DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Edisi II Bulan Maret - April 2008
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
PIMPINAN BARU DITJEN BINFAR & ALKES Pelantikan Eselon I KONAS Ditjen Binfar & Alkes
Hari Kesehatan Sedunia Sosialisasi Jamkesmas 2008 Daftar Perizinan Maret - April 2008 Tips & Info
12- 2007
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN R. I. Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 SubBag Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
DARI REDAKSI
Hal. 02 l Buletin INFARKES l Edisi April 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
SUSUNAN REDAKTUR PENASEHAT Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
KETUA REDAKSI Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat
SEKRETARIS REDAKSI Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat
ANGGOTA REDAKSI: Drs. Riza Sultoni Apt, MM. Dra. Kuswati Ningsih, MM. Drs. Haryono. Drs. Rahbudi Helmi, Apt Nurhidayat, S.Si, Apt Muchamad Abadi, S.Si, Apt Dina Sintia Pamela, S.Si, Apt Rohayati Rahapat, S.Si, Apt Yulia Yuliarti Barkah, SH. Radiman, Amd. Rudi, Amd. M.I
TOPIK UTAMA
Pengantar Pada bulan Maret dan April 2008 terjadi beberapa moment penting bagi Ditjen Binfar dan Alkes, dimana pada bulan ini dilaksanakan pelantikan Eselon I Departemen Kesehatan yang salah satunya adalah Pimpinan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc sebagai Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang baru menggantikan Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM., Liputan selanjutnya adalah mengenai pencanangan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Jamkesmas) oleh Menteri Kesehatan yaitu sebagai pengganti program ASKESKIN yang sebelumnnya dinilai kurang berhasil. Liputan lain mengenai Rapat Konsultasi Nasional Dirjen Binfar & Alkes di Semarang, dan juga mengenai Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh pada tanggal 7 April 2008. Tidak lupa Redaksi menampilkan Info dan Tips Kesehatan serta info perrizinan yang dikeluarkan sepanjang bula Maret dan April 2008. Terima Kasih
Daftar Isi
Pelantikan Eselon I DEPKES....................................................................Hal. 03 Pimpinan baru Ditjen Binfar & Alkes........................................................Hal. 04 LIPUTAN
Pertemuan Sosialisasi Jamkesmas 2008..................................................Hal. 05 Rapat Konsultasi Nasional Ditjen Binfar & Alkes......................................Hal. 06 Hari Kesehatan Sedunia 2008.................................................................Hal. 07 Ragam ...............................................................................................Hal. 08 - 09 TIPS
Gunakan Antibiotika Secara rasional ........................................................Hal. 10 Apa Saja Isi Kotak Obat Anda .................................................................Hal. 10 INFO
Te s U r i n U n t u k P r e d i k s i R e s p o n O b a t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . H a l . 11 Petunjuk Penyimpanan Obat........................................,...............................Hal. 11 Daftar Perizinan Maret - April 2008........................................,....................Hal. 12
ALAMAT REDAKSI: Departemen Kesehatan RI - Jl. Rasuna Said Kav. 4-9 Sub Bagian Humas Lt. 8 R. 803 Telp.: 0215214869 / 5201590 #8176
TOPIK UTAMA
Buletin INFARKES l Edisi April 2008 l Hal. 03 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pelantikan Eselon I Depkes RI Hari ini (4/03/2008) Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) melantik dr.Budihardja, DTM&H, MPH sebagai Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat yang baru menggantikan dr. Sri Astuti Suparmanto, MSc, PH, dan Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc sebagai Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang baru menggantikan Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM. Selain itu juga dilantik dr. Madiono, MPH sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran yang baru menggantikan dr.Budihardja. Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dalam sambutannya menyatakan terdapat dua masalah dan tantangan yang
diturunkan, namun dalam pelaksanaan di lapangan perlu mendapat perhatian. Diakui, mengelola obat tidak mudah. Sebelumnya obat merupakan sumber pendapatan yang sangat empuk bagi beberapa segmen manusia. Tetapi mereka lupa bahwa obat mempunyai fungsi sosial yang sangat dibutuhkan rakyat banyak. “ Saya tahu banyak apotik yang tidak ada obat generiknya. Saya minta Dirjen Binfar dan Alkes yang baru kejadian itu tidak terjadi lagi. Lakukan sidak, mengapa tidak ada obat generiknya”, pinta Dr. Siti Fadilah. Kalau tidak ada pabrik obat yang memproduksi obat generik, ya
