LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TAHUN ANGGARAN 2015
TAHUN ANGGARAN 2015
DIREKTORAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DIREKTORAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KATA PENGANTAR Kegiatan Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2015 merupakan salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perencanaan pembangunan khususnya di bidang penanggulangan
kemiskinan. Sebagaimana
diketahui, penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan dan program yang bersifat lintas bidang dan lintas pelaku. Sehubungan dengan
itu,
koordinasi
menjadi
kata
kunci
dalam
mendukung
kelancaran pelaksanaan program yang telah disusun di dalam RPJM 2015-2019 dan yang setiap tahunnya yang dijabarkan di dalam RKP. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementrian Perencanaan Pembangunan penyusunan pembangunan,
Nasional/Bappenas rencana, maka
koordinasi, kegiatan
yang
berperan
pemantauan
Koordinasi
ini
besar dan
dalam evaluasi
difokuskan
pada
koordinasi penyusunan RKP di masa transisi dan koordinasi dalam kaitan
dengan
penugasan
terkait
pelaksanaan
program
penanggulangan kemiskinan. Hasil kegiatan koordinasi ini digunkanan untuk masukan dalam penyusunan rencana pembangunan, menyempurnakan pelaksanaan kebijakan dan program serta meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Jakarta,
Desember 2015
Plt. Direktur Penanggulangan Kemiskinan
Maliki, ST, MSIE, Ph.D
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ...............................................................................................v DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1 B. TUJUAN.......................................................................................... 3 C. RUANG LINGKUP ........................................................................... 4 BAB II KONSEP KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 6 A. KONTEKS DAN TANTANGAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA ......................... 6 B. PEMETAAN PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN ................................................. 7 C. METODE PELAKSANAAN KOORDINASI .......................................... 8 D. PELAKSANA KEGIATAN ................................................................ 10 E. TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN ............................................. 11 BAB III HASIL PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN ................................................................................................ 12 A. KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2016 ................................................... 12 B. PANTAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2015 ........................................................... 17 C. LAMPIRAN PIDATO TAHUN 2015.................................................. 19 D. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 ................................................. 33 E. LAPORAN MDGs GOAL 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN ................................................................................. 34 F. KOORDINASI PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PEMERINTAH DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN.................... 39 G. SOSIALISASI DAPM DI PROVINSI LAMPUNG................................ 43 H. PERSIAPAN IMPLEMENTASI PELAYANAN DASAR TAHUN 2016 di PROVINSI NTB.............................................................................. 46
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
iii
I. MINI KAJIAN LOKAKARYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN PERGURUAN TINGGI UNSYIAH ......................................... 48 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52 A. KESIMPULAN ................................................................................... 52 B. REKOMENDASI ................................................................................ 52 LAMPIRAN .................................................................................................... 54
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Kegiatan Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2015 ............................................................................... 11 Tabel 2. Sasaran Pembangunan RKP 2016 terkait Ketimpangan Antar Kelompok Masyarakat ................................................................................ 14 Tabel 3. Perkembangan Pelaksanaan PKH Tahun 2011-2015 ........................... 20 Tabel 4. Capaian BSM Tahun 2014 dan Target KIP Tahun 2015 ..................... 23 Tabel 5. Capaian dan Target Bidikmisi Tahun 2014-2015 ................................ 23 Tabel 6. Perkembangan Output Pencapaian Pembangunan .............................. 25 Tabel 7. Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin ..... 27 Tabel 8. Penilaian Kinerja Bidang Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2014 ........... 33 Tabel 9. Capaian Indikator MDGs Goal 1 .............................................................. 35 Tabel 10.Satus SIMPADU Provinsi ........................................................................... 41 Tabel 11.DAPM yang Telah Berbadanhukum ........................................................ 45
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Perubahan Arah Kebijakan Program Bidang Penanggulangan Kemiskinan .................................................................................. 7 Gambar 2. Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Tahun 2004-2014 .............................................. 21 Gambar 3. Tren Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan ................ 22 Gambar 4. Realisasi Penyaluran KUR (miliar) Tahun 2010-2014 ................. 28 Gambar 5. Persentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan, 1990-2014 .................................................................................. 36 Gambar 6. Persentase Penduduk Di Bawah Garis Kemiskinan menurut Provinsi, September 2014 ........................................................... 37 Gambar 7. Indeks Kedalaman Kemiskinan 2006-2014................................. 38 Gambar 8. Indeks Kedalaman Kemiskinan menurut Provinsi, 2014 ............. 39 Gambar 9. Peta Sebaran Lokasi P3BM Tahun 2011-2015 ............................ 40 Gambar 10.Langkah Pembadanhukuman DAPM .......................................... 44 Gambar 11.Kerangka Logis Peningkatan Cakupan Pelayanan Dasar yang Berkualitas pada 40% Penduduk Termiskin ............................... 47 Gambar 12.Perbedaan Mawah Lama dan Mawah Baru “Beng Mawah”..49
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan Indonesia melakukan
(MP3KI) 2013-2025, pemerintah Indonesia
transformasi
program-program
penanggulangan
kemiskinan secara bertahap. Hal ini dimaksudkan tidak hanya untuk mengoptimalkan strategi klastering (4 klaster program penanggulangan kemiskinan), tetapi juga mengintegrasikan berbagai mekanisme dan pelaku lintas sektor kedalam sistem yang memungkinkan percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan. Konsep dasarnya adalah mengembangkan 5 (lima) aset penghidupan (aset manusia, sosial, alam, fisik, dan keuangan) dan mengurangi kerentanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Tiga strategi utama yang menjadi landasan kebijakan di dalam MP3KI antara lain: 1) Menciptakan sistem perlindungan sosial nasional yang terintegrasi dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan goncangan secara individual maupun kelompok; 2) Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat
miskin
dan
rentan
sehingga
terpenuhi
kebutuhan-
kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kualitas SDM di masa dating; dan 3) Mengembangkan penghidupan masyarakat miskin dan rentan dengan
mengakses
pertumbuhan
ekonomi
tanpa
mengganggu
kelestarian lingkungan hidup. Di akhir periode RPJMN 2010-2014, instrumen yang digunakan pemerintah dalam menerapkan konsep percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan melalui MP3KI adalah Quick Wins. Prinsip utama dari Quick Wins adalah menangani kemiskinan di lokasi-lokasi termiskin dalam ruang lingkup wilayah tertentu sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dikerahkan dan difokuskan untuk mengatasi persoalan kemiskinan di wilayah tersebut. Kementerian/lembaga di
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
1
pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, badan usaha negara, lembaga donor, dan masyarakat selanjutnya berkoordinasi untuk bersama-sama mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin di wilayah Quick Wins, termasuk mengefektifkan kinerja 4 klaster program-program penanggulangan kemiskinan Tahun 2015 adalah masa transisi, baik dari sisi perencanaan yang merupakan awal periode RPJMN baru 2015-2019 dan dari sisi sistem pemerintah yang mengalami pergantian kepemimpinan dan formasi kabinet. Dalam hal ini, koordinasi menjadi salah satu kata kunci untuk menjaga komunikasi, keberlanjutan, dan efektivitas pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan. Selain itu, berdasarkan amanat UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, khususnya pasal 72 disebutkan bahwa pemerintah wajib menyediakan Alokasi Dana Desa (ADD) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan
yang
diterima
Kabupaten/Kota
dalam
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
melalui
tahun
2015.
Hal
ini
juga
menuntut
adanya
peningkatan koordinasi lintas sektor yang lebih intensif untuk memastikan
kesinambungan
antara
kegiatan-kegiatan
di
tingkat
masyarakat yang didanai dari alokasi ADD dan kegiatan yang bersumber
dari
berbagai
program
reguler
untuk
pengentasan
kemiskinan. Dalam tataran kelembagaan, pemerintahan baru juga diharapkan menindaklanjuti Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, yang di dalamnya diatur tentang tugas pokok dan fungsi tim koordinasi penanggulangan kemiskinan di tingkat pusat (TNP2K) dan di tingkat daerah (TKPKD). Dalam konteks Kementerian PPN/Bappenas, sesuai dengan Peraturan
Menteri
PPN/Kepala
Bappenas
No.
PER.005
/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Nasional,
Nasional/Badan
dimana
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Direktorat
Perencanaan Penanggulangan
2
Kemiskinan sebagai unit kerja eselon (UKE) II yang bergerak di bidang penanggulangan kemiskinan menyelenggarakan fungsi (1) penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang penanggulangan perencanaan
kemiskinan;
pembangunan
(2)
koordinasi
nasional
di
dan
bidang
sinkronisasi
penanggulangan
kemiskinan; dan (3) penyusunan rencana pembangunan nasional dan rencana pendanaannya di bidang penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan. Kegiatan koordinasi ini merupakan implementasi dari fungsi yang ke-2 dengan outpout yang diharapkan berupa peningkatan efektivitas koordinasi lintas sektor demi tercapainya target RKP lintas bidang penanggulangan kemiskinan di tahun 2015. B.
TUJUAN Tujuan
dari
kegiatan
Koordinasi
Program
Penanggulangan
strategi
penanggulangan
Kemiskinan TA 2015 adalah: 1. Menyelaraskan
kebijakan
dan
kemiskinan antara hasil rancangan teknokratis berdasarakan RKP 2015 yang telah disusun dengan kebijakan dan strategi tahun pertama presiden terpilih sesuai visi, misi, dan program yang menjadi prioritas pasangan presiden dan wakil presiden baru. 2. Menyiapkan rancangan teknokratis RKP 2016 agar muatan materi
rancangan
RKP
periode
berikutnya
di
bidang
penanggulangan kemiskinan lebih terfokus dan selaras dengan implementasi UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, mengingat mayoritas penduduak miskin berada di wilayah perdesaan. 3. Mengkonsolidasikan setiap kebijakan dan pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan secara lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, terutama di tahun
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
3
2015 yang merupakan tahun terakhir penilaian pencapaian target-target MDGs. 4. Mengidentifikasi instrumen
keterkaitan
penanggulangan
antar
berbagai
kemiskinan
di
program
bawah
dan
naungan
Direktorat Penanggulangan Kemiskinan agar terbentuk suatu upaya yang menyeluruh, terutama dalam rangka optimalisasi peran dan fungsi TKPKD dalam penanggulangan kemiskinan daerah. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mememuhi tujuan pencapaian yang menjadi indikator kinerja kegiatan koordinasi yaitu: 1. Waktu Penyelesaian Laporan Hasil Koordinasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Terkait
Lingkup
Penanggulangan
Kemiskinan secara tepat waktu. 2. Dihasilkannya 1 (satu) Laporan Hasil Koordinasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan
Terkait
Lingkup
Penanggulangan
Kemiskinan. C.
RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan Koordinasi Program Penanggulangan
Kemiskinan TA 2015 meliputi: 1. Koordinasi internal di lingkungan unit kerja (UKE) II Bappenas yang terkait dengan isu penanggulangan kemiskinan; 2. Koordinasi perencanaan program penanggulangan kemiskinan, yang meliputi: penyusunan RKP 2016, Lampiran Pidato (Lampid) Presiden, Evaluasi RPJMN 2010-2014, dan berbagai kegiatan perencanaan pembangunan lainnya; 3. Koordinasi
pelaksanaan
program-program
penanggulangan
kemiskinan dalam masa transisi pemerintahan baru; 4. Koordinasi pelaksanaan pilot project kegiatan kehidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood) dengan berbagai mitra kerja
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
4
yang terkait (Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, LSM, dan pemangku kepentingan lain); 5. Koordinasi untuk mendorong harmonisasi dan sinkronisasi antar program/kegiatan
yang
terkait
dengan
Direktorat
Penanggulangan Kemiskinan dalam rangka optimalisasi dan efektifitas pencapaian program penanggulangan kemiskinan; dan 6. Koordinasi
pendanaan
bantuan
luar
negeri/hibah
dalam
program penanggulangan kemiskinan.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
5
BAB II KONSEP KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN A.
KONTEKS DAN TANTANGAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA Sejak adanya otonomi daerah, permasalahan koordinasi dalam
pengentasan kemiskinan menjadi prasyarat keberhasilan program. Hal ini
mengingat
bahwa
permasalahan
kemiskinan
merupakan
permasalahan multidimensi yang dilaksanakan oleh multi-sektor dan multi-stakeholder. pendapatan,
Karena
namun
juga
kemiskinan pemenuhan
tidak
hanya
kebutuhan
dari
hidup
sisi
seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan dan lain sebagainya. Melihat
kondisi
Kementerian/Lembaga
telah
tersebut memiliki
dan tugas
kondisi dan
fungsi
dimana pokok
tersendiri, maka peran Bappenas dalam koordinasi sangatlah berperan strategis. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan perlu bekerjasama dengan sektor lain di Bappenas bahkan dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk memastikan bahwa program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan memang tepat sasaran dan sesuai dengan arah kebijakan yang ditetapkan Pemerintah. Selain fakta bahwa kemiskinan mengalami perlambatan dalam 5 (lima) tahun terakhir, tantangan lainnya bahwa dengan dihadapkan dengan visi misi baru (agenda nawacita) Presiden terpilih, kondisi ketimpangan antar kelompok pendapatan juga dimasukkan sebagai sasaran pembangunan di tahun 2015 ini. Masuknya indikator indeks gini dalam sasaran pembangunan kualitas SDM dalam RPJMN 20152019 ini menunjukkan bahwa Pemerintah saat ini tidak hanya fokus dalam penurunan kemiskinan, namun juga kesenjangan. Perubahan tersebut memerlukan adanya penyesuaian anggaran maupun
struktur
kelembagaan
yang
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
akan
menangani
program
6
pemerataan
dan
penanggalungan
kemiskinan.
Oleh
karena
itu,
koordinasi di tahun 2015 lebih dititikberatkan terhadap sosialisasi arah kebijakan baru serta pemetaan pelaksanaan program pemerataan dan penanggulangan kemiskinan baik di pusat maupun di daerah. Gambar 1 Perubahan Arah Kebijakan Program Bidang Penanggulangan Kemiskinan Program Penanggulangan Kemiskinan (2009-2014) Sasaran: Menurunnya Tingkat Kemiskinan Strategi 4 klaster: 1. Klaster 1 (bantuan sosial) 2. Klaster 2 (pemberdayaan masyarakat) 3. Klaster 3 (akses permodalan/ penyaluran KUR) 4. Klaster 4 (program pro poor)
B.
Program Pemerataan dan Penanggulangan Kemiskinan (2015-2019) Sasaran: 1. Menurunnya Tingkat Kemiskinan 2. Menurunnya Indeks Gini Strategi 3 hal: 1. Perlindungan sosial 2. Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan 3. Pelayanan Dasar
PEMETAAN PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Koordinasi
program
pemerataan
dan
penanggulangan
kemiskinan dilakukan intensif dengan unit kerja di Bappenas dan Kementerian/Lembaga terkait dengan pemetaan koordinasi sebagai berikut: 1. Perlindungan sosial dengan sektor Dit. PKM sebagai mitra Kementerian Sosial. 2. Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B) dalam rangka mengarahkan masyarakat miskin dan rentan untuk bekerja atau berusaha, koordinasi intensif dengan 5 Kementerian/Lembaga pelaksanan program P2B yaitu Kementerian Desa dan PDTT, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Koperasi dan UKM.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
7
3. Pelayanan Dasar bekerjasama dengan sektor Dit. Humham mitra Kemenhumham, Dit. Perkim sebagai mitra Kemen PU-Pera, Dit. KGM sebagai mitra Kemenkes, dan Dit. Pendidikan sebagai mitra Kemendikbud. 4. Untuk proyeksi kemiskinan, berkoordinasi dengan sektor Dit. Makro dalam mengenai asumsi makro pertumbuhan ekonomi dan inflasi. C.
