PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN DAN PENGAJUAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang
:
a. bahwa dalam rangka perlaksanaan Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, perlu diatur tentang Tata Cara Penyelesaian dan Pengajuan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; b. bahwa berdasarkan dimaksud huruf a, Peraturan Walikota;
Mengingat
1.
2.
pertimbangan sebagaimana perlu menetapkan dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3087); Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Pariaman
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ( Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844) ; 7.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
8.
Undang – Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - Undangan
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( LN RI Tahun 2010 Nomor…. TLN RI Nomor…); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179); 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan Di Bidang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah; 13. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 6 TLD Nomor 148 ); MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN DAN PENGAJUAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pariaman. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pariaman. 3. Walikota adalah Walikota Pariaman.
2
4. Dinas Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman. 5. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatakan imbalan secara langsung dan di gunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut sebagai Perda PBB. 6. Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut dengan Keberatan, adalah Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 7. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang yang selanjutnya disebut dengan SPPT, adalah Surat yang digunakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman dan untuk memberitahukan besarnya PBB terutang kepada Wajib Pajak. 8. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang. 9. Surat Tagihan Pajak daerah, yang disingkat STPD, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administratif berupa bunga dan atau denda. 10. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/ atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan. 11. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak. BAB II PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN Pasal 2 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atas : a. SPPT; b. SKPD.
3
Pasal 3 (1)
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan dalam hal : a. Wajib Pajak berpendapat bahwa luas objek Pajak Bumi dan/ atau Bangunan Perdesaan dan Perkotaan atau nilai jual objek Pajak Bumi dan/ atau Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tidak sebagaimana mestinya; dan/atau b. Terdapat perbedaan penafsiran Peraturan Daerah Kota Pariaman tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
(2)
Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan secara : a. Perseorangan/ kolektif untuk SPPT; b. Perseorangan untuk SKPD. Pasal 4
(1)
Pengajuan keberatan secara perseorangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) huruf a dan b harus memenuhi persyaratan : a. Satu surat keberatan untuk satu SPPT atau SKPD; b. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia; c. Diajukan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; d. Dilampiri asli SPPT dan atau SKPD yang diajukan keberatan; e. Dikemukakan jumlah PBB P2 yang terutang menurut perhitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya; f. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT, dan atau SKPD kecuali apabila Wajib Pajak atau kuasanya dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya; g. Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak; h. Dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak : 1. Harus dilampiri dengan surat kuasa khusus, untuk Wajib Pajak orang pribadi dengan PBB P2 yang terutang lebih banyak dari Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) atau Wajib Pajak Badan; 2. Harus dilampiri dengan surat kuasa untuk Wajib Pajak orang pribadi dengan PBB P2 yang terutang paling banyak Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).
(2)
Pengajuan keberatan secara kolektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan : a. Satu pengajuan untuk beberapa SPPT tahun pajak yang sama; b. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia; c. PBB P2 yang terutang untuk setiap SPPT paling banyak Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah); d. Diajukan kepada Walikota melalui Kepala Dinas Pendapatan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset ; e. Diajukan melalui Kepala Kelurahan setempat; f. Dilampiri asli SPPT yang diajukan keberatan; g. Mengemukakan jumlah PBB P2 yang terutang menurut penghitungan Wajib Pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya; h. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT, kecuali apabila Wajib Pajak melalui Kepala Kelurahan setempat dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. 4
(3)
Untuk memperkuat alasan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan ayat (2) huruf g, pengajuan keberatan disertai dengan : a. Fotocopy identitas Wajib Pajak dan fotocopy identitas kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; b. Fotocopy bukti kepemilikan tanah; c. Fotocopy ijin mendirikan bangunan; d. Fotocopy bukti pendukung lainnya.
(4)
Tanggal Penerimaan surat keberatan yang dijadikan dasar untuk memproses surat keberatan adalah : a. Tanggal terima surat keberatan, dalam hal disampaikan secara langsung oleh Wajib Pajak/ Kuasanya kepada Dinas Pendapatan Daerah; b. Tanggal tanda Pengiriman surat keberatan, dalam hal disampaikan melalui Pos dengan bukti pengiriman surat. Pasal 5
(1)
Pengajuan Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) atau ayat (2), dianggap bukan sebagai surat Keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.
(2)
Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas Pendapatan Daerah dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal penerimaan surat Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari kepada: a. Wajib Pajak atau kuasanya dalam hal pengajuan Keberatan secara perseorangan; atau b. Kepala Kelurahan setempat dalam hal pengajuan Keberatan secara kolektif.
