PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG Bagus Haryo Suseno Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas pada remaja putri dengan perilaku konsumtif produk fashion. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan yang positif antara konformitas pada remaja putri dengan perilaku konsumtif produk fashion. Subyek dalam penelitian ini adalah sebagian siswi SMA Negeri 3 Semarang yaitu sebagian kelas X dan sebagaian kelas XI, sebanyak 4 kelas. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik analasis data yang digunakan adalah korelasi non parametrik Product Moment digunakan untuk menguji hubungan antara konformitas pada remaja putri dengan perilaku konsumtif produk fashion. Uji hipotesis dengan Product Moment memperoleh nilai rxy= - 0,023 (p≥0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara konformitas pada remaja putri dengan perilaku konsumtif produk fashion. Dengan demikian hipotesis ditolak. Kata Kunci : Perilaku konsumtif produk fashion, konformitas pada remaja putri. Consumptive Behavior on Fashion Evaluated from Conformity towards Female Teenagers at SMA 3 Semarang Bagus Haryo Suseno Faculty of Psychology Semarang University Abstract This observation is aimed to know about the correlation between the female teenager’s conformity and their consumptive behavior on fashion. The hypothesis submitted is a positive correlation between the female teenager’s conformity and their consumptive behavior on Fashion. The subjects of observation are some of the students of SMA 3 Smg, that is some of grade X and some of grade XI, with the total of 4 classrooms. The sampling technique used here is a cluster random sampling. techniques analasis data used is Product Moment Correlation used nonparametric to test correlation between the female teenager’s conformity and their consumptive behavior on fashion. Test hypothesis by Product Moment earned value rxy= - 0,023 (p≥0,05), thus it can be concluded no the correlation between the female teenager’s conformity and their consumptive behavior on fashion. Thus hypothesis is rejected key words : Consumptive Behavior on Fashion, Conformity towards Female Teenagers
163
melalui penampilan mereka. Karena
Pendahuluan Perekonomian Indonesia saat ini dapat dikatakan sudah cukup maju, keadaan ini dapat dilihat dari pergeseran-pergeseran dalam bidang ekonomi dan teknologi yang sudah mulai
tampak
jelas.
Secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa kemajuan yang telah dicapai dalam bidang
sosial
meningkatkan
ekonomi taraf
turut
kehidupan
Perkembangan
teknologi
yang begitu pesat, menimbulkan adanya globalisasi informasi, mode, serta menjamurnya perangkat media khususnya
televisi
dan
internet yang selalu tren tentang segala
sesuatu
yang
mampu
menyulap wajah dunia menuju suatu kondisi
yang konsumeristik
dan
sekaligus melahirkan trend atau gaya hidup baru. Hurlock Anastasia,dkk.
(dalam 2008:
menyatakan
bahwa
menentukan
dikelompok
182) pakaian mana
seseorang diterima sebagai anggota. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa remaja putri mengkonsumsi produk
fashion
terutama
karena
berdasarkan perasaan dan emosi ingin dengan
diterima
mudah
melakukan
dalam
kelonpok
mempresentasikan
diri
perilaku
konsumtif pada produk fashion yang selalu berubah setiap waktu. Menurut dalam
Sigmud
Freud
teori psikoanalisa tingkah
laku itu dipengaruhi oleh adanya keinginan adanya
yang
terpaksa
motif
dan
tersembunyi
(Swastha 1988: 59) dan menurut teori
masyarakat Indonesia.
massa,
dorongan tersebut, remaja akan lebih
perilaku konsumen yang
didasarkan
pada
pertimbangan
faktor sosiologis yang menyatakan bahwa
keinginan
seseorang
dan
perilaku
sebagian dibentuk oleh
kelompok sosial tempat ia menjadi anggotanya (Assauri 1987: 125). Perilaku
konsumtif pada
produk fashion harus didukung oleh kekuatan finansial yang
memadai,
hak ini bertolak belakang
pada
remaja putri di salah satu SMA Negeri di Semarang yang sebagaian besar belum memiliki kemampuan finansial
sendiri
karena
mereka
belum bekerja. Remaja putri yang secara finansial masih tergantung pemberian orang tua, mereka belum mampu menggunakan
uang secara
bijaksana sehingga mereka belum memiliki
daya
beli
sepenuhnya.
mereka mudah terpengaruh oleh keputusan membeli yang diajukan
164
temannya, masih emosional dan
(1987: 182) adalah segala sesuatu
konsumtif dala membeli sesuatu,
yang ditawarkan kepada pasar untuk
padahal mereka masih mempunyai
mendapatkan
perhatian,
kebutuhan pokok yang seharusnya
digunakan,
dan
mereka penuhi terlebih dahulu.