METODE PELAKSANAAN KOORDINASI Kegiatan Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA
2015 dilakukan melalui beberapa metode, antara lain: 1. Rapat Koordinasi Rapat-rapat koordinasi, baik yang dilakukan secara terjadwal maupun bersifat insidental berdasarkan kebutuhan khusus antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, swasta, LSM, perguruan tinggi, dan lembaga donor baik yang dilakukan di tingkat pusat di Jakarta amupun di daerah. 2. Focused Group Discussion (FGD) Mengingat tahun 2015 adalah masa transisi pemerintahan baru, FGD akan sangat diperlukan untuk mencari titik temu antara kebijakan dan program yang telah disusun sebelumnya dengan ide-ide baru serta tema-tema khusus dan strategis terkait penanggulangan kemiskinan. FGD dilakukan dengan kementerian/lembaga terkait dari pemerintah pusat dan daerah, praktisi, peneliti, direktur lembaga swasta/LSM, dosen perguruan tinggi, dan para pihak terkait. 3. Rapat Terbatas Rapat terbatas dilakukan dalam rangka meningkatkan koordinasi dan konsolidasi internal dan antar pelaksana program penanggulangan kemiskinan di lingkup Kementerian PPN/Bappenas. Untuk menggali masukan
terkait
isu-isu
terkini,
nara
sumber
dimungkinkan
dihadirkan dalam rapat terbatas dengan kualifikasi sebagai berikut:
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
8
a. Pakar/praktisi
kemiskinan
dari
universitas
atau
lembaga
swadaya masyarakat atau dosen perguruan tinggi. b. Memiliki kompetensi dan pengalaman pada program-program penanggulangan
kemiskinan
dan
atau
pemberdayaan
masyarakat. c. Memahami mekanisme koordinasi penanggulangan kemiskinan baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan diperlukan untuk meningkatkan intensitas koordinasi dengan pelaku atau pelaksana program penanggulangan kemiskinan
di
daerah,
kabupaten/kota
ataupun
baik dengan
di
tingkat
pihak
provinsi
universitas
maupun dan
LSM.
Kunjungan lapangan dilakukan dalam rangka kegiatan sebagai berikut: 1. membantu
koordinasi
program-program
penanggulangan
kemiskinan pusat yang diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat dan DI Yogyakarta. 2. Sosialisasi DAPM di Provinsi Lampung. 3. Persiapan pelaksanaan pilot Pedas tahun 2016 di Provinsi NTB. 4. kunjungan lapangan lokasi sarana dan prasarana irigasi dalam rangka sinergi program P2B yaitu di Provinsi Bali. 5. kunjungan lapangan pada kelompok penerima bantuan dana bergulir P2KP di Provinsi Sumatera Utara sebagai transformasi PNPM Perkotaan dalam rangka pemantauan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di perkotaan. 6. Mini lokakarya penanggulangan kemiskinan di Provinsi Aceh dengan UNSYIAH.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
9
D. PELAKSANA KEGIATAN Kegiatan ini akan dilaksanakan secara swakelola oleh Direktorat Penanggulangan
Kemiskinan
Bappenas.
Rincian
tim
pelaksana
kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Penanggung jawab kegiatan adalah Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM (Pendidikan S2, masa kerja 27 tahun) 2. Ketua Tim Penyusun Rekomendasi Kebijakan (TPRK) diketuai oleh Direktur Penanggulangan Kemiskinan (Pendidikan S3, masa kerja 24 tahun) 3. Anggota Tim Pelaksana Kegiatan, antara lain: a. Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Miskin (Pendidikan S2, masa kerja 17 tahun); b. Kepala
Sub
Direktorat
Analisis
Kebijakan
Pengurangan
Kemiskinan (Pendidikan S2, masa kerja 14 tahun); c. Kepala Sub Direktorat Pengembangan Program Kemiskinan (Pendidikan S3, masa kerja 17 tahun); d. Kepala
Sub
Direktorat
Pemetaan
Penduduk
Miskin
(Pendidikan S2, masa kerja 16 tahun); e. Fungsional Perencana Muda (Pendidikan S2, masa kerja 9 tahun); f.
Fungsional Perencana Pertama (Pendidikan S2, masa kerja 7 tahun);
g. Fungsional Perencana Pertama (Pendidikan S1, masa kerja 4 tahun); h. Staf Perencana (Pendidikan S1, masa kerja 1 tahun); 4. Tenaga Pendukung Kegiatan terdiri dari 2 (dua) orang 5. Kegiatan ini juga melibatkan lintas sektor atau Kementerian/Lembaga terkait Penanggulangan Kemiskinan.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
10
E. TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan koordinasi ini akan dilaksanakan selama 12 bulan dengan tahapan kegiatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. berikut: Tabel 1 Jadwal Kegiatan Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2015 Uraian Kegiatan 1
Persiapan kegiatan
2
Koordinasi Tahap I
3
Laporan Koordinasi Tahap I
4
Rapat Terbatas
5
Koordinasi Tahap II
6
Laporan Koordinasi Tahap II
7
Kunjungan Lapangan
8
Koordinasi Tahap III
9
Laporan Koordinasi Tahap III
10
Koordinasi Tahap IV
11
Laporan Koordinasi Tahap IV
12
FGD
13
Penyusunan Laporan
Bulan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Koordinasi Akhir
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
11
BAB III HASIL PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
A.
KOORDINASI PERENCANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2016 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 telah memetakan 9
(sembilan) agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo menjadi 3 (tiga) dimensi
pembangunan
pembangunan dimasukkan
ditambah
tertentu. dalam
Prioritas
dimensi
kondisi
perlu
untuk
penanggulangan
pembangunan
prioritas
kemiskinan
pemerataan
dan
kewilayahan. Namun, dalam sisi substansi, dimensi pembangunan pemerataan lebih spesifik membahas mengenai ketimpangan antar kelompok masyarakat yang nantinya akan berdampak positif juga terhadap penurunan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Bappenas dalam hal ini Direktorat Penanggulangan Kemiskinan melakukan koordinasi mengenai pembahasan kondisi umum, kerangka ekonomi makro, tema dan agenda pembangunan tentang ketimpangan antar kelompok masyarakat dengan beberapa sektor di Bappenas bahkan dengan Kementerian/Lembaga yang terkait langsung. Di dalam kondisi umum RKP 2016, konsumsi perkapita penduduk 40 persen terbawah tumbuh sangat rendah sementera penduduk 20 persen terkaya mencatat pertumbuhan konsumsi yang meningkat pesat. Meskipun demikian, berbagai kebijakan afirmatif dan strategi yang dilakukan, telah berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 10,96 persen pada bulan September 2014. Berdasar kondisi tersebut, tantangan terbesar Pemerintah adalah sebagai berikut: a. bagaimana
meningkatkan
standar
berpenghasilan 40 persen terbawah,
hidup
penduduk
dimana kesejahteraan
penduduk kurang mampu harus meningkat lebih cepat dan lebih
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
12
tinggi dari penduduk keleompok 40 persen menengah dan 20 persen teratas. a) Tingkat kemiskinan di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tinggi dibandingkan rata-rata nasional juga menjadi tantangan karena wilayah
yang
tergolong
miskin
ditandai
dengan
tingkat
pendidikan, kesehatan, layanan dasar yang rendah. b) Inflasi perlu dipertahankan tetap rendah dan stabil untuk menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah yang rentan terhadap goncangan kenaikan harga. c) Perluasan cakupan dan peningkatan efektivitas program-program pengembagan ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat pada wilayah-wilayah kantong kemiskinan dengan mengoptimalkan peran pemerintah daerah, balai latihan kerja, kelembagaan ekonomi lokal, dan pelaku usaha mikro di daerah 6. bagaimana memastikan bahwa penduduk miskin memperoleh perlindungan sosial, untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga
penduduk
miskin
dan
rentan
melalui
optimalisasi
penggunaan pemutakhiran basis data terpadu (BDT) 2015 untuk ketepatan sasaran penerima dan lokasi program. Sasaran Pembangunan dalam RKP tahun 2015 pada tema dan agenda pembangunan ketimpangan antar kelompok masyarakat telah disesuaikan juga dengan sasaran pokok pembangunan RPJMN 20152019.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
13
Tabel 2 Sasaran Pembangunan RKP 2016 terkait Ketimpangan Antar Kelompok Masyarakat Baseline Sasaran Target No. Pembangunan 2014 2016 2019 1.
Sasaran Makro Pembangunan Manusia dan Masyarakat 7. Indeks Gini Ekonomi Makro e. Tingkat Kemiskinan f. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) *) *) Data Agustus 2014
2.
0,41
0,39
0,36
10,96%
9-10%
7-8%
5,94%
5,2-5,5%
4-5%
Dengan asumsi bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dengan kisaran 5,8-6,2 persen, dan tingkat inflasi dapat dikendalikan pada level 3,0-5,0 persen. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan Menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi 7. Tingkat Kemiskinan *) 11,25% 9-10% 7-8% *) Data September 2014 8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) *) *) Data Agustus 2014
5,94%
5,2-5,5%
4-5%
Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi produktif masyarakat kurang mampu 9. Perlindungan Sosial bagi Penduduk Rentan dan Kurang Mampu (40% penduduk berpendapatan rendah a. Kepesertaan Jaminan Kesehatan 86% 96,2% 100% b. Akses terhadap Layanan Keuangan
4,12%
*)
11,88%
25%
*) RT 40% termiskin yang saat ini memperoleh bantuan tunai melalui layanan keuangan digital
10. Pelayanan Dasar Bagi Penduduk Rentan dan Kurang Mampu (40 % penduduk berpendapatan terendah) a. Kepemilikan akte lahir (2012) 61,3% 70% 77,4% b. Akses air minum
55,7%
70%
100%
c. Akses sanitasi layak
20,24%
45%
100%
d. Akses penerangan
52,3%
70%
100%
a. Penyediaan lapangan kerja
-
2 juta
10 juta
b. Persentase tenaga kerja formal
40,5%
43,6%
51%
11. Penciptaan Lapangan Kerja
12. Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan a. Pekerja formal
29,5 juta
40 juta
62,4 juta
b. Pekerja informal
-
3,2 juta
12,3 juta
810.000
2.170.377
13. Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja a. Jumlah pelatihan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
1.921.283*)
14
Jumlah sertifikasi b. Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten c. Kinerja lembaga pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi
576.887*)
123.000
863.819
30%
35%
42%
5%
15%
25%
*) 2011-2014
Dimensi pembangunan pemerataan antarkelompok masyarakat bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan mengurangi jumlah penduduk miskin pada kelompok penduduk berpendapatan 40 persen terbawah. Peningkatan pendapatan penduduk dan perlindungan sosial menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong peningkatan kesejahteraan penduduk. Kebijakan berjalan yang diambil sebagai langkah untuk pelaksanaan pembangunan di tahun 2016 sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga penduduk miskin dan rentan melalui bantuan sosial seperti: bantuan makanan, akses kepada kesehatan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), akses kepada pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan pemberian uang tunai bersyarat. 2. Pengembangan
penghidupan
berkelanjutan
melalui
pengembangan sektor unggulan dan potensi ekonomi lokal, perluasan akses permodalan dan layanan keuangan mikro, peningkatan kapasitas dan keterampilan praktis masyarakat, dan optimalisasi aset-aset produksi secara memadai. 3. Perluasan
dan
pembangunan
peningkatan
infrastruktur
pelayanan
dasar
wilayah
dasar,
melalui
perdesaan
dan
pemenuhan standar pelayanan minimum sesuai kondisi geografis desa. 4. Mewujudkan keseimbangan pertumbuhan pembangunan yang mampu
mengurangi
kesenjangan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
ekonomi
dan
spasial,
15
diperlukan
percepatan
pembangunan
sistem
transportasi
multimoda yang andal. Upaya tersebut akan dilakukan melalui pembangunan transportasi berbasis maritim yang didukung dengan short sea shipping/coastal shipping dan diintegrasikan dengan jaringan jalan dan kereta api disertai percepatan penyediaan akses komunikasi dan informatika terutama di wilayah perbatasan negara, tertinggal, terpencil, dan terluar untuk menutup kesenjangan antarwilayah, serta pengembangan infrastruktur internet berkecepatan tinggi (pitalebar) untuk meningkatkan daya saing. Adapun langkah kebijakan perkuatan yang diambil untuk pelaksanaan pembangunan di tahun 2016 adalah sebagai berikut: (1) Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif, melalui pengembangan dan perluasan cakupan skema uang elektronik (UNIK) untuk penyaluran asistensi sosial dengan memanfaatkan agen layanan keuangan digital sebagai tempat pencairan bantuan; (2) Pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu bagi penduduk miskin dan rentan, termasuk pengembangan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dan Desa Sejahtera Mandiri (DSM); (3) Perluasan akses bagi penduduk kurang
mampu
terhadap
pengembangan
usaha
bersama;
(4)
Peningkatan komplementaritas bantuan tunai bersyarat dan program perlindungan sosial lainnya untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan keluarga miskin; (5) Pelaksanaan rencana aksi nasional hak asasi manusia bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia; (6) Perluasan cakupan dan paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi penduduk rentan dan pekerja informal; (7) Penguatan peran kelembagaan sosial melalui akreditasi lembaga sosial dan implementasi Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Sosial; dan (8) Perkuatan pada penyaluran Program Raskin.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
16
B.
PANTAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2015 Dalam rangka penyiapan bahan Rapat Kerja dengan DPR
mengenai pantauan kinerja program-program dimensi pengurangan kesenjangan antar pendapatan, capaian pelaksanaannya hingga bulan Juni 2015 adalah sebagai berikut: 1. Penyaluran Raskin untuk 15,5 juta RTS mencapai 33,8% (Mei). 2. Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) serta persiapan Pendataan PMKS dan Verifikasi-Validasi Penerima PBI 2015. 3. Pegembangan kelompok usaha bersama bagi penerima PKH dan penduduk
kurang
mampu,
termasuk
usaha
padat
karya
produktif. 4. Persiapan uji coba Sistem layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) di 10 kabupaten/kota. 5. Finalisasi
strategi
nasional
RAN
HAM
bagi
penyandang
disabilitas. 6. Desain uji coba peningkatan dan perluasan pelayanan dasar. 7. Penerapan
Sistem
Pelatihan
Kerja
melalui
32
ribu
orang
pelatihan berbasis kompetensi dan 35 ribu sertifikasi untuk sektor logistik, agro industri, perikanan, produk tekstil, jasa penerbangan, jasa kesehatan, pariwisata, karet, kayu, otomotif, dan elektronika. 8. Kepesertaan
Program
SJSN
Ketenagakerjaan
bagi
pekerja
informal. 9. Peningkatan kesejahteraan keluarga berbasis pemberdayaan masyarakat (PKKPM)-Pendukung Infrastruktur Ekonomi (PIE) di 183 kecamatan kantong kemiskinan, penghidupan berkelanjutan bagi
usaha
mikro,
serta
pemberdayaan
nelayan
dalam
mendukung sekaya maritim. 10. Pemberian
akses
untuk
pengembangan
ketrampilan,
pendampingan, modal usaha, dan pengembangan teknologi.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
17
Berdasar hasil capaian pelaksanaan tersebut, maka pemerintah merencanakan strategi perkuatan untuk pelaksanaan di tahun 2016 melalui: 1. Peningkatan komplementaritas bantuan tunai bersyarat dan program
perlindungan
sosial
lainnya,
termasuk
inklusi
keuangan. 2. Perluasan SLRT ke 60 kab/kota. 3. Pelaksanaan strategi nasional RAN HAM bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia. 4. Perluasan cakupan JKN dan jaminan ketenagakerjaan bagi penduduk rentan dan pekerja informal. 5. Penyempurnaan dan implementasi Strandar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Sosial. 6. Perkuatan pada penyaluran Program Raskin. 7. Pelaksanaan uji coba peningkatan dan perluasan pelayanan dasar di 10 kab/kota. 8. Pengembangan kewirausahaan,
tenaga
kerja
keterampilan
rentan dan
melalui
keahlian
pelatihan
untuk
23.000
masyarakat kurang mampu. 9. Peningkatan kesejahteraan keluarga berbasis pemberdayaan masyarakat (PKKPM) di 215 kecamatan kantong kemiskinan, peningkatan penghidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro yang difokuskan pada peningkatan produktivitas, akses pasar dan keberlanjutan usaha melalui peningkatan kapasitas 25.000 usaha mikro, peningkatan produktivitas 155 koperasi/sentra usaha mikro, serta pemberdayaan nelayan di 200 kampung nelayan/desa pesisir dalam mendukung sekaya maritim. 10. Revitalisasi pasar tradisional dan penataan 1.500 pedagang kaki lima, dukungan bagi penguatan kelembagaan usaha mikro melalui praktek berkoperasi.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
18
C.
