BAB II
PROSES KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI TAIWAN
II.1. Peran Geografis Terhadap Pembangunan Ekonomi Taiwan Posisi geografis Taiwan yang lebih dekat ke wilayah negara Filipina dan Indonesia menjadikan salah satu pertimbangan dijadikanya Taiwan sebagai pemasok kebutuhan logistik dan industri militer Jepang sebagai negara sentral, geografis Taiwan dikelilingi oleh wilayah lautan sehingga aktifitas sosial ekonomi masyarakatnya pada awalnya di dominasi oleh industri agro-industri (termasuk industri perikanan) dan industri jasa yang berkaitan dengan kelautan. Rentang teritorial dari Republik of China (ROC) 19 meliputi Taiwan, Kinmen dan Matsu, sedangkan Taiwan sendiri memiliki luas wilayah 36.006 kilometer persegi termasuk didalamnya kepulaun Penghu, Kepulauan Green, Kepulauan Orchid dan Tiaoyutai Islet. Taiwan juga dikenal dengan sebutan Formosa, Nama Taiwan itu sendiri diambil dari bahasa China Tai dan Wan yang artinya tanah datar dalam landaian pada suatu teluk. Di sebelah utara berbatasan dengan Jepang, ke selatan dengan Filipina, ke barat dengan China, adapun wilayah yang terdekat adalah dengan Hongkong
berjarak 483 mil.
Total populasi
penduduknya sampai tahun 2004 sejumlah 22.689.000, dalam sisi jumlah penduduk setiap mil perseginya saat ini Taiwan tercatat sebagai penduduk terpadat ke dua dunia setelah Bangladesh. Lebih jelas berikut ini dapat di lihat pada Tabel III.1 : Denah peta wilayah Taiwan.
19
Third Department, 2005. Executive Yuan.Taiwan , Republic Of China 2005. Taiwan: Statistics.
21 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.1
Sumber: Taiwan Year Book 2005
Peta Wilayah Republic Of China (TAIWAN)
22 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Sumber: Taiwan Year Book 2005
II.2. Sejarah Taiwan dari Perspektif Pembangunan Ekonomi Politik Internasional Pada tahun 1622, Taiwan mulai diduduki oleh kekuasaan pengaruh penjajahan negara kolonialisme bangsa barat yaitu dimulai dengan didudukinya kepulauan Penghu oleh Belanda sebagai daerah kekuasaan untuk mengkontrol lalu lintas pelayaran serta perdagangan di Taiwan, kemudian pada tahun 1630 Belanda mulai mengklaim kepemilikan perusahaan Hindia Belanda Timur atas Taiwan melalui konsep penyebaran agama kristen, pengenalan tanaman bernilai ekonomis tinggi seperti tanaman kamper dan tebu serta dengan ditempatkannya penguasa setingkat gubernur yang bertugas untuk menarik pajak dari penduduk asli dan bangsa China di Taiwan selain itu ditempatkan pula seorang kapten pengawas produksi dan lahan pertanian yang mewakili setiap 2000 penduduk.20 Pada tahun 1644 Dinasti Ming di Cina Daratan di invasi oleh dinasti Manchus, saat itu terjadilah perpindahan besar-besaran penduduk Cina dari Propinsi
Fujian
dan
Guangdong
yang
berdampak
pada
terjadinya
pemberontakan penduduk asli terhadap Belanda yang terjadi pada tahun 1640 dan 1652. Berbagai perlawanan terhadap dinasti Mancus oleh dinasti Ming terus dilakukan yaitu dengan ditunjuknya Cheng Chih-lung oleh Kekaisaran Sze Tsung namun tetap saja mengalami kegagalan hingga Cina terus dikuasai dinasti Manchus sejak tahun 1644 hingga tahun 1911.21 Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1844, Cina menandatangani “persetujuan wangsia” dengan Amerika Serikat yang memuat beberapa kesepakatan diantaranya : Cina menjamin perlakuan sama kepada Amerika Serikat seperti yang diberikan kepada negara lain termasuk untuk pembukaan dua pelabuhan Keelung dan Tamsui di Taiwan bahkan sebaliknya mendapatkan status most-favored nations dari Amerika Serikat.
20
The Government Information Office, 1998 .The Republic of China 1998 Year Book. Bab 4. 21 ibid
23 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Atas kemenangannya dengan Cina pada tahun 1895, berdasarkan perjanjian Shimonoseki maka Taiwan dan Pescadores diserahkan kepada Jepang, semenjak itu Jepang secara resmi menjadi Negara sentral dan dimulailah proses dimana Taiwan sebagi negara pinggiran mengalami fase ketergantungan teknologi industri yang ditandai dengan dibukanya akses pasar dengan dunia luar yang sebelumnya sangat tertutup (autarchy). Diberlakukannya supremasi hukum, diberlakukannya standarisasi sistem moneter, memperbaiki tingkat kesehatan umum, perbaikan sistem pendidikan, Pembangunan sarana fisik seperti : Pembangunan Jalan kereta api, Pembangunan generator pembangkit tenaga listrik yang telah menjadikan Taiwan sebagai satu-satunya negara (selain Jepang) di Asia yang memiliki pembangkit listrik, serta meningkatkan produktivitas produk pertanian seperti gula dan beras sebesar 75%.22 II.3. Faktor-faktor Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Taiwan II.3.1. Kuatnya Figur Kepemimpinan Sebagai ”Arsitek” Keberhasilan Pembangunan Chiang
Kai-shek
sebagai
pemimpin
sekaligus
tokoh
pembaharu
masyarakat Taiwan, telah berhasil meletakkan dasar pembangunan sekaligus memastikan bahwa tahapan yang dicapai sesuai dengan perencanaan. Salah satu kebijakan dasarnya adalah dibuatnya sebuah model yang dapat menyalurkan semangat kewirausahaan rakyatnya. Kebijakan berikutnya adalah memberi peran kepada pelaku industri menengah
untuk
bekerja
sama
dengan
institusi
internasional
untuk
dikembangkan secara menyebar dan merata ke seluruh wilayah Taiwan. Membangun jalur jalan kereta api dan jalan bebas hambatan, meningkatkan fasilitas kesehatan, memimpin gerakan anti narkotik, menciptakan aturan untuk menstabilitas harga, penegakan hukum beserta sangsi-sangsinya, penataan
22
Agus Buana, 2000.Tesis: Hubungan Taiwan - Jepang: Analisis keberhasilan pembangunan ekonomi–politik berdasarkan “Model pembangunan bergantung dari Cordoso” Jakarta: Universitas Indonesia.
24 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
industri pertanian serta melakukan gerakan hidup baru melalui semangat Confucian. Pada tahun 1953 melalui tahapan strategi pembangunan ekonomi yang telah dicanangkan (The first in series of four-years economic plans)
secara
bertahap Taiwan melakukan transformasi ekonomi pertanian dari yang sebelumnya gula dan beras sebagai komoditas andalan beralih kepada jenis industri yang beragam dan ekonomi komersil. Sebaik apapun penanganan sektor industri tidak bisa terlepas dari perlunya pembangunan sektor infrastruktur, begitupun dengan konsep pembangunan “Global Village” di Taiwan, dimana telah
dirancang
dalam
tahapan
pembangunan
yang
terpadu
dimana
pembangunan sosial ekonomi masyarakat pedesaan (pendidikan, pertanian dan sektor usaha kecil dan menengah) harus dibarengi oleh pembangunan infrastruktur yang merata hingga ke pedesaan sehingga akan mampu menarik investasi, berkembangnya industri kecil serta hilangnya disparitas hasil pembangunan sebagai akibat dari tersentralnya pembangunan yang hanya bertumpu pada satu wilayah. Program strategi pembangunan ekonomi Taiwan yang fundamental berlangsung sejak tahun 1952 hingga tahun 1999, periode ini merupakan masa peralihan dari masyarakat yang berbasis agrikultur (meliputi Persawahan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan) menjadi masyarakat yang berbasis industri. Perencanaan program strategi pembangunan ini dapat dibagi menjadi tiga fase dimana setiap fasenya pemerintah memformulasikan perencanaan ekonomi dan atau politik yang disesuaikan dengan tren kebutuhan domestik dan internasional bagi kesejahteraan rakyatnya. A. Sasaran dan tahapan pembangunan. Dari beberapa sumber data23 yang dianalisa berikut ini adalah pokok-pokok strategi pembangunan ekonomi Taiwan dari tahun 1952 sampai tahun 1999 yang 23
- Taiwan Government Information Office, 2003. Taiwan Engine Of Economic Growth. Taiwan: 2003: Brosur.
25 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
telah dirangkum berdasarkan signifikansi korelasi terhadap pola strategi pembangunan sehingga terbentuk masyarakat “Global Village” yaitu: strategi, sasaran dan pencapaian pembangunan yang terdiri : (Fase I : 1952 –1962) : Membangun sumber daya dan infrastruktur dasar sebagai titik tolak tahapan selanjutnya, meliputi : - Dideklarasikannya situasi “Emergency Degree” (1949) yaitu adanya ancaman dari ideologi Komunis Cina dan keberlangsungan proses demokratisasi. - Perbaikan Human Capital melalui pendidikan terpadu di semua tingkatan. - Pertanian sebagai primadona dasar : Gula, Padi, Teh, Pisang dan Tekstil sebagai produk ekspor andalan. - Membangun sosial ekonomi masyarakat pedesaan di sektor pertanian melalui kebijakan Land Reform (1951). - Menjadikan (SMEs: Small and Medium-sized Enterprises) sebagai pilar kebangkitan kekuatan industrialisai nasional
yang menyebar ke seluruh
wilayah. - Dideklarasikannya pelaksanaan empat tahun pertama pelaksanaan Economic Development Plan : Fokus pada rekonstruksi pertanian dan peningkatan produksi beras, pupuk, dan hydro elektrik power (1953-1956). (Fase II : 963 -1980) : Masa peralihan dari agribisnis menjadi industri dan jasa padat modal dan investasi, meliputi:
- Taiwan Government Information Office, 2001. A Brief Chronology of Taiwan 16222001.Taiwan: 2001: Brosur. - Wu Rong - I. Senior Advisor Office of the President. Workshop on Taiwan Economic Planning and Development “ Overview of Taiwan Economic Development. Taiwan:14 April 2006:Materi Seminar. - Www.en.wikipedia.org/wiki./ten_major_Construction_project. Di akses tanggal 09 November 2007 pukul 19:00.
