PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI UNTUK MELAKUKAN POLIGAMI Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Bayu Mahendra NIM : 119114081
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk Ibu Lusia Pratidarmanastiti & Ibuku Bernadeta Sudaryati serta seluruh wanita yang ada didunia
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Always remember that the most important thing in a good marriage is not happiness, but stability.” Gabriel García Márquez - Love in the Time of Cholera
"All happy families are alike; each unhappy family is unhappy in its own way." Leo Tolstoy - Anna Karenina
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI UNTUK MELAKUKAN POLIGAMI
Bayu Mahendra
ABSTRAK Poligami menjadi salah satu ancaman bagi sebuah keluarga. Meskipun dampaknya bisa diduga dengan mudah, namun fenomena poligami cenderung meningkat. Lewat metode kualitatif naratif, penelitian ini tertarik untuk menyelidiki proses seorang suami yang dengan sengaja dan sadar membuat keputusan untuk melakukan poligami. Pengambilan data dilakukan lewat wawancara semi terstruktur terhadap tiga responden yang melakukan poligami. Verifikasi data dilakukan dengan model triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga responden melalui kelima tahapan proses pengambilan keputusan secara berurutan. Penelitian ini menemukan bahwa keputusan poligami berawal dari kondisi rumah tangga yang bermasalah, yang kemudian menjadi awal terjadinya proses pengambilan keputusan untuk poligami. Dalam prosesnya ketiga responden mengalami dinamika psikologis yang berbeda, di mana ada yang menyesali dan ada yang tidak menyesali keputusannya. Secara ironis, poligami yang diharapkan bisa mengatasi konflik dalam keluarga, justru menjadi sumber konflik yang baru.
Kata kunci: Poligami, Pengambilan Keputusan, Narasi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DECISION MAKING PROCESS OF A HUSBAND TO DO POLYGAMY
Bayu Mahendra
ABSTRACT Polygamy became one of threats to a family. Although the impact can be predicted easily, but the phenomenon of polygamy tends to increase. Through narrative qualitative methods, this research interest to investigate the process of a husband who deliberately and consciously made the decision to commit polygamy. Data were collected through semi-structured interviews to three informants who practice polygamy. Data verification is done by triangulation models. The results showed that the three respondents through the five stages of the decision-making process in sequence. This research found that the decision of polygamy originated from a troubled household conditions, which later became the beginning of the decision-making process to polygamy. The three respondents had experienced different psychological dynamics on its processes, either regretted or not. Instead resolve the conflict in the family, ironically, polygamy becomes a new source of conflict.
Keywords: Polygamy, Decision Making, Narrative.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Poligami merupakan fenomena yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya praktik poligami yang terjadi dikalangan masyarakat Indonesia, contoh yang mudah kita lihat adalah berbagai kasus yang terjadi dikalangan public figure. Seringkali kita melihat berita ditelevisi mengenai seorang tokoh masyarakat yang menikah lagi dengan wanita lain padahal dirinya masih terikat pernikahan sah dengan istri pertama. Meskipun kehadirannya telah diatur dalam undang-undang perkawinan, namun seringkali terjadi penyimpangan dalam praktik poligami. Langkah para pelaku poligami tampaknya dipermudah dengan adanya pernikahan siri (sah secara Agama Islam). Sebuah pernikahan yang tidak diakui legalitasnya secara hukum. Namun pernikahan ini tidaklah memerlukan banyak persyaratan seperti yang tercantum dalam undang-undang, sehingga tidak jarang praktik pernikahan poligami terjadi tanpa sepengetahuan istri sebelumnya. Hal inilah yang nanti akan menimbulkan adanya beberapa pihak yang dirugikan, baik itu istri pertama, istri kedua dan seterusnya maupun anak. Temuan inilah yang kemudian memunculkan rasa keprihatinan sekaligus ketertarikan pada penulis untuk melakukan sebuah penelitian sederhana terhadap fenomena poligami. Berbagai perihal mengenai poligami akan tertuang dalam tulisan ini, yang bersumber dari penuturan dari para pelaku sendiri. Selain karena keprihatinan pribadi penulis, tulisan ini juga dibuat dengan alasan untuk diajukan sebagai salah satu sayarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu Psikologi terutama dalam ranah pernikahan dan keluarga. Meski penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan serta-merta membuat para laki-laki menjadi tidak akan poligami, namun setidaknya hasil dari penelitian ini dapat membuat para laki-laki berpikir seribu kali jika ingin melakukan poligami. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Penulis akan dengan lapang dada menerima kritik dan saran guna membuat
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini menjadi lebih baik. Penelitian ini juga tidak akan selesai jika tidak ada bantuan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, pada kesempatan kali ini dengan setulus hati penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kelancaran terwujudnya penelitian ini. Ucapan terimakasih peneliti haturkan kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 2. Mereka yang penuh cinta, Bapakku Edi Jaeludin, Ibuku Bernadeta Sudaryati, dan Adikku Yobo Aji Hantara 3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S. yang telah menemani dan membimbing penulis menyusun penelitian ini dari awal hingga akhir. 4. Dr. YB Cahya Widiyanto, M.Si. yang telah meluangkan banyak waktu dan telah memberikan berbagai pencerahan kepada peneliti untuk menyelesaikan tulisan ini. 5. Ibu Debri Pristinella, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas pelayanan dan pembelajarannya selama ini. 7. Ketiga responden penelitian YD, WR dan TT atas kesediaanya untuk membagi cerita dan pengalamanya kepada peneliti secara terbuka. 8. Om Yohanes Wasisa Kusnandar yang telah memberikan banyak bantuan selama proses pengambilan data. 9. Teruntuk mereka yang hangat dan tak pernah dingin, Chrisna Yudha, Kenang Satyadharma, Bonivasios Dwi, Theodosius Kristianto, Septian Panji, Randy Leo Kemi, Vico Pradipta, David Kuncoro, Alexander Widyawan, David Gracenda, Vianey Yona, Adhi Nugroho, Albertus Hari Novianto, Gregorius Dwi, Beni Wicaksana, Adolfus Aditya, Arga Yudha, Guritno Kuntoroyakti, Abraham B.I, Awang Adhi, Daniel Rizky, Ivander Harlison, Rhisang Sadewa, Mandana Bintang, Endah Febiana, Raysa Bestari, Suci Setyowati, Bernadeta Aponari,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Teman-teman ITJAS (Ikatan Tjatjat Asmara) A. Harimurti, Aditya Hari Saputra, Timotius Aditya, Galih Pambudi, Wahjoe Kristianto, Dyan Martikatama. 11. Para “Kebo Wesi” yang selalu menjadi penghiburan bagi peneliti ketika dirundung duka nestapa. 12. Untuk mereka yang membuat peneliti seringkali bermimpi menjadi musisi, Elvis Presley, Frank Sinatra, Johnny Cash, John Lennon, ABBA, Bob Marley, Green Day, Sore, Silampukau, Leonardo Ringo, White Shoes and the Couples Company. 13. Semua pihak yang terlibat yang tidak mampu penulis sebutkan satu per satu.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................ viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 6 C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 6 D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................ 6 1. Manfaat Praktis ............................................................................ 6 2. Manfaat Teoretis .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERNIKAHAN POLIGAMI ............................................................. 8 1. Perniikahan .................................................................................. 8 2. Poligami ..................................................................................... 10 B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN .................................................... 19 1. Definisi Pengambilan Keputusan ............................................... 19
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................. 20 C. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEORANG SUAMI UNTUK MELAKUKAN POLIGAMI ............................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ............................................ 28 B. RESPONDEN PENELITIAN .......................................................... 29 C. FOKUS PENELITIAN .................................................................... 29 D. METODE PENGAMBILAN DATA ............................................... 29 E. ANALISIS DATA ........................................................................... 30 F. KREDIBILITAS PENELITIAN ...................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENELITIAN ................................................................... 34 B. PROFIL RESPONDEN ................................................................... 35 C. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 42 1. Keadaan Sebelum Proses Pengambilan Keptusan ..................... 42 2. Proses Pengambilan Keputusan ................................................. 47 3. Keadaan Sesudah Proses Pengambilan Keputusan .................... 56 D. PEMBAHASAN .............................................................................. 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ................................................................................ 75 B. SARAN ............................................................................................ 76 1. Bagi Institusi Pernikahan di Indonesia ....................................... 76 2. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 78
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL TABEL Tabel 3.1 Tabel Pedoman Wawancara ......................................................... 32 Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Wawancaa dengan Ketiga Responden ........ 34 Tabel Kategorisasi Data ............................................................................. 131
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN RESPONDEN YD ................................................................. 81 LAMPIRAN RESPONDEN WR ............................................................... 100 LAMPIRAN RESPONDEN TT ................................................................ 115
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR GAMBAR Gambar 2.1 SKEMA KERANGKA TEORI ................................................ 27 Gambar 4.1 SKEMA HASIL ANALISIS DATA ........................................ 74
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG “Mencintai seseorang bukanlah sekadar perasaan yang kuat”, tulis Erich Fromm, “itu adalah sebuah keputusan, penilaian, dan janji.” Ada dua kata menarik dalam The Art of Loving (Fromm, 1956) tersebut, yaitu cinta dan
janji.
Dari
kedua
kata
tersebut,
terciptalah
istilah
janji
perkawinan/pernikahan, di mana dua insan mengikat cintanya dalam sebuah janji pernikahan. Pernikahan sendiri dapat diartikan sebagai ikatan janji setia oleh seorang suami dan istri yang mengandung tanggungjawab pada kedua belah pihak (Kertamuda, 2009). Pernikahan memiliki beberapa bentuk, antara lain pernikahan monogami,
poliandri,
dan
poligami/polyginy.
Monogami
merupakan
pernikahan pada seorang laki-laki dan seorang perempuan, monogami merupakan bentuk norma pernikahan yang umum berkembang di masyarakat (Papalia, 2005). Bentuk pernikahan yang lain adalah poliandri, yaitu seorang wanita yang memiliki beberapa orang suami (Gardiner & Kosmitzki, 2005; Kottak dalam Papalia,2005). Selanjutnya adalah poligami/polyginy yaitu pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan dua perempuan atau lebih (Kertamuda, 2009). Bentuk pernikahan ini lebih familiar daripada pernikahan poliandri. Hal ini dikarenakan poligami merupakan fenomena yang dekat dengan masyarakat Indonesia. Sebuah fenomena yang seringkali
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menjadi perbincangan menarik dikalangan keluarga Indonesia. Hal ini terbukti beberapa media massa seringkali mengangkat berita mengenai beberapa selebritis yang melakukan poligami seperti Mamik, Eyang Subur, Pak Tarno, Kiwil, Komar dan Ajis Gagap (“Artis Poligami, dari Eyang Subur, Pak Tarno hingga Ajis Gagap”, 2013). Poligami atau sering juga disebut polyginy memang biasanya banyak terjadi di negara-negara Islam, masyarakat Afrika dan beberapa negara di Asia (Papalia, 2005). Dalam praktiknya sebuah pernikahan poligami dibatasi oleh berbagai persyaratan yang cukup ketat dari undang-undang yang berlaku di setiap negara, salah satunya di Indonesia. Mulia (2009) menjabarkan mengenai undang-undang pernikahan di Indonesia yang mengatur pernikahan poligami, yaitu undang-undang nomor 1 tahun 1974. Pada pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa seorang suami diperbolehkan beristri lebih dari satu apabila, istri tidak dapat menjalankan kewajibannya, istri mengalami cacat atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan istri tidak dapat memiliki keturunan. Sedangkan pasal 5 juga menambahkan bahwa pengajuan permohonan harus memenuhi syarat adanya persetujuan dari istri, adanya jaminan suami harus mampu memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya, dan ada jaminan bahwa suami akan berlaku adil pada istri-istri dan anak-anaknya. Melihat rincian undang-undang tersebut tampaknya melakukan pernikahan poligami memang melalui persyaratan yang cukup ketat, sehingga bagi seorang pria yang hendak melakukan poligami akan mengalami kesulitan untuk menempuh proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pernikahan yang sah di mata hukum apabila sang istri masih mampu menjalankan kewajibannya dan memiliki keadaan fisik yang sehat, serta mampu memiliki keturunan. Seseorang yang hendak poligami entah disadari atau tidak akan melalui berbagai persyaratan dan konsekuensi atas keputusan yang hendak diambilnya. Karena jika beberapa hal ini tidak diperhatikan, nantinya hanya akan menimbulkan masalah bagi para pelakunya (Kertamuda, 2009). Para pelaku poligami juga hendaknya sudah mampu dalam hal ilmu, materi dan kemampuan bertindak adil pada istri-istri dan anak-anaknya, karena apabila para pelaku poligami tidak memiliki kemampuan tersebut hanya akan memunculkan potensi timbulnya konflik dalam rumah tangga (Yulianti, 2008). Pemicu konflik pada sebuah pernikahan poligami salah satunya adalah ketidakterbukaan suami dan ketidakadilan suami (Yulianti, 2008). Selain itu, Haryadi (2009) menemukan bahwa dalam sebuah pernikahan poligami terdapat banyak perasaan negatif yang muncul, tidak hanya pada istri tapi juga pada suami. Pernikahan poligami juga menimbulkan berbagai masalah dalam diri anak seperti rasa tidak percaya pada sosok ayah, perasaan bahwa sosok ayah tidak adil pada istri dan anak, serta merasa kurang perhatian (Alawiyah & Kumolohadi, 2007). Haryadi, (2009) juga mengungkapkan bahwa seorang suami pelaku poligami biasanya dianggap sebagai pihak yang diuntungkan ternyata juga merasakan berbagai perasaan negatif dalam dirinya. Lebih lanjut Haryadi (2009) menambahkan bahwa para pelaku poligami menganggap poligami merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pengalaman yang berat dan menghadapinya dengan kepasrahan. (Haryadi, 2009), melihat beberapa temuan diatas dapat dikatakan bahwa pernikahan poligami merupakan sesuatu yang berpotensi menimbulkan banyak permasalahan dalam keluarga. Di samping adanya berbagai berbagai potensi masalah yang mengancam dan persyaratannya yang cukup ketat, praktik pernikahan poligami sebenarnya memiliki kendala yang lebih esensial yaitu adanya kenyataan bahwa tidak semua perempuan bersedia untuk membagi suami berikut cintanya dengan wanita lain (Kertamuda, 2009). Sehingga terdapat beberapa pelaku poligami yang mengambil jalan pintas dengan melakukan kawin siri. Kawin siri yaitu sebuah pernikahan yang sah secara agama (agama Islam) namun tidak memiliki catatan administratif dan tidak memiliki legalitas secara hukum dan undang-undang sehingga dapat dikatakan illegal secara hukum (Kertamuda, 2009). Pernikahan siri juga dianggap akan merugikan salah satu pihak, terutama wanita, karena ketidakjelasan statusnya dalam pernikahan ini, selain itu anak dari hasil pernikahan ini akan mendapat masalah mengenai status, legalitas dan pembagian ahli waris. Beberapa hal ini tentunya harus diperhatikan oleh pelaku poligami karena kehadiran istri dan anak dari pernikahannya yang kedua dan seterusnya akan sulit diterima oleh istri dan anaknya yang sah (Kertamuda, 2009). Sebuah data dari Woman Crisis Centre yang dilansir oleh Yulianingsih (2012) dalam republika.com menunjukkan bahwa pernikahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
siri setiap tahunnya mengalami peningkatan setidaknya dari tahun 20102012. Pada tahun 2010 angka mencapai 216 kasus, tahun 2011 mencapai 235 kasus dan taun 2012 mencapai 239 kasus dan sebagian besar disebabkan oleh pernikahan poligami tanpa seijin istri pertama. Data peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa pernikahan siri tampaknya membuat aturan dalam praktik poligami menjadi lebih rawan untuk dilanggar, sebab para pelaku tidak terbebani persyaratan apaun dalam pernikahan siri. Apabila melihat data yang dilansir oleh Yulianingsih (2012) dalam republika.com dan mengamati UU perkawinan yang berlaku, adanya praktik pernikahan siri menimbulkan adanya kemudahan secara normatif bagi para suami yang ingin menikah lagi. Selain itu data peningkatan kasus poligami di atas menjadi indikasi bahwa pada masa ini, semakin banyak suami yang membuat keputusan untuk melakukan pernikahan poligami. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tuapattinaya dan Hartati, (2014) menemukan bahwa keputusan untuk menikah terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi motif, kognisi, sikap dan harapan, sedangkan faktor eksternal adalah dukungan sosial, lebih khusus dukungan dari orangtua. Hal ini membuktikan bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan untuk menikah, seseorang mengalami proses psikologis yang sangat kompleks, terlebih lagi dalam hal ini adalah pernikahan poligami yang membawa berbagai dampak dirasakan secara langsung oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya seperti yang diungkapkan dalam temuan dari beberapa penelitian sebelumnya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
poligami merupakan keputusan yang membawa berbagai dampak bagi istri, anak dan sang suami atau pengambil keputusan itu sendiri. Sehingga sebuah studi mengenai poligami, terutama dalam aspek proses pengambilan keputusan menjadi hal yang menarik dan perlu untuk dilakukan, mengingat keputusan yang diambil adalah keputusan yang membawa berbagai dampak bagi dirinya sendiri dan orang lain.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latarbelakang, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: bagaiamana proses pengambilan keputusan untuk melakukan poligami?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami.
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi ilmu psikologi khususnya terkait dengan studi mengenai konsep pengambilan keputusan dan kajian fenomena poligami pada masyarakat Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pasangan suami-istri di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pasangan suami-istri untuk memahami bagaimana keputusan poligami menjadi problematis karena menimbulkan masalah baru dalam rumah tangga. b. Bagi responden penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pola bagaimana para responden melakukan pengambilan keputusan yang berakhir pada sebuah situasi yang problematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan Poligami 1. Pernikahan Dalam diri seorang manusia terdapat berbagai kebutuhankebutuhan yang menjadi pendorong/latar belakang seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan (Walgito, 2009). Termasuk dalam tindakan untuk
menikah. Walgito (2009) mengungkapkan bahwa
terdapat empat kebutuhan yang menjadi latar belakang/pendorong terjadinya sebuah pernikahan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan religius. Kebutuhan fisiologis tentunya terkait dengan kebutuhan seksual individu baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun hubungan seksual dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar hubungan pernikahan. Namun, di Indonesia hubungan seksual di luar pernikahan dianggap hal aib dan tidak bisa diterima secara normatif. Sehingga dapat dikatakan pernikahan terjadi karena dilatar belakangi oleh pemenuhan kebutuhan seksual yang dapat diterima oleh norma masyarakat. Kedua adalah kebutuhan psikologis, seiring bertambahnya usia seorang individu akan mulai merasa tertarik dengan lawan jenis dan menjalin sebuah hubungan yang intens. Dalam prosesnya akan muncul rasa saling membutuhkan, rasa kasih sayang, perhatian,
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
dihargai dan perlindungan sekaligus rasa aman. Sehingga dengan adanya perkawinan aka nada pasangan hidup yang selalu memberikan pemenuhan kebutuhan psikologis. Ketiga adalah kebutuhan sosial, yaitu sebuah pernikahan terjadi karena adanya norma-norma dalam masyarakat. Dalam masyarakat Indonesia seseorang yang tidak menikah akan mendapat sorotan dari masyarakat, begitu pula orang yang berpasangan namun tidak menikah, atau orang yang terlambat menikah. Terkadang keadaan seperti itu kurang bisa diterima oleh masyarakat. Terakhir adalah kebutuhan religius, dalam hal ini sebuah pernikahan berlangsung karena didorong oleh ajaran dari kepercayaan tertentu, dimana jika dirinya menikah maka ada sebuah tatanan dalam agama yang dianut telah berhasil dipenuhi oleh seorang individu. Terlepas dari berbagai latar belakang terjadinya sebuah pernikahan, sesungguhnya pernikahan adalah sebuah tindakan sepasang individu yang bertujuan untuk untuk membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan asas ke-Tuhan-nan (Wantjik, 1976 dalam Walgito 1984). Sepasang individu tersebut diikat dalam suatu perjanjian atau aqad yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang berisi ikatan lahir dan batin kedua belah pihak yang diresmikan sesuai syariat hukum (Suprapto, 1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Dalam praktiknya sebuah pernikahan ternyata memiliki beberapa bentuk antara lain monogami yaitu pernikahan seorang laki-laki dan seorang perempuan (Zeitzen, 2008). Monogami merupakan bentuk norma
pernikahan
yang
umum
berkembang
dimasyarakat
(Papalia,2005). Bentuk pernikahan yang lain adalah pernikahan poligami yang merupakan sebuah pernikahan seseorang dengan lebih dari satu orang, sehingga pelaku memiliki beberapa pasangan, poligami sendiri memiliki dua bentuk yaitu polyginy dan poliandri (Zeitzen, 2008).
2. Poligami Kata poligami berasal dari istilah Yunani yaitu “Poly” (banyak) dan “Gamein” (kawin) yang jika digabungkan berarti kawin banyak atau jika diartikan lebih lanjut, poligami merupakan fenomena dimana seseorang menikah dengan lebih dari satu orang, sehingga memiliki beberapa pasangan (Zeitzen, 2008). Poligami biasanya banyak terjadi di negara-negara islam, masyarakat Afrika dan beberapa negara di Asia (Papalia, 2005). Zeitzen (2008) membagi poligami menjadi 3 bentuk, yaitu polyginy, poliandri dan group marriage (gabungan dari polyginy dan poliandri). Polyginy diartikan sebagai seorang pria yang memiliki beberapa isri disaat yang bersamaan, namun istilah polyginy saat ini sudah tidak lagi digunakan dan menjadi istilah di kalangan antropolog saja, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
masyarakat umum terlebih Indonesia menyebut fenomena ini dengan istilah poligami, sedangkan poliandri adalah seorang wanita yang memiliki beberapa suami dan group marriage merupakan beberapa suami yang menikah dengan beberapa istri. Pengertian umum yang berkembang di masyarakat Indonesia, poligami dipahami sebagai fenomena ketika seorang laki-laki yang kawin dengan banyak wanita (Suprapto, 1990). Kertamuda (2009) mengartikan poligami atau polyginy sebagai sebuah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan dua perempuan atau lebih. Pengertian/definisi poligami yang lain dikemukakan oleh Mulia (2007) yaitu suatu ikatan pernikahan dimana seorang suami menikahi lebih dari satu istri dalam waktu bersamaan. Praktik poligami sendiri biasanya diawali dengan seorang lakilaki menikah dengan seorang istri kemudian setelah berumah tangga, beberapa waktu kemudian sang suami menikah lagi dengan istri-istri berikutnya, jarang terjadi seorang suami langsung menikahi beberapa istri dalam satu upacara pernikahan. Menurut syariat islam, seorang laki-laki dapat berpoligami hingga memiliki empat istri, tidak lebih (Suprapto, 1990). Jika
disimpulkan
atau
dirangkum,
poligami
merupakan
hubungan pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan beberapa wanita tanpa menceraikan pasangan sebelumnya, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
laki-laki tersebut merupakan seorang suami yang memiliki istri lebih dari satu. Pada praktiknya di Indonesia pernikahan poligami dapat ditempuh dengan dua cara yang berbeda yaitu secara sah menurut hukum Undang-Undang dan ada pula yang hanya sah secara agama atau disebut pernikahan siri (Kertamuda, 2009). Poligami yang hendak dilangsungkan secara resmi, pelaksanaannya diatur oleh UndangUndang Pernikahan nomor 1 tahun 1974 (Pramita, Mufattanah, Zulkaida, 2012). Pada pasal 4 ayat 2 disebutkan bahwa seorang suami diperbolehkan beristri lebih dari satu apabila; 1) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya. 2) Istri mengalami cacat atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. 3) Istri tidak dapat memiliki keturunan. Sedangkan pasal 5 juga menambahkan bahwa pengajuan permohonan harus memenuhi syarat bahwa; 1) Adanya persetujuan dari istri. 2) Adanya jaminan bahwa suami harus mampu memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. 3) Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil pada istriistri dan anak-anaknya. Namun undang-undang perkawinan tersebut tampaknya dapat disiasati dengan adanya praktik pernikahan siri. Pernikahan siri yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
sebuah pernikahan yang dinyatakan sah secara agama (agama Islam) namun tidak memiliki catatan administratif dan tidak memiliki legalitas secara hukum dan undang-undang, sehingga dapat dikatakan illegal secara hukum (Kertamuda, 2009). Dalam Syari‟at Islam, poligami dapat ditempuh dengan sebuah pernikahan siri dan pernikahan tersebut dianggap sah menurut Syari‟at Islam (Suprapto, 1990), namun dalam praktiknya pernikahan siri justru terlihat digunakan sebagai celah bagi para pelaku poligami untuk menyiasati undang-undang perkawinan di Indonesia yang cukup ketat untuk para pria yang hendak berpoligami. Hal ini menunjukkan adanya upaya sang
suami
untuk
menghindari
ketidaksetujuan
istri/istri-istri
sebelumnya untuk mengijinkan mereka berpoligami. Pernikahan siri sesungguhnya justru akan merugikan beberapa pihak, terutama wanita, karena ketidakjelasan statusnya dalam pernikahan ini, selain itu anak dari hasil pernikahan ini akan mendapat masalah yang sama mengenai status, legalitas dan pembagian ahli waris (Kertamuda, 2009). Hal ini dikarenakan pernikahan poligami secara siri tidak memiliki keabsahan hukum perundang-undangan atau dapat dikatakan ilegal dan tidak sah secara hukum (Suprapto, 1990). Beberapa hal ini tentunya harus diperhatikan oleh pelaku poligami yang menikah siri, karena jika tidak, akan timbul berbagai permasalahan bagi istri dan anak dari pernikahannya tersebut. (Kertamuda, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Seorang suami yang melakukan poligami, baik itu secara siri maupun secara resmi tentunya memiliki motivasi yang bermacammacam.