LAMPIRAN PIDATO TAHUN 2015 Untuk naskah lampiran pidato (LAMPID) Presiden pada 17
Agustus 2015, tema terkait pengurangan kemiskinan berada dalam bidang pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama. Dalam LAMPID tersebut, berisi hal-hal mengenai kebijakan berjalan, capaian penting terkini, serta permasalahan dan tindak lanjutnya. 1. Kebijakan Berjalan di tahun 2015 Pelaksanaan RKP 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2015-2019. Penyusunan arah kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan tahun 2015 didasarkan atas RKP 2014 dan RPJMN 2015-2019 mengingat proses penyusunannya pada masa transisi pemerintahan. Pada tahun 2014, upaya penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui peningkatan dan perluasan
terhadap
akses
pemenuhan
kebutuhan
dasar
masyarakat miskin, peningkatan dan penguatan sektor ekonomi dimana masyarakat miskin berada, serta sinergi 4 klaster program penanggulangan kemiskinan agar dapat menjangkau kebutuhan dari seluruh lapisan masyarakat miskin. Pada tahun 2015, strategi tersebut dilanjutkan dengan melalui: (1) Memperluas dan menyempurnakan pelaksanaan sistem jaminan
sosial
terutama
jaminan
kesehatan
dan
ketenagakerjaan; (2) Meningkatkan ketersediaan penyediaan pelayanan dasar yang disertai dengan peningkatan kualitas pelayanannya dan jangkauannya bagi masyarakat miskin dan rentan berupa pelayanan administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial dan infrastruktur dasar; dan (3) Meningkatkan kemampuan penduduk miskin dalam mengembangkan penghidupan yang berkelanjutan melalui penguatan
asset
sosial
penduduk
miskin,
peningkatan
kemampuan berusaha dan bekerja penduduk miskin, serta
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
19
peningkatan dan perluasan akses penduduk miskin terhadap modal. 2. Capaian Penting a. Perlindungan Sosial (i) Program keluarga Harapan (PKH) Hasil evaluasi pelaksanaan PKH memberikan dampak positif untuk meningkatkan status ekonomi penerima. Pada tahun 2013 telah dilakukan resertifikasi status ekonomi dan elijibilitas kepesertaan
khusus
untuk
kohor
2007
dan
2008.
Hasil
resertifikasi menunjukkan hampir 40 persen peserta kohor 2007 keluar dari program (graduasi) karena sudah tidak lagi miskin. Sisanya masuk ke dalam skema transisi, yaitu masih mendapat bantuan selama tiga tahun, dan wajib mengikuti pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) untuk memperkuat peran
orang
tua
dalam
bidang
ekonomi,
kesehatan
dan
pendidikan. Tabel 3 Perkembangan Pelaksanaan PKH Tahun 2011-2015 No
Tahun
Uraian/Kegiatan/ Indikator
2011
2012
2013
2014
2015*
1
Target KSM
1.116.000
1.516.000
2.400.000
3.200.000
3.500.000
2
Realisasi KSM*)
1.052.201
1.492.473
2.326.523
2.872.965
2.762.267
3
Provinsi
25
33
33
34
34
4
Kabupaten
118
166
333
418
430
5
Kecamatan
1.387
1.787
3.216
4.132
4.870
6
Desa/Kelurahan
16.154
21.471
43.318
58.362
58.363
Sumber: UPPKH Pusat, Kementerian Sosial (2015)
Catatan: *) Realisasi tahap I 2015.Terjadinya gap saat realisasi karena adanya keluarga yang sudah tidak sesuai/eligible dari saat pendataan (data sementara)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
20
(ii) Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Raskin) Pada
tahun
2015,
Raskin
disalurkan
sebanyak
15
kg/bulan/RTS bagi 15,5 juta RTS, selama 12 bulan, dengan harga tebus Rp.1.600,-/kg di Titik Distribusi (TD). Realisasi penyaluran Raskin sampai dengan 15 Juni 2015 mencapai 43,1 persen, atau sebesar 1,2 juta ton beras dari total pagu tahun 2015 sebanyak 2,8 juta ton. (iii) Pemberdayaan Sosial Pada saat ini ada enam provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bengkulu, Bali dan Bangka Belitung yang komunitas adatnya dianggap “exit” atau tidak layak lagi mendapat program pemberdayaan tersebut. Tahun 2015 Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) akan diberikan kepada 4.278 KK. Gambar 2 Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Tahun 2004-2014 250,000 200,000
205,029
150,000
127,672
100,000 50,000
75,621
122,461
124,802 81,120
118,696
116,025
88,512
90,935
5,872
6,120
4,881
2013
2014*
84,819
115,592 94,161
51,420 11,101
2004
9,787
2009
Sudah diberdayakan (KK)
7,158
2010
5,800
2011
2012
Sedang diberdayakan (KK)
Belum diberdayakan (KK)
Sumber: Kementerian Sosial (2014) Catatan: *) Realisasi s/d Juni 2015 (data sementara)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
21
b. Pelayanan Dasar Paket pelayanan dasar meliputi: kesehatan, pendidikan, sosial, identitas
hukum
dan
infrastruktur
dasar
(sanitasi
dan
perumahan). (i) Bidang Kesehatan Gambar 3 Tren Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Tahun 2006-Juni 2014
Sumber: Kementerian Kesehatan Untuk mendukung peningkatan akses pelayanan kesehatan di
daerah
terpencil,
perbatasan
dan
kepulauan;
penanggulangan daerah bermasalah kesehatan dilakukan melalui: rumah sakit bergerak, puskesmas perawatan, dan pelayanan kesehatan bergerak baik melalui darat, perairan maupun udara. (ii) Bidang Pendidikan Program bantuan bagi siswa dari keluarga miskin tersebut telah menurunkan kesenjangan angka partisipasi sekolah penduduk antarkelompok pendapatan. Rasio APK SMP/MTs antara 20 persen kelompok termiskin dan 20 persen kelompok terkaya pada tahun 2013 adalah 0,84, angka ini dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 0,83. Sementara itu,
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
22
rasio APK SMA/SMK/MA antara 20 persen kelompok termiskin dan 20 persen kelompok terkaya pada tahun 2013 adalah 0,57, meningkat dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 0,43. Tabel 4 Capaian BSM Tahun 2014 dan Target KIP Tahun 2015 Jenjang Pendidikan
Alokasi
Capaian BSM
(juta
2014 (siswa)
Alokasi
Target KIP
(juta
2015 (siswa)
rupiah)
rupiah)
SD
6.606.344
2.972.855
10.470.610
4.711.775
MI/Ula/SDTK
858.160
386.172
878.142
395.164
SMP
2.673.404
2.005.053
4.249.607
3.187.205
MTs/Wustho/SMPTK
572.762
429.572
1020866
765.650
SMA
425.033
425.033
SMK
550.000
550.000
3.200.053
3.200.053
MA/Ulya/SMAK/SMTK
237.501
237.501
552.565
552.565
Total
11.923.204
7.006.185
20.371.843
12.812.411
Sumber: Kementerian Pendidikan Adapun capaian dan target beserta alokasi anggaran untuk Bidik Misi bagi mahasiswa, sebagai berikut: Tabel 5 Capaian dan Target Bidikmisi Tahun 2014-2015 Capaian 2014
Alokasi
Target 2015
Alokasi
(mahasiswa)
(juta rupiah)
(mahasiswa)
(juta rupiah)
PT
209.949
2.519.388
269.905
2.893.380
PTAI
10.282
123.384
14.216
128.472
Total
220.231
2.642.772
284.121
3.021.852
Bidik Misi
Sumber: Kementerian Pendidikan (iii) Perumahan dan Permukiman Sesuai dengan RKP 2015 dan RPJMN 2015-2019 target cakupan terkait dengan infrasturktur dasar
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
adalah air
23
minum, sanitasi layak dan hunian layak. Sampai dengan Juni 2015, jumlah pelayanan air minum meningkat dari target 8.179 l/det terealisasi 10.353 l/det
(126,58%) dan
peningkatan jumlah layanan air minum ibukota kecamatan (IKK) dari target 308 IKK terealisasi 321 IKKyang terdiri dari kawasan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terlayani infrastruktur air minum dari target 460 kawasan terealisasi 490 kawasan, desa yang terlayani infrastruktur air minum dari target 1.858 desa terealisasi 1.979 desa, kawasan khusus yang terlayani insfrastruktur air minum dari target 148 kawasan dan tercapai 148 kawasan. Selain itu, dalam pemenuhan kebutuhan hunian layak, Pemerintah telah membangun rusunawa dari target 25 twin block (TB) terealisasi 25 TB, kawasan yang tertata bangunan dan lingkungannya dari target 55 kawasan terrealisasi 54 kawasan.
Peningkatan
infrastruktur
perdesaan/kimuh/nelayan perberdayaan
sosial
melalui
(P2KP/PNPM)
pemukiman pendampingan
dari
target
11.073
kelurahan/desa terrealisasi 11.066 kel/desa, desa tertinggal terbangun infrastruktur pemukiman melalui program PIP (Program pembangunan Infrastruktur Perdesaan) dari target 4.650 desa terrealisasi 5.040. (iv) Kependudukan Supaya
memperkokoh
ketahanan
keluarga
dengan
meningkatkan
pengetahuan,
dilakukan
partisipasi,
dan
keterampilan keluarga akseptor KB melalui pembinaan dan penggerakkan kelompok Bina Keluarga Balita/BKB, Bina Keluarga Remaja/BKR, dan Bina Keluarga Lansia/BKL). Data April 2015 menunjukkan jumlah kelompok bina keluarga seperti BKB, BKR, dan BKL yang telah terbentuk masing-masing adalah 81.467 ribu kelompok, 36.824 ribu
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
24
kelompok, dan 43.221 ribu kelompok. Selanjutnya, untuk mempertahankan
dan
meningkatkan
kesertaan
serta
kemandirian ber-KB bagi KPS dan KS-I dilakukan upaya pemberdayaan
ekonomi
keluarga
dengan
membentuk
kelompok usaha ekonomi produktif. Jumlah PUS KPS dan KS-I anggota kelompok usaha ekonomi produktif yang berKB telah mencapai 518 ribu PUS. Tabel 6 Perkembangan Output Pencapaian Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2011-2015 No 1.
Deskripsi
Satuan
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015*
Juta
4,2
4,2
3,7
3,0
0,8
Juta
14,6
14,5
14,6
13,8
13,0
akseptor
845.540
826.126
805.225
518.899
447.895
Jumlah Peserta KB Baru yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1)
2.
Jumlah Peserta KB Aktif (KPS dan KS-1)
3.
Jumlah KPS dan KS-1 anggota UPPKS yang ber KB
Sumber
: Statistik BKKBN
Catatan (*) : s/d April atau Mei 2015
c. Capaian Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kurang Mampu (i) Peningkatan Kesejahteraan Keluarga berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PKKPM) Melalui program ini, masyarakat kurang mampu diarahkan untuk
dapat
memiliki
pendapatan
yang
baik
dan
berkesinambungan melalui pembekalan keterampilan usaha
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
25
atau
kerja,
pendampingan
yang
intensif
dalam
melaksanakan kegiatan simpan pinjam, dan pemberian bantuan modal bergulir bagi yang membutuhkan. Ujicoba PKKPM telah dilaksanakan pada tahun 2014 dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri di tiga kabupaten yakni Pemalang, Pekalongan, dan Brebes. Di tahun 2015, ujicoba diperluas di 26 kecamatan yang tersebar di 14 kabupaten, sementara 157 kecamatan lainnya
akan
mendapat
dukungan
Pengembangan
Infrastruktur Ekonomi (PIE). Sampai dengan 6 bulan pelaksanaan PKKPM, di tingkat kabupaten telah mulai diidentifikasi potensi ekonomi lokal yang dapat menjadi pasar bagi usaha masyarakat miskin. (ii)
Kelompok Usaha Bersama - Program Keluarga Harapan (KUBE-PKH) KUBE PKH merupakan program stimulan usaha kelompok usaha bersama bagi keluarga miskin dan rentan yang dibentuk untuk peningkatan ekonomi keluarga, membangun kemampuan memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi diri. Program ini juga menjadi salah satu exit strategy dari PKH. Sasaran ditujukan bagi 99.997 rumah tangga di 2.142 desa yang tersebar di 191 kecamatan di 90 kabupaten. Sampai dengan saat ini telah dilakukan sosialisasi di tingkat kabupaten, sedangkan di tingkat masyarakat telah dilakukan verifikasi dan validasi penentuan target penerima manfaat. Proses pemberdayaan saat ini sedang berlangsung dan ditargetkan pada akhir tahun 2015 nanti sebanyak 100.000 KSM penerima PKH akan dibantu melalui KUBE.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
26
Tabel 7 Perkembangan Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin Tahun 2009-2015
1
Tahun
Uraian/Kegiatan/
No
Indikator Kube Fakir Miskin
2011
2012
2013
2014
2015*
Target
131.740
121.370
121.410
79.850
341.790
Realisasi
131.740
120.840
121.076
79.850
20.412
Target
6.903
5.340
6.200
4.203
17.908
Realisasi
6.903
5.340
6.190
4.203
-
yang mendapatkan bantuan stimulus UEP (KK) 2
Bantuan stimulus RTLH bagi keluarga miskin (Unit)
Sumber: Kementerian Sosial (2014) Catatan: *) Realisasi s/d Juni 2015 (data sementara)
(iii) Pengembangan tenaga kerja rentan Program ini meliputi: 1) pengembangan keterampilan dan wirausaha
tenaga
kerja
muda,
2)
pengembangan
pendampingan pemberdayaan, dan 3) pemberdayaan dengan aset
produktif.
Sasaran
program
ditujukan
bagi
340
kota/kabupaten dan 17 provinsi.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
27
(iv) Penghidupan Berkelanjutan bagi Usaha Mikro Gambar 4 Realisasi Penyaluran KUR (miliar) Tahun 2010-2014
Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2014), diolah
Sebagian besar KUR disalurkan untuk UMKM dan koperasi yang
memiliki
bidang
usaha
perdagangan
(termasuk
yang
terintegrasi dengan sektor-sektor produksi) dan pertanian, serta berlokasi
di
Jawa
dan
Sumatera.
