VI
POTENSI WISATA TN KARIMUNJAWA
Potensi wisata di TN Karimunjawa berada di zona pemanfaatan wisata (perairan),zona permukiman dan perlindungan (untuk wisata terbatas). Potensi wisata yang terdapat di TN Karimunjawa terbagi menjadi potensi ekowisata darat, laut (bahari), religi, pendidikan dan penelitian, dan budaya. Potensi ekowisata darat meliputi wisata berkemah, penelusuran gua, dan penelusuran jalur track darat. Potensi ekowisata laut meliputi menyelam (diving) dan snorkeling. Ekowisata budaya dapat dinikmati dengan melihat kehidupan penduduk dari etnis Bugis, Madura, dan Jawa terutama saat melangsungkan upacara-upacara adat tertentu. Wisata religi dapat dilakukan dengan mengunjungi Makan Syeh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan). Wisata penelitian meliputi pengamatan burung (bird watching), identifikasi jenis mangrove yang ada di Karimunjawa dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut. TN Karimunjawa memiliki pantai yang berpasir putih dan perairan yang jernih sehingga dapat memudahkan wisatawan untuk dapat menikmati pesona laut di TN Karimunjawa, beberapa lokasi di Karimunjawa merupakan tempat yang berpotensi untuk dijadikan sebagai obyek wisata bahari dan darat.
6.1
Potensi Wisata Darat Potensi wisata darat berupa area berkemah (camping ground), gua, dan
penelusuran wilayah dengan tawaran panorama yang indah. Beberapa daya tarik wisata darat yang berpotensi pariwisata di Taman Karimunjawa yang ada saat ini adalah berupa : 1.
Berkemah (camping) di areal perkemahan Legon Lele di Pulau Karimunjawa. Areal perkemahan ini terletak di zona perlindungan TN Karimunjawa. Areal ini terletak di dalam ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah Pulau Karimunjawa. Camping ground akan dibangun oleh Balai TN Karimunjawa karena adanya kecenderungan wisatawan yang berasal dari kalangan mahasiswa ataupun wisatawan yang datang dengan berkelompok (kelompok pecinta alam) yang melakukan aktivitas camping. Pembangunan camping ground juga bertujuan untuk menarik pangsa pasar
wisatawan dari kalangan sekolah atau mahasiswa yang ingin melakukan out bond. Lokasi camping dapat dicapai dengan menggunakan motor, mobil atau dengan jalan kaki, terletak di sebelah tenggara Darmaga Muria. Pemandangan yang indah menghadirkan perpaduan antara laut dan bukit yang jarang ditemui menjadikan lokasi ini berpotensi untuk dikemas lebih baik. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan dalam rangka memanfaatkan potensi wisata ini adalah mengemas wisata camping dengan paket tour keliling Karimunjawa. 2.
Penelusuran gua dapat dilakukan dengan dipandu oleh masyarakat atau pemandu wisata setempat yang telah memiliki kemampuan dalam hal caving. Kegiatan ini dapat dilakukan di Gua Sarang Pulau Parang. Akses menuju pulau ke Pulau Parang dengan menggunakan kapal yang disewa dari darmaga kapal (sebelah Kantor Kecamatan), dengan jarak tempuh perjalanan laut sekitar 2 jam. Gua ini merupakan lokasi perlindungan habitat burung, sehingga menarik wisatawan yang berminat melakukan petualangan gua dan bird watching.
3.
Lintas alam dan hiking yang dilakukan dengan berjalan kaki. Jalur tracking yang ada di TN Karimunjawa yaitu jalur trail wisata Bukit Maming, Legon Lele, Sunan Nyamplungan, Bukit Bendera, Bukit Gajah. Pada tahun 2003 sudah dilakukan intepretasi terhadap Jalur trail Legon Lele dan Bukit Maming. Wisata trail dan hiking ditujukan kepada wisatawan yang memiliki stamina kuat dan biasanya dilakukan secara berkelompok. a. Jalur Trail Legon Lele Jalur ini berada sepanjang jalan menuju Legon Lele, jalur yang tersedia adalah track dengan alas paving. Jalur ini bertemakan “Panorama Alam Karimunjawa
dari
Atas
Bukit”
Sasaran
pengunjung
domestik/mancanegara berumur 15-35 tahun. Panjang jalur 4470 meter, program yang dikembangkan adalah wisata minat khusus karena membutuhkan stamina yang kuat. Pemandangan laut dengan pasir putih dan bukit serta suara-suara satwa hutan menjadikan track ke Legon Lele merupakan track yang menyenangkan.
b. Jalur trail Bukit Maming Trail di jalur ini bertemakan “Menembus Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah Menuju Pantai Pancuran Belakang yang Unik”.
Sasarannya
pengunjung domestik / mancanegara. Jalur ini memiliki panjang lintasan 1058 meter. Potensi pemandangan adalah pemandangan pantai dan Pulau Menyawakan. Pancuran Belakang merupakan sebuah mata air tawar yang berada di dekat pantai sehingga menarik untuk diamati. Program yang dikembangkan adalah wisata minat khusus yang berbasis alam.
Sepanjang
jalur
trail
sudah dibangun
beberapa
shelter
peristirahatan. Keberadaan shelter ini dimanfaatkan untuk peristirahatan. c. Trail Wisata Bukit Gajah Bukit Gajah adalah Bukit tertinggi di Pulau Karimunjawa. Ketinggian puncak bukit Gajah mencapai 506 m dpl. Panjang jalur menuju puncak bukit adalah 1400 m dan dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam. Terdapat 31 jenis flora yang dapat ditemui di Bukit Gajah. Fauna yang menarik untuk diamati adalah Elang Dada Putih. Elang Dada Putih merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang semakin menurun. Pengamatan terhadap burung ini dapat dilakukan terutama saat sekelompok burung melakukan migrasi. Pemandangan yang dapat dinikmati dari atas Bukit Bendera adalah lautan dan pulau-pulau yang berada di sekitar TN Karimunjawa. Gambar 5 menunjukkan Elang Dada Putih yang dilindungi karena merupakan satwa langka.
Gambar 5. Elang Dada Putih
4.
