PERANCANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA SEBAGAI STRATEGI REVITALISASI BAGIAN KOTA Kasus : Kawasan Pasar Johar, Semarang
TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
HERAJENG GUSTIAYU NIM : 25205025 Program Studi Arsitektur
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
PERANCANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA SEBAGAI STRATEGI REVITALISASI BAGIAN KOTA Kasus : Kawasan Pasar Johar, Semarang
Oleh
Herajeng Gustiayu NIM : 25205025
Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung
Menyetujui Tim Pembimbing Tanggal ………………………..
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
___________________________
______________________
(Dr. Ir. Basauli Umar Lubis, MSA.)
(Ir. A. Rida Soemardi, M. Arch, MCP.)
ABSTRAK PERANCANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA SEBAGAI STRATEGI REVITALISASI BAGIAN KOTA Kasus : Kawasan Pasar Johar, Semarang Oleh
Herajeng Gustiayu NIM : 25205025 Upaya revitalisasi pusat kota seringkali menjadi permasalahan apabila kawasan revitalisasi tersebut memiliki bangunan cagar budaya, khususnya pada negara berkembang seperti Indonesia. Pada umumnya, rencana revitalisasi kawasan pada negara berkembang malah mengancam keberadaan bangunan cagar budaya karena seringkali bangunan bersejarah tersebut dibongkar untuk diganti bangunan modern yang dianggap lebih menguntungkan. Hal ini dimungkinkan terjadi akibat adanya dua kepentingan yang tidak selalu sejalan, yakni preservasi yang bertujuan untuk menghindari perubahan dan menjaga karakter lingkungan tersebut, dan adaptasi bangunan/kawasan yang bertujuan untuk mengakomodasi konsekuensi dari perubahan ekonomi. Selain kedua hal tadi, isu ini pun diperparah dengan kurangnya perangkat pengendalian yang memadai dalam hal perlindungan cagar budaya. Kawasan perdagangan Johar di Semarang sebagai objek revitalisasi kini terancam akan kehilangan salah satu cagar budaya di dalamnya, yakni Pasar Johar yang dirancang oleh Ir. Thomas Karsten, arsitek dan ahli tata kota berkebangsaan Belanda. Bangunan pasar bersejarah tersebut direncanakan untuk digantikan dengan pasar modern lima lantai yang dianggap lebih menguntungkan. Dalam kasus ini, maka strategi pariwisata diterapkan untuk meningkatkan ekonomi kawasan sehingga bangunan bersejarah tersebut tidak perlu dibongkar. Kawasan Pasar Johar dengan dua buah objek cagar budaya berskala internasional, yang berfungsi sebagai pasar tradisional, dan terletak pada kota yang masih kental unsur budayanya, merupakan kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya. Lebih lanjut, pengembangan kawasan wisata ini memerlukan pendekatan perancangan place-making sebagai upaya menarik sejumlah besar manusia karena pendekatan perancangan ini menghasilkan ruang yang bersifat menyenangkan, menarik, dan berfungsi sebagai wadah interaksi sosial. Secara singkat, strategi place-making adalah prinsip mendasar yang dibutuhkan dalam setiap perancangan ruang publik karena menghasilkan ruang publik yang berkualitas baik dan bermanfaat bagi lingkungannya. Kajian tesis perancangan ini menyimpulkan bahwa salah satu strategi pengembangan terbaik dalam merevitalisasi kawasan kota bersejarah adalah dengan menjadikan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata dengan bangunan bersejarah sebagai objek wisata utamanya. Revitalisasi sebuah kawasan bersejarah dapat dilakukan dengan strategi pengembangan wisata budaya karena pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Sejalan dengan pengembangan Kawasan Pasar Johar menjadi kawasan wisata budaya dengan pendekatan perancangan place-making, maka kegiatan ekonomi akan terdorong dan menghidupkan kembali kawasan Pasar Johar, kualitas ruang publik kota akan meningkat, dan dengan sendirinya akan melindungi aset warisan budaya yang terdapat di dalamnya. Kata Kunci : Pasar Johar, revitalisasi kawasan kota, kawasan bersejarah, wisata budaya, pasar tradisional, place-making.
