ii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEMA:
PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) 2015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISBN: 978-602-97671-8-6
ii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
EDITOR Dr. M. Ikhsan, M.Pd. Dr. Rahmah Johar, M.Pd. Dra. Suryawati, M.Pd. Cut Khairunnisak, S.Pd., M.Si.
PENATA LETAK Dra. Bintang Zaura, M.Pd.
DESAIN COVER Iwannitona, S.Pd.
TEBAL BUKU 284 + x
PENERBIT Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Darussalam – Banda Aceh Laman: http://matematika.fkip.unsyiah.ac.id/ © FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala Cetakan Pertama ISBN: 978-602-97671-8-6
iii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
LAPORAN KETUA PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Tiada ucapan yang lebih pantas disampaikan kecuali puji dan syukur kepada Allah S.W.T, karena hanya atas ridha-Nya kegiatan “Seminar Nasional Pendidikan” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Seminar ini akan menjadi kegiatan rutin dimasa yang akan datang (setiap tahun) di FKIP Unsyiah. Seminar Nasional Pendidikan yang berlangsung di Auditoruim FKIP Unsyiah lantai 3 Darussalam Banda Aceh pada tanggal 14 November 2015, diselenggarakan dengan dana BOPT. Tema Seminar Nasional Pendidikan adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Dalam acara seminar tersebut panitia menghadirkan 2 orang keynote speaker yaitu; (1) Dra. Ida Karnasih,M.Sc.Ed.Ph.D (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan - Indonesia) dan (2) Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala - Indonesia) Pada kesempatan yang baik ini, kami sampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Rektor Unsyiah, Dekan FKIP Unsyiah, tamu undangan, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh peserta seminar, atas segala partisipasi dan bantuannya. Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh anggota panitia yang telah bekerja keras, bahu membahu untuk menyukseskan acara ini. Akhirnya kami mengucapkan selamat mengikuti seluruh rangkaian seminar, semoga bermanfaat.
Penanggung Jawab Seminar
Ketua Pelaksana
Ttd
Ttd
Dra. Suryawati, M.Pd.
Dr. M. Ikhsan, M.Pd.
iv
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yang paling utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat bertemu di forum "Seminar Nasional Pendidikan Matematika" dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Tema seminar ini adalah “Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)”. Tema tersebut sangatlah urgen dan up to date saat ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Provinsi Aceh dan umumnya di Indonesia. Saya selaku Ketua Program Studi begitu gembira melihat antusias para panitia, dan para praktisi matematika, para alumni dan sarjanawan matematika dari berbagai instansi beserta partisipasi dari himpunan mahasiswa pendidikan matematika yang ikut ambil bagian dalam mensukseskan acara Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Penelitian dan pengembangan yang terkait dengan dunia pendidikan harus terus digalakkan dan dikomunikasikan kepada semua stakeholder. Karenanya, upaya mengundang keynotespeaker, baik dari tingkat lokal dan nasional pun kami tempuh untuk menyemarakkan Seminar Nasional ini. Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada; Rektor Unsyiah yang telah memberikan arahan dan berkenan membuka seminar ini Bapak Dr. Djufri, M.Si. selaku Dekan FKIP Unsyiah, Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc.Ed.Ph.D dan Ibu Dr. Cut Morina Zubainur, S.Pd., M.Pd. sebagai keynote speaker pada seminar ini. Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada penyelenggara dan seluruh panitia yang terlibat dalam merancang kegiatan tersebut, atas upaya kreatif yang cukup mendasar sehingga pelaksanaannya cukup mengesankan. Kepada para Mahasiswa Pendidikan Matematika yang telah ikut hadir, yang nantinya menjadi pengalaman berharga dalam meneliti kehidupan terkait dalam pembelajaran matematika. Demikianlah sambutan saya, mudah-mudahan Seminar Nasional Pendidikan Matematika ini berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan pemikiran-pemikaran segar bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Wassalammu’alaikum Wr. Wb. Ketua Program Studi Matematika FKIP Unsyiah Ttd Dra. Suryawati, M. Pd. v
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
DAFTAR ISI LAPORAN KETUA PANITIA .............................................................................. SAMBUTAN KETUA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA ....................... DAFTAR ISI ............................................................................................................
iv v vi HAL
PEMBICARA UTAMA PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Ida Karnasih PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI MEA Cut Morina Zubainur, Dr. Rahmah Johar, M.Pd.