Wisata berkeliling Kota Kecamatan. Perjalanan dapat menikmati darmaga, melihat kehidupan masyarakat setempat, melihat pembuatan souvenir, dan melihat keramaian di Sabtu malam di Alun-alun Kecamatan. Lokasi Kepulauan Karimunjawa yang jauh dari Ibukota Kabupaten dan Ibukota Propinsi menjadikan wilayah Karimunjawa hanya memiliki sedikit sarana hiburan. Penduduk Karimunjawa memiliki televisi tetapi hanya bisa dinyalakan pada pukul 18.00 WIB, karena listrik yang berasal dari PLTD baru beroperasi pada sore hari. Hal ini menjadikan penduduk di wilayah TN Karimunjawa kekurangan sarana hiburan. Salah satu program dari Kecamatan Karimunjawa adalah menggelar hiburan rakyat pada Sabtu malam. Program ini dilaksanakan mulai tahun 2008. Pada Sabtu malam di alun-alun kecamatan dapat ditemui berbagai pedagang dan ajang bagi penduduk di Kecamatan Karimunjawa untuk bertemu. Kegiatan ini dapat meningkatkan kesan bagi para wisatawan yang ingin mengamati pola interaksi masyarakat setempat. Penduduk dari berbagai usia berkumpul di alun-alun Kecamatan Karimunjawa dan menikmati pertunjukan atau hiburan yang ada.
6.2
Potensi Wisata Bahari (Laut) Potensi wisata laut terdiri dari menyelam (diving), canoeing, berjemur (sun
bathing), dan snorkeling. Spot-spot yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi diving adalah spot dengan terumbu karang, spot reruntuhan kapal, dan spot-spot yang memiliki keunikan satwa laut. Hampir seluruh kawasan pantai di TN Karimunjawa dapat digunakan untuk berenang. Berjemur dilakukan di pantai pasir putih yang tidak begitu ramai. Tempat-tempat yang dapat digunakan untuk aktivitas selam, snorkeling, dan sun bathing yang terdapat di TN Karimunjawa adalah sebagai berikut:
1.
Pulau Kemujan Pulau Kemujan sebagai pulau terbesar kedua di kepulauan ini terletak pada
koordinat 5o 46’24” - 5o 59’16 LS” dan 110o 26’55”- 110o 29’38” BT, seluas 1501,5 Ha dan merupakan milik penduduk. Topografi berupa dataran rendah
dengan perbukitan bergelombang di bagian tengah. Vegetasi pantai yang dijumpai adalah Bakau Hutan, Bakau Putih, Paku Laut. Pulau ini mempunyai tipe terumbu karang tepi serta beberapa taka yang terdapat di sekitarnya. Perbatasan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan terdapat areal hutan mangrove yang masih asli sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi atraksi wisata canoeing. Wisata berjukung (canoeing) dapat dilakukan dengan pendamping penduduk asli yang memang terbiasa menggunakan jukung sebagai transportasi untuk penyeberangan singkat dengan jarak dekat. Pantai di Pulau Kemujan umumnya berpasir putih dan bersubstrat karang berpasir kecuali di Legon Jlamun yang substratnya pasir berlumpur. Pemandangan pantai yang berpasir putih dan perairan yang jernih akan menarik pengunjung untuk menikmati pemandangan dan berjemur. Perairan Pulau Kemujan juga memiliki nilai sejarah karena di perairan bagaian barat pulau terdapat bangkai kapal yang tenggelam dan biasa dikenal dengan Indonor Diving Site yang terletak pada koordinat 5o 46’ 907” LS dan 110o 27’ 737” BT. Reruntuhan kapal Indonor merupakan habitat bagi terumbu karang dan ikan-ikan sehingga menambah keindahan wisata bawah laut. Di daerah ini biasa dijumpai terumbu karang berbagai jenis dan bentuk serta jenis-jenis biota laut lainnya. Jenis fauna yang ada di Pulau Kemujan adalah jenis porites yang menempel pada kerangka kapal sebagai substratnya. Pada bagian bawah dapat dijumpai akar bahar yang merupakan pemandangan menakjubkan untuk dinikmati. Jenis-jenis yang mendominasi adalah jesnis Porites lutea, Acropora humilis, Porites cylindrical, Porites hyachithus. Terdapat sekitar 114 spesies ikan di indonor. Salah satu jenis ikan yang menarik untuk diamati adalah Pygoplites diacanthus yang tergolong famili Chaetodontidae (Angelfish). Ikan ini menarik untuk diamati karena merupakan ikan yang memiliki keunikan warna dan merupakan salah satu ikan yang hanya terdapat di kawasan tropis. Berdasarkan kondisi dan informasi di lapang Potensi bahari Desa Kemujan yang dimanfaatkan adalah wisata ilmiah, canoeing di sepanjang terusan Kemujan dan Karimunjawa, sun bathing di pantai pasir putih, dan diving di reruntuhan kapal Indonor. Wisata ilmiah dilakukan dengan penelusuran dan pengamatan jenis
terumbu karang ataupun fauna yang dilindungi yang hidup di Kemujan seperti Kima.
2.
Pulau Bengkoang Pulau ini terletak pada koordinat 5o 43’57”- 5o
44’50 LS” dan 110o
24’08”- 110o 24’43” BT seluas 79 Ha dan dimiliki oleh penduduk. Keliling pulau 4000 meter. Vegetasi pantai berupa Rhizopora sp, Scaveola tacada, Pandanus sp, Pemphis acidula, Guatarda speciosa. Terdapat pula batu granit terjal di pantainya serta kemiringan pantai 0-5 derajat. Pulau yang terletak di bagian utara Pulau Kemujan ini mempunyai keunikan ekosistem terumbu karang yang menarik, sehingga merupakan tempat yang nyaman bagi penyelam yang ingin menikmati pemandangan bawah laut baik dengan menyelam maupun snorkeling. Di sebelah utara pulau terdapat tebing dan celah terumbu karang yang berliku pada kedalaman 40 meter yang akan menantang para penyelam. Sebelah selatan pulau terdapat daerah yang merupakan habitat berbagai jenis kima terutama Kima Pasir (Hipopus hipopus) yang menarik untuk dilihat karena bentuknya yang besar. Kima sudah mengalami eksploitasi berlebihan (over exploitation) oleh masyarakat untuk konsumsi dan bisnis. Keadaan ini menjadikan kima merupakan salah satu komoditas yang dilindungi. Pada daerah dangkal dapat dijumpai koloni karang bentuk meja dan bercabang yang didominasi famili Acroporidae seperti Acropora humilis, Acropora digitifera, Montipora sp serta berbagai jenis soft coral contohnya Sarcopython sinulari. Pada daerah dalam dapat dijumpai jenis terumbu karang dengan koloni yang padat, foliose dan bercabang, diantaranya adalah Porites lutea, Porites lobata, Porites cylindrica, Pavona sp. Di kawasan perairan pulau ini terdapat sekitar 117 spesies ikan karang, salah satu spesies ikan yang melimpah adalah ikan Ekor Kuning (Caesio cuning). Pemanfaatan yang dilakukan di Pulau Bengkoang masih bergantung pada pemilik usaha wisata di Pulau Karimunjawa. Pulau Bengkoang adalah Pulau yang tidak dihuni, dan hanya dikunjungi oleh wisatawan yang memiliki paket wisata ke Pulau Bangkoang. Wisata yang dapat dikembangkan di Pulau Bangkoang adalah diving untuk menemukan Ikan Kuning dan melihat koloni Kima. Berdasarkan
Analisis Daerah Operasi Objek dan Tujuan Wisata Alam yang dilakukan Balai Taman Nasional Karimunjawa, Pulau Bengkoang merupakan salah satu Pulau yang belum layak dikembangkan karena keterbatasan sarana komunikasi, air bersih, dan akses menuju pulau. Gambar 6 menunjukkan Ikan Ekor Kuning yang bisa diamati di Pulau Bengkoang.
Sumber: Dinas Pariwsata Kabupaten Jepara
Gambar 6. Ikan Ekor Kuning
3.
Pulau Tengah Pulau Tengah terletak pada koordinat 5o48’34” – 5o48’42” LS dan
110o30’23” – 110o30’30” BT seluas 4 Ha dan merupakan milik PT. Raja Besi. Keliling pulau 841 meter, dengan kemiringan pantai 3-4 derajat. Vegetasinya berupa Casuarinas equisetifolia, Ipomoea pescaprae dan Scaveola tacada. Pulau Tengah memiliki keunikan dan kekayaan alam bawah laut yang indah dan memikat para penyelam dan pecinta snorkeling. Terumbu karang di pulau tengah termasuk dalam terumbu karang tepi dengan kaenekaragaman yang tinggi dengan persentase penutupan yang tinggi lebih dari 50 persen atau termasuk dalam kategori baik (Sunyoto et al 2004) Pada daerah dangkal dapat dilihat jenis-jenis karang dari famili Acropridae yang mendominasi daerah tersebut. Bentuk koloni terumbu karang di daerah dangkal adalah karang bercabang dan karang meja seperti Acropora hyacinthus dan Acropora humilis. Daerah ini cocok untuk kegiatan snorkeling. Pada daerah dalam dapat dijumpai aneka jenis terumbu karang dari berbagai bentuk koloni terumbu karang yang sebagian besar adalah bentuk massive dan folise serta beberapa jenis bercabang seperti jenis Porites lutea, Montipora foliose dan Pavona sp. Terumbu karang di Pulau Tengah bisa
digunakan bagi penyelam tingkat pemula sampai mahir. Terdapat sekitar 110 spesies ikan karang di pulau ini.
4.
Pulau Parang Terletak pada koordinat 5o43’36”-5o45’55 LS” dan 110o13’50”-
110o15’15” BT seluas 690 Ha. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang dihuni penduduk. Topografinya datar di selatan dan semakin ke utara ketinggian meningkat mencapai 25-30 m dpl. Vegetasi pantainya berupa Rhizopora sp, Brugiuera sp, Avicenia sp, Paku Laut, Jeruju, Setigi, Gabusan dan Waru Laut. Substrat dasarnya bervariasi dari lumpur pasiran sampai karang berpasir. Di sebelah timur pulau ini terdapat bangkai kapal bugis (Wreck Mitra) yang terletak pada koordinat 5o44’477” LS dan 110o16’760” BT. Kapal ini tenggelam pada kedalaman 26 meter sehingga menarik untuk dijadikan areal penyelaman. Perairan pulau ini kaya dengan berbagai spesies ikan, terdapat sekitar 129 jenis yang hidup di perairan pulau ini. Salah satu spesies yang menarik diamati adalah spesies Chaetodon auriga dari famili Chaetodontidae. Ikan ini memiliki keunikan tubuh pipih dan gradasi warna pada ekor dan tubuhnya. Potensi wisata yang dapat dikembangkan adalah snorkeling dan diving untuk menikmati keindahan alam bawah laut dan reruntuhan kapal Mitra yang tenggelam di perairan pulau ini. Pulau Parang juga memiliki potensi rumput laut yang berjenis Eucheuma cottonii. Hasil budidaya rumput laut dijual dalam bentuk kering dan basah. Rumput laut hasil budidaya juga dapat diolah menjadi dodol. Pulau Parang memiliki point yang ditetapkan sebagai zona pemanfaatan wisata, sehingga dalam pemanfaatannya dapat dilakukan dengan asas pemanfaatan lestari. Shelter wisata dapat dibangun di Pulau Parang karena merupakan zona permukiman dan masyarakat di Pulau Parang dapat diberdayakan.
5.
