PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERILAKU SISWA TERHADAP MENYONTEK DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS VIII DI KOTA YOGYAKARTA
Survei pada Empat SMP di Kota Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma (121334003) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tidak seberapa dan kurang sempurna ini saya persembahkan untuk :
1) TUHAN YESUS yang selalu melindungi saya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 2) Orang tua saya Bapak, Ibu, serta kakak saya. 3) Dosen – dosen pendidikan akuntansi terutama dosen pembimbing saya. 4) Saudara – saudara Banyu Biru Nunggal Rasa 5) Teman – teman pendidikan akuntansi 2012 6) Teman – teman semua yang saya tidak bisa sebut satu per satu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
SEDAYA KERSANING GUSTI INGKANG MURBENG DUMADI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Februari 2017 Penulis
Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma
Nomor Mahasiswa
: 121334003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERILAKU SISWA TERHADAP MENYONTEK DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS VIII DI KOTA YOGYAKARTA Survei pada Empat SMP di Kota Yogyakarta
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 27 Februari 2017
Yang menyatakan
Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PERILAKU SISWA TERHADAP MENYONTEK DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN PADA SISWA KELAS VIII DI KOTA YOGYAKARTA Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku menyontek ditinjau dari status sekolah dan ada tidaknya perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016. Subjek penelitian ini berjumlah 113 siswa kelas VIII yang terdiri dari 57 siswa laki-laki dan 56 siswa perempuan. Siswa yang diteliti berasal dari sekolah yang berstatus sekolah negeri dan sekolah swasta yang terdiri dari 59 siswa sekolah negeri dan 54 siswa sekolah swasta. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann Whitney dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dengan nilai asymp sig = 0,769 ; 2) tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari jenis kelamin dengan nilai asymp sig = 0,185. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap perilaku menyontek berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin.
Kata kunci: siswa, menyontek, status sekolah, jenis kelamin
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
STUDENTS’ BEHAVIOR TOWARD CHEATING PERCEIVED FROM SCHOOL STATUS AND GENDER A Study Case on Students of the Eighth Class in Yogyakarta
Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma Sanata Dharma University 2017 This research is a case study that aims to find out differences in cheating behavior perceived from school status and gender. This study was conducted from February to April 2016. Subjects in this research were 113 students of the eighth class which consisted of 57 male students and 56 female students. Students in this research were from public schools and private schools which consisted of 59 students from public schools and 54 students from private schools. The data analysis technique was Mann Whitney helped by SPSS program. The results show that: 1) there is no difference in students’ behavior toward cheating perceived from the school status (Asymp. Sig = 0,769); and 2) there is no difference in students’ behavior toward cheating perceived from gender (Asymp. Sig = 0,185). It can be concluded that there was no difference in the students' behavior toward cheating perceived from the school status and gender.
Keyword: Students, Cheating Behavior, School Status, Gender.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Gusti Ingkang Murbeng Dumadi, karena berkat dan kasihNya yang luar biasa sehingga skripsi ini yang berjudul perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari status sekolah dan jenis kelamin pada siswa kelas VIII di kota Yogyakarta dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, sabar dalam mengarahkan, mengoreksi, dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan
Akuntansi
yang
telah
memberikan
berbagai
pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan. 7. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi kemahasiswaan. 8. Bapak dan Ibu saya yang sudah memberikan perhatian, bimbingan, nasehat dalam bentuk materil atau non materil. 9. Adit Kurnia Setyawan yang memberikan dukungan, doa, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Ardi Setyawan Budi Santosa yang memberikan dukungan dan doa agar cepat selesai. 11. Danis Sugiharto yang memberikan dukungan dan doa agar cepat selesai. 12. Teman-teman satu dosen bimbingan semangat untuk lulus bersama-sama dan menjadi sukses. 13. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2012 atas kebersamannya yang telah dilalui bersama semasa kuliah.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena atas keterbatasan dan kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 20 Januari 2017
Lusiarta Tri Atmaja Bayu Kusuma
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv MOTTO ................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vii ABSTRAK .......................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 8 A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter .................... 8 1. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................ 8 2. Nilai – nilai Karakter ................................................................. 9 B. Perilaku ....................................................................................... 10 1. Pengertian Perilaku .................................................................. 10 2. Proses Pembentukan Perilaku .................................................. 12 3. Bentuk Perilaku ....................................................................... 13 C. Menyontek ................................................................................... 13 1. Pengertian Menyontek ............................................................. 13 2. Faktor – faktor Penyebab Menyontek...................................... 14 3. Bentuk – bentuk Menyontek.................................................... 16 D. Status Sekolah ............................................................................. 17 1. Pengertian Status Sekolah ...................................................... 17 2. Jenis – jenis Jenjang Sekolah.................................................. 18 E. Jenis Kelamin............................................................................... 21 1. Pengertian Remaja Laki – laki dan Perempuan ....................... 21 2. Klasifikasi Jenis Kelamin Dipandang Dari Peran Gender .......................................................................... 23 3. Interaksi Guru dan Siswa ......................................................... 23 4. Perbedaan Perilaku Laki – laki dan Perempuan Terhadap Menyontek Dalam Ujian .......................................... 25 F. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 27 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Perilaku Menyontek ................................................................ 27 2. Perbedaan Sikap Antara Mahasiswa Laki – laki dan Perempuan Terhadap Perilaku Menyontek Dalam Ujian di Universitas Sanata Dharma......................................................................... 28 G. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28 1. Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Status Sekolah ..................................................................................... 28 2. Ada Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Yang Ditinjau Dari Jenis Kelamin ........................................... 29 H. Paradigma Penelitian ................................................................... 31 H. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 32 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32 1. Tempat Penelitian .................................................................... 32 2. Waktu Penelitian ..................................................................... 32 C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 32 1. Subjek Penelitian ..................................................................... 32 2. Objek Penelitian ...................................................................... 34 2. Pengukuran Variabel ............................................................... 34 D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian ....... 34 1. Populasi Penelitian .................................................................. 34 2. Sampel Penelitian .................................................................... 34 3. Teknik Penarikan Sampel ........................................................ 35 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35 F. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................... 37 1. Uji Validitas Instrumen ........................................................... 37 2. Uji Reliabilitas Instrumen........................................................ 44 3. Teknik Analisis Data ............................................................... 45 a. Deskripsi Data ..................................................................... 45 b. Uji Hipotesis ....................................................................... 48 BAB IV GAMBARAN UMUM .......................................................... 49 A. SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta ...................................... 49 B. SMP Ngri 8 Yogyakarta ............................................................... 50 C. SMP Negeri 2 Yogyakarta ............................................................ 51 D. SMP Tumbuh ............................................................................... 52 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................... 53 A. Deskripsi Data ............................................................................. 53 1. Deskripsi Responden Penelitian .............................................. 53 a. Berdasarkan Asal Sekolah .................................................. 53 b. Berdasarkan Status Sekolah ................................................ 54 c. Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................. 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Variabel Penelitian .................................................. 55 a. Perilaku Siswa Terhadap Menyontek ................................. 55 b. Status Sekolah Negeri ......................................................... 56 c. Status Sekolah Swasta ........................................................ 57 d. Perilaku Siswa Laki – laki dan Perempuan Terhadap Menyontek ......................................................... 57 B. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 59 1. Hipotesis Pertama .................................................................... 59 2. Hipotesis Kedua....................................................................... 60 D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 61 1. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status Sekolah .................................................... 61 2. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Jenis Kelamin .................................. 63 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ........ 65 A. Kesimpulan.................................................................................. 65 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 65 C. Saran ............................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 68 LAMPIRAN ......................................................................................... 71
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Operasional Variabel Perilaku Menyontek ........................... 36 Tabel 3.2 Sebagian Dari r tabel ............................................................ 38 Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Perilaku Menyontek .. 36 Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Ulang 1 Instrumen Perilaku Menyontek .............................................................. 42 Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ............... 45 Tabel 3.6 Nilai Persentil PAP Tipe II ................................................... 46 Tabel 3.7 Rentang Tingkat Perilaku Mnyontek Siswa ........................ 47 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah .................................................... 53 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah ....................................................................... 54 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................ 54 Tabel 5.4 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap Menyontek .................................................. 55 Tabel 5.5 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau Dari Status Sekolah Negeri ...................................................................... 56 Tabel 5.6 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau Dari Status Sekolah Swasta ..................................................................... 57 Tabel 5.7 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa laki-laki Terhadap Perilaku Menyontek ..................... 58 Tabel 5.8 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa Perempuan Terhadap Perilaku Menyontek ........................... 58 Tabel 5.9 Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status Sekolah .... 59 Tabel 5.10 Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Jenis Kelamin. .............. 60
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ......................................................... 72 Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 80 Lampiran 3. Data Induk Penelitian ....................................................... 85 Lampiran 4. Pengujian Hipotesis ......................................................... 90 Lampiran 5. Tabel Statistika ................................................................. 92 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian .......................................................... 99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Perilaku menyontek menjadi fenomena yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan. Kebanyakan siswa di SD, SMP, SMA/K maupun mahasiswa di perguruan tinggi pernah menyontek. Menyontek dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menulis di atas meja, menulis di kertas/tissue, menulis di anggota tubuh, bertanya kepada teman, searching menggunakan ponsel, melihat dan menyalin jawaban teman, menyontek dengan buku yang diletakkan di laci atau di WC, dan lain-lain. Perilaku menyontek merupakan suatu upaya yang dilakukan pelajar dan mahasiswa untuk mendapatkan nilai yang baik. Beberapa alasan lainnya pelajar/mahasiswa menyontek adalah agar mendapatkan pujian dari orang tua, guru, dan teman-temannya; tidak siap dalam ulangan/ujian; tidak percaya diri; kesulitan dalam mata pelajaran tertentu; malas belajar; dan sebagai bentuk solidaritas antar teman. Bila hal ini terus-menerus dibiarkan maka dapat dipastikan pendidikan di Indonesia akan mengalami kemunduran. Dunia pendidikan perlu mengikis perilaku menyontek ini. Perilaku menyontek merupakan bagian dari ketidakjujuran. Ketika dunia pendidikan membiarkan ketidakjujuran ini berlanjut, maka akan memberikan dampak pada pembangunan karakter manusia Indonesia. Pencurian, korupsi,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
penipuan, dan plagiatisme yang marak terjadi merupakan contoh dari kegagalan dunia pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Fakta tentang perilaku ketidakjujuran di dunia pendidikan biasanya banyak terjadi saat menjelang ujian. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian dari Hartanto dalam Kharisma (2014 : 21) menunjukkan bahwa intensitas perilaku menyontek di SMP Swasta di daerah Pondok Cabe Jakarta, berada pada posisi sedang (53,3%), rendah (33,3%), dan tinggi (13,3%). Bentuk perilaku menyontek yang biasa dilakukan oleh peserta didik antara lain melihat, menyalin, dan meminta jawaban dari teman-temannya. Selain itu, ada fakta lain mengenai perilaku menyontek di kota Yogyakarta.
kota yang dikenal dengan sebutan “Kota Pelajar” ini
dinobatkan sebagai daerah yang memiliki nilai Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tertinggi di Indonesia pada tahun 2015 (Harian Republika, 2015 tanggal 19 Mei). Berdasarkan data laporan hasil UN dan IIUN per kabupaten/kota yang masuk ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kota Yogyakarta meraih nilai tertinggi, yakni sekitar 82,37 dengan rata-rata nasional 63,28. Di samping itu, perilaku menyontek juga disebutkan dalam website komunitas air mata guru (www.komunitasairmataguru.blogspot.co.id). Dalam website tersebut disebutkan banyak kecurangan-kecurangan dalam UN baik yang dilakukan oleh siswa dan guru. Selain itu, hasil penelitian longitudinal Anderman dalam Mubiar (2011 : 4) menunjukkan bahwa menyontek sering dilakukan siswa SMP dikarenakan adanya perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
keadaan lingkungan belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah, struktur kelas, dan lingkungan sekolah yang kompetitif. Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu jenjang pendidikan yang dilalui oleh peserta didik. Pada jenjang ini, peserta didik dihadapkan pada perkembangan mental dan moral. Menurut Anderman dalam Mubiar (2011 : 4), pada usia 12-15 tahun yang umumnya individu duduk di bangku SMP akan mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalaman di sekolah dasar serta banyak hal baru yang menuntut individu untuk menyesuaikan diri, terutama pada siswa kelas VII. Perubahan
keadaan
lingkungan
belajar
mengakibatkan
siswa
melakukan tindakan menyontek. Mereka menganggap tindakan itu sebagai bentuk solidaritas antar teman. Menyontek biasanya dilakukan pada pelajaran matematika dan ilmu alam atau ilmu pasti, dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Menyontek biasanya terjadi pada waktu ulangan atau ujian. Sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatnya). Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal harus berkewajiban mengembangkan potensi seorang siswa dalam berbagai aspek kepribadian, sehingga nantinya dapat menjadi manusia yang mampu berdiri sendiri di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan di sekolah diartikan sebagai proses kegiatan terencana dan terorganisir yang terdiri atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
kegiatan belajar, kegiatan ini bertujuan menghasilkan perubahan positif pada diri siswa. Menurut status, di Indonesia lembaga pendidikan/ sekolah terbagi menjadi dua yaitu sekolah swasta dan negeri. Sekolah swasta maupun sekolah negeri memiliki karakteristiknya sendiri, sehingga dengan karakteristik tersebut akan menimbulkan perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Pada hakikatnya, sekolah swasta maupun negeri mempunyai tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sekolah swasta adalah sekolah sekolah yang diselenggarakan oleh nonpemerintah atau swasta, penyelenggara sekolah swasta biasanya berupa badan maupun yayasan pendidikan. Sedangkan sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sekolah swasta maupun negeri
dalam
menyelenggarakan
pendidikan
selalu
berupaya
adar
membentuk siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan dapat membuat keputusan untuk masa depannya. Setiap orang memiliki sikap maupun perilaku yang berbeda-beda terhadap suatu objek atau stimulus begitupun sikap siswa SMP yang berbeda-beda terhadap perilaku menyontek. Gunarsa (1991) mengatakan bahwa terdapat perbedaan pada laki-laki dan perempuan, yaitu jika perempuan lebih mengandalkan aspek-aspek emosional, perasaan dan suasana hati sedangkan untuk laki-laki lebih terlihat agresif, lebih aktif dan tidak sabaran dalam menyelesaikan masalah. Tetapi di sisi lain, secara psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminin. Sedangkan lakilaki mempunyai sifat yang maskulin, kasar, lebih perkasa dan lebih pemberani dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena lakilaki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada perempuan. Oleh karena itu laki-laki cenderung lebih agresif dalam menggapai citacitanya daripada perempuan. Sifat perempuan berbeda dengan laki-laki. Kepribadian seorang pria menunjukkan adanya pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio, dan emosionalitas. Jalan pikirannya tidak dikuasai oleh emosi, perasaan ataupun suasana hati. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada pekerjaan dengan kecenderungan mementingkan keseluruhannya dan kurang memperhatikan hal-hal yang kecil (Gunarsa &Gunarsa, 1991). Dalam beraktivitas pun seorang pria lebih agresif, lebih aktif dan tidak sabar karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau menunggu, kurang tekun dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan hidup dan cepat putus asa. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena lakilaki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada perempuan. Oleh karena itu laki-laki lebih agresif dalam menggapai cita-citanya daripada perempuan (Kumara, 1990). Di pihak lain, Prof. Djemari Mardapi, Ph.D. (wawancara dilakukan bulan Agustus 2015) menyatakan bahwa pada tahun 2015, wilayah DIY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
merupakan termasuk daerah putih (daerah yang bersih dari kecurangan dalam UN). Pernyataan ini bertentangan dengan hasil penelitian Anderman yang menyatakan bahwa perilaku menyontek sering dilakukan oleh siswa SMP. Berdasarkan ketidakkonsistenan antara pendapat Prof. Djemari dan hasil-hasil penelitian sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian yaitu “Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Yang Ditinjau Dari Status Sekolah dan Jenis Kelamin Pada Siswa Kelas VIII di Kota Yogyakarta”. B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah? 2. Apakah ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin?
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui tentang perbedaan perilaku siswa-siswi terhadap menyontek yang ditinjau dari status sosial. 2. Untuk mengetahui tentang perbedaan perilaku siswa-siswi terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah dan perguruan tinggi. 1. Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dalam mengetahui dan mencegah perilaku menyontek siswa-siswa SMP. Sehingga, hasil ujian/ulangan yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil belajar siswa dan mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Dengan demikian, pengambilan keputusan terkait dengan nilai yang dihasilkan siswa tidak bias 2. Siswa Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa. Siswa lebih menyadari tentang kemampuan yang dimiliki dan dapat mengoptimalkan kompetensi-kompetensi yang ada pada diri siswa. 3. Sekolah dan Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dan perguruan tinggi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter khususnya kejujuran dalam belajar. Implementasi pendidikan karakter dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana, salah satunya adalah mendidik untuk jujur dalam ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan karakter. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan seseorang yang dapat berguna di masa yang akan datang, sedangkan karakter adalah suatu atribut yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan komplesitas, mental satu orang dengan orang lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dan mampu menciptakan ciri pribadi yang berbeda antara orang satu dan lainnya. Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, yang mana tujuannya adalah untuk membentuk karakter pribadi anak supaya menjadi manusia dan warga negara yang baik. Secara universal, berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan beberapa pilar yaitu : kedamaian, menghargai, kerjasama, kebebasan, kebahagian, kejujuran, kerendahan hati, kasih sayang, tanggung jawab, kesederhahaan, toleransi, dan persatuan (Samani, 2013 : 43). Nilai-nilai karakter tersebut dijabarkan pada Tabel 1 berikut ini.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karaker dan Deskripsi Karakter No. Nilai Karakter
Deskripsi
1
Sikap dan perilaku yang menyukai adanya
Kedamaian
harmoni
dan
bebas
dari
konflik
dan
gangguan, serta suka akan ketenangan. 2
Menghargai
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bersikap beradab, sopan, tidak melecehkan, tidak menghina orang lain, dan tidak
menilai
orang
lain
sebelum
mengenalnya dengan baik. 3
Kerjasama
Saling membantu untuk mencapai sebuah tujuan.
4
Kebebasan
Tidak adanya paksaan/tekanan yang sengaja mendesak seseorang untuk bertidak melawan kehendak diri sendiri.
5
Kebahagiaan
Suatu keadaan di mana hadir kesenangan, ketentraman, dan kepuasan terhadapa apa-apa yang telah dicapai.
6
Kejujuran
Menjunjung tinggi kebenaran, ikhlas dan lurus hari, tidak suka berbohong, mencuri dan memfitnah,
tidak
pernah
menjerumuskan orang lain.
bermaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
7
Kerendahan Hati
Mengakui adanya peranan dan jasa orang lain dan tidak pernah menonjolkan diri.
8
Kasih saying
Memiliki dan menunjukkan perasaan penuh kasih sayang, mencintai, dan bersikap penuh kelembutan
9
Tanggung Jawab
Melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras mencapai
prestasi
terbaik,
mampu
mengontrol diri, dan berdisplin diri. 10
Kesederhanaan
Suatu keadaan tentang bagaimana berlaku sederhana, tidak pamer, bermewah-mewah, tidak berpikiran melit, dan rumit.
11
Toleransi
Menerima secara terbuka orang lain yang tingkat kematangan dan latar belakang yang berbeda.
12
Persatuan
Menjalin
rasa
kebersamaan
dan
saling
melengkapi satu sama lain, serta menjalin rasa kemanusiaan dan saling toleransi.
B. Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dalam pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif maupun aktif. Perilaku aktif dapat dilihat sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan, persepsi, atau motivasi. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku menjadi tiga yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah knowlege, attitude, practice ( Sarwono, 2004). Menurut Skinner, sebagaimana yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon Kwick (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo (2003), perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah
proses
interaksi
individu
dengan
lingkungannya
sebagai
manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup. Menurut penulis yang disebut perilaku manusia adalah aktifitas yang timbul karena adanya respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Proses Pebentukan Perilaku Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abrahm Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar yakni : a) Kebutuhan fisiologis/ biologis, yang merupakan kebutuhan poko utama, yaitu H2, H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. b) Kebutuhan rasa aman, misalnya: 1) Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, dan perampokan atau kejahatan lainnya. 2) Rasa
aman
terhindar
dari
konflik,
tawuran,
kerusuhan, peperangan dan lain-lain. 3) Rasa aman memperoleh perlindungan hukum. c) Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya: 1) Mendambakan kesih sayang orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain. 2) Ingin dicintai/ mencintai orang lain. 3) Ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada. d) Kebutuhan harga diri, misalnya: 1) Ingin dihargai dan menghargai orang lain. 2) Adanya respek dan perhatian dari orang lain. 3) Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan. e) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1) Ingin dipuja atau disanjung orang lain. 2) Ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita. 3) Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain. 3. Bentuk Perilaku Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu: a. Perilaku Pasif (respons internal). Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. b. Perilaku Aktif (respons eksternal). Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan yang nyata. C. Menyontek 1. Pengertian Menyontek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Sedangkan Anderman dan Murdock dalam Purnamasari (2013) menyatakan bahwa perilaku kecurangan akademik merupakan penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan atau aktivitas yang mengganggu proses asesmen. Bower dalam Purnamasari, (2013) mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk menghindari kegagalan akademik. Sedangkan menurut Pincus & Schemelkin (Mujahidah, 2009) perilaku menyontek merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek adalah kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sengaja dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Faktor-faktor penyebab menyontek Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock (2003) mengatakan bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anakanaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua tanpa melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan tersebut tidak memperhatikan kemampuan anak. Sikap orang tua yang mengharapkan terlalu berlebihan pada anak akan menghambat anak untuk menunjukkan prestasi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Menurut Gunarsa & Gunarsa (1991) biasanya anak menyadari harapan orang tuanya. Oleh karena itu sikap yang terlalu menuntut dapat menyebabkan anak merasa takut kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Hal ini menimbulkan rasa rendah diri, gangguan tingkah laku, berkurangnya motivasi untuk belajar serta ketegangan atau kecemasan dalam diri anak. Agustin (2014) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa. b. Sikap malas yang tertanam dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab. c. Kurang mengerti arti dari pendidikan. Faktor menyontek juga bisa disebabkan dari status sekolah, status sekolah yang dimaksud adalah sekolah negeri dan swasta. Sekolah negeri dan swasta berbeda cara mendidik siswanya. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa menyontek. Faktor-faktor tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