26 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
- Di deklarasikannya 10 proyek utama bidang infrastruktur meliputi : 6 infrastruktur bidang transport, 3 infrastruktur bidang industri dan 1 infrastruktur bidang Power Site denga total anggaran NT$ 300 Milyar. - Set up (ITRI: Industrial Technology Research Institute) (1974). - Set up Scientific Technlogy Development Project (1979). - Set up Institute for Information Industry (1979). (Fase III: 1981-1999) : Perubahan struktur industri menjadi industri yang berbasis Information Technology Industries dan penguasaan pasar regional maupun internasional : -
Set up Hsinchu Science Park (1980).
-
Dideklarasikan berakhirnya masa “Emergency Degree” yaitu berakhirnya era ancaman ideologi Komunis Cina, melakukan proses demokratisasi yang lebih luas di Taiwan serta membina hubungan dengan Cina yang lebih baik.
-
Pelaksanaan rencana besar kesiapan menghadapi liberalisasi dan globalisasi ekonomi dan proses swastanisasi berbagai sektor usaha. Berikut ini adalah uraian lengkap dari seri rencana tahapan pembangunan
yang dijalankan sebagai acuan pembangunan : 1. 1953 -1956 : The First Four-years Economic Development Plan : Konsentrasi kepada : Rekonstruksi dan Peningkatan produksi beras, Pupuk, Hydro Elektronik Power. Berhasil menaikan GNP 37 persen dan 17 persen pendapatan perkapita. 2. 1957-1960 : The Second Four-years Economic Development Plan : Konsentrasi kepada : Substitusi Import, Industri dan agrikultur meningkat secara signifikan sehingga menyumbang kenaikan GNP 31 persen dan 13 persen pendapatan perkapita.
27 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
3. 1961-1964 : The Third Four-years Economic Development Plan : Konsentrasi kepada : pemberian insentif pada buruh industri ekspor, peningkatan kualitas pelayanan dasar, pengembangan energi, kontribusi industri kepada pertumbuhan agrikultur, eksplorasi dan pengembangan terhadap kepulauan yang memiliki keterbatasan sumber daya alam. Berhasil menaikkan GNP sebesar 42 persen dan pendapatan perkapita 31 persen 4. 1965-1968 : The Fourth Four-years Economic Development Plan : Konsentrasi pada : Penanggulangan dampak-dampak yang ditimbulkan atas terjadinya pembatasan bantuan dari Luar Negeri (Amerika Serikat dan Jepang) menuju kemandirian negara. 5. 1969-1972 : The Fifth Four-years Economic Development Plan : Konsentrasi pada : Peningkatan daya saing produk industri unggulan yang telah
memberi pendapatan signifikan seperti : Industri kimia dan jasa
penampungan pelabuhan peti kemas. Berhasil menaikkan GNP 46 persen dan pendapatan perkapita 55 persen. 6. 1973-1976 : The Sixth Four-years Economic Development Plan : Didalam perjalanannya karena terjadi resesi ekonomi dan hanya mampu menaikan GNP 19 persen saja sehingga periode ini diganti dengan tahapan The Six-year plan (1976-1981) dengan konsentrasi kepada : Ekspansi industri dasar, penyelesaian
dan pengembangan 10 Major infrastructure
project B. Kebijakan Industrialisasi Substitusi Impor Merujuk pada argumentasi klasik teori perdagangan internasional berupa “a logical impossibility” yang menyatakan bahwa industri negara berkembang sebagai produsen bahan mentah berupa hasil pertanian dan pertambangan tidak 28 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
akan mungkin mampu berkompetisi dengan industri negara maju kecuali dengan diterapkannya kebijakan proteksi terhadap industri tersebut. Dalam kasus kebijakan industri Taiwan misalnya, maka posisinya adalah harus tepat menentukan pilihan kebijakan, apakah akan mengambil pola kebijakan substitusi impor (inward-looking) atau kebijakan orientasi ekspor (outward-looking) yang terjadi pada tahun 1950. 24 Terdapat dua instrumen utama yang dijadikan pijakan dalam mengambil kebijakan substitusi impor yang diterapkan di Taiwan yaitu kebijakan nilai tukar mata uang tahun 1950-an dan kebijakan penetapan harga yang lebih tinggi bagi barang impor terhadap ekspor. Untuk instrumen kebijakan nilai tukar mata uang mulai diterapkan tahun 1949 dengan menetapkan US$ 1 = NT$ 5, disamping penerbitan Exchange Settlement Certificate yang dapat dinegoisasikan di pasar dan dijual ke Bank Taiwan dengan menggunakan nilai tukar resmi. 25 C. Kebijakan Industrialisasi Orientasi Ekspor. Pada
tahun
1956-1960
Taiwan
melakukan
perubahan
kebijakan
pembangunan yaitu dengan diimplementasikannya 19 butir reformasi di bidang ekonomi dan keuangan serta pemberian insentif investasi untuk tercapainya target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8 persen yang mencakup beberapa substansi seperti : -
Satuan ukuran pengawasan indikator ekonomi ditinjau ulang.
-
Diberlakukannya perlakuan khusus kepada pebisnis dalam hal pajak, nilai tukar dan keuangan.
-
Reformasi sistem dan administrasi perpajakan untuk pembentukan modal.
-
Reformasi sistem nilai tukar dan perdagangan untuk membentuk sistem nilai tukar tunggal dan liberalisasi kontrol perdagangan.
24
Tsiang S.C., 1986. “Reason for Taiwan’s Economic take off” Lesson from Taiwan (Pathways to Follow and Pitfalls to Avoid). Hal.46. Malaysia 25 Kuo Shirley W.Y. 1983. The Taiwan Economic in Transation. hal.316.Westview.
29 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
-
Pembakuan sistem penerimaan devisa negara dari para eksportir dan menjalin hubungan dengan organisasi bisnis di luar negeri.
II.3.2. Gerakan Reformasi Lahan (Land Reform) : Pra-syarat Pembangunan Ekonomi Pada tahun 1949, bersamaan dengan datangnya Amerika sebagai negara Sentral maka Chiang Kai-shek memulai gerakan Land Reform yang dukung penuh oleh
Amerika, dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi dan
penggunaan tanah sebaik baiknya dan untuk meningkatkan pendapatan para petani sehingga mampu mempersempit kesenjangan pendapatan antara petani dan tuan tanah. Keberhasilan Taiwan melakukan gerakan reformasi lahan sebelum mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah memberikan andil besar kepada distribusi pembangunan ekonomi domestik yang tersebar merata dan mendukung sebuah hipotesa yang dibuat Morawetz.26 yang mengatakan bahwa : “kondisi distribusi aktiva dan pendapatan awal dapat menjadi determinan penting bagi tren pemerataan”. Menurut laporan yang dikelola Bank Dunia27 dari beberapa tahun penerbitan, Taiwan menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki sebaran distribusi paling merata dibandingkan dengan 34 negara yang berhasil didata, berikut ini data selengkapnya.
26 27
Helen Hughes, op.cit.hal.25 Helen Hughes, op.cit.hal.27
30 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II. 2. Distribusi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Timur relatif terhadap sample 34 negara berkembang Pertumbuhan Pertumbuhan
distribusi pendapatan
Distribusi
GDP dan
dan pendapatan
pendapatan
pendapatan
per kapita
Taiwan
1
1
1
Singapura
5
2
2
Korea Selatan
8
4
3
Hong Kong
11
5
4
Indonesia
15
8
8
Thailand
16
10
9
Malaysia
26
16
14
Filipina
22
17
17
Sumber : World Development Report, 1985. (World Bank, beberapa tahun penerbitan)
Adapun tahapan-tahapan penting yang berkait dengan gerakan reformasi lahan adalah sebagai berikut : A. Pada tahun 1949-1953, partai nasional Kuomintang (KMT) melakukan reformasi lahan dimana program reformasi ini dilakukan tidak hanya untuk pemerataan hasil hasil pembangunan tetapi juga memiliki dimensi politis yaitu agar dapat melakukan mobilisasi yang dijalankan oleh Partai Komunis Cina (PKC). Minimnya hubungan dengan kelompok-kelompok elit sebagai pengusa wilayah setempat, melimpahnya jumlah pewaris lahan serta besarnya kekuatan untuk disebar ke pedesaan telah menjadikan program ini berjalan mulus. B. Pada tahun 1953 dilakukan program reformasi kelembagaan yaitu dengan dibentuknya (ESB: Badan Stabilitas Ekonomi) Taiwan yang langsung dipimpin oleh seorang gubernur dan dibantu oleh beberapa komisi yang bertugas menangani berbagai masalah pembangunan yang berbeda.
31 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
C. Dibentuk Asosiasi Industri dan Perdagangan Nasional Taiwan dengan peran
sebagi
jalur
komunikasi
dan
sosialisasi
program-program
pembangunan pemerintah pusat kepada kelompok-kelompok dunia usaha. II.3.3. Konsep “Global Village” sebagai pondasi transformasi industrialisasi Kekalahan dinasti Chiang Kai-shek atas dinasti Mao Tse-tung dengan ideologi komunisnya di Cina Daratan pada tahun1949 berdampak pada pindahnya pusat pemerintahan Cina Daratan. Chiang Kai-shek beserta 1,5 juta penduduknya mengungsi ke Taiwan. Bersamaan dengan pecahnya
perang
Korea pada tahun 1950, Mao Tse-tung tetap berupaya untuk melakukan invasi ke Taiwan, maka Amerika melakukan perimbangan dengan mengirim ”Armada Tujuh” ke perairan Taiwan. Kemudian berkat bantuan militer dan ekonomi Amerika Chiang Kai-shek langsung membuat gran desain pembangunan ekonomi beserta land reform yang kemudian sukses dikenal sebagai ”The Global Village” atau oleh orang luar disebut sebagai ”pengalaman Taiwan”, yaitu28 suatu
karakteristik
konsep
pembangunan
yang
khas
Taiwan
dimana
pembangunan ekonomi dilakukan tidak dengan menegasikan industri pertanian sebagai industri dasar rakyat, melalui modernisasi industri pertanian sebagai dasar menuju masyarakat industri disaat yang bersamaan dilakukan pembangunan infrastruktur dan modernisasi di pedesaan yang menyebar keseluruh wilayah, penguatan industri kecil dan menengah (SMEs:small and medium-sized enterprises) untuk menjadi kekuatan dominan sehingga terciptanya penguatan ekonomi riil rakyat dan mampu bersaing pada skala internasional. A. Tingginya Produktivitas Masyarakat Tradisional Falsafah masyarakat Cina tradisional pada umumnya adalah “Lebih baik menjadi kepala ayam dari pada menjadi buntut kerbau, lebih baik menjadi seorang bos kecil dari pada menjadi bawahan orang lain”. Berawal dari mereka meninggalkan Cina Daratan pada tahun 1949 mereka hijrah untuk memulai 28
Disarikan dari buku David Y.S.Tzau, 1993. Pengalaman Taiwan di mata wartawan Indonesia . Indonesia:Divisi Informasi Kantor Ekonomi dan Pembangunan Taiwan.
