PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DI SDN 21 KINALI Andesti1, Nuharmi2, Niniwati2. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected] 1
Abstract The research was based on the fact that occur in the fourth grade at SDN 21 Kinali, that teachers still use the lecture method and focuses on the delivery of learning materials. In addition, researchers look at the lack of interest in student learning, especially in learning civics. The research problem is how an increase in student interest in learning through methods Civics Picture and Picture-in-class IV SDN 21 Kinali. The purpose of this study was to describe the increase in student interest in learning through methods PKN Picture and Picture-in-class IV SDN 21 Kinali. Type of research is a class act. The research instrument was a questionnaire interest in student learning, teacher learning sheet and final test cycle. Based on the analysis sheet test students' interest in learning that the data obtained Civics: Civics students' interest in learning on students' ability to respond to indicators increased from 38.88% to 83.83% in the second cycle, the ability of students to answer questions increased from 44.44% to 80.80% in the second cycle, students' ability to infer the learning materials increased from 41.46% to 86.36% form the first cycle to cycle II.Dari results obtained, it can be concluded that learning through methods Civics Picture and Picture in class IV SDN 21 Kinali can increase students' interest in learning civics. Researchers suggested to other researchers to be able to use traditional methods of Picture And Picture order to increase students' interest in learning. Keywords: Civics, interest, method of Picture and Picture Pendahuluan Dalam meningkatkan pendidikan,
pemerintahan
Menengah Pertama (SMP), Sekolah mutu Indonesia
telah melaksanakan perbaikan terhadap sistem pendidikan baik Sekolah
Dasar
pada tingkat
(SD),
Sekolah
Menengah
Atas (SMA) maupun
perguruan
tinggi.
menyangkut
masalah
Peningkatan kurikulum,
pengadaan buku teks mata pelajaran, penataran para guru, serta Perbaikan
1
sistem
pengajaran.
Kurikulum
Di sisi lain, peneliti melihat hasil
berpanduan kepada pendidikan nasional, ujian mid semester kurang maksimal, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada pembelajaran PKn di kelas IV (KTSP).
SDN
21
Kinali,
dengan
jumlah
Pembelajaran PKn perlu dilakukan siswanya 18 orang. Terdiri dari 9 secara sistematis dengan pemahaman perempuan dan 9 laki-laki. KKM bagi konsep yang kuat oleh siswa. Hal peserta didik, khususnya mata pelajaran tersebut tentu tidak lepas dari peran PKn adalah 65. Sementara hasil ujian seorang guru yang merupakan faktor mid semester tahun 2012/2013 pada penting
dalam
pembelajaran. Guru pembelajaran PKn terdapat 8 orang
harus mengetahui tugas yang harus siswa yang nilainya di atas KKM, 10 dilakukannya dalam pembelajaran PKn orang siswa lainnya berada di bawah agar
pembelajaran
bermakna.
Guru
tersebut harus
lebih KKM.
Secara
ringkas,
dapat
menguasai digambarkan pencapaian KKM di kelas
strategi dan metode pembelajaran PKn. IV ini bisa dilihat pada Tabel 1 di Oleh sebab itu, guru harus dapat bawah ini. menciptakan
iklim
belajar
yang Tabel 1 Nilai Ujian Mid Semester Siswa Kelas IV SDN 21 Kinali Tahun kondusif dan dapat memilih metode Ajaran 2012/2013. yang tepat. Ujia Nilai PKn Pencapai n an KKM Ketepatan guru dalam memilih Mid Ter Ter Rat Nil Nil metode pembelajaran akan berpengaruh Sem tin end a- ai ai ester ggi ah rat ≥ ≤ terhadap minat belajar siswa. I a 65 65 Sebagaimana menurut Slameto 86 34 64 8 10 Tujuan Penelitian (2003:180), “Minat adalah suatu rasa Tujuan rencana penelitian ini adalah: lebih suka dan rasa ketertarikan pada 1. Untuk mendeskripsikan suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang peningkatan minat belajar siswa menyuruh”. Jadi, penggunaan metode dalam menanggapi permasalahan pembelajaran yang tepat menjadi salah pada pembelajaran PKn melalui satu penentu keberhasilan belajar siswa.
2
metode Picture and Picture di melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. 2) kelas IV SDN 21 Kinali. 2.
Untuk
Belajar
adalah
berkreasi,
mendeskripsikan mengkonsumsi.
pelaksanaan
peningkatan
minat membantu
3)
bukan
Kerjasama
proses
belajar.
4)
bertanya pada pembelajaran PKn pembelajaran berlangsung pada banyak melalui
Picture
metode
and lingkungan; 5) Belajar berasal dari
Picture di kelas IV SDN 21 Kinali. 3.
Untuk
mengerjakan
pekerjaan
itu
sendiri
mendeskripsikan (dengan umpan balik). 6) Emosi positif
kemampuan menyimpulkan bahan sangat membantu pembelajaran. 7) pelajaran pada pembelajaran PKn Otak-citra menyerap informasi secara melalui
Picture
metode
and langsung dan otomatis.
Picture di kelas IV SDN 21 Kinali. Kajian Teori Metode Picture and Picture
Menurut Asma (2006:14), prinsip metode Picture and Picture adalah; “Prinsip belajar siswa aktif, belajar
Untuk menciptakan pembelajaran kerjasama, pembelajaran partisipatori, yang menyenangkan dan melibatkan mengajar kreatif, dan pembelajaran siswa dalam belajar tidaklah mudah, yang menyenangkan. Prinsip-prinsip khususnya mempersiapkan siswa agar pelaksanaan
metode
picture
and
dapat menggunakan pola pikir dalam Picture sebagai berikut: 1) Belajar pembelajaran. Untuk membuat siswa siswa aktif, metode Picture and Picture terlibat secara langsung dan membuat berpusat pada siswa. 2) Pembelajaran siswa merasakan kegembiraan dalam partisipatorik, siswa belajar melakukan belajar perlu diciptakan kondisi kelas sesuatu secara bersama-sama untuk yang
mendukung
dengan
setting menemukan
membuat siswa tetap dalam keadaan pengetahuan.
dan 3)
membangun Guru
perlu
belajar. Hal itu dapat terlaksana jika menciptakan metode yang tepat agar prinsip-prinsip dasar belajar dilaksakan seluruh siswa mempunyai motivasi sepenuhnya. belajar
Prinsip-prinsip
tersebut
(2002:54-55),
menurut
adalah:
1)
dasar yang tinggi. Motivasi tersebut dapat Meier dibangkitkan Belajar menciptakan
apabila suasana
guru
dapat
belajaryang
3
menarik
yang
menyenangkan.
Pembelajaran
yang
4) pengembangan
kemampuan
yang
menyenangkan, relevan dan kepribadian warga negara
suasana belajar yang menyenangkan yang
cerdas,
harus dimulai dari sikap dan perilaku bertanggung
partisipatif, jawab
yang
dan pada
guru baik di dalam maupun di luar gilirannya akan menjadi landasan untuk kelas.
perkembangan masyarakat Indonesia
Pengertian PKn
yang demokratis.
Ada
beberapa
pengertian
Berdasarkan visi mata pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) PKn tersebut, maka di kembangkan
menurut
Depdiknas,
mengungkapkan
(2007:25) misi mata pelajaran PKn adalah:
bahwa,
“PKn
1. Mengembangkan
kerangka
merupakan mata pelajaran sosial yang
berpikir yang dapat dijadikan
bertujuan
atau
landasan yang rasional sebagai
membina warga negara yang baik, yaitu
pendidikan intelektual ke arah
warga negara yang baru, mau dan
pembentukan
mampu berbuat baik”.
yang demokratis.
Di
untuk
membentuk
samping
Depdiknas,
itu,
mata
memfokuskan
2. Sebagai pendidikan demokrasi
PKn
yang berlandaskan pada latar
yang
belakang sosial budaya serta
pelajaran
pada
negara
menurut
(2006:271),
merupakan
warga
pembentukan
dalam
konteks
politik,
warga negara yang memahami dan
kenegaraan
dan
mampu melaksanakan hak-hak dan
konstitusi
kewajiban untuk menjadi warga negara
dalam pilar-pilar demokrasi
yang cerdas, terampil dan memiliki
Indonesia.
yang
landasan dituangkan
karakter seperti yang diamanatkan oleh Pengertian metode Pancasila dan UUD 1945. Menurut
Metode
adalah
cara
yang
Yusrizal, (2010:1), digunakan guru dalam mengadakan
mata pelajaran PKn memiliki visi yaitu: hubungan dengan siswa pada saat mewujudkan proses pendidikan yang berlangsungnya pembelajaran. Menurut integral
di
sekolah
untuk Sanjaya, (2006:147), “Metode adalah
4
cara
yang
digunakan
mengimplementasikan
untuk
wacana
Selanjutnya, menurut Asep, dkk.
yang (2007:2),
“Belajar
adalah
proses
sudah disusun dalam bentuk kegiatan perubahan perilaku dimana perubahan nyata dan praktis untuk mencapai perilaku tersebut dilakukan secara sadar tujuan pembelajaran”. Dalam
proses
dan
bersifat
menetap,
perubahan
pembelajaran, perilaku tersebut meliputi perubahan
metode mempunyai kedudukan yang dalam
hal
kognitif,
afektif,
dan
menunjang dan sangat penting dalam psikomotor”. upaya pencapaian tujuan karena metode
Sedangkan
menurut
Slameto
menjadi sarana yang menunjang untuk (dalam Hamdani, 2011:20), pengertian menyampaikan
materi
pembelajaran belajar adalah “suatu proses usaha yang
sehingga pelajaran dapat dipahami dan dilakukan seseorang untuk memperoleh diserap siswa.
perubahan tingkah laku yang baru
Belajar dan Pembelajaran
secara
Menurut
Hilgard
keseluruhan,
sebagai
hasil
(dalam pengalamannya sendiri dalam interasi
Sanjaya, 2010:112), “Belajar adalah dengan lingkungannya”. Perubahan itu proses perubahan melalui kegiatan atau bersifat relatif dan berbekas. Dalam prosedur
latihan,baik
laboratorium
latihan
maupun
di kaitan ini, proses belajar dan perubahan
dalam merupakan bukti hasil yang diproses.
lingkungan yang alamiah”. Di sini Menurut Hamalik (dalam Hamdani, Hilgard
menekankan
pada
proses 2011:20),
“Belajar
tidak
hanya
perubahan tingkah laku yang dihasilkan mempelajari mata pelajaran tetapi juga dalam belajar. Proses belajar itu sendiri penyusunan,
kebiasaan,
persepsi,
pada hakekatnya menerapkan kegiatan kesenangan atau minat, penyesuaian mental yang tidak dapat dilihat, artinya sosial, bermacam-macam keterampilan proses perubahan yang terjadi dalam lain dan cita-cita”. Dengan demikian diri seseorang yang belajar tidak dapat yang dimaksud dengan belajar adalah disaksikan dan hanya dapat dilihat dari suatu kegiatan yang dilakukan siswa gejala perubahan perilaku yang tampak.
dalam menerima berbagai pengetahuan
5
dan pengalaman-pengalaman baru serta dan peneliti juga sudah mengenal keterampilan dalam pembelajaran. Metodologi Penelitian Jenis penelitian
sekolah ini. Subjek dalam penelitian ini adalah
ini
adalah
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK).
Penelitian
Tindakan
Kelas
adalah
action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Selain
(2010:1), adalah; “Suatu pencermatan kegiatan
belajar-mengajar
berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas yang dilakukan oleh siswa dengan arahan
IV
SDN
21
Kinali
jumlah siswanya 18 orang terdiri dari 9 perempuan 9 laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2012/2013, terhitung
dari
sampai
waktu
penulisan
penelitian.
perencanaan
laporan
Pelaksanaan
hasil
tindakan
dimulai pada bulan Mei tahun ajaran 2012/2013.
guru”.
Penelitian tindakan kelas yang
Sedangkan menurut Lewin (dalam Susilayati,
2010:11),
“Penelitian
Tindakan Kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus. Setiap langkah memiliki empat tahapan, yaitu perencanaan pelaksanaan
tindakan tindakan
(planning),
tindakan (reflecting)”.
Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Dengan alasan sekolah menerima
siklus
menggunakan
yang
inovasi
pendidikan dalam proses pembelajaran,
model
dikembangkan
oleh
Arikunto, dkk. (2010:16) siklus ini mempunyai empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indikator
keberhasilan
dalam
proses pembelajaran di ukur dengan menggunakan
Penelitian ini dilakukan di SDN 21
bersedia
dilaksanakan
(acting),
pengamatan (observing) serta refleksi
ini
kelas
Kecamatan Kinali Pasaman Barat, yang
itu
pengertian PTK menurut Susilayati
terhadap
siswa
Kriteria
Ketuntasan
Minimum (KKM). Adapun indikator keberhasilan
dalam
penelitian
ini
adalah: 1.
Kemampuan menanggapi
siswa
dalam
terhadap
pelajaran
meningkat 70%
6
2.
Minat bertanya siswa meningkat kuantitatif menjadi 70%
3.
yang
penelitian ini
Kemampuan
siswa
diterapkan
adalah
dalam
dengan
cara
dalam menganalisis hasil belajar siswa dengan
menyimpulkan
pelajaran menggunakan pendekatan presentase
meningkat 70%
yang
dikemukakan
oleh
Syaiful
Jenis data dalam penelitian ini (2005:265) sebagai berikut: berupa data kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh dari proses pembelajaran.
Keterangan
Sumber data adalah siswa kelas IV SDN Kinali yang menjadi responden
P = persentasi aktivitas siswa dalam indikator
penelitian. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan,
F
siswa
yang
N = Jumlah siswa keseluruhnya
Data penelitian ini dikumpulkan dengan
dan penugasan.
Jumlah
melakukan indikator
pelaksanaan, dan hasil pembelajaran.
menggunakan observasi, wawancara,
=
Nilai
rata-rata
hasil
belajar
siswa dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Nana (2004 :
Analisis
data
dilakukan
67) yaitu :
terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun Keterangan
data evaluasi. Analisis data dilakukan
= Nilai rata-rata
dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan
∑X
= Jumlah nilai seluruh siswa
N
= Jumlah seluruh siswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I dan Hasil analisis observer terhadap
terputus pada berbagai informasi yang mendukung
pembelajaran
menghambat
pembelajaran.
Dengan pelaksanaan
demikian pengembangan dan perbaikan menunjukkan atas
berbagai
dilakukan
tepat
pembelajaran bahwa
pembelajaran
kekurangan
dapat yang
pada
yang berlangsung dengan maksimal. Begitu
aspek
bersangkutan, sedangkan analisis data juga
peneliti
halnya
laksanakan
dengan
belum
pengamatan
7
terhadap angket minat belajar siswa. Tabel 3: Persentase Aktivitas Guru dalam Pembelajaran PKn dengan Untuk lebih jelasnya, hasil observasi Metode Picture and Picture di Kelas observer terhadap minat belajar siswa, IV SDN 21 Kinali pada Siklus I Pertemu Jumla Persent aktivitas guru dan hasil belajar siswa an h Skor ase (%) diuraikan sebagai berikut: I 9 50,00% II 10 55,56% Data hasil observasi ini didapat Rata-rata 53,28% melalui lembar angket minat siswa, dan Berdasarkan tes hasil belajar lembar observasi minat siswa yang siklus I, persentase siswa yang tuntas digunakan untuk melihat minat belajar tes akhir siklus I dan rata-rata skor siswa yang terjadi selama pembelajaran tesnya untuk lebih jelasnya dapat berlangsung.
Hasil
analisis
ketiga diuraikan pada tabel berikut:
observer peneliti terhadap minat siswa Tabel 4: Ketuntasan dan Rata-rata dalam pembelajaran dapat dilihat pada Hasil Belajar Siswa (Ulangan Harian) pada Siklus I Tabel 2 berikut: Uraian Jumlah Jumlah siswa yang 18 Tabel 2: Jumlah dan Persentase Minat mengikuti tes akhir siklus Belajar Siswa Kelas IV pada Jumlah siswa yang tuntas 9 Pembelajaran PKn dengan Metode tes akhir siklus Picture and Picture di Kelas IV SDN Jumlah siswa yang tidak 9 21 Kinali pada Siklus II tuntas tes akhir siklus No. Indikator Siklus Persentase ketuntasan tes 50,00 II akhir siklus % 1 Setuju terhadap 51,74% Rata-rata nilai tes akhir 50,00 pernyataan siklus 2 Tidak setuju 48,26% Siklus II terhadap Hasil analisis observer terhadap pernyataan Rata-rata 50,00% pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan lembar observasi menunjukkan bahwa pembelajaran aktivitas peneliti sebagai guru dalam yang peneliti laksanakan berlangsung proses pelaksanaan pembelajaran pada dengan baik. Begitu juga halnya dengan siklus I, maka jumlah skor dan pengamatan terhadap minat belajar persentase aktivitas peneliti dalam siswa dalam pembelajaran mengelola pembelajaran pada siklus I mengahasilkan hasil yang optimal. diuraikan pada tabel berikut:
8
Untuk lebih jelasnya, hasil observasi Tabel 6 : Persentase Aktivitas Guru dalam Pembelajaran PKn dengan observer terhadap angket minat belajar Metode Picture and Picture di SDN 21 siswa diuraikan sebagai berikut: Kinali Siklus II Pertemu Jumla Persent Data hasil observasi ini didapat an h Skor ase (%) melalui lembar angket minat siswa, dan I 12 80,00 % lembar observasi minat siswa yang II 13 86,66 digunakan untuk melihat minat belajar % Rata-rata 83,33 % siswa yang terjadi selama pembelajaran Berdasarkan hasil tes siklus II berlangsung. Hasil analisis ketiga terkait tes akhir siklus persentase siswa observer peneliti terhadap minat siswa yang tuntas tes akhir siklus dan ratadalam pembelajaran dapat dilihat pada rata skor tesnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4 berikut: berikut: Tabel 5. Jumlah dan Persentase Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tabel 7 : Ketuntasan dan Rata-rata PKn dengan Metode Picture and Hasil Belajar Siswa tes akhir siklus Picture di Kelas IV SDN 21 Kinali pada Siklus II Uraian Jumlah pada Siklus II Jumlah siswa yang 18 No. Indikator Siklus I mengikuti tes akhir 1 Setuju 94,44% siklus terhadap Jumlah siswa yang 16 pernyataan tuntas tes akhir siklus 2 Tidak 88,89% Jumlah siswa yang 2 setuju tidak tuntas tes akhir terhadap siklus pernyataan Persentase ketuntasan 88,89 Rata-rata 91,66% tes akhir siklus % Berdasarkan lembar observasi Rata-rata nilai tes 80,27 akhir siklus aktivitas peneliti dalam proses Pembahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus Penelitian tindakan kelas ini II, maka jumlah skor dan persentase terdiri dari dua siklus yang setiap aktivitas
peneliti
mengelola siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dan 1 kali tes hasil belajar pada akhir pada tabel berikut:
dalam
siklus. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan melalui metode Picture
9
and
Picture
