Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Metode Oxford pada Latihan Transfer dari Tidur ke Duduk terhadap Kecepatan Transfer dari Tidur ke Duduk pada Penderita Paraplegia akibat Spinal Cord Injury Oleh : Setio Prayudi1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan latihan kekuatan otot lengan dengan metode Oxford pada latihan transfer dari tidur ke duduk terhadap kecepatan transfer dari tidur ke duduk pada penderita paraplegia akibat Spinal Cord Injury. Dengan metode penelitian bersifat quasi eksperimental untuk mempelajari fenomena korelasi sebab-akibat dengan memberikan perlakuan pada objek penelitian dan menggunakan desain penelitian Randomized Control Group PreTest - PostTest Design. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelompok sample yaitu kelompok perlakuan dan kelompok control. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan dengan menggunakan uji statistik T-test Related dengan nilai P = (2tailed) 0.000 (P < α= 0.05) dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji statistik T-test Related dengan nilai P = (2-tailed) 0.000 (P < α= 0.05). Untuk melihat perbedaan signifikansi hasil intervensi diantara kedua kelompok perlakuan, peneliti menggunakan uji T-test Independent didapat nilai dimana P=0.000 dimana (P > α= 0.05), maka “Ada perbedaan pengaruh yang signifikan dalam pemberian latihan transfer dari tidur ke duduk dengan penambahan latihan kekuatan otot lengan metode Oxford terhadap kecepatan transfer dari tidur ke duduk pada penderita paraplegi akibat spinal cord injury”. Key words : Spinal Cord Injury, transfer, Oxford
bagi korban atau pelaku kecelakaan
PENDAHULUAN Tingkat kecelakaan lalu lintas
itu sendiri dapat berupa efek fisik dan
di kota besar terbilang cukup tinggi.
psikis.
Dimana kecelakaan tersebut dapat
kecelakaan
menimbulkan kerugian yang cukup
timbulnya luka pada setiap jaringan
tinggi
tubuh
bagi
korban
kecelakaan
tersebut. Akibat yang ditimbulkan
Dari
segi
fisik,
dapat
menyebabkan
yang terkena
kecelakaan.
Efek
tentunya
trauma
dari
langsung
dari
_______________________________________ 1 Setio Prayudi Dosen Indonusa Esa Unggul Jakarta
449
trauma tersebut dapat berupa adanya
penting
fraktur,
ataupun
penderita paraplegi adalah memak-
kerusakan pada organ dalam tubuh.
simalkan anggota gerak tubuhnya
Fraktur
yang
luka
terbuka,
tersebut
dapat
mengenai
untuk
dilakukan
berpotensial
terutama
pada
pada
struktur tulang belakang dan juga
bagian atas. Hal ini merupakan tujuan
dapat terkena pada medulla spinalis.
dasar bagi penderita untuk memulai
Spinal Cord Injury adalah
aktifitasnya sehari-hari.
suatu disfungsi dari medulla spinalis
Fisioterapi sebagai salah satu
yang mempengaruhi fungsi sensoris
pemberi pelayanan kesehatan dapat
dan motoris, sehingga menyebabkan
memberikan sumbangan ilmu dan
kerusakan pada tractus sensori motor
kemampuannya dalam meningkatkan
dan percabangan saraf-saraf perifer
kualitas hidup penderita spinal cord
dari medula spinalis (Quick Refference
injury. Hal ini dapat dilakukan karena
Cedera
bidang kajian pelayanan fisioterapi
medulla spinalis merupakan kerusak-
dan masalah yang ditangani fisioterapi
an medulla spinalis akibat dari trauma
dalam
dan non trauma (infeksi bakteri atau
masalah atau gangguan gerak dan
virus)
menyebabkan
fungsi. Pada kondisi penderita spinal
terjadinya gangguan sensoris, motoris,
cord injury fisioterapi jelas sangat
vegetatif (bladder dan bowel).
diperlukan untuk memberikan latihan-
to
Physiotherapy,
yang
dapat
1999).