32 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
kehidupan baru di sebuah tanah tandus dengan segala keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Desakan sebagai orang-orang yang terbuang akibat kalah dalam peperangan memunculkan kerinduan yang terpendam untuk sekali waktu bisa pulang ke Cina Daratan dalam keadaan memiliki kehormatan dan martabat keluarga yang mungkin sudah dilupakan orang29. David Y.S. Tzou, Direktur Divisi Informasi Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan mengatakan : “Dengan luas daratan yang lebih kecil dari Jawa Barat-Indonesia dan tanah yang miskin akan sumber daya alam, Taiwan telah mengarungi jalan yang panjang hingga mencapai status yang dinikmatinya sekarang, sebuah proses yang kerap kali disebut orang asing sebagai “Taiwan Experiences” kesimpulan yang di dapat dari mereka tentang keberhasilan konsep pembangunan di Taiwan tersebut adalah : rencana pembangunan yang masuk akal, manajemen yang baik, kerja keras dan yang tidak kalah 30
pentingnya adalah tekad untuk bekerja lebih”
Menyiapkan kemampuan sumber daya manusia terampil telah menjadi kebutuhan utama yang harus dipersiapkan, hal ini dimotivasi oleh wilayah Taiwan yang kecil ditambah lagi setengahnya merupakan wilayah perbukitan yang tidak bisa menghasilkan apa-apa kecuali batu bara, Emas, Tembaga dan Sulfur dan ternyata hanya sepertiga wilayah saja yang bisa ditanami untuk menghasilkan Beras, Pisang, Nanas, Gula Tebu, Kedele dan Kacang-kacangan yang tentunya jelas tidak bisa mencukupi kebutuhan penduduk Taiwan apabila tidak dilakukan diversifikasi pertanian melalui penelitian intensif dan itu semua membutuhkan pendidikan. Karena kuatnya motivasi tersebut berdampak pada tingginya produktivitas masyarakat industri pertanian pada tahap awal pembangunan di Taiwan.
29
HB. Supiyo, 1992 .“Membesarkan Kawanan Naga Kecil”. Majalah Swa. Edisi Januari 1992. 30 David Y.S. Tzou, 1993. Pendahuluan dari buku: Pengalaman Taiwan di Mata Wartawan Indonesia. Jakarta, Indonesia: Divisi Informasi Kantor Ekonomi dan Pembangunan Taiwan.
33 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
B. Membangun ekonomi pedesaan melalui Pendidikan dan Pertanian 1. Pendidikan Memasuki
tahapan
pra
tinggal
landas,
pada
masyarakat
Taiwan
berkembang paradigma bahwa bekerja dan belajar tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Taiwan dan sudah menjadikan gaya hidup. Pendidikan adalah sikap hidup, pendidikan untuk bekerja membangun bangsa dan belajar terus, etos itu terus ditanamkan kepada seluruh strata masyarakat di Taiwan, hasilnya kini Taiwan bukan saja seluruh warganya telah bebas dari buta huruf tetapi juga terbukti telah berhasil mempersiapkan pendidikan yang tepat bagi warganya melalui program Employment and Vocational Training Administration (EVTA) sehingga sukses menghasilkan konsep link and match antara dunia pendidikan dan kebutuhan pembangunan. Melalui program ini tidak hanya menghasilkan tenaga unggulan di negaranya tetapi juga menonjol di luar negeri dengan hasil 12 orang dari 27 peserta dari Taiwan berhasil memenangkan kompetisi pada 26th International Vocational Training Competition di Amerika31. Modernisasi pendidikan di Taiwan dilakukan pada tahun 1949 yang dipelopori oleh figur kuat Chiang, kai-sek, pada waktu itu mulai dibangun sarana dan prasarana pendidikan yang menyebar ke seluruh wilayah negeri, kalau pada tahun 1950 jumlah SMP dan SMA hanya ada 128 sekolah dengan 79.948 murid maka sampai pada tahun 1988 jumlahnya telah menggelembung menjadi 1.063 Sekolah Menengah Pertama dan Atas (termasuk kejuruan di dalamnya), dan populasi yang melanjutkan pendidikan pun meningkat pesat. Untuk pendidikan tingkatan dasar saja (usia 6-12 tahun) sudah 100 persen terselenggara.32 Keberhasilan
kelompok
NICs
melakukan
penataan
pendidikan
berdampak kepada meningkatnya kualitas hidup yang dapat diukur dari rata-rata usia maksimum (longevity) dan rasio anak usia sekolah yang bersekolah (school enrolment) , berikut komposisinya :33
31
Koran Kompas, 2 Mei 1992. “Kami ingin berbagi pengalaman dengan anda” (Artikel Widiastono) 32 Ibid. 33 Helen Hughes, op.cit.hal.29.
34 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.3 Perubahan rata-rata usia maksimum dan rasio anak usia sekolah yang terdaftar di SLTP. Angka
Penurunan
harapan hidup wanita
Rasio anak
Penurunan angka
angka deviasi
usia sekolah
deviasi terhadap rasio
terhadap rata-rata
yang terdaftar
anak usia sekolah
usia maksimum (tahun) 1965
di SLTP
(%)
(%)
1983
1983
1965
yang bersekolah (%)
1982
1982
Singapura
68
75
58.3
45
66
38.2
Hong Kong
71
78
77.8
29
67
53.5
Taiwan
70
75
50.0
53
98
95.7
Korea Selatan
58
71
59.1
35
89
83.1
Malaysia
59
69
47.6
28
49
29.2
Thailand
58
65
31.8
14
29
17.4
Filipina
58
66
36.4
41
64
39.0
Indonesia
45
55
28.6
12
33
23.9
51
60
31.0
20
32
15.0
55
63
32.0
20
42
27.5
74
79
83.3
71
87
55.2
Negara-negara berpenghasilan rendah Negara-negara berpenghasilan menengah Negara-negara industri maju
Sumber : World Development Report,1985 (World Bank, beberapa tahun penerbitan)
Dengan penekanan utama pada pendidikan kejuruan didapat fakta bahwa pada tahun 1950 baru didapat 77 sekolah kejuruan tingkat partama dan tingkat atas dengan jumlah siswa 34.473 siswa yang menggeluti berbagai bidang kejuruan seperti pertanian, industri dan perdagangan. Maka sampai pada tahun 1988 jumlahnya sudah meningkat menjadi 212 sekolah kejuruan dengan jumlah siswa sebanyak 444.232 siswa sedangkan program kejuruannya sudah beragam seperti industri, ekonomi rumah tangga, elektronik, perawatan dan kebidanan, hingga sekolah seni dan sebagainya. Dari pengelolaan yang baik itulah ternyata
35 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
berhasil mencetak para lulusan yang siap pakai dan hampir 100 persen diserap oleh dunia industri di Taiwan.. 2. Modernisasi Industri Pertanian Selama berlangsungnya masa kolonialisme Jepang di Taiwan telah berlaku strategi pembangunan di bidang sektor pertanian yaitu “industrialisasi model Jepang akan tetapi konsep pertaniannya model Taiwan” sehingga dengan kosep strategi semacam itu maka tidak ada pilihan lain kecuali Taiwan meneliti dan mengembangkan pengembangan industri pertaniannya secara mandiri agar dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan kebutuhan kolonial Jepang, sementara Jepang sendiri telah fokus kepada pengembangan sektor industi dan komersil. Dengan demikian kebijakan industri pertanian yang telah dibuat tidak akan terpengaruh sama sekali oleh adanya proses penyerahan kembali Taiwan pasca kekalahannya oleh pasukan sekutu.34 Untuk memberikan gambaran tentang struktur masyarakat petani di Taiwan dapat dilihat dari besaran struktur pekerjaan masyarakatnya yang pada awalnya mayoritas sebagai petani lalu terus mengalami pergeseran struktur menjadi lebih kecil terhadap industri yang memiliki padat modal dan teknologi, berikut komposisinya :
34
MaoYu-kang. The Office;2003:Preface.
Story
of
Taiwan
Agriculture.
Government
36 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Information
Tabel II.4 Perubahan Struktur Tenaga Kerja Pertanian Terhadap Total Tenaga Kerja di Taiwan Tahun
Kelompok Pekerja Tani (10.000 penduduk)
% Total Pekerja Tani
1952
164,2
56,1
1955
166,7
53,6
1960
174,2
50,2
1965
174,8
46,2
1970
168,0
36,7
1975
168,1
30,4
1980
127,7
19,5
1985
129,7
17,5
1990
106,4
12,8
1995
95,4
10,5
1998
85,2
8,8
1999
77,6
8,3
2000
74,0
7,8
2001
70,8
7,5
Sumber: Basic Agricultural statistics of the Republic of China. Council of agriculture, executive yuan, Republic of China 2001.
Walaupun antara tahun 1952 hingga 1965 dari sisi jumlah pekerja tani meningkat 116.000 orang akan tetapi rasio total pekerja tani terhadap total pekerja mengalami penurunan dari 56 persen menjadi 47 persen, berarti kesimpulan yang bisa didapat bahwa selama proses peralihan ke masyarakat industri, sektor non-agrikultur telah mampu menyerap kesempatan dan peluang baru bagi masyarakat Taiwan. Pada saat memasuki fase tinggal landas dari pertumbuhan ekonomi tahapan linier maka ditandai dengan besarnya capital investment. Akan tetapi lain halnya di Taiwan dimana besarnya angka capital investment lebih kecil dan semakin menurun dibandingkan dengan besarnya angka devisa ekspor.
