PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK-ANAK JALANAN DI PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT YOGYAKARTA MELALUI BIMBINGAN BELAJAR (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Anak Jalanan Kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Yustina Dauk Bria NIM 091114059
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK-ANAK JALANAN DI PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT YOGYAKARTA MELALUI BIMBINGAN BELAJAR (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Anak Jalanan Kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Yustina Dauk Bria NIM 091114059
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. (Yesaya 42: 3)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan tulus dan sederhana untuk Tuhan Penciptaku Yang telah mencintaiku melalui orang tuaku terkasih: Bapak Benediktus Bria dan Ibu Viktoria Hoar Asa, serta Bapak Leonardus Taek (alm.) dan Ibu Margareta Luruk. Untuk semua pecinta ilmu bimbingan dan konseling agar semakin banyak orang yang tersapa dan termotivasi terutama mereka yang miskin dan tersisih.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Yogyakarta, 19 Maret 2015 Penulis
Yustina Dauk Bria
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan Persetujuan Publikasi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Yustina Dauk Bria
Nomor Induk Mahasiswa
: 091114059
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK-ANAK JALANAN DI PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT YOGYAKARTA MELALUI BIMBINGAN BELAJAR (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Anak Jalanan Kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 19 Maret 2015 Yang menyatakan
Yustina Dauk Bria
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN MINAT BELAJAR ANAK-ANAK JALANAN DI PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT YOGYAKARTA MELALUI BIMBINGAN BELAJAR (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Anak Jalanan SDBesar di Kelompok Belajar Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta) Yustina Dauk Bria Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar anak-anak jalanan dan mengetahui seberapa tinggi peningkatan minat belajar tersebut pada setiap siklus layanan bimbingan belajar dengan model bimbingan belajar berbasis pendidikan anak jalanan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan alokasi waktu 35 menit setiap pertemuan. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit. Data diperoleh dengan lembar pengamatan, kuesioner minat belajar anak jalanan, dan didukung oleh wawancara, dan pengolahan dokumentasi lembar kerja siswa yang bersifat reflektif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat belajar anak jalanan yang mengikuti layanan bimbingan belajar dengan rincian: 1) Hasil analisis lembar pengamatan perilaku berminat menunjukkan: persentase skor kelas meningkat dari 44,4% pada pra penelitian, 66% pada siklus I, 84% pada siklus II, dan menjadi 92,2% pada siklus III. Sebaliknya, perilaku kurang berminat menurun dari 56,7% pada pra penelitian, 42% pada siklus I, 26% pada siklus II, dan menjadi 12% pada siklus III. 2) Hasil analisis kuesioner minat belajar menunjukkan: a) pada pra penelitian terdapat 2 siswa (33,3%) berminat belajar sedang dan 4 siswa (77,7%) berminat belajar tinggi; b) pada siklus I terdapat satu siswa (16,7%) berminat belajar sedang, 4 siswa (77,7%) berminat belajar tinggi dan satu siswa (16,7%) berminat belajar sangat tinggi; c) pada siklus II terdapat satu siswa (16,7%) berminat belajar sedang, 4 siswa (77,7%) berminat belajar tinggi dan satu siswa (16,7%) berminat belajar sangat tinggi; d) pada siklus III terdapat satu siswa (16,7%) berminat belajar tinggi dan 5 siswa (83,3%) berminat belajar sangat tinggi. Hasil wawancara dan studi lembar kerja siswa mengungkapkan adanya peningkatan ketertarikan dan keyakinan positif siswa terhadap kegiatan belajar. Kata kunci: minat belajar, anak jalanan, bimbingan belajar, PSP Yogyakarta. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT INCREASING THE STREET CHILDREN’S LEARNING INTEREST THROUGH STUDY CLUB IN PINGIT SOCIAL VILLAGE YOGYAKARTA (Guidance and Counseling Action Research on Elementary School Street Children in Pingit Social Village, Yogyakarta) Yustina Dauk Bria Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
This research aims at increasing street children learning interest and knowing how much the increase of such learning interest at each cycle of study club using an educational model for street children. This is a Guidance and Counseling Action Research done in research of 3 cycles. Each cycle is conducted for 3 meetings, 35 minutes per meeting. The subject of this research was 6 students of SD-Besar group in Social Village Pingit Yogyakarta. The research data was gathered from observation sheet, student learning interest quetionnaires and supported by interview and analysis on documentation of student reflective worksheets. The result of research shows that there is some increase in learning interest among street children through the provision of study club as follows: 1) The result of observation sheet analysis on interested behavior shows that the percentage of class score increased from 44.4% on pre research, 66% on cycle I, 84% on cycle II, and 92.2% cycle III. On the contrary, the result of observation sheet analysis on uninterested behavior shows that the percentage of class score decreased from 56.7% on pre research, 42% on cycle I, 26% on cycle II, and 12% cycle III. 2) The result of analysis on learning interest questionnaires shows that: a) in pre research 2 students (33.3%) had medium learning interest, 4 students (77.7%) have high learning interest; b) in cycle I one student (16.7%) has medium learning interest, 4 students (77.7%) had high learning interest, dan one student (16.7%) had very high learning interest; c) in cycle II student (16.7%) had medium learning interest, 4 students (77,7%) have high learning interest, dan one student (16.7%) had very high learning interest; d) in cycle III one student (16.7%) had high learning interest and 5 students (83.3%) had very high learning interest. 3) The result of interview and students reflective worksheet also comfirms that there was some increase of learning interest among street children as shown by the positive confidence on learning activity. Keywords: minat belajar, anak jalanan, bimbingan belajar, PSP Yogyakarta.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang berlimpah kepada Tuhan Allah Mahakasih atas rahmat dan anugerah-Nya yang telah menyertai dan menuntun penulis hingga menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis telah menerima begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan setulus hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas
Sanata
Dharma
yang
telah
membantu
dan
memperlancar proses penyelesaian skripsi ini. 2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dan memperlancar proses penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran, ketulusan hati, ketekunan dan ketelitian telah membimbing dan mendampingi penulis pada setiap tahap dan proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang dengan sepenuh hati telah membagikan ilmunya sehingga berguna untuk bekal hidup dan karya penulis. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Fr. Lestanto, SJ dan para frater Serikat Yesus di Kolese St. Ignasius Loyola selaku pengelola dan penanggungjawab Perkampungan Sosial Pingit yang telah berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Para sukarelawan di PSP khususnya penanggungjawab kelompok SD-Besar yakni saudari Dewi Mustika Sihite dan saudara Yohanes Arga Pribadi yang telah bersedia menjadi rekan kerja dan teman diskusi selama penelitian. 7. Seluruh siswa SD-Besar di PSP atas penerimaan, kerja sama, keterbukaan, kebersamaan dan persahabatan yang telah mempermudah pelaksanaan penelitian ini. 8. Orang tuaku tercinta, Ama-ku Benediktus Bria dan Ina-ku Viktoria Hoar Asa serta Bapak Leonardus Taek (alm.) dan Mama Margareta Luruk yang tak pernah berhenti memberikan cinta dan kasih sayang melalui doa, nasihat, dorongan, pengorbanan dan kerja keras hingga menguatkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakakku tersayang Aurelius Teluma yang setiap hari memberikan semangat, dukungan, nasihat, bimbingan penulisan serta telah menjadi teman diskusi yang menyenangkan dan mencerahkan. 10. Adik-adikku tersayang Yan, Fridus, Fin, Veto, Meri dan Damy beserta kedua keponakanku yang lucu, Gio dan Nona Aurelia atas dukungan, motivasi, canda tawa dan hiburan yang menguatkan hati. 11. Para sahabat di kampus dan di kost AN-NISA Maguwoharjo yang telah menjadi saudara dan keluargaku: Sr. Siska, SSpS, Sr. Felis, JMJ, adik San xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muhsanah, Suryati Murni, Rahma, Siska, Ria, Nisa, Kiki, Dini dan temanteman BK USD angkatan 2009 serta Ibu Kost-ku yang baik, Ibu Nurbaiti yang telah mendukung dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang luar biasa hangat dan indah dalam canda tawa dan sapaan. 12. Mas A. Priyatmoko di sekretariat BK USD atas kesabaran dan kerelaan hati dalam membantu penulis mengurus berbagai administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini. 13. Perpustakaan USD beserta karyawan perpustakaan atas pelayanan pada penulis selama penulis menyelesaikan studi. 14. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna sehingga masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Karena itu, segala kritik, saran dan masukan dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi kemajuan keilmuan Bimbingan dan Konseling.
Yustina Dauk Bria
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................
vii
ABSTRAK ..............................................................................................
viii
ABSTRACT ..............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ............................................................................
x
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ................................................................
9
E. Variabel Penelitian dan Batasan Istilah ................................
10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Minat dan Minat Belajar .......................................................
11
1. Pengertian Minat .............................................................
11
2. Belajar dan Minat Belajar ...............................................
13
3. Aspek-Aspek Minat Belajar ............................................
16
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .........
20
B. Anak Jalanan PSP dan Minat Belajarnya ..............................
27
1. Pengertian dan Kategorisasi Anak Jalanan .....................
27
2. Minat Belajar Anak Jalanan ............................................
30
C. Merancang Bimbingan Belajar untuk Anak Jalanan .............
33
1. Pendidikan bagi Anak Jalanan ........................................
34
2. Bimbingan Belajar untuk Anak Jalanan ..........................
36
3. Tujuan Bimbingan Belajar ..............................................
36
4. Fungsi Bimbingan Belajar...............................................
39
D. Kerangka Pikir ......................................................................
41
E. Hipotesis Tindakan................................................................
43
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................
44
B. Subjek Penelitian...................................................................
45
C. Desain Penelitian ...................................................................
45
D. Prosedur Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan ....................
46
1. Perencanaan.....................................................................
46
2. Pelaksanaan Tindakan .....................................................
48
3. Langkah-langkah Tindakan .............................................
49
4. Siklus-Siklus ...................................................................
52
5. Pelaksanaan Setiap Siklus ...............................................
53
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
57
F. Instrumen Penelitian..............................................................
59
G. Teknik Analisis Data .............................................................
65
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................
73
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Kegiatan Rutin di PSP .........................................
75
B. Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
77
1. Sebelum Implementasi Tindakan ....................................
77
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Proses Implementasi Tindakan .......................................
79
a. Siklus Pertama .............................................................
79
b. Siklus Kedua ...............................................................
86
c. Siklus Ketiga ...............................................................
92
C. Hasil Penelitian .....................................................................
98
1. Minat Belajar Anak pada Kondisi Awal .........................
99
2. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Pertama ..........
103
3. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Kedua .............
110
4. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Ketiga .............
117
5. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan ................................
122
D. Pembahasan ...........................................................................
126
E. Keterbatasan Penelitian .........................................................
131
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
132
B. Keterbatasan Penelitian .........................................................
133
C. Usul-Saran .............................................................................
133
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
135
LAMPIRAN ...........................................................................................
138
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rencana Topik dan Pelaksanaan Setiap Siklus ............................
53
Tabel 2. Kisi-Kisi panduan Observasi Perilaku Anak Jalanan .......................
60
Tabel 3.Kisi-kisi Skala Minat Mengikuti Kegiatan Bimbingan Belajar.
61
Tabel 4. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ...........................................
64
Tabel 5. Pertanyaan Wawancara Terstruktur Berbentuk Terbuka ..............
65
Tabel 6. Kategorisasi Skor Minat Belajar Kelas
Menurut Lembar Pengamatan ...........................................................
68
Tabel 7. Kategorisasi Skor Minat Belajar Subyek Menurut Lembar Pengamatan ...........................................................
69
Tabel 8. Kategorisasi Skor Minat Belajar Subyek Menurut Angket ...............
70
Tabel 9. Kategorisasi Skor Minat Belajar Kelas Menurut Angket ........
71
Tabel 10. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..............................................
74
Tabel 11. Daftar Siswa Kelompok SD-Besar .........................................
79
Tabel 12. Statistik Minat Belajar Kondisi Awal .....................................
102
Tabel 13. Statistik Minat Belajar Siklus I ...............................................
107
Tabel 14. Statistik Minat Belajar Siklus II ..............................................
114
Tabel 15. Statistik Minat Belajar Siklus III ............................................
120
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hasil Perbandingan Skor Subyek Kondisi Awal ..................
101
Grafik 2. Hasil Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus I ......
105
Grafik 3. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus II .............
113
Grafik 4. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus III.............
119
Grafik 5. Perubahan Skor Perilaku Berminat vs Kurang Berminat ......
124
Grafik 6. Persentase Siswa Kategori Berminat Sangat Tinggi .............
125
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Penelitian Tindakan Model Hopkins (1993)..............
xviii
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Silabus ............................................................................
139
Lampiran 2.
Satuan Layanan Bimbingan ............................................
142
Lampiran 3.
Instrumen Penelitian .......................................................
163
Lampiran 4.
Rekapitulasi Hasil Analisis Data Pengamatan................
170
Lampiran 5.
Tabulasi Data & Statistik Minat Belajar.........................
180
Lampiran 6.
Hasil Uji Reliabilitas & Validitas Skala Minat Belajar ..
193
Lampiran 7.
Presensi Siswa ................................................................
198
Lampiran 8.
Foto-Foto Penelitian .......................................................
202
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ..........................................................
206
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, ada sekitar 230.000 anak jalanan di Indonesia. Data dari Dinas Sosial Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta menunjukkan bahwa jumlah anak jalanan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2009 tercatat jumlah anak jalanan sebanyak 3.724 orang, tahun 2010 berjumlah 5.650 orang, dan pada tahun 2011 berjumlah 7.315 orang (Kompas, 24/8/2011). Di Yogyakarta, menurut data dari Dinas Sosial Propinsi DIY, pada tahun 2009 tercatat 499 anak, tahun 2010 sebanyak 481 anak (BPPM DIY, 2011: 74). Pada tahun 2011, sebanyak 400 anak jalanan yang terdaftar di Dinas Sosial DIY, namun menurut data harian Kompas, diperkirakan total anak jalanan yang berada di jalan-jalan protokol Yogyakarta mencapai jumlah 800 anak (Kompas, 11/4/2011). Sebagaimana telah diketahui secara umum, sebutan anak jalanan dialamatkan pada anak-anak yang menghabiskan waktunya di jalanan dan tempat umum lainnya untuk mencari nafkah hidup dengan bekerja sebagai pengemis, pemulung, pengamen, hingga pencopet dan pencuri. Pemerintah Propinsi DIY dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan, pasal 1 ayat 4, mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang berusia di bawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian waktunya di jalan dan di tempat-tempat umum yang meliputi anak yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan, dan/atau anak yang bekerja dan hidup di jalanan serta
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup seharihari. Secara lebih detil, anak jalanan menurut kriteria Dinas Sosial antara lain: 1) Anak yang rentan bekerja di jalanan karena suatu sebab; 2) Anak yang melakukan aktivitas di jalanan; 3) Anak yang bekerja atau dipekerjakan di jalanan; 4) Jangka waktu di jalanan lebih dari 6 jam per hari dan dihitung untuk 1 bulan yang lalu. Dalam kaitan dengan keluarga, secara konkrit ada anak yang secara periodik kembali ke keluarganya, ada yang tidak sama sekali dan kebanyakan adalah yang bersama keluarganya hidup di jalanan. Oleh karena itu, anak jalanan ini begitu rentan terhadap berbagai persoalan sosial, ekonomi, pendidikan bahkan politik. Secara teritorial, kebanyakan mereka hidup di wilayah kumuh sebuah kota sehingga secara fisik mereka pun rentan terhadap aneka penyakit. Mereka juga cenderung mendapat stigma negatif dari masyarakat umum dan rawan terjerumus dalam tindakan yang tergolong kriminal. Akibatnya, mereka cenderung dihindari oleh masyarakat dalam pergaulan hingga dikejar aparat atas nama operasi penertiban kota. Selain aneka persoalan tersebut, salah satu persoalan yang sangat memprihatinkan bagi anak jalanan adalah persoalan pendidikan. Kebanyakan dari mereka tidak bersekolah atau putus sekolah. Bahkan jika ada yang masih bisa sekolah, kebanyakan mereka akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk bekerja di jalanan daripada bersekolah. Dengan berbagai fakta ini, sangat diperlukan perhatian dari pemerintah dan berbagai pihak untuk membantu anak jalanan ini dalam berbagai aspek hidup mereka seperti kesejahteraan ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Kesejahteraan ekonomi diperlukan agar kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
pokok mereka terpenuhi, kesehatan mereka terjaga dan memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Sementara itu, jika mereka memiliki pendidikan yang cukup maka mereka dapat memperoleh pekerjaan yang lebih layak sehingga kesejahteraan hidup mereka menjadi semakin meningkat. Secara formal, persoalan pendidikan anak jalanan di DIY diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2011 pasal 29, 30, 31 dan 32. Menurut Perda tersebut, setiap anak jalanan berhak mendapat pemenuhan hak pendidikan melalui layanan pendidikan khusus yang diselenggarakan baik pada jalur formal, informal maupun non-formal. Salah satu pihak yang dapat menyelenggarakan pendidikan khusus tersebut adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), yakni organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial anak yang dibentuk oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti panti sosial anak, panti asuhan anak, rumah singgah, dan rumah perlindungan sosial anak. Pemerintah DIY mewajibkan satuan pendidikan dan dinas pendidikan untuk menerima hasil binaan LKSA sesuai kriteria setiap jenjang yang mau diikuti. Di kota Yogyakarta, salah satu pihak yang berkecimpung dalam usaha sosial untuk mendidik anak-anak jalanan adalah komunitas Perkampungan Sosial Pingit (selanjutnya disingkat: PSP) di pinggiran Kali Code Yogyakarta. PSP dirintis oleh Dr. Bernhard Kieser, SJ pada tahun 1968 sebagai bentuk tanggapannya terhadap situasi hidup yang memprihatinkan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965. Anak-anak yang tinggal di PSP pada umumnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
bersekolah seperti anak-anak pada umumnya. Pagi sampai siang hari mereka gunakan untuk sekolah. Setelah itu mereka turun ke jalanan membantu orang tua mencari uang. Hal tersebutlah yang membuat mereka dipandang sebagai anak jalanan oleh masyarakat umum. Kondisi ini mendorong terciptanya program bimbingan belajar untuk anak-anak usia pra sekolah sampai sekolah yang dilakukan oleh PSP dengan bantuan tenaga sukarelawan (volunteer) yang mau bergabung
dalam
kegiatan
pelayanan
ini.
Kegiatan
bimbingan
belajar
dilaksanakan setiap hari Senin dan hari Kamis pada sore hari pukul 19.00-21.00 WIB. Kegiatan ini difokuskan pada anak yang memiliki keinginan untuk belajar tetapi tidak mendapatkan di rumah mereka masing-masing. Proses belajar mengajar yang dikembangkan para sukarelawan di PSP bersifat kompleks, karena mencakup aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis agar dapat menjawab kebutuhan anak-anak jalanan yang hidup dalam kondisi sosial-ekonomi yang khusus tersebut. Aspek pedagogis merujuk pada kenyataan bahwa belajar mengajar terutama di kelas berlangsung dalam kerangka proses pendidikan sehingga pendampingan belajar tersebut hendaknya membantu perkembangan anak-anak menuju kedewasaan pribadi yang siap menjawab segala kebutuhan hidupnya di tengah masyarakat. Aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa anak-anak jalanan yang belajar di kelas memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda dengan anak-anak lain yang tidak hidup dalam lingkungan kumuh. Aspek didaktis menekankan pendidikan karakter dan keteladanan hidup di tengah masyarkat. Sementara itu, anak-anak jalanan tetap dituntut untuk menguasai berbagai teknik dan materi belajar yang bervariasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
umum,
misalnya
menghafal
dan
memahami
konsep,
mengenal
dan
mempraktekkan sikap-sikap hidup baik, serta menguasai aneka keterampilan motorik. Oleh karena kondisi psikologis yang berbeda namun tuntutan belajar di sekolah formal yang tidak sesuai dengan dunia sehari-hari mereka tersebut menuntut suatu program dan aktivitas bimbingan belajar yang berbeda pula. Di PSP ini, selain anak-anak diberi kesempatan untuk melanjutkan pembelajaran di sekolah formal, mereka juga diupayakan dapat memiliki ketrampilan lain seperti keterampilan otomotif, seni kerajinan dan tata boga serta memperolah modal usaha sesuai dengan potensi dan minat yang dimilikinya. Sekalipun demikian, lembaga pendidikan informal ini tidak bisa memberikan ijazah seperti lembaga pendidikan formal karena sistem pendidikan nasional yang hanya memperkenankan penerbitan ijazah yang legal oleh sekolah formal. Mengatasi kesulitan ini, anak jalanan yang menetap di PSP dibiayai penuh oleh pihak pengelola PSP untuk melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah formal. Anak jalanan ini disekolahkan sesuai dengan tingkat usia mereka di lembaga pendidikan formal yang memiliki jaringan khusus dengan PSP tersebut. Dengan berbagai program dan aktivitas pendidikan yang kelola oleh PSP, sejumlah besar anak jalanan yang dibimbing sudah mampu meninggalkan dunia jalanan dan mulai bekerja di tempat-tempat kerja yang formal. Bagi yang masih bersekolah, beberapa anak terlihat memiliki motivasi yang kuat untuk belajar secara formal di sekolah. Sekalipun demikian, menurut penulis yang menjadi salah seorang sukarelawan di PSP sejak bukan Januari 2012, beberapa anak jalanan memang terdaftar sebagai siswa di lembaga pendidikan formal, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
tidak sedikit pula yang mencari alasan setiap harinya untuk membolos, sehingga pihak sekolah seringkali menanyakan keberadaan siswa kepada pihak PSP. Ratarata dalam setiap minggunya anak jalanan yang masih terdaftar di sekolah membolos tiga hingga empat hari. Ada anak menyatakan bahwa tiga bulan adalah waktu yang paling lama bagi anak jalanan tersebut untuk tidak mengeluh mengenai beratnya bersekolah. Setelah itu mereka sering membolos lalu menginginkan keluar dari sekolah. Bahkan ada yang dari awal dengan tegas menyatakan bahwa mereka menolak untuk sekolah. Pengurus PSP Yogyakarta menyadari bahwa mereka tidak dapat memaksa anak jalanan yang diasuhnya untuk tidak hidup jalan lagi. Karena kuatnya keinginan anak-anak kembali ke jalan, maka pengurus PSP Yogyakarta memberi dispensasi untuk mengamen setelah selesai sekolah. Pengelola PSP Yogyakarta ingin agar anak-anak tinggal dan belajar di PSP setiap sore dan bersekolah, namun anak jalanan tersebut lebih memilih bekerja, mengerjakan hobi, dan melaksanakan ketrampilannya daripada mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Di sinilah telihat betapa motivasi dan minat belajar anak-anak yang rendah menjadi kendala baik bagi para pengelola PSP tetapi juga bagi perkembangan pendidikan anak-anak jalanan. Sejumlah pertanyaan mengemuka, bagaimana potret sebenarnya minat belajar anak-anak jalanan di PSP tersebut; apa saja faktor yang mempengaruhi rendahnya
minat
belajar
tersebut;
dan
bagaimana
menumbuhkan
dan
meningkatkan minat belajar anak-anak tersebut. Bahkan, secara lebih umum, bagaimana menjelaskan hubungan antara realitas kemiskinan dan kesulitan hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
sebagai anak jalanan dengan rendahkan minat belajar mereka serta bagaimana mengatasinya. Sebagai salah seorang sukarelawan yang berkarya untuk anak-anak PSP tersebut penulis terdorong untuk melakukan sebuah pembelajaran dan penelitian perihal minat belajar anak-anak jalanan tersebut. Penulis berasumsi bahwa karena harus menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk bekerja, maka anak-anak tersebut pasti memerlukan pendampingan tertentu untuk dapat menumbuhkan, mempertahankan bahkan memperbesar minat belajar mereka. Atas latar belakang inilah maka penulis memilih topik meningkatkan minat belajar anak-anak jalanan di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta melalui program bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik kelompok ataupun perorangan agar dapat belajar secara lebih optimal. Bimbingan belajar berdasarkan topik-topik bimbingan serta metode bimbingan tertentu seperti menonton film, melakukan permainanan (game), menyusun puzzle dan sebagainya dapat meningkatkan minat belajar anak jalanan di PSP Yogyakarta. Adapun subyek penelitian ini adalah 6 anak jalanan PSP yang sedang duduk di kelas 4-6 SD di sekolah formal. Di PSP, anak-anak jalanan usia ini tergabung dalam kelompok belajar SD-Besar. Kelompok ini menjadi kelompok yang paling tampak dinamikanya karena keberadaan mereka sebagai remaja awal yang semakin berani memperlihatkan rasa suka atau tidak suka pada kegiatan belajar baik di sekolah maupun di kelompok belajar PSP Yogyakarta. Selain itu, kelompok ini merupakan kelompok yang paling tinggi tingkatnya di PSP Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
B. Rumusan Masalah 1. Apakah minat belajar anak-anak jalanan kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui program bimbingan belajar? 2. Seberapa tinggi peningkatan minat belajar anak-anak jalanan kelompok SD-Besar Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta melalui pelaksanaan program bimbingan belajar pada setiap siklus? 3. Apakah terdapat peningkatan minat belajar secara signifikan pada anak-anak jalanan kelompok SD-Besar melalui pelaksanaan program bimbingan belajar antar siklus?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan minat belajar anak-anak jalanan khususnya kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta melalui program bimbingan belajar. 2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan minat belajar anakanak jalanan khususnya kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta melalui program bimbingan belajar pada setiap siklus. 3. Untuk mengetahui seberapa signifikan peningkatan minat belajar anakanak jalanan kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit melalui pelaksanaan program bimbingan belajar antar siklus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan penjelasan dan masukan dalam bidang bimbingan dan konseling bahkan sosiologi pendidikan khususnya tentang kaitan antara kondisi sosial-ekonomi yang rendah terhadap minat belajar remaja awal dan bagaimana merancang sebuah model bimbingan belajar yang kontekstual dengan kondisi tersebut agar dapat meningkatkan minat belajar para remaja awal. Dengan kata lain, penelitian ini merupakan suatu usaha membangun sebuah gagasan bimbingan belajar di atas kajian sosiologis-psikologis pendidikan 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh: a. Para penanggung jawab PSP dan pemerhati pendidikan anak jalanan lain untuk mengetahui bagaimana tingkat minat belajar anak jalanan terhadap pelajaran yang diberikan dan bagaimana meningkatkannya. b. Para volunteer atau sukarelawan mampu mengembangkan kegiatan bimbingan belajar yang sesuai dengan konteks bagi anak jalanan di PSP agar semakin memperbesar minat belajar mereka. c. Peneliti dan peneliti lain untuk mempertimbangkan faktor kondisi sosial-ekonomi peserta didik seperti kondisi siswa SD-Besar di PSP dalam
penyusunan
program
bimbingan
belajar
agar
dapat
meningkatkan minat belajar anak yang hidup dalam kondisi yang demikian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
E. Variabel Penelitian dan Batasan Istilah 1. Minat Belajar Anak Jalanan Minat belajar anak jalanan adalah ketertarikan seorang anak jalanan dengan segenap kegiatan pikiran dan kehendaknya untuk memperoleh pengetahuan, dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dituntutnya di sekolah formal yang ditandai dengan peningkatan frekuensi kehadiran dan kedisiplinan di sekolah serta kesediaan menyediakan waktu untuk belajar di rumah di antara waktu kerja di jalanan. 2. Anak Jalanan PSP Yogyakarta Adalah anak-anak yang menghabiskan waktunya di jalanan dan tempat umum lainnya di kota Yogyakarta yang setiap hari setelah kegiatan di sekolah untuk mencari nafkah hidup dengan bekerja di jalanan dan mereka tinggal di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta. 3. Program Bimbingan Belajar Adalah upaya proaktif dan sistematik untuk meningkatkan minat belajar anak jalanan di PSP yang diberikan oleh peneliti selama satu bulan dengan frekuensi tiga kali pertemuan dalam seminggu dan alokasi waktu 35 menit untuk setiap pertemuan. 4. Siswa SD-Besar Adalah anak-anak jalanan di PSP yang berusia sekitar 11-14 tahun dan kebanyakan masih duduk di bangku kelas 4, 5 dan 6 di beberapa Sekolah Dasar sekitarnya. Dalam sistem pembagian kelompok belajar di PSP, anak-anak ini tergabung dalam kelompok SD-Besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
BAB II LANDASAN TEORI
Sebagai landasan teori, bab ini akan memaparkan beberapa gagasan, konsep dan hasil penelitian yang berkaitan dengan minat belajar, hubungan antara minat belajar dengan kondisi sosial-ekonomi para siswa terutama anak-anak jalanan dan konsep, strategi serta topik bimbingan belajar yang dapat menjawab kesulitan minat belajar anak-anak jalanan. Alur kajian bab ini terbagi dalam tiga pokok bahasan. Pertama, pembahasan tentang minat pada umumnya dan minat belajar pada khususnya yang mencakup pengertian, aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. Kedua, berdasarkan pengertian, aspek dan faktor-faktor yang berkaitan dengan minat belajar tersebut, akan diberikan gambaran minat belajar anak jalanan khususnya di PSP Yogyakarta. Uraian diawali dengan pengertian dan kategorisasi anak jalanan secara umum dan anak jalanan PSP khususnya serta gambaran aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar anak jalanan PSP Yogyakarta. Ketiga, pembahasan tentang bimbingan belajar yang sesuai dengan konteks pendidikan anak jalanan pada umumnya dan anak jalanan PSP Yogyakarta pada khususnya.
A. Minat dan Minat Belajar 1. Pengertian Minat
Dalam pengertian sehari-hari, minat diartikan sebagai ketertarikan terhadap sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (Pusat Bahasa, 2011), minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap 11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
sesuatu; gairah; keinginan. Menurut Padmowihardjo (1999:154) minat merupakan sifat hati nurani yang timbul dengan sendirinya dan memiliki daya dorong. Minat yang besar akan melahirkan keinginan yang besar untuk mewujudkan atau meraih apa yang diinginkan tersebut. Sejumlah tokoh lain juga memberikan penjelasan tentang minat. Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang lahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya (Agus Sujanto, 1991: 92). Menurut Winkel (1996: 105) minat adalah kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57) bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri (Slameto, 1995: 180). Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki minat terhadap subjek tersebut. Sedangkan Doyles Freyer (dalam Wayan Nurkancana, 1986: 229) mengemukakan bahwa minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktifitas yang men-stimulir perasaan senang pada individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, karena minat yang timbul dari kebutuhan ajakan merupakan merupakan faktor pendorong bagi seseorang dalam melaksanakan usahanya. Selain itu, menurut The Liang Gie (1988: 28) minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat merupakan ketertarikan dan keinginan yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu sehingga menimbulkan reaksi berupa daya dari dalam maupun dari luar diri untuk mendapatkan sesuatu yang diminati tersebut. Dalam perspektif inilah minat belajar akan diuraikan.
2. Belajar dan Minat Belajar
Berdasarkan pengertian tentang minat, maka secara sederhana minat belajar dirumuskan sebagai ketertarikan dan keinginan yang kuat untuk belajar. Namun pertanyaan yang harus dijelaskan terlebih dahulu adalah perihal apa yang dimaksud dengan belajar. Ngalim Purwanto (1992: 85) mengemukakan pendapat mengenai pengertian belajar:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian maupun psikis.
Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara itu Sudirman A.M. (1996: 231) berpendapat bahwa belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan Witherington seperti yang dikutip oleh Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (1989: 103) bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian, sebagaimana yang tampak pada perubahan penguasaan polapola respon atau tingkah laku yang baru, dalam perubahan keterampilan kebiasaan, kesanggupan dan pemahaman akan sesuatu. Dalam hal ini Moh. Uzer Usman (1999: 34) memberikan batasan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lainnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
serta individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan tersebut akan nampak dalam penguasaan pola-pola respons yang baru terhadap lingkungan berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, kecakapan dan sebagainya. Dengan demikian, apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan minat belajar? Berdasarkan konsep tentang belajar di atas maka minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dituntunnya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi terhadap belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini Ahmad Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran. Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan belajar dengan baik. Dengan demikian, maka tahaptahap awal suatu proses belajar mengajar hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat harus senantiasa dijaga selama proses belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
mengajar berlangsung. Karena minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar mengajar. Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Hal ini senada dengan pendapat Usman (1998: 27): Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa minat belajar adalah ketertarikan dan keterlibatan perhatian seseorang terhadap kegiatan belajar sehingga memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dituntutnya.
3. Aspek-Aspek Minat Belajar
Berdasarkan uraian tentang minat, belajar dan minat belajar di atas serta sebagai suatu proses ketertarikan dan keinginan yang kuat untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian maka minat belajar memiliki sejumlah aspek. Dalam artikelnya, Motivational Effects of Interest on Student Engagement and Learning in Physical Education: A Review, Subramaniam (2009) mengeksplorasi dan membedakan sekaligus menekankan kesatuan erat dua aspek minat belajar yakni minat belajar individual (individual interest) dan minat belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
situasional (situational interest). Minat individual merujuk pada kecenderungan psikologis seseorang untuk secara relatif terlibat dalam sebuah kegiatan, obyek atau isi pembelajaran yang spesifik. Minat individual ini berkembang sebagai suatu kombinasi antara pengetahuan dan sistem nilai seorang individu serta biasanya bertahan lama atau stabil. Sementara itu, minat situasional menunjuk pada reaksi afektif terhadap rangsangan dari luar yang bersifat sesaat dan biasanya berjarak terhadap pengetahuan dan sistem nilai individu. Pada momen tertentu, seseorang tertarik untuk mengetahui bahkan melakukan sesuatu yang jauh dari pengetahuan dan sistem nilai yang dianutnya. Namun Subramaniam menegaskan, minat belajar individual dan situasional bukanah fenomena yang terpisah (not dichotomous phenomena) secara jelas. Minat, baik individual maupun situasional sama-sama merupakan komponen kognitif dan afektif yang menyangga motivasi belajar seseorang. Dalam rumusan yang berbeda, Wasti Sumanto (1984) menggambarkan aspek afektif dan kognitif dari minat yang saling berkaitan tersebut dengan perhatian, perasaan dan motivasi. a. Perhatian Ketertarikan seorang siswa pada proses dan kegiatan belajar (baca: minat belajar) pada awalnya ditandai dengan adanya perhatian terhadap kegiatan belajar tersebut. Menurut Wasti Sumanto (1984: 32), “perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.” Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
demikian, seorang siswa dikatakan memiliki minat belajar yang besar jika siswa tersebut memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan belajar. b. Perasaan Unsur pokok minat belajar yang kedua adalah perasaan senang atau tidak senang terhadap kegiatan belajar. Minat belajar yang tinggi ditandai dengan perasaan senang dan antusiasme terhadap kegiatan belajar yang telah, sedang dan akan dilakukan. Sebaliknya, minat belajar yang rendah diketahui dari hadirnya rasa tidak senang terhadap kegiatan pembelajaran. c. Motivasi Sebagaimana dibahas dalam pengertian tentang minat, unsur motivasi atau daya dari dalam diri sendiri maupun dari luar untuk mengetahui dan melakukan sesuatu merupakan unsur pokok dari minat belajar. Minat belajar yang tinggi ditandai dengan motivasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, jika motivasi belajar seorang siswa rendah maka minat belajarnya pun dipastikan rendah. Selain itu, dalam rumusan yang berbeda, Slameto (2003:58) memberikan gambaran bahwa siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus. b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada suatu aktivitas belajar yang diminati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Berdasarkan uraian ketiga tokoh di atas serta dengan mengadaptasi identifikasi indikator motivasi belajar menurut Makmun (2009: 40), maka perihal minat belajar dapat dilihat dengan beberapa indikator berikut sesuai level kognitif, afektif hingga aksi atau perilaku. a. Afektif 1) Memiliki keterarahan perasaan dan sikap terhadap sasaran kegiatan (belajar) berupa rasa suka (like) atau tidak suka (dislike), sentiment positif atau negatif terhadap kegiatan belajar. 2) Merasa puas atau tidak puas dengan kegiatan belajar yang sudah atau pernah dilakukan. 3) Memiliki ketabahan, keuletan dan daya tahan emosional dalam menghadapi rintangan untuk mencapai tujuan belajar. b. Kognitif 1) Memiliki perhatian atau pemusatan kapasitas kognitif (dan afektif) terhadap kegiatan belajar. 2) Memiliki tingkatan aspirasi (pengetahuan dan sistem nilai) terhadap kegiatan belajar berupa persepsi, maksud, cita-cita atau harapan, serta target dari kegiatan belajar. c. Aksi atau sikap 1) Durasi kegiatan: berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
2) Frekuensi kegiatan: berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu. 3) Tingkat kualifikasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatan belajarnya: berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak. Menurut Makmun (2009: 40-41), indikator-indikator tersebut dapat didekati dengan berbagai teknik pengukuran dan pendekatan yakni tes tindakan (performance test) disertai observasi, kuesioner dan inventori, mengarang bebas serta tes prestasi dan skala sikap. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Berdasarkan pengertian dan aspek-aspek minat belajar, dapat diperoleh garis besar faktor yang berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya minat belajar. Faktor-faktor tersebut bersifat individual atau internal maupun situasional atau eksternal; serta baik berada pada level afektik, kognitif, fisikal maupun sikap. Berikut ini adalah penjabaran eberapa faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya minat belajar seorang siswa, yakni: a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yang berasal dari individu siswa itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, (2007 : 76: bdk Muhibbin 2003: 131) faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah atau fisiologis dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah atau fisiologis meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
1) Faktor fisiologis atau jasmaniah Secara jasmaniah, kesehatan fisik menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap minat belajar seseorang. Menurut Muhibbin (2003), kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap minat belajar, sebab seorang siswa yang sehat jasmani dan rohani maka akan giat dalam belajar (tanpa adanya rintangan), sedangkan bila siswa tersebut sakit maka akan merasa malas dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap gairah atau minat belajarnya. Kondisi tubuh yang lemah akan menurunkan kemampuan untuk menerima pelajaran sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak dapat masuk. Kondisi organ-organ khusus seperti tingkat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang diberikan di kelas. Menurut Sulistyowati (2001:21-22), kesehatan sangat penting untuk menunjang kemudahan dalam belajar, baik kesehatan psikis maupun fisik. Dengan kondisi yang sehat seseorang akan mudah berkonsentrasi dan dapat menumbuhkansemangat dan minat belajar. Kesehatan mental yang baik akan menimbulkan semangat yang stabil, minat yang positif, dan sikap yang dinamis untuk meraih sukses belajar. Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi minat belajar. Kesehatan merupakan kondisi fisik seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika badannya kuat, lengkap panca inderanya, tidak terganggu (sakit). Jika siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
mempunyai kesehatan yang baik maka ia dapat mengarahkan perhatian pada kegiatan belajar secara lebih penuh. Dengan kata lain, kesehatan yang baik akan meningkatkan minat belajar seorang anak. 2) Faktor psikologis Pada level psikologis, faktor yang dominan berpengaruh terhadap mintat belajar adalah motivasi. Menurut Muhibbin (2003:137), motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya motivasi siswa dapat mempunyai pendorong untuk belajar sehingga dapat memiliki semangat dan minat belajar yang lebih baik.
Menurut Sulistyowati
(2001:18), motivasi merupakan pendorong atau pemberi semangat untuk memperoleh kesuksesan. Motivasi yang kuat dapat membuat seseorang sanggup bekerja ekstra keras untuk mencapai sesuatu. Menurut Tu‟u (2004:80), motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar bila siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar semangat dan minat belajarnya. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak yang kurang baik terhadap minat belajarnya. Menurut Dalyono (1997:55), motivasi merupakan daya pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya motivasi yang lemah, akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
membuat siswa malas belajar bahkan tidak mau mengerjakan tugastugas yang berhubungan dengan pelajaran. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong baik dari dalam maupun dari luar diri individu yang dapat menumbuhkan semangat dan minat dalam melakukan sesuatu untuk memperoleh keberhasilan. Siswa yang tidak mempunyai motivasi maka akan cenderung semangat dan minatnya menjadi lemah dan tidak menyenangi materi pelajaranan serta kesulitan untuk menguasai mata pelajaran yang diberikan. b. Faktor eksternal Faktor ini merupakan faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam belajar yang berasal dari luar individu siswa itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, (2007: 76) faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 1) Lingkungan keluarga Menurut Hakim (2000:17), keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang. Karena itu, keluarga menjadi faktor pertama dan utama dalam menentukan tinggi-rendahnya minat belajar seseorang. Keadaan lingkungan keluarga yang sangat menentukan semangat dan minat seseorang diantaranya adalah adanya hubungan yang harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya. Menurut Tu‟u (2004:84), pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
seseorang
adalah
pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan keluarga merupakan orangorang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku danminat belajar seseorang. Jika keluarga harmonis, hubungan orang tua dengan anak, antara anak dengan anak dapat berjalan dengan lancar, kondisi yangbaik itu cenderung memberi stimulus dan respons yang baik dari anak sehingga perilaku dan minatnya menjadi baik dan tinggi. Menurut Sulistyowati (2001:17), lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar. Keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar apabila keadaan keluarga harmonis, adanya perhatian orangtua, antara kakak dan adik selalu rukun, kondisi ekonomi berkecukupan. Orang tua dapat memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orangtua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih kesuksesan dalam belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga dapat mempengaruhi minat belajar. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan tempat seseorang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Dalam keluarga seseorang untuk pertama kalinya belajar dan membentuk kepribadian dirinya. Keluarga yang harmonis dapat membimbing pendidikan anaknya sehingga dapat menumbuhkan minat belajar yang optimal. 2) Lingkungan sekolah. Menurut Hakim (2000:18), kondisi lingkungan sekolah yang mempengaruhi kondisi belajar antara lain: adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah, adanya disiplin dan tata tertib yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Menurut Tu‟u (2004:84), sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan ketrampilan
ditabur,
ditanam,
disiram,
ditumbuhkan
dan
dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan minat seorang siswa. Sekolah dapat menciptakan suasana kondusif bagi proses pendidikan asalkan manajemen sekolah dikembangkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Disiplin sekolah diorganisasikan oleh kepala sekolah bekerja sama dengan para guru dan mendapat dukungan orangtua. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah, dalam hal ini adalah lingkungan sekolah dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dan guru. Lingkungan sekolah yang berkualitas, dengan sarana dan prasarana yang memadai dapat menumbuhkan semangat dan minat belajar yang tinggi. 3) Lingkungan masyarakat. Menurut Sulistyowati (2001:30-31), lingkungan masyarakat tidak kecil pengaruhnya terhadap minat belajar. Ada pengaruh yang positif dan ada pengaruh yang negatif, tergantung dari bagaimana cara menghadapinya. Siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, menghindarkan diri dari pengaruh yang dianggap kurang baik. Menurut Hakim (2000:19-20), lingkungan masyarakat dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan non formal yang melaksanakan kursuskursus tertentu, seperti bahasa asing, ketrampilan tertentu, bimbingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
tes, kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar, sanggar majelis taklim, sanggar organisasi remaja masjid dan gereja, sanggar karang taruna.
B. Anak Jalanan PSP dan Minat Belajarnya Untuk memberikan gambaran tentang minat belajar anak jalanan di PSP Yogyakarta yang menjadi subyek penelitian, maka diuraikan gambaran tentang anak jalanan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat belajar mereka khususnya anak jalanan di PSP Yogyakarta.
1. Pengertian dan Kategorisasi Anak Jalanan Sebagaimana diuraikan pada bab pertama, yang dimaksudkan dengan anak jalanan menurut Dinas Sosial adalah seorang anak yang berusia di bawah 18 tahun yang menghabiskan waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya. Kriteria usia 0-18 tahun tersebut sesuai dengan standar World Bank dan Perserikatan BangsaBangsa (PBB). Sementara itu, menurut Inter-NGO (dalam Shephard, 2011) anak jalanan (street children) termasuk juga orang muda (youth) yang hidup di jalanan dan menjadikan jalanan sebagai tempat tinggal (habitual abode) dan sumber penghidupan; dan mereka ini tidak terlindungi, terawasi maupun dikendalikan oleh orang dewasa. Menurut Tata Sudrajat (1999), anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu : Pertama, Anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di jalanan (anak yang hidup di jalanan atau children the street). Kedua, anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan (children on the street). Ketiga, Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children). Kategori tersebut dekat dengan kategorisasi UNICEF (dalam Shephard, 2011) dengan dua term yang tak terpisahkan yakni anak-anak yang hidup di jalanan (living on the street) dan hidup dari jalanan (living of the street). Jika dilihat dari pandangan Tata Sudrajat dan UNICEF di atas, maka anakanak jalanan di PSP tergolong dalam kelompok children on the street sekaligus living of the street. Kebanyakan anak-anak di PSP memiliki orang tua namun ada anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya dalam jangka waktu tertentu karena mengikuti teman-temannya di jalanan maupun karena konflik dengan orang tuanya. Kebanyakan anak-anak PSP juga masih bersekolah namun sejauh pengamatan penulis selama menjadi relawan, hanya sedikit yang secara teratur berangkat ke sekolah. Selain itu, hampir semuanya termasuk anak yang bekerja di jalanan setelah jam sekolah atau bahkan tidak bersekolah pada hari tertentu untuk bekerja. Selain kategorisasi di atas, menurut Mustika Nurwijayanti (2012), anak jalanan juga dapat dibedakan menurut faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi anak jalanan, baik pada tingkat mikro maupun makro, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
a. Tingkat mikro (immediate causes) Yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya, seperti lari dari keluarga, dipaksa bekerja, berpetualang, diajak teman, kemiskinan keluarga, ditolak/kekerasan/terpisah dari orang tua dan lain-lain. b. Tingkat meso (underlying causes) Yaitu faktor masyarakat yang mengajarkan anak untuk bekerja, sehingga suatu saat menjadi keharusan dan kemudian meninggalkan sekolah, kebiasaan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan pada suatu masyarakat karena keterbatasan kemampuan di daerahnya, penolakan anak jalanan oleh masyarakat yang menyebabkan mereka makin lama di jalanan dan lain-lain. c.
Tingkat makro (basic cause) Yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro, seperti peluang kerja pada sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian yang besar, urbanisasi, biaya pendidikan yang tinggi dan perilaku guru yang diskriminatif, belum adanya kesamaan persepsi instansi pemerintah terhadap anak jalanan. Jika dilihat dari pandangan Nurwijayanti di atas, anak-anak jalanan di PSP
merupakan anak jalanan yang diakibatkan oleh ketiga faktor tersebut namun dalam kadar yang berbeda. Pada tingkat mikro, kemiskinan keluarga menjadi faktor utama yang menjadikan anak-anak tersebut bekerja di jalanan ketika jam sekolah usai maupun meninggalkan sekolah untuk bekerja. Penyebab pada tingkat mikro tersebut diakibatkan pula oleh kondisi struktur makro sebagai dampak dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
urbanisasi di mana daya serap tenaga kerja yang terbatas dan menuntut tingkat pendidikan, keahlian dan keterampilan tertentu membuat orang-orang yang tidak memenuhi kualifikasi terlempar dari kemajuan dan perkembangan ekonomi perkotaan. Anak-anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga korban kesenjangan urbanisasi ini serta merta terperangkap dalam kondisi kemiskinan yang mengharuskan mereka untuk lebih dahulu bbekerja memenuhi kebutuhan hidup daripada memperoleh hak mereka sebagai anak-anak seperti pendidikan dan kesehatan yang layak.
2. Minat Belajar Anak Jalanan Secara sederhana dan operasional minat belajar anak jalanan adalah ketertarikan seorang anak jalanan dengan segenap kegiatan pikiran dan kehendaknya untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dituntutnya di sekolah formal yang ditandai dengan peningkatan frekuensi kehadiran dan kedisiplinan di sekolah serta kesediaan menyediakan waktu untuk belajar di rumah di antara waktu kerja di jalanan (lih. Bab I). Dengan kata lain, minat belajar anak jalanan adalah ketertarikan anak jalanan untuk belajar di sekolah dan di rumah di tengah tekanan kemiskinan sosial-ekonomi. Karena itu, untuk mengukur dan menggambarkan minat belajar anak jalanan khususnya di PSP diperlukan pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar mereka baik pada aspek afektif, kognitif maupun sikap; serta pada sisi internal maupun eksternal. Sebagaimana dalam konteks psikologi pendidikan, status sosial ekonomi (socio economic status-SES)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
mempunyai implikasi penting untuk pendidikan; individu yang berada pada SES rendah seringkali mempunyai tingkat pendidikan yang rendah serta lebih sedikit kekuatannya untuk mempengaruhi institusi masyarakat termasuk sekolah (Santrock, 2009: 194). a. Faktor internal Secara fisik, anak-anak jalanan hidup dalam lingkungan tempat tinggal yang jauh dari memadai. Menurut tinjauan Myers, Baer dan Choi tahun 1996 (dalam Santrock, 2009: 195), anak-anak yang hidup dalam kemiskinan (baca: anak-anak jalanan) mendapatkan udara dan air yang lebih tercemar dan rumah yang lebih padat, lebih berisik dan memiliki kualitas hunian yang lebih rendah. Dengan kondisi tempat tinggal yang demikian, anak-anak jalanan memiliki resiko terserang penyakit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Selain itu, secara psikologis, menurut modul World Health Organization (WHO) tentang anak jalanan yakni Module 6: Responding to the Needs and Problem of Street Children (tanpa tahun, hlm.14), anak-anak jalanan memiliki sejumlah masalah psikologis antara lain: ketakutan untuk terlihat lemah di depan teman-teman sebaya, tidak mempercayai berbagai tindakan pelayanan (pendidikan dan kesehatan) karena mengira pelayan-pelayan tersebut adalah kaki-tangan polisi atau petugas yang hendak menangkap mereka atau mata-mata sindikat penculikan anak-anak (jika mereka adalah korban mafia anak-anak). Karena itu, perilaku anak-anak jalanan cenderung kurang percaya diri (low self-esteem), mudah mengundurkan diri atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
menyerah (resignation) karena merasa tidak mungkin meraih masa depan cerah serta cenderung menutup diri (self-care) yang berlebihan. Berkaitan dengan minat belajar, menurut kajian Bradley dkk tahun 2001 (dalam Santrock, Ibid), anak-anak tersebut jarang membaca dan lebih sering menonton televisi sementara di saat bersamaan mereka mempunyai akses yang lebih sedikit kepada buku-buku dan komputer. b. Faktor eksternal Dalam konteks lingkungan keluarga, anak-anak yang hidup dalam pusaran kemiskinan, termasuk anak jalanan dihadapkan pada “lebih banyak kekacauan keluarga, kekerasan, pemisahan dari keluarga mereka, instabilitas dan rumah tangga yang kacau-balau (Emery & Laumann-Billings dalam Santrock, 2009: 195). Dukungan orang tua kurang responsif bahkan cenderung otoriter (Cochran, dkk., dalam Santrock, 2009: 195), serta memiliki orang tua yang „kurang terlibat dalam aktivitas sekolah anak-anak mereka (ibid). Mereka juga mendapatkan fasilitas sekolah maupun pengasuhan anak yang buruk mengingat keterbatasan ekonomi memaksa mereka hanya bersekolah di sekolah yang tidak mahal karena tidak banyak memakai fasilitas mumpuni. Selain itu, lingkungan sekitar anak jalanan juga buruk secara fisik maupun secara sosial-politik; banyak bahaya kriminalitas, penyalahgunaan senjata dan obat-obatan serta ancaman penertiban oleh petugas penertiban kota maupun oleh sindikat eksploitasi anak. Sebagaimana dikaji oleh Andriyani Mustika Nurwijayanti (2012) dari perspektif hukum terhadap penanganan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
anak jalanan di Yogyakarta, terdapat bahaya mudahnya kriminalisasi terhadap anak jalanan jika KUHP pasal 504 ayat 1, “Barangsiapa mengemis di muka umum, dapat diancam kurungan paling lama enam minggu” diterapkan tanpa prinsip kehati-hatian.
C. Merancang Bimbingan Belajar untuk Anak Jalanan Program bimbingan belajar umumnya dikembangkan dalam konteks terselenggaranya Proses Belajar Mengajar (PBM) di sebuah sekolah. Namun menurut Makmun (2009: 281), hanya beberapa layanan bimbingan belajar yang langsung berkaitan dengan PBM sedangkan selebihnya adalah tugas dan kompentensi seorang konselor atau guru konseling di sekolah untuk mengkondisikan siswa dapat terlibat penuh dalam PBM. Sekalipun demikian, pertanyaan besar yang dihadapi adalah bagaimana membuat layanan bimbingan belajar di tempat belajar yang menjadi “jembatan” antara kegiatan belajar di sekolah dan di rumah seperti PSP? Dengan kata lain, bagaimana merancang program bimbingan belajar dengan tujuan peningkatan minat para siswa terhadap kegiatan belajar di sekolah sementara para siswa tersebut adalah anak jalanan yang membagi waktu hidupnya dengan bersekolah dan bekerja di jalanan, serta hidup di tengah kondisi kemiskinan ekonomi serta diterpa stigma sosial-politik yang negatif oleh masyarakat sekitar? Karena itu pengertian bimbingan belajar pun dibahas dalam konteks pendidikan anak anak jalanan khususnya di PSP agar tercapai tujuan meningkatkan minat belajar sesuai indikator yang ada baik di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
taraf kognitif, afektif maupun aksi. Untuk itu, digambarkan terlebih dahulu beberapa gagasan yang menjadi visi pendidikan bagi anak jalanan.
1. Pendidikan bagi Anak Jalanan
Dalam modulnya, Working With Street Children: Modul 7 Teaching Street Children, WHO (World Health Organization) mendefinisikan pendidikan anak jalanan sebagai proses yang mencakup pengetahuan, keahlian dan sikap yang dengannya perilaku seorang anak jalanan berubah sesuai yang diharapkan (WHO, 2009: 1). Oleh karena itu, WHO (2009: 36) memberikan beberapa pesan kunci (key messages) tentang pendidikan bagi anak jalanan yakni: a. Pendidikan bagi anak jalanan harus berkaitan dengan situasi aktual yang ada dalam lingkungan mereka dan berkaitan dengan isu-isu yang mereka hadapi dalam kehidupan harian mereka. b. Metode-metode pengajaran dan bantuan belajar (learning aids) harus dalam rangka menjawab kebutuhan-kebutuhan anak-anak jalanan. c. Pembelajaran dikatakan efektif jika anak-anak jalanan berpartisipasi aktif dalam prosesnya. d. Sebuah rencana pembelajaran merupakan hal yang esensial bagi pencapaian tujuan pengajaran dan dapat menjadi rujukan bagi para pendidik anak jalanan lainnya. e. Keahlian-keahlian hidup (life skills) dapat mempersiapkan anak jalanan secara mental dalam mengatasi berbagai situasi berbahaya dalam hidup jalanan mereka. Sekalipun demikian, tujuan paling utama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
(ultimate goal) dari pendidikan anak jalanan adalah melepaskan mereka dari kehidupan di jalanan. Dalam konteks pendidikan untuk pengembangan keahlian hidup (life skills), WHO (hlm.23-24) menggarisbawahi pengembangan kemampuan psiko-sosial yang mencakup kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving), berpikir kritis, memiliki kesadaran diri dan empati (self-awareness and empathy), dan mengelola emosi dan stress. Hal utama yang harus dibangun adalah kesadaran diri dan empati untuk mengurangi kecenderungan perilaku agresif dan perilaku anti-sosial lainnya yang dapat dikatakan sebagai budaya jalanan (street culture) bahkan “kebijaksanaan jalanan” (streetwise). Proses membangun kesadaran diri tersebut dilakukan dengan cara membangun kesadaran positif tentang diri agar meningkatkan kepercayaan diri (self-esteem) lalu membuat anak-anak jalanan dapat mengalami efek-efek dan konsekuensi dari perilaku mereka yang positif atau pro-sosial tersebut. Mereka perlu diberi peneguhan positif (positive reinforcement) agar terbangun keyakinan diri (self confidence) untuk mengaplikasikan dan mengalami konsekuensi positif dari sikap positif atau pro-sosial mereka. Dalam konteks pendidikan anak jalanan seperti inilah kegiatan bimbingan belajar bagi anak jalanan ini dikembangkan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bimbingan belajar bagi anak jalanan ini merupakan sebuah bantuan belajar (learning aids) untuk memberikan pengetahuan yang positif tentang kegiatan belajar terutama di sekolah, membangun sikap serta perilaku positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
dan memberi kesempatan bagi mereka untuk mengalami efek positif dari pengetahuan dan sikap positif mereka terhadap kegiatan belajar tersebut.
2. Bimbingan Belajar untuk Anak Jalanan
Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara
individu
dengan
lingkungan,
membelajarkan
individu
untuk
mengembangkan, mengubah dan memperbaiki perilaku. Bagi para siswa yang sedang belajar, bimbingan belajar semakin diperlukan mengingat setiap anak memiliki kemampuan, kebutuhan maupun masalah belajar sendiri yang perlu diperhatikan dan dibantu. Menurut Suherman (2007), bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan dari guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan
suasana
belajar
yang
kondusif
dan
menumbuhkan
kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.
3. Tujuan Bimbingan Belajar
Tujuan bimbingan belajar dapat dirumuskan dengan menguraikan pengertian bimbingan pada umumnya dan bimbingan belajar pada khususnya (Makmun, 2009: 277-280). Pertama, layanan bimbingan merupakan bantuan kepada individu tertentu. Tujuan layanan bimbingan belajar bukan untuk mengambil alih masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
belajar siswa melainkan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
menemukan
dan
memecahkan
masalahnya
serta
memper-
tanggungjawabkannya. Karena itu, sekalipun semua siswa berpotensi memiliki masalah belajar namun pembimbing hendaknya mendahulukan mereka yang benar-benar dipandang memerlukannya seperti anak-anak yang tergolong kelompok uniqualified, underarchievers, slow learners, dan sebagainya. Dalam konteks anak-anak jalanan PSP Yogyakarta, sekalipun semua anak memiliki masalah kemiskinan yang membelenggu aktivitas belajar di sekolah namun sasaran bimbingan adalah anak-anak dengan problem rendahnya minat belajar di sekolah yang ditandai dengan frekuensi meninggalkan waktu sekolah yang tinggi maupun tidak adanya kemauan untuk belajar di rumah setelah bekerja di jalanan. Kedua,
dengan
layanan
bimbingan
diharpakan
individu
(siswa)
bersangkutan mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan yang optimal. Seperti yang dikatakan Mortenseen dan Schmuller (dalam Makmun, 2009: 278), tujuan akhir layanan bimbingan belajar identik dengan apa yang menjadi tujuan layanan instruksional dan layanan sekolah lainnya yaitu tercapainya tingkat perkembangan individu sesuai abilitas, minat dan kebutuhankebutuhannya. Secara afektif, layanan bimbingan bertujuan membuat yang bersangkutan merasa bahagia dalam arti terbebas dari perasaan-perasaan frustrasi atau tertekan yang menghambat aktivitas belajarnya. Bahkan, menurut Smith (dalam Makmun, 2009: 279) dapat tercapai perkembangan optimum layanan bimbingan ketika siswa mampu menjadi anggota
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
masyarakat yang efektif (effective member of society) yakni yang menerima dirinya termasuk gagal di sekolah namun tetap produktif di tengah masyarakat. Dalam konteks anak jalanan PSP, tujuan tersebut adalah menjadikan siswa yang dapat mengikuti proses belajar di sekolah secara aktif dan penuh bahkan dapat berprestasi sekaligus menerima realitas kemiskinan dan statusnya sebagai anak jalanan di hadapan teman-teman dan gurunya di sekolah serta mampu mengelola tekanan berupa keterbatasan waktu belajar di rumah karena terbagi oleh waktu kerja. Ketiga, layanan bimbingan merupakan proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan dan perwujudan penyesuaian diri. Sebagai sebuah proses,
layanan
bimbingan
belajar
merupakan
rangkaian
kegiatan
berkesinambungan mulai dari usaha identifikasi masalah hingga penyelesaian yang dapat menuntaskan masalah. Menurut Robinson (dalam Makmun, 2009: 279-280), kegagalan siswa dalam studi dapat disebabkan karena siswa kurang mampu: a. Mengenal
dirinya,
baik
mengenai
segi-segi
kelebihan
atau
kekurangannya, potensinya, minatnya, bakatnya dan sebagainya; b. Karena tidak mengenal diri, ia juga sukar memahami dirinya, termasuk kegagalan studinya; c. Karena tidak memahami dirinnya, ia juga sukar menerima dirinya secara obyektif, sesuai kenyataan;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
d. Karena sukar menerima dirinya, ia pun sukar mengarahkan dirinya melalui proses pengujian, pemilihan, dan pengambilan keputusan mengenai alternatif tindakan yang akan dilakukan secara rasional; e. Karena kurang terarah maka maka siswa pun sukar mewujudkan segala potensi yang ada padanya secara optimal; f. Akhirnya yang bersangkutan mungkin akan sampai pada kesulitan melakukan tindakan yang sesuai baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Dalam konteks layanan bimbingan belajar bagi anak jalanan di PSP, tujuan ini sangat diperlukan agar membuat para siswa mengenal dirinya sebagai seorang siswa atau anak-anak yang berhak mengenyam pendidikan agar mampu mengarahkan diri mereka menuju tindakan rasional yang seharusnya mereka ambil yakni bersekolah sesuai tuntutan disiplin sekolah masing-masing dan menyiapkan waktu belajar di rumah agar meraih hasil belajar yang optimal.
4. Fungsi Bimbingan Belajar
Sebagai bagian integral dari proses belajar-mengajar di sekolah, maka fungsi bimbingan belajar antara lain (Suherman, 2007: 9-10): a. Fungsi pencegahan (preventive function) Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan timbulnya masalah misalnya dengan pemberian informasi tentang silabus, tugas, ujian, dan sistem penilaian yang dilakukan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
menciptakan iklim belajar yang memungkinkan penilaian yang dilakukan, menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik merasa betah di ruang belajar, meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa, pemberian informasi tentang cara-cara belajar dan pemberian informasi tentang fungsi dan peranan siswa serta orientasi terhadap lingkungan. b. Fungsi penyaluran (distributive function) Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuannya, contohnya: membantu dalam menyusun program studi termasuk kegiatan pemilihan program yang tepat dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan sebagainya. c. Fungsi penyesuaian (adjustive function) Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bimbingan dapat membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang dijalaninya. Atas dasar tersebut penyesuaian memiliki sasaran: 1) Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan; 2) Membantu siswa menyerasikan program-program yang dikembangkan dengan tuntutan pengajaran. d. Fungsi perbaikan (remedial function)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan dalam kegiatan pengajaran. Tugas para guru/guru pembimbing adalah upaya untuk memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya. Salah satu contoh, fungsi perbaikan dalam bimbingan belajar adalah pengajaran remedial (remedial teaching). e. Fungsi pemeliharaan (maintencance and development function) Bimbingan belajar berfungsi mengoreksi hal yang masih kurang sekaligus mempertahankan dan mengembangkan cara dan strategi maupun semangat belajar yang sudah positif agar siswa makin berkembang.