Kinali . Tabel 8: Persentase Rata-rata Angket Minat Belajar Siswa dalam Penelitian ini menggunakan instrumen Pembelajaran PKn pada Siklus I dan penelitian berupa lembar angket minat Siklus II Rata-rata belajar siswa, lembar observasi N Indikator Persentase (%) o Angket aktivitas guru, dan tes hasil belajar Siklus Siklus . Minat siswa I II siswa berupa tes akhir siklus. Setuju 51,74 94,44 Pelaksanaan pembelajaran pada 1 terhadap % % pernyataan Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa Tidak setuju 48,26 88,89 2 tanggal 21 Mei 2013 dan hari Sabtu pernyataan % % 50,00 91,66 tanggal 25 Mei 2013. Tes hasil belajar Rata-rata % % siklus I hari Selasa tanggal 28 Mei Persentase rata-rata aktivitas guru 2013. Siklus II dilaksanakan pada hari dalam proses pelaksanaan pembelajaran di
SDN
21
Sabtu tanggal 1 Juni 2013 dan hari terjadi peningkatan dengan metode Selasa tanggal 4 Juni 2013. Tes hasil Picture and Picture. Hal tersebut dapat belajar siklus II hari Sabtu tanggal 8 dilihat pada tabel di bawah ini: Juni 2013. Proses pembelajaran pada Tabel 8 : Persentase Aktivitas Guru Proses Pelaksanaan setiap kali pertemuan mengacu pada dalam Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus buku Buku PKn SD Kelas V Penerbit II Siklus Persent Pusat Pembekuaan Depertemen ase Pendidikan Nasional. Pembelajaran I 63,88% II 83,33% dengan metode Picture and Picture Rata- 73,60% membuat minat siswa meningkat. rata Data mengenai hasil belajar Persentase rata-rata aktivitas siswa
pada
peningkatan.
umumnya
mengalami siswa diperoleh melalui tes hasil belajar
Pembelajaran
dengan di akhir siklus. Dalam hal ini terlihat
metode Picture and Picture dapat peningkatan ketuntasan hasil belajar meningkatkan minat belajar siswa ke dari siklus I ke siklus II pada tabel arah yang lebih baik. Hal ini dapat berikut: dilihat persentase rata-rata minat belajar siswa pada tabel di bawah ini:
10
Tabel 10 : Persentase Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Persentase Persentase Siswa Siswa yang yang Siklus Telah Belum Tuntas Tuntas (%) (%) Siklus 59,23 40,77 I Siklus 88,89 11,11 II Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang dijelaskan,
maka
dapat
kesimpulan
bahwa
melalui
pelaksanaan
pembelajaran
penggunaan
metode
1. Bagi
guru,
metode
Picture
Picture
dapat
and
dijadikan
salah
variasi
dalam
satu
pelaksanaan
2. Siswa
diharapkan
aktif
proses pembelajaran, karena jika
model
siswa aktif akan dapat menunjang
dalam
terhadap
Picture and
Hal ini terlihat pada siklus I minat
Picture lebih efektif lagi.
berdasarkan
materi
3. Untuk penelitian selanjutnya, agar pelaksanaan metode
siswa
dalam
diambil
pembelajaran PKn di SDN 21 Kinali.
belajar
alternatif
pembelajaran.
pelajaran.
IV
pelaksanaan melalui
and Picture dapat ditingkatkan minat kelas
and
pembelajaran
penguasaan
siswa
Picture
Picture sebagai berikut:
pembelajaran kooperatif tipe Picture
belajar
dengan
angket DAFTAR PUSTAKA
mempunyai rata-rata persentase sebesar Agus suprijono. 2010. Cooperative Learning. 50,00% meningkat pada siklus II menjadi
91,66%.
Berdasarkan Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : persentase tersebut dapat disimpulkan Depdiknas bahwa adanya peningkatan minat belajar siswa dari siklus sebelumnya Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar sebesar 41,66%. Saran Sehubungan penelitian peneliti
yang
dengan diperoleh,
memberikan
saran
hasil
Mejer. 2002. The Fece Lerated Learning (Hand Book). Jakarta.
maka Rianto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. dalam
11
Suharsimi Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Sumiati Ati. 2006. Buku PKn Sekolah Dasar Kelas IV. Bse Syaiful Bahri djamarah. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Penndekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wardani, Wihardit, Kuswaya, Nasoetion, Noehi. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
12