Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
PERANAN LEMBAGA PERADATAN NEGERI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI KECAMATAN AMAHAI, MALUKU TENGAH Henry Arianto1 Sapiah Talaohu1 Fakultas Hukum Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
1
ABSTRACT Custom society have common law to be upheld deep shaped institutional custom, one that manage harmonious interaction among their with its ecosystem. As one of it is that still available at Moluccas Society, notably Moluccas society Intermediates that until now still gets to hold firmness to all tatanan tradition that constitute preceding forbear inheritance, If dispute happening among custom society citizen, therefore for common law society, dispute solution via non jurisdiction and working out via custom jurisdiction institute is constitute option that most commonly. conclusion who writer can pass on is as follows, that happening conflict in a general way is soiled dispute because of woolly earth bounds. Then used to law solves in a general way konflik–konflik common law society happening district Amahai is with extrajudical dispute solution terminological common law system that is gone upon on peace and harmony in society life. Keywords: Institute,Custom Country, Conflict
masyarakat adat. Dikatakan hukum adat karna mem-
Pendahuluan Hukum yang berlaku di Indonesia hingga
punyai sanksi, baik berupa fisik maupun non fisik.
sekarang ini masih banyak hukum warisan Belanda
Bahwa hukum adat adalah hukum yang hidup dalam
atau masih dipengaruhi oleh hukum Belanda. Dalam
masyarakat hukum adat yang berisikan kaidah–
penerapannya oleh para penegak hukum ternyata
kaidah sosial yang dibuat oleh fungsionaris atau
tidak sebagaimana di negeri asalnya, yang lebih
tetua–tetua adat setempat yang berwenang yang jika
mengutamakan penghargaan dan penghormatan
dilanggar maka akan dikenai sanksi.
terhadap hak-hak individu (ini tidak sama artinya
Pada dasarnya hukum adat berfungsi men-
dengan mementingkan diri sendiri) serta lebih ber-
ciptakan dan memelihara keteraturan
terhadap
pikir rasional. Namun sebenarnya, selain hukum
ketentuan-ketentuan adat dalam hubungan sosial.
peninggalan Belanda, seperti Kitab Undang-undang
Hal ini bertujuan untuk mencapai harmonisasi hubu-
Hukum Pidana yang merupakan terjemahan dari
ngan secara horizontal sesama warga dan hubungan
Wetboek van Straftrecht, Kitab Undang-undang Hu-
vertikal kepada Tuhan. Dengan demikian adat ada-
kum Perdata yang merupakan terjemahan dari
lah aturan hukum yang mengatur kehidupan manu-
Burgerlijk Wetboek, Indonesia telah memiliki hu-
sia, sehingga bisa menciptakan keteraturan keten-
kum sendiri, yaitu hukum Adat.
traman dan keharmonisan.
Hukum Adat merupakan hukum yang hidup
Masyarakat adat memiliki hukum adat un-
dan berkembang dalam masyarakat adat karna me-
tuk ditegakkan dalam bentuk kelembagaan adat,
rupakan bagian yang tak terpisahkan dari dinamika
yang mengatur interaksi harmonis antara mereka
157
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
dengan ekosistemnya. Seperti salah satunya adalah
Selain daripada itu, tanah merupakan tempat
yang masih terdapat di Masyarakat Maluku, khu-
tinggal keluarga dan masyarakat. Tanah juga mem-
susnya masyarakat Maluku Tengah yang hingga
berikan penghidupan bagi pengelola tanah tersebut.
saat ini masih berpegang teguh kepada seluruh ta-
Tanah juga juga merupakan tempat di mana para
tanan adat istiadat yang merupakan warisan nenek
warga yang meninggal dunia dikuburkan, dan sesuai
moyang dahulu, hal ini terlihat dari semua aspek
dengan kepercayaan masyarakat adat, tanah meru-
kehidupan masyarakat hukum adat itu selalu
pakan tempat tinggal dewa-dewa pelindung dan
ditandai dengan ritual-ritual adat yang diyakini
tempat roh para leluhur bersemayam. Sehingga da-
mempunyai nilai magis-religio dan diakui kesa-
pat dikatakan bahwa di dalam hukum adat, maka
kralannya dan dipertahankan eksistensinya hingga
antara masyarakat atau warga adat dengan tanah
saat ini.
yang didudukinya terdapat hubungan yang erat seDi dalam masyarakat adat, berbagai per-
soalan yang timbul untuk penyelesaiannya dapat
kali. Hubungan yang bersumber pada pandangan yang bersifat magic-religius.