37 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.5 Indikator Ekonomi Domestik (dalam juta US$ )35 Indikator
2001
2002
2003
2004
Pendapatan Ekspor
6.39
6.16
6.07
6.03
Investasi Modal Asing
5.13
3.27
3.58
3.95
Terjadi fenomena yang menarik pada kurun waktu tahun 1945 sampai dengan tahun 1965 yaitu36 perkembangan sektor pertanian moderen Taiwan mengalami lonjakan pendapatan yang mencakup: Tanaman Sawah, Kehutanan, Perikanan, dan Peternakan. Pada tahun 1952 dimana sektor usaha tanaman sawah mampu memberi kontribusi sebesar 68.6 persen, sektor usaha peternakan mampu memberi kontribusi sebesar 15,8 persen, sedangkan sektor usaha perikanan hanya mampu memberi kontribusi 9.1 persen, terhadap total produk agrikultur. Pada tahun 1970 Komposisinya berubah menjadi hasil tanaman sawah menurun jadi 53,8 persen, akan tetapi ditutup oleh kenaikan sektor peternakan yang mengalami kenaikan 25 persen dan sektor usaha perikanan yang naik sebesar 15 persen. Kondisi ini terus berubah dimana pada tahun 1995 hasil sektor tanaman sawah menurun hingga menjadi 41.1 persen, akan tetapi sektor peternakan terus mengalami kenaikan menjadi 35,5 persen dan 23,2 persen untuk sektor usaha perikanan. Dari fenomena tersebut jelas bahwa sektor perikanan dan peternakan mulai memegang peran penting dalam industri agrikultur di Taiwan. Berikut data lengkapnya :
35
DGBAS:Directorate General of Budget, Accounting and Statistic, Executive Yuan. Central Bank of China (Taiwan) Minister of Economic Affairs. 36 Mao Yu-kang, 2003. The Story of Taiwan Agriculture. hal. 20.Taiwan: Government Information Office.
38 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.6 Persentase total produksi pertanian terhadap sektor Tanaman Sawah, kehutanan, Perikanan dan Peternakan
19,7
15,8
100 %
9,1
80%
25,6
35,5
28,1
30,8
30,7
27,5 16,1
25 15
21,4 9,7
21,4
8,9
9,2
0,2
25,8
26,3
21,1
45,6
25,2 0,2
0,4
1,1
2
3,3
5,7
5,5
5
5
6,5
60%
40%
20%
39
Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008 41,1
45,7
41,8
46,2
53 1976
53,8 1971
63,4 1966
64,6
1961
66,1
1956
68,6
1952
0%
Peternakan Perikanan Kehutanan Persawahan
2001
Sumber : Basic agricultural statistics of the Republic of China Council of Agriculture, Executive Yuan, Republic of China,2001
28,7
1996
1991
1986
1981
3. Pertanian Sebagai Basis Strategi Pengembangan Industri Pasca penyerahan kembali Taiwan oleh kolonial Jepang berdasarkan pertumbuhan ekonomi tahapan linier berarti sudah memasuki fase modernisasi ekonomi, masyarakatnya menganut prinsip: “membangun industri melalui pertanian dan membangun pertanian melalui industri”, melalui strategi ini telah memberikan dampak yang sangat signifikan kepada dua hal yaitu37 : Pertama, telah menempatkan sektor pertanian sama pentingnya dengan industri, dan strategi bahwa Jepang memberikan kebebasan penuh untuk mengkelola pertanian dengan konsep Taiwan terbukti membawa kesuksesan. Kedua, telah menjadikan pertanian sebagai pondasi bagi bergeraknya pembangunan
ekonomi
Taiwan,
artinya
bahwa
keberhasilan
strategi
pembangunan ekonomi Taiwan dewasa ini telah terbukti dapat dilaksanakan setelah stabilnya pertanian sebagai pijakan awal dan terus dilakukan modernisasi melalui konsep industrialisasi pertanian sambil secara perlahan dan alamiah pemerintah Taiwan melakukan pergeseran kepada industri yang lebih padat modal dan lebih bernilai ekonomis tinggi. Pada awalnya kegiatan pertanian di Taiwan baru sebatas mampu mencukupi pasokan kebutuhan para militer dan penduduk sipil saja, akan tetapi seiring dengan modernisasi pertanian yang terus digulirkan maka Taiwan telah mampu mencukupi kebutuhan pertaniannya secara mandiri. Setelah kebutuhan pasar dalam negeri mencapai angka kestabilan maka langkah berikutnya secara perlahan
industri
pertanian
Taiwan
berkembang
menjadi
industri yang
berorientasi ekspor. Fase berikutnya adalah ketika masyarakatnya memasuki fase masyarakat konsumsi tinggi yang ditandai oleh salah satunya adalah meningkatnya belanja negara di sektor militer, ternyata di Taiwan masyarakatnya semakin modern tetapi belanja sektor militernya semakin menurun. Berdasarkan data dari Ministry of National Defense jumlah personil militer negara terus mengalami penurunan 37
Ibid.
40 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
tahun 1997 sejumlah 450.000 personil, tahun 2001 sejumlah 380.000 personil, tahun 2002 sejumlah 350.000 personil. Untuk prosentase pengeluaran anggaran militer-pun terus dikurangi dari 24,51 persen pada tahun 1995 menjadi hanya 16,59 persen pada tahun 2004 atau turun dari 3,69 persen menjadi hanya 2,50 persen dari rasio GNP38. II.3.4. Aliansi Internasional, mekanisme menuju kesetaraan terhadap negara sentral. Berdasar data resmi yang dikeluarkan kementrian urusan perekonomian (MOEA:the Ministry of Economic Affairs),39 aliansi internasional yang dilakukan Taiwan pada awal pertengahan 1998 menunjukan peningkatan sebesar 65 persen pada sektor investasi asing yaitu sejumlah 163.3 milyar $ NT (New Taiwan). Untuk kapitalisasi yang bersifat investasi langsung modal asing mayoritas terkonsentrasi pada industri manufaktur elektronik, produk teknologi informasi, perbankan, bisnis ritel dan jasa. Fenomena lainnya adalah berhasilnya industri skala kecil dan menengah (SMEs : small and medium-sized enterprises) yang mampu bertahan dari hantaman krisis keuangan juga dikarenakan telah terjalinnya hubungan kerjasama bilateral maupun regional dengan negara lain yang dilakukan juga oleh skala industri yang sama. Pada tahun 1993 saja terdapat 700.000 industri slaka kecil dan menengah yang tersebar merata di seluruh wilayah pedesaan dan ternyata menghasilkan 98 persen lebih dari total bisnis Taiwan dan 65 persen total ekspor Taiwan berasal dari industri skala kecil dan menengah yang juga telah menyumbangkan 55 persen dari GNP serta menyerap 70 persen dari seluruh tenaga kerja di seluruh negeri. 40.
38
Taiwan Information Office, 2005. Taiwan 2005 Year Book . hal.107. Taiwan : The Government Information Office, Republic of China (Taiwan). 39 Dr. Wang Ching-kang, 1999.Bounding Back :Discusses Taiwan’s economic growth and its potential for further expansion.hal.25.(artikel majalah Taiwan Review.) Taiwan:the Friary press 40 Majalah SWA.1992. Membesarkan Naga Kecil. (edisi Januari 1992)
41 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Signifikannya peran Jepang sebagai negara sentral juga mendominasi pembangunan ekonomi di Taiwan, Sepanjang tahun 1997 hingga tahun 1999 saja nilai ekspor Jepang ke Taiwan tetap lebih besar dibandingkan dengan nilai impor dari Taiwan, atas dasar ketimpangan itu mendorong Taiwan untuk bergabung dengan WTO untuk dapat mengurangi defisit perdagangan dengan Jepang. Berikut ini data lengkapnya: Tabel II.7 Perdagangan Luar Negeri Jepang dengan Taiwan (Milyar Yen) Tahun
Ekspor
Impor
1997
3335,2
1510,9
1998
3340,4
1336,3
Januari
228,4
100,7
April
257,2
122,6
Juli
281,7
129,7
November
283,4
140,9
1999
Sumber : Japan Economic Almanac
Dominasi surplus Perdagangan Jepang terhadap Taiwan ini ”ditangkap” oleh Amerika Serikat sebagai sinyalemen negatif karena bagi Amerika Serikat kawasan Asia Timur merupakan kawasan terlarang bagi munculnya dominasi ekonomi dan pengaruh politik Cina tetapi tidak juga untuk Jepang karena dari sisi ekonomi Jepang merupakan ancaman terkuat terhadap produk-produk Amerika Serikat untuk itulah Amerika Serikat sekuat mungkin dapat berperan lebih banyak terhadap perekonomian Taiwan41. Penguasaan teknologi dan industrialisasi bila dilihat dari kemunculannya jelas bahwa Jepang lebih dahulu mengalami kemajuan dengan demikian dampak bagi Taiwan sebagai negara koloninya adalah Jepang mengajarkan betul kepada Taiwan untuk menjadi negara yang mampu membuat produk yang dapat memasok kebutuhan industri Jepang. Dengan demikian pada akhirnya nanti 41
Sheng Lijun, 2001. China’s Dilemma The Taiwan Issue. Hal.44. Singapur : Institute of Southeast Asian Studies.
42 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
produk Taiwan bukanlah kompetitor tetapi komplemen bagi Jepang. Strategi industrialisasi ini cukup sukses dijalankan, sehingga sektor industri kecil dan menengah yang ada di Taiwan terdorong untuk lebih maju lagi baik dari segi kualitas produk yang dihasilkannya maupun dari skala investasi yang dimilikinya. Untuk
bisa
menganalisa
faktor
keberhasilan
proses
transformasi
industrialisasi di Taiwan tidak bisa lepas dari dua hal yaitu solidnya infrstruktur industri dan kuatnya integrasi vertikal pada kapasitas tata kelola di bidang informasi teknologi dengan industri elektronik. Hanya dalam waktu 20 tahun, Keseriusan kepada pembangunan industri sektor informasi teknologi telah menjadikan kekuatan pengendali pembangunan ekonomi di Taiwan. Hasil ini tercapai berkat faktor tingginya kualitas sumber daya, jaringan pemasok yang terintegrasi, adanya sistem pembagian tata kerja international, Sangat cepat dan fleksibelnya pengembangan jaringan pemasok. Telah menghantarkan Taiwan menjadi jaringan integral global dalam rantai pemasok kebutuhan industri teknologi. Berikut ini adalah data lengkapnya:
43 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.8 Penguasaan produk hasil manufaktur Taiwan sebagai pemasok global terbesar (Data tahun 2003) Nomor 1 Dunia
Nomor 2 Dunia
Nomor 3 Dunia
1. Notebook PCs
1. IC Design
1. DRAM
2. Wireless LAN
2. Digital Still Cameras
2. Flat Panel Display
3. xDSL Modems
3. Polyester Filament
3. Nylon Fiber
4. Cable Modem
4. Polyester Staple
4. Screws and Nuts
5. Foundry 6. IC Packing 7. SOHO Routers 8. LCD Monitor 9. Optical Disk Drive
Fiber 5. Purifier Terephtalic Acid 6. Polyurethanes Synthetic Leather
10. Motherboard 11. Recordable Optical Disk 12. Network Interface Cards 13. Hubs 14. ABS Copolymers 15. Glass Fiber 16. Bicycles 17. Ethernet Switches 18. Power Chairs Sumber: 2003-2004 Global Competitiveness Report oleh WEF: World Economic Forum
Bahkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Brown University, USA. Dari 198 negara yang disurvei, Taiwan menempati rengking pertama sebagai negara yang sukses menerapkan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi (E-Government Performance)42.
