eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
PRESERVASI PENGETAHUAN MASYARAKAT MINANGKABAU TENTANG TRADISI LISAN PASAMBAHAN MELALUI KEGIATAN EXCHANGE OF INDIGENOUS KNOWLEGDE M.Fadli1, Wina Erwina2, Nurmaya Prahatmaja3 Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
Abstract This research is aimed to analyze and examine the social issues of the preservation of Pasambahan tradition through the activities exchange of indigenous knowledge surrounding the society of Koto Salayan Kurai Limo Jorong, Bukittinggi City. This research is based on the background of the society in Koto Salayan that showed consistency preserving of Pasambahan even thought it had already been abandoned by apart of community in Minangkabau society. A method used in this research is qualitative method with case study approach. The data were gathered by doing observation, interviews, and documentation studies. The result of this research showed that the exchange of indigenous knowledge activities carried out some aspects include: (1) identifying and recognizing the tradition of Pasambahan conducted through observation of cultural activities, functions, and topics in traditional ceremonies; (2) the validation of knowledge about Pasambahan acquired from its function as a tool of communication in discussion and reliability toward Malapeh Marapulai ceremony; (3) the knowledge recorded and documented by individuals and institutions. The output was in several forms: cassette (audio); books (visual), handwritten documents and audio-visual (video); (4) the knowledge of Pasambahan was kept in personal library, LKAAM and districts concerned. The collection was kept in the form of the book; (5) knowledge transfer and exchange was conducted in a group converted into socialization, internalization, and externalization, (6) dissemination of knowledge about Pasambahan was conducted in inter-village competitions, seminars, workshops and publications on the official website of Bukittinggi. Keywords: indigenous knowledge, oral tradition, knowledge exchange, pasambahan, minangkabau.
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Pendahuluan Minangkabau merupakan salah satu etnik dari keragaman budaya nasional Indonesia yang memiliki bahasa, budaya, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama yaitu Minangkabau. Masyarakat Minangkabau atau lebih dikenal Urang Minang merupakan kelompok masyarakat yang masih kental dengan tradisi lisan, disamping itu dalam bertutur lisan masyarakat Minangkabau cenderung tidak menyatakan maksud dan tujuannya secara langsung, akan tetapi disampaikan melalui ungkapan, perumpamaan dan kiasan (kieh) (Yusriwal 2005, 1). Hal tersebut terlihat dari tradisi lisan yang terdapat dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau seperti pasambahan/pidato adat, mantra, badendang, rabab, randai dan masing-masing tradisi tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam setiap upacara adat. Tradisi Pasambahan misalnya, merupakan salah satu tradisi lisan dalam bentuk dialog adat antara si alek (tamu) dan si pangka (tuan rumah) menggunakan dialek Minangkabau dengan menggunakan pantun, ungkapan, dan perumpamaan. Tradisi pasambahan terdapat dalam setiap upacara adat di Minangkabau, seperti upacara kematian, pemberian gelar adat, dan upacara perkawinan (Yusriwal 2005,10). Namun ironisnya, sudah jarang generasi muda yang dapat melakoni tradisi pasambahan diyakini terbatasnya pemahaman terhadap pengetahuan tradisi tersebut dan diperparah lagi dengan menglobalnya berbagai hiburan modern yang membuat tradisi pasambahan terkesan kuno karena terikat dengan lirik, pantun dan sajak yang digunakan. Fenomena ini tentu akan berpengaruh terhadap eksistensi tradisi lisan dalam kebudayaan Minangkabau hingga masa yang akan datang. Keterbatasan pengetahuan generasi muda Minangkabau pada saat ini tentang tradisi pasambahan disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan pasambahan