1
12
BIDANG PENDIDIKAN MATEMATIKA AKTIVITAS SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS X SMK KESEHATAN ASSIFA SCHOOL BANDA ACEH Annisa Suryamanda
20
INVESTIGASI POLA KONTINGENSI SCAFFOLDING GURU PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anwar Ramli
27
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BARISAN DAN DERET SISWA KELAS X SMAN 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH Bainuddin Yani, R M Bambang S, Nurul Husna
41
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI INTEGRAL DENGAN MENGGUNAKAN GEOGEBRA DI KELAS XII SMA LAB SCHOOL UNSYIAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Bintang Zaura, Fahrul Annas
53
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN MATH PROJECT IN DAILY LIFE (MPID LIFE) PADA SISWA KELAS X MIA1 SMAN 1 MEUREUDU Cut Laila Kulsum
62
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH Eka Junita, Tuti Zubaidah
70
vi
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PRESTASI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA Ellianti, Khairul Umam, Rizki
82
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MATERI RELASI DAN FUNGSI BAGI SISWA KELAS X MAN MODEL BANDA ACEH Erni Maidiyah, Bintang Zaura, Decy Pramita Sari Yusna
93
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PURBAKALA DAN PERKEMBANGAN: PARTISIPASI DAN RESPON MAHASISWA M, Hasbi, RM Bambang, Usman
101
SIKAP SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI LINGKARAN DI MTsN 2 LEUNG BATA BANDA ACEH Indah Suryawati
107
RESPON SISWA TERHADAP PENGGUNAAN SOFTWARE AUTOGRAPH DENGAN GAME ANGRY BIRDS DALAM PEMBELAJARAN FUNGSI KUADRAT DI KELAS X SMA Suhartati, Iwannitona
114
PENGGUNAAN SOFTWARE CABRI 3D PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 6 BANDA ACEH Johan Yunus, M. Ikhsan, Onas Rahman
122
PENGARUH TASK COMMITMENT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN DARUSSALAM ACEH BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Khairul Umam, Yuhasriati, Maghfirah
132
PENGEMBANGAN APLIKASI ZAKAT BERBASIS MATLAB Mukhlis Hidayat, Lidya Marissa
140
VALIDITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER METODE GARIS SELIDIK BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH Mirna, Cut Morina Zubainur
146
MENIGKATKAN KEMAMPUAN GURU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE INSIDE – OUTSIDE- CIRCLE PADA MATERI PEMBAGAIN PECAHAN DI SDN 1 LAMBHEU ACEH BESAR Monawati, Sarah Ramadhayani
154
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MENGIKUT KONTEKS DI SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI BANDA ACEH Murni
162
vii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI KELILING LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 DARUL HIKMAH Radhiati
174
RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS VII SMP MEHODIST BANDA ACEH Rahmi Maulina
183
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII MTSN MODEL BANDA ACEH Rizka, Tuti Zubaidah
191
KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL SBMPTN BIDANG MATEMATIKA OLEH SISWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2015 RM Bambang S, Budiman, Srimawarni
206
AKTIFITAS SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XI SMAN 1 SABANG Rosyi Kurniawati
214
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Salasi R, Suryawati, Kartika Sarah
222
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PISA UNTUK SISWA SMP Somakim
231
PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK) PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH TAHUN AJARAN 2014/2015 Suhartati
242
KENDALA GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2014 Suryawati, Erni Maidiyah, Risa Handayani
249
KONSEPSI: PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA TENTANG LIMIT FUNGSI Usman
260
viii
________________________________Seminar Nasional Pendidikan Matematika Tema : Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Matematika untuk Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
SIKAP KERJASAMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI OPERASI HITUNG ALJABAR DI KELAS VIII MTS INSAN QURANI Wahyu N
269
COMMUNICATION SKILL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yuhasriati, M. Ridhwan
277
ix
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PISA UNTUK SISWA SMP Somakim Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya Email:
