PERANCANGAN MEDIA T-SHIRT SEBAGAI SOUVENIR SURABAYA Bimbi Praptiwi Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Souvenir adalah hal wajib yang dimiliki dari setiap daerah atau kota sampai negara, dimana sebagai benda kenangan ketika berkunjung dan dapat mewakili karakter ataupun identitas daerah asal tersebut. Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia merupakan kota yang mengalami kemajuan pesat akan bidang ekonomi dan pertumbuhan lahan perkotaanya. Sehingga sedikit banyak peninggalan-peninggalan dahulu dari masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan menjadi berkurang keberadaanya. Sangat disayangkan jika generasi penerus tidak memahami kota Surabaya sebagai kota yang memiliki Budaya Arek sebagai karakternya. Budaya yang terbentuk karena kerasnya kehidupan dijaman setelah kemerdekaan dan bertahan hidup. Budaya Arek mencerminkan indentitas Arek Suroboyo yang memiliki sifat egaliter, solidaritas tinggi dan demokratis. Perancangan Media T-shirt sebagai Souvenir Surabaya, mengadaptasi dari 3 ciri karakter arek dari Dolanan, Hiburan dan Aktivitas sehari-harinya. Budaya Arek dalam desain kaos menjadi sebuah souvenir yang tidak mudah rusak dan bertahan lama, sehingga kenangan ketika mengunjungi Surabaya ataupun rasa memiliki Surabaya yang besar. Berdasarkan perolehan data sekunder dan primer menghasilkan sub budaya yang dapat diimplementasiakn menjadi sebuah tema kemudian menghasilkan desain yang sesuai dengan konsep. Tujuan lain tema budaya arek adalah mengenalkan Budaya Arek ke masyarakat luar kota Surabaya. Metode penyelesaian masalah ditekankan pada desain kaos yang mewakili keluarga, data eksisting souvenir Surabaya yang telah ada dan komparator. Hasil dari proses desain ini adalah kaos dengan mengankat tema Budaya Arek dengan segment awalnya adalah keluaraga terdiri dari ayah (pria), ibu (wanita) dan anak. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan memberikan nilai lebih akan sebuah keberadaan souvenir yang berbeda dari souvenir yang ada.
ABSTRACT Obligatory souvenir is owned by each region or city to the country, where as souvenirs when they visit and can represent the character or identity of the origin region. Surabaya as one of the major cities in Indonesia is a city undergoing rapid progress and will be economic growth perkotaanya land. So a little more relics from the period first before independence and after independence became less existence. It is unfortunate if future generations do not understand the city of Surabaya as a city that has culture as a character Arek. Culture is formed by the hard life after independence and survival. Cultural identity Arek Suroboyo are reflects that egalitarian nature, high solidarity and democratic.
Designing Media T-Shirt as a souvenir Surabaya, adapted from the 3 traits of Dolanan arek, entertainment and daily activities. The design of Arek culture into a souvenir T-shirt that are not easily damaged and durable, so that when people visited Surabaya memories or sense of having a large Surabaya. Based on the acquisition of secondary and primary data to produce sub-culture that can become a theme to implementation then produce designs that fit with the concept. Another goal arek cultural theme is introduced to the public Arek Culture outside the city of Surabaya. Emphasized problem-solving methods to design t-shirts that represent the family, souvenir Surabaya existing data that already exist and the comparator. The results of this design process is a t-shirt with a pick-up with the theme Cultural Arek segment family was originally composed of the father (male), mother (women) and children. From the overall results are expected to give more value to the existence of different souvenirs from the souvenir there.