42
Government Information Office. 2006.Taiwan at a Glance 2005-2006.hal.32.
44 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Negara sentral lainnya adalah Amerika, tujuan strategis jangka panjang yang hendak dicapainya adalah untuk menahan pengaruh komunisme dari Cina dan Korea Utara. Dengan demikian Taiwan akan dapat dijadikan perpanjangan kekuatan militer Amerika Serikat yaitu dengan ditempatkannya tentara Amerika Serikat beserta kekuatan dan fasilitasnya di wilayah Taiwan tersebut. Sadar akan pentingnya posisi tersebut bagi Amerika Serikat, pemerintah Taiwan memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan wilayahnya yang sedang membutuhkan pendanaan, maka dibuatlah kerjasama dalam bentuk (ECA:Economic Cooperation Administration) and (JCRR:Joint Commission on Rural Reconstruction) yaitu sebuah lembaga resmi bentukan kedua negara yang berfungsi untuk menerima bantuan dari Dewan Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat (CUSA)43sebagai kepanjangan dari USAID. Hasilnya program upaya rekonstruksi wilayah pedesaan dapat berjalan dengan sukses.44 Pasca meletusnya perang Korea kekhawatiran munculnya kekuasaan komunis di wilayah Asia Timur telah mengundang Amerika Serikat untuk mengambil kebijakan politik pembendungan pengaruh ideologi komunis salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan Taiwan baik sektor ekonomi maupun penguatan sektor militer. Dari tahun 1949 – 1967 saja bantuan Amerika Serikat yang telah diberikan kepada Taiwan untuk rekonstruksi ekonomi pedesaan sebesar 4,1 juta dollar AS. Besarnya arus bantuan luar negeri ke Asia Timur termasuk semua pinjaman lunak antar pemerintah berupa hibah, pinjaman lunak, bantuan teknis dan sebagainya yang termasuk bilateral maupun multilateral setelah memasuki dasawarsa 1970-an jumlahnya semakin terbatas namun yang penting dicatat bahwa arus bantuan asing telah memainkan peran yang luar biasa besar pada saat awal pembangunan kawasan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sendiri setiap tahunnya pada awal dasawarsa 1950-an memberi bantuan 90 juta dollar AS yang dapat membiayai sekitar 40
43
Daniel K Berman,1992. World like Colored Glass, The Role of the Press in Taiwan Democratization Process. hal.207. San Fransisco :Westview Press Oxford 44 Helen Hughes, 1992. op.cit.hal.388.
45 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
persen dari impor barang dan jasa Taiwan begitupun halnya bantuan yang dikucurkan oleh Amerika Serikat kepada Korea Selatan sebelum berlangsungnya perang Korea naik sekitar 60 juta dollar AS pada tahun 1950-an sehingga totalnya hampir mencapai 200 juta dollar AS. Tahapan kedua dari arus bantuan luar negeri Amerika Serikat terjadi pada tahun akhir dasawarsa 1950-an pada saat itu di Amerika Serikat sedang terjadi persepsi yang mengkritisi ketidakefisienan bantuan luar negeri yang telah disalurkan oleh Amerika Serikat. Kemudian pada dasawarwa 1970-an tahapan ketiga arus bantuan luar negeri dikucurkan, pada saat itu banyak terjadi debat tentang syarat-syarat pemberian kredit hingga digantikannya bantuan luar negeri bilateral menjadi bantuan luar negeri multilateral oleh hampir semua negara donor bilateral. Mulai sejak itulah pemberian bantuan diorganisasi oleh lembaga keuangan seperti Bank Pembangunan Asia, dana internasional bagi pembangunan sektor pertanian (IFAD), OPEC dan dana Arab di gabungkan ke dalam Bank Dunia yang secara riil juga mengalami pertumbuhan secara pesat pada dasawarsa 1970-an. Besarnya angka bantuan luar negeri Amerika Serikat kepada Taiwan selain untuk tujuan politis strategis juga diarahkan kepada tujuan kepentingan ekonomi Amerika Serikat secara global. Adapun wujud pelaksanaannya dijalankan dengan konsep penanaman modal asing di Taiwan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang total arus modal asing baik terdiri dari hibah antar pemerintah maupun yang dikonversikan dalam bentuk hutang jangka menengah dan jangka panjang selama dasawarsa 1970-an dapat dilihat pada tabel berikut.
46 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel II.9 Kontribusi arus masuk modal asing terhadap investasi domestik bruto, 1970 – 1980 (persen) Kelompok Negara
1970
1977
1978
1979
1980
4
7
6
10
8
Asia
3
4
4
7
5
Cina
0
9
1
5
4
India
7
5
4
4
7
Afrika, sebelah selatan Sahara
29
40
43
52
59
15
18
18
17
15
Asia timur dan Pasifik
19
16
14
14
15
Timur Tengah dan Afrika Utara
17
21
16
14
10
Afrika, sebelah selatan Sahara
16
13
20
22
17
Eropa bagian selatan
12
17
19
22
22
Amerika Latin dan Karibia
13
18
21
21
17
15
17
19
20
18
13
18
16
15
11
11
15
15
16
13
Negara-negara yang berpendapatan rendah
Negara-negara berpendapatan menengah
Negara-negara importir minyak berpendapatan menengah
Negara-negara eksportir minyak berpendapatan menengah
Total negara berkembang yang berpendapatan rendah dan menengah Sumber : Helen Hughes (1985)
Posisi geo-politik dan ekonomi Taiwan terhadap keamanan dan stabilitas wilayah Asia Timur memiliki arti penting bagi Amerika Serikat dan Jepang. Penyebaran pengaruh hegemoni Amerika Serikat di kawasan ini menjadi pertimbangan utama Amerika Serikat sehingga mau melakukan apa saja demi tercapainya misi tersebut.
47 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
II.3.5. Paham Confucian sebagai standar prilaku aktor pembangunan . Faktor
lain
yang
banyak
mempengaruhi
keberhasilan
pembangunan ekonomi, sosial dan politik di Taiwan adalah karena adanya faktor budaya atau paham Confucian yang secara umum terjadi pula pada masyarakat di negara Asia Timur lainnya seperti Hongkong, Singapura, Korea Selatan dan Jepang, yang ternyata berdampak kepada tradisi dan kepercayaan bahwa setiap kesepakatan yang telah dihasilkan pantang untuk dikritisi kembali, kalaupun mendesak disalurkan melalui mekanisme yang tertutup sehingga tidak memberikan keguncangan kepada stabilitas pembangunan. Kepatuhan rakyatnya untuk mentaati sebuah program sangat tinggi dan kalaupun terjadi perbedaan maka, standar
kebenarannya
dipercayakan
kepada
kearifan
maupun
pengalaman tokoh seniornya yang sangat dihormati. Menurut Cummings, kesuksesan Taiwan45 dapat dikaji dari aspek adanya pola hubungan yang kuat antara sektor pemerintah dengan perusahaan swasta yang menggunakan semangat Confucian46 sebagai tradisi. Dimana pola hubungan tersebut sangat kuat di tiga negara Asia Timur yaitu : Taiwan, Jepang dan Korea Selatan. Menurut gagasan paham Confucian, pemerintah tidak secara langsung mengatur masyarakat, juga bukan dari dan oleh masyarakat. Fungsi pemerintah adalah melaksanakan secara jitu semua kebijakan yang telah dirumuskan secara tepat, dimana standar ketepatannya ditentukan oleh kearifan maupun pengalaman pemimpin pemerintahan senior. Bentuk pemerintahan yang cocok untuk tugas ini adalah pemerintahan yang bersifat otoriter dengan sistem 45
Cummings B., 1984. The origin and development of the Northeast Asian political economy : Industrial sectors, product cycles and political consequences, International Organization. 46 Confucian bukanlah agama yang menekankan pada kehidupan di akherat melainkan merupakan aturan etika dan tingkah laku, yang dimaksudkan sebagai pedoman terhadap pola hubungan antar umat manusia. Hubungan yang teramat penting adalah bersifat hirarkis, yakni antar generasi, dalam lingkup keluarga ataupun antara penguasa dan rakyat jelata. Kewajiban bawahan dalam pola Confucian ini adalah memperlihatkan sikap patuh, loyalitas dan rasa hormat, sementara kewajiban atasan adalah memberikan teladan moral yang baik dan bertingkah laku sesuai dengan statusnya dalam masyarakat. Dalam pola hubungan Confucian ini sikap saling pengertian yang dimiliki masyarakat perihal tujuan dan cita-cita bersama meniadakan kebutuhan akan pola komunikasi yang bersifat terbuka.
48 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
birokrasi yang terpusat. Karakteristik pokok dari figur kepemimpinan di ketiga negara Asia Timur ini cenderung kuat seperti apa yang dikatakan Cummings : “mereka mampu merumuskan tujuan kebijakan tanpa di pengaruhi oleh kelompok tertentu, mereka mampu mengubah perilaku kelompok ataupun kelas tertentu dalam masyarakat, dan bahkan mereka mampu mengubah struktur masyarakatnya.”
49 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
BAB III PROSES KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOREA SELATAN III.1. Peran Geografis Terhadap Pembangunan Ekonomi Taiwan Luas keseluruhan Korea adalah 222.154 kilometer persegi meliputi 3.000 kepulauan47, ukurannya hampir menyerupai Inggris atau Rumania. Dua pertiga wilayahnya adalah daerah pegunungan dan hanya 45 persen saja wilayahnya bisa ditanami, wilayahnya di dominasi oleh rangkaian sungai besar dan kecil sehingga berdampak kepada pola industrialisasinya, sungai hangang sebagai sungai terbesar dijadikan urat nadi perekonomian penduduk di pusat kota, rangkaian wilayah memanjang di semenanjng Korea yang dikelilingi oleh lautan sehingga dikenal sebagai negara industri perkapalan dan kemampuan navigasinya. Pasca perang Korea 1953,48 Korea Utara sebagai negara yang berbatasan langsung mengajukan unifikasi komunis didasarkan pada logikanya yang disebut “satu Joseon” walau mustahil bisa diterima Korea Selatan, pasca perubahan blok sosialis 1991 disepakati “perjanjian dasar Selatan-Utara” dengan status keduanya dalam hubungan khusus menuju reunifikasi. Pada era Kim Dae-jung dibuat “kebijakan Cahaya Matahari” dengan mengunjungi PyongYang guna mengukuhkan sikap saling memahami, membangun hubungan timbal-balik antar Korea. Pada 2002 perdagangan antar kedua Korea mencapai 641.73 juta Dollar AS, dengan tujuan memisahkan kepentingan bisnis dengan politik maka Seoul mengizinkan para eksekutif perusahaan besarnya dan organisasi ekonomi untuk mengunjungi Korea Utara untuk kepentingan bisnis. Posisi strategis Korea Selatan dapat dilihat pada denah peta wilayah pada tabel III.1 berikut :
47 48
Korean Overseas Information Service, 2003. hal.9. Fakta Tentang Korea. Korean Overseas Information Service, 2003.hal.48.op.cit.