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan bahan ajar Matematika berbasis PISA untuk siswa SMP yang valid dan praktis dan mengetahui efek potensial terhadap aktivitas siswa dalam saintifik. Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang terdiri dari tiga tahap yaitu preliminary, prototyping, dan Assessment. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah walk through (tahap expert review) untuk mengetahui validitas bahan ajar baik itu dari segi konten, konstruk, dan bahasa; wawancara (tahap one-to-one dan small group) untuk mengetahui kepraktisan bahan ajar, dan tahap field test untuk mengetahui efek potensial bahan ajar. Dari hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa: Penelitian ini menghasilkan dua bahan ajar yaitu bahan ajar matematika pada materi Kesebangunan. Bahan ajar ini memiliki efek potensial terhadap siswa dalam aktifitas saintifik. Kata Kunci: Matematika, Kurikulum 2013, Pisa Pendahuluan Kurikulum 2013 menuntut bahwa kegiatan pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan dan semua mata pelajaran diharuskan pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam setiap proses pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 itu dapat dicapai, maka diperlukan suatu inovasi dalam merencanakan proses dan pendekatan pembelajaran. Mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu dasar yang sangat perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa. Matematika dan IPA merupakan ilmu yang dapat melatih siswa untuk mengembangkan proses berpikir kritis, kreatif dan penalaran. Salah satu alat ukur atau pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk pelajaran matematika dan IPA adalah PISA. PISA atau Programme for International Student Assessment merupakan suatu penilaian secara internasional terhadap keterampilan dan kemampuan siswa usia 15 tahun (Shiel, dkk., 2007; OECD, 2009). Keterampilan dan kemampuan dalam PISA yang dinilai meliputi matematika, membaca, dan sains (OECD, 2003; OECD, 2009; Stacey, 2011). PISA pertama kali dilaksanakan pada tahun 2000 yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)(Shiel, dkk., 2007; OECD, 2009; OECD, 2010; OECD, 2013).
231 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Walaupun Indonesia belum menjadi anggota OECD, Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA sejak pertama kali penilaian skala internasional ini dilaksanakan (OECD, 2003; OECD, 2009; Kemdikbud, 2011). Namun, dari hasil penilaian yang dilakukan sejak tahun 2000 hingga tahun 2012 menunjukan bahwa siswa Indonesia selalu menempati posisi 65 besar atau terendah dalam PISA (Kemdikbud, 2011; OECD, 2013). Misalnya saja pada literasi matematika beruturut-turut tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012 Indonesia selalu menempati urutan 10 terendah dari negara-negara peserta PISA(Kemdikbud, 2011; OECD, 2013). Rendahnya hasil PISA siswa Indonesia disebabkan oleh lemahnya kemampuan pemecahan masalah soal non-routine atau level tinggi, sistem evaluasi di Indonesia yang masih menggunakan soal level rendah, dan siswa terbiasa memperoleh dan menggunakan pengetahuan matematika formal di kelas (Stacey, 2010; Wu, 2011; Novita, Zulkardi, & Hartono, 2012). Menanggapi rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA, berbagai upaya telah dilakukan baik dari pemerintah maupun dari kalangan pemerhati pendidikan. Misalnya, pemerintah telah melakukan evaluasi terhadap rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA, seperti yang disebutkan dalam bahan uji publik kurikulum 2013.. Sehingga hal ini juga menjadi salah satu dasar pemikiran pengembangan kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP (Kemdikbud, 2012; Kemdikbud, 2013). Sedangkan dari pemerhati pendidikan, Institut Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (IP-PMRI) bekerjasama dengan PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) menyelenggarakan Kontes Literasi Matematika 2012 tingkat nasional (P4TK, 2012). Selain itu, berbagai penelitian tentang pembuatan soal-soal model PISA juga telah dilakukan (Novita, Zulkardi, & Hartono, 2012; Kamaliyah, Zulkardi, & Darmawijoyo, 2013; Edo, Hartono, & Putri, 2013; Lutfianto, Zulkardi, & Hartono, 2013). Namum dari semua penelitian tentang PISA yang telah dilaksanakan tersebut, semuanya dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat. Oleh karena itu dirasakan sangat perlu untuk mempersiapkan siswa Indonesia dalam PISA, baik dalam matematika maupun dalam IPA. Salah satu yang perlu disiapkan adalah mengembangan pembelajaran matematika dan IPA berbasis PISA. Melalui pembelajaran berbasis PISA diharapkan para siswa SMP juga mampu berlatih soal-soal PISA. PISA merupakan sebuah usaha secara kolaboratif untuk mengukur sejauh mana siswa usia 15 tahun dapat menghadapi tantangan atau memecahkan real problems pada kehidupan sekarang ini (OECD, 2003; OECD, 2011). Ada tiga jenis literasi yang diukur dalam PISA yaitu literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) (OECD, 2003; Stacey, 2011). Namum pada PISA 2012 ada tambahan penilaian yang dilakukan yaitu literasi pemecahan masalah (problem solving literacy) dan literasi finansial
232 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
