PENELITIAN IPTEK
RANCANG BANGUN EMERGENCY COOL PAD DENGAN METODE RASIONAL SEBAGAI SOLUSI GANGGUAN FUNGSI REPRODUKSI PRIA AKIBAT MENGGUNAKAN LAPTOP DI ATAS PANGKUAN
LAPORAN PENELITIAN
Oleh : Supriyono Asfawi, SE., M. Kes Ratih Setyaningrum, ST, MT
Dibiayai Universitas Dian Nuswantoro dengan No kontrak : 001/A.35-02/UDN.09/IV/2011
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG AGUSTUS, 2011
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAAN LAPORAN PENELITIAN 1. a. Judul Penelitian
:
b. Bidang Ilmu : c. Kategori Penelitian : 2. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap dan Gelar : b. Jenis Kelamin : c. Golongan Pangkat dan NPP : d. Jabatan Fungsional : e. Jabatan Struktural : f. Fakultas / Program Studi : 3. Alamat Ketua Peneliti a. Alamat Kantor/Telp
: :
b. Alamat Rumah 4. Jumlah Anggota Peneliti a. Nama Anggota Peneliti I b. Nama Anggota Peneliti II 5. Lokasi Penelitian 6. Lama Penelitian a. Mulai Bulan / Tahun b. Selesai Bulan / Tahun 7. Biaya Penelitian
: : : : : : : : :
8. Sumber Biaya Penelitian
:
Rancang Bangun Emergency Cool Pad Dengan Metode Rasional Sebagai Solusi Gangguan Fungsi Reproduksi Pria Akibat Menggunakan Laptop Di Atas Pangkuan Teknologi Penelitian IPTEK Supriyono Asfawi, SE, M.Kes. Laki - laki 0686.11.1998.150 Lektor (III C) Fakultas Kesehatan Masyarakat Masyarakat
Mengetahui : Dekan Fakultas Teknik
/
Kesehatan
Jl. Nakula 1, Gedung B kampus UDINUS- Semarang / Telp. (024) 70793733 Jl. Ketileng Indah Utara IV/13 Semarang Satu Orang Ratih Setyaningrum, MT. Pengguna Laptop wilayah Semarang Lima Bulan Maret / 2011 Juli / 2011 Rp. 4.165.000,(Empat Juta Seratus Enam Puluh Lima Ribu Rupiah) LP3M Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 4 Agustus 2011 Ketua Peneliti
Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes NPP: 0686.20.2007.346
Supriyono Asfawi, SE., M. Kes NPP: 0686.11.2006.332 Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian
Y. Tyas Catur Pramudi, S.Si., M.Kom NIP. 0686.11.1994.046
ABSTRAKSI
Rancang Bangun Emergency Cool Pad Dengan Metode Rasional Sebagai Solusi Gangguan Fungsi Reproduksi Pria Akibat Menggunakan Laptop Di Atas Pangkuan
Ratih Setyaningrum, Supriyono Asfawi Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro Email :
[email protected] Perkembangan teknologi informasi sangat pesat, hal ini terbukti dengan permintaan laptop cenderung meningkat. Pasar teknologi informasi (TI) yang berkembang pesat turut mendongkrak permintaan laptop. Kegemaran menggunakan laptop sudah menjadi kebiasaan yang menarik. Laptop merupakan produk simple, praktis dan mudah dibawa kemana-mana, namun penggunaan laptop yang tidak tepat dapat membahayakan pengguna. Penggunaan laptop di pangkuan dalam durasi waktu yang lama akan mengakibatkan panas laptop melukai kulit dan mengurangi produksi sperma. Mengingat dampak yang ditimbulkan apabila tidak menggunakan laptop secara tepat maka dari itu, tujuan penelitian ini antara lain menciptakan alat untuk memberi inovasi / solusi atas kasus di atas, dengan menciptakan alat yang kami bernama Emergency Cool Pad. Perancangan produk menggunakan metode rasional menghasilkan alat emergency cool pad dengan bahan yang terpilih yaitu akrilik. Inovasi yang dikembangkan untuk produk ini yaitu memiliki kipas pendingin sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan laptop. Dengan menggunakan emergency cool pad suhu core temperatur laptop mampu turun sebesar 2 derajat celcius. Konsumen menginginkan produk yang awet, praktis dan harga murah. Sehingga untuk penelitian selanjutkan perlu mengakomodir keinginan konsumen. Pengembangan untuk tahap penelitian selanjutnya yaitu fokus penelitian pada efek kesehatan yang ditimbulkan akibat menggunakan laptop di atas pangkuan, hal ini mengacu pada hasil penelitian ini yang hanya mampu menurunkan suhu sekitar 2 derajat celcius dengan menggunakan Emergency Cool Pad. Kata Kunci : Emergency Cool Pad, Rasional, Temperatur.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi informasi sangat pesat, hal ini terbukti dengan permintaan laptop cenderung meningkat. Pasar teknologi informasi (TI) yang berkembang pesat turut mendongkrak permintaan komputer. Direktur Pemasaran Dell Global BV memperkirakan sepanjang tahun 2010 penjualan komputer segmen perusahaan mencapai 1,3 juta unit. Jumlah ini tumbuh 1,4% dari penjualan tahun 2009 yang sebesar 1,29 juta unit (Kontan, 2010). Bagi beberapa orang, laptop adalah kantor mereka, bagi orang lain, laptop adalah sarana hiburan. Kegemaran menggunakan laptop sudah menjadi kebiasaan yang menarik. Banyak orang yang sibuk dengan pekerjaan rumah dan atau terlalu banyak pekerjaan kantor, sehingga hampir tidak ada waktu untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas perkuliahan. Akhirnya, sebagian mereka banyak yang mengerjakannya di waktu-waktu yang tidak tepat, seperti : saat menunggu bus, didalam mobil (saat perjalanan ke kantor), di restoran dan lainlain. Apabila ketika mereka memutuskan untuk membuat pekerjaannya di tempat-tempat umum yang sangat minim fasilitas, tempat yang bersih dan nyaman, maka tidak boleh tidak mereka harus duduk di sembarang tempat dan menaruh laptop di pangkuannya. Resiko dari kejadian seperti ini sangatlah besar, yaitu terjatuhnya laptop dari pangkuannya yang menjadikan semuanya kacau karena laptopnya rusak dan pekerjaan yang sudah sekian lama dikerjakan menjadi hilang sia-sia yang juga akan berpengaruh kepada karir dan profesionalisme. Faktor kenyamanan saat menggunakan laptop merupakan hal penting. Laptop merupakan produk simple, praktis dan mudah dibawa kemana-mana, namun penggunaan laptop yang tidak tepat dapat membahayakan pengguna. Dalam satu kasus baru-baru ini, seorang anak 12 tahun mengalami perubahan warna kulit menjadi belang-belang di paha kirinya setelah bermain game komputer beberapa jam setiap hari selama beberapa bulan. Kasus-kasus itu mulai terendus sejak tahun 2007. Salah satu dari 10 kasus yang berhubungan dengan laptop dilaporkan di jurnal medis dalam enam tahun terakhir. Mengingat dampak yang ditimbulkan apabila tidak menggunakan laptop secara tepat maka dari itu, tujuan penelitian ini antara lain menciptakan alat untuk memberi inovasi / solusi atas kasus di atas, dengan menciptakan alat yang kami bernama Emergency Cool Pad.