50 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel III.1 Peta wilayah Korea Selatan
Sumber:
Handbook
of
Korea;
51 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
II.2. Sejarah Korea Selatan dari Perspektif Pembangunan Ekonomi Politik Internasional Dalam tesis ini proses pencapian pertumbuhan pembangunan ekonomi Korea Selatan hingga menjadi kelompok NICs, akan dilihat dari perspektif kebijakan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh Korea Selatan disesuaikan dengan dua teori utama dalam pembangunan ekonomi internasional yaitu : Pertumbuhan ekonomi tahapan linier dan Internasional Dependensi. Korea
Selatan
pernah
dikenal
sebagai
negara
dengan
masyarakat
pertaniannya temiskin di dunia, dalam waktu kurang dari empat dekade, tahun 1962 situasinya berubah menjadi prestasi yang dikenal sebagai “Keajaiban ekonomi di sungai Hangang”, Kuncinya melakukan kebijkan ekonomi berorientasi ekspor sebagai mesin pertumbuhan. Didorong oleh penghematan dan angka investasi tinggi serta penekanan kepada pendididkan, tahun 1996 Korea Selatan resmi bergabung menjadi anggota organisasi untuk pembangunan dan kerjasasama ekonomi (OECD). Untuk melakukan kesetaraan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pada 1966 dibentuk Institute Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korea dan Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan sasaran untuk melakukan perencanaan dan pengadaan proyek nasional riset dan pengembangan terhadap penguasaan pengetahuan dan teknologi pada sektor swasta maupun pemerintah, melalui tiga hal : pengembangan ilmu pengetahuan dasar, menjaga distribusi dan penggunaan sumber daya riset dan pengembangan secara efisien serta kerjasama internasional. Berikut ini adalah grafik data pertumbuhan ekonomi dari Korea Selatan49.
49
Cheonsik Woo, 2006. Overview of the Korea’s Process until 1997 The Challenges for Korea’s Development Strategies.(www. Worldbank.org). Diakses tanggal 19 Mei 2008 pukul 20:30.
52 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel III.2 Transformasi Ekonomi Korea Selatan
Pertumbuhan Ekonomi
53 keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008 Sumber: Cheonsik Woo, KoreanFenomena Development Institute (
[email protected])
Yang dimaksud dari tahapan “Big Push” dalam grafik tersebut adalah berbagai upaya kebijakan pemerintah yang dilakukan langsung oleh figur sentral pemimpin pemerintahan yang akan dijelaskan sebagai berikut : State-led Planning (1962-1976), perencanan yang bertumpu kepada negara: Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan rencana pembangunan ekonomi lima tahunan yang pertama (1962-1966), kedua (1967-1971) dan ketiga (1972-1976). Terdapat tiga prinsip utama yang diaplikasikan dari tahapan ini yaitu : fokus kepada pembangunan infrastruktur yang dapat mengembangkan kegiatan ekonomi skala kecil, menyiapkan dan mobilisasi kekuatan sumber daya dan investasi di bidang industri
pilihan
serta
adanya
perencanaan
pembangunan
ekonomi
yang
50
berkelanjutan . III.3. Faktor-faktor Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Korea Selatan III.3.1.
Kuatnya
Figur
Kepemimpinan
Sebagai
“Arsitek”
Keberhasilan
Pembangunan Peran Park Chung-hee (May 1961 - Oktober 1979).51 Presiden Korea Selatan ini memiliki kemiripan karir dengan Chiang Kai-shek pemimpin Taiwan, pernah bertugas sebagai pasukan pada ketentaraan Jepang, dimata para praktisi ekonomi, sosoknya merupakan gambaran kesuksesan Jepang. Melalui kudeta militer langsung mengendalikan jalannya sistem pemerintahan Korea Selatan dengan sistem nasional dan sistem konglomerasi (Chaebol) untuk menggantikan pemerintahan sebelumnya yang berbentuk demokratik. Yaitu dengan mengorganisasi kekuatan para super bisnis untuk menjalankan kebijakan ekonomi pemerintah . untuk memberikan dukungan kepada para pebisnis, Jenderal Park Chung-he melakukan terobosan pertamanya yaitu bertindak sebagai perdana menteri dengan menghimpun dana “kotor” yang dikeruk para pebisnis dimasa pemerintahan sebelumnya dengan sebuah kerangka hukum akibatnya banyak pelaku korupsi yang dipenjarakan dan dana yang terkumpul digunakan untuk pembangunan ekonomi Korea Selatan. 50
Cheonsik Woo, 2006. loc.cit. Presidential Committe on Government Innovation & Decentralization, 2007. A new wave of Government Innovation in Korea (Jurnal). 51
54 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Spekulasi akan gaya kepemimpinan yang diktator dijawab dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tindakannya yang tidak pernah memperkaya sendiri, hidup sederharna dan kejujuran berhasil menggelorakan semanagat rakyatnya untuk berkorban demi masa depan negaranya. Pada tahun 196552 Jenderal Park Chung-he melakukan hubungan normalisasi dengan kolonial Jepang, dan berhasil memperoleh pinjaman sebesar 800 juta $ untuk membangun industri dasar dan infrastruktur berupa: industri kimia, industri besi dan baja serta jalur kereta cepat. Hubungan dengan Amerika ditunjukan dengan pengiriman pasukan selama perang Vietnam. Sejak kemenangannya melawan Kim Dae Jung, pada tahun 1963 -1971 statusnya berubah sebagai presiden sipil dan mendeklarasikan bahwa situasi dalam “keadaan perang” adalah pilihan terbaik dari yang pernah ada, dan menyebutnya sebagai sistem baru Yushin yaitu gerakan untuk melakukan revitalisasi dan siapapun jangan pernah bepikir telah melakukan pekerjaan besar sebelum tersedianya sehelai roti. Park Chung-hee berhasil membuat konsensus dalam membuat gran desain pembangunan melalui tahapan pembangunan lima tahunan dengan prioritas mengatasi kemiskinan, membangun dasar ekonomi riil masyarakt yang kuat yang berbasis pada industri agro industri dan kelautan dan pembangunan ekonomi yang berbasisi pada kombinasi segitiga aktor yaitu, aktor negara, aktor industri besar nasional dan aktor institusi internasional. Berkat gerakan Saemaul Undong yang digagasnya, Park Chung-hee di tahapan awal telah berhasil meletakan dasar pembangunan ekonomi kuat yang berbasis kepada sektor ekonomi riil kerakyatan serta meningkatkan produktivitas yang tinggi pada masyarakat tradisional. menuju tahapan pra tinggal landas, Kepemimpinan yang kuat Park Chung-hee diimbangi pula oleh hadirnya lembaga tata kelola administrasi pemerintahan yang baik, salah satu kredonya yang terkenal adalah:53
52
www.giles.34sp.com/biographies/park.htm. Di akses tanggal 9 Mei 2008. pukul 17:35. The Economy of South Korea. (www.wikipedia.org/first_republic_of_south_korea). akses tanggal 28 Mei 2009 pukul 19:15. 53
55 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Di
“Pemerintah
pusat
harus
mampu
memainkan
peran
kunci
dalam
pembangunan ekonomi sebab tidak akan ada institusi lain yang memiliki kapasitas atau sumber daya yang mampu secara drastis langsung mampu merubah dalam waktu yang singkat”
Hasilnya, Park Chung-hee berhasil membuat pola terpadu pembangunan ekonomi negara melalui perpaduan state capitalism dengan free enterprise dimana pengendalian perekonomian didominasi oleh pihak konglomerat (Chaebol), dan juga banyak didukung perusahaan umum yang bergerak di berbagai bidang seperti : industri besi dan baja, industri perlengkapan, industri komunikasi, industri petrokimia, industri pupuk serta industri berat lainnya. Peran pemerintah adalah membuat panduan industri swasta melalui target produksi dan ekspor dengan menggunakan sistem kredit yang terkendali, kekuatan informal yang bersifat persuasif dan menekan, sistem keuangan tradisional serta kebijakan fiskal. Hanya
dalam
waktu
20
tahun,
Korea
Selatan
berhasil
mengubah
pembangunan ekonominya sehingga sukses menjadi negara industri baru, padahal pada tahun 1970, dari 2,5 juta rumah petani 80 persen nya hanya beratap jerami dan hanya 20 persen yang dilengkapi listrik54. Signifikannya perubahan tersebut karena diawali adanya faktor kepemimpinan yang kuat sehingga melahirkan masyarakat yang kuat pula. Kekuatan tersebut sudah dibuktikan pada tahun 1973-1975, Korea Selatan tidak terpengaruh oleh gejolak krisis minyak dunia serta badai krisis keuangan global pada tahun 1997 serta keberhasilan proses transformasi dari tahap industrialisasi substitusi impor (inward looking) beralih menjadi industrialisasi berorientasi ekspor (outward looking)55 disertai berbagai pembenahan seperti: - Penataan kembali industri yang berorientasi ekspor.
54
Park Chang-Ho. Anggoro Sigit Sutanto, .et al. 2002. Gerakan Masyarakat Baru di Korea: Filosofi dan Aplikasi Saemaul Undong. hal.19. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional dan Korean International Cooperation Agency. 55 Robert A. Scalapino, Seizabaro Sato & Jusuf Wanandi., 1990. Perkembangan ekonomi Asia: Masa kini dan masa depan. hal.189.Jakarta:CSIS.
56 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
-
Pemerintah
berhasil
merubah fungsi
menjadi
tulang
punggung
proses
industrialisasi dimana para birokratnya bertindak sebagai Administratif Guidance terhadap para pelaku pembangunan ekonomi yaitu sektor swasta. -
Melakukan kemudahan deregulasi kepada investor lokal untuk mendatangkan investasi langsung dengan luar negeri (FDI: foreign direct investment) yaitu mengundang para korporasi pemain global untuk memainkan perannya di Korea Selatan, serta tetap dengan prioritas swasta domestik untuk berperan pada skala industri kecil dan menengah (SMEs: Small and Medium-sized Enterprises) dengan tujuan untuk memperkuat ekonomi riil dan ketahanan ekonomi nasional.