yang
dapat dipelajari secara eksplisit. Hal juga disampaikan oleh Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer sebagai berikut ini “If we take a look at local community, many pieces of knowledge that we can’t find in books are widely available” (Hendriyana 2012). Sementara itu Faust (2010) juga menjelaskan ”80% of the most important knowledge is unconscious and only 20% can be found in memos or books”. Dengan terbatasnya buku, media informasi yang mendeskripsikan tentang pengetahuan lokal secara M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
eksplisit, merupakan salah satu faktor penyebab sulitnya pengetahuan pasambahan dipahami. Pengaruh budaya asing (diluar budaya Minangkabau) telah mempengaruhi berbagai konsep dan bentuk beberapa upacara di Minangkabau, dalam resepsi perkawinan misalnya pada saat ini di beberapa kota di Minangkabau cenderung diselengarang di Gedung yang menjamu tamu dengan konsep standing party atau hidangan prasmanan. Jika dilihat dari sisi pelaksanaanyan, maka upacara tersebut terlihat terlihat mewah dan praktis. Akan tetapi disisi lainya telah menutup ruang untuk tradisi pasambahan dalam menyambut si alek (tamu) oleh si pangka (tuan rumah) melalui tradisi pasambahan. Hal ini merupakan salah satu bukti sudah berangsur-angsur ditinggalkannya tradisi pasambahan oleh segenap masyarakat Minangkabau. Sementara itu, fenomena tersebut tampak berbeda pada masyarakat Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi karena masih konsisten dalam melestarikan tradisi lisan bahkan kegiatan ini dipelopori oleh para generasi muda, meskipun Bukittinggi merupakan salah satu kota wisata yang rentan dengan lalu lintas berbagai budaya asing. Konsistensi dalam melestarikan tradisi pasambahan tidak hanya sebatas tetap menyelenggarakan pasamabahan
akan tetapi terdapat beberapa kelompok yang
secara khusu mewadahi kegiatan pembelajaran tradisi pasambahan. Group Pasambahan Cupak Nan Duo misalnya, merupakan salah satu group tertua yang berdiri semenjak tahun 1961 di Kelurahan Koto Salayan Kota Bukittinggi . Kebertahanan eksistensi tradisi pasambahan di Kelurahan Koto Salayan Kota Bukittinggi diyakini
karena tradisi tersebut masih memiliki fungsi tertentu bagi
masyarakat setempat. Hal tersebut senanada dengan penjelasan Paeni (2009, 63) yaitu tradisi lisan yang masih hidup pada saat ini dan masih hidup dalam komunitasnya karena masih memiliki fungsi yang signifikan bagi masyarakatnya. Seperti pasambahan malapeh marapualai yang memiliki fungsi pemberian gelar adat kepada seorang calon mempelai laki-laki di Minangkabau dan merupakan tanda berubahnya status sosial seoarang anak laki-laki dalam masyarakat. Dengan demikian tentu pasambahan malapeh marapulai harus dipahami oleh laki-laki di Minangkabau, M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
karena akan terlibat langsung dalam upacara tersebut, baik sebagai Mamak sebagai orang yang menurunkan gelar, maupun marapulai. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam melestarikan pengetahuan lokal adalah dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut dalam masyarakat pemilik pengetahuan maupun masyarakat lainnya yaitu melalui exchange of indigenous knowledge. Kegiatan tersebut merupakan cara yang dapat membantu meningkatkan pemahaman komunitas dalam kelompok terdahap pengetahuan lokal yang ada. Exchange of indigenous knowledge dapat dilakukan melalui enam tahapan yaitu, recognition and identification, validation, recording and documentation, storage, transfer dan dissemination (World Bank 1998).