Suprapto (1990) menjabarkan beberapa motivasi seorang
suami untuk berpoligami, diantaranya adalah motivasi seksual motivasi
regenerasi
motivasi
agama/kepercayaan,
motivasi
kebanggaan, motivasi ekonomi, motivasi politik, dan motivasi perjuangan. Motivasi seksual adalah poligami yang semata-mata dilakukan untuk kepuasan seksual. Biasanya hal ini disebabkan karena rasa jenuh suami dalam berhubungan seksual dengan istri sebelumnya. Motivasi berikutnya terdengar cukup populer, yaitu motivasi regenerasi, yaitu poligami yang dilakukan karena
istri pertama tidak mampu
memberikan keturunan, maka suami memutuskan untuk mencari istri lagi yang mampu memberikan keturunan. Selanjutnya adalah motivasi agama/kepercayaan,
poligami
dilakukan
karena
menaati
atau
melaksanakan apa yang diperintahkan oleh agama, apa yang boleh dilakukakan oleh agama, apa yang diajarkan dalam agama atau mengikuti apa yang dilakukan oleh tokoh dalam kitab agamanya. Terdapat pula motivasi ekonomi yaitu poligami yang terjadi karena pelaku
beranggapan
bahwa
dengan
menambah
istri
maka
pendapatannya akan bertambah pula. Istri barunya akan menambah penghasilannya dengan membantunya bekerja. Selanjutnya ada pula motivasi kebanggaan, dimana poligami dilakukan karena pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
memang merasa mampu dan memiliki modal untuk berpoligami. Pelaku merasa bahwa poligami merupakan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, dan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bila bisa melakukannya. Kemudian beberapa motivasi yang cukup unik dan jarang ditemui adalah motivasi perjuangan dan motivasi politik. Motivasi politik adalah poligami yang terjadi karena kepentingan politik seperti kekuasaan dan perluasan wilayah politik dan pemerintahan (biasanya ditemui di wilayah negara yang bersifat kerajaan). Sedangkan motivasi perjuangan adalah poligami yang dilakukan karena seseorang berasumsi bahwa dengan berpoligami maka hal itu akan membantu tujuannya atau kepentingannya segera tercapai. Beberapa motivasi tersebutlah yang kemudian membentuk bermacam-macam alasan seseorang untuk melakukan poligami. Mulia (2007) menjabarkan mengenai berbagai alasan-alasan seseorang melakukan poligami. Seringkali poligami dikaitkan dengan alasan teologis, yaitu menambah jumlah istri merupkan sesuatu yang mubbah (diperbolehkan oleh Allah) dan perbuatan yang sunnah atau berdasarkan keseluruhan perilaku dalam kehidupan Nabi. Poligami menjadi salah satunya. Sunnah Nabi seharusnya terlaksana dengan sebuah komitmen penuh dengan menjunjung keadilan dan kedamaian. Namun tampaknya saat ini dengan adanya praktik poligami secara siri justru mencerminkan kebalikannya. Alasan selanjutnya adalah alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
keturunan, dimana sang istri dianggap tidak mampu memberikan keturunan bagi sang suami. Alasan ini seringkali dianggap sebagai alasan yang kuat bagi seorang sumai untuk melakukan poligami. Namun setidaknya dalam kasus seperti ini haruslah dilakukan pemeriksaan medis yang benar-benar akurat untuk melihat dari pihak manakah sesungguhnya yang tidak mampu memberikan keturunan. Selanjutnya poligami juga dilakukan dengan alasan untuk menghindari selingkuh, zinah atau pelacuran, Seperti yang dikatakan Walgito (2009) bahwa sebuah pernikah terjadi karena dilatarbelakangi oleh kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Dalam hal ini kebutuhan seksual. Alasan poligami karena menghindari zinah menandakan bahwa seorang suami tidak merasa puas dalam hal seksualitas dengan istri sebelumnya maka mereka ingin memuaskan kebutuhan seksualnya dengan wanita lain. Namun karena hubungan diluar pernikahan merupakan hal yang tidak normatif
dan
bertentangan dengan nilai agama maka terjadilah sebuah pernikahan poligami dengan alasan menghindari zinah. Dalam keberadaannya, terutama di Indonesia poligami selalu identik dengan Islam dan Islam selalu mengkaitkan poligami dengan keadilan. Namun keadilan tersebut adalah keadilan yang seperti apa ? Diponegoro (2014) menyebutkan bahwa keadilan dalam poligami berdasarkan fiqih (ilmu yang berfokus pada syariat Islam) meliputi dua hal, yaitu qashata dan adala. Qashata adalah keadilan secara material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
sedangkan adala menekankan pada keadilan dalam hal cinta dan compassion. Meskipun seseorang mampu untuk bertindak adil, hal tersebut juga tidak akan menjadi jaminan bahwa dirinya akan terbebas dari dampak-dampak yang muncul setelah dirinya melakukan poligami (Kertamuda, 2009) Sama seperti alasan-alasan mengapa seseorang melakukan poligami, dampak yang ditimbulkan dari keputusan untuk melakukan poligami
juga
berbeda-beda.
Kertamuda
(2009)
memaparkan
bermacam-macam dampak yang muncul dalam kehidupan keluarga poligami. Dampak-dampak tersebut antara lain adalah dampak psikologi yang biasanya berupa perasaan inferior pada istri yang menyalahkan diri sendiri karena ketidakmampuannya memberikan kepuasan pada suaminya. Penelitian sebelumnya juga menemukan terdapat dampak psikologis anak dalam pernikahan poligami, yaitu timbul rasa tidak percaya pada sosok ayah, perasaan bahwa sosok ayah tidak adil pada istri dan anak, serta merasa kurang perhatian (Alawiyah & Kumolohadi, 2007). Selain itu penelitian Haryadi (2009) juga menemukan bahwa si pelaku sendiri juga tidak luput dari dampak psikologis seperti, merasa kesulitan membagi waktu, dan muncul berbagai perasaan-perasaan negatif dalam dirinya. Di samping dampak psikologis yang terpapar dalam penelitianpenelitian sebelumnya, Suprapto (1990) menjabarkan beberapa dampak yang timbul dalam sebuah pernikahan poligami, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dampak ekonomi yaitu istri yang kesulitan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, karena sang suami juga kesulitan membagi keuangan untuk istri-istrinya karena ada kecenderungan suami akan menelantarkan istri dan anaknya yang terdahulu. Poligami juga membawa dampak yang lebih memprihatinkan yaitu dampak kekerasan, bentuk kekerasan yang muncul dapat berupa kekerasan fisik, psikologis, maupun seksual. Selain itu terkait dengan praktiknya ternyata poligami juga membawa dampak dalam ranah hokum, hal ini di karenakan adanya persyaratan yang ketat tentang pernikahan poligami, menjadikan praktik menikah siri (sah secara syariat agama namun tidak resmi secara hukum) yang lebih mudah persyaratannya menjadi mengalami peningkatan. Terkait dengan kesehatan ternyata poligami juga dapat membawa dampak yang negatif dalam hal kesehatan yaitu anggota keluarga bias saja saling tertular penyakit kelamin bahkan HIV/AIDS karena suami yang berganti-ganti pasangan. Poligami ternyata memang membawa berbagai dampak yang dinilai negatif. Penelitian Nevo dan Krenawi (2006) juga menemukan bahwa kehidupan kelarga poligami merupakan kehidupan yang menyakitkan terutama bagi istri dan anak. Bagi istri dan anak dalam sebuah pernikahan poligami, rata-rata memiliki keinginan untuk kembali menjadi keluarga monogami. Agar dalam prosesnya sebuah keluarga dalam pernikahan poligami tetap mampu berfungsi dengan baik (fully fungtioning) diperlukan penerimaan bahwa poligami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
merupakan takdir yang digariskan oleh Tuhan, sebab poligami seringkali terkait dengan alasan-alasan teologis, kemudian diperlukan juga perlakuan adil dari suami untuk para istri dan anak-anaknya, selain itu tidak membuat istri tinggal serumah juga mampu mengurangi hadirnya konflik, ditambah dengan memelihara rasa saling menghormati dan menerapkan pola komunikasi yang terbuka antara para istri dan anak-anak. Namun kenyataannya sebaik apapun keadaan sebuah keluarga poligami, tetap saja akan mengalami kondisi emosional yang sulit, rasa cemburu, rasa amarah, perasaan dikhianati dan sebuah pertengkaran tetap saja menjadi sesuatu yang lazim dan tidak terhindarkan (Nevo dan Krenawi, 2006).
B. Pengambilan keputusan 1. Definisi Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara berbagai situasi, di mana seseorang diminta untuk membuat prediksi, memilih salah satu dari beberapa
pilihan,
dan
membuat
estimasi
(Suharnan
2005).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan sengaja, dan tidak secara kebetulan, serta tidak boleh sembarangan, masalah harus dipahami dan dirumuskan dengan jelas, sehingga ditemukan alternatif pemecahan yang tepat (Syamsi, 1989). Pengambilan keputusan juga dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
sebagai seleksi atau evaluasi sebuah pilihan atau kesempatankesempatan. Syamsi (1989) juga mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, antara lain memperhitungkan segala sesuatunya, mampu berpikir secara rasional, tidak terlalu emosional, dan tidak hanya berorientasi pada kepentingan pribadi. Dalam sudut pandang psikologi, pengambilan keputusan seorang individu, cenderung memiliki tujuan untuk mencari rasa senang dan menghindari rasa sakit. Sehingga dapat dikatakan keputusan
yang
diambil
memaksimalkan
rasa
senang
dan
meminimalkan rasa sakit (Sternberg, 2008). Newell, Lagnado, dan Shanks (2007) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai sebuah komitmen dalam melakukan tindakan. Newell dkk (2007) mengungkapkan bahwa terdapat tiga aspek utama dalam pengambilan keputusan, yaitu kemungkinan, hasil, dan nilai/manfaat. Berbagai informasi yang ada ketika melakukan pengambilan
keputusan
mendatangkan
berbagai
kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi. Berbagai kemungkinan-kemungkinan tersebut akan membawa hasil yang berbeda baik itu menguntungkan maupun merugikan. Hal inilah yang yang menjadi penentu sebuah keputusan dikatakan baik atau buruk, namun sesungguhnya keputusan yang baik adalah keputusan yang mendatangkan rasa bahagia setelah membuat keputusan ataupun ketika sedang membuat keputusan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
akhirnya, setiap keputusan yang dibuat seseorang akan akan mendatangkan berbagai pengaruh bagi individu tersebut baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari berbagai pengertian mengenai pengambilan keputusan tersebut, maka dapat disimpulkan pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang disadari individu untuk memilih salah satu dari berbagai kemungkinan dari sebuah situasi yang sedang dihadapi dengan berbagai pertimbangan yang bersifat subjektif.
2. Proses Pengambilan Keputusan Janis and Mann (1977), menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan sebuah proses dimana seseorang melakukan pemilihan berbagai alternatif dan yang dianggap terbaik nantinya akan ditetapkan menjadi pilihan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sebuah proses pengambilan keputusan terbagi menjadi beberapa tahapan-tahapan. Janis & Mann (1977) membaginya menjadi 5 tahapan, yaitu: a. Menilai Masalah Ketika dihadapkan dengan sebuah permasalahan, seseorang tidak akan langsung melakukan tindakan, namun seseorang akan melihat informasi mengenai berbagai ancaman atau peluang yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut. Hal inilah yang mengawali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
sebuah pengambilan keputusan. Biasanya dalam tahap ini seseorang merasakan keragu-raguan. b. Meninjau Alternatif Ketika seseorang telah mendapatkan pemahaman yang baik mengenai masalah yang sedang dihadapai, seseorang mulai fokus terhadap satu atau beberapa alternatif pilihan. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan mencari saran atau informasi dari individu lain yang kompeten terhadap sesuatu yang sedang seseorang hadapi. Pada akhir tahap ini seseorang akan mulai melakukan seleksi terhadap alternatif pilihan yang dianggap tidak berguna dan membawa ancaman dan resiko. c. Menimbang Alternatif Dalam tahap ini seseorang akan mulai melakukan evaluasi mengenai
berbagai
pilihan-pilihannya.
Seseorang
mempertimbangkan berbagai keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif pilihan. Pembuat keputusan akan sangat berhati-hati dalam hal ini, terutama mengenai penilaian terhadap untung dan rugi dari tiap alternatif pilihan. d. Mempertimbangkan Komitmen Dalam tahap ini pengambil keputusan secara hati-hati mulai menetapkan pilihannya, dan mulai menerapkan salah satu alternatif yang menjadi pilihannya dalam kehidupan. e. Bersiap Menerima Feedback/Respon Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Ketika seseorang telah membuat keputusan dan telah merasa keputusannya adalah sesuatu yang tepat, terkadang seseorang mendapat respon/feedback negatif dari orang lain mengenai keputusannya. Dalam tahap ini seseorang diharapkan mampu bertahan, karena jika tidak dia akan merasa tidak nyaman terhadap keputusan
yang
dijalaninya,
dan
akan
mencari
alternatif
penyelesaian dan dia akan kembali ke tahap pertama.
C. Proses
Pengambilan
Keputusan
Pada
Seorang
Suami
yang
Melakukan Poligami Banyak alasan mengapa seorang suami melakukan poligami, dari mulai karena ingin memiliki keturunan hingga karena dalih untuk menghindari zinah, tentunya masing-masing pelaku poligami akan memliki alasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Namun sebelum melakukan poligami mereka hendaknya sudah memiliki berbagai kesiapan. Berbagai kesiapan tersebut antara lain adalah kesiapan ilmu, materi dan kemampuan bertindak adil bagi istri-istri dan anakanaknya, agar nantinya dapat lebih terhindar dari konflik (Yulianti, Abidin, dan Setyaningsih, 2008). Kenyataannya saat ini justru banyak pelaku poligami belum memiliki berbagai kesiapan tersebut namun sudah memutuskan untuk melakukan poligami. Hal ini terbukti dengan peningkatan praktik nikah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
siri yang kebanyakan dilakukan oleh para pelaku poligami (republika.co.id , 2012), jika mengingat bahwa poligami secara siri tidak memerlukan ijin dari istri sebelumnya, maka dapat disimpulkan orang yang akan poligami memiliki anggapan bahwa istri mereka tidak akan menyetujui keputusan mereka untuk melakukan poligami. Kertamuda (2009) juga pernah menyatakan bahwa tidak semua perempuan bersedia untuk membagi suami berikut cintanya dengan wanita lain. Sehingga tindakan meminta ijin kepada istri dianggap sebagai tindakan “beresiko” yang dapat mengancam tidak terwujudnya keinginan mereka untuk melakukan poligami.
Padahal
ketidakterbukaan
suami
nantinya
hanya
akan
menimbulkan konflik dalam kehidupan rumah tangga (Kertamuda, 2009). Konflik tersebut sebagai dampak atau konsekuensi dari keputusan seorang suami yang melakukan poligami. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa poligami memang sebuah keputusan yang berpotensi menuai berbagai dampak kedepannya, dampak bagi istri, anak maupun dirinya sendiri (Kertamuda, 2009). Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat beberapa dampakdampak yang timbul dalam kehidupan rumah tangga sebagai akibat dari tindakan suami yang melakukan poligami, dampak-dampak tersebut antara lain adalah munculnya perasaan-perasaan cemburu, dikhianati dan rasa amarah yang dirasakan oleh istri (Nevo & Krenawi, 2006) bahkan sang suami sendiri juga tak luput dari berbagai perasaan negative yang muncul aki bat keputusannya sendiri (Haryadi, 2009). Selain itu, juga timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
berbagai persepsi yang buruk bagi pelakunya dimata anak mereka (Alawiyah & Kumolohadi R, 2007). Sehingga dapat dikatakan keputusan untuk melakukan poligami adalah keputusan yang mengancam kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Padahal penuturan Janis and Mann (1977) mengenai pengambilan keputusan adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan pemilihan berbagai alternatif yang dianggap terbaik nantinya dan ditetapkan menjadi pilihan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga mengkaji proses pengambilan keputusan poligami dengan menggunakan teori Janis and Mann menjadi menarik bagi peneliti. Secara teoritis keputusan yang diambil seseorang adalah pilihan yang dianggap terbaik namun kenyataannya dalam poligami justru terkesan sebaliknya, pilihannya ini justru membawa berbagai perasaan negatif bagi para pengambil keputusan poligami (Haryadi, 2009). Proses pengambilan keputusan dibagi oleh Janis & Mann (1977) menjadi beberapa tahapan-tahapan. membagi pengambilan keputusan menjadi 5 tahapan, yaitu menilai masalah, meninjau alternatif, menimbang alternatif, mempertimbangkan komitmen dan menerima feedback. Berdasarkan kelima tahapan tersebut peneliti ingin mengungkap berbagai dinamika psikologis yang dialami oleh seseorang yang hendak melakukan pernikahan poligami. Penelitian dari Tuapattinaya dan Hartati (2014) menemukan bahwa keputusan untuk menikah terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi motif, kognisi, sikap dan harapan, sedangkan faktor eksternal adalah dukungan sosial, lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
khusus dukungan dari orangtua. Hal ini menjadi penguat bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan untuk menikah, seseorang mengalami proses psikologis yang sangat kompleks ketika memutuskan untuk melakukan sebuah pernikahan, terlebih lagi dalam hal ini pernikahan poligami yang dianggap sebagai cukup beresiko menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
D. Gambar 2.1
Poligami
Berdampak bagi : Istri, Anak, Diri Sendiri
Fenomena peningkatan kasus poligami
Keputusan untuk poligami meningkat
Gambar 2.1 Skema kerangka teoritis
Proses Pengambilan Keputusan untuk Melakukan Poligami ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti merupakan metode kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data yang bersifat deskriptif, yang diperoleh dari data tertulis atau lisan dari subjek, selain itu juga dari perilaku subjek yang dapat diamati. Pendekatan tersebut memudahkan peneliti menafsirkan fenomena yang terjadi secara lebih alamiah (Denzin & Lincoln, 1987 dalam Moleong, 2006). Peneliti
memilih
menggunakan
pendekatan
kualitatif
juga
dikarenakan penelitian kualitatif mampu mengungkap secara mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek dan mampu menelaah mengenai motivasi, peranan, nilai, sikap dan persepsi subjek. Penelitian kualitatif juga mampu melihat sebuah fenomena dari segi prosesnya (Moleong, 2006). Dalam hal ini, pendekatan kualitatif dianggap sangat sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu melihat proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Poligami yang merupakan salah satu pengalaman individu yang menjadi isu sensitif dimasyarakat dan sangat cocok ditinjau dengan metode kualitatif yang mampu mengungkap isu-isu rumit suatu proses, situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang (Moleong, 2006)
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
B. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini sudah ditentukan kriterianya terlebih dahulu oleh peneliti agar sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini responden penelitian yang ditentukan oleh peneliti adalah: 1. Seorang suami yang poligami (memiliki lebih dari satu istri). 2. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kedua kriteria tersebut dianggap mampu merepresentasikan tujuan dari penelitian ini, yaitu melihat proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami.
C. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami yang didasarkan pada teori Janis & Mann (1997).
D. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Metode wawancara ini merupakan gabungan dari metode wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti sudah memiliki pedoman wawancara sebelumnya, namun tidak menutup kemungkinan
peneliti
untuk
mengembangkan
pertanyaan
disaat
wawancara berlangsung. Sehingga dengan metode ini, peneliti dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dengan fleksibel mengembangkan pertanyaan-pertanyaan baru yang relevan dengan pedoman-pedoman wawancara yang sudah dibuat sebelumnya.
E. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis narasi. Analisis narasi dapat diartikan sebagai interpretasi yang terorganisir terhadap serangkaian kejadian (Smith,2006). Analisis narasi digunakan dalam pemahaman mengenai problem sehari-hari seperti problema pribadi, problema keluarga, problema keuangan dan lain-lain (Becker, 1997 dalam Smith, 2006) sehingga hal tersebut sesuai dengan fokus penelitian ini, yaitu fenomena poligami yang menjadi problem dalam kehidupan berkeluarga. Sebuah studi narasi diawali dengan pengumpulan data dengan wawancara atau percakapan mengenai sebuah pengalaman personal seseorang yang kemudian data tersebutlah yang akan dianalisis (Cresswell, 2007). Analisis narasi pada praktiknya memiliki tiga komponen penting yaitu awal, tengah dan akhir (Smith,2006) sehingga dianggap cocok untuk menganalisis sebuah proses, yang mana dalam penelitian ini merupakan proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Ketika menganailis uraian narasi yang disampaikan oleh subjek, peneliti akan melewati dua fase utama yaitu (Smith, 2013) : 1. Fase deskriptif : Pada fase deskiptif peneliti membaca keseluruhan narasi yang kemudian akan membiasakan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
dengan alurnya. Kemudian mulai mengidentifikasi komponen pokoknya yaitu awal, tengah dan akhir. Peneliti juga berusaha untuk mulai menyoroti persoalan-persoalan yang ada dan mencerna narasi secara meluas serta mengembangkan kerangka pengkodean guna menangkap makna dari keseluruhan narasi. 2. Fase interpretatif : Dalam fase ini peneliti mengkaitkan teks narasi dengan literatur teoritis yang sudah ditentukan sebelumnya guna meninterpretasi cerita narasi subjek. Fase ini mengarah pada pelabelan teoritis terhadap penuturan-penuturan subjek. Pelabelan teoritis dilakukan dengan cara theory-led thematic analysis. Dimana fenomena yang diteliti akan dikontraskan dengan teori yang digunakan oleh peneliti. Tematema yang dibahas telah ditentukan terlebih dahulu menurut teori yang digunakan. Panduan pertanyaan juga mengacu pada teori yang ada dalam BAB II. Teknik analisis dengan bentuk Theory-Led dianggap peneliti dapat memudahkan untuk menemukan keberaturan dan merangkai sebuah proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Tabel 3.1 Tabel Pedoman Wawancara No
1
Tahapan Pengambilan Keputusan Menilai Masalah
Daftar Pertanyaan
Ceritakan, bagaimana awalnya anda bertemu dengan istri anda yang kedua? Pada saat itu apa yang anda rasakan? Apa yang anda lakukan setelah merasakan hal itu?
2
Meninjau Berbagai Alternatif
Setelah anda melakukan hal tersebut, apa yang anda pikirkan? Apakah anda membicarakan hal ini dengan oranglain? Bagaimana tanggapan orang lain? Bagaimana perasaan anda tanggapan orang-orang tersebut?
3
Menimbang Alternatif
terhadap
Ceritakan mengenai berbagai pertimbangan anda ketika hendak melakukan poligami? Apa saja yang mendukung dan apa saja yang menghalangi? Bagaimana perasaan anda saat itu?
4
5
Mempertimbangkan Komitmen
Apa akhirnya yang membuat anda yakin untuk poligami?
Menerima feedback/Respon
Setelah akhirnya anda memilih untuk poligami, bagaiman perasaan anda saat itu? (D2) Apa saja dampak yang timbul setelah anda memutuskan untuk berpoligami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
negatif
Bagaimana anda menanggapi/menyikapi berbagai dampak tersebut? Apa yang anda rasakan ketika menanggapi/menyikapi berbagai dampak tersebut?
F. Kredibilitas Penelitian Dalam Penelitian kualitatif, kredibilitas merupakan penggati istilah validitas dalam penelitian kuantitatif. Kredibilitas penelitian kualitatif dilihat dari seberapa keberhasilan penelitian tersebut dalam mengesplorasi masalah, proses, setting dan pola interaksi. Selain itu, penelitian yang dilakukan telah mampu memberikan deskripsi mendalam mengenai keterkaitan berbagai aspek yang terlibat, serta mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan subjek secara tepat (Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, pencapaian kredibilitas dilakukan dengan dengan cara mengkomparasi dan mendiskusikankan koding dengan peneliti ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing, agar meningkatkan ketepatan dalam melihat ide dari beragam sudut pandang. Kemudian dilanjutkan dengan mengkonfirmasikan kembali hasil data dengan responden penelitian, sehingga peneliti mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengecekan kembali melalui feedback dari responden penelitian (Smith, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Penelitian 1. Peneliti memilih responden penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu seorang suami yang melakukan poligami dan bersedia membagikan pengalamannya kepada peneliti melalui proses wawancara. 2. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang sesuai dengan masalah yang menjadi topik penelitian. Pedoman wawancara inilah yang nantinya digunakan untuk pengambilan data. 3. Peneliti melakukan pertemuan awal dengan responden yang berjumlah tiga orang, untuk membangun rapport segaligus menentukan waktu wawancara. 4. Pelaksanaan wawancara dengan ketiga responden.
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Wawancara dengan Ketiga Responden
Responden
Tempat
Tanggal
Jam
Keterangan
YD
Kantor Responden
27 Januari 2016
16.00-17.00
Rapport & Mengatur waktu wawancara
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
WR
TT
Rumah Makan Lestari, Tangerang -
31 Januari 2016
10.00-12.00
8 April 2016
20.00-21.00
Kantor Responden
27 Januari 2016
16.00-17.00
Rumah Makan Lestari, Tangerang -
30 Januari 2016
13.00-15.00
9 April 2016
11.00-12.00
Kantor Responden
28 Januari 2016
12.00-13.00
Rumah Makan Lestari, Tangerang -
31 Januari 2016
10.00-12.00
10 April 2016
19.00-20.00
B. Profil Responden 1. Responden 1 a. Identitas Responden
Wawancara Latar Belakang & Wawancara 1 Wawancara 2 (Via Telepon) Rapport & Mengatur waktu wawancara Wawancara Latar Belakang & Wawancara 1 Wawancara 2 (Via Telepon) Rapport & Mengatur waktu wawancara Wawancara Latar Belakang & Wawancara 1 Wawancara 2 (Via Telepon)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Inisial
: YD
Usia
: 33
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SMA
b. Latar Belakang Responden Responden adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Responden lahir dan besar di kota Tangerang. Keluarga besar responden adalah suku betawi asli.
Responden tinggal bersama
orangtuanya sejak kecil sampai responden menikah. Kedua orangtua responden adalah pribadi yang keras dalam mendidik anak, selain itu orangtua responden juga mengajarkan untuk selalu bersikap sederhana dan selalu berusaha. Semasa responden bersekolah di jenjang SDSMP, responden merupakan siswa biasa dan tidak menonjol. Namun ketika berada di SMA responden termasuk siswa yang berprestasi, terutama dalam bidang matematika. Ketika masa sekolah responden mulai mengenal dan berteman dengan teman wanita saat duduk di Sekolah Menengah Atas. Responden mengaku dirinya mulai tertarik dengan wanita saat kelas 2 SMA. Responden sempat beberapa kali berpacaran sebelum bekerja, namun dirinya mengaku tidak terlalu sering bergonta-ganti pasangan. Responden menuturkan dirinya termasuk orang yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
komitmen dalam sebuah hubungan. Setelah lulus SMA responden langsung bekerja di salah satu perusahaan maskapai penerbangan. Setelah beberapa tahun bekerja, responden menikah dengan istri pertamanya. Istri pertama responden merupakan teman yang dikenalnya sejak kecil, namun baru tertarik setelah sama-sama dewasa, sekitar tahun 2005. Responden menjalin hubungan pacaran dengan istri pertamanya hingga satu tahun, kemudian mereka menikah. Seiring berjalannya waktu, 7 tahun kemudian responden mengenal wanita lain yaitu istri keduanya, menjalin hubungan berpacaran pada akhir 2013 dan menikah pada pertengahan 2014, setelah enam bulan berpacaran. Saat ini responden bekerja sebagai porter disebuah perusahaan logistik di Kota Tangerang. Selain itu responden juga membuka usaha warung kelontong di rumahnya yang dikelola oleh istri pertamanya. Responden juga menjadi staf desa ditempat tinggalnya. Kedua istri responden tinggal di tempat yang terpisah, istri pertama bersama responden di rumah dan istri keduanya dirumah orangtuanya sendiri. Pernikahan pertama responden telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang masih berusia sekolah dasar. Sedangkan pernikahan keduanya belum dikaruniai keturunan. Responden termasuk pribadi yang santai, mudah bergaul dan ramah. Responden juga selalu berpenampilan rapi, selain itu responden termasuk pribadi yang cukup terbuka. Responden juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
mengungkapkan bahwa dirinya tinggal dilingkungan betawi asli, dimana poligami dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Beberapa orang ditempat tinggal responden merupakan pelaku poligami, bahkan beberapa tokoh masyarakat disana juga menjadi salah satunya. Ayah responden sendiri juga seorang pelaku poligami.