KATA KUNCI Budaya Arek, T-shirt, Souvenir Surabaya
PENDAHULUAN Latar Belakang Surabaya yang merupakan ibukota provinsi Jawa Timur merupakan sentral/pusat perdagangan dan perekonomian di wilayah Jawa Timur. Sehingga Surabaya memiliki peranan penting sebagai ibukota provinsi, dengan jumlah wisatawan yang berkunjung dalam urusan bisnis, belanja atau kepentingan keluarga atau masyarakat Surabaya sendiri mampu menunjukkan identitasnya sebagai warga Surabaya, dengan memiliki souvenir khas Surabaya. Surabaya tentunya memiliki objek wisata yang dapat menarik namun kendalanya adalah bagaimana mengoptimalkan kunjungan wisatawan ketika transit ke Surabaya. Jika Surabaya hanya sebagai tempat transit maka kawasan wisata menjadi kurang dikenal oleh wisatawan asing dan local. Perlu dibuat sebuah pengingat yang dapat menarik wisatawan singgah lebih lama di Surabaya. Sehingga dengan souvenir yang mereka beli dapat mengingatkan akan Surabaya dan keinginan untuk kembali berkunjung dan menikmati wisatanya. T-shirt yang dijadikan sebagai salah satu media souvenir lebih mudah dipilih dan dinikmati oleh wisatawan ketika memilih media yang paling mereka inginkan ketika mengunjungi suatu daerah/kota/Negara. Sehingga dengan kualitas dan tema t-shirt yang akan di angkat mampu mempresentasikan akan keberadaan Surabaya yang menjadi keunikannya. Dorongan untuk membuat souvenir didapat secara personal dan bukan dari pemkot. Berdasar wawancara dengan Cak Sabrot selaku ketua Dewan Kesenian Surabaya, pada tanggal 17 Oktober. Kita ini, kan belum menemukan cenderamata khas Surabaya tapi dorongan masyarakat seperti halnya kalau kita ke kota lain atau keluar negeri, berbagai macam cenderamata bisa didapati. Di Surabaya apakah icon Surabaya atau orang mengendarai becak terus tugu pahalwan, yang baru suramadu dan semua itu masih dalam pilihan-pilihan. Insiatif membuat souvenir datang dari
personal. Bukan ide dari pemerintah kota. Pemkot itu dilibatkan mensosialisasikan titik wisata-wisata yang bisa seperti kuliner, spiritual. Selain karena peristiwa 10 November 1945, Surabaya memiliki satu budaya yang sangat khas dimiliki oleh masyarakatnya yaitu Budaya Arek. Berdasarkan wawancara dengan Cak Kadaruslan, seorang sesepuh atau tokoh pusura (Putra Surabaya) pada tanggal 16 Oktober 2009. Yang namanya Surabaya ada 3 karakter selain egaliter/setara, solidaritasnya tinggi (negatifnya jago tawuran…tapi positifnya 10 nov 45), demokratis artinya klu ada apa-apa itu di bicarakan. Misalnya peristiwa 10 nov yg tidak ada SKnya. Saat ditanyakan ke presiden, tidak dapat memberikan perintah secepatnya, namun secara demokratis tokoh-tokoh Surabaya berinisiatif untuk melawan, “tali duk tali layangan nyowo situk ilang-ilangan”. Maka itu tidak ada pahlawan 10 november itu siapa?. Kerakyatan yaitu egaliter tidak ada perbedaan terlalu mencolok seperti di jawa tengah. Intinya Surabaya itu anti feodal merakyat sekali dengan panggilan cak dan ning. Itu budaya Surabaya sehingga sifat pergaulan gotong royong itu tinggi. Selain dari wawancara tersebut peneliti juga menemukan adanya Budaya Arek telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitar pesisir seperti kutipan dari Autar Abdillah yang diposting pada Rabu, 3 Desember 2008 : Identitas dalam budaya Arek Suroboyo lebih dekat sebagai suatu etnisitas yang pluralistik, artinya identitas tersebut terbentuk dari beragam unsur budaya (Autar Abdillah, 2007: 13). Ludruk dan budaya Arek memiliki sejumlah persamaan. Persamaan tersebut adalah konsep simbolik seperti (1) egaliter, (2) sikap demokratis, (3) solidaritas. Ketiga konsep ini terwujud dalam interaksi sosial sehari-hari, terutama ketika masing-masing warga masyarakat berkumpul atau bertemu dalam berbagai bentuk pertemuan. Pertemuan yang paling menonjol adalah cangkrukan. Cangkrukan sudah menjadi tradisi pertemuan informal untuk menyatakan segala sesuatu atau peristiwa yang terjadi, baik yang sudah terjadi maupun yang sedang terjadi (Autar Abdillah, 2007: 126). Konsep simbolik egaliter muncul sebagai salah satu konsep simbolik pemersatu dalam interaksi sosial Arek. Sikap ini dipahami sebagai bentuk tidak adanya orang yang memiliki dominasi atau merasa dirinya lebih berkuasa dari yang lain. Setiap warga masyarakat adalah sama di depan