Kinerja
penyaluran
KUR
ditunjukkan dengan tingkat non-performing loan (NPL) sebesar 3,3 persen. Sebagian KUR juga disalurkan untuk 3.619 tenaga kerja Indonesia (TKI). Penyaluran KUR juga didukung dengan sosialiasi kepada calon-calon debitur KUR di 33 provinsi, serta pendampingan bagi 82.560 usaha mikro dan kecil untuk mengakses KUR. Capaiancapaian penting lainnya yang mendukung upaya pengurangan kemiskinan pada periode 2010-2014 yaitu (i) pelatihan manajemen, perkoperasian
dan
vokasi
bagi
59.076
orang;
(ii)
fasilitasi
penumbuhan wirausaha baru dan peningkatan keterampilan melalui pengembangan 525 tempat praktek keterampilan usaha (TPKU), (iii) fasilitasi peningkatan produktivitas dan diversifikasi produk bagi 99 koperasi melalui penerapan teknologi tepat guna dan pengembangan produk unggulan, (iv) revitalisasi 356 unit pasar tradisional yang
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
28
dikelola koperasi, (v) penataan sarana usaha bagi 11.889 pedagang kaki
lima
(PKL),
dan
(vi)
pemasyarakatan
dan
penyuluhan
perkoperasian di 33 provinsi. Pada
tahun
2015,
program
peningkatan
penghidupan
berkelanjutan berbasis usaha mikro akan dilaksanakan dengan fokus pada peningkatan produktivitas usaha mikro yang didukung (i) pelatihan kewirausahaan, teknis dan manajemen, (ii) peningkatan akses ke permodalan melalui penyaluran kredit bagi usaha mikro (KUR) dan fasilitasi sertifikasi tanah, (iii) perbaikan sistem bisnis sentra usaha mikro/ koperasi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan nilai tambah, (iv) revitalisasi pasar rakyat, dan (v) penyuluhan dan fasilitasi pembentukan koperasi di kalangan kelompok
usaha
bersama.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
juga
dilengkapi dengan penguatan usaha-usaha berbasis komunitas yang telah dikembangkan oleh wirausahawan sosial membantu masyarakat secara bertahap dapat
dengan
misi
menyelesaikan
permasalahan sosial ekonomi secara mandiri. (v) Pemberdayaan nelayan mendukung SEKAYA MARITIM Pemberdayaan nelayan dalam rangka mendukung Pengembangan Seribu Kampung Nelayan Mandiri, Tangguh, Indah, dan Maju (Sekaya Maritim) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan perikanan tangkap yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Strategi
yang
dilakukan
yakni
pemenuhan
sarana
prasarana produksi berupa bantuan kapal perikanan, alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan; serta penguatan kelembagaan nelayan. Dalam hal ini, pendampingan dan pelatihan dilakukan kepada kelompok nelayan dan bagi kelompok yang telah siap akan didorong untuk membentuk koperasi. Saat ini telah dilakukan proses pengadaan pembangunan fisik di kabupaten/kota. Pada
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
29
tahun 2015, direncanakan kegiatan ini dilakukan pada 100 kampung nelayan yang dipusatkan pada 31 pelabuhan perikanan atau sentra nelayan. Untuk menjamin sinkronisasi antar kegiatan, upaya koordinasi antar
kementerian
sinkronisasi
telah
lokasi
dari
dilakukan,
salah
kegiatan-kegiatan
satunya pada
dengan
kementerian
tersebut untuk diarahkan pada kantong-kantong kemiskinan yang ditentukan berdasarkan Indeks Kemiskinan Wilayah (IKW) yang dikembangkan bersama TNP2K. Kriteria pemilihan wilayah yang menjadi kantong kemiskinan tidak hanya memperhatikan dimensi konsumsi/pengeluaran rumah tangga tetapi juga dimensi nonkonsumsi, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perumahan dan ketenagakerjaan (kemiskinan multidimensi). 3. Permasalahan dan Tindak Lanjut Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
upaya
penanggulangan kemiskinan diantaranya adalah: a. Ketersediaan data penduduk miskin yang akurat untuk proses penargetan
termasuk
data
registrasi
dan
administrasi
penduduk. Saat ini masih banyak penduduk yang berada diluar sistem rumah tangga belum masuk ke dalam basis data. b. Kualitas dan akses layanan pelayanan dasar yang masih sangat beragam
dan
belum
terstandar.
Hal
ini
menyebabkan
permasalahan kemiskinan dan sosial belum dapat terselesaikan secara menyeluruh. c. Keterbatasan pranata sosial dan infrastruktur yang sangat dibutuhkan
dalam
meningkatkan
efektivitas
pelaksanaan
upaya-upaya penguatan usaha-usaha masyarakat dalam skala mikro dan kecil. d. Pranata
sosial
yang
dibutuhkan
tidak
saja
berbentuk
kelembagaan ekonomi yang dapat mewadahi usaha-usaha
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
30
masyarakat sehingga dapat mencapai skala ekonomi yang memadai, seperti koperasi, namun juga kelembagaan sosial budaya yang memiliki kapasitas yang memadai untuk merespon peluang
dan
mendukung
aktivitas
ekonomi
masyarakat.
Ketersediaan infrastruktur, terutama di perdesaan, sangat dibutuhkan untuk mendukung proses penyiapan bahan baku, produksi, pascaproduksi dan pemasaran. Infrastruktur tersebut tidak saja berkaitan dengan inftrastruktur untuk pengelolaan sumber
daya
air,
namun
juga
penyediaan
energi
dan
konektivitas. Beberapa
tindak
lanjut
yang
akan
dilakukan
untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut diantaranya: a. Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) dilaksanakan tahun 2015 oleh BPS. Pemutakhiran ini akan melengkapi dan memutakhirkan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang telah dilakukan tahun 2011 lalu dan diharapkan menjadi sumber data penduduk miskin untuk penargetan yang lebih akurat. b. Pendataan PMKS dilaksanakan tahun 2015 oleh Kementerian Sosial untuk membangun basis data penduduk dalam institusi, seperti panti, dan lembaga kesejahteraan sosial lainnya. Selain itu pendataan ini akan merintis pembangunan basis data untuk penduduk yang tidak berdomisli tetap (homeless - gelandangan) atau tidak tinggal di wilayah pemukiman yang tidak seharusnya (squatter – penghuni kolong jembatan, dst). c. Pengembangan inovasi Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu di tingkat kabupaten/kota, dengan fungsi utama untuk membantu pelaksanaan pendataan dan pemutakhiran data yang lebih reguler dan partisipatif, integrasi pelayanan, serta penanganan rujukan serta keluhan program di tingkat lokal. Tahun 2015
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
31
diselenggarakan
uji
coba
Kabupaten/Kota
yang
pelaksanaan
akan
kegiatan
berintegrasi
di
dengan
10
Pusat
Kesejahteraan Sosial (Puskesos) guna mendukung pelaksanaan Desa Sejahtera Mandiri. Penciptaan lapangan pekerjaan di sektor yang dominan menjadi mata pencaharian masyarakat kurang mampu. d. Perbaikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di berbagai bidang yang ditargetkan selesai pada tahun 2015 dilengkapi dengan strategi implementasi pelayanan dasar yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dan rentan. e. Meningkatkan penanggulangan
dan
memperbaiki
kemiskinan
dengan
desain
program
memperhatikan
sisi
permintaan dan penawaran antara penerima dengan pelaksana program. f. Meningkatkan
tata
kelola
pemerintahan
dalam
upaya
penanggulangan kemiskinan baik dari aspek perencanaan maupun pengelolaan program penanggulangan kemiskinan Pengembangan kolaborasi dan kerjasama yang melibatkan pemangku kepentingan, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, termasuk perguruan tinggi. Fasilitasi bagi pengembangan ide-ide wirausaha sosial untuk menggerakkan usaha bersama dengan memanfaatkan modalitas sosial, budaya dan ekonomi yang sudah mengakar serta menjadi keunggulan dan kearifan lokal juga akan dilaksanakan sebagai salah satu upaya membangun kemampuan masyarakat dalam rangka menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi secara mandiri
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
32
D. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 Sesuai dengan penetapan kinerja, berikut adalah ringkasan capaian
Direktorat
Penanggulangan
Kemiskinan
yang
dihasilkan
selama 2014: Tabel 8 Penilaian Kinerja Bidang Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2014 Sasaran strategis Tercapainya perencanaan yang terintegrasi, sinkron dan sinergis antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah dengan penganggarannya bidang Penanggulangan Kemiskinan
Terlaksananya program program pembangunan Bidang Penanggulanagn Kemiskinan sesuai dengan rencana
Indikator kinerja
Target
Realisasi
%
% Kesesuaian antara muatan RTRPJMN 2015-2019 dengan RPJPN 2005-2025 Bidang Penanggulangan Kemiskinan % kesesuaian antara muatan RKP 2015 dengan RT-RPJMN 20152019 Bidang Penanggulangan Kemiskinan % kesesuaian muatan Rencana kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2015 dengan RKP 2015 Bidang Penanggulangan Kemiskinan % kesesuaian rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) 2015 dengan target dan sasaran RENJA KL 2015 Bidang penanggulangan kemiskinan % Sasaran Prioritas Nasional Bidang penanggulangan kemiskinan yang telah sesuai dengan rencana
90%
90%
100
95%
95%
100
80%
80%
100
85%
85%
100
90%
90%
100
Sumber: http://e-performance.bappenas.go.id/new/ Tahun 2014 selain melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Penanggulangan Kemiskinan juga melaksanakan beberapa Tugas Khusus, diantaranya:
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
33
1. Kajian Definisi Kemiskinan Kajian Defenisi Kemiskinan dilaksanakan selam 12 bulan sesuai dengan jadwal kegiatan dalam (Term of Reference) TOR. Dalam pelaksanaannya
pada
triwulan
pertama
dilaksanakan
proses
persiapan keagiatan dan kajian pustaka. Triwulan kedua Kajian Redefinisi
dilanjutkan
Discussion)
dengan
pelaksanaanya
(Focus
Group
FGD tingkat pusat, kemudian di triwulan ketiga
dilanjutkan dengan FGD di daerah dan ditutup dengan seminar akhir pada triwulan ke empat. 2. Program MP3KI Pelaksanaan kegiatan MP3KI 2014 telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disusun pada TOR. Pada triwulan pertama telah dilaksanakan finalisasi Petunjuk Teknis Operasional (PTO) SLA, kemudian pada triwulan dua dan tiga Direktorat sudah menjalankan
pengelolaan
lokasi
Quick
Wins
dan
pilot
Pengembangan penghidupan Berkelanjutan (P2B) dan di triwulan terakhir Direktorat melakukan monitoring evaluasi dan menyusun laporan akhir. E. LAPORAN MDGs GOAL 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN Dalam penyusunan laporan MDGs Tahun 2015, masukan mengenai target 1A terkait menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015 adalah sebagai berikut:
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
34
Tabel 9 Capaian Indikator MDGs Goal 1 Acuan
Saat
dasar
ini
20,60%
5,90%
(1990)
(2008)
15,10%
10,96%
(1990)
(2014)
Indeks Kedalaman
2,70%
1,75%
Kemiskinan
(1990)
(2014)
Indikator
Target MDGs
Status
2015
Proporsi penduduk 1.1
dengan pendapatan kurang dari USD 1,00
Sumber
Bank 10,30%
●
Dunia dan BPS
(PPP) per kapita per hari Persentase penduduk 1.1
yang hidup di bawah
a
garis kemiskinan
7,55%
▼
Berkurang
►
BPS, Susenas
nasional 1.2
BPS, Susenas
Status : ●Sudah Tercapai►Akan Tercapai▼Perlu Perhatian Khusus Kemiskinan
dipandang
sebagai
ketidakmampuan
dari
sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar yang di Indonesia diukur dengan pendekatan pengeluaran.
Jadi penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan (BPS, www.bps.go.id). Pada September tahun 2014 penduduk yang hidup dalam kelompok tersebut adalah sebesar 10,96 persen.Dalam kurun waktu 25 tahun persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional hanya turun 4,14 persen dari 15,10 persen di tahun 1990. Ini menunjukkan bahwa untuk mencapai target MDGs 7,55 persen di tahun 2015 bukan hal yang mudah,
mengingat
pada
tahun
1996
telah
terjadi
perubahan
metodologi perhitungan kemiskinan dimana tingkat kemiskinan yang semula11,3 persen menjadi 17,47 persen maka masih perlu upaya yang keras untuk mencapai target yang sudah ditentukan dari tahun 1990. Meskipun demikian, indeks kedalaman kemiskinan berhasil diturunkan dari 2,70 persen di tahun 1990 menjadi 1,75 persen di
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
35
September
tahun
2014.Target
MDGs
tahun
2015
agar
indeks
kedalaman kemiskinan berkurang telah tercapai. Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mengalami kecenderungan menurun. Penurunan persentase penduduk miskin terus terjadi sampai dengan tahun 2005. Kenaikan harga-harga yang dipicu oleh kenaikan harga BBM di tahun 2005 dari Rp 1810 menjadi Rp 2400 pada bulan Maret 2005 dan naik lagi menjadi Rp4500 pada bulan Oktober 2005 berdampak padabertambahnya penduduk miskin di tahun 2006. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase penduduk
menjadi 17,75 persen di tahun 2006.
Berkat
upaya-upaya program penanggulangan kemiskinan seperti bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan penyaluran kredit usaha rakyat, tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin kembali berkurang hingga September tahun 2014 menjadi 10,96 persen (lihat Gambar 1). Gambar 5 Persentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan,
11.66
11.36
11.46
11.25
10.96
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-12
Sep-12
11.96
2011
Mar-13
13.33
12.49
2010
14.15
2008
2007
2006
Tahun
2009
16.58
15.42
17.75
16.66
Terjadi peningkatan penduduk miskin akibat pengurangan subsidi BBM pada Oktober 2015
2005
2003
2002
1998
1996
1993
0
2001
5
2000
Perubahan metodologi perhitungan kemiskinant ahun 1996
2004
10
1990
15.97
17.42
18.41
18.2
19.14
24.23 17.47 11.3
15
13.7
20
15.1
25
1999
Persentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
30
23.43
1990-2014
Sumber: Badan Pusat Statistik, Series Data Kemiskinan Nasional, 1990-2014
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
36
Di tingkat provinsi persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan bervariasi.
Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah
yang persentase penduduk miskinnya paling rendah yakni 4,09 persen.
Terdapat beberapa provinsi lain yang sudah dapat
memenuhi
target
MGDs
yaitu
7,55
persen
di
tahun
2015selainProvinsi DKI Jakarta. Provinsi tersebut adalah Bali, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Maluku Utara (lihat Gambar 1.2).
26.26 27.80
Gambar 6 Persentase Penduduk Di Bawah Garis Kemiskinan menurut Provinsi, September 2014
20.00 15.00 10.00 5.00
4.09 4.76 4.81 4.97 5.51 6.07 6.31 6.40 6.89 7.41 7.99 8.07 8.26 8.39 9.18 9.54 9.85 10.96 12.05 12.28 12.77 13.58 13.61 13.62 14.21 14.55 16.98 17.05 17.09 17.41 18.44 19.60
25.00
0.00 DKI Jakarta Bali Kalimantan Selatan Bangka Belitung Banten Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kepulauan Riau Sumatera Barat Maluku Utara Riau Kalimantan Barat Sulawesi Utara Jambi Jawa Barat Sulawesi Selatan Sumatera Utara INDONESIA Sulawesi Barat Jawa Timur Sulawesi Tenggara Jawa Tengah Sulawesi Tengah Sumatera Selatan Lampung DI Yogyakarta Aceh NTB Bengkulu Gorontalo Maluku NTT Papua Barat Papua
Persentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
30.00
Provinsi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Series Data Kemiskinan Provinsi, Sept 2014
Bila dilihat dari indikator kedalaman kemiskinan, kesejahteraan penduduk mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukkan dengan turunnya indeks
kedalaman
kemiskinan,
tingkat
kesejahteraan
sempat
memburuk di tahun 2006 dan tahun 2007 yang dipicuoleh kenaikan harga BBM dua kali di tahun 2005. Tampak pada Gambar 1.3 bahwa
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
37
terjadi kenaikan indeks kedalaman kemiskinan menjadi 2,90 di tahun 2006 dan menjadi 3,43 di tahun 2007, namun mulai turun di tahun 2008 hingga tahun 2014 (1,75). Gambar 7
2.05
1.90
1.89
1.75
2.21
2.50
2.99
3.43
2.90
2.77
2014
Garis trend linear
2013
2010
2009
2008
2007
2006
ˉˉˉˉ
2012
5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
2011
Indeks Kedalaman kemiskinan
Indeks Kedalaman Kemiskinan 2006-2014
Tahun
Sumber:Badan Pusat Statistik, Series Data Kemiskinan Nasional, 2006-2014
Kesejahteraan penduduk untuk masing-masing provinsi bervariasi. Penduduk DKI Jakarta merupakan penduduk yang kesejahteraan terbaik dan Papua terrendah (karena dipengaruhi oleh kemiskinan di daerah pedesaan). Tampak pada Gambar 1.4 bahwa indeks kedalaman kemiskianan DKI Jakarta terrendah (0.39) dan Papua tertinggi (6.84).