Rumusan dan Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan pada pendahuluan diatas, penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Salayan Kota dalam exchange of indigenous knowledge tradisi pasambahan malapeh marapulai?” Dari rumusan masaah tersebut penulis kemudian mengidentifikasi enam masalah yang menjadi fokus penelitian ini, yakni: (1) Bagaimana upaya generasi muda Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam mengidentifikasi dan mengenali (identification and recognize) pengetahuan pasambahan?; (2) Bagaimana kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam memvalidasi pengetahuan pasambahan malapeh marapulai?; (3) Bagaimana kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam mendokumentasikan dan merekam tradisi pasambahan malapeh marapulai?; (4) Bagaimana kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan Kurai Limo Jorong dalam menyimpan (storage) pengetahuan pasambahan malapeh marapulai?; (5) Bagaimana kegiatan transfer pengetahuan pasambahan malapeh marapulai pada Group Pasambahan Cupak Nan Duo di Kelurahan Koto Selayan Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi?; dan (6) Bagaimana kegiatan penyebaran (dissemination) pengetahuan tradisi pasambahan malapeh marapulai pada masyarakat di Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi? M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Maksud dan Tujuan Penelitian Sebagai suatu penelitian awal, penelitian ini mencoba untuk mengambarkan kegiatan pelestarian pengetahuan lokal tentang tradisi lisan yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk memperkaya kazanah penelitian secara global terutama di bidan perpustakaan dan informasi. Erosi pengetahuan lokal dalam sebuah masyarakat merupakan fenomena yang terjadi dimasyarakat dan juga diperparah dengan pengaruh globalisasi berbagai hiburan moderen yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbagan pemikiran bagi perkembangan ilmu perpustakaan dan informasi khususnya dalam kajian pelestarian pengetahuan lokal. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui enam hal, yakni: (1) Mengetahui dan mengkaji upaya generasi muda Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam mengidentifikasi dan mengenali (identification and recognize) pengetahuan pasambahan; (2) Mengetahui dan mengkaji kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam memvalidasi pengetahuan pasambahan malapeh marapulai; (3) Mengetahui dan mengkaji kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan Kota Bukittinggi dalam mendokumentasikan dan merekam tradisi pasambahan malapeh marapulai; (4) Mengetahui dan mengkaji kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Selayan
Kurai Limo Jorong dalam menyimpan (storage)
pengetahuan pasambahan malapeh marapulai; (5) Mengetahui dan mengkaji kegiatan transfer pengetahuan pasambahan malapeh marapulai pada Group Pasambahan Cupak Nan Duo di Kelurahan Koto Selayan Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi; (6) Mengetahui dan mengkaji penyebaran (dissemination) pengetahuan tradisi pasambahan malapeh marapulai pada masyarakat di Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi. Kegunaan Penelitian Penelitian merupakan penelitian tingkatan dasar dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian lebih lanjut yang berhubungan
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
dengan preservasi pengetahuan lokal (indigenous knowledge) yang berbentuk tradisi lisan (oral tradition) melalui kegiatan exchange of indigenous knowledge, serta dapat memberikan kontribusi dalam pengembagan ilmu pengetahuan lebih lanjur, khususnya ilmu informasi dan perpustakaan. Selanjutnya penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi pihak terkait dengan pelestarian pengetahuan lokal, yakni (1) Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan membentuk komunitas/lembaga khusus yang bergerak dalam kegiatan preservasi pengetahuan masyarakat lokal (indigenous knowledge) guna mempertahankan eksistensi tradisi lisan dalam budaya Minangkabau, serta meningkatkan aktulalisasi tradisi lisan pasambahan dengan menggelar berbagai kegiatan penyebaran pegetahuan tradisi lisan; (2) Bagi Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Bukittinggi,
dapat
memberikan
masukan
mengenai
pentingnya
pelestarian
pengetahuan tradisi lisan dan dapat menindaklanjuti dengan upaya menyimpan dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut dalam hasil yang berwujud (tangible outcome), seperti dokumen, monograf dan media informasi lainnya yang dapat dipelajari secara eksplisit; (3) Bagi perpustakaan daerah, dapat memberikan masukan mengenai langkah dalam mengelola dan menyimpan pengetahuan lokal masyarakat yang terdapat di daerah setempat dalam bentuk karya rekam maupun karya cetak.