Pulau Kumbang Pulau ini terletak pada koordinat 5o46’10” – 5o46’25” LS dan 110o13’ 58”
– 110o14’ 17” BT seluas 12.5 Ha dan merupakan milik Mr. Jel. Keliling pulau
mencapai 1445 meter dengan kemiringan pantai mencapai 3-5o. di sepanjang pantai banyak terdapat pecahan karang. Pulau ini merupakan zona rehabilitasi, rehabilitasi banyak dilakukan di pulau ini. Vegetasi pantai berupa Casuarinas equisetifolia, Pemphis acidula dan Scaveola tacada. Terdapat sekitar 119 spesies ikan karang dengan spesies ikan yang menarik diamati adalah Halichoeres sp dari famili Labridae. Ikan ini memiliki bentuk tubuh lonjong dan memiliki warna yang cerah sehingga menarik untuk diamati. Pada beberapa daerah di pulau ini dapat dijumpai jenis-jenis terumbu karang terutama pada daerah slop pada kedalaman 10 sampai 25 meter terutama koloni Montipora sp yang berukuran besar. Daerah ini merupakan daerah yang sesuai untuk kegiatan penyelaman. Sedangkan di daerah dangkal banyak dijumpai jenis-jenis dari family Acroporidae serta berbagai jenis lainnya. Selain itu di dekat pulau ini terdapat Gosong Kumbang, yang membentuk pulau pada saat surut. Di lokasi ini dapat ditemukan gua-gua bawah air yang kaya flora fauna laut pada kedalaman 20 meter. Gosong Kumbang terletak di dekat Pulau Menyawakan. Akan tetapi pemanfaatan atas potensi alamnya belum sebaik yang sudah dilakukan di Pulau Menyawakan. Hal ini disebabkan oleh luas wilayah yang kecil dan lokasi jauh dari zona permukiman sehingga sulit dalam pembangunan shelter wisata. Gambar 7 berikut menunjukkan salah satu jenis terumbu karang di Pulau Kumbang.
Gambar 7. Terumbu Karang di Pulau Kumbang
6.
Pulau Karimunjawa Terletak pada koordinat 5o49’3”-5o53’22 LS” dan 110o24’34”- 110o28’37”
BT seluas 4.302,5 Ha. Pulau Karimunjawa merupakan pulau terbesar di kepulauan ini dan dihuni oleh penduduk. Pulau ini merupakan ibu kota Kecamatan Karimunjawa. Topografinya berupa perbukitan yang bergelombang dan berbukit-
bukit dengan ketinggian antara 65–506 m dpl. Di pulau ini masih terdapat hutan hujan tropis dataran rendah seluas 1.285,50 hektar dan hutan mangrove seluas 222.20 hektar yang berbatasan dengan Pulau Kemujan. Terdapat sekitar 123 spesies ikan karang di perairan sekitar Pulau Karimunjawa. Beberapa lokasi wisata pantai di Pulau Karimunjawa yang dapat dikunjungi karena keindahannya adalah Pantai Batu Putih dan Pantai Tanjung Gelam. Pantai Batu Putih di Pulau Karimunjawa dilatarbelakangi kebun kelapa, dan vegetasi Ipomoea pescaprae, pandan (Pandanus sp), Acrosticum aureum, Thespesia populnea. Pantainya cenderung landai dengan kemiringan 1-10o. Nama Pantai Batu Putih diambil dari kondisi pantai yang dipenuhi batu apung yang berwarna putih cemerlang. Di pantai ini pernah dijumpai bangkai Lumba-Lumba yang terdampar. Lokasi lain adalah Pantai Tanjung Gelam yang terletak di dekat pemukiman penduduk. Pantai ini mempunyai karakteristik hamparan lamun dengan jenis Thalasia sp, pantainya berbatu-batu dan banyak pecahan karang, kemiringan pantainya antara 2-4o. Pantai Batu Putih dan Pantai Tanjung Gelam relatif jarang dikunjungi wisatawan karena masih relatif sulit dijangkau dari darat selain informasi yang belum memadai. Terdapat empat diving site yang berada di sekitar Pulau Karimunjawa yaitu Datuk Reef, Tanjung Gelam, Mymun Reef, dan Tanjung Benyeng. Datuk Reef berada di sekitar perairan dusun Nyamplungan dengan kedalaman mencapai 20 meter, kawasan ini merupakan rataan terumbu yang didominasi jenis Acropora hyachithus, A. humilis, A. Formosa, A. nobilis dan Montifora foliasa. Dengan bentuk pertumbuhan berupa karang meja (tabulate) dan bercabang. Daerah ini cocok untuk kegiatan snorkeling. Tanjung Gelam terletak pada koordinat 5o50’32.46” LS dan 110o24’15,45” BT. Para penyelam dapat menikmati keanekaragaman ikan karang di Tanjung Gelam yang berada pada kedalaman 18 meter. Daerah ini merupakan rataan terumbu yang dibeberapa tempat terdapat tubir terumbu. Pada daerah ini banyak ditemukan karang api Milepora sp, karang lunak jenis Sarcophyton dan Sinularia. Pada musim tertentu di daerah ini terdapat arus kuat namun demikian daerah ini sesuai untuk kegiatan snorkeling.
Mymun reef yang terletak pada koordinat 5o51’52,73” LS dan 110o25’36” BT, adalah salah satu diving site yang berada di hadapan hutan mangrove Pulau Karimunjawa. Persentase penutupan terumbu karang berada dalam keadaan baik dengan penutupan karang lebih dari 75 persen dengan berbagi jenis terumbu karang di dalamnya antara lan jenis Montipora foliosa, Acropora formosa, Acropora humilis, Porites lutea, P. cylindrical, Gonipora sp, Alveopora sp, dan Seriatopora demacornis. Site Tanjung Benyeng berada di dekat pemukiman penduduk namun walaupun demikian site ini mampunyai tebing terumbu karang yang menarik untuk dilihat sampai pada kedalaman 25 meter. Pulau Karimunjawa juga merupakan tempat budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii, masa panen rumput laut jenis ini adalah 40 hari. Rumput laut hasil budidaya diolah menjadi dodol oleh SMK Karimunjawa, dan dikumpulkan ke pengumpul untuk didistribusikan dalam bentuk kering asin dan basah. Potensi wisata yang mungkin dikembangkan adalah agrowisata rumput laut mulai dari mengamati tempat budidaya, panen, dan mengamati proses pengolahan pasca panen. Gambar 8 menunjukkan salah satu contoh terumbu karang dengan bentuk meja di Pulau Karimunjawa.
Gambar 8. Terumbu Karang di P. Karimunjawa
7.