D. Kerangka Pikir Secara sederhana, minat belajar dapat diartikan sebagai ketertarikan dan keterarahan perhatian yang kuat dan terus menerus pada kegiatan belajar baik formal di sekolah maupun non formal. Dalam konteks ini, minat belajar yang dimaksudkan adalah ketertarikan dan ketertarikan tetap pada kegiatan pembelajaran formal untuk mendapatkan dan memahami ilmu pengetahuan. Kesatuan aspek minat individual (individual interest) dan minat situasional (situational interest) menjadi pembentuk minat belajar seorang siswa. Karena itu, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi minat belajar seorang siswa yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sendiri baik yang berkaitan dengan kondisi fisik maupun psikologis siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
Sedangkan faktor eksternal merupakan hal-hal dari luar berupa kondisi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam penelitian ini, tinggi-rendahnya minat belajar anak jalanan menjadi fokus penelitian untuk mengembangkannya. Anak jalanan merupakan anak-anak di bawah usia 18 tahun yang menghabiskan waktu di jalanan untuk mencari nafkah (children living on the street and living of the street). Secara khusus, anak-anak jalanan yang dituju adalah yang tergabung dalam kelompok belajar di Perkampungan Sosial Pingit (PSP) Yogyakarta yang bersekolah di sekolah formal sambil membagi waktu untuk bekerja di jalanan. Karena itu, minat belajar anak jalanan PSP diartikan sebagai ketertarikan dan keterarahan tetap siswa sekaligus anak jalanan tersebut terhadap kegiatan belajar baik yang diadakan di kelompok belajar PSP maupun di sekolah formal mereka. Kondisi psikologis yang berada dalam tekanan sosial-ekonomi bahkan politik pembangunan perkotaan, serta kondisi ekternal berupa kesulitan ekonomi keluarga dan stigma sosial terhadap anak jalanan dari masyarakat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar anak jalanan PSP. Untuk meningkatkan belajar anak jalanan di PSP, diadakan kegiatan bimbingan belajar. Bimbingan belajar merupakan bantuan oleh pembimbing untuk mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif dan menumbuhkan serta mengembangkan kemampuan belajar siswa agar dapat mengatasi kesulitan belajar dan meraih hasil belajar yang optimal. Bimbingan belajar juga merupakan proses pengenalan, pemahaman, pengarahan dan penyesuaian diri siswa agara dapat belajar dengan optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Bimbingan belajar yang merupakan bagian yang menyatu dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan formal tersebut pun dikembangkan dalam konteks pendidikan bagi anak jalanan khususnya di PSP. Menurut WHO pendidikan anak jalanan bertujuan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup positif berupa kepercayaan diri, gambaran positif tentang diri dan mengalami konsekuensi sikap positif mereka agar terjadi perubahan sikap hidup dan terutama agar mereka terlepas dari hidup di jalanan. Maka bimbingan belajar bagi anak jalanan di PSP dikembangkan dalam kerangka mengembangkan ketertarikan yang tetap terhadap kegiatan belajar di kelompok belajar PSP dan di sekolah masing-masing sebagai suatu bentuk sikap hidup positif dan mengalami efek positif dari ketertarikan dan kesediaan belajar mereka tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan dan kesadaran diri yang positif terhadap diri sendiri dan terhadap kegiatan belajar.
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha
: Minat belajar anak jalanan kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan program bimbingan belajar berbasis pendidikan anak jalanan.
Ho
: Minat belajar anak jalanan kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta tidak dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan program bimbingan belajar berbasis pendidikan anak jalanan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat jenis penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). PTBK merupakan proses pengkajian masalah pemberian layanan bimbingan di dalam kelas dan upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang sesuai. Secara teknis penelitian tindakan bimbingan dan konseling sama dengan PTK. Namun perbedaan yang muncul adalah PTK dilaksanakan pada mata pelajaran tertentu dan PTBK dilaksanakan pada program bimbingan dan konseling. Penelitian ini tergolong PTBK karena mengkaji masalah minat anak jalanan
yang masih
rendah dalam mengikuti
kegiatan belajar di
Perkampungan Sosial Pingit (PSP) dan upaya meningkatkan minat belajar anak jalanan tersebut melalui bimbingan belajar. Sebagai catatan, PTBK ini juga bersifat deskriptif karena bermaksud menggambarkan pula pelaksanaan bimbingan belajar pada kelompok anak jalanan yang memiliki karakteristik khusus yakni anak-anak jalanan usia remaja awal di sebuah tempat belajar non-formal yakni PSP Yogyakarta. Bimbingan belajar yang dikembangkan dalam konteks pendidikan anak 44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
jalanan (street education) menjadi latar penelitian yang perlu dideskripsikan selain data-data kuantitatif perkembangan minat belajar anak-anak jalanan.
B. Subjek Penelitian Anak jalanan yang masih aktif tercatat sebagai anak jalanan kelas V dan VI di sekolah formal Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 6 orang menjadi responden atau subyek penelitian ini. Mereka tinggal di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta dan bersekolah di beberapa SD formal seperti SDN Kyai Mojo dan SDN Bumijo Yogyakarta. Di PSP, para anak jalanan ini termasuk dalam kategori siswa SD-Besar yang memiliki ruang kelas dan pendamping sendiri. Selanjutnya, subyek ini disebut dengan para siswa SD-Besar.
C. Desain Penelitian. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan di dalam kelas dan aula di PSP yang menjadi tempat penampungan bagi anak-anak jalanan yang hendak mempelajari keterampilan membaca dan menulis maupun materi pelajaran di sekolah formal di luar jam sekolah. Peneliti dibantu oleh 3 orang mitra kolaboratif yang memiliki kemampuan melaksanakan bimbingan belajar untuk anak usia SD. Mitra kolaboratif itu bertugas membantu peneliti memberikan layanan bimbingan belajar dan melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang berlangsung. Ketiga mitra kolaboratif terdiri dari seorang mahasiswi bimbingan dan konseling tingkat akhir yang telah menempuh PPL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
di SD, serta dua orang relawan yang saat ini masih aktif sebagai pendamping belajar anak-anak jalanan di PSP.
D. Prosedur Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan Proses penelitian dilaksanakan secara bertahap yakni tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan layanan bimbingan belajar. Pelaksanaan tindakan dijabarkan lebih detil dalam langkah-langkah tindakan.
1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut: a.
Peneliti
mengumpulkan
sejumlah
informasi
awal
untuk
memperoleh gambaran tentang rendahnya minat belajar anak-anak jalanan di PSP. Untuk memperoleh informasi tersebut, penulis melakukan beberapa hal: pertama, mengamati langsung suasana belajar dan perilaku anak-anak ketika mengikuti bimbingan belajar bersama para sukarelawan; kedua, mewawancari beberapa anak jalanan
berkaitan
mewawancarai
dengan
beberapa
minat
belajar
sukarelawan
mereka;
ketiga,
pendamping
tentang
pengamatan dan kesan mereka terkait minat belajar anaka-anak jalanan PSP. b. Penulis
mengidentifikasi
masalah
yang
berkaitan
dengan
rendahnya minat belajar anak-anak jalanan PSP. Dari pengamatan dan pengalaman memberikan layanan bimbingan belajar, peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
mengidentifikasi perilaku anak yang memberikan petunjuk akan kurangnya minat belajar anak-anak jalanan di PSP. Perilaku tersebut antara lain: sering tidak menghadiri bimbingan belajar, terlambat datang ke kegiatan belajar baik di aula PSP maupun ke sekolah-sekolah tempat mereka belajar formal, anak kurang aktif mengikuti bimbingan belajar, sering mengobrol sendiri, bermain HP, mengganggu teman, sering keluar masuk ruangan kelas, dan kurang
mendengarkan
penjelasan
dari
pendamping
atau
sukarelawan. Beberapa perilaku di atas menunjukkan bahwa anak jalanan di PSP kurang memiliki minat belajar yang baik. c. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara di atas, peneliti merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar anak jalanan dalam mengikuti kegiatan belajar. Alternatif tindakan tersebut berupa bimbingan belajar dengan topik-topik bimbingan belajar yang mengandung nilai-nilai yang membangun minat belajar. d. Menyusun rancangan pelaksanaan bimbingan belajar. Topik-topik bimbingan belajar yang mudah dipahami anak jalanan dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus (Hopkins, 1993). Setiap siklus terdiri atas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
tahapan-tahapan
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan,
observasi
atau
monitoring, dan refleksi. Tahap-tahap dalam penelitian tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang membentuk spiral tersebut dengan jelas digambarkan oleh Hopkins (1993) sebagai berikut.
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins
Jika tidak ada peningkatan kualitas, peneliti harus melakukan tahapantahapan: mencari penyebab, merumuskan alternatif pemecahan, melakukan tindakan baru (revisi dari tindakan I), mengobservasi hasil, menganalisis data, merefleksi, dan seterusnya sampai ditemukan peningkatan kualitas yang berarti (signifikan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
3. Langkah-langkah Tindakan a. Perencanaan 1) Peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh data riil yang menjadi indikator rendahnya minat belajar anak-anak jalanan PSP. Dari wawancara diperoleh informasi bahwa minat belajar anak jalanan di PSP dalam mengikuti kegiatan belajar cukup rendah. Hasil wawancara tersebut diperkuat oleh observasi terhadap aktivitas belajar setiap hari yang menunjukkan bahwa rata-rata 10 anak jalanan dari 20 anak jalanan terlambat datang kegiatan belajar dilaksanakan di PSP. Anak jalanan kadang terlambat sekitar 10 menit setelah bimbingan belajar dimulai. Selain karena kurang berminat, ketidakhadiran dan keterlambatan tersebut diakibatkan oleh ketidakteraturan jadwal mereka antara belajar dan bekerja di jalanan. Kemudian, hampir 50% dari yang hadir, anak-anak mengobrol atau asyik dengan aktivitas lain, sehingga tidak sepenuhnya belajar. 2) Peneliti menentukan tindakan bimbingan belajar dengan topik dan metode bimbingan yang dapat meningkatkan minat belajar anak jalanan PSP. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian teori, dalam konteks pendidikan anak jalanan (street education), perihal gambaran diri yang positif dan penanaman sikap belajar yang positif menjadi hal yang utama selalin pemberian bahanbahan ajar. Karena itu, ada tiga topik yang dipilih peneliti yakni:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman; Aku Bisa Mengatur Jadwal Belajarku dan Mengembangkan Kebiasaan Belajar yang Baik; Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa!. Pemilihan topik-topik ini dilandasi oleh pemikiran bahwa kuat atau tidaknya minat belajar ditentukan pula oleh gambaran diri dari setiap dan lingkungan di sekitar anak-anak jalanan tersebut. Citra diri mereka yang positif walau dikenal sebagai “anak jalanan” dan dukungan dari temanteman
seperjuangan
dapat
membentuk
dan
meningkatkan
kepercayaan diri mereka untuk belajar di sekolah dan memiliki cita-cita tinggi. Citra diri positif dan kepercayaan diri untuk belajar tersebut diwujudkan, ditingkatkan dan dipertahankan dengan berusaha mengatur jadwal belajar dan menghidupi kebiasaankebiasaan belajar yang baik. Akhirnya, dengan terus memiliki ketekunan dan kedisiplinan belajar, mereka memiliki keyakinan akan dapat meraih cita-cita mereka. 3) Mengingat minat belajar anak-anak jalanan PSP dalam pengamatan awal terlihat begitu rendah dan tindakan bimbingan belajar ini bertujuan
meningkatkan
minat
belajar
mereka,
peneliti
melaksanakan tiga kali pertemuan untuk setiap topik di atas agar dapat melihat perubahan minat yang nyata dari anak-anak jalanan. Dengan demikian, direncanakan ada tiga siklus tindakan dengan setiap siklus memiliki satu topik bimbingan belajar dan tiga kali pertemuan dengan durasi 1 x 35 menit per pertemuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
b. Observasi (observation) atau pengamatan Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan tindakan. Peneliti juga sebagai pengamat (observer) melakukan pengamatan proses dengan mengamati respon anak jalanan terhadap layanan bimbingan belajar yang diberikan. Observasi proses juga dilakukan oleh mitra kolaboratif (volunter) sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Aspek yang diobservasi adalah respon anak-anak jalanan yang terlihat dari perilaku yang menunjukkan minat yang tinggi pada layanan bimbingan belajar dan tidak berminat pada layanan bimbingan belajar. c. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi. 1) Data yang hendak dikumpulkan berupa catatan perilaku dan jawaban anak-anak yang menunjukkan minat belajar yang kurang dan minat belajar yang tinggi. 2) Data
tentang
perilaku
dikumpulkan
dengan
menggunakan
instrumen lembar pengamatan yang dipegang oleh peneliti dan mitra serta dokumentasi video dan foto. Instrumen lembar pengamatan disusun dengan format dua alternatif pilihan” “Ya” atau “Tidak”, di mana pemberian pilihan berdasarkan pada banyaknya anak yng menunjukkan perilaku positif (atau negatif) selama satu siklus (Arikunto, 2011: 243). Data tentang jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
anak-anak jalanan PSP diperoleh dengan lembar wawancara terstruktur tentang proses tindakan dan kuesioner skala minat yang diisi oleh anak-anak. 3) Data-data tersebut kemudian dikalkulasi dan disimpulkan. Data observasi dihitung dengan membuat perbandingan antara skor total jumlah perilaku positif dengan total jumlah perilaku negatif dari masing-masing anak jalanan dan rata-rata seluruh kelas. Data wawancara dinalisis dengan membuat perbandingan antara kesan positif dengan kesan negatif. Selain itu, data wawancara juga berisi masukan
anak-anak
yang
menjadi
dasar
perbaikan
bagi
perencanaan dan pelaksanaan bimbingan pada siklus berikutnya. 4) Setelah membuat kesimpulan, peneliti mendiskusikan temuantemuan tersebut dengan volunter tentang minat anak jalanan dalam mengikuti
bimbingan
belajar,
baik
kekurangan
maupun
ketercapaian bimbingan dari tindakan yang dilakukan, selain itu juga peneliti melakukan pengolahan angket dan hasil wawancara sebagai
pertimbangan
perencanaan
bimbingan
pada
siklus
berikutnya.
4. Siklus-Siklus Ada tiga siklus PTBK dengan tiga topik bimbingan yang akan dilaksanakan dalam rangka penelitian meningkatkan minat belajar anak-anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
jalanan di PSP. Setiap topik dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan durasi 35 menit per pertemuan.
Tabel 1. Rencana Topik dan Pelaksanaan Bimbingan Setiap Siklus SIKLUS I Fokus Penelitian
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar
Topik Bahasan
Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
20 anak SIKLUS II
Fokus Penelitian Topik Bahasan
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar Aku Bisa Mengatur Jadwal Belajarku dan Mengembangkan Kebiasaan Belajar yang Baik
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
20 anak SIKLUS III
Fokus Penelitian
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar
Topik Bahasan
Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa!
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
20 anak
5. Pelaksanaan Setiap Siklus Secara singkat, langkah-langkah pelaksanaan setiap siklus digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2011: 236):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
Langkah satu siklus adalah: - Pelaksanaan – pengamatan – (1) - Pelaksanaan – pengamatan – (2) - Pelaksanaan – pengamatan – (3) Dilanjutkan refleksi dan evaluasi
Siklus I 1. Tahap Perencanaan a. Mempersiapkan materi meningkat minat belajar anak dengan topik “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman” b. Mempersiapkan cerita dan media bimbingan belajar yang akan digunakan. c. Mempersiapkan instrumen penelitian (lembar pengamatan, kuesioner minat anak jalanan) kuesioner tentang minat belajar anak dalam mengikuti bimbingan belajar dan menetapkan waktu serta langkahlangkah pelaksanaan. d. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi seperti kamera dan catatan lapangan 2. Tahap Pelaksanaan a.
Pengenalan awal dan penjelasan tujuan bimbingan belajar.
b.
Ice breaking sebagai penyegar suasana
c.
Menonton film dokumenter “Tony Melendez” (seorang gitaris cacat yang sukses dan terkenal) dan film “Aku Mempunyai Banyak Teman”
d.
Evaluasi dan refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
e.
Penjelasan materi layanan bimbingan dikaitkan dengan hasil refleksi anak jalanan
3. Tahap Monitoring Pada tahap ini mitra melakukan pengamatan proses selama bimbingan belajar ini berlangsung. Aspek yang diamati adalah respon anak jalanan dengan indikatornya adalah perilaku anak jalanan yang berminat mengikuti bimbingan belajar dan perilaku anak jalanan yang kurang berminat
dalam
mengikuti
bimbingan
belajar.
Mitra
kolaboratif
melakukan pengamatan sesuai dengan lembar pengamatan yang sudah disiapkan oleh peneliti. 4.Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi dari tindakan pada siklus 1 digunakan untuk menentukan langkah-langkah pada siklus berikutnya.
Siklus II 1. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, refleksi dan penilaian pada siklus I maka pada siklus II direncanakan upaya perbaikan penyajian layanan dan proses kegiatan untuk diintensifkan pelaksanaannya, meningkatkan keterlibatan anak jalanan untuk lebih berperan aktif, sesuai dengan hasil refleksi dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
siklus satu mengenai kelebihan dan kekurangan yang sudah dilakukan peneliti. Kelebihan yang dilakukan peneliti perlu dipertahankan peneliti sedangkan kekurangan merupakan fokus perbaikan pada siklus II. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan dengan media dan materi layanan bimbingan belajar dan sejenisnya (dengan cerita yang lebih variatif). Materi bimbingan yang diberikan adalah Mengatur Jadwal Belajarku dan Kebiasaan-Kebiasaan Belajar Yang Baik. 3. Tahap Monitoring Pada tahap ini pelaksanaan sama pada siklus I. Mitra kolaborator melakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses layanan, aktivitas anak jalanan dan peneliti. 4.
Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektivitas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II.
Siklus III 1. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, refleksi dan penilaian pada siklus II maka pada siklus III direncanakan upaya perbaikan penyajian layanan dan proses kegiatan untuk diintensifkan pelaksanaannya, meningkatkan keterlibatan anak-anak jalanan untuk lebih berperan aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Dilaksanakan dengan materi bimbingan belajar “Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa!” dan menonton film singkat.
3. Tahap Monitoring Pada tahap ini pelaksanaan sama pada siklus III. Mitra kolaborator melakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses layanan, aktivitas anak-anak jalanan dan peneliti. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan mitra kolaborator melaksanakan diskusi reflektif untuk menganalisis data hasil observasi untuk mengetahui efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus III.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi atau Pengamatan Observasi dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan belajar dengan mencatat frekuensi perilaku masingmasing siswa SD-Besar yang menunjukkan tingginya minat belajar dan perilaku yang mencerminkan kurangnya minat belajar. 2. Wawancara Tidak Terstruktur Berbentuk Terbuka Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk memperoleh informasi dari anak jalanan tentang pendapat, kesan, pesan yang diperoleh dan saran terhadap kegiatan belajar di PSP pada umumnya dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
layanan bimbingan belajar yang telah didapat pada setiap siklus. Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan kepada anak jalanan di akhir setiap siklus. 3. Skala Minat Anak Jalanan Teknik pengukuran skala minat menggunakan kuesioner dan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat minat belajar anak jalanan SDBesar pada waktu sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar. Kuesioner diberikan dan diisi pada saat sebelum (pre-test) melaksanakan layanan bimbingan belajar dan sesudah (post-test) satu siklus. Skala minat disusun berdasarkan rangkuman gagasan Slameto (2003: 58) dan Makmun (2009: 40) yang mencakup aspek kesadaran, kemauan, perhatian dan ketertarikan untuk melakukan suatu kegiatan.
4. Dokumentasi Dokumentasi yang dimaksudkan di sini adalah proses pengambilan data bahan tertulis atau dokumen baik berupa tulisan, tabel, diagram maupun grafis dan gambar (Arikunto, 2011: 192). Data dari dokumentasi menjadi data pendukung bagi data pengamatan dan wawancara. Data dokumentasi dalam penelitian tentang minat belajar anak jalanan ini diperoleh dari catatan kehadiran berupa daftar hadir, lembar kerja anak jalanan serta fotofoto dan video selama pelaksanaan bimbingan belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
F. Instrumen Penelitian 1. Peneliti Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya (Moleong 2007:168). 2. Lembar pengamatan Untuk mengamati perubahan-perubahan langsung menyangkut ada tidaknya indikasi perubahan perilaku minat belajar anak jalanan dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar digunakan satu lembar pengamatan yaitu lembar pengamatan perilaku anak jalanan selama pelaksanaan bimbingan belajar di kelas. Lembar pengamatan digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan bimbingan tersebut termasuk di dalamnya aktivitas anak pada saat bimbingan berlangsung sehingga tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, subyek memiliki karakteristik yang khusus yakni sebagai anak jalanan yang belajar di sebuah kelompok belajar secara sukarela sehingga sangat berbeda dengan kondisi kelas di sekolah formal. Selain itu, jumlah anak jalanan di kelompok SD-Besar tidak banyak yakni 6 anak jalanan. Oleh karena itu, peneliti melakukan observasi yang langsung berfokus kepada perilaku masing-masing anak jalanan selama mengikuti layanan bimbingan belajar. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar pengamatan tersebut (uraian lengkap terdapat pada lampiran).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
Tabel 2. Kisi-Kisi Panduan Observasi Perilaku Anak Jalanan N o
Nama Anak jalanan
1.
1-6
Aspek 1: Perilaku siswa SD-Besar yang menunjukan kurang berminat
15 item 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Terlambat masuk kelas. Bercanda. Membuat keributan. Sering izin keluar kelas. Tidur-tiduran. Bermain handphone. Melamun. Menganggu teman. Sering melihat keluar kelas. 10) Berteriak/mengeluh minta pulang. 11) Mondar-mandir di dalam kelas. 12) Mengobrol 13) Tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan 14) Mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan. 15) Berkemas-kemas sebelum jam pulang.
Aspek 2: Perilaku siswa SD-Besar yang menunjukkan berminat 15 item 1) Masuk kelas tepat waktu 2) Antusias. 3) Memperhatikan. 4) Berpartisipasi aktif 5) Tampak gembira. 6) Tampak tenang. 7) Fokus/konsentrasi. 8) Bersemangat. 9) Mendengarkan. 10) Bertanya. 11) Mengerjakan tugas yang diberikan. 12) Menanggapi. 13) Mengikuti instruksi 14) Sharing/menjelaskan pada teman 15) Tampak serius.
3. Kuesioner Minat a. Bentuk Kuesioner Kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup dengan Skala Likert yang terdiri dari alternatif jawaban: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Menurut Djaali (2008: 28), Skala Likert dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Kuesioner minat anak jalanan terdiri dari 25 butir pernyataan yang terdiri dari 22 butir pernyataan positif atau favorable dan 3 butir pernyataan negatif atau unfavorable. Penskoran kuesioner adalah: 1) untuk pernyataan positif: 4 untuk jawaban Sangat Setuju, 3 untuk jawaban Setuju, 2 untuk jawaban Kurang Setuju dan 1 untuk jawaban Tidak Setuju. Sedangkan penskoran untuk butir pernyataan negatif, 1 untuk jawaban Sangat setuju, 2 untuk jawaban Setuju, 3 untuk jawaban Kurang Setuju dan 4 untuk jawaban Tidak Setuju. Berikut kisi-kisi Kuesioner minat anak jalanan:
No 1.
2.
3.
4.
Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Minat Mengikuti Kegiatan Bimbingan Belajar Item Item UnJumAspek Indikator Favorable favorable lah Kesadaran yang a. Mengetahui tujuan 1,2,3 3 timbul pada diri yang ingin dicapai anak jalanan saat b. Mengetahui mengikuti manfaat mengikuti 4,5,6 3 Bimbingan bimbingan belajar Belajar Kemauan yang a. Niat yang 7,8 2 dimiliki anak mendasari perilaku jalanan dalam b. Keinginan untuk mengikuti mengikuti 9,10,11 3 kegiatan bimbingan belajar Bimbingan Belajar Perhatian anak a. Pemahaman 12,13,14 3 jalanan selama terhadap materi mengikuti yang diberikan kegiatan Bimbingan b. Partisipasi pada 15,16 Belajar saat kegiatan 5 berlangsung 17,18,19 Ketertarikan a. Kesukaan terhadap 20,21 22 3 anak jalanan kegiatan dalam mengikuti b. Antusias dalam kegiatan mengikuti 23,24,25 3 Bimbingan Bimbingan belajar Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
b. Uji Validitas Kuesioner 1) Validitas Konstrak Mengingat kuesioner minat belajar anak jalanan bukan merupakan instrumen pengumpulan data non-test maka uji validitas kuesioner menggunakan metode expert judgement yakni dikembangkan dengan merujuk pada tenaga ahli dalam hal ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yakni Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. 2.
Uji Validitas Empirik Setelah melakukan uji validitas konstrak maka tahap selajutnya adalah
melakukan uji coba kuesioner (uji empirik). Menurut Purwanto (2007) teknik uji yang digunakan menggunakan rumus korelasi product-moment sebagai berikut:
rXY =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan : rXY = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = jumlah subyek X = skor butir atau aspek Y = skor skala XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Menurut Sugiyono (2011: 178) bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. Namun apabila kurang daripada 0,3 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan (Azwar, 2011: 103). Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
moment dengan program SPSS 16.0 atas kuesioner pre-test yang dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Oktober 2014, diperoleh gambaran: korelasi semua item berada di atas angka 0,3. Dengan demikian, Angket Minat Belajar Anak Jalanan ini dikatakan sebagai alat ukur atau instrumen penelitian yang valid. Hasil uji validitas yang lengkap dapat dilihat pada lampiran. c. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2011; 83) agar jika dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk mengukur reliabilitas kuesioner digunakan rumus dari Pearson yaitu rumus korelasi product-moment. Hasil dari perhitungan rumus Pearson kemudian dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown. Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi product-moment disajikan sebagai berikut: Rumus Korelasi Product-Moment (Pearson)
rXY =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
Keterangan: rxy = koefisien reliabilitas belahan ganjil-genap X = belahan ganjil Y = belahan genap N = jumlah anak jalanan
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman dengan daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995: 209) seperti yang disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi ±0,91 - ±1,00 ±0,71 - ± 0,90 ±0,41 - ± 0,70 ±0,20 - ± 0,40 0,00 - ± 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Hasil penghitungan uji reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas rxy = 0,846. Dengan demikian, taraf reliabilitas yang diperoleh termasuk tinggi. Karena itu, dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel.
4. Wawancara terstruktur dengan bentuk terbuka Teknik wawancara bertujuan untuk mendapatkan data-data kualitatif berupa jawaban para subyek penelitian yang berisi kesan dan persepsi tentang layanan bimbingan belajar dan kegiatan belajar. Dalam penelitian yang memperhatikan pula perkembangan minat belajar setiap subyek, maka wawancara akan ditujukan pada siswa yang terlihat menunjukkan perilaku berminat dan yang menunjukkan perilaku kurang berminat. Kepada beberapa siswa anak jalanan tersebut diajukan beberapa pertanyaan wawancara. Berikut adalah kisi-kisi pertanyaan wawancara tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Tabel 5. Pertanyaan Wawancara Terstruktur Terbuka untuk Layanan Bimbingan Belajar Anak Jalanan
Pertanyaan
No. 1
Bagaimana menurut pendapatmu tentang kegiatan bimbingan belajar kita….hari ini?
2
Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan hari ini?
3
Apakah kamu menangkap pesan-pesan yang ada dalam…yang dibawakan tadi?
4
Apa saranmu untuk kegiatan berikutnya?
5. Dokumentasi dan Lembar Kerja Reflektif Data penelitian ini juga dikumpulkan dengan mencermati dokumentasi berupa foto dan presensi para anak jalanan serta melalui lembar kerja anak jalanan yang berisi pertanyaan terbuka sehingga bersifat reflektif.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mengolah semua data yang diperoleh melalui metode dan instrumen pengumpulan data yang selanjutnya digunakan untuk membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Pengumpulan data melalui kuesioner dan lembar pengamatan menghasilkan data kuantitatif. Pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi menghasilkan data kualitatif. Dengan demikian, analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif menggunakan perhitungan statistik deskriptif dengan program SPSS 16.0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
Sementara itu, teknik analisis data kualitatif yang digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap obyek penelitian (Moloeng, 2004: 330). Triangulasi bersifat reflektif karena digunakan pula untuk mengecek kebenaran data juga, memperkaya data dan menyelidiki tafsiran peneliti terhadap data (Nasution, 2003: 115). Menurut Denzin (dalam Moloeng, 2004), terdapat empat macam triangulasi yakni yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pemanfaatan sumber, metode dan teori. Artinya, pertama, peneliti memeriksa hasil data penelitian dengan mengkompilasi temuan data-data tersebut baik yang bersumber dari observasi, kuesioner, wawancara maupun dokumentasi. Kedua, kompilasi dan refleksi atas data-data tersebut dikaitkan dengan konsep dan teori minat belajar sebagaimana terdapat pada bagian kajian teori. 1. Analisis Data Lembar Pengamatan Pengamatan berfokus pada perilaku masing-masing anak jalanan yang menjadi pertanda bahwa anak jalanan tersebut berminat atau tidak berminat pada kegiatan bimbingan belajar. Pengamatan berfokus pada masing-masing anak jalanan karena jumlah subyek yang sedikit (6 anak jalanan) dan karakteristik anak jalanan dan kelompok belajar yang khusus yakni anak-anak jalanan dan bergabung dalam satu kelas khusus di PSP. Dengan instrumen lembar pengamatan yang demikian maka akan ditemukan dua data utama yakni: 1) data perilaku masing-masing anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
jalanan yang menunjukkan berminat atau tidak berminat; 2) data perilaku kelas secara keseluruhan yang menunjukkan sikap berminat atau tidak berminat pada kegiatan bimbingan belajar. Dengan demikian, analisis data lembar pengamatan dilakukan dengan analisis mode atau terbanyak untuk menemukan persentase jumlah perilaku anak jalanan yang menunjukkan kurang berminat dan berminat pada kegiatan bimbingan belajar baik dalam kategori kelas maupun kategori individu. Rumus perhitungannya adalah: Jumlah perolehan tanda check pada masing-masing alternatif dibagi total item dikali 100%. Setelah mendapatkan hasil atau persentase skor kelas dan skor masing-masing anak jalanan, lalu dibuat perbandingan. Untuk itu, agar dapat menentukan kategori minat belajar anak jalanan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan lembar pengamatan maka diketahui dulu beberapa nilai baku yang menjadi kriteria. a. Persentase Skor Kelas Diketahui jumlah anak jalanan adalah 6 orang (N=6) dan jumlah item aspek perilaku adalah 15, masing-masing untuk perilaku yang menunjukkan berminat maupun kurang berminat. Maka diperoleh: Xmax (skor kelas tertinggi) Xmin (skor kelas terendah) Range Simpangan baku (σ) Mean teoritis (µ)
: 15x6 = 90 :0x6=0 : 90 -0 = 90 : 90/5 = 18 : (90+0)/2 = 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
Maka dengan formulasi kategori yang telah baku maka diperoleh pembagian kategori skor kelas sebagai berikut:
N o 1. 2. 3.
