PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT INTIDASA PERKASA DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE
Nama Penulis
GUSTAN FIANTO Jl. Tomang Tinggi II 022 Jakarta Barat 11440 DKI Jakarta, Indonesia
[email protected]
STEVEN Jl. Ekor Kuning 027 Jakarta Utara 11440 DKI Jakarta, Indonesia
[email protected]
DENIDYA ADI NUGROHO Jl. Madani Komp. KS 070 Cilegon 42435, Indonesia
[email protected]
Suroto Adi, Drs., M.Sc.D.M.S
ABSTRAK
Bisnis dari PT. Intidasa Perkasa adalah sebuah perusahaan penyediaan jasa konstruksi untuk perusahaan – perusahaan Showroom mobil, perumahan, dan pabrik cat. Tujuan penelitian yang dilakukan, ialah untuk menganalisa Enterprise Architecture yang sedang berjalan pada perusahaan dan membuat usulan Enterprise Architecture untuk 5 tahun yang akan datang. Masalah yang dihadapi PT. Intidasa perkasa ialah masalah strategis, managerial dan operasional. Metode penelitian yang dipakai adalah Enterprise Architecture (Bernard) 2005. Hasil yang dicapai yaitu Memberikan alternatif dan rekomendasi bagi perusahaan dalam menetapkan strategi bisnis dan teknologi serta meningkatkan kinerja perusahaan. Simpulan dengan diterapkannya metoda enterprise architecture yang kami usulkan perusahaan dapat menambah kekuatan untuk merebut peluang pasar yang lebih baik. Kata kunci : Operasional,Enterprise, Architecture, Enterprise Architecture, Teknologi.
Business rom PT Intidas Perkasa is a company that provide a construction to a company like a car showroom, Home, and paint company.The purpose of research that do, is to analized Enterprise Architecture that still walk in company dan make a proposal for the coming 5 years. Problem faced by PT Intidasa Perrkasa is a Strategic, Managerial, and Operational problem.Research Method that used is Enterprise Architecture (Bernard) 2005.Result that archieved is to give alternatives and reccfomendation for a company to establish Business Strategy and technology and improve a company performance. Concluding with the implementation of Enterprise Architecture method that we suggest that company can add a power to resize a better opprtunity market. Keyword : Operational, Enterprise, Architecture, Enterprise Architecture, Technology
PENDAHULUAN
Latar Belakang Seperti halnya pada industri lain, pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan pemerintah, dimana daya beli ini berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi makro Indonesia yang mengalami gangguan akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/1998 tersebut. Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997, Biro Pusat Statistik (BPS, 2006a) mencatat adanya pertumbuhan di sektor konstruksi yang mencapai 13,71% per tahun. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 7,85%. Akan tetapi setelah krisis ekonomi menyerang Indonesia, konstruksi merupakan sektor yang paling merasakan imbas dari krisis ekonomi tersebut dimana sektor konstruksi pada tahun 1998 terpuruk hingga minus 36,4% dan mengalami pertumbuhan yang paling parah dibandingkan sektor ekonomi yang lainnya seperti manufaktur dan pertanian. Dalam kurun waktu tersebut perusahaan-perusahaan jasa konstruksi sangat terpukul pada saat terjadinya krisis ekonomi karena volume pekerjaan konstruksi berkurang drastis, proyek ditangguhkan atau dihentikan sementara oleh pemiliknya dan juga pemilik proyek banyak yang kesulitan melakukan pembayaran kepada kontraktor. Sementara dalam waktu yang bersamaan, kontraktor memiliki kewajiban membayar kepada pihak ketiga, terutama pengusaha golongan ekonomi lemah, disamping harus membayar bunga pinjaman kepada pihak perbankan yang mana pada saat itu suku bunga perbankan melonjak drastis sampai mencapai sekitar 25-26% per tahunnya. Menurunnya tingkat suku bunga deposito perbankan saat ini (berkisaran antara 8-10% per tahun) dapat mendorong masyarakat untuk bergerak ke sektor riil untuk berinvestasi, terutama ke sektor properti. Demikian juga halnya dengan adanya peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) rakyat Indonesia yang berarti suatu refleksi mulai pulihnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan terhadap produk-produk konstruksi seperti misalnya perumahan, perkantoran dan sebagainya. Perbaikan beberapa indikator ekonomi makro seperti yang diuraikan di atas membuka peluang bagi pasar swasta untuk berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pada saat ini pangsa pasar di sektor konstruksi nasional