Produk ini tercipta, karena banyak mahasiswa yang sedang menggunakan laptop di taman atau di teras kantin tanpa fasilitas meja dan mereka meletakkan di laptop di pangkuan mereka. Dari kondisi tersebut, laptop sangat rawan jatuh dan terjungkal dari pangkuan mereka. Konsep produk ini sangat sederhana, laptop terikat di atas cool pad dan cool pad terikat di atas paha. Dengan konsep seperti ini, laptop aman berada di atas paha walaupun terjadi goncangan dari luar. Untuk menambah tingkat kenyamanan si pengguna, produk ini diberi engsel di bagian ujungnya sehingga posisi laptop dapat menyesuaikan kaki ketika ingin di tekuk lebih santai di atas pangkuan salah satu kaki. Selain itu, paha tidak terkena panas angin dari kipas, karena di bawah cool pad terdapat lapisan fiber yang kedua, dan angin panas mengalir melalui celah antara lapisan fiber pertama dan kedua. Ketika laptop tertutup, lapisan fiber kedua dapat ditekuk ke posisi atas laptop untuk melindungi tekanan, sebab di bagian ujung lapisan fiber bagian kedua terdapat engsel. Alat ini sangat membantu, ketika laptop di letakkan di pangkuan. Karena dapat “mengunci” laptop di pangkuan paha, agar ketika ada kecerobohan atau goncangan dari luar, laptop akan selalu berada aman di pangkuan anda. Alat inipun tidak menjadikan paha anda selalu pada posisi menyokong laptop. Dengan adanya pipa besi kuat yang membujur di bawah laptop, dan adanya engsel yang fleksibel, paha dapat digerak-gerakan dengan posisi melebar atau menyempit dan posisi nyaman lainnya, laptoppun tetap terikat kuat di atas paha. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perancangan produk Emergency Cool Pad yang ergonomis mutlak diperlukan. Produk ini diharapkan menjadi produk inovasi yang mampu bersaing dengan produk sejenisnya serta menjadi problem solving untuk mengatasi bahaya yang timbul akibat menggunakan laptop diatas pangkuan.
D. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah
proses perancangan produk Emergency Cool Pad dengan
menggunakan metode rasional ? 2. Apa sajakah inovasi yang dikembangkan Emergency Cool Pad agar mampu
bersaing dengan produk sejenis? 3. Apakah Emergency Cool Pad efektif untuk mengatasi gangguan fungsi reproduksi
pria akibat menggunakan laptop diatas pangkuan?
1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang yang dihadapi, maka penelitian difokuskan pada permasalahan yang terjadi saat menggunakan laptop diatas pangkuan. Data perancangan Emergency Cool Pad menggunakan data antropometri mahasiswa teknik industri. Emergency Cool Pad diaplikasikan di laptop ukuran kecil layar 12 inchi. Dengan bantuan alat ini diharapkan kenyaman pengguna laptop akan meningkat dan mampu meminimalisasi resiko gangguan reproduksi setelah menggunakan laptop di pangkuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Laptop Laptop dikenal juga dengan istilah notebook merupakan perangkat komputer portable, kecil dan dapat dibawa kemana-mana dengan sangat mudah yang terintgrasi pada sebuah casing. Berat laptop berkisar antara 1 hingga 6 kilogram tergantung ukuran dari bahan dan spesifikasi. Sumber listrik berasal dari baterai atau A/C adaptor yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop itu sendiri. Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki fungsi yang sama dengan komputer desktop meskipun dengan kemapuan yang lebih rendah. Komponen yang terdapat didalamnya sama dengan komputer destop dengan ukuran yang diperkecil, lebih ringan, tidak panas dan irit listrik. Sebuah laptop akan sangat berguna bagi kalangan yang mempunyai mobilitas tinggi sehingga orang-orang tersebut dapat bekerja setiap saat. Seperti juga barang lain, laptop juga perlu perawatan secara berkala. Dengan perawatan berkala ini, kemampuan kerja laptop akan tetap terjaga. 1.1. Efek Menggunakan Laptop di Atas Pangkuan Pengunaan laptop diatas pangkuan seperti terlihat pada Gambar 1 banyak dijumpai di mana saja. Hal ini mengingat laptop meruapak perangkat yang mutlak diperlukan bagi kalangan yang mempunyai mobilitas tinggi sehingga orang-orang tersebut dapat bekerja setiap saat. Sebagian orang belum mengetahui efek menggunakan laptop diatas pangkuan, namun bagi yang sudah mengertia mereka mulai menggunakan meja laptop yang banyak dijual di pasaran.
Gambar 1. Bekerja dengan menggunakan laptop di pangkuan
Para pakar kesehatan kulit di Swiss menyebutkan, kebiasaan ini bisa menyebabkan apa yang disebut sebagai "sindrom kulit terpanggang," yaitu kondisi kulit yang tidak biasa tampak berbintik-bintik yang disebabkan oleh paparan panas jangka panjang. Dalam satu kasus baru-baru ini, seorang anak 12 tahun mengalami perubahan warna kulit menjadi
belang-belang di paha kirinya setelah bermain game komputer beberapa jam setiap hari selama beberapa bulan. Laptop menghasilkan panas di sisi kiri, dan terlepas dari itu, ia tidak mengubah posisinya (Pediatrics, 2010) Kasus lainnya melibatkan seorang mahasiswa Virginia yang mencari pengobatan untuk perubahan warna belang-belang di kakinya. Dr Kimberley Salkey, yang menanganinya, menyebutkan pasiennya itu biasa menghabiskan waktu sekitar enam jam sehari bekerja dengan komputer yang bersandar di pangkuannya sehingga tanpa disadari suhu bawah bisa mencapai 125 derajat. Salkey, asisten profesor dermatologi di Eastern Virginia Medical School, mengatakan bahwa di bawah mikroskop, menyerupai kulit yang terkena kulit yang rusak oleh paparan sinar matahari jangka panjang. Produsen utama termasuk Apple, Hewlett Packard dan Dell memperingatkan dalam buku petunjuk untuk tidak menempatkan laptop di pangkuan atau kulit yang terbuka untuk waktu yang lama karena risiko untuk luka bakar. Sebuah laporan medis beberapa tahun lalu menemukan bahwa pria yang menggunakan laptop di pangkuan mereka menyebabkan suhu skrotum tinggi. Jika berkepanjangan, hal semacam panas dapat menurunkan produksi sperma, yang berpotensi dapat menyebabkan kemandulan.
1.2. Laptop Dan Fungsi Reproduksi Pria Beberapa publikasi yang muncul di tahun-tahun belakangan ini mungkin cukup meresahkan para pengguna dengan cara tersebut, karena panas dan radiasi laptop dikabarkan punya pengaruh signifikan terhadap fungsi reproduksi pria berkaitan dengan lokasi yang dekat dengan wilayah genital dan organ testis sebagai pelaksana fungsi tersebut. Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa ada beberapa riset yang didorong kemajuan teknologi ini kemudian memusatkan perhatian mereka terhadap hal ini, karena tak bisa dipungkiri juga, radiasi dari peralatan elektronik sedikit banyak punya pengaruh terhadap kesehatan organ tubuh kita seperti diilustrasi Gambar 2. Sama seperti peralatan elektonik lain yang mengandung daya radiasi tersebut, laptop juga memiliki beberapa aspek kesehatan berkaitan dengan radiasinya. Sebagai peralatan yang bersifat mobile dan sering diletakkan di paha pemakainya, laptop memang menghasilkan gelombang panas yang dikeluarkan lewat alas bagian bawahnya.
Gambar 2. Efek penggunaan teknologi Beberapa peneliti kemudian mengarahkan riset mereka pada fungsi reproduksi pria yang erat kaitannya dengan organ genitalia terutama pada pria. Sebagian penelitian tersebut menyebutkan bahwa penggunaan jangka panjang laptop dengan frekuensi tinggi meletakkannya di sekitar organ genital ternyata bisa berpengaruh terhadap organ testis dan lebih lanjut mempengaruhi formasi sperma akibat tingginya temperatur di area tadi. Para ahli ini kemudian membandingkan besar temperatur ini dengan temperatur di sekitar ruangan sauna atau mesin sauna yang jauh lebih bisa berpengaruh walaupun tidak langsung mengarah ke organ-organ reproduksi pria. Begitupun, mereka menyebutkan lagi bahwa frekuensi dan waktu penggunaan yang kelewat panjang sedikit banyak bisa berjalan sebagai suatu pengaruh paparan yang akhirnya bisa mengganggu fungsi reproduksi, namun tidak secara mendetil menyebutkan batas frekuensinya, dan ini masih berkaitan lagi dengan ragam produk laptop yang ada, yang belum tentu minim sama sekali proteksinya, selain misalnya bahan-bahan alas yang digunakan dalam menahan panas yang diproduksi dari aktifitas perangkat elektronik di dalamnya. Penelitian lain yang memberikan argumentasi mereka terhadap hal ini menyebutkan bahwa penggunaan laptop di pangkuan selama kurang lebih satu jam paling tidak bisa meningkatkan temperatur skrotum/kantung testis lebih dari 2,5 derajat Celcius, yang mereka anggap sudah bisa cukup mempengaruhi fungsi utamanya dalam memproduksi sperma. Dalam riset terpisah ini, para peneliti yang berasal dari sebuah institusi di Perancis tersebut membuat perbandingannya dengan kenaikan temperatur skrotum pria ketika mengendarai mobil. Perbandingannya, kenaikan sekitar 2,5 derajat Celcius tadi baru didapat setelah mengendarai mobil nonstop selama 2 jam namun lagi-lagi pada pembahasan selanjutnya, masih banyak faktor yang berperan dibaliknya termasuk jenis mesin mobil, jok hingga jenis pakaian yang digunakan dan sebagainya.
Secara jelas, sebuah riset lain yang memiliki skup lebih besar tentang pengaruh panas terhadap organ reproduksi mungkin lebih bisa dijadikan patokan, dimana riset yang dipublikasikan pada tahun 1999 ini menemukan adanya penurunan fungsi reproduksi sebesar sekitar 40% selama musim panas dengan titik berat penilaiannya pada jumlah serta kecepatan sperma yang aktif. Penelitian selama beberapa tahun ini kelihatannya cukup signifikan karena mendapatkan hasil yang tak jauh berbeda dalam setiap tahunnya, dalam setiap perbandingan persentase antara musim panas dan musim dingin yang dipantau oleh para peneliti tadi. Mengingat efek dari panas yang hasilkan oleh pemakaian lap top di atas paha dalam waktu yang lama, maka yang perlu dilakukan sebagai tindakan prefentiv adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan pengaruhnya terhadap kesehatan jangka panjang. 1. Penggunaan laptop mungkin bisa dibatasi seperlunya dalam frekuensi dan waktu yang tak terlalu lama,dianjurkan untuk menghentikan aktifitas di kala daerah sekitar paha sudah terasa terlalu panas. Suhu panas diperkirakan secara manual saja. 2. Jika di sekitar Anda ada meja, maka pilihan untuk meletakkannya di atas meja adalah hal yang lebih aman. 3. Pilihlah lap top yang ramah lingkungan, karena sudah banyak diproduksi beberapa teknologi prosesor atau perangkat tambahan yang ramah lingkungan termasuk penggunaan alas pendingin yang berfungsi mengabsorsi kalor yang dikeluarkan oleh lap top.
1.3. Inovasi Meja Laptop Pengguna laptop sering kali menghadapi masalah di mana laptop menjadi cepat panas dan slow setelah dipakai cukup lama. Sewaktu baru dibeli laptop tersebut sangat cepat processingnya, akan tetapi lambat laun laptop menjadi slow. Ada beberapa faktor penyebab laptop menjadi slow, seperti software issue, kurangnya memory atau vga performance. Untuk edisi kali ini, kami akan membahas salah satu penyebab overheat dan slow, yaitu temperature. Pengguna laptop sering kali menggunakan laptop di atas karpet atau di atas ranjang, hal ini menyebabkan laptop menjadi panas dan lambat. Selain kurang baik untuk jangka panjang
hardware laptop, hal ini juga menyebabkan laptop kalian menjadi filter debu. Bahan-bahan textile memiliki serabut debu yang sangat halus dan cara kerja laptop kalian adalah CPU fan mengambil udara dingin dari belakang atau bawah laptop. Lambat laun , pendingin laptop (heatsink) akan tertutup dengan debu, yang menyebabkan kipas bekerja dengan tidak efisien. Hal ini, jika didiamkan, lama-lama laptop akan cepat panas, suka mati tiba-tiba, atau kipasnya manjadi sangat berisik.
Gambar 3. Laptop Base Cooler Laptop Base Cooler sangat berguna karena fungsinya yang mendinginkan laptop kalian, juga bisa mengurangi masuknya debu ke dalam heatsink. Kalau heatsink sudah tertutup dengan debu, udara panas tidak dapat dikeluarkan dari laptop. Solusinya hanya satu, laptop harus di-assemble dan dibersihkan dari debu-debu. Dengan menggunakan laptop cooler, kita dapat mencegah heatsink tertutup debu.
Gambar 4. Laptop Table Laptop table yang lebih lebar, dilengkapi dengan mouse pad dan tempat minuman serta pulpen. Jarak antara kaki lebih lebar, sehingga lebih leluasa bergerak kalau bekerja
dengan laptop di tempat tidur. Laptop desk ini dilengkapi dengan fan besar agar laptop tidak panas. Mouse pad membantu jika kita lebih suka menggunakan mouse saat bekerja dengan laptop. Terbuat dari aluminium ringan, laptop table bisa dilipat sehingga mudah dibawabawa. Produk pada Gambar 4 tersebut dijual seharga Rp 313.500,00.
Gambar 5. Bantal laptop Beberapa orang menggunakan laptop ini dengan menaruhnya di atas bantal selama bekerja. Namun cara tersebut ternyata berbahaya karena lubang sirkulasi laptop semua berada di bawah. Sementara Bantal yang saya gunakan sebagai alas laptop menjadi penghambat sirkulasi udara. Ibarat orang yang sedang bernafas dibungkam dengan bantal.
2. Metode Rasional
Proses perancangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang menyusun, merancang, dan mengkomersilkan suatu produk. Kebanyakan langkah-langkah tersebut bersifat intelektual daripada bersifat fisik. Dalam proses merancang suatu produk terdiri dari 5 tahap yang ditunjukkan pada gambar (Ulrich, 2001)
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Penetapan Spesifikasi
Mendisain konsep
Gambar 6. Proses Perancangan Produk ( Sumber: Ulrich, 2001 )
Metode ini menganjurkan suatu pendekatan yang sistematis dalam perancangan. Metode ini banyak digunakan dalam perancangan karena memiliki tahapan yang jelas sehingga dapat memberikan hasil rancangan dan produk akhir yang berkualitas. Adapun langkah-langkah metode rasional antara lain (Cross,1994): a.
Clarifying Objectives Tahap penting pertama dalam perancangan adalah bagaimana mencoba untuk menjelaskan tujuan perancangan. Metode yang digunakan dalam penjelasan tujuan adalah objectives tree. Metode ini bertujuan untuk menunjukkan tujuan dan maksud umum untuk pencapaian tujuan yang sedang dalam pertimbangan. Metode ini juga guna menjelaskan bentuk diagramatis dimana tujuan yang berbeda dihubungkan satu sama lain serta pola hirarki tujuan dan sub tujuan dari perancangan dan hubungan diantara keduanya.
b.
Establishing Function Metode yang digunakan adalah analisis fungsi/function analysis. Metode analisis fungsi ini menawarkan cara – cara untuk mempertimbangkan fungsi-fungsi penting dan tujuan tingkat masalah yang ada. Fungsi penting tersebut adalah fungsi dimana alat – alat, produk dan sistem yang akan dirancang harus meyakinkan, tidak peduli dengan komponen fisik yang digunakan. Metode ini bertujuan untuk menentukan fungsi yang dibutuhkan dan batasan sistem dari perancangan baru.
c.
Setting Requirements Metode yang digunakan adalah The Performance Specification Methods. Metode ini bertujuan membantu menemukan masalah perancangan.
d.
Determining Characteristics Dalam tahapan ini salah satu metode yang dapat digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD). Tujuannya untuk menetapkan target yang akan dicapai oleh karakteristik teknis produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen.
e.
Generating Alternatives Pada tahap ini mulai dicari solusi-solusi yang mungkin. Metode yang bisa dipakai adalah Morphological Chart Method. Morphological chart ini berguna untuk memperluas daerah pencarian solusi baru yang potensial dalam pengembangan alternative (Cross, 1994). Tujuan dari pembangkitan alternative adalah untuk membangkitkan solusi-solusi rancangan alternatif atau memperluas ruang pencarian terhadap solusi-solusi baru yang potensial. Kombinasi yang berbeda dari dari sub solusi dapat dipilih dari morphological chart, dan diharapkan dapat memunculkan solusi baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
f.
Evaluating Alternatives Tahap ini adalah tahap pemilihan alternatif terbaik diantara beberapa alternatif yang ada. Metode yang digunakan adalah metode weighted objectives (pembobotan obyektif). Tujuan dari metode ini untuk mengambil suatu keputusan alternatif dalam pengembangan alternatif – alternatif yang sudah ada (Cross, 1994). Pemilihan dilakukan berdasarkan jumlah dari score dikalikan bobot yang menghasilkan angka terbesar.
g.
Product Improvement (Penyempurnaan Produk) Pada tahapan ini dilakukan penyempurnaan dari produk hasil rancangan. Penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan melihat segi kenyamanan maupun keindahan (estetika) produk. Penyempurnaan produk dapat dilakukan setelah produk diujicobakan terhadap konsumen (pengguna produk).
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Jangka Pendek
Merancang produk yang mampu menjadi problem solving untuk mengatasi gangguan fungsi reproduksi pria akibat menggunakan laptop diatas pangkuan b. Tujuan Jangka Panjang
Perancangan produk dengan metode rasional sebagai solusi untuk menghasilkan produk yang memiliki inovasi tinggi dan dapat bersaing dengan produk sejenis. Untuk jangka panjang diharapkan mampu menjadi produk mercusuar yang memiliki daya jual tinggi sehingga mampu mempromosikan program studi Teknik Industri pada khususnya dan Universitas Dian Nuswantoro pada umumnya.
3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Mahasiswa Mampu menciptakan inovasi produk yang mampu bersaing sesuai dengan kompetensi program studi Teknik Industri yaitu desain produk. Disamping itu mahasiswa memiliki kemampuan problem solving sebagai bekal di dunia kerja. b. Program Studi Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro Sebagai research pioner yang mampu menghasilkan mercusuar product bagi program studi Teknik Industri sekaligus sebagai promosi Program Studi Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro. Research pioneer ini diharapkan bisa dikembangkan sehingga dari laboratorium Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro akan melahirkan banyak karya ilmiah hasil penelitian. c. Universitas Dian Nuswantoro Meningkatkan kualitas penelitian yang mampu menghasilkan produk inovatif dan berdaya jual tinggi sehingga menumbuhkan research athmosphere sekaligus menghasilkan enterpreanurship product sesuai misi Universitas Dian Nuswantoro.
BAB IV METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dengan melakukan pengamatan, aplikasi metode rasional, pengukuran dan perhitungan metode antropometri. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pengguna laptop yang berjenis kelamin laki-laki di Semarang Jawa Tengah.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap I : Survei ruang lingkup dan kelayakan proyek Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : Aktivitas yang melibatkan proses pengamatan pengguna laptop dan menghitung prosentase pengguna laptop yang mobile sehingga menggunakan laptop dengan memangku di paha. Hasil sbb : 1. Direktur Pemasaran Dell Global BV memperkirakan sepanjang tahun 2010 penjualan komputer segmen perusahaan mencapai 1,3 juta unit. Jumlah ini tumbuh 1,4% dari penjualan tahun 2009 yang sebesar 1,29 juta unit (Kontan, 2010). 2. Dr Kimberley Salkey menyatakan bahwa penggunaan lapotop diatas pangkuan selama enam jam sehari dipangkuan, suhu laptop kira-kira mencapai 52 derajat Celcius. 3. Lingkungan kampus Universitas Dian Nuswantoro, banyak yang menggunkan laptop dia atas pangkuan khusunya mahasiswa. Semakin besar prosentase mahasiswa yang menggunakan laptop maka semakin besar pula kebiasaan menggunakan laptop di atas pangkuan. Tahap II : Merumuskan Permasalahan 1. 1.
Bagaimanakah proses perancangan produk Emergency Cool Pad dengan
menggunakan metode rasional ? 2. 2.
Apa sajakah inovasi yang dikembangkan Emergency Cool Pad agar
mampu bersaing dengan produk sejenis? 3. 3.
Apakah Emergency Cool Pad efektif untuk mengatasi gangguan fungsi
reproduksi pria akibat menggunakan laptop diatas pangkuan?
Tahap III : Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang meliputi sebagai berikut 1. 1. Data meja laptop yang ada dipasaran Gambar 1. Produk sejenis di pasaran 1. 2. Data antropometri manusia Dalam penelitian ini digunakan alat-alat untuk mendapatkan data antropometri sebagai berikut 1. 1. Timbangan badan 2. 2. Penggaris 3. 3. Meteran Roll 4. 4. Curvemeter 5. 5. Papan tulis dan spidol 6. 6. Kursi Antropometri
Gambar 2. Penggunaan Kursi Antropometri
Data - data dimensi tubuh yang diukur adalah i. 1. Tinggi duduk tegak (tdt) ii. 2. Tinggi bahu duduk (tbd) iii. 3. Tinggi mata duduk (tmd) iv. 4. Lebar bahu (lb) v. 5. Tinggi siku duduk (tsd) vi. 6. Panjang lengan bawah (plb) vii. 7. Tebal paha (tp) viii.
8.
Tinggi popliteal (tpo)
ix. 9. Pantat popliteal (ppo) x. 10. Pantat ke lutut (pkl) xi. 11. Lebar pinggul (lp) xii. 12. Tinggi siku berdiri (tsb) xiii.
13.
Rentangan tangan (rt)
xiv.
14.
Tinggi mata berdiri (tmb)
xv. 15. Tinggi badan tegak (tbt) xvi.
16.
Jangkauan tangan (jt)
xvii.
17.
Tinggi bahu berdiri (tbb)
xviii. 18.
Tebal badan (tb)
xix.
Jarak vertikal garis A s/d bentuk kepala bagian paling menonjol (tk)
19.
xx. 20. Jarak vertikal dari garis A s/d tekuk leher yg paling menonjol (tlh) xxi.
21.
Jarak vertikal dari garis A s/d punggung yg paling menonjol (tpu)
xxii.
22.
Jarak vertikal dari garis A s/d titik cekung maksimum dari
pinggang (tpi) xxiii. 23.
Jarak antara garis B s/d bentuk kepala bagian belakang yang paling
menonjol (pk) xxiv. 24.
Jarak antara garis B s/d titik cekung leher maksimum (plh)
xxv.
Jarak antara garis B s/d titik cekung pinggang maksimum (ppi)
25.
xxvi. 26.
Jarak antara garis B s/d pantat belakang (ppb)
xxvii. 27.
jarak antara garisA dan garis C sebagai kedalaman mak tempat
duduk (km) xxviii. 28.
Jarak horisontal antara titik garis singgung C dan pantat (ppt)
xxix. 29.
Panjang pergelangan tangan (pgt)
xxx.
Panjang jari tangan 1,2,3,4,5 (pjt)
30.
xxxi. 31.
Lebar telapak tangan (ptk)
Gambar 3. Posisi Dimensi Tubuh Berdiri dan duduk
Gambar 4. Dimensi ukuran tubuh saat berdiri dan duduk
Gambar 5. Pergelangan tangan Hasil pengukuran data antropometri adalah sbb : Tabel 1. Data antropometri Posisi Duduk No mor
Nama
Tb d 62. 1
Tn d
Tsd
Tp
Tp o
Ppo
Pkl
1
Ahmed
78
20. 5
14
45
52
59
2
Taufik
61
75
21
14
45
47
54
3
Anang
85
60
72
25
15
42
48. 5
55
4
Agus
93
66. 5
81
25
14
44
47
53
5
Eko
85
59
75. 5
26
14
48
54
40
6
Fitria
81
59. 9
68
11
13
42
46
50
7
Dayoko
83
59
20
16
43
50
58
8
Yudi Wijanar ko
91
65
66. 5 80
26
18
44
52
60
90
64
79
22
18
43
51
61
10
Niko
94
83
26
15
43
45
57
11
Lucki
93
82
25
13
44
44
53
12
Adit
87
77
24. 5
13
49
40
51
13
Christia n
100
85
26
21
54
50
63
9
Tdt 90. 6 86. 5
66. 5 65. 5 62. 5 69. 5
14
Tesnady al
93
66. 5
15
Suryo
87. 5
63
16
Hanum
89
64
17
Juni
91. 5
63
78
18
Dian
92
66. 5
82
59
80. 5 72. 5
88
63
88
19 20 21
Ahmad c. Nico aditya Ahmad k.
28
Sherly
29
Deddy
30 31
17
28
47. 5
25
8.5
42
35
47
74
27
11. 5
48
41
51
65
77
23
14
44
52
49
60
74
23
9
51
53
50
64
79
23
11
44
46
53
66 62 61
80 75 74
26 24 26
12 12 16
46 42 49
47 46 46
54 50 58
55
71
26
19
41
44
54
70
22
15
46. 5
47
57
80. 5 74. 5
25. 8
16
48
45
56
24
14
43
44
51
76
24
18
53
42
56
65. 5
Anita
23
49
88
27
12
13
Affin
Hendri Riko Stefanus
23
50
47. 5 54. 5 56. 5
63
24 25 26
13
39
38. 8
85
Iwan
23
52
53
Ragil
23
16
45
56. 5 63. 5
denny
75. 5 79. 5
25
44. 2 47. 5 45. 5
86. 5 89. 5 92 88 85 81. 5 82. 5 89. 5
22
79
47
Tabel 2. Data antropometri Posisi Berdiri
Nama
Ts b
Plb
T mb
Tb t
Tb b
Tb
Jt
Rt
Ahmed Taufik Anang Agus Eko
107 110 108 113 102 .5 94
29 25 26 24 26
156 160 155 161 155
176 171 166 176 165
146 141 139 147 140
21 20 23 20 15
78 72 72 73 30
182 170 179 178 177
23
138
149
129
26
144
Dayoko Yudi Wijanark o Niko Lucki Adit Christian Tesnadya l Suryo
105 106 105
26 27 27
155 157 155
167 168 164
140 140 140
10 16 16
63. 5 75 77 71
113 113 109 117 115
26 27 26 28 29
165 163 159 175 165
179 176 170 187 177
146 144 140 157 149
17 15 11 22 19
78 69 75 92 79
176 173 170 180 175
105
158
170
140
16
75
171
Hanum
105
27. 5 28
156
168
138
16
165
Juni Dian
111 115
27 26
165 165
176 175
144 145
23 14
Ahmad c.
105
150
166
135
13
Nico aditya Ahmad k. Denny Iwan Hendri Riko Stefanus Anita Sherly Deddy
105
25. 5 26
155
165
140
12
107
28
158
167
139
15
71. 5 76 71. 5 68. 5 69. 5 75
110 110 108 106 110 100 101 113
155 162 156 157 160 135 148 162
167 173 170 168 169 146 161 174
138 144 140 139 143 119 132 145
13 12 14 11 14 21 22 18
70 75 76 73 67 62 70 67
170 173 175 166 163 144 161 167
Ragil Affin
103 113
25 27 28 25 24 24 25 23. 5 26 29
155 163
166 175
138 146
17 18
69 78
167 178
Fitria
171 172 165
178 170 160 168 170
Tabel 3. Data antropometri Lebar Badan dan Tangan
Nama
Lp
Lb
Pj1
Pj2
Pj3
Pj4
Pj5
Pp t
Lj
Ltt
Ahmed Taufik Anang Agus Eko
32 36 37 36 35. 5 42 36. 5 40 38
40 43 45 43 40
6 5.5 6 6 6
10 9 9 10 11
9 8 8 9.5 9.5
7 6 6 6 7.5
10 10 9.5 10 20
8 8 9 8 8
12 10 10 10 9.5
40 41
4.3 6
9 8.5 8 9 10. 5 6.5 9
7.5 10
7 10
6 7
9 11
7.5 8
10 11
46 46
7 6
9 9
10 11
9 9
7 7
10 11
9 9
12 12
33
45. 5 41 45 53
6.5
9
10
9.5
8
11
8.5
9.5
6.5 7.5 8
9 8 10
10 7.5 9
9.5 7.5 8
8 6.5 6
18 8 8.5
8.5 7 6.5
10 10 11
40
7.5
12
10. 5
10
6
8.5
8.5
10. 5
Fitria Dayoko Yudi Wijanar ko Niko Lucki Adit Christia n Tesnady al
32 66 105 74. 5
Suryo Hanum
28 32
40 40
6.5 6.5
9 8
9 8.5
8 7
6 5.5
8 7.5
9.5 9.5
8
10
6.5 6.5
10 10. 5 10. 5 9 8
Juni
38
7
9
10
8
6.5
Dian Ahmad kho Nico aditya Ahmad k. Denny
30 24
40. 5 41 43
7 6
9 8.5
10 9
9 8.5
8.5 8
9.5 9
23
42
6.5
9
9.5
9
6.5
8
8
10
28
47
7
8.5
10
9.5
8
12
8
13
26
43
6
9
9.5
9.5
7.5
12
8
7 7.5
9 10
9.5 11
9 9.5
6 7.5
8.5 10
44
6.5
10
9.5
7.5
9.5
11
45 46 39 48 45 43
6 5.5 5 6 5.5 6.5
8 6.8 7.5 9 8 10
10. 5 9 7.2 8.5 10 8.5 10. 5
8 6.5 8 9 8 10
6 5 6 7.5 6.5 8.5
11 11. 5 11. 5 7 7 7.5 9 10 10. 5
12. 5 12 12
Iwan Hendri
37 38
46 46
Riko
34
Stefanus Anita Sherly Deddy Ragil Affin
42 44 40 40 32 37
7 7.5 7.5 7.5 7 9
10 9.5 9.5 12 10 11
Tabel 4. Data antropometri Punggung dan Belakang
Nama
Pk
Plh
Pbl
Pp b
K m
Tk
Tl h
Tp u
Tp l
Ahmed
36
1.5
0.5
4.5
75
1
3
5
78
16. 5 26
Anang
54
26. 5 34
66. 5 58
31
Taufik
40. 5 46
2
5
6
51
31
2
4
5.5
49. 5 49
Eko
29
1.5
1
4.8
66
Fitria
18
1.5
0.5
2.5
43
1
1.7
6.7
58
31
23. 5 14. 5 53
Yudi Wijanar ko Niko
50 57
2 2
3.5 8
4.5 4
68. 5 76. 5 83 85
35. 7 38
Dayoko
22. 5 13. 5 25. 5 33 40
63. 5 57. 5 54. 5 55
28
Agus
85. 5 78
63 66
35 51
53 30
34. 5 34
27
2.5
1
5.5
74
36
15
28
3
1.5
7.5
74
62. 5 63
39
20. 5 29
16. 5 22
2
1
9
1
1
3.5
64. 5 78
53. 5 65.
37. 5 37.
16. 5 16. 5 12
Lucki Adit Christia
39
27
n Tesnady al Suryo
4
1
3
86
10. 5 7
2
5
77
63
2
5.2
73
52
8
1.5
5
79
61. 5 65
7
1.1
5
82
64
7.5
3.5
3.5
73
9
2.5
8
77
59. 5 61
37. 5 42
Hanum
32. 5 33
Juni
32
Dian
44
Ahmad c. Nico aditya Ahmad k. Denny Iwan
31. 5 43
22. 5 28. 5 28. 5 28. 5 36. 5 28. 5 35
40
37
6.5
2
7.5
40
59
33 45
25 37
3.5 2.5
1.5 1.5
9 8.5
50 58
Hendri
38
3.5
2
7.5
Riko
49
32. 5 43
33 74. 5 71
9
3.5
5.5
Stefanus
19
1.8
0.5
4
Anita
21. 4 24. 7 35
13. 7 17. 8 21. 1 26
1
0.5
4.7
2.5
0.6
6.5
2
1
4.5
Sherly Deddy
27
5 65
68. 5 69. 5 67. 7 66. 6 65
61. 5 59 53 53. 7 54. 5 54
5 40. 5 44
48
38. 5 46. 5 35 42
23 22. 7 19 17. 5 37 23. 5 18 14 18 10
52
15
43. 5 35. 8 40. 8 31. 5 42
18. 5 15. 4 16 14 18
Ragil Affin
31. 5 34
24. 5 26
3.5
1
4
64
52
3.5
1
5
67
55
40. 5 43
17 20
Tahap IV: Pengolahan Data Pada tahap pengolahan data, aktivitas yang dilakukan meliputi sebagai berikut : i. 1.
Standart Deviasi =
i. 2.
Uji Kecukupan Data Dengan N’ N Ket : s = derajat ketelitian k = tingkat kepercayaan
i. 3.
Uji Keseragaman Data
Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) BKA = BKB = i. 4.
Persentil
Gambar 6. Distribusi normal dalam perhitungan persentil
Tabel 5. Perhitungan dan Pengujian Data Antropometri Sim bol Tdt Tbd Tnd Tsd Tp Tpo Ppo Pkl
Σ
Mean
N'
0.766 073 0.581 765 0.779 262 0.549 553 0.501 178 0.626 814 0.806 062 0.841 6
88.30 968 62.80 645 76.51 613 23.83 226 14.35 484 45.86 129 46.18 71 53.59 677
3.469 102 3.955 302 4.781 394 24.51 218 56.19 28 8.611 499 14.04 072 11.36 651
N'
BKA
BKB
P5
P50
89.81118 309 63.94670 891 78.04348 368 24.90938 357 15.33714 876 47.08984 622 47.76698 205 55.24630 532
86.80817 691 61.66619 109 74.98877 632 22.75513 643 13.37253 124 44.63273 378 44.60721 795 51.94723 468
87.04 949 61.84 945 75.23 424 22.92 825 13.53 04 44.83 018 44.86 113 52.21 234
88.30 968 62.80 645 76.51 613 23.83 226 14.35 484 45.86 129 46.18 71 53.59 677
Tsb
0.902 717 0.293 176 1.369 151 1.427 056 1.174 979 0.735 738 1.702 468 1.586 69 2.871 988 0.560 508
107.8 871 26.24 194 157.3 871 169.2 581 140.7 419 16.77 419 72.07 692 169.6 129 39.24 194 43.45 161
1.340 338 5.753 847 3.488 655 3.277 003 3.212 97 88.68 64 26.01 013 4.034 223 246.9 209 7.670 882
Data cukup
109.6564 25 26.81656 485 160.0706 364 172.0551 304 143.0448 59 18.21623 745 75.41375 776 172.7228 128 44.87103 739 44.55020 577
106.1177 75 25.66731 515 154.7035 636 166.4610 696 138.4389 41 15.33214 255 68.74008 224 166.5029 872 33.61284 261 42.35301 423
Pj1
0.14
6.35
23.53
Data cukup
6.63
6.07
Pj2
0.19
8.86
22.18
Data cukup
9.24
8.48
Pj3
0.18
9.51
17.15
Data cukup
9.87
9.15
Pj4
0.17
8.69
18.33
Data cukup
9.03
8.35
Pj5
0.15
6.69
Data cukup
6.99
6.39
Ppt
0.49
10.31
24.58 108.0 3
Data kurang
11.29
9.33
Lj
0.14
8.1
13.94
Data cukup
8.38
7.82
Ltt Pk
0.198 1.857 507 1.331 334 0.502 305 0.289 191 0.310 929 2.040 082 0.847 26 1.078 241 1.826 571
10.56 36.13 226 28.44 667 3.719 355 1.948 37 5.496 774 71.60 645
16.82 121.8 327 103.9 921 840.8 002 1015. 578 147.5 031 37.41 832 9.442 421 32.22 17 331.1 365
Data cukup
11 39.77297 301 31.05608 483 4.703872 372 2.515185 035 6.106195 563 75.60501 049 60.86062 955 42.89722 288 25.13168 98
10 32.49154 699 25.83725 517 2.734837 628 1.381554 965 4.887352 437 67.60788 951 57.53937 045 38.67051 712 17.97153 02
Plb Tmb Tbt Tbb Tb Jt Rt Lp Lb
Plh Pbl Ppb Km Tk Tlh Tpu Tpl
59.2 40.78 387 21.55 161
Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup Data kurang
Data kurang Data kurang Data kurang Data kurang Data kurang Data kurang Data cukup Data kurang Data kurang
106.4 021 25.75 967 155.1 348 166.9 106 138.8 091 15.56 39 69.27 636 167.0 028 34.51 752 42.52 957 6.119 7 8.547 45 9.213 9 8.410 35 6.443 25 9.503 95 7.869 7 10.23 429 33.07 666 26.25 663 2.893 064 1.472 65 4.985 295 68.25 052 57.80 626 39.01 016 18.54 69
107.8 871 26.24 194 157.3 871 169.2 581 140.7 419 16.77 419 72.07 692 169.6 129 39.24 194 43.45 161 6.35 8.86 9.51 8.69 6.69 10.31 8.1 10.56 36.13 226 28.44 667 3.719 355 1.948 37 5.496 774 71.60 645 59.2 40.78 387 21.55 161
Tahap V : Perancangan Produk dengan Metode Rasional Pada tahap perancangan produk ada beberapa tahap dalam metode rasional yang harus dilaksanakan. Tahap tersebut adalah sebagai berikut : Pada perancangan ini akan ditampilkan langkah-langkah perancangan meja kerja untuk ECP menggunakan metode rasional. 5.1.Tahap Clarifying Objectives Pada tahap ini dipakai metode Objectives Tree yang akan menjelaskan proses perancangan dan tujuan dari perancangan Emergency Cool Pad (ECP) sbb:
Gambar 7. Objectives Tree Emergency Cool Pad Sumber : Manuaba Adnyana, 2001 5.2.Tahap Establishing Functions Langkah ini menggunakan metode Function Analysis terlihat pada gambar 8 berikut ini
5.3.Tahap Setting Requirements Pada tahap ini metode yang digunakan adalah performance specification (spesifikasi performansi), bertujuan untuk membuat spesifikasi yang akurat dari kebutuhan yang diperlukan dalam usulan perancangan ECP. Tabel 6. Performance specification usulan perancangan meja ECP N o 1 2
3
Tujuan Mempermudah proses Sesuai anthropometri operator Tidak menimbulkan bahaya saat digunakan
4
Mengurangi keluhan sakit pada operator
5
Jenis bahan yang digunakan
Kriteria Operator dengan mudah mengoperasikan laptop ECP dibuat sesuai ukuran dimensi anthropometri dari operator Posisi mesin lebih stabil saat digunakan untuk proses pembuatan profil Perubahan pada posisi tubuh operator saat melakukan proses menggunakan ECP Operator tidak perlu mengangkat dan menahan berat ECP saat melakukan proses pembahanan benda kerja Bahan mudah diperoleh Awet
5.4.Tahap Determining Characteristic Pada tahap ini menggunakan metode analisis
ergonomi. Tahap ini berisikan
penjelasan mengenai pemenuhan target yang akan dicapai dari karakteristik produk yang dirancang
sehingga
kebutuhan
konsumen
dapat
dipenuhi,
tahap
Determining
Characteristic tidak dilakukan menggunakan metode Quality Function Deployement (QFD) karena penelian yang dilakukan berupa usulan perancangan yang lebih difokuskan pada karakteristik teknis, yaitu usulan perancangan meja untuk ECP yang dapat memperbaiki postur tubuh operator pada saat melakukan proses pembuatan benda kerja menggunakan ECP.
Tabel 7 . Ukuran alat emergency cool pad N o 1 2
Kegun aan
Dime nsi
Tinggi ECP Lebar ECP
lapto p lapto p
Perse ntil
Ukuran yang Diranca ng
-
4 cm
-
40 cm i.
3
Lebar pinggul
SDP
5%
4 2 m
5.5.Tahap Generating Alternatives Pada tahap ini metode yang digunakan adalah morphological chart (peta morphologi), bertujuan untuk membangkitkan range lengkap dari solusi-solusi perancangan alternatif dan memperluas pencarian terhadap solusi baru yang potensial. Morphologi chart untuk perancangan meja ECP dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Morphological Chart Usulan perancangan ECP Atribut Bahan alas atas ECP Bahan alas bawah ECP Bahan kanan kiri
Alternatif Perancangan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 akrilik Kayu Aluminium/ seng akrilik Kayu Aluminium/ seng akrilik Logam Kayu Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 di atas diperoleh kombinasi alternatif sebanyak
3x3x3
= 27 alternatif.
5.6.Tahap Evaluating Alternatives Pada tahap ini metode yang digunakan adalah metode Weighted Objectives yang berisi penjelasan mengenai pembandingan nilai guna alternatif usulan perancangan meja ECP, terdiri dari tahap : a. a.
Screening
Screening ini bertujuan untuk mengurangi jumlah alternatif perancangan.
Alternatif yang diperoleh pada tahap Generating Alternatives sebanyak 16 alternatif. Karena jumlah alternatif yang diperoleh sangat banyak maka perlu dilakukan eliminasi atau pengurangan terhadap alternatif-alternatif tersebut sebagai berikut :
Aluminium Gambar 9. Gulungan aluminium Pertimbangan dihilangkannya alternatif ini karena dari segi harga dan karena alumunium menghantarkan panas.
Setelah melalui tahap screening diatas, maka kombinasi alternatif yang terbentuk untuk dianalisis pada weighted objective adalah 2 x 2 x 2 = 8 alternatif, hasil pembangkitan alternatif dari kombinasi alternatif usulan perancangan meja ECP dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut :
Al te r n at if 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 9. Pembangkitan alternatif usulan perancangan Bahan Bahan alas Bahan alas atas bawah ECP rangka ECP kanan kiri
Akrilik Kayu Akrilik Kayu Akrilik kayu akrilik kayu
kayu akrilik kayu akrilik akrilik kayu akrilik kayu
Akrilik Kayu Kayu Akrilik Akrilik Kayu Kayu Akrilik
meja ECP
Sumber : data yang diolah
a. b. Pembobotan Tabel berikut menjelaskan pemberian bobot pada tiap-tiap kriteria yang diinginkan. Total skor diperoleh dari hasil kuesioner preferensi responden. Persentase didapatkan dengan membagi masing-masing nilai pada kolom total skor dengan jumlah total skor lalu dikalikan dengan 100%. Kemudian besarnya bobot diperoleh dengan mengganti persentase ke bilangan desimal. `
Tabel 10. Pembobotan Obyektif Untuk Setiap Kriteria
No
Kriteria
Tot al Sk or
Per sen tas e (% )
1
Mempermudah proses
27
26, 4%
2
Sesuai anthropometri operator
15
14, 7%
3
Tidak menimbulkan bahaya saat digunakan
27
26, 4
4
Mengurangi keluhan sakit pada operator
20
19, 6%
5
Bahan mudah diperoleh
13
12, 74 %
JUMLAH
102 100 Sumber : Ghozali 2005
1.00
B o b o t 0 , 2 6 0 , 1 5 0 , 2 6 0 , 2 0 0 , 1 3
a. c.
Penilaian
Pemilihan salah satu alternatif diantara 8 alternatif usulan perancangan ECP akan dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap masing-masing kriteria dalam weighted objectives evaluation chart. Nilai yang diperoleh untuk masingmasing kriteria merupakan hasil perkalian antara nilai bobot dengan nilai skor. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 5 titik (five point scale) yaitu dari skala 0 sampai 4. Pemberian nilai skor yang tinggi yaitu skala 4 yang berarti alternatif yang ada telah memenuhi spesifikasi performansinya, tetapi jika skor yang diberikan dibawah skala 4 maka alternatif tersebut belum memenuhi spesifikasi performansinya.Berikut ini adalah tabel-tabel pemberian skor untuk atribut-atribut yang dipakai dalam penilaian
N o
Kriteria
1
Mempermudah proses kegunaan
2
Sesuai anthropometri operator
3
Tidak menimbulkan bahaya saat digunakan
4
Mengurangi keluhan sakit pada operator
5
Bahan mudah diperoleh
K el as V
0 Sangat susah Sangat tidak sesuai Sangat bahaya Sangat tidak nyaman Sangat susah
1
Skor 2
3
4
Susah
Cukup mudah
Mudah
Sang muda
Kurang sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sang sesua
Bahaya
Cukup bahaya
aman
Sang ama
Kurang nyaman
Cukup nyaman
Nyaman
Sang nyam
Susah
Cukup mudah
Mudah
Sang muda
Tabel 11. Five-point scale bahan alas atas ECP S k Spesifikasi o r Kembang susut kearah lebar sangat besar, kurang 0 kuat terhadap tekanan, dimensi papan kecil, ketahanan terhadap belahan dan retak kecil,
I V
III
II
I
ketahanan terhadap paku dan sekrup besar. Kembang susut kearah lebar cukup besar, kuat terhadap tekanan, dimensi papan kecil, ketahanan terhadap belahan dan retak besar, ketahanan terhadap paku dan sekrup besar. Kembang susut kearah lebar besar, kuat terhadap tekanan, dimensi papan kecil, ketahanan terhadap belahan dan retak besar, ketahanan terhadap paku dan sekrup besar. Kembang susut kearah lebar kecil, kuat terhadap tekanan, dimensi papan kurang luas, ketahanan terhadap belahan dan retak besar, ketahanan terhadap paku dan sekrup besar. Kembang susut kearah lebar sangat kecil, kuat terhadap tekanan, dimensi papan sangat luas, ketahanan terhadap belahan dan retak besar, ketahanan terhadap paku dan sekrup besar. Sumber : data yang diolah
1
2
3
4
Tabel 12. Perbandingan Bahan alas atas ECP Bahan Akrilik Kayu
Skor 4 3 Sumber : data yang diolah Tabel 13. Perbandingan Bahan alas bawah ECP
Bahan Akrilik Kayu
Skor 4 3 Sumber : data yang diolah Tabel 14. Perbandingan Bahan rangka kanan kiri ECP
Bahan Akrilik Kayu
Skor 4 3 Sumber : data yang diolah
Tabel 15. Skor rata-rata bahan yang digunakan untuk ECP Parameter Bahan alas atas ECP Bahan alas bawah ECP Bahan rangka
Alternatif 4 5
1
2
3
6
7
8
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
2
4
2
3
4
4
3
3
4
kanan kiri Rata-rata skor
3 . 6 7
3 . 0 0
3 3 4 3 . . . . 3 6 0 0 3 7 0 0 Sumber : data yang diolah
3 . 6 7
3 . 0 0
Setelah mengetahui skor untuk masing-masing kriteria maka tahapan selanjutnya adalah menghitung bobot total masing-masing alternatif untuk mengetahui alternatif mana yang memiliki bobot terbesar untuk kemudian dipilih sebagai alternatif terbaik. Perhitungan bobot total masing-masing kriteria disajikan dalam tabel 16. berikut ini.
Tabel 16. Hasil Penilaian Alternatif
No
Kriteria
B o b o t
Alte rnati f1
Skor
1
2
3
4
5 TOTAL
Operator dengan mudah mengoperasikan mesin Alat ECP sesuai antropometri manusia Tidak menimbulkan bahaya saat digunakan Mengurangi keluhan sakit pada operator Bahan mudah diperoleh
0 . 2 6 0 . 1 5 0 . 2 6 0 . 2 6 0 . 2 0
Alte rnati f2
Nilai
3
Alte rnati f3
Skor
3 0.78
4
4 0.6
4
4
0 . 7 8 0 . 6
0 . 7 8
3
0 . 6
4
4
1 . 0 4
4
1 . 0 4
3
0 . 7 8
3
0 . 7 8
3
0 . 7 8
3 0.6
3.8
0 . 6
3
1 . 0 4
0.78
3
0 . 7 8
N i l a i
S k o r
4 1.04
3
N i l a i
Alternatif 4 N S i k l o a r i
3.8
0 . 6
3
3
0 . 6
0 . 6
3
3.8
. 8
Tabel 16. Lanjutan
No
Kriteria
B o b o t
Alte rnati f5
Skor
1
2 3
Operator dengan mudah mengoperasikan mesin Alat ECP sesuai antropometri manusia Tidak
0 . 2 6 0 . 1 5 0
Alte rnati f6
Nilai
4
Alte rnati f7
Skor
3 1.04
4
4 0.6
4
1.04
4
N i l a i 0 . 7 8 0 . 6 1 .
Alternatif 8 N S i k l o a r i
3
4
4
0 . 7 8 0 . 6 1 .
S k o r
3
4
4
N i l a i 0 . 7 8 0 . 6 1 .
menimbulkan bahaya saat digunakan 4
5
TOTAL
Mengurangi keluhan sakit pada operator Bahan mudah diperoleh
. 2 6 0 . 2 0 0 . 1 3
0 4
4
3 0.8
3
3 0.39
3.87
3.41
Sumber : data yang diolah
0 . 6 0 . 3 9
0 4
3
3
3 . 4 1
0 . 6 0 . 3 9
0 4
3
3
3.41
0 . 6 0 . 3 9
Berdasarkan hasil penilaian alternatif usulan perancangan meja ECP diatas, hasil perkalian bobot dan skor yang tertinggi adalah alternatif ke 5 yaitu dengan skor sebesar 3,87. Hasil nilai tertinggi tersebut dipilih sebagai acuan dari usulan perancangan meja ECP yang akan dibuat berdasarkan pemilihan alternatif yang dipilih. Tabel 4.28 berikut ini menunjukan alternatif yang dipilih. Tabel 17. Hasil Alternatif yang dipilih Atribut Bahan alas atas ECP Bahan alas bawah ECP Bahan rangka kanan kiri
Keterangan Akrilik
Skor 4
Akrilik
4
Akrilik
4
Sumber : Data yang diolah
1.
