PERGUMULAN HAMBA TUHAN DALAM KITAB YEREMIA
I.
PENDAHULUAN Yeremia merupakan salah seorang Nabi PL yang dikenal memiliki pergumulan paling berat perihal pelayanannya menyampaikan Firman Tuhan.Berbeda dengan Yesaya yang berisi dengan perbandingan sedikit kehidupan penulis, yeremia lebih banyak ke biografi dan konfesional(Ref : 10:23-24, 11:18, 12:6, 15:10-18, 17:9-11, 18:18-23).[1] Ia menjadi pelayan Tuhan yang cukup lama. Setidaknya dari tahun ke-13 pemerintahan Yosia sampai tahun ke-4 pemerintahan yoyakhim, sudah 23 tahun ia bersaksi (Yer 25:3). Dan total lebih dari 40 tahun(sampai kepada masa Raja Zedekia), kotbahnya telah menjadi peringatan bagi bangsanya. Yeremia dipanggil untuk jabatan Nabi pada suatu masa yang sangat tidak kondusif. Babilonia dan Mesir, dua Negara yang sedang berusaha menguasai timur-tengah saat itu bisa menjadi ancaman cukup serius bagi Yehuda kapan saja. Terlebih krisis rohani yang terjadi di Yehuda. Kebangunan rohani di masa Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya hanya sebentar. Kemerosotan jelas sedang terjadi. Ketika Yeremia dipanggil untuk jabatan itu, ada isyarat bahwa pesannya pasti tentang hukuman dan panggilan untuk bertobat bagi bangsanya. Di sisi lain perkataan Tuhan bagaikan api di dalam hatinya, mau tidak mau harus ia sampaikan kepada bangsanya. Hal ini sebagai bukti bahwa ia sangat cinta kepada bangsanya dan sama sekali tidak senang menubuatkan hukuman ke atas mereka. Bahkan begitu kerasnya peringatan Tuhan melalui Yeremia untuk bangsa Yehuda, sampai-sampai Ia ingin dibunuh oleh tetangga dan sanak keluarganya sendiri. Tetapi sungguh, ketetapan hati yang luar biasa dari Yeremia untuk menjalankan misi yang tidak terbilang enteng ini. Karena memang ia menjadikan perkataan Tuhan suatu kenikmatan dan kegirangan dalam
hidupnya(15:16). Pemahaman akan kepribadian Yeremia lebih jelas daripada kepribadian nabi lainnya. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kitabnya penuh dengan bagian-bagian otobiografi penulis. Berbagai curahan suasana hati Yeremia merupakan suatu hal yang menunjukkan karakter yang lelah(25:3-4), sensitif(11:19), takut(15:15), geram(10:25,)dan lain sebagainya. Tetapi sungguh, ia seorang yang gigih memegang teguh tugas yang diberikan kepadanya selama bertahun-tahun di tengah-tengah penolakan dan penganiayaan. Dan berikut ini akan membahas bagaimana pergumulan hati seorang hamba Tuhan dalam kitab Yeremia.
II.
PERGUMULAN YEREMIA
A. SAAT PEMILIHANNYA MENJADI NABI BAGI ALLAH
Allah telah mengenal Yeremia jauh sebelum ia dalam kandungan(1:5). Bahkan dikatakan Allah telah menguduskan dan menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Dan secara khusus ia diangkat oleh Tuhan untuk menjadi penguji dan peyelidik tingkah laku umat Tuhan(6:27). Tetapi hal ini justru tidak begitu menguntungkan bagi Yeremia pada awalnya sehingga ia beralasan kepada Tuhan bahwa ia tidak pandai berbicara dan masih muda (Ay 5). Jadi, mungkin untuk beberapa waktu setelah pemanggilan dirinya oleh Tuhan, ia mengalami pergumulan dalam dirinya. Apakah ia mau mengikuti rencana Tuhan kepada dirinya ataukah justru menolak rencana yang indah itu. Hal yang menarik disini adalah bahwa Allah sebenarnya memiliki rencana-rencana yang indah kepada setiap manusia, termasuk kepada Yeremia. Rencana itu diantaranya : 1. Setiap manusia bisa diselamatkan (2 Pet 3:9) 2. Setiap manusia dapat melayani Tuhan(1:5, Rom 12:11). Tetapi bagi banyak orang terdapati justru menolak rencana Allah itu dan memilih jalannya masing-masing. Walaupun demikian, Allah menunjukan kedaulatan-Nya dengan memberikan manusia itu kehendak untuk memilih, mau mengikuti rencana Tuhan atau tidak. Dalam Alkitab tercatat beberapa orang Yahudi, ahli taurat dan farisi yang telah menolak Allah(Kis 13:46, Luk 7:30). Biasanya pilihan itu didasarkan akan lebih sukanya manusia kepada perkara diluar rencana Tuhan(Yer 2:25). Biarpun demikian, hajaranhajaran Tuhan kepada mereka tidak diterima sama sekali(Yer 2:30). Sungguh suatu penghiburan untuk hamba Tuhan pada masa kini, bahwa mereka telah melakukan kehendak Tuhan(yang berbicara melalui setiap hati).