umum. Kesamaan-kesamaan tersebut memberi kesan mengutamakan hubungan sosial yang dinamis ketimbang status sosial. Sikap demokratis dan atau keterbukaan lahir sebagai dampak pertemuan etnik dan perkawinan etnik, seperti yang dilakukan pendatang Madura, Cina, Arab dan daerah sekitar Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagainya. Budaya arek merupakan Budaya yang sudah ada sejak dulu dan merupakan sifat/karakter dari masyarakat Surabaya yang terbuka. Budaya Arek sangat melekat pada masyarakat Surabaya, sehingga budaya ini dapat menjadi potret kehidupan masyarakat Surabaya, baik golongan atas maupun bawah jika berasal dan lama tinggal di Surabaya pasti sangat akrab dengan budaya Arek tersebut. Beberapa kutipan-kutipan tentang Kebiasaan sehari-hari masyarakat Surabaya yang ada dijelaskan oleh Dukut Imam Widodo dalam Bukunya Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe. Seperti kesenian tradisional Tandhak yang sudah lama ada di Surabaya, dimana Tandhak merupakan kesenian rakyat yang sering dimunculkan dalam acara sedekah bumi atau bersih deso, maupun hajatan pengantin. Aslinya tandhak itu mencerminkan masyarakat paling bawah (Dukut Imam Widodo-Hikajat Soerabaia Tempoe Doleloe : 345).
Dolanan arek Suroboyo yaitu umbul, jamuran, engkle, gobak sodor, jumpritan, bentengbentengan dan lain-lain. (Dukut Imam Widodo-Hikajat Soerabaia Tempoe Doleloe : 498/668). Selajutnya jula-juli merupakan nama jenis gendhing bergaya Suroboyo-an untuk mengiringi ludruk yang dibedakan lagi menjadi kidhungan, parikan, pasemon, parikeno ((Dukut Imam Widodo-Hikajat Soerabaia Tempoe Doleloe : 696). Budaya arek yang tersebut diatas adalah budaya daerah pesisir dan Surabaya salah satu kota yang memilki budaya arek tersebut. Maka peneliti mendapati adanya potensi dari budaya arek agar dapat dijadikan sebuah tema desain dari desain t-shirt sebagai salah satu media sebagai souvenir Surabaya yang mampu mempresentasikan Surabaya dari segi budayanya sehari-hari. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merancang media t-shirt sebagai souvenir Surabaya dengan mengangkat tema Budaya Arek yang dimana budaya dengan karakter yang kuat pada kesehariannya. Memiliki karakter egaliter, solidaritas tinggi dan demokratis. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan variasi dan alternatif untuk sebuah desain souvenir khusunya untuk desain kaos bertemakan budaya arek. Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimana merancang souvenir Surabaya dengan media T-shirt sebagai media utamanya dengan tema Budaya Arek sebagai salah satu kebudayaan yang dimiliki masyarakat kota Surabaya.
METODOLOGI Penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan menggunakan berbagai instrumen riset yang sebagian besar dilakukan secara langsung ke narasumber dengan pertimbangan gaya hidup target audience yang merupakan wisatwan dan masyarakat Surabaya sendiri.. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses penelitian ini antara lain: Tahap pengumpulan data: Penellitian dimulai dengan studi literatur, yaitu studi
pengenalan masalah yang berhubungan dengan obyek, dilakukan dengan cara mengambil dari buku, majalah, atau internet, setelah itu dilanjutkan dengan studi komparatif, atau proses pengambilan data dengan cara membandingkan produk-produk sejenis yang telah beredar, dan terakhir dilanjutkan dengan studi lapangan/pengamatan, yaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan survey langsung terhadap target audience. Tahap identifikasi permasalahan Diperoleh berdasarkan dari survey sehingga dapat ditentukan problem identification.
Tahap analisa permasalahan Pada tahap ini permasalahan akan diuraikan dan dipelajari melalui gambaran obyek desain, dalam hal ini adalah beberapa permasalahan yang ada berkenaan dengan diperlukannya perancangan sebuah desain t-shirt sebagai souvenir, dimana uraian tadi akan menjadi parameter pembentukan sebuah hasil perancangan yang optimal. Tahap pengambilan keputusan Merupakan tahap mengambil keputusan dari suatu proses desain yaitu dengan menggunakan metode yang sesuai kebutuhan perancangan, dengan memperbarui atau mempertahankan konsep komparator maupun kompetitor, ataupun menciptakan konsep baru yang sesuai dengan maksud dan tujuan perancangan.
