manajemen Kependudukan (SIMDUK) Program KB Nasional yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen Program Keluarga Berencana Nasional, yang berupaya menyediakan data spasial dan visualisasi keberhasilan Program KB yang dapat dimanfaatkan sebagai data rujukan oleh para pimpinan, pengelola dan pelaksana program KB dalam mengambil keputusan dan kebijakan. Selain itu juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai data rujukan dalam menetapkan strategi dalam menyosialisasikan, mengimplementasikan, monitoring dan evaluasi dari kebijakan dalam pengelolaan Program KB guna menumbuhkan kepedulian, partisipasi dan kemandirian dalam menyelenggarakan Program KB.
2.
Landasan Teori Dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini diperlukan pemahaman terhadap
sejumlah teori-teori untuk mendukung terhadap berbagai dasar yang dijadikan patokan dalam membangun penelitian ini, teori-teori tersebut merupakan konstribusi dari berbagai sumber dan literatur. 2.1.
Sistem Informasi Istilah “Data” dan “Informasi” sering digunakan secara bergantian dan saling
tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep yang berbeda. Data merupakan bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktifitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. Singkatnya, data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts). Sedangkan informasi adalah data yang ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
3
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. 2.2.
Sistem Informasi Manajemen Kependudukan Pemahaman mengenai apa itu sistem informasi manajemen kependudukan
(SUMDUK) tentu saja merupakan hal penting. Sehubungan dengan hal ini, maka penulis pada bab ini akan memberikan pemahaman mengenai konsep dasar SIMDUK melalui beberapa aspek pentingnya; konsep dasar, definisi, sub-sistem, komponen, cara kerja, kemampuan contoh aplikasi, kedudukan dan prespektif. 2.2.1.
Konsep Sistem Informasi Manajemen Kependudukan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan adalah Sistem Informasi sangat
mendukung proses dalam suatu organisasi khususnya dalam menjalankan fungsi managerial yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Berdasarkan UU No 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi Kependudukan adalah suatu sistem informasi yang pengelolaan, pengkajian, penyimpan dan pengembangan Sistem Informasi Kependudukan untuk tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan. Pada Pasal 83 dalam Undang-Undang tersebut lebih dijelaskan tentang Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sebagai berikut: 1. Data Penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dimanfaatkan
dan untuk
tersimpan
di
kepentingan
dalam
database
perumusan
kependudukan
kebijakan
di
bidang
pemerintahan dan pembangunan. 2. Pemanfaatan data Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan izin Penyelenggara. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri. 2.2.2.
Tujuan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan
Tujuan adanya SIMDUK, yaitu : 1.
Database Kependudukan terpusat.
2.
Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (Statistik, Pajak, Imigrasi, dan lain-lain)
3.
Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan Sipil)
4.
Standarisasi Nasional
a.
No. Pengenal Tunggal (NIK)
b.
Blangko Standar Nasional (KK, KTP, Buku, Register, Akta Capil)
c.
Formulir-formulir Standar Nasional (termasuk kodefikasinya)
4
Implementasi SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) online, yang telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 88/2004 tentang Pengelolaan Administrasi Kependudukan dan Permendagri No 18/2005 tentang Administrasi Kependudukan. Pada hakekatnya bahwa upaya Tertib Dokumen Kependudukan atau Tertib Administrasi Kependudukan, tidak sekedar pengawasan terhadap pengadaan blangkoblangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen, tapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan pragmatis. Artinya mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini bermakna
secara
hukum
berfungsi
melindungi,
mengakui/mengesahkan
status
kependudukan atau peristiwa vital (vital event) yang dialami penduduk, sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan atau melancarkan urusannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain dokumen kependudukan memiliki insentif/benefit bagi si pemegang dokumen atau penduduk. 2.3.
Permodelan Sistem Sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan terkait satu
sama lain serta bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pemodelan sistem terdapat sejumlah cara untuk menggambarkan sistem melalui diagram misalnya flow chart, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD), data dictionary dan lain-lain. Pada dasarnya kita dapat menggunakan model apa saja tergantung dari situasi. Pemakai yang berbeda mungkin akan membutuhkan pemodelan yang berbeda pula (Hoffer, Presscott, dkk, 2002). Pemodelan sistem yang dimaksud sebagai berikut : 2.3.1.
Diagram Konteks Diagram konteks menampilkan seluruh proses bisnis hanya dalam satu proses
(proses 0), serta menampilkan semua entitas eksternal yang menerima informasi dari sistem atau mengkontribusikan informasi ke sistem. (Dennis & Haley Wixom, 2003). 2.3.2.
Normalisasi Normalisasi merupakan cara pendekatan lain dalam dalam membangun desain
lojik basis data relational yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Perancangan basis data diperlukan agar kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam ruang penyimpanan, cepat dalam mengakses dan mudah dalam pemanipulasian (ubah, tambah, hapus) data.