(3)
Dalam hal pengajuan Keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajib Pajak masih dapat mengajukan Keberatan kembali sepanjang memenuhi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (2) huruf h. Pasal 6
(1)
Untuk keperluan pengajuan Keberatan, Wajib Pajak dapat meminta keterangan secara tertulis mengenai dasar pengenaan dan/ atau penghitungan PBB P2 yang terutang kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
(2)
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset harus memberi keterangan yang diminta oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permintaan Wajib Pajak diterima.
(3)
Jangka Waktu pemberian keterangan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset atas permintaan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
5
pada ayat (2) tidak menunda jangka waktu pengajuan Keberatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (2) huruf h. (4)
Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar PBB P2 yang terutang dan pelaksanaan penagihannya. Pasal 7
(1)
(2) (3)
(4)
(5)
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset atas nama Walikota dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan surat Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), harus memberi suatu keputusan atas pengajuan Keberatan. Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya jumlah PBB P2 yang terutang. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah terlampaui dan keputusan belum diterbitkan, pengajuan Keberatan dianggap dikabulkan dan diterbitkan keputusan sesuai dengan pengajuan Wajib Pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud berakhir. Dalam hal keputusan Keberatan menyebabkan perubahan data dalam SPPT dan atau SKPD Dinas Pendapatan Daerah menerbitkan SPPT dan atau SKPD baru berdasarkan keputusan Keberatan tanpa merubah saat jatuh tempo pembayaran. SPPT dan atau SKPD baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak bisa diajukan Keberatan. Pasal 8
Dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis sepanjang surat keputusan Keberatan belum diterbitkan. Pasal 9 (1)
Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan berdasarkan hasil penelitian di kantor dan apabila diperlukan, dapat dilanjutkan dengan penelitian di lapangan.
(2)
Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan surat tugas dan hasilnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian.
(3)
Dalam hal dilakukan penelitian di lapangan, Dinas Pendapatan Daerah terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis waktu pelaksanaan penelitian di lapangan kepada Wajib Pajak. Pasal 10
(1)
Berdasarkan permohonan Keberatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dapat memberikan Keputusan atas pengajuan Keberatan dalam hal Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang paling banyak sampai dengan Rp.1.500.000.000,00 ( satu milyar lima ratus juta rupiah). 6
(2)
Sedangkan untuk permohonan keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang terutang lebih banyak dari Rp.1.500.000.000,00 ( satu milyar lima ratus juta rupiah) sebagaimana dalam Pasal 3, yang berwenang memberikan keputusan atas pengajuan keberatan adalah Walikota. Pasal 11
Bentuk formulir : (1)
Keputusan Walikota tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan berdasarkan pengajuan secara perseorangan adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran I Peraturan Walikota ini.
(2)
Keputusan Walikota tentang Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan berdasarkan pengajuan secara kolektif adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Walikota ini. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan dari Peraturan Walikota ini di tetapkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Pariaman. Pasal 13 Peraturan Walikota Pariaman ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota Pariaman ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pariaman. Ditetapkan di Pariaman pada tanggal 30 Agustus 2013 WALIKOTA PARIAMAN, dto MUKHLIS, R Diundangkan di Pariaman pada tanggal 30 Agustus 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA PARIAMAN, dto ARMEN BERITA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2013 NOMOR 29.
7
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG : TATA CARA KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BERDASARKAN PENGAJUAN SECARA PERSEORANGAN
PEMERINTAH KOTA PARIAMAN SA BIDUAK SADAYUANG
DINAS PENDAPATAN,PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PARIAMAN
KEPUTUSAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET Nomor........................................................... (1) TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUANN SPPT/ SKPD PBB*) Nomor………(2)Tanggal………..(3)
Membaca
Menimbang
Mengingat
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : Surat pengajuan keberatan Pajak Bumi dan bangunan (PBB), yang diajukan secara perseorangan, atas nama wajib pajak/ kuasa dari wajib Pajak*)………….(4) nomor ……….(5) tanggal …………(6) atas SPPT/ SKP PBB/ STP PBB nomor …………(7) tanggal ……………(8) Tahun Pajak …………(9) yang diterima DPPKA……….(10) berdasarkan tanda terima nomor …………(11) tanggal………..(12) perlu diterbitkan keputusan atas pengajuan keberatan PBB dimaksud : Bahwa berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dituangkan dalam laporan hasil penelitian keberatan nomor………. 13) tanggal 14) …………………. perlu menetapkan surat keputusan keberatan PBB atas : pengajuan keberatan dimaksud 1.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740 2. Undang- Undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan undang- Undang Nomor 12 tahun 1994 ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1994 nomor 62 tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3559) 3. Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 5049 ) 4. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ( Lembaran Daerah Kota Pariaman Tahun 2013 Nomor..... Tambahan Lembaran Daerah Kota Pariaman tahun 2013 Nomor..... ) 5. Peraturan Walikota Nomor ........ Tentang Tata Cara Pembatalan ketetapan PBB P2, yang tidak benar atas SPPT/ SKP PBB/ STPD PBB.