Kerangka Pemikiran Dalam jurnal International Review of Information Ethics,
Prof. Jangawe
Msuya memaparkan pengetahuan lokal seperti berikut ini. “Indigenous Knowledge (IK) is defined as a systematic body of knowledge acquired by local people through the accumulation of experiences, informal experiments and intimate understanding of the environment in a given culture” (Msuya 2007, 1)
Dengan demikian, pengetahuan lokal merupakan pengetahuan yang terdapat pada masyarakat lokal yang terdiri dari seperangkat pengalaman yang telah terakumulasi dan memberikan informasi yang menunjukkan ciri perilaku masyarakat lokal atau budaya setempat. Pengetahuan lokal diciptakan dan dipertahankan oleh
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
anggota masyarakat tersebut dan merupakan bagian dari kebudayaan atau tradisi pada masyarakat lokal. Salah
satu
cara
melestarikan
pengetahuan
lokal
adalah
dengan
mempraktekannya secara bersama-sama, karena tradisi lisan merupakan “An oral tradition is the passing of knowledge from one generation to the next orally (by speaking Hart (1995)”. Hal ini menunjukan adanya keterkaitan antara pemilik pengetahuan dengan yang menerima pengetahuan tersebut, karena ditransmisikan secara lisan. Meskipun indigenous knowledge terlihat mudah untuk dibagikan dalam anggota masyarakat seperti transfer pengetahuan dari orang tua kepada anak, akan tetapi merekam, mentransfer dan menyebarluaskan indigenous knowledge tersebut merupakan sebuah tantangan, pertukaran pengetahuan (knowledge exchange) dalam masyarakat dimana terdapat kesamaan bahasa antar pemilik pengetahuan dan orang yang menerima akan memudahkan kegiatan pelestarian (World Bank 2008, 8). Selanjutnya Nicholas Gorjestani (2000,2) melalui gambar Building on Traditional Knowledge System, menjelaskan sistem pengetahuan lokal itu memberdayakan masyarakat lokal dengan mempelajari apa pengetahuan yang dimilikinya dan membantu masyarakat lainya untuk mempelajarinya. Salah satunya kegiatan tersebut adalah exchange. Traditional Knowledge System
(Gorjestani 2000, 4)
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam kegiatan exchange of indigenous knowledge adalah “recognition and identification, validation, recording and documentation, storage, transfer and dissemination” (World Bank 1998, 9). Objek dan Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode kuliatatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Objek kajian dalam penelitian ini adalah kegiatan masyarakat Kelurahan Koto Salayan Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi dan Group Pasambahan Cupak Nan Duo dalam melestarikan pengetahuan tradisi lisan pasambahan melalui kegiatan exchange of indigenous knowledge khususnya pada pasambahan malapeh marapulai di Kelurahan Koto Salayan Kota Bukittinggi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua sumber, yaitu data yang diperoleh dari key informan sebagai data utama (primer) melalui wawancara yaitu: (1) generasi muda kelurahan Koto Salayan; kemudian (2) Dewan Guru Group Pasambahan Cupak Nan Duo; serta (3) Ketua LKAAM Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi dan informasi lainya diperoleh dari dokumen pendukung sebagai data sekunder. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengunakan metode trianggulasi, yaitu triaggulasi sumber dengan membandingkan hasil penelitian dilapangan, pendapat pakar, dan teori yang ada. Pendapat pakar dalam penelitian ini merujuk pada Antropolog yaitu Dr. Nanet Prihartini Ambaretnani dan pakar indigenous communication ibu Siti Chaerani Djen Amar, Ph.D. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Kegiatan Identification dan Recognize Pengetahuan Pasambahan Dalam mengidentifikasi dan mengenali tradisi lisan masyarakat melakukannya dengan cara observasi pada sebuah upacara adat yang dilangsungkan dengan melihat hal berikut ini: (1) Aktivitas budaya, melalui aktivitas budaya akan tergambar topik fungsi dari sebuah upacara disamping itu kegiatan orang-orang dalam sebuah upacara M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 8 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
juga dapat mengenali tradisi pasambahan seperti sebelum bertutur seseorang akan mengangkat tangannya seperti orang menyembah; selanjutnya (2) Struktur tuturan psambahan, mengidentifikasi tuturan dalam pasambahan merupakan salah satu langkah mengenali pasambahan tersebut misalnya “ketek banamo, gadang bagala” tuturan ini berarti mengumumkan gelar marapulai yang semasa kecilnya diberi nama dan sewaktu besar diberikan gelar adat tentu pasambahan tersebut terdapat dalam upacara malapeh marapulai Melalui pengamatan aktivitas budaya yang merupakan salah satu wujud budaya dari bidang kajian antropologi masyarakat setempat mengidentifikasi fungsi, topik, struktur
dan
selanjutnya
memberikan
penamaan
terhadap
masing-masing
pasambahan berdasarkan hal tersebut. Langkah identifikasi tradisi lisan ini sesuai dengan penjelasan Margaret Florey (2008) dalam “Oral Tradition” in Tidore Island, North Maluku – Indonesia”. b. Kegiatan Validasi Pengetahuan Pasambahan Malapeh Marapulai Kegiatan validasi pengetahuan lokal adalah penilaian terhadap pengetahuan tersebut dengan melihat relevansi, fungsi, keaslian sumber sehingga pengetahuan tersebut
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
pengetahuan
lokal.