-
Pemerintah menentukan fokus kepada sektor industri tertentu sebagai unggulan : industri besi baja, industri kimia, industri otomotif, industri perkapalan yang diarahkan untuk mampu bersaing menjadi pemain global. Dilihat dari perjalanan model pemerintahan yang dijalankan maka secara garis
besar Korea Selatan mengalami lima kali tahapan perubahan sistem pemerintahan yaitu,56 : Pertama, tahapan pendirian pemerintahan (1946-1960) didirikan pada tanggal 13 Agustus 1948 dengan Syngman Rhee sebagai presiden pertamanya. Kedua, tahapan bentuk pemerintahan militer (1960-1993) dimulai dari era Park Chung-hee, Chun Doo-hwan hingga Roh Tae-woo. Ketiga, tahapan bentuk pemerintahan sipil (1993-1998) era Kim Young-sam. Keempat, tahapan bentuk pemerintahan rakyat (1998-2003) era Kim Dae-jung. Kelima, tahapan bentuk pemerintahan partisipasi administratif (2003-sekarang) era Roh Moo-hyun hingga sekarang. III.3.2. Gerakan Reformasi Lahan (Land Reform):Pra-syarat Pembangunan Ekonomi Gerakan ini merupakan agenda prioritas utama yang dilakukan pasca terjadinya perang kedua Korea, program ini pertama kali dilakukan pada tahun 1950 dan diharapkan selesai dalam lima tahun.57 Gagasan dasarnya adalah untuk melaksanakan prinsip pembagian kembali tanah kepada para petani, dan dibuatkan
56 57
Presidential Committee on Government Innovation & Decentralization, 2007. loc.cit. Park Chang-Ho, op.cit. hal.27.
57 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
dua macam ketentuan yaitu larangan untuk menyewakan lahan pertanian dan pembatasan lahan maksimal tiga hektar. Program reformasi lahan ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian serta berperan penting terhadap distribusi aktiva dan pendapatan yang relatif egaliter, keberhasilan ini terlebih karena mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat yang melakukan politik antisipasi akan bahaya ancaman ideologi komunis Korea Utara, faktor pendukung lainnya adalah para elit politik di Korea Selatan tidak memiliki hubungan historis yang erat dengan para tuan tanah tradisional. Pada saat terjadi lonjakan ekonomi pada tahun 1963,58 mayoritas profesi penduduk Korea Selatan adalah bertani sebesar 63 persen dari total populasi yang menempati pedesaan, namun dua puluh lima tahun kemudian komposisinya berubah secara signifikan dari masyarakat tani menjadi masyarakat urban melalui proses yang disebut negara industri baru (NICs:newly industrializing countries) sehingga prosentase dominasi bertani berubah menjadi hanya 21 persen pada tahun 1989, dimana pemerintah sendiri berharap pada tahun 2000 dominasinya berkurang dibawah 20 persen. Pergeseran industri pertanian tersebut akan semakin jelas bila dilihat dari data tahun 1988 tentang kontribusi industri pertanian terhadap GDP,yaitu totalnya hanya sebesar 10,8 persen. Berikut ini beberapa dampak penting atas keberhasilan program reformasi lahan59 : Pertama, program reformasi lahan mampu mengurangi pengaruh kelompok elit pedesaan yang cenderung anti industrialisasi. Kedua, reformasi lahan menjamin diperolehnya basis dukungan atas rejim yang berkuasa karena dengan sendirinya reformasi lahan akan dapat melenyapkan munculnya kemungkinan gerakan revolusi yang dimotori oleh kekuatan politik di pedesaan seperti yang terjadi di Cina, Filipina dan Vietnam. Ketiga, reformasi lahan selalu disertai dengan mekanisme organisasi baru seperti sistem barter pupuk dengan beras sehingga mampu memperbesar kapasitas industri pemerintah dan meringankan beban masyarakat pedesaan. 58 59
The Economy of South Korea, loc.cit. Helen Hughes, 1992. op. cit hal.368.
58 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Keempat, pemerintah menghapuskan sistem tuan tanah dan menyalurkan sumberdaya bagi pembangunan industri lainnya. III.3.3. Konsep “Saemaul Undong” Sebagai Pondasi Transformasi Industrialisasi Kim Jae-sup, Duta besar Korea Selatan untuk Indonesia60, mengatakan: “Gerakan Saemaul Undong
61
merupakan gerakan bangsa korea dalam
mengentaskan kemiskinan dan pengembangan masyarakat. Gerakan ini merupakan penyumbang terbesar bagi keberhasilan bangsa Korea dalam pembangunan
ekonomi
dan
merupakan
contoh
sukses
gerakan
pemberdayaan masyarakat yang ada di dunia dan ini hanya ada di Korea. Gerakan ini adalah gerakan bangsa Korea Selatan yang digagas pertama kali oleh Presiden Park Chung-hee pada tahun 1970, dengan tujuan utama untuk mengentaskan kemiskinan dan pembangunan wilayah pedesaan yang sempat tertinggal dari gelombang awal pembangunan ekonomi periode tahun 1960-an”
Terdapat tiga hal perubahan besar yang dirasakan dari adanya gerakan Saemaul Undong sehingga berhasil menjadikan pilar dalam membangun ekonomi domestik dan kuatnya ekonomi regional Korea Selatan, yaitu : pertama, gerakan tersebut berhasil membangun revolusi jiwa dan mental untuk bangkit. Kedua, berhasil melakukan penataan infrastruktur pedesaan sehingga berdampak kepada penguatan pembangunan ekonomi. Ketiga, tercapainya produktivitas daerah-daerah pedesaan.
Tujuan
utama
dari
Saemaul
Undong
sendiri
adalah
untuk
menyeimbangkan pembangunan ekonomi secara keseluruhan melalui proses distribusi yang tersebar dan merata.
60
Park Chang-Ho, , Anggoro Sigit Sutanto, et al. 2002. op.cit. hal.xi. “Saemaul” berasal dari Kata “Sae” yang artinya Pembaharuan secara progresif yang didasarkan atas pengalaman masa lampau, Kata “Maul” artinya mengacu pada masyarakat desa, regional dan sosial .Dengan demikian “Saemaul Undong” merupakan gerakan yang dilakukan kepada pembaharuan masyarakat pedesaan melalui usaha yang terus menerus untuk diarahkan kepada masyarakat yang baru dan modern di kehidupan masa mendatang. “Saemaul Undong” sendiri filosofinya diambil dari kata “Sae” yang bermakna kepada kata modernisasi sebaliknya dengan “Maul” berarti mengacu kepada nilai-nilai tradisional masyarakat, dengan demikian gerakan ini adalah gerakan yang menerima nilai-nilai perubahan akan tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang relevan. “Semaul Undong” memiliki tiga prinsip atau jiwa yaitu Rajin (Dilligence), Mandiri (Self-help) dan Gotong Royong (Mutual Co-operation). 61
59 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Berikut ini adalah fenomena dari pembangunan ekonomi tahapan linier yang berhasil dikemas dalam program Saemaul Undong yaitu sebagai berikut: -
Produktifitas masyarakat sektor pertanian merupakan prioritas utama melalui pengembangan berbagai sektor industri pertanian seperti : perbaikan jalan desa, renovasi perumahan petani, perbaikan sistem penyediaan air, listrik masuk
desa,
pengenalan
bibit
unggul,
kampanye
penghematan,
pembangunan balai desa, partisipasi wanita desa dalam urusan pedesaan, pelatihan pemimpin desa. Dari sisi sumber daya manusianya ditanamkan mulai dari prinsip tiga : Rajin, Mandiri dan Gotong Royong. -
Pengembangan ekonomi model Korea Selatan yang disebut “State Capitalism” atau “Corporate Korea” yaitu pemerintah menjamin perusahaan konglomerasi (Chaebol), yang dikelola oleh korporasi pribadi yang menjadi arah pengembangan ekonomi nasional. Model ini berkompromi antara kapitalisme yang didukung oleh korporasi individual dan komunisme yang mana seluruh produksi di masyarakat dikontrol oleh pemerintah pusat. “State Capitalism” merupakan strategi dari seluruh pembangunan yang
menjamin keseimbangan di antara wilayah dan peran yang berbeda antara borjuasi lokal, perusahaan internasional dan aktor pemerintah. Untuk tercapainya konsensus tersebut Park Chung-hee merupakan figur kepemimpinan sentral dari pembangunan ekonomi di Korea Selatan yang kemudian dilengkapi dengan adanya sistem yang dijalankan secara transparan. Adapun objektif dari Saemaul Undong sendiri pada hakekatnya adalah menyiapkan masyarakt pedesaan agar pertumbuhan pembangunan ekonomi,
siap dan mampu menjadi mesin
pada tahapan selanjutnya yaitu melalui
penyiapan pembangunan infrastruktur dasar pada seluruh wilayah di Korea Selatan, yaitu 62: •
Meembangun komunitas masyarakat yang modern melalui perbaikan sosial masyarakat yang tertata.
62
Saemaul Undong (www.saemaul.com/english/saemaulundong.asp) diakses tanggal 14 Mei 2008 pukul 20.30.
60 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
•
Membangun
industrialisasi
yang
dapat
dibanggakan
oleh
karyawannya karena ikut andil dalam pembangunan ekonomi yang harmonis. •
Membangun
dan
memelihara
kesehatan
jiwa
dan
raga
masyarakat sebagai bagian dari komunitas besar sebuah bangsa. •
Membangun sistem perbaikan nasional yang dapat dibanggakan bersama.