mendasar dalam pembangunan kesehatan yaitu masalah akses pelayanan kesehatan yang berkualitas serta pemerataan dan keterjangkauan obat. Menkes minta Dirjen Binakesmas yang baru, agar program jaminan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin terus ditingkatkan dan dimantapkan lagi. Bahkan harus diusahakan agar jaminan kesehatan tidak saja masyarakat miskin dan hampir miskin, namun secara bertahap menjadi jaminan sosial sebagai bagian dari SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). Menurut Menkes, satu hal lagi yang selalu menjadi “makanan empuk” media massa yaitu gizi buruk. Masalah ini merupakan masalah “hilir” dari berbagai masalah di hulunya yakni sosial-ekonomi dan pangan. Kejadian gizi buruk pada balita sesungguhnya adalah akibat dari masalah pembangunan oleh sektor lain, oleh karena itu saya harapkan strategi utama ke-tiga yaitu “Peningkatan Sistem Surveilans dan Informasi Kesehatan” benar-benar diterapkan dalam mengatasi masalah ini. Menurut Menkes, masalah seorang ibu hamil dan anaknya yang meninggal karena kelaparan di Makasar - walaupun sudah otonomi daerah dan desentralisasi, tetapi yang menjadi sorotan tetap pemerintah pusat. Mari kita gerakkan kepedulian. Kepedulian terhadap tetangga, kepedulian terhadap sesama. Saya sedih sekali mendengar hal itu, yang mestinya adalah urusan pemerintah daerah tetapi tetap saja pemerintah pusat terkena getahnya, ujarnya. Kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang baru, Menkes menyatakan meskipun harga obat terutama obat generik dan obat esensial generik bermerk telah
pemerintah akan sediakan. Pemerintah bisa menunjuk perusahaan atau BUMN untuk impor. Instrumen kebijakan sudah ada yakni Pepres No: 94 dan No: 95 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri Keuangan No.102 Tahun 2007 yang mengatur tentang pembebasan bea masuk atas impor obatobatan yang dibiayai Anggaran Pemerintah, ujarnya. Sedangkan kepada Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran yang baru, Menkes mengharapkan menyiapkan perencanaan anggaran tahun 2009 lebih baik, utamakan penganggaran bagi program-program prioritas, jangan segan-segan untuk memangkas anggaran-anggaran yang kurang efektif, komitmen-komitmen yang telah diperintahkan Bapak Presiden dan Wakil Presiden harus bisa kita laksanakan. Sampai saat ini kita belum tahu APBN kita akan di potong berapa. Berapapun anggaran Depkes dipotong, kita harus tetap survive, ujar Menkes. Pada kesempatan tersebut Menkes juga mengumumkan program jaminan pemeliharaan masyarakat miskin yang biasa disebut Askeskin diganti namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Program ini adalah program bantuan sosial yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin sebanyak 76,4 juta jiwa. Menurut Menkes, ini kerja yang sangat berat, tapi memang harus dihadapi. PT. Askes masih bersama-sama Depkes meskipun tugasnya tidak seperti dahulu. Dengan mengunakan verifikator independen, tugas PT. Askes hanya dalam manajemen kepesertaan. Menkes mengharapkan bahwa selain kerja keras, kiranya dalam menjalankan tugas dapat menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinergisme, baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Departemen serta dengan instansi lain di luar Departemen sesuai dengan bidang tugas masing-masing. (Rd)
TOPIK UTAMA
Hal. 04 l Buletin INFARKES l Edisi April 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pimpinan Baru Direktorat Binfar & Alkes Sehari setelah dilantik dilantik sebagai Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang baru
menggantikan Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM, keesokan harinya Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc melakukan acara ramah tamah dengan para Direktur dan
staf di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dilanjutkan dengan peninjauan ruang kerja masing-masing unit dalam Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
“ Didampingi Ibu Dra. Meinarwati, Apt, M.Kes, Direktur jenderal bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan silaturahmi sekaligus inspeksi ke unit kerja”
LIPUTAN
Buletin INFARKES l Edisi April 2008 l Hal. 05 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
RAPAT KONSULTASI NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2008 Semarang, 9 s/d 11 April 2008 Rapat Konsultasi Nasional Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 10-12 April 2008, di Semarang Jawa Tengah dengan mengambil Tema ”Ketersediaan Obat Dijamin Melalui Pelayanan Kefarmasian yang Baik”. Adapun tujuan pelaksanaan rapat Konsultasi Nasional ini adalah tersusunnya suatu rumusan komitmen dan rekomendasi dalam upaya pemerataan pelayanan kefarmasian serta pemerataan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan. Drs. Rahbudi Helmi, Apt selaku Ketua Panitia memberikan sambutan pada saat pembukaan KONAS
Akuntansi Instansi. E. RPJMN Renstra Depkes dan APBN yang Didaerahkan. F. Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan di Daerah. 1) Sumatera Utara 2) Nusa Tenggara Timur G. Peranan Website (www.bifar.depkes.go.id) dalam Menjembatani Komunikasi Program Pusat dan Daerah
Bentuk kegiatan yang diadakan dalam Konsultasi Nasional ini dilaksanakan melalui sidang-sidang pleno dengan metoda penyajian materi dan pembahasan mendalam antara peserta dengan narasumber menuju tercapainya suatu rumusan komitmen dan rekomendasi.
Materi bahasan tersebut disajikan oleh para narasumber antara lain: 1) Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2) Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM 3) Para Eselon II di Lingkungan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 4) Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan 5) Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran 7) Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 8) Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur 9) Dr. drg. Indang Trihandini, M.Kes Rapat Konsultasi Nasional tahun ini dihadiri Peserta dan undangan pertemuan sebanyak 105 orang terdiri dari peserta 66 orang berasal dari 33 Dinas Kesehatan Provinsi serta 39 orang dari jajaran Ditjen Binfar dan Alkes serta undangan.