praktek
sehari-hari
adalah
Paraplegia adalah gangguan
latihan, edukasi, baik kepada pasien
atau hilangnya fungsi motorik dan
maupun keluarganya untuk membantu
atau sensorik, karena kerusakan pada
pasien dalam mengatasi gangguan
segment thoraco-lumbo-sacral. (Ralph
gerak dan fungsi yang diakibatkan
J, Morino, 2000) Salah satu akibat yang
spinal
akan terjadi adalah kelumpuhan otot-
Penanganan fisioterapi yang dapat
otot anggota gerak bawah. Pada
diberikan pada penderita paraplegi
kondisi paraplegi berdampak besar
akibat
terhadap kemampuan sesorang untuk
penanganan yang bertujuan utama
melakukan aktifitas sehari-hari yang
untuk
sangat terbatas. Suatu hal yang sangat
fungsional sehari-hari. Penanganan
cord
spinal
injury
cord
tersebut.
injury
meningkatkan
yaitu
aktivitas
450
tersebut
antara
lain
memberikan
disebut isotonic resistance exercise.
latihan-latihan transfer dari berbagai
Karena latihan ini merupakan latihan
kondisi diantaranya transfer dari tidur
yang dinamik maka latihan ini dapat
ke duduk, transfer dari tempat tidur ke
meningkatkan tekanan intramuskuler
kursi roda dan sebaliknya, transfer
dan
yang diperlukan dalam aktifitas self
aliran darah, sehingga latihan ini tidak
toiletting serta aktifitas fungsional
cepat
lainya.
aktifitas
Isotonik resistance exercise adalah
fungsional ini dapat diketahui tidak
suatu bentuk latihan dinamis melawan
hanya ia dapat melakukannya dengan
tahanan
tehnik yang benar, tetapi seberapa
sejumlah
cepat
sepanjang lingkup gerak sendi. Salah
Peningkatan
ia
Kecepatan
dapat transfer
melakukanya.
meningkatnya
menimbulkan
yang
kelelahan.
konstan
beban
dengan
tertentu
pada
dapat
satu metode latihan isotonik adalah
ditingkatkan dengan menggunakan
metode Oxford yaitu latihan dengan
latihan kekuatan otot. Selain itu,
memberikan beban dari beban rendah
diberikan terapi latihan lain yang
ke tinggi. Pada
dapat mendukung aktifitas fungsional
metode ini adalah sebagai suatu jenis
seperti latihan kekuatan otot, dalam
latihan penguatan otot (strengthening)
hal ini adalah latihan kekuatan otot
yang akan menggunakan prinsip –
lengan
prinsip untuk meningkatkan kekuatan
yang
membantu
ini
menyebabkan
berpotensi aktifitas
dapat
fungsional
tersebut diatas. Salah satu bentuk latihan
kekuatan
otot
adalah
menggunakan latihan isotonik.
otot, yaitu overload dan specifity. Berdasarkan
latar
belakang
masalah diatas, maka peneliti tertarik mengangkat
Latihan Isotonik adalah suatu
latihan dengan
hal
tersebut
melalui
penelitian dan memaparkanya dalam
jenis latihan dinamis dengan kontraksi
pembuatan
otot yang menggunakan beban yang
“Perbedaan Pengaruh Penambahan
tetap dan terjadi perubahan panjang
Latihan
otot pada lingkup gerak sendi. Latihan
dengan Metode Oxford pada Latihan
isotonik
dengan
Transfer dari tidur ke duduk terhadap
menggunakan beban eksternal yang
Kecepatan Transfer dari Tidur ke
dapat
diberikan
skripsi
Kekuatan
dengan
Otot
judul
Lengan
451
Duduk pada Penderita Paraplegia
ulcare dan gangguan ADL (Activity
akibat Spinal Cord Injury”.