3.
Analisis
3.1.
Analisis Sistem
3.1.1.
Analisis Masalah
5
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perancangan sistem. Tahap analisis ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena permasalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Dalam analisis sistem, mengidentifikasi masalah merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Masalah dapat diidentifikasikan sebagai suatu hal yang akan menghambat proses pencapaian tujuan. Permasalahan yang ada harus ditindak lanjuti untuk menemukan solusi pemecahan masalah sebagai suatu alternatif
agar sistem
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan sistem dapat tercapai. 3.1.2.
Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
dalam tahapan analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang ingin dipecahkan, karena masalah inilah yang sering menyebabkan sasaran dari suatu sistem tidak dapat dicapai. Suatu masalah tidak akan timbul dengan sendirinya, mengidentifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subjek permasalahan yang diutarakan. 1. Permasalahan yang timbul Dari applikasi excel yang biasa/sebelumnya digunakan sebagai alat analisis keberhasilan program Keluarga Berencana sekarang ini berpotensi menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut: a. Kemampuan kerja sistem masih kurang baik karena belum terkomputerisasi, tersusun dalam database yang dapat dimaanfaatkan dan diintegrasikan dengan sistem yang lain, karena sistem pencatatan masih dilakukan secara manual. b. Proses pencarian data yang kurang tepat dan akurat. 2. Identifikasi penyebab masalah Penyebab dari masalah yang timbul sebagaimana tersebut diatas adalah belum adanya program aplikasi pengelolaan data kependudukan Keluarga Berencana yang dapat divisualisasikan dengan bentuk demografi pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.1.3.
Spesifikasi Sistem Informasi (Output) Aplikasi yang dibangun diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut: a. Menghasilkan peta dan grafik sebaran penduduk secara demografis sebagai analisa sumber data.
6
b. Menghasilkan peta dan grafik analisa klasifikasi penerimaan bantuan pemerintah di wilayah tertentu. c.
Menghasilkan
peta
dan
grafik
tinggi
rendahnya
tingkat
pendidikan
berdasarkan Kepala Keluarga yang tidak tamat Sekolah Dasar yang akan menentukan kesejahteraan keluarga pada wilayah tertentu. d. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia dan kelas ekonomi dalam keluarga dengan adanya data demografi kepala keluarga yang tidak bekerja pada suatu daerah yang akan berujung pada kesejahteraan keluarga. e. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesehatan bagi balita yang umurnya kurang dari 1 tahun dan juga 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun yang tidak ikut dalam posyandu pada suatu wilayah tertentu. f.
Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran pendidikan bagi anak umur 7 tahun sampai dengan 15 tahun yang tidak sekolah pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan juga kelas ekonomi dan kesejahteraan keluarga pada suatu daerah.
g. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat pasangan usia subur yang usianya kurang dari 20 tahun pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan pertumbuhan penduduk dan tingkat kesehatan pada suatu daerah. h. Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesertaan Program Keluarga Berencana untuk Swasta dan Pemerintah pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan keberhasilan program Keluarga Berencana pada suatu daerah. i.
Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat kesadaran kesertaan Program Keluarga Berencana untuk Swasta dan Pemerintah pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan keberhasilan program Keluarga Berencana pada suatu daerah.
j.
Menghasilkan peta dan grafik tinggi rendahnya tingkat “Un Meet Need” (kondisi pasangan usia subur non KB) pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan tingkat keberhasilan program Keluarga Berencana pada suatu daerah.
k.
Menghasilkan peta dan grafik sasaran Program Keluarga Berencana pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan sasaran keberhasilan program Keluarga Berencana pada suatu daerah.
7
l.
Menghasilkan peta dan grafik hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana pada suatu wilayah tertentu yang akan menentukan keberhasilan program Keluarga Berencana dan kesejahteraan keluarga pada suatu daerah.
3.2.
Analisis Kebutuhan Sistem Sejalan dengan tujuan perancangan sistem yang akan dibuat, diperlukan
perangkat teknologi pendukungnya. Perangkat teknologi itu meliputi personil, peralatan dan perlengkapannya. Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk mengetahui sistem seperti apa yang cocok diterapkan, perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan serta siapa saja pengguna yang akan menggunakan sistem ini. 3.2.1.
Analisis Perangkat Keras Analisis perangkat keras bertujuan untuk mengetahui secara tepat perangkat
keras yang dibutuhkan. Adapun hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pengolahan data kependudukan pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah: a. Minimum requirement: processor 450MHz, Hardisk 3 GB, Memory 64MB, VGA 16MB. b. Recommended: processor 900MHz, Hardisk 10GB, Memory 128MB,VGA 16MB. 3.2.2.
