PUTUSAN Nomor : 35/Pid.B/2013/PN.Unh “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama bersidang dengan acara pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan seperti dibawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap
: JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA
Tempat lahir
: Mowewe
Umur
: 45 Tahun / 13 Juli 1967
Jenis kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat tinggal
: Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Terdakwa telah ditahan berdasarkan Surat Perintah Penahanan; 1. Penyidik tidak ditahan; 2. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d 09 Maret 2013; 3. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 28 Februari 2013 s/d 29 Maret 2013; 4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 30 Maret 2013 s/d 28 Mei 2013; Terdakwa menghadap dipersidangan tanpa didampingi oleh Penasihat Hukum; Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca seluruh berkas perkara; Telah mendengar pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum; Telah mendengar keterangan Saksi-saksi; Telah mendengar keterangan Terdakwa; Telah mendengar pembacaan tuntutan Penuntut Umum yang dibacakan dimuka persidangan yang tuntutannya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melakukan tindak pidana telah melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga dengan melanggar ketentuan dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, sesuai dakwaan Kesatu; 2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan memerintahkan Terdakwa agar tetap dalam tahanan;
2
3. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah); Telah mendengar Pembelaan Terdakwa yang diajukan secara tertulis yang pada pokoknya mohon diberikan keringanan hukuman; Telah mendengar Replik dari Jaksa Penuntut Umum maupun Duplik dari Terdakwa yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya masing-masing bertetap pada tuntutannya dan pembelaannya; Menimbang bahwa Terdakwa diajukan kepersidangan karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut : DAKWAAN KESATU Bahwa Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Oktober 2012 bertempat di rumah Terdakwa yang terletak di Kelurahan Unaasi Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe atau setidak-tidaknya di tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, telah melakukan perbuatan kekerasan fisik terhadap ASMA PILURU, AMK Binti PILURU yang merupakan istri sah dari Terdakwa berdasarkan akta nikah nomor : 171/11/XII/2004 tanggal 4 November 2004 dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a yang mengakibatkan luka memar pada diri ASMA PILURU, AMK Binti PILURU, perbuatan mana dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut : - Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, ketika Terdakwa sedang menelpon di kamarnya kemudian Saksi Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU yang mengira Terdakwa sedang menelpon perempuan selingkuhannya berusaha membuka pintu kamar Terdakwa yang saat itu dalam posisi terkunci dengan menggunakan linggis hingga terbuka kemudian Saksi Korban mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhan Terdakwa sehingga Terdakwa emosi lalu mendorong Saksi Korban agar keluar dari kamar namun Saksi Korban tetap bertahan dan meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa tidak mau lalu Saksi Korban merebut kunci mobil tersebut sehingga Terdakwa marah langsung memegang kedua tangan Saksi Korban dan mendorongnya hingga Saksi Korban terjatuh di kursi dalam posisi terbaring selanjutnya Terdakwa menginjak kedua tangan Saksi Korban dengan menggunakan kedua tangannya selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban merasa tidak berdaya baru kemudian Terdakwa melepaskan kedua tangannya; - Akibat perbuatan Terdakwa, Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan hasil pemeriksaan : Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik; Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik; Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik; Kesimpulan : Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik ----------Bahwa perbuatan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 44 ayat (1) UndangUndang RI No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga----------------------------------------------------------------------------------------------------