Daily Living) yang mengarah pada handicap. Pada
Identifikasi masalah
kondisi
paraplegia
Spinal Cord Injury adalah
dimana seseorang mengalami banyak
suatu disfungsi dari medulla spinalis
gangguan aktifitas sehari-hari salah
yang mempengaruhi fungsi sensoris
satunya adalah melakukan transfer.
dan motoris, sehingga menyebabkan
Dalam hal ini adalah berpindah dari
kerusakan pada tractus sensori motor
posisi tidur terlentang ke duduk
dan percabangan saraf-saraf perifer
dengan posisi kedua tungkai lurus.
dari
(Quick
Aktifitas ini memang terlihat mudah
Refference to Physiotherapy 1999).
bagi kita yang kedua tungkainya tidak
Pada semua cedera medula spinalis
mengalami
atau
fungsi,
medula
spinalis
tulang
belakang
terjadi
gangguan
akan
tetapi
gerak
dan
sangat
sulit
pendarahan kecil. Pendarahan ini
dilakukan bagi mereka dengan kondisi
disertai oleh reaksi peradangan yang
paraplegia. Dengan kondisi tersebut
menyebabkan
atau
belum ada latihan transfer dari tidur
oedema, sehingga tarjadi peningkatan
ke duduk yang dapat mempercepat
tekanan di dalam dan sekitar medula
transfer dari tidur ke duduk pada
spinalis.
ini
penderita paraplegi, untuk melakukan
menekan saraf dan menghambat aliran
aktifitas tersebut memerlukan suatu
darah sehingga terjadi hipoksia dan
bentuk latihan transfer yang khusus
secara drastis memperluas cedera
bagi penderita paraplegia. Kecepatan
medula spinalis dan dapat timbul
transfer dari tidur ke duduk adalah
jaringan ikat sehingga saraf di daerah
kemampuan transfer dari tidur ke
tersebut
duduk dalam waktu yang paling
pembengkakan
Peningkatan
terhambat
tekanan
atau
terjerat.
Gangguan yang terjadi pada pada
singkat.
spinal cord injury adalah sensoris, motoris,
fungsi
Bladder
dan
Seksual, Bowel,
fungsi
Latihan transfer dari tidur ke duduk
ini
dimaksudkan
agar
Respirasi,
mengajarkan tehnik transfer yang
Vasomotor, Kulit seperti decubitus
benar pada kondisi paraplegia dan 452
meningkatkan kemampuan gerakan
dengan tumpuan kedua lengan. Yaitu
transfer dari tidur ke duduk. Tehnik
posisi bahu dan siku menarik kearah
transfer dimodifikasi untuk pasien-
belakang, lalu menumpu pada bed
pasien dengan gangguan ekstremitas
sampai posisi duduk dengan kedua
bawah dan bila terdapat kelemahan
tungkai lurus.
pada ekstremitas atas, bantuan orang lain
diperlukan
transfer
Tipe
untuk dari
membantu
tidur ke duduk, memerlukan suatu
yang
latihan lain agar dapat mempercepat
dari
transfer dari tidur ke duduk. Dengan
kemampuan pasien itu sendiri dan
mengkaji seluruh gerakkan dari kedua
situasi yang spesifik. Latihan tersebut
tehnik transfer dari tidur ke duduk
diantaranya adalah latihan transfer
tersebut, maka fungsi kedua lenganlah
dari tidur ke duduk itu sendiri.
yang sangat berperan sebagai fasilitas
Komposisi transfer dari transfer yang
untuk bergerak dan menumpu untuk
efektif dan aman adalah kombinasi
ke duduk pada tempat tidur. Latihan
dari fisik dan kapasitas perseptual,
beban
peralatan yang layak, dan tehnik yang
bertambah
dapat
dirangkai pada kemampuan pasien.
penguatan
otot
Latihan transfer ini mempunyai dua
shoulder depresi dan adduksi, fleksi
tehnik. Pertama dengan posisi awal
dan ekstensi elbow, fleksi dan ekstensi
terlentang dan pasien atau klien
wrist. Dengan latihan kekuatan otot
memiringkan seluruh tubuhnya ke
pada kedua lengan, maka transfer dari
sebelah kanan atau kiri sesuai yang
tidur ke duduk digantikan dengan otot
diinginkan
Lalu
lengan pada penderita paraplegia yang
dengan menggunakan kekuatan kedua
terdapat kelumpuhan pada anggota
lengan, pasien atau klien tersebut
gerak bawah.
digunakan
menumpu
transfer
Selain latihan transfer dari
tergantung
pasien
dan
tersebut.
perlahan-lahan
dengan
Salah
tahanan
yang
diberikan
untuk
pada
satu
jenis
gerakkan
latihan
beranjak ke posisi duduk. Kedua
kekuatan otot yang dapat digunakan
dengan posisi awal terlentang tanpa
adalah
pasien
tersebut
Latihan isotonik adalah suatu jenis
memiringkan tubuhnya, akan tetapi
latihan dinamis dengan kontraksi otot
atau
klien
dengan
teknik
isotonik.