a. Sekolah negeri memiliki intensitas menyontek lebih rendah daripada sekolah swasta, karena fasilitas disekolah negeri lebih memadai dari sekolah swasta. b. Pendidik/guru sekolah negeri lebih banyak daripada sekolah swasta, karena disekolah negeri gurunya merupakan PNS yang sudah jelas ditetapkan dan ditempatkan disekolah negeri oleh pemerintah. Sedangkan di sekolah swasta kebanyakan guru adalah guru honorer yang berasal dari sekolah negeri yang diminta oleh kepala sekolah swasta untuk mengajar sebagai tenaga pendidik honorer disekolahnya. c. Kedisiplinan dan kejujuran disekolah negeri sudah ditanamkan sejak awal peserta didik masuk kesekolah tersebut, sedangkan disekolah swasta penanaman nilai kedisiplinan dan kejujurannya masih lebih rendah. d. Pengawasan terhadap peserta didik disekolah negeri lebih ketat dibandingkan disekolah swasta. Selain itu, faktor menyontek juga bisa disebabkan oleh jenis kelamin siswa. Jenis kelamin yang dimaksud adalah siswa laki-laki dan perempuan. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan siswa menyontek. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Perbedaan sifat antara siswa laki-laki dan perempuan. b. Lingkungan pergaulan siswa laki-laki dan perempuan. c. Tingkat kedisiplinan siswa di sekolah. 3. Bentuk-Bentuk Menyontek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Bentuk-bentuk perilaku menyontek menurut Hetherington and Feldman dalam Veronikha (2013) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Social Active: 1) Melihat jawaban teman yang lain ketika ujian berlangsung. 2) Meminta jawaban kepada teman yang lain ketika ujian sedang berlangsung. b. Individualistic-Opportunistic: 1) Menggunakan HP atau alat elektronik lain yang dilarang ketika ujian sedang berlangsung. 2) Mempersiapkan catatan yang digunakan pada saat ujian akan berlangsung. 3) Melihat dan menyalin sebagian atau seluruh hasil kerja teman lain pada saat tes. c. Individual Planne: 1) Mengganti jawaban ketika guru keluar kelas. 2) Membuka buku teks ketika ujian sedang berlangsung. 3) Memanfaatkan kelengahan/kelemahan guru ketika menyontek. d. Social Passive: 1) Mengijinkan orang lain melihat jawaban ketika ujian sedang berlangsung. 2) Membiarkan orang lain menyalin pekerjaannya. 3) Memberi jawaban tes kepada teman pada saat ujian sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
D. Status Sekolah 1. Pengertian Status Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerjasama kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai organisasi, wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan. Dengan kata lain sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerjasama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Sekolah merupakan wujud relasi antar personal yang didasari berbagai motif, yang menjadi intensif ke satu arah dan kurang intensif ke arah yang lain (Nawawi, 1981:25). 2. Jenis-jenis jenjang sekolah. Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah mengembangkan potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota masyarakat. Ditinjau dari sudut perkembangan anak dan dengan tidak melupakan berbagai faktor lain yang mempengaruhinya, maka penjenjangan sekolah di Indonesia diatur sebagai berikut (Nawawi, 1981:32) : a. Menurut penjenjangan sekolah: 1) Taman kanak-kanak 2) Sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3) Sekolah menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas 4) Perguruan Tinggi b. Menurut jenis sekolah: 1) Sekolah umum, terutama dalam bentuk SD, SMP, SMA 2) Sekolah
kejuruan
yang
diselenggarakan
untuk
mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah, sehingga pada umumnya bertingkat sekolah lanjutan atas. 3) Sekolah khusus untuk anak-anak yang menderita kelainan sehingga disebut SLB untukl anak cacat mental, tuna rungu, tuna wicara, dan anak-anak nakal. c. Menurut penanggung jawab dalam melaksanakan sekolah: 1) Sekolah negeri yakni sekolah dan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah. 2) Sekolah bantuan yakni sekolah diselenggarakan oleh masyarakat melalui bantuan badan tertentu, yang mendapat bantuan berupa pembiayaan dan tenaga guru pemerintah. 3) Sekolah swasta yakni sekolah yang diselenggarakan sepenuhnya oleh masyarakat melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Sekolah lanjutan sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah, merupakan kelanjutan dari sekolah dasar yang diselenggarakan untuk anak-anak yang berumur 12-13 s/d 17-18 tahun. Sekolah dipisahkan menjadi 2 jenjang yaitu SMP dan SMA. Sekolah Menengah Atas diperuntukan bagi tamatan SMP yang pada umumnya berusia 15-16 s/d 17-18 tahun. Berdasarkan
Keputusan-Keputusan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dibagi menjadi dua yaitu : a. Sekolah Negeri. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah) negeri ini sebagai berikut : 1) Penyelenggara kegiatan pendidikan yang meliputi penyusun program kerja sekolah: a) Peraturan kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar serta bimbingan penyuluhan. b) Penyusunan Rencana dan Anggran Belanja Sekolah (RAPBS). 2) Pembinaan kesiswaan: 1) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga pendidik lainnya. 2) Penyelenggaraan administrasi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
3) Perencanaan
pengembangan,
penyalahgunaan
dan
pemeliharaan sarana dan prasarana. b. Sekolah Swasta. Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh nonpemerintah atau masyarakat, penyelenggaraan sekolah swasta biasanya berupa badan maupun yayasan pendidikan. Tanggung jawab pengelola sekolah swasta diatur sebagai berikut: 1) Menteri
bertanggung
jawab
atas
penngelolaan
yang
berkenaan dengan: a) Pengembangan,
pengadaan,
dan
pendayagunaan
kurikulum. b) Pembinaan dan pengembangan guru serta tenaga pendidik lainnya. c) Penetapan pedoman penyusun buku pelajaran. d) Penyusun pedoman pengembangan, pengadaan dan pemanfaatan peralatan pendidikan. e) Pengawasan penyelengara pendidikan. 2) Yayasan atau badan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenan dengan: a) Pengadaan, pemanfaatan, dan pengembangan guru serta tenaga kependidikan lainnya. b) Pengadaan, pemanfaatan tanah, gedung, dan ruang kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
c) Keamanan,
ketertiban,
kebersihan,
keindahan,
keindahan, kekeluargaan, dan perundangan sekolah. d) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. e) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas sekolah tanpa mengurangi struktur program. E. Jenis Kelamin 1. Remaja laki-laki dan perempuan. Menurut Blakemore, Berenbaun dan Liben dalam buku Jhon W. Santrock (2014: 184) gender merujuk pada karakteristik orang sebagai laki-laki dan perempuan. Identitas gender melibatkan makna gender itu sendiri termasuk pengetahuan pemahaman dan penerimaan sebagai lakilaki dan perempuan. Peran jenis kelamin adalah seperangkat harapan yang menetapkan bagaimana perempuan atau laki-laki harus berpikir, bertindak dan merasa. Terdapat berbagai cara untuk melihat perkembangannya. Beberapa pandangan menekankan faktor biologis dalam perilaku dan perempuan yang lainnya menekankan faktor-faktor sosial atau kognitif. Namun, bahkan para ahli dengan orientasi lingkungan kuat mengakui bahwa anak perempuan dan anak laki-laki diperlakukan berbeda karena perbedaan fisik mereka dan peran mereka yang berbeda dalam reproduksi. Selain faktor biologis dan sosial, faktor kognitif berkontribusi terhadap pembangunan gender anak (Martin dan Rubel, 2010 dalam buku Jhon W. Santrock (2014: 185). Teori skema gender, saat ini merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
teori kognitif yang paling banyak diterima dari jenis kelamin, menyatakan bahwa stereotip gender muncul
ketika anak-anak secara bertahap
mengembangkan skema gender, apa gender yang tepat, dan gender yang tidak pantas dalam budaya mereka. Skema adalah struktur kognitif jaringan asosiasi yang memadu persepsi individu. Skema gender mengatur dunia
dalam hal perempuan dan laki-laki. Anak-anak secara internal
termotivasi untuk melihat dunia dan bertindak sesuai dengan skema mereka berkembang sedikit demi sedikit anak-anak memilih gender apa yang tepat dan gender yang tidak pantas dalam budaya mereka dan mengembangkan skema gender yang membentuk bagaimana mereka melihat dunia dan apa yang mereka ingat. Anak-anak termotivasi untuk bertindak dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin skema tersebut. 2. Klasifikasi jenis kelamin dipandang dari peran gender . Menurut John W. Santrock (2009: 227) klasifikasi peran gender melibatkan pengevaluasian anak laki-laki dan anak perempuan dalam hal kelompok sifat-sifat kepribadian. Dimasa lalu, seorang anak laki-laki yang diurus dengan baik seharusnya mandiri, agresif, dan kuat. Seorang wanita yang diurus dengan baik seharusnya mandiri, memiliki sifat mengasuh dan tidak tertarik pada kekuatan. Pada saat yang sama, secara keseluruhan, karakteristik maskulin dianggap sehat dan baik oleh masyarakat,
sementara
menyenangkan. 3. Interaksi Guru dan siswa.
karakteristik
feminism
dianggap
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Bias antara laki-laki dan perempuan hadir di ruang kelas. Guru berinteraksi lebih
banyak dengan anak laki-laki dibandingkan dengan
perempuan disemua tingkat pendidikan. Menurut Blakemore, Berenbaun dan Liben dalam buku Jhon W. Santrock (2014: 192) ada beberapa faktor yang mempertimbangkan: a. Patuh, mengikuti aturan dan menjadi rapih serta teratur dinilai dan diperkuat
dibanyak kelas. Ini adalah perilaku yang biasanya
berhubungan dengan anak perempuan daripada anak laki-laki. b. Sebagian besar guru adalah perempuan, terutama disekolah dasar. Hal ini dapat membuat anak laki-laki lebih sulit untuk mengidentifikasi guru dan meneladani
perilaku guru mereka
daripada anak perempuan. c. Anak laki-laki lebih mungkin untuk teridentifikasi memiliki masalah belajar dibandingkan dengan anak perempuan. d. Anak laki-laki lebih mungkin dikritik dibandingkan anak perempuan. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi bukti bahwa kelas bias terjadi terhadap anak perempuan, antara lain: a. Dalam kelas khusus, anak perempuan lebih patuh, anak laki-laki lebih kasar. Anak laki-laki menuntut perhatian lebih, anak perempuan
cenderung
menunggu
giliran
mereka. Pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
khawatir bahwa kecenderungan anak perempuan untuk diam dan patuh memiliki dampak yaitu ketegasan yang berkurang. b. Dibanyak kelas, guru menghabiskan lebih banyak waktu dan memperhatikan anak laki-laki, sedangkan anak perempuan bekerja dan berinteraksi sendiri. c. Anak laki-laki mendapatkan intruksi bantuan lebih banyak dibandingkan anak perempuan ketika mereka mengalami kesulitan dengan pertanyaan. Guru sering memberikan anak laki-laki lebih banyak waktu untuk menjawab pertanyaan, petunjuk lebih pada jawaban yang benar dan selanjutnya mencoba jika mereka memberi jawaban yang salah. d. Meskipun anak perempuan di identifikasi untuk program berbakat lebih dari anak laki-laki disekolah dasar, disekolah tinggi terdapat lebih banyak anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dalam program berbakat (Dinas Pendidikan A.S.1999 dalam buku Jhon W. Santrock 2014:192). 4. Perbedaan perilaku laki-laki dan perempuan terhadap menyontek dalam ujian. Sebuah penelitian pada tahun 1984 yang dilakukan oleh Lueptow (Santrock, 2003), membuktikan bahwa perempuan memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam orientasi berprestasi dalam prestasi akademik daripada laki-laki. Prestasi bisa jadi merupakan komponen yang kuat dalam peran gender perempuan daripada laki-laki. Suatu pembedaan mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
diperlukan adanya prestasi yang berdasarkan kecakapan dan mutu yang baik (fokus utama adalah perempuan) dan prestasi yang berdasarkan tuntutan dan kompetensi agresif (fokus utama adalah laki-laki) dimana perempuan adalah peraih sukses yang ulet, sedangkan laki-laki adalah pesaing yang ulet (Santrock, 2003). Walaupun perempuan memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam berprestasi, tetapi karena adanya faktor sosial yang menuntut perempuan supaya dapat dipercaya, sensitif dan ikut memikirkan kesejahteraan orang lain. Menurut Nathaniel (kumara,
1990) menyebabkan perempuan
menekankan keinginannya untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi karena perempuan akan dianggap tidak feminism lagi. Berlawanan dengan sifat feminism, maskulin yang merupakan karakteristik laki-laki, yaitu mandiri, aktif, kompetitif, mudah membuat keputusan, cenderung berperan sebagai pemimpin, tidak mudah menyerah, percaya diri, merasa superior, ambisius dan mampu bertahan dalam kondisi yang memberikan stress. Hal tersebutlah yang mendorong laki-laki memiliki perasaan lebih tinggi daripada perempuan sehingga mereka akan melakukan perbuatan apa saja untuk mencapai keinginannya tersebut. Dalam sebuah studi nasional yang dilakukan U.S Departement of Education (Santrock, 2007), laki-laki memperlihatkan performa sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan. Meskipun demikian, secara keseluruhan, pada umumnya perempuan termasuk siswa yang superior,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
memperoleh ranking lebih tinggi, dan memiliki kemampuan membaca yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Dibandingkan perempuan, lakilaki lebih sering dimasukkan dalam khusus/remedial. Dibandingkan lakilaki, perempuan cenderung lebih baik dalam menangani materi-materi akademis, memberikan perhatian terhadap pelajaran dikelas, berusaha lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis dan berpartipasi di kelas. F. Penelitian yang Relevan 1. Hubungan antara Motivasi Berprestasi Dengan Perilaku Menyontek. Penelitian ini dilakukan oleh Alvianto, (2008) Universitas sanata Dharma. Penelitian yang dilakukan pada siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Dukun Kecamatan Muntilan yang berjumlah 70 orang, menunjukkan bahwa terdapat hubugan negatif yang signifikan antara variabel motivasi berprestasi dengan perilaku menyontek (r=-0.577, seigifikansi 0.000). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi pada siswa-siswi, maka akan semakin rendah tingkat perilaku menyonteknya. Demikian pula sebalikya, semakin rendah tingkat motivasi berprestasi pada siswa-siswi, maka semakin tinggi tingkat perilaku menyonteknya. 2. Perbedaan Sikap antara Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan Terhadap Perilaku Menyontek dalam Ujian di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Penelitian ini dilakukan oleh Meidiana (2005) Universitas Sanata Dharma. Penelitian pada mahasiswa USD yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan 40 orang perempuan, menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap antara mahasiswa laki-laki dan perempuan terhadap perilaku menyontek. Perbandingan nilai mean pada mahasiswa laki-laki sebesar 132.07 dan pada perempuan sebesar 110.90. Hal ini menunjukkan bahwa sikap mahasiswa laki-laki lebih permisif daripada perempuan terhadap perilaku menyontek dalam ujian di USD. G. Kerangka Berpikir 1. Perilaku Siswa Terhadap Menyontek ditinjau dari Status Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang terbagi menjadi dua macam yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah atau masyarakat, penyelenggara sekolah swasta biasanya berupa badan maupun yayasan pendidikan melalui suatu badan atau organisasi tertentu, tanpa mendapat bantuan dari pemerintah. Status sekolah yang baik adalah sekolah yang dianggap berpotensi untuk memberikan masa depan yang baik bagi siswa. Status sekolah akan memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap siswa setelah lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dengan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