Materi yang di sajikan / dibahas dalam Rapat Konsultasi ini antara lain: a. Kebijakan dan Program Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. b. Pemberdayaan Profesi Farmasi di Bidang Kesehatan. c. Capaian Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2007 dan Rencana Kegiatan Tahun 2008 yang terdiri dari : 1) Penunjang Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. 2) Program Bina Penggunaan Obat Rasional. 3) Program Bina Farmasi Komunitas & Klinik. 4) Program Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 5) Program Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan. D. Pelaporan Keuangan Kementerian Kesehatan Berbasis Standar Akuntansi Pemerintahan Menggunakan Aplikasi Sistem
Ibu Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc serta Ibu Meinarwati, Apt, M.Kes memberikan kenang-kenangan kepada peserta yang paling aktif selama pelaksanaan
LIPUTAN
Hal. 06 l Buletin INFARKES l Edisi April 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Pertemuan Sosialisasi Jaminan kesehatan Masyarakat Tahun 2008 Pertemuan dihadiri oleh Menteri Kesehatan, serta sekitar 2000 peserta yang terdiri dari sejumlah Pejabat Eselon I Departemen Kesehatan dan pejabat terkait lainnya, Gubernur di seluruh Indonesia, Bupati/Walikota, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Propinsi, Kepala Dinkes Kabupaten/Kota, Direktur RS, Kepala Balai Kesehatan, Pejabat dari Departemen Keuangan, Direksi PT. Askes (Persero) beserta jajarannya, serta pejabat di lingkungan Depkes pada 26 Maret 2008 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Mulai tahun 2008 program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (JPKMM) yang biasa disebut Askeskin diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan tidak mengubah jumlah sasaran. Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin. Dengan demikian, derajat kesehatan masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin dapat meningkat dan secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia Indonesia. Program Jamkesmas merupakan komitmen Pemerintah untuk mewujudkan amanat yang tercantum dalam UUD 1945, bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan, serta fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Demikian sambutan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K). Dari hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan JPKMM tahun 2005 2007, menunjukkan adanya peningkatan yang cukup besar dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin. ”Hal ini menunjukkan bahwa program ini telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin yang memerlukan pelayanan kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya apapun”, jelas Menkes . Sebagai contoh pemanfaatan RS untuk rawat jalan meningkat dari 1,4 juta kunjungan pada tahun 2005 menjadi 6,9 juta kunjungan pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 menurun menjadi 5,9 juta kunjungan. Sedangkan untuk rawat inap di RS meningkat dari 562.167 kasus pada tahun 2005 menjadi 1,6 juta kasus pada tahun
2006, selanjutnya meningkat lagi menjadi 1,9 juta kasus pada tahun 2007. Peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan RS dari kasus biasa sampai dengan kasus-kasus katastropik yang membutuhkan biaya besar seperti operasi jantung, operasi cesar, operasi kanker, hemodialisa, dan sebagainya. Selain keberhasilan yang telah dicapai, ada beberapa permasalahan dan hambatan dalam program ini, antara lain pendataan sasaran masyarakat miskin belum tuntas, peran ganda dari penyelenggara baik sebagai pengelola sekaligus pembayar, RS belum lakukan kendali biaya dan kendali mutu dengan baik, verifikasi tidak berjalan optimal, paket pelayanan kesehatan belum diimbangi kebutuhan dana yang memadai, penyelenggara tidak menanggung resiko serta belum optimalnya peran dukungan Pemda dalam koordinasi, pengawasan serta pengendalian. Untuk menata kembali mekanisme pelaksanaan Jamkesmas tahun 2008, Depkes berinisiatif melakukan perubahan yaitu dengan memisahkan fungsi pengelola dan pembayar dimana penyelenggaraan dilakukan bersama oleh Depkes/Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota dan PT. Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Mempercepat pembayaran klaim dengan menempatkan pelaksana verifikasi di setiap pemberi pelayanan kesehatan (PPK) dan penyaluran dana langsung dari Kas Negara kepada PPK. Menerapkan tarif paket Jamkesmas (INA-DRG) di RS. Serta, meningkatkan peran dan fungsi pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota dengan pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Jamkesmas di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dalam fungsi pengelolaan, koordinasi dan pengawasan serta pengendalian. Pada tahun 2008, sasaran program ini berjumlah 76,4 juta jiwa, dimana nama dan alamat peserta program ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat komprehensif dan berjenjang sesuai indikasi medis. Salah satu prioritas yang harus dilayani melalui Jamkesmas adalah Pelayanan ibu hamil miskin. Hal ini berkaitan dengan upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, akibat sulitnya ibu hamil mengakses pelayanan persalinan dan pertolongan komplikasi yang tersedia. Program Jamkesmas merupakan program bantuan sosial. Dananya bersumber dari APBN sebagai dana bantuan sosial sektor kesehatan. Tahun 2008, anggaran yang disediakan dalam program sebesar Rp 4,6 trilyun. Untuk pelayanan kesehatan tahun 2008, pada bulan Februari, Depkes telah menyalurkan dana ke RS sebagai luncuran awal sebesar rata-rata 2 bulan pembayaran pada tahun sebelumnya di masing-masing RS dengan tujuan untuk membantu kelancaran cash flow di RS tersebut. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, Menkes meminta kepada semua pihak terkait, yaitu Puskesmas, RS, PT. Askes (Persero), Pelaksana Verifikasi, Dinkes, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat berkontribusi mendukung program ini. Khusus untuk Pemerintah Daerah, Menkes meminta untuk segera menyelesaikan pendataan masyarakat miskin yang akan digunakan sebagai sasaran program Jamkesmas 2008. Hal ini penting untuk memperoleh kepastian jumlah sasaran yang wajib mendapat pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas ini.
LIPUTAN
Buletin INFARKES l Edisi April 2008 l Hal. 07 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Hari Kesehatan Sedunia Jakarta, 7 April 2008 Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2008 yang jatuh pada tanggal 7 April 2008, mengambil Tema “ Protecting healt from climate
change” / “Melindungi kesehatan dari dampak perubahan iklim”.
Departemen Kesehatan RI memperingati Hari Kesehatan Sedunia tersebut dengan mengadakan Seminar Hari kesehatan Sedunia 2008 yang dilaksanakan di Gedung Depkes RI Jakarta, Ruang J. Leimena Blok C. Sedangkan Puncak Pelaksanaan Hari kesehatan Sedunia ini dilaksanakan di Lapangan Parkir Timur Senayan Jakarta, pada tanggal 13 April 2008, dihadiri Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) dan Menko Kesra, Aburizal Bakrie. Serta para Direktur dilingkungan Depkes RI Jakarta. Pelaksanaan HKS dilaksanakan dengan melakukan senam pagi bersama
Hal. 08 l Buletin INFARKES l Edisi April 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
<<<<<< Tamu GAKESLAB Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menerima tamu dari Gabungan Pengusaha Alat kesehatan & laboratorium (GAKESLAB), pada tanggal 17 April 2008. Diawali perkenalan dari perwakilan GAKESLAB dan juga ucapan selamat atas dilantiknya Ibu Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc sebagai Dirjen Binfar & Alkes serta membicarakan langkah kerja GAKESLAB ke depan berkaitan dengan peraturan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan khususnya Ditjen Binfar & Alkes yang menaungi Farmasi dan Alat Kesehatan (rd)
Rd080777
"I Am Stopping TB" >>>>>>>>>>> Peringatan hari TB se-dunia jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Peringatan ini dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa Tuberculosis masih menjadi epidemi pada banyak wilayah di dunia. Penyakit ini menyebabkan kematian jutaan orang tiap tahun, terutama di negara dunia ketiga. Tanggal 24 Maret, lebih dari satu abad yang lalu pada tahun 1882, Dr. Robert Koch mengejutkan dunia dengan mengumumkan bahwa dia telah menemukan penyebab Tuberculosis. Tidak dapat dipungkiri lagi penemuan bersejarah tersebut telah membuka jalan menuju diagnosa dan penyembuhan penyakit yang menyebabkan kematian 1 dari 7 orang.
SOSIALISASI KEBIJAKAN TEKNIS POR >>> Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Hotel Melia Purosani -Yogyakarta pada tanggal 28 - 30 April 2008, dihadiri oleh Kepala Dinas seluruh propinsi dan direktur Rumah Sakit. Beberapa kesimpulan yang diambil pada rapat tersebut antara lain menbahas 5 topik materi sosialisasi beberapa kebijakan teknis dan metode self initiative/self learning dalam POR, Perbaikan proses verifikasi Jamkesmas menggunakan sistem paket (INA-DRG), case-mix, yang pada dasarnya suatu kendaraan untuk mencapai penggunaan obat/alat kesehatan secara rasional. Bahasan lainnya yaitu mengenai formularium spesialistik suatu daftar obat terbatas, perluasan DOEN, Edukasi kepada pasien, MTP suatu metoda self iniative/self learning terbukti telah dapat menurunkan penggunaan obat yang tidak rasional. Pelaksanaan RS tetap membutuhkan komitmen semua pihak, dengan menerapkan prinsip penerapan stategi POR : multiaktor, kemitraan, menggunakan sistem yang ada, patient's oriented. Masalah yang masih menjadi tantangan : interest pihak-pihak terkait dalam hubungan dengan promosi obat ethical. Perlu disertai upaya memotong rantai yang berbelit melalui perbaikan sistem Secara umum ada beberapa masukan untuk pelaksanaan kebijakan
Peringatan hari TB se-dunia pada tahun ini mengangkat tema "I am stopping TB" yang tidak hanya sekedar slogan, namun merupakan awal dari kampanye 2 tahunan dari semua orang dimanapun berada yang sedang berperan menghentikan TB.
yaitu : 1. Perlu pembentukan asosiasi Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dan asosiasi Komite Medik (KM) yang bersifat mandiri, dan dapat menunjang pelayanan kepada masyarakat dan sharing dengan Depkes. 2. Perlu ada sosialisasi Pengelolaan obat, alat kesehatan dan makanan kesehatan khusus melalui jalur khusus, PRON akan proaktif menghubungi PROS setelah Dit Bina POR mengirimkan surat edaran.
Ragam LIPUTAN
Buletin INFARKES l Edisi April 2008 l Hal. 09 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Round Table Discussion “Perlindungan Anak Terhadap Bahaya Rokok”
Ibu Dra. Meinarwati, Apt, M.Kes (sesditjen Binfar & Alkes). Acara dibuka dengan sambutan Menteri Kesehatan yang diwakili oleh Sesjen Depkes RI, Bapak Syafii Ahmad, MPH dan juga sambutan ketua Panitia.
Pencanangan Ditandai penyerahan secara simbolis bantuan Depkes berupa alat deteksi dini kepada 6 Bupati (Deli Serdang, Gresik, Kebumen, Gunung Kidul, Kerawang, dan Gowa) serta mobil mammografi kepada Direktur Utama RS Kanker Dharmais. Turut Hadir dalam Acara ini, menkes Dr. Dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) dan beberapa menteri Kabinet Indonesia bersatu, Ketua dan Wakil Ketua komisi IX DPR-RI. Untuk melaksanakan program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di I n d o n e s i a , D e p a r t e m e n Ke s e h a t a n melaksanakan kegiatan pemeriksaan yang di selenggarakan di Auditorium Depkes RI yang dengan melakukan pemeriksaan gratis terhadap pegawai di lingkungan Departemen Kesehatan.
Bertempat di Hotel Sahid Jaya Jakarta, pada tanggal 16 April 2008. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P2PL). Round Table Discussion dengan Tema “Perlindungan Anak Terhadap Bahaya Rokok” dilaksanakan mengingat meningkatnya populasi merokok pada usia muda sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat dan disisi lain merupakan ancaman bagi generasi muda dimasa yang akan datang.
ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº
Dihadiri lebih dari 500 orang yang terdiri dari para pegawai dilingkungan Depkes dan juga tanu undangan. Selain ceramah agama acara ini juga disambut serta ditutup dengan iringan Nasyid oleh Tim Nasyid dari RS Kanker Dharmais. Peringatan Maulid nabi Muahammad SAW tahun ini ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº
Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia(KPAI), tahun 1970 perokok termuda adalah usia 15 tahun, tapi data menunjukan untuk tahun 2004 perokok termuda adalah kelompok usia 7 tahun. Oleh karena itu acara ini diselenggarakan sebagai salah satu cara legal aspek dalam melindungi anak-anak dari bahaya merokok. Acara dibuka oleh menteri kesehatan Ibu Dr. Dr. Siti Fadilah Supari Sp.JP(K) sekaligus memberikan arahan, serta dilanjutkan dengan diskusi panel dengan menampilkan pembicara antar lain Dirjen P2PL, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) serta Komnas Anak. ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 16 April 2008
Bertempat di Auditorium Depkes RI Jakarta, pada tanggal 16 April 2008. Menampilkan pembicara Bpk. DR. Syafii Antonio, dengan mengambil tema “ Kepemimpinan dan Dedikasi Rasulullah SAW”. Acara ini diselenggarakan oleh PHBI Korpri Unit Depkes dengan Ketua Pelaksana adalah
Deteksi Kanker Rahim dan kanker Payudara 21 April 2008 Dalam rangka memperingati hari Kanker Sedunia dan juga Hari Kartini, pada tanggal 21 April 2008 dicanangkan Kegiatan nasional Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kaner Payudara oleh ibu Negara. Ny. Hj. Ani Susilo bambang Yudhoyono di Rumah Sakit kanker Dharmais, Jakarta Pusat yang diprakarsai oleh Departemen kesehatan RI. Adapun tema yang diangkat adalah “ Dengan Semangat Ibu Kartini Kita Selamatkan Perempuan Indonesia dari penyakit Kanker Melalui Deteksi Dini”
Hari Malaria Sedunia 23 April 2008 Sebagai bentuk upaya untuk memerangi penyakit Malaria, peringatan hari malaria sedunia tahun 2008 yang diperingati pada tanggal 25 April 2008 mengangkat tema “ Saatnya Dunia Peduli”, Momen ini juga dapat dijadikan sebagai ajang bagi berbagai pihak untuk berkontribusi dalam upaya pengendalian malaria. Melaui Word Malaria day, negara negara yang berstatus bebas malaria dapat mempelajari bahaya yang ditimbulkan oleh malaria. Sedangkan bagi negara donor baru, dapat bergabung dlam kerjasama global (global partnership) melawan malaria. Pada Word Malaria Day RBM partner akan menyajikan bagian mereka mengenai malaria; sebuah kisah mengenai perjuangan dan keberhasilan; kisah mencuri perhatian dunia dan menjadikannya sebagai masalah inti serta mengajak komunitas global untuk ambil bagian dalam mencari solusi. ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº ºººººººººººººººººººººººººººººººººººººººººº
TIPS
Hal. 10 l Buletin INFARKES l Edisi April 2008 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Gunakan Antibiotika Secara Rasional Ketika kita menggunakan antibiotik secara berlebihan, kita sebenarnya membantu menciptakan mikroorganisme yang resisten menjadi nyata, menyebabkan terjadinya infeksi baru dan sulit untuk diobati. Penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab dapat melindungi kesehatan keluarga Anda, tetangga dan komunitas dunia! Terlalu sering menggunakan antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan memang bisa meningkatkan bakteri resisten. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan mengenai penggunaan antibiotik secara rasional:
?
Mengerti kapan antibiotik digunakan. Jangan minum antibiotik setiap kali sakit. Antibiotik efektif dalam mengobati sebagian besar infeksi bakteri, tapi antibiotik tidak berguna melawan infeksi virus seperti pilek atau flu. Setiap tahun di Amerika, diperkirakan dokter menulis resep 50 juta antibiotik untuk penyakit akibat virus dimana antibiotik tidak bermanafaat. Bahkan beberapa bakteri penyakit yang umum seperti bronchitis tidak merespon baik terhadap antibiotik.
?
?
?
Minum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan. Ikuti petunjuk dokter ketika minum obat yang diresepkan termasuk berapa kali sehari dan berapa lama. Hindari penghentian pengobatan beberapa hari lebih awal jika Anda merasa lebih baik karena rangkaian antibiotik dibutuhkan untuk membunuh semua bakteri yang berbahaya. Penggunaan yang lebih pendek seringkali hanya membunuh bakteri yang rapuh, tapi membiarkan bakteri resisten untuk bertahan. Jangan minum antibiotik tanpa resep. Jika Anda tidak menyelesaikan rangkaian antibiotik, Anda tergoda untuk menggunakan sisa obat di lain waktu Anda sakit atau memberikannya kepada orang lain, ini bukan hal yang baik. Untuk satu hal, antibiotik mungkin tidak tepat untuk penyakit Anda atau orang lain. Bahkan jika demikian, Anda tidak memiliki pil yang cukup untuk melawan kuman yang membuat sakit, yang membuat bakteri lebih resisten. Jangan meminta antibiotik kepada dokter Anda jika Anda memiliki infeksi virus. Sebaiknya, konsultasilah dengan dokter Anda
mengenai cara meredakan gejala penyakit akibat virus, seperti dengan obat semprot/tetes yang mengandung garam untuk mengeringkan hidung meler, atau campuran air hangat, lemon dan madu untuk menyejukkan sakit tenggorokan.
?
Lindungi diri Anda dari infeksi. Anda bisa melindungi diri Anda dari bebagai kuman dengan melakukan kebiasaan seperti mencuci tangan dengan baik dan sering, menangani dan menyiapkan makanan dengan aman, dan melakukan imunisasi. +++++++++++++++++++
Apa saja isi kotak obat di rumah anda ? Bila menderita penyakit tertentu, belum tentu kita harus segera mengunjungi dokter. Kita bisa mengobatinya sendiri kok. Untuk itu, obat-obatan apa saja yang perlu kita isi ke dalam kotak obat rumah tangga?