(financial literacy) (OECD, 2013). PISA sendiri dilaksanakan setiap 3 tahun sekali (Prenzel, Kobarg, Schöps, & Rönnebeck, 2013). Pada pelaksanaan PISA 2000 hingga PISA 2009, satu diantara ketiga literasi yang dinilai menjadi fokus utama (Wetzel & Carstense, 2013), Sedangkan literasi yang lainnya menjadi pendamping. Siklusnya dimulai dari membaca pada PISA 2000, matematika pada PISA 2003, dan IPA pada PISA 2006. Pada PISA 2009, dimulai dengan siklus baru, yaitu membaca kembali menjadi fokus utama. Dalam PISA 2012 Mathematics Framework dan PISA 2012 Assessment and Analytical Framework (OECD, 2009; OECD, 2010; OECD, 2013) dijelaskan definisi literasi matematika (mathematical literacy), yaitu: literasi matematika merupakan kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena. Literasi matematika dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir. Sehingga dari defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki tingkat literasi matematika yang baik apabila ia mampu menganalisis, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya secara efektif, serta mampu memecahkan dan menginterpretasikan penyelesaian matematika. Penggunaan literasi matematika dalam PISA biasanya diawali dengan permasalahan sehari-hari (contextual problems). Permasalahan tersebut dapat berupa konteks pribadi (personal), sosial (societal), pekerjaan (occupational) dan keilmuan (scientific). Dimana dalam matematika, konteks tesebut berkaitan dengan konten bilangan (quantity), probabilitas/ketidakpastian dan data (uncertainty and data), perubahan dan hubungan (change and relationships), dan ruang dan bentuk (space and shape) (OECD, 2010; OECD, 2013). Konteks matematika dalam PISA dapat dikategorikan menjadi empat konteks (OECD, 2010; OECD, 2013) yaitu: Personal (konteks pribadi); Occupational (konteks pekerjaan); Societal (konteks sosial); Scientific (konteks keilmuan) . Hakikatnya Pembelajaran sains (IPA) adalah jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui.Nilai-nilai IPA yang ditanamkan dalam pembelajaran IPA dikemukakan oleh Laksmi (dikutib Prasetyo,2011:15) antara lain sebagai berikut : a. Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut langkah langkah dan metode ilmiah.
233 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
b.
Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. Kegiatan pembelajaran sains mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain (Prasetyo, 2011:3).Ada tiga kemampuan yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sains yaitu: a) Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, b) Kemampuan untukmemprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, c) Dikembangkannya sikap ilmiah. Carin (dikutib Prasetyo, 2011:3) mendefinisikan sains sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada pengertian sains itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat sains meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur ini diharapkan dapat membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.Pembelajaran terpadu dalam sains dapat dikemas dengan tema tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Pembelajaran sains pada suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian sains. Pembelajaran sains bagi siswa dapat diperoleh jika siswa memiliki kemampuan literasi sains yang baik. Literasi sains terbentuk dari 2 kata, yaitu literacy dan science. Literacy yang berarti melek huruf/gerakan pemberantasan buta huruf. Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang berarti ilmu pengetahuan. Menurut Paul de Hart Hurt (dalam Yusuf Hilmi Adisendjaja, 2007:6),literasi sains diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kehidupan masyarakat. PISA mengemukakan bahwa, Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan kemampuan sains mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.Pada aspek penggukurannya
234 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Literasi sains dibagi dalam tiga dimensi yaitu konten sains, proses sains, dan konteks aplikasi. Emiliannur (2010:1) menuliskan PISA membagi dimensi literasi sains sebagai berikut: Konten Literasi Sains: Proses Literasi Sains; Konteks Literasi Sains; dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah design research dengan jenis penelitian pengembangan atau development studies (Akker, Gravemeijer, McKenney, & Nieveen, 2006; Nieveen & Plomp, 2007). Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran matematika dan IPA berbasis PISA yang valid dan praktis dan memiliki efek potensial. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap preliminary atau persiapan, tahap protoyping, dan tahap penilaian atau assessment (Nieveen & Plomp, 2007). Pada tahap prototyping alur evaluasi menggunakan formative evaluation, fase yang dilakukan meliputi self evaluation, expert review dan one-to-one, dan small group, serta field test. Sedangkan untuk menganalisisnya dua tahap sebelumnya menggunakan tahapan assessment. Gambar 1. adalah alur desain formative evaluation.
Gambar 1. Alur desain formative evaluation (Tessmer, 1993; Zulkardi, 2006) Pada tahap persiapan ini peneliti menentukan dan menganalisis tempat dan subjek penelitian, peneliti juga mengkaji beberapa literatur tentang penelitian pengembangan yang pernah dibuat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan. Peneliti juga menganalisis kurikulum 2013 tingkat SMP yang dihubungkan dengan framework PISA 2012, membuat kisi-kisi bahan ajar. pedoman wawancara, lembar angket, dan lembar walk through. Peneliti juga menghubungi guru mata pelajaran di sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan menanyakan prosedur dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut. Pada tahap self evaluation peneliti mengevaluasi dan menelaah draf prototipe awal (prototipe 1). Tujuan dari tahap ini adalah untuk melihat kesalahan yang nampak (obvious errors) yang ada pada tahap preliminary. Pada tahap expert review atau uji pakar, produk yang telah dibuat divalidasi
235 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
oleh pakar dengan cara dicermati, dinilai dan dievaluasi. Pemvalidasian pakar menggunakan telaah dari segi konten, konstruk dan bahasa. Hasil dari uji pakar (expert review) digunakan untuk melakukan revisi produk. Bersamaan dengan uji pakar (expert review), peneliti melakukan uji kepada siswa secara individu (one-to-one). Hasil dari one-to-one digunakan untuk merevisi prototipe 1 yang telah dibuat. Dari hasil expert review dan one-to-one menghasilkan prototipe kedua. Setelah melakukan expert review dan one-to-one sehingga menghasilkan produk yang telah direvisi (prototipe 2) maka peneliti melakukan uji small group. Kelompok yang digunakan sebanyak 12 orang dengan kemampuan yang bervariatif. Hasil dari small group menjadi prototipe ketiga. Uji small group digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan, keefektifan, efesiensi, kegunaan, dan ketertarikan dari prototipe 2 yang telah didesain. Setelah mendapatkan prototipe ketiga dilakukan uji lapangan (field test). Uji coba ini dilakukan di SMP Negeri 9 Palembang pada siswa kelas VIII dan IX. Produk yang dihasilkan pada field test harus memenuhi kriteria kualitas yang terdiri dari tiga kriteria yaitu validitas, kepraktisan dan memiliki efek potensial (efektivitas). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 9 Palembang. Berdasarkan metode penelitian di atas maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: dokumentasi yang digunakan adal foto dan video; Walk through dilakukan dengan pakar. Pakar memberikan masukan/komentar atau saran terkait dengan konten, konstruk dan bahasa. Dari hasil walk through digunakan untuk revisi prototipe pertama yang digabungkan dengan uji one-to-one untuk mendapatkan prototipe kedua; wawancara dilakukan kepada siswa setelah siswa selesai mengikuti pembelajaran, untuk membantu dalam proses wawancara maka dibutuhkan video untuk merekam pada saat wawancara berlangsung. Pada tahap self evaluation, peneliti menganalisis sendiri perangkat, draf bahan ajar prototipe awal yang telah dihasilkan dengan disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan standar penilaian PISA. Serta menganalisis video dan foto yang telah diperoleh. Kriteria keberhasilan dari penelitian ini adalah didapatkan produk yang berupa bahan ajar matematika dan IPA model PISA. Bahan ajar tersebut harus valid dan praktis dan memiliki efek potensial. Kevalidan bahan ajar tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil validasi pakar (expert review), hasil wawancara pada saat tahap one-to-one, dan hasil analisis butir soal secara kuantitatif pada tahap small group. Sedangkan kepraktisan bahan ajar dapat diketahui dari hasil pengamatan dan wawancara di small group dan hasil wawancara pada field test dengan mengacu pada pengertian praktis. Efek potensial bahan ajar dapat diketahui dari hasil field test dan wawancara setelah implementasi pembelajaran pada tahap field test.