Pulau Krakal Besar Terletak pada koordinat 5o50’52” – 5o51’ 06” LS dan 110o14’ 11”–
110o14’ 22”BT seluas 10 Ha dan merupakan milik penduduk. Keliling pulau 721 meter, di sekeliling pulau berupa karang penghalang, kemiringan pantai 3-6o, vegetasi pantai Sesuvium portulacastrum, Scaveola tacada, Seruni, Pandanus sp,
Waru Laut, Kalimasada. Kemiringan pantai yang landai merupakan tempat yang tepat untuk melakukan aktivitas berenang di tepi pantai. Di perairan pulau ini terdapat 132 spesies ikan karang. Sedangkan spesies Chaetodon baronessa dari famili Chaetodontidae merupakan spesies yang banyak ditemukan di sekitar pulau ini. Di sebelah timur pulau ini terdapat sebuah diving site berupa hamparan karang di tubir sedalam 45 meter yang berarus kuat namun walaupun demikian kaya dengan keanekaragaman ikan karang dan biota laut lain.
8.
Pulau Krakal Kecil Pulau ini terletak pada koordinat 5o51’45” – 5o51’52” LS dan 110o13’ 33”
–110o13’ 55” BT seluas 10 Ha dan dimiliki oleh penduduk. Kelilingnya mencapai 750 meter, dan dikelilingi terumbu karang penghalang serta banyak ditemui banyak pecahan karang. Kemiringan pulau 2-6o. Vegetasi pantainya Sesuvium portulastrum, Scaveola tacada, Pemphis acidula, dan Casuarinas equisetifolia. Di sebelah timur pulau ini terdapat diving site yang mempunyai keanekaragaman karang yang tinggi dengan 24 genera karang yang hidup pada kedalaman 40 meter. Sedangkan untuk ikan karang tercatat 121 spesies ikan. Platax terira merupakan salah satu spesies yang menarik untuk diamati keberadaannya. Pengambangan ekowisata di Pulau Krakal Besar dan Krakal Kecil belum begitu baik, hal ini dikarenakan lokasi yang jauh dari permukiman sehingga transportasi ke Pulau Krakal Besar dan Krakal Kecil juga sulit. Wisatawan yang datang ke Pulau Krakal Besar dan Krakal Kecil pada umumnya adalah untuk tujuan ilmiah, pengamatan dan identifikasi potensi laut. 9.
Pulau Cemara Besar Pulau Cemara Besar terletak pada koordinat 5o48’21” – 5o48’32” LS dan
110o22’19” - 110o20’30” BT. Pulau ini memiliki luas 3,5 Ha dan merupakan milik SUPM Tegal. Pulau Cemara Besar memiliki keliling 1.047 m, pantai landai dengan kemiringan 3-4o. Vegetasi pantai yang terdapat di lokasi ini adalah Ipomoes pescaprae, Hibiscus tilaceus, Scaveola tacada, Guettarda speciosa. Perairan pulau ini banyak terdapat koloni karang besar serta banyak celah dan gorong-gorong bawah laut dengan penutupan karang yang tinggi. Karang yang
ada di pulau ini didominasi oleh Porites cylindrical dan jenis Acropora serta karang jamur yang hidup secara soliter. Di perairan pulau ini terdapat 134 spesies ikan. Salah satu spesies ikan yang dapat dinikmati adalah Amphiprion ocellaris atau yang dikenal dengan “Nemo” (ikan badut). Pulau Cemara Besar terletak berdekatan dengan Pulau Menyawakan dan Pulau Karimunjawa, tempat peristirahatan terdapat pada resort terbesar di Karimunjawa yang berada di Pulau Menyawakan (Kura-kura Resort) ataupun di Karimunjawa. Paket wisata dari Kura-kura Resort juga menawarkan paket perjalanan ke Pulau Cemara Besar. Akses dari Pulau Karimunjawa ke Pulau Cemara Besar juga dapat dilakukan dari Tanjung Gelam.
10.
Pulau Cemara Kecil Pulau ini terletak pada koordinat 5o49’51” – 5o50’02” LS dan 110o22’38”-
110o22’44” BT. Pulau ini memiliki luas 1,5 Ha dan merupakan milik penduduk. Vegetasi pantai yang terdapat di Pulau Cemara Kecil adalah Sesuvium portulastrum, Pemphis acidula, Bidara Laut, Casuarinas equisetifolia. Di perairan pulau ini dapat ditemui 121 spesies ikan. Salah satu spesies ikan karang yang mengundang perhatian adalah ikan badut (Amphiprion clarkii). Komunitas awam menyebut ikan ini sebagai ikan Nemo atau napoleon. Di sebelah barat laut pulau ini, terdapat karang massive dengan berbagai fauna laut termasuk kuda laut dan ikan kerapu di dalam celah-celah gua laut. Di sebelah utara terdapat
hamparan karang dengan ikan barakuda
yang
mengelilinginya. Pengembangan ekowisata di Pulau Cemara Besar dan Pulau Cemara Kecil memungkinkan untuk dikembangkan dengan pertimbangan lokasi yang bisa dicapai dari Pulau Menyawakan atau Pulau Karimunjawa selama lebih kurang 3 jam. Perairan di Pulau Cemara Kecil merupakan zona perlindungan sehingga sumberdaya laut yang ada di Pulau Cemara Kecil merupakan sumberdaya yang dilindungi dari over fishing dan pemanfaatan yang berlebihan. Gambar 9 menunjukkan jenis ikan badut yang terdapat di Pulau Cemara Besar dan Pulau Cemara Kecil.
Gambar 9. Amphiprion ocellaris dan Amphiprion clarkii
11.