lain
baik-buruknya
status
sekolah
dan
iklim
sekolah
akan
mempengaruhi kebiasaan siswa menjadi baik juga. Ada dugaan bahwa sekolah negeri memiliki intensitas menyontek yang lebih rendah dibandingkan sekolah swasta, hal ini disebabkan banyak tenaga pendidik yang membantu dalam mengawasi siswa dalam proses belajar mengajar sehari-hari maupun saat sedang ujian. Sedangkan disekolah swasta memiliki intensitas menyontek yang tinggi dikarenakan kurangnya tenaga pendidik untuk mengawasi keseharian peserta didik dan saat ujian berlangsung. Dibandingkan dengan sekolah swasta, sekolah negeri kedisiplinan serta kejujuran yang ditanamkan sejak awal peserta didik masuk disekolah tersebut dan biasanya memiliki pengawasan yang sangat ketat sehingga para peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan menyontek terutama pada saat ujian berlangsung dan peserta didik dengan sendirinya memiliki semangat dalam belajar dan kepercayaan diri yang tinggi. 2. Ada Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Yang Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Peran identitas jenis kelamin adalah salah satu pemahaman tentang kepribadian manusia bedasarkan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan) dan mempengaruhi perilaku dan nilai yang dikembangkan oleh individu. Perkembangan peran identitas jenis kelamin pada diri seseorang tidak bisa dilepas dari unsur biologis dan psikis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Banyak sifat dan ciri-ciri khas perempuan dan laki-laki yang membedakan antara kedua jenis ini, yaitu perbedaan dan kekhususan laki-laki dan perempuan sesuai dengan tujuan peranan masing-masing dan memberi makna kehidupan bagi kehidupan mereka masingmasing. Suatu pembedaan sangat terlihat pada prestasi mereka di sekolah, perempuan memiliki tingkat prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan adalah peraih sukses yang ulet, sedangkan laki-laki adalah pesaing yang ulet (Santrock,2003). Lingkungan pergaulan siswa laki-laki yang lebih bebas dibandingkan siswa perempuan juga berpengaruh terhadap prestasi siswa dan perilaku siswa. Karena lingkungan pergaulan yang bebas ini membuat siswa laki-laki menjadi malas untuk belajar dibandingkan dengan perempuan yang lebih memilih belajar daripada pergi untuk main. Dengan demikian siswa laki-laki sering melakukan tindakan menyontek disekolah dibandingkan siswa perempuan. Adanya perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan dalam bersikap inilah yang membuat peneliti menduga bahwa ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin. Sehingga peneliti menduga bahwa ada perbedaan perilaku mencontek berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
H. Paradigma Penelitian Keterkaitan antara variabel-variabel penelitian dapat disusun dalam suatu paradigma sebagai berikut:
Status Sekolah (X1) Perilaku Siswa Terhadap Menyontek (Y) Jenis Kelamin (X2)
I. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis 1 Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah. 2. Hipotesis 2 Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari jenis kelamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini siswa akan berperan sebagai responden. Penelitian ini akan dilakukan di SMP dan hasil atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada SMP-SMP lainnya di Yogyakarta sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan karakteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Kristen Kalam Kudus, SMP N 2 Yogyakarta, SMP N 8 Yogyakarta, dan SMP Tumbuh. 2. Waktu Penelitian. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 – April 2016. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMP yang mempunyai orang tua berstatus pendidikan serta terdaftar sebagai siswa di sekolah yang berstatus negeri dan swasta. Siswa yang dipilih oleh peneliti adalah siswa yang berada di kelas VIII, karena peneliti berpendapat siswa yang berada dikelas VIII adalah 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
siswa yang berada pada masa usia anak-anak menuju remaja sehingga memiliki emosi yang tidak stabil dan dapat mempengaruhi bagaimana mereka berperan. Menurut Bichler (1972) dalam buku perkembangan peserta didik, remaja berusia 12-15 tahun cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri inilah yang menyebabkan remaja pada usia tersebut dapat melakukan hal-hal yang negatif, misalnya menyontek untuk memperoleh nilai yang tinggi. Berdasarkan gambaran populasi yang diperoleh oleh peneliti, maka didapat sampel penelitian. Menurut Sugiono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Yusuf (2014: 150), sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi sesuai dengan karateristik yang dimilikinya. Jadi sampel adalah sebagian besar dari populasi yang sesuai dengan karakter yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karateristik di bawah ini, yaitu: a) Terdaftar sebagai siswa sekolah yang berstatus negeri dan swasta. b) Jenis kelamin siswa. Penelitian yang ideal mensyaratkan pengambilan sampel yang random untuk mendapatkan sampel yang representative. Namun keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal tenaga, waktu, dan biaya menyebabkan peneliti memilih menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
memilih sekelompok subjek yang berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004). 2. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perilaku siswa terhadap menyontek. D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi. Menurut Sugiono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Margono (2010: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi adalah keseluruhan dari subjek yang memiliki karakteristik untuk diteliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). 2. Sampel. Menurut Sugiono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Yusuf (2014: 150), sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dengan karakteristik yang dimilikinya. Jadi sampel adalah sebagian besar dari populasi yang sesuai dengan karakter yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2007: 78) adalah: n=
N 1+Ne2
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%. 3. Teknik Penarikan Sampel Pada penelitian ini akan menggunakan teknik penarikan sampel jenis Proportional Random Sampling yang merupakan pengembangan stratified random sampling dengan rumus sebagai berikut: 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑆𝑢𝑏𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑥 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Menurut Sugiyono (2013:230) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data di mana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana (2005) dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,9682. Instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana (2015) ini akan diuji kembali validitas dan reliabilitasnya sehingga instrument yang dikembangkan benar-benar valid reliable. Berikut ini adalah dimensi dan indikator peran menyontek: Tabel 3.1 Operasional Variabel Perilaku Menyontek No . 1.
2.
Konteks atau Aspek
Komponen Perilaku
Item Favorable
Unfavorable
Bekerjasama dengan orang lain dalam mengerjakan ujian
Kognitif Afektif
1,2,3,35,48 13,22,31,40,54
9,21,28,39,50 5,19,24,42,59
Perilaku
6,26,37,44,57
8,15,33,46,53
Menggunakan material yang tidak sah pada saat ujian
Kognitif Afektif
12,18,30,36,58 14,25,32,43,60
10,11,23,41,51 4,17,29,45,56
Perilaku
20,27,34,47,52
7,16,38,49,55
Setiap butir pernyataan dalam 4 (empat) pilihan kategori, yaitu meliputi SS (Sangat Setuju), S ( Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Keseluruhan item pernyataan yang dibuat dari item yang favorable dan item unfavorable. Item favorable adalah item-item yang menyatakan peran positif atau mendukung perilaku mencontek, sedangkan item yang unfavorable adalah item-item yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
peran negatif atau tidak mendukung adanya perilaku menyontek. Item-item disusun secara acak. Empat pilihan alternatif dalam item memiliki nilai tersendiri, yaitu untuk pernyataan favorable, respon SS diberi nilai 4, S diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1, sedangkan unfavorable, respon SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3, dan STS diberi nilai 4. F.
Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen. Menurut Sugiyono (2013:203) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment, sebagai berikut Sugiyono (2013:286):
𝑟𝑥𝑦=
𝑛 ∑ 𝑥1 𝑦1 − (∑ 𝑥1 )(∑ 𝑦1 ) √{𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 2 }{𝑛 ∑ 𝑦𝑖 2 − (∑ 𝑦1 2 )
Keterangan: r = koefisien korelasi antara variabel X dengan Variabel Y Y= skor total dari seluruh item X= skor total dari setiap item N=jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
∑ 𝑋𝑌 =hasil kali X dan Y Jika nilai koefisien r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal tersebut dikatakan valid. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid. Nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dapat di hitung
dengan menggunakan sampel sebanyak 113
responden dengan taraf signifikansi 5%, dari responden sebanyak 113 siswa tersebut dapat dilihat di tabel dengan cara menghitung: Df= n-2 Keterangan: Df
= degree of freedom (derajat bebas)
n
= jumlah responden
Perhitungan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah sebagai berikut: Df= 113-2 = 111 Tabel 3.2 Sebagian dari r table Df= n-2 111
Taraf Signifikansi sebesar 0,05 (5%) 0,1867
Jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 0,1867, maka item pertanyaan/pernyataan dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai-nilai corrected item-total correlation setiap item lebih kecil 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 0,1867, maka item pertanyaan/pernyataan dikatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Pengujian validitas dilakukan secara serentak dengan jumlah responden sebanyak 113 siswa. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 8 Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus, SMP Tumbuh Yogyakarta dan SMP Negeri 2 Yogyakarta. Berikut ini disajikan hasil validitas item penelitian ini:
a. Variabel Perilaku Menyontek Siswa Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Perilaku Menyontek No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14
.376
.657
0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867 0,1867
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Butir 15
.235
0,1867
Valid
Butir 16
.545
0,1867
Valid
Butir 17
.376
0,1867
Valid
Butir 18
.389
0,1867
Valid
.572 .449 .313 .430 .424 .356 .322 .476 .339 .313 -.162 .466
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 19
.377
0,1867
Valid
Butir 20
.523
0,1867
Valid
Butir 21
.426
0,1867
Valid
Butir 22
-.480
0,1867
Tidak Valid
Butir 23
.400
0,1867
Valid
Butir 24
.357
0,1867
Valid
Butir 25
.593
0,1867
Valid
Butir 26
.568
0,1867
Valid
Butir 27
.675
0,1867
Valid
Butir 28
.522
0,1867
Valid
Butir 29
.209
0,1867
Valid
Butir 30
.285
0,1867
Valid
Butir 31
.571
0,1867
Valid
Butir 32
.651
0,1867
Valid
Butir 33
.681
0,1867
Valid
Butir 34
.680
0,1867
Valid
Butir 35
.568
0,1867
Valid
Butir 36
-.134
0,1867
Tidak Valid
Butir 37
.667
0,1867
Valid
Butir 38
.553
0,1867
Valid
Butir 39
.454
0,1867
Valid
Butir 40
.549
0,1867
Valid
Butir 41
.345
0,1867
Valid
Butir 42
.548
0,1867
Valid
Butir 43
.692
0,1867
Valid
Butir 44
.638
0,1867
Valid
Butir 45
.103
0,1867
Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 46
.519
0,1867
Valid
Butir 47
.666
0,1867
Valid
Butir 48
.652
0,1867
Valid
Butir 49
.485
0,1867
Valid
Butir 50
-.547
0,1867
Tidak Valid
Butir 51
.227
0,1867
Valid
Butir 52
.717
0,1867
Valid
Butir 53
.439
0,1867
Valid
Butir 54
.334
0,1867
Valid
Butir 55
.280
0,1867
Valid
Butir 56
.103
0,1867
Tidak Valid
Butir 57
.679
0,1867
Valid
Butir 58
.567
0,1867
Valid
Butir 59
.307
0,1867
Valid
Butir 60
.703
0,1867
Valid
Table 3.3 menunjukan bahwa ada beberapa butir pertanyaan/ pernyataan tentang perilaku menyontek adalah tidak valid karena nilai corrected item-total correlation (𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,1867). Butir yang tidak valid antara lain 12, 22, 36, 45, 50, dan 56
karena ada beberapa butir pertanyaan/ pernyataan yang tidak valid maka
dilakukan pengujian validitas ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Ulang 1 Instrumen Perilaku Menyontek No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 13 Butir 14
.389
.666
0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867 0.1867
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Butir 15
.237
0.1867
Valid
Butir 16
.560
0.1867
Valid
Butir 17
.371
0.1867
Valid
Butir 18
.393
0.1867
Valid
Butir 19
.383
0.1867
Valid
Butir 20
.516
0.1867
Valid
Butir 21
.465
0.1867
Valid
Butir 23
.426
0.1867
Valid
Butir 24
.355
0.1867
Valid
Butir 25
.582
0.1867
Valid
Butir 26
.573
0.1867
Valid
Butir 27
.666
0.1867
Valid
Butir 28
.525
0.1867
Valid
.578 .454 .313 .441 .448 .348 .322 .480 .374 .346 .458
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 29
.188
0.1867
Valid
Butir 30
.281
0.1867
Valid
Butir 31
.567
0.1867
Valid
Butir 32
.655
0.1867
Valid
Butir 33
.677
0.1867
Valid
Butir 34
.684
0.1867
Valid
Butir 35
.573
0.1867
Valid
Butir 37
.674
0.1867
Valid
Butir 38
.559
0.1867
Valid
Butir 39
.453
0.1867
Valid
Butir 40
.552
0.1867
Valid
Butir 41
.366
0.1867
Valid
Butir 42
.552
0.1867
Valid
Butir 43
.683
0.1867
Valid
Butir 44
.654
0.1867
Valid
Butir 46
.502
0.1867
Valid
Butir 47
.679
0.1867
Valid
Butir 48
.653
0.1867
Valid
Butir 49
.475
0.1867
Valid
Butir 51
.222
0.1867
Valid
Butir 52
.729
0.1867
Valid
Butir 53
.448
0.1867
Valid
Butir 54
.328
0.1867
Valid
Butir 55
.289
0.1867
Valid
Butir 57
.688
0.1867
Valid
Butir 58
.565
0.1867
Valid
Butir 59
.298
0.1867
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
No Item
r hitung
r tabel
Keterangan
Butir 60
.702
0.1867
Valid
Tebel 3.4 setelah menghapus butir pertanyaan/ pernyataan yang tidak valid dan melakukan pengujian validitas ulang maka semua butir pertanyaan/ pernyataan tentang peran menyontek adalah valid karena nilai corrected item-total correlation (𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,1867).