melalui Pengadilan ataupun melalui lembaga pera-
Bila terjadi persengketaan antara warga
dilan adat ataupun bentuk penyelesaian sengketa
masyarakat adat, maka bagi masyarakat hukum adat,
lainnya. Masalah yang pada umumnya muncul di
cara penyelesaian sengketa melalui non peradilan
masyarakat adat adalah persoalan sengketa antar
serta penyelesaian melalui lembaga peradilan adat
sesama masyarakat hukum adat yang tanahnya ber-
adalah merupakan pilihan yang paling umum.
batasan sehingga antara pihak yang satu dengan
Apabila setelah diputus oleh Lembaga Peradilan
yang lain saling klaim mengklaim dikarenakan
Adat, ada pihak yang kurang puas, maka barulah
ketidak jelasan batas-batas petuanan yang hanya
diajukan ke Pengadilan Negeri. Namun yang utama
ditandai dengan batas-batas alamiah seperti pada
dan pertama kali dilakukan oleh masyarakat hukum
batas pohon, batu, tebing dan batas-batas alam lain-
Adat apabila ada sengketa, mereka menyelesaikan di
nya yang sewaktu-waktu bisa hilang atau punah ka-
Lembaga Peradatan Negeri. Dengan demikian Pera-
rena akibat faktor alamiah.
nan Lembaga Peradatan Negeri, mempunyai fungsi
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting
yang sangat penting, karena menyangkut hak seseorang warga masyarakat adat.
dalam hukum adat, karena merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun mengalami keadaan
Pembahasan
yang bagaimanapun akan tetap tanah dalam keadaan
Struktur dan Bentuk Masyarakat
semula. Misalnya kalau tanah tersebut di atasnya
Masyarakat asli setempat secara kese-
terjadi kebakaran, setelah api padam, maka tanah
luruhan memiliki sistim kekerabatan serta struktur
dapat dipergunakan seperti sebelum kebakaran, atau
dan bentuk masyarakat atau sistim kemasyarakatan
kalau tanah itu dilanda banjir, setelah airnya surut,
yang berlandaskan adat-istiadat dan merupakan
tanah muncul kembali sebagai sebidang tanah yang
unsur-unsur pokok yang diwarisi secara turun te-
lebih subur.
murun. Sistim kekerabatan yang dianut didaerah ini Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
158
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
adalah berdasarkan garis keturunan bapak atau
keturunan kebapakan yaitu garis lurus keatas
ayah, yang dikenal sebagai sistim garis keturunan
sampai
patrilinial. Sistim ini menjadi dasar dari susunan
keturunan yang akan dating.
kekeluargaan,
Bagi seorang anak perempuan yang kawin
norma perkawinan, demikian pula
kebawah
melanjutkan
keturunan-
keluar,
sengaja tidak menjadi bahan bahasan.Semua aturan
bapaknya, melainkan ia harus memakai dan
dan mekanisme yang berlangsung dalam masya-
masuk klan suaminya dan wajib memakai faam
rakat diatur dan ditetapkan berdasarkan sistim keke-
suaminya.
rabatan menurut garis keturunan patrilinial tersebut.
b. Mata Rumah Mata
lagi
pada
mekanisme pewarisan,namun pada skipsi ini hal itu
Menuntut sistim ini, hanya mereka yang
tidak
sampai
keturunan
Rumah merupakan suatu kelompok
seketurunan yang boleh mempergunakan suatu
kekerabatan yang bersifat unilateral dan berda-
nama keluarga tertentu di belakang namanya. Nama
sarkan prinsip-prinsip hubungan patrilinial.
keluarga tertentu di daerah dikenal dengan istilah
Dengan demikian mata rumah merupakan kesa-
“faam.” Faam adalah sebenarnya singkatan dari
tuan kekerabatan yang amat penting dan lebih
bahasa Belanda ”familie-naam” dan kini istilah
besar dari keluarga bathin atau keluarga inti, ter-
faam ini mendominasi nama keluarga. Faam inilah
diri dari laki-laki dan perempuan yang belum
yang memudahkan seseorang dalam menelusuri
kawin dan para isteri dari laki-laki yang telah
asal-usul atau silsilahnya. Nama keluarga atau faam
kawin. Jadi kelompok kekerabatan ini merupa-
dapat disamakan dengan “marga” di daerah Batak.
kan suatu klen kecil yang bersifat patrilinial dan
Struktur dan bentuk masyarakat atau sistim
terdiri dari beberapa rumah tangga yang mem-
kemasyarakatan umumnya memiliki beberapa ben-
punyai atau memakai nama
tuk kesatuan kelompok atau unit kekeluargaan dari
sama dalam satu negeri, hal ini sama dengan
kemasyarakatan yang dapat diketahui adalah bentuk
“keluarga “dalam suatu persekutuan terkecil,
kesatuan kelompok yang disebut dengan: