Quality Leadership and Role to the Employee’s Performance in Improving Student Satisfaction Hesti Maheswari, 1) email :
[email protected] 1) Lecturer Economic and Business Faculty Mercu Buana University ABSTRACT This research aims to analyze style of leadership in a institution that promote quality. Leadership styles can realize total quality management is participatory leadership style. This leadership style embodies a quality organization by empowering all employees. Quality is not just a slogan, but the quality is a goal. The result shows that participatory leadership style just perceived by lecturer in FIKOM and FASILKOM, and non-lecturer Technique Faculty. Meanwhile, according to other lecturer and nonlecturer majority states that leaders have a goal-oriented style. The lecture of FTPD state that their leader has a situational leadership style, meanwhile based on non-lecturer employee on Phsycology Faculty has a coaching leadership style. The average of influence leadership style to the performance employee is very small, 19,12% for lecturer and 4,925% for non-lecturer. It means, The performance of lecturer and non lecturer employee have been formed. They have understood their work without having to be directed by their leaders. Key words: Quality Leadership, participatory, performance INTRODUCTION A univeristy as it were a firm needs the robust human resources, ready to face and follow alteration quickly. The robust human resouces are formed by giving a positif motivation. The success organisations in developing thier employee motivation must can get the optimal force of organization performance. A leader in university must capable motivating and directing his team to reach the goals. The Vision and mission of university can reach with a strong motivation from all employees. We often see an incapable leader in motivating their staff to be a good employee, and they only ask to do something to their staff. In fact, the leaders should to influencing their staff to work properly, to have an achievement, to give positive contribution to organization. The effective leadership can nurture trust, loyalty, and motivation of employees by the persuasive way, although leaders have difference style according their characters, capability, and environment condition that influence them. Management in a university generally only paid attention to quantity of students without to heed graduate quality, let alone organization professional managing. It is occured because the barometer for measure a university performance is number of students. This condition needs a robust leader and kukuh pada pendiriannya bahwa kualitas lulusan lebih harus diutamakan daripada kuantitas. Pembentukan lulusan yang berkualitas membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang mempunyai motivasi tinggi. Selanjutnya adalah pembentukan motivasi yang tinggi pada tenaga-tenaga pendidik dalam hal ini Dosen membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mempunyai pengaruh dan mempunyai keterampilan untuk memotivasi karyawan.
1
Rumusan Masalah Tujuan dari kepemimpinan kualitas adalah untuk meningkatkan performansi manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang ada, meningkatkan output dan produktivitas, serta secara simultan mampu menciptakan kebanggaan kerja (pride of workmanship) bagi karyawan. Kepemimpinan dalam manajemen kualitas bukan untuk menentukan dan mencatat kegagalan yang dibuat pekerja serta kemudian menghukum pekerja itu, tetapi untuk mengidentifikasikan dan kemudian menghilangkan penyebab kegagalan itu, serta membantu pekerja agar mampu mengerjakan pekerjaan secara lebih baik dengan memperhatikan efektivitas (pencapaian tujuan) dan