2. Responden 2 a. Identitas Responden Inisial
: WR
Usia
: 32
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SMK
b. Latar Belakang Responden Responden adalah anak pertama dari lima bersaudara. Responden lahir dan besar di kota Tangerang. Sejak kecil hingga SMK responden tinggal bersama kedua orangtuanya. Responden mengaku sejak kecil dididik untuk menjadi anak yang berprestasi, maka saat bersekolah responden selalu berada di peringkat lima besar. Ketika bersekolah responden mengaku tidak pernah berteman dekat dengan wanita, hal ini dikarenakan responden tidak diperbolehkan untuk berpacaran oleh orangtuanya sebelum responden mampu bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Seusai tamat pendidikan SMK responden masuk menjadi pekerja di Bandara. Ketika itu responden mulai berpacaran. Pacar pertama responden adalah teman SMK-nya. Seiring berjalannya waktu responden sering bergonta-ganti pacar, responden menuturkan usia hubungan pacarannya di masa lalu tidaklah lama, hanya beberapa bulan dan tidak ada yang mengarah pada hubungan serius. Namun, pada tahun 2007 responden pernah menjalin hubungan serius dengan seorang wanita hingga sempat akan menikah, namun pernikahannya gagal karena pertengkaran dengan keluarga calon mempelai wanita. Tiba-tiba mempelai wanita dilarang oleh keluarganya untuk menikah dengan responden, dengan alasan responden dianggap kurang pantas untuk wanita tersebut. Responden ingin menikahi wanita tersebut pada 7 Agustus 2007, namun batal pada bulan April 2007. Tiga tahun kemudian (2010) responden dikenalkan oleh sepupunya dengan seorang wanita yang saat ini menjadi istri pertamanya. Setelah tiga bulan menjalin hubungan, responden melihat kesiapan wanita tersebut, sehingga responden mengajaknya untuk menikah. Setelah menikah responden tinggal di rumah keluarga istri pertamanya dan membuka usaha warung kelontong. Responden meninggalkan
pekerjaannya
dan
beralih
menjadi
wiraswasta
sedangkan istri pertamanya bekerja sebagai guru. Istri pertama responden lebih tua 4 tahun dari dirinya. Hal ini membuat responden merasa bahwa istrinya akan mampu mengatur kehidupannya, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
seiring berjalannya waktu responden justru merasa terkekang dan membuatnya mencari pelarian dengan mengenal teman kerjanya yang saat ini menjadi istri keduanya. Selama 4 tahun menikah dengan istri pertama responden tak kunjung memiliki keturunan, setelah dua tahun menikah lagi akhirnya responden memiliki seorang anak dengan istri keduanya. Responden sendiri mengaku sebagai orang yang serius namun santai dan senang bercanda. Responden senang bersosialisasi dengan teman melalui aktivitas olahraga dan memancing. Responden juga merupakan pribadi yang cuek dan tidak suka dikekang. Saat ini responden tinggal di rumah kontrakan dengan istri keduanya, sedangkan istri pertamanya tinggal bersama keluarganya, namun keduanya masih tinggal di kota yang sama yaitu Tangerang, Jawa Barat. Saat ini responden bekerja sebagai porter di perusaaan logistik, dan istri keduanya membuka usaha warung kelontong di rumah kontrakannya. Responden saat ini lebih sering menghabiskan waktu di rumah istri keduanya karena mereka memiliki bayi yang baru berusia satu bulan, dan membuat responden saat ini fokus untuk merawat anaknya.
3. Responden 3 a. Identitas Responden Inisial
: TT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Usia
: 32 Tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SMA
b. Latar Belakang Responden Responden
adalah
anak
pertama
dari
tiga
bersaudara.
Responden hidup dan tinggal di lingkungan Suku Betawi di kota Tangerang. Sejak kecil responden tinggal di kota Tangerang bersama kedua orangtuanya.
Setelah lulus sekolah dan mampu bekerja,
akhirnya responden mampu memiliki tempat tinggal sendiri yang juga di kota Tangerang. Responden mengaku bahwa dirinya adalah orang yang senang berbagi dan mandiri. Responden juga mengatakan bahwa dirinya senang menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru. Responden mengungkapkan bahwa dirinya memiliki banyak teman wanita sejak bersekolah hingga saat ini. Responden juga termasuk orang yang religius, karena dirinya mengaku sangat memperhatikan aturan-aturan dalam agama yang dianutnya. Semenjak lulus Sekolah Menengah Atas, responden langsung bekerja sebagai supir untuk perusahaan logistik. Di samping bekerja sebagai supir, responden juga memiliki bisnis sebagai pemasok kikil di beberapa rumah makan di dekat tempat tinggalnya. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
beberapa tahun bekerja akhirnya responden menikah untuk pertama kalinya. Beberapa tahun kemudian setelah responden tahu istrinya berselingkuh, dia menikah lagi untuk kedua kalinya. Satu tahun kemudian responden menikah lagi untuk ketiga kalinya. Saat ini responden tinggal dengan istri ketiganya. Sedangkan istri keduanya berada di Indramayu. Istri pertama responden sendiri masih berada di Tangerang. Secara bergantian responden mengunjungi ketiga istrinya, namun karena responden tinggal bersama istri ketiga, maka dirinya lebis sering menghabiskan waktu bersama istri ketiganya. Responden juga selalu membagi nafkahnya secara adil kepada ketiga istrinya. Dalam keluarga responden dirinya adalah satu-satunya anggota keluarga yang poligami. Lingkungan tempat tinggal responden juga tidak ada yang poligami. Sehingga seringkali responden mendengar berita-berita negatif yang ditujukan pada dirinya.
C. Hasil Penelitian 1. Keadaan Sebelum Proses Pengambilan Keputusan Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa sebelum terjadinya proses pengambilan keputusan, ketiga responden memiliki kondisi rumah tangga yang bermasalah. Namun masalah yang mereka hadapi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Responden YD merasa kurang komunikasi dengan istrinya, responden WR merasa tidak suka dengan sikap istrinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
yang posesif dan sikap mertuanya yang senang mengatur, sedangkan responden TT mendapati istrinya telah berselingkuh. Responden YD dan responden WR, keduanya merasa perlu mencari hiburan karena kondisi rumah tangga mereka yang bermasalah. Berbeda dengan YD dan WR, responden TT yang mendapati istrinya telah berselingkuh, dirinya menjadi merasa sakit hati dengan sosok perempuan dan tidak berpikir untuk mencari hiburtan seperti kedua responden yang lain. “akhirnya yang saya nggak suka itu, ya ibaratnya istri saya ini kurang komunikasi sama saya gitu”(538-540) “ya dulu istilahnya saya juga pengen cari penghiburan karena pas itu saya sering ada masalah dengan istri, kemudian saya mau” (526-529)(YD) “Ya pelarian karena istri dan mertua mas, saya dulu kan tinggal sama mertua. orangnya posesif banget, keluar malem jam 10 pulangnya dikunciin gak bisa masuk rumah saya, padahal saya kan seneng main orangnya, nggak bisa saya digituin mas, dia ini suka ngatur mas, Saya bangun siang juga sering dimarahin sama mertua, dulu kan saya masih kerja dirumah buka usaha mas jam tujuh belum bangun udah dimarahin aja, katanya ini rumah dia aturan dia, makanya saya pengen cari hiburan cari pelarian gitu mas” (344-345) (348-353) (356-362) (WR) “Ya itu mas rasa sakit hati saya diselingkuhin sama yang pertama. Kan saya bilang dulu saya maunya punya istri satu seumur hidup tapi ternyata istri saya yang pertama ini malah nyelingkuhin saya makanya ya saya terus sakit hati sama perempuan”, (208-214)(TT) Ketika rumah tangganya sedang dilanda permasalahan, istri responden YD seringkali justru pulang ke rumah orangtuanya. Hal ini membuat responden YD merasa kurang komunikasi dengan istrinya dan membuat dirinya seringkali bercerita kepada teman. Kemudian karena sering bercerita/curhat, istri teman responden YD memberikan tawaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
kepada YD untuk berkenalan dengan teman kerjanya yaitu FW (istri kedua YD). Karena responden YD merasa butuh hiburan maka responden YD mengiyakan tawaran tersebut. “curhat masalah rumah tangga, lanjutnya saya kenal sama istrinya, eh entah kenapa istrinya ini menawakan perempuan yaitu istri kedua ini, ya dulu istilahnya saya juga pengen cari penghiburan karena pas itu saya sering ada masalah dengan istri, kemudian saya mau” (523-529) Setelah bertemu dengan wanita tersebut (FW) responden YD merasa tertarik karena fisik dan penampilan FW yang solekhah, dan responden terkesan dengan perilaku FW yang selalu cium tangan bila bertemu dengan responden YD. Setelah merasa tertarik responden menjalin hubungan pacaran dengan FW. Selain itu lama-kelamaan responden YD menjadi suka dan cinta pada FW karena lebih perhatian jika dibandingkan istri pertamanya. “kawan saya ini punya istri kerja disatu perusahaan namanya Panaruh didaerah tangerang setelah itu istrinya ini mengenalkan saya sama istri saya yang kedua sekarang ini lanjutnya saya ngobrol ngobrol diperkenalkan gitu ada rasa tertarik lanjutnya saya jalan sama itu setelah saya jalan saya ada hubungan sama dia, biasalah kayak anak muda seperti itu pacaran gitu lanjutnya setelah itu saya sempatkan jalan berdua gitu ya itu timbul hubungan yaitu pacaran gitu” (6-16) “Tertariknya dulu karena fisik ya, fisiknya tu kayanya solekhah gitu karena perempuan itu kan berkerudung jadi diliatnya itu solekhah kayanya kayanya ada rasa pas kalo menjalani hubungan dengan itu menjalani rumah tangga ya itu dari tampang dia, fisik dia, wajahnya dia, kesolekhahannya dia begitu, masalahnya kan kalo ketemu dia selalu nyium tangan” (19-26) “Jadi saya ada terasa suka, cinta sama dia, karena, maaf ya istri saya yang pertama kan intinya kurang memperhatikan entah dari kebutuhan saya sehari hari entah ibaratnya cara berpakaian saya sehari hari, makan saya kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
diperhatikan dan kenapa saya ketemu orang ini selalu diperhatikan dari a sampai z itu diperhatikan, setiap ketemu juga Tanya udah makan apa belum, terus juga kerjanya gimana, itu awal pertamanya” (29-38) Sedangkan responden WR mengalami kondisi di mana istrinya tidak mampu memberikan keturunan, hal ini membuatnya menyesali pernikahannya yang membuat responden gagal menjadi seorang bapak. Selain itu hal ini juga membuat responden merasa pernikahannya tidak sesuai dengan tujuan, yaitu tujuan untuk mendapatkan keturunan. Responden juga merasa minder karena belum memiliki keturunan. “jadi kan istri saya yang pertama belum bisa kasih saya keturunan sampai sekarang udah nikah 4 tahun” (5-7) “Pas tau istri saya ternyata gak normal itu perasaan saya nyesel mas, nyesel dalam artian saya salah nikah”, (383385) “tujuan saya nikah itu kan nggak hanya jadi suami istri tapi juga jadi bapak, saya nyesel mas, karena nggak bisa jadi bapak”(385-388) “Iya soalnya kan kita nikah tujuannya mempunyai keturunan” (26-27) “kalo ngumpul sama temen-temen ada acara nikahan, reunian, orang yang ditanya apa sih pertamabukan harta punya mobil berapa kan bukan to, yang ditanya lu punya anak berapa itu saya minder” (84-91) Istri dari responden WR juga seringkali tidak memenuhi keinginan responden untuk berhubungan intim dengan alasan kelelahan bekerja. Hal ini membuat responden WR menjadi merasa tidak respect dengan istri. “Satu dia kerja super sibuk juga kadang waktu buat saya juga nggak ada saya ngajak dia buat hubungan aja dia nolak katanya capek katanya abis ujian, koreksian banyak punyak anak-anak, banyak alesan” (40-44)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
“padahal kan harusnya istri kalo suami minta kan harus dikasih itu dari situ saya berpikir aduh istri saya nggak bener nih kalo begini saya kan laki-laki” (45-49) Selain itu responden juga menjadi tidak suka dengan sikap istri pertama dan mertuanya, sehingga responden mencari pelarian dengan mengenal dan menjalin hubungan dengan SC. SC sendiri adalah mantan teman kerja responden, namun sejak dulu sering memberikan perhatian pada responden WR. Bentuk perhatian tersebut seperti SC yang sering menanyakan kabar, menanyakan pekerjaan dan sering melakukan perbincangan melalui media sosial. “Istilahnya saya juga cuma cari buat pelarian aja, kenal ngajak jalan” (7-9) “Ya pelarian karena istri dan mertua mas, saya dulu kan tinggal sama mertua. makanya saya pengen cari hiburan cari pelarian gitu mas”, (344-345) (361-362) “temen kerja tapi perhatian gitu sering kontak-kontakan terus yang kedua ini kontak lagi lewat facebook “(364367) Responden TT mengalami kondisi awal yang sedikit berbeda. Istri Pertama responden TT terlibat perselingkuhan. Setelah mengetahui istrinya terlibat perselingkuhan kemudian responden merasa sakit hati dengan sosok perempuan. Keinginan responden untuk memiliki satu istri pun menjadi hilang setelah mengetahui istrinya berselingkuh. “Ya itu mas rasa sakit hati saya diselingkuhin sama yang pertama. Kan saya bilang dulu saya maunya punya istri satu seumur hidup tapi ternyata istri saya yang pertama ini malah nyelingkuhin saya makanya ya saya terus sakit hati sama perempuan”, (208-214) Ketiga responden dapat dikatakan sama-sama memiliki kondisi rumah tangga yang bermasalah sebelum terjadinya proses pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
keputusan. Masalah-masalah inilah yang kemudian melatarbelakangi proses pengambilan keputusan ketiga responden untuk melakukan poligami.
2. Proses Pengambilan Keputusan a. Menilai Masalah Dalam tahap ini, ketika menilai masalah kedua responden YD dan WR sama-sama merasakan keragu-raguan. Responden YD merasa kasihan dengan FW jika hubungan mereka hanya sebatas pacaran, karena responden YD sudah merasa suka dan cinta pada FW, sehingga muncul keinginan dalam diri responden YD untuk menikahi FW, namun di sisi lain YD sadar bahwa dirinya sudah berkeluarga dan YD menganggap istrinya tidak akan memberikan ijin kepadanya untuk poligami dan kemungkinan istrinya justru akan meminta cerai. “ada rasa kasian jadi kalo cuma hubungan pacaran, sempet saya ada pikiran saya kan punya istri punya anak saya bilang lah saya bilang pacaran aja jangan sampai menikah” (53-57) (YD) “istri mana yang mau mengijinkan yang ada juga nanti dia malah yang minta cerai duluan” (397-399) Sedangkan, responden WR yang awalnya merasa tidak ingin menjalin hubungan yang serius dengan SC menjadi ada keinginan untuk menikahi SC. Hal ini dikarenakan responden WR memandang SC mau menerima dirinya apa adanya dan merasa SC menyayanginya, ditambah WR juga sudah tidak sabar ingin mempunyai keturunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
namun di sisi lain responden WR juga tidak ingin mengkhianati pernikahannya dengan melakukan poligami. “saya belum kepikir poligami, saya masih mikir cari hiburan aja tapi eh tau-taunya dia ini kayaknya benerbener sayang mau nerima saya apa adanya yaudah terus ngalir aja, akhirnya saya bilang saya itu udah punya istri ini gimana terus dia malah bilang mau nerima saya apa adanya” (372-379) “tujuannya kan pengen main-main aja tapi dia udah sayang banget sama saya jadi yaudah apa saya nikahin siri aja gitu” (13-19) “Sebetulnya dulu saya dilemma juga sih, satu saya menghianati pernikahan ya makanya dilemma, cuma saya pertimbangkan lagi mau sampai kapan saya begini” (94-98) Responden WR juga menjadi terpikir untuk poligami karena ada saran dari teman-temannya. Mereka menyarankan WR untuk poligami agar dirinya segera mendapatkan keturunan. “Karena ada saran dari beberapa orang temen udah lu poligami aja saya jadi tersugesti untuk poligami mas mereka bilang udah lu daripada kagak punya-punya anak mending lu kawin lagi aja” (393-397) Ketika menilai masalah yang terjadi, yaitu perselingkuhan istrinya, responden TT langsung berpikir bahwa dirinya harus membalas perbuatan istri pertamanya dengan melakukan perbuatan yang serupa, yaitu berselingkuh.. Namun responden sendiri tidak ingin dirinya terlibat dalam zinah dan pelacuran, dan merasa lebih baik menikahi wanita yang disukainya nanti. “kalo ada perempuan mau sama saya saya juga mau asalkan itu satu nikah soalnya saya nggak mau yang zinah-zinah” (65-66, 70) “kalo suka sama perempuan lebih baik langsung nikah, gausah jajan” (76-77)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
b. Meninjau Alternatif Semua responden melibatkan orang lain untuk meninjau keinginanya untuk menikah lagi/poligami. Ketiga responden meminta saran dan persetujuan dari orang-orang di sekitar mereka. Namun ketiga subjek memilih orang yang berbeda-beda, Responden YD meminta saran pada tokoh masyarakat dan paranormal, responden WR meminta pendapat dan persetujuan pada keluarga calon istri kedua (SC), sedangkan TT meminta pendapat pada orangtuanya sendiri. Mereka memilih orang-orang tersebut dengan alasan-alasan tertentu. Responden YD memilih bercerita pada orang-orang di sekitarnya yang dapat dipercaya sekaligus dianggapnya paham tentang poligami. Selain itu responden YD juga meminta saran dari paranormal untuk memastikan bahwa dirinya cocok dengan calon istri keduanya (FW). “saya dengan pak Jarwo dengan pak RT lanjutnya saya diskusi dengan itu apa saya pantes enggak buat poligami terus buat menjalani kehidupan (93-96) saya sharing sama anggaplah orang tua angkat atau ibarat ini sesepuh lah nama saya sama nama dia pas enggak gitu apabila kita menjalin hubungan kalau menikah ternyata saya MY dengan dia FW lanjutnya ternyata cocok” (70-75) Hampir sama dengan responden YD, responden WR juga bercerita pada sahabat-sahabatnya. Namun responden WR justru meminta pendapat langsung pada orangtuanya dan keluarga istri keduanya. Hal ini dilakukan oleh responden WR karena dirinya ingin keluarga istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
keduanya mengerti keadaannya dan agar dirinya tidak dipandang negatif oleh keluarga istri keduanya. “saya cerita sama orangtua apa adanya, orangtua mendukung juga biarpun itu perbuatan jelek tapi kan tujuanya bener “(60-62) “Ya positif karena kan saya membaur sama keluarga dia jadi pas di certain saya sudah menikah kakaknya sama orangtuanya Cuma bilang ya nggak papa“(138142) Berbeda dengan kedua responden sebelumnya responden TT adalah satu-satunya responden yang meminta ijin pada istrinya untuk melakukan poligami. Hal ini didorong karena keinginan untuk membalas perbuatan istri responden yang telah berselingkuh. “lu bisa begini gua juga bisa begini, terus gua bilang kalo gua mau nikah lagi lu boleh enggak, terus dia ngebolehin,” (34-37) Selain itu responden TT juga secara langsung meminta ijin pada orangtuanya. Orangtua responden TT pun tidak melarang keinginan responden untuk melakukan poligami, asalkan biaya menikah ditanggungnya
sendiri
karena
orangtua
TT
hanya
merasa
bertanggungjawab untuk menikahkan anaknya satu kali. “saya ngomong ke orangtua kalo saya mau kawin lagi dulu orangtua bilang kalo mereka ngawinin anak cuma sekali kalo anak mau kawin lagi mereka bilang terserah pake uang saya punya uang yaudahlah kita nikah” (120-127) c. Menimbang Alternatif Ketika hendak memutuskan untuk poligami, ketiga responden memiliki pertimbangan yang beragam. Ketiganya memiliki lebih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
satu pertimbangan. Terutama responden YD dan WR. Responden YD memiliki pertimbangan jika dirinya menikahi FW maka akan ada kemungkinan dirinya mampu membantu merubah keadaan FW dan keluarganya menjadi lebih baik. Pertimbangannya ini muncul karena adanya perasaan iba pada diri responden YD terhadap keadaan FW yang berstatus anak yatim. “saya ada niatan untuk membahagiakan dia membahagiakan orangtuanya seperti itu dikarenakan kan dia anak yatim saya kan juga ada keinginan kalo seumpama dia ini berumahtangga saya ada milik rejeki saya lancar insyaallah saya bahagiakan” (173-179) Meski begitu responden YD juga merasa berat hati untuk melakukan poligami karena dirinya sudah memiliki anak dari pernikahannya yang pertama, responden YD tidak mau suatu saat nanti anaknya juga poligami seperti dirinya. “saya ada pikirannya ntar alo anak ini udah dewasa takutnya ini dia mengikuti jejak saya “(364-365) Selain pertimbangan mengenai anak, responden YD juga merasa jika dirinya nanti poligami maka akan timbul konflik antara dirinya dengan istri pertama dan keluarga istri pertama. Responden YD sendiri takut jika konflik itu terjadi. “Ya itu kalo kita ketauan yang ada abis digebukin istri tua, kalo saya ketakutannya ya itu ribut besar, sama orangtuanya, kakaknya, saudaranya.” (544-550) Senada dengan YD, responden WR pun menganggap poligami adalah keputusan yang berpotensi merusak hubungan antara dirinya dengan istri pertama dan keluarga dari istri pertama. Selain itu responden WR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
juga memiliki anggapan bahwa poligami adalah tindakan yang kurang baik, dan membuat dirinya berdosa. “saya dulu takut dosa sebenernya, yang menghalangi saya itu mas takut dosa, kedua saya takut hubungan saya dengan istri saya jadi buruk terus sama kakak ipar sama mertua” (144-150) Maka hal ini membuat responden WR sempat memiliki pertimbangan untuk menceraikan istri pertamanyanya terlebih dahulu. Namun dirinya beranggapan bahwa pernikahan keduanya dengan SC juga belum tentu menghasilkan keturunan, maka dirinya tidak mau mempertaruhkan pernikahannya yang pertama. Maka jika dirinya nanti poligami responden WR akan merahasiakannya dari istri pertamnya. “Sebenernya saya ingin menceraikan dia dulu, cuma kan satu tujuan saya sama dia dulu nikah apa sih, kan pengen punya keturunan juga makanya saya pertahanin” (224-230) “toh saya saya kan juga coba-coba mas, kalo punya anak kan saya nggak salah sama dia, siapa tau bisa punya anak” (401-406) Berbeda dengan kedua responden sebelumnya, dapat dikatakan responden TT memiliki pertimbangan yang lebih mantap, dirinya terlihat sudah yakin untuk berpoligami, mengingat bahwa responden TT adalah satu-satunya responden yang meminta ijin pada istrinya untuk melakukan poligami. Sehingga dapat dikatakan responden TT tidak perlu untuk menyembunyikan keinginannya untuk poligami seperti kedua responden yang lain. Responden TT merasa, jika sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
mendapatkan ijin dari istrinya dan wanita yang akan dinikahi sudah bersedia, maka responden merasa pertimbangannya sudah cukup. “kalo saya sih yang penting istri udah ngijinin, dan yang penting si wanitanya ini mau menerima saya” (301-303) d. Mempertimbangkan Komitmen Setelah melakukan berbagai pertimbangan. Ketiga responden akhirnya memilih untuk poligami. Berbagai hal membuat mereka pada akhirnya memilih untuk poligami. Kedua responden YD dan WR memiliki kesamaan bahwa keduanya merasa yakin untuk poligami karena ada dukungan dari orang lain. Meski awalnya merasa takut, responden WR akhirnya berani untuk berpoligami dengan adanya banyak dukungan dari orang sekitar. Mengingat responden WR juga memiliki tujuan untuk mendapat keturunan dengan poligami, maka dirinya akhirnya memutuskan untuk poligami. “Perasaan saya takut saya kan cuma makin disaring
makin disaring cerita sama orang, mereka mendukung semua, jadi mau sampai kapan begini kan tujuan menikah itu punya keturunan makanya saya makin kuat main berani” (152-158) Responden YD yang juga menerima banyak dukungan. Dukungandukungan itu muncul dari orang di sekitar responden yang juga menjadi pelaku poligami. Hal inilah yang membuat tekadnya untuk poligami menjadi semakin kuat. Meski di sisi lain poligami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
diyakininya akan membawa dampak yang negatif berupa konflik, namun responden YD bertekad akan menghadapi apapun yang akan diterimanya nanti. “[Y]a namanya ada keinginan membeludak dan ada orang sekitar yang mendukung maka terjadilah pernikahan poligami itu” (218-221) “intinya yang penting kan saya punya keinginan saya mau menikah dulu dengan si perempuan itu, setelah menikah nanti kan apa kejadiannya kan nanti saya akan pikul sendiri seperti itu” (163-167) Sedangkan responden TT yang juga menerima dukungan dari orang sekitar, termasuk istrinya sendiri, hal ini membuatnya menjadi merasa gila perempuan dan senang menikah. Tidak adanya larangan untuk menikah lagi membuat responden menjadi merasa senang menikah lagi, selagi dirinya masih mampu menafkahi. “mau dikata apa lakinya emang begini tapi lama-lama namanya kita gila perempuan ya susah” (289-291) “lu nggak bisa nentang gua, gua wataknya udah kaya gini kalo emang gua gak sanggup nafkain lu lu boleh nentang nah ini gua sanggup ngapain lu tentang”, (283287) Setiap kali responden TT merasa tertarik dengan wanita, dirinya langsung mendekati wanita tersebut dan mengajaknya untuk menikah. Setelah mendapatkan ijin dari istri pertama responden mendekati IA (istri kedua) dan setelah menjalin hubungan dan merasa sama-sama suka mereka melangsungkan pernikahan. “lama-lama dia ngomong saya juga ngomong saya ngomong suka sama” (144-146) “dia juga udah lama nggak sama laki yaudah saya maunya ajakin nikah” (48-50)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Ketika hendak menikah ketiga kali dengan BD (istri ketiga) responden sempat menerima penolakan dari istri keduanya, namun hal ini tidak membuat responden mengurungkan niat. Dirinya menganggap istriistrinya harus mampu menerima karena hal ini sudah menjadi konsekuensi ketika menikah dengan orang sepertinya, yang senang menikah. “dia pertamanya nentang kan, saya jawab aja, lu kan tau sendiri gua kaya gimana, sebelum nikah sama lu gua gimana, kalo lu nggak yaudah lu jangan sama gua dulu elu bilang oke yaudah itu bukan salah gua” (268275) e. Menerima feedback/respon negatif Responden YD dan WR, keduanya sama-sama menerima respon/feedback negatif dari istri pertama mereka. Bagi responden YD respon negatif dari istri pertamanya ini seringkali menimbulkan konflik
dalam
rumahtangganya
sehingga
memunculkan
rasa
penyesalan pada diri responden karena telah melakukan poligami. Bahkan karena ada rasa penyesalan dalam dirinya responden YD terkadang ingin menceraikan istri keduanya agar hidupnya kembali normal. “jadi kalo yang saya bilang tadi intinya kita nafsu sesaat setelah kita menjalani atau mengalami setap hari yang ada cuma terasanya itu penyesalan” (500503) Sedangkan responden WR, meskipun dirinya juga mendapat respon negatif dari istri pertamanya namun responden WR mampu bertahan dengan keputusannya. Responden WR mampu bertahan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
adanya bantuan dari istri kedua ketika menghadapi konflik yang menimpa dirinya. “cuma untungnya saya punya istri kedua ini dia benerbener sayang sama saya, jadi dia mengerti yaudah dia nyuruh saya kesana dulu baru nanti diatur-atur” (162167) Sementara itu, TT merasa orang disekitarnya sering membicarakan hal negatif tentang dirinya pada istri ketiganya. Sehingga istri ketiganya menjadi terpengaruh dan muncul konflik dalam hubungannya dengan istri ketiga. Responden TT juga menganggap bahwa rumah tangganya akan aman-aman saja jika tidak ada omongan-omongan yang mempengaruhi istri ketiganya. Responden TT menilai istri ketiganya memang orang yag bersifat cemburuan dan mudah terpengaruh. “sebenernya rumah tangga saya kalo nggak dilingkungan itu aman-aman aja, emang lingkungan saya itu mulutnya ember, dan istri saya yang ketiga ini gampang kepengaruh” (446-451) Meskipun sering terlibat masalah dengan istri ketiganya dan hal tersebuat membuatnya merasa susah, namun responden TT tidak menyesali keputusannya dan bertahan untuk poligami.