Abstract DESIGN OF CULTURAL TOURISM DISTRICT AS URBAN REVITALIZATION STRATEGY Case-Study : Johar Marketplace District in Semarang By
Herajeng Gustiayu NIM : 25205025 Urban downtown revitalization projects usually become problematic if the on-going revitalization district has one or more historical buildings, especially in developing countries such as Indonesia. There has been a general tendency that developing countries are more inconsiderate about their cultural heritage assets. Frequently, revitalization plans in developing countries accidentally destroy the historical buildings in favour of building up more profitable newer modern buildings. This might happen because there are conflicting interests. These interests are “preservation” that intends to avoid changes and protect their surrounding environment and “adaptation” for building or district that intends to accommodate the consequences of economic changes. Moreover, these issues worsen because there are hardly any good quality control mechanism for preservation and protection of cultural heritage in Indonesia, such as revitalization design guidelines. The revitalization plan for Johar District in the city of Semarang currently calls for demolition of the existing historic market building named Pasar Johar, designed and built by a well-known Dutch architect and urban planner, Ir. Thomas Karsten. This historic building will soon be replaced by a more profitable five-storey modern market. In this case, tourism strategy is proposed for increasing economic activities without destroying the historic building. Johar District has two main cultural heritages assets; a functioning traditional market as a major commercial activity magnet in Semarang; and it’s location in a city with strong local culture. These assets are great potentials to develop this district into a Cultural Tourism District. Furthermore, a tourism district should be able to attract potential visitors. A “place-making” design strategy is applied to achieve this objective, because place-making strategy create good quality place because they are pleasurable, interesting, also offer opportunities for people to interact, and to see and be seen, which in turn will attract more people. This thesis outlines that one appropriate strategy for revitalizing a historic urban downtown district is by developing the district into a tourist destination. By making the district into a tourist destination, heritage buildings could become an attractive tourism object. Revitalization of a historic urban downtown district can be planned with tourism strategy, because tourism is a new industry’s method that will provide fast growing economy by increasing job opportunities, income per capita, common wealth, and also activating other production sector in the tourist destination country. Along with the development process for Johar District into a cultural tourism district through “place-making” design principles, this strategy will enhances economic activities in the district, improves the quality of urban public spaces, and will eventually preserve and protect their cultural heritage assets inside as well. Keywords:
Pasar Johar, urban revitalization, historic district, cultural tourism, traditional market, place-making.
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
Dipersembahkan kepada orangtua tercinta, Mujaya Hertadi dan Rieke Sulistiarie
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada kehadirat-Nya yang telah melancarkan proses penulisan tesis ini dengan judul “Perancangan Kawasan Wisata Budaya Sebagai Strategi Revitalisasi Bagian Kota” yang mengambil kasus Kawasan Pasar Johar di Semarang, sehingga pada akhirnya tesis ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai keinginan penulis.
Harapan penulis adalah hasil penelitian tesis ini dapat berguna bagi masyarakat luas, baik dalam memberikan alternatif gagasan untuk strategi revitalisasi kawasan pusat kota bersejarah bagi para penentu kebijakan dan pemegang kepentingan, maupun hanya untuk dibaca agar memperluas wawasan. Penulis sangat berterima kasih pada Dr. Ir. Basauli Umar Lubis, MSA. dan Ir. Ahmad Rida Soemardi, M. Arch, MCP. sebagai Dosen Pembimbing, atas segala saran, bimbingan dan nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan tesis.
Terima kasih disampaikan pula kepada pihak-pihak di bawah ini, yang telah turut berperan besar dalam membantu terciptanya tesis ini dengan baik :
1. Ir. M. Prasetiyo Effendi Yasin, M. Arch. dan Ir. Achmad D. Tardiyana, MUDD. sebagai Dosen Penguji, atas segala masukan yang diberikan untuk penyempurnaan tesis ini dalam Sidang Akhir penulis.