efisiensi (penggunaan biaya) dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Kepemimpinan yang efektif menurut konsep manajemen kualitas adalah kepemimpinan yang peka terhadap perubahan dan melakukan pekerjaannya secara terfokus. Memimpin berarti menentukan halhal yang tepat untuk dikerjakan, menciptakan dinamika organisasi yang dikehendaki agar semua orang memberikan komitmen, bekerja dengan semangat dan antusias untuk mewujudkan hal-hal yang telah ditetapkan. Memimpin berarti juga dapat mengkomunikasikan visi dan prinsip perusahaan kepada seluruh karyawan. Kegiatan memimpin termasuk menciptakan budaya atau kultur positif dan iklim yang harmonis dalam lingkungan perusahaan, serta menciptakan tanggung jawab dan pemberian wewenang dalam pencapaian tujuan bersama (empowerment). Kondisi ideal seperti di atas terasa sudah sangat semakin tipis bahkan cenderung memudar dan menghilang. Jika kondisi dibiarkan berlarut-larut maka akan menjadi masalah yang sangat besar dikemudian hari yang pada akhirnya sangat terlambat untuk diperbaiki. Dampak terburuknya adalah pada mutu lulusan yang sangat tergantung pada iklim di dalam lingkungan perusahaan dalam hal ini Universitas Mercu Buana. Berangkat dari fenomena tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Kepemimpinan Kualitas dan Peranannya Terhadap Kualitas Kerja Karyawan dalam Upaya Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa”. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan merupakan salah satu pilar yang penting dari lima pilar Total Quality Management (TQM). Kepemimpinan merupakan kemampuan seorang untuk mempengaruhi karyawan agar bekerja mencapai tujuan perusahaan. Robbins (2009 : 125) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Schriesheim (dalam Kreitner dan Kinicki, 2002 : 516) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial di mana pimpinannya mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Gibson, J.L (1998: 364) mengemukakan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam suatu kelompok. Dalam kaitannya dengan TQM, definisi yang diberikan oleh Goetsch dan Davis (1994 : 192) adalah bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi. Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi perbaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat memperbaiki kualitas, biaya produktivitas, return on investment, dan akhirnya meningkatkan daya saing. Untuk dapat mencapai filosofi tersebut dibutuhkan kepemimpinan yang berorientasi pada peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Kepemimpinan kualitas seperti itu memiliki beberapa karakteristik berikut: visible, committed, dan knowledgeable, semangat misionaris, target yang agresif, strong driver, komunikasi nilai-nilai, organisasi, dan kontak dengan pelanggan. Karakteristik ini mengandung prinsip-prinsip yang sama dengan prinsip-prinsip TQM. Tujuan dari kepemimpinan kualitas adalah untuk meningkatkan performansi manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang ada, meningkatkan output dan produktivitas, serta secara simultan mampu menciptakan kebanggaan kerja (pride of workmanship) bagi karyawan. 2
Gaya kepemimpinan yang tepat dalam konteks TQM adalah kepemimpinan partisipatif yang lebih tinggi tingkatannya. Kepemimpinan partisipatif dalam pandangan tradisional hanya mencari masukan dari karyawan, sedangkan dalam pandangan TQM, meliputi upaya mencari masukan dari karyawan yang diberdayakan, mempertimbangkan masukan tersebut, dan bertindak berdasarkan masukan itu. Jadi, perbedaan utamanya adalah pada pemberdayaan karyawan. Dari gambar 1, tampak bahwa hasil akhir, yaitu berupa kepuasan pelanggan internal dan eksternal, loyalitas pelanggan internal dan eksternal, produktivitas total, profitabilitas, pencapaian sasaran kualitas akan tercapai melalui penerapan kepemimpinan kualitas yang merupakan kombinasi antara karakteristik pemimpian dan perilaku manajerial yang efektif. Penerapan kepemimpinan kualitas yang efektif, ditunjang dengan variabel-variabel situasional akan menghadirkan variabel-variabel intervensi, yang selanjutnya akan mempengaruhi variabel-variabel hasil akhir sesuai yang diharapkan dalam dinamikan perbaikan manajemen kualitas. Kepemimpinan kualitas pada dasarnya merupakan suatu proses pengaruh untuk perbaikan kualitas, di mana pemimpin mencoba mempengaruhi bawahan untuk melakukan apa yang dipandang penting oleh si pemimpin. Dalam manajemen kualias, pemimpin secara simultan menetapkan arah dan tujuan kualitas perusahaan serta memotivasi anggota organisasi untuk maju secara bersama menuju perbaikan kualitas terus-menerus. Karakteristik Pemimpin Kebutuhan berprestasi Kebutuhan kekuasaan Kepercayaan diri Kematangan emosional Keterampilan konseptual Keterampilan hubungan antarpribadi Berani mengambil resiko Memiliki pribadi inspirasional
Menciptakan Kekuatan pribadi
Dipadukan dengan Perilaku Manajemen Perencanaan dan pengendalian Penyelesaian masalah klarifikasi Pemantauan Memotivasi orang Manajemen konflik Pengakuan dan penghargaan Dukungan Melatih orang Konsultasi Jaringan Kerja Pemberdayaan
Variabel Intervensi
Variabel Hasil
Dukungan bawahan Klarifikasi kemampuan dan peran Organisasi kerja Kerja sama Kecukupan sumber daya Koordinasi eksternal
Akhir
Variabel Situasional Kekuatan posisi Keadaan bawahan Tugas dan teknologi Struktur organisasi Keadaan lingkungan perusahaan Ketergantungan eksternal Kekuatan sosial-politik Kultur organisasi
Gambar 1 Metamodel Kepemimpinan Kualitas 3
Kepuasan pelanggan Loyalitas pelanggan Profitabilitas Pencapaian sasaran Produktivitas total Pertumbuhan & kemajuan
METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan penelitian survey explantory, adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan peranan dan pengujian hipotesis yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Variabel dan Skala Pengukuran Tabel 1 Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Skala Variabel Kepemimpinan Kualitas
Sub Variabel Karakteristik Kepemimpinan Kualitas Otokratis Demokratis Partisipatif Orientasi pada tujuan Situasional
Perilaku Manajemen
Kepuasan kualitas karyawan
dan kerja
Indikator Kebutuhan berprestasi Kebutuhan kekuasaan Kepercayaan diri Kematangan emosional Keterampilan konseptual Keterampilan hubungan antar pribadi Berani mengambil resiko Memiliki gaya pribadi inspirasional Memiliki visi yang kuat Memiliki peta untuk tindakan Memiliki kerangka untuk visi Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individu Memiliki kemampuan identifikasi manfaat Perencanaan dan pengendalian Penyelesaian masalah Klarifikasi Pemantauan Memotivasi orang Manajemen konflik Pengakuan dan penghargaan Dukungan Melatih orang Konsultasi Jaringan kerja Pemberdayaan Kepuasan karyawan Loyalitas karyawan Profitabilitas Pencapaian sasaran Produktivitas karyawan Pertumbuhan dan kemajuan perusahaan Kepuasan Mahasiswa Mutu lulusan Daya serap di dunia kerja Wirausahawan
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Metode Analisa Data Tahap awal penelitian dilakukan Uji validitas dengan Teknik korelasi Pearson Product Moment dengan rumus: (Bilson,2005) r xy =
n x. y x. y
{n x 2 ( x) 2 }.{n y 2 ( y ) 2 }
1)
Masrum menyatakan ”item yang mempunyai korealasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika Uji t 0,05. Langkah selanjutnya adalah analisis reliabilitas dengan menggunakan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus spearman brown. Bila nilai bawahnya 0.6 maka dapat dikatakan instrument memiliki reliabilitas rendah; 0.6 - 0.8 reliabilitas sedang; diatas 0.8 reliabilitas tinggi. (Bilson, 2005) 4
Pengolahan data yang akan dilakukan yaitu menentukan Gaya Kepemimpinan dan mengukur peranan gaya kepemimpinan tersebut terhadap kualitas kerja karyawan Universitas Mercu Buana. Kd = rs2 x 100% Dimana : Kd : koefisien penentu
2) rs
: koefisien korelasi
PEMBAHASAN Analisis kepemimpinan kualitas dilakukan dengan membagi kelompok karyawan ke dalam Karyawan Dosen dan Karyawan Non-Dosen terlebih dahulu. Responden dosen dengan pendidikan terakhir S2 memiliki persentase lebih dari 50%. Responden karyawan Dosen mencapai persentase lebih dari 60%. Seluruh instrumen yang dimasukkan kedalam kuesioner memenuhi kategori valid dan reliabel. Tabel 2 Instrumen Penelitian untuk Karyawan Dosen Nomor I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Invalid
Invalid Invalid
II
Invalid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Variabel Penelitian Gaya Kepemimpinan Pimpinan Anda sering berdiskusi dengan Anda Pimpinan Anda dapat menjembatani harapan Anda dengan kebijakan manajemen universitas Pimpinan Anda memberi kesempatan kepada Anda untuk mencapai tugas dengan cara sendiri Pimpinan Anda tidak mengontrol proses belajar mengajar di kelas Pimpinan Anda mengambil keputusan akademik tanpa berdiskusi dengan karyawan Pimpinan menuntut anda memprioritaskan pelaksanaan tugas dari pada urusan lain Kerja keras Anda selalu dihargai oleh Pimpinan Pimpinan mengandalkan kekuasaannya dalam memberikan tugas kepada Anda Pimpinan bersikap tegas dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di Prodi/Fakultas/Universitas Anda diperlakukan secara adil oleh pimpinan Pimpinan Anda sangat disiplin dalam melaksanakan pekerjaan Pimpinan Anda merupakan motivator Anda dalam bekerja Sikap kekeluargaan selalu diutamakan oleh pimpinan Anda dalam menyelesaikan masalah Pimpinan Anda kurang memotivasi Anda dalam bekerja Pimpinan melakukan pengawasan yang ketat pada saat Anda melaksanakan pekerjaan Pimpinan mengharapkan Anda menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Tujuan & target organisasi di sosialisasikan dengan baik oleh pimpinan Anda Hubungan antara atasan dan bawahan sangat harmonis Saran dan kritik sangat diharapkan oleh pimpinan Anda Pimpinan membebaskan Anda berimprovisasi pada saat mengajar Pimpinan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas dalam mengelola prodi/fakultas/universitas Pimpinan mengarapkan pemikiran Anda pada saat mengambil keputusan Anda merasa dibantu oleh pimpinan dalam menyelesaikan beberapa tugas Hubungan kerja dalam lingkup satu program studi sangat kondusif Saran dan kritik membangun diabaikan oleh pimpinan Anda Masalah ketidakpuasan mahasiswa diselesaikan dengan cepat oleh pimpinan Anda Pimpinan menyerahkan seluruh pekerjaan kepada Anda Pimpinan mengkomunikasikan apa yang ia harapkan Pimpinan mengarahkan Anda dalam menyelesaikan pekerjaan Anda lebih sering dikritik dari pada dipuji oleh pimpinan Pimpinan menyediakan wadah kepada bawahan untuk bertukar pikiran tentang isu-isu akademik terbaru Kebijakan sering muncul tanpa diskusi/sosialisasi terlebih dahulu Kualitas Kerja Karyawan Anda termotivasi untuk melakukan penelitian internal UMB Anda termotivasi untuk melakukan pengambdian pada masyarakat internal UMB Anda bersedia mengawas ujian dengan penuh tanggung jawab Anda termotivasi untuk melakukan penelitian tingkat nasional Anda sering membuat tulisan ilmiah dalam jurnal ilmiah Kepangkatan akademik selalu Anda urus tepat waktu Anda mengajar tepat waktu Anda antusias memenuhi rapat prodi/fakultas/universitas Anda bersedia menerima tugas apa pun (berkaitan dengan jobdes) Anda menyerahkan DPNA selalu tepat waktu Penyampaian materi kuliah penuh semangat Anda menyempatkan berdiskusi dengan mahasiswa Anda termotivasi meningkatkan target level pendidikan Anda sampai doktor/Phd/S3 Anda pernah mendapat dana penelitian dari institusi lain, misalnya Dikti/kopertis Anda pernah mendapat dana pengabdian pada masyarakat dari institusi lain, misalnya Dikti/kopertis Soal ujian yang Anda buat sesuai dengan SAP SAP yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan Evaluasi pemahaman mahasiswa dilakukan dengan memberikan quiz pada setiap akhir materi Saya mempunyai target membuat buku terkait dengan materi kuliah/bidang ilmu saya
Sumber : data di olah peneliti 5
Analisis Kepemimpinan Kualitas Menurut Karyawan Dosen Pada tahap awal dilakukan analisis kepemimpinan dengan cara membuat perhitungan dari jawaban responden atas pernyataan dalam kuesioner. Gaya kepemimpinan yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu Kepemimpinan Otokratis, Kepemimpinan Demokratis, Kepemimpinan Partisipatif, Kepemimpinan Berorientasi Pada Tujuan, Kepemimpinan Situasional, Kepemimpinan Kendali Bebas (Laissez-Faire), dan Kepemimpinan Pembinaan. Tabel 3 Gaya Kepemimpinan Menurut Karyawan Dosen FAKULTAS
Otokratis
Demokratis
FEB FIKOM FTI FTPD FASILKOM F. PSIKOLOGI
GAYA KEPEMIMPINAN Berorientasi Situasional pada tujuan √
Partisipatif
Kendali bebas
Pembinaan
√ √ √ √ √
Sumber : data diolah peneliti Berdasarkan data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa tidak ada pimpinan yang menggunakan gaya otokratis menurut persepsi karyawan dosen. Para pemimpin juga tidak membiasakan membuat keputusan berdasarkan suara terbanyak, sehingga tidak ada yang mempersepsikan gaya kepemimpinan demokratis. FIKOM, FTI dan Fasilkom mempersepsikan pemimpinnya bergaya partsipatif. Sedangkan FTPD dan Fakultas Psikologi mempersepsikan pemimpinnya bergaya situasional dan pembinaan. Disisi lain Fakultas Ekonomi dan Bisnis menurut Karyawan Dosen mempersepsikan pemimpinnya bergaya berorientasi pada tujuan. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan merupakan gaya kepemimpinan yang meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada. Hanya strategi yang dapat menghasilkan kontribusi nyata dan dapat diukur dalam mencapai tujuan organisasilah yang menjadi pusat perhatian pimpinan. Investasi-investasi yang tidak memberikan hasil akhir nyata berupa keuntungan atau penghematan organisasi tidak pernah menjadi perhatian bagi pimpinan di fakultas ini. Analisis Kepemimpinan Menurut Karyawan Non-Dosen Berdasarkan data pada tabel 8 dapat diketahui bahwa Kepemimpinan 5 Fakultas, yaitu FEB, FIKOM, FTPD, FASILKOM, dan Fakultas Psikologi menurut Karyawan Non-Dosen adalah kepemimpinan berorientasi pada tujuan. Pimpinan selalu menuntut tujuan akhir yang bersifat jangka pendek dan kurang memperhatikan tujuan jangka panjang. Investasi pada suatu kegiatan yang tidak memberikan dampak langsung tidak diutamakan, bahkan investasi tersebut dihindari. Hanya satu fakultas yaitu Fakultas Teknik Industri yang dipersepsikan bergaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan yang menyesuaikan kondisi dengan siapa pimpinan berhadapan. Jika karyawan yang dihadapinya adalah karyawan yang sudah berpengalaman karena sudah lama bekerja di FTI UMB maka pimpinan tidak terlalu banyak memberikan pengarahan, namun jika yang dihadapinya adalah karyawan baru, maka cenderung pimpinan ini banyak memberi petunjuk dan selalu meminta laporan. Tabel 4 Gaya Kepemimpinan Menurut Karyawan Non-Dosen FAKULTAS
Otokratis
FEB FIKOM FTI FTPD FASILKOM F. PSIKOLOGI
Demokratis
GAYA KEPEMIMPINAN Berorientasi Situasional pada tujuan √ √ √ √ √ √
Partisipatif
Sumber : data diolah peneliti 6
Kendali bebas
Pembinaan
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tujuan cukup baik dipakai dalam suatu perusahaan karena pimpinan memprioritaskan pekerjaan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Target organisasi dikomunikasikan dengan jelas kepada para karyawan. Namun gaya kepemimpinan ini mempunyai dampak yang tidak baik bagi karyawan dan kurang cocok jika diterapkan pada sebuah perguruan tinggi. Karyawan pada sebuah perguruan tinggi bekerja pada tataran konsep bukan pada pekerjaan teknis, sehingga masing-masing karyawan terutama Karyawan Dosen mempunyai inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya. Gaya kepemimpinan dengan orientasi pada tujuan memangkas insiatif dan kreativitas karyawan, karena menurut pimpinan hanya prosedur kerja yang sudah ditetapkanlah yang paling benar. Membiarkan karyawan berinspirasi dalam mengerjakan tugasnya tidak benarkan. Karyawan sebagai pelanggan internal fakultas sangat dituntut untuk melayani mahasiswa sebagai pelanggan eksternal dengan baik. Padahal banyak teori menyebutkan kepuasan pelanggan internal akan memmemberikan dampak secara tidak langsung terhadap kepuasan pelanggan eksternalnya. Dari kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai suatu organisasi menuju total quality management belum dapat diterapkan, karena banyak pimpinan di fakultas yang belum 50% menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kualitas Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kepemimpinan pada masingmasing fakultas terhadap kualitas kerja baik menurut Karyawan Dosen maupun Karyawan non-Dosen. Tabel 5 Pengaruh Kepemimpinan Kualitas terhadap Kualitas Kerja (dalam %) Fakultas Kelompok Karyawan R2
FEB D 15,9
FIKOM ND
1,9
D 43,9
ND 7,7
FASILKOM D 41,9
ND 6,3
FT D 10,8
FTPD ND 3,8
D 33,1
FPsi ND
-
D -
ND -
Sumber : data diolah Pengaruh gaya kepemimpinan yang diterapkan Pimpinan menurut karyawan Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Mercu Buana adalah sebesar 15,9%. Angka ini menggambarkan bahwa kualitas kerja karyawan Dosen FEB tidak semata-mata karena gaya kepemimpinan para pimpinannya mulai dari pimpinan pada lingkungan rektorat, dekanat sampai dengan program studi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas kerja karyawan dosen terutama dalam menjalankan tri dharma perguruan tinggi adalah atas dasar kesadaran pribadi. Gaya kepemimpinan ini lebih kecil lagi mempengaruhi kualitas kerja karyawan non-dosen di lingkungan FEB, yaitu sebesar 1,9%. Oleh karena itu kualitas kerja karyawan Dosen dan Non-Dosen FEB adalah murni karena kesadaran mereka menjalankan tugas dan tidak terpengaruh oleh gaya kepemimpinan para pimpinan. Lain halnya dengan Fakultas Ilmu Komunikasi, ternyata gaya kepemimpinan para pimpinan UMB mempengaruhi sebesar 43,9% menurut Karyawan Dosen, namun menurut karyawan non dosen pada fakultas ini gaya kepemimpinan pimpinan mereka hanya berpengaruh 7,7%. Pengaruh ini masih terbilang sangat kecil, hal ini berarti kesadaran mereka dalam bekerja murni dari hati mereka, loyalitas juga tergambar karena kualitas kerja mereka cukup baik Fakultas Ilmu Komputer mempunyai hasil yang hampir sama dengan FIKOM, yaitu gaya kepemimpinan para pimpinan mempengaruhi 41,9% terhadap kualitas kerja karyawan dosen, sedangkan pengaruhnya terhadap karyawan non dosen hanya diangka 6,3%. Fenomena ini menurut peneliti terjadi karena pada 2 fakultas yang dsebutkan terakhir ini, mayoritas karyawan dosen merupakan pimpinan juga dalam fakultas atau di luar fakultas mereka. Jumlah dosen yang tidak memegang jabatan sangat sedikit, sehingga pimpinan dalam penelitian ini adalah mereka sendiri yang membuat penilaian. Fakultas Teknik mempunyai hasil pengaruh gaya kepemimpinan para pimpinan yang berbeda dengan 3 fakultas yang telah dibahas sebelumnya. Pada fakultas ini gaya kepemimpinan para pimpinan paling berpengaruh terhadap kualitas kerja karyawan non-dosen yaitu sebesar 3,8%, dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap karyawan non-dosen pada fakultas yang lain. Hal ini terlihat bahwa kepemimpinan akan membentuk kinerja yang lebih baik kepada karyawan non-dosen. Oleh karena 7
itu pimpinan harus mempunyai gaya kepemimpina yang dapat memotivasi kerja karyawan nondosennya. Gaya kepemimpinan para pimpinan ini ternyata tidak terlalu mempengaruhi kualitas kerja karyawan dosen yaitu hanya 10,8% lebih kecil pengaruhnya dari fakultas lain. Gaya kepemimpinan para pimpinan pada Fakultas Teknik Perencanaan & Desain hanya dapat dilihat pengaruhnya menurut karyawan dosen saja, yaitu sebesar 33,1%, karena karyawan non-dosen pada Fakultas FTPD 2 orang. Fakultas Psikologi sebagai fakultas termuda dan terakhir dalam riset ini memiliki kondisi yang sama dari sisi jumlah karyawan dengan FTPD, yaitu hanya terdapat 4 orang karyawan dosen dan 2 orang karyawan non-dosen. Sehingga dalam peneilitian ini tidak dapat terlihat pengaruh gaya kepemimpinan para pimpinan terhadap kualitas kerja baik karyawan dosen maupun karyawan nondosen. CONCLUSION 1.
Gaya kepemimpinan yang mencerminkan kepemimpinan kualitas yaitu gaya kepemimpinan partisipatif hanya dipersepsikan oleh karyawan Dosen FIKOM, dan FASILKOM, serta Karyawan Non-Dosen FT. Sedangkan menurut karyawan Dosen dan non Dosen dari fakultas lainnya mayoritas menyatakan bahwa para pimpinan mempunyai gaya berorientasi pada tujuan. Karyawan Dosen FTPD menyatakan bahwa pimpinan mempunyai gaya kepemimpinan situasional, sedangkan menurut Karyawan Non-Dosen Fakultas Psikologi pimpinan mempunyai gaya pembinaan.
2.
Pengaruh gaya kepemimpinan para pimpinan terhadap kulitas kerja karyawan rata-rata mempunyai pengaruh yang sangat kecil, yaitu untuk karyawan dosen 29,12%, sedangkan pengaruhnya terhadap karyawan non-dosen rata-rata hanya 4,925%.
SARAN Untuk menciptakan sebuah universitas yang unggul, Universitas Mercu Buana harus harus membangun iklim kepemimpinan yang mengarah pada kepemimpinan kualitas. Kepemimpinan kualitas ini terwujud jika gaya kepemimpinan para pimpinannya menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Gaya kepemimpinan partsipatif dapat digunakan untuk mewujudkan kepemimpinan kualitas karena pada gaya kepemimpinan ini memberdayakan seluruh karyawan menciptakan produkproduk yang berkualitas. Total quality management tidak akan terbentuk tanpa pemberdayaan dari seluruh karyawan dalam sebuah institusi tidak terkecuali Universitas Mercu Buana. TQM tidak akan terwujud jika hanya diusakan oleh kelompok pimpinan saja, namun harus diwujudkan oleh seluruh pihak. Untuk para pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, FTPD, Psikologi, Teknik Industri harus segera mengubah gaya kepemimpinannya menjadi kepemimpinan partisipatif agar produk-produk yang dihasilkan lebih berkualitas lagi yaitu lulusan yang dapat bersaing tidak hanya lingkup nasional namun juga di lingkup internasional. DAFTAR PUSTAKA Adair, John 2008, Kepemimpinan Yang Memotivasi, Jakarta, Gramedia Danim, Sudarwan, 2004, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, Jakarta, Rineka Cipta Dessler, Gary, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Indeks Riberu J, 2003, Dasar-Dasar Kepemimpinan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Pustaka Setia Sugiono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfa Beta CV Umar, Husein, 2003, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, Rajawali Pers
8