Adapun di dalam pelaksanaanya
gerakan Saemaul Undong ini
dilakukan melalui lima tahapan : 1. Penataan Dasar (Basic Arrangement): Penataan sumber daya manusia, distribusi pembiayaan, dan pelaksanaan prinsip –prinsip dasar Saemaul Undong 2. Pelaksanaan Proyek (Operation of Project) : Tahap pelaksana rencana perbaikan yang telah disepakati dengan melibatkan semua bagian masyarakat. 3. Tahapan Utama Proyek (Main Stage of Project): Terdiri dari perbaikan lingkungan, penambahan pendapatan dan konsolidasi komunitas 4. Tahapan akhir proyek ( Final stage of Project): Menyiapkan sarana umum, fasilitas kemudahan untuk masa mendatang seperti teknologi komunikasi dan dibukanya akses untuk bekerja sama dengan dunia luar. 5. Tahapan masukan untuk tingkat nasional: Pemerintah menilai dan menentukan yang berhak memperoleh perubahan terbaik, memberikan sistem dukungan penuh serta pelatihan intensif yang diperlukan. 61 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Agar seiring dengan rencana pembangunan ekonomi dan industrialisasi yang akan dilakukan maka Saemaul Undong juga memiliki tahapan pembangunannya yaitu 63: Pertama, Tahapan Foundation and Groundwork (1970-1973): dengan prioritas penataan industri pertanian dan perbaikan teknologi pertanian serta pengembangan pendapatan dari non-agrikultur serta proses edukasi terhadap gerakan Saemaul Undong. Karakter yang dominan muncul adalah prioritas pembangunan yang diinisiatipi oleh aktor negara. Kedua, Tahapan Proliferation (1974-1976) : Pembangunan dan perbaikan tempat tinggal beserta sarananya. Karakter yang dominan muncul adalah perubahan sikap mental untuk menghargai pentingnya konsensus bersama. Ketiga, Tahapan Energetic Implementation (1977-1979) : Meningkatkan produktivitas industrialisasi melalui manajemen ketenagakerjaan, dan penataan industri yang rapih dan ramah. Karakter yang dominan muncul adalah memfasilitasi kerjasama antar industri untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi Keempat, Tahapan Overhaul (1980-1989): Pembangunan ekonomi terpadu melalui integrasi perbaikan pertanian, distribusi, sindikasi pinjaman serta peningkatan sarana penunjang lingkungan seperti taman dan jalanan yang bersih serta membudayakan tradisi kerja keras sebagai
gaya hidup.
Karakter yang dominan muncul adalah lahirnya organisasi swasta yang netral antara pemerintah dan pelaku usaha Kelima, Tahapan Autonomous Growth (1990-1998): Mewujudkan stabilitas ekonomi melalui pemulihan ekonomi, jalur perdagangan industri
serta
peningkatan derajat hidup. Serta reformasi moral dan sensitifitas warga terhadap kemajuan. Karakter yang dominan muncul adalah pentingnya kemandirian sebuah bangsa.
63
Ibid.
62 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
III.3.4. Aliansi Internasional
Mekanisme Menuju Kesetaraan Terhadap Negara
Sentral Pada awalnya Korea Selatan dan Taiwan terintegrasi dalam satu wilayah kekaisaran Jepang (negara sentral) sebagai wilayah pengembangan industri pertanian,
yang selanjutnya proses kesetaraan industrialisasi ini oleh negara
sentral dipercayakan melalui beberapa perusahaan konglomerasi Jepang (Zaibatsu) dengan perusahaan konglomerasi (Chaebol) di Korea Selatan (negara pinggiran). Peran para Chaebol seperti : LG, Daewoo, Samsung, Kia telah membuat kekuatan global bagi ekonomi, sosial dan politik Korea Selatan, bahkan LG telah mencanangkan program bahwa tahun 2010 akan menjadi perusahaan global ke-3 terbesar (Global Top 3) pada industri elektronik dunia. Pada tahun 1994 saja “kue” pembangunan pertumbuhan ekonomi Negara 47%-nya diperoleh berkat kontribusi dari lima Chaebol seperti Hyundai, LG, Samsung, Kia, dan Daewoo. Keberhasilan Korea Selatan dalam menghasilkan produk hasil manufaktur sehingga setara dengan produk global lainnya adalah karena adanya dukungan dari pihak swasta selaku partner lokal melakukan konsentrasi khusus kepada riset dan penelitian sehingga setiap produk yang ditiru dari negara sentral berhasil dibuat dengan kualitas lebih baik dari produk yang ditirunya, contohnya Chaebol Samsung berhasil menjadi pembuat produk chips nomor satu terbesar di dunia, sedangkan nomor duanya dikuasai oleh usaha patungan dua Chaebol juga yaitu Hyundai dan LG. Konsep tersebut kemudian dikenal dengan “Semangat Korea” yaitu berani melakukan inovasi karena yakin produknya merupakan unggulan yang akan mengalahkan kemapanan produk sebelumnya. Fenomena tersebut memberi gambaran bahwa pemerintah berperan membuat strategi sentral sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh kolaborasi antara pihak swasta nasional melalui aliansi internasional telah terbukti berhasil memberi devisa besar bagi negara sehingga tidak hanya naiknya pertumbuhan ekonomi tetapi juga mampu mengangkat derajat sosial dan politik dimata internasional. Perubahan struktur industri Korea Selatan dimulai pada tahun 1973 dimana pemerintah melakukan fungsinya sebagai fasilitator dalam hal : mobilisasi sumber-
63 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
sumber keuangan, memilih dan menentukan kerjasama dengan Chaebol dengan fokus kepada industri tertentu, mempercepat kompetisi sektor industri, adapun pilihan industri yang diambil meliputi : industri besi dan baja, industri perkapalan, industri petrokimia, industri otomotif, industri elektronik, dan industri permesinan64. Perubahan struktur strategi industri dapat dilihat pada tabel berikut :
64
Cheonsik Woo, 2006. op. cit. hal.5.
64 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Tabel III.3
Perubahan Struktur Industrilisasi Struktur Kepegawaian
Struktur GDP
Sumber: Cheonsik Woo, Korean Development Institute (
[email protected])
Pasca kejatuhan Jepang, dan munculnya dominasi Amerika Serikat di Korea Selatan lebih banyak dipengaruhi karena issu politik regional terhadap bahaya ideologi komunis dari Korea Utara, sekalipun tidak sedikit Amerika Serikat memberi bantuan akan tetapi lebih banyak terpakai untuk kepentingan konflik dengan Korea Utara.
65 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
Dilanjutkan oleh presiden Roh Moo-hyun, Korea Selatan menyiapkan diri untuk menjadi pusat ekonomi internasional untuk kawasan Asia Timur melalui kebijakan ekonomi internasional berupa :65 1. Mendorong pertukaran dan kerjasama ekonomi antar-Korea. 2. Membuat system kerjasama ekonomi regional Asia Timur. 3. Membangun infrastruktur bagi pusat logistik dan bisnis regional Asia Timur melalui beberapa langkah : - Membangun bandara internasional Incheon sebagai pusat bandara Asia Timur sambil mempromosikan pelabuhan Gwangyang dan Busan sebagai pelabuhan pusat daerah - Membangun bandara internasional dan pelabuhan Incheon sebagai pusat logistic wilayah metropolitan Seoul - Menghubungkan kembali dua jalur kereta api dan jalan raya antar kedua Korea dan membangun jaringan transportasi Jalur kereta api TransSiberia (TSR) dan Jalur Kereta Api Trans-China (TCR) - Membangun jaringan informasi terpadu menghubungkan bandara dan pelabuhan pada tahun 2015. Dalam rangka mengatasi krisis keuangan internasional tahun 1997, Korea Selatan
berhasil
mampu
meyakinkan kepada
Lembaga
Donor
Keuangan
Internasional (IMF) untuk memberikan pinjaman secara kontan dan tanpa disertai dengan berbagi ketentuan persyaratan yang harus dibuat guna memenuhi kepentingan pemberi donor, hal ini dikarenakan Korea Selatan dipercaya memiliki sumber daya dan strategi yang jelas dalam menata proyek – proyek pembangunan ekonominya, seperti yang dikatakan oleh seorang ekonom dari Citigroup, Stanley Fisher yang mengatakan mengatakan :66 ”….pasca krisis akumulasi aset sumber daya manusia menjadi sangat strategis tidak hanya terlatih dengan baik, lebih berpendidikan dan produktif, tetapi juga 65
Korean Overseas Information Service, op. cit. hal.61. Stanley Fischer, 2004. A Development Strategy for Asian Economic:Korean Perspective. th Paper seminar pada Korean Seminar of the 37 Annual Meeting of the Asian Development Bank. Korea: May 15,2004
66
66 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
dikarenakan untuk pengembangan dan implementasi dari teknologi maju mempersyaratkan skil tinggi, pemerintahan yang kuat di Asia Timur termasuk Korea Selatan memiliki persyaratan itu semua dimana mereka sedang terus memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan peningkatan penguasaan teknologi, upaya ini sejalan diimbangi oleh semakin terbukanya menyerap teknologi asing dan temuan – temuan terbaik dunia akan semakin mengantarkan kemapanan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan”
III.3.5. Paham Confucian Standar Perilaku Aktor Pembangunan. Secara historis, paham Confucian mulai dikenal sejak tahun 1389, pada saat itu oleh dinasti Goryeo telah dijadikan sebagai ideologi untuk memperkuat politik kapitalisasi terhadap kekuasaannya.67 Namun aplikasi dari nilai Confucian dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh pola hubungan atas kehadiran Jepang sebagai negara sentral yang telah menjadikan Korea Selatan dan Taiwan sebagai Negara pinggiran pemasok kebutuhan industri dasar Jepang. Fenomena akan keajaiban pertumbuhan ekonomi, sosial dan politik di kelompok NICs di Asia Timur seperti Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong selama tiga puluh tahun terakhir ini sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
kuatnya
nilai
Confucian
yang
dianut
oleh
para
aktor-aktor
pembangunannya, Di Kore Selatan para pelaku pembangunan ekonominya bersatu saling sinergi dalam melakukan pola industrialisasinya demi kemajuan negara, Perubahan politik tidak akan banyak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi karena selain adanya sistem ekonomi yang kuat tetapi juga dikarenakan adanya satu pemahaman dari Confucian yang melekat bahwa kepentingan negara paling utama, nilai ini teraplikasikan dengan baik oleh para aktor pembangunan negara. (seperti juga yang telah di jelaskan pada bab II tentang Confucian di Taiwan) Dari sebuah survei yang dilakukan di Korea Selatan menunjukan realitas bahwa 80 persen mereka memiliki motivasi kuat untuk berbuat yang terbaik untuk
67
Korean Overseas Information Service, 2003. Handbook of Korea.hal.59.Seoul: JungMoonSa Printing Co.,Ltd.
67 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008
negaranya sebagi bagian dari perilaku pelaksanaan nilai-nilai Confucian68. Bahkan dalam perkembangannya sekarang Confucian
di Korea Selatan telah dijadikan
bagian fundamental bagi masyarakat Korea Selatan, pembentuk moral, sebagai sistem, jalan hidup, hubungan sosial antara kaum muda kepada kaum yang lebih senior, budaya luhur, serta sebagai pondasi dari pembuatan berbagai norma hukum69.
68
ZhangYunling, 2004. East Asia Cooperation: Searching for an Intregrated Approach. hal.297.China: World Affairs Press. 69 Korean Confucian. (www.wikipedia.org.).Di akses tanggal 28 Mei 2009 pukul 19:30.
68 Fenomena keberhasilan..., Ucup Supriyadi, FISIP UI, 2008