terus tumbuh hingga kisaran 8,6 % dari PDB nasional, atau setara dengan Rp. 52,3 triliun pada triwulan II 2006 (BPS, 2006b). Namun jumlah tersebut relatif belum dapat dikatakan cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah usaha di sektor konstruksi yang mencapai lebih dari 80.000 perusahaan, sehingga dapat diartikan sebagai masih terbatasnya pangsa pasar dan ketatnya persaingan di sektor jasa konstruksi nasional. Di sisi lain perkembangan pasar industri konstruksi tidak saja hanya dipengaruhi oleh sektor ekonomi, akan tetapi juga dipengaruhi oleh perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama tingkat regional. Kebijakan penerapan otonomi daerah pada tahun 2000 menyebabkan beralihnya pengelolaan proyek-proyek dari pusat ke daerah-daerah. Konsumen yang tadinya terkonsentrasi di Jakarta akan terbagi bagi ke daerah-daerah potensial. Hal ini akan berpengaruh pada penerapan strategi meraih pangsa pasar dari masing-masing pelaku jasa konstruksi. Selain otonomi daerah, saat ini kontraktor nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003 yang menyebabkan kontraktor-kontraktor asing dapat dengan bebas ikut bersaing memperebutkan proyek-proyek pada pasar konstruksi di Indonesia. Dengan masuknya
kontraktor-kontraktor asing tersebut di tengah belum pulihnya kondisi pasar industri konstruksi saat ini, tentunya akan menyebabkan semakin ketatnya persaingan di antara pelaku bisnis konstruksi di Indonesia. Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini adalah kontraktor jasa konstruksi, berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Terjaganya eksistensi suatu perusahaan diantaranya tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk melihat peluang-peluang pasar yang ada. Dalam kondisi seperti ini, bidang pemasaran perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam hal melihat peluang-peluang pasar yang ada. Bidang pemasaran ini memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal perusahaan. Tidak saja berfungsi untuk melihat peluang pasar, namun secara keseluruhan bidang pemasaran difungsikan untuk memenangkan ketatnya persaingan pasar. Sayangnya dalam banyak kasus di industri konstruksi, kontraktor masih kurang memberikan perhatian pada fungsi pemasaran ini. Perkembangan dunia otomotif khususnya mobil di Indonesia saat ini menunjukkan grafik peningkatan, peningkatan yang terjadi tidak hanya dari segi kuantitas saja, tetapi dari segi kualitas produk yang diluncurkan dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang semakin meningkat. Hal ini dapat kita saksikan pada saat peluncuran serta pameran-pameran mobil yang diadakan belakangan ini, banyak inovasi baru dari ATPM. Dalam setiap pameran yang diadakan dapat dipastikan penjualan para ATPM peserta pameran dapat melebihi target perkiraan panitia.
Rumusan Masalah Permasalahan yang ada pada PT Intidasa Perkasa adalah : •
Sistem yang ada pada PT Intidasa Perkasa masih bersifat manual.
•
Duplikasi data Bahan Baku yang ada pada Proses Bisnis yang ada pada pendataan bahan baku.
Tujuan Penelitian •
Menganalisa Enterprise Architecture yang sedang berjalan pada perusahaan.
•
Membuat usulan Enterprise Architecture untuk 3 tahun yang akan datang.
•
Membuat perencaan strategi system dan teknologi informasi pada PT. Intidasa Perkasa.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan memperhatikan hal - hal sebagai berikut : •
Objek Penelitian : 1. Arahan Strategis dari Direktur Utama PT Intidasa Perkasa 2. Proses Bisnis yang ada pada PT Intidaswa Perkasa. 3. IT/IS yang ada pada PT Intidasa Perkasa.
•
Metode Pengumpulan Data : a)
Studi Lapangan Penulis melakukan survey atau observasi pada PT. Intidasa Perkasa.
b)
Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan wakil direktur PT. Intidasa Perkasa untuk mendapatkan informasi yang terkait dan dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini. •
Studi kepustakaan Mencari informasi dengan cara membaca buku-buku
atau thesis-thesis
literature yang berhubungan dengan topik skripsi. Manfaat yang didapat dengan studi pustaka adalah : a. Mengambil beberapa materi untuk penambahan kajian pada teori-teori khusus maupun teori-teori umum
b. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis •
Searching internet Dengan adanya internet kami dapat memperoleh data - data perkembangan bisnis dan sumber-sumber materi maupun data –data yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran dalam pengumpulan informasi.
HASIL DAN BAHASAN Hasil yang kami hassilkan adalah sebagai berikut : • Adanya penambahan IT untuk membantu proses bisnis yang ada pada PT Intdasa Perkasa. Hardware : Hardware
Merek
Server
Unit
Harga
Total
IBM System 1 x3100M4-62A Xeon E3-1220, 2GB (2x 1GB) DDR3 PC10600 ECC SDRAM, Open Bays SATA Simple Swap HDD (Up to 4 HDD), SATA DVDROM, VGA SVGA 8MB SDRAM, GbE NIC, Tower Case
Rp 11.035.200,-
Rp 11.035.200,-
Hub
TP-LINK TL- 1 ER5120 Broadband Router, 1 × 10/1000 Mbps WAN, 1 Fixed 10/100/1000Mbps LAN/DMZ Port
Rp 1.723.700,-
Rp 1.723.700,-
Printer
BROTHER MFC- 2 7220 A4, 1200 x 600 dpi, 20 (BW) ppm Print, 200 x 400 dpi Scan, 20 (BW) cpm Copy, Fax, 1# 250 tray, USB
Rp 2.390.000,-
Rp 4.780.000,-
Computer
HP Pavilion P2- 8 1150L Intel Core i32120T, 2GB DDR3, 500GB HDD SATA,
Rp 5.335.000,-
Rp 26.675.000,-
DVD±RW, VGA Intel® HD Graphics, GbE NIC, Audio Switch
TP-LINK Load 1 Balance Broadband Router [TLR480T+] 1 fixed WAN port + 1 fixed LAN port + 3 Changeable WAN/LAN Ports + 1 RJ-45 Console Port, Load Balance Router
Total
Rp 45.176.900,-
Rp 963.000,-
Rp 963.000,-
Software : Software
Harga
Total
Windows 7 8 Business (32 bit,build 7000)
Rp 2.000.000,-
Rp 16.000.000,-
AutoCad
1
Rp 12.000.000,-
Rp 12.000.000,-
Microsoft Office
8
Rp 700.000,-
Rp 5.600.000,-
Adobe Illustrator 1 CS 6
Rp 7.697.000,-
Rp 7.697.000,-
Adobe Photoshop 1 CS
Rp 4.000.000,-
Rp 4.000.000,-
Total
Unit
Rp 45.297.000,-
Brainware : Tenaga ahli
Jumlah biaya
Sistem Analis
Rp 5.000.000,-
Programmer
5.500.000,-
Web Developer, Designer dan 5.000.000,Programmer Database Administrator
6.000.000,-
Network Administrator
4.000.000,-
Trainer
5.000.000,-
Total
Rp 30.500.000,-
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil perencanaan strategi sistem informasi dan teknologi informasi pada PT. Intidasa Perkasa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisa SWOT yang ada pada PT Intidasa Perkasa dapat dikatakan bahwa perbaikan dalam internal harus diperhatikan. Dibutuhkan Sistem informasi yang terintegrasi pada bagian – bagian yang terlibat dalam proses bisnis yang ada pada PT Intidasa Perkasa.
2. Berdasarkan CONOPS yang ada pada PT Intidasa Perkasa maka dibutuhkan sistem informasi SCM (Supply Chain Management) untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan pendataan Bahan Baku yang masuk dan Bahan Baku yang keluar sehingga tidak adanya duplikasi data dalam pendataan Bahan Baku. Dan juga system informasi yang terpusat sehingga bagian – bagian yang terkait dapat menggunakan sistem untuk membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
3. Dalam penerapan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi dibutuhkan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi yaitu adanya pengembangan yang ada pada PT Intidasa Perkasa dalam bidang Pengadaan Bahan Baku. Pengembangan yang dilakukan yaitu dengan menghilangkan Bagian Logistik dikarenakan dengan adanya Bagian Logistik maka alur Bahan Baku menjadi bertambah lama.
Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan, yaitu : 1. Adanya sosialisasi dalam penerapan sistem dan teknologi informasi yang baik kepada bagian – bagian yang terlibat dalam proses bisnis yang ada dalam perusahaan tersebut. 2. Lebih menitikberatkan sistem dan teknologi informasi dalam proses bisnis yang ada di Operasional dan Pengadaan Bahan Baku dikarenakan IT lebih dibutuhkan pada proses bisnis tersebut.
3. Diperlukan evaluasi yang berkelanjutan dalam pengimplementasian Sistem dan Teknologi Informasi sehingga Sistem yang siimplementasikan dapat berjalan dengan baik dan Efisien.
REFERENSI Laudon, Kenneth C. & Jane Price (2004). Management Information Systems: Managing the Digital Firm, 10th edition. Pearson Education, Inc., New Jersey McLeod, Raymond Jr.(2008). Sistem Informasi Manajemen, edisi 10. terjemahan Yulianto, Ali Akbar, Salemba Empat, Jakarta O'Brien, James A.(2005). Introduction to Information Systems, 12th edition. McGraw Hill, New York.USA. Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Robbins, Stephen P., Coulter, Mary. (2005) Management. 8th edition. Prentice Hall New Jersey.USA Sabardi, Agus, Manajemen Pengantar, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.2001 Scott, Bernard (2005). An Introduction To Enterprise Architecture, 2nd Edition Ward, John & Joe Peppard. (2002). Strategic Planning For Information Systems. 3rd Edition. John Wiley & Sons. New York. USA