236 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini berhasil mengembangkan dua bahan ajar berupa Lembar Aktivitas Siswa (LAS), yaitu LAS untuk mata pelajaran matematika pada materi Kesebangunan dan LAS untuk mata pelajaran IPA pada materi Suhu dan Perubahannya. LAS dimulai dengan pemahaman konsep serta prinsip-prinsip kesebangunan pada matematika dan suhu/perubahan pada IPA. Serta diakhiri dengan LAS untuk pemahaman konsep berupa soal-soal untuk latihan. Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa hasil pengembangan bahan ajar mempunyai efek terhadap pada kegiatan saintifik siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang sangat tampak adalah kegiatan pengamatan, penalaran, bertanya, dan mencoba pada siswa pada kegiatan kelompok dalam mengerjakan lembar Aktivitas Siswa (LAS). Foto-foto berikut menunjukkan kegiatan-kegiatan siswa dalam mengerjakan LAS secara kelompok.
Gambar 2. Kelompok Siswa lagi Mengamati bentuk Pagoda
Pada Gambar 2 menunjukkan siswa lagi melakukan pengamatan LAS yang diberikan secara kelompok. Dalam kegiatan tersebut berdasar hasil observasi menunjukkan bahwa mereka lagi melakukan pengamatan, percobaan, bertanya antara temen dan kepada guru. Di samping itu juga siswa melakukan kegiatan penalaran ketika menuliskan laporan di lembar kerja siswa.
237 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Gambar 3. Siswa lagi Mempresentasikan Hasil Kerja
Pada Gambar 3 kelompok siswa lagi melakukan kegiatan presentasi hasil kerja kelompok. Kegiatan ini menunjukkan mereka melakukan komunikasi
Gambar. 5 Contoh Hasil Kerja Siswa
Gambar 4 adalah contoh hasil kerja siswa. Hasil kerja siswa ini menunjukkan adanya kegiatan proses penalaran. Penelitian terbatas pada proses pengembangan produk bahan ajar matematika pada materi Kesebangunan dan pada materi IPA pada materi Suhu dan Perubahannya. Produk bahan ajar ini berupa Lembar Aktifitas Siswa (LAS) yang telah melalui proses sesuai metode penelitian pengembangan. Pengembangan materi ajar ini disesuaikan dengan tuntutan pembelajaran kurikulum 2013 yang berbasis pada pendekatan saintifik yaitu
238 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
proses pembelajaran yang dilakukan siswa melalui proses pengamatan, menalar, mencoba, menanya, dan mengkomunikasikan. Proses pendekatan ini sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan mengerjakan soal-soal PISA. Berdasarkan hasil implimentasi pembelajaran pada siswa di kelas IX menunjukkan bahwa proses saintifik dapat muncul pada kegiatan pembelajaran baik pada matematika maupun pada IPA. Siswa sangat aktif dan menyenangkan dalam belajar. Hal ini menunjukkan siswa terlibat aktif dalam proses belajar dan mengembangan atau mengkonstruksi konsep pelajaran melalui kegiatan mengamati, mencoba, menanya, menalar, dan mengkomunikasikan. Simpulan dan Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan
maka
dapat
yaitu materi
Kesebangunan dan Suhu dan Perubahannya telah sesuai dengan karateristik kurikulum 2013 dan PISA. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan kepada para guru dapat menggunakan bahan ajar ini, karena sudah sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013 dan PISA. Karena penelitian baru terbatas pada implimentasi maka kepada peneliti lain disaran untuk melakukan penelitian pada nampak hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Akker, J. v., Gravemeijer, K., McKenney, S., & Nieveen, N. (2006). Educational Design Research. London: Routledge. Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara Downes, S. (2005). Understanding PISA. Turkish Online Journal of Distance Education. Vol. 3, No. 2, 24-32. Edo, S. I., Hartono, Y., & Putri, R. I. (2013). Investigating Secondary School Students’ Difficulties in Modeling Problems PISA-Model Level 5 And 6 . IndoMS. J.M.E , 41-58.