Isi kotak obat rumah tangga (KORT) tentu saja bergantung pada komposisi keluarga. Keluarga muda, yang terdiri atas sepasang suami istri muda dan seorang anak balita, isi kotak obatnya akan berbeda dengan keluarga yang terdiri atas suami istri paruh baya dan anak-anak yang berangkat dewasa. Juga berbeda dengan KORT untuk pasangan lanjut usia. Walaupun demikian, ada obat yang merupakan kebutuhan orang pada umumnya, yang biasa disebut sebagai obat dasar. Obat tersebut berperan untuk mengatasi kecelakaan di rumah tangga (tersayat, jatuh, terkilir, terbakar atau tersiram air mendidih, digigit serangga), keluhan dan gejala fisik ringan (demam, sakit kepala, pilek, batuk, pegal otot), serta keluhan dan gejala fisik yang berpotensi membahayakan (diare pada manula maupun balita dan demam pada anak balita). Selebihnya, KORT harus berisi obat khusus untuk penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga, yang mungkin bersifat kambuhan, seperti mimisan, asma, alergi makanan, penyakit jantung koroner, nyeri haid, kejang, sembelit, dan gangguan tidur. Tentu saja, obat-obat ini diperoleh dengan bantuan dokter keluarga, karena sebagian besar obatnya merupakan obat keras yang hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.
Kapankah kita perlu ke dokter? Biasanya kita akan ke dokter setelah upaya pengobatan sendiri tidak menunjukkan hasil. Memang benar, self-medication atau upaya pengobatan oleh si penderita dan keluarganya, merupakan kebiasaan yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Saat ini, dalam dunia kedokteran yang demikian canggih, dengan ragam penyakit semakin banyak, dan ribuan jenis obat yang bersifat spesifik dan kuat serta harus dengan resep dokter, self-medication tetap mempunyai tempat khusus di masyarakat.
Bagi keluarga muda yang mempunyai anak balita, selain berisi obat dasar, KORT hendaknya berisi tambahan obat yang biasanya dibutuhkan untuk penyakit anak balita.
Bahkan karena orang mulai mempertimbangkan cost-effectiveness setiap tindakan pengobatan, maka kedudukan self-medication justru semakin kokoh. Oleh karena itu, sangatlah bijaksana kalau setiap rumah tangga dilengkapi dengan kotak obat dan bukan sekadar kotak P3K saja. Di dalamnya juga terdapat obat dan alat kesehatan untuk keperluan self-medication.
Dari sekian banyak jenis obat-obatan, tentu saja tidak semua harus kita siapkan di KORT. Akan lebih boros bila obat-obat itu ternyata nantinya tidak banyak digunakan, karena obat yang kemasannya telah dibuka umumnya tidak dapat disimpan lama. Penderitalah yang tahu pola penggunaannya, maka ia pula yang menentukan apakah ia perlu menyimpannya dalam KORT atau tidak.
Selain obat dasar dan obat khusus, KORT sebaiknya juga berisi bahan atau alat kesehatan. Di antaranya adalah plester, pembalut, kasa, kapas, dan gunting.
INFO
Buletin INFARKES l Edisi April 2008 l Hal. 11 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Tes Urin Untuk Prediksi Respon Obat Tes urin dapat dilakukan untuk mengetahui respon tubuh terhadap obat. Meskipun belum diuji coba pada manusia, teknik tersebut telah terbukti bekerja pada hewan percobaan.?Para peneliti menemukan bahwa marka pada molekul-molekul?yang terlarut dalam?urin tikus dapat menunjukkan apakah obat penahan sakit (seperti parasetamol atau asetaminofen) dalam dosis tinggi dapat meracuni hati hewan tersebut atau tidak. Sifat fisik molekul?tergantung bagaimana cara tubuh dalam memproses obat itu. Para peneliti berharap pengukuran molekul pada urin dapat membantu para pembuat obat untuk meracik obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal tersebut penting untuk mencegah pengobatan yang tidak efektif dan juga terjadinya efek samping.? Beberapa tahun ini, para peneliti dan perusahaan farmasi mulai mengembangkan obat yang diracik khusus untuk pengobatan. Namun, kebanyakan hanya fokus pada pendekatan farmakogenomik yang mengembangkan obat sesuai dengan sifat genetik manusia. Para peneliti berpendapat bahwa pendekatan tersebut tidak bekerja terlalu baik karena gen bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Faktor lain yang juga mempengaruhinya yaitu jenis mikroorganisme yang hidup dalam usus dan?menu konsumsi makanan.? Sedangkan metode farmako-metabonomik mempelajari metabolit, yang merupakan produk dari reaksi biokimia di dalam tubuh. Tim peneliti mengukur metabolit dalam urin pada seluruh tikus percobaan? sebelum memberikan parasetamol dosis tinggi yang mungkin bisa meracuni tubuhnya. Mereka mengukur kerusakan di hati setiap hewan tersebut dan membuat model komputer yang menghubungkan?profil metabolisme dengan kerusakan tubuhnya. Menggunakan sekelompok tikus lainnya, tim peneliti juga menyimpulkan bahwa kerusakan hati dapat diprediksi dari tes urin, padahal belum ada hasil dari farmakogenomik yang berhasil sebelumnya. Pernyataan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Nature. Sebenarnya para peneliti telah membicarakan pendekatan tersebut sejak lama, namun ada asumsi bahwa?pola makan yang teratur akan sulit dilakukan, sebab metabolit setiap orang berbeda dan berubah setiap hari. Penelitian kali ini akhirnya menunjukkan bahwa metabolit menunjukkan pola perbedaan secara signifikan, meskipun para peneliti belum dapat memastikan mengapa metabolit dapat memprediksi reaksi di dalam tubuh. Diduga?metabolit merefleksikan pengaruh genetiknya, bakteri di dalam usus, dan faktor-faktor lainnya. Diet juga mempengaruhi respon tubuh terhadap obat, termasuk olahraga, stres, dan polusi. Teknik tersebut dapat digunakan dalam percobaan klinis untuk menemukan kelompok yang merespon obat tertentu dengan baik atau kelompok yang akan mendapat efek samping. Setiap orang?dapat mengubah sifat metaboliknya untuk memperbaiki respon tubuhnya terhadap obat, misalnya dengan cara mengonsumsi probiotik (seperti yoghurt) sehingga komposisi bakteri di lambung dan usus dapat berubah. Sumber : Jurnal Nature
Petunjuk Penyimpanan Obat “Karena kurangnya informasi yang kita miliki, sehingga sering obat yang kita beli hilang khasiatnya, malah mungkin bisa berbahaya bagi kesehatan.” Apakah Anda pernah membaca petunjuk penyimpanan yang ada dalam setiap kemasan obat? Pada sebagian besar obat, pada petunjuk penyimpanannya tertera tulisan: "Simpan di tempat kering dan sejuk". Ini dikarenakan udara panas, kelembaban, dan juga sinar dapat merusak obat, sehingga obat tidak bekerja dengan efektif lagi. Jadi bila kita menyimpan obat dalam kabinet di kamar mandi, itu bukanlah tempat yang tepat. Lebih baik bila kita menyimpannya dalam ruangan tamu, tapi jauh dari jangkauan anak-anak. Sebagai contoh, obat jantung yang disebut Nitrogliserin, yang bekerja bila diletakkan di bawah lidah bila kita simpan dalam tempat yang lembab, maka Nitrogliserin akan bereaksi sehingga saat kita gunakan, kita tidak mendapatkan dosis obat yang utuh lagi. Yang perlu diperhatikan juga:
! ! ! ! !
Jangan menyimpan obat di lemari pendingin, bila di petunjuk penyimpanannya tidak tertulis demikian atau bila tidak dianjurkan oleh petugas apotik. Simpan obat dalam botol kemasannya, karena kemasan botolnya memang telah dirancang sedemikian rupa agar obat yang ada di dalamnya tidak rusak oleh cahaya. Bila obat dalam kemasan botol telah dibuka, maka batas kadaluwarsa obat yang tertera pada kemasan, sudah tidak berlaku lagi. Janganlah terlalu lama menyimpan obat yang telah dibuka.Janganlah obat yang telah dikeluarkan, dituang kembali ke dalam botolnya. Usahakan obat yang steril tetap terjaga kesterilannya. Misalnya untuk obat tetes mata,janganlah ujung penetes obat mengenai bola mata kita saat kita meneteskannya. Jika kita membawa obat dalam mobil dan melakukan perjalanan dengan waktu yang lama, ingatlah bahwa obat kemungkinan dapat rusak karena suhu yang tinggi dalam mobil.
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
DAFTAR PERIZINAN PBF BULAN MARET - APRIL 2008 No
NAMA PERUSAHAAN
No. IZIN
Tanggal Terbit
PROVINSI
YF.05.DJ.I.PBF. 122
3 Maret 2008
Bali
PBF
YF.05.DJ.I.PBBBF. 123
4 Maret 2008
Jawa Timur
PBBBF
PT. NEO KOSMETIKA INDUSTRI
YF.05.DJ.I.IKOS. 124
4 Maret 2008
Jawa barat
Kosmetika
PT.REQUERDOS
YF.05.DJ.I.IKOS. 125
4 Maret 2008
Jawa Timur
Kosmetika
PT. JASMINE MULTI USAHA
YF.05.DJ.I.PBF. 126
4 Maret 2008
DKI Jakarta
PBF
6
PT. RIDHO MEDICAL INDONESIA
YF.05.DJ.I.PBF. 127
4 Maret 2008
NTB
PBF
7
PT. DALAN TRIPUTRA MANDIRI
YF.05.DJ.I.PBF. 128
4 Maret 2008
Jawa timur
PBF
8
PT. SAIMED
YF.05.DJ.I.PBF. 129
4 Maret 2008
DKI Jakarta
PBF
9
PT. SANCHO MITRA SEJAHTERA
YF.05.DJ.I.PBF. 129.1
4 Maret 2008
+
PBF
10 PT. KAISAR ANUGRAH JAYA
YF.05.DJ.I.PBF. 129.2
4 Maret 2008
Jawa Barat
PBF
11 PT. DWI MITRA PUTRA PRATAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 129.3
4 Maret 2008
Jambi
PBF
12 PT. AMBAWANI UTAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 129.4
4 Maret 2008
Yogyakarta
PBF
13 PT. AKVA RIAN FARMA
YF.05.DJ.I.PBF. 129.5
4 Maret 2008
Jawa tengah
PBF
14 PT. NILAMJAYA MAKMUR
YF.05.DJ.I.PBF. 129.6
4 Maret 2008
Jawa tengah
PBF
1
PT. WAHYU CAHAYA BALI
2
PT. SURYA KEJAYAN JAYA FARMA
3 4 5
JENIS IZIN
15 PT. DWI MARGA MARSADA HUSADA
YF.05.DJ.I.PBBBF. 145
18 Maret 2008
DKI Jakarta
PBBBF
16 PT. TIGAKA DISTRINDO PERKASA
YF.05.DJ.I.PBBBF. 146
18 Maret 2008
DKI Jakarta
PBBBF
17 PT. MARISSA JAYA PERDANA
YF.05.DJ.I.PBF. 147
19 Maret 2008
Lampung
PBF
18 PT. PAMIKO CIPTA HUSADA
YF.05.DJ.I.PBF. 148
19 Maret 2008
Jawa tengah
PBF
19 PT. MEDQUEST JAYA GLOBAL
YF.05.DJ.I.PBF. 149
19 Maret 2008
DKI Jakarta
PBF
20 PT. MERTINA MEDICAL
YF.05.DJ.I.PBF. 150
19 Maret 2008
Sumatera selatan
PBF
21 PT. SYFA CITRA RAGANI
YF.05.DJ.I.PBF. 161
19 Maret 2008
Lampung
PBF
22 PT. ANUGERAH MUTIARA NUSANTARA
YF.05.DJ.I.PBF. 162
19 Maret 2008
Sumatera utara
PBF
23 PERUSAHAAN DAERAH SULAWESI SELATAN
YF.05.DJ.I.PBF. 186
31 Maret 2008
Sulawesi selatan
PBF
24 PT. KARUNIA PHARMINDO SEJATI
YF.05.DJ.I.PBF. 187
31 Maret 2008
Jawa timur
PBF
25 PT. PELITA SARI MAKMUR
YF.05.DJ.I.PBF. 188
31 Maret 2008
Riau
PBF
26 PT. SATITRI FARMADIKA
YF.05.DJ.I.PBF. 189
31 Maret 2008
Riau
PBF
YF.05.DJ.I.PBBBF. 190
31 Maret 2008
DKI Jakarta
PBBBF
YF.05.DJ.I.IF. 191
27 PT. TIGA SRIKANDI JAYA 28 PT. RAMA EMERALD MULTI SUKSES
31 Maret 2008
Jawa timur
Farmasi
29 PT. FIVA MEDIKA FARMA
YF.05.DJ.I.PBF. 205
01 April 2008
Sumatera selatan
PBF
30 PT. CIPTA SATYA UTAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 206
01 April 2008
Lampung
PBF
31 PT. RIFA PUTRA UTAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 207
01 April 2008
Jawa barat
PBF
32 PT. SURYA EKA PUTRA
YF.05.DJ.I.PBF. 208
01 April 2008
Jawa timur
PBF
33 PT. MEKADA ABADI
YF.05.DJ.I.PBF. 209
01 April 2008
Sumatera utara
PBF
34 PT. KARTIKA BINA MEDIKATAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 210
01 April 2008
DKI Jakarta
PBF
YF.05.DJ.I.IKOS. 211
01 April 2008
Jawa barat
Kosmetika
36 PT. ERA BAKTI NUSA
YF.05.DJ.I.PBF. 225
08 April 2008
Jambi
PBF
37 PT. FUTAMED PHARMACEUTICALS
YF.05.DJ.I.PBF. 226
08 April 2008
DKI Jakarta
PBF
38 PT. MULTI MITRA BIOTECH
YF.05.DJ.I.PBF. 227
08 April 2008
DKI Jakarta
PBF
39 PT. MENTARI JAVA MANDIRI
YF.05.DJ.I.PBF. 228
08 April 2008
DKI Jakarta
PBF
40 PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL
YF.05.DJ.I.PBF. 229
08 April 2008
DKI Jakarta
PBF
YF.05.DJ.I.IKOS. 236
09 April 2008
Bali
Kosmetika
42 PT. SADANA JAYA FARMA
YF.05.DJ.I.PBF. 253
18 April 2008
Jawa Tengah
PBF
43 PT. TRIMITRA PRATAMA MULIA MANDIRI
YF.05.DJ.I.PBF. 254
18 April 2008
Jambi
PBF
44 PT. MITRA LAKSANA FARMINDO
YF.05.DJ.I.PBF. 255
18 April 2008
Jawa Barat
PBF
45 PT. USAHA SARANA MEDIKA
YF.05.DJ.I.PBF. 256
18 April 2008
DKI Jakarta
PBF
46 PT. TRITUNGGAL MULIA WISESA
YF.05.DJ.I.PBF. 257
18 April 2008
Jawa Barat
PBF
47 PT. LARRAS WIRA FARMA
YF.05.DJ.I.PBF. 258
18 April 2008
Jawa Barat
PBF
48 PT. ERA SEHAT SEJAHTERA
YF.05.DJ.I.PBF. 259
18 April 2008
DKI Jakarta
PBF
49 PT. MITRA BINAMULTI SEJAHTERA
YF.05.DJ.I.PBF. 260
18 April 2008
Sumatera Utara
PBF
50 PT. ANUGERAH MITRA DISTRINDO
YF.05.DJ.I.PBBBF. 261
18 April 2008
DKI Jakarta
PBBBF
51 PT. TRITUNGGAL ARTHAMAKMUR
YF.05.DJ.I.PBBBF. 262
18 April 2008
DKI Jakarta
PBBBF
YF.05.DJ.I.IPF. 274
28 April 2008
Jawa Barat
IPF
53 PT. CENDO
YF.05.DJ.I.IPOT. 275
28 April 2008
Jawa Barat
IPOT
54 UD. FOSCAPEER
YF.05.DJ.I.IKOS. 276
28 April 2008
Jawa Timur
Kosmetika
55 PT. TRESNO JOYO
YF.05.DJ.I.IKOS. 277
28 April 2008
Jawa Tengah
Kosmetika
56 PT. FARMASI NAYACO
YF.05.DJ.I.PBF. 279
29 April 2008
Papua
PBF
57 PT. JENINDO PRAKARSA
YF.05.DJ.I.PBF. 280
29 April 2008
Banten
PBF
58 PT. PANYIMBANG RATU AGUNG
YF.05.DJ.I.PBF. 281
29 April 2008
Bengkulu
PBF
59 PT. NUSA SARI PHARMA
YF.05.DJ.I.PBF. 282
29 April 2008
Jawa Timur
PBF
60 PT. RAJA NI STILL
YF.05.DJ.I.PBF. 283
29 April 2008
Maluku Utara
PBF
61 PT. DAMARUSPANEN UTAMA
YF.05.DJ.I.PBF. 284
29 April 2008
DKI Jakarta
PBF
YF.05.DJ.I.IKOS. 285
29 April 2008
Jambi
Kosmetika
35 PT.NEO KOSMETIKA INDUSTRI
41 PT. ARJUNA YOGA SAKTI
52 PT. IMMORTAL PHARMACEUTICAL LABORATORIES
62 PD. PESONA ABADI