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
38
Gambar 8
6.20 6.84
Indeks Kedalaman Kemiskinan menurut Provinsi, 2014
6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00
0.39 0.42 0.63 0.73 0.75 0.83 0.94 0.94 0.98 1.01 1.05 1.08 1.10 1.20 1.44 1.47 1.52 1.56 1.75 1.85 1.99 2.18 2.19 2.23 2.25 2.25 2.56 2.78 2.91 3.29 3.34 3.80
Indeks Kedalaman Kemiskinan
7.00
0.00
Provinsi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Series Data Kemiskinan Provinsi, 2014
F.
KOORDINASI PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PEMERINTAH DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN Dalam rangka koordinasi dan peningkatan kapasitas pemerintah
daerah terutama Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD),
Bappenas
memiliki
tools
P3BM
dan
SIMPADU
Penanggulangan Kemiskinan. 1. Pro Poor Planning and Budgeting Monitoring (P3BM) P3BM adalah sekumpulan alat analisis, database dan pemantauan yang dapat membantu para perencana, pengambil kebijakan dan pelaksana program memfokuskan dan mensinergikan perencanaan, penganggaran dan pemantauan untuk upaya pengurangan kemiskinan dan meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat. Dalam pelaksanaan program P3BM, Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dibantu oleh Sekretariat P3BM Nasional (Seknas) dalam melakukan kegiatan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
39
substansi seperti fasilitasi pelatihan ke daerah, asistensi perbaikan data, dampingan penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan fasilitasi proses perencanaan dan monitoring daerah. Beberapa instrumen P3BM meliputi MDGs Scorecard, Poverty Mapping, Budget Analysis, Chart Priority, Sistem Monitoring Program, Sistem Monitoring Berbasis Masyarakat (MBM), Database MDGs dan Database Program
Pembangunan.
Instrumen-instrumen
tersebut
sangat
membantu dalam analisis permasalahan dan menemukan solusi secara tepat sasaran, tepat program, dan tepat anggaran. Capaian pelaksanaan P3BM yang hingga tahun 2015 ini telah melakukan pendampingan dan fasilitasi pelatihan kepada pemetrintah daerah di 79 kab/kota pada 18 provinsi, dan telah memiliki 7 orang master trainers di Sekretariat Nasional P3BM dan 35 trainer aktif serta telah melatih 661 orang dari staf lintas sektor di Bappenas, provinsi, perguruan tinggi, dan LSM. Terdapat peningkatan permintaan fasilitasi pelatihan P3BM dari pemerintah daerah dengan menggunakan dana APBD, yaitu dari 20 kab/kota di tahun 2013, kemudian 36 kab/kota pada tahun 2014, dan hampir di 50
kab/kota sampai dengan
November 2015. Gambar 9 Peta Sebaran Lokasi P3BM Tahun 2011-2015
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
40
2. Sistem Informasi Manajemen Terpadu (SIMPADU) Penanggulangan Kemiskinan SIMPADU PK mencakup data-data dasar kemiskinan dan informasi dari 4 klaster program penanggulangan kemiskinan dan program penanggulangan
kemiskinan
daerah.
Tujuan
dibangunnya
SIMPADU PK adalah tersedianya sistem informasi manajemen terpadu penanggulangan kemiskinan yang di dalamnya terdapat data warehouse sebagai basisdata kemiskinan yang komprehensif. SIMPADU PK ini juga merupakan “tools” untuk mendukung perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan. Sehingga tersedia mekanisme yang mudah dan cepat dalam mengintegrasikan dan mengakses datadata dasar dan informasi program penanggulangan kemiskinan. SIMPADU PK terdiri dari 3 aplikasi utama, yaitu: a. SIMPADU PK Nasional (berbasis web) dapat diakses melalui http://simpadu-pk.bappenas.go.id b. SIMPADU PK Nasional (dalam bentuk mobile berbasis android) dapat diakses melalui http://simpadu-pk.bappenas.go.id/mobile c. SIMPADU Provinsi telah dilaksanakan pada 33 provinsi selama tahun 2012-2015. Tabel 10 Satus SIMPADU Provinsi Server Terpasang (27) D I YOGYAKARTA
103.255.15.15
KALIMANTAN TENGAH GORONTALO
118.97.208.22 103.42.253.18
SUMATERA BARAT KALIMANTAN TIMUR
118.97.23.37 103.11.74.12
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
http://simpadu.jogjaprov.g o.id http://simpadu.gorontalop rov.go.id simpadu.sumbarprov.go.id http://simpadu.bappedaka ltim.com/
41
JAWA TIMUR
118.97.221.236
BENGKULU
222.124.194.11 5 103.239.165.38 202.179.189.24 5 123.108.97.73 180.250.136.20 2
SUMATERA SELATAN BANTEN ACEH JAWA BARAT LAMPUNG
124.81.209.78
SULAWESI TENGGARA 36.75.161.97 KALIMANTAN BARAT KEPULAUAN BANGKA BELITUNG JAWA TENGAH PAPUA BARAT BALI
119.47.94.220 118.97.175.133
NUSA TENGGARA BARAT JAMBI SUMATERA UTARA RIAU SULAWESI UTARA KALIMANTAN SELATAN
203.130.250.99
SULAWESI TENGAH SULAWESI BARAT
103.228.27.138 118.97.175.92
DKI JAKARTA
27.50.23.248
Belum terpasang ( 6 ) PAPUA MALUKU UTARA
117.102.65.132 103.252.12.41 119.2.51.117
180.242.79.114 103.248.25.9 182.23.34.20 103.252.12.41 110.139.119.3
http://simpadu.jatimprov. go.id/
simpadu.sumselprov.go.id
http://simpadu.jabarprov. go.id http://simpadu.lampungpr ov.go.id/ http://simpadu.bappedasu ltra.go.id/ simpadu.babelprov.go.id
http://simpadu.baliprov.go .id http://simpadu.bappeda.n tbprov.go.id simpadu.jambiprov.go.id
http://bappedainfo.kalselp rov.go.id/ simpadu.sultengprov.go.id simpadubappeda.sulbarpro v.go.id http://simpadu.jakarta.go. id/
Miror Miror
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
42
MALUKU SULAWESI SELATAN KEPULAUAN RIAU
Miror Miror Miror
NUSA TENGGARA TIMUR
Miror
G.
http://simpadupk.bappenas.go.id/kepri/
SOSIALISASI DAPM DI PROVINSI LAMPUNG Sebagai
bagian
dari
strategi
Pengembangan
Penghidupan
Berkelanjutan (P2B) maka arah kebijakan DAPM difokuskan untuk perluasan akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan layanan keuangan mikro bagi masyarakat miskin. Fokus tersebut ditempuh melalui: 1. Pengembangan dan penyempurnaan pola pengelolaan lembaga keuangan
mikro,
termasuk
bentukan
program-program
pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri) 2. Konsolidasi dan sinkronisasi lembaga keuangan mikro dalam skema pembiayaan keuangan dan memperbaiki kerangka regulasi pengembangan lembaga keuangan mikro, termasuk yang dikelola oleh masyarakat seperti DAPM Didalam sistem aturan perundangan tidak dikenal kepemilikan kolektif atau masyarakat, sehingga untuk melindungi kepemilikan kolektif/masyarakat, perlu dibentuk Badan Hukum. Dasar Huhum Pembadanhukuman lembaga pengelola keuangan dana bergulir eksPNPM Mandiri meliputi: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro Untuk memberikan kepastian hukum dan memenuhi kebutuhan layanan keuangan terhadap masyarakat miskin dan/atau berpenghasilan rendah, kegiatan layanan jasa keuangan mikro dan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
43
kelembagaannya perlu diatur secara Iebih komprehensif sesuai dengan UUD 1945. 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan Masyarakat dapat membentuk organisasi kemasyarakatan untuk tujuan bersama, untuk kasus DAPM badan hukum yang dimaksud adalah Perkumpulan Berbadan Hukum (pasal 1, 10,11). Berikut alternatif pemilihan badan hukum DAPM: 1. Perkumpulan Berbadan Hukum (PBH) 2. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 3. Koperasi Lembaga Keuangan Mikro (Koperasi LKM) 4. PT Lembaga Keuangan Mikro (PT LKM) Gambar 10. Langkah Pembadanhukuman DAPM Diseminasi DAPM di tingkat Kecamatan Diseminasi DAPM di tingkat Desa
Pembentukan Tim Inventarisasi Aset
Diseminasi DAPM di tingkat Dukuh
UPK melakukan Inventarisasi Awal
Musyawarah Masyarakat di tingkat Desa Pembadanhukuman Musyawarah DAPM Masyarakat di tingkat Kecamatan Pembadanhukuman Pendaftaran DAPM Badan Hukum DAPM
Verifikasi dan Validasi Aset oleh Tim Inventarisasi Aset
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
44
Tabel 11 DAPM yang Telah Berbadanhukum No.
Lokasi
Pilihan Badan Hukum
Pengesahan Badan Hukum
1.
Kel Pedurungan Lor, Kota Semarang, Prov Jawa Tengah
Koperasi
Nomor: 013/180.08/BH/XIV.34/VI/20 15 tgl 17 Juni 2015
2.
Kel Bongsari, Kota Semarang, Prov Jawa Tengah
Koperasi
Nomor : 014/180.08/BH/XIV.34/VI/20 15 tgl 12 Juni 2015
3.
Kel Karangmundu, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Koperasi
Nomor:015/180.08/BH/XIV.34 /VI/2015 tgl 26 Juni 2015
4.
Kel Ungaran, Kab. Semaranga, Prov Jawa Tengah
Perkumpulan Berbadan Hukum
Skep Menkumham No. AHU0000555.AH.01.07. Tahun 2015 tgl 17 April 2015
5.
Desa Leyangan, Kab. Semarang, Prov Jawa Tengah
Koperasi LKM
No. 489/BH/XIV23/188.4/VII/2015 tgl 27 Agustus 2015
6.
Desa Sumbersari, Kab. Sleman Prov. DIY
Koperasi
Nomor: 130/BH/XV.4/KAB.SLM/VI/2 015 tgl 29 Juni 2015
7.
Desa Sinduadi, Kab. Sleman Prov. DIY
Koperasi
Nomor: 129/BH/XV.4/KAB.SLM/VI/2 015 tgl 23 Juni 2015
8.
Desa Sendangagung, Kab. Sleman Prov. DIY
Koperasi
Nomor: 134/BH/XV.4/KAB.SLM/VIII/ 2015 tgl 4 Agustus 2015
9.
Desa Taman Martani, Kab. Sleman Prov. DIY
Koperasi
Nomor: 127/BH/XV.4/KAB.SLM/VI.20 15 tgl 23 Juni 2015
10.
Desa Jogotirto, Kab. Sleman Prov. DIY
Koperasi
Nomor: 132/BH/XV.4/KAB.SLM/VIII/ 2015 tgl 4 Agustus 2015
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
45
H.
PERSIAPAN IMPLEMENTASI PELAYANAN DASAR TAHUN 2016 DI NTB Dalam rangka persiapan implementasi pelayanan dasar di 10
kabupaten/kota pada tahun 2016, koordinasi dilakukan dengan pemerintah
kabupaten
Lombok
Timur
di
Provinsi
NTB
untuk
mensosialisasikan program dan rencana kerja strategi peningkatan dan perluasan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan. Dalam persiapan
tersebut,
masukan
dari
koordinasi
pemerintah
juga
dilakukan
kabupaten/kota
dalam dalam
menggali pemetaan
permasalahan dan potensi sinkronisasi program/kegiatan pelayanan dasar. Tujuan koordinasi tersebut juga untuk membantu pemerintah daerah dalam menentukan mekanisme kelembagaan dan mendapatkan kesepakatan antar seluruh pihak, terutama pemerintah propinsi, kabupaten dan organisasi masyarakat sipil (OMS), yang terkait dengan isu pelayanan dasar. Proses koordinasi dilaksanakan melalui FGD dan lokakarya di provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan. Kerangka logis telah dibuat oleh Bappenas dalam strategi peningkatan akses dan kualitas pelayanan dasar, seperti dalam bagan berikut:
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
46
Gambar 11 Kerangka Logis Peningkatan Cakupan Pelayanan Dasar yang Berkualitas pada 40% Penduduk Termiskin
Diskusi dilaksanakan untuk merumuskan potensi sinkronisasi kegiatan pelayanan dasar di Kab. Lombok Timur. Beberapa poin bahasan adalah sebagai berikut: 1. Pemetaan masalah pelayanan dasar membahas pendidikan, kesehatan
dan
KB,
serta
identitas
hukum.
Kemudian
didokumentasikan menjadi dokumen kesepakatan. 2. Pelatihan kompetensi camat pemetaan target camat dan pengembangan modul pelatihan kecamatan. 3. Penyusunan Perbup peran kecamatan dalam pelayanan dasar beserta
Pembentukan
pendelegasian
Tim
kewenangan
Penyusun/revisi
BUPATI
kepada
PERBUP
CAMAT
dan
membuat timeline dari konsultasi publik, pengesahan perbub dan sosialisasinya.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
47
4. Kesepakatan
mengenai
SOP
mekanisme
koordinasi
dan
penguatan kelembagaan multipihak di kecamatan, dimana yang sudah ada adalah Forum Kader, Forum Desa Siaga, TP.UKS Kec. 5. Pengembangan Dashboard Kecamatan: Prototyping sistem data dan perangkat debottlenecking untuk analisa permasalahan, diikuti dengan pengembangan sistem informasi desa, sosialisasi dan monev, pelatihan sistem data bagi aparatur Kecamatan dan Desa. 6. Pengembangan insentif kinerja untuk kecamatan dan unit layanan untuk terbentuknya sistem insentif dan monevnya. 7. Model
pengembangan
mekanisme
akuntabilitas
masyarakat
dengan unit layanan masih belum terbentuk sistemnya, masih memerlukan koordinasi lebih lanjut. 8. Tantangan yang masih dihadapi adalah sebagai berikut: a. Jumlah Penduduk Gakin / rentan masih tinggi yaitu 19 % b. Keterbatasan APBD II untuk mengatasi semua masalah PEDAS. c. Capaian indikator kinerja SPM PEDAS masih rendah. d. Tingkat
kemandirian
masyarakat
dalam
mengatasi
kemiskinan belum optimal. I.