453
dengan menggunakan resisten/beban
Transfer dari tidur ke duduk terhadap
dan terjadi perubahan panjang otot
Kecepatan Transfer dari Tidur ke
pada lingkup gerak sendi. Latihan
Duduk pada Penderita Paraplegia
isotonik
akibat Spinal Cord Injury”.
dapat
diberikan
dengan
menggunakan beban eksternal yang disebut isotonic resistance exercise.
Perumusan Masalah
Isotonik resistance exercise adalah
Berdasarkan
suatu bentuk latihan dinamis melawan
tersebut
tahanan
merumuskan
yang
konstan
sejumlah
beban
sepanjang
lingkup
Isotonik
dengan
tertentu
pada
gerak
sendi.
resistance
exercise
guna
pembahasan
diatas,
maka
suatu
dijadikan
peneliti
permasalahan bahan
kajian
penelitian sebagai berikut: apakah ada perbedaan
pengaruh
penambahan
mempunyai beberapa metode, antara
latihan kekuatan otot lengan dengan
lain: Oxford, De Lorme / PRE,
metode Oxford pada latihan transfer
DAPRE, Circuit Weight Training, dan
dari
Plyometric Training. Metode-metode
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
ini
pada
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan kekuatan otot pada
tidur
ke
penderita
duduk
terhadap
paraplegia
akibat
Spinal Cord Injury?
seluruh lingkup gerak sendi yang ada. Sehingga aktifitas fungsional kedua
Metodologi Penelitian
lengan tersebut dapat ditingkatkan,
Tempat dan Waktu Penelitian
seperti kecepatan transfer dari tidur ke duduk.
Tempat Penelitian Penelitian ini
dilakukan
di
RS
Fatmawati
Jakarta. Waktu Penelitian Penelitian berlangsung selama satu bulan yang
Pembatasan Masalah Dengan pertimbangan waktu,
dilakukan pada bulan Agustus 2008.
tenaga, dan biaya, maka penulis membatasi
penelitian
ini
pada
“Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan
Kekuatan
Otot
Lengan
dengan Metode Oxford pada Latihan
METODE PENELITIAN Penelitian eksperimental fenomena
ini
bersifat
untuk korelasi
quasi
mempelajari sebab-akibat 454
dengan memberikan perlakuan pada
ke
objek penelitian. Dengan kata lain,
menderita paraplegia akibat spinal
ada perlakuan berupa intervensi atau
cord injury dengan menggunakan
latihan kekuatan otot metode Oxford
Stopwatch sebagai alat ukur. Setelah
dan
dilakukan
latihan transfer dari tidur ke
duduk
pada
seseorang
pengelompokan
yang
sampel,
duduk dengan intervensi yang hanya
selanjutnya dilakukan hal-hal sebagai
diberikan latihan transfer dari tidur ke
berikut:
duduk yang dalam hal ini merupakan
1. Kelompok Perlakuan
kelompok kontrol terhadap kecepatan
Pada kelompok perlakuan
transfer dari tidur ke duduk pada
sampel yang dapat diambil adalah
penderita paraplegia akibat spinal
seseorang
cord
paraplegi
injury.
menggunakan
Penelitian desain
ini
penelitian
yang akibat
injury.
menderita spinal
Sebelum
cord
melakukan
Randomized Control Group PreTest -
intervensi atau latihan sampel
PostTest Design.
diperiksa untuk melihat apakah
Penelitian ini dilakukan dengan
sampel dapat melakukan transfer
menggunakan dua kelompok sample
dari
yaitu
menggunakan
kelompok
perlakuan
dan
Penelitian
ini
tidur
ke
Kemudian
duduk
dengan
stopwatch.
kelompok
control.
sampel
diberikan
bertujuan
untuk
mengetahui
latihan
kekuatan
otot
lengan
perbedaan
pengaruh
penambahan
metode
Oxford
dan
latihan
latihan kekuatan otot lengan metode
transfer dari tidur ke duduk sesuai
Oxford dan latihan transfer dari tidur
program yang telah ditentukkan.
ke duduk sebagai kelompok perlakuan
Setelah itu sampel diukur kembali
dan sebagai kelompok kontrol yaitu
setelah latihan dan hasilnya dicatat
latihan transfer dari tidur ke duduk
pada format fisioterapi pada setiap
terhadap kecepatan transfer dari tidur
perlakuan yang diberikan.
ke duduk pada penderita paraplegia akibat
Spinal
Pengukuran
yang
Cord
Injury.
diukur
adalah
tentang kecepatan transfer dari tidur
2. Kelompok Kontrol Pada sebelum atau
kelompok melakukan
latihan
sampel
kontrol, intervensi diperiksa 455
untuk
melihat
apakah
sampel
penderita paraplegi akibat spinal cord
dapat melakukan transfer dari
injury
tidur
dengan
tulang belakang pada segmen thoraco-
stopwatch.
lumbal-sacral dan termasuk dalam
Kemudian sampel hanya diberikan
level atau tingkatan A, B dan C
intervensi atau latihan transfer
menurut
tidur ke duduk. Dan Setelah itu
Association Impairment Scale.
ke
duduk
menggunakan
sampel diukur kembali setelah
dengan mengalami
American
Setelah
Spinal
dilakukan
Injury
assesment
latihan dan hasilnya dicatat pada
kemudian
format
dalam penelitan ini. kriteria yang
fisioterapi
pada
setiap
perlakuan yang diberikan.
dibuat
trauma
kriteria-kriteria
ditetapkan berupa kriteria inklusif, ekslusif, dan pengguguran. 1. Kriteria inklusif
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan
a. Subyek
positif
menderita
dengan teknik Purvosive sampling
paraplegi akibat spinal cord
yaitu dengan memilih sampel yang
injury
mewakili kriteria yang ditetapkan
berdasarkan
dalam
assesment
penelitian
ini
dengan
mendapatkan sampel yang benarbenar mewakili suatu populasi yang diambil
sebagai
anggota
sampel.
Pemilihan kriteria sampel dilakukan berdasarkan hasil assesment kepada pasien. Obyek penelitian ini adalah semua
pasien
yang
menderita
yang
telah
dipilih prosedur
fisioterapi
yang
telah ditetapkan. b. Berjenis kelamin pria maupun wanita c. Pasien yang berusia 17-60 tahun d. Subjek bersedia bekerjasama dan mengikuti program terapi
paraplegi akibat spinal cord injury
e. Pasien termasuk ke dalam
yang dirawat inap di RSUP Fatmawati
level A, B dan C menurut
Jakarta Selatan.
ASIA berikut :
Pengambilan sampel
dilakukan
A : Komplit. Tidak ada respon
dengan pemeriksaan secara lengkap
fungsi sensorik dan motorik
dan
level
sistematis
terhadap
pasien
S4 – 5. 456
B: Inkomplit. Respon sensorik ada, tapi fungsi motorik tidak
Instrumen Penelitian 1. Variable Penelitian
ada sampai dengan neurologi.
Variable dependent: Kecepat-
Fungsi sensorik normal sampai
an transfer dari tidur ke duduk
level S4-5.
pada penderita paraplegi akibat
C: Inkomplit. Fungsi sensorik ada,
spinal
cord
injury.
Variable
Latihan
kekuatan
motor function ada di bawah
independent:
level neurologis, dan lebih dari
otot lengan metode Oxford dan
50% otot-otot yang dipersarafi
Latihan transfer dari tidur ke
sesuai
duduk.
area
dermatomnya
memiliki nilai MMT kurang dari 3.