PEMBAHASAN Target Audiens Untuk kebutuhan targetting peneliti mengambil data dari jumlah penduduk kota Surabaya dan berdomisili luar Surabaya. Mengambil beberapa sampling dengan penyebaran di sejumlah titik tempat wisata dan transportasi umum. Jenis Kelamin : Pria dan wanita, dengan perbandingan 26 (52%)orang pria dan 24 (48%) orang wanita. Umur : Dengan melakukan pembagian kuisioner maka audiens yang potensial mengisi masyarakat berdosmiili di Surabaya dan diluar Surabaya, peneliti mendapati : Usia : 25-52 Tahun Usia dimana merupakan usia produktif dalam bekerja. Pengeluaran/pendapatan : Dengan melakukan pembagian kuisioner maka audiens yang potensial mengisi masyarakat berdosmiili di Surabaya dan diluar Surabaya, peneliti mendapati : Pengeluaran : 1.000.000 s/d 5.000.000 Pendapatan : 1.500.000 s/d 25.000.000 Pengeluaran digunakan untuk berbagai macam kebutuhan sehari-hari karena telah memiliki keluarga dengan minimum jumlah kerluarga 3 orang. Pendidikan : Diketahui berdasarkan identitas pengisian kuisioner minimum SMA/SMK. SES : Diketahui berdasar survey dan hasil kuisioner yang telah disebarkan, SES tinggi sebesar 70% dan lainnya 30%. AIO : Dari survey yang dilakukan pada beberapa responden untuk mengetahui Aktifitas, minat dan Opini Audience didapatkan data sebagai berikut: Activity • Suka menonton TV diwaktu senggang sebesar 77% • 35 % suka menghabiskan waktu berlibur bersama keluarga • 33 % suka belanja suami atau istri • 32 % suka membaca, dan 21 % bacaan koran
Interest • Ingin menghabiskan waktu berlibur bersama suami dan anak di pantai alokasi waktu sehari 2 hari menggunakan mobil dengan membawa tas ransel ataupun jinjing • Ingin melakukan aktifitas olahraga bersama teman kantor, tetangga dan teman sekomunitas Opinion • Kegiatan berlibur dilakukan bersama keluarga dan menyukai pegunungan sebagai favorit berlibur • Tingkat pendidikan tinggi sehingga menaikkan taraf hidup keluarga dan kebutuhan pokok sehari-hari terpenuhi Lifestyle Dari analisis melalui AIO yang telah disebar maka 77 % biasa menonton TV sehingga mengetahui berita/news yang ditayangkan. Beberapa responden telah menggunakan TV kabel sehingga dapat mengetahui kabar berita dari seluruh dunia. Belanja bersama suami/istri di mall (25 %) dengan menghabiskan bugjet sebesar Rp.200.000,- sampai Rp.500.000,- (32 %). Waktu bekerja dan saat senggang dimaksimalkan bersama keluarga dan teman.