2. Uji Reliabilitas Instrumen. Jonathan Sarwono (2014:248) reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama. Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan program komputer SPSS dengan teknik koefisien Alpha Cronbach yaitu dengan membelah item sebanyak jumlah itemnya. Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel. Pengujian realibitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha, sebagai berikut Kountur (2003:158): 𝑁
α=(𝑁−1)(1 −
∑ α2 𝑖𝑡𝑒𝑚 α2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Keterangan: a
= cronbach’s alpha
N
= banyaknya pertanyaan
α2 𝑖𝑡𝑒𝑚 = variance dari pertanyaan α2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = variance dari skor Jika cronbach’s alpha lebih dari 0,6 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitas variabel tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual, variabel keterampilan berkomunikasi, variabel integritas pribadi, dan variabel minat belajar siswa tampak dalam tabel berikut: Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Perilaku Menyontek
Nilai r hitung
Nilai r tabel
Status
0,923
0,6
Reliabel
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa instrument penelitian untuk variabel peran menyontek adalah reliable (keseluruhan nilai r hitung atau cronbach’s alpha > 0,6) 3. Teknik Analisis Data a. Deskripsi Data. Deskripsi data digunakan peneliti untuk menggambarkan karakter suatu data yang berasal dari populasi penelitian pada variabel peran. Menurut Kountor (2003:104) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif atau pemaparan. Data hasil kuesioner dideskripsikan dengan Penilaian Acuan Patokan tipe II (PAP II), karena jika dibandingkan dengan PAP tipe I, PAP tipe II memiliki passing score lebih rendah yaitu pada persentil 56. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut sebagai presentil minimal, karena passing score pada presentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Perlu kiranya diperhatikan bahwa passing score pada presentil kurang dari 56 dan lebih dari 65 biasanya tidak disarankan, mengingat kedua passing score tersebut telah keluar dari presentil minimal dan maksimal. Namun, terbuka kesempatan untuk menentukan passing score pada daerah presentil 56 dan 65, asalkan penentuan passing score tertentu itu masih tetap memperhitungkan keadaan. Nilai presentil PAP tipe II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995:157): Tabel 3.6 Nilai Presentil PAP Tipe II Nilai Presentil 81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-55% <46%
Kategori Kecenderungan Variabel Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
PAP tipe II ini pada umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa di kelas dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Dalam hal ini data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
penelitian yang ditetapkan sebelumnya memiliki skor tertinggi 4 dan skor terendah 1, maka dari itu untuk mendiskripsikan kategori kecenderungan variabel yang harus dilakukan adalah menemukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus: Skor terendah yang mungkin dicapai + [nilai presentil x (skor tertinggi yang mungkin dicapai item – skor terendah yang mungkin dicapai)] Perhitungan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: a) Variabel Perilaku Menyontek Para Siswa Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 54 = 216 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 51= 54 Skor: 54+81% (204-51) = 185,22 dibulatkan 185 54+66% (204-51) = 160,92 dibulatkan 161 54+56% (204-51) = 144,72 dibulatkan 145 54+46% (204-51) = 128,52 dibulatkan 129 54+0% (204-51 ) = 54 Data perhitungan di atas dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel berikut: Tabel 3.7 Rentang Tingkat Perilaku Menyontek Siswa No. Interval Skor Kategori 1 185-216 Sangat Tinggi 2 161-184 Tinggi 3 145-160 Sedang 4 129-144 Rendah 5 54-128 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
b. Uji Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah ada perbedaan perilaku mencontek yang ditinjau dari status sekolah dan jenis kelamin. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney dengan alat bantu SPSS for windows versi 17,0. Uji mann-whitney berfungsi sebagai pengujian signifikan hipotesis komparatif dua kelompok data independent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM A. SMP Kristen Kalam Kudus Yogyakarta SMP Kristen Kalam Kudus beralamatkan di jalan Jambon No 41 Tegalrejo Yogykarta. Sekolah ini memiliki visi yaitu terbangunnya manusia utuh yang takut akan Tuhan, mandiri dan berguna bagi dunia dan memiliki misi yaitu mengajak peserta didik untuk memiliki hati yang takut kepada Tuhan, membimbing peserta didik supaya mengasihi sesama manusia dan menghargai lingkungan alam ciptaan Tuhan, membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental, berbudi pekerti luhur dan bertanggung jawab, memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai tuntutan perkembangan zaman, melengkapi peserta didik dengan ketrampilan yang berkualitas sesuai kebutuhan dan potensi untuk pengembangan diri, dan membimbing peserta didik supaya mengasihi sesama manusia dan menghargai lingkungan dan ciptaan Tuhan. Saat ini sekolah ini memiliki siswa keseluruhan sebanyak 153 siswa, yang terdiri dari : kelas VII 26 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan, kelas VIII 25 siswa laki-laki dan 33 siswa perempuan, dan kelas IX 24 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
B. SMP Negeri 8 Yogyakarta SMP Negeri 8 Yogyakarta terletak di Jl. Prof Dr. Kahar Muzakir No. 2, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini memiliki visi tereujudnya insan pendidikan yang religius, terwujudnya pendidikan yang rasional, tanggap terhadap kemajuan, dan terwujudnya konsep pendidikan yang bermasa depan cerah, dapat merespon harapan masyarakat serta bermasyarakat dan memiliki misi yaitu melaksanakan proses belajar dengan
mengutamakan
peningkatan
kurikulum
untuk
mencapai
kompetensi siswa yang terarah kepada kebiasaan menjalankan syariat agamanya dan mengamalkan ilmu
dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan proses belajar mengajar bagi tenaga kependidikan dengan memperhatikan kompetensi siswa yang terarah kepada kebiasaan siswa untuk berani menyatakan pendapat sendiri dan sekaligus memperhatikan, memahami dan dapat menerima pendapat orang lain, meningkatkan standar proses belajar mengajar yang memprioritaskan kompetensi siswa kepada kebiasaan untuk menggunakan pengertianpengertian
yang
transparan
dalam
berkomunikasi,
meningkatkan
pengembangan fasilitas pendidikan untuk dapat bersaing dalam penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi, menjalankan proses belajar mengajar yang mengembangkan kompetensi siswa sehingga tercapai standar kelulusan yang mengarah kepada kebiasaan siswa untuk mengandalkan kekuatan argumentasi yang rasional dalam usahanya untuk membuat pendapatnya diterima, bukan mengandalkan kekuatan lain seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
kekuasaan, kekayaan dan bahkan kebaikan hatinya, menjalankan proses belajar mengajar yang memperhatikan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah, mencapai kompetensi siswa sehingga mengarah kepada kebiasaan siswa untuk menggunakan lambang-lambang yang sudah disepakati bersama dan menggunakannya secara konsisten sehingga orang dapat mempercayainya, menciptakan lingkungan sosial dan fisik di sekolah untuk dapat meningkatkan kerjasama dengan berbagai lembaga yang ada, mengembangkan standar penilaian, model evaluasi pembelajaran dan membiasakan atau mengkondisikan berkembangnya kompetensi siswa untuk percaya pada cara komunikasi yang transparan, jujur, obyektif, dan konsisten. Saat ini SMP Negeri 8 Yogyakarta memiliki siswa keseluruhan sebanyak 952 siswa, yang terdiri dari : kelas VII 122 siswa laki-laki dan 193 siswa perempuan, kelas VIII 126 siswa laki-laki dan 196 siswa perempuan, dan kelas IX 136 siswa laki-laki dan 176 siswa perempuan C. SMP Negeri 2 Yogyakarta SMP Negeri 2 Yogyakarta terletak di JL P Senopati No.28-30, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta. Sekolah ini memiliki visi membentuk siswa yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, disiplin, kreatif, berprestasi, berbudaya nasional, dan berwawasan intenasional dan memiliki misi membentuk watak siswa yang beriman, bertaqwa , bermoral serta hormat pada orangtua dan guru, menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, mengembangkan potensi siswa sesuai minat, bakat dan talenta, melatih belajar mandiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
berbagai sumber belajar termasuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi, menanamkan sikap disiplin, sadar akan kebersihan dan lingkungan hidup, menanamkan cinta budaya bangsa sendiri, menyelenggarakan
pembelajaran
menuju
kearah
berwawasan
internasional. SMP Negeri 2 Yogyakarta memiliki siswa keseluruhan sebanyak 694 siswa, yang terdiri dari : kelas VII 76 siswa laki-laki dan 162 siswa perempuan, kelas VIII 102 siswa laki-laki dan 137 siswa perempuan, dan kelas IX 97 siswa laki-laki dan 120 siswa perempuan. D. SMP Tumbuh SMP Tumbuh Yogyakarta terletak dijalan Amri Yahya No 1. SMP Tumbuh Yogyakarta memiliki jumlah siswa keseluruhan 56, yang terdiri dari: kelas VII sebanyak 15 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan, kelas VIII sebanyak 9 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan, dan kelas IX sebanyak 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk saling menghargai, Sekolah Tumbuh juga menerapkan pembelajaran kearifan lokal budaya Indonesia. Anak-anak diajarkan cara membatik termasuk membuat pola dengan imajinasi mereka masing-masing. Alat instrument Jawa yaitu Gamelan juga diajarkan saat pelajaran Karawitan
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data penelitian ini terdiri dari perilaku siswa terhadap menyontek dan status sekolah dari SMP N 8 Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus, SMP Tumbuh dan SMP N 2 Yogyakarta, serta jenis kelamin siswa kelas VIII SMP SMP N 8 Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus, SMP Tumbuh dan SMP N 2 Yogyakarta. Data perilaku siswa terhadap menyontek dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan sebanyak 113 eksemplar A. Deskripsi Data Dalam penelitian ini variabel yang digunakan berjumlah 3 variabel, yaitu perilaku siswa terhadap menyontek, status sekolah, dan jenis kelamin. Variabelvariabel tersebut akan dideskripsikan berdasarkan PAP tipe II. 1. Deskripsi Responden Penelitian a. Asal Sekolah Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah No 1 2 3 4
Asal Sekolah SMPNegeri 8 Yogyakarta SMPNegeri 2 Yogyakarta SMPKristen Kalam Kudus SMP Tumbuh Jumlah
F 29 30 30 24 113
Frekuensi Relatif 25% 27% 27% 21% 100%
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden dalam penelitian adalah 113 siswa. Rinciannya sebagai berikut: 29 siswa (25%) dari SMP Negeri 8 Yogyakarta, 30 siswa 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
(27%) dari SMP Kristen Kalam Kudus, 24 siswa (21%) dari SMP Tumbuh, dan 30 siswa (27%) dari SMP Negeri 2 Yogyakarta. b. Status sekolah Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah No 1 2 3 4
Asal Sekolah SMPNegeri 8 Yogyakarta SMPNegeri 2 Yogyakarta SMPKristen Kalam Kudus SMP Tumbuh Jumlah
Status Negeri Negeri Swasta Swasta
F 59 54 113
Frekuensi Relatif 52 % 48 % 100%
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden penelitian ini adalah 113 yang terdiri dari 59 siswa (52%) dari SMP Negeri dan 54 siswa (48%) dari SMP swasta. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden berasal dari SMP Negeri. c. Jenis Kelamin. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
F 57 56 113
FR 50,44% 49,56% 100%
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden penelitian ini adalah 113 yang terdiri dari 57 siswa (50,44%) berjenis kelamin laki-laki dan 56 siswa (49,56%) berjenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
kelamin perempuan. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki.
