POLA PENYAKIT DALAM EPIDEMIOLOGI Putri Handayani, M.KKK
Gue sakit or sehat nih?
PENYAKIT dan KESEHATAN • Variabel hasil yang menjadi perhatian utama epidemiologi. • Multidimensi: biologis/fisik, perseptual/psikologis, sosial/perilaku • Penyakit (disease) merupakan konsep negatif yang merujuk proses patologis (deteriorasi). • Kesehatan (health) merupakan konsep positif yang merujuk keadaan yang baik (well-being). • Tidak simetris ketiadaan penyakit tidak berarti sehat.
Definisi Penyakit • Sydenham : penyakit tidak tergantung dari pengamat, dpt ditemukan di alam dan dpt diklasifikasi. • Ivan Illich (1976) : anggapan masyarakat mengenai keadaan patologis. • David Sacket : perspektif normal dan abnormal. • Klinisi (historis) : berdasarkan temuan klinis, laboratories, patologis dgn menggunakan pengetahuan dan keputusan klinis.
Definisi Sehat • WHO (1948) : a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity. • Sen (2002) - perspektif internal penilaian pasien - perspektif eksternal pengamatan dokter, ahli patologi dan profesi kesehatan.
Distribusi Penyakit dalam Epidemiologi
Distribusi Orang, Tempat, dan Waktu 1. Mengenal dan memahami data dan luasnya masalah kesehatan masyarakat yang diteliti. 2. Deskripsi detail kesehatan masyarakat 3. Identifikasi populasi yang mempunyai risiko tinggi thd penyakit tertentu.
“Merupakan petunjuk penyebab penyakit dan merupakan informasi yang digunakan untuk menguji hipotesa”
PLACE Informasi distribusi penyakit berdasarkan geografis digunakan untuk: a. Kepentingan pelayanan kesehatan b. Pencegahan penyakit
a. Variasi Internasional • •
Dikumpulkan WHO Sering tidak komparabel karena: a. akurasi b. kelengkapan c. standar diagnosa d. pencatatan dan pelaporan
Kondisi riil atau data yang tidak komparabel
b. Variasi dalam Suatu Negeri • Wilayah administratif: industri, pertanian, urban dan rural. • Wilayah geografis: pegunungan, pantai, lembah. • Urban : stress, hipertensi dan obesitas • Rural : sistem pernafasan
Hubungan penyakit dengan tempat mengindikasikan bahwa:
1. Penghuninya (inhibitan) tempat tsb memproses atau mempunyai karakteristik yang ada kaitannya dengan etiologi penyakit. 2. Ada faktor etiologi 3. Kedua faktor ada di tempat tsb.
Analisis Orang (Person)
Person Karakteristik demografis dan sosial al: • Umur • Sex • Ras • Status perkawinan • Kelas sosial • Agama • Pekerjaan
Distribution of Shigellosis Notifications by Age and Sex, Delaware, 01/85-08/91 120
Number of notifications Males
Females
100 80 60 40
20 0 0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 Age
02/04/2015
Epiet course, October 2004
Analisis Tempat (Place)
Notification of Tuberculosis in France, 1996 4-Week Period Ending 31/12/1996
Maps for Sentinel Systems Incidence of diarrhea in France, 1995
Analisis Waktu (Time)
Hepatitis C Notification, Lower Saxony, Germany, 2002-2003
Gonorrhea - by Race and Ethnicity, United States, 1981-1993 2500
Notification pe r 100.000 population White
Black
His panic
Othe r
2000
1500
1000
500
0 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 Ye ar Source : Sum m ary of Notifiable Dis e as e s , Unite d State s 1993
Pola Penularan Penyakit
Pola penularan penyakit
27
Rantai infeksi (1) • Agen penyebab meninggalkan reservoir, melalui pintu ke luar (port’ d exit) • Agen ditransmisikan dengan model/ cara tertentu agar dapat masuk ke pejamu melalui pintu masuk (port’d entry) sehingga menginfeksi pejamu yang rentan.