Kecepatan adalah kemampuan
2. Kriteria Ekslusif Subyek
2. Definisi Konseptual
positif
transfer atau barpindah dari suatu menderita
paraplegi akibat spinal cord injury yang disertai dengan gangguan lain pada kedua lengan seperti : penyakit sendi, dislokasi sendi, ruptur ligamen dan atau otot,
tempat ketempat lain dalam waktu paling
singkat.
Salah
satu
kecepatan ini yaitu kecepatan transfer dari tidur ke duduk pada penderita paraplegi akibat spinal cord injury.
kontraktur otot dan tidak memiliki anggota tubuh lengkap pada kedua lengan. 3. Kriteria Pengguguran a. Sampel tersebut tidak mengikuti program latihan yang telah ditentukan. b. Sampel mengalami cedera dan
3. Definisi Operasional Kecerpatan transfer dari tidur keduduk dapat diukur waktunya dengan menggunakan stopwatch dengan satuan ukur detik. Dengan memberikan aba-aba pada sample untuk
memulai
pengukuran
tidk dapat mengikuti program
dengan posisi awal tidur terlentang
latihan berikutnya serta sample
dan posisi akhir duduk dengan
telah meninggal dunia.
kedua tungkai tetap lurus. 457
4. Prosedur Pengukuran Prosedur
telah itu hasil yang diperoleh
pengukuran
pada
kecepatan transfer dari tidur ke
dicatat
pada lembar yang telah
disiapkan sebelumnya.
duduk adalah sebagai berikut: a. Sebelum dilakukan pengukuran
Teknik Analisa Data
pasien diberitahu perihal yang akan dilakukan,
maksud
dan
tujuan
Data yang telah didapat dari hasil pengukuran kecepatan transfer
secara singkat.
dari tidur ke duduk akan terlihat
b.
Siapkan peralatan seperti alat
perubahan pada sebelum dan sesudah
ukur yaitu stopwatch serta lembar
pemberian intervensi atau latihan
pencatatan hasil pengukuran.
dengan bantuan uji statistik.
c.
Posisi
awal
pasien
tidur
Dalam menganalisa data yang
terlentang pada bed atau matras
didapat dalam penelitian, peneliti
dengan kedua tangan lurus yang
menggunakan
berada masing-masing di samping
mengetahui kemaknaan peningkatan
tubuh pasien.
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
d.
pada
Pasien diminta untuk melaku-
uji
kelompok
beda
untuk
perlakuan
kan gerakan yang diperintahkan
kelompok
oleh fisioterapis.
gunakan uji T-test related dan uji T-
e.
test
Setelah pasien mengetahui dan
kontrol
Independent
mengerti gerakkan secara benar
membuktikan :
yang
1. Untuk
telah
diinstruksikan
oleh
dengan
dan meng-
bertujuan
menguji
untuk
homogenitas
fisioterapis, pengukuran dimulai
sampel
dengan aba-aba dari fisioterapis
Independent
yang telah menyiapkan stopwatch
tahui apakah pada awal penelitian
sebagai alat ukur.
semua sampel
f.
Pengukuran
dimulai
dan
digunakan
kondisi
uji
yaitu
T-test menge-
berangkat
dari
yang sama. Dengan
pasien melakukan gerakkan yang
pengujian hipotesa Ho diterima
telah diketahuinya dan fisioterapis
bila
memulai menekan waktu dengan
sedangkan Ho ditolak bila nilai P<
satuan
α (0,05).
pengukuran detik se-
nilai
P>nilai
α
(0,05)
458
2. Untuk menguji signifikan dua
pengujian
hipotesa
Ho
sample yang berpasangan pada
diterima bila P> nilai α (0,05),
kelompok perlakuan diguna-
sedangkan Ho ditolak bila nilai
kan uji T-test related. Dengan
P< nilai α(0,05).
pengujian
hipotesa
Ho
diterima bila nilai P> nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN
α(0,05) sedangkan Ho ditolak
Sampel dalam penelitian ini
bila nilai P< nilai α (0,05).
diambil secara acak yang berasal dari
3. Untuk menguji signifikan dua
pasien rawat inap dengan kondisi
sampel
ber-
paraplegia akibat spinal cord injury di
kelompok
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,
kontrol digunakan uji T-test
Jakarta Selatan pada periode Agustus
related.