3. Keadaan Setelah Proses Pengambilan Keputusan Setelah memutuskan untuk poligami, ketiga responden justru menjadi banyak mengalami konflik rumah tangga. Namun konflik yang terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pemaparan responden YD dan responden WR keduannya memiliki kesamaan, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
terlibat konflik dengan istri mereka yang pertama. Responden YD yang memiliki dua istri dan satu anak dari pernikahan pertamanya, mengaku kesulitan untuk membagi waktu. Hal ini dikarenakan istri keduanya seringkali meminta responden YD untuk selalu menemaninya setiap saat. “ya namanaya saya juga punya istri lain punya anak juga kan harus bagi waktu dengan istri tua saya tapi sementara ini dia pingin keseluruhan waktu ini kepada dia” (260264) Hal inilah yang menjadi pemicu munculnya konflik antara responden dengan kedua istrinya. Saat terjadi konflik sebisa mungkin responden berusaha meredam konflik yang terjadi, biasanya responden bersikap sabar agar tidak terjadi perceraian dengan istri pertamanya. “kalau saya tidak sabar dengan kehidupan saya sehari hari ini khususnya dengan istri tua saya, otomatis kan pasti timbulnya perceraian” (287-291) Meskipun responden YD berusaha bersikap sabar, namun dirinya menganggap hal ini sebagai pengalaman yang berat, maka responden terkadang
merasa
ingin
berpisah
dengan
istri
keduanya,
agar
kehidupannya kembalai normal. Perasaan responden ini seringkali muncul karena istri keduanya mengajukan banyak tuntutan kepada dirinya, antara lain masalah pembagian waktu dan masalah ekonomi. “pengalaman berat yang saya alami itu ya ini si istri muda ini pengennya dalam satu minggu itu saya selalu ada dirumah dia sedangkan saya punya kerjaan dan dirumah juga masih punya istri sama punya anak punya warung” (468-475) “rasanya tu saya ada rasa ingin bercerai begitu dengan istri yang mudajadi saya pengen kehidupan normal lagi seperti semula “(492-494)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
“saya kadang ada keinginan mulangin istri kedua ini ke orangtuanya lagi masalahnya dia ini tuntutannya udah melampaui banyak tuntutan dia untuk saya ini banyak antara lain ya itu ekonomi” (253-257) Setelah rumah tangganya dilanda banyak konflik, responden menjadi menyesal telah poligami, dirinya menganggap poligami terjadi hanya karena nafsu sesaat sebab kondisinya saat ini tidak sesuai dengan harapan. “jadi kalo yang saya bilang tadi intinya kita nafsu sesaat setelah kita menjalani atau mengalami setap hari yang ada cuma terasanya itu penyesalan” (500-503) Sedangkan konflik yang terjadi pada responden WR hampir sama, dirinya terlibat konflik setelah istri pertamanya tau bahwa dirinya poligami. Dirinya juga merasa kesulitan membagi waktu dan keuangan untuk kedua istrinya. “Wooo kalo dampak itu bener bener ruwet sebenernya, bagi waktu, bagi duit” (202-203) Saat istri pertama responden WR tau dirinya poligami, kemudian istrinya pergi ke rumah keluarganya dan meninggalkan responden unntuk sementara waktu. Namun tindakan istri responden ini justru membuat hubungan responden WR dengan istri keduanya menjadi semakin intens. “jadi pas kita berantem terus dia pulang juga saya justru makin intens ke istri ke dua” (293-295) Di sisi lain hubungannya dengan istri pertamanya juga mengalami penurunan intensitas. Responden juga menganggap bahwa dirinya dimusuhi oleh keluarga dari istri pertamanya. “ya, dibilang jarang kerumahnya lah istri juga sering cerita ke ipar-ipar lah kayanya saya agak dimusuhin” (224-228)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Namun ketika menghadapi berbagai masalah yang menimpanya, responden dibantu oleh istri keduanya, sehingga meskipun banyak tertimpa konflik responden tetap merasa dirinya lebih bahagia setelah poligami. “bingung membagi waktunya, bingung membagi keuangan nya cuma untungnya saya punya istri kedua ini dia bener-bener sayang sama saya, jadi dia mengerti yaudah dia nyuruh saya kesana dulu baru nanti diaturatur” (162-167) Selain itu yang membuat responden merasa bahagia setelah poligami yaitu dirinya berhasil mendapatkan keturunan dari istri keduanya. Hal ini membuat istri pertamanya menjadi menerima keputusan responden meski dengan berat hati. Tidak seperti responden YD, responden WR tidak menyesali keputusannya untuk poligami karena tujuan dan harapannya berhasil tercapai yaitu memiliki keturunan. “Yang jelas nggak menyesal mas, sebab hasilnya bagus
saya seneng sebab akhirnya saya jadi bapak” (242-245) Konflik yang dialami oleh responden TT sedikit berbeda dengan kedua responden sebelumnya, responden TT justru seringkali terlibat konflik dengan istri ketiganya. Konflik yang terjadi seringkali disebabkan oleh istri ketiga responden yang seringkali curiga dan cemburu pada responden TT. “masalahnya yang ketiga ini cemburuan bang, apalagi saya kerjanya kan nyupir jamnya beda-beda kadang temen saya udah pulang saya belum dia langsung sms” (417-420) Meski responden merasa hubungannya dengan istri pertama dan kedua baik-baik saja. Namun konflik yang terjadi antara dirinya dengan istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
ketiga tersebut, seringkali membuat responden merasa susah memiliki tiga orang istri. “namanya kita punya istri tiga ya, kadang rasanya susah juga ya, apalagi sama yang ketiga ini” (404-406) “kalo yang pertama kedua ini sama aman enjoy yang ketiga ini pusing saya bang”(422-424) Tidak seperti kedua responden sebelumnya, responden TT merasa tidak pernah kesulitan dalam hal ekonomi. Responden TT mengaku dirinya memiliki kondisi ekonomi yang cukup, sehingga hal ini membuat responden terhindar dari konflik dalam hal ekonomi, seperti orang berumahtangga pada umumnya. “Tapi untung ekonomi saya cukup bang jadi nggak pernah rebut masalah duit, biasanya orang rumah tangga kan rebut masalah duit bang “(162-166) D. Pembahasan Dalam penelitian ini, ketiga responden dihadapkan pada dua buah pilihan, yaitu poligami atau tidak poligami. Sebagai seorang pengambilan keputusan, individu dituntut memilih salah satu dari beberapa pilihan (Suharnan, 2005). Dari ketiga responden, semuanya memilih untuk melakukan poligami. Kisah proses pengambilan keputusan untuk poligami dari ketiga responden memiliki alur/struktur yang berbeda. Responden YD menunjukkan alur regresif dimana dirinya merasa menyesal telah poligami dan ingin menceraikan istri keduanya pada akhir cerita. Sedangkan responden WR dan TT menunjukan alur progersif. Kedua responden tersebut mampu bertahan dan tidak menyesali keputusannya. Responden WR merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
kehidupannya lebih baik setelah poligami, dan responden TT merasa terpuaskan karena mampu melakukan poligami. Pada awal sebelum terjadinya proses pengambilan keputusan, tiap responden mengalami masalah yang menjadi latar belakang terjadinya pengambilan keputusan. Masalah tersebut terjadi dalam kehidupan rumah tangga masing-masing responden. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Janis & Mann (1977) pengambilan keputusan terjadi karena adanya masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dalam hal ini adalah masalah rumah tangga. Masalah yang terjadi antara lain adalah, kurangnya perhatian dan komunikasi dari istri yang menyebabkan cek-cok pada rumah tangga responden YD. Masalah responden WR adalah ketidaknyamanan karena mertua yang senang mengatur, istri yang posesif dan tidak bisa memberinya keturunan. Masalah responden TT yaitu, dirinya tau bahwa ia telah diselingkuhi oleh istrinya. Merasa tidak nyaman dengan kondisi rumah tangganya, YD dan WR mencari hiburan dengan melakukan perselingkuhan. Ketiga masalah tersebut membuat masing-masing responden masuk pada tahap menilai masalah. Janis and Mann (1977) menyatakan bahwa tahapan menilai masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan keputusan. Dalam tahap ini kedua responden YD dan WR keduanya merasa ragu-ragu. Keduanya merasa sudah terlanjur tertarik dan hubungan perselingkuhannya sudah terlalu jauh dan merasa kasihan pada pihak wanita jika hubungan mereka hanya sebatas main-main. Responden YD sudah terlanjur tertarik dan suka pada FW (calon istri kedua) karena fisik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
perhatian lebih yang diberikan FW kepadanya membuat dirinya merasa kasihan sehingga perlu menikahi FW. Responden YD melihat ada keistimewaan dalam diri FW yang tidak dimiliki oleh istrinya, terutama sikap perhatian FW. Keistimewaan wanita lain terkadang menjadi alasan mengapa seseorang ingin melakukan poligami. (Muthbaqoni, 2005). Hal yang serupa juga dirasakan dan dialami oleh WR bahwa dirinya merasa SC (calon istri kedua) juga lebih perhatian dibandingkan istrinya. Selain itu responden WR juga memiliki harapan dapat memperoleh keturunan dari calon pasangannya yang kedua ini. Menurut Mulia, (2007) kondisi istri yang tidak mampu menmberi keturunan seringkali menjadi alasan seorang suami untuk poligami. Mengingat bahwa pernikahan bukan semata-mata untuk meresmikan hubungan seksual pria dan wanita, namun untuk melangsungkan keturunan (Hannah & Stone, 1968 dalam Walgito, 1990). Maka tidak heran apabila WR sangat ingin memiliki keturunan. Namun di sisi lain kedua responden merasa jika mereka melakukan poligami, maka akan ada konflik yang menanti mereka dikemudian hari karena mereka memiliki anggapan bahwa istri pertama mereka tidak akan mengijinkan mereka untuk melakukan poligami. Pemikiran mereka ini membuktikan ungkapan Kertamuda, (2009) bahwa tidak semua perempuan bersedia untuk membagi suami berikut cintanya dengan wanita lain. Dapat dikatakan kedua responden sama-sama masih merasa ragu untuk poligami. Lain halnya responden TT, dirinya tidak merasakan keraguan dalam tahap ini. Berawal dari perasaan sakit hati karena diselingkuhi istrinya, responden akhirnya ingin membalas perbuatan istrinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dengan melakukan hal yang serupa. Responden TT ingin membalas sakit hati yang telah diperbuat istrinya dengan perbuatan yang serupa. Namun karena responden tidak mau terlibat zinah karena berselingkuh, maka responden terpikir untuk poligami. Alasan responden TT ini membuktikan bahwa, seringkali poligami memang dijadikan alasan untuk menghindari zinah atau menghindari nafsu yang diumbar-umbar (Mulia, 2007). Dengan melihat fakta bahwa ketiga responden mengalami masalah dan kemudian mencari pelarian dengan wanita lain, terlihat bahwa ketiga responden mengalami ketidakmampuan dalam menerima keadaan yang sedang dihadapi. Ketidakmampuan mereka dalam menerima keadaan ini membuat mereka mencari hiburan/pelarian dengan menjalin hubungan dengan wanita lain. Selain itu, ketiga responden yang merasa bahwa ada kebutuhan yang tidak mampu terpenuhi oleh istrinya, menjadikan munculnya keingianan untuk mencari pemenuhan kebutuahan melalui wanita lain (berselingkuh). Kemudian karena merasa kebutuhannya terpenuhi maka ketiga responden mulai muncul keinginan untuk menikah lagi dengan wanita lain. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Walgito (1984) bahwa sebuah pernikahan terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan dalam diri individu. Situasi tersebut menjadikan ketiga responden mulai memiliki keinginan untuk melakukan poligami. Selanjutnya masuk kepada tahap meninjau alternatif, dalam tahap ini semua responden mulai fokus pada satu alternatif pilihan, yaitu poligami dan mereka juga mulai membicarakan keingiananya untuk poligami dengan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
lain. Dari ketiga responden, hanya responden TT yang berani meminta pendapat
pada
istrinya
bahwa
dirinya
akan
melakukan
poligami.
Keberaniannya ini didorong oleh rasa sakit hati dan keinginan balas dendam atas perbuatan istrinya. Ternyata istri responden TT mengijinkan. Hal ini menjadi salah satu temuan yang menarik dalam penelitian ini, karena ternyata terdapat alasan menarik seorang suami melakukan poligami, yaitu untuk balas dendam pada istri yang membuatnya sakit hati. Temuan tersebut dikatakan menarik bagi peneliti karena peneliti tidak menemukan hal tersebut selama proses kajian literatur. Setelah meminta pendapat pada istri responden meminta pendapat kepada orang tua. Sejalan dengan responden TT, kedua responden yang lainnya yaitu YD dan WR keduanya juga meminta pendapat pada orang tua mereka masing-masing. Disamping itu responden WR juga meminta pendapat pada keluarga SC agar tidak timbul prasangka negatif antara keluarga SC kepada dirinya. Pendapat orangtua sangatlah penting bagi ketiga responden, karenahal ini menyangkut restu/ijin dari orangtua. Adiprasetio (2015) menyatakan bahwa di Jawa orangtua memiliki pengaruh besar dalam hal keputusan cinta, bahkan keputusan dari orangtua akan lebih mendominasi. Mulia, (2007) juga menyebutkan bahwa tidak menghiraukan kehendak orangtua merupakan tindakan yang durhaka. Responden YD juga meminta pendapat kepada beberapa orang di lingkungannya yang telah berpoligami sebelumnya. Dalam tahap meninjau alternatif memang biasanya seseorang akan meminta saran atau informasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
orang lain yang lebih berpengalaman (Janis & Mann 1977). Responden YD juga menuturkan bahwa lingkungan tempat tinggalnya banyak yang menjadi pelaaku poligami. Sehingga keingainannya untuk melakukan poligami mendapatkan respon positif dari beberapa orang dilingkungannya. Sama halnya dengan responden YD, responden WR juga memininta pendapat pada beberapa teman dan sahabatnya, mereka menyarankan responden WR sebaiknya untuk poligami agar segera mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan saran dan pendapat dari orang lain, ketiga responden masuk kedalam tahap menimbang alternatif, berdasarkan hasil penelitian, tiap responden mampu membuat pertimbangan mengenai berbagai untuk dan rugi dari alternatif pilihan mereka. Responden WR melihat bahwa dengan poligami dirinya mungkin akan memiliki keturunan, responden TT melihat bahwa dengan poligami dirinya mungkin dapat membantu kehidupan FW agar menjadi lebih baik. Namun kedua responden tersebut juga melihat bahwa jika mereka poligami maka akan timbul konflik dalam keluarga mereka. Terutama dengan istri dan keluarga istri. Pemikiran mereka ini benar adanya, bahwasannya memang benar bahwa poligami akan membawa berbagai problema baru dalam rumah tangga baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi (Suprapto, 1988). Responden WR bahkan sempat berpikir untuk menceraikan istri pertamanya terlebih dahulu, namun responden WR sempat memiliki pertimbangan untuk menceraikan istri pertamanyanya
terlebih
dahulu
namun
dirinya
beranggapan
bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
pernikahan keduanya dengan SC juga belum tentu menghasilkan keturunan, maka dirinya tidak mau mempertaruhkan pernikahannya yang pertama. Responden YD juga memiliki anggapan bahwa jika dirinya poligami maka timbul kecemasan jika suatu saat nanti anaknya akan meniru perbuatannya sebagai pelaku poligami. Hal ini menunjukan bahwa responden YD menilai poligami sebagai sesuatu yang tidak patut dicontoh. Dari uraian diatas terlihat bahwa kedua responden YD dan WR menyadari poligami merupkan sesuatu yang membawa keuntungan dan kerugian yang tentu akan menjadi tanggungan mereka. Namun hal itu tidak berlaku bagi responden TT, dirinya tidak melihat untung dan rugi dari keinginannya untuk poligami, karena dirinya menganggap jika sudah mendapat ijin dari istri dan orang tua maka pertimbangannya dirasa sudah cukup. Jika melihat undang-undang penikahan undang-undang nomor 1 tahun 1974 pasal 5 ayat 1 dimana seorang suami diperkenankan untuk poligami jika ada ijin dari pihak istri. Tampaknya responden TT sudah memenuhi salah satu syarat dalam undang-undang tersebut. Selain itu tampaknya rasa bersalah membuat istri responden TT mengijinkannya untuk poligami. Sehingga dapat dikatakan tindakan „balas dendam‟ responden hampir berhasil. Meski demikian tindakan balas dendam untuk menanggapi perselingkuhan bukanlah hal baik justru akan mengancam keberlangsungan rumah tangga para pelakunya (Kertamuda, 2009). Jika telah berpoligami responden TT merasa tidak ingin memiliki anak dari pernikahannya yang ke dua dan seterusnya. Karena dirinya hanya ingin fokus untuk mengurus anak dari istrinya yang pertama. Agaknya karena telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
diberikan ijin oleh istri untuk melakukan poligami responden TT menjadi tidak banyak memikirkan mengenai kerugian-kerugian yang mungkin muncul jika dirinya melakukan poligami. Setelah membuat berbagai pertimbangan mengenai untung dan rugi jika dirinya poligami, ketiga responden akhirnya menetapkan pilihan untuk poligami. Hal ini membuat mereka masuk kedalam tahap mempertimbangkan komitmen. Responden YD dan responden WR akhirnya menikah dengan masing-masing calon. Keduanya akhirnya melangsungkan pernikahan yang kedua secara siri atau poligami secara siri. Pernikahan siri menjadi pilihan mereka dikarenakan keduanya tidak meminta persetujuan istri pertama. Mengingat sebuah pernikahan poligam secara resmi memang harus diikuti dengan persetujuan istri. Ketakutan akan konflik menjadi faktor utama mereka untuk menenyembunyikan pernikahannya yang kedua. Pernikahan siri sendiri sesungguhnya justru akan merugikan beberapa pihak, terutama wanita, karena ketidakjelasan statusnya dalam pernikahan ini, selain itu anak dari hasil pernikahan ini akan mendapat masalah yang sama mengenai status, legalitas dan pembagian ahli waris (Kertamuda, 2009). Maka dapat dikatakan pernikahan siri adalah solusi yang menimbulkan masalah baru. Kedua responden tersebut yang awalnya masih merasa ragu unntuk poligami akhirnya merasa yakin untuk melakukan poligami karena adanya dukungan dari orang sekitar. Hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dan Pratiwi, (2013) bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
adalah keputusan untuk poligami. Selain itu keputusan mereka juga dipengaruhi oleh alsan-alasan pribadi seperti responden WR yang ingin memiliki keturunan dan responden YD yang menemukan keistimewaan dalam sosok istri keduanya. Responden TT menjadi satu-satunya responden yang mendapat dukungan dari istri untuk melakukan poligami. Hal tersebut membuat TT merasa menjadi gila wanita dan tidak pernah puas. Suprapto. B, (1988) juga membenarkan bahwa seorang laki-laki sesungguhnya memiliki sifat yang tidak pernah puas. Setiap kali terjadi suka sama-suka antara responden dengan seorang wanita dalam hal ini (IA dan BD) responden langsung mengajak menikah. Ketiga responden juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan poligami, hal ini pula yang mendorong terjadinya keputusan untuk melakukan poligami. Responden TT dan YD juga sama-sama tidak menghiraukan saran negatif (disarankan untuk tidak poligami) yang mereka terima. Dengan berbagai alasan yang bersifat subjektif, ketiga responden pada akhirnya membuat keputusan untuk melakukan poligami. Keputusan mereka ini mendatangkan berbagai respon dari orang di sekitar mereka. Sebuah keputusan memang terkadang mendatangkan respon negatif bagi para pembuat keputusan (Janis and Mann, 1977). Terutama dari para istri, responden YD dan responden WR yang pada mulanya menyembunyikan keputusan mereka, akhirnya terbongkar juga. Keduanya mengaku terjadi konflik yang besar dalam rumah tangganya ketika istrinya tau bahwa mereka berdua telah melakukan poligami. Bagi responden WR dirinya mengaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dapat mengatasi konflik tersebut karena dirinya merasa memiliki alasan yang kuat, yaitu dirinya berhasil mendapat keturunan setelah poligami. Hal ini sangat membantu responden untuk membuat istrinya mampu menerima keputusan responden. Poligami sesungguhnya adalah sebuah perselingkuhan yang dilegalkan, karena sesungguhnya poligami jauh lebih membuat sakit hati seorang istri dibandingkan sekedar perselingkuhan (Mulia, 2007). Sehingga tidak heran apabila pada akhirnya kedua responden YD dan WR mengalami konflik dengan istrinya. Responden YD yang saat ini masih sering mengalami konflik merasakan penyesalan dalam dirinya. Dirinya merasa menyesal telah berpoligami. Kehidupan responden YD setelah berpoligami ternyata tidak sesuai harapan. Responden YD memandang bahwa keputusannya untuk poligami hanyalah sekedar nafsu sesaat. Seringkali responden YD ingin menyudahi poligaminya agar hidupnya kembali normal. Responden WR juga mengalami konflik yang hampir serupa dengan istri pertamanya, namun responden WR mampu bertahan karena dirinya merasa tujuannya tercapai, yaitu memiliki keturunan. Selain itu ketika menghadapi konflik dan respon negatif responden dibantu oleh SC (istri kedua). Sedangkan responden TT yang seringkali juga mendapat respon negatif dari orang sekitar membuat kehidupan rumah tangganya seringkali terkena konflik. Terutama dengan istri ketiga yang bersifat cemburuan. Namun hal ini tidak membuat responden menyesali keputusan yang telah dibuatnya. Beberapa uraian diatas adalah uraian mengenai tahap akhir dalam proses pengambilan keputusan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Janis & Mann, (1977) yaitu menerima feedback/respon negatif, dimana seorang pembuat keputusan diharapkan untuk mampu bertahan dengan respon negatif yang diterimanya agar tidak kembali ke tahap pertama. Dari ketiga responden hanya responden YD yang tampak mungkin tidak bertahan. Hal ini dibuktikan oleh penuturan responden yang ingin bercerai dengan istri kedua agar kehidupannya kembali normal. Maka hal ini pula yang membuat peneliti menyatakan bahwa alur narasi responden YD bersifat regresif. Keputusan responden YD juga dapat dikatakan sebagai keputusan yang kurang baik, sebab responden YD justru merasa tidak bahgia setelah poligami. Seperti yang diutarakan oleh Newell, Lagnado, and Shanks, (2007) bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang mendatangkan rasa bahagia setelah membuat keputusan. Pengambilan keputusan memang membawa dampak bagi para pelakunya baik itu jangka pendek maupun jangka panjang (Newell, Lagnado, & Shanks, 2007). Dalam hal ini, keputusan mereka untuk melakukan poligami juga membawa berbagai dampak yang mereka rasakan secara langsung. Dampak tersebut adalah konflik-konflik yang muncul dalam kehidupan mereka sehari-hari setelah melakukan poligami. Saat ini kehidupan ketiga responden masih dilanda berbagai konflik. Responden YD dan WR memiliki kesamaan bahwa mereka berdua terlibat konflik dengan istri pertama. Responden YD bahkan sadar jika dirinya telah mengecewakan istri dan anaknya. Pada umumnya perempuan memang akan merasa kecewa dan tersakiti saat suaminya menikah lagi (Mulia, 2007). Tidak hanya dengan istri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
bahkan responden WR juga merasa dimusuhi oleh keluarga dari istrinya yang pertamanya. Responden TT juga merasakan hal yang sama, namun dirinya justru sering terlibat konflik dengan istrinya yang ketiga, karena istrinya yang ketiga memiliki sifat pencemburu. Keduanya juga merasakan bahwa setelah poligami mereka mengalami kesulitan dalam hal membagi waktu dan keuangan. Kedua hal tersebut adalah dampak umum yang sering terjadi pada pelaku poligami. Berbagai konflik dan kesulitan yang dirasakan dan dihadapi oleh kedua responden tersebut mendukung temuan dari penelitian Haryadi (2009) bahwa nyatanya para pelaku poligami juga merasakan berbagai perasaan negatif. Meskipun demikian responden WR dan responden TT merasa lebih senang setelah poligami, dimana tujuan mereka berhasil tercapai, responden WR berhasil memperoleh keturunan dan responden TT berhasil balas dendam pada istri pertamanya. Keputusan untuk poligami sesungguhnya dapat dikatakan sebangai sesuatu yang ironis. Karena mengingat pada keadaan awal dan keadaan setelah pengambilan keputusan ketiga responden tetap saja mengalami masalah. Dalam hal ini masalah rumah tangga. Meskipun hingga saat ini ketiga responden masih mampu mengatasi masalah yang terjadi, namun hadirnya konflik rumah tangga merupakan suatu masalah yang tidak terhindarkan. Selain itu pada praktiknya, ketika melakukan pengambilan keputusan para pelaku poligami ternyata tidak terlalu memperhatikan saran/pendapat dari oranglain yang menentang keputusannya. Sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
dikatakan pada tahapan meninjau alternatif seorang pelaku poligami cenderung lebih mencari dukungan daripada mencari saran. Hal ini menandakan sepanjang proses pengambilan keputusan para pelaku poligami sesungguhnya sudah memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan poligami hingga tidak terlalu menghiraukan saran dan resiko yang akan terjadi nantinya dan terkesan impulsif. Bagi responden YD dan WR keputusan untuk poligami juga tampak bukan sekedar reaksi terhadap hadirnya masalah, namun juga sebagai bentuk reaksi atas adanya peluang untuk melakukan poligami sebab keinginan poligami ini muncul setelah kedua responden tersebut mengenal pihak ke-3. Keputusan ketiga responden untuk melakukan poligami juga tidak serta merta muncul begitu saja, sebab pilihan untuk poligami pada diri seorang laki-laki ternyata cukup kompleks dalam proses kemunculannya. Berawal dari rasa kurang perhatian dan merasa kurang nyaman serta kurang terpenuhi kebutuhan seksualnya menjadikan para responden, terutama YD dan WR berusaha mencari apa yang tidak didapatkannya dari istri mereka melalui orang lain, dalam hal ini adalah para WIL (Wanita Idaman Lain) yang kemudian menjadi istri kedua. Kehadiran WIL tampaknya memang selalu merajuk pada sebuah perselingkuhan (Kertamuda, 2009) sehingga bagi para pria yang menganggap bahwa perselingkuhan adalah sebuah perbuatan yang berdosa maka pilihan untuk poligami akan muncul dalam dirinya, seperti yang dikatakan oleh Mulia (2009) bahwa sesungguhnya poligami adalah perselingkuhan yang dilegalkan. Dalam kasus ini memang ketiga responden,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
terutama TT yang menganggap bahwa poligami jauh lebih baik dari perselingkuhan. Maka temuan ini membenarkan pernyataan Walgito (2009) bahwa sebuah pernikahan timbul karena didorong oleh kebutuhan yang harus dipenuhi dan juga adanya tuntutan normatif. Namun di sisi lain temuan dalam penelitian ini juga menjadi kontradiksi dari pernyataan Walgito, bahwa ternyata sebuah ikatan pernikahan juga tidak menjadi jaminan terpenuhinya kebutuhan fisiologis dan psikologis. Selanjutnya, adanya perasaan bahwa keluarganya bukanlah keluarga yang ideal ternyata juga mempengaruhi munculnya pilihan untuk poligami, seperti yang terjadi pada WR yang merasa dirinya tidak akan bahagia apabila tidak memiliki keturunan. Beberapa pemaparan diatas tampaknya juga mendukung pernyataan Suprapto (1990) bahwa pada dasarnya laki-laki memang memiliki sifat dasar tidak pernah merasa puas, ingin melakukan pembaruan-pembaruan dan mudah dilanda kejenuhan Sehingga tidak heran jika berbagai kekurangan yang ada dalam rumah tangganya dianggap sebagai sebuah masalah yang akhirnya berujung pada munculnya pilihan untuk melakukan poligami. Suprapto (2009) juga menegaskan bahwa sesungguhnya laki-laki adalah makhluk yang poligamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Skema Hasil Penelitian
Masalah Rumah Tangga
Tidak mampu menerima keadaan Merasa ada kebutuhan yang tidak terpenuhi
Membuat keputusan untuk melakukan Poligami
Kecemburuan istri Kesulitan membagi waktu dan keuangan Konflik dengan keluarga istri 1
Melakukan Perselingkuhan Masalah Rumah Tangga Hubungan perselingkuhan menjadi semakin serius
Gambar 4.1 Gambar Skema Hasil Penelitian
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ketiga responden melewati seluruh tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Proses tersebut ialah menilai masalah, meninjau alternatif, menimbang alternatif, mempertimbangkan komitmen, dan menerima feedback/respon negatif. Rangkaian proses tersebut adalah rangkaian proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Janis and Mann, (1977), yang memang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti sebagai acuan utama dalam proses pengambilan dan analisis data dalam penelitian ini yang memang bersifat Theory-Led. Keputusan para responden untuk melakukan poligami ternyata dilatarbelakangi oleh kondisi rumah tangga yang bermasalah dan adanya perasaan tidak puas dalam diri sang suami. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan berbagai motivasi untuk melakukan poligami. Keputusan ketiga responden untuk poligami ternyata membawa berbagai dampak berupa konflik rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian, konflik lebih banyak terjadi pada para pelaku yang memutuskan poligami tanpa seijin istri pertama/istri sebelumnya. Sedangkan pelaku yang meminta ijin pada istri saat membuat keputusan untuk poligami akan lebih sedikit mengalami konflik.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Keputusan ketiga responden untuk poligami sesungguhnya dapat dikatakan sebangai sesuatu yang ironis. Karena mengingat pada keadaan awal dan keadaan setelah pengambilan keputusan ketiga responden tetap mengalami masalah. Pada praktiknya, ketika melakukan pengambilan keputusan ternyata mereka tidak terlalu memperhatikan saran/pendapat dari oranglain yang menentang keputusannya maka dapat dikatakan seseorang yang melakukan poligami cenderung mencari dukungan daripada mencari saran. Hal ini menandakan orang yang hendak memutuskan untuk poligami sesungguhnya sudah memiliki keinginan yang kuat, hingga tidak terlalu menghiraukan saran dan resiko yang akan terjadi nantinya, sehingga terkesan impulsive dan tidak objektif. Keputusan untuk poligami juga terkesan menjadi bukan sekedar reaksi terhadi hadirnya masalah, namun juga karena adanya peluang untuk melakukan poligami.