3
ATAU KEDUA Bahwa Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Oktober 2012 bertempat di rumah Terdakwa yang terletak di Kelurahan Unaasi Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe atau setidak-tidaknya di tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja melakukan penganiayaan terhadap ASMA PILURU, AMK Binti PILURU yang merupakan istri sah dari Terdakwa berdasarkan akta nikah nomor : 171/11/XII/2004 tanggal 4 November 2004 yang mengakibatkan luka atau sakit, perbuatan mana dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut : - Berawal pada waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan diatas, ketika Terdakwa sedang menelpon di kamarnya kemudian Saksi Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU yang mengira Terdakwa sedang menelpon perempuan selingkuhannya berusaha membuka pintu kamar Terdakwa yang saat itu dalam posisi terkunci dengan menggunakan linggis hingga terbuka kemudian Saksi Korban mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhan Terdakwa sehingga Terdakwa emosi lalu mendorong Saksi Korban agar keluar dari kamar namun Saksi Korban tetap bertahan dan meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa tidak mau lalu Saksi Korban merebut kunci mobil tersebut sehingga Terdakwa marah langsung memegang kedua tangan Saksi Korban dan mendorongnya hingga Saksi Korban terjatuh di kursi dalam posisi terbaring selanjutnya Terdakwa menginjak kedua tangan Saksi Korban dengan menggunakan kedua tangannya selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban merasa tidak berdaya baru kemudian Terdakwa melepaskan kedua tangannya; - Akibat perbuatan Terdakwa, Korban ASMA PILURU, AMK Binti PILURU mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan hasil pemeriksaan : Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik; Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik; Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik; Kesimpulan : - Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik ----------Bahwa perbuatan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 351 ayat (1) KUHP---------Menimbang bahwa setelah dibacakan dakwaan oleh Penuntut Umum, Terdakwa menyatakan telah mengerti dan tidak akan mengajukan keberatan (eksepsi); Menimbang bahwa untuk membuktikan dakwaannya, dipersidangan Penuntut Umum telah mengajukan 2 (dua) orang Saksi yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Saksi ASMA PILURU, AMK -
Bahwa Saksi adalah Korban penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi;
-
Bahwa Saksi mengenal Terdakwa dan masih mempunyai hubungan keluarga yaitu suami Saksi;
4
-
Bahwa Saksi adalah istri ke-2 dari Terdakwa yang menikah pada tahun 2004 dan telah memiliki Akta Nikah;
-
Bahwa berawal pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 sekitar pukul 10.00 wita bertempat di Kendari, Saksi mencari Terdakwa dengan maksud untuk membawa mobil Saksi yang menurut informasi akan ditarik oleh AMANAH karena telah menunggak selama 3 (tiga) bulan dan Saksi bertemu dengan Terdakwa dirumah om Saksi yang bernama JONI di Balaikota dua Kota Kendari;
-
Bahwa sesampainya Saksi disana langsung meminta kunci mobil untuk dibawa ke Unaaha namun Terdakwa tidak memberikan justru mengajak bersama-sama kembali ke Unaaha dan Saksi menyetujuinya;
-
Bahwa kemudian sesampainya di Unaaha sekitar pukul 23.00 wita tepatnya dirumah, Terdakwa langsung masuk kedalam kamar masing-masing dan sekitar pukul 01.00 wita Saksi terbangun mendengar Terdakwa menelpon seorang perempuan didalam kamar yang terkunci kemudian Saksi memanggil-manggil Terdakwa
agar
dibukakan
pintu
kamarnya
namun
Terdakwa
tidak
menghiraukannya; -
Bahwa kemudian karena tidak dihiraukan, Saksi berusaha membuka pintu kamar dengan cara mencungkil menggunakan linggis hingga terbuka lalu Saksi mengatakan kepada Terdakwa agar pergi ke tempat selingkuhannya dan Saksi meminta kunci mobil akan tetapi Terdakwa justru emosi dan mendorong Saksi hingga terjatuh dikursi dengan posisi terbaring;