2. Dr. -Ing. Ir. Widjaja Martokusumo, selaku dosen wali yang telah membantu memberikan dorongan, saran, serta kritik selama penulisan tesis ini berlangsung. 3. Dr. -Ing. Ir. Himasari Hanan, M. Arch. selaku dosen mata kuliah Seminar Tesis Rancang Kota tahun ajaran 2006/2007, atas segala saran dan masukan dalam pengembangan topik proposal tesis sebagai awal terciptanya tesis ini. 4. Rina Priyani, atas pinjaman buku-bukunya, serta seluruh saran, masukan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penulisan tesis.
i
5. Keluarga Bapak Andi Prasetyo dan Ibu Wiwiek Hamida, atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis saat survey awal ke Semarang. 6. Pramuditya Soewondo, Ervina Fatrawaty, Adi Nugroho, Saldy Fitrianda, dan Himawan Prakoso, atas pinjaman buku, bantuan perolehan data, serta segala bantuan saat survey ke lapangan. 7. Dian Kusbandhiah, atas bantuan perolehan data serta saran-saran yang telah diberikan mengenai proses penulisan tesis. 8. Mahasiswa/i Rancang Kota 2005, atas segala saran, kritik, dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis dalam proses penelitian dan penulisan tesis serta selama masa perkuliahan bersama di kampus ITB. 9. Pak Wan, selaku teknisi Shopping Center Johar (2007), atas izin dan bantuannya saat pengambilan foto Pasar Johar dari atas gedung SCJ.
Tentunya tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis juga berharap semoga gagasan yang dihasilkan dari tesis ini akan mampu menginspirasi dan dikembangkan lebih lanjut oleh para pembacanya, demi terciptanya kota dan lingkungan
binaan
yang
dapat
menyejahterakan
warganya,
sekaligus
memasyarakatkan rasa penghargaan terhadap kekayaan warisan budaya yang terdapat di tanah air kita.
Bandung, 11 Februari 2008
Herajeng Gustiayu
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI .................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xii
Bab I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG................................................................................ I - 1
I.2
RUMUSAN PERMASALAHAN .............................................................. I - 5
I.3
TUJUAN DAN SASARAN ....................................................................... I - 5
I.4
RUANG LINGKUP KAWASAN .............................................................. I - 6
I.5
METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN
I.6
I.5.1
Metodologi Penelitian ................................................................. I - 8
I.5.2
Metodologi Perancangan ............................................................. I - 9
SISTEMATIKA PEMBAHASAN ............................................................. I - 10
Bab II PERANCANGAN “PLACE” KAWASAN WISATA BUDAYA JOHAR SEBAGAI UPAYA REVITALISASI II.1
II.2
REVITALISASI KAWASAN KOTA BERSEJARAH II.1.1
Pengertian Revitalisasi ............................................................... II - 1
II.1.2
Pengertian Konservasi dan Kaitannya Dengan Revitalisasi........ II - 5
II.1.3
Hambatan dalam Revitalisasi Kawasan Kota Bersejarah............ II - 8
II.1.4
Pendekatan Pariwisata sebagai Upaya Revitalisasi .................... II - 10
POTENSI PARIWISATA KOTA SEMARANG DAN KAWASAN JOHAR II.2.1
Potensi Pariwisata Kota Semarang.............................................. II - 11 a) Kawasan Historis Kota............................................................ II - 11 b) Aktivitas Budaya Kota ............................................................ II - 14
II.2.2
Sejarah dan Signifikansi Budaya Pasar Djohar ........................... II - 17 a) Sejarah Pasar Johar Semarang................................................. II - 18 b) Signifikansi Budaya Kawasan Johar ...................................... II - 21
II.2.3
Potensi Kawasan Johar Sebagai Kawasan Wisata Budaya
iii
a) Definisi Wisata Budaya........................................................... II - 26 b) Kawasan Johar Sebagai Tujuan Wisata .................................. II - 27 c) Kawasan Johar Sebagai Kawasan Wisata Budaya .................. II - 29 II.3
II.4
PERANCANGAN “PLACE” UNTUK KAWASAN WISATA II.3.1
Pengertian “Place”....................................................................... II - 31
II.3.2
“Place” pada Kawasan Wisata .................................................... II - 35