4.2.1
Tahap Improving Details
Pada tahap terakhir dari perancangan ini menggunakan metode perbandingan antara produk terdahulu dengan produk hasil rancangan, Tabel 18. Perbandingan Produk Sebelum Perancangan dengan Produk Setelah Perancangan Pemband ing
Efektif
Sebelum Perancangan
Sesudah Perancangan
Kesulitan dalam
Sangat mudah dalam
mengoperasikan laptop
mengoperasikan laptop
sehingga laptop sering
sehingga proses pekerjaan
bergeser/bergerak bahkan
menggunakan ECP sesuai
memungkinkan jatuh
dengan permintaan dan kesalahan dapat ditekan
Operator Nyaman
tidak
nyaman
Operator merasa nyaman
dalam melakukan proses
saat
pekerjaan
pekerjaan
karena
harus
melakukan
proses
karena meja
agak membungkuk untuk
ECP
yang
digunakan
menahan laptop agak tidak
untuk bekerja sudah sesuai
terjatuh
dengan
dimensi
anthropometri operator
Aman
Rawan terjadi kecelakaan
ECP
aman
kerja/ laptop terjatuh dari
karena
pangkuan
pada pangkuan dan posisi
telah
digunakan terpasang
laptop lebih stabil • 1. Panas dari laptop akan terasa di paha • 2. Operator juga akan
Sehat
i. 1. Panas
dapat
diminimalisasi ii. 2. Keluhan rasa sakit
sering mengalami rasa
dibagian
sakit
bagian
akan berkurang karena
karena
posisi kerja operator
posisi kerja sering kali
telah berubah menjadi
membungkuk
tegak
di
punggung
punggung
Tahap VI : Pembuatan produk Emergency Cool Pad Pada tahap ini dilakukan pembuatan produk Emergency Cool Pad sesuai hasil pengolahan metode rasional.
Gambar 10. Perancangan ECP model 1
Gambar 11. Perancangan ECP Model 2
Perbandingan kinerja dengan analisis temperatur ( software Core Temperatur)
1. 1.
Kondisi Tanpa menggunakan ECP Gambar 12. Software Core Temperatur (kondisi tanpa ECP)
1. 2.
Kondisi menggunakan produk 1(bahan akrilik)
Gambar 13. Software Core Temperatur (kondisi menggunakan ECP) Tahap VII : Uji kelayakan pasar Implementasi produk kepada pengguna laptop sekaligus menggali masukan dari pengguna untuk mengembangkan produk sehingga bisa terus dikembangkan sehingga kompetitif untuk dipasarkan. Berdasarkan wawancara dengan pengguna, model yang lebih disukai pengguna yaitu model 2 dengan mempertimbangkan faktor keawetan dan umur alat. Sedangkan untuk segi praktis penggunaan pengguna lebih memilih model 2. Tahap VIII: Penilaian produk layak jual Produk yang sudah dihasilkan akan dipasarkan. Produk tersebut akan dijual dengan harga sebanding dengan produk pesaing di pasaran yaitu Rp 20.000,00 untuk model 1 berbahan akrilik dan Rp 25.000,- untuk model 2 berbahan kayu. Berdasarkan wawancara dengan konsumen didapatkan hasil bahwa antusias konsumen menyambut produk tersebut cukup besar. Tahap IX : Analisa dan Pembahasan Berdasarkan hasil metode rasional dihasilkan bahwa produk yang terpilih adalah ECP berbahan akrilik seperti terlihat pada Tabel 17. Perancangan ECP yang dibuat ada 2 model yaitu model 1 berbahan akrilik dan model 2 berbahan kayu. Berdasarkan wawancara dengan pengguna, model yang lebih disukai pengguna yaitu model 2 dengan mempertimbangkan faktor keawetan dan umur alat. Sedangkan untuk segi praktis penggunaan pengguna lebih memilih model 2.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1. 1.
Perancangan menggunakan metode rasional menghasilkan produk emergency cool
pad dengan bahan yang terpilih yaitu akrilik. 2. 2.
Inovasi yang dikembangkan untuk produk ini yaitu memiliki kipas pendingin
sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan laptop 3. 3.
Dengan menggunakan emergency cool pad suhu core temperatur laptop mampu
turun sebesar 2 derajat celcius.
6.2. Saran Pembuatan produk ini masih membutuhkan penelitian lanjutan sehingga mampu meningkatkan kinerja alat yang secara signifikan mampu menurunkan temperatur laptop saat digunakan di pangkuan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, 2008, Program Studi Teknik Industri, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang Cross, N., 1994, Engineering Design Methods Strategies for Product Design, Edisi 2, John Wiley and Sons Ltd., United Kingdom Grandjean, E., 1993, Fitting The Task To The Man, An Ergonomic Approach, Taylor & Francis Ltd, London Hadiguna, Rika A. dan Mia Monasari, 2006, Karakteristik Ergonomis Rancang Bangun Wheelbarrow, Jurnal Teknik Industri Vol.8, No.1, Juni 2006 : 82-96, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Hafid, 2002, Peran Ergonomi Dalam Meningkatkan Produktivitas, Departemen MIDC Industri dan Perdagangan RI, Jakarta. Hignett, S., Mc Atamney, L., 2000, Applied Ergonomics, 31, 201-5. Nugroho, A., 2006, Perancangan Alat Pemotong Tempe Yang Ergonomis, Skripsi pada Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Nurmianto, E., 2004, Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya Edisi Kedua, Penerbit Guna Widya, Surabaya. Pullat, Mustafa, B., 1992, Fundamentals Of Industrial Ergonomics, Pretice Hall, New Jersey, Oklahoma. Rachmat, A. dan Syafei, M.Y., 2002, Analisa Musculoskeletal Disorders dalam Perbaikan Tempat Kerja, Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri III, BKSTI, Surakarta. Sanders, M.S., Ernest J. Mc Cornick, 1997, Human Factor in Engineering and Design, Mc. Graw – Hill Book Company, New York. Savliyas, H., 2000, Analisa Sikap Kerja dan Perancangan Alat Bantu Yang Ergonomis Bagi Para Operator Unit Tursir Mal Screen Di P.T. Adimas Putra, Skripsi pada Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Malang. Suhardi, Bambang., 2008, Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmadja, J.H., 1998, Teknik Tata Cara Kerja, Ekonomi Gerak, Penerbit Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung. Tarwaka, Solichul HA.B., Lilik S., 2004, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Cetakan Pertama, UNIBA Press, Surakarta. Wignjosoebroto, S., 2003, Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu, Penerbit P.T. Guna Widya, Surabaya.
SINOPSIS PENELITIAN SELANJUTNYA
Rancang Bangun Emergency Cool Pad Dengan Metode Rasional Sebagai Solusi Gangguan Fungsi Reproduksi Pria Akibat Menggunakan Laptop Di Atas Pangkuan
Supriyono Asfawi, Ratih Setyaningrum Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Email :
[email protected] Perancangan produk menggunakan metode rasional menghasilkan alat emergency cool pad dengan bahan yang terpilih yaitu akrilik. Inovasi yang dikembangkan untuk produk ini yaitu memiliki kipas pendingin sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan laptop. Dengan menggunakan emergency cool pad suhu core temperatur laptop mampu turun sebesar 2 derajat celcius. Konsumen menginginkan produk yang awet, praktis dan harga murah. Sehingga untuk penelitian selanjutkan perlu mengakomodir keinginan konsumen. Pengembangan untuk tahap penelitian selanjutnya yaitu fokus penelitian pada efek kesehatan yang ditimbulkan akibat menggunakan laptop di atas pangkuan, hal ini mengacu pada hasil penelitian ini yang hanya mampu menurunkan suhu sekitar 2 derajat celcius dengan menggunakan emergency cool pad.