-
Bahwa kemudian Terdakwa menginjak kedua tangan Saksi, menduduki bagian dada lalu mencekik leher Saksi dengan menggunakan kedua tangannya hingga Saksi tidak berdaya dan kemudian Terdakwa melepaskan cekikan tersebut;
-
Bahwa sebelum kejadian Saksi sempat menghubungi Saksi Suarni dengan mengatakan “kesini jemput saya, saya sudah mau dibunuh”;
-
Bahwa Terdakwa melakukan hal tersebut bukan kali ini saja namun sudah kesekian kalinya terhadap diri Saksi akan tetapi selesai dengan cara damai dan Terdakwa berjanji tidak mengulanginya lagi;
-
Bahwa Saksi pun pernah memergoki Terdakwa dengan perempuan lain selain Saksi selaku istrinya;
-
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi mengalami sakit dibagian leher dan dibagian belakang tangan kanan dan kiri;
Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa menyatakan sebagian benar dan sebagian salah; 2. Saksi SUARNI -
Bahwa Saksi adalah sepupu Saksi Asma, Korban penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita
5
bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi Korban; -
Bahwa Saksi mengenal Terdakwa namun tidak mempunyai hubungan keluarga maupun pekerjaan;
-
Bahwa Saksi mengetahui antara Terdakwa dengan Saksi Korban mempunyai hubungan yaitu suami istri namun Saksi tidak mengetahui kapan dan dimana mereka menikah;
-
Bahwa pada awal kejadian Saksi tidak mengetahui namun sekitar pukul 01.00 wita Saksi Korban menghubungi Saksi dan menyampaikan “kesini jemput saya, saya sudah mau dibunuh” kemudian setelah mendengar hal tersebut Saksi langsung menuju kerumahnya dengan menggunakan sepeda motor;
-
Bahwa setibanya Saksi dirumah Saksi Korban, Saksi melihat pintu rumah Saksi Korban terbuka lalu Saksi mendekati ke arah pintu masuk dan melihat Terdakwa sedang menduduki badan Saksi Korban yang dalam posisi terbaring dan Terdakwa menginjak kedua tangan Saksi Korban sambil mencekik leher Saksi Korban dari jarak ± 4 (empat) meter;
-
Bahwa saat kejadian tersebut Saksi tidak bisa berbuat apa-apa akan tetapi saat itu Terdakwa mendatangi Saksi lalu mengusir agar tidak mencampuri urusannya;
-
Bahwa setelah kejadian Saksi Korban menceritakan kalau dirinya juga dipukul dilengan dan ditendang di bagian paha kirinya oleh Terdakwa;
-
Bahwa Saksi tidak mengetahui penyebab Terdakwa melakukan hal tersebut kepada Saksi Korban yang tidak lain istri Terdakwa sendiri;
Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa menyatakan sebagian benar dan sebagian salah; Menimbang bahwa dipersidangan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA telah pula memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe, Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi Korban;
-
Bahwa antara terdakwa dengan Saksi Korban mempunyai hubungan yaitu suami istri sah dan telah memiliki akta nikah;
-
Bahwa Saksi Korban adalah istri ke-2 yang Terdakwa nikahi pada tahun 2004 dan telah dikaruniai seorang anak;
-
Bahwa kejadian tersebut berawal saat Terdakwa berada didalam kamar sedang menerima telpon dari teman kemudian Saksi Korban memanggil-manggil Terdakwa agar dibukakan pintu kamar namun karena tidak sabar Saksi Korban mencungkil pintu kamar dengan menggunakan parang;
6
-
Bahwa kemudian setelah pintu terbuka, Terdakwa melihat Saksi Korban sedang memegang parang ditangan kanan dan kirinya lalu Terdakwa berusaha mendorong Saksi Korban agar melepaskan parang tersebut namun tidak sampai terjatuh akan tetapi parang tersebut tidak juga terlepas maka Terdakwa mencekiknya dengan menggunakan tangan kiri sebanyak 1 (satu) kali;
-
Bahwa Terdakwa tidak pernah menduduki badan bahkan menginjak kedua tangan Saksi Korban namun hanya mencekiknya;
-
Bahwa Terdakwa melakukan hal tersebut semata-mata hendak membela diri karena Saksi Korban memegang parang;
-
Bahwa setelah kejadian Terdakwa membawa pakaian dan pergi meninggalkan Saksi Korban agar tidak terjadi keributan lagi;
-
Bahwa pada saat hendak meninggalkan Saksi Korban, Terdakwa sempat melihat Saksi Suarni dan mengatakan agar tidak ikut campur;
-
Bahwa tidak benar Terdakwa telah berselingkuh dengan perempuan lain dan timbulnya permasalahan ini lantaran Saksi Korban merasa cemburu karena Terdakwa jarang pulang kerumah mengingat rutinitas Terdakwa sebagai anggota partai;