B. SAAT MASA PELAYANANNYA
Saat masa pelayanannya, Yeremia lebih banyak mengalami pergumulan. Pergumulan itu diantara mengenai bangsanya yang tidak mau bertobat, sanak tetangga/bahkan keluarga di anatot yang ingin membunuhnya dan berbagai ancaman perihal pelayanannya. Sukar merasakan betapa dalamnya dukacita Yeremia mengalami keadaan ini. Tanpa berharap lagi akan penghiburan (Yeremia 8:18, 21), air matanya hendak berderai meratapi Yehuda yang terhukum (9:1; 13: 17) dan membiarkannya hancur akibat ulahnya sendiri (9:2). Karena yakin bahwa kegagalan sudah mutlak, ia mengutuki hari lahirnya (15: 10; 20:14-18), mengeluh karena kehinaan menimpa dia (20:7b-10), dan memohon pembalasan atas orang-orang yg menyiksa dia (18: 18,21-23). Dalam arti inilah Yeremia, yg hatinya tergugah dan tercabik-cabik itu adalah insan tragis. Kepahitan dan getiran hidupnya timbul karena gejolak pertentangan dalam batinnya dan sekelilingnya. Semangat yg membara bentrok dengan hatinya yang kecut, keberjayaan tertentu bentrok dengan kekalahan. Keluh kesah Yeremia mengenai bangsanya tercatat pertama kali dalam pasal 7: 16 dimana Tuhan meminta Yeremia untuk tidak berdoa bagi yehuda. Sikap Yeremia dapat menjadi teladan bagi setiap pelayan Tuhan saat ini, dimana ia selalu berdoa bagi orang-orang yang dilayaninya. Dalam masa pelayanannya kepada Tuhan, ia dikenal sebagai pribadi yang sering bergumul dalam doa bagi kesusahan hatinya terhadap perilaku kaum sebangsanya. Ia bergiat dalam doa berharap agar hati Israel sadar dan bertobat kepada Tuhan. Doa dia kepada Tuhan mengenai bangsanya juga tercatat dalam pasal 11: 14 dan 14:11 dimana lagi-lagi Tuhan memperingatkan kepada Yeremia agar tidak berdoa bagi Yehuda. Hal itu akan percuma saja, bangsa Israel tidak akan bertobat. Yehuda telah jauh menyimpang, para pemimpin mereka tidak lagi peduli akan Tuhan(2:8, 6:13, 23:11), bahkan mereka bersepakat untuk membunuh Yeremia(26:8). Dewa-dewa berhala mereka banyaknya seperti kota-kota mereka(2:28). Mereka
memandang rendah ajakan Tuhan untuk bertobat(2:36). Hal itu tidak mengherankan, Sebab memang dari awalnya sudah direncanakan perkara-perkara yang jahat oleh mereka(11:15). Lagi pula mereka sangat mencintai dosa-dosa mereka(2:25). Ini adalah penghalang terbesar bagi orang-orang yang tidak mau bertobat dan diselamatkan, dimana ia mencintai dosa-dosanya sehingga tidak mau berpaling. Spurgeon berkata: “tidak diragukan lagi, penghalang besar untuk memenangkan jiwa adalah mencintai dosa.”[2]
Pergumulan Yeremia begitu berat, sampai-sampai ia sempat berbalik dari pelayanannya bagi kaum sebangsanya. Tetapi kemudian Allah menawarkan kepada Yeremia untuk kembali menjadi pelayan-Nya(15:19), lalu ia setuju. Ancaman kepada yeremia yang berasal dari Anatot tercatat dalam 11:18-21 dimana Tuhanlah yang memberitahu semuanya perihal ancaman itu kepada Yeremia. Apa yang dialami Yeremia merupakan tantangan yang sama yang dihadapi hamba Tuhan saat ini. Tidak sedikit hamba Tuhan saat ini yang mengambil keputusan melayani/mengikut
Tuhan
menjadi
semacam
boomerang
bagi
orang-orang
terdekatnya(keluarga). Tidak heran Tuhan Yesus berkata bahwa Ia datang membawa pedang, untuk memisahkan diantara anggota keluarga( Mat 10:34-35).