Analisis Perangkat Lunak Analisis perangkat lunak bertujuan untuk mengetahui secara tepat perangkat
lunak apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi manajemen kependudukan adalah: 1. Perangkat lunak saat perancangan sistem: a. Macromedia Dreamweaver 8.(*opsional) b. Notepad++ v 5.5. 2. Kebutuhan perangkat lunak saat sistem berjalan: a. Apache Server Minimum Requirement: Version 2.2.11 b. MySQL Database Server Minimum Requirement: Version 5.1.36 c. 3.3.
PHP Server Minimum Requirement: Version 5.3.0
Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan bagian awal dari pembuatan sistem informasi
dimana tahapan ini bertujuan untuk memberikan ketentuan bentuk dan proses pada perangkat lunak yang dibuat agar pembuata program tidak menyimpang dari aturan dan hasil analisis yang yang telah diterapkan pada perancangan program. Rencana sistem secara umum juga merupakan gambaran secara umum yang ditunjukkan kepada user tentang sistem yang diusulkan.
8
3.3.1.
Flowchart System Flowchart system adalah gambaran secara umum bagaimana sistem berjalanan.
Adapun gambaran flowchart sistem informasi manajemen kependudukan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Flowchart Sistem yang diusulkan
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.
Tampilan Website
4.1.1.
Halaman Website Frontend User Interface
4.1.1.1. Halaman Beranda (Home) Berikut ini adalah gambaran halaman depan user interface.
9
Gambar 4.1 Halaman beranda frontend user interface 4.1.1.2. Halaman Menu Tentang Berikut ini adalah gambaran halaman menu tentang program Sistem Informasi Manajemen Kependudukan BKKBN.
10
Gambar 4.2 Halaman menu tentang kami
4.1.1.3. Halaman Menu Kontak Berikut ini adalah gambaran halaman form kontak melalui email.
Gambar 4.3 Halaman menu kontak email 4.1.1.4. Halaman Interaktif Kontak dengan Yahoo Messenger Berikut ini adalah gambaran Form kontak melalui yahoo messenger.
11
Gambar 4.4 Halaman menu kontak online 4.1.1.5. Halaman Menu Bantuan Berikut ini adalah gambaran halaman bantuan dari BKKBN tentang sistem informasi manajemen kependudukan.
Gambar 4.5 Halaman menu bantuan 4.1.1.6. Halaman Pilihan Visualisasi Data Kependudukan Berikut ini adalah gambaran halaman pencarian data kependudukan.
12
Gambar 4.6 Halaman menu pencarian data 4.1.1.7. Halaman Tampilan Peta Berikut ini adalah gambaran halaman yang menampilkan peta.
Gambar 4.7 Halaman peta 4.1.1.8. Halaman Legenda Peta Berikut ini adalah gambaran halaman ini menjelaskan isi peta.
13
Gambar 4.8 Halaman legenda 4.1.1.9. Halaman Tampilan Grafik Berikut ini adalah gambaran halaman yang menampilkan grafik dari data kependudukan.
Gambar 4.9 Halaman grafik
4.1.2.
Halaman Website Backend Administrator Interface
4.1.2.1. Halaman Login Administrator Berikut ini adalah gambaran halaman login masuk administrator.
14
Gambar 4.10 Halaman login 4.1.2.2. Halaman Pilihan Input Data Berikut ini adalah gambaran halaman pilihan daerah dan tahun isian data.
Gambar 4.11 Halaman pilihan input data 4.1.2.3. Halaman Input Data Berikut ini adalah gambaran halaman pengisian data kependudukan.
Gambar 4.12 Halaman pengisian data kependudukan 4.1.2.4. Halaman Input Prosentase dan Warna
15
Berikut ini adalah gambaran halaman untuk pengisian data prosentase dan warna.
Gambar 4.13 Halaman input prosentase
5.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan perancangan yang dikerjakan dan mengacu pada
rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mengolah data dengan mudah, cepat dan akurat dan membuat suatu sistem informasi secara komputerisasi untuk menampilkan informasi yang berkualitas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 5.1.
Kelebihan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta. Kelebihan yang diperoleh dari sistem informasi ini antara lain : 1. Sistem informasi manajemen kependudukan ini dapat meningkatkan pelayanan dan kemudahan pada saat pembuatan laporan dan analisa data kependudukan untuk sasaran keberhasilan program keluarga berencana. 2. Pembuatan sistem informasi ini sebagai fasilitas pengolahan data dan analisis yang bermanfaat meminimalkan waktu yang semula pembuatan satu laporan membutuhkan waktu 2 menit dengan sistem yang baru bisa dilakukan kurang dari 1 menit untuk setiap pembuatan laporannya dan memudahkan pengolahan data bagi pengguna. Hal tersebut merupakan salah satu keuntungan yang dapat
16
dirasakan
dengan
adanya
perubahan
dari
proses
manual
menjadi
terkomputerisasi. 3. Sistem informasi menghasilkan jumlah informasi yang lebih banyak dan menarik dengan adanya bentuk visualisasi data kependudukan dan lebih akurat, sehingga produktifitas meningkat.