-
Bahwa Terdakwa tidak melihat akibat yang dirasakan oleh Saksi korban setelah kejadian ini; Menimbang bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan dipersidangan, apabila
dihubungkan satu dengan lainnya maka didapatlah fakta-fakta hukum sebagai berikut : -
Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi, Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi ASMA;
-
Bahwa benar Saksi Korban adalah istri ke-2 dari Terdakwa yang menikah pada tahun 2004 dan telah memiliki Akta Nikah;
-
Bahwa benar Terdakwa telah melakukan penganiayaan dengan cara mendorong Saksi Korban hingga terjatuh lalu menginjak kedua tangan Saksi Korban, menduduki badan Saksi Korban sambil mencekik dengan kedua tangannya sebanyak 1 (satu) kali selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban tidak berdaya;
-
Bahwa benar penyebab terjadinya penganiayaan tersebut didasari rasa cemburu Saksi Korban kepada Terdakwa yang diduga sedang menelpon seorang perempuan;
-
Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan hasil pemeriksaan :
Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik;
7
Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik;
Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik;
Kesimpulan : -
Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik
-
Bahwa benar perbuatan Terdakwa sudah kesekian kalinya dilakukan kepada Saksi Korban namun permasalahan selalu bisa diselesaikan secara damai dan Terdakwa berjanji tidak mengulanginya lagi; Menimbang bahwa untuk ringkasnya putusan ini, maka segala sesuatu yang tercatat
dalam berita acara sidang turut dipertimbangkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini; Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menganalisa apakah perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur delik sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum dan apakah Terdakwa dapat dipersalahkan atas peristiwa pidana yang telah terjadi; Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan Alternatif yaitu KESATU : melanggar pasal 44 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; ATAU KEDUA : melanggar pasal 351 ayat (1) KUHP; Menimbang bahwa berdasarkan asas hukum pidana yang menyatakan “Lex Spesialis Derogat Lex Generalis” yang artinya hukum yang khusus mengenyampingkan hukum yang umum; Menimbang bahwa oleh karena dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum bersifat Spesialis yaitu UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, sedangkan dakwaan Alternatif Kedua Penuntut Umum menggunakan KUHP yang bersifat General, maka menurut Majelis Hakim adalah tidak tepat apabila diterapkan aturan yang umum dalam kasus ini karena Terdakwa dan Korban masih mempunyai hubungan suami istri, yang masuk dalam lingkup rumah tangga dan oleh karenanya dakwaan Alternatif Kedua dikesampingkan; Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan Alternatif Kesatu yaitu melanggar pasal 44 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yang unsur-unsur sebagai berikut : 1. Unsur Setiap Orang; 2. Unsur Melakukan Perbuatan Kekerasan Fisik; 3. Unsur Dalam Lingkup Rumah Tangga;
8
Yang kemudian unsur-unsur tersebut diatas dipertimbangkan Majelis Hakim seperti terurai dibawah ini : Ad.1. UNSUR SETIAP ORANG; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Setiap Orang” adalah subjek hukum pendukung hak dan kewajiban yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang dalam perkara ini adalah Terdakwa sebagai subjek hukum. Selain daripada itu maksud dimuatnya unsur ini adalah untuk menghindari adanya kesalahan subjek dalam suatu perkara pidana; Menimbang bahwa dari persidangan telah diperoleh fakta-fakta hukum bahwa Terdakwa mampu mengikuti persidangan dengan baik, mampu menjawab setiap pertanyaan Majelis Hakim dan Terdakwa menyatakan identitas lengkapnya dan ternyata sama dengan yang tertera dalam surat dakwaan; Menimbang bahwa dari fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim menyimpulkan bahwa Terdakwa adalah subjek hukum yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan dalam perkara ini tidak terdapat kesalahan subjek; Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa “Unsur Setiap Orang” telah terpenuhi; Ad.2. UNSUR MELAKUKAN PERBUATAN KEKERASAN FISIK; Menimbang bahwa yang dimaksud kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat(vide pasal 6 UU KDRT), pengertian ini serupa tapi tidak sama dengan pengertian “penganiayaan” yang tercantum dalam pasal 351 KUHP. Didalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga tidak dijelaskan sub-sub dari pengertian melakukan kekerasan fisik maka merujuk pada KUHP dan Yurisprudensi dapat dijelaskan sebagai berikut : -