II.3.3
“Place” pada Kawasan Wisata Budaya ....................................... II - 36
II.3.4
Pendekatan “Placemaking” sebagai Daya Tarik Wisata ............. II - 38
II.3.5
Penerapan “Placemaking” pada Kawasan Johar ......................... II - 39
STUDI BANDING PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA II.4.1
Prinsip Pengembangan Kawasan Wisata Budaya ....................... II - 51
II.4.2
“Placemaking” pada Kawasan Pasar Tradisional Bersejarah...... II - 53 a) Faneuil Hall Marketplace, Boston, Amerika Serikat............... II - 53 b) Covent Garden Market, London, Inggris ................................ II - 54 c) Queen Victoria Market, Melbourne, Australia........................ II - 57 d) Pike Place Market, Seattle, Amerika Serikat ......................... II - 59 e) Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Indonesia .............................. II - 60
II.4.3
Kesimpulan Studi Banding.......................................................... II - 61
Bab III GAMBARAN KAWASAN DAN ANALISA PENGEMBANGAN KAWASAN III.1
GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG III.1.1
Pemerintahan dan Posisi Geografis Kota Semarang ................... III - 1
III.1.2
Sejarah Singkat Kota Semarang .................................................. III - 3
III.1.3
Sejarah Singkat Zona Historis Kota Semarang ........................... III - 6 a) Kawasan Kauman dan Johar ................................................... III - 8 b) Oude Stad Semarang (Kota Lama Semarang)......................... III - 9 c) Maleidsche Kampong (Kampung Melayu) ............................. III -10 d) De Chinesche Kampong (Pecinan) ......................................... III -11 e) Kampung Kulitan .................................................................... III -12 f) Havengebeld (Pelabuhan) ........................................................ III -12
III.2
III.3
TINJAUAN KAWASAN PERANCANGAN ............................................ III -13 III.2.1
Tinjauan Umum Kawasan Johar ................................................. III -15
III.2.2
Delineasi Kawasan Perancangan................................................. III -17
ANALISA KAWASAN ............................................................................. III -18
iv
III.3.1
Analisa Non-Fisik Kawasan a) Tata Guna Lahan ..................................................................... III -18 b) Aktivitas Pendukung ............................................................... III -20
III.3.2
Analisa Fisik Kawasan a) Tata Ruang dan Massa Bangunan ........................................... III -20 b) Ruang Terbuka dan Jalur Pejalan Kaki................................... III -22 c) Sirkulasi Kendaraan dan Parkir............................................... III -23 d) Catchment Area Zona Historis dan Bangunan Bersejarah...... III -29
III.4
KESIMPULAN ANALISA KAWASAN................................................... III -30
Bab IV KONSEP PERANCANGAN KAWASAN PASAR JOHAR IV.1
IV.2
IV.3
ARAHAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN IV.1.1
Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Pasar Johar ................... IV - 1
IV.1.2
Strategi Pengembangan Kawasan Pasar Johar ............................ IV - 1
PRINSIP PERANCANGAN KAWASAN IV.2.1
Penataan Ruang Publik dengan Konsep Festival Marketplace ... IV - 8
IV.2.2
Prinsip Perancangan “Place” Kawasan Wisata Budaya Johar..... IV -10
KONSEP PERANCANGAN IV.3.1
Konsep Tata Guna Lahan ........................................................... IV -16
IV.3.2
Konsep Preservasi dan Konservasi Warisan Kota ...................... IV -19
IV.3.3
Konsep Tata Ruang dan Massa Bangunan ................................. IV -21
IV.3.4
Konsep Penataan Jalur Pejalan Kaki ........................................... IV -22
IV.3.5
Konsep Ruang Terbuka dan Lahan Hijau ................................... IV -24
IV.3.6
Konsep Sirkulasi Kendaraan dan Parkir...................................... IV -25
IV.3.7
Konsep Karakter dan Aktivitas Kawasan.................................... IV -27
Bab V SIMULASI DESAIN KAWASAN WISATA BUDAYA JOHAR V.1
V.2
KERANGKA RANCANG KOTA ............................................................. V - 1 V.1.1
Masterplan Kawasan ................................................................... V - 2
V.1.2
Tata Guna Lahan ......................................................................... V - 5
V.1.3
Tata Ruang dan Massa Bangunan ............................................... V - 13
V.1.4
Penataan Jalur Pejalan Kaki dan Ruang Terbuka........................ V - 16
V.1.5
Sirkulasi dan Parkir ..................................................................... V - 19
V.1.6
Karakter dan Aktivitas Kawasan ................................................. V - 21
GAMBAR POTONGAN TAPAK
v
V.2.1
Potongan Tapak Keseluruhan a) Potongan Tapak A................................................................... V - 27 b) Potongan Tapak B................................................................... V - 27
V.2.2
Potongan Jalan (a) Potongan Jalan A : Jalan Agus Salim .................................... V - 28 (b) Potongan Jalan B : Pasar Yaik............................................... V - 28 (c) Potongan Jalan C : “Ratan Gede” (Boulevard Point) ............ V - 29 (d) Potongan Jalan D : Plaza Kanjengan (Kanjengan Plaza)...... V - 29 (e) Potongan Jalan E : Apartemen Servis Johar (Johar Service Apartment) - “Layar Tancep” (Big Screen Area).................. V - 30 (f) Potongan Jalan F : “Layar Tancep” (Big Screen Area) Gedung Parkir ....................................................................... V - 30 (g) Potongan Jalan G : “Jalan Air Mancur” (Fountain Walk) Hotel Kanjengan (Kanjengan Residence) ............................. V - 31 (h) Potongan Jalan H : Jalan Layang Kanjengan (Kanjengan Skywalk) ................................................................................ V - 31 (i) Potongan Jalan I : Hotel Kanjengan (Kanjengan Residence)............................................................................. V - 32 (j) Potongan Jalan J : “Layar Tancep“ (Big Screen Area)........... V - 32
V.3
Serial Vision Kawasan................................................................................ V - 33
Bab VI PENUTUP VI.1
KESIMPULAN .......................................................................................... VI - 1
VI.2
SARAN ..................................................................................................... VI - 2
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI Gambar I.1.
Delineasi Kawasan Perancangan. ..........................................................I - 7
Gambar II.1.
Revitalisasi fisik bangunan : Rumah-toko (ruko) di kawasan bersejarah kota di Singapura, sebelum restorasi (foto kiri) dan sesudah restorasi (foto kanan). ............................................................................II - 3
Gambar II.2.
Rehabilitasi ekonomi : Kawasan Ghirardelli Square .............................II - 4
Gambar II.3.
Zona Wisata Kota Tua Semarang secara keseluruhan. ..........................II - 13
Gambar II.4a.
Tradisi Dug Der dan Warak Ngendog.. .................................................II - 14
Gambar II.4b.
Pengantin Semarangan...........................................................................II - 15
Gambar II.4c.
Tradisi Ruwatan.....................................................................................II - 15
Gambar II.4d.
Tradisi Ba’do Gablog.. ..........................................................................II - 15
Gambar II.4e.
Gambang Semarangan.. .........................................................................II - 16
Gambar II.4f.
Tari Semarangan....................................................................................II - 16
Gambar II.4g.
Pertumjukan Kethoprak.. .......................................................................II - 16
Gambar II.4h.
Wayang Kulit.........................................................................................II - 17
Gambar II.5.
Kondisi Lingkungan Pasar Johar sekitar tahun 1930an, sebelum dan sesudah bangunan Pasar Johar dibangun. ..............................................II - 18
Gambar II.6.
Gambar potongan, tiga buah pasar di Semarang karya Karsten : (II) pasar Jatingaleh Semarang, (III & V) Centrale Pasar (Pasar Johar) Semarang. ..............................................................................................II - 19
Gambar II.7.
Pasar Johar pada tahun 1985..................................................................II - 20
Gambar II.8.
Kondisi Pasar Johar Semarang pada tahun 2006. ..................................II - 21
Gambar II.9.
Masjid Kauman, memiliki detail arsitektural dan detail kaca patri yang indah..............................................................................................II - 23
Gambar II.10.
Pasar Johar Semarang, memiliki detail arsitektural kolom cendawan yang unik serta sistem pencahayaan dan ventilasi yang amat baik untuk bangunan pasar. ...........................................................................II - 23
Gambar II.11.
Sebuah space yang tidak terancang dengan baik dan tidak memiliki manajemen aktivitas pada akhirnya akan gagal menjadi sebuah ruang publik yang baik. ...................................................................................II - 32
Gambar II.12.
Sebuah place akan mampu mengundang banyak orang untuk datang dan beraktivitas di dalamnya, hingga timbul suatu pengalaman ruang yang ‘hidup’ dan menyenangkan...........................................................II - 32
Gambar II.13.
Kebutuhan Fungsional dalam Kawasan Wisata.....................................II - 36
Gambar II.14.
Strategi placemaking yang sukses akan menarik banyak orang ke dalam kawasan pengembangan..............................................................II - 38
vii
Gambar II.15.
Empat area utama Faneuil Hall Marketplace, Boston, Amerika Serikat....................................................................................................II - 53
Gambar II.16.
Suasana Faneuil Hall Marketplace, Boston, Amerika Serikat. ..............II - 53
Gambar II.17.
Perspektif mata burung kawasan Covent Garden Market, Inggris, sekitar tahun 1800-an.............................................................................II - 56
Gambar II.18.
Suasana Covent Garden Piazza, Inggris. ...............................................II - 56
Gambar II.19.
Suasana dalam Covent Garden Market, Inggris.....................................II - 56
Gambar II.20.
Queen Victoria Market, Melbourne, Australia. .....................................II - 57
Gambar II.21.
Suasana Pike Place Market, Seattle, USA. ............................................II - 59
Gambar II.22.
Suasana Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Indonesia...............................II - 60
Gambar III.1.
Posisi Kota Semarang pada Pulau Jawa, Indonesia. ..............................III - 1
Gambar III.2.
Pembagian 16 Kecamatan pada Kota Semarang....................................III - 2
Gambar III.3.
Zona Wisata Kota Tua Semarang, mencakup (1) Kawasan Kauman dan Johar, (2) Kota Lama Semarang, (3) Kampung Melayu, (4) Kampung Pecinan, (5) Kampung Kulitan, dan (6) Kawasan Pelabuhan...............................................................................................III - 7
Gambar III.4a.
Peta Orientasi Pusat Kota Semarang......................................................III - 13
Gambar III.4b.
Struktur Pusat Kota Semarang...............................................................III - 14
Gambar III.5.
Tata Guna Lahan Kawasan Studi BWK I Kota Semarang ....................III - 15
Gambar III.6.
Delineasi Kawasan Perancangan. ..........................................................III - 17
Gambar III.7.
Penggunaan lahan eksisting pada kawasan Johar. .................................III - 19
Gambar III.8.
Densitas tinggi pada kawasan perancangan. ..........................................III - 21
Gambar III.9.
Analisa ruang terbuka dan jalur pejalan kaki.........................................III - 22
Gambar III.10.
Analisa sirkulasi dan ruang parkir kendaraan. .......................................III - 23
Gambar III.11a.
Kondisi Eksisting Lingkungan Kawasan Johar dan Kauman. ...............III - 25
Gambar III.11b.
Pemetaan Kondisi Eksisting Kawasan Perancangan. ............................III - 26
Gambar III.11c.
Pandangan ke Dalam Kawasan Johar. ...................................................III - 27
Gambar III.12.
Kesimpulan Pengamatan Lapangan.......................................................III - 28
Gambar III.13.
Pemetaan catchment area dan area historis di sekitar kawasan Johar. ..III - 29
Gambar IV.1.