Pola penularan penyakit
29
Rantai infeksi (2) • Agen Reservoir port d’ exit mode of transmission port’ d entry susceptible host
Pola penularan penyakit
30
Rantai infeksi (3) Agen
Reservoir
Host yg rentan
Portal masuk
Portal keluar Pola Penularan
Pola penularan penyakit
31
Fig. 14-3
Pola penularan penyakit
32
Reservoir • Habitat tempat agen infeksius biasa hidup, tumbuh dan memperbanyak diri • Macam reservoir – Manusia – Hewan – Lingkungan
Pola penularan penyakit
33
Tipe reservoir pada manusia • Orang dengan penyakit asimtomatik • Carrier (karier) • healthy/ asymptomatic carrier • incubatory carrier • convalescent carrier • temporary/ transient carrier • chronic carrier
Pola penularan penyakit
34
Reservoir hewan • • • • • •
Sapi brucellosis Domba / kambing anthrax Tikus plaque Cacing trichinosis Kelelawar, rakun, anjing, manusia rabies Mammalia lain
Pola penularan penyakit
35
Reservoir lingkungan • Tanah – Contoh: agen fungal penyebab histoplasmosis, hidup dan multiplikasi dalam tanah
• Air – Bacillus Legionnaire muncul pada kolam air, termasuk yang dihasilkan oleh menara pendingin dan kondensor penguapan
Pola penularan penyakit
36
Port’ d exit • Jalan agen meninggalkan pejamu sumber infeksi • Sistem respirasi tubercule bacilli, influenza • Urin schistosoma • Feses Vibrio cholera • Lesi kulit Sarcoptes scabiei, enterovirus 70
Pola penularan penyakit
37
• Skresi konjunktiva agen hemoragik konjunktivitis • Agen melalui darah lewat plasenta rubella, toksoplasmosis, sifilis • Jalur kulit (perkutaneus) luka sayat dan terkena jarum (hepatitis B), isapan darah artropoda (malaria)
Pola penularan penyakit
38
Cara penularan (Mode of transmission) • Kontak langsung (direct)
• Kontak tidak langsung (Indirect) • Kontak perinatal Pola penularan penyakit
39
Transmisi langsung • Transfer agen segera dari reservoir ke pejamu yang rentan dengan cara – Kontak langsung (Kontak direk) • Contoh: mononukleosis infeksius, gonore, sifilis, cacingan (karena cacing tambang)
– Penyebaran droplet • Semprotan relatif besar, seperti bersin, batuk, bicara • Misalnya TB, ISPA, pertusis, meningitis meningococcus, dll.
Pola penularan penyakit
40
Transmisi tidak langsung • Airborne • Vehicleborne • Vectorborne – Mekanis – Biologik
Pola penularan penyakit
41
Airborne • Transmisi melalui udara – Partikel yang berada di udara: debu dan droplet nuclei (residu droplet yang dikeringkan) – Misal: penyakit tuberkulosis, histoplasmosis, influenza, campak, cyptococcosis, dll.
Pola penularan penyakit
42
Vehicleborne • Transmisi secara tidak langsung oleh suatu agen yang masuk dalam, misal: – Makanan (food-borne); misal diare, hepatitis A, demam thypoid, cryptosporodiosis, dll. – Air (water-borne); misal: diare, cholera, conjunctivitis – Produk biologik, spt darah (blood-borne), misal: Hepatitis B & C, HIV/AIDS, dll. Pola penularan penyakit
43
Vectorborne • Transmisi melalui vektor berupa insekta (nyamuk, lalat, dll) • Misal: – Malaria, via nyamuk Anopheles – DBD, via nyamuk Aedes – Chikungunya, nyamuk Culex atau Aedes – Filariasis (elephantiasis), via nyamuk Culex – Penyakit tidur, via lalat Setse dll. Pola penularan penyakit
44
Port’ d entry • Sama dengan port’ d exit – Kulit cacing tanah – Sistem respirasi influenza – Enterik “fecal-oral” (makanan, air, peralatan masak) – Membrana mukosa (sifilis, trakhoma) – Darah hepatitis B
Pola penularan penyakit
45
Susceptible Host • Kerentanan bergantung pada : – Faktor genetik – Imunitas yang didapat – Kemampuan bertahan terhadap infeksi atau membatasi patogenisitas – Membrana mukosa – Manutrisi – Alkoholisme – Penyakit atau terapi yang melemahkan respon imun non spesifik Pola penularan penyakit
46
TERIMAKASIH