Gambar 1 : Penemuan Konsep Keyword
Konsep desain yang didapat adalah ”Budaya Arek in urban style”. Berikut adalah penjelasan dari konsep menurut pengertian yang sebenarnya. Budaya adalah sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Arek adalah julukan bagi putra daerah Surabaya secara umum Budaya Arek adalah salah satu kekayaan kultur Jawa Timur memiliki karakteristik yang keras khas pesisiran. Karakter keras tersebut pun lebih pada sikap pantang menyerah, ngeyel, dan keteguhan mempertahankan pendapat serta prinsip sebagai wujud penghargaan tertinggi mereka terhadap harga diri. Urban adalah realita kehidupan kota Style adalah gaya dalam desain Secara harfiah atau pengertian sebenrnya ”Budaya Arek in urban style” dimaksudkan adalah berupa desain yang urban dengan mengangkat tema budaya Arek yang mampu mempresentasikan keseharian masyarakat/Arek Surabaya. Dari media yang sementara ini mengakomodasikan pada berbagai segmen social dan gender. Sehingga komunikasi yang di bangun berupa pendekatan sesuai karakteristik audiens. Dengan media yang telah ditentukan tersebut mampu memperkirakan bagaimana desain dan mengetahui kebiasaan dan perilaku dari penggunaan media tersebut, diharapkan mampu menarik dan unik. Memiliki konsep/tema satu dengan ilustrasi yang bermacam-macam sehingga dapat dibuat series setiap media memiliki keunikan sendiri. Langkah berikutnya setelah menemukan keyword adalah menentukan aspek-aspek desain atau kriteria desain yang nantinya akan diaplikasikan dalam alternative desain. Budaya Arek In Urban Style
Budaya Arek
Urban kriteria
illustrasi Typografi
Perspepsi visual
Gambar 2 : Bagan Kriteria Desain
warna
Budaya arek: budaya turun temurun yang dimiliki masyarakat Surabaya. budaya arek lebih mepresentasikan kehidupan dan kebiasaan masyrakat Surabaya di kota dimana disini umumnya budaya masyarakat yang tinggal di kampung-kampung. Adapun sub budaya arek :
Budaya Arek
Dolanan
Kehidupan sehari-hari
Hiburan/ seni
Bahasa /misuh
Makanan
Gambar 3 : Bagan Sub Budaya Arek Dalam mengangkat tema budaya arek tersebut maka peneliti mendapati beberapa sub budaya. Dari dolanan, kehidupan sehari-hari, hiburan, bahasa, dan makanannya yang berhubungan dengan kota Surabaya. Dari 5 sub budaya tersebut maka sub budaya yang mewakili tema untuk desain ilustrasi yang akan dibuat dari dolanan, kehidupan sehari-hari, makanan, bahasa, dan hiburan berdasarkan wawancara dan literature tertulis tentang kehidupan masyarakat Surabaya yang mewakili Budaya arek itu sendiri. Selanjutnya dibuat pertanyaan kepada audiens tentang sub budaya dan menghasilkan 3 urutan terbesar.
audiens (dalam persentase) dolanan
makanan
hiburan
26%
bahasa
sehari-hari
26%
11% 5% 32%
Gambar 4 : Diagram Audiens
Dolanan
Kehidupan sehari-hari
Hiburan/seni
UMBUL JAMURAN ENGKLE GOBAK SODOR JUMPRITAN BENTENGBENTENGAN TEMBANGTEMBANG DOLANAN PATHIL LELE NEKERAN KRATON GAMPAR SLEBUR-SLEBUR
TUKANG BECAK SLAMETAN/BARIKAN
TANDHAK LUDRUK JULA-JULI BANYOLAN SUROBOYO TARI REMO
ADON DORO TOPENG BANYU URIP JAJAN PASAR BLAURAN KAMPUNG LAMA CANGKRUKAN SINOMAN(URUNAN) GOTONG ROYONG
Gambar 5 : Bagan Sub Budaya Arek Penemuan dari dolanan, kehidupan sehari-hari dan hiburan menjadi bermacammacam tersebut berdasarkan literature, jurnal, buku dan wawancara mendalam tentang masyarakat Surabaya khususnya serta pengamatan langsung dan wawancara ke beberapa masyarakat yang asli Surabaya atau menetap lama. Proses Pada desain urban yang mewakili gaya perkotaan dan mengambil unsure perkotaan dalam mendesainnya, warna-warna grunge atau ilustrasi dengan bergaya jalanan mampu menarik dan dapat dijadikan acuan desain t-shirt. Ilustrasi yang diterapkan mempengaruhi warna, sudut pandang dan outline.
1
2
3
4
Gambar 6 : Ilustrasi yang Digunakan
Gambar (1), (2), Ilustrasi yang digunakan dengan teknik digital coloring yang colorfull. Outline yang tipis dan penggunaan sudut pandang yang ditonjolkan dari depan. Gambar (3), (4), Siluet dengan gaya vector memberi kesan simple namun dengan bayangan yang dibuat menjadi berbeda percampuran antara vector dan bayangan seperti cipratan. Siluet berwarna-warni lebih berani dan ceria. Memberi kesan dinamis dan pengulangan siluet untuk menambah kesan kontinyu pada desain yang akan diterapkan.