2008. Penentuan sampel diperoleh
pasangan
yang
saling
pada
Dengan
pengujian
hipotesa Ho diterima bila nilai
melalui
pemeriksaan
P> nilai α(0,05) sedangkan Ho
dimana
pasien
ditolak bila nilai P< nilai
paraplegia akibat spinal cord injury
α(0,05). 4. Untuk hipotesis sampel
dengan
kondisi
pada masa recovery dengan klasifikasi menguji
signifikan
komparatif
dua
independent,
atau
mencari perbedaan pengaruh penambahan latihan kekuatan otot lengan metode Oxford yang
fisioterapi,
diterapkan
pada
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan penambahan latihan kekuatan otot lengan metode Oxford, maka uji statistiknya mengguanakn Independent.
uji
T-test Dengan
atau level A, B dan C menurut American Spinal Injury Association Impairment Scale. Sebelum diberi perlakuan sampel terlebih dahulu dilakukan transfer
pengukuran dari
tidur
kecepatan ke
duduk.
Selanjutnya sampel diberikan program latihan
sebanyak
kemudian
18
kali
dilakukan
dan
kembali
pengukuran untuk mengetahui sejauh mana
kemajuan
program
latihan
terhadap kecepatan transfer dari tidur ke duduk. 459
Sampel yang diambil secara
Adapun data yang diambil dari
acak dibagi menjadi dua kelompok,
rawat inap di Gedung Prof. Dr.
yaitu kelompok kontrol yang diberi
Soelarto dan Poliklinik Fisioterapi
tehnik latihan transfer dari tidur ke
RSUP Fatmawati Jakarta pada kondisi
duduk sedangkan kelompok perlakuan
paraplegia yang dijadikan sampel
diberikan tehnik latihan transfer dari
penelitian sebagai berikut:
tidur ke duduk dan latihan penguatan otot lengan metode Oxford. Tabel 1. Nilai kecepatan transfer dari tidur ke duduk pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, sebelum dan sesudah perlakuan Kelompok Perlakuan
Kelompok Kontrol
sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 mean
Sebelum Perlakuan (Dalam Detik) 26.67 25.41 26.53 25.61 25.56 24.78 25.94 28.77 26.158
Sesudah Perlakuan (Dalam Detik) 15.87 16.62 18.51 16.63 16.12 15.25 15.34 17.18 16.440
Sebelum Perlakuan (Dalam Detik) 24.20 25.15 27.18 23.45 24.58 26.39 22.41 28.66 25.002
Sesudah Perlakuan (Dalam Detik) 18.17 18.26 20.31 17.19 18.38 20.08 16.26 20.01 18.582
SD
1.218
1.065
1.664
1.459
Dari hasil penelitian diketahui
uji statistik T-test Related dengan nilai
bahwa pada hipotesis 1 atau kelompok
P = (2-tailed) 0.000 (P < α= 0.05) yang
perlakuan
nilai
menunjukkan
perlakuan
sebesar
mean
sebelum
perlakuan
dengan
sesudah mengalami perubahan yang
Sedangkan
sangat signifikan dibanding kelompok
sesudah perlakuan nilai mean menurun
perlakuan sebelum. Hal ini berarti Ho
menjadi 16.440 dengan standar deviasi
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
sebesar 1.065, dengan menggunakan
bahwa “Ada pengaruh latihan kekuatan
standar
deviasi
26.158
kelompok
1.218.
460
otot lengan metode
Oxford pada
test Related dengan nilai P = (2-tailed)
latihan transfer dari tidur ke duduk
0.000 (P < α= 0.05) yang disimpulkan
sebelum
bahwa
dan
sesudah
terhadap
“Ada
pengaruh
pemberian
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
latihan transfer dari tidur ke duduk
pada penderita paraplegi akibat spinal
sebelum dan sesudah perlakuan pada
cord injury”. Hal ini terjadi karena
kelompok kontrol terhadap kecepatan
penambahan latihan kekuatan otot
transfer dari tidur ke duduk pada
lengan metode Oxford pada intervensi
penderita paraplegi akibat spinal cord
terapi latihan transfer dari tidur ke
injury”. Hal ini terjadi karena pasien
duduk pada penderita paraplegia akibat
atau sampel telah mengetahui tehnik
Spinal Cord Injury dapat mempercepat
transfer
kecepatan
paraplegia akibat spinal cord injury
transfer
karena
terjadi
yang
baik
pada
peningkatan koordinasi inter muscular
dan
dan
kemampuan dalam gerakkan transfer
intra
muscular
otot
serta
peningkatan jumlah dan ukuran serabut
mempunyai
kondisi
peningkatan
tersebut.
otot. Selain itu, latihan kekuatan otot
Berdasarkan data tersebut dapat
lengan juga memfasilitasi recruitment
diketahui
bahwa
motor
perlakuan
dan
pendekatan untuk mengurangi efek
terdapat
peningkatan
fatique dengan cara pemberian latihan
transfer dari tidur ke duduk yang
dengan
beban
ringan.
sangat
sampel
telah
mengetahui
transfer
yang
baik
unit
dan
menggunakan
Disamping,
pada
baik
kelompok
kelompok
signifikan.
kontrol kecepatan
Untuk
melihat
tehnik
perbedaan signifikansi hasil intervensi
kondisi
diantara kedua kelompok perlakuan,
paraplegia akibat spinal cord injury
peneliti
dan mempunyai kemampuan dalam
Independent
gerakkan transfer tersebut.
P=0.000 dimana (P > α= 0.05), maka
Hipotesis 2 atau kelompok
“Ada
menggunakan didapat
perbedaan
uji
T-test
nilai
dimana
pengaruh
yang
kontrol diperoleh diperoleh nilai mean
signifikan dalam pemberian latihan
pada
sebesar
transfer dari tidur ke duduk dengan
25.002 dengan standar deviasi 1.664.
penambahan latihan kekuatan otot
Sedangkan pada sesudah perlakuan
lengan
nilai mean menurun menjadi sebesar
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
18.582 dengan standar deviasi 1.459
pada penderita paraplegi akibat spinal
dengan menggunakan uji statistik T-
cord
sebelum
perlakuan
metode
injury”.
Oxford
Dimana
terhadap
terjadi 461
pengurangan
adanya
kekuatan otot lengan metode Oxford
unit,
pada latihan transfer dari tidur ke
peningkatan koordinasi intermuscular
duduk sebelum dan sesudah terhadap
dan intramuscular serta peningkatan
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
jumlah dan ukuran sarabut otot yang
pada penderita paraplegi akibat spinal
sebelunya pada latihan transfer pasien
cord injury, Ada pengaruh latihan
atau sampel mengetahui tehnik transfer
transfer dari tidur ke duduk sebelum
dari tidur ke duduk pada penderita
dan
paraplegia akibat spinal cord injury
kecepatan transfer dari tidur ke duduk
dan
pada penderita paraplegi akibat spinal
fasilitasi
efek
fatique,
recruitment
motor
mempunyai
peningkatan
kemampuan gerakan transfer tersebut.
cord
sesudah
injury
pengaruh
dan
pembahasan
dan
ada
terhadap
perbedaan
penambahan
latihan
kekuatan otot lengan dengan metode
KESIMPULAN Berdasarkan
perlakuan
hasil
penelitian
diatas
maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Ada pengaruh latihan
Oxford pada latihan transfer dari tidur ke duduk terhadap kecepatan transfer dari tidur ke duduk pada penderita paraplegia akibat spinal cord injury.
Daftar Pustaka Elizabeth J. Corwin. 2000. Patofisiologi. Jakarta : penerbit EGC. Haycock, Bryan. Advance Training Planning for www.timinvermont.com.2001, Tanggal akses : 20/03/08.
Bodybuilders.
Kisner, Carolyn and Lyn Allen Colby. Therapeutic Exercise McArdel, katch.1994. Essential of exercise Physiology. Philadelphia,. Ralph J, Morino. revised 2000. International Standards for Neurogical Classification of Spinal Cord Injury ASIA S, kruscen.1984. Handbook of physical medicine and Rehabilitation ________. Weight Training. www.muscle.com.2005, Tanggal akses: 20/03/08.
462