Pulau Menjangan Kecil dan Menjangan Besar Pantai di Menjangan Besar dan Menjangan Kecil merpakan pantai dengan
pasir putih dan berarus tenang. Wisatawan dapat melakukan sun bathing dan berenang di tepi pantai yang jauh dari keramaian. Vegetasi yang terdapat di pantai adalah Scaveola tacada, Casuarinas equisetifolia, dan pohon kelapa. Pulau Menjangan Kecil terletak pada koordinat 5o53’10” – 5o53’50” LS dan 110o24’18”- 110o24’40” BT. Pulau ini memiliki luas 46 Ha dan merupakan milik dari PT Awani Dream. Keliling pulau mencapai 3.141 m dan memiliki kemiringan 3-5o. Di perairan Pulau Menjangan Kecil juga terdapat Teripang, dan 133 spesies ikan di perairan pulau Menjangan Kecil. Pulau Menjangan Besar terletak di sebelah selatan Pulau Karimunjawa. Waktu tempuh dari Pulau Karimunjawa ke Pulau Menjangan besar adalah sekitar 10-15 menit. Vegetasi yang menutupi hampir sama dengan Pulau Menjangan Kecil. Pantai yang terdapat di Pulau Menjangan Besar adalah pantai pasir putih yang landai. Di Pulau Menjangan Besar terdapat penginapan yang dapat disewa. Hamparan pasir putih yang landai dan jauh dari keramaian merupakan tempat yang nyaman untuk melakukan sun bathing dan berenang di tepi pantai. Potensi wisata yang ada di Pulau Menjangan Besar selain pantai pasir putih adalah penangkaran hiu jenis Hiu Sirip Putih (Carcharodon carsharias) dan baracuda. Wisatawan dapat berenang dengan hiu tanpa rasa khawatir karena berada di bawah pengawasan petugas. Pulau Menjangan Kecil dan Menjangan besar memiliki kelimpahan alam bawah laut yang beragam, akses menuju pulau yang mudah, ketersediaan air bersih, sasaran wisatawan untuk menikmati wisata bahari, dan komunikasi yang
masih bisa dilakukan karena lokasi yang berdekatan dengan Pulau Karimunjawa menjadikan Pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil termasuk pulau yang layak untuk dikembangkan. Gambar 10 menunjukkan hiu yang hidup di Pulau Menjangan Besar.
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara
Gambar 10. Hiu di Pulau Menjangan Besar 12.
Pulau Menyawakan Pulau ini terletak pada koordinat 5o52’25” – 5o52’03” LS dan 110o21’03” -
110o21’24” BT. Pulau ini memiliki luas 24 Ha. Vegetasi pantai yang terdapat di Pulau Menyawakan adalah Sesuvium portulastrum, Ipomoes pescaprae, dan pohon kelapa. Perairan di Pulau Menyawakan memiliki 125 spesies ikan dengan salah satu spesies yang menarik diamati adalah Chaetodon trifasciatus. Terdapat resort wisata dengan nama Kura-kura Resort di pulau ini dengan beberapa diving spot yaitu Hawksbill point, shark point, dan Hilly reef . Penyelam dapat menemukan keanekaragaman karang pada kedalaman 10 meter. Sesuai dengan namanya, pada diving spot ini sering ditemui Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang sedang mencari makan. Pada Shark Point sering ditemui hewan pemangsa seperti hiu sirip putih dan ikan barakuda. Hilly reef merupakan hamparan rataan terumbu karang yang berbukit lebar dan luas. Gambar 11 menunjukkan biota laut yang terdapat di Pulau Menyawakan.
Sumber: Laporan Identifikasi Potensi ODTWA Karimunjawa
Gambar 11. Biota Laut yang bisa Dinikmati di Pulau Menyawakan
Pulau Menyawakan merupakan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara yang memesan paket wisata di Kura-Kura Aviation. Banyaknya wisatawan mancanegara yang berada di Pulau Menyawakan disebabkan oleh kemasan paket dari pengelola Pulau Menyawakan yang menarik. Pulau Menyawakan telah dibangun sedemikian rupa sehingga memberikan kesan nyaman bagi para wisatwan yang berkunjung ke Pulau Menyawakan. Dengan adanya resort dan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Menyawakan dapat dipastikan pengembangan ekowisata di Pulau Menyawakan dapat berjalan dengan baik. Adat yang berlaku di TN Karimunjawa dan mayoritas penduduk beragama Islam menjadikan Pulau Menyawakan tidak dapat sebebas di Pulau Bali dalam hal aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara dihimbau untuk tetap menggunakan swimsuit saat berjemur di pantai. Kondisi ini yang menjadikan pengelola Pulau Menyawakan memiliki kreativitas dalam mengemas atraksi wisata lain selain sun bathing. Tawaran wisata dilakukan dengan paket diving ke reruntuhan kapal Indonor dan snorkeling di perairan Pulau Menyawakan. Berdasarkan hasil Analisis Daerah Operasi Objek dan Wisata Alam yang dilakukan oleh Balai TN Karimunjawa, Pulau Menyawakan merupakan salah satu daerah yang memiliki kepentingan tinggi untuk dikembangkan. Gambar 12 menunjukkan wilayah di Pulau Menyawakan yang telah dibangun oleh pengelola Kura-Kura Resort.
Gambar 12. Kura-kura Resort
6.3
Potensi Wisata Religi Potensi wisata religi yang terdapat di wilayah TN Karimunjawa adalah
Makam Sunan Nyamplungan yang dipercaya penduduk setempat sebagai pembuka wilayah TN Karimunjawa dan penyebar agama Islam di Pulau Karimunjawa. Sampai saat ini Makam Sunan Nyamplungan masih dikunjungi oleh peziarah. Lokasi makam terletak di Bukit Nyamplungan Pulau Karimunjawa. Track menuju lokasi makam juga dapat dijadikan trail wisata dengan panjang trail 717 m dan dapat ditempuh dalam 30 menit. Sunan Nyamplungan adalah putra dari Sunan Muria (salah satu Wali Sanga, penyebar agama Islam di Pulau Jawa). Sunan Nyamplungan diutus untuk menyebarkan agama Islam di sebuah pulau yang tampak kremun-kremun (yang berarti samar-samar) dari puncak Gunung Muria yang berada di Kabupaten Kudus. Sesampainya Sunan Nyamplungan di pulau tersebut dan melihat keindahan alamnya kemudian Sunan Nyamplungan membari nama pulau tersebut dengan Bahasa Arab yaitu Kariimun Jawa (Kemuliaan Pulau Jawa), hingga saat ini nama Karimunjawa diadaptasi dari nama pemberian Sunan Nyamplungan. Kisah Sunan Nyamplungan dituturkan secara turun-temurun dan menjadi asal usul beberapa lokasi di TN Karimunjawa seperti Legon Lele, Pulau Batu, juga beberapa tanaman seperti Dewadaru dan Kalimasada. Setiap bulan Muharram (Bulan pertama sistem kalender bulan) diadakan khaul
(peringatan
meninggalnya
Sunan
Nyamplungan).