MINI KAJIAN LOKAKARYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN PERGURUAN TINGGI UNSYIAH Lokakarya
kemiskinan
diselenggarakan
dengan
menggali
masukan dari peneliti dan akademisi di Unsyiah terkait permasalahan, strategi, dan tantangan kemiskinan di Indonesia. Hasil lokakarya meliputi:
1. Paparan Pendekatan Pengembangan Komunitas & Kearifan Lokal Bagi Penanggulangan Kemiskinan studi kasus Kawasan Lembah Seulawah, Aceh Besar) oleh Fahmi Yunus, SE, M.S (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar Raniry & ICAIOS)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
48
a. Strategi Penghidupan: adanya inisiasi pengembangan kawasan
berbasis
kebijakan
lokal
mengoptimalkan
komunitas dan
inisiatif
potensi
yang
yang
memperhatikan
masyarakat
dengan
tersedia
sekitar
di
(Konsorsium Aceh Baru, sejak tahun 2012) b. Peranan
Mawah
dalam
Mendukung
Penghidupan
Masyarakat Miskin di Pedesaan: (1) pemberian hak mengelola/mengusahakan aset (misalnya ternak atau sawah) dengan pembagian keuntungan dan risiko sesuai dengan kesepakatan; (2) menghubungkan pihak yang memiliki aset dan pihak yang memiliki tenaga tapi tidak punya aset produktif; (3) memperkuat interaksi sosial yaitu motivasi untuk saling membantu dan memperkuat silaturahmi c. Pelembagaan
Mawah
(Beng
Mewah),
seperti
inisiasi
pembentukan lembaga mawah di Unimal, Lhokseumawe (koperasi) Gambar 12 Perbedaan Mawah Lama dan Mawah Baru “Beng Mawah”
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
49
2. Paparan
Peran
Lembaga
Penelitian
dalam
Penanggulangan
Kemiskinan: ICAIOS a. Pelatihan Penelitian i. Pelatihan “Penelitian perubahan iklim & kemiskinan” ii. Pelatihan “Pembangunan ekonomi & perdamaian” b. Penelitian Etnografi kemiskinan c. Memajukan metode penanganan kemiskinan Pengembangan
Kawasan
Ekonomi Seulawah
Terintegrasi
(menuju Aceh poverty eradication lab) 3. Paparan Etnografi Kemiskinan oleh Sehat Ihsan Shadiqin, menjelaskan
mengenai
beberapa
program
penanggulangan
kemiskinan inisiatif dari Provinsi Aceh a. Bantuan NGO pasca Tsunami hingga sekarang b. Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKRA) c. Bantuan Lansia d. Bantuan anak yatim e. Bansos dari dinas f. Baitul mal 4. Paparan kajian makro kemiskinan di Aceh oleh Asrul Sidiq, sehingga terumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut: a. Penggunaan APBA yang tepat sasaran dan sesuai dengan rencana pembangunan yang sudah disusun b. Penggunaan
dana
desa
yang
tepat
sasaran
dengan
mengendepankan prinsip good governance c. Desa-desa dapat berperan lebih penting dalam menjamin pelayanan dasar terhadap kebutuhan penduduk desa. d. Meningkatkan
budaya
produktif
agar
perekonomian
terutama sektor industri dapat bangkit sehingga dapat memberi multiplier effect e. Perlindungan sosial bagi masyarakat yang sangat miskin (tepat sasaran)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
50
f. Menjamin warga yang tergolong sangat miskin dapat mengkases
kesempatan
guna
meningkatkan
kualitas
hidupnya g. Fokus pada pemberdayaan masyarakat Kegiatan
mini
kajian
ini,
nantinya
merupakan
rangkaian
kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dalam rangka menerima masukkan dari peneliti dan akademisi. Selanjutnya, masukkan tersebut akan diakomodir dalam
sebuah
perencanaan
policy
dan
brief
yang
pelaksanaan
mendukung
program
perbaikan
penanggulangan
kemiskinan.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
51
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN Hasil-hasil
koordinasi
baik
dengan
sektor
di
Bappenas,
Kementerian/Lembaga, akademisi, LSM, dan FGD dengan masyarakat telah dimanfaatkan dalam penyusunan RKP 2016, Lampiran Pidato Tahun 2015, dan Laporan 15 Tahunan MDGs Goal 1. B.
REKOMENDASI Koordinasi penanggulangan kemiskinan menghasilkan beberapa
rekomendasi untuk perkuatan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di tahun 2016, seperti: 1. Sosialisasi BDT 2016 kepada seluruh K/L yang mencantumkan program bantuan ke individu atau kelompok miskin, baik itu program
perlindungan
sosial
maupun
program-program
pelayanan dasar. 2. Dalam rangka perkuatan program penghidupan berkelanjutan (P2B): (a) perlu ditinjau kembali alternatif pembiayaan selain dari APBN,
sekaligus
termasuk
proses
manfaat cara
DAPM
dalam
mendukung
pembadanhukuman
P2B
kelembagaan
pengelola dana bergulir ke depan; dan (b) penguatan 5 K/L pelaksana program P2B untuk sepakat menyasar individu sesuai BDT. 3. Revisi Peraturan Pemerintah terkait standar pelayanan minimum (SPM)
pelayanan
dasar
dalam
rangka
penguatan
strategi
penguatan akses dan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan. 4. Penyediaan dana dekonsentrasi Bappenas pada tahun 2014-2015 efektif untuk penguatan koordinasi dan implementasi program penanggulangan kemiskinan di lapangan. Perlu sosialisasi lebih
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
52
awal ke pemerintah daerah dalam rangka musrenbang daerah yang di dalamnya juga menyangkut pembahasan pemerataan dan penanggulangan kemiskinan. 5. Penguatan peran Bappenas dalam rangka peningkatan kapasitas pemda dalam hal perencanaan dan penganggaran serta monev melalui
penerapan pro-poor planning, budgeting and monitoring
(P3BM) dan Sistem Informasi Manajemen Terpadu (SIMPADU) yang berbasis online.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
53
LAMPIRAN MATRIK RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG: PEMERATAAN DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN RKP Tahun 2016 Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Instansi Pelaksana
Program Prioritas: Peningkatan penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Koordinasi Kebijakan Kompensasi Sosial Koordinasi Kebijakan Penanganan Kemiskinan
Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Tersusunnya rekomendasi kebijakan di bidang kompensasi sosial
Jumlah usulan rekomendasi kebijakan di bidang kompensasi sosial
2
4.67
Tersusunnya rekomendasi kebijakan di bidang penaganan kemiskinan
Jumlah usulan rekomendasi kebijakan di bidang penanganan kemiskinan
2
2.85
Tersusunnya dokumen program dan administratif kegiatan di bidang penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial Meningkatnya kualitas penyelenggara kesejahteraan sosial melalui pendidikan, pelatihan dan penelitian
Jumlah dokumen program dan adminstratif kegiatan di bidang penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial
2
Persentase (%) SDM penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang meningkat kapasitasnya sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan kompetensinya Persentase (%) hasil penelitian kesejahteraan sosial yang dimanfaatkan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
35%
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
186.07
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Kementerian Sosial
40%
54
Program/Kegiatan
Sasaran
Termanfaatkannya Basis Data Terpadu (BDT) dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Pengembangan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial
Program Rehabilitasi Sosial
Terbangunnya sistem data terpadu sebagai basis dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dan pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu bagi penduduk miskin dan rentan Meningkatnya akses keluarga miskin dan rentan termasuk anak, penyandang disabilitas dan lanjut usia serta kelompok marjinal lainnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Indikator Persentase (%) lembaga kesejahteraan sosial yang memiliki akreditasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Persentase (%) Kabupaten/Kota yang menggunakan Basis Data Terpadu (BDT) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Jumlah rekomendasi data dan informasi kesejahteraan sosial yang dihasilkan
Persentase (%) penyandang disabilitas miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase (%) lanjut usia miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar Persentase (%) anak miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Instansi Pelaksana
40%
9.88%
3
50.00
Kementerian Sosial
15.4%
1,014.31
Kementerian Sosial
2.3%
2.2%
55
Program/Kegiatan
Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Anak
Sasaran
Indikator
Meningkatnya akses LKS dan SDM Penyelenggara pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase (%) LKS dan SDM yang menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang sesuai dengan standar pelayanan Persentase (%) LKS dan SDM yang menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meningkat kapasitasnya Jumlah anak balita, anak telantar/jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan disabilitas, anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial di dalam panti Jumlah anak balita, anak telantar/jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan disabilitas, anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial di luar panti Jumlah anak balita, anak telantar & jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan kecacatan, anak yang mendapat bantuan sosial Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang telah dikembangkan/dibantu
Terlaksananya pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak balita, anak terlantar/jalanan, anak berhadapan dengan hukum, anak dengan disabilitas, anak yang membutuhkan perlindungan khusus
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Instansi Pelaksana
40%
35%
1,605
283.28
Kementerian Sosial
13,732
132,655
130
56
Program/Kegiatan Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Disabilitas
Sasaran Terlaksananya Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia
Terlaksananya rehabilitasi sosial bagi peyandang disabilitas
Indikator Jumlah lanjut usia yang mendapatkan pelayanan sosial di dalam panti Jumlah lanjut usia yang mendapatkan pelayanan di luar panti Jumlah lanjut usia telantar yang mendapat Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar Jumlah lanjut usia telantar yang mendapat bantuan sosial Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial lanjut usia yang telah dikembangkan/dibantu Jumlah penyandang disabilitas yang mendapatkan rehabilitasi sosial di dalam panti sesuai standar pelayanan Jumlah penyandang disabilitas yang mendapatkan rehabilitasi sosial di luar panti (Berbasis Komunitas/Keluarga dan Masyarakat) sesuai standar pelayanan Jumlah Penyandang Disabilitas yang mendapat Asistensi Sosial Orang dengan Kecacatan Berat Jumlah penyandang disabilitas yang mendapat bantuan sosial Jumlah Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi penyandang disabilitas yang telah dikembangkan/dibantu
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Target 2016 300
Alokasi (Rp. Miliar) 166.99
Kementerian Sosial
300.00
Kementerian Sosial
Instansi Pelaksana
2,113 28,000 21,167 23 1,640
10,884
22,500
16,564 25
57
Program/Kegiatan
Sasaran Meningkatnya akses pemenuhan hak dasar bagi penyandang disabilitas Tersedianya literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra (Braile)
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
Meningkatnya akses keluarga miskin dan rentan serta pekerja sektor informal dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Terselenggaranya pemberian asistensi sosial bagi korban bencana alam, termasuk bagi anak, penyandang disabilitas dan lanjut usia
Terselenggaranya Pemberian bantuan kebutuhan dasar bagi korban bencana sosial
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Indikator Jumlah penyandang disabilitas yang mendapatkan akses terhadap pemenuhan hak dasar (KTP, Paspor, KK, pendidikan, kesehatan) Jumlah literatur khusus bagi penyandang disabilitas netra baik cetak maupun elektronik (kitab suci, buku pelajaran, modul pelatihan, buku cerita) Persentase (%) keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar Persentase (%) korban bencana alam dan bencana sosial yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar Jumlah korban bencana alam yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar Jumlah korban bencana alam yang mendapatkan pendampingan psikososial Jumlah lokasi Kampung Siaga Bencana yang terbentuk Jumlah korban bencana sosial yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar Jumlah korban bencana sosial yang mendapatkan pendampingan psikososial Jumlah lokasi keserasian sosial
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Instansi Pelaksana
350
18
58.3%
7,561.34
Kementerian Sosial
228.31
Kementerian Sosial
102.78
Kementerian Sosial
11.8%
100,000 25,000 34 27,000 15,000 300
58
Program/Kegiatan Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat)
Program Pemberdayaan Sosial **)
Sasaran Tersalurkannya bantuan tunai bersyarat bagi masyarakat miskin dan rentan
Terlaksananya penyaluran bantuan melalui mekanisme E-payment bagi penduduk miskin dan rentan Meningkatnya akses keluarga fakir miskin dan rentan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dan pemberdayaan ekonomi produktif
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sosial melalui kelembagaan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Indikator Jumlah keluarga sangat miskin (KSM) yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat PKH
Target 2016 3,500,000
Jumlah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang digraduasi
189,963
Jumlah pendamping PKH yang meningkat kapasitasnya
17,560
Jumlah keluarga sangat miskin (KSM) yang memperoleh bantuan melalui mekanisme Epayment Persentase (%) keluarga miskin dan rentan perdesaan dan perkotaan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
500,000
Persentase (%) warga KAT yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar Persentase (%) keluarga miskin dan rentan perdesaan dan perkotaan yang menerima pemberdayaan usaha ekonomi produktif Persentase (%) kabupaten/kota yang menyelenggarakan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu
2.88%
Persentase (%) kabupaten/kota yang memiliki pelayanan sosial yang efektif dalam Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Persentase (%) PSKS yang menyelenggarakan pelayanan sosial sesuai NSPK
6.62%
3.17%
Alokasi (Rp. Miliar)
Instansi Pelaksana
7,108.30
Kementerian Sosial
1,096.67
Kementerian Sosial
3.17%
9.88%
30.0%
59
Program/Kegiatan Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial Masyarakat
Sasaran Terlaksananya pemberdayaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) sebagai individu, keluarga dan kelembagaan sosial
Terbangunnya sistem pelayanan sosial terpadu di desa melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Terbangunnya sistem layanan dan rujukan terpadu bagi penduduk miskin dan rentan Terlaksananya penyelarasan dan penguatan koordinasi program kemiskinan di tingkat pusat dan daerah
Indikator Jumlah lembaga pelayanan keluarga (FCU dan LK3) yang dikembangkan
598
Jumlah lembaga pendukung penyelenggara kesejahteraan sosial (Karang taruna, WKSBM, Forum CSR, dan LKS/orsos lain) yang dikembangkan Jumlah individu pendukung penyelenggaraan kesejahteraan sosial (PSM, TKSK) yang dikembangkan Jumlah desa yang telah membangun sistem pelayanan sosial terpadu (PUSKESOS)
4500
Jumlah Kab/Kota yang memiliki sistem layanan dan rujukan terpadu
50
Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan yang memperoleh pelatihan Jumlah Organisasi Sosial/Lembaga Kesejahteraan Sosial yang terakreditasi Jumlah Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang memperoleh pelatihan Jumlah Karang Taruna yang memperoleh pelatihan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar) 139.77
Instansi Pelaksana Kementerian Sosial
8559
100
1,667
500 250 1,250
60
Program/Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT)
Penyediaan Subsidi Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) (termasuk margin fee dan kegiatan pendukung Raskin)
Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Dasar dan aksesibilitas terhadap Pelayanan Sosial Dasar Bagi Warga KAT
Jumlah pendamping KAT yang mendpatkan peningkatan kapasitas pemberdayaan KAT Penyediaan beras untuk seluruh rumah tangga sasaran dengan jumlah 15 kg per RTS selama 12 bulan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Indikator Jumlah warga KAT yang mendapatkan bantuan pemukiman Jumlah warga KAT yang mendapakan bantuan jaminan hidup Jumlah warga KAT yang mendapatkan bantuan peralatan kerja, peralatan rumah tangga, bibit tanaman keras dan sertifikasi lahan Jumlah pendamping KAT yang mendpatkan peningkatan kapasitas pemberdayaan KAT Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima Raskin dengan jumlah 15 kg per RTS selama 12 bulan
Target 2016 2,064
Alokasi (Rp. Miliar) 125.58
Instansi Pelaksana Kementerian Sosial
4,074 2,064
127
15,530,897
20,863.98
Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, BULOG
61
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Instansi Pelaksana
Program Prioritas: Peningkatan Pelayanan Dasar bagi Masyarakat Kurang Mampu dan Rentan Program Bina Pembangunan Daerah
Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan Pemerintahan Daerah II
Kementerian Dalam Negeri Meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang Pekerjaan Umum, Perumahan dan kawasan Permukiman, Kelautan dan Perikanan, Perhubungan, Komunikasi, informatika, statistika dan persandian.