B. Saran 1. Bagi Institusi Pernikahan di Indonesia Berdasarkan hasil penelitian ini, 2 dari 3 responden ternyata membuat keputusan untuk poligami tanpa seijin istri pertamanya. Hal ini dikarenakan mereka mengambil alternatif menikah secara siri yang tidak memerlukan ijin dari istri sebelumnya. Kemudian ketika istri pertamanya tahu bahwa suaminya telah menikah lagi, hal ini menimbulkan rasa kecewa dan rasa tidak terima dalam diri sang istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Dengan melihat fakta tersebut pihak institusi terkait menjadi perlu untuk melakukan perubahan mengenai berbagai kebijakan praktik poligami di Indonesia, sebab fakta di atas memunculkan pertanyaan apakah peraturan praktik poligami di Indonesia sudah benar-benar mempertimbangkan keadilan bagi diri seorang istri. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Karena penelitian ini lebih fokus pada proses pengambilan keputusan untuk poligami, pemicu munculnya pilihan untuk poligami, dan dampak dari keputusan poligami, maka bagi para peneliti selanjutnya yang memiliki juga berminat pada fenomena poligami, hendaknya lebih mengeksplorasi mengenai berbagai gejala psikologis seperti motif-motif dan faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya pilihan untuk poligami.. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama dengan variasi responden yang berbeda seperti status sosial, ekonomi dan agama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adiprasetio, J. (2015). Sejarah poligami. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Alawiyah & Kumolohadi, R.(2007).Perilaku Coping Remaja Dengan Ayah Poligami. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Indonesia, Jakarta.
Cresswell, J.W. (2007).Qualitative inquiry and research design : choosing among five approaches (2nd Edition). Thousand Oaks : Sage.
Diponegoro, A.M. (2014, 6 Februari). Polygamous Marriage in Java and Marriage Law
:
Psychological
Perspective.
dx.doi.org.
Diunduh
dari
http://dx.doi.org/10.15242/ICEHM.ED061402 7.
Fromm, Erich.(1956). The art of loving. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Haryadi, T. (2009). Pengalaman Suami dan Para Istri Pada Pernikahan Poligami (Studi Fenomenologis Pada Sebuah Keluarga Poligami). Thesis Magister. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta. Yulianingsih. (2012, 12 Oktober). WCC kasus nikah siri dan perselingkuhan di Yogyakarta
tinggi.
Republika.co.id.
Diunduh
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diynasional/12/12/10/met2ik-wcc-kasus-nikah-siri-dan-perselingkuhan-diyogyakarta-tinggi.
78
dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Nevo, V.S., & Krenali, A.Al. Sucsses and Failure Among Polygamous Family. Journal Family Process. Vol 45. No 3. Widyastuti, R.J., Pratiwi, T.I., (2013). Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa. Jurnal BK UNESA. Vol 03. No 01. Kertamuda, E.F., (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta : Salemba Humanika. Tuapattinaya, Y.I.F., & Hartati, S. (2014). Pengambilan Keputusan Remaja Untuk Menikah Beda Etnis : Studi Fenomenologis pada Perempuan Jawa. Jurnal Psikologi Undip. Vol 13. No 1. Moleong, L.J. (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulia, S.M. (2007). Islam menggugat poligami. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. MS, Suharnan. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya : Srikandi. Newell, B.R., Lagnado, David A.Sh., David, R. Straight choices : the psychology of decision making. New York : Psychology Press. Santrock, W., John. (2002).Life-span development (ed. Ke-5). Jakarta : Erlangga. Smith, Jonathan., A. (2013). Dasar-dasar psikologi kualitatif. Bandung : Penerbit Nusa Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Steinberg, Robert., J. (2008). Psikologi kognitif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suprapto, Bibit. (1990). Lika-liku poligami. Yogyakarta : Al-Kautzar. Syamsi, Ibnu. (1989). Pengambilan keputusan (Decision making). Jakarta : Bina Aksara. Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Pramitha S., Dhini. Mufattahah, Siti., Zulkaida, Anita. (2012). Penerimaan Diri Istri
Pertama
Pada
Pernikahan
Poligami.
Jurnal.
Diunduh
dari
http://hdl.handle.net/123456789/1834. Smith, Jonathan A. (2013). Dasar-dasar psikologi kualitatif : pedoman praktis metode penelitian. Bandung : Nusa Media. Smith, Jonathan A. (2008). Qualitative psychology. London : Sage Publishing. Yulianti, F., Abidin, Z., & Setyaningsih, R.(2008). Konflik Marital Pada Perempuan Dalam Pernikahan Poligami yang Dilakukan Karena Alasan Agama. Jurnal Psikologi. Vol 1. No 2. Walgito, B. (1990). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Zeitzen, Miriam Koktvedgaard. (2008). Polygamy : a cross cultural analysis. New York : Berg Publisher.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN RESPONDEN YD
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 INFORMED CONSENT Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul : Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit. Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini. Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden
(.................)
Peneliti
(Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 No
Verbatim
Kode
1
Awalnya mas ini ketemu istrinya yang kedua
2
ini seperti apa?
3
Jadi gini awalnya nih saya kerja kan ya,saya
4
kerja
5
sekarang lanjutnya kan saya punya kawan
6
kawan saya ini punya istri kerja disatu Responden
7
perusahaan
8
tangerang setelah itu istrinya ini mengenalkan FW oleh istri
9
saya sama istri saya yang kedua sekarang ini teman, kemudian
10
lanjutnya saya ngobrol ngobrol diperkenalkan merasa tertarik dan
11
gitu ada rasa tertarik lanjutnya saya jalan menjalin hubungan
12
sama itu setelah saya jalan saya ada hubungan pacaran (6-16)
13
sama dia, biasalah kayak anak muda seperti
14
itu pacaran gitu lanjutnya setelah itu saya
15
sempatkan jalan berdua gitu ya itu timbul
16
hubungan yaitu pacaran gitu
17
Rasa tertarik itu dulu munculnya karena apa
18
mas?
19
Tertariknya dulu karena fisik ya, fisiknya tu Responden tertarik
Keadaan sebelum
20
kayanya solekhah gitu karena perempuan itu pada FW karena
pengambilan
21
kan berkerudung jadi diliatnya itu solekhah fisiknya yang
keputusan
22
kayanya kayanya ada rasa pas kalo menjalani menarik,
23
hubungan dengan itu menjalani rumah tangga berkerudung, dan
24
ya itu dari tampang dia, fisik dia, wajahnya solekhah karena
25
dia, kesolekhahannya dia begitu, masalahnya jika bertemu selalu
26
kan kalo ketemu dia selalu nyium tangan
27
Oh jadi gitu, lalu setelah melihat hal itu yang 26)
28
perasaan mas seperti apa?
29
Jadi saya ada terasa suka, cinta sama dia, Subjek merasa suka
30
karena, maaf ya istri saya yang pertama kan dan cinta pada FW
31
intinya kurang memperhatikan entah dari karena
32
kebutuhan saya sehari hari entah ibaratnya
ditempat
perusahaan
namanya
saya
Panaruh
Kategori
kerja
didaerah dikenalkan dengan
cium tangan (19-
FW lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 33
cara berpakaian saya sehari hari, makan saya memperhatikan
34
kurang diperhatikan dan kenapa saya ketemu dirinya
35
orang ini selalu diperhatikan dari a sampai z dibandingkan istri
36
itu diperhatikan, setiap ketemu juga Tanya pertamanya (29-38)
37
udah makan apa belum, terus juga kerjanya
38
gimana, itu awal pertamanya
39
Terus setelah merasa tertarik tadi yang
40
dilakukan apa mas?
41
Ya itu saya menjalani hubungan berpacaran Karena responden
42
sama dia lalu hubungan saya sama dia ada berpacaran dengan
43
kisaran 6 bulan dia kerja saya jemput lalu dia FW, sehingga
44
ada kebutuhan aa seperti kondangan terus dia sering
45
jua ada kebutuhan sepertinya dia mau main menghabiskan
46
kerumah saudaranya atau sama temennya waktu bersama (41-
47
saya anterin, seperti itu karena dari satu sisi 49)
48
itu dia perhatian gitu sama saya itu simpati
49
saya sama dia seperti itu he‟e
50
Setelah
51
hubungannya juga semakin erat apa yang
52
dipikirkan mas saat itu?
53
Jadi saya ada rasa kasian jadi kalo Cuma Responden merasa
54
hubungan pacaran, sempet saya ada pikiran kasihan pada FW
55
saya kan punya istri punya anak saya bilang jika hubungannya
56
lah saya bilang pacaran aja jangan sampai hanya sekedar
57
menikah soalnya kan saya sudah punya anak pacaran dan
58
seperti itu, tapi lanjutnya saya jalan kesininya responden ingin
59
saya sambil berpikir ahh apa saya menikah menikahi FW,
60
aja sama dia soalnya saya ada rasa kasihan, namun reponden
61
kayanya sih saya harus menikahi dia seperti sadar bahwa sudah
62
itu masalahnya saya gimana ya udah ada rasa memiliki anak dan
63
kasihan dihati saya gitu kayanya kalo Cuma istri (53-64)
64
buat hubungan main-main aja kayanya si
65
orang itu kayanya kasian ada rasa kasihan
mas
ini
merasa
dekat
dan
Menilai masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 66
akhirnya saya lihat dari keluarganya dia kan
67
statusnya anak yatim punya iu doang dia kan
68
anak terakhir anak bontot kalo orang betawi Responden
69
bicaranya yaudahlah saya kan anak pertama menemui sesepuh
Meninjau
70
lanjutnya kan saya sharing sama anggaplah (paranormal) untuk
Alternatif
71
orang tua angkat atau ibarat ini sesepuh lah melihat apakah ada
72
nama saya sama nama dia pas enggak gitu kecocokan jika
73
apabila
74
menikah ternyata saya MY dengan dia FW ternyata cocok (70-
75
lanjutnya ternyata cocok ada kecocokan 74)
76
ternyata alhamdulilah yang saya jalanin
77
sampai saat ini saya menikah alhamdulilah
78
milik rejeki ya kita dari manapun ada gitu
79
Selain yang tadi yang membuat mas ini apa
80
lagi?
81
Ya itu dari faktor dia kan orang sederhana Reponden tertarik
Keadaan sebelum
82
dan faktor perhatiannya sama saya juga pada FW karena
pengambilan
83
berlebihan jadi ada rasa simpati saya sama dia penuh perhatian,
keputusan
84
seperti itu fisik juga kan Bangkok hahahaha sederhana dan
85
tau sendiri panarub mah kalo yang bagus fisiknya menarik
86
bagus mah pasti masuk aja.
87
Pas itu mas mendiskusikan atau menta
88
pertimbangan oranglain gak?
89
Iya betul, yang saya ajak diskusi pas saya Subjek menemui
90
mau nikah lagi itu ya itu ada si Jarwo Amin beberapa tokoh
91
didaerah saya Jarwo itu mandor saya kan masyarakat untuk
92
kebetulan staff di desa juga kan, nahh kerja di mendiskusikan
93
desa lah saya saya dengan pak Jarwo dengan masalahnya
Meninjau
94
pak RT lanjutnya saya diskusi dengan itu apa (keinginan
Alternatif
95
saya pantes enggak buat poligami terus buat poligami),
96
menjalani kehidupan karena kan ibaratnya termasuk masalah
97
kalo kita buka Pos 2 kan kita pastinya ekonomi jika
98
antisipasi masalah ekonomi juga kan begitu dirinya poligami
kita
menjalin
hubungan
kalau menikahi FW dan
(81-86)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 99
hehehehe kalo belum kuat ngapain dipaksain (94-98)
100 kan gitu lanjtnya saya setelah sharing sharing 101 udah jalanin dulu aja nanti berumahtangga 102 menikah ok menikah lanjutnya gua waliin lu 103 menikah sama si FW itu dan saya saat itu 104 alhamdulilah ada kecocokan sampai sekarang 105 udah saya jalanin 106 Selain itu ada lagi? 107 Ada itu si RT ojang si RT sama istrinya itu 108 dulu sama saya enam mata soalnya dulu soal 109 bawa uang seserahan istri RT juga terlibat ya 110 buat bawa uang seserahan lah gitu 111 Kok yang dipilih orang-orang itu tadi emang 112 kenapa mas? 113 Ya karena dari beberapa kawan dan beberapa 114 teman
yang saya lihat atau saya pandang
115 cuma dia orang ini yang bisa saya percaya 116 waktu dulu itu, kan saya kan sudah punya istri Responden hanya
Meninjau
117 kan kalo ibaratnya orang ini kita percaya ee meminta pendapat
Alternatif
118 intinya kao orang ini yang kita percaya itu pada orang yang 119 boceng atau keluar omongan keluar omongan dipercaya karena 120 ke yang lain otomatis kan ketauan,
responden tidak
121 Kalo sama keluarga mas?
ingin istrinya tau
122 Kalo sebelum menikah sih saya sudah sharing jika dirinya akan 123 udah bicara juga cuma dengan adik saya adik poligami (114-120) 124 saya kan kerja di tiga raksa saya bicara 125 dengan dia sempet dia bicara kakak kalau 126 kira-kira belum kuat nggak usah poligami 127 masalahnya kenapa nanti kaka juga yang 128 pusing apalagi kalo kata adik saya kan kalo 129 PNS nggak boleh berpoligami kalo bisa mah 130 udah
sempet
saya
disaranin
jangan Responden pernah
131 berpoligami gitu, tapi namanya ya kita udah disarankan untuk
Mempertimbang kan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 132 ada rasa dengan si perempuan itu otomatis tidak poligami 133 kan keinginan kita ini nggak bisa dicegah lagi namun subjek tidak 134 hehehehehe 135 Lalu
kalau
menghiraukan mas
menilai
tanggapan- (130-134)
136 tanggapan orang-orang itu gimana mas? 137 Ya kalo tanggapan saya sih yak arena diakan 138 melihat saya kan sebenernya tipenya nggak 139 terlalu macem-macem makanya orang kan Subjek mendapat
Meninjau
140 tanggapannya positif ya karenakan yaudah di dukungan orang-
Alternatif
141 kalo lo mau nikah lagi silahkan gua bantu tapi orang sekitar 142 dalam catatan jangan isinya istri tua sama istri subjek untuk 143 muda rebut mulu ya ntarkan takutnya poligami asalkan 144 imbasnya ke mereka orang-orang itu tapi setelah poligami 145 tanggapannya si positif mau membatu saya tidak seringg 146 lah intnya seperti itu mau bantu saya nikah terlibat konflik 147 lagi
(139-147)
148 Kok dulu nggak minta pertimbangan orang 149 yang lebih dekat mas? Kaya orangtua atau 150 istri pertama mungkin 151 Waduh, itu namanya kalo kaya kata orang 152 betawi lalet nyari ke gebuk hehehehe 153 perempuan
mana
masa
yang
mau Responden merasa
Menilai Masalah
154 mengijinkan suaminya menikah lagi yang ada istrinya tidak akan 155 bukannya kita diijinin yang ada golok atau mengijinkan 156 pacul lari ke kepala kan seperti itu
dirinya untuk
157 Berarti penilaian mas dulu ke istri?
poligami (153-156)
158 Iya jelas dulu nggak mengijinkan menolak dia (158) 159 Kaitannya dengan penolakan itu mas lalu 160 gimana? 161 Yang namanya laki laki ya, walau orang tua 162 sama istri menolak namanya laki laki kan ya 163 bisa menutupi kan seperti itu , intinya yang Responden tetap
Mempertimbang
164 penting kan saya punya keinginan saya mau ingin menikah dan
kan Komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 165 menikah dulu dengan si perempuan itu, jika ada masalah 166 setelah menikah nanti kan apa kejadiannya akan 167 kan nanti saya akan pikul sendiri seperti itu,
ditanggungnya
168 Dulu emang pertimbangannya yang dari sendiri (161-167) 169 dalam diri mas sendiri apa mas? 170 Ee, gini
ya kalo
yang namanya kita
171 berpoligami keinginan saya tu karena saya 172 ada rasa kasian terus juga ada rasa ini nih Selain merasa 173 anak ini rencana saya kan saya ada niatan kasihan, responden 174 untuk membahagiakan dia membahagiakan juga ingin
Menimbang
175 orangtuanya seperti itu dikarenakan kan dia membahagiakan
Alternatif
176 anak yatim saya kan juga ada keinginan kalo FW dan orangtua 177 seumpama dia ini berumahtangga saya ada FW setelah 178 milik rejeki saya lancar insyaallah saya menikah jika 179 bahagiakan tapi kalo saya bermahtangga sama keadaan 180 dia ternyata usaha saya begini begini aja ya ekonominya lancar 181 berarti ya gimana kan ya yang namanya jodoh (172-182) 182 kita nggak bisa maksain 183 Emang dulu tanggapannya orangtua istri 184 kedua kaya gimana mas? 185 Kalo dia sih begini kalo namanya dia ya udah 186 tua sih orangnya kisaran umur tujuhpuluhan 187 tahun lah dia sih tanggapannya begini karena 188 si anak itu kan anak terakhir anak bontot lah 189 kata orang betawi mah, jadi ya keinginan 190 anaknya itu, ya mau gimana sedangkan si 191 orangtua kan tinggal sebelah doang tiggal 192 perempuan, dia juga melihat saya ini ada rasa 193 kayanya orang ini bertanggungjawab untuk 194 jadi suami anak saya seperti itu padahal itu ya 195 namanya orang hehehehe, pandangan si 196 ibunya itu orangtuanya itu selanjutnya kalo 197 saya bicara dengan orangtuanya kan enak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 198 enak aja karena kan dia menyetujui sudah 199 setujulah itungannya dengan saya 200 Emang dulu lengkapnya gimanana mas soal 201 yang mendukung dan menghalangi? 202 Kalo yang mendukung itu ya itu istrinya 203 kawan saya, yang ngenalin saya tadi itu dia 204 yang mendukung soalnya dari sisi lain juga 205 kalo saya jalan dengan istri saya yang kedua 206 tadi itu kayanya bisa dibilang cocok pas gitu 207 katanya serasi lah katanya kalo mau yang 208 dulu menghalangi ya dari keluarga istri saya 209 dari istri saya sendiri yang menghalangi 210 Kalo yang dari dalam diri mas sendiri? 211 Ya saya dari sisi lain kan begini namanya 212 saya kan orang tua anggaplah saya kan udah Responden merasa
Menimbang
213 punya anak jadi kan saya udah jadi orangtua berat untuk
Alternatif
214 atau seorang ayah gitu itu emang dalam diri poligami karena 215 saya rasanya berat karena ada seorang anak sudah memiliki 216 dari dalam diri saya sendiri anggaplah dari anak (212-218) 217 hati
yang dalam itu yang berat anak Responden
218 berpoliami itu yang berat anak lanjutnya ya poligami karena 219 namanya ada keinginan membeludak dan ada ada keinginan yang 220 orang