Pengetahuan
pasambahan malapeh marapulai memiliki relevansi dengan agama islam, yaitu pemberian nasehat pernikahan untuk bekal berumah tangga bagi marapulai hal ini juga dilatarbelakangi oleh falsafah hidup orang minangkabau “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang berarti adat berlandaskan pada agama, dan agama berlandaskan kepada kitab suci Al-qur’an. Fungsi dari pasambahan malapeh marapulai adalah merupakan wadah yang mengatur lalu-lintas komunikasi dalam memusyawarahkan gelar adat yang akan diberikan kepada marapulai. Disamping itu, pengatahuan pasambahan malapeh marapulai sudah ada semenjak masyarakat Minangkabau ada karena pasambahan termasuk kedalam tatantan adat istiadat Minangkabau yang mengatur tata cara dalam bertutur kata pada sebuah upacara. Jadi pengetetahuan tersebut bukanlah tercipta secara tiba-tiba secara insidental, akan tetapi melalui sebuah proses sebelumnya. M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
c. Kegiatan Merekam (recording) dan Mendokumentasikan (documenting) Pengetahuan Pasambahan Malapeh Marapulai Merekam dan mendokumentasikan pengetahuan pasambahan merupakan sebuah cara yang dapat mengkonversi pengetahuan tacit menjadi eksplisit dengan merubah pengetahuan tersebut dalam bentuk media baru. Kegiatan merekam pengetahuan dapat dilakukan dengan bantuan multimedia yaitu audio, visual dan audio visual. Setting dan latar rekaman dapat dibagi menjadi dua hal yaitu (1) suasana asli dalam sebuah acara; dan (2) suasana dibuat khusus untuk kepentingan rekaman. Selain itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merekam tradisi lisan ada keutuhan tururan, intonasi, material budaya yang terdapat dalam upacara tersebut. Dalam merekam pengetahuan pasambahan malapeh marapulai masyarakat Koto salayan melakukanya dengan mendokumentasikan pengetahuan tersebut dengan bentuk tulisan tangan, buku yang berisi dialog pasambahan antara si alek dan si pangka yang sebahagian besar ini dilakukan oleh pemilik pengetahuan. Rekaman dalam bentuk suara dengan out-put kaset pita, juga berisi dialog pasambahan antara si alek dan si pangka. Selanjutnya rekaman video mengambarkan rangkaian upacara secara keseluruhan. Kegiatan merekam dan mendokumentasikan dilakukan oleh pemilik pengetahuan atau individu dan lembaga yang benar-benar tertarik dengan tradisi pasambahan. d. Kegiatan Menyimpan (storage)Pengetahuan Pasambahan Malapeh marapulai Menyimpan
pengetahuan
merupakan
proses
menyimpan
(storage)
pengetahuan lokal adalah menyimpan pengetahuan yang telah direkam dan didokumentasikan kedalam repository. Kegiatan ini membutuhkan peranan perpustakaan dalam mengelompokan, mengindeks pengetahuan yang akan disimpan dalam bentuk rekam dan cetak sehingga dapat dengan mudah dipergunakan kembali. Di Indonesia hal ini sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada pasal 1 ayat 1, 2, 5 dan 6. Perpustakaan daerah memiliki peranan dalam melakukan pemetaan pengetahuan lokal dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat mengenai M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