Khaul
Sunan
Nyamplungan diseleggarakan dengan mengadakan pengajian umum yang dihadiri oleh penduduk Desa Karimunjawa dan Desa Kemujan. Peringatan khaul yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan bekerjasama dengan Pemerintah
Desa Karimunjawa dan Desa Kemujan serta masyarakat juga disertai dengan penampilan kasidah modern. Peringatan khaul ini juga menjadi sarana hiburan bagi penduduk Karimunjawa dengan adanya kasidah modern dan pengajian umum yang mengundang muballigh dari luar Karimunjawa. Sebelum acara puncak khaul yang diisi dengan pengajian umum dilaksanakan, terdapat ritual yang dapat diikuti oleh wisatawan yang saat itu berada di sana, ritual ini berupa doa bersama di Makam Sunan Nyamplungan, penggantian luwur (kafan pembungkus nisan), dan makan bersama dengan makanan khas Karimunjawa. Gambar 13 menunjukkan Makam Sunan Nyamplungan
Makam Nyamplungan Gambar 13. Makam Sunan Nyamplungan
6.4
Potensi Wisata Pendidikan dan Penelitian Potensi wisata ini terdiri dari pengamatan penyu bertelur dan pelepasan
tukik ke habitatnya, pengamatan burung, dan pendidikan lingkungan hidup dengan mengenal mangrove. 1.
Pengamatan Penyu Bertelur dan Pelepasan Tukik Penyu yang dapat ditemui di TN Karimunjawa adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate) dua jenis penyu ini adalah fauna yang dilindungi oleh pemerintah berdasarkan PP No 7 Tahun 1999. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Balai TN Karimunjawa, dapat diidentifikasi beberapa pulau dalam kawasan TN Karimunjawa pada bulan-bulan tertentu merupakan lokasi tempat bertelur penyu. Pulau-pulau yang merupakan habitat Penyu Sisik dan Penyu Hijau untuk bertelur antara
lain adalah Pulau Menjangan Kecil, Pulau Krakal Besar dan Krakal Kecil, Pulau Cemara Besar, dan Pulau Bengkoang. Kegiatan pengamatan penyu bertelur dan pelepasan tukik dapat dijadikan atraksi wisata yang menarik bagi mahasiswa, peneliti, wisatawan, ataupun siswa sekolah untuk memberikan pengetahuan. Peta penyebaran penyu di TN Karimunjawa disajikan pada Gambar 14.
Gambar 14. Peta Penyebaran Penyu di TN Karimunjawa
Selama ini atraksi pelepasan tukik penyu ke laut dilakukan oleh tamu istimewa didampingi perangkat pemerintahan di Kabupaten Jepara. Kemasan atraksi yang dapat dikembangkan adalah pelepasan penyu tidak hanya dilakukan oleh perangkat pemerintahan dan tamu khusus, akan tetapi dapat membidik wisatawan lokal dan asing dengan karakteristik anak usia sekolah. Sebelum pelepasan tukik ke laut dapat pula diisi dengan pemutaran film dokumenter yang menjelaskan proses bertelur penyu dan kehidupan penyu. Atraksi ini dapat dikemas oleh Dinas Pariwisata yang bekerjasama dengan Balai TN Karimunjawa dengan dukungan dari pengusaha wisata setempat. Gambar 15 menunjukkan proses pelepasan tukik yang dilakukan oleh perangkat pemerintahan Kabupaten Jepara.
Gambar 15. Pelepasan Tukik 2.
Pengamatan Burung/Bird Watching Pengamatan burung dapat dilakukan di zona perlindungan. TN Karimunjawa memiliki 58 spesies burung yang dapat diamati. Beberapa jenis yang menarik untuk diamati adalah Elang Laut Dada Putih (Haliaetus leucogaster), Betet Karimunjawa, Junai Mas. Pengamatan burung dapat dilakukan di Pulau Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar, dan Pulau Menjangan Kecil. Pengamatan dapat dilakukan saat kelompok burung elang melakukan migrasi.
3.
Pengamatan Mangrove Ekosistem mangrove terdapat di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Wisatawan (peneliti, mahasiswa, dan siswa sekolah) dapat belajar mengidentifikasi jenis mangrove dan fauna yang hidup di dalamnya.
6.5
Potensi Wisata Budaya Penduduk yang tinggal di wilayah TN Karimunjawa terdiri dari beberapa
suku yaitu Jawa, Madura, dan Bugis. Masing-masing suku memiliki adat dan tatacara kehidupan masing-masing. Potensi wisata budaya yang dapat ditemui di wilayah TN Karimunjawa adalah perkampungan suku Bugis yang ada di Dukuh Batulawang Desa Kemujan. Masyarakat Bugis yang ada di Desa Kemujan masih menggunakan rumah panggung sebagai tempat tinggal. Suku Bugis yang tinggal di TN Karimunjawa juga masih memelihara adat istiadatnya. Dalam rangka melestarikan budaya asli, maka Pemerintah Kabupaten Jepara membuat percontohan rumah adat Bugis dan rumah adat Jawa (Joglo). Rumah Bugis yang
terbuat dari beberapa tiang penyangga mempunyai filosofi ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Beban berat keluarga akan terasa ringan jika diselesaikan dengan bersama-sama. Gambar 16 menunjukkan Rumah adat Bugis yang berada di Desa Kemujan.
Gambar 16. Rumah Bugis di Desa Kemujan Wisata budaya yang dapat dikunjungi dan berpotensi menjadi atraksi wisata adalah: 1. Reog dan Barongan merupakan kesenian khas Karimunjawa yang sudah mulai jarang ditampilkan, kesenian ini merupakan kesenian langka karena saat ini hanya ada satu kelompok seni yang melestarikannya. Kesenian ini merupakan atraksi untuk menyambut tamu besar yang datang di TN Karimunjawa. Tamu yang disambut dengan kesenian ini antara lain Bupati dan Gubernur. Atraksi ini jika dikemas dengan baik dan ditampilkan saat kunjungan wisatawan mencapai puncaknya dapat menambah nilai jual ekowisata TN Karimunjawa. Salah satu kemasan yang dapat menarik antusias dari wisatawan adalah mengajarkan kepada wisatawan. Kemasan seperti ini dapat diadaptasi dari kampung wisata yang sudah banyak terdapat di Indonesia. Gambar 17 menunjukkan kesenian Reog dan Barongan di Karimunjawa.
Gambar 17. Reog dan Barongan Karimunjawa
2. Pencak silat yang diiringi gamelan. Para pelaku seni untuk pencak silat yang diiringi dengan gamelan ini sudah semakin sedikit jumlahnya. Kesenian ini merupakan kesenian khas yang sudah mulai langka. Pencak silat dengan gamelan biasanya ditampilkan di lapangan saat menyambut tamu istimewa atau saat diselenggarakan peringatan hari tertentu di Karimunjawa seperti Hari Pramuka. Kesenian ini dapat ditampilkan sebagai atraksi budaya dan kesenian yang dapat dikemas sebagai tawaran atraksi bagi wisatawan. 3. Upacara perkawinan suku Bugis yang terdiri dari Massuro, Mappaenre, Mapacing, Maduppa, dan Agaukeun. Massuro adalah proses lamaran atau menyampaikan maksud kepada calon
mempelai
perempuan.
Proses
Massuro
dilaksanakan
dengan
menggunakan adat dan bahasa Bugis. Setelah proses Massuro, dan lamaran diterima oleh keluarga pengantin perempuan maka dilanjutkan dengan prosesi Mappaenre. Mappaenre adalah seserahan yang dibawa, seserahan yang dibawa terdiri dari dua belas atau dua puluh empat jenis yang berbeda. Mapacing adalah malam terakhir sebelum akad nikah dilaksanakan, pada umumnya dilakukan membaca Al Qur’an dari awal sampai akhir dan mempelai putri dimandikan oleh anggota keluarga (seperti prosesi siraman pada adat Jawa). Setelah dimandikan, mempelai putri dihias kuku dan tangannya menggunakan pacar air atau pacar pasta dengan ukiran khas dari Bugis. Calon mempelai perempuan diukur tinggi badannya menggunakan rangkaian kalung emas yang menunjukkan kemuliaan dari perempuan.
Pada acara Mapacing diserahkan uang naik yaitu uang dari calon mempelai laki-laki yang digunakan untuk menyelenggarakan pesta resepsi. Prosesi selanjutnya adalah Maduppa atau penerimaan besan sebelum akad nikah dimulai. Setelah akad nikah dilaksanakan acara selanjutnya adalah Agaukeun atau acara resepsi. 4. Upacara pelepasan perahu yang dilakukan setelah perahu selesai dibuat. Upacara ini disertai dengan beberapa simbol seperti seikat padi yang mengisyaratkan kesejahteraan.
Identifikasi potensi ekowisata bahari menunjukkan bahwa pulau-pulau di TN Karimunjawa memiliki potensi masing-masing dan dimanfaatkan untuk menarik rasa ingin tahu wisatawan yang datang ke TN Karimunjawa. Berdasarkan informasi lapang dan data yang diperoleh dari Balai TN Karimunjawa, potensi ekowisata yang dimanfaatkan antara lain: potensi terumbu karang, fauna laut, reruntuhan kapal, pemandangan yang menyajikan perpaduan antara bukit dan laut, hutan mangrove, dan fauna darat. Pulau yang memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan adalah Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Menyawakan, Pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil, Pulau Tengah, dan lokasi reruntuhan Kapal Indonor. Pulau-pulau yang memiliki potensi alam yang baik akan tetapi belum dikembangkan secara baik dengan pertimbangan ketersediaan air bersih, penerangan, akses menuju pulau adalah Pulau Kumbang dan perairan Pulau Bengkoang. Pulau-pulau yang belum dikembangkan dengan baik karena kendala ketersediaan air bersih, penerangan, akses menuju pulau dapat dikembangkan dengan memperhatikan pulau terdekat yang dapat dijadikan tempat peristirahatan dan mempertimbangkan paket wisata yang dibuat. Hasil identifikasi potensi yang menunjukkan kelayakan pulau di wilayah TN Karimunjawa untuk dikembangkan disajikan pada Tabel 14. TN Karimunjawa memiliki daya tarik pada ekowisata bahari, darat, ilmiah, religi, dan budaya di TN Karimunjawa, kegiatan wisata yang mungkin dikembangkan dan banyak dilakukan di TN Karimunjawa adalah wisata ilmiah dan wisata bahari walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa wisata religi,
wisata budaya dan wisata darat dapat dikemas dengan baik untuk menarik minat wisatawan untuk datang ke TN Karimunjawa. Tabel 14. Daftar Pulau-pulau yang Memiliki Potensi Bahari No 1.
Nama Pulau Pulau Karimunjawa
Status Layak dikembangkan
2.
Pulau Kemujan
Layak dikembangkan
3.
Pulau Menyawakan
Sudah dikembagkan
4.
Pulau Menjangan Besar
Layak dikembangkan
5.
Pulau Menjangan Kecil
Layak dikembangkan
6.
Pulau Tengah
Layak dikembangkan
7.
Reruntuhan kapal Indonor
Layak dikembangkan
8.
Pulau Kumbang
Belum dikembangkan
9.
Pulau Bengkoang
Belum dikembangkan
Keterangan Sudah ada kegiatan yang mendukung pengembangan ekowisata di Karimunjawa. Sudah ada kegiatan yang mendukung pengembangan ekowisata di Karimunjawa. Dikelola oleh Kura-kura resort. Perlu memperhatikan culture crash yang mungkin terjadi. Ditekankan pada pemanfaatan lestari flora dan fauna bawah laut, lokasi dekat dengan pusat kota Dapat dikembangkan karena lokasi berdekatan dengan pusat kota Lokasi dekat dengan Pulau Kemujan dan akses mudah Lokasi ini memiliki terumbu karang yang indah, masih bisa ditemui peninggalan kapal, lokasi dekat dengan Pulau Kemujan Lokasi berdekatan dengan Pulau parang, sebnagian perairannya merupakan zona inti. Lokasi jauh dari pulau-pulau yang berpenghuni.
Sumber : Laporan ADO-ODTWA di Zona Pemanfaatan Wisata TN Karimunjawa