2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Perilaku siswa terhadap Mencontek Jumlah pertanyaan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 54 butir dari 60 butir. Jadi jumlah butir pertanyaan/ pernyataan
kuesioner
yang dipergunakan
dalam
penelitian
sebanyak 54, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 54 x 4= 216, sedangkan untuk skor maksimum adalah 54x 1=54 Berikut table perhitungan dan intepretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.4 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap Menyontek No Frekuensi 1 0 2 0 3 1 4 5 5 107 Jumlah
Presentasi (%) 0% 0% 1% 4% 95 % 100 %
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi dan tinggi, 1 siswa (1%) mempunyai persepsi perilaku menyontek dengan kategori sedang, 5 siswa (4%) mempunyai persepsi perilaku menyontek dengan kategori rendah, dan 107 siswa (95%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
mempunyai persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah. Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil = 99,48; nilai tengah (median) = 103; dan nilai modus = 101. Dengan demikian secara garis besar dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah. b. Status Sekolah Negeri Tabel 5.5 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau Dari Status Sekolah Negeri No Frekuensi 1 0 2 0 3 2 4 5 5 52 Jumlah
Presentasi (%) 0% 0% 3,39 % 8,47 % 88,14% 100 %
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 59 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi, tinggi berjumlah 0 siswa (0%, siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan katgori sedang berjumlah 2 siswa (3,39%). Sedangkan kategori rendah berjumlah 5 siswa (8,47%) dan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah berjumlah 52 siswa (88,14%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
c. Status Sekolah Swasta Tabel 5.6 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau Dari Status Sekolah Swasta No Frekuensi Presentasi (%) Kriteria 1 0 0% Sangat Tinggi 2 1 1,85 % Tinggi 3 5 9,25 % Sedang 4 7 12,97 % Rendah 5 41 75,93 % Sangat Rendah Jumlah 100 %
Table 5.6 menunjukkan bahwa 54 siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat tinggi berjumlah 0 siswa (0%), kategori tinggi berjumlah 1 siswa (1,85%). Sedangan kategori sedang berjumlah 5 siswa (9,25%) dan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori rendah berjumlah 7 siswa (12,97%). Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi tentang perilaku menyontek dengan kategori sangat rendah berjumlah 41 siswa (75,93%). d. Perilaku Siswa Laki-laki dan perempuan Terhadap Menyontek Berdasarkan data 4 sekolah yaitu SMP N 8 Yogyakarta, SMP Kristen Kalam Kudus, SMP Tumbuh dan SMP N 2 Yogyakarta terdapat 57 laki-laki dan 56 perempuan. Berikut tabel perhitungan dan intepretasi atas data yang diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 5.7 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa laki-laki Terhadap Perilaku Menyontek No 1 2 3 4 5
Frekuensi 0 0 3 9 45 Jumlah
Presentasi (%) 0% 0% 5,26 % 15,79% 78,95 % 100%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai persepsi tentang sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi dan tinggi, kategori sedang berjumlah 3 siswa laki-laki (5,26%). Sedangkan siswa mempunyai persepsi sikap menyontek dengan kategori rendah berjumlah 9 siswa laki-laki (15,79%), dan 45 siswa (78,95%) mempunyai persepsi tentang sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. Tabel 5.8 Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa Perempuan Terhadap Perilaku Menyontek No 1 2 3 4 5
Frekuensi 0 1 4 3 48 Jumlah
Presentasi (%) 0% 1,79 % 7,14 % 5,36 % 85,71 % 100 %
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa 0 siswa (0%) mempunyai persepsi tentang sikap menyontek dengan kategori sangat tinggi, kategori tinggi berjumlah 1 siswa perempuan (1,79%), dan kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
sedang 4 siswa (7,14%), dan yang mempunyai persepsi sikap menyontek dengan kategori rendah berjumlah 3 siswa perempuan (5,36%) dan 48 siswa perempuan (85,71%) mempunyai persepsi tentang sikap menyontek dengan kategori sangat rendah. B. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis I a. Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek yang ditinjau dari status sekolah. b. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 5.9 Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Ranks Status_se kolah perilaku_menyontek
N
Mean Rank Sum of Ranks
Negeri
59
57.86
3414.00
Swasta
54
56.06
3027.00
Total
113
Test Statisticsa perilaku_meny ontek Mann-Whitney U 1542.000 Wilcoxon W 3027.000 Z -.293 Asymp. Sig. (2-tailed) .769 a. Grouping Variable: Status_sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai asymp sig adalah 0,769 karena nilai asymp sig > dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini bearti tidak
ada
perbedaan
perilaku
siswa
terhadap
menyontek
berdasarkan status sekolah antara sekolah negeri dan swasta. 2. Pengujian Hipotesis II a. Ho= Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari jenis kelamin siswa. Ha= Ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek ditinjau dari jenis kelamin siswa. b. Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5.10 Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Jenis Kelamin.
Ranks jenis_kelami n
N
perilaku_menyontek laki-laki Perempuan Total
Mean Rank Sum of Ranks 57
61.04
3479.50
56
52.88
2961.50
113
Test Statisticsa perilaku_meny ontek Mann-Whitney U 1365.500 Wilcoxon W 2961.500 Z -1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .185 a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Table 5.10 menunjukkan bahwa nilai asymp sig adalah 0,185, karena nilai asymp sig > dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan jenis kelamin siswa. C. Pembahasan 1. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Hasil tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai asymp sig adalah 0,769 karena nilai asymp sig > dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah antara sekolah negeri dan swasta. Perilaku mencontek siswa sekolah swasta lebih rendah dibandingkan sekolah negeri. Hal ini terlihat dari perbandingan mean yaitu mean sekolah negeri > mean sekolah swasta (57.86>56.06) Tidak jarang demi menjaga nama baik sekolah, agar terkesan memiliki kualitas pendidikan yang baik pihak sekolah melakukan berbagai cara untuk mempertinggi angka kelulusan. Sekolah yang memberikan les tambahan di luar jam pelajaran perlu di apresiasi, namun ketika pihak sekolah telah kehabisan cara untuk mempertahankan kreadibilitasnya sebagai sekolah terpandang, bisa jadi bukan pihak sekolah kurang melakukan pengawasan yang ketat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
terhadap para siswa pada saat ujian. Hal ini yang menimbulkan sikap tidak jujur pada siswa. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga (Disdikpora) DIY telah merilis daftar sekolah peraih nilai tertinggi pada Ujian Nasional SMP/MTs/SMPT tahun 2015 di DIY dan sekolah negeri yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti berada di posisi dua dan tiga. Pada posisi dua adalah SMP Negeri 8 dan posisi ke tiga adalah SMP Negeri 2. Dari data tersebut terlihat bahwa sekolah negeri merupakan sekolah unggulan yang ada di DIY sehingga pengawasan dari pihak sekolah kepada para siswa sangat diutamakan. Berdasarkan hasil penelitian ini memang tidak ada perbedaan antara sekolah negeri dan swasta, tetapi jika kita melihat nilai mean sekolah negeri > sekolah swasta. Faktor tersebut adalah aturan sekolah, lingkungan sekolah maupun faktor guru antara sekolah negeri dan sekolah swasta hampir sama. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sekolah negeri merupakan sekolah unggulan di DIY oleh karena itu siswa-siswa sekolah negeri lebih pintar dari sekolah swasta. Apalagi jika ingin masuk sekolah negeri harus menggunakan tes sehingga tidak jarang siswa-siswa sekolah swasta sering sekali disebut sebagai siswa “buangan” karena siswa tersebut tidak lolos dalam tes. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
kondisi seperti ini peran pendidik sangat penting dalam kemajuan akademik para siswanya. Sebagai pendidik sudah sewajarnya memberikan apa yang menjadi hak siswa-siswinya dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab yang harus terus dijalani karena berani mengambil perkerjaan sebagai pendidik. Tetapi jika dilihat dari nilai mean rank antara siswa sekolah negeri dan swasta yang memiliki angka yang tidak jauh berbeda, ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilau mencontek siswa sekolah negeri dan swasta. 2. Perbedaan Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Jenis Kelamin. Berdasarkan data dari hasil penelitian tabel 5.10 bahwa tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan dengan hasil (Asymp. Sig= 0,185 >α 0,05). Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, maka dapat diartikan tidak ada perbedaan perilaku antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Seperti yang dikatakan oleh Santrock (2003) bahwa perempuan sering dikatakan kurang kompeten daripada siswa lakilaki, sehingga membuat siswa perempuan menjadi kurang percaya diri dibandingkan dengan siswa laki-laki dalam kemampuan intelektual umum dan memiliki harapan yang rendah untuk berhasil pada kegiatan akademis. Hal tersebut dapat juga memicu siswa perempuan untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
kesuksesan. Dalam melakukan usahanya tersebut siswa perempuan dapat melakukan berbagai cara seperti menyontek. Begitu pula siswa laki-laki mempunyai kecenderungan juga terhadap menyontek karena siswa laki-laki memiliki masalah dalam hal belajar. Siswa laki-laki memiliki jiwa kompeten yang tinggi, sehingga membuat siswa laki-laki memiliki cara untuk mendapat nilai yang baik dengan cara menyontek. Jika dilihat dari nilai mean rank antara siswa perempuan dan siswa laki-laki memiliki angka yang tidak jauh berbeda, ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilaku
menyontek
siswa
perempuan
dan
siswa
laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai (Asymp. Sig = 0,769 > α 0,05). 2. Tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan adanya nilai (Asymp. Sig = 0,185> α 0,05).
B.
Keterbatasan Dalam
melakukan
penelitian
ini,
penulis
menyadari
adanya
keterbatasan dalam penelitian ini: 1. Penulis tidak dapat mengendalikan kesungguhan siswa dalam mengisi kuesioner. Apabila ternyata responden tidak menjawab berdasarkan kondisi sebenarnya maka hasil penelitian ini tidak memberikan gambaran yang obyektif dan tidak sesuai yang diharapkan penulis dan para pembaca. Namun demikian, sebelum para responden mengisi kuesioner, peneliti sudah berusaha untuk mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang responden alami sebenarnya. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Ketidak hadiran siswa juga menjadi hambatan penulis karena kuisoner yang diterima tidak sesuai yang diharapkan. C.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan status sekolah, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Sekolah negeri dan swasta diharapkan memiliki sarana dan prasarana yang sama dan memadai, agar menunjang keberlangsungan proses pembelajaran dikelas. b. Siswa-siswi diharapkan untuk bisa meningkatkan tanggung jawab mereka sebagai seorang pelajar. Sekolah swasta dan negeri diharapkan untuk meningkatkan pengawasan pada saat ujian berlangsung dan memberlakukan peraturan untuk siswa yang ketahuan menyontek. c. Tenaga pendidik atau guru di sekolah swasta dan sekolah negeri bekerja secara profesional dan disiplin dalam proses belajar mengajar, maupun saat ujian berlangsung agar dapat menekan perilaku menyontek siswa. 2. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan perilaku siswa terhadap menyontek berdasarkan jenis kelamin, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
a. Penulis menyarankan agar siswa-siswi SMP Negeri 8, SMP Negeri 2, SMP Kalam Kudus dan SMP Tumbuh diharapkan bisa memiliki tanggung jawab sebagai siswa agar mengurangi perilaku menyontek. b. Pihak sekolah dapat memberikan perhatian yang lebih kepada siswasiswi dan memberikan hukuman jika ada siswa-siswi yang ketahuan menyontek agar siswa yang menyontek memiliki efek jera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Agustin, Denik. 2014. Pengaruh minat Belajar dan Lingkungan Seklah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas VIII Mts Muhammadiyah Waru Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Surakarta; UMS Alvianto, Candra. 2008. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Perilaku Mencontek. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Gunarsa & Gunarsa. 1991. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia Kountur, R. 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM. Meidiana. 2005. Perbedaan Sikap Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Perilaku Mencontek dalam Ujian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. tidak diterbitkan. Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Mujahidah. 2009. Perilaku Menyontek Laki-laki dan Perempuan. Studi Meta Analisis. Jurnal Psikologi. Vol. 2 (2) Purnamasari. D. 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecurangan Akademik pada Mahasiswa. Educational Psichology Journal. Vol. 2 (1) Samani. M. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santrock, J.W., 2003. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Santrock, J.W., 2007. Perkembangan Remaja. Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga Santrock, John W., 2009. Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Edisi Ketiga buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Santrock, John W., 2014. Psikologi Pendidikan Educational Psychology. Edisi Kelima buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT bina Aksara Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukarmin, Y. 2009. Sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Th. XXVIII, No. 1. Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada Veronikha, M. 2013. Hubungan antara Moral Judgment Maturity dengan Perilaku Menyontek pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. Vol 2. No. 4. Walgito, B. 1999. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Wijaya, K. dan Dedi, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Yusuf, A. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group. Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya www.komunitasairmataguru.blogspot.co.id/2011/03/laporan-lengkap-kecuranganun-2007.html (diunduh 20 Agustus 2016, pukul 02.20) http://www.akupintar.info/sekolah/kalam-kudus-sekolah-kristen-yogyakartayogyakarta-130 (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 19.30) https://inklusisekolahtumbuh.wordpress.com/2015/05/24/sekolah-tumbuhyogyakarta-4/ (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 19.32) http://www.smpn8jogja.sch.id/html/ (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 19.40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
http://smpn2yogya.sch.id/ (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 19.42) http://bansm.or.id/konten/instrumen-smp-mts (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 20.00) (http://www.pendidikan-diy.go.id) (diunduh 10 Oktober 2016, pukul 20.00)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran I: Instrumen Penelitian
Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek
Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
:
Sekolah
:
Petunjuk mengerjakan Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban anda dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan alternatif jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi anda. Di sini tidak ada Jawaban benar maupun salah yang penting Anda Jujur mengisi sesuai kondisi anda. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah: SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan kondisi Anda. S : Apabila pernyataan tersebut Setuju dengan kondisi Anda. TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan kondisi Anda. STS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan kondisi Anda.
No.
Pernyataan
1.
Bekerjasama saat ujian sering saya lakukan bersama teman-teman sekelas.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
2.
Menurut saya sah-sah saja jika saya melirik jawaban teman sebelah sewaktu ujian.
3.
Siswa yang ketahuan bekerjasama saat ujian sebaiknya didiamkan saja.
4.
Saya merasa cemas ketika saya akan memberikan tissue yang berisi contekan kepada teman sebelah.
5.
Tidak memberikan contekan pada teman akan membuat saya merasa lebih tenang.