8
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN ATAS SPPT/ SKP PBB*) NOMOR…… 15) TANGGAL …………….16)
PERTAMA
:
Menerima seluruhnya/ menerima sebagian / menolak/ menambah besarnya jumlah PBB yang terutang*) atas pengajuan keberatan PBB: a. Wajib pajak : Nama :………………..…………………………..17) NPWP :…….. …………………………………….. 18) Alamat :……………………………………………. 19) b. SPPT/ SKPD PBB*) : Nomor :…… …… …………….………………….. 20) Tanggal :…………………………..…………...….... 21) Pajak Yang terutang : Rp…………………………………...…….22) c. Objek Pajak : Alamat Desa/ Kelurahan Kecamatan Kota
:……………………………………………. 23) :……………………………………………. 24) :……………………………….…………... 25) :……………………………………………. 26)
KEDUA
:
Sesuai dengan diktum PERTAMA besarnya PBB yang terutang menjadi sebesar Rp……………………27) ………………………………….28)
KETIGA
:
Penghitungan besarnya PBB yang terutang sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA adalah sebagai berikut : Uraian Luas (m2) NJOP/m2 (Rp) Ketetapan Bumi Bangunan Bumi Bangunan Semula ……(29) ……(30) …….(31) ……..(32) …….(37) (33) (34) (35) (36) Menjadi …… …… ……. …….. …….(38)
KEEMPAT
:
Apabila dikemudian hari ternyata diketahui terdapat kekeliruan dlam keputusan ini, kekeliruan tersebut akan dibetulkan sesuai ketentuan yang berlaku
KELIMA
:
Keputusan Walikota Pariaman ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Walikota Pariaman ini disampaikan kepada : 1. Wajib Pajak 2. Kepala DPPKA……………………………….(39)
Ditetapkan di …………………………40) Pada tanggal …………………………41) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
.................................................. 42) Nip............................................ 43)
9
Petunjuk Pengisian Lampiran I Angka 1
:
diisi dengan Nomor surat keputusan keberatan PBB
Angka 2
:
diisi dengan nomor objek pajak (NOP)/ atau nomor SKPD PBB.
Angka 3
:
diisi dengan tanggal penerbitan SPPT atau SKP PBB.
Angka 4
:
diisi dengan nama wajib pajak atau kuasa wajib pajak.
Angka 5
:
diisi dengan surat pengajuan keberatan PBB
Angka 6
:
diisi dengan tanggal surat pengajuan keberatan PBB.
Angka 7
:
diisi dengan nomor objek (NOP)/ atau nomor SKPD PBB.
Angka 8
:
diisi dengan tanggal penerbitan SPPT atau SKPD PBB.
Angka 9
:
diisi dengan tahun SPPT atau SKPD PBB.
Angka 10
:
diisi dengan nama DPPKA Kota Pariaman yang menerima pengajuan keberatan PBB
Angka 11
:
diisi dengan nomor tanda terima pengajuan keberatan PBB
Angka 12
:
diisi dengan tanggal tanda terima pengajuan keberatan PBB
Angka 13
:
diisi dengan nomor laporan hasil penelitian keberatan PBB.
Angka 14
:
diisi dengan tanggal laporan hasil penelitian keberatan PBB.
Angka 15
:
diisi dengan Nomor penerbitan SPPT atau SKPD PBB.
Angka 16
:
diisi dengan tanggal penerbitan SPPT/ SKPD PBB.