pengetahuan lokal yang terdapat pada daerah tersebut. Media yang digunakan dalam penyimpanan beragam mulai dari buku, cd, kaset, data base dan berbagai media informasi lainnya. Dalam kegiatan penyimpanan ini, masyarakat kelurahan Koto salayan baru menyimpanya dalam media buku dan dokument tulisan tangan yang disimpan oleh individu sebagai koleksi pribadi, disamping itu LKAAM Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi meyimpan koleksi buku-buku pasambahan di perpustakaan LKAAM, sementara itu Kantor Arsip Pepustakaan dan Dokumentasi Kota Bukittinggi meyimpan pengetahuan pasambahan dalam bentuk buku dengan menempatkanya di perpustakaan Proklamator Bung Hatta Kota Bukittinggi pada ruangan referensi dengan rak khusus yaitu Minangkabausiana. e. Kegiatan Transfer Pengetahuan Pasambahan Malapeh marapulai
Pada
Group Pasambahan Cupak Nan Duo Transfer pengetahuan yang dilakukan dalam Group Pasambahan Cupak Nan Duo dilakukan secara lisan dengan berkelompok. Konversi pengetahuan dilakukan secara: (1) Socialization, yaitu pengetahuan guru pasambahan ditransfer kepada murid secara lisan dengan cara berpasangan; lalu (2) Externalization, berarti pengetahuan pasambahan yang sebelumnya masih berbentuk tacit tersimpan dalam memory guru, sudah dikonversi dalam bentuk eksplisit yaitu memindahkan pengetahuan tersebut dalam bentuk media lain; (3) Internalization, pengetahuan pasambahan yang dikonversi dalam bentuk media tertulis kembali ditransfer pada perorangan
sehingga
pengetahuan
pasambahan
dapat
dihafal
dan
dalam
pelaksanaannya para murid dalam Group Pasambahan Cupak Nan Duo tidak lagi melihat teks untuk bertutur, kegiatan tersebut merupakan konversi pengetahuan yang dikenal dengan SECI Model yang diperkenalkan oleh Prof Ikujiro Nonaka (2008). Selanjutnya model komunikasi yang dilakukan dalam transfer pengetahuan pasambahan malapeh marapulai pada Group Pasambahan Cupak Nan Duo sesuai dengan model komunikasi Berlo dalam (Mulyana 2007, 162) yaitu model SMCR (a) source, merupakan guru pasambahan yang memiliki kemampuan komunikasi,
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
pengetahuan adat dan wawasan serta pengelaman yang cukup mengenai adat minangkabau; (2) Message, pesan yang disampaikan dalam proses transfer pengetahuan pasambahan adalah struktur pasambahan, isi dari pasambahan sikap dalam menyampaikan dan menjawab pasambahan; (3) Channel (saluran) kegiatan transfer pengetahuan pasambahan pesan disampaikan melalui beberapa saluran yaitu: murid melihat bagaimana cara yang dilakukan dalam menyampaikan dan menjawab pasambahan, endengarkan apa yang disampaikan oleh guru, dan memaknai pesan tersebut dengan mempraktekannya langsung disaat belajar dalam kelompok; (4) Reciever, penerima pesan dalam kegiatan transfer pengetahuan adalah murid dari pasambahan yaitu pada generasi muda Kelurahan Koto Salayan yang tergabung dalam Group Pasambahan Cupak Nan Duo f. Kegiatan Dissemination Pengetahuan Pasambahan Malapeh marapulai di Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi Penyebaran pengetahuan pasambahan merupakan akhir dari langkah kegiatan exchange of indigenous knowledge. Kegiatan yang dilakukan dalam penyebaran pengetahuan adalah hasil dari rekaman dan dokumentasi yang telah dikumpulkan sebelumnya. Masyarakat kelurahan Koto Salayan melakukan kegiatan penyebaran melalui seminar dan lokakarya pada guru mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau kegiatan ini merupakan