5.2.
Kekurangan Sistem Informasi Manajemen Kependudukan pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kekurangan yang diperoleh dari sistem aplikasi ini antara lain : 1. Sistem Informasi Manajemen Kependudukan ini belum terintegrasi dengan database nasional yang pastinya akan mempermudah pendataan penduduk secara nasional. 2. Sistem Informasi ini belum diintegrasikan dengan sistem informasi geografis sehingga dapat memvisualisasikan data spasial GPS detail per-penduduk. 3. Sistem informasi ini juga belum dipublikasikan secara umum dikarenakan masih adanya perdebatan prosentase antar daerah. 5.3.
Saran Kesempurnaan dari suatu sistem selalu bersifat relative berdasarkan pada cara
pandang dan konsep dari setiap pemikiran yang berbeda serta memiliki alur yang bervariasi. Karena sistem ini dibangun berdasarkan alur pemikiran penulis, maka untuk hasil yang lebih baik dan maksimal diperlukan saran dari pihak manapun untuk melengkapi kekurangan yang ada. Beberapa saran dari penulis untuk BKKBN: 1.
Penulis menyarankan agar administrator membuat back up secara soft-copy dan hard-copy
(laporan)
yang
diperlukan
sesering
mungkin
sesuai
dengan
kebutuhan. 2.
Untuk pengembangan penulis sudah menambah beberapa fitur setelah selesai skripsi ini yaitu penambahan kategori data dan penambahan administrator supaya tiap daerah langsung bisa akses data ke BKKBN, dan akan lebih produktif dalam pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA --------------------1994, Pembangunan Keluarga Sejahtera di Indonesia, Berdasarkan UU. No.
10
Tahun
1992
dan
GBHN
1993,
Kantor
Menteri
Negara
Kependudukan/BKKBN, Jakarta. Al Fatta, Hanif, 2007. Analisis &
Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
17
Arief, M. Rudyanto, 2006. Pemrograman Basis Data Menggunakan Transact-SQL dengan Microsoft SQL Server 2000, Penerbit Andi, Yogyakarta. Bogue, Joseph, Donald. 1969. Principles of demography, Wiley, Michigan. BKKBN,
1981.
Sejarah
Perkembangan
Keluarga
Berencana
dan
Program
Kependudukan, BKKBN, Jakarta. BKKBN. 2009. Buku Panduan: Identitas Lembaga BKKBN dan Identitas Program KB. Budiharjo, E. 1995-1996. Sistem Informasi Manajemen. Bandung. Bidang Pendididkan Ban Pelatihan Pusat Komputer PIKSI Institut Teknologi Bandung. Denny Charter dan Irma Agtrisari, 2003, Desain dan Applikasi Geographic Information System. Bandung: PT Elex Media Komputindo. Eko Indrajit, Richardus. 2006. Electronic Government. Percetakan Andi. Yogyakarta. Foresthi. 2001. Kependudukan Global: Problem Dan Kualitasnya. Jakarta: Suara Karya. Jogiyanto, H.1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Andi Offset. Yogyakarta. Karagiannis, Dimitris, 1994. Database and expert systems applications: 5th international conference, DEXA '94, Athens, Greece, September 7-9, 1994 : proceedings, Volume 856 of Lecture notes in computer science. Springer, Greece. Kepres No.88, Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan. Kusrini, M.Kom, 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mcleod, Jr, R. 1996, Sistem Informasi Manajemen, (Edisi Bahasa Indonesia), Prenhallindo, Jakarta. Morris Hauser, Philip, 1959. The study of population: an inventory and appraisal, University of Chicago Press. Niccolas Chrisman, 2002, Exploring Geographic Information Systems : Second Edition, John Wiley & Sons, New York. Nizam, Yasin, 2000, Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: CV Mandar Maju. Peter F, Drucker, 1982. Pengantar Manajemen (terjemahan), PT. Binaman Pressindo, Jakarta. Prahasta, Eddy, Ir, MT, 2005, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Penerbit Informatika, Bandung Rusli, Said. 1994, Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES. Setiadi, Herald. 2007. Perubahan Arsitektur Database dan Aplikasi Administrasi Kependudukan yang Sejalan dengan Otonomi Daerah. Jurnal Sistem Informasi MTI UI Vol. 3 — No. 1 — April 2007. Triton, PB. 2006. Terapan Riset Statistik Paramentrik. Andi Offset. Yogyakarta.