Kementerian Dalam Negeri
Jumlah kabupaten/kota yang terfasilitasi/terkoordinasi dalam pemenuhan SPM pelayanan dasar untuk masyarakat kurang mampu lingkup UPD II
Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan Pemerintah Daerah III
10 kabupaten
5.00
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang Kesehata, Sosial dan Budaya, Koperasi, UKM dan Penanaman Modal, Perindustrian dan Perdagangan, dan Pariwisata, Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Urusan Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Jumlah kabupaten/kota yang terfasilitasi/terkoordinasi dalam pemenuhan SPM pelayanan dasar untuk masyarakat kurang mampu lingkup UPD III
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
10 kabupaten
7.00
62
Program/Kegiatan Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan Pemerintah Daerah IV
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang Pendidikan, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Kepemudaan, Olahraga Perpustakaan, dan Arsip
Instansi Pelaksana Kementerian Dalam Negeri
Jumlah kabupaten/kota yang terfasilitasi/terkoordinasi dalam pemenuhan SPM pelayanan dasar untuk masyarakat kurang mampu lingkup UPD IV
10 kabupaten
2.00
168400
33.85
91050
10.18
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Pembinaan Administrasi Peradilan Umum
Terselenggaranya tertib administrasi perkara di lingkungan peradilan umum
Jumlah pelayanan peradilan di lingkungan peradilan umum Pelaksanaan pos pelayanan hukum
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Pembinaan Administrasi Peradilan Agama
Mahkamah Agung
Mahkamah Agung
Terselenggaranya tertib administrasi perkara di lingkungan peradilan agama
Jumlah pelayanan peradilan di lingkungan peradilan agama Pelaksanaan pos pelayanan hukum
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
26430
19.43
120
12.48
63
Program/Kegiatan
Sasaran
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
Terlaksananya Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di seluruh tingkatan wilayah
Peningkatan pembinaan kesertaan ber-KB jalur pemerintah
Meningkatnya pembinaan dan kesertaan KB melalui faskes pemerintah
Peningkatan Kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus
Meningkatnya pembinaan dan kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus.
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga
Meningkatnya pemberdayaan ekonomi KPS melalui kelompok UPPKS dalam pembinaan ber KB Terlaksananya Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di seluruh tingkatan wilayah
Pengelolaan program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga Provinsi
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Instansi Pelaksana BKKBN
Persentase (%) peserta KB bagi PUS yang mendapatkan jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi melalui SJSN kesehatan Persentase (%) kabupaten (Kabupaten Galicitas) dan kota (wilayah miskin perkotaan) yang difasilitasi dalam pembinaan kesertaan KB Persentase (%) PUS KPS anggota kelompok UPPKS yang mendapat pembinaan kesertaan ber-KB Pembinaan kesertaan ber-KB dan peningkatan kualitas pelayanan KB yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB di seluruh tingkatan wilayah Jumlah penggerakan pelayanan KB di wilayah Khusus Galicitas Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga di seluruh tingkatan wilayah Jumlah kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat pembinaan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Target 2016
53.50
921.90
24% Kabupaten Galicitas dan 35% Wilayah Kota
5.68
69.50%
7.44
34 provinsi (100% dari jumlah kab/Kota) 3 Frek/Tahun
21.72
33 Prov dan 547 Kab/Kota 8.086 Klpk UPPKS
10.18
64
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar *)
Terfasilitasinya pelayanan pemberdayaan masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan (PNPM Generasi)
Jumlah kecamatan yang mendapatkan pelayanan pemberdayaan masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan (PNPM Generasi)
499 kecamatan
267.31
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Pengembangan Pembiayaan Kesehatan dan JKN/KIS
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Kementerian Kesehatan Dihasilkannya bahan kebijakan teknis pengembangan pembiayaan kesehatan dan JKN/KIS
Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta)
99.60
27,616.3
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
Program Pendidikan Dasar
Pemenuhan Hak Terhadap Pelayanan Pendidikan Dasar Yang Berkualitas
Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD
Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SD dari keluarga miskin Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMP dari keluarga miskin
Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SMP
Instansi Pelaksana
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (Success Rate) minimal 85 persen Jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar penerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar Jumlah Siswa SD penerima bantuan melalui KIP Jumlah Siswa SMP penerima bantuan melalui KIP
82
1,054.2
Kemendikbud
10,685,614
4,873.30
4,694,968
2,775.10
65
Program/Kegiatan
Sasaran
Program Pendidikan Menengah
Persentase Angka Putus Sekolah SMA/SMK/SMLB/Paket C
Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan SMA
Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMA dari keluarga miskin
Penyediaan dan Peningkatan Layanan Pendidikan SMK
Tersedianya bantuan pendidikan bagi siswa SMK dari keluarga miskin
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Jumlah siswa pada jenjang pendidikan menengah penerima bantuan melalui Kartu Indonesia Pintar Jumlah siswa SMA penerima bantuan melalui KIP
3,856,676
3,846.73
1,692,559
1,718.80
Jumlah siswa SMK penerima bantuan melalui KIP
2,154,167
2,210.00
Program Pendidikan Islam
Instansi Pelaksana Kemendikbud
Kementerian Agama
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA dan Madrasah
Meningkatnya Akses, Mutu, dan Tata kelola Madrasah
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam
Meningkatnya Akses, Mutu, dan Tata kelola Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah Siswa MI Penerima KIP
826,467
371.91
Jumlah Siswa MTs Penerima KIP
773,491
580.12
Jumlah Siswa MA/MAK Penerima KIP
356,429
356.43
Jumlah santri pada Pendidikan Diniyah Formal/satuan pendidikan muadalah/Program Persamaan Lulusan/Program Wajar Dikdas tingkat Ula serta Paket A yang mendapatkan Bantuan KIP Jumlah santri pada Pendidikan Diniyah Formal/satuan pendidikan muadalah/Program Persamaan Lulusan/Program Wajar Dikdas tingkat Wustha serta Paket B yang mendapatkan Bantuan KIP
51,375
23.10
246,875
185.10
Kementerian Agama
Kementerian Agama
66
Program/Kegiatan
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam
Sasaran
Meningkatnya Akses, Mutu, dan Tata kelola Pendidikan Tinggi Islam
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Jumlah santri pada Pendidikan Diniyah Formal/satuan pendidikan muadalah/Program Persamaan Lulusan/Program Wajar Dikdas tingkat Ulya serta Paket C yang mendapatkan Bantuan KIP Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (baru) Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 2 Semester)
194,691
194.70
7,000
42.00
10,096
121.15
Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 1 Semester)
2,100
12.60
Program Bimbingan Masyarakat Kristen Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Kristen
Instansi Pelaksana
Kementerian Agama
Kementerian Agama Meningkatnya Kualitas Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Kristen
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Tinggi Agama Kristen Program Bimbingan Masyarakat Katolik
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Tinggi Agama Kristen
Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Agama Katolik
Meningkatnya kualitas layanan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Katolik Meningkatnya kualitas layanan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Katolik
Jumlah Siswa Miskin SDTK yang menerima KIP
150
0.30
Jumlah Siswa Miskin SMPTK yang menerima KIP
250
0.40
1,845
5.40
850
13.70
Jumlah Siswa Miskin SMTK yang menerima KIP Jumlah Mahasiswa Peserta BIDIK-MISI
Kementerian Agama
Kementerian Agama
Kementerian Agama
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah peserta didik Sekolah Keagamaan Katolik - SMAK penerima KIP Jumlah mahasiswa PTAKS yang menerima bantuan beasiswa prestasi - Bidik Misi
600
0.60
10
0.12
Kementerian Agama
67
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Program Bimbingan Masyarakat Hindu Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi Pendidikan Tinggi Agama Hindu
Kementerian Agama Meningkatnya akses, kualitas, daya saing, dan tata kelola pendidikan tinggi Hindu
Jumlah Mahasiswa Peserta BIDIK-MISI
450
5.40
Jumlah Mahasiswa Peserta BIDIK-MISI (on-going)
280
3.40
Jumlah Mahasiswa Peserta BIDIK-MISI (baru)
170
1.00
Program Bimbingan Masyarakat Buddha Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Tinggi Agama Buddha
Kementerian Agama Tersedianya akses, mutu, Kesejahteraan dan subsidi pendidikan tinggi Agama Buddha
Jumlah mahasiswa miskin pendidikan tinggi Agama Buddha yang mendapatkan beasiswa
300
3.60
Program Pendidikan Tinggi Penyediaan Layanan Pembelajaran dan Kompetensi Mahasiswa
Tercapainya layanan pembelajaran dan kompetensi mahasiswa
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Bidik Misi Angkatan Baru
75,000
555.00
Bidik Misi On-Going PTN
211,761
2,372.48
Bidik Misi On-Going PTS
19,412
223.71
Program Pengaturan Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Permukiman Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan
Instansi Pelaksana
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Meningkatnya kualitas permukiman di daerah perkotaan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Luas kawasan kumuh perkotaan (Ha)
6,766
6,472
68
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan
Meningkatnya kualitas permukiman di daerah perdesaan
Luas kawasan permukiman perdesaan (Ha)
340
510
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus
Meningkatnya kualitas permukiman di kawasan khusus
Luas kawasan permukiman khusus (Ha)
92
183
Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat
Terselenggaranya pendampingan masyarakat
Jumlah kelurahan yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan masyarakat
200
178
Program Pengaturan Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan, Sumber Pembiayaan, dan Pola Investasi, serta Pengelolaan Pengembangan Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan, dan Komunal
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pembangunan Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Instansi Pelaksana
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Terbangunnya infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan, komunal di kota/kab
Jumlah kota/kab yang terlayani infrastruktur limbah dengan sistem terpusat skala kota
IPAL Skala Kota/Regional di 9 kota/kab, IPAL Komunal di 786 kawasan, IPAL kawasan di 20 kawasan
1,990.60
Terbangunnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di kota/kab Terbangunnya TPA di 341 kota/kab
Jumlah kota/kab yang terlayani Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Jumlah kota/kab yang terlayani infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah
32
150.0
46
1,565.1
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
69
Program/Kegiatan Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
Sasaran Terbangunnya TPST/3R skala komunal di 334 kota/kab
Indikator Jumlah kota/kab yang terlayani infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016 70
63.40
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan, Sumber Pembiayaan dan Pola Investasi, serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pembangunan Infrastruktur SPAM Perkotaan
Instansi Pelaksana
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Terbangunnya SPAM IKK
Jumlah Sambungan Rumah (SR) di Ibu Kota Kecamatan
224,106
1,047.20
Terbangunnya SPAM Ibu Kota Pemekaran/Perluasan
104,350
448.10
1,082,720
834.2
Pembangunan Infrastruktur SPAM Perdesaan
Terbangunnya SPAM Perdesaan Berbasis Masyarakat
Jumlah Sambungan Rumah (SR) di Ibu Kota Pemekaran/Perluasan Jumlah Sambungan Rumah (SR) di Perdesaan berbasis masyarakat
Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Khusus
Terbangunya SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan
Jumlah Sambungan Rumah (SR) di kawasan kumuh perkotaan
74,522
308.8
Terbangunya SPAM di Kawasan Nelayan
Jumlah Sambungan Rumah (SR) tangga yang terlayani air minum di kawasan nelayan Jumlah Sambungan Rumah (SR) di kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar
20,000
42.1
105,280
235.4
Terbangunya SPAM di Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
70
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Program Pengembangan Perumahan
Penyediaan Rumah Susun
Pengembangan Perumahan Swadaya
Program Pengembangan Pendanaan dan Sistem Pembiayaan Perumahan Penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah (BA.999)
Instansi Pelaksana Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
Terbangunnya 550.000 unit sarusun (satuan rumah susun) yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya
Terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk peningkatan kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan terjangkau bagi 2.200.000 MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur, dan serasi.