Tentu, dibalik semua ini ada action dari Iblis. Iblis tidak senang menyaksikan seseorang memilih jalan hidupnya menjadi hamba Tuhan. Ia dapat memakai berbagai cara untuk menggagalkan/menggugurkan rencana itu, salah satunya dari pihak keluarga, seperti yang dialami yeremia. Hal ini menjadi masalah yang tidak ringan bagi hamba Tuhan, termasuk yeremia. Sampai-sampai ia mengutuk hari kelahirannya( 15:10) bahkan ia sempat menuduh Allah telah berbuat curang kepadanya. Mungkin karena persoalan ini jugalah ia sempat hendak berhenti mengikuti panggilan Tuhan(15:19). Tetapi kemudian Yeremia berbalik, tetap memilih
jalan Tuhan. Hal yang patut menjadi contoh bagi hamba Tuhan saat ini. Sebesar-apapun harga yang harus dibayar, Tuhan tetaplah nomor satu yang harus di ikuti. Dan ini sudah dilakukan Yeremia. Ia telah melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya biarpun keadaan tidak berpihak kepadanya( 15:11). Ancaman menimpa Yeremia bukan hanya dari sanak keluarganya saja tetapi juga dari pihak penentang ajarannya. Dalam hal ini nabi-nabi palsu dan orang-orang yang lebih suka pengajaran nabi palsu daripada nabi Tuhan. Situasi yang dialami Yeremia tidaklah jauh berbeda bila dibandingkan dengan keadaan saat ini. Dimana, ketika hamba Tuhan memberitakan kebenaran yang murni dan sejati, akan timbul pengajaran-pengajaran lain yang bertentangan dengan pengajaran Ilahi. Orang-orang yang masih di jalan Tuhan dapat dihitung waktu itu. Jangankan memandang rakyat biasa, para pemimpin dan nabi-nabi waktu itu pun sudah menyimpang( 6:13, 8:10, 14:13 dsb). Sungguh, gambaran yang sama di tampilkan pada saat ini, dimana banyak hamba Tuhan yang tidak murni lagi. Motivasi merkea menjadi hamba Tuhan, hanya semata-mata mengejar hal-hal materi, jasmani dan duniawi. Mereka hanya memberitakan suatu berita yang menyenangkan telinga orang saja. Tidak adanya penekanan akan pertobatan ! Sehingga tidak heran orang-orang yang datang kepada Tuhan pun dengan maksud yang tidak tulus mau melakukan kehendak Tuhan. Benarlah perkataan Rasul Paulus bahwa akan datang waktunya muncul keadaan seperti di zaman Yeremia( 2 Tim4:3). Bahkan motivasi mereka sama persis yaitu, mencari keuntungan( 2 Pet 2:3).
Bukan hanya memiliki motivasi yang salah, banyak hamba Tuhan saat ini tidak concern kepada pengajarannya sendiri. Mereka tidak benar-benar mencari kebenaran Tuhan. Malahan berdiri atas pengajarannya sendiri. Tidak jauh berbeda dengan nabi-nabi palsu yang bernubuat menetang nubuatan nabi Yeremia. Untuk satu hal ini, Yeremia bergumul serius dalam doa kepada Tuhan.