6.
Saya akan menggunakan kode-kode tertentu untuk saling menukarkan jawaban dengan teman pada saat ujian.
7.
Saya akan membuka catatan hanya pada saat ujian open-book saja.
8.
Saya tidak akan memberitahukan jawaban saya kepada teman pada saat ujian.
9.
Jika sedang ujian berlangsung saya akan bekerja secara individu.
10.
Menurut saya menulis contekan di kertas kecil tidak dilakukan oleh siswa yang baik.
11.
Menurut saya lempar-lemparan kertas contekan pada saat ujian tidak dilakukan oleh siswa yang baik.
12.
Menulis contekan dikertas kecil bisa dilakukan oleh siswa yang malas belajar.
13.
Saya merasa senang karena dapat tempat duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
bersebelah dengan teman yang pandai karena akan lebih mudah untuk bekerjasama. 14.
Saling bertukaran jawaban melalui tissue akan saya lakukan dengan senang hati pada teman sebelah saya.
15.
Jika saya mengalami kesulitan menjawab ujian, saya akan membiarkan kertas ujian kosong dari pada bertanya kepada teman sebelah saya.
16.
Pada saat ujian saya tidak akan melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan contekan walaupun sudah saya persiapkan sebelumnya.
17.
Saya merasa kurang yakin dengan jawaban yang diberikan teman saya karena jawaban tersebut belum tentu benar.
18.
Meja dan kursi sering dijadikan alat untuk menulis contekan disaat ujian.
19.
Saya merasa senang jika bisa menjawab sendiri soal-soal ujian meskipun saya duduk bersebelahan dengan teman yang pintar.
20.
Saya sering melihat catatan pada waktu ujian closebook.
21.
Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut saya tidak dilakukan oleh siswa yang baik.
22.
Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut saya tidak dilakukan siswa yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
23.
Menurut saya menulis contekan dimeja dan kursi tidak dilakukan oleh siswa yang baik.
24.
Jika soal-soal ujian dapat saya kerjakan sendiri, saya merasa lebih puas dan bangga meskipun nilainya kurang baik.
25.
Walaupun jawaban yang diberikan oleh teman sebelah belum tentu benar, tetapi saya merasa lebih yakin dengan jawabannya tersebut.
26.
Jika saya tidak bisa mengerjakan ujian, saya akan bertanya kepada teman sebelah saya.
27.
Saya berusaha melihat tissue yang sudah saya tulis dan persiapkan untuk contekan pada saat ujian.
28.
Peringatan atau hukuman sebaiknya diberikan kepada siswa yang bekerja sama dalam ujian.
29.
Saya merasa gelisah jika saya memiliki contekan ujian yang sudah saya persiapkan sebelumnya.
30.
Tissue sering dijadikan media untuk menulis contekan disaat ujian.
31.
Saya akan merasa tenang jika saya bekerjasama dengan teman sebelah saya
32.
Dalam mengerjakan soal-soal ujian saya merasa tenang apabila saya sudah membuat contekan.
33.
Walaupun tidak ada guru pengawas saat ujian, saya tetap akan bekerja sendiri tanpa bantuan dari teman sebelah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
34.
Saya memilih duduk paling belakang supaya saya bebas melihat catatan sewaktu ujian close book.
35.
Menurut saya, supaya saya mendapatkan nilai yang bagus maka salah satu cara yang harus saya pakai adalah mencontek teman.
36.
Salah satu trik mencontek yang sering dilakukan oleh siswa yang malas belajar adalah lemparlemparan kertas.
37.
Saya akan bekerjasama dengan teman sebelah jika tidak ada guru pengawas saat ujian.
38.
Pada saat ujian close book, saya akan menjauhkan catatan-catatan agar tidak bisa mencontek.
39.
Belajar dengan giat dan tidak mencontek, pasti akan mendapatkan nilai yang bagus.
40.
Saya merasa senang jika memberikan contekan kepada teman-teman saya.
41.
Menurut saya menulis contekan di
tissue tidak
dilakukan oleh siswa yang baik. 42.
Tanpa bantuan teman-teman saya merasa mampu untuk mengerjakan soal-soal ujian.
43.
Secara terang-terangan dan berani, saya akan membuka kertas kecil yang berisi contekan.
44.
Saya akan melirik lembar jawaban teman sebelah lalu meniru jawabannya tersebut.
45.
Saya takut membuka kertas kecil yang berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
contekan serta takut ketahuan. 46.
Saya tidak mau meniru jawaban teman meskipun kertas jawaban teman terbuka.
47.
Saya akan menuliskan contekan diatas meja supaya mudah melihatnya
48.
Menurut saya, bekerjasama disaat ujian merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan nilai bagus.
49.
Pada saat ujian saya akan memilih meja yang bersih dan tidak ada coretan contekan supaya saya dapat lebih konsentrasi dalam mengerjakan ujian.
50.
Perjuangan
yang
besar
diperlukam
dalam
bekerjasama saat ujian karena memiliki resiko yang besar. 51.
Menurut saya, duduk dimana saja adalah sama karena semua tergantung pada diri kita masingmasing.
52.
Saya akan saling tukar jawaban dengan teman sebelah menggunakan kertas-kertas kecil pada saat ujian.
53.
Saya tidak ingin mendapatkan jawaban teman disaat ujian dengan cara memilih tempat duduk di depan.
54.
Saya merasa bangga dengan jawaban yang saya dapat dari teman sebelah meskipun nilainya tidak terlalu tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
55.
Saya tidak akan memberikan jawaban saya kepada teman sebelah walaupun menggunakan kertas kecil.
56.
Saya merasa cemas jika saya bisa membuka buku catatan pada saat ujian walaupun ujian bersifat close book.
57.
Saya memilih duduk didekat teman yang pandai supaya saya mendapatkan jawaban saat ujian.
58.
Saya mendukung pepatah “posisi menentukan prestasi”
karena
akan
memudahkan
untuk
bekerjasama dengan teman yang diinginkan. 59.
Saya merasa cemas dan gelisah jika bekerjasama dengan teman saat ujian.
60.
Walaupun ujian bersifat close book, saya merasa sangat senang apabila bisa membuka buku catatan untuk mencontek.
~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II UJI VALIDITAS DAN RELIATIBITAS
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
UJI VALIDITAS 1 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir25 butir26 butir27 butir28 butir29 butir30 butir31 butir32 butir33 butir34 butir35 butir36 butir37 butir38 butir39 butir40 butir41 butir42 butir43
112.5929 112.7345 112.6549 112.2389 112.8142 112.4336 112.3451 112.5664 112.7611 112.4336 112.3628 111.3628 112.1504 112.7080 111.7788 112.5487 112.7965 112.4425 112.9469 112.7168 112.4159 111.5133 112.5487 112.8673 112.4867 112.4779 112.7876 112.8496 112.3805 112.3805 112.5752 112.8761 112.7788 112.7345 112.7522 112.3186 112.5664 112.6726 112.9912 112.6460 112.4071 112.6106 112.8142
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 361.511 358.304 358.639 359.380 359.635 359.551 358.692 361.516 359.594 359.909 360.412 376.769 355.111 355.851 363.477 356.214 361.753 360.249 361.908 356.598 360.120 386.198 361.482 361.902 353.538 355.698 355.526 357.540 364.077 362.381 356.568 357.538 354.370 355.072 357.331 375.469 354.194 357.169 360.955 357.784 361.029 358.776 355.331
.376 .572 .449 .313 .430 .424 .356 .322 .476 .339 .313 -.162 .466 .657 .235 .545 .376 .389 .377 .523 .426 -.480 .400 .357 .593 .568 .675 .522 .209 .285 .571 .651 .681 .680 .568 -.134 .667 .553 .454 .549 .345 .548 .692
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .922 .921 .921 .923 .921 .921 .922 .922 .921 .922 .922 .926 .921 .920 .923 .921 .922 .922 .922 .921 .921 .928 .922 .922 .920 .920 .920 .921 .923 .923 .920 .920 .920 .920 .921 .925 .920 .921 .921 .921 .922 .921 .920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
butir44 butir45 butir46 butir47 butir48 butir49 butir50 butir51 butir52 butir53 butir54 butir55 butir56 butir57 butir58 butir59 butir60
112.6637 112.4071 112.5133 112.7522 112.6726 112.6372 111.6991 112.9823 112.8230 112.2655 112.5044 112.5133 112.3982 112.5575 112.5133 112.5133 112.8496
357.118 367.601 356.359 356.367 353.061 357.519 391.498 366.910 354.701 357.768 359.949 363.413 367.688 352.713 354.984 361.609 355.308
.638 .103 .519 .666 .652 .485 -.547 .227 .717 .439 .334 .280 .103 .679 .567 .307 .703
. . . . . . . . . . . . . . . . .
.920 .924 .921 .920 .920 .921 .930 .923 .920 .921 .922 .923 .924 .920 .920 .922 .920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
UJI VALIDITAS ULANG Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir13 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir23 butir24 butir25 butir26 butir27 butir28 butir29 butir30 butir31 butir32 butir33 butir34 butir35 butir37 butir38 butir39 butir40 butir41 butir42 butir43 butir44 butir46 butir47
97.6372 97.7788 97.6991 97.2832 97.8584 97.4779 97.3894 97.6106 97.8053 97.4779 97.4071 97.1947 97.7522 96.8230 97.5929 97.8407 97.4867 97.9912 97.7611 97.4602 97.5929 97.9115 97.5310 97.5221 97.8319 97.8938 97.4248 97.4248 97.6195 97.9204 97.8230 97.7788 97.7965 97.6106 97.7168 98.0354 97.6903 97.4513 97.6549 97.8584 97.7080 97.5575 97.7965
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 393.412 390.263 390.605 391.598 391.498 391.020 391.097 393.793 391.640 390.877 391.458 387.355 387.634 395.754 387.797 394.171 392.323 394.009 388.826 391.233 393.029 394.242 385.787 387.537 387.730 389.524 397.211 394.800 388.702 389.503 386.397 386.942 389.289 385.936 389.062 393.213 389.787 392.589 390.817 387.533 388.798 388.892 388.074
.389 .578 .454 .313 .441 .448 .348 .322 .480 .374 .346 .458 .666 .237 .560 .371 .393 .383 .516 .465 .426 .355 .582 .573 .666 .525 .188 .281 .567 .655 .677 .684 .573 .674 .559 .453 .552 .366 .552 .683 .654 .502 .679
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .943 .942 .943 .944 .943 .943 .943 .943 .942 .943 .943 .943 .942 .944 .942 .943 .943 .943 .942 .942 .943 .943 .942 .942 .942 .942 .944 .944 .942 .942 .941 .941 .942 .941 .942 .943 .942 .943 .942 .941 .942 .942 .942
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
butir48 butir49 butir51 butir52 butir53 butir54 butir55 butir57 butir58 butir59 butir60
97.7168 97.6814 98.0265 97.8673 97.3097 97.5487 97.5575 97.6018 97.5575 97.5575 97.8938
384.919 389.915 399.490 386.366 389.555 392.357 395.481 384.331 386.999 394.177 387.292
.653 .475 .222 .729 .448 .328 .289 .688 .565 .298 .702
UJI RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .943
N of Items .948
54
. . . . . . . . . . .