Ditambahkan pula pengertian fashion
Namun
berbeda
dengan
merupakan hidup
Nurdjayadi
dipertahankan,
Kuswardani,2001
yang
dapat atau
dicoba,
ditinggalkan
4)
(Piliang, 2004: 306). Jadi perilaku
Kecenderungan perilaku konsumtif
konsumtif produk fashion adalah
pada remaja diduga terkait dengan
keinginan yang di dorong aspek
karakteristik psikologis tertentu yang
psikologi emosional untuk membeli
dimiliki oleh remaja yaitu
konsep
barang-barang yang ditawarkan oleh
diri mereka sebagai remaja dan
pasar untuk sebuah gaya hidup yang
tingkat konformitas terhadap teman
dapat dicoba, dipertahankan, atau
sebaya Konformitas
ditinggalkan
adalah
:
dikonsumsi
salah satu bentuk gaya
penelitian yang dilakukan Zebua dan (dalam Sholihah dan
dimiliki,
suatu
teman sebaya
perubahan
dan
Sudiantara
(2003:
73-74)
bahwa
aspek
penyesuaian persepsi, keyakinaan
mengungkapkan
dan perilaku
perilaku konsumtif produk fashion
individu terhadap
keyakinan kelompok karena adanya
adalah:
tuntutan
memperoleh kesenangan, membeli
maupum
tekanan yang
sifatnya imajinatif atau nyata.
pembelian
untuk
secara berlebihan, pencapaian status sosial dan membeli diluar kebutuhan.
Perilaku
Konsumtif
Produk
Ditambahkan pula oleh Sudiantara (2003: 71-73) menyatakan bahwa
Fashion Sumarwan,dkk (2011: 163) menambahkan
bahwa
perilaku
faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
perilaku
konsumtif
konsumtif
produk fashion adalah: Kepribadian,
menggambarkankecenderungan
Kesan sosial, Peran dan status,
konsumen
Pengaruh teman sebaya, Ekonomi,
untuk
pembelian secara terefleksi, didorong
melakukan spontan, tidak
terburu-buru, oleh
aspek
dan
dan Demografi Konformitas Pada Remaja Putri
psikologis
Menurut Baron dan Byrne
emosional. Produk menurut Assauri
(2005: 53) konformitas adalah suatu
165
jenis
pengaruh
individu
sosial
mengubah
Tekanan dari kelompok dapat
dimana
sikap
dan
menyebabkan munculnya kebutuhan
tingkah laku mereka sesuai dengan norma sosial yang ada. Remaja putri memiliki kebutuhan sesuai dengan masa
perkembangannya. Mereka
untuk berada diantara teman-teman kelompoknya. Dengan begitu remaja rela
melakukan
sesuatu
yang
membutuhkan juga pengakuan akan jati
dirinya
sebayanya.
dari
teman-teman
Sedangkan
Davidoff (1991: 316) adalah
menurut
konformitas
sebenarnya tidak diinginkan. Remaja menganggap bahwa tekanan dari kelompok merupakan
hal
biasa
perubahan perilaku atau
sikap sebagai akibat dari adanya tekanan baik dalam bentuk nyata maupun tidak nyata. Sears menyatakan
dirinya akan diterima oleh kelompok dengan mengikuti apa yang diminta
(1994: bahwa
85-92) bentuk
konformitas terbagi menjadi tiga macam
karena remaja akan berharap bahwa
yaitu:
kekompakan,
oleh kelompok termasuk melakukan perilaku konsumtif. Dalam kaitannya dengan
perilaku
remaja
sebagai
kesepakatan, dan ketaatan. konsumen, walaupun sebagian besar Hubungan pada
antara
remaja
konformitas
putri
dengan
tidak memiliki penghasilan tetap, tetapi
ternyata
mereka
memiliki
perilaku konsumtif produk fashion Perilaku konsumtif sendiri erat kaitannya dengan konformitas.
pengeluaran yang cukup besar. Hipotesis Hipotesis
Menurut Mangkunegara salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif
adalah
konformitas.
yang
diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan
yang
positif
antara
perilaku konsumtif produk fashion ditinjau konformitas pada remaja
Kelompok yang mana konformitas kelompok
masuk
kelompok anutan.
dalam
faktor
putri di SMA Negeri 3 Semarang. Semakin tinggi perilaku konsumtif produk fashion maka semakin tinggi pula konformitas pada remaja putri.