239 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
Fauzan, A. (2002).Applying Realistic Mathematics Education (RME) in Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools. Thesis University of Twente: Enschede Kemdikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta. Lutfianto, M., Zulkardi, & Hartono, Y. (2013). Unfinished Student Answer in PISA Mathematics Contextual Problem. IndoMS-JME , 188-193. Masudin. 2011. Literasi Sains dan Aspek Pengukurannya.http://utlebaksiu.wordpress.com/. Diakses 1 September 2014. NCES. (2004). International Outcomes of Learning in Mathematics Literacy and Problem Solving; PISA 2003 results from the U.S. perspective. Diakses dari http://nces.ed.gov/pubs2005/2005003.pdf pada 20 Agustus 2013. Nieveen, N. & Plomp, T. (2007). Formative Evaluation in Educational Design Research (Eds). An Introduction to Educational Design Research. Enschede: SLO. Novita, R., Zulkardi, & Hartono, Y. (2012). Exploring Primary Student’s Problem-Solving Ability by Doing Tasks Like PISA’s Question . IndoMS. J.M.E , 133-150. OECD. (2003). Literacy Skill for the World of Tomorrow: further results from PISA 2000, Diakses dari http://www.oecd.org/edu/preschoolandschool/2960581.pdf pada 12 Agustus 2013 OECD. (2009). Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assessments. Paris: OECD Publishing. OECD. (2009). Learning Mathematics for Life: A Perspective from PISA. Paris: OECD Publising. OECD. (2010). PISA 2012 Mathematics Framework diakses dari http://www.oecd.org/dataoecd/8/38/46961598.pdf pada 26 Maret 2013 OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading, Science,Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing. OECD. (2013). Indonesia Student Peformance (PISA 2012). Diakses dari http://gpseducation.oecd.org/CountryProfile?primaryCountry=IDN& treshold=10&topic=PI, pada 2 Maret 2013. Oluwatayo, J. A. (2012). Validity and Reliability Issues in Educational Research . Journal of Educational and Social Research Vol. 2 (2) May 2012 Organization of Economic and Development. 2006. Assesing Scientific, Reading and Mathematical Literacy: A Framework for PISA 2006. http://www.oecd.org/bookshop/. Diakses 11 September 2014. PERMENDIKBUD. 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
240 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015
PISA. 2012. Questionnaires, http://nces.ed.gov/surveys/pisa/questionaire.asp/. Diakses 7 September 2014. Prenzel, M., Kobarg, M., Schöps, K., & Rönnebeck, S. (2013). Research on PISA:Research Outcomes of the PISA Research Conference 2009. London: Springer Science. P4TK. (2012). Kontes Literasi Matematika Untuk SMP/MTs Tingkat Nasional. Diakses dari http://p4tkmatematika.org/2012/04/kontesliterasi-matematika-untuk-smpmts-tingkat-nasional/ pada 21 Agustus 2013 Stacey, K. (2010). Mathematical and Scientific Literacy Around The World. Journal of Science and Mathematics. Vol. 33 No. 1, 1-16 Stacey, K. (2011). The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia. Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME) Juli 2011, volume 2. 95 – 126 Stacey, K. (2012). The International Assessment of Mathematical Literacy: PISA 2012 Framework and Items (Eds). Proceedings of The 12th International Congress on Mathematical Education, 756-772. Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Tessmer, M. (1993). Planning and conducting formative evaluations: Improving the quality of education and training. London: Kogan Page. Turner, R., & J. Adams, R. (2012, April 1). Some Drivers of Test Item Difficulty in Mathematics-an Analysis of the Competency Rubric. diakses pada 15, Agustus 2013, dari Australian Council for Educational Research: http://research.acer.edu.au/pisa Wu, M. (2010). Using PISA and TIMSS Mathematics Assessments to Identify the Relative Strengths of Students in Western and Asian. Journal of Research in Education Sciences, Vol. 1, No. 56, 67-89. Zhang, D. (2010). Study on the Teaching Model Based on Multimedia and Network Environment. International Education Studies , Vol. 3, No. 1, 161-164. Zulkardi. (2002). Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics Education For Indonesian Student Teachers. Thesis, University of Twente: Enschede Zulkardi. (2006). Formative Evaluation:What, Why, When, and How, diakses dari http://www.reocities.com/zulkardi/books.html pada 20 Agustus 2013.
241 | Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2015