Angka 17
:
diisi dengan Nama Wajib pajak
Angka 18
: diisi dengan nomor NPWP
Angka 19
: diisi dengan Alamat Wajib pajak
Angka 20
: diisi dengan Nomor objek pajak (NOP) atau nomor SKPD PBB/
Angka 21
:
Angka 22
:
diisi dengan Tanggal penerbitan SPPT atau SKPD PBB diisi dengan PBB yang terutang sesuai dengan SPPT, SKPD PBB / dengan angka
Angka 23 : diisi alamat objek pajak Angka 24 : diisi dengan nama Desa/ Kelurahan letak objek pajak Angka 25 : diisi dengan nama kecamatan letak objek pajak Angka 26 : diisi dengan nama kabupaten/ kota letak objek pajak Angka 27 : diisi dengan PBB yang terutang setelah keberatan dengan
10
angka Angka 28 : diisi dengan PBB yang terutang setelah keberatan dengan huruf Angka 29 : diisi dengan luas bumi sesuai SPPT atau SPKPD PBB Angka 30 : diisi dengan luas bangunan sesuai SPPT atau SKPD PBB Angka 31 : diisi dengan NJOP bumi per m2 sesuai SPPT atau SKPD PBB Angka 32 : diisi dengan NJOP bangunan per m2 sesuai SPPT atau SKPD PBB Angka 33 : diisi dengan luas bumi hasil keputusan keberatan PBB Angka 34 : diisi dengan luas bangunan hasil keputusan keberatan PBB Angka 35 : diisi dengan NJOP bumi per m2 hasil keputusan keberatan PBB Angka 36 : diisi dengan NJOP bangunan per m2 hasil keputusan keberatan PBB Angka 37 : diisi dengan ketetapan PBB sesuai SPPT Angka 38 : diisi dengan ketetapan PBB hasil keputusan keberatan PBB Angka 39 : diisi dengan nama DPPKA kota Pariaman yang menerima pengajuan keberatan PBB Angka 40 : diisi dengan kota tempat terbitnya surat keputusan keberatan PBB Angka 41 : diisi dengan tanggal di terbitkanya surat keputusan keberatan PBB Angka 42 : diisi dengan nama penjabat yang menerbitkan surat keputusan keberatan PBB Angka 43 : diisi dengan Nip pejabat yang menerbitkan surat keputusan keberatan PBB
WALIKOTA PARIAMAN, dto MUKHLIS, R
11
LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG : TATA CARA KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BERDASARKAN PENGAJUAN SECARA KOLEKTIF
PEMERINTAH KOTA PARIAMAN SA BIDUAK SADAYUANG
DINAS PENDAPATAN,PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PARIAMAN
KEPUTUSAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET Nomor........................................................... (1) TENTANG
KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUANN SECARA KOLEKTIF ATAS SPPT/ TAHUN PAJAK………(2) DESA/ KELURAHAN………..(3) DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
Membaca
: Surat pengajuan keberatan Pajak Bumi dan bangunan (PBB), yang diajukan secara kolektif, melalui kepala Desa/ Kelurahan………….(4) nomor ……….(5) tanggal …………(6) atas SPPT Tahun Pajak …………(7) yang diterima DPPKA……….(8) berdasarkan tanda terima nomor …………(9) tanggal………..(10) perlu diterbitkan keputusan atas pengajuan keberatan PBB dimaksud
Menimbang
: Bahwa berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dituangkan dalam laporan hasil penelitian keberatan PBB nomor……….11) tanggal 12) …………………. perlu menetapkan surat keputusan keberatan PBB secara kolektif atas pengajuan keberatan dimaksud
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740 2. Undang- Undang nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan undang- Undang Nomor 12 tahun 1994 ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1994 nomor 62 tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3559) 3. Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 5049 ) 4. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ( Lembaran Daerah Kota Pariaman Tahun 2013 Nomor..... Tambahan Lembaran Daerah Kota Pariaman tahun 2013 Nomor..... ) 5. Peraturan Walikota Nomor ........ Tentang Tata Cara Pembatalan ketetapan PBB P2, yang tidak benar atas SPPT/ SKP PBB/ STPD PBB.
12
MEMUTUSKAN : Menetapkan
: KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN TENTANG KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF ATAS SPPT/ TAHUN PAJAK …………….13) DESA/ KELURAHAN*) …………..14)
PERTAMA
: Memberikan keputusan atas pengajuan keberatan PBB secara kolektif sebagaimana ditetapkan dalam lampiran keputusan Walikota ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan Walikota Ini.
KEDUA
KETIGA
: Apabila dikemudian hari ternyata diketahui terdapat kekeliruan dlam keputusan ini, kekeliruan tersebut akan dibetulkan sesuai ketentuan yang berlaku : Keputusan Walikota Pariaman ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan Walikota Pariaman ini disampaikan kepada : 1. Kepala Desa / Lurah………………………….(15) 2. Kepala DPPKA……………………………….(16) Ditetapkan di …………………………17) Pada tanggal …………………………18) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
.................................................. 19) Nip..............................................................20)
13
Lampiran Peraturan Walikota Nomor 29 (1) Tentang Keberatan secara kolektif atas SPPT Tahun Pajak …….(2) Desa/ Kelurahan………(3) DAFTAR PEMBATALAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SECARA KOLEKTIF Desa/Kelurahan*) : …………………………………………………….. 21) Kecamatan
: …………………………………………………….. 22)
Kabupaten
: …………………………………………………….. 23)
Tahun Pajak
: …………………………………………………….. 24)
NO 1 1 2 dst
NAMA WAJIB PAJAK
NOP
2
3
SEMULA NJOP (Rp/ m2)
Luas (m2) Bumi
Bangunan
Bumi
4
5
6
PBB Yang Terutang Bangunan (Rp) 7 8
MENJADI NJOP (Rp/ m2)
Luas (m2) Bumi
Bangunan
Bumi
9
10
11
PBB Yang Keputusan Keberatan Terutang Bangunan (Rp) 12 13 14
Jumlah PBB yang Terutang Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset .............................................................19) Nip…………………………………………….20)
Petunjuk Pengisian Lampiran II Angka 1
: diisi dengan Nomor surat keputusan keberatan PBB secara kolektif
Angka 2
: diisi dengan Tahun Pajak SPPT yang diajukan keberatan.
Angka 3
: diisi dengan nama Desa/ Kelurahan.
Angka 4
: diisi dengan nama Desa/ Kelurahan.
Angka 5
: diisi dengan surat pengajuan keberatan PBB Secara Kolektif
Angka 6
: diisi dengan tanggal surat pengajuan keberatan PBB Secara Kolektif.
Angka 7
: diisi dengan Tahun Pajak SPPT yang diajukan keberatan.
Angka 8
: diisi dengan nama DPPKA Kota Pariaman yang menerima pengajuan keberatan PBB.
Angka 9
: diisi dengan nomor tanda terima pengajuan keberatan PBB secara kolektif.
Angka 10
: diisi dengan tanggal tanda terima pengajuan keberatan PBB secara kolektif
Angka 11
: diisi dengan nomor laporan hasil penelitian keberatan PBB secara kolektif
Angka 12
: diisi dengan tanggal tanda terima pengajuan keberatan PBB secara kolektif
Angka 13
: diisi dengan Tahun Pajak SPPT yang diajukan keberatan.
Angka 14
: diisi dengan nama Desa/ Kelurahan.
Angka 15
: diisi dengan nama Desa/ Kelurahan.
Angka 16
: diisi dengan nama DPPKA Kota Pariaman yang menerima pengajuan keberatan PBB.
Angka 17
: diisi dengan Kota tempat diterbitkannya surat keputusan keberatan PBB secara kolektif
Angka 18
: diisi dengan Tanggal diterbitkannya surat keputusan keberatan PBB secara kolektif
Angka 19
: diisi dengan nama Penjabat yang menerbitkan surat keputusan keberatan PBB secara kolektif
Angka 20
: diisi dengan Nip pejabat yang menerbitkan surat keputusan keberatan PBB secara kolektif
Angka 21
: diisi dengan nama Desa/ Kelurahan
Angka 22
: diisi dengan nama Kecamatan
Angka 23
: diisi dengan Kabupaten/ Kota
Angka 24
: diisi dengan Tahun Pajak SPPT yang diajukan Keberatan
Petunjuk Pengisian Lampiran Keputusan Walikota Pariaman Kolom 1
: diisi nomor urut 1, 2 dan seterusnya
Kolom 2
: diisi nama wajib pajak yang mengajukan keberatan PBB
Kolom 3 Kolom 4
: diisi nomor objek pajak (NOP) : diisi luas bumi sesuai SPPT
Kolom 5
: diisi luas bangunan sesuai SPPT
Kolom 6
: diisi NJOP bumi per m2 sesuai SPPT
Kolom 7
: diisi NJOP bangunan per m2 sesuai SPPT
Kolom 8
: diisi PBB yang terutang sesuai dengan SPPT
Kolom 9
: diisi luas bumi hasil keputusan keberatan PBB
Kolom 10
: diisi luas bangunan hasil keputusan keberatan PBB
Kolom 11
: diisi NJOP bumi per m2 hasil keputusan keberatan PBB
Kolom 12
: diisi NJOP bangunan per m2 hasil keputusan keberatan PBB
Kolom 13
: diisi PBB yang terutang hasil keputusan keberatan PBB
Kolom 14
: diisi keputusan atas pengajuan keberatan PBB ( menerima seluruhnya/ menerima sebagian / menolak/ menambah besarnya jumlah PBB yang terutang ) WALIKOTA PARIAMAN, dto MUKHLIS, R
2
3