Lokalitas setempat sebagai daya tarik kawasan perancangan................IV - 2
Gambar IV.2a.
Penyuntikan aktivitas-aktivitas yang menarik sebagai daya tarik kawasan perancangan. ...........................................................................IV - 4
Gambar IV.2b.
Lokasi Penempatan Aktivitas sebagai daya tarik kawasan perancangan ...........................................................................................IV - 6
Gambar IV.3.
Konsep Festival Marketplace yang berorientasi pada penataan ruang publik. ...................................................................................................IV - 9
Gambar IV.4.
Konsep Tata Guna Lahan : menambah wadah aktivitas dan fungsi lain dengan bangunan multifungsi (mixed-use) untuk menunjang aktivitas manusia selama 24 jam. .........................................................................IV - 16
viii
Gambar IV.5.
Penyuntikan fungsi-fungsi baru dengan aktivitas 24 jam diharapkan akan menghidupkan kawasan sepanjang hari dan meningkatkan profit kawasan. ................................................................................................IV - 16
Gambar IV.6a.
Preseden tipologi bangunan hunian pada kawasan urban ......................IV - 17
Gambar IV.6b.
Preseden tipologi bangunan retail dan tempat makan pada kawasan urban. .....................................................................................................IV - 17
Gambar IV.6c.
Preseden tipologi bangunan museum dan galeri seni pada kawasan urban. .....................................................................................................IV - 18
Gambar IV.6d.
Preseden tipologi bangunan perkantoran-hunian (live-work unit) pada kawasan urban. ......................................................................................IV - 18
Gambar IV.6e.
Preseden tipologi bangunan dan ruang terbuka dengan fungsi rekreasi pada kawasan urban...............................................................................IV - 18
Gambar IV.6f.
Preseden tipologi bangunan parkir dengan fungsi hunian pada perimeternya pada kawasan urban. ........................................................IV - 19
Gambar IV.7.
Konsep Tata Ruang dan Massa Bangunan.............................................IV - 21
Gambar IV.8.
Konsep Penataan Jalur Pejalan Kaki......................................................IV - 23
Gambar IV.9.
Rencana perancangan struktur sirkulasi jalur pedestrian .......................IV - 23
Gambar IV.10.
Rencana perancangan struktur ruang terbuka yang terintegrasi satu sama lain dan menciptakan vista antara dua bangunan landmark bersejarah...............................................................................................IV - 25
Gambar IV.11.
Rencana perancangan struktur sirkulasi jalur kendaraan. ......................IV - 26
Gambar IV.12.
Menggunakan potensi lokalitas setempat sebagai daya tarik kawasan perancangan. ..........................................................................................IV - 27
Gambar V.1a.
Masterplan Kawasan Perancangan ........................................................V - 1
Gambar V.1b.
Masterplan Kawasan Perancangan dan Keterangan. .............................V - 2
Gambar V.1c.
Bird-eye View Kawasan Perancangan dan Keterangan..........................V - 4
Gambar V.2.
Pembagian Blok Kawasan Perancangan................................................V - 6
Gambar V.3a.
Blok A dengan dominansi fungsi komersial. .........................................V - 7
Gambar V.3b.
Blok B dengan dominansi fungsi hunian dan komersial........................V - 8
Gambar V.3c.
Blok C dengan dominansi fungsi komersial dan budaya. ......................V - 9
Gambar V.3d.
Blok D dengan fungsi campuran. ..........................................................V - 10
Gambar V.4.
Konsep Tata Ruang dan Massa Bangunan ............................................V - 13
Gambar V.5.
Perspektif gerbang masuk kawasan perancangan. ................................V - 14
Gambar V.6.
Kerangka Rancang Kota : Jalur Pedestrian dan Ruang Terbuka ...........V - 17
Gambar V.7.
Ruang terbuka aktif pada kawasan perancangan diletakkan menyebar agar aktivitas yang timbul terbagi rata pada sepanjang kawasan...........V - 18
Gambar V.8.
Kerangka Rancang Kota : Sirkulasi dan Ruang Parkir. .........................V - 19
ix
Gambar V.9.
Sirkulasi dan ruang parkir dirancang dengan mengedepankan kenyamanan pejalan kaki dengan adanya traffic calming dan barrier view berupa vegetasi pada ruang parkir permukaan ..............................V - 20
Gambar V.10.
Perspektif “Ratan Gede” (Boulevard Point) ..........................................V - 24
Gambar V.11.
Perspektif “Gon Dholanan dan Sinau” (Play and Learn Point).............V - 25
Gambar V.12.
Perspektif “Layar Tancep” (Big Screen Area).......................................V - 26
x
DAFTAR TABEL Tabel I.1.
Timeline Rencana Revitalisasi Pasar Johar .................................................. I - 2
Tabel II.1.
Upacara Tradisional dan Kesenian Kota Semarang ..................................... II - 14
Tabel II.2.
Kesimpulan Penilaian Signifikansi Budaya Kawasan Johar ........................ II - 25
Tabel II.3.
Elemen Pariwisata ........................................................................................ II - 35
Tabel II.4.
Kebutuhan Fungsional pada Kawasan Wisata Johar .................................... II - 37
Tabel II.5.
Indikator “Place” .......................................................................................... II - 39
Tabel II.6.
Tipologi Ruang Publik ................................................................................. II - 41
Tabel II.7.
Manfaat Placemaking bagi Kawasan Johar .................................................. II - 43
Tabel II.8.
Kriteria Perancangan Kawasan Perdagangan sebagai Ruang Publik............ II - 45
Tabel II.9.
Gagasan Strategi “Placemaking” Untuk Kawasan Johar.............................. II - 47
Tabel II.10.
Studi Banding Keunggulan Pasar Wisata Tradisional Bersejarah ............... II - 62
Tabel II.11.
Kesimpulan Studi Banding Revitalisasi Pasar Tradisional Bersejarah......... II - 63
Tabel III.1.
Peraturan Intensitas Bangunan Kawasan Perdagangan Johar Semarang...... III - 16
Tabel III.2.
Jenis Komoditi Dagang Kawasan Johar ....................................................... III - 16
Tabel III.3.
Permasalahan Fisik Kawasan Johar.............................................................. III - 28
Tabel IV.1.
Upacara Tradisional dan Kesenian Kota Semarang ..................................... IV - 2
Tabel IV.2.
Gagasan Awal Strategi “Placemaking” untuk Kawasan Johar ..................... IV - 11
Tabel IV.3.
Prinsip Perancangan “Place” pada Kawasan Wisata Budaya Johar ............. IV - 13
Tabel V.1.
Kebutuhan Fungsional Kawasan Wisata Budaya ......................................... V - 5
Tabel V.2.
Perhitungan Luas Lantai Bangunan.............................................................. V - 11
Tabel V.3.
Perhitungan Penggunaan Fungsi Lantai Bangunan ...................................... V - 12
Tabel V.4.
Peraturan Intensitas Bangunan Kawasan Perdagangan Johar Semarang...... V - 15
Tabel V.5.
Perhitungan KDB dan KLB Kawasan Perancangan .................................... V - 16
Tabel V.6.
Perhitungan Kapasitas Parkir........................................................................ V - 21
Tabel V.7.
Programming Aktivitas Kawasan Pasar Johar ............................................. V - 22
xi
DAFTAR DIAGRAM Diagram I.1.
Kerangka Pemikiran Tesis............................................................................ I - 9
Diagram II.1
John Punter (1991) dan John Montgomery (1998) mengilustrasikan bahwa tindakan rancang kota dapat berperan dalam peningkatan potensi “sense of place” pada suatu tempat .............................................................. II - 33
Diagram II.2
Project for Public Spaces (2003) menekankan empat aspek utama yang dibutuhkan dalam perancangan place, yakni : (1) sosiabilitas, (2) fungsi dan aktivitas, (3) akses dan tautan, dan (4) kenyamanan dan imej............... II - 34
xii