Rasa sakit hanya cukup bahwa orang lain merasa sakit tanpa perubahan dalam bentuk badan (Moch.Anwar, 1989:103). Rasa sakit misalnya mencubit, mendupak, memukul, menempeleng (R.Soesilo 1976:210);
-
Jatuh sakit artinya timbul gangguan atas fungsi dari alat-alat didalam badan manusia(Moch. Anwar, 1989:103);
Sedangkan akibat “penganiayaan”, yang dalam UU KDRT tidak disebut sebagai “kekerasan fisik” adalah : -
Luka apabila terdapat perubahan dalam bentuk badan manusia yang berlainan daripada bentuk semula (Moch.Anwar, 1989:103). Luka misalnya mengiris, memotong, menusuk dengan pisau (R.Soesilo, 1976:210);
-
Perasaan tidak enak misalnya mendorong orang terjun kekali sehingga basah, suruh orang berdiri diterik matahari (R.Soesilo, 1976:210);
-
Sengaja merusak kesehatan orang, diartikan melakukan perbuatan dengan maksud orang lain menderita sakit atau suatu penyakit;
9
Dengan demikian diperoleh konstruksi, kekerasan fisik dalam pasal 44 ayat (1) adalah apabila kekerasan fisik dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya maka syaratnya adalah harus ada perbuatan yang menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan seharihari; Menimbang bahwa untuk membuktikan unsur ini Majelis Hakim akan mengemukakan fakta-fakta hukum sebagai berikut : -
Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 sekitar pukul 01.00 wita bertempat di Kel. Unaasi Kec. Anggaberi Kab. Konawe tepatnya dirumah Saksi, Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi ASMA;
-
Bahwa benar Terdakwa telah melakukan penganiayaan dengan cara mendorong Saksi Korban hingga terjatuh lalu menginjak kedua tangan Saksi Korban, menduduki badan Saksi Korban sambil mencekik dengan kedua tangannya sebanyak 1 (satu) kali selama ± 1 (satu) menit hingga Saksi Korban tidak berdaya;
-
Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban mengalami luka memar sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : 0480/BLUD RS/VISUM/X/2012 tanggal 08 Oktober 2012 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. MUH. NATSIR, dokter pada Rumah Sakit Konawe di Unaaha, dengan hasil pemeriksaan : Memar pada dada ukuran sepuluh kali lima centimeter titik; Memar dan merah pada leher ukuran enam kali lima centimeter titik; Memar pada punggung tangan kanan ukuran empat kali dua centimeter titik; Kesimpulan : -
Memar pada dada koma memar dan merah pada leher dan memar pada punggung tangan kanan akibat benturan sifat tumpul titik
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pengertian serta fakta-fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim menyimpulkan bahwa Terdakwa telah melakukan penganiayaan terhadap istri Terdakwa sendiri yaitu Saksi Korban ASMA dengan cara menduduki badan dan menginjak kedua tangan sambil mencekik leher Saksi Korban, mengakibatkan Saksi Korban mengalami luka memar sehingga Saksi Korban merasa terganggu dalam beraktifitas; Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa “Unsur melakukan perbuatan kekerasan fisik” telah terpenuhi;
10