sekitar
yang
mendukung
maka besar dan merasa
221 terjadilah pernikahan poligami itu
ada dukungan (218-
222 Ohh jadi kaya dilemma juga ya mas, 221) 223 menghadapinya ?
Mempertimbang
224 Iya dilemma mas , jadi saya sempet itu ya jam
kan Komitmen
225 berapa gitu jam setenah tiga saya sampe Responden sholat 226 sholat dhuha intinya an saya mau mengarungi ketika menghadapi 227 kehidupan rumah tangga ini antara lain kan dilema saat hendak 228 saya disisi lain saya udah punya istri dengan memutuskan untuk 229 anak disisi lain kan otomatis saya mau poligami (225-233) 230 berumah tangga lagi dari nol lagi sama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 231 baru ini saya merasa dilemma itu sampai saya 232 sholat tahajud mas,apa ini jalan kehidupan 233 saya ini harus poligami kawin lagi tapi didiri 234 saya itu ya itu saya ingin ibaratnya intinya 235 gimana ya poligami tu sebenernya hanya ini Saat ini responden
Keadaan
setelah
236 sesaat tapi ya betul yang saya rasain sekarang merasa menyesal
pengambilan
237 mah betul ada mah penyesalan gitu hehe, poligami (235-237)
keputusan
238 hanya gimana ya hanya ini sesaat setiap (246-248) 239 berpoligami itu namanya setiap laki laki wah Subjek merasa 240 gua
pengen
kawin
lagi
pengen setiap laki-laki
241 berumahtangga lagi apalagi ini ceweknya akan poligami jika
Menimbang Alternatif
242 montok bahenol kayanya bagus nih dibawa bertemu wanita 243 kemana-mana dibawa kemana mana nggak yang menarik (240245 mau maluin padahal kan kalo udah kita 245) 246 jalanin ya saya udah jalannin sekitaran satu 247 tahun lebih lah sama istri kedua yah ada sih 248 betul penyesalan gitu 249 Tapi sebelum sebelumnya mas? 250 Belum
itu
mah
sesudah
poligami
251 penyesalannya yang sekarang saya jalani itu 252 mah,
sebernya
253 sebenernya
saya
perasaan kadang
saya ada
ini
nih
keinginan Responden ingin
254 mulangin istri kedua ini ke orangtuanya lagi berpisah dengan 255 masalahnya
dia
ini
tuntutannya
udah istri ke duanya
256 melampaui banyak tuntutan dia untuk saya ini karena menuntut 257 banyak antara lain ya itu ekonomi dia mah banyak hal, salah 258 kasarnya cuma mau enaknya aja kan, yah satunya ekonomi 259 namanya dia kan istri kedua terus yang kedua (253-258) 260 masalah waktu ya namanaya saya juga punya Istri kedua 261 istri lain punya anak juga kan harus bagi responden selalu 262 waktu dengan istri tua saya tapi sementara ini ingin ditemani, 263 dia pingin keseluruhan waktu ini selama sehingga responden Keadaan 264 seminggu satu bulan ini kepada dia itu merasa kesulitan
setelah
pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 265 kemana mana pinginnya sama dia tidur juga membagi waktu
keputusan
266 pinginnya bareng saya dia terus belanja juga untuk istri pertama 267 apalagi di waktu libur seperti itu jadi kan saya dan anaknya (260268 disisi lain padahal punya anak istri begitu 269) 269 hehehehe. 270 Emang dulu yang bikin yakin mas buat 271 poligami apa mas? 272 Ya itu yang saya bilang keyakinan ya Cuma 273 keyakinan sesaat sebetulnya kalo intinya mah 274 kita bilang kayanya wah gua pengen poligami 275 sama dia gua pengen hidup gua tenang Keadaan responden 276 pengen punya apa-apa dulu kan dia ada juga setelah poligami 277 kan walaupun dia sederhana anggaplah ternyata tidak 278 peninggalan orangtuanya ini dia ada gitu sesuai dengan 279 hartanya jadinya intinya kan saya pengen harapan (275-283) 280 usaha buka usaha apa punya modal gitu 281 setelah kita jalainin bener dia orang kan 282 punya keluarga punya kakak punya apa 283 ternyata dari angan-angan saya nol, 284 Kalo sekarang dampaknya mas karena 285 poligami apa aja mas? 286 Banyak mah dampaknya mulai dari keretakan Responden
Keadaan
setelah
287 eh maksudnya kalau saya tidak sabar dengan bersikap sabar agar
pengambilan
288 kehidupan saya sehari hari ini khususnya tidak terjadi
keputusan
289 dengan istri tua saya gitu istri saya yang perceraian dengan 290 pertama,
otomatis
kan
pasti
timbulnya istri pertama (287-
291 perceraian cuma kan saya ambil hikmahnya 291) 292 aja masalahnya kan setiap manusia bikin api Responden merasa 293 bikin bara otomatis kan harus siap terbakar semua masalah
Bersiap menerima
294 kan gitu ya jadi saya ambil hikmahnya saya yang muncul harus
feedback
295 yang membakar saya yang membuat api diterimanya (286296 otomatis saya yang membuat masalah saya 297) 297 harus siap menerima ya intinya kedua belah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 298 pihak ini seperti istri tua istri muda kan 299 intinya pengennya pertengkaran terus cuman Responden
Keadaan
setelah
300 kan saya mereka menggebu gebu pengen berusaha
pengambilan
301 bertengkar terus saya yang mendinginkan meredakan konflik
keputusan
302 kalo enggak saya tinggal seperti itu kalo saya yang terjadi antara 303 sama-sama keras ya itu ya udah timbunya istri pertama dan 304 rebut
ama
pertengkaran
mulu
dalam kedua (FW) (297-
305 rumahtangga emang yang menyabari saya 310) 306 kebetulan kalo saya timpalin kan yang 307 namanya
perempuankan
mulutnya
dua
308 hahaha, kalo saya timpalin yaudah jangankan 309 itu mulut apa ini itu piring ama gelas juga 310 bisa pada pecah 311 Kalo orang-orang sekitarnya mas emang 312 pada gimana ? 313 Mereka
sih
kasih
respon
positif
ya
314 masalahnya saya kan yang udah terjadi 315 pernikahan poligami seperti ini responnya 316 positif masalahnya ketika rumahtangga pun 317 nggak ada pertengkaran nggak ada keributan 318 Cuma sekarang-sekarang ini aja saya pas saya Responden sering
Keadaan
setelah
319 poligami ama istri tua juga rebut saya sama ribut dengan kedua
pengambilan
320 istri muda juga kadang baru pulang ke sana istrinya (318-321)
keputusan
321 juga udah diprengutin rebut juga, tapi kalo 322 orang sekitar mah nggak ada respon negative 323 mereka respon positif semua yang penting 324 kan elu bisa elu jalanin elu nggak bisa 325 terserah elu, 326 Kalo gitu mas menyikapinya gimana? 327 Pergaulan itu kan saya sehari-hari kalo 328 menyikapinya ya namanya saya di desa juga Keputusan 329 kerja jadi positif masalahnya gimana ya dia- responden untuk
Bersiap menerima
330 dia orang itu kan juga orang-orang tempat poligami mendapat
feedback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 331 saya bergaul itu juga orang orang yang tanggapan positif 332 berpoligami semua bukan saya doang, kalo karena beberapa 333 gitu mah dulu jejak rosul juga dia pun gitu orang dilingkungan 334 saya pun juga mengikuti jejak dia jadi apalagi nya juga pelaku 335 yang namanya mandor, jarwo, juru tulis, staff poligami (322-323) 336 desa, otomatis kan poligami lurah juga (328-337) 337 poligami nah lurahnya aja poligami 338 Pernah ada respon negatif mas? 339 Ya ada pernah ya namanya orang rumah 340 tangga pas ribut gitu, entah dari istri entah 341 dari anak, kalo kita berumah tangga kan ada 342 anak, kadang anak tu bandel nggak mandi aja 343 kita suruh mandi awalnya nih ya bandel terus 344 kita nyap nyep gini istri kita nyautin terus kan 345 kita
ribut
346 permasalahannya
tuh sepele
sebetulnya terus
kan
kemudian Seringkali istri
347 ributnya lari ke permasalahan kita terus yang pertama 348 pertama biasanya bilang emang sekarang mempermasalahkan 349 udah berubah udah punya istri lagi ya itu kan responden yang 350 yang bikin kadang orang sekitar bilang noh si telah poligami
Bersiap menerima
351 itu ribut mulu tapi kita menyikapinya ya kan (345-349)
feedback
352 yang menjalani rumah tangga itu kan kita Responden merasa 353 orang ada sih ya namanya manusia ya atau ada respon negatif 354 tetangga ya pasti ada yang menyikapi negatif dari orang sekitar 355 tu pasti ada baru kaya segitu aja baru punya ketika ada konflik 356 harta segitu aja udah kawin lagi ngomong (349-356) 357 kasarnya seperti itu, ada ya ada 358 Tadi kan mas sempet bilang yang berat itu 359 anak, emang gimana mas? 360 Itu iya bener takutnya ini dia mengikuti jejak Subjek tidak ingin
Menimbang
361 saya, saya kan ayah saya juga berpoligami anaknya poligami
Alternatif
362 takutnya antisipasi saya seperti itu ya seperti subjek (360363 alamdulilahnya anak saya ini laki-laki Cuma 368)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 364 saya ada pikirannya ntar alo anak ini udah 365 dewasa saya pun sebetulnya punya keturunan 366 dari
orangtua
dari
kakek
nenek
saya
saya
bapak
saya
367 berpoligami
orangtua
368 berpoligami
mangkanya
saya
takutnya
369 efeksnya kesitu 370 Pernikahan mas ini kan siri ya? Emang 371 kenapa mas? 372 Jadi kan begini kalo saya kan tetangga 373 kampong dia kan satu kecamatan yang 374 namanya satu kecamatan itu kan KUAnya Pernikahan siri
Mempertimbang
375 satu disamping kecamatan kalo saya itu dipilih subjek agar
kan komitmen
376 dikecamatan datanya ada dua otomatis kan tidak ada ancaman 377 nggak bisa apa artinya nggak bisa di data dan tuntutan jika 378 Negara itu pernikahan saya dua kali jadi bercerai (374-387) 379 takutnya
kan
berarti
bermasalah
yaitu
380 makanya saya pilih pernikah siri jadi intinya 381 pernikahan siri itu seandainya saya mau 382 bercerai pun tidak ada tuntutan tidak ada 383 ancaman
apa-apa
kalo
yang
namanya
384 berpoligami atau menikah di KUA kalo 385 enggak di pemerintahan kan otomatis saya 386 punya surat nikah misalnya saya mau cerai 387 pun
malah
jadi
boomerang
buat
saya
388 hehehehe 389 Mas tadi awalnya kenapa sih nyembunyiin 390 dari istri pertama? 391 Ya namanya kita kan berpoligami jarang 292 bukan jarang lagi mungkin Cuma satu dua 393 yang mengijinkan buat berumah tangga lagi 394 khususnya ya kawin lagi gitu ya kasarnya itu 395 seribu satu orang kali ya yang bisa ngijinin 396 kaya gitu kalo saya terus minta ijin sama istri Jika responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 397 otomatis
kan
istri
mana
yang
mau meminta ijin untuk
398 mengijinkan yang ada juga nanti dia malah poligami pada istri 399 yang minta cerai duluan sebelum saya jadi pertamanya maka
Menilai Masalah
400 pernikahan yang sekarang ini kan seperti itu istrinya justru 401 hehehehe anggap kalu kaya orang betawi tu meminta cerai 402 lalet nyari ke gebuk berarti kan lu mau bkin (396-399) 403 masalah sebelum jadi bikin masalah udah 404 dimasalahin duluan ya itu ngomong kasarnya 405 Kalo dulu pikiran mas soal keluarga yang 406 pertama gimana sih mas? 407 Iya gini kan yang pasti untuk istri dan anak Subjek merasa istri 408 saya ini kan pasti jadi untuk istri ini pasti ada dan anaknya 409 kekecewaan atau ibaratnya ngambek itu juga kecewa (407-409) 410 udah pasti saya dari anak saya pun walau 411 anak saya masih kecil ini siapa sih yang mau Subjek khawatir 412 ayahnya kawin lagi kan masalahnya seperti jika anaknya 413 itu pasti saya ada pikiran kesitu walaupun mendengar sesuatu 414 anak saya masih kecil masih sekolah SD kelas yang negatif 415 2 kan udah ngerti kenapa sih ayah nggak tentang dirinya 416 pulang pulang dan pasti ada omongan dari (410-420) 417 luar ini ayah lo kawin lagi gini gini, takutnya 418 nanti ini yang negatif masuk ke otak dia itu 419 yang jadi pikiran saya ke anak sama istri yang
Keadaan
420 pertama
pengambilan
421 Kalo sekarang sama dulu pas masih istri satu
keputusan
422 perbedaannya apa mas? 423 Ya kalo perbedaannya baru istri satu itu ya 424 walaupun berumah tangga itu biasa biasa aja 425 maksudnya itu ahh suami saya nggak kawin Setelah poligami 426 lagi nggak cari perempuan lagi makanya subjek merasa 427 nggak di perhatiin jadi ga masalah awalnya diperhatikan oleh 428 pun saya itu sebelum berpoligami makan itu kedua istrinya 429 saya nyari sendiri ya, ya yang namanya punya (425-433)
setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 430 warung, kan istri saya yang pertama buka 431 warung jadi kadang saya makannya indomie 432 terus tapi setelah saya berpoligami ini dua 433 duanya memperhatikan saya entah makannya 434 pakaiannya penampilannya kehiduan saya, 435 kadang juga nanya udah minum obat belum 436 kadang begitu udah makan udah ngopi usah 437 sarapan belum itu sampai sangat diperhatikan 438 dulunya
sebelum
saya
poligami
nggak
439 diperhatikan, saya mau minum mau ngopi 440 juga nyeduh sendiri makan pun saya ngambil 441 sendiri
itulah
perbedaannya
lebih
442 diperhatikan lah, 443 Dulu yang bikin istri keduannya mau apa sih 444 mas? 445 Ini kali ya dia kan ngeliat saya sabar dari saya 446 bicara terus juga dari tingkah laku saya sehari 447 hari terus kedua juga pasti dia kan juga Tanya 448 e temennya istri saya yang kedua yag 449 ngenalin saya karakter dia di kerjaan seperti 450 apa seperti apa lanjutnya kan yang masuk ke 451 dia kan positif semua jadi kan mungkin dia 452 mulai ada feeling buat mikir yang kaya gini 453 yang dia cari buat berumah tangga jadi 454 timbulnya kan positif dia mlihat saya karena 455 kan yang masuk ini omongan positif terus ke 456 otak dia seperti itu makanya kan kalo kadang 457 beginikalo yang namanya istri muda kalo 458 asupan pembicaraannya itu positif pasti 459 masuknya ke kita positif nah kalo yang 460 masuknya itu negatf kaya dia tu orangnya 461 suka mabok kan pasti tanggapannya negatif 462 ahh nggak mau lah berumah ytangga sam dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 463 ntar yang ada dia nyusahin mulu makannya 464 dia kan timbulnya positif denagn saya 465 akhirnya rasa cinta yang timbul, 466 Kalo yang bikin nggak enak ati ada mas? 467 Pengalaman berat sih ya itu saya bermah 468 tangga sekarang ini pengalaman berat yang Responden 469 saya alami itu ya ini si istri muda ini menganggap 470 pengennya dalam satu minggu itu saya selalu kesulitan membagi 471 ada dirumah dia sedangkan saya punya waktu antara kedua 472 kerjaan dan dirumah juga masih punya istri istri, anak dan 473 sama punya anak punya warung jaga warung pekerjaannya 474 tapi dia ini pengennya seluruh waktu saya adalah pengalaman
Keadaan
setelah
475 tertumpah untuk dia itu rasa berat saya yang berat (468-
pengambilan
476 apalagi kalo saya mau kerumah dia tuh 473)
keputusan
477 misalnya kan malam kamis malam minggu 478 nih kerumah dia terus kadang anak nggak Anak seringkali 479 mau di tinggal kadang ank saya juga ada rasa membuat 480 gimana ya kalo hati mah ada rasa gimana responden merasa 481 seumpama mau di tinggal anggaplah jalan berat untuk pergi 482 belagu lah ke rumah istri muda dia ka nada kerumah istri ke 2 483 rasa nggak ngijinin dia kan pengen main (475-486) 484 pengen
di
gendong-gendong
penegen
485 diboncengin naik motor muter muter itu yang 486 rasa berat saya kadang saya akirnya lupa ke 487 rumah dia terus besoknya dia nbgambek 488 marah itu yang biasanya bikin nggak enak ati 489 bikin berat istri sama anak yang dirumah, 490 Kalo pas kaya gitu perasaannya gimana 491 mas? 492 Iya rasanya tu saya ada rasa ingin bercerai Responden
Keadaan
493 begitu dengan istri yang mudajadi saya seringkali bercerai
pengambilan
494 pengen kehidupan normal lagi seperti semula dengan istri ke 2
keputusan
495 ya cuma kan itu yang saya pikirkan dia mau agar hidupnya
setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 496 nerima enggak, pengennya saya serahin lagi kembali normal 497 sama
orangtuanya
mau
nerima
enggak (492-494)
498 hehehehe, 499 Ohh jadi kadang ada rasa menyesal ya mas? 500 Iya betul, betul itu jadi kalo yang saya bilang 501 tadi intinya kita nafsu sesaat setelah kita Responden merasa
Keadaan
setelah
502 menjalani atau mengalami setap hari yang ada poligami hanya
pengambilan
503 cuma terasanya itu penyesalan karena cuma nafsu sesaat yang
keputusan
504 sesaat dulu, tapi ya namanya hubungannya disesalinya (500505 nafsu dengan hubungan intim, Cuma ya kita 505) 506 balik lagi aja namanya tu anak sampe 507 segitunya kalo kita mau tinggal apalagi ini nih 508 malam minggu kita mau tinggal dia nih ada 509 rasa gimana gitu terus kata dia papa jangan 510 kemana-mana papa ini ama ebi aja di sini ebi 511 nggak ada temennya padahal ada mamanya 512 ya ebi kangen disini aja papa kan kadang saya 513 juga jarang dirumah kalo pas libur saya juga 514 kadang bantuin ngukur tanah, bisnis juga jual 515 beli tanah makanya jarang dirumah makanya 516 anak dirumah gitu, sebetulnya kalo masalah 517 servis mah hubungan intim dia bagus karena 518 dia Bangkok orang dia sama saya segini 519 Itu dulu kan istri teman mas kan sudah tau 520 kalau mas punya istri tapi kok malah Karena sering 521 mengenalkan mas dengan wanita lain kenapa curhat maka 521 mas?
responden
522 Awalnya itu jadi emang saya sama kawan itu dikenalkan dengan 523 sering
curhat
masalah
rumah
tangga, FW oleh istri teman
524 lanjutnya saya kenal sama istrinya, eh entah responden (523525 kenapa istrinya ini menawakan perempuan 525) 526 yaitu istri kedua ini, ya dulu istilahnya saya 527 juga pengen cari penghiburan karena pas itu Responden
Keadaan sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 528 saya sering ada masalah dengan istri, mengenal FW
pengambilan
529 kemudian saya mau dan lanjutnya saya diajak untuk hiburan
keputusan
530 ketemu setelah ketemuan eh ternyata dia ada karena responden 531 respon sama saya
sering bermasalah
532 Memang dulu kenapa sering curhat mas?
dengan istrinya
533 Ya begini masalah rumah tangga kadang cek- (526-529) 534 cok, terus dia ini kalo ribut malah pulang ke Responden merasa 535 orangtuanya, jadi misalkan ada masalah kan kurang komunikasi 536 harusnya dibicarain
berdua dicari jalan dengan istri
537 keluarnya dia mah enggak malah pulang ke pertamanya saat 538 orangtuanya, akhirnya yang saya nggak suka terjadi konflik dan 539 itu, ya ibaratnya istri saya ini kurang hal ini membuat 540 komunikasi sama saya gitu 541 Oh
iya
dulu
yang
responden sering
membuat
mas
ini curhat dengan
542 mennyembunyikan perniakahan pertamanya teman (534-540) 543 karena apa mas?
Responden
544 Ya itu kalo kita ketauan yang ada abis merahasiakan
Menimbang
545 digebukin istri tua, kalo saya ketakutannya ya pernikahan
Alternatif
546 itu ribut besar, resikonya besar, takut masalah keduanya karena 547 sama mertua orangtuanya dia takut sama takut timbul konflik 548 kakaknya
saudaranya.
Tapi
sekarang besar dengan istri
549 alhamdulilah sedikit-sedikit saya ngobrol pertama dan 550 saya bicara istri pertama ini mau nerima.
keluaga istri pertamanya (544550)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN RESPONDEN WR
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 INFORMED CONSENT Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul : Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit. Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini. Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden
(.................)
Peneliti
(Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 No
Verbatim
1
Langsung
2
diceritakan
3
dengan istri kedua ini seperti apa?
4
Kalo awal ketemu sebenernya dari kerja, Responden mengenal
mengambil
5
jadi kan istri saya yang pertama belum SC sebagai pelarian
keputusan
6
bisa
7
sekarang udah nikah 4 tahun. Istilahnya SC menerima
8
saya juga Cuma cari buat pelarian aja, keadaan responden
9
kenal ngajak jalan sama istri ke dua ini, yang sudah beristri
10
tapi saya jujur sama dia, saya udah punya (10-13)
11
istri tapi dia nggak bisa ngasih keturunan Awalnya responden
12
akhirnya dia bisa terima saya apa adanya tidak berniat menjalin
13
dia sayang banget sama saya. Tapi saya hubungan serius
14
ngeliat dia kasihan juga, saya ngeliat dia namun karena SC
15
ini anak yang bener karena awalnya saya menyayanginya maka
16
tujuannya kan nggak bener tujuannya kan responden ingin
17
pengen main-main aja tapi dia udah menikahi SC (13-19)
18
sayang banget sama saya jadi yaudah apa Responden berharap
19
saya nikahin siri aja gitu
20
Emang yang bikin tertarik dulu apa sih mendapat perhatian,
21
mas?
22
Perhatian, kasih sayang yang nggak saya keturunan (22-24)
23
dapet dari istri yang kedua saya juga Responden
24
berharap dia bisa ngasih saya keturunan
menganggap tujuan
25
Oo, jadi soal keturunan ya mas?
menikah adalah untuk
26
Iya soalnya kan kita nikah tujuannya memiliki keturunan
27
mempunyai keturunan, selain itu ada (26-27)
28
kekosongan juga, jadi tujuannya saya cari Responden ingin
29
uang itu untuk apa sih kalo Cuma buat mencari uang untuk
30
istri saya aja kan toh istri saya kerja, yang anak (28-32)
31
kedua ini juga kerja cuma kan tujuan saya
32
satu untuk anak, itu aja alas an utama saya
kasih
Kode saja awal
saya
mas mula
mungkin mas
keturunan
Kategori
bisa Istri responden tidak ketemu mampu memberi keturunan (5-7)
Keadaan awal sebelum
sampai (7-9)
Menilai masalah
Menilai Masalah
poligami mebuatnya
kasih sayang dan
Menilai Masalah
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 33
Setelah itu yang dirasakan mas?
34
Yang dirasakan dulu lupa sama istri dengan istri pertama
35
pertama mas, kaya pacaran baru lagi jadi setelah mengenal SC
36
bener-bener sumringah lah liat dia, kalo (34-38)
37
istri pertama mah udah nggak begini Responden menjadi
Keadaan awal
38
respek sama dia
tidak respect dengan
sebelum
39
Nggak respek gimana mas?
istri pertama karena
mengambil
40
Satu dia kerja super sibuk juga kadang sering ditolak untuk
41
waktu buat saya juga nggak ada saya berhubungan intim
42
ngajak dia buat hubungan aja dia nolak karena kelelahan
43
katanya
44
koreksian
45
banyak alesan padahal kan harusnya istri istrinya bersalah
46
kalo suami minta kan harus dikasih itu karena tidak
47
dari situ saya berpikir aduh istri saya memenuhi
48
nggak bener nih kalo begini saya kan laki- permintaannya (45-
49
laki
49)
50
Lalu yang dilakukan mas?
Responden tidak lagi
51
Yang dilakukan sih diem-diem saya udah merahasiakan
52
nikah lagi Cuma lama-lama karena istri pernikahan keduanya, Mempertimbangk
53
kedua udah hasil jadi saya bilang apa setelah mendapat
54
adanya sama istri pertama saya cerita keturunan, dan hal ini
55
awalnya kenal dia, kesan saya sama dia, membuat istri
56
akhirnya
57
mengerti kekurangannya dia menerima
58
Waktu itu mas cerita sama orang lain keputusannya (51-57)
59
nggak mas?
60
Oh banyak saya cerita sama orangtua apa Responden mendapat
61
adanya, orangtua mendukung juga biarpun dukungan dari
62
itu perbuatan jelek tapi kan tujuanya bener orangtua dan sahabat
Meninjau
63
istilahnya kan orangtua juga pengen karena tujuannya
Alternatif
64
punya cucu emang saya dua tahun tiga poligami untuk
65
tahun itu udah ditanyain terus kapan sih mendapat keturunan
capek banyak
karena
katanya
abis
punyak
istri
Responden lupa
keputusan
ujian, bekerja(40-44)
anak-anak, Responden merasa
pertama
an komitmen
saya pertama responden menjadi menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 66
bisa momong cucu dari situ saya critain dinilai benar (61-69)
67
juga saya udah dapet lagi yang baru saya Pernikahan keduanya
68
minta restunya aja sama temen-temen dirahasiakan pada
69
sama sahabat saya cerita, tapi kalo sama istri pertama dan
70
istri dan keluarga istri saya nggak cerita keluarga istri pertama
Mempertimbangk
71
dulu saya ada bukti saya dapet keturunan sampai mendapat
an komitmen
72
dari yang kedua ini saya baru cerita
keturunan dari istri
73
Yang bikin mas nggak cerita apa mas?
kedua(69-72)
74
Satu itu intinya kan hal yang kurang baik Responden menilai
75
ya, kalau untuk selingkuh lah ibaratnya pologami adalah hal
76
Cuma saya pengen nunjukin benernya yang kurang baik
77
saya yaitu hasil saya punya anak, dari situ namun akan menjadi
Menimbang
78
kan makanya istri saya bisa terima karena hal benar jika dirinya
Alternatif
79
dia si istri pertama ini ada kekurangan berhasil mendapat
80
kurangnya dia kan nggak bisa kasih saya keturunan (74-81)
81
keturunan
82
Setelah cerita sama beberapa orang
83
perasaannya gimana mas?
84
Bangga mas, saya punya anak sebab saya Responden merasa
85
kalo ngumpul sama temen-temen ada minder sebelum
86
acara
87
ditanya apa sih pertamabukan harta punya Responden bangga
Keadaan sebelum
88
mobil berapa kan bukan to, yang ditanya setelah memiliki
mengambil
89
lu punya anak berapa itu saya minder keturunan (84-91)
keputusan
90
disitu awalnya, lalu setelah saya punya
Keadaan setelah
91
saya cerita saya bangga
mengambil
92
Dulu emang pertimbangannya apa aja
keputusan
93
mas pas mau poligami?
94
Sebetulnya dulu saya dilemma juga sih, Responden tidak
95
satu saya menghianati pernikahan ya ingin menghianati
96
makanya
97
pertimbangkan lagi mau sampai kapan dengan poligami,
98
saya begini istilahnya saya kerja istri kerja namun responden
nikahan,
reunian,
dilemma,
orang
Cuma
yang memiliki keturunan
saya pernikahannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 99
uang itu untuk apa kalo cuama buat juga ingin segera
100
lewatan aja, harusnya kan itu untuk mendapat keturunan
101
memperjuangkan
102
pertimbangannya disitu saya, sempet juga
103
rebut sama istri buat apa saya capek capek
104
kerja saya kadang juga pengen berhenti
105
cuma saya piker lagi ini mungkin belum
106
waktunya Tuhan ngasih tapi ujung-
107
ujungnya saya jalanin lagi setahun dua
108
tahun tapi hasilnya kaya gitu juga ya saya
109
berontak
110
Yang membuat mas yakin apa mas?
111
Yang buat saya yakin saya udah cek Responden ke Dokter
112
dokter saya normal, masalahnya ada di untuk memastikan
113
istri say, dia kan juga lebih tua dari saya, dirinya atau istri
114
dari situ saya berpikir, saya nggak akan pertamanya yang
115
punya keturunan dari istri saya yang tidak normal, dan
116
pertama dari konsultasi dokter itu katanya ternyata istrinya yang
117
sperma
118
kandungan istri yang agak jaug terus 121)
119
salurannya kecil kata dokter. Dari situ istri
120
saya udah ketakutan aja minta maaf takut
121
saya cari istri lagi
122
Lainnya mas?
123
Satu lagi tu faktor kasih sayang dari istri
124
itu juga rasanya kurang, makanya saya Karena istri pertama
125
cari yang lebih menyayangi saya ee, awal kurang perhatian
126
kenal mah ya Cuma namanya rekan satu maka responden
127
kerja ya makan bareng, ada problem mencari wanita lain
Keadaan sebelum
128
kerjaan kita frustasi bareng jadi ya dari yang lebih
mengambil
129
situ suka dan saya cerita apa adanya sama menyayanginya, yaitu keputusan
130
dia dan dia mau juga, dia malah makin SC (123-131)
131
sayang sama saya
saya
anak
sehat
Cuma
Menilai masalah
nantinya, (94-108)
Menilai masalah
masalah tidak normal (111-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 132
Yang bikin mas memilih istrinya ini apa Responden menikahi
133
sih mas?
134
Itu satu dia saying banget sama saya SCmenyayangi dan
135
kedua dia terima saya apa adanya ketiga menerima responden
Mempertimbangk
136
dia bangga ngenalin saya ke keluarganya
apa adanya, dan
an Komitmen
137
Oo repon keluarganya mas?
bangga pada
138
Ya positif karena kan saya membaur sama responden (134-136)
139
keluarga dia jadi pas di certain saya sudah Responden mendapat
140
menikah kakaknya sama orangtuanya respon positif dari
141
Cuma bilang ya nggak papa kalo jodo kakak dan orangtua
142
mah nggak akan kemana
143
Kalo dulu yang jadi penghalang apa mas?
144
Pengalaman
145
sebenernya, yang menghalangi saya itu poligami akan
146
mas
147
hubungan saya dengan istri saya jadi dan merusak
148
buruk terus sama kakak ipar sama mertua hubungannya dengan
Menimbang
149
takutnya persepsi mereka ke keluarga saya istri pertama dan
alternatif
150
jadi jelek
keluarga istri pertama
151
Pas itu perasaannya gimana mas?
(144-150)
152
Perasaan saya takut saya kan dulu nggak Meski awalnya
153
pernah sama sekali selingkuh-selingkuh merasa takut namun
154
Cuma makin disaring makin disaring karena mendapat
Mempertimbangk
155
cerita sama orang, mereka mendukung dukungan akhirnya
an komitmen
156
semua, jadi mau sampai kapan begini kan responden berani
157
tujuan menikah itu punya keturunan untuk poligami (152-
158
makanya saya makin kuat main berani
159
Ketika sudah memutuskan poligami yang
160
dirasakan apa mas?
161
Yang saya rasakan bingung mas bingung Responden merasa
162
takut
163
waktunya, bingung membagi keuangan pertama tau dirinya
164
nya cuma untungnya saya punya istri poligami (161-162)
takut
istri
SC karena
saya
dosa,
tau,
dulu
SC (138-142)
takut
kedua
bingung
saya
Meninjau alternatif
dosa Responden takut
takut membuatnya berdosa
158)
membagi takut jika istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 165
kedua ini dia bener-bener sayang sama Responden dibantu
166
saya, jadi dia mengerti yaudah dia nyuruh istri keduanya ketika
Keadaan Setelah
167
saya kesana dulu baru nanti diatur-atur bingung membagi
Mengambil
168
waktu saya kesini ketempat dia, cuma waktu dan keuangan
Keputusan
169
walau dia ada perasaan pengen sama saya (162-172)
170
terus tapi kan dia tau keadaan saya yaitu
171
makanya saya bersyukur punya istri kedua
172
yang bener-bener ngerti saya
173
Dulu mengatasi kebingungannya di awal
174
itu gimana mas?
175
Yaitu saya curhat sama dia sama istri saya
176
yang kedua ini gimana kalau dilanjutin
177
terus karena kan takutnya nasi udah
178
menjadi bubur kan, yaudah dia cerita
179
membantu saya begini cari solusi yaudah
180
coba aja dulu sebulan ini kita ketemu kalo
181
dikantor aja kita nggak ketemu diluar
182
kelihatannya
183
suaminya jarang dirumah kan nggak enak responden
184
saya bagi-bagi waktunya untung dia ngerti menanggapi respon
185
banget kalo saya malem nggak ada ya orang sekitar
186
dibilang
187
tetangga-tetangga, bener-bener sayang dia
188
sama saya
189
Itu mas menanggapi hal-hal sepeerti itu
190
gimana ?
191
Nah itu saya sikapi dengan cerita sama Responden jujur pada
192
keluarga
193
dikeluarga dia itu juga nggak buruk agar tidak membuat
194
takutnya kan kawin lagi sama orang lain dirinya dipandang
195
kan buruk banget bahasanya ditetangga buruk (191-199)
Meninjau
196
makanya saya selalu cerita apa adanya
Alternatif
197
pada keluarga dia, jadi dia selalu bantu
punya
kerja
dia,
suami
masuk
supaya
tapi
malem
image
kok Istri kedua membantu
sama (182-188)
Bersiap Menerima feedback
saya keluarga istri kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 198
saya lah biar gak ada persepsi buruk buat
199
saya
200
Kalo dampak akibat mas poligami apa aja
201
mas?
202
Wooo kalo dampak itu bener bener ruwet Setelah poligami
203
sebenernya , bagi waktu, bagi duit, terus responden kesulitan
204
pikiran kita kan kadang ya namanya baru membagi waktu dan
205
nikah lagi pengennya kan sama dia yang keuangan, selain itu
206
baru jadi sama istri pertanma tu makin hubungannya dengan
207
hari makin nggak intens lah jadi istri juga istri pertama juga
Keadaan setelah
208
melai tahu gelagat saya kok nggak pernah menjadi tidak intens
mengambil
209
betah dirumah ya begitulah dilemma lagi (202-210)
keputusan
210
banget sebetulnya
211
Ketika menghadapi itu yang dirasakan
212
apa mas?
213
Ketika menghadapai dilemma itu ya kalo
214
kita bawa enjoy ya susah karena menutupi
215
perasaan susah bagi saya tapi ya saya Memiliki keturunan
216
berpikir kalo udah ada hasil saya akan akan menjadi alasan
217
cerita sama istri saya yang pertama itu aja kuat bagi responden
218
yang terus saya pikirin jadi ini nggak responden untuk jujur
219
salah langkah saya bilang kalo saya kawin pada istri pertamanya
220
lagi dan saya punya keturunan itu kan bahwa dirinya telah
Bersiap Menerima
221
nggak salah langkah tujuannya kan nanti poligami (215-222)
feedback
222
jadi alibi kuat buat alesan ke istri pertama
223
Selain itu mas?
224
Dampak yang lain paling dari istri dimusuhi oleh
225
pertama ama ipar istri pertama ya, keluarga istri pertama
226
dibilang jarang kerumahnya lah istri juga (224-228)
227
sering cerita ke ipar-ipar lah kayanya saya Awalnya responden
228
agak dimusuhin, Sebenernya saya ingin ingin menceraikan
Keadaan setelah
229
menceraikan dia dulu sebab saya nilai istri istri pertamanya
mengambil
230
saya yang pertama itu kurang banget karena kurang
keputusan
Responden merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 231
sayangnya sama saya yang kedua itu mengerti dan
232
justru sangat perhatian ngerti saya gitu menyayanginya jika
233
tujuan saya kan ingin dimengerti juga kan, dibandingkan SC
234
tapi istri pertama gitu cuek dia orangnya (224-235)
Menimbang
235
pengen berontak pengen cerai dulu, cuma Responden menikah
Alternatif
236
kan satu tujuan saya sama dia dulu nikah lagi karena ingin
237
apa sih, kan pengen punya keturunan juga mendapat keturunan
238
makanya saya pertahanin saya jalanin maka responden
239
dulu aja saya diem-diem
240
Setelah poligami perasaannya gimana pernikahan
241
mas?
242
Yang jelas nggak menyesal mas, sebab 239)
243
hasilnya
245
akhirnya saya jadi bapak,
246
Kalo
247
hubungannya?
248
Dia nggak mau tau dia tau saya punya istri keturunan (242-245)
249
lagi tapi dia nggak mau tau urusan saya
Keadaan setelah
250
sama dia yang penting hubungan saya
mengambil
251
sama dia baik baik aja ama keluarganya
keputusan
252
baik-baik aja tapi saya juga pernah
253
bialang sama dia kalo dia punya lelaki lain
254
yang lebih saying dari saya ya silahkan
255
jadi saya nggak berat untuk melepas
256
Mas ini kan katanya tadi punya alasan
257
kuat untuk poligami, tapi kok nggak
258
dinikah resmi kenapa mas?
259
Satu resmi itu surat-suratnya ya agak sulit Responden memilih
260
yang kedua juga itu kan perlu persetujuan menikah siri karena
261
istri pertama dan istri pertama saya nggak tidak meminta
262
akan setuju itu makanya saya cerita apa persetujuan istri
263
adanya sama mertua istri kedua tu pertamanya (259-
264
dibilang jalanin dulu aja siapa tau nanti 262)
mempertahankan
pertamanya (235-
bagus
istri
saya
pertama
seneng
Menimbang Alternatif
sebab Responden tidak menyesali
ke
anak
mas keputusannya karena berhasilmendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 265
jalan
kedepannya
266
nantinya untuk anak juga pasti akan
267
kesulitan, tapi kalo dipikir istri saya yang
268
pertama
269
sih,sekarang makanya taun ini pengennya
270
saya mau menikah resmi dengan istri
271
kedua saya satu anak kan sekarang udah
272
mulai besar kan kasian juga
273
Memangnya dulu penolakannya seperti
274
apa mas?
275
Wa udah kaya perang dunia ke dua itu Responden
276
mas bener itu, jadi bener-bener saya mengalami konflik
277
ditinggal dia berantem rebut gede di ketika istri dan
278
rumah kan, ya tapi saya dengan jantan lah mertuanya tau dirinya
279
istilahnya saya dateng kerumah mertua poligami (275-285)
280
saya certain gini-gini saya takut juga itu,
Keaadaan setelah
281
tapi saya beneran cerita apa adanya saya
pengambilan
282
certain
keputusan
283
pertama ke orangtua dia, itu bener-bener
284
takut saya sebab secara dikeluarga saya
285
track recordnya nggak ada yang poligami Faktor utama yang
286
ya karena ada faktor istri saya yang membuat responden
287
pertama nggak bisa kasih saya keturunan poligami adalah ingin
288
maka ada alasan kuat dan membuat yakin mendapat keturunan
289
dan akhirnya hasilnya ada jadi saya yakin
290
Ketika mengadapi penolakan itu gimana
Mempertimbangk
291
mas?
an komitmen
292
Ya emang perasaan saya ke dia juga uda Saat mengalami
293
rada kurang ya, jadi pas kita berantem konflik dengan istri
294
terus dia pulang juga saya justru makin pertama responden
295
intens ke istri ke dua jadi larinya saya justru semakin intens
296
nggak peduliin dia saya lanjutnya datang dengan istri kedua
297
kedia saya jelasin semua sama keluarga (293-296)
ini
bener
udah
kekurangan
emang
nggak
istri
saya
ini
Mempertimbangk an komitmen
peduli
yang
(286-289)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 298
dia yaudah dia tetep disana dan dengan Dengan berat hati
299
berat hati terima apa adanya cuma intinya akhirnya istri pertama
300
dia bilang jangan ditinggalin dia, satu dia menerima keputusan
301
kan usianya juga udah tua, empat tahun responden dan
Keadaan setelah
302
lebih tua dari istri saya dan yang kedua meminta untuk tidak
poligami
303
kalau istilahnya kawin cerai dikampung meninggalkannya
304
dia itu jadi jelek imagenya makanya dia (296-305)
305
mau
306
makanya
307
memberanikan diri mu menikah resmi
308
dengan istri saya yang kedua
309
Yang bikin takut apa emang mas?
310
Yang bikin takut satu sebenernya biaya
311
sih, ibaratnya kan saya gaji pas-pasan dan
312
menikah itu biayanya nggak sedikit kita
313
juga perlu bikin undangan sebar luas Responden ingin
314
kemana-mana turus jadi omongan juga, menutupi pernikahan
315
makanya saya lebih
316
sesama keluarga aja, agak tertutup dulu dahulu agar tidak ada
317
tapi dibantu sama keluarga dia si istri omongan dari orang
318
kedua dan dijaga agar diluar gak ada lain (315-319)
319
omongan apa-apa
320
Sesudah poligami bedanya apa mas?
321
Bedanya ya saya sekarang seneng ya ada
322
yang perhatiian saya, cari duit buat anak
323
seperti yang saya bilang, istilahnya juga
324
kelakuan saya sekarang lebih focus ke Responden merasa
325
anak gak kaya dulu pas sama istri pertama hidupnya lebih baik
326
belum punya anak pulang kerja main setelah poligami
327
keruma temen jarang dirumah apalagi (321-330)
328
kalo udah ada rebut ada masalah saya
329
larinya judi mabuk lah jadi sekarang judi
330
sama mabuk udah ilang ganti buat anak.
mempertahankan tahun
pernikahannya
ini
saya
mau
suka istilahnya keduanya terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 331
Jadi bener bener perasaan saya seneng
332
sekarang biarpun sekarang punya istri Responden merasa
333
dua, soalnya kalo bicara konflik lebih lebih banyak konflik
Keadaan setelah
334
ketika saya beristri satu sebab dia kan sebelum poligami
poligami
335
cuek dan sekarang dia terima saya apa (331-341)
336
adanya dan sebenernya sama istri pertama
337
sekarang udah kaya sahabat aja jadi temen
338
curhat kalo konflik ya pas dulu punya istri
339
satu itu konflik lebih banyak, sekarang
340
mah lebih baik keadaaannya walau secara
341
materi kurang karena dibagi dua.
342
Yang dimaksud pelarian tadi pelarian
343
dari gimana mas?
344
Ya pelarian karena istri dan mertua mas, Karena tidak suka
345
saya dulu kan tinggal sama mertua. dengan sikap mertua
346
Dulunya
347
Cuma tiga bulan terus nikah, makanya kemudian responden
348
abis nikah baru ketauan ternyata orangnya mencari pelarian
349
posesif banget, keluar malem jam 10 (344-345) (348-353)
350
pulangnya dikunciin gak bisa masuk (356-362)
Keadaan Sebelum
351
rumah saya, padahal saya kan seneng
Pengambilan
352
main orangnya, nggak bisa saya digituin
Keputusan
353
mas, dia ini suka ngatur mas, suka
354
kelewatan yang ngatur keuangan dia kan,
355
saya dijatah tiap hari, jatahnya udah kaya
356
ngasih uang anak SD aja. Saya bangun
357
siang juga sering dimarahin sama mertua,
358
dulu kan saya masih kerja dirumah buka
359
usaha mas jam tujuh belum bangun udah
360
dimarahin aja, katanya ini rumah dia
361
aturan dia, makanya saya pengen cari
362
hiburan cari pelarian gitu mas, akhirnya
363
ini dulunya kan yang kedua ini matan
saya kan kenal istri saya ini dan istri pertamanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 364
temen kerja tapi perhatian gitu sering
365
kontak-kontakan
366
terus yang kedua ini kontak lagi lewat
367
facebook tanya udah punya anak belum,
368
terus saya bilang belum, dari situ mungkin
369
dia merasa kasihan, dia juga bilang pingin
370
bikin aku bahagia, katanya juga saya
371
orang bener nggak banyak cowok kaya
372
saya katanya, tapi saya belum kepikir
373
poligami, saya masih mikir cari hiburan
374
aja tapi eh tau-taunya dia ini kayaknya
375
bener-bener sayang mau nerima saya apa
376
adanya yaudah terus ngalir aja, akhirnya
377
saya bilang saya itu udah punya istri ini
378
gimana terus dia malah bilang mau nerima
379
saya apa adanya
380
Waktu itu yang dirasakan ketika istri
381
divonis kandungannnya tidak normal Saat tau istrinya
382
bagaimana mas?
383
Pas tau istri saya ternyata gak normal itu memberinya
384
perasaan saya nyesel mas, nyesel dalam keturunan, responden
385
artian saya salah nikah, karena tujuan saya menyesali
386
nikah itu kan nggak hanya jadi suami istri pernikahannya (383-
387
tapi juga jadi bapak, saya nyesel mas, 385)
388
karena nggak bisa jadi bapak
389
Kok dulu mas ini nggak menceraikan pernikahannya karena
390
istrinya dulu
391
gimana mas?
392
Awalnya nggak kepikiran mas, tapi seorang bapak (385-
Pengambilan
393
karena ada saran dari beberapa orang 388)
Keputusan
394
temen udah lu poligami aja saya jadi Teman responden
395
tersugesti untuk poligami mas, mereka menyarankan untuk
396
bilang udah lu daripada kagak punya- poligami karena
tidak mampu
Responden menyesali
dan memilih poligami tidak bisa membuatnya menjadi
Keadaan Sebelum Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 397
punya anak mending lu kawin lagi aja cari responden tak
Menilai Masalah
398
sono udah empat taun nunggu juga kan lo
399
Kok tidak menceraikan istrinya dulu keturunan (392-395)
400
kenapa mas?
401
Ya itu mas saya menyesal juga itu ya saya Responden tidak mau
402
kan pinginnya punya anak, ya takut ada mempertaruhkan
403
pertengkaran sebetulnya mas sama dia pernikahan
Menimbang
403
sama orangtuanya, kedua misal saya cerai pertamanya karena
Alternatif
404
dengan istri pertama dulu kan nanti saya pernikahan keduanya
405
ada kekosongan mas, saya nggak mau, juga belum pasti
406
kalau menduda dulu, toh saya saya kan membuahkan
407
juga coba-coba mas, kalo punya anak kan keturunan (403-409)
408
saya nggak salah sama dia, siapa tau bisa
409
punya anak , soalnya kalo didaerah tempat
410
tinggal istri saya yang pertama itu bercerai
411
itu dicap jelek,
kunjung punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN RESPONDEN TT
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 INFORMED CONSENT Pada kesempatan kali ini, saya mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang akan menyelesaikan tugas akhir dengan judul : Proses Pengambilan Keputusan Seorang Suami Untuk Melakukan Poligami Saya hendak memohon kepada saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan seorang suami untuk melakukan poligami. Anda dipilih menjadi responden penelitian karena memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Sehingga nantinya peran anda sebagai responden penelitian, yaitu menjawab beberapa pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan proses pengalaman anda ketika akan memutuskan untuk berpoligami. Proses wawancara nantinya akan menggunakan voice recorder untuk merekam keseluruhan wawancara yang akan dijadikan data dalam penelitian ini. Wawancara akan berlangsung antara 30-60 menit. Namun, peneliti akan menyesuaikan terhadap ketersediaan waktu anda. Wawancara akan dilakukan dimanapun sejauh anda merasa nyaman untuk bercerita. Jika anda merasa tidak nyaman, anda berhak mengundurkan diri sebagai responden dalam penelitian ini. Data wawancara dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti dan dosen pembimbing. Kerahasiaan data dalam wawancara akan terjamin. Nama anda tidak akan dicantumkan dan akan diganti dengan inisial. Anda juga berhak bertanya mengenai penelitian ini sebelum anda berpartisipasi. Tanda tangan anda akan menandakan bahwa anda secara suka rela telah membuat keputusan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Meski begitu keberadaan anda sebagai responden penelitian tidak bersifat terikat.
Responden
(.................)
Peneliti
(Bayu Mahendra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 No
Verbatim
Descriptive Label
Analitical Label
1
Silahkan mas mungkin bisa langsung
2
bercerita
3
Jadi saya bilang nikah lagi itu nggak buat Jika sudah sama-
4
main-main, ibaratnya kalau saya misal ada sama tertarik,
Menimbang
5
cewek yang mau terus saya juga mau responden langsung
Alternatif
6
yaudalah kita nikah aja daripada kita mengajak menikah
7
berbuat yang enggak-enggak jadi saya gitu untuk menghindari
8
bang, gak mau sama kaya orang-orang lah, hal yang tidak-tidak
9
saya mending nikah aja seandainya punya (4-11)
10
duit sejuta dua juta yaudah langsung nikah,
11
tapi nikahnya ya begitu
12
Kalau dulu pertama ketemu istri kedua
13
gimana ceritanya mas?
14
Dulu saya bareng disatu perusahaan saya
15
kenal terus nikah juga nikah dua tahun
16
yang lalu terus yang ketiga ini setahun lalu
17
tapi istri saya yang kedua ini di Indramayu.
18
Tapi saya juga masih sering kontak , saya
19
juga masih sering ke Indramayu. Saya kalu
20
sama istri nggak ada bekasnya mas, uang
21
juga masih lanjut saya kasih, tapi sama
22
yang kedua ini saya nggak punya anak.
23
Kalo awalnya dulu kenapa sih mas ini
24
poligami?
25
Itu dulu sih karena istri pertama saya berselingkuh,
26
selingkuh awalnya sih saya pengennya responden hanya
27
juga bener-bener istri satu buat seumur ingin memiliki satu
28
hidup kan, saya kan dulu kerja pulang istri dan tidak pernah
29
malem mulu, istri pertama kerja juga, terpikir untuk
30
lama-lama kok jadi beda ya namanya poligami (25-28)
31
orang kaya gini kan pasti ketauan juga kan, Setelah tau istrinya
32
setelah saya cek ternyata bener dia pacaran selingkuh, responden
Sebelum istrinya
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 33
lagi sama supir taksi bang, dari situ gua meminta ijin istri
34
bilang sama dia lu bisa begini gua juga pertamanya untuk
35
bisa begini, terus gua bilang kalo gua mau poligami, dan
Menilai Masalah
36
nikah lagi lu boleh enggak, terus dia istrinya
Meninjau
37
ngebolehin, dan dia jadi nggak lanjut sama memperbolehkan
Alternatif
38
si supir taksi itu, itu bang karena dia (30-41)
39
ketauan itu jadi saya sekarang nikah-nikah Responden ingin
40
lagi tapi dulu saya nggak kepikiran buat membalas istrinya
41
nikah lagi sebelum itu
dengan perbuatan
42
Dulu pas itu yang dirasain apa mas?
serupa (34-35)
43
Ya saya sebagai laki mah gini aja, lu boleh
44
selingkuh asal jangan didepan gua, kalo Untuk membalas
45
gua mau bales gua bakal bisa lebih dari perselingkuhan istri
46
elu. Nah setelah itu saya kan kerja dijalan pertama, responden
47
bang, sopir, sering nongkrong diwarung mendekati
48
nah ada perempuan, dia juga udah lama perempuan diwarung
49
nggak sama laki yaudah saya maunya yang sering ia
50
ajakin nikah tapi maunya buat bertahan datangi (44-50)
51
lama kan, tapi selang dua tahun eh saya
52
nikah lagi.
53
Dulu yang bikin tertarik sama yang kedua
54
apa mas?
55
Ya namanya perempuan bisa dibilang kalo
56
cuma buat hubungan kaya gitu (sex) sih
57
sama aja ya, Cuma kan sebenernya beda-
58
beda, yang pertama, kedua ketiga semua
59
beda gaya-gayanya. Orang kawin itu kan
60
sama aja tapi sebenernya beda-beda juga,
61
saya paling seneng mah sama yang
62
ketiga.sekarang mah saya ada calon lagi,
63
makanya saya sering dipanggil jablay, saya Responden poligami
64
kan emang prinsipnya kalo ada perempuan karena menghindari
65
mau sama saya saya juga mau asalkan itu zinah (63-70) (75-
Menilai Masalah
Menilai Masalah
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 66
satu nikah. Saya tapi nggak ada niatan 79)
67
maini perempuan, saya jujur lu mau nikah
68
sama gua penghasilan saya segini istri gua
69
banyak jadi lo harus mau bagi-bagi,
70
soalnya saya nggak mau yang zinah-zinah
71
bang, biar saya kaya begini juga saya
72
belum pernah pergi ke tempat-tempat
73
prostitisi, saya nggak pernah, makanya
74
sering orang bialang lu ini orang jalan tapi
75
nggak tau tempat begituan, soalnya prinsip Jika responden suka
Menimbang
76
saya itu kalo suka sama perempuan lebih dengan seorang
Alternatif
77
baik langsung nikah, gausah jajan biar kata wanita, lebih baik
78
istri banyak tapi itu semua kan milik gua menikahinya (75-77)
79
biar duit abis juga yang penting nikah. Responden lebih
80
Saya ini sebenernya nggak perlu istri memilih punya
81
cantik
82
namanya saya orang kerja pengennya kan jajan (melacur (77-
83
ditanyain kerjanya gimana terus kalo 79)
84
pulang pakaiannya dicuciin, saya sama
85
istri nggak pernah neko neko bang, makan
86
aja saya nggak nuntut, malah saya sering
87
makan diluar, makanya sering orangtua
88
bilang elu sama istri yang tegas tapi saya
89
bilang saya kalo butuh apa tinggal bilang
90
nggak perlu nuntut.
91
Kalo istri kedua ini dulu yang menarik
92
apanya mas?
93
Ya yang kedua itu kalo sama saya awalnya Responden tertarik
94
dulu perhatian, tapi ya saya dulu nikahnya dengan IA (istri
95
tiba-tiba gitu aja sih dia minta saya nikahin kedua) karena
96
yaudah saya cerita saya udah punya istri perhatian dan
97
kan, tapi dia tetep mau sama saya kepeduliannya
98
yaudahlah yang penting nikah jangan terhadap orang
yang
penting
kan
Menilai Masalah
perhatian, banyak istri daripada
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 99
ibaratnya dia sama saya itu zinah sampe disekitar (93-94)
100 dulu saya gade motor juga, awalnya dulu (100-106) 101 saya liat dia itu orangnya peduli sama 102 orang-orang disekitarnya setiapa ada orang 103 kesusahan
dia
nyumbang
saya
dulu
104 pertamanya seneng karena itu jadi dia itu 105 nggak pernah perhitungan kalo ngebantu 106 orang biar tua juga saya seneng, iya bang 107 tua dia, dulu saya kan supir bang dia buka 108 warteg saya sering mangkal disitu terus dia 109 nanyain saya kok mangkalnya disini teus 110 sih mas yak an saya pingin makan gitu Karena merasa suka, 111 saya jawabnya ya kalo sebenernya sih saya responden sering
Menilai Masalah
112 disitu karena ada rasa suka, ya gimana sih mendatangi warung 113 bang namanya laki-laki kalo ada maunya IA (istri kedua) 114 pasti dateng terus, eh nggak taunya lama- (111-114) 115 lama dia ngomong saya juga ngomong Setelah IA
Menilai Masalah
116 saya ngomong suka sama dia tapi saya menyatakan dirinya 117 juga jujur saya bilang punya istri, nggak tertarik, Responden 118 mau bohong saya, yah namanya laki kalo jujur bahwa dirinya 119 udah suka ya apa aja dikorbanin kan sudah memiliki istri 120 yaudah terus saya ngomong ke orangtua (114-119) 121 kalo saya mau kawin lagi, dulu orangtua Saat hendak 122 bilang kalo mereka ngawinin anak cuma menikah kedua kali 123 sekali kalo anak mau kawin lagi mereka responden datang
Meninjau
124 bilang terserah saya pake uang saya orang meminta ijin pada
Alternatif
125 tua udah ngomong gitu yaudah saya punya orangtuanya (120126 uang yaudahlah kita nikah mau dikata apa 127) 127 lagi 128 Kalo dibandingin istri satu sama dua 129 gimana mas? 130 Ya kan gini ya namanya lelaki itu nggak Responden merasa 131 ada puasnya walaupun entah barang entah selalu ada wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 132 perempuan itu sama aja tapi kan ternyata yang lebih cantik 133 sebenernya ada bedanya, yang pertama dari istrinya, dan hal 134 gini yang kedua gini