Tabel 6. Kategori Skor Perilaku Kelas Menurut Lembar Pengamatan Rentang Nilai Skoring Kelas Formula Kategori Kategori Per-sentase Angket Minat Belajar Minat belajar X < [µ-1,5. σ ] X < 18 0-20% sangat Rendah Minat belajar µ - 1,5σ < X ≤ µ - 0,5σ 18 < X ≤ 36 20%-40% Rendah Minat belajar µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 36 < X ≤ 54 40%-60% Sedang Minat belajar µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ 54 < X ≤ 72 60%-80% Tinggi Minat belajar µ + 1,5σ < X 72 < X 80%-100% Sangat Tinggi
Catatan: pembagian tersebut di atas berlaku sebaliknya untuk aspek perilaku yang menunjukkan kurang berminat.
b. Persentase Skor Subyek Untuk menentukan kategori persentase skor masing-masing anak jalanan maka beberapa nilai tetap diketahui sebagai berikut: Xmax (skor kelas tertinggi) Xmin (skor kelas terendah) Range Simpangan baku (σ) Mean teoritis (µ)
: 15x1 = 90 : 15 x 0 = 0 : 15 -0 = 15 : 15/5 = 3 : (15+0)/2 = 7,5
Maka dengan formulasi kategori yang telah baku maka diperoleh pembagian kategori skor kelas sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
Tabel 7. Kategori Skor Perilaku Subyek Menurut Lembar Pengamatan
N o
Formula Kategori
Rentang Nilai Skoring Subyek Angket Minat Belajar
Persentase
1.
X < [µ-1,5. σ ]
X < 3,75
0-25%
2.
µ - 1,5σ < X ≤ µ - 0,5σ
3,75 < X ≤ 6,25
25%-41,6%
3.
µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ
6,25 < X ≤ 8,75
41,6%-58%
4.
µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ
8,75 < X ≤ 11,25
58%-75%
5.
µ + 1,5σ < X
11,25< X
75%-100%
Kategori Minat belajar sangat Rendah Minat belajar Rendah Minat belajar Sedang Minat belajar Tinggi Minat belajar Sangat Tinggi
Catatan: pembagian tersebut di atas berlaku sebaliknya untuk aspek perilaku yang menunjukkan kurang berminat.
c. Membuat Perbandingan Setelah menentukan nilai dan kategori dari persentase skor kelas maupun persentase skor subyek, maka dibuat perbandingan antara lain: -
Persentase skor kelas dan subyek untuk kedua aspek agar mengetahui gambaran keseluruhan minat belajar anak jalanan pada masing-masing siklus.
-
Persentase skor tertinggi dan skor terendah dari setiap subyek agar mengetahui subyek mana yang paling berminat dan mana yang kurang berminat.
2. Analisis Data Kuesioner Skala minat belajar anak jalanan pada penelitian ini dianalisis dengan kategorisasi lima jenjang ordinal. Menurut Azwar (2010:6),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
tehadap data kuesioner, perlu dilakukan kategorisasi subyek dan item berdasarkan kriteria tertentu berupa rentang kategori subyek dan rentang kategori butir item. a. Kategori skor subyek Kategori ini bertujuan menentukan nilai skor setiap subyek lalu dikelompokkan dalam ketegori tertentu. Dengan jumlah subyek (N)= 6 anak jalanan, dan jumlah item= 25 maka perhitungan kategori subyek adalah sebagai berikut: Xmaksimum Xminimum Range σ (simpangan baku) µ (mean teoritis)
: 25 x 4 = 100 : 25 x 1 = 25 : 100 – 25 = 75 : 75/5 = 15 : (100+25)/2 = 62,5
Dengan formulasi kategori yang sudah baku dengan 5 jenjang kategori maka diperoleh kategorisasi skor subyek sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini:
N o 1. 2. 3.
Tabel 8. Kategori Skor Minat Belajar Subyek Menurut Angket Rentang Nilai Skoring Subyek Formula Kategori Kategori Angket Minat Belajar Minat belajar X < [µ-1,5. σ ] X < 40 sangat Rendah Minat belajar µ - 1,5σ < X ≤ µ - 0,5σ 40 < X ≤ 55 Rendah Minat belajar µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 55 < X ≤ 70 Sedang Minat belajar µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ 70 < X ≤ 85 Tinggi Minat belajar µ + 1,5σ < X 85 < X Sangat Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
Keterangan : X : Skor Subjek µ : Mean Teoritis σ : Standar Deviasi 3. Kategori skor Kelas Kategori skor item dimaksudkan untuk menentukan tinggi atau rendahnya suatu item. Dengan demikian, item yang termasuk dalam kategori tinggi akan dipertahankan atau ditingkatkan dan item yang termasuk dalam ketegori rendah agar ditingkatkan pada siklus berikutnya. Penentuan kategori skor item adalah sebagai berikut: Xmaksimum Xminimum Range σ (simpangan baku) µ (mean teoritis)
: 6 x 4 = 24 :6x1=6 : 24 – 6 = 18 : 18/6 = 3 : (24+6)/2 = 15
Dengan formulasi kategori yang sudah baku maka diperoleh kategorisasi skor item sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini:
N o 1 2 3 4 5
Tabel 9. Kategori Skor Minat Belajar Kelas Menurut Angket Rentang Nilai Skoring Subyek Formula Kategori Kategori Angket Minat Belajar Minat belajar X < [µ-1,5. σ ] X < 11,50 sangat Rendah Minat belajar µ - 1,5σ < X ≤ µ - 0,5σ 11,50 < X ≤ 13,50 Rendah Minat belajar µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ 13,50 < X ≤ 16,50 Sedang Minat belajar µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ 16,50 < X ≤ 19,50 Tinggi Minat belajar µ + 1,5σ < X 19,50 < X Sangat Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Keterangan : X : Skor item µ : Mean Teoritis σ : Standar Deviasi
d. Analisis data wawancara terstruktur bentuk terbuka Data yang diperoleh dari wawancara terstruktur berbentuk terbuka dan studi dokumen merupakan data-data kualitatif. Analisis data kualitatif bersifat induktif (Sugiyono, 2011) yakni mencatat sejumlah hasil pengamatan, pendapat, kesan dan dokumen yang berkaitan dengan minat belajar anak jalanan selama pemberian layanan bimbingan belajar lalu mengambil kesimpulan umum. Secara detil, analisis dilakukan dengan dua cara: pertama, membuat perbandingan antara jumlah yang memberikan kesan positif dengan yang memberikan kesan negatif. Kedua, mengingat sifat pertanyaan yang terbuka maka dibuat pula narasi yang menggambarkan perbandingan besarnya pendapat dan kesan yang positif terhadap kegiatan bimbingan belajar terhadap yang negatif.
e. Studi Dokumentasi dan Lembar Kerja Anak jalanan Ketiga, mengingat kekhususan subyek penelitian ini yakni anak jalanan yang tergabung dalam sebuah kelompok belajar non formal maka analisis hasil wawancara juga dikaitkan dengan hasil refleksi para anak jalanan sebagaimana tertulis pada lembar kerja anak jalanan dan sharing pengalaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
dan pendapat para anak jalanan yang sering diceritakan dalam obrolan sebelum maupun sesudah kegiatan belajar di kelas. Sementara itu, analisis data hasil dokumentasi dilakukan dengan memperhatikan tingkat kehadiran anak jalanan sebagaimana tercatat dalam presensi dan hasil rekaman video maupun gambar yang menunjukkan perilaku berminat atau tidak terhadap kegiatan bimbingan belajar.
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan ditentukan dengan tujuan sebagai tolok ukur atau acuan yang harus dicapai pada setiap siklus. Jika pada masing-masing siklus, diperoleh data-data yang menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan itu tercapai maka dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini berhasil meningkatkan minat belajar anak-anak jalanan PSP. Mengingat instrumen pengumpulan data ada yang bersifat kuantitatif dan ada yang bersifat kualitatif maka kriteria keberhasilan pun ditetapkan secara kuantitatif dan kualitatif. 1. Kuantitatif Secara singkat, kriteria keberhasilan PTKB dalam penelitian ini dirumuskan demikian: 1) persentase skor kelas kuesioner minat belajar anak jalanan pada kondisi awal lebih kecil dari siklus pertama, lebih kecil dari siklus kedua, lebih kecil dari siklus ketiga; 2) berdasarkan observasi, persentase skor kelas dari perilaku yang menunjukkan berminat pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
kegiatan belajar lebih besar pada setiap siklus diiringi menurunnya persentase skor kelas dari perilaku yang menunjukkan kurang berminat. Tabel 10. Kriteria Keberhasilan Tindakan
N o 1
Kriteria Keberhasilan Pengubah
Indikator
Minat mengikuti belajar melalui bimbingan belajar
Pra penelitian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Rata-rata persentase skor kelas skala minat belajar anak jalanan
50% siswa mencapai kategori tinggi
60% siswa mencapai kategori tinggi
70% siswa mencapai kategori tinggi
80% siswa mencapai kategori tinggi
Persentase pengamatan perilaku anak jalanan yang menunjukkan sikap berminat
50%
60%
70%
80%
Persentase pengamatan perilaku anak jalanan yang menunjukkan sikap kurang berminat
50%
40%
30%
20%
2. Kualitatif Secara kualitatif, kriteria keberhasilan tindakan layanan bimbingan belajar ini dirumuskan demikian: 1) hasil wawancara dari setiap siklus mengungkapkan bahwa para siswa tertarik, terkesan dan berminat pada layanan bimbingan dan kegiatan belajar di PSP; 2) hasil analisis dokumentasi menunjukkan bahwa para peserta rutin mengikuti layanan bimbingan belajar dan mengerjakan lembar kerja sesuai petunjuk serta mengungkapkan ketertarikan, kesan positif bahkan tekad belajar mereka melalui lembar kerja reflektif yang diberikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi laporan pelaksanaan, hasil dan pembahasan atas hasil penelitian tentang peningkatan minat belajar melalui bimbingan belajar di Perkampungan Sosial Pingit (PSP). Untuk itu, uraian bab ini akan dimulai dengan gambaran umum pelaksanaan kegiatan belajar rutin PSP yang diselenggarakan oleh pengelola PSP dan bagaimana peneliti menyesuaikan penelitian dengan jadwal yang ada. Setelah itu, akan diuraikan pelaksanaan dan hasil kegiatan bimbingan masing-masing siklus serta pembahasan berupa analisis dan uraian atas data hasil kegiatan bimbingan belajar semua siklus.
A. Gambaran Kegiatan Belajar Rutin di PSP Selama mengadakan PTBK di PSP, rutinitas kegiatan belajar di PSP adalah sebagai berikut; kegiatan belajar anak-anak dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis, pukul 19.00-21.00 WIB. Oleh karena tidak ada ikatan atau kewajiban sebagaimana di sekolah formal jumlah keseluruhan anak PSP yang mengikuti kegiatan ini tidak tetap pada setiap hari kegiatan. Namun sejauh presensi rutin yang dilakukan pengelola, jumlah anak-anak yang hadir berkisar antara 20-30 orang dalam setiap kegiatan. Anak-anak tersebut dibagi menurut kategori usia dan kebutuhan belajar. Maksudnya, anak-anak dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas TK untuk anak-anak usia PAUD dan TK, kelas SD-Kecil untuk anak SD kelas 1-4, dan kelas SD-Besar untuk anak usia kelas 5 SD – SMP. Selain itu, ada tiga kelas lain yang disiapkan 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
yaitu Kelas Khusus, Kelas PR (Pekerjaan Rumah) dan Perpustakaan. Kelas Khusus beranggotakan anak-anak dengan kebutuhan belajar khusus baik karena keterbatasan intelektual maupun atas permintaan sendiri untuk mendalami mata pelajaran tertentu. Kelas PR adalah kelas yang dikhususkan untuk membantu anak-anak menyelesaikan PR yang diberikan oleh guru-guru di sekolah formal. Sedangkan Perpustakaan disiapkan untuk peminjaman dan pengembalian buku atau melayani permintaan khusus anak-anak yang mau mengetahui topik tertentu dari buku yang ada. Anak-anak tersebut dilayani oleh para sukarelawan atau volunteer yang terdiri dari para Frater (calon imam) Serikat Jesus (SJ) sebagai pengelola dan koordinator dan sejumlah mahasiswa/mahasiswi beberapa perguruan tinggi dan siswa SMA di Yogyakarta. Sejauh pengamatan, selama penelitian, secara rutin jumlah sukarelawan yang hadir berkisar 10-15 orang. Sesekali jumlah sukarelawan lebih banyak lagi karena adanya kunjungan kelompok-kelompok mahasiswa yang melakukan observasi atau hanya sekadar berkunjung. Aktivitas rutin yang dilaksanakan setiap Senin dan Kamis antara lain, pada pukul 19.00-19.30 WIB, seluruh anak dikumpulkan di pendopo PSP (semacam panggung terbuka) dan mengikuti kegiatan yang disebut Area Bersama. Anakanak disuguhi permainan atau aktivitas ice breaking lainnya untuk menyemangati mereka. Setelah itu, anak-anak berbaris sesuai kelompok kelas lalu memasuki ruangan kelas masing-masing. Anak-anak beraktivitas di kelas hingga pukul 20.45 WIB lalu pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pulang, anak-anak ini diberikan minuman susu kotak dan snack (jika ada). Sesudah anak-anak kembali,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
para sukarelawan berkumpul untuk mengadakan laporan dan evaluasi seluruh kegiatan hari itu. Evaluasi diakhiri dengan hening sejenak untuk refleksi dan mendoakan anak-anak dan warga binaan di PSP. Sesuai dengan desain PTBK dan jadwal dan alur aktivitas belajar di atas maka kegiatan bimbingan belajar dilakukan bersama anak-anak peserta Kelas SD-Besar. Selama penelitian, peneliti bekerja sama dengan kedua sukarelawan yakni Dewi Mustika Sihite dan Yohanes Arga Pribadi
yang sekaligus menjadi
penanggungjawab kelas SD-Besar sejak Agustus 2014. Kedua mitra peneliti ini adalah mahasiswa semester VII (ketujuh) dari Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keduanya merupakan peserta program PBM (Pendampingan Belajar Masyarakat) yang merupakan salah satu bentuk kegiatan dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) program studi Pendidikan Akuntansi.
B. Pelaksanaan Tindakan Bagian ini mendeskripsikan pelaksanaan PTBK mulai dari persiapan melakukan tindakan layanan bimbingan hingga deskripsi pelaksanaan ketiga siklus.
1. Sebelum Implementasi Tindakan Sebelum melakukan layanan bimbingan belajar, peneliti meng-observasi suasana dan perilaku anak-anak selama mengikuti kegiatan belajar di PSP khususnya para siswa SD-Besar (kelas IV-VI SD). Observasi bertujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
mengetahui kondisi terkini para subyek yang dapat dilihat sebagai kondisi awal pelaksanaan penelitian. Selain mengamati secara langsung, peneliti juga mewawancarai pengelola PSP dan sukarelawan yang mendampingi Kelas SDBesar serta meminta siswa mengisi angket minat belajar. Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 dan pembagian angket minat belajar sebagai pre-test dilakukan pada hari Kamis, 23 Oktober 2014. Pihak pengelola PSP yang diwawancarai adalah Fr. Lestanto, SJ selaku koordinator. Menurutnya, saat ini jumlah peserta belajar khususnya di Kelompok SD-Besar tercatat 8 siswa tetapi yang aktif berjumlah 6 siswa (Lih. Lampiran IV.1 Presensi). Sebenarnya peserta kelas SD-Besar berjumlah 10 siswa tetapi beberapa anak lelaki yang dahulu aktif belajar tertarik dengan grup Jathilan PSP kini tidak aktif lagi tanpa alasan yang jelas. Oleh karena itu, dipastikan bahwa siswa yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 6 siswa. Ke-6 siswa ini berasal dari dua SDN Kyai Mojo dan SDN Bumijo. Mereka adalah 1 siswa kelas 4, 1 siswa kelas 5 dan 4 siswa kelas 6. Secara rinci, nama anak-anak tersebut adalah: Tabel 11. Siswa Kelompok SD-Besar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Savira Nur Fatimah (Rara) Afrianissa Mutiara Nur Islami (Annisa) Ganle Dinda Salma Bela (Bela) Putri Oktavia Us (Putri) Nisa K. Adinda Octavina Fauzan (Vina)
Asal & Jenjang Sekolah Formal SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo SD Kelas 6 SDN Bumijo SD Kelas 5 SDN Bumijo SD Kelas 4 SDN Kyai Mojo SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo
Secara singkat, berdasarkan wawancara dengan Fr. Lestanto, SJ dan dua sukarelawan penanggungjawab kelompok SD-Besar yakni Dewi dan Arga, minat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
belajar anak-anak kelompok SD-Besar tergolong masih rendah dan tampak dalam dua indikator. Pertama, seringkali motivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di PSP pada hari Senin dan Kamis masih bergantung pada mood atau suasana batin mereka. Jika mereka suka, maka mereka hadir. Namun bila mereka sedang memiliki masalah di rumah atau sedang malas, mereka tidak datang. Kedua, di kelas PSP, mereka memilih-milih materi pelajaran yang ingin mereka pelajari sehingga kegiatan bimbingan belajar belum efektif menjadi kesempatan memperdalam semua materi pelajaran yang mereka peroleh di sekolah. Selain temuan berdasarkan wawancara di atas, peneliti juga mengukur minat belajar para siswa SD-Besar dengan instrumen kuantitatif berupa lembar observasi dan kuesioner angket minat belajar yang akan dipaparkan pada bagian analisis data. Berdasarkan informasi kondisi awal siswa dan landasan pemikiran tentang pendidikan anak jalanan sebagaimana dipaparkan pada bagian sebelumnya, peneliti menyusun program dan mengimplementasikan layanan bimbingan dalam tiga siklus. 2. Proses Implementasi Tindakan a. Siklus Pertama Topik layanan bimbingan belajar pada siklus pertama adalah “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman.” Sebagaimana dijelaskan pada bab kedua, dalam konteks pendidikan anak jalanan, kegiatan belajar untuk membangun keterampilan hidup (life skill) bagi anak jalanan hendaknya didasarkan pada tujuan untuk mendapatkan kesadaran diri yang positif agar meningkatkan kepercayaan diri dan berkurangnya perilaku anti-sosial. Untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
itu, kepada anak jalanan perlu diberikan peneguhan positif (positive reinforcement) yaitu mengalami bagaimana melakukan hal-hal positif dan mengalami konsekuensi atau hasil dari hal positif itu. Karena itu. tujuan layanan bimbingan belajar pada siklus pertama ini juga diarahkan untuk membangun kesadaran diri positif dalam diri siswa agar mereka memiliki kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal yang positif khususnya kegiatan belajar di sekolah formal. 1) Perencanaan Peneliti mempersiapkan satuan layanan bimbingan untuk meningkatkan minat belajar anak-anak PSP dengan topik “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman” beserta aneka media yang diperlukan selama layanan bimbingan. Tujuan utama siklus pertama adalah agar para siswa memahami dan menghargai dirinya sebagai seseorang yang berguna sekarang dan di masa depan serta menyadari bahwa mereka juga memiliki banyak teman yang menghargai mereka dan harus mereka hargai. Pelayanan bimbingan dirancang secara interaktif dengan menggunakan film singkat dan lembar kerja siswa. Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi, kuesioner dan lembar wawancara. Selain itu, disiapkan pula perlengkapan pendukung seperti laptop, loudspeaker,dan alat-alat untuk dokumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 27 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 1x35 menit. Tujuan pertemuan pertama ini adalah agar siswa berani menemukan dan menyebutkan kelebihan dan kekurangan serta potensi-potensi baik dalam dirinya lalu belajar menghargainya. Media bimbingan belajar yang dipakai adalah film singkat berjudul “Tony Melendez” dan lembar kerja siswa. Film singkat ini merupakan kisah nyata seorang pemuda Nicaragua yakni Jose Antonio Melendez yang tidak memiliki kedua lengan tetapi dapat bermain gitar dengan kedua kakinya sambil menyanyi. Ia bahkan mendapatkan kesempatan istimewa untuk bernyanyi dan bermain musik di depan Paus Yohanes Paulus II. Selain sebagai pemusik, Tony juga menjadi seorang motivator baik melalui karyanya maupun kisah hidupnya. Aktivitas layanan bimbingan dilaksanakan dengan urutan berikut. Pertama,doa pembukaan yang dipimpin oleh salah seorang siswa. Kedua, pembimbing menjelaskan tujuan bimbingan belajar dan materi bimbingan yakni bahwa sangat perlu agar kita menyadari gambaran diri masing-masing dan menghargai diri sendiri dalam kondisi apa pun. Ketiga, siswa diajak untuk menonton film singkat yang berkisah tentang Tony Melendez. Keempat, pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperdalam ingatan pemahaman siswa atas film
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
lalu mempersilakan siswa menuliskan refleksi atas film singkat tersebut dan mengisi kelebihan maupun kelemahan diri sendiri pada lembar kerja siswa yang telah disiapkan oleh pembimbing. Hasil tanya-jawab dan menyimak lembar kerja siswa menunjukkan bahwa para siswa tertarik dan mengagumi kisah film dengan menanyakan bagaimana sang tokoh (Tony Melendez) bisa bermain gitar dengan cara demikian. Selain itu, ketertarikan tersebut tampak pula pada kenyataan bahwa semua siswa mengisi lembar kerja yang sudah disiapkan sesuai petunjuk peneliti. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari yang sama dengan pertemuan pertama, Senin, 27 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 35 menit. Tujuan kegiatan layanan bimbingan belajar pada pertemuan kedua ini masih melanjutkan tujuan pertemuan pertama yakni memberanikan para siswa menggambarkan kelebihan dan kekurangan diri. Sekalipun demikian, fokus pertemuan kedua ini lebih diarahkan agar siswa berani juga membagikan hasil refleksi atau hasil usaha menggambarkan potensi diri kepada teman-teman mereka. Para siswa dibagikan kembali lembar tentang gambaran diri yang telah diisi pada pertemuan pertama. Selanjutnya, pembimbing menyampaikan penjelasan bahwa kesadaran akan kelebihan dan kekurangan kita dapat membantu kita untuk mengembangkan diri dengan belajar. Sekalipun demikian, kesadaran itu akan semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
berguna jika dibagikan kepada teman-teman agar dapat saling mendukung. Setelah itu, para siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi (sharing) dengan membacakan hasil refleksi mereka tentang gambaran diri sebagaimana yang telah mereka tuliskan tersebut. Hasilnya, semua peserta bersedia bahkan tampak bersemangat untuk membacakan apa yang sudah mereka tuliskan. c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 35 menit dan sisa waktu yang ada digunakan untuk wawancara dengan beberapa siswa. Tujuan pokok pertemuan ketiga ini adalah menyadarkan para siswa akan pentingnya kehadiran teman-teman sebagai pendukung dalam aktivitas belajar mereka. Apapun kondisi mereka, sikap saling mendukung dapat membuat mereka sukses. Materi utama bimbingan adalah sebuah film singkat berjudul “Aku Bisa” yang disusun berdasarkan kisah nyata yang menggambarkan masa kecil Forest yang tidak bisa berjalan normal karena lemah kakinya dan harus disangga dengan plat penyangga. Tetapi berkat dorongan temannya, ia dapat berlari kencang hingga plat penyangga tersebut lepas ketika ia berlari. Pertama-tama, layanan bimbingan belajar diawali dengan doa pembukaan
oleh
salah
seorang
siswa.
Kedua,
pembimbing
menyampaikan materi bimbingan dengan menjelaskan bahwa setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
kita menemukan gambaran diri masing-masing, kita membutuhkan orang lain di sekitar kita untuk mengembangkan diri. Orang-orang tersebut adalah teman-teman. Dengan memiliki banyak teman dan saling mendukung, kita dapat meraih cita-cita kita. Ketiga, pembimbing memutarkan film “Aku Bisa”. Keempat, pembimbing meminta siswa menuliskan harapan dan niat terhadap teman-teman dan niat diri sendiri untuk mendukung teman-teman dengan pertanyaan panduan: Apa yang kuharapkan teman-teman lakukan untukku? Apa yang hendak kulakukan untuk mendukung kegiatan belajar temantemanku? Kelima, pembimbing meminta masing-masing siswa membacakan harapan dan niatnya tersebut. Para siswa terkesan dengan film singkat yang ditonton dengan melontarkan pujian dan pertanyaan. Para siswa juga mengisi lembar kerja siswa dengan lengkap. Siswa juga dengan sukarela, bersemangat dan bersuara lantang membacakan harapan mereka dari teman-teman, dan apa yang hendak mereka lakukan untuk mendukung teman-teman mereka. 3) Tahap Monitoring Setelah ketiga pertemuan untuk siklus pertama, dilakukan monitoring atau observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti sebanyak dua kali untuk mencatat responsi anak jalanan terhadap kegiatan belajar yang ada yakni pada hari Senin, 3 November dan Kamis, 6 November 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Pada kedua hari tersebut, kegiatan belajar dipandu oleh sukarelawan PBM, Dewi dan Arka. Hasil observasi menunjukkan bahwa secara umum, para siswa dapat mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang diberikan dengan menonton kedua film singkat yang ditayangkan, mendiskusikan isi pesannya bersama pembimbing serta mengisi lembar kerja maupun membacakan. Sekalipun demikian, jika dicermati secara perorangan melalui indikator perilaku yang menunjukkan berminat dan tidak berminat pada lembar observasi (terlampir), maka diperoleh gambaran bahwa masih banyak siswa yang menunjukkan perilaku kurang berminat. Secara khusus, para siswa kurang fokus karena masih sering bercanda selama kegiatan bimbingan belajar. 4) Tahap Refleksi Setelah observasi kedua, peneliti dan mitra kolaborasi yakni Dewi dan Arka berdiskusi untuk menganalisis dan mengevaluasi tindakan bimbingan yang sudah dilaksanakan pada ketiga pertemuan dalam siklus pertama. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa anak-anak memiliki minat belajar tetapi mereka masih sangat sulit dalam hal keseriusan, menjaga fokus dan ketenangan selama bimbingan belajar. Berkaitan dengan media bimbingan, anak-anak tampak memperhatikan jika menonton film serta menyukai pembelajaran yang interaktif baik dengan pendamping maupun dengan teman. Untuk itu, diputuskan agar berusaha selalu menggunakan video singkat sebagai ilustrasi dan berusaha membuat kegiatan bimbingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
belajar yang lebih interaktif seperti dengan diskusi kelompok. Selain itu, menurut masukan dari kedua sukarelawan tersebut yang sudah beberapa bulan mendampingi SD-Besar, berkaitan dengan fokus, anak-anak tersebut harus diperingatkan dengan suara yang tegas. Peneliti dan sukarelawan juga menyimpulkan bahwa dari lembar kerja yang mereka isi, para siswa menunjukkan bahwa mereka memiliki gambaran diri yang positif dan bersedia membuka diri kepada temantemannya. Sekalipun demikian, terlihat juga bahwa mereka memiliki perasaan rendah diri dan memiliki cukup banyak perilaku yang kurang baik terutama dalam relasi dengan orang tua dan teman-temannya seperti tidak mau diperintah serta sering mengganggu temannya saat belajar. Berdasarkan penemuan ini maka peneliti merencanakan untuk melanjutkan layanan bimbingan belajar dengan berfokus pada topik aktivitas belajar.
b. Siklus Kedua Topik siklus kedua adalah Mengatur Jadwal Belajarku dan KebiasaanKebiasaan belajar yang baik. Seluruh layanan pada siklus kedua ini bertujuan agar para siswa memiliki kesadaran bahwa mereka perlu mengatur waktu belajar di rumah sekalipun mereka bersekolah dan bekerja setelah jam belajar di sekolah. Selain itu, para siswa juga dibimbing untuk mengevaluasi kebiasaan belajar mereka selama ini dan membangun niat untuk memperbaiki, mengembangkan dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baik dalam belajar mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
1) Tahap Perencanaan Peneliti menyiapkan satuan layanan bimbingan untuk ketiga pertemuan pada siklus kedua. Mengembangkan dan memperbaiki sajian layanan bimbingan pada siklus pertama, layanan bimbingan pada siklus kedua ini disiapkan dengan aktivitas yang lebih partisipatif karena itu direncanakan agar ada kegiatan diskusi kelompok dan presentasi. Selain satuan layanan bimbingan
dan
instrumen-instrumen
penelitian,
media
bimbingan
disiapkan agar lebih terlihat menarik. Media bimbingan di siklus ini adalah Kartu Kegiatan Harian dengan kemasan “Pelangi” atau berwarna-warni, film pendek bertema persahabatan, kerukunan dan hidup bersama secara baik dengan judul “Cheng-Cheng Po” serta aktivitas diskusi. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 10 November 2014 dengan alokasi 1x35 menit. Tujuan pertemuan pertama ini adalah agar para siswa mengevaluasi kebiasaan belajar mereka selama ini, mendiskusikan dengan teman sekelompok lalu merancang jadwal belajar di tengah aktivitas harian mereka. Pertemuan pertama ini menekankan refleksi dan evaluasi atas pengaturan jadwal dan kebiasaan belajar pribadi dan saling berbagi cerita untuk saling memberi masukan. Aktivitas layanan bimbingan belajar pertemuan ini antara lain: pertama, doa pembuka lalu pembimbing menyampaikan pengantar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
bahwa materi bimbingan dalam pertemuan tersebut adalah mengatur jadwal belajar dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam belajar. Kedua, setiap siswa diberi sepotong kertas berwarna ungu lalu diminta untuk menuliskan bagaimana caranya selama ini dalam belajar; menyukai suasana belajar yang seperti apa dan strategi apa saja yang dipakai untuk mempelajari suatu mata pelajaran. Ketiga, setelah menuliskan masing-masing, para siswa duduk per kelompok (dua kelompok) lalu saling menceritakan kebiasaan belajar yang sudah mereka tuliskan. Teman lain mendengarkan lalu memberi masukan yang berguna bagi yang bersangkutan. Keempat, setelah masing-masing siswa menceritakan kebiasaan belajar mereka, setiap kelompok diminta untuk merumuskan dalam tulisan lalu membacakan; bagaimana cara belajar atau kebiasaan belajar yang baik menurut kelompok. Hasil pertemuan pertama antara lain, pertama-tama bahwa para siswa sama-sama mengatakan bahwa mereka tidak memiliki jadwal belajar yang tetap. Cara belajar mereka adalah membaca dan menghafal materi pelajaran yang akan diujikan. Suasana belajar yang mereka harapkan adalah suasana tenang dan tidak bising. Tetapi ada pula yang belajar sambil mendengarkan musik dari handphone. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilakukan pada hari Senin 10 November 2014 selama 35 menit, melanjutkan jam pertemuan pertama. Tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
pertemuan kedua adalah agar para siswa merancang dan menuliskan jadwal belajar mereka setiap hari. Aktivitas yang dilakukan antara lain, para siswa diminta untuk menuliskan jadwal kegiatan harian, mulai dari hari Senin sampai dengan Minggu, mulai bangun pagi sampai tidur malam, di atas kertas warna-warni yang sudah disiapkan pembimbing. Kertas hasil tulisan, diminta untuk dibawa ke rumah masing-masing dan diletakkan di tempat yang mudah terlihat agar menjadi pengingat. Semua siswa menuliskan rancangan jadwal harian mereka. Sekalipun
demikian,
selama
menuliskan
jadwal,
para
siswa
mengeluhkan bahwa mereka selama ini tidak pernah memikirkan soal jadwal belajar apalagi jadwal harian sehingga mereka kesulitan dalam menyusun jadwal harian tersebut. Bahkan, ada siswa yang setelah menuliskan jadwalnya lalu membaca kembali dan memberikan komentar bahwa ia ragu dapat melakukan apa yang dia rencanakan tersebut. c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 13 November 2014 dengan alokasi waktu 1x35 menit. Tujuan pertemuan ketiga ini adalah agar para siswa mengetahui dan mengembangkan kebiasaankebiasaan belajar yang baik. Aktivitas pertemuan antara lain, pertama, doa pembuka oleh salah seorang siswa lalu pembimbing memberikan pengantar bahwa selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
menemukan atau mengetahui cara dan kebiasaan belajar yang baik, bahkan membuat jadwal aktivitas harian termasuk jadwal belajar, tetapi jika kebiasaan itu tidak dipertahankan maka kita tidak bisa meraih
kesuksesan.