166
Dan sebaliknya
semakin
rendah
berlebihan,
pencapaian
status
membeli
diluar
tinggi perilaku konsumtif produk
sosial
fashion maka semakin rendah pula
kebutuhan.
konformitas pada remaja putri.
menunjukan tersisa 24 aitem
Subyek Penelitian
yang valid. Koefisien
Subyek dalam penelitian ini
dan
Hasil
uji
validitas
aitem berkisar antara
adalah sebagian siswi kelas X dan
sampai
sebagian siswi kelas XI IPA. Yaitu
reliabel pada alpha 0,873.
remaja putri usia antara 15-17 tahun
B. Konformitas
tergolong
konsumen
yang
(1994: 85-92)
diri mereka dan orang lain serta
adalah:
standart idela orang lain (dalam
Hasil
yaitu
variabel
bebas dalam penelitian ini adalah konformitas
pada
remaja
putri,
sedangkan variabel tergantungnya adalah perilaku konsumtif produk fashion yang diberikan langsung pada subyek penelitian. A. Skala
Perilaku
konsumtif
produk fashion.
mengemukakan konformitas
lain
kekompakan,
kesepakatan, dan ketaatan.
Anastasia, dkk. 2008: 183).
data
pada remaja
bentuk -bentuk
membandingkan diri mereka dengan
macam skala sebagai alat ukur untuk
dan
penelitian ini adalah dari Sears
prestige. Remaja mulai berpikir ideal
Penelitian ini menggunakan 2
0,692,
Skala yang digunakan dalam
suatu produk hanya ditujukan untuk
memperoleh
dengan
0,282
putri
konsumtif, karena dalam membeli
Metode Pengumpulan Data
coba
uji coba menunjukan
10 item valid pada rentang 0,269
sampai
antara
dengan 0,499 dan
reliabel pada alpha 0,734.
Metode Analisis Data Penelitian
ini
penelitian korelatif
merupakan
yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu konformitas pada remaja putri sebagai variabel bebas dan
perilaku
konsumtif
produk
fashion sebagai variable tergantung.
Skala ini dibuat berdasarkan
Metode analisis data yang digunakan
aspek perilaku konsumtif dari
adalah uji korelasi non parametrik
Sudiantara (2003: 73-74) yaitu
Product
pembelian
menggunakan
kesenangan,
untuk
memperoleh
membeli
Moment program
dengan SPSS
secara 167
(Statistical
Packages
for
Social
Science) versi 20.0.
dalam
penelitian ini ditolak yaitu
tidak
ada
hubungan
konformitas
antara
pada remaja putri
Hasil
dengan perilaku konsumtif produk
Hasil uji asumsi
fashion di SMA
Untuk
skala
perilaku
Semarang.
Hal
Negeri ini
3
menunjukan
konsumtif produk fashion, koefisien
bahwa semakin rendah konformitas
Kolmogorov-Smirnov
score
pada remaja putri maka semakin
sebesar 0,885 (p≥0,05). Sedangkan
tinggi perilaku konsumtif produk
pada skala konformitas pada remaja
fashion dan sebaliknya
Z-
putri koefisien Kolmogorov-Smirnov Z- score
sebesar 1,242 (p≥0,05),
Diskusi
karena p≥0,05 maka data tentang
Hasil
penelitian
ini
perilaku konsumtif produk fashion
menunjukan bahwa konformitas pada
dengan konformitas pada remaja
remaja putri memiliki peran terhadap
putri pada penelitian ini berdistribusi
perilaku konsumtif produk fashion.
normal
Remaja
sehingga
dapat
dikenai
analisis korelasi pada kedua variabel.
