Kelompok 149
POWER,POLITICS and MIS IMPLEMENTATION M Lynne Markus Communication of ACM,vol 26 no 6, june 1983
Kelompok 149 Hera Irawati 1202000532 V A Pragantha 1202001059 Kata kunci people determined, system determined, interaction theory Latar belakang Sudah menjadi rahasia umum kalau pengembangan sistem informasi mayoritas mengalami kegagalan ketika ditahap implementasi. Entah sudah berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk pengembangan sistem itu. Terjadi perlawanan(resistansi) ketika sistem itu diimplementasikan. Beberapa pakar yang mengembangkan sistem informasi manajemen mengemukakan beberapa teori bagaimana menghadapi atau menghindari resistansi dari implementasi suatu sistem informasi. Meskipun tidak dapat dibuktikan secara formal dan sangat sedikit peneliti yang meneliti tentang ini( setidaknya pada saat tulisan ini dipublikasikan) teori-teori itu telah menjadi ‘pakem’ dalam pengembangan sistem informasi tanpa resistansi. Beberapa aturan itu antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.
Dapatkan dukungan dari manajemen tertinggi sebanyak mungkin. Buat sebuah sistem yang mendekati sempurna buat user interface yang mudah untuk digunakan. beri nilai lebih pada sistem. jangan sampai masalah jauh lebih besar dari hasil yang didapatkan dari sistem.
Tulisan ini mencoba untuk melakukan penelitian tentang bagaimana sebenarnya proses implementasi MIS dalam suatu organisasi skala besar. Tulisan ini melakukan pendekatan berdasarkan teori kling yang mengemukakan bahwa ada 3 aspek kenapa seseorang melakukan resistansi yaitu: people determined, system determined , interaction theory
-GNU free license-1-
Kelompok 149
Metode Penulis terjun secara langsung meneliti bagaimana sebuah sistem informasi yang bernama FIS( financial information system) diimplementasikan dalam perusahaan skala besar yaitu GTC( golden triangle corporation)
hasil ternyata terdapat resistansi dari pegawai yang menggunakan FIS. Resistansi terutama berasal dari akuntan divisi perusahaan tersebut. Mereka beralasan kalau dengan menggunakan FIS mereka akan mendapat data yang lengkap, hanya saja semua itu tidak berguna dalam menyusun laporan yang akuntan tiap divisi perlukan. Selain itu terdapat pula kelompok yang mendukung FIS itu. Mereka adalah akuntan perusahaan. Mereka berargumen bahwa dengan menggunakan FIS memudahkan tugas mereka untuk menyusun laporan yang akan digunakan oleh direksi. Setelah diselidiki ternyata ada bagian dari FIS yang tidak diimplementasikan. Dengan kata lain itu meninggalkan pekerjaan rumah untuk para akuntan divisi. Hal serupa ternyata tidak terjadi pada akuntan perusahaan. Akhirnya pihak developer kembali dipangil untuk memperbaiki FIS ini. Setelah masalah tersebut diperbaiki timbul masalah lain, ternyata banyak sekali laporan yang sama di tiap divisi dan keakuratan dari tiap laporan itu diragukan FIS kembali dirombak. Kali ini perubahan besar dilakukan sehingga arsitektur FIS yang semula:
-GNU free license-2-
Kelompok 149
Gambar 1.1
berubah menjadi:
Gambar 1.2
keadaan setelah perbaikan bukannya makin membaik. Pertikaian malah makin menjadi-jadi. Karena database sekarang terpusat. Akuntan perusahaan bisa dapat menyusun laporan tanpa membutuhkan akuntan divisi. Akuntan divisi dijadikan sebuah 'formalitas' dalam laporan keuangan sehingga sedikit demi sedikit akuntan divisi mulai mengundurkan diri. Masalah kembali muncul lagi, sekarang terjadi pada level yang lebih diatas. Karena perusahaan merupakan gabungan dari beberapa perusahaan seperti perusahaan tambang, listrik dan kimia. Pembagian setelah akuntan divisi dikurangi mengakibatkan tanda tanya tentang keabsahaan laporan. Hal ini terutama ditanyakan oleh divisi kimia yang menghasilkan uang paling banyak. Akhirnya struktur perusahaan yang asalnya seperti dibawah ini:
-GNU free license-3-
Kelompok 149
Gambar 1.4
diubah menjadi :
Gambar 1.5
yang mengakibatkan divisi kimia memiliki kekuasaaan mayoritas diantara divisi yang lain. Mereka memiliki hak otonom ke data keuangan dan juga mampu untuk membatasi anggaran divisi lain. Ternyata memang dari awal ada niat-niat politis tertentu dalam sistem FIS ini. Seperti akuntan divisi yang tidak diikutsertakan dalam perancangan FIS sampai usaha seorang kepala divisi kimia untuk menjadi pemimpin puncak dalam perusahaan.
-GNU free license-4-
Kelompok 149
Kesimpulan Selalu ada resistansi dalam implementasi sebuah sistem informasi manajemen. Baik dari sisi people determined, system determined dan interaksi dari keduanya( interaction theory), people determined berasumsi kalau manusia cenderung sulit berubah karena faktor didalam dirinya, seperti malas untuk belajar kembali, terancamnya pekerjaan karena implementasi sistem baru dsb. System determined disebabkan karena kurang sempurnanya sistem yang ada, contoh pada kasus diatas sistem FIS ternyata tidak mencantumkan laporan yang penting bagi akuntan divisi, terakhir adalah interaction theory teori berasumsi adanya hasil interaksi dari people determined dan system determined. Berikut adalah rekomendasi penulis sehubungan bagaimana mengatasi masalah yang ada di GTC
Dalam sebuah sistem informasi ternyata menjabarkan distribusi keuasaan dalam perusahaan itu. Sistem informasi yang tidak memperhatikan distribusi kekuasaan ini ketika diimplementasikan cenderung untuk merubah sedikit demi sedikit struktur dari organisasi itu. Meskipun tidak selalu perubahan itu berakibat buruk, kadang-kadang memang perubahan itu sengaja digulirkan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Berikut diagram efek dari resistansi terhadap sistem informasi:
Gambar 1.6
-GNU free license-5-
Kelompok 149
Tanggapan terhadap kelompok terdahulu: Cukup membingungkan membaca laporan kelompok yang terdahulu, dengan tidak adanya gambar dan banyak sekali kata-kata yang diulang, tidak adanya pemisahan yang jelas antar bagian cenderung menyesatkan daripada membantu memahami makalah ini. Tulisan ini direview oleh kelompok 62 tahun 2004(Indah Wulansari, Ratih Kemala).
-GNU free license-6-