Ad.3. UNSUR DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “Dalam Lingkup Rumah Tangga” adalah menurut pasal 2 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah : - Suami, istri, dan anak-anak; - Orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang (suami, istri, anak) karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga, dan / atau; - Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. Menimbang bahwa yang dimaksud dengan perkawinan (pasal 1 UU No.1 tahun 1974) adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; Menimbang bahwa untuk membuktikan unsur ini Majelis Hakim akan mengemukakan fakta hukum sebagai berikut : Bahwa benar antara Terdakwa dengan Saksi Korban ASMA mempunyai suatu hubungan atau ikatan sebagai suami istri sesuai Akta Nikah nomor : 171/11/XII/2004 tanggal 4 November 2004, dan pernikahan tersebut telah berjalan selama kurang lebih 9 tahun serta telah dikaruniai seorang anak; Menimbang bahwa berdasarkan uraian pengertian serta fakta hukum tersebut diatas Majelis Hakim menyimpulkan bahwa hubungan keduanya masih terikat sebagai suami istri yang sah baik secara agama maupun secara hukum; Menimbang bahwa berdasarkan kesimpulan diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa “Unsur Dalam Lingkup Rumah Tangga” telah terpenuhi; Menimbang bahwa dalam menjatuhkan pidana, Majelis Hakim menganut system negative wetelijk stelsel, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 183 KUHAP yaitu di samping dua alat bukti yang sah juga adanya keyakinan Hakim, dimana dari pertimbanganpertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim memperoleh keyakinan akan perbuatan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan padanya. Menimbang bahwa oleh karena seluruh unsur dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum telah terpenuhi, maka Terdakwa harus dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum; Menimbang bahwa oleh karena selama pemeriksaan perkara berlangsung tidak ditemukan adanya alasan pembenar maupun pemaaf pada diri maupun perbuatan Terdakwa, sehingga sudah sepatutnya Terdakwa dijatuhi pidana yang setimpal atas perbuatannya;
11
Menimbang bahwa terhadap pembelaan Terdakwa yang disampaikan dimuka persidangan yang pada pokok pembelaannya adalah mohon keringanan hukuman, terhadap pembelaan Terdakwa, Majelis Hakim telah memasukkannya dalam musyawarah sebelum menjatuhkan putusan dan yang adil menurut Majelis Hakim sebagaimana yang tertera dalam amar putusan; Menimbang bahwa selama pemeriksaan perkara ini Terdakwa berada dalam tahanan berdasarkan surat perintah/penetapan penahanan yang sah, maka sudah sepatutnya penahanan tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang bahwa oleh karena penjatuhan pidana oleh Majelis Hakim lebih lama dari masa penahanan Terdakwa dan tidak ada alasan untuk mengeluarkan Terdakwa dari tahanan, maka Terdakwa harus dinyatakan tetap berada dalam tahanan; Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dihukum maka Terdakwa dibebankan membayar biaya perkara kepada negara yang besarnya ditentukan dalam amar putusan; Menimbang bahwa sebelum menjatuhkan putusan maka terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan sebagai berikut : Hal-hal yang memberatkan : -
Perbuatan Terdakwa tidak sepantasnya dilakukan terhadap Saksi Korban yang merupakan istri Terdakwa sendiri;
Hal-hal yang meringankan : -
Terdakwa bersikap sopan selama persidangan;
-
Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga;
-
Terdakwa mengakui kesalahan dan menyesal;
-
Terdakwa belum pernah dihukum;
-
Saksi Korban telah memaafkan perbuatan Terdakwa; Mengingat pasal 44 ayat (1) UU RI No.23 Tahun 2004 dan ketentuan Perundang-
Undangan yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan Terdakwa JAYA MASIARA, SE alias JAYA Bin H. MASIARA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Kekerasan Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga”; 2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama---; 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan; 5. Menetapkan Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (seribu rupiah);
12
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Unaaha pada hari Senin tanggal 8 April 2013 oleh kami SAFRI, SH,- selaku Hakim Ketua Majelis, BASRIN, SH,- dan AGUS SOETRISNO, SH,- masing-masing selaku Hakim-Hakim anggota, putusan mana telah diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh SAHIR R,- sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh NIZAR FEBRIANSYAH, SH,- sebagai Penuntut Umum serta dihadapan Terdakwa; Hakim-Hakim Anggota, TTD BASRIN, SH,-
Hakim Ketua, TTD SAFRI, SH,-
TTD
AGUS SOETRISNO, SH,Panitera Pengganti,
TTD SAHIR. R,-