Karena
itu,
kita
perlu
menjaga
dan
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik tersebut. Kebiasaan belajar yang baik tersebut semakin kuat jika didukung oleh temanteman. Kedua, siswa diminta untuk menyaksikan sebuah film singkat dengan judul “Cheng-Cheng Po” yang menggambarkan niat baik, perjuangan, kerukunan dan keberanian lima orang anak yang berbeda agama, suku dan ras untuk meraih suatu kebaikan bersama yakni keberlangsungan sekolah salah seorang teman mereka yang miskin. Ketiga, setelah itu, siswa berdiskusi dengan pembimbing terkait film singkat tersebut lalu mengisi lembar kerja yang sudah disiapkan pembimbing yang berisi kesan akan film dan pesan yang diperoleh dari film yang berhubungan dengan pengembangan kebiasaan belajar yang baik. Hasil kegiatan bimbingan belajar pada pertemuan ketiga ini dapat digambarkan demikian: pertama, dalam proses, para siswa mengikuti semua aktivitas layanan bimbingan belajar dan menuliskan jawaban dalam lembar kerja. Kedua, pada lembar kerja, para siswa menuliskan pesan yang mereka dapatkan dari film singkat yang telah ditonton
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
yakni bahwa sikap tekun dan saling mendukung dalam belajar menjadi salah salah satu kebiasaan belajar yang baik. 3) Tahap Monitoring Tahap monitoring berupa observasi dilaksanakan pada hari Senin, 17 November 2014 dan Kamis, 20 November 2014. Hasil observasi atas responsi anak-anak menunjukkan bahwa anak-anak mulai berusaha untuk fokus pada kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan keaktifan melakukan semua aktivitas yang diminta pembimbing di kelas. Sekalipun demikian, masih ditemukan sikap kurang fokus dan kurang serius bahkan kesan kurang betah pada aktivitas bimbingan belajar yang diadakan khususnya ketika harus menuliskan jadwal belajar harian. Mereka merasa terlalu banyak yang hal yang harus dipikirkan dan dituliskan karena selama ini mereka tidak memikirkan pengaturan yang seperti itu. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Diskusi peneliti dengan kedua mitra kolaborator (Dewi dan Arka) menemukan gambaran bahwa anak-anak berminat dan telah memiliki kebiasaan belajar sekalipun sesekali mereka masih harus bekerja sampai malam. Setidaknya, dari kesediaan mereka untuk belajar pada jadwal rutin Senin dan Kamis, serta dari sharing yang mereka berikan, ada gambaran bahwa mereka mulai mengembangkan kebiasaan untuk belajar di sela pekerjaan mereka. Sekalipun demikian, dari aktivitas selama kegiatan bimbingan belajar siklus kedua ini diketahui pula bahwa para siswa tersebut memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
kekurangan dalam hal ketekunan dan daya tahan ketika melakukan sesuatu yang teratur, terjadwal dan terencana. Mereka mudah mengeluh ketika menuliskan jadwal belajar yang jelas. Mereka juga sebelumnya tidak peduli dengan bagaimana cara mereka belajar selama ini. Yang penting mereka sudah sekolah dan hadir dalam kegiatan belajar di PSP. Ketekunan dan daya tahan dalam belajar menjadi tantangan minat belajar bagi para siswa ini.
c. Siklus Ketiga Dalam siklus sebelumnya, terlihat bahwa mereka berusaha mengembangkan dan membiasakan diri untuk belajar di sekolah dan mengikuti di kegiatan belajar di PSP. Tetapi melihat kondisi sosial-ekonomi yang mereka hadapi sehari, usaha mereka tersebut memiliki tantangan yang tidak ringan. Tantangan tersebut antara lain timbulnya perasaan pesimis bahkan perasaan ragu untuk bisa meraih apa yang mereka impikan. Tantangan itu semakin kuat dengan melihat ketidakteraturan pola hidup mereka. Bahkan, mereka terlihat menjalani hidup dengan sikap tidak peduli bahkan sikap apatis yang tinggi. Maka dengan topik pada siklus ketiga, “Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa,” kegiatan layanan bimbingan belajar ini mengemban tujuan agar para siswa memiliki tekad dan keyakinan bahwa mereka bisa belajar secara formal bahkan bisa meraih cita-cita mereka jika mereka tekun dan disiplin dalam belajar. Untuk itu, layanan bimbingan belajar pada siklus ini disajikan dengan cara yang “menantang” ketekunan, ketelitian, kedisiplinan dan daya tahan mereka melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
aktivitas nyata yakni mengerjakan kerajinan tangan. Jika mereka bertahan maka mereka akan mendapatkan hasilnya. 1) Tahap Perencanaan Peneliti menyiapkan satuan layanan bimbingan, aktivitas bimbingan belajar dan instrumen-instrumen penelitian seperti lembar observasi dan angket minat belajar serta sarana dokumentasi. Peneliti menyiapkan pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar pada siklus ketiga ini dengan persiapan khusus yakni menyiapkan beberapa bahan sederhana dan murah untuk membuat kerajinan tangan yang indah tetapi membutuhkan kesabaran dan ketekunan sebagai media bimbingan belajar. Bahan tersebut adalah kertas, lem dan beberapa manik-manik plastik. Selain itu, sebagai contoh dari ketekunan dan disiplin, para siswa diperlihatkan film singkat tentang “Sekolahku” dan cuplikan film “Laskar Pelangi.” 2) Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 24 November 2014 dengan alokasi waktu 1x35 menit. Tujuan pertemuan pertama ini adalah agar para siswa mengalami bahwa dalam belajar diperlukan ketekunan, kedisplinan, daya tahan dan ketelitian agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pertama, aktivitas diawali dengan doa menurut agama masingmasing, lalu pembimbing menjelaskan bahwa semua kebiasaan belajar yang baik itu dapat dijaga dengan ketekunan dan kedisiplinan. Selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
itu, ketekunan dan kedisiplinan belajar juga menjadi faktor penting yang membuat kita dapat bertahan dalam kesusahan sehingga akhirnya bisa meraih kesuksesan. Kedua, sebagai contoh, pembimbing mengajak siswa untuk menonton dua film singkat yakni yang berjudul “Sekolahku” dan Behind the Scene dari Laskar Pelangi. Ketiga, pembimbing melakukan tanya-jawab berkaitan dengan kesan dan pesan dari kedua film tersebut. Para siswa terlihat memperhatikan kedua film singkat di atas. Khusus untuk film cuplikan Laskar Pelangi, mereka meminta untuk menonton keseluruhan film namun tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu. Dalam kesempatan tanya-jawab, para siswa menyetujui bahwa ketekunan, kedisiplinan dan kerja keras menjadi kunci untuk mendapatkan hasil sebagaimana ditunjukkan para tokoh dalam kedua film. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua juga dilakukan pada hari Senin, 24 November 2014 dengan menyambung waktu belajar pertemuan pertama dengan alokas 1x35 menit. Tujuan pertemuan kedua ini adalah agar para siswa mengalami
bagaimana
proses
belajar
memerlukan
ketekunan,
kedisiplinan dan daya tahan. Jika mereka tekun, disiplin, bertahan dan teliti maka mereka akan mendapat hasil yang memuaskan. Karena itu, pembimbing menantang para siswa untuk membuat bunga dari pita berwarna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Aktivitas yang dilakukan antara lain, pertama, pembimbing membagi potongan-potongan pita, gunting dan lem kepada masingmasing siswa. Kedua, pembimbing menunjukkan cara pembuatan bunga dari pita sebanyak beberapa kali lalu para siswa diminta untuk membuatnya dan berusaha menghasilkan sebanyak mungkin kuntum bunga dalam kurun waktu tersebut. Ketiga, para siswa diberi kesempatan merangkai sendiri sesuai petunjuk dan pembimbing mengawasi serta menjelaskan ketika ditanya. Keempat, para siswa melaporkan jumlah kuntum bunga yang mereka hasilkan. Hasil aktivitas menunjukkan bahwa para siswa dengan antusias dan dengan cepat dapat mempelajari dan mempraktekkan cara pembuatan bunga tersebut dan mengambil makna atau pesan dari aktivitas tersebut. Hal itu ditampakkan dalam beberapa indikator. Pertama, dalam proses pembuatan, para siswa memperhatikan petunjuk cara pembuatan dan langsung ikut mengerjakan serta langsung bertanya saat menemui kesulitan. Kedua, ketekunan, ketelitian dan kemauan untuk belajar juga tampak dengan jumlah kuntum bunga yang mereka hasilkan sekitar 5-10 kuntum bunga pita. Kuntum bunga buatan mereka tersebut mereka bawa pulang ke rumah. Ketiga, dalam lembar refleksi, mereka menuliskan dan menyetujui bahwa ketekunan dan kedisiplinan menjadi hal yang harus dipunyai jika ingin mempelajari sesuatu dan mendapatkan hasilnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 27 November 2014 dengan alokasi waktu 1x35 menit. Tujuan pertemuan ketiga juga senada dengan pertemuan kedua yakni melatih ketekunan dan kedisiplinan para siswa dalam mempelajari sesuatu. Hanya kali ini, para siswa juga diharapkan merefleksikan pesan atau makna dari kedua aktivitas belajar yang telah mereka dapatkan lalu membangun tekad dengan berani menuliskan apa cita-cita mereka. Karena itu, melanjutkan tantangan pertemuan sebelumnya, para siswa diminta untuk membuat bros dari manik-manik yang mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada pembuatan bunga pita. Pembimbing menyiapkan media bimbingan belajar pada pertemuan ini dengan menyiapkan manik-manik, lem dan peniti serta lembar kerja siswa yang berisi refleksi dan tekad. Pertama, para siswa berdoa dipimpin oleh salah seorang siswa. Kedua, pembimbing menyampaikan tujuan kegiatan bimbingan belajar dalam pertemuan ketiga yakni agar para siswa mengalami bagaimana sebuah proses belajar memerlukan ketekunan, disiplin, ketelitian dan daya tahan. Ketiga, pembimbing membagikan perlengkapan berupa lem, manik-manik dan peniti lalu mengajarkan cara pembuatan dengan memberikan contoh. Keempat, para siswa diberi kesempatan untuk membuat bros dari manik-manik. Kelima, setelah setiap siswa sudah berhasil membuat satu bros, pembimbing membagikan lembar kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
siswa yang berisi pertanyaan tentang kesan selama mengerjakan kerajinan tangan, pelajaran atau pesan apa yang diperoleh, apa cita-cita mereka dan bagaimana cara meraih cita-cita tersebut. Para siswa dengan senang hati mengikuti instruksi pembimbing dan sekalipun lebih lambat tetapi mereka dapat mengerjakannya. Hasil aktivitas ini ditunjukkan dengan beberapa hal, misalnya, pertama, mereka tampak serius mengerjakan bros dan sesekali menanyakan caranya serta sesekali pula melontarkan keluhan dalam bahasa Jawa yakni “angel tenan iki” yang berarti “sulit sekali ini.” Kedua, mereka berhasil mengerjakan satu bros selama pertemuan ketiga sesuai dengan rencana dan harapan peneliti. Ketiga, dari lembar refleksi mereka menyebutkan kesan bahwa senang dapat melakukan sesuatu dan mereka meyakini bahwa dalam belajar diperlukan ketekunan dan kedisiplinan. Mereka juga berani mengutarakan cita-cita mereka dan yakni bahwa jika mereka tekun, maka bisa bisa berhasil. Maka tanpa ragu, empat dari enam siswa tersebut menuliskan cita-cita mereka, dokter! 3) Tahap Monitoring Observasi dilaksanakan pada hari Senin, 1 Desember, dan Kamis, 4 Desember 2014. Ketika observasi, anak-anak sudah terlihat memusatkan perhatian. Selain karena usaha pendampingan oleh para sukarelawan dan pembimbing, tetapi pada saat monitoring dilakukan, para siswa tersebut sudah memasuki masa ujian akhir semester di sekolah mereka masing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
masing. Ketenangan dalam kelas terjaga, dan anak-anak lebih aktif bertanya tentang beberapa pokok bahasan yang ada dalam buku mereka. Mengingat sekolah mereka yang berbeda dengan jadwal ujian yang berbeda pula maka pendampingan pada hari terakhir ini dilakukan secara privat dan tidak lagi klasikal. 4) Refleksi Peneliti dan mitra menemukan bahwa anak-anak di PSP khususnya kelas SD-Besar, memiliki semangat, minat dan tekad belajar yang tinggi sekalipun mereka sulit untuk duduk tenang atau tidak membangkang. Karakteristik mereka yang sangat spontan membuat kelas mudah gaduh. Tetapi, mereka pun siap menyelesaikan tantangan belajar yang diminta. Jika mereka dapat bertahan untuk tetap belajar walau dalam kondisi sulit, maka mereka pasti bisa.
C. Hasil Penelitian Menurut Arikunto (2011: 250-251), analisis data PTBK dilakukan per instrumen penelitian tetapi pembahasan dan pengambilan kesimpulan dilakukan setelah semua data dari semua instrumen diketahui. Karena itu, mengikuti teknik analisis data dengan triangulasi (Lih. Bab III) yang memanfaatkan sumber, metode dan teori, maka analisis data akan terlebih dahulu berdasarkan sumber dan metode pengumpulan data pada setiap siklus. Sebagai sebuah pendekatan kualitatif, maka data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yakni lembar pengamatan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
angket minat belajar, lembar wawancara terstruktur dan dokumentasi kegiatan layanan bimbingan belajar. Pembahasan terutama ditujukan pada data-data yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data. Sekalipun demikian, mengingat pendekatan penelitian ini bersifat kualitatif dan konteks subyek penelitian yang kompleks dan khas maka pembahasan akan dikaitkan pula dengan kajian teori, topik bimbingan, tanggapan siswa pada lembar kerja mereka dan pengalaman riil peneliti bersama para anak jalanan di PSP Yogyakarta.
1. Minat Belajar Anak Jalanan pada Kondisi Awal a. Hasil lembar pengamatan Analisis data lembar observasi dilakukan dengan analisis mode atau terbanyak untuk menemukan persentase jumlah perilaku siswa yang menunjukkan kurang berminat dan berminat pada kegiatan bimbingan belajar baik dalam kategori kelas maupun kategori individu. Rumus perhitungannya adalah: Jumlah perolehan tanda check pada masingmasing alternatif dibagi total item dikali 100%. Setelah mendapatkan hasil atau persentase skor kelas dan skor masing-masing siswa, lalu dibuat perbandingan. Berikut ini adalah uraian hasil lembar pengamatan kondisi awal penelitian. 1) Persentase skor kelas -
Perilaku seluruh siswa SD-Besar PSP yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan bimbingan belajar di PSP mencapai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
angka 44,4%. Berdasarkan kategori skor kelas yang telah diketahui, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar sedang. -
Sebaliknya,
persentase
perilaku
seluruh
siswa
yang
menunjukkan sikap kurang berminat mencapai angka 56,7%. Berdasarkan kategori skor kelas terhadap perilaku berminat belajar rendah yang telah diketahui, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar rendah. -
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menurut lembar pengamatan peneliti, pada saat sebelum diberikan layanan bimbingan belajar, perilaku siswa SD-Besar PSP cenderung menunjukkan sikap kurang berminat belajar yang diketahui dari persentase perilaku yang berada pada kategori berminat belajar sedang dan berminat belajar rendah.
2) Persentase skor subyek -
Persentase perilaku yang menunjukkan sikap berminat pada bimbingan belajar di PSP diraih oleh siswa dengan inisial NK yakni
sebesar
93,3%.
Sedangkan
persentase
terendah
didapatkan oleh VN yakni 20%. Selain itu, dua siswa yakni RR dan BL mencapai 33,3% dan PTR mencapai 40%. Keempat siswa tersebut berada dalam kategori berminat belajar rendah. -
Sebaliknya, pada aspek perilaku yang menunjukkan sikap kurang berminat, VN berada pada kategori berminat belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
sangat rendah karena mencapai 86,6%. Tiga siswa yakni RR,AN,BL berada pada kategori rendah, dan hanya NK yang berada pada kategori sangat tinggi. -
Dengan demikian, secara individual, beberapa siswa masih berada
pada
kategori
berminat
belajar
rendah
yang
diperlihatkan dengan kurangnya perilaku yang menunjukkan sikap berminat, dan sebaliknya lebih banyak menunjukkan sikap kurang berminat pada kegiatan bimbingan belajar di PSP. -
Secara ringkas, perbandingan skor perilaku setiap subyek yang menunjukkan sikap berminat dan kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan pada saat sebelum penelitian terlihat pada grafik berikut: Grafik 1. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Kondisi Awal
16 14 12 10 8 6 4 2 0
14
13
12 9
9
7 5
5
Perilaku Berminat
6 6 2
RR
AN
BL
PTR
NK
3
Perilaku kurang berminat
VN
b. Hasil Kuesioner Minat Belajar Anak Jalanan Hasil analisis statistik deskripsi menunjukkan beberapa hal yang menggambarkan kondisi awal minat belajar anak-anak jalanan di PSP. Pertama, frekuensi terbesar justru terletak pada nilai minimum yakni 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
yakni sebanyak 2 siswa atau 33,3% dari seluruh siswa dan hanya 1 siswa yang meraih nilai maksimum yakni 83. Artinya, siswa dengan minat belajar yang lebih rendah masih menjadi kelompok yang terbanyak dibandingkan dengan siswa dengan minat belajar yang sedang apalagi tinggi. Kedua, sebagai akibat dari lebih besarnya jumlah siswa dengan minat belajar rendah, maka rerata (means) nilai minat belajar siswa hanya mencapai 74,4 di mana angka tersebut hanya berada satu tingkat di atas nilai minat belajar terendah dalam tahap awal ini. Secara singkat, gambaran frekuensi tersebut tampak pada tabel di bawah ini: Tabel 12. Tabel Statistik Minat Belajar Kondisi Awal Statistik Deskriptif Tahap N
Minat Belajar Kondisi Awal
6
Min imu m
65.0
Maxi mum
83.0
Mean
74.6
Tabel Frekuensi Std. Deviation
8.0
Valid
Frequenc y
Percent
Valid Percent
65 75 78 82 83
2 1 1 1 1
33.3 16.7 16.7 16.7 16.7
33.3 16.7 16.7 16.7 16.7
Cumulative Percent 33.3 50.0 66.7 83.3 100.0
Kondisi minat belajar yang masih tergolong rendah ini terkonfirmasi jika dilihat bersamaan dengan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak pengelola dan sukarelawan di PSP yang menggambarkan bahwa anak-anak masih mengikuti kegiatan belajar di PSP sesuai selera dan keinginan pribadi atau sering diistilahkan dengan “sesuai mood” mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
2. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Pertama Siklus pertama kegiatan bimbingan belajar di PSP diberikan dalam topik “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman.” Sebagaimana dijabarkan dalam kajian teori tentang anak jalanan, dalam konteks pendidikan anak jalanan (street children education), pembangunan kepercayaan diri (self esteem) dan gambaran diri yang positif serta merasakan bahwa bersikap positif itu sangat menyenangkan dan bermanfaat, merupakan hal yang utama. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa anak-anak jalanan berada dalam kondisi rawan mengalami ancaman kekerasan yang dianggap sebagai “kultur jalanan” dan diberi stigma negatif oleh masyarakat sehingga mereka cenderung bersikap anti-sosial. Ketika memberikan layanan bimbingan dengan topik tersebut, sekalipun terlihat belum bersemangat, tetapi anak-anak SD-Besar terlihat mau mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan, angket dan wawancara.
a. Hasil Pengamatan Berdasarkan pengolahan data dari lembar observasi siklus pertama (selengkapnya terdapat pada lampiran) diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Persentase Skor Kelas -
Persentase total perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan bimbingan belajar dalam satu kelas mencapai angka 59. Jika dipersentase maka diperoleh: 59/90 x 100% = 66%. Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
kategori kelas yang telah ditentukan untuk sikap berminat, persentase ini termasuk dalam kategori tinggi atau berminat belajar tinggi. -
Sebaliknya, persentase total perilaku siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan belajar mencapai angka 38. Jika dipersentase maka diperoleh: 38/90 x 100% = 42%. Berdasarkan kategori kelas yang telah ditentukan tentang sikap kurang berminat, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar rendah.
-
Kesimpulannya adalah: pada siklus pertama, berdasarkan indikator positif terlihat bahwa kategori perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan belajar tergolong tinggi. Sekalipun demikian, sisi sebaliknya data juga menunjukkan bahwa perilaku siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan belajar juga tergolong tinggi atau masih memiliki minat belajar yang rendah.
2) Persentase Skor Subyek Berdasarkan perhitungan total skor masing-masing subyek diperoleh hasil antara lain: -
Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku positif, sebanyak satu orang siswa yakni Nisa K., mencapai skor 14 dari total skor 15. Jika dipersentase hasilnya adalah: 14/15 x 100%
= 93%. Berdasarkan
kategori skor siswa, angka tersebut termasuk kategori sangat tinggi atau memiliki minat belajar sangat tinggi. Sementara itu, skor terendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
dicapai oleh VN yakni angka 2 atau 13% dan termasuk dalam kategori memiliki minat belajar sangat rendah. -
Sebaliknya, hasil pengamatan perilaku negatif atau yang menunjukkan sikap tidak berminat pada kegiatan bimbingan belajar menunjukkan bahwa dua orang siswa yakni RR dan VN termasuk dalam kategori berminat belajar sangat rendah yakni mencapai angka 11 atau 73%.
-
Kesimpulan: hasil pengamatan pada siklus pertama terhadap masingmasing siswa menunjukkan bahwa kebanyakan siswa memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan belajar. Sekalipun demikian, dua orang siswa masih memperlihatkan perilaku yang memiliki minat belajar yang rendah. Siswa yang termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi dan berminat belajar rendah inilah yang akan menjadi subyek yang akan diwawancarai peneliti. Secara singkat, perbandingan perilaku yang menunjukkan sikap berminat dan kurang berminat belajar tampak pada grafik di bawah ini: Grafik 2. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus I 16 14 12 10 8 6 4 2 0
13
13
13
14
11
11 Perilaku Berminat
6
5
5
3
RR
AN
4
Perilaku kurang berminat 2
BL
PTR
NK
VN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
3) Kesimpulan Pengamatan Siklus Pertama Jika dikaitkan antara persentase skor kelas dan skor subyek diperoleh gambaran bahwa dalam siklus pertama secara keseluruhan persentase perilaku minat belajar siswa SD-Besar termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi. Tetapi bersamaan dengan data tersebut, persentase perilaku yang menunjukkan kurang berminat juga berada pada level berminat belajar sangat rendah. Data yang berseberangan ini dapat membingungkan jika tidak dilihat bersamaan dengan kategori skor setiap subyek yang memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan skor yang sangat besar antara siswa yang berminat belajar tinggi yakni 93% dengan yang berminat belajar sangat rendah yakni “hanya” 13%. Untuk dapat memahami kesenjangan ini, peneliti akan memakai instrumen pengumpulan data yang kualitatif yakni wawancara dan studi dokumentasi.
b. Hasil Angket Minat Belajar Analisis data yang digunakan atas hasil angket pada kondisi awal dan setiap siklus analisis adalah analisis frekuensi dalam statistik deskriptif dengan fokus pada skor subyek. Rincian perhitungan terdapat pada bagian lampiran. Hasil analisis frekuensi dalam statistik deskripsi terhadap angket minat belajar pada siklus pertama adalah sebagai berikut: 1) Tabel frekuensi dari angket minat belajar siklus pertama ini menunjukkan bahwa pencapaian skor minat belajar para siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
terbentang dari nilai minimum 69 hingga nilai maksimal 87. Berdasarkan Kategori Skor Subyek yang telah ditentukan, terdapat 3 siswa atau 50% siswa termasuk dalam kategori memiliki minat belajar tinggi, dan 3 siswa atau 50% termasuk dalam kategori siswa dengan minat belajar sangat tinggi. Selain itu, rata-rata pencapaian skor kelas pada siklus ini adalah 79 atau jika dipersentase menjadi 79%. Berdasarkan kategori skor kelas yang telah diketahui, angka ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa SD-Besar di PSP termasuk dalam kategori tinggi atau berminat belajar tinggi. Rincian perolehan skor minat belajar dari angket minat belajar anak jalanan pada siklus pertama ini ditunjukkan pada tabel frekuensi di bawah ini: Tabel 13. Statistik Minat Belajar Siklus I Statistik Deskriptif N
6
Mini mum
69.0
Maxi mum
87.0
Mean
79.0
Tabel Frekuensi Std. Deviation
Valid
6.9
69 73 78 83 84 87
Frequency 1 1 1 1 1 1
Percent 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7
Valid Percent 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7
Cumulative Percent 16.7 33.3 50.0 66.7 83.3 100.0
2) Jika dibandingkan dengan kondisi awal, terdapat perubahan menuju angka lebih tinggi. Nilai minimum pada kondisi awal adalah 65 sedangkan siklus satu adalah 69 (bertambah 4 angka) dan nilai maksimum kondisi awal adalah 80 dan siklus pertama 87 (bertambah 7 angka). Selain itu, berdasarkan kategori skor subyek, pada kondisi awal,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
masih terdapat 2 siswa atau 33,3 % siswa yang termasuk dalam kategori siswa dengan minat belajar sedang. Sementara itu, pada siklus pertama, tidak ada lagi siswa yang masuk dalam kategori berminat belajar sedang. 3) Kesimpulan: berdasarkan hasil perbandingan skala minat siklus pertama dengan skala minat kondisi awal diperoleh gambaran bahwa terdapat peningkatan minat belajar anak jalanan di PSP dengan layanan bimbingan belajar pada sisklus pertama ini.
c. Hasil Wawancara Berdasarkan pengamatan peneliti secara sekilas selama pelaksanaan bimbingan belajar siklus pertama, diketahui bahwa selain ada siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi, ditemukan pula dua orang siswa yang memiliki minat belajar yang rendah sebagaimana terlihat dari perilaku keduanya yang tidak serius selama kegiatan. Setelah pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar, peneliti mewawancarai seorang siswa yang terlihat berminat dan seorang siswa lain yang terlihat kurang berminat. Hasil wawancara terhadap siswa yang berminat yakni NK menunjukkan bahwa siswa ini berpendapat kegiatan bimbingan belajar ini bagus dan mengasyikkan ia dapat mempelajari dirinya sendiri dan teman-teman mereka. Ia juga merasa senang dan gembira karena dapat menonton film singkat (Tony Melendez) yang membuat mereka menyadari perlunya menghargai kelebihan maupun kekurangan diri sendiri dan teman-temannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
Ia menangkap pesan dari isi kegiatan bimbingan belajar ini bahwa sekalipun memiliki kekurangan (cacat tubuh) tetapi seseorang bisa berhasil jika tidak minder, bersemangat dan percaya diri bahwa masih memiliki kelebihan lain. Sementara itu, hasil wawancara dengan seorang siswa yang terlihat kurang berminat yakni VN menyatakan bahwa ia mengikuti kegiatan belajar sesuai suasana batinnya. Ia juga mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan belajar karena mau berkumpul dengan teman-temannya serta ingin menghindar disuruh-suruh oleh orang tuanya di rumah. Berkaitan dengan film singkat yang ditonton, ia mengakui tidak memperhatikan karena tidak suka. Sebagai tambahan informasi, siswa yang kurang berminat ini berbadan lebih besar (bongsor) dibandingkan siswa lainnya dan terlihat lebih bebas bertingkah dan berbicara seenaknya terutama terhadap para sukarelawan atau pengunjung PSP yang baru dikenal. Ia secara terbuka memperlihatkan sikap tidak senang kepada orang-orang tersebut. Menurut analisis peneliti, berdasarkan jawaban kedua responden di atas, terlihat bahwa minat belajar yang berbeda di atas bergantung pada motivasi dan tipe kepribadian masing-masing siswa yang datang mengikuti kegiatan belajar bersama di PSP. Responden pertama memiliki minat belajar yang tinggi terlihat tenang dan bersikap hormat kepada para sukarelawan. Sebaliknya, responden kedua bersikap acuh-tak acuh. Karakter tidak peduli dan tidak hormat pada orang lain dari responden kedua ini terkonfirmasi jika peneliti mencermati lembar kerjanya yang dikerjakan selama pelaksanaan kegiatan belajar siklus pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
d. Hasil Dokumentasi dan Lembar Kerja Data dokumentasi yang dicermati peneliti adalah daftar hadir dan lembar kerja yang bersifat reflektif dari para siswa. Daftar hadir siswa memperlihatkan bahwa semua siswa SD-Besar mengikuti kegiatan bimbingan belajar selama pelaksanaan siklus pertama. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka memiliki minat untuk mengikuti kegiatan belajar di PSP. Selain itu, sikap berminat juga ditunjukkan dengan perilaku semua siswa yang menjawab dan mengisi dengan benar dan sesuai pada semua pertanyaan atau petunjuk. Kebanyakan siswa mengisi lembar kerja tentang gambaran diri dan niat serta harapan untuk menjadi teman bagi satu sama lain sebanyak 7 nomor pada setiap lembar kerja. Hanya seorang siswa tampak asal-asalan mengerjakan lembar kerja pertama tentang gambaran diri. Ia hanya mengerjakan lembar kerja kedua tentang memiliki banyak teman. Selain itu, partisipasi aktif itu semakin jelas ketika masing-masing dari mereka bersedia dan berani untuk membacakan atau membagikan gambaran diri mereka kepada teman sekelas mereka. Semua siswa membacakan dengan jelas semua hasil refleksi yang mereka tulis pada lembar kerja. Hanya siswa dengan inisial VN yang membaca dengan cepat sambil bercanda.
3. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Kedua Setelah membangun kepercayaan diri dan optimisme anak-anak dengan topik bimbingan belajar pada siklus pertama, dalam siklus kedua, para siswa diajak untuk memeriksa kembali kebiasaan belajar mereka lalu merancang kebiasaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
belajar yang baik dan benar. Berikut ini adalah hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan bimbingan belajar siklus kedua.
a. Hasil Pengamatan Berdasarkan pengolahan data dari lembar observasi siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut (data yang lengkap terdapat pada lampiran): 1) Persentase skor kelas -
Persentase perilaku dari seluruh siswa SD-Besar yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan bimbingan belajar di PSP mencapai angka 76 atau dipersentase menjadi: 76/90 x 100% = 84%. Berdasarkan kategori skor kelas yang telah ditentukan, jumlah tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi.
-
Sebaliknya, persentase perilaku seluruh siswa SD-Besar yang menunjukkan sikap kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan belajar mencapai angkat 24 atau dipersentase menjadi: 24/90 x 100% = 26%. Berdasarkan kategori skor kelas yang telah ditentukan terhadap persentase perilaku kurang berminat, jumlah tersebut dalam kategori berminat belajar rendah.
-
Jika kedua data di atas dianalisis, peneliti menyimpulkan bahwa pada pelaksanaan siklus kedua, pengamatan terhadap perilaku positif siswa terhadap kegiatan bimbingan belajar di PSP menunjukkan bahwa para siswa memiliki minat belajar yang sangat tinggi yakni mencapai 84%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
Sekalipun demikian, perilaku negatif atau kurang berminat juga masih menyentuh kategori berminat belajar rendah yakni 26%. 2) Persentase skor subyek -
Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan bimbingan belajar memperlihat bahwa terdapat seorang siswa yakni NK meraih skor tertinggi yakni 15 atau 100%. Berdasarkan skala kategori skor subyek, persentase tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi. Sedangkan skor terendah diraih oleh VN yakni pada angka 9 atau 60% dan termasuk dalam kategori berminat belajar sedang.
-
Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa yang mengindikasikan kurang berminat pada kegiatan bimbingan belajar menunjukkan bahwa terdapat dua siswa yakni RR dan RN yang memiliki skor terbesar yakni 46%. Menurut kategori skor subyek yang telah diketahui, angka tersebut termasuk dalam kategori sedang atau memiliki minat belajar sedang.
-
Kesimpulan: pengamatan terhadap perilaku yang menunjukkan minat belajar memperlihatkan bahwa bahwa pada siklus kedua, terdapat seorang siswa yang memperlihatkan minat belajarnya yang sangat tinggi dan tidak ada lagi siswa yang tergolong dalam siswa yang berminat belajar rendah sebagaimana diperlihatkan pada siklus pertama. Hasil pengamatan perilaku positif ini didukung oleh hasil pengamatan terhadap perilaku negatif di mana dua orang siswa yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
RR dan VN yang pada siklus pertama termasuk dalam kategori siswa berminat belajar sangat rendah kini mencapai level berminat belajar sedang. Secara singkat dan jelas, perbandingan skor subyek dari kedua perilaku tersebut ditampakkan dalam grafik berikut ini: Grafik 3. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus II 16 14 12 10 8 6 4 2 0
15
14
14
15
10
9 7
6
RR
3
3
AN
BL
PTR
Perilaku kurang berminat
3
2
NK
Perilaku Berminat
VN
3) Kesimpulan pengamatan siklus kedua -
Persentase skor kelas dan skor subyek dari perilaku positif siswa terhadap kegiatan bimbingan belajar memperlihatkan bahwa para siswa SD-Besar berada pada kategori berminat belajar sedang hingga berminat belajar sangat tinggi. Seorang siswa berhasil mencapai level tertinggi sedangkan dua siswa yakni RR dan VN masih berada pada level berminat belajar sedang.
-
Jika dibandingkan dengan siklus pertama maka diperoleh gambaran bahwa terjadi perkembangan minat belajar pada diri siswa SD-Besar di PSP. Hal tersebut ditunjukkan dengan data pengamatan yakni persentase skor kelas dari perilaku positif siswa terhadap kegiatan bimbingan belajar meningkat dari 66% pada siklus pertama menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
84% pada siklus kedua. Begitupula persentase skor subyek juga meningkat.
b. Hasil Angket Minat Belajar 1) Tabel frekuensi (terlampir) dari angket minat belajar anak jalanan di PSP (SD-Besar) pada siklus kedua menunjukkan bahwa pencapaian skor para siswa terbentang dari angka 66 sebagai nilai minimum hingga angka 88 sebagai nilai maksimum. Dari rentang nilai tersebut, berdasarkan kategori skor subyek yang telah diketahui, terdapat 1 siswa (16,7%) yang termasuk dalam kategori berminat belajar sedang, 2 siswa (33,3%) berminat belajar tinggi dan 3 siswa (50%) tergolong berminat belajar sangat tinggi. Selain itu, rata-rata skor subyek atau skor kelas adalah 79. Angka ini termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi. Tabel berikut memperlihatkan rincian statistik skala minat siklus kedua: Tabel 14. Statistik Minat Belajar Siklus Kedua Statistik Deskriptif N
6
Mini mum
69.0
Maxi mum
87.0
Mea n
79.0
Tabel Frekuensi Std. De-viation
6.9
Valid 66 69 81 84 88
Frequency 1 1 1 2 1
Percent 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7
Valid Percent 16.7 16.7 16.7 33.3 16.7
Cumulative Percent 16.7 33.3 50.0 83.3 100.0
2) Jika dibandingkan dengan hasil angket minat belajar anak jalanan pada siklus pertama diperoleh gambaran bahwa terjadi peningkatan minat belajar sekalipun terlihat kurang signifikan karena rata-rata skor subyek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
pada kedua siklus tersebut adalah sama yakni 79. Hal tersebut didasarkan pada data bahwa pada siklus pertama nilai maksimum subyek yang diperoleh adalah 87 sedangkan pada siklus kedua mencapai angka 88.
c. Hasil Wawancara Topik dan aktivitas bimbingan belajar pada siklus kedua ini dimaksudkan agar para siswa mengenal dan mengevaluasi kebiasaan belajar mereka lalu membangun suatu kebiasaan belajar yang baik. Peneliti mewawancarai dua orang siswa dengan kriteria, seorang yang terlihat memiliki minat belajar yang tinggi dan yang seorang adalah yang terlihat berminat belajar masih rendah. Subyek pertama yang diwawancarai pertama adalah NS. Menurutnya, ia sering belajar sambil mendengar musik bahkan sambil bernyanyi. Ia menikmati cara belajar yang demikian karena itu ketika dalam kegiatan bimbingan belajar diberikan kesempatan untuk menuliskan, mendiskusikan dan berbagi dengan teman-teman, ia menceritakan kebiasaan belajarnya itu dengan gembira. Terhadap tayangan film singkat “Cheng-Cheng Po” ia memiliki kesan suka akan cerita dalam film tersebut karena ia dapat belajar tentang bagaimana tekun belajar bersama teman-temannya. Subyek kedua adalah RR. Ia mau belajar jika tidak diperintah dengan paksaan dan suasana di sekitar tidak ramai. Ia menyukai aktivitas bimbingan belajar yang baru saja dilakukan terutama sesi diskusi dan sharing tentang kebiasaan belajar. Ia menjadi tahu kebiasaan belajar teman-temannya. Ia juga menyukai tayangan film singkat yang telah ditonton.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
Peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak jalanan yang tergabung dalam kelompok SD-Besar ini sekalipun berbeda tingkat minat belajarnya namun memiliki kemauan untuk belajar asal mereka melakukannya dengan gembira dan suasana di sekitar mendukung mereka.
d. Hasil Dokumentasi dan Lembar Kerja Seluruh siswa SD-Besar mengikuti semua kegiatan bimbingan belajar selama siklus kedua sebagaimana ditunjukkan pada daftar hadir siswa. Sekalipun demikian, agar mengetahui lebih dalam tentang kualitas partisipasi mereka selama bimbingan belajar, peneliti menganalisis juga dokumentasi berupa lembar kerja para siswa SD-Besar PSP. Peneliti dapat mengatakan bahwa para siswa SD-Besar di PSP terlibat aktif sebagaimana ditunjukkan bahwa semua siswa mengisi beberapa lembar kerja yang disiapkan peneliti sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Dalam lembar kerja tentang kebiasaan belajar, setiap siswa juga menuliskan kebiasaan belajar mereka secara terbuka. Ada siswa yang menuliskan bahwa ia “bisa belajar sambil menyanyi”. Ada pula yang menuliskan “belajar di tempat terbuka suasananya indah, kalau belajar saya disuruh jadi gak konsentrasi dan bingung.” Tetapi ada pula yang menuliskan bahwa ia belajar sambil menonton televisi. Partisiapsi aktif yang menunjukkan keberadaan minat belajar tersebut semakin tampak ketika mereka mau membacakan hasil refleksi mereka tentang kebiasaan belajar mereka tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
4. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Ketiga Pada siklus kedua, para siswa SD-Besar yang merupakan anak-anak jalanan yang bergabung dalam kelompok belajar di PSP diarahkan untuk mengenal kebiasaan belajarnya dan mulai membangun kebiasaan belajarnya yang baik. Pada siklus ketiga ini, aktivitas bimbingan belajar lebih disesuaikan dengan satu hal penting dalam pendidikan anak jalanan yakni agar anak-anak mengalami bersikap dan bertindak positif dalam belajar sehingga mengalami pula hasil atau konsekuensi dari perilaku positif tersebut. Karena itu, kegiatan bimbingan belajar pada siklus ketiga dibuat dalam konsep anak-anak mengalami bagaimana menjadi tekun dalam mempelajari sesuatu yang tidak mudah dan mengalami bahwa mereka bisa melakukannya dan berhasil dalam aktivitas belajar tersebut. Para siswa SD-Besar belajar membuat bunga dari pita dan bros dari manik-manik hingga bisa! a. Hasil Pengamatan Pengolahan data dari lembar pengamatan kegiatan bimbingan belajar siklus ketiga menunjukkan beberapa data berikut: 1) Persentase skor kelas -
Persentase skor kelas dari perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat pada kegiatan bimbingan belajar mencapai angka 83 atau 92%. Berdasarkan kategori kelas, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi.
-
Sebaliknya, persentase skor kelas dari perilaku siswa
yang
menunjukkan sikap kurang berminat pada kegiatan bimbingan belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
mencapai angka 11 atau 12%. Berdasarkan kategori kelas, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi. -
Dengan demikian, persentase skor kelas dari pengamatan selama kegiatan bimbingan belajar siklus ketiga menunjukkan bahwa siswa SD-Besar di PSP berada pada kategori memiliki semangat belajar yang sangat tinggi.
2) Persentase skor subyek -
Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa yang menunjukkan berminat pada kegiatan bimbingan belajar memperlihatkan bahwa 4 siswa (66,7%) yakni ANS, NL, PTR, NK meraih skor tertinggi yakni 15 atau 100% sehingga termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi. Skor terendah didapat oleh VN yakni 10 atau 66% dan termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi.
-
Hasil pengamatan terhadap perilaku yang menunjukkan kurang berminat menampilkan bahwa seorang siswa VN yang mencapai angka 4 atau 26% dan termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi. Selain itu, skor terendah diraih oleh 3 siswa (50%) yakni angka 1 atau 7% dan termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi.
-
Dengan demikian, persentase skor subyek memperlihat bahwa para siswa SD-Besar di PSP berada pada kategori berminat belajar tinggi dan sangat tinggi. Perbandingan skor subyek dari kedua tipe perilaku di atas tampak dalam grafik di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
Grafik 4. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus III 16 14 12 10 8 6 4 2 0
15
15
15
15
13 10 Perilaku Berminat 4
3 1 RR
AN
2
BL
1
1
PTR
NK
Perilaku kurang berminat
VN
3) Kesimpulan pengamatan siklus ketiga -
Persentase skor kelas dan subyek menkonfirmasi bahwa para siswa SD-Besar di PSP setelah pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar pada siklus ketiga berada pada kategori berminat belajar tinggi dan sangat tinggi.
-
Jika dibandingkan dengan persentase skor kelas dan skor subyek pada siklus kedua, terlihat bahwa ada peningkatan minat belajar dalam diri anak-anak SD-Besar di PSP Yogyakarta.
b. Hasil Angket Minat Belajar 1) Tabel frekuensi dalam statistik deskripsi memperlihatkan bahwa pencapaian skor minat belajar subyek pada siklus ketiga berada pada rentang angka 83 sampai dengan 93. Berdasarkan kategori skor subyek atas angket minat belajar anak jalanan, diketahui bahwa sebanyak 1 siswa (16,7%) siswa berada dalam kategori berminat belajar tinggi, 5 siswa (83,3%) berada pada kategori berminat belajar sangat tinggi. Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
rerata para siswa adalah 87 sehingga termasuk dalam kategori berminat belajar sangat tinggi. Rincian perolehan skor minat belajar anak jalanan pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 15. Statistik Minat Belajar Siklus Ketiga Statistik Deskriptif N
6
Mini mum
83.0
Maxi mum
93.0
Mean
87.8
Tabel Frekuensi Std. Deviation
3.8
Valid
Frequency
83 86 87 92 93
Valid Percent
Percent
1 2 1 1 1
16.7 33.3 16.7 16.7 16.7
16.7 33.3 16.7 16.7 16.7
Cumulative Percent 16.7 50.0 66.7 83.3 100.0
2) Dengan demikian, jika dibandingkan dengan hasil angket siklus kedua diperoleh gambaran bahwa jumlah siswa yang mencapai kategori tertinggi atau berminat belajar sangat tinggi pada siklus ketiga lebih besar yaitu 83,3% daripada siklus kedua yaitu 50%. Karena itu dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil analisis data angket minat belajar anak jalanan, terdapat peningkatan minat belajar dalam diri siswa SD-Besar di PSP setelah layanan bimbingan belajar siklus ketiga.
c. Hasil Wawancara Setelah terlaksana semua aktivitas bimbingan belajar siklus ketiga, peneliti mewawancarai NSA dan VN (terlampir). Menurut NSA, aktivitas bimbingan belajar dalam siklus ketiga ini sangat menarik dan menyenangkan tetapi juga menantang.
Menarik
dan
menyenangkan
karena
dapat
mempelajari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
keterampilan baru yang bermanfaat. Menurutnya, keterampilan yang diajarkan tersebut termasuk sulit karena ia merasa bukan seorang yang terampil dan telaten. Sekalipun demikian, ia begitu senang ketika mampu menyelesaikan satu rangkaian bunga dan satu bros manik-manik. Ia pun menangkap pesan aktivitas tersebut bahwa ketekunan dan ketelitian dapat membuat dia berhasil meraih sesuatu termasuk mendapatkan hasil belajar dan masa depan yang baik. Kesan gembira dan tertantang juga diperoleh dari hasil wawancara dengan VN. Ia sepakat bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut tidak mudah apalagi dia tidak suka kerja tangan yang seperti itu. Tetapi ketika mampu menyelesaikan satu rangkaian bunga, ia mengatakan begitu senang. Sekalipun demikian, ia mengakui bahwa ia bukan termasuk orang yang sabar dan teliti jadi sulit menjadi betah mengerjakan pekerjaan tangan tersebut. Ia pun menangkap pesan aktivitas belajar keterampilan tersebut yakni keberhasilan diperoleh jika ada ketekunan.
d. Hasil Dokumentasi dan Lembar Kerja Seluruh siswa SD-Besar mengikuti semua kegiatan bimbingan belajar selama pelaksanaan siklus ketiga. Mereka terlihat aktif dan serius sekalipun sesekali diselingi canda ketika mempelajari dan mengerjakan kerajinan tangan. Partisipasi aktif mereka ditunjukkan dengan serius mengerjakan dan menghasilkan produk kerajinan tangan berupa rangkaian bunga dari pita dan bros dari manik-manik. Untuk bunga dari pita, semua siswa menghasilkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
lebih dari tiga kuntum sedangkan untuk bros, setiap siswa menghasilkan satu buah bros karena keterbatasan waktu dan tingkat kesulitannya yang lebih tinggi. Tingginya minat belajar dan terutama optimisme anak-anak jalanan di PSP khususnya yang tergabung dalam kelas SD-Besar juga terlihat dari tulisan tentang kesan, tekad dan niat yang mereka tuliskan di lembar kerja siswa. Misalnya BL, ia menuliskan bahwa ia “Senang, meski pada awalnya tadi tidak semangat dan bosan karena saya merasa tidak bisa membuat kerajinan tangan.” Karena itu, menurutnya, agar dapat mempelajari sesuatu seseorang harus, “sabar, pantang menyerah, dan terus berusaha sesuai kemampuan, berusaha, belajar dengan baik, mencari wawasan pada orang lain yang lebih tahu.” Karena itu, walau di tengah kesederhanaan lingkungan PSP di pinggir Kali Code, si PTR, BL bahkan VN menuliskan cita-cita mereka yakni hendak menjadi dokter!
5. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan Tindakan Ketercapaian kriteria keberhasilan program bimbingan belajar untuk meningkatkan minat belajar anak-anak jalanan usia remaja awal di PSP Yogyakarta dapat dilihat secara kuantitatif dan kualitatif sesuai jenis data yang telah diperoleh dan dibahas. Perbandingan data kuantitatif pada setiap siklus secara lengkap terdapat pada lampiran dan pada bagian ini hanya rangkuman yang perlu agar mudah dipahami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
a. Kriteria Kuantitatif 1) Lembar pengamatan: Melalui data yang diperoleh dari lembar pengamatan diketahui bahwa terjadi peningkatan minat belajar anak jalanan kelompok SD-Besar di PSP melalui kegiatan bimbingan belajar. Data pembuktian tersebut antara lain: pada siklus pertama, secara klasikal persentase skor perilaku yang menunjukkan angka 66%, siklus kedua meningkat menjadi 84% dan siklus ketiga menjadi 92%. Data tersebut didukung oleh penurunan persentase perilaku yang menunjukkan kurang berminat yakni dari 42% pada siklus pertama, menjadi 26% pada siklus kedua, dan 12% pada siklus ketiga. Peningkatan minat belajar juga ditunjukkan dengan frekuensi dan persentase skor subyek, misalnya pada skor tertinggi diraih oleh 16,6% siswa siklus pertama, 16,6% pada siklus kedua dan menjadi 66,6% dari siswa pada siklus ketiga. Dengan demikian, berdasarkan data pengamatan, program bimbingan belajar ini dikatakan berhasil. Secara lebih ringkas dan jelas, peningkatan minat belajar siswa SD-Besar yang tampak dengan semakin meningkatnya jumlah perilaku yang menunjukkan sikap berminat belajar dan pada saat bersamaan menurun pula perilaku kurang berminat dapat dilihat pada grafik berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
Grafik 5. Perubahan Skor Perilaku Berminat vs Kurang Berminat Antar Siklus 100 76
80 60 40 20
51 40
83
59 Perilaku Berminat
38 24 11
0
Perilaku kurang berminat
Kondisi Siklus I Siklus II Siklus III awal
2) Hasil Angket Minat Belajar Anak Jalanan: -
Data dari angket minat belajar juga menunjukkan peningkatan minat belajar. Pada kategori minat belajar terendah, pada pra penelitian masih diperoleh 33,3% siswa dengan minat belajar rendah, sedangkan pada siklus pertama, kedua dan ketiga, tidak ada lagi siswa yang termasuk dalam kategori tersebut. Sedangkan pada kategori minat belajar tinggi dan tertinggi, pada siklus pertama hanya 16,7% siswa pada kategori tinggi, siklus pertama: 50% tinggi dan 50% sangat tinggi; siklus kedua 33,3% tinggi dan 50% sangat tinggi; siklus ketiga 16,7% tinggi dan 83,3% sangat tinggi. Sebagai gambaran, berikut adalah grafik yang memperlihatkan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh kategori “berminat belajar sangat tinggi pada setiap tahap penelitian:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
Grafik 6. Persentase Siswa Kategori "Berminat Sangat Tinggi" 83.30% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50% 50.00% 40.00% 30.00% 16.70% 16.70% 20.00% 10.00% 0.00%
Perolehan Skor Tertinggi
Kondisi Siklus I Siklus II Siklus awal III
-
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil angket minat belajar anak jalanan, program bimbingan belajar yang menekankan pembangunan kepercayaan diri (self confidence) dan mengalami pengalaman positif dari kegiatan belajar, berhasil meningkatkan minat belajar anak jalanan di PSP.
b. Kriteria Kualitatif -
Hasil wawancara baik dengan subyek yang berminat belajar tinggi maupun yang awalnya rendah memberikan informasi bahwa mereka menyenangi kegiatan belajar di sekolah, di PSP dan program bimbingan belajar dengan berbagai metode dan media yang telah diberikan.
-
Dokumentasi berupa daftar hadir memperlihatkan bahwa pada setiap siklus, semua anak mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Karena itu, dapat dikatakan mereka berminat pada kegiatan bimbingan belajar.
-
Dari lembar kerja yang bersifat reflektif, selain seluruh siswa selalu mengisi sesuai petunjuk pada setiap siklus, isi atau jawaban para siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
juga memperlihatkan keseriusan mereka dalam belajar. Data tersebut didukung oleh kenyataan bahwa mereka juga bersedia saling berbagi hasil refleksi di dalam kelas bimbingan belajar. -
Dengan demikian, data-data kualitatif menunjukkan bahwa program bimbingan belajar yang dirancang khusus untuk anak-anak jalanan di PSP berhasil meningkatkan minat belajar mereka.
D. Pembahasan Hasil penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang sudah dilaksanakan menunjukkan adanya peningkatan minat belajar anak-anak jalanan di PSP Keberhasilan peningkatan minat belajar itu tidak dapat dilepaskan dari model layanan bimbingan belajar yang dikembangkan oleh peneliti sebagaimana dibahas dalam beberapa poin berikut ini.
1. Landasan Pemikiran Model Layanan Bimbingan Belajar Minat belajar seorang siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun faktor eksternal. Sekalipun sama-sama berstatus siswa Sekolah Dasar, kondisi fisik dan psikis yang berbeda dari masing-masing siswa membuat minat belajar mereka pun berbeda satu sama lain. Selain itu, latar belakang sosial, ekonomi dan budaya bahkan politik yang berbeda turut mempengaruhi perbedaan tingkat minat belajar dari para siswa. Kenyataan itu ditemui pada diri para siswa kelompok SD-Besar di PSP Yogyakarta yang menyandang status anak-anak jalanan.. Sebagai anak jalanan, kondisi sosial-ekonomi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
sulit, budaya bahkan politik yang keras menjadi latar belakang kehidupan mereka sehari-hari. Karena itu, sekalipun mereka siswa dari Sekolah Dasar yang berada di sekitar PSP, tingkat minat belajar bahkan kebiasaan belajar mereka berbeda dari para siswa yang.tidak berstatus anak jalanan. Hasil pengamatan sebelum penelitian menunjukkan bahwa sekalipun telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan belajar di PSP, para siswa SD-Besar masih sering memperlihatkan perilaku kurang berminat seperti sering bercanda, tidur-tiduran di atas meja, berteriak-teriak dan mengerjakan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan petunjuk sukarelawan. Para siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar sesuai suasana batin dan fisik mereka.
Mereka
akan
bermalas-malasan
ketika
mereka
memiliki
permasalahan di rumah atau bekerja setelah jam sekolah. Secara kuantitatif, minat belajar sebelum penelitian mencapai skor 51 atau 86,6% sehingga termasuk kategori berminat belajar sangat rendah. Selain itu, data kuesioner minat belajar memperlihatkan bahwa frekuensi terbanyak siswa dengan minat belajar rendah sebesar 33%.
2. Menuju Model Layanan Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Jalanan Dalam konteks tujuan bimbingan belajar ini maka pengembangan model layanan bimbingan belajar yang sesuai dengan latar belakang kehidupan para siswa sebagai anak jalanan dan bergabung secara sukarela dalam kegiatan belajar di PSP menjadi hal yang mutlak perlu dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Dalam literatur tentang pendidikan anak jalanan (street education), sebelum memberikan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan, hendaknya diupayakan dahulu keahlian hidup (life skill) yang positif untuk mengurangi sikap asosial yang dianggap sebagai kultur jalanan (street culture) bahkan kebijaksanaan jalanan (street wise) yang biasanya dihidupi anak-anak jalanan. Karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan minat belajar melalui layanan bimbingan belajar, diperlukan modifikasi pendekatan, tujuan, strategi dan teknik layanan bimbingan belajar. Untuk itu, peneliti merancang
layanan
bimbingan
belajar
yang
lebih
ditujukan
untuk
pengembangan gambaran diri yang positif, mengalami kegiatan belajar sebagai pengalaman positif dan menemukan hasil positif dari kegiatan belajar yang telah dilakukan.
3. Bimbingan Belajar untuk Membangun Gambaran Diri Positif Secara sosial kemasyarakatan, dunia anak jalanan begitu rentan dengan stigma
atau
anggapan
sosiokulturalisme
yang
negatif.
Dalam
dikembangkan
perspektif
Vygotsky
konstruktivisme
dikatakan
bahwa
perkembangan pemahaman diri anak merupakan hasil interaksi pengertian anak dengan pengertian orang dewasa di sekitarnya (Suparno, 1997:45). Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa berbagai anggapan negatif masyarakat di sekitar serta kerasnya kehidupan sehari-hari anak jalanan dapat melahirkan pemahaman diri yang negatif dalam diri anak-anak tersebut. Karena itu, pemahaman dirinya sebagai seorang siswa tetap saja penuh dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
gambaran negatif. Akibatnya, anak-anak mudah merasa pesimis dalam kegiatan belajar di sekolah. Dengan latar pemikiran yang demikian, maka layanan bimbingan belajar pada siklus pertama dikembangkan untuk membangun gambaran diri positif tentang anak yang sedang belajar di sekolah. Layanan pada siklus ini memberanikan para siswa untuk menemukan bahkan membagikan gambaran diri yang positif dan negatif
kepada teman-teman sekelompok. Langkah
pertama ini membuahkan hasil dengan mulai meningkatnya minat belajar para siswa SD-Besar. Secara kuantitatif, minat belajar mencapai angka 65% atau lebih tinggi dari kondisi sebelum layanan bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar ini mampu membuat siswa merasa optima. Minat belajar seorang siswa tidak bisa berkembang dalam diri yang pesimis terhadap dirinya sendiri.
4. Bimbingan Belajar untuk Pembiasaan Cara Belajar yang Positif Minat belajar dapat berkembang jika ditopang oleh kebiasaan-kebiasaan belajarnya yang baik. Dengan kata lain, minat belajar akan meningkat jika siswa mengetahui cara belajar yang baik dan membiasakan diri dengan cara serta strategi belajar yang baik tersebut. Dalam konteks anak jalanan PSP, kepercayaan diri untuk belajar di sekolah belum cukup menjadi jaminan bahwa anak jalanan memiliki minat belajar yang tinggi dan terus bertahan. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa anak jalanan dalam hal ini siswa SD-Besar PSP masih harus membagi waktunya setiap hari dengan bekerja di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
jalanan. Selain itu, setelah jam sekolah, anak-anak tersebut hidup bersama lagi dengan anak-anak jalanan lain yang tidak bersekolah. Layanan bimbingan belajar pada siklus kedua dilaksanakan dalam kerangka membangun pengetahuan, kesadaran dan kebiasaan belajar yang baik. Sebuah kepercayaan diri positif dalam belajar yang telah dibangun harus disuburkan dengan cara belajar yang positif. Agar minat belajar anak jalanan semakin meningkat, bimbingan belajar pada siklus kedua ini harus menghasilkan kesediaan para siswa untuk mengetahui cara belajar yang baik, mengevaluasi cara belajarnya selama ini, menyusun jadwal belajar dan rencana strategi belajar yang baik. Secara kuantitatif, dari
lembar
pengamatan, terlihat bahwa persentase perilaku yang menunjukkan sikap berminat belajar berkembang menjadi 84% pada siklus II dan berdasarkan angket minat belajar, persentase jumlah siswa yang meraih kategori berminat belajar tertinggi bertumbuh pada siklus II yakni 50% siswa SD-Besar.
5. Bimbingan Belajar untuk Peneguhan Pengalaman Positif dari Belajar Bagi anak jalanan yang cenderung bersikap asosial sebagai akibat dari kehidupan yang “keras”, minat terhadap sebuah aktivitas positif dari belajar di sekolah dapat ditingkatkan jika mereka mengalami hasil dari beraktivitas positif tersebut. Belajar di sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu diyakini sebagai aktivitas positif dan semakin diminati jika ada hasil positif dari aktivitas tersebut. Karena itu, bimbingan belajar bagi anak jalanan harus didesain pula untuk meraih tujuan mengalami hasil positif dari aktivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
belajar. Pada saat bersamaan, model bimbingan belajar tersebut juga mengantarkan para siswa pada kesadaran tentang bagaimana “strategi” untuk mendapatkan hasil positif dari aktivitas belajar tersebut. Mempelajari dan merefleksikan teknik kerajinan tangan membuat bunga pita dan bros manik-manik menjadi salah satu aktivitas layanan bimbingan belajar yang bertujuan agar siswa mengalami hasil positif dari belajar dan mengetahui hal yang harus dimiliki agar dapat meraih hasil positif dari belajar. Secara kuantitatif, dari lembar pengamatan, terlihat bahwa persentase perilaku yang menunjukkan sikap berminat belajar berkembang menjadi 92% pada siklus III. Kemudian, berdasarkan angket minat belajar, persentase jumlah siswa yang meraih kategori berminat belajar tertinggi bertumbuh menjadi 83,3% pada siklus III. Minat belajar siswa meningkat ketika layanan bimbingan belajar mampu membuat siswa mengalami indahnya belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan beberapa usul-saran bagi pengelola PSP bersama sukarelawan dan bagi para peneliti yang berniat meneliti topik yang sama.
A. Kesimpulan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan rendahnya minat belajar anakanak jalanan PSP sebagaimana dialami dan diamati peneliti selama menjadi sukarelawan di PSP. Berdasarkan data-data kualitatif dan kuantitatif sebelum pelaksanaan PTBK diketahui bahwa minat belajar anak jalanan cenderung rendah. Untuk itu diperlukan pengembangan model layanan bimbingan belajar yang sesuai konteks anak jalanan usia SD-Besar, agar minat belajar anak-anak tersebut semakin meningkat. 1.
Model layanan bimbingan belajar yang sesuai dengan konteks minat belajar anak jalanan harus dikembangkan sesuai dengan gagasan tentang pendidikan anak jalanan (street education). Layanan bimbingan belajar bagi anak jalanan memberi penekanan pada pembangunan kepercayaan diri dan peneguhan atas pengalaman positif (positive reinforcement) dari aktivitas belajar. Topik-topik bimbingan belajar berkaitan dengan menghargai diri, membangun kebiasaan belajar yang baik dan mengalami hasil belajar berkat ketekunan. Layanan bimbingan belajar dilakukan dengan pendekatan yang lebih reflektif dan personal. Dengan kata lain, layanan bimbingan belajar bagi anak-anak jalanan 132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
merupakan layanan bimbingan belajar yang bertujuan membangun gambaran diri positif, menghidupi kebiasaan belajar yang positif dan mengalami kegiatan belajar sebagai kegiatan yang bernilai positif. 2.
Berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan data kualitatif dan kuantitatif dari pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga, peneliti menyimpulkan bahwa model layanan bimbingan belajar yang dikembangkan dalam konteks anak-anak jalanan dapat meningkatkan minat belajar anak jalanan kelompok siswa SD-Besar di PSP Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar anak jalanan di PSP yang tergabung dalam kelompok SD-Besar pada saat sebelum dan sesudah layanan bimbingan belajar yang dirancang secara khusus sesuai konteks pendidikan anak jalanan. Dengan demikian, hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di atas hanya terbatas bagi siswa kelompok SD-Besar di PSP yang menjadi subyek penelitian. Sekalipun demikian, model layanan bimbingan yang dikembangkan dapat menjadi model bagi layanan bimbingan belajar bagi kelompok anak jalanan pada kelompok usia lain di PSP maupun tempat lainnya.
C. Usul-Saran 1. Untuk peneliti lain Penelitian ini memusatkan perhatian pada peningkatan minat belajar anak jalanan yang menjadi siswa SD kelas IV-VI dan telah meluangkan waktunya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
untuk mengikuti kegiatan belajar di PSP Yogyakarta. Karena itu, penelitian ini merupakan sebuah rintisan PTBK dengan subyek siswa berstatus anak jalanan dan “ruang kelas” yang tidak seperti di sekolah formal. Untuk itu, mengingat kompleksitas latar belakang subyek penelitian ini maka peneliti bimbingan dan konseling yang hendak meneliti subyek yang sama dengan dengan PTBK ataupun pendekatan penelitian partisipatif lainnya tetap perlu memodifikasi model layanan bimbingannya agar sesuai dengan kondisi anak-anak jalanan. Selain model pendekatan, peneliti lain dapat meneliti subyek anak jalanan pada kelompok yang lain seperti anak jalanan usia kelompok TK dan SDKecil bahkan anak jalanan yang belum bisa bersekolah. 2. Untuk Pengelola dan Sukarelawan PSP Temuan penelitian ini menunjukkan perlunya pengemasan pendampingan yang memperhatikan dua hal yaitu: 1) perlunya pendampingan yang menekankan pula pembangunan dan peningkatan minat, kebiasaan, optimisme dan tekad anak jalanan untuk belajar, bukan hanya membantu mereka memahami bahan-bahan mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah; 2) perlunya menjaga sikap yang menunjukkan keramahan dan penerimaan agar anak-anak
jalanan
mengalami
perjumpaan
dengan
pendamping
dan
sukarelawan dalam kegiatan belajar sebagai suatu pengalaman positif dan berkesan. Kegiatan belajar bersama para sukarelawan di PSP harus menjadi pengalaman yang positif agar mereka semakin betah dan bersemangat serta optimis dalam belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sujanto. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2011. Penilaian & Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aditya Media. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Propinsi DIY. 2011. Daftar Pilah Gender dan Anak Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta: BPPM. Barus, G. dan Sri Hastuti, M.M. 2011. Kumpulan Modul Pengembangan Diri: Sarana Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Efendi, U. & Praja J.S. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Hakim, T. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Makmun, Abin Syamsuddin, Prof. Dr., 2009. Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Cet. 10, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muhibbin.2003. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar Ed. Revisi 5. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mustika Nurwijayanti, A. 2012. “Eksploitasi Anak: Perlindungan Hukum Anak Jalanan dalam Perspektif Hukum Pidana di Daerah Yogyakarta.” Jurisprudence, Vol.1 No.1, Juli 2012, hlm. 208-219. Ngalim Purwanto. 1992. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
Sephard, D. 2011. “Non-Formal Education for Improving Educational Outcomes in Street Children and Street Youth in Developing Countries: A Systematic Review”. University of Oxford: Social Policy and Intervention. Santrock, John W., 2009. Psikologi Pendidikan, Ed. 3., terj. Diana Angelica, Jakarta: Salemba Humanika Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subramaniam, P.R. 2009. Motivational Effects of Interest on Student Engagement and Learning in Physical Education: A Review. International Journal of Physical Education, No. 2 Tahun 2009. Sudirman.A.M. 1996. Interaktif dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugioyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr., 2007. Bimbingan & Konseling dalam Praktek, Bandung: Maestro Sulistyowati, S. 2001. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien. Pekalongan: Cinta Ilmu. Suparno, P. 2011. Filsafat Konstrutivisme dalam Pendidikan. Ed.9. Yogyakarta: Kanisius. Tafsir, A. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tata Sudrajat. 1999. Anak Jalanan dan Masalah Sehari-hari Sampai Kebijaksanaan. Bandung: Yayasan Akatiga. The Liang Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Percetakan Liberti. Tu’u, T. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Usman. M.U. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wasti Sumanto. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wayan Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Winkel. W.S. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S. dan Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi World Health Organization. 2009. Module 6: Responding to the Needs and Problem of Street Children. Jeneva: WHO. _____________________. 2009. Module 7: Teaching Street Children. Jeneva: WHO.
Undang-Undang Peraturan Daerah Provinsi DIY No. 6 Tahun 2011 Tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan. Artikel Surat Kabar “800 Anak Jalanan Berkeliaran di DIY”, Kompas, 11 April 2011.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Silabus
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
SILABUS Satuan Pendidikan
No
1
2
: PSP Yogyakarta
Tugas Perkembangan
Bidang Bimbingan
1. Menerima dan menghargai diri sendiri agar memiliki sikap percaya diri dalam segala aktivitas. 2. Mampu belajar bergaul dengan teman sebaya.
Pribadi -Sosial
1.Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan seharihari. 2.Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
Pribadi Sosial
Kompetensi Dasar
Kelas/ Kelompok: SD-besar
Materi Pengembangan
1. Agar siswa mampu menghargai keadaan dirinya baik positif maupun negatif sehingga semakin percaya diri. 2. Siswa mampu berteman dengan siapa saja
1. Aku Berharga
1. Anak mampu mengatur waktu antara kegiatan belajar, kegiatan sekolah dan bermain secara seimbang. 2. Anak dapat mengetahui manfaat dan menerapkan cara belajar yang baik.
1. Mengatur jadwal belajar
2. Aku Mempunyai Banyak Teman
2. kebiasaankebiasaan belajar yang baik
Waktu : 3 x 35 menit
Layanan Bimbingan
Penilaian
Bimbingan belajar
Laiseg, Laijapan
Barus, G. & Sri Hastuti, M.M. Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Penerbit Sanata Dharma, 2011. .Kiat Sukses Bergaul, Kanisius, 1997,cet.Ke-5. Memahami Orang Lain, Kanisius, 1989, Yogyakarta. Bagaimana Mencari Kawan, Binarupa aksara, 1981,Jakarta Selatan.
Laiseg, Laijapan
http://www.fbuzz.com/2010/04/04apasich-waktu-tujuh-hidup/ http://dikdiki.wordpress.co m/2010/03/07/mengapaperlu-mengatur-waktu/ Sprijono.A.2009. Cooperatif Learning:Teori dan amplikasi paikem.Yogyakarta:Pustaka Belajar http://orgganisasi.org./tipsdan-trik-cara-belajar-yangbaik-untuk ujian-ulangan-
Sumber
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 pelajaran-sekolah-bagisiswa-sd-smp-sma-sertamahasiswa
1.Menghasilkan suatu keinginan seorang anak dalam atau pertumbuhan pada diri anak.
3
2.Melatih anak untuk fokus pada kegiatan belajar.
Pribadi Sosial
1. Anak dapat belajar 1.Disiplin & Tekun Bimbingan dengan tekun lewat Belajar Belajar suatu aktivitas. 2. Siswa dapat 2.Aku bisa! mensyukuri kelebihan positifnya dan berani merumuskan citacitanya.
Laiseg, Laijapan
Jaynes,judith.2004.Hasrat untuk belajar.Yogyakarta:Pustaka Belajar Wood,Dick.2007.kiat mengatasi gangguan belajar.yogyakarta:Kotabaru http:// ilmupsikologi.blogspot.com/200 9/05tugasperkembangn.html http://id.answers.yahoo.com /question/index?qid= 20081203053254AA4GC9a http://www.facebook.com/ monikaindri?v=app 2347471856
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Satuan Layanan Bimbingan
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
SIKLUS I
SIKLUS I Fokus Penelitian
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar
Topik Bahasan
Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
6 anak
TOPIK: AKU BERHARGA & MEMPUNYAI BANYAK TEMAN A. Latar Belakang Pemikiran Apa pun bentuk respon seorang anak terhadap berbagai bentuk kegiatan di sekitarnya termasuk belajar di sekolah dipengaruhi pula oleh ragam gambaran diri dari anak tersebut. Begitupula halnya dengan tanggapan anak-anak jalanan di PSP umumnya dan anak-anak usia SD besar khususnya terhadap kegiatan belajar di sekolah maupun di kelompok belajar yang diselenggarakan oleh para relawan. Gambaran diri yang positif akan membantu anak-anak tersebut lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar. Dalam konteks anak-anak jalanan di PSP yang dekat dengan berbagai stigma negatif masyarakat tentang kondisi sosial-ekonomi mereka maka tidak mudah bagi mereka untuk membangun dan memiliki gambaran positif tentang diri mereka. Sekalipun mereka dilihat oleh orang lain secara berbeda bahkan negatif, mereka sendiri diharapkan memiliki gambaran diri yang positif agar semakin optimis dalam usaha mereka meraih cita-cita dan penghidupan yang layak melalui belajar formal. Oleh karena itu, sangat beralasan jika usaha untuk meningkatkan minat belajar seorang anak jalanan PSP dimulai dengan membangun gambaran yang positif dalam diri anak-anak ini. Konsep diri yang positif tersebut akan semakin kuat dan berdayaguna jika diapresiasi dan didukung oleh orang-orang sekitar terutama teman-teman sepermainan dan sekelas mereka. Perasaan memiliki teman, diperhatikan dan dihargai oleh teman-teman membuat anak-anak tersebut merasa dirinya berarti. Dengan kesadaran tersebut, mereka akan semakin menyukai perjumpaan dengan teman-teman mereka dalam kegiatan bimbingan belajar di PSP pada khususnya dan di sekolah pada umumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Satuan Layanan Bimbingan No 1. 2. 3.
Pokok Bahasan Bidang Bimbingan Standar Kompetensi
4.
Kompetensi Dasar
5.
Indikator
6.
Metode
7. 8. 9.
Waktu Alat Sumber
10.
Sasaran
Keterangan Menghargai Diri yang Memiliki Banyak Teman Bimbingan Pribadi Sosial Setelah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan dapat memahami dan menghargai dirinya yang memiliki banya teman seperjuangan. Agar siswa dapat menyadari keadaan dirinya, baik positif maupun negatif serta menyadari kehadiran teman-temannya yang membantu sehingga dapa mengubah kelemahan menjadi kekuatan. 1.1 Siswa dapat menyebut kelebihan dalam dirinya. 1.2 Siswa dapat menyebut kekurangan dalam dirinya. 1.3 Siswa menyebutkan potensi-potensi dalam dirinya. 1.4 Siswa memberi contoh sikap menghargai diri sendiri. 1.5 Siswa menyadari ketulusan pertemanan dengan temantemannya. 1.6 Siswa merumuskan kiat-kiat menghargai diri bersama teman-teman. Ceramah singkat, menonton film, refleksi, lembar kerja siswa. 3 x 35 menit Modul, lembar kerja, LCD, Laptop, loudspeaker Barus, G.B. & Sri Hastuti, M.M., 2011. Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Film Tony Melendez Film “Aku Bisa” Anak-Anak SD Besar (Kelas 4-6) di PSP.
C. Skenario Kegiatan Pelayanan Bimbingan Pertemuan I No. Kegiatan 1. Pengantar 2.
Pemberian Materi
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan gagasan pokok dari materi bimbingan termasuk tentang
Waktu 5 menit 7 menit
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Menonton Film
4.
Mengerjakan Tugas
5.
Penutup
Pertemuan II No. Kegiatan 1. Pengantar 2.
3.
5.
Pemberian Materi
Sharing
Penutup
Pertemuan III No. Kegiatan 1. Pengantar 2.
3.
Pemberian Materi
Menonton Film
film yang akan dipertontonkan. Pembimbing memutarkan film “Tony Melendez” Pembimbing meminta siswa menuliskan kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Pembimbing memberikan kesimpulan dan gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan pertama.
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan sedikit dari materi bimbingan: bahwa kesadaran akan kelebihan dan kekurangan dapat membantu kita membangun gambaran diri yg positif dalam hidup. - Pembimbing membagikan kembali lembar tugas yg diisi pd pertemuan pertama kepada masing2 anak. - Para siswa diminta untuk membaca ulang hasil pengisiannya untuk didengarkan oleh pembimbing dan teman-temannya. - Pembimbing memberikan masukan, koreksi dan motivasi kepada setiap anak yg sudah membacakan tugasnya. Pembimbing memberikan kesimpulan dan gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan ke-2.
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan sedikit dari materi bimbingan. Bahwa kita semua pasti memiliki teman-teman. Jika kita saling mendukung maka kita pasti bisa melakukan sesuatu yg kita perjuangkan. Pembimbing memutarkan film “Aku Bisa”. Film singkat ini merupakan kisah nyata menggambarkan masa kecil Forest yg tidak bisa berjalan normal karena lemah kakinya dan harus disangga dg plat penyangga. Tetapi berkat dorongan
10 menit 10 menit
3 menit
Waktu 5 menit
7 menit
18 menit
5 menit
Waktu 5 menit
7 menit
10 menit
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
5.
Mengerjakan Tugas
Penutup
temannya, ia dapat berlari bahwa plat penyangga tersebut lepas ketika ia berlari. - Pembimbing meminta siswa menuliskan harapan dan niat terhadap teman2. Apa yg kuharapkan teman2 lakukan untukku? Apa yg hendak kulakukan untuk mendukung kegiatan belajar teman2ku? - Pembimbing meminta masing-masing siswa membacakan harapan dan niatnya tersebut. Pembimbing memberikan kesimpulan dan gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan ke-2.
146
10 menit
3 menit
D. Materi Bimbingan 1. Menghargai Diri Sendiri Masalah-masalah rumit yang dialami manusia seringkali bahkan hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Kemampuan berpikir manusia seringkali membuat manusia suka menilai diri sendiri maupun orang lain secara macam-macam yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri dan suka menyalahkan diri sendiri. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri atau gambaran diri terdiri dari konsep diri positif dan konsep diri negatif. 1) Konsep diri negatif Orang dengan konsep diri negatif memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Kecenderungan: orang seperti ini bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan namun sebagai halangan. Ia mudah menyerah sebelum berperang. Jika gagal, ia menyalahkan diri sendiri atau orang lain. 2) Konsep diri positif Orang dengan konsep diri positif bersikap lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, termasuk terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dilihat sebagai kematian melainkan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang seperti ini mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan untuk keberhasilannya di masa yang akan datang. 2. Bagaimana cara menghargai diri sendiri: Kenali diri. Langkah ini merupakan langkah yang tersulit dalam proses menghargai diri sendiri karena menuntut kejujuran kita pada diri sendiri. Namun keberanian untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri merupakan pintu masuk untuk mulai menghargai diri sendiri. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan. Langkah ini membuat kita tetap rendah hati saat kita menemukan bahwa kita memiliki banyak kekuatan bahkan mengalami kesuksesan. Sebaliknya, membuat kita tetap optimis bahwa akan mampu menghadapi semuanya walaupun memiliki kelemahan karena Tuhan akan membantu kita mengatasinya. Menyadari keunikan diri. Yakinlah bahwa kita ini pribadi yang unik. Tidak akan pernah ada orang yang sama persis dengan kita. Jadi, percayalah pada diri dan yakinlah bahwa kita pasti memiliki hal yang istimewa untuk dibagikan bagi sesama dalam hidup. Mengakui kelemahan. Sekalipun langkah ini sering sulit, namun jika kita lakukan maka kita akan dengan mudah memperbaiki diri dan menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang. Kembangkan diri. Setelah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri maka langkah yang harus segera diambil adalah: kembangkanlah diri. Kelebihan ditingkatkan, kelemahan diperbaiki bahkan dijadikan kelebihan yang baru. 3. Memiliki Banyak Teman Selain sebagai makhluk individu, manusia juga makhluk sosial. Artinya, perkembangan seseorang membutuhkan orang lain, bahkan bergantung juga pada orang lain. Karena ini, keyakinan bahwa kita memiliki banyak teman yang baik untuk saling mendukung dapat membuat kita menjadi orang-orang yang optimis dalam berbagai aktivitas hidup termasuk belajar. Memiliki banyak teman itu penting dan sangat berguna karena: Teman itu selalu ada ketika kita sedang membutuhkan mereka. Teman bisa menghibur kita saat kita sedih. Teman bisa menilai kita saat kita memiliki kesalahan yang tidak kita ketahui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Teman dapat memberikan saran yang baik jika kita sedang mengalami jalan buntu atau kesusahan. Teman dapat membantu pekerjaan kita. Teman dapat juga menjadi sumber agar kita mendapatkan informasi yang baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1: Gambaran Diri Nama
:……………………………………………………………………………………….
No. Absen :……………………………………………………………………………………….
Kelebihan dalam Diriku antara lain: 1. …………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………….. 4. ………………………………………………………………….. 5. …………………………………………………………………… 6. ………………………………………………………………….. 7. ……………………………………………………………………
Kelemahan atau Kekurangan dalam Diriku adalah: 1) ……………………………………………………………………….. 2) ……………………………………………………………………….. 3) ………………………………………………………………………. 4) ……………………………………………………………………… 5) ……………………………………………………………………… 6) ……………………………………………………………………… 7) ………………………………………………………………………
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lembar Kerja Siswa 2 Pertemuan 3: Memiliki Banyak Teman Nama
:……………………………………………………………………………………….
No. Absen :……………………………………………………………………………………….
Aku berharap agar teman-temanku membantuku dengan cara… 8. …………………………………………………………………… 9. …………………………………………………………………… 10.
…………………………………………………………………..
11.
…………………………………………………………………..
12.
……………………………………………………………………
13.
…………………………………………………………………..
14.
…………………………………………………………………… Yang mau aku lakukan untuk membantu teman-temanku adalah…. 8) ……………………………………………………………………….. 9) ……………………………………………………………………….. 10) ………………………………………………………………………. 11) ……………………………………………………………………… 12) ……………………………………………………………………… 13) ……………………………………………………………………… 14) ………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
SIKLUS II SIKLUS II Fokus Penelitian Topik Bahasan
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar Mengatur Jadwal Belajarku & Mengembangkan Kebiasaan Belajar yang baik
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
6 anak
TOPIK: AKU MENGATUR JADWAL BELAJARKU & MENGEMBANGKAN KEBIASAAN BELAJAR YANG BAIK A. Latar Belakang Pemikiran Sikap kepercayaan diri, optimisme dan semangat seorang siswa dalam hal belajar akan semakin berkembang jika didukung oleh strategi dan kebiasaan belajar yang baik dan tepat. Dalam konteks anak jalanan sekaligus siswa di PSP, pengembangan strategi dan kebiasaan belajar yang baik tersebut menjadi sangat penting karena pola hidup mereka yang harus membagi waktu antara sekolah dan bekerja di jalanan. Salah satu strategi belajar adalah mengatur jadwal belajar setelah mengevaluasi kebiasaan belajar yang selama ini dilakukan. Maka topik layanan bimbingan siklus kedua ini ditujukan untuk mempelajari pengaturan jadwal dan kebiasaan belajar siswa. E. Satuan Layanan Bimbingan No Keterangan 1. Mengatur Jadwal Belajarku dan Mengembangkan Pokok Bahasan Kebiasaan Belajarku yang Baik 2. Bidang Bimbingan Bimbingan Pribadi Sosial 3. Setelah mengikuti kegiatan ini siswa dapat Standar mengembangkan kebiasaan belajarnya yang baik dan Kompetensi mengatur waktu belajarnya di antara waktu kerja dan bermain. 4. Siswa mampu mengembangkan kebiasaan belajarnya Kompetensi Dasar yang baik dan mengatur waktu belajarnya di antara waktu kerja dan bermain. 5. 1.7 Siswa dapat menyebut kebiasaan-kebiasaan belajarnya selama ini. 1.8 Siswa dapat menceritakan kebiasaan belajarnya tersebut kepada temannya. Indikator 1.9 Siswa dapat mendengarkan masukan dari temantemannya tentang kebiasaan belajar yang baik. 1.10 Siswa dapat menyusun jadwal belajar hariannya selama satu minggu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 8. 9.
Metode Waktu Alat Sumber
10.
Sasaran
Ceramah singkat,diskusi dan presentasi, menonton film, refleksi, lembar kerja siswa. 3 x 35 menit Lembar kerja berwarna, LCD, Laptop, loudspeaker Barus, G.B. & Sri Hastuti, M.M., 2011. Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Pengalaman siswa, film singkat “Cheng-Cheng Po” Anak-Anak SD Besar (Kelas 4-6) di PSP.
B. Skenario Kegiatan Pelayanan Bimbingan Pertemuan I No. Kegiatan Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan 1. Pengantar tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan gagasan pokok dari materi bimbingan tentang 2. Pemberian Materi mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. Pembimbing membagikan lembar refleksi berupa kertas kecil berwarna ungu Mengerjakan tugas 3. (lambang penyesalan) dan meminta para refleksi pribadi siswa untuk menuliskan bagaimana kebiasaan belajar mereka selama ini. Pembimbing meminta siswa duduk per kelompok (2 orang yang berdekatan) lalu membacakan hasil refleksinya dan temannya memberi masukan. Masing4. Sharing Kelompok masing kelompok diminta menyimpulkan mana saja yang menjadi kebiasaan beljar yang baik lalu membacakan untuk seluruh kelas. Pembimbing memberikan kesimpulan dan 5. Penutup gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan pertama.
Pertemuan II No. Kegiatan 1. Pengantar 2. Pemberian Materi 3.
Sharing
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan pokok materi bimbingan: bahwa kebiasaan belajar yang baik perlu didukung oleh jadwal belajar yang teratur dan sesuai. - Pembimbing membagikan 7 lembar kertas berwarna yang berbeda-beda kepada siswa di mana setiap warna melambangkan satu hari. - Pembimbing meminta siswa menuliskan jadwal belajar harian selama satu minggu pada lembar kertas berwarna tersebut.
Waktu 5 menit
7 menit
10 menit
10 menit
3 menit
Waktu 5 menit
7 menit
15 menit
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Penutup
Pertemuan III No. Kegiatan 1. Pengantar 2.
Pemberian Materi
3.
Menonton Film
4. Mengerjakan Tugas
5. Penutup
Pembimbing memberikan kesimpulan dan gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan ke-2 dan menghimbau para siswa untuk menyimpan jadwal tersebut pada tempat yang mudah terlihat.
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan pokok-pokok materi bimbingan bahwa kebiasaan dan jadwal belajar yang baik perlu dilaksanakan dan teman-teman sendiri dapat membantu kita untuk mkenepati jadwal belajar tersebut serta menjelaskan isi film yang akan ditonton secara singkat. Pembimbing memutarkan film “Chengcheng Po” yang menceritakan lima sahabat di sebuah SD yang berbeda agama dan suku namun saling membantu khususnya membantu seorang temannya yang tidak dapat membayar uang SPP dengan cara merancang sebuah pertunjukan Barong Sai setelah jam sekolah untuk mengumpulkan dana. - Pembimbing meminta siswa menuliskan kesan dan pesan yang diperoleh dari film tersebut. - Pembimbing meminta siswa mengungkapkan pendapat soal mengembangkan kebiasaan belajar yang baik yang sudah ditulis tersebut. Pembimbing memberikan kesimpulan dan gambaran singkat tentang kegiatan pada pertemuan ke-3.
153
8 menit
Waktu 5 menit
7 menit
10 menit
10 menit
3 menit
C. Materi Bimbingan 1. Belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi perubahan dalam hidup menuju lebih baik. 2. Manfaat belajar antara lain: a. Mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih banyak sehingga wawasan kita menjadi bertambah. b. Bisa berkembang dan mengalami perubahan. c. Mendapatkan nilai yang baik bahkan menjadi juara. d. Bisa menyelesaikan masalah baik di sekolah (ujian, ulangan, dsb) maupun di rumah. e. Dapat menjadi manusia yang berguna bagi orang lain karena ilmu yang diperoleh dapat membantu orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
3. Kebiasaan belajar. a. Kebiasaan adalah cara bertindak yang diperoleh malalui belajar secara berulang-ulang sehingga menjadi menetap dan bersifat otomatis. Karena itu, kebiasaan belajar adalah cara atau teknik yang menetap pada diri seseorang pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. b. Kebiasaan belajar dibagi dalam dua bagian yaitu: 1) ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas dan menghindari rangsangan yang mengganggu konsentrasi belajar; 2) cara belajar yang efektif dan terampil. c. Beberapa tips cara belajar yang perlu diketahui adalah: 1) belajar kelompok; 2) membuat ringkasan pelajaran; 3) membuat perencanaan belajar; 4) disiplin dalam belajar; 5) aktif; 6) belajar dengan serius dan tekun; 7) belajarlah sedikit demi sedikit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
LEMBAR KERJA SISWA 1:
Pertemuan 1: 1. Tulislah kebiasaan-kebiasaanmu ketika belajar sebagaimana yang biasa kamu lakukan selama ini! 2. Setelah ditulis, bacakan hasil tulisanmu tersebut kepada teman di sampingmu dan dengarkan tanggapan temanmu. Lakukan hal tersebut secara bergantian!
Pertemuan 2: 1. Tulislah jadwal belajarmu setiap hari pada kertas warna-warni yang telah disiapkan ini!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Lembar Refleksi Siswa 3 Pertemuan 1 Siklus II: Mengatur Jadwal Belajar Nama
:……………………………………………………………………………………….
No. Absen :………………………………………………………………………………………. Petunjuk Refleksi: Setelah menyaksikan video tentang “Mimpi Topan” tadi, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! 15. Apa yang paling berkesan untukmu dari cerita dalam video tersebut? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 16. Menurutmu, apa yang menyebabkan Topan bermimpi buruk? ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….……………………………………… … 17. Pesan baik apa yang kamu dapatkan dari video yang tersebut? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 18. Kebiasaan buruk seperti apa yang perlu kamu tinggalkan? ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….……………………………………… ………………………………………………………………………………………………… … 19. Kebiasaan baik seperti apa yang perlu kamu tingkatkan agar dapat belajar denganb baik? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………..…………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
SIKLUS III SIKLUS III Fokus Penelitian
Meningkatkan minat belajar anak jalanan melalui bimbingan belajar
Topik Bahasan
Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa!
Waktu
3 x 35 menit
Tempat
Ruang Kelas SD-Besar PSP Yogyakarta
Kelas/Jumlah Anak
6 anak
TOPIK: TEKUN DAN DISIPLIN BELAJAR, AKU BISA! A. Latar Belakang Pemikiran Dalam proses belajar, kebiasaan belajar yang baik dengan jadwal yang jelas, tetap akan mendapatkan tantangan dan godaan berupa rasa jenuh, bosan dan malas. Selain itu, kondisi fisik yang lelah setelah bekerja keras, pikiran yang dipenuhi oleh kekhawatiran hingga lingkungan di sekitar yang bising dan kumuh dapat mengganggu tekad dan niat belajar seorang anak di rumah maupun di sekolah. Dalam konteks anak-anak jalanan PSP, tantangan seperti ini sangat mungkin bahkan selalu ditemui oleh anak-anak. Bahkan, sebagaimana diketahui secara umum, bahwa dunia anak jalanan begitu rentan dengan budaya kekerasan, kenakalan, kriminalitas dan stigma negatif dari masyarakat. Mereka secara psikologis mudah merasa sebagai anak-anak yang berbeda dari anakanak lain yang bersekolah secara „normal.‟ Maka kegiatan belajar di sekolah tidak saja tidak dapat dijangkau tetapi juga dirasa sebagai sesuatu hal yang tidak perlu. Oleh karena itu, ketertarikan pada kegiatan belajar atau minat belajar pada anak jalanan tidak hanya dibiasakan tetapi juga harus diteguhkan. Peneguhan tersebut dilakukan cara bahwa anakanak tersebut mengalami sendiri bagaimana sebuah proses belajar membutuhkan ketekunan, daya tahan dan ketelitian tetapi juga akan menghasilkan hasil yang membahagiakan. Dengan kata lain, anak-anak jalanan ini harus mengalami dan membuktikan sendiri bahwa belajar adalah sebuah kegiatan positif dengan hasil yang positif pula! Dengan keyakinan ini, anak-anak jalanan dapat memiliki optimisme pada kegiatan belajarnya dan berani untuk merancang cita-cita mereka di masa depan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Satuan Layanan Bimbingan No
Keterangan
1. 2.
Pokok Bahasan Bidang Bimbingan
3.
Standar Kompetensi
4.
5.
Kompetensi Dasar
Tekun dan Displin Belajar, Aku Bisa! Bimbingan Pribadi Sosial Siswa mampu memahami dan melakukan tindakan tekun belajar dan bersikap optimis untuk meraih cita-citanya. Agar siswa dapat belajar dengan tekun dan teliti hingga mendapatkan hasilnya sehingga mengalami pengalaman belajar itu sebagai sebuah kegiatan yang positif.
Indikator 1.11 Siswa dapat mengerjakan kerajinan tangan sesuai petunjuk pembimbing. 1.12 Siswa memperoleh hasil berupa hasil kerajinan tangan. 1.13 Siswa menyebutkan kesan yang diperoleh selama mengerjakan kerajinan tangan. 1.14 Siswa menyebutkan pesan-pesan yang diperoleh dari aktivitas mengerjakan kerajinan tangan. 1.15 Siswa menunjukkan optimismenya dalam belajar dengan menyebutkan cita-citanya.
6.
Metode
Ceramah singkat, menonton film, tanya-jawab, mengerjakan kerajinan tangan, refleksi menurut lembar kerja siswa.
7. 8.
Waktu Alat
3 x 35 menit
9.
Sumber
10.
Sasaran
Pita, gunting, lem, manik-manik, film singkat, lembar kerja, Laptop, loudspeaker. Barus, G.B. & Sri Hastuti, M.M., 2011. Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Film “Sekolahku” & Cuplikan Laskar Pelangi Pengalaman siswa Anak-Anak SD Besar (Kelas 4-6) di PSP.
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C. Skenario Kegiatan Pelayanan Bimbingan Pertemuan I No. Kegiatan 1. Pengantar 2.
Pemberian Materi
3.
Menonton Film
4.
Tanya-jawab
5.
Penutup
Pertemuan II No. Kegiatan 1.
Pengantar
2.
Pemberian Materi
3.
Mengerjakan tugas terbimbing
5.
Penutup
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan pokok gagasan tentang ketekunan belajar dan memberikan gambaran singkat tentang isi kedua film yang akan ditonton. Pembimbing memutarkan film “Sekolahku” dan Cuplikan Laskar Pelangi Pembimbing menanyakan kepada para siswa tentang kesan dan pesan yang mereka peroleh dari kedua film singkat tersebut. Pembimbing memberikan kesimpulan dan peneguhan.
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbing menjelaskan pesan pokok kegiatan membuat kerajinan tangan, membagikan alat dan bahan serta menunjukkan langkah-langkah awal pembuatan bunga dari pita. Pembimbing meminta siswa untuk mulai mengerjakan sesuai petunjuk sambil diawasi dan dibantu oleh pembimbing. Pembimbing meminta para siswa melaporkan jumlah rangkaian bunga yang dihasilkan setiap siswa. Pembimbing memberikan kesimpulan dan meneguhkan pesan ketekunan dan ketelitian yang diperoleh melalui kegiatan yang telah dilakukan.