ini membuatnya
135 Nggak puasnya itu gimana mas?
merasa nafsunya
136 Ya walaupun bini kita udah cakep eh tidak pernah puas 137 dijalan ada yang lebih cakep eh tapi setelah (130-134) (136-139) 138 kita rasin ternyata sama aja, ibaratnya jadi 139 cuma ya nafsu doang bang, padahal 140 sebenernya wanita itu sama aja tapi 141 ternyata beda-beda juga, yang ketiga ini 142 apalagi saya yang paling seneng yang ini 143 bang 144 Kalo sama yang ketiga ini walnya ketemu 145 dulu gimana mas? 146 Ya namanya saya hidup dijalan dulu saya Setelah sering 147 nyawer dia bang, dia kan biduan nyanyi nyawer responden 148 saya sering nyawer-nyawer ya namanya jadi sering 149 dihiburan ya, habis dia nyanyi saya nyawer menghabiskan waktu 150 saya minta nomor HP habis itu saya jadi untuk mengantar151 AJP Antar jemput pribadi dia manggung jemput BD (istri 152 dimana saya yang nganter, pulang kerja ketiga) 153 saya langsung nganter dia kalo manggung (146-154) 154 nah dari situ setelah antar jemput saya ada 155 rasa kan, dia juga dulu bilang bukannya 156 elu udah punya bini banyak lagi masih 157 kurang aja lu say tinggal balik aja bang, itu 158 lu tau bini gua banyak kenapa lu juga mau 159 sama gua, yaudah akhirnya dia kena juga 160 sama saya namanya perempuan kalo kita 161 usaha pasti maul ah bang, kalo dia yang 162 penting dia dikasih nafkah. Tapi untung Responden terhindar 163 ekonomi saya cukup bang jadi nggak dari masalah 164 pernah rebut masalah duit, biasanya orang keuangan karena
Menilai Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 165 rumah tangga kan rebut masalah duit responden memiliki 166 bang.saya kalo urusan duit juga jujur sama kondisi ekonomi 167 perempuan makanya banyak perempuan yang cukup, (162168 yang mau sama saya bang, makanya sampe 170) 169 sekarang saya punya bini tiga nggak 170 pernah puyeng bang sampe sekarang 171 Dulu yang ketiga ini yang menarik apanya 172 mas? 173 Ya namanya dia kan biduan, saya padahal Responden jadi 174 dulu nggak seneng nyawer gitu bang, tapi sering nyawer untuk 175 karena liat dia ini saya jadi doyan nyawer mendekati BD (173176 tapi dia doang, setiap ada dia manggung 180) 177 saya dateng buat nyawer namanya laki ya 178 langsung ngluarin hp deketin terus antar 179 jemput bang, saya seneng dia ini karena 180 putih bang terus dia tertarik sama saya 181 katanya saya kaya orang lampung, dan 182 dulu saya kan bawa motor gede bang ya 183 nggak tau ya kalo kata orang dia matre 184 Cuma pengen motor saya, tapi enggak 185 nbang dia nggak pernah nuntut duait apa186 apa dari saya malah sekarang saya yang 187 kadang minta duit. Sekarang dia tapi udah 188 nggak jadi biduan lagi bang stelah nikah 189 ama saya istri saya yang ketiga ini Responden tertarik 190 perawakannya tinggi kaya saya bang jadi dengan BD fisik dan 191 itu saya senengnya dulu sama dia dia putih penampilan BD 192 juga, itu kalo awalnya dulu saya karena (189-193) 193 seneng
penampilannya,
perawakannya
194 kalo yang satu dua nggak seimbang sama 195 saya malah mereka umurnya lebih tua dari Responden tertarik 196 saya, nah yang ini lebih muda bang, dengan BD karena 197 makanya sama yang satu dua sering diatur lebih muda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 198 saya kalo sama yang ini enggak selain itu perhatian pada 199 dia dulu perhatian juga sama orang tua orangtua responden 200 saya,
saya
juga
kalo
lagi
deketin (196-200)
201 perempuan saya deketin dulu orangtuanya, Orangtua responden 202 orangtua saya makanya juga bilang elu mengijinkan 203 mau punya bini berapa juga peduli amat responden untuk 204 yang penting elu mampu dan alhamdulilah poligami asalkan 205 saya mampu
mampu secara
206 Emang yang awalnya bikin mas ini ekonomi (202-205) 207 menikahi banyak wanita apa sih mas? 208 Ya
itu
mas
rasa
sakit
hati
Karena pernah saya diselingkuhi istri
Keadaan Sebelum
209 diselingkuhin sama yang pertama. Kan pertama responden
Pengambilan
210 saya bilang dulu saya maunya punya istri menjadi sakit hati
Keputusan
211 satu seumur hidup tapi ternyata istri saya dengan sosok 212 yang pertama ini malah nyelingkuhin saya perempuan (208213 makanya ya saya terus sakit hati sama 214) 214 perempuan, tapi sakit hati saya ini bukan 215 berarti mau mainin, coba istri pertama ini 216 kalo saya nikah lagi gimana, tapi kalo 217 sama perempuan mah saya nikah judulnya. 218 Nggak pernah main-main, sekarang pun 219 kalo saya mau nikah lagi juga bisa, saya 220 juga binging ini kok pada mau sama gua 221 padahal gaji saya gak seberapa, tapi 222 alhamdulilah bisa nyenengin istri semua 223 saya bikinin rumah, kalo nggak punya bini Responden merasa 224 banyak saya mah udah jadi orang kaya akan menjadi orang
Menimbang
225 bang, makanya banyak orang bilang elu kaya jika tidak
Alternatif
226 kalo kagak doyan kawin jadi orang kaya poligami (223-228) 227 lu, ya saya nyadar kalo sanya istrinya satu 228 saya duitnya banyak bang. Missal nanti 229 pisah juga saya nggak minta lagi apa yang 230 saya kasih nggak kaya laki yang lain putus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 231 dari bininya mana harta gua bagi dua, itu 232 lelaki apaan, 233 Pas mau nikah lagi mas minta pendapat 234 orang lain ngggak? 235 saya juga kalo mau kawin lagi nggak cerita Responden merasa 236 sama sama siapa2 sama diri sendiri aja ntar mantap dengan 237 kalo sama temen malah dia yang masuk pertimbangan yang 238 lagi, kalo saya mah misalnya udah mantep dibuat tanpa perlu 239 pikiran udah yakin yaudah, nikah kan pertimbangan orang 240 ibaratnya setaun belum keliatan sifat dia lain (235-245) 241 dua tahun tiga tahun, ntar kan keliatan dia 242 ngabisin duit kita kagak missal baru kenal 243 berapa bulan kalo udah sreg ya udah kita 245 jalanin tapi alhamdulilah ketiga istri saya 246 bisa nyimpen duit semua jadi waktu saya 247 nggak punya duit say minta mereka ada, 248 makanya temn sering Tanya lu kok bisa sih 249 blay, bini tiga, gua bini satu aja ributnya 250 duit mulu itu karena elu nggak punya 251 catetan, kata saya gitu, jadi rumah tangga 252 itu harus ada catatan soal duit buat A,B,C 253 segini sisanya buat gua nah itu harus jelas 254 Kalau mau nikah lagi mas atanya sama 255 istri nggak ? 256 iya, malah sama yang ketiga ini lu kalo 257 mau kawin lagi lu, terus saya jawab lu 258 gimana sih, kalo elu bener gua ya bener, 259 kalo lo nggak bener ya udah gua bilang 260 kan gua nggak ketakutan sama yang 261 namanya perempuan kenek gua aja tau 262 ditiap kampong gua ada cewek, kalo dulu Responden diijinkan 263 sih istri pertama Cuma bilang sanggup untuk poligami oleh
Meninjau
264 nggak lu nafkahin gua, gitu doang, biar lu istri pertama asalkan
Alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 265 kata mau kawin seribu kali juga gakpapa masih mampu 266 kalo lu mampu nafkahin, kan nggak dosa menafkahinya (262267 juga kan kalo yang kedua sih bigitu juga 267) 268 Cuma dia pertamanya nentang kan dia Responden tidak 269 dulu nentangnya tanya sama saya kamu itu menerima penolakan 270 a‟ udah punya istri dua kenapa pengen istri keduanya
Meninjau
271 kawin lagi, semua wanita itu sama kata karena menganggap
Alternatif
272 dia, saya jawab aja, lu kan tau sendiri gua istri ke duanya sudah 273 kaya gimana, sebelum nikah sama lu gua tahu dirinya punya 274 gimana, sebelumnya saya kan udah bilang banyak wanita lain 275 sama elu, lu nikah sama gua sanggup (268-275) 276 enggak gua dimana-mana ada ceweknya, Jika istrinya 277 kalo lu nggak kuat iman cemburuan cemburuan dan 278 gampang kepengaruh kata orang yaudah lu mudah terpengaruh 279 jangan sama gua dulu elu bilang oke orang lain, 280 yaudah itu bukan salah gua, kalo lu nggak responden lebih 281 sanggup yaudah pisah aja sama gua. memilih berpisah 282 Pertamanya pas ditentang sih kaya enggak- dengan istrinya 283 enggak gitu, tapi saya bilang lu nggak bisa (283-289) 284 nentang gua , gua wataknya udah kaya gini Responden merasa 285 kalo emang gua gak sanggup nafkain lu lu sudah gila wanita 286 boleh nentang nah ini gua sanggup ngapain dan tidak bisa untuk
Menimbang
287 lu tentang, kalo lu nggak sanggup kita ditentang, selama
Alternatif
288 pisah
aja,
daripada
dipaksain,
tapi dirinya masih
289 lanjutnya dia ya Cuma pasrah, mau dikata mampu menafkahi 290 pa lakinya emang begini tapi lama-lama (283-291) 291 namanya kita gila perempuan ya susah 292 saya ibaratnya kaya ABG, nyuri-nyuri dia 293 tidur kita kabur, HP dua, tapi pas udah 294 nikah yaudah toh gua emang doyan nikah 295 doyan kawin, kalo yang pertam sih saya 296 seneng dia kan ngebolehin aja yang 297 penting bisa nafkahin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 298 Kalo mau nikah lagi pertimbangannya mas 299 ini apa aja? 300 Kalo pertimbangan saya sih kalo saya sih Jika sudah mendapat 301 yang penting istri udah ngijinin, dan yang ijin dari istri dan 302 penting si wanitanya ini mau menerima wanitanya sudah
Menimbang
303 saya yang penting lu mau ngurusin gua mau responden
Alternatif
304 mau sayang sama gua udah itu aja gak ada merasa 305 pertimbangan lain, harta juga enggak, dia pertimbangannya 306 mau kaya mau enggak nggak masalah sudah cukup (300307 temen juga banyak yang nyaranin cari bini 305) 308 itu yang kaya tapi gua nggak peduliin 309 Yang
bikin
mas
ini
nggak
banyak
310 pertimbangan ? 311 Ya gini ya, saya orangnya langsung aja 312 gitu kalo saya sreg dia sreg langsung aja Ketika sudah yakin
Mempertimbang
313 mah, langsung aja cari duit, gade apa kek untuk menikah
kan Komitmen
314 gade motor kek udah gitu aja, biasanya responden segera 315 kalo orang nikah mah kan dipertimbangan mencari modal untuk 316 istri satu dua gimana tapi kalo saya ya menikah (311-317) 317 langsung aja, kalo udah nikah kan ntar 318 keliatan 319 Kalo setelah menikah lagi perasaannya 320 gimana mas? 321 Ya kalo habis nikah itu ya ada kan pikiran 322 sama istri kedua
pertama kan, tapi
323 namanya nikah ya pasti seneng gak ada 324 beban pikiran tapi nanti lama-lama ntar 325 ada pikiran kaya sekarang kan saya udah 326 punya istri tiga cewek rasanya gini-gini Responden merasa 327 aja, kalo mau nikah lagi juga mikir lagi dirinya penuh hawa 328 ahh kayanya perempuan itu udah cantik nafsu karena selalu 329 tapi kalo keluar rumah ada lagi yang lebih merasa wanita lain 330 cantik, namanya nafsu mah emang susah, lebih cantik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 331 lelaki
mah
nafsu
doang,
tapi
ya istri-istrinya (326-
332 alhamdulilah saya kalo mau nikah lagi 331) 333 nggak ada yang namanya ini-ini, saya kan 334 orangnya sendiri-sendiri aja, paling kalo 335 mau nikah ya tinggal bawa berapa orang 336 buat wali sama saksi, nikah-nikah aja 337 nggak pernah ada halangan, ya lancer 338 terus, karena kan kalo mau nikah saya 339 udah ada uang langsung jadi, saya juga 340 kalo bawa uang kaya orang perawan juga, 341 5 juta 10 juta, kalo kata temen lu goblok lu 342 penya uang ya buat usaha apa gitu, kawin 343 aja lu, 344 Kalo mas ini emang nikahnya siri atau 345 resmi? 346 Yang ketiga ini nikahnya bener, kalo yang 347 kedua ini siri karena dia masih ada 348 sangkutan sama suaminya makanya saya 349 siri, sebenernya dulu mau saya ajak bener 350 cuma katanya dia masih ada proses sama 351 suaminya makanya siri aja biar gak susah, 352 kita mah tergantung wanitanya ya kalo dia Responden selalu 353 mau bener ya kita bener kalo dia mau siri menyarankan calon 354 yaudah siri, tapi kan kalo siri itu gini istrinya untuk 355 istilahnya kalo gua udah gak mau sama lu, menikah secara 356 gua bias aja nendang lu, tapi kalo nikah resmi agar dapat 357 bener lu bisa nuntut hak elu sama gua, menuntut haknya 358 malah saya ajarin. Kadang saya juga (352-358) 359 ngajarin sama cewek atau janda yang saya 360 kenal, kalo lu cari laki jangan yang punya 361 istri kalo yang puna istri berarti lu cari 362 masalah sama istrinya kasian elu ntar 363 lakinya udah bosen elu ditendang lewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 364 sms juga jadi saya mah kasihan sama 365 perempuannya kalo siri, yang ketiga ini 366 makanya bener-bener, makanya saya itu 367 yang penting nikah, kalo saya suruh milih 368 ya enakan nikah siri semua laki-laki juga 369 pengennya nikah siri, tapi kan dia nggak 370 punya hak apa-apa kalo siri, saya mah 371 yang penting ceweknya mau siri oke mau 372 bener juga siap.gak kaya temen saya pada 373 takut uangnya abis, kalo saya mah uang Karena senang 374 habis gakpapa yang penting heppi. Saya menikah lagi,
Menilai Masalah
375 udah demen punya bini, susah kalo udah responden rela 376 demen punya bini mah.
menghabiskan
377 Kalo dulu anaknya pas tau mas mau punya uangnya untuk 378 istri lagi gimana mas?
menikah lagi (373-
379 Kan anak saya masih bocah belom tau 376) 380 bapaknya gimana, tapi ya ntar kalo udah 381 besar pasti tau lah bapaknya gimana kalo 382 saya prinsipnya boleh kawin lagi yang Responden hanya 383 penting nggak punya anak kalo mau punya ingin memiliki anak
Menimbang
384 anak ya sama istri pertama aja, kalo sama dari istri pertama
alternatif
385 kedua ketiga jangan sampe lah, jadi biar agar bisa fokus 386 fokus, saya dulu juga bilang kalo lu nikah untuk mengurusnya 387 sama gua jangan sampe punya anak, kalo (382-386) 388 punya anak lu gua tinggalin, padahal yang Jika istri kedua dan 389 kedua sama ketiga ini bilangnya pengen ketiganya memiliki 390 punya anak dari saya. Kalo saya mikirnya anak responden akan 391 gini anak dari istri pertama aja udah jadi meninggalkannya 392 pikiran saya juga kasian nanti sama anak (387-390) 393 dari istri kedua ketiga kalo sampe punya 394 anak, saya sih mending dari istri pertama 395 aja biar fokus ngurusinnya. Kadang temen 396 juga nanya elu bini banyak punya anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 397 juga itu bagi duitnya gimana, ya saya 398 jawab saya kan duit nggak Cuma dari satu 399 kerjaan saya juga punya usaha kikil ama 400 kerupuk itulah yang bikin saya punya duit, 401 terus makanya kawin-kawin lagi 402 Kalo dampaknya poligami dalam hidup 403 mas ini apa aja sih? 404 Ya namanya kita punya istri tiga ya, Responden merasa 405 kadang rasanya susah juga ya, apalagi susah karena beristri 406 sama yang ketiga ini dia kan masih bocah tiga terutama karena 407 istilahnya jadi kita harus ngedidik dia, seringkali terlibat 408 rebutnya ya sama yang ketiga ini biasanya konflik dengan istri 409 jadi kalo saya rebut saya diem, murung ketiganya (404-408) 410 gitu sampe anak-anak kadang nanyain lu 411 rebut ama bini ya, yang ketiga ini soalnya 412 saya emang harus bener-bener ngajarin,
Keadaan setelah
413 sampe capek saya,sampe kadang saya
pengambilan
414 pengen nglepas, tapi ya namanya bocah
keputusan
415 harus dididik pelan-pelan, saya itu kalo 416 istri nggak bias diatur lebih baik udahan 417 aja, masalahnya yang ketiga ini cemburuan Istri ketiga 418 bang, apalagi saya kerjanya kan nyupir responden sering 419 jamnya beda-beda kadang temen saya udah cemburu dan 420 pulang saya belum dia langsung sms dia menuduh responden 421 itu soalnya masih gampang percaya sama berselingkuh ketika 422 orang lain, kalo yang pertama kedua ini pulang terlambat 423 sama aman enjoy yang ketiga ini pusing (417-425) 424 saya bang, yang ketiga ini sering bilang lu 425 cewek lu banyak mau kawin lagi lu, saya 426 bilang saya nggak mau kawin lagi saya 427 cukup lu terakhir kalo lu bener sama gua, 428 kalo lu nggak bener gua kawin lagi, dia Responden 429 malah bilang kalo mau kawin lagi kawin seringkali terpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 430 lagi aja sono, nah dari situ saya malah jadi untuk menikah lagi 431 ada pikiran buat kawin lagi wah ada karena istrinya 432 peluang lagi nih, kadang saya sampe memperbolehkan 433 bilang a, lu perempuan bego lu kenapa lu (428-435) 434 gak nasihatin gua malah nyuruh kawin lagi 435 nah gua ntar makin jadi, tapi ya setelah 436 beristri tiga ini saya gak seneng juga, 437 pikiran tu ada aja tapi sebisa mungkin saya 438 bawa enjoy bang saya nikmatin aja, yang 439 jadi pikiran tu biasanya saya pulang kerja 440 itu pengenya enak tapi yang ada malah istri 441 saya itu ngomong yang enggak-enggak, 442 sampe rumah saya ditanyain kok baru 443 pulang kemana lu, dia ini masih percaya 444 omongan orang, kalo gua pulang tu yaudah 445 pulang jangan ngomong gua ke ruamah Responden merasa 446 janda ke rumah cewek, padahal sebenernya lingkungan menjadi 447 rumah
tangga
saya
kalo
nggak sumber konflik
448 dilingkungan itu aman-aman aja, emang keluarganya (446449 lingkungan saya itu mulutnya ember, dan 451) 450 istri saya
yang ketiga ini gampang
451 kepengaruh, saya jadi mikir bini saya kok 452 gak berubah berubah, tapi untung sekarang 453 dia udah agak mendingan gak begitu 454 cemburuan
lagi,
saya
enjoy
juga
455 sebenernya karena gak ada beban ekonomi 456 aja, semuanya bias cukup jadi gak ada 457 beban lain lagi.
Menerima feedback
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel Kategorisasi Data A. Sebelum Proses Pengambilan Keputusan Responden 1 (YD) 1. Responden merasa kurang komunikasi dengan istri pertamanya saat terjadi konflik
Responden 2 (WR) 1. Istri responden tidak mampu
1. Karena pernah diselingkuhi
memberi keturunan (5-7)
istri pertama responden
2. Responden ke Dokter untuk
dan hal ini membuat
memastikan dirinya atau istri
responden sering curhat
pertamanya yang tidak normal,
dengan teman (534-540)
dan ternyata istrinya yang
2. Karena sering curhat maka responden dikenalkan dengan
tidak normal (111-121) 3. Saat tau istrinya tidak mampu
Keadaan Sebelum
FW oleh istri teman responden
memberinya keturunan,
Proses
(523-525)
responden menyesali
Pengambilan Keputusan
3. Responden mengenal FW untuk hiburan karena
pernikahannya (383-385) 4. Responden menyesali
responden sering bermasalah
pernikahannya karena tidak
dengan istrinya (526-529)
bisa membuatnya menjadi
4. Responden dikenalkan dengan
seorang bapak (385-388)
FW oleh istri teman, kemudian merasa tertarik dan menjalin
Responden 3 (TT)
5. Responden menganggap tujuan menikah adalah untuk
131
menjadi sakit hati dengan sosok perempuan (208-214)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 hubungan pacaran (6-16)
memiliki keturunan (26-27)
5. Karena responden berpacaran
6. Responden ingin mencari uang
dengan FW, sehingga sering menghabiskan waktu bersama (41-49) 6. Responden tertarik pada FW karena fisiknya yang menarik,
untuk anak (28-32) 7. Responden merasa minder sebelum memiliki keturunan (84-91) 8. Responden menjadi tidak
berkerudung, dan solekhah
respect dengan istri pertama
karena jika bertemu selalu
karena sering ditolak untuk
cium tangan (19-26) (81-86)
berhubungan intim karena
7. Responden merasa suka dan
kelelahan bekerja (40-44)
cinta pada FW karena FW
9. Responden merasa istrinya
lebih memperhatikan dirinya
bersalah karena tidak
dibandingkan istri pertamanya
memenuhi permintaannya (51-
(29-38)
57) 10. Karena tidak suka dengan sikap mertua dan istri pertamanya, kemudian responden mencari pelarian (344-345) (348-353) (356-362) 11. Responden mengenal SC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 sebagai pelarian (7-9)
B. Proses Pengambilan Keputusan Proses Menilai Masalah
Responden 1 (YD) 1. Responden merasa kasihan
Responden 2 (WR) 1. SC menerima keadaan
Responden 3 (TT) 1. Responden ingin membalas
pada FW jika hubungannya
responden yang sudah beristri
istrinya dengan perbuatan
hanya sekedar pacaran dan
(10-13)
serupa (34-35)
responden ingin menikahi FW,
2. Awalnya responden tidak
2. Sebelum istrinya
namun reponden sadar bahwa
berniat menjalin hubungan
berselingkuh, responden
sudah memiliki anak dan istri
serius namun karena SC
hanya ingin memiliki satu
(53-64)
menyayanginya maka
istri dan tidak pernah
responden ingin menikahi SC
terpikir untuk poligami (25-
(13-19) (372-379)
28)
2. Responden merasa istrinya tidak akan mengijinkan dirinya untuk poligami (153-156) (158) 3. Jika responden meminta ijin untuk poligami pada istri pertamanya maka istrinya justru meminta cerai (396-399)
3. Teman responden
3. Setelah tau istrinya
menyarankan untuk poligami
selingkuh, responden
karena responden tak kunjung
meminta ijin istri
punya keturunan (392-395)
pertamanya untuk poligami,
4. Responden tidak ingin menghianati pernikahannya
(30-41) 4. Responden lebih memilih
dengan melakukan poligami,
punya banyak istri daripada
namun responden juga ingin
jajan melacur (77-79)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 segera mendapat keturunan (94-108)
5. Responden poligami karena menghindari zinah (63-70) (75-79)
Meninjau Alternatif
1. Responden meminta pendapat
1. Responden jujur pada keluarga
pada orang yang dipercaya
istri kedua (SC) agar tidak
kali responden datang
karena responden tidak ingin
membuat dirinya dipandang
meminta ijin pada
istrinya tau jika dirinya akan
buruk (191-199)
orangtuanya (120-127)
poligami (114-120) 2. Responden menemui beberapa tokoh masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya
2. Responden mendapat respon
1. Saat hendak menikah kedua
2. Orangtua responden
positif dari kakak dan orangtua
mengijinkan responden
SC (138-142)
untuk poligami asalkan
3. Responden mendapat
mampu secara ekonomi
(keinginan poligami),
dukungan dari orangtua dan
termasuk masalah ekonomi
sahabat karena tujuannya
3. Responden merasa mantap
jika dirinya poligami (94-98)
poligami untuk mendapat
dengan pertimbangan yang
keturunan dinilai benar (61-69)
dibuat tanpa perlu
3. Responden mendapat
(202-205)
dukungan orang-orang sekitar
pertimbangan orang lain
responden untuk poligami
(235-245)
asalkan setelah poligami tidak
4. Responden meminta ijin
sering terlibat konflik (139-
istri pertamanya untuk
147)
poligami, dan istrinya
4. Responden menemui sesepuh
memperbolehkan (30-41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 (paranormal) untuk melihat
Menimbang Alternatif
5. Jika sudah mendapat ijin
apakah ada kecocokan jika
dari istri responden merasa
menikahi FW dan ternyata
pertimbangannya sudah
cocok (70-74)
cukup (300-305)
1. Responden merasa setiap laki-
1. Responden tidak mau
1. Jika responden suka dengan
laki akan poligami jika
mempertaruhkan pernikahan
seorang wanita, lebih baik
bertemu wanita yang menarik
pertamanya karena pernikahan
menikahinya (75-77)
(240-245)
keduanya juga belum pasti
2. Selain merasa kasihan, responden juga ingin membahagiakan FW dan
2. Jika sudah sama-sama
membuahkan keturunan (401-
tertarik, responden langsung
406)
mengajak menikah untuk
2. Responden menilai poligami
menghindari hal yang tidak-
orangtua FW setelah menikah
adalah hal yang kurang baik
jika keadaan ekonominya
namun akan menjadi hal benar
3. Responden merasa akan
lancar (172-182)
jika dirinya berhasil mendapat
menjadi orang kaya jika
keturunan (74-81)
tidak poligami (223-228)
3. Responden merasa berat untuk poligami karena sudah memiliki anak (212-218)
3. Responden takut poligami
tidak (3-11)
4. Karena senang menikah
akan membuatnya berdosa dan
lagi, responden rela
merusak hubungannya dengan
menghabiskan uangnya
anaknya poligami seperti
istri pertama dan keluarga istri
untuk menikah lagi (373-
responden (360-368)
pertama (144-150)
376)
4. Responden tidak ingin
5. Responden akan
4. Awalnya responden ingin
5. Jika sudah mendapat ijin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 merahasiakan pernikahan
menceraikan istri pertamanya
dari istri dan wanitanya
keduanya karena takut timbul
karena kurang mengerti dan
sudah mau responden
konflik besar dengan istri
menyayanginya jika
merasa pertimbangannya
pertama dan keluaga istri
dibandingkan SC (224-235)
sudah cukup (300-305)
pertamanya (544-550)
5. Responden menikah lagi karena ingin mendapat keturunan maka responden memilih mempertahankan pernikahan pertamanya (235239) 6. Pernikahan keduanya dirahasiakan pada istri pertama dan keluarga istri pertama sampai mendapat keturunan dari istri kedua(69-72)
Mempertimbangkan Komitmen
1. Responden poligami karena
1. Meski awalnya merasa takut
1. Responden merasa sudah
ada keinginan yang besar dan
namun karena mendapat
gila wanita dan tidak bisa
merasa ada dukungan (218-
dukungan akhirnya responden
untuk ditentang, selama
221)
berani untuk poligami (152-
dirinya masih mampu
158)
menafkahi (283-291)
2. Responden sholat ketika menghadapi dilema saat
2. Faktor utama yang membuat
2. Ketika sudah yakin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 hendak memutuskan untuk
responden poligami adalah
menikah responden segera
poligami (225-233)
ingin mendapat keturunan
mencari modal untuk
(286-289)
menikah (311-317)
3. Responden pernah disarankan untuk tidak poligami namun
3. Responden menikahi SC
responden tidak menghiraukan
karena SC menyayangi dan
(130-134)
menerima responden apa
4. Responden tetap ingin menikah dan jika ada masalah akan ditanggungnya sendiri (161-167) 5. Pernikahan siri dipilih responden agar tidak ada
adanya, dan bangga pada responden (134-136) 4. Responden memilih menikah siri karena tidak meminta persetujuan istri pertamanya (259-262)
ancaman dan tuntutan jika bercerai (374-387) Bersiap menerima feedback
1. Seringkali istri pertama
1. Responden mengalami konflik
1. Responden merasa
mempermasalahkan responden
ketika istri dan mertuanya tau
lingkungan menjadi sumber
yang telah poligami (345-349)
dirinya poligami (275-285)
konflik keluarganya (446-
2. Responden merasa ada respon
2. Responden ingin menutupi
negatif dari orang sekitar
pernikahan keduanya terlebih
ketika ada konflik (349-356)
dahulu agar tidak ada
3. Responden merasa semua
omongan dari orang lain (315-
451)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 masalah yang muncul harus diterimanya (286-297) 4. Saat ini responden merasa menyesal poligami (235-237) (243-246) 5. Responden seringkali bercerai
319) 3. Istri kedua membantu responden menanggapi respon orang sekitar (182-188) 4. Memiliki keturunan akan menjadi alasan kuat bagi
dengan istri ke 2 agar
responden responden untuk
hidupnya kembali normal
jujur pada istri pertamanya
(492-494)
bahwa dirinya telah poligami (215-222)
C. Setelah Proses Pengambilan Keputusan Responden 1 (YD) 1. Keadaan responden setelah
Responden 2 (WR) 1. Responden mengalami konflik
Responden 3 (TT) 1. Jika istri kedua dan
poligami ternyata tidak sesuai
ketika istri dan mertuanya tau
ketiganya memiliki anak
dengan harapan (275-283)
dirinya poligami (275-285)
responden akan
2. Saat ini responden merasa
2. Responden merasa dimusuhi
menyesal poligami (235-237)
oleh keluarga istri pertama
(243-246)
(224-228)
3. Responden merasa poligami
3. Saat mengalami konflik
meninggalkannya (387-390) 2. Responden hanya ingin memiliki anak dari istri pertama agar bisa fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 hanya nafsu sesaat yang
dengan istri pertama responden
untuk mengurusnya (382-
disesalinya (500-505)
justru semakin intens dengan
386)
4. Responden sering ribut dengan kedua istrinya (318-321) Keadaan Setelah
5. Responden bersikap sabar agar
istri kedua (293-296) 4. Dengan berat hati akhirnya
3. Responden merasa susah karena beristri tiga terutama
istri pertama menerima
karena seringkali terlibat
Pengambilan
tidak terjadi perceraian dengan
keputusan responden dan
konflik dengan istri
Keputusan
istri pertama (287-291)
meminta untuk tidak
ketiganya (404-408)
6. Responden berusaha meredakan konflik yang terjadi antara istri pertama dan kedua (FW) (297-310) 7. Responden ingin berpisah
meninggalkannya (296-305) 5. Responden bangga setelah
4. Istri ketiga responden sering cemburu dan menuduh
memiliki keturunan (84-91)
responden berselingkuh
6. Setelah poligami responden
ketika responden pulang
kesulitan membagi waktu dan
terlambat (417-425)
dengan istri ke duanya karena
keuangan, selain itu
menuntut banyak hal, salah
hubungannya dengan istri
masalah keuangan karena
satunya ekonomi (253-258)
pertama juga menjadi tidak
responden memiliki kondisi
8. Istri kedua responden selalu
intens lagi (202-210)
ekonomi yang cukup, (162-
ingin ditemani, sehingga
7. Responden dibantu istri
responden merasa kesulitan
keduanya ketika bingung
membagi waktu untuk istri
membagi waktu dan keuangan
pertama dan anaknya (260-
(162-172)
269)
8. Responden tidak menyesali
5. Responden terhindar dari
170)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 9. Responden seringkali bercerai dengan istri ke 2 agar hidupnya kembali normal (492-494) 10. Anak seringkali membuat
keputusannya karena berhasil mendapat keturunan (242-245) 9. Responden merasa hidupnya lebih baik setelah poligami (321-330)
responden merasa berat untuk
10. Responden merasa lebih
pergi kerumah istri ke 2 (475-
banyak konflik sebelum
486)
poligami (331-341)
11. Responden menganggap kesulitan membagi waktu antara kedua istri, anak dan pekerjaannya adalah pengalaman yang berat (468473)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141