“Lalu aku berkata: "Aduh, Tuhan ALLAH! Bukankah para nabi telah berkata kepada mereka: Kamu tidak
akan mengalami perang, dan kelaparan tidak akan menimpa kamu, tetapi Aku akan memberikan kepada kamu damai sejahtera yang mantap di tempat ini!" ( 14:13)
Terlihat jelas bagaimana Yeremia dipusingkan dengan kehadiran mereka yang menyebut diri “nabi” dari Allah namun menubuatkan hal yang berkebalikan. Nabi-nabi palsu itu meyakinkan umat Yehuda yang tertipu dalam optimisme yang dangkal (8: 10-17; 14:14-18; 23:9-40 dst). Maksud Yeremia sebenarnya sangat tulus dan baik. Ia ingin Tuhan segera bertindak atas pembuktian pihak mana yang ternyata benar, agar sekiranya bangsa Yehuda dapat melihat kebenaran ini dan mau percaya. Atau setidaknya Tuhanlah yang membuat bangsa Yehuda mengerti dan dapat membedakan yang mana yang salah dan benar. Hal inilah yang harus senantiasa seorang hamba Tuhan serukan kepada Tuhan, agar Tuhan menerangi pikiran orangorang yang dilayaninya supaya dapat membedakan pengajaran yang sesat dan yang benar. Sungguh, hati seorang hamba Tuhan yang sejati, tulus dan patut diteladani. Tuhan sangat senang dengan sikap yeremia yang concern kepada perkara rohani. Maka itu Ia menguatkan ketetapan hati Yeremia bahwa ia dipihak yang benar. Dan mereka itu akan menerima hukuman atas perbuatan mereka sendiri( 14:14-16). Sungguh, catatan Firman Tuhan yang menghibur dan menguatkan bagi hamba Tuhan yang benar saat ini. Hamba Tuhan harus memiliki sikap dan tindakan seperti Yeremia dalam menghadapi pengajaran sesat yang merajalela saat ini.
Iman Yeremia kepada setiap perkataan Tuhan juga tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak, ia masih sempat-sempatnya saja membeli tanah dari sepupuhnya Hanameel ditengahtengah pengepungan tentara Babel (32 : 9). Secara umum tindakan demikian bisa dikatakan irasional. Karena memang hal yang tidak mungkin dilakukan oleh seseorang untuk membeli tanah di suatu Negara, dalam keadaan ancaman Negara musuh yang menyerang untuk menghabisi tempat itu dan mengasingkan orang tersebut ke negeri yang berbeda. Tindakan
demikian tidak lain di latar belakangi oleh perkataan Tuhan bahwa ia tidak akan ikut dalam pembuangan ke Babel (39:17-18) dan Ia akan mengembalikan orang-orang buangan di Babel ke Yehuda dalam jangka waktu 70 tahun (29:10). Berarti aka nada pemuliahan pada Yehuda. Akan ada sisa-sisa yehuda yang tidak terangkut dan diperhatikan oleh Tuhan ( 6:9, 23:3). Pergumulan dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan bagi seorang pelayan Tuhan telah memberikan pertumbuhan iman yang sedemikian rupa. Maka itu diperlukan bagi seorang hamba Tuhan untuk menyampaikan persoalan berbagai hal sekecil apapun itu kepada Tuhan. Selain persoalan itu menjadi terselesaikan juga bisa memberikan efek positif bagi iman pelayan Tuhan itu sendiri.
III.
KESIMPULAN
Yeremia memiliki pergumulan-pergumulan berat semasa hidupnya. Mulai dari sejak pemilihannya sebagai nabi sampai kepada akhir dari pelayanannya. Ia merupakan sosok pribadi yang penyabar dan jiwa patriot bagi bangsanya, Yehudal. Dalam kehidupan pribadinya tidak terlepas dari peran doa-doanya kepada Tuhan yang penuh dengan tangisan. Ia terus mengungkapkan kepedihannya atas umat Allah yang memberontak serta penolakan mereka untuk bertobat dan dengannya lolos dari kemusnahan yang akan datang. Kehadiran nabi-nabi palsu dizamannya telah „memaksa‟nya untuk bersandar kepada Tuhan bukan kepada pengertiannya sendiri. Pergumulan dalam doa bagi orang-orang yang dilayaninya menjadi salah satu standard sikap kepribadian hamba Tuhan yang baik dan berkenan kepada-Nya. Kisah perjalanan pelayanan Yeremia selama 40 tahun lebih dan melewati 5 figure raja-raja Yehuda yang berbeda, telah memberikan pengalaman yang unik dan teladan hidup bagi hamba Tuhan modern saat ini. Sikap dan kepribadiannya dalam menghadapi situasi yang tidak mendukung baginya telah memberikan pelajaran berharga bagi generasi hamba Tuhan setelahnya.
IV.
BIBLIOGRAFI
Spurgeon, H Charles.The Soul Winner.2010.(Jogjakarta:Penerbit ANDI) Paterson, M Robert. Kitab Yeremia. 2011.(Jakarta: Gunung Mulia)
[1] Robert M Paterson,Kitab Yeremia, (Jakarta: Gunung Mulia,2011),hal.146 [2] Charles H. Spurgeon, The Soul Winner, (Jogjakarta:Penerbit ANDI, 2010), hal.107