Waktu 3 menit
5 menit
15 menit 10 menit 3 menit
Waktu 3 menit
7 menit
20 menit
5 menit
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pertemuan III No. Kegiatan 1.
Pengantar
2.
Pemberian petunjuk
3.
Mengerjakan tugas terbimbing
4.
Mengerjakan lembar tugas
5.
Penutup
Keterangan Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan yang sama dengan kegiatan pada pertemuan sebelumnya. Pembimbing membagikan alat dan bahan lalu memperagakan cara pembuatan bros dari manik-manik Pembimbing meminta siswa mengerjakan bros secara perlahan dan teliti sesuai petunjuk dengan ketentuan setiap siswa harus mendapatkan satu bros. Pembimbing meminta siswa menuliskan kesan, pesan dan niat mereka dalam kegiatan belajar serta menuliskan pula cita-cita mereka. Pembimbing menyimpulkan, memberikan peneguhan dan mengucapkan terima kasih atas kerja samanya dan mengumumkan bahwa bros yang dihasilkan boleh dibawa pulang.
160
Waktu 3 menit
5 menit
15 menit 10 menit
3 menit
D. Materi Bimbingan 1. Tekun belajar demi cita-cita. Banyak manfaat yang kita dapat dari sikap tekun belajar. Dengan ketekunan kita akan memperoleh hasil yang mendekati sempurna. Kita juga akan lebih mudah untuk meraih cita-cita kita. Lawan dari tekun belajar adalah malas belajar karena sikap malas belajar akan membuat kita jauh dari kesuksesan. Dengan kata lain, hanya dengan tekun belajar, apa pun yang menjadi cita-cita kita akan dapat tercapai. 2. Ketekunan yang cerdas dan teliti Selain tekun belajar, kita juga harus cerdas dan teliti. Maksudnya, kita perlu mempergunakan kecerdasan otak kita dalam belajar sehingga kita mudah mempelajari segala sesuatu. Untuk melatih kecerdasan, kita perlu belajar dari orang lain dan dari apa saja yang kita lakukan. Selain cerdas, kita juga harus teliti agar kita dapat mempelajari semua langkah dalam belajar sehingga kita dapat menguasainya. 3. Tekun dan percaya diri Ketekunan, ketelitian, dan kecerdasan dalam belajar harus didukung pula oleh keprcayaan diri dan sikap optimis. Kita harus percaya bahwa kita mampu mempelajari segala sesuatu dan mendapatkan hasil dari ketekunan kita itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
4. Ketekunan selalu menghasilkan hal yang positif. Tekun, disiplin, teliti dan cerdas dalam belajar pasti membuat kita meraih hasil yang membahagiakan. Dengan kata lain, belajar menuntut ketekunan kita. Dan dengan belajar yang tekun kita pasti akan mengalami hasil belajar yang indah, baik dan positif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA 2
162
Nama :………………….. No.Absen :………………….
“Tekun dan Displin Belajar, Aku Bisa! REFLEKSI 2
1. Bagaimana kesanmu setelah menonton kedua film singkat tadi? …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… 2. Apa cita-citamu?............................................................................................ Dan bagaimana cara atau langkah-langkahmu untuk dapat meraih citacitamu itu? …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… 3. Apakah kamu yakin bahwa kamu dapat belajar dengan baik? Mengapa? …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… 4. Menurutmu, apa saja kuncinya supaya kita dapat sukses dalam belajar? …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Penelitian
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
………………………………………..
Lembar Pengamatan: Perilaku siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat
No
Perilaku Siswa
1
Ter-lambat masuk kelas
2
Bercanda
3
Membuat keributan
4
Sering ijin keluar kelas
5
Tidur-tiduran
6
Bermain handphone
7
Melamun
8
Mengganggu teman
9
Sering melihat keluar
10
Mengeluh minta pulang
11
Mondar-mandir dalam kelas
12
Mengobrol
13
Mengerjakan hal lain
14 15
Catatan Pengamatan Rara
Annisa
Bella
Putri
Nisa K.
Vina
Total Kelas
Tidak mau mengikuti instruksi Berkemas sebelum jam pulang Total Individu
Yogyakarta,……………………….2014 Observer
……………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
………………………………………..
Lembar Pengamatan: Perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat
No
Perilaku Siswa
2
Masuk kelas tepat waktu Antusias
3
Memperhatikan
4
Berpartisi-pasi aktif
5
Tampak tenang
6
Tampak gembira
7
Bersemangat
8
Fokus/berkonsentrasi
1
Catatan Pengamatan Rara
Annisa
Bella
Putri
Nisa K.
Vina
Total Kelas
9
Bertanya Mengerjakan tugas yang 10 diberikan 11 Menanggapi 12
Menikuti instruksi Menjelas kan pada 13 teman 14 Mendengarkan 15
Tampak serius Total Individu
Yogyakarta,……………………….2014 Observer
……………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANGKET MINAT BELAJAR
Disusun oleh : Yustina Dauk Bria 091114059
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
Non Scholae sed Vitae Discimus! Kita belajar bukan untuk sekolah tetapi untuk HIDUP!
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
Angket Minat Belajar Meningkatkan Minat Belajar Anak Jalanan Kelas IV-V Perkampungan Sosial Pingit melalui Bimbingan Belajar
Nama
:…………………………………
No. Absen
:………………………………….
Petunjuk Pengisian:
Teman-teman, kegiatan pengembangan kepribadian yang sedang atau baru saja kalian ikuti ini tentu menimbulkan berbagai perasaan dalam diri kalian. Ada yang merasa suka dengan kegiatan ini, senang, puas, tetapi ada juga yang merasa biasa-biasa saja, bahkan mungkin juga ada yang merasa bosan. Nyatakanlah sikap/persetujuanmu secara jujur dengan memberi penilaian pada setiap butir pernyataan dalam daftar ini dengan cara memberi tanda √ pada kolom bergambar. Bila Kamu:
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Isilah seluruhnya, jangan ada yang terlewatkan, ya... ! Terima kasih atas ketulusanmu. NO.
1. 2.
PERNYATAAN Bimbingan Belajar ini sangat kubutuhkan. Melalui bimbingan belajar ini, aku ingin sekali memperbaiki diri.
3.
Dengan Bimbbingan ini, aku akan lebih memperbaiki sikapsikapku.
4.
Bimbingan Belajar ini membantuku untuk lebih mengenal diriku sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Aku berniat untuk mempraktekkan pengalaman yang kudapat melalui Bimbingan Belajar ini dalam hidupku.
6.
Pengetahuanku menjadi bertambah setelah mengikuti bimbingan belajar ini.
NO.
PERNYATAAN
7.
Aku ikut bimbingan belajar ini karena ingin berkumpul dengan teman-teman.
8.
Aku takut tidak mendapatkan nilai baik jika aku tidak mengikuti bimbingan belajar di PSP.
9.
10. 11. 12. 13. NO
14. 15. 16. 17.
Jika ada kesempatan, aku ingin sekali mengikuti Bimbingan belajar lagi di lain waktu. Bimbingan belajar ini sangat menarik bagiku. Aku tidak ingin sekalipun membolos dari Bimbingan Belajar ini. Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhanku. Isi/kandungan materi yang diberikan sangat bermanfaat. PERNYATAAN Materi yang diberikan mudah dipahami Aku selalu memperhatikan volunter saat menyampaikan materi. Aku mengerjakan tugas/soal yang diberikan dengan baik. Aku berusaha untuk terlibat aktif di dalam Bimingan
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. 19.
20.
21.
No
22.
23.
24.
25.
Belajar ini. Aku sering bertanya tentang hal yang belum aku pahami. Aku sering menjawab pertanyaan lisan Volunter pembimbing. Hatiku senang sekali saat mengikuti Bimbingan Belajar ini. Aku merasa puas setelah mengikuti bimbingan Belajar ini. PERNYATAAN Aku merasa bosan saat Bimbingan Belajar berlangsung. Aku selalu merasa tertantang jika diberikan tugas, sehingga segera ingin menyelesaikannya. Aku selalu menyimak materi yang diberikan dengan penuh semangat. Aku selalu bersemangat mengikuti Bimbingan Belajar ini dari awal sampai selesai.
Teman-teman, Terima kasih karena sudah mengisi angket ini dengan sebaik-baiknya...semoga Tuhan memberkati perjuangan dan masa depan teman-teman semuanya..
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Lembar Pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
RINGKASAN DATA HASIL PENGAMATAN Aspek 1: Perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat
Rara
Annisa
Bella
Putri
Nisa K.
Vina
Jumlah dan Persentase Skor Kelas
Angka
5
7
5
6
14
3
40
Persentase
33,3%
46,6%
33,3%
40%
93,3%
20%
44,4%
6
13
13
13
14
2
59
40%
86,6%
86,6%
86,6%
93,3%
13,3%
66 %
10
15
14
14
15
9
76
66,6%
100%
93,3%
93,3%
100%
60%
84%
13
15
15
15
15
10
83
86,6%
100%
100%
100%
100%
66,6%
92,2%
Jumlah & Persentase Skor Subyek
Siklus
Kondisi
awal
Angka
Siklus I
Persentase
Angka
Siklus II
Persentase
Angka
Siklus III
Persentase
Catatan: 1. Rumus perhitungan persentase skor subyek adalah: Jumlah skor subyek/ jumlah skor maksimal subyek (15) x 100%. Contoh: persentase skor Rara pada siklus I adalah: 6/15 x 100% = 40% 2. Rumus perhitungan persentase skor kelas adalah: jumlah skor kelas/ jumlah skor maksimal kelas (90) x 100% Contoh: persentase skor kelas pada siklus I adalah 59/90 x 100% = 65,5%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RINGKASAN DATA HASIL PENGAMATAN Aspek 2: Perilaku siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat
Rara
Annisa
Bella
Putri
Nisa K.
Vina
Jumlah dan Persentase Skor Kelas
Angka
12
9
9
6
2
13
51
Persentase
80%
60%
60%
40%
13,3%
86,6%
56,7%
Angka
11
3
5
5
4
11
38
Persentase
73%
20%
33%
27%
27%
73%
42%
Angka
6
3
3
2
3
7
24
Persentase
40%
20%
20%
13%
20%
47%
26%
Angka
3
1
2
1
1
4
11
Persentase
20%
7%
13%
7%
7%
27%
12%
Jumlah & Persentase Skor Subyek
Siklus
Kondisi
awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Tabulasi Angket Minat Belajar & Hasil Olah Statistik Setiap Siklus
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 181
Tabulasi Data Angket Minat Belajar pada Kondisi Awal
Q 1
Q 2
Q 3
Q 4
Q 5
Q 6
Q 7
Q 8
Q 9
Q 10
Q 11
Q 12
Q 13
Q 14
Q 15
Q 16
Q 17
Q 18
Q 19
Q 20
Q 21
Q 22
Q 23
Q 24
Q 25
Rara
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
Annisa
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
2
3
4
3
1
1
3
4
Bella
4
4
4
4
3
4
2
2
4
3
2
2
3
3
3
4
2
3
3
3
3
1
3
3
3
Putri
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
2
4
3
4
Nisa
4
4
3
3
3
4
2
2
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
2
4
3
1
4
4
4
Vina
3
3
2
3
3
3
2
1
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
Nama
Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
Statistik Deskriptif Minat Belajar Anak pada Kondisi Awal Descriptives Statistics Descriptive Statistics
N
Minimum
Minat Belajar Kondisi Awal
6
Valid N (listwise)
Maximum
65.00
Mean
83.00
74.6667
6
Tabel Frekuensi Frequencies Statistics Minat Belajar Kondisi Awal N
Valid
6
Missing
0
Mean
74.6667
Median
76.5000
Mode
65.00
Std. Deviation
8.01665
Variance
64.267
Minimum
65.00
Maximum
83.00
Sum
448.00
Minat Belajar Kondisi Awal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
65
2
33.3
33.3
33.3
75
1
16.7
16.7
50.0
78
1
16.7
16.7
66.7
82
1
16.7
16.7
83.3
83
1
16.7
16.7
100.0
Std. Deviation 8.01665
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Minat Belajar Kondisi Awal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
65
2
33.3
33.3
33.3
75
1
16.7
16.7
50.0
78
1
16.7
16.7
66.7
82
1
16.7
16.7
83.3
83
1
16.7
16.7
100.0
6
100.0
100.0
Total
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184
Tabulasi Data Angket Minat Belajar pada Siklus I
Q 1
Q 2
Q 3
Q 4
Q 5
Q 6
Q 7
Q 8
Q 9
Q 10
Q 11
Q 12
Q 13
Q 14
Q 15
Q 16
Q 17
Q 18
Q 19
Q 20
Q 21
Q 22
Q 23
Q 24
Q 25
Rara
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
Annisa
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
1
3
3
4
Bella
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
Putri
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
Nisa
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
2
4
3
2
3
3
3
Vina
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
1
2
3
4
Nama
Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Statistik Deskriptif Minat Belajar Anak Jalanan Siklus 1 Tabel Frekuensi Frequencies
Statistics Minat Belajar Siklus Pertama N
Valid
6
Missing
0
Mean
79.0000
Median
80.5000
Mode
69.00
Std. Deviation
a
6.95701
Variance
48.400
Range
18.00
Sum
474.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Minat Belajar Siklus Pertama Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
69
1
16.7
16.7
16.7
73
1
16.7
16.7
33.3
78
1
16.7
16.7
50.0
83
1
16.7
16.7
66.7
84
1
16.7
16.7
83.3
87
1
16.7
16.7
100.0
6
100.0
100.0
Total
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187
Tabulasi Data Angket Minat Belajar pada Siklus II
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q 10
Q 11
Q 12
Q1 3
Q 14
Q1 5
Q 16
Q 17
Q 18
Q 19
Q 20
Q 21
Q 22
Q 23
Q 24
Q 25
Rara
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
Annisa
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
1
3
3
4
Bella
3
4
4
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
1
3
2
2
Putri
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
1
3
3
4
Nisa
4
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
1
3
3
3
Vina
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
Nama
Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Statistik Deskriptif Minat Belajar Anak Jalanan Siklus 2
Frequencies [DataSet0] Olah Data SPSS\Minat Belajar Siklus Kedua.sav
Statistics Minat Belajar Siklus Kedua N
Valid
6
Missing
0
Mean
78.6667
Median
82.5000
Mode
84.00
Std. Deviation
8.98146
Variance
80.667
Range
22.00
Sum
472.00
Minat Belajar Siklus Kedua Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
66
1
16.7
16.7
16.7
69
1
16.7
16.7
33.3
81
1
16.7
16.7
50.0
84
2
33.3
33.3
83.3
88
1
16.7
16.7
100.0
6
100.0
100.0
Total
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 190
Tabulasi Data Angket Minat Belajar pada Siklus III
Q 1
Q 2
Q 3
Q 4
Q 5
Q 6
Q 7
Q 8
Q 9
Q 10
Q 11
Q 12
Q 13
Q 14
Q 15
Q 16
Q 17
Q 18
Q 19
Q 20
Q 21
Q 22
Q 23
Q 24
Q 25
Rara
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
Annisa
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
1
3
4
3
Bella
4
4
4
4
4
4
3
2
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
1
3
4
3
Putri
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
Nisa
4
4
3
3
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
3
2
3
3
4
Vina
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
1
3
3
3
Nama
Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Statistik Deskriptif Minat Belajar Anak Jalanan Siklus 3 Frequencies
[DataSet1] F:\siklus 3.sav
Statistics Minat Belajar Siklus 3
N
Valid
6
Missing
0
Mean
87.8333
Std. Error of Mean
1.57938
Median
86.5000
Mode
86.00
Std. Deviation
3.86868
Variance
14.967
Range
10.00
Minimum
83.00
Maximum
93.00
Sum
527.00
Tabel Frekuensi Siklus Ketiga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
83
1
16.7
16.7
16.7
86
2
33.3
33.3
50.0
87
1
16.7
16.7
66.7
92
1
16.7
16.7
83.3
93
1
16.7
16.7
100.0
6
100.0
100.0
Total
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Minat Belajar Siklus 3
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas & Validitas Angket Minat Belajar
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Scale: reliabilitas kondisi awal Case Processing Summary N Cases
%
Valid
6
100.0
Excludeda
0
.0
Total
6
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .846
25
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 196 Uji Validitas & Reliabilitas Angket Minat Belajar Correlations Kesadaran
Kesadaran
Kesadaran
KeSadaran
KesaDaran
Kesadaran
Kemauan
Kemauan
Kemauan
Kemauan
Kemauan
Perhatian
Perhatian
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kesadaran
Kesadaran
Kesa- Kesadaran daran
Kesa- Kesa- KeKeKeKeKePerPerPer- Per- PerPer- Per- PerKeter- Keter- Keter- Keter- Keter- Keter- Minat Belajar daran daran mauan mauan mauan mauan mauan hatian hatian hatian hatian hatian hatian hatian hatian tarikan tarikan tarikan tarikan tarikan tarikan Kondisi Awal
1
.500
.343
.632
-.171 1.000
-.500
-.316
.250
.316
.131
-.632
.632
.343
.171
.500
-.612 .612
-.632
.263
.500
-.657
.442
.612
.263
.370
6
.312 6
.506 6
.178 6
.745 6
.000 6
.312 6
.541 6
.633 6
.541 6
.804 6
.178 6
.178 6
.506 6
.745 6
.312 6
.196 6
.196 6
.178 6
.615 6
.312 6
.157 6
.381 6
.196 6
.615 6
.470 6
.500
1
.686
.316
.686
.500
.500
.316
.500
.632
.657
-.316
.316
.686
.857
1.000
.000
.000
-.316
.919
1.000
-.919
.221
.612
.919
.934
.312 6
6
.132 6
.541 6
.132 6
.312 6
.312 6
.541 6
.312 6
.178 6
.157 6
.541 6
.541 6
.132 6
.029 6
.000 6
1.000 1.000 .541 6 6 6
.010 6
.000 6
.010 6
.674 6
.196 6
.010 6
.006 6
.343
.686
1
.542
.294
.343
.343
.542
.343
.108
.045
-.542
-.108
.294
.412
.686
.000
.108
.495
.686
-.495
.492
.000
.495
.608
.506 6
.132 6
6
.266 6
.572 6
.506 6
.506 6
.266 6
.506 6
.838 6
.932 6
.838 6
.572 6
.417 6
.132 6
1.000 1.000 .838 6 6 6
.318 6
.132 6
.318 6
.321 6
1.000 6
.318 6
.201 6
.632
.316
.542
1
-.108 .632
-.316
-.200
.632
.200
-.415
-.200
-.108 .108
.316
-.775 .000
-.083
.316
-.415
.070
.000
-.083
.320
.178 6
.541 6
.266 6
6
.838 6
.178 6
.541 6
.704 6
.178 6
.704 6
.413 6
.266 6 ** 1.000 .000 6
.704 6
.838 6
.838 6
.541 6
.070 6
1.000 .704 6 6
.876 6
.541 6
.413 6
.895 6
1.000 6
.876 6
.969 6
-.171
.686
.294
-.108
1
-.171
.857*
.217
.343
.759
.585
.108
-.108
.647
.765
.686
.420
-.420 .108
.766
.686
-.495
-.189
.420
.766
.707
.745 6
.132 6
.572 6
.838 6
6
.745 6
.029 6
.680 6
.506 6
.080 6
.222 6
.838 6
.838 6
.165 6
.077 6
.132 6
.407 6
.407 6
.838 6
.076 6
.132 6
.318 6
.719 6
.407 6
.076 6
.116 6
1.000** .500
.343
.632
-.171 1
-.500
-.316
.250
.316
.131
-.632
.632
.343
.171
.500
-.612 .612
-.632
.263
.500
-.657
.442
.612
.263
.370
.000 6
.312 6
.506 6
.178 6
.745 6
.312 6
.541 6
.633 6
.541 6
.804 6
.178 6
.178 6
.506 6
.745 6
.312 6
.196 6
.196 6
.178 6
.615 6
.312 6
.157 6
.381 6
.196 6
.615 6
.470 6
-.500
.500
.343
-.316
.857* -.500
1
.632
.250
.316
.525
.316
-.316
.343
.686
.500
.612
-.612 .316
.657
.500
-.263
-.221
.000
.657
.564
.312 6
.312 6
.506 6
.541 6
.029 6
.312 6
6
.178 6
.633 6
.541 6
.285 6
.541 6
.541 6
.506 6
.132 6
.312 6
.196 6
.196 6
.541 6
.157 6
.312 6
.615 6
.674 6
1.000 6
.157 6
.244 6
-.316
.316
.542
-.200
.217
-.316
.632
1
.158
-.400
.332
.200
-.200
-.108 .434
.316
.387
-.387 .200
.415
.316
-.166
.070
-.387
.415
.356
.541 6
.541 6
.266 6
.704 6
.680 6
.541 6
.178 6
6
.765 6
.432 6
.520 6
.704 6
.704 6
.838 6
.390 6
.541 6
.448 6
.448 6
.704 6
.413 6
.541 6
.753 6
.895 6
.448 6
.413 6
.488 6
.250
.500
.343
.632
.343
.250
.250
.158
1
.316
.131
-.632
-.316
-.171 .686
.500
-.612 -.612 .316
.263
.500
-.657
-.552
.000
.263
.377
.633 6
.312 6
.506 6
.178 6
.506 6
.633 6
.633 6
.765 6
6
.541 6
.804 6
.178 6
.541 6
.745 6
.132 6
.312 6
.196 6
.196 6
.541 6
.615 6
.312 6
.157 6
.256 6
1.000 6
.615 6
.737 6
.316
.632
.108
.200
.759
.316
.316
-.400
.316
1
.415
-.200
.200
.759
.542
.632
.000
.000
-.200
.581
.632
-.581
-.070
.775
.581
.591
.541 6
.178 6
.838 6
.704 6
.080 6
.541 6
.541 6
.432 6
.541 6
6
.413 6
.704 6
.704 6
.080 6
.266 6
.178 6
1.000 1.000 .704 6 6 6
.226 6
.178 6
.226 6
.895 6
.070 6
.226 6
.217 6
.131
.657
.045
-.415
.585
.131
.525
.332
.131
.415
1
.415
.581
.585
.766
.657
.322
.000
.862*
.657
-.655
-.029
.643
.862*
.753
.804 6
.157 6
.932 6
.222 6
.804 6
.285 6
.520 6
.804 6
.413 6
6
.413 6
.226 6
.222 6
.076 6
.157 6
.534 6
1.000 .226 6 6
.027 6
.157 6
.158 6
.957 6
.168 6
.027 6
.084 6
-.632
-.316
.108
-.632
.316
.200
-.632
-.200
.415
1
.200
.108
-.108 -.316
.775
.000
.083
-.316
.415
-.070
.000
.083
-.320
.178 6
.541 6
.413 6 -.542 -1.000** .266 .000 6 6
.838 6
.178 6
.541 6
.704 6
.178 6
.704 6
.413 6
6
.704 6
.838 6
.838 6
.541 6
.070 6
.876 6
.541 6
.413 6
.895 6
1.000 6
.876 6
.969 6
.632
.316
-.108 -.200
-.108 .632
-.316
-.200
-.316
.200
.581
.200
1
.542
.108
.316
.415
.316
-.415
.489
.775
.415
.448
.178 6
.541 6
.838 6
.838 6
.541 6
.704 6
.541 6
.704 6
.226 6
.704 6
6
.266 6
.838 6
.541 6
.413 6
.541 6
.413 6
.325 6
.070 6
.413 6
.373 6
.704 6
**
6
.178 6
*
**
.000
.200
-.581
-.200
1.000 .704 6 6 .000 .775 -1.000** 1.000 .070 .000 6 6 6
**
**
**
**
**
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 197 Perhatian
Perhatian
Perhatian
Perhatian
Perhatian
Perhatian
Ketertarikan
Ketertarikan
Ketertarikan
Ketertarikan
Ketertarikan
Ketertarikan
Minat Belajar Kondisi Awal
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
*
*
.343
.686
.294
-.108
.647
.343
.343
-.108
-.171
.759
.585
.108
.542
1
.412
.686
.420
.420
-.542
.766
.686
-.495
.492
.840
.766
.840
.506 6
.132 6
.572 6
.838 6
.165 6
.506 6
.506 6
.838 6
.745 6
.080 6
.222 6
.838 6
.266 6
6
.417 6
.132 6
.407 6
.407 6
.266 6
.076 6
.132 6
.318 6
.321 6
.036 6
.076 6
.037 6
.171
.857*
.412
.108
.765
.171
.686
.434
.686
.542
.766
-.108
.108
.412
1
.857*
.000
-.420 -.108
.856*
.857*
-.856* -.265
.420
.856*
.751
.745 6
.029 6
.417 6
.838 6
.077 6
.745 6
.132 6
.390 6
.132 6
.266 6
.076 6
.838 6
.838 6
.417 6
6
.029 6
1.000 .407 6 6
.838 6
.030 6
.029 6
.030 6
.612 6
.407 6
.030 6
.085 6
.500
1.000
.686
.316
.686
.500
.500
.316
.500
.632
.657
-.316
.316
.686
.857
1
.000
-.316
.919
1.000
-.919
.221
.612
.919
.934
.312 6
.000 6
.132 6
.541 6
.132 6
.312 6
.312 6
.541 6
.312 6
.178 6
.157 6
.541 6
.541 6
.132 6
.029 6
6
1.000 1.000 .541 6 6 6
.010 6
.000 6
.010 6
.674 6
.196 6
.010 6
.006 6
-.612
.000
.000
-.775
.420
-.612
.612
.387
-.612
.000
.322
.775
.000
.420
.000
.000
1
.000
.322
.000
.322
.271
.000
.322
.316
.196 6
1.000 6
1.000 .070 6 6
.407 6
.196 6
.196 6
.448 6
.196 6
1.000 .534 6 6
.070 6
1.000 6
.407 6
1.000 1.000 6 6
6
1.000 1.000 6 6
.534 6
1.000 6
.534 6
.604 6
1.000 6
.534 6
.542 6
.612
.000
.000
-.420 .612
-.612
-.387
-.612
.000
.000
.775
.420
-.420 .000
.000
1
-.775
.000
.000
.000
.812*
.500
.000
.158
.196 6
1.000 6
1.000 1.000 6 6
.407 6
.196 6
.196 6
.448 6
.196 6
1.000 1.000 1.000 6 6 6
.407 6
.407 6
1.000 6 6
.070 6
1.000 6
1.000 6
1.000 6
.050 6
.312 6
1.000 6
.765 6
-.632
-.316
.108
.200
.108
-.632
.316
.200
.316
-.200
-.581
-.200
-.415
-.316
.415
-.489
-.775
-.415
-.448
.178 6
.541 6
.838 6
.704 6
.838 6
.178 6
.541 6
.704 6
.541 6
.704 6
.226 6
.704 6
.070 6 1.000** .000 6
6
.413 6
.541 6
.413 6
.325 6
.070 6
.413 6
.373 6
.263
.919**
.495
-.083
.766
.263
.657
.415
.263
.581
.862*
.083
-.415
1
.919** -.793
.203
.643
1.000** .973**
.615 6
.010 6
.318 6
.876 6
.076 6
.615 6
.157 6
.413 6
.615 6
.226 6
.027 6
.010 6
.700 6
.168 6
.000 6
.500
1.000** .686
.316
.686
.500
.500
.316
.500
.632
.312 6
.000 6
.541 6
.132 6
.312 6
.312 6
.541 6
.312 6
-.657
-.919** -.495 -.415
-.495 -.657
-.263
-.166
.157 6
.010 6
.318 6
.413 6
.318 6
.615 6
.442
.221
.492
.070
-.189 .442
.381 6
.674 6
.321 6
.895 6
.719 6
.381 6
.612
.612
.000
.000
.420
.196 6
.196 6
1.000 1.000 6 6
.407 6
.263
.919**
.495
-.083
.615 6
.010 6
.318 6
.370
.934**
.470 6
.006 6
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
.000
.000
*
1.000 6
.000
.000
**
**
**
**
-.542 -.108 -.316
.000
.266 6
.838 6
1.000 .070 6 6
.415
.766
.856* .919** .322
.000
.876 6
.413 6
.076 6
.030 6
1.000 .413 6 6
6
.657
-.316
.316
.686
.857* 1.000** .000
.000
.919** 1
-.919** .221
.612
.919** .934**
.178 6
.157 6
.541 6
.541 6
.132 6
.029 6
.010 6
6
.010 6
.674 6
.196 6
.010 6
.006 6
-.657
-.581
-.655
.415
-.415
-.495 -.856* -.919** .322
.000
-.793
-.919** 1
-.029
-.643
-.793
-.770
.753 6
.157 6
.226 6
.158 6
.413 6
.413 6
.318 6
.030 6
.010 6
.534 6
1.000 .413 6 6
.060 6
.010 6
6
.957 6
.168 6
.060 6
.073 6
-.221
.070
-.552
-.070
-.029
-.070
.489
.492
-.265 .221
.271
.812* -.489
.203
.221
-.029
1
.271
.203
.398
.674 6
.895 6
.256 6
.895 6
.957 6
.895 6
.325 6
.321 6
.612 6
.674 6
.604 6
.050 6
.325 6
.700 6
.674 6
.957 6
6
.604 6
.700 6
.434 6
.612
.000
-.387
.000
.775
.643
.000
.775
.840* .420
.612
.000
.500
-.775
.643
.612
-.643
.271
1
.643
.671
.196 6
1.000 .448 6 6
1.000 .070 6 6
.168 6
1.000 6
.070 6
.036 6
.407 6
.196 6
1.000 .312 6 6
.070 6
.168 6
.196 6
.168 6
.604 6
6
.168 6
.145 6
.766
.263
.657
.415
.263
.581
.862*
.083
.415
.766
.856* .919** .322
.000
-.415
1.000** .919** -.793
.203
.643
1
.973**
.876 6
.076 6
.615 6
.157 6
.413 6
.615 6
.226 6
.027 6
.876 6
.413 6
.076 6
.030 6
1.000 .413 6 6
.000 6
.700 6
.168 6
6
.001 6
.608
.020
.707
.370
.564
.356
.177
.591
.753
-.020
.448
.840* .751
.934** .316
.158
-.448
.973** .934** -.770
.398
.671
.973** 1
.201 6
.969 6
.116 6
.470 6
.244 6
.488 6
.737 6
.217 6
.084 6
.969 6
.373 6
.037 6
.006 6
.765 6
.373 6
.001 6
.434 6
.145 6
.001 6
.132 6
.157 6
.085 6
.541 6 .010 6 .000 6
.010 6
.534 6
-.775 1
**
-.316
1.000 1.000 .541 6 6 6
.534 6 .542 6
.415
.010 6 .006 6
.060 6
.060 6 .073 6
.001 6
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Presensi Siswa
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199
DAFTAR HADIR SISWA SD-BESAR PSP YOGYAKARTA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Foto Penelitian
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Foto-Foto Penelitian
Area Bersama: Aktivitas sebelum masuk kelas masing-masing
Siklus I: Menuliskan Gambaran Diri untuk Menghargai Diri dan Percaya Diri!
Siklus II: Aksi Nyata! Menyusun Jadwal Belajar Harian untuk Membangun Kebiasaan Belajar yang Baik!
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Siklus III: Tantangan Ketekunan, Kedisiplinan, Ketelitian dan Daya Tahan! Membuat Rangkaian Bunga dari Pita dan Bros Manik-Manik
Menyimak Para Sukarelawan….Mas Arga & Mbak Dewi
Sebuah Kata Akhir
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206