.941 .942 .944 .941 .943 .943 .944 .941 .942 .944 .941
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III DATA INDUK PENELITIAN
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMP KALAM KUDUS
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMP TUMBUH
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV PENGUJIAN HIPOTESIS
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Status Sekolah Ranks Status_se kolah perilaku_menyontek
N
Mean Rank Sum of Ranks
Negeri
59
57.86
3414.00
Swasta
54
56.06
3027.00
Total
113
Test Statisticsa perilaku_meny ontek Mann-Whitney U 1542.000 Wilcoxon W 3027.000 Z -.293 Asymp. Sig. (2-tailed) .769 a. Grouping Variable: Status_sekolah
Hasil Uji Mann-Whitney Test Mengenai Perilaku Siswa Terhadap Menyontek Berdasarkan Jenis Kelamin. Ranks jenis_kelami n perilaku_menyontek laki-laki Perempuan Total
N
Mean Rank Sum of Ranks 57
61.04
3479.50
56
52.88
2961.50
113
Test Statisticsa perilaku_meny ontek Mann-Whitney U 1365.500 Wilcoxon W 2961.500 Z -1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .185 a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V TABEL STATISTIKA
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
DF = n-2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0,1 r 0,005 0,9877 0,9000 0,8054 0,7293 0,6694 0,6215 0,5822 0,5494 0,5214 0,4973 0,4762 0,4575 0,4409 0,4259 0,4124 0,4000 0,3887 0,3783 0,3687 0,3598 0,3515 0,3438 0,3365 0,3297 0,3233 0,3172 0,3115 0,3061 0,3009 0,2960 0,2913 0,2869 0,2826 0,2785 0,2746
TABEL R STATISTIKA rumushitung.com http://rumushitung.com 0,05 0,02 r 0,05 r 0,025 0,9969 0,9995 0,9500 0,9800 0,8783 0,9343 0,8114 0,8822 0,7545 0,8329 0,7067 0,7887 0,6664 0,7498 0,6319 0,7155 0,6021 0,6851 0,5760 0,6581 0,5529 0,6339 0,5324 0,6120 0,5140 0,5923 0,4973 0,5742 0,4821 0,5577 0,4683 0,5425 0,4555 0,5285 0,4438 0,5155 0,4329 0,5034 0,4227 0,4921 0,4132 0,4815 0,4044 0,4716 0,3961 0,4622 0,3882 0,4534 0,3809 0,4451 0,3739 0,4372 0,3673 0,4297 0,3610 0,4226 0,3550 0,4158 0,3494 0,4093 0,3440 0,4032 0,3388 0,3972 0,3338 0,3916 0,3291 0,3862 0,3246 0,3810
0,01 r 0,01 0,9999 0,9900 0,9587 0,9172 0,8745 0,8343 0,7977 0,7646 0,7348 0,7079 0,6835 0,6614 0,6411 0,6226 0,6055 0,5897 0,5751 0,5614 0,5487 0,5368 0,5256 0,5151 0,5052 0,4958 0,4869 0,4785 0,4705 0,4629 0,4556 0,4487 0,4421 0,4357 0,4296 0,4238 0,4182
0,001 r 0,001 1,0000 0,9990 0,9911 0,9741 0,9509 0,9249 0,8983 0,8721 0,8470 0,8233 0,8010 0,7800 0,7604 0,7419 0,7247 0,7084 0,6932 0,6788 0,6652 0,6524 0,6402 0,6287 0,6178 0,6074 0,5974 0,5880 0,5790 0,5703 0,5620 0,5541 0,5465 0,5392 0,5322 0,5254 0,5189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
DF = n-2 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
0,1 r 0,005 0,2709 0,2673 0,2638 0,2605 0,2573 0,2542 0,2512 0,2483 0,2455 0,2429 0,2403 0,2377 0,2353 0,2329 0,2306 0,2284 0,2262 0,2241 0,2221 0,2201 0,2181 0,2162 0,2144 0,2126 0,2108 0,2091 0,2075 0,2058 0,2042 0,2027 0,2012 0,1997 0,1982 0,1968 0,1954
0,05 r 0,05 0,3202 0,3160 0,3120 0,3081 0,3044 0,3008 0,2973 0,2940 0,2907 0,2876 0,2845 0,2816 0,2787 0,2759 0,2732 0,2706 0,2681 0,2656 0,2632 0,2609 0,2586 0,2564 0,2542 0,2521 0,2500 0,2480 0,2461 0,2441 0,2423 0,2404 0,2387 0,2369 0,2352 0,2335 0,2319
0,02 r 0,025 0,3760 0,3712 0,3665 0,3621 0,3578 0,3536 0,3496 0,3457 0,3420 0,3384 0,3348 0,3314 0,3281 0,3249 0,3218 0,3188 0,3158 0,3129 0,3102 0,3074 0,3048 0,3022 0,2997 0,2972 0,2948 0,2925 0,2902 0,2880 0,2858 0,2837 0,2816 0,2796 0,2776 0,2756 0,2737
0,01 r 0,01 0,4128 0,4076 0,4026 0,3978 0,3932 0,3887 0,3843 0,3801 0,3761 0,3721 0,3683 0,3646 0,3610 0,3575 0,3542 0,3509 0,3477 0,3445 0,3415 0,3385 0,3357 0,3328 0,3301 0,3274 0,3248 0,3223 0,3198 0,3173 0,3150 0,3126 0,3104 0,3081 0,3060 0,3038 0,3017
0,001 r 0,001 0,5126 0,5066 0,5007 0,4950 0,4896 0,4843 0,4791 0,4742 0,4694 0,4647 0,4601 0,4557 0,4514 0,4473 0,4432 0,4393 0,4354 0,4317 0,4280 0,4244 0,4210 0,4176 0,4143 0,4110 0,4079 0,4048 0,4018 0,3988 0,3959 0,3931 0,3903 0,3876 0,3850 0,3823 0,3798
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
DF = n-2 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
0,1 r 0,005 0,1940 0,1927 0,1914 0,1901 0,1888 0,1876 0,1864 0,1852 0,1841 0,1829 0,1818 0,1807 0,1796 0,1786 0,1775 0,1765 0,1755 0,1745 0,1735 0,1726 0,1716 0,1707 0,1698 0,1689 0,1680 0,1671 0,1663 0,1654 0,1646 0,1638 0,1630 0,1622 0,1614 0,1606 0,1599
0,05 r 0,05 0,2303 0,2287 0,2272 0,2257 0,2242 0,2227 0,2213 0,2199 0,2185 0,2172 0,2159 0,2146 0,2133 0,2120 0,2108 0,2096 0,2084 0,2072 0,2061 0,2050 0,2039 0,2028 0,2017 0,2006 0,1996 0,1986 0,1975 0,1966 0,1956 0,1946 0,1937 0,1927 0,1918 0,1909 0,1900
0,02 r 0,025 0,2718 0,2700 0,2682 0,2664 0,2647 0,2630 0,2613 0,2597 0,2581 0,2565 0,2550 0,2535 0,2520 0,2505 0,2491 0,2477 0,2463 0,2449 0,2435 0,2422 0,2409 0,2396 0,2384 0,2371 0,2359 0,2347 0,2335 0,2324 0,2312 0,2301 0,2290 0,2279 0,2268 0,2257 0,2247
0,01 r 0,01 0,2997 0,2977 0,2957 0,2938 0,2919 0,2900 0,2882 0,2864 0,2847 0,2830 0,2813 0,2796 0,2780 0,2764 0,2748 0,2732 0,2717 0,2702 0,2687 0,2673 0,2659 0,2645 0,2631 0,2617 0,2604 0,2591 0,2578 0,2565 0,2552 0,2540 0,2528 0,2515 0,2504 0,2492 0,2480
0,001 r 0,001 0,3773 0,3748 0,3724 0,3701 0,3678 0,3655 0,3633 0,3611 0,3589 0,3568 0,3547 0,3527 0,3507 0,3487 0,3468 0,3449 0,3430 0,3412 0,3393 0,3375 0,3358 0,3341 0,3323 0,3307 0,3290 0,3274 0,3258 0,3242 0,3226 0,3211 0,3196 0,3181 0,3166 0,3152 0,3137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
DF = n-2 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
0,1 r 0,005 0,1591 0,1584 0,1576 0,1569 0,1562 0,1555 0,1548 0,1541 0,1535 0,1528 0,1522 0,1515 0,1509 0,1502 0,1496 0,1490 0,1484 0,1478 0,1472 0,1466 0,1460 0,1455 0,1449 0,1443 0,1438 0,1432 0,1427 0,1422 0,1416 0,1411 0,1406 0,1401 0,1396 0,1391 0,1386
0,05 r 0,05 0,1891 0,1882 0,1874 0,1865 0,1857 0,1848 0,1840 0,1832 0,1824 0,1816 0,1809 0,1801 0,1793 0,1786 0,1779 0,1771 0,1764 0,1757 0,1750 0,1743 0,1736 0,1729 0,1723 0,1716 0,1710 0,1703 0,1697 0,1690 0,1684 0,1678 0,1672 0,1666 0,1660 0,1654 0,1648
0,02 r 0,025 0,2236 0,2226 0,2216 0,2206 0,2196 0,2186 0,2177 0,2167 0,2158 0,2149 0,2139 0,2131 0,2122 0,2113 0,2104 0,2096 0,2087 0,2079 0,2071 0,2062 0,2054 0,2046 0,2039 0,2031 0,2023 0,2015 0,2008 0,2001 0,1993 0,1986 0,1979 0,1972 0,1965 0,1958 0,1951
0,01 r 0,01 0,2469 0,2458 0,2446 0,2436 0,2425 0,2414 0,2403 0,2393 0,2383 0,2373 0,2363 0,2353 0,2343 0,2333 0,2324 0,2315 0,2305 0,2296 0,2287 0,2278 0,2269 0,2260 0,2252 0,2243 0,2235 0,2226 0,2218 0,2210 0,2202 0,2194 0,2186 0,2178 0,2170 0,2163 0,2155
0,001 r 0,001 0,3123 0,3109 0,3095 0,3082 0,3068 0,3055 0,3042 0,3029 0,3016 0,3004 0,2991 0,2979 0,2967 0,2955 0,2943 0,2931 0,2920 0,2908 0,2897 0,2886 0,2875 0,2864 0,2853 0,2843 0,2832 0,2822 0,2811 0,2801 0,2791 0,2781 0,2771 0,2761 0,2752 0,2742 0,2733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
DF = n-2 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
0,1 r 0,005 0,1381 0,1376 0,1371 0,1367 0,1362 0,1357 0,1353 0,1348 0,1344 0,1339 0,1335 0,1330 0,1326 0,1322 0,1318 0,1313 0,1309 0,1305 0,1301 0,1297 0,1293 0,1289 0,1285 0,1281 0,1277 0,1273 0,1270 0,1266 0,1262 0,1258 0,1255 0,1251 0,1247 0,1244 0,1240
0,05 r 0,05 0,1642 0,1637 0,1631 0,1625 0,1620 0,1614 0,1609 0,1603 0,1598 0,1593 0,1587 0,1582 0,1577 0,1572 0,1567 0,1562 0,1557 0,1552 0,1547 0,1543 0,1538 0,1533 0,1528 0,1524 0,1519 0,1515 0,1510 0,1506 0,1501 0,1497 0,1493 0,1488 0,1484 0,1480 0,1476
0,02 r 0,025 0,1944 0,1937 0,1930 0,1924 0,1917 0,1911 0,1904 0,1898 0,1892 0,1886 0,1879 0,1873 0,1867 0,1861 0,1855 0,1849 0,1844 0,1838 0,1832 0,1826 0,1821 0,1815 0,1810 0,1804 0,1799 0,1794 0,1788 0,1783 0,1778 0,1773 0,1768 0,1762 0,1757 0,1752 0,1747
0,01 r 0,01 0,2148 0,2140 0,2133 0,2126 0,2118 0,2111 0,2104 0,2097 0,2090 0,2083 0,2077 0,2070 0,2063 0,2057 0,2050 0,2044 0,2037 0,2031 0,2025 0,2019 0,2012 0,2006 0,2000 0,1994 0,1988 0,1982 0,1976 0,1971 0,1965 0,1959 0,1954 0,1948 0,1942 0,1937 0,1932
0,001 r 0,001 0,2723 0,2714 0,2705 0,2696 0,2687 0,2678 0,2669 0,2660 0,2652 0,2643 0,2635 0,2626 0,2618 0,2610 0,2602 0,2593 0,2585 0,2578 0,2570 0,2562 0,2554 0,2546 0,2539 0,2531 0,2524 0,2517 0,2509 0,2502 0,2495 0,2488 0,2481 0,2473 0,2467 0,2460 0,2453
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
DF = n-2 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205
0,1 r 0,005 0,1237 0,1233 0,1230 0,1226 0,1223 0,1220 0,1216 0,1213 0,1210 0,1207 0,1203 0,1200 0,1197 0,1194 0,1191 0,1188 0,1184 0,1181 0,1178 0,1175 0,1172 0,1169 0,1166 0,1164 0,1161 0,1158 0,1155 0,1152 0,1149 0,1146
0,05 r 0,05 0,1471 0,1467 0,1463 0,1459 0,1455 0,1451 0,1447 0,1443 0,1439 0,1435 0,1432 0,1428 0,1424 0,1420 0,1417 0,1413 0,1409 0,1406 0,1402 0,1398 0,1395 0,1391 0,1388 0,1384 0,1381 0,1378 0,1374 0,1371 0,1367 0,1364
0,02 r 0,025 0,1743 0,1738 0,1733 0,1728 0,1723 0,1719 0,1714 0,1709 0,1705 0,1700 0,1696 0,1691 0,1687 0,1682 0,1678 0,1674 0,1669 0,1665 0,1661 0,1657 0,1652 0,1648 0,1644 0,1640 0,1636 0,1632 0,1628 0,1624 0,1620 0,1616
0,01 r 0,01 0,1926 0,1921 0,1915 0,1910 0,1905 0,1900 0,1895 0,1890 0,1884 0,1879 0,1874 0,1869 0,1865 0,1860 0,1855 0,1850 0,1845 0,1841 0,1836 0,1831 0,1827 0,1822 0,1818 0,1813 0,1809 0,1804 0,1800 0,1795 0,1791 0,1787
0,001 r 0,001 0,2446 0,2439 0,2433 0,2426 0,2419 0,2413 0,2406 0,2400 0,2394 0,2387 0,2381 0,2375 0,2369 0,2363 0,2357 0,2351 0,2345 0,2339 0,2333 0,2327 0,2321 0,2315 0,2310 0,2304 0,2298 0,2293 0,2287 0,2282 0,2276 0,2271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VI SURAT IJIN PENELITIAN
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103