dengan
konformitasnya
tingkat yang
tinggi
mempunyai perilaku konsumtif yang tinggi
Hasil Uji Linieritas Hasil
uji
linieritas
menunjukan bahwa hubungan antara variabel konformitas pada remaja putri dengan perilaku konsumtif produk
fashion. Berdasarkan uji
linieritas didapatkan koefisien F= 0,323 dengan p= 0,573 (p≥ 0,05).
analisis
menunjukan
bahwa variabel konformitas pada remaja
putri
dengan
variabel
perilaku konsumtif produk fashion memiliki korelasi sebesar
rxy=
Mereka
mudah
terpengaruh dengan penampilan fisik teman-temannya. Perilaku
konsumtif pada
produk fashion harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai, hak ini bertolak belakang pada remaja putri di salah satu SMA Negeri di Semarang yang sebagaian
Hasil Uji Hipotesis Hasil
pula.
-
0,023 (p≥0,05), sehingga hipotesis
besar belum memiliki kemampuan finansial
sendiri
karena
mereka
belum bekerja. Remaja putri yang secara
finansial masih tergantung
pemberian orang tua, mereka belum mampu menggunakan uang secara
168
bijaksana sehingga mereka belum
Teman Sebaya Dengan Perilaku
memiliki
Konsumtif Terhadap Ponsel Pada
daya
beli
sepenuhnya.
mereka mudah terpengaruh oleh
Remaja
keputusan
Kuswardani,2001
membeli yang diajukan
(dalam Sholihah dan :
4)
temannya, masih emosional dan
Kecenderungan perilaku konsumtif
konsumtif dalam membeli sesuatu.
pada remaja diduga terkait dengan
Tekanan dari kelompok dapat
karakteristik psikologis tertentu yang
menyebabkan munculnya kebutuhan
dimiliki oleh remaja yaitu konsep
untuk berada diantara teman-teman
diri mereka sebagai remaja dan
kelompoknya. Dengan begitu remaja
tingkat konformitas terhadap teman
rela
sebaya
melakukan
sebenarnya
sesuatu tidak
yang
diinginkan.
Konformitas teman sebaya
adalah suatu
perubahan
dan
Remaja menganggap bahwa tekanan
penyesuaian persepsi, keyakinaan
dari kelompok merupakan hal biasa
dan
karena remaja akan berharap bahwa
keyakinan kelompok karena adanya
dirinya akan diterima oleh kelompok
tuntutan
dengan mengikuti apa yang diminta
sifatnya imajinatif atau nyata.
perilaku
oleh kelompok termasuk melakukan perilaku konsumtif. Hasil tentang
maupum
Reynald
hubungan antara perilaku
konsumtif dengan penampilan
diri
terhadap
tekanan
Bentuk ditunjukkan
penelitian
individu
yang
konformitas dengan
cara
menyamakan diri dengan teman sebaya bergaya,
dalam
hal
berpakaian,
berperilaku,
berkegiatan
(dalam Astasari dan Sahrah. 2012: 2)
dan sebagainya. Sebagian remaja
menunjukan bahwa remaja
putri
beranggapan bila mereka berpakaian
memiliki kecenderungan lebih besar
atau menggunakan aksesoris yang
dalam berperilaku konsumtif kearah
sama dengan yang sedang diminati
perilaku
kelompok acuan, maka timbul rasa
membeli, karena remaja
putri membelanjakan uangnya lebih
percaya
banyak untuk menunjang penampilan
diterima kelompok lebih besar. Oleh
diri
karena
seperti
membeli
Ditambahkan pula dilakukan tentang
busana.
diri
itu
dan
remaja
kesempatan
cenderung
penelitian yang
menghindari penolakan dari teman
Zebua dan Nurdjayadi
sebaya dengan bersikap konform
Hubungan
Antara
Gaya
atau sama dengan teman sebaya.
Hidup Hedonisme dan Konformitas
169
Dari
hasil
analsis
data
penelitian, maka dapat disimpulkan
diperoleh koefisien determinan =
bahwa ada hubungan negatif antara
15,3%
konformitas pada remaja putri dan
berarti
memberikan
konformitas
sumbangan
efektif
perilaku konsumtif produk fashion.
sebesar 15,3% terhadap perilaku
Hal
konsumtif produk fashion. Peneliti
semakin tinggi konformitas pada
berasumsi bahwa selain konformitas
remaja putri, maka semakin rendahi
masih ada variabel-variabel lain yang
pula
mempengaruhi perilaku konsumtif
fashion
produk fashionsebesar84,5%.Peneliti
demikian hipotesis dalam penelitian
mengasumsikan bahwa ada faktor
ini ditolak.
lain yang mempengaruhi perilaku
Saran
konsumtif seperti faktor sosiologis
1. Bagi
psikologis, gaya hidup, keluarga, pola
asuh,
motivasi,
hasil di
analisis
atas
dapat
tingkat
dan
sebaliknya
siswi
konformitas
Dengan
Negeri
3
Diketahui bahwa perilaku produk
tergolong
tinggi,
fashion sedangkan
konformitasnya rendah. Dari produk
segi
fashion.
konsumtif Berdasarkan
tinggi
hasil penelitian tersebut maka
memiliki tingkat konsumtif yang
siswi disarankan agar berupaya
tinggi pula. Dapat disimpulakan
melakukan
bahwa pada subyek penelitian yang
selektif
digunakan yaitu remaja putri SMA
pembelian, karena mereka belum
Negeri
terdapat
memiliki kemampuan finansial
positif antara
sendiri dan masih bergantung
perilaku konsumtif produk fashion
pada orang tua. Jika kebiasaan
dengan konformitas pada remaja
ini dibiarkan ,maka akan terjadi
putri.
pemborosan
Kesimpulan dan Saran
biaya. Sehingga merugikan diri
Kesimpulan
sendiri dan orang tua. Dari segi
3
yang
dengan
SMA
produk
Semarang
disimpulkan bahwa remaja putri SMA Negeri 3 Semarang
bahwa
konsumtif
konsumtif
Berdasarkan pembahasan
menandakan
perilaku
persepi,
keyakinan dan sikap.
dan
ini
Semarang
hubungan yang
Berdasarkan
hasil
analisis
data dan pembahasan terhadap hasil
penghematan atau dalam
atau
melakukan
inefisiensi
konformitas, disarankan untuk tetap
berkonformitas
lebih
170
Psikologi. Tahun 2008, No. 2
ditingkatkan untuk melakukan kegiatan yang positif, seperti belajar
kelompok,
penelitian
melakukan
ilmiah remaja, dan
lain-lain.
2. Bagi pihak orang tua dan pihak
Astasari dan sahra. 2012. hubungan antara konformitas dengan perilaku membeli konsumtif pada remaja putri ( online 2012 ) Assauri,
sekolah Pihak
orang
sekolah diharapkan
tua
dan
senantiasa
memberi pujian atas apa yang dilakukan
oleh
siswinya.
Sehingga
dapat
menerima
penampilan dirinya tanpa harus mengikuti
penampilan
temannya
dan
temanperilaku
konsumtif pada remaja putrid dapat dihindarkan.
Peneliti lain diharapkan melakukan
penelitian
dengan melihat factor lain yang mempengaruhi konsumtif
perilaku seperti
Baron and Byrne. 2005. Psikologi sosial jilid 2. Jakarta : Erlangga Davidoff. 1991. Psikologi suatu pengantar. Jakarta: Erlangga Piliang.
2004. Perkembangan perilaku konsumtif dan fashion di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers
Sears, dkk. 1994. Psikologi Sosial. Edisi Kelima. Jilid 2. Jakarta: Erlangga
3. Bagi peneliti lain
dapat
S. 1987. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers
faktor
sosiologis psikologis, gaya hidup, keluarga, pola asuh, motivasi, persepi, keyakinan dan sikap.
Daftar pustaka Anastasia,A.dkk. Hubungan Self Monitoring Dengan Perilaku Impulsive Bullying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja.jurnal
Sudiantara. 2003. Hedonisme, gaya hidup konsumtif mencari bentuk. Jurnal psikodimensia. Volume 3 Sumarwan,dkk. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor: IPB Press Swastha. 1999. Manajemen Penjualan Edisi 3. BPFE : Yogyakarta Sholihah dan Kuswardani. Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonisme dan Konformitas Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Terhadap Ponsel Pada Remaja (online tahun 2012). Universitas Setia Budi 171