konversi pengetahuan secara combination (Nonaka, 2008), yaitu kegiatan yang lokakarya menyampaikan pengetahuan dalam bentuk eskplisit dan peserta dari lokakarya tersebut menerima makalah dari pembicara, hal ini berari pengetahuan sudah dikonversi kedalam satu bentuk yang sistematis, dan mengkategorikan pengetahuan yang sudah terkumpul dengan menyampaikannya kepada kelompok-kelompok. Disamping itu Pemda Kota Bukittinggi juga rutin melakukan perlombaan pasambahan antar kelurahan dan kelompok pasambahan di Kurai Limo Jorong Kota Bukittinggi. Kegiatan tersebut dimuat dalam website resmi Pemerintah Daerah Kota
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Bukittinggi, melalui dukungan saluran teknologi informasi tersebut dapat menyebarluaskan tradisi pasambahan kepada masyarakat lainnya. Kesimpulan Kegiatan pelestarian pengetahuan pasambahan melalui kegiatan exchange of indigenous knowledge merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sebuah tradisi didalam masyarakat lokal, sehingga pengetahuan yang sudah ada dan menjadi unsur penting dalam sebuah kebudayaan tidak hilang begitu saja (organizational memory loss). Kegiatan pelestarian pengetahuan lokal semestinya melibatkan banyak pihak seperti pemerintah daerah, masyarakat lokal dan para peneliti. Disamping itu, hal yang terpenting dalam pelestarian pengetahuan lokal adalah membuat masyarakat pemilik pengetahuan menyadari akan pentingnya pengetahuan yang dimilikinya tetang bagi kebertahanan budaya hingga masa yang akan datang. Daftar Pustaka Faust, B.2010."Implementation Of Tacit Knowledge Preservation And Transfer Method." IAEA-CN-153/2/P/24: 1-11. Florey, Margaret. 2008. Oral Tradition in Tidore Island, North Maluku Indonesia. Desember 12, http://ternate.wordpress.com/2008/12/15/oral-tradition-in-tidoreisland -north-maluku-indonesia/ (accessed 6 20, 2012) Gorjestani, Nicolas. 2000. "Indigenous Knowledge for Development: oppurtinities and challenges." UNCTAD Conference on Traditional Knowledge in Geneva, November 1, Geneva,. 1-11. Hart, Elisa. 1995. Getting Started in Oral Traditions Research. Occasional Papers of the Prince Of Wales Northern Heritage Centre,Yellowknife:Goverment of the Northwest Territories.
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 14
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Hendriyana, Artanti. 2012. Indigenous Knowledge System for Health Communication and Information in Indonesia. http://www.unpad.ac.id/en /2012/03/05/ indigenous-knowledge-important-for-effective-health-communication/ (accessed 3 8, 2012) Msuya,Jangawe. 2007. "Challenges and opportunities in the protection and preservation of Indigenous Knowledge in Africa." International Review of Information Ethics Vol.7 (09/2007),: 1-8. Paeni, Mukhlis.2009.Sejarah Kebudayaan Indonesia Bahasa, Sastra dan Aksara. Jakarta: Rajawali Pers. World Bank. 1998. Indigenous Knowledge For Development A Framework For Action. Africa: Knowledge and Learning Center Africa Region. Yusriwal. 2005. Kieh Pasambahan Manjapuik Marapulai di Minangkabau: kajian estetika dan semiotika. Padang: Pusat Kajian Islam dan Minangkabau (PPIM) Sumatera Barat
M.Fadli - Preservasi Pengetahuan Masyarakat Minangkabau... Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 14