Tersalurkannya bantuan pembiayaan perumahan ke rumah tangga berpenghasilan rendah
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah unit sarusun terbangun yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya Jumlah rumah susun yang dipelihara dan dirawat Jumlah NSPK penyediaan rumah susun Jumlah MBR yang menerima pemberdayaan dan meningkat keswadayaannya Jumlah Rumah Tangga yang terfaslitasi Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah Swadaya
15,000
3,181.62
20 5 340,000
2,979.46
22,500
Jumlah Rumah Tangga yang memperoleh akses terhadap KPR swadaya
116,658
Jumlah RT yang mendapat bantuan pembiayaan KPR sejahtera tapak Jumlah RT yang mendapat bantuan pembiayaan KPR sarusun Jumlah RT yang mendapat bantuan pembiayaan KPR sewa beli untuk sarusun Jumlah unit rumah yang mendapat bantuan Kredit Konstruksi Jumlah RT yang mendapat bantuan pembiayaan KPR Swadaya
150,000
16,053.35
25,000
5,771.25
0
-
1,000
3,184.5
50,000
61.8
71
Program/Kegiatan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Pengembangan Sumber Daya Manusia di Daerah Tertinggal Pengembangan Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Terlaksananya kebijakan pembangunan sumber daya manusia di Daerah Tertinggal
Jumlah Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan SDM di Daerah Tertinggal
75 Kabupaten
98.20
Terlaksananya kebijakan Peningkatan Sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal
Jumlah pelaksanaan kebijakan peningkatan sarana dan prasarana di daerah tertinggal
75 Kabupaten
350.00
Terlaksananya kebijakan Pengembangan Daerah Perbatasan
Jumlah Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan Daerah Tertinggal Jumlah Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan Daerah Tertinggal dan di KTI Jumlah Pelaksanaan kebijakan pengembangan pulau terluar dan pulau terpencil
19 Kabupaten
505.80
Instansi Pelaksana
Kementerian Desa, PDT, & Transmigrasi
Program Pengembangan daerah tertentu Pengembangan Daerah Perbatasan
Pengembangan Daerah Pulau Terpencil dan Terluar
Berkembangnya Pulau Terluar dan Pulau Terpencil
Jumlah pelaksanaan kebijakan pengembangan wilayah pesisir
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
10 Kabupaten 22 Kabupaten
633.8
6 Kabupaten
72
Alokasi Instansi Pelaksana (Rp. Miliar) Program Prioritas: Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (bagi Masyarakat Kurang Mampu melalui Pengembangan Wirausaha dan Pertanian, Peningkatan Kemampuan Tenaga Kerja, serta Pendampingan Wilayah Perdesaan) Program Pelaksanaan Kementerian Desa, Kebijakan dalam Pembangunan Daerah Pembangunan Ekonomi Tertinggal dan Kawasan Perdesaan Transmigrasi Program/Kegiatan
Sasaran
Pelaksanaan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PKKPM)
Meningkatnya keterampilan rumah tangga miskin di wilayah perdesaan
Pelaksanaan Kebijakan dalam Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Terfasilitasinya alih kelola (transformasi) program dana bergulir ke dana amanah pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat Desa *)
Terlaksananya kebijakan pemberdayaan masyarakat desa
Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar *)
Terfasilitasinya pelayanan pemberdayaan masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan (PNPM Generasi)
Indikator
1) Jumlah Kecamatan yang tercakup dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan keluarga berbasis pemberdayaan masyarakat (PKKPM) di Kawasan Perdesaan 2) Jumlah Kecamatan yang mendapatkan pendampingan pemberdayaan (PKKPM) Jumlah Kecamatan yang terfasilitasi pengembangan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM)
Target 2016
215 kecamatan
522.50
5.300 kecamatan
182.00
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah Kecamatan yang tercakup dalam Respek Pertanian (Papua dan Papua Barat) Jumlah kecamatan yang mendapatkan pelayanan pemberdayaan masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan (PNPM Generasi)
43 kecamatan (2 provinsi)
-
499 kecamatan
267.31
73
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Program Penataan Agraria Penyelenggaraan Landreform
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Terciptanya Pengelolaan Landreform yang Lebih Baik
Jumlah Tanah Negara yang Ditegaskan Menjadi Tanah Obyek Landreform (TOL) dan Atau yang Dikeluarkan Dari TOL (Hektar) Jumlah Rumusan Kebijakan Teknis Landreform yang Disusun (Rumusan) Jumlah Data dan Informasi P4T dan Redistribusi yang Terintegrasi Dalam Sistem Informasi Manajemen Landreform (Bidang) Persentase (%) Data P4T yang Sesuai NSPM (Bidang) Jumlah Workshop Landreform yang Diselenggarakan (Paket)
Penyelengaraan Penataan Agraria di Daerah
Instansi Pelaksana
Terselenggaranya Penataan Agraria di Daerah
Penerima Manfaat Sesuai Dengan NSPM (KK) Inventarisasi P4T
Jumlah Redistribusi Tanah (Bidang)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
0 Hektar
0.00
0 Rumusan
0.00
0 Bidang
0.00
4 Bidang
0.57
34 Paket
3.46
1 KK
0.30
3.275.020 ha
433.77
500.000 Bidang
486.20
74
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Penyelenggaraan Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah di daerah
Instansi Pelaksana Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
Terselenggaranya Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang dan Penguasaaan Tanah di Daerah
Inventarisasi Tanah Hak yang Diindikasikan Terlantar
Luas Aset Tanah Terindikasi Terlantar Luas Aset tanah negara bekas hak/bekas kawasan/tanah kritis Identifikasi dan Penertiban Tanah Terindikasi Terlantar (Hektar)
Inventarisasi Tanah Bekas Hak/Tanah Kritis (Hektar) Jumlah Laporan Penegakan Hukum
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
250 1600 70 1 0
4.63 42.51 2.63 0.04 0.00
0 Laporan
0.00
5 SP
0.10
6 SP 14 SP 7 SP 60 SP 8 SP
0.10 0.22 0.10 1.12 0.05
0 Laporan
0.00
75
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Program Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan Pemberdayaan Masyarakat
Penyelenggaraan Penataan Hubungan Hukum Agraria di Daerah
Instansi Pelaksana Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
Terselenggaranya Akses Masyarakat dan Lembaga Terhadap Penguatan Hak Atas Tanah dan Sumber Permodalan dan Produksi Serta Pemberdayaan Masyarakat Secara Integratif dan Lintas Sektor
Terselenggaranya Penataan Hubungan Hukum Agraria di Daerah
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Akses masyarakat dan lembaga terhadap penguatan hak atas tanah (paket)
0 rumusan
0.00
Norma, Standar, Pedoman dan Mekanisme (Paket)
0 Laporan
0.00
2 Rumusan
0.30
8 Laporan
1.86
32.019 SK
1.72
Jumlah Legalisasi Aset Tanah, Pengelolaan Informasi dan Pemeliharaan Data Pertanahan (Sertipikat Tanah) Jumlah Sertipikasi BMN Jumlah Laporan Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
1.100.000 Bidang
488.22
5.000 Bidang 456 Laporan
8.79 10.82
Jumlah Legalisasi Aset Tanah, Pengelolaan Informasi dan Pemeliharaan Data Pertanahan (Layanan Pertanahan)
1.021.638 Bidang
1,216.30
Pengembangan Basis Data Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Bidang Pertanahan (Paket) Jumlah Kerjasama Antar Instansi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Pertanahan (Paket) Penetapan Batas HPL Transmigrasi (Hektar)
76
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator Jumlah Laporan Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembentukan Pokmasdartibnah/Gemara (Kelompok) Fasilitasi Pra dan Pasca Sertipikasi Tanah UKM, Nelayan, Transmigrasi dan Petani (Paket) Jumlah Laporan Penegakan Hukum
328 Laporan
Alokasi (Rp. Miliar) 8.27
0 Kelompok
0.00
34 Laporan
2.16
0 Laporan
0.00
Target 2016
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Program Pemberdayaan Sosial **)
Instansi Pelaksana
Kementerian Pertanian
Meningkatnya akses petani/peternak pada skim kredit program bersubsidi, sistem bagi hasil, komersial, bantuan langsung dan penumbuhan kelembagaan keuangan mikro untuk mendukung peningkatan produksi pertanian. Meningkatnya akses keluarga fakir miskin dan rentan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar dan pemberdayaan ekonomi produktif
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha. Dukungan Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Jumlah Fasilitasi Pembiayaan Pertanian
2,500
Persentase (%) keluarga miskin dan rentan perdesaan dan perkotaan yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
3.17%
Persentase (%) warga KAT yang menerima bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
2.88%
343.90
12
423 1,096.67
Kementerian Sosial
77
Program/Kegiatan
Sasaran
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan sosial melalui kelembagaan
Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan
Terlaksananya asistensi sosial dan stimulan usaha ekonomi produktif bagi keluarga fakir miskin dan rentan di wilayah perdesaan Tersalurkannya bantuan stimulan untuk rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni dan perbaikan sarana prasarana lingkungan bagi fakir miskin di perdesaan Terlaksananya asistensi sosial dan stimulan usaha ekonomi produktif bagi penerima Program Keluarga Produktif dan Sejahtera di wilayah perdesaan Tersalurkannya bantuan stimulan untuk rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni dan perbaikan sarana prasarana lingkungan bagi fakir miskin di perdesaan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Indikator Persentase (%) keluarga miskin dan rentan perdesaan dan perkotaan yang menerima pemberdayaan UEB Persentase (%) kabupaten/kota yang menyelenggarakan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Persentase (%) kabupaten/kota yang memiliki pelayanan sosial yang efektif dalam Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu Persentase (%) PSKS yang menyelenggarakan pelayanan sosial sesuai NSPK Jumlah keluarga fakir miskin dan rentan di perdesaan yang menerima bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif melalui KUBE Jumlah keluarga fakir miskin dan rentan perdesaan yang mendapat bantuan stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Jumlah keluarga sangat miskin (KSM) di perdesaan yang menerima kegiatan penghidupan berkelanjutan kelompok usaha bersama (KUBE-PKH) Jumlah sarana dan prasarana yang diperbaiki
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016
Instansi Pelaksana
3.17%
9.88% 6.62%
30.0% 111,090
509.80
Kementerian Sosial
3,200
70,000
40
78
Program/Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Sasaran
Indikator
Tersalurkannya bantuan sosial usaha ekonomi produktif bagi keluarga fakir miskin dan rentan di wilayah perkotaan Tersalurkannya bantuan stimulan untuk Rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni bagi fakir miskin di perkotaan Tersalurkannya bantuan stimulan untuk perbaikan sarana prasarana lingkungan bagi fakir miskin di perkotaan
Jumlah keluarga fakir miskin dan rentan perkotaan yang mendapat bantuan stimulan Usaha Ekonomi Produktif
66,161
Jumlah keluarga fakir miskin dan rentan perkotaan yang mendapat Bantuan Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
2,200
jumlah kelompok masyarakat di perkotaan yang diberdayakan melalui pembangunan /perbaikan sarana prasarana lingkungan
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar) 223.57
Kementerian Sosial
50
Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan
Instansi Pelaksana
Kementerian Kelautan dan Perikanan Meningkatnya kapasitas kelembagaan usaha perikanan tangkap
Jumlah penumbuhan dan pengembangan kelompok usaha perikanan tangkap (kelompok)
Meningkatnya kualitas kampung nelayan
Jumlah pengembangan kampung nelayan yang mandiri, indah, dan maju (SEKAYA MARITIM) (lokasi) Jumlah Pengembangan Kelembagaan mendukung pengembangan Kampung Nelayan yang mandiri, indah, dan maju (SEKAYA MARITIM) (lokasi)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
2,100
21.82
200
239.25
200
79
Program/Kegiatan
Sasaran
Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya
Meningkatnya kemampuan usaha penangkapan ikan nelayan di lokasi SEKAYA MARITIM
Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya
Indikator Jumlah bantuan kapal perikanan, alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan mendukung pengembangan SEKAYA MARITIM
Alokasi (Rp. Miliar)
Target 2016 200
246.24
Kementerian Kelautan dan Perikanan Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok) Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model pengembangan usaha budidaya (kelompok)
662
84.38
120
Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan dan Perikanan Peningkatan investasi dan perluasan usaha pasca panen kelautan dan perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Berkembangnya usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
Jumlah usaha pengolah dan pemasar yang tumbuh baru usahanya (Poklahsar)
60
95.39
Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
Instansi Pelaksana
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Terselenggaranya produksi dan usaha petambak garam rakyat
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah luas lahan yang difasilitasi (ha) Jumlah kelompok petambak garam yang diberdayakan (kelompok)
25,200
50.28
2,520
80
Program/Kegiatan
Sasaran
Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro
Meningkatnya produktivitas dan keberlanjutan penghidupan usaha mikro
Pengembangan SDM usaha mikro
Meningkatnya kualitas SDM usaha mikro dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya secara berkelanjutan
Indikator
Diklat SDM usaha mikro
Peningkatan produktivitas koperasi / sentra usaha mikro/kecil
Meningkatnya pengembangan, produktivitas dan keberlanjutan pengusahaan produk unggulan daerah berbasis koperasi/sentra usaha mikro (Quick Wins)
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Instansi Pelaksana
100.00
Kementerian Koperasi dan UKM
100 Unit
13.00
Kementerian Koperasi dan UKM
1 Forum, 2 Laporan, 1.000 Orang
12.00
Kementerian Koperasi dan UKM
3 Laporan
3.20
Kementerian Koperasi dan UKM
27.520 Usaha Mikro
15.60
Kementerian Koperasi dan UKM
Kerjasama pembiayaan dengan pihak lain
1 Laporan
1.50
Kementerian Koperasi dan UKM
Usaha mikro yang mendapat pendampingan sertifikasi tanah
2.000 UMK
3.30
Kementerian Koperasi dan UKM
50 Koperasi / Sentra Usaha mikro/kecil
13.80
Kementerian Koperasi dan UKM
Kewirausahaan sosial
Meningkatnya kerjasama pembiayaan
Alokasi (Rp. Miliar)
25.000 orang
Tempat praktek keterampilan usaha (TPKU)
Peningkatan kerjasama pembiayaan KUMKM
Target 2016
Koordinasi, sosialisasi dan monev kredit program berbasis penjaminan Usaha mikro yang didampingi mengakses dan mengelola kredit
Koperasi / sentra usaha mikro/kecil yang diperkuat sistem bisnisnya
81
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator Koperasi / sentra usaha mikro/kecil yang difasilitasi penerapan teknologi tepat guna
Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran bagi usaha mikro
Penguatan kelembagaan usaha mikro melalui koperasi
Meningkatnya akses pemasaran usaha informal dan fungsi pasar rakyat yang direvitalisasi sebagai bagian dari pembangunan 5.000 pasar tradisional (Quick Wins)
Meningkatnya posisi tawar dan keberlanjutan usaha mikro
Koperasi / sentra usaha mikro/kecil yang difasilitasi pengembangan jasa pertanian dan aneka jasa Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola oleh koperasi
Revitalisasi pasar rakyat yang dikelola koperasi di daerah tertinggal, perbatasan dan pasca bencana Koperasi pengelola pasar rakyat yang mendapat pendampingan manajemen Pedagang skala mikro informal / pedagang kaki lima yang difasilitasi penataan lokasi, sarana usaha dan promosi Pengembangan penyuluh koperasi lapangan Kelompok usaha bersama pra koperasi yang didampingi untuk membentuk koperasi Koperasi berasal dari pengusaha mikro yang difasilitasi akta koperasi
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Instansi Pelaksana
100 Koperasi / Sentra Usaha mikro/kecil
50.20
Kementerian Koperasi dan UKM
5 Koperasi
1.30
Kementerian Koperasi dan UKM
65 Unit
81.25
Kementerian Koperasi dan UKM
25 Unit
32.50
Kementerian Koperasi dan UKM
40 Unit
2.00
Kementerian Koperasi dan UKM
1.500 Umi
19.20
Kementerian Koperasi dan UKM
102 PPKL
2.00
Kementerian Koperasi dan UKM
625 Kelompok Pra Koperasi
5.00
Kementerian Koperasi dan UKM
2.000 Akta
5.30
Kementerian Koperasi dan UKM
82
Program/Kegiatan Penyelarasan dan Penguatan Koordinasi Program Kemiskinan
Sasaran 1. Penyelarasan dan penguatan perencanaan dan pemantauan kegiatan penanggulangan kemiskinan di tingkat provinsi, melalui TKPKD (Bappeda), dalam mendukung percepatan pengurangan kemiskinan 2. Meningkatan kualitas perencanaan dan pemantauan dalam rangka percepatan pengurangan kemiskinan antar K/L di tingkat pusat dan antara pemerintah pusat dan provinsi
Indikator 1. Terlaksananya kegiatan sosialisasi dan konsultasi di tingkat provinsi dan antara pemerintah provinsi dan kab/kota dalam mendukung percepatan pengurangan kemiskinan melalui TKPKD Provinsi 2. Terlaksananya kegiatan konsultasi dan sosialisasi, dalam rangka penyelarasan perencanaan dan pemantauan pelaksanaan antar K/L dan antara pemerintah pusat dan provinsi
Target 2016 34 Provinsi
Alokasi (Rp. Miliar) 23.65
Instansi Pelaksana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Program Pelatihan Reorientasi BLK menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK)(Qw)
Kementerian Ketenagakerjaan
Terlaksananya pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian bagi 100.000 orang masyarakat kurang mampu
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Jumlah masyarakat kurang mampu yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian
15,000 40.50
83
Program/Kegiatan
Sasaran
Indikator
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
Instansi Pelaksana
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sarana dan Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas Reorientasi BLK menjadi Balai Latihan Kerja dan Kewirausahaan (BLKK) (QW)
Terfasilitasinya kebutuhan masyarakat untuk berwirausaha
Jumlah calon wirausaha yang diberdayakan
Jumlah tenaga fasilitator pemberdayaan masyarakat
17.000 orang
164,22
620 orang
54.47
Program Penempatan dan Pemberdayaan Kesempatan Kerja Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan Terwujudnya peningkatan perluasan kesempatan kerja melalui Padat Karya dan kewirausahaan
Jumlah tenaga kerja yang diberdayakan melalui kegiatan padat karya
74.000 orang
256.22
Jumlah tenaga kerja yang diberdayakan melalui kegiatan wirausaha baru Jumlah pelaku usaha produktif yang menerapkan TTG
2.000 orang
15.74
2500 orang
8.00
200 lokasi
2.23
Monitoring pelaksanaan quick wins kewirausahaan
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
84
Program/Kegiatan
Sasaran Terlaksananya pendampingan bagi kelompok wirausaha baru Terlaksananya pengembangan keterampilan dan wirausaha tenaga kerja muda
Indikator Jumlah tenaga kerja sukarela sebagai pendamping dan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) Jumlah tenaga kerja muda yang diberdayakan melalui kegiatan penciptaan wirausaha muda (P2B)
Target 2016
Alokasi (Rp. Miliar)
1.660 orang
53.22
23.000 orang
150.00
Pengembangan Model dan Inkubasi Bisnis Perluasan Kesempatan Kerja
Instansi Pelaksana
Kementerian Ketenagakerjaan
Tersedianya model dan inkubasi bisnis perluasan kesempatan kerja
Jumlah pendamping pemberdayaan masyarakat yang direkrut dan diberi pembekalan (P2B) Jumlah motivator pemberdayaan masyarakat yang direkrut dan diberi pembekalan (P2B)
500 orang
15.00
500 orang
15.00
Keterangan * Ket: Alokasi kegiatan ini merupakan rupiah murni dan belum termasuk PHLN ** Merupakan angka program.
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
85
LAPORAN AKHIR
KOORDINASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TAHUN ANGGARAN 2015
DIREKTORAT PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIBADAN PERENCANAAN
Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
54