Gambar 7 : Contoh Desain Kaos
HASIL Hasil desain berangkat dari konsep visual yang mengangkat tema Budaya Arek dengan gaya desain urban. Pada edisi awal akan menggunakan 3 series dari aspek dolanan anak, aktivitas sehari-hari dan hiburan dengan mewakili masing-masing 1-2 desain. Pada masing-masing series juga ditentukan beberapa warna kaos dan ukuran kaos yang akan dibuat. Berikut adalah contoh beberapa desain T-shirt yang telah dihasilkan dari penelitian ini.
Gambar 8 : Contoh Desain Kaos untuk Anak-anak Pemilihan warna dan gaya gambar serta teknik pewarnaan yang ceria (full color) khusus dibuat untuk anak-anak.
Gambar 9 : Contoh Desain Kaos untuk Series Engkle Pemilihan warna dan gaya gambar serta teknik pewarnaan yang disesuaikan dengan karakter seorang pria (ayah) yang berkeluarga sehingga memunculkan desain yang tidak menggunakan warna yang banyak dan terkesan simple. Sedangkan untuk wanita (ibu), desain yang dibuat juga lebih simple dengan pemilihan warna yang sesuai karakter umumnya wanita.
Gambar 10 : Contoh Desain Kaos untuk Series Ludruk Pemilihan warna dan gaya gambar serta teknik pewarnaan yang disesuaikan dengan karakter seorang pria (ayah) yang berkeluarga sehingga memunculkan desain yang tidak menggunakan warna yang banyak dan terkesan simple. Sedangkan untuk wanita (ibu), desain yang dibuat juga lebih simple dengan pemilihan warna yang sesuai karakter umumnya wanita.
Gambar 11 : Contoh Desain Kaos untuk Series Engkle Pemilihan warna dan gaya gambar serta teknik pewarnaan yang disesuaikan dengan karakter seorang pria (ayah) yang berkeluarga sehingga memunculkan desain yang tidak menggunakan warna yang banyak dan terkesan simple. Sedangkan untuk wanita (ibu), desain yang dibuat juga lebih simple dengan pemilihan warna yang sesuai karakter umumnya wanita. Pada teknik gambar dan mewarnai mengunaan warna hitam putih yang memberi kesan ringan dan lebih eksklusif.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dilatarbelakangi kurangnya keberadaan souvenir Surabaya, sehingga banyak wisatawan yang tidak mengetahui keberadaan souvenir yang sudah ada. Setiap kota atau daerah wisata mempunyai souvenir yang berbeda-beda dan memiliki keunggulan tersendiri sesuai daerah asal. Yang diharapkan dari sebuah souvenir adalah mampu mewakili identitas kota atau daerah untuk dibawa pulang ke kampung halaman masingmasing wisatawan. Dan kurangnya souvenir itu mampu mempresentasikan bagian dari
kota Surabaya. Dalam kehidupan sehari-hari kepadatan atau aktivitas yang terjadi Surabaya merupakan kota trasnsit bagi wistawan asing. Setelah memalui tahap riset dan metode penelitian, Perancangan Media Kaos/Tshirt sebagai Souvenir Surabaya yang telah dikerjakan memunyai tujuan untuk memperkenalkan karakter Budaya Arek kepada masyarakat Surabaya sendiri maupun wisatAwan lokal dan mancanegara. Budaya Arek merupakan tema yang diangkat dan mengahasilkan desain yang bergaya urban sesuai dengan karakteristik dari masyarakat perkotaan. Dalam hal ini souvenir yang dihasilkan mampu bersaing secara desain dari kompetitor yang sudah ada dan mampu mengangkat Budaya Arek agar lebih dikenal. Pembuatan desain kaos disesuaikan dengan karakteristik pada pria (ayah), wanita (ibu) dan anak-anak, sehingga untuk awalnya mengambil segment keluarga. Hasil desainnya juga mengacu pada karakter kehidupan sehari-harinya masyarakat Surabaya. Saran Perancangan ini membutuhkan riset yang cukup mendalam, sehingga hasilnya merupakan desain yang digemari dan mudah diterima. Dalam merancang t-shirt ini memerlukan beberapa tahapan yang berbeda-beda dan mampu membuat ide kreatif dari tema Budaya Arek yang diangkat sebagai tema kaos. Untuk berikutnya tema budaya arek semakin berkembang dari sekedar media kaos namun juga dapat untuk media lainnya seperti pin, topi, polo shirt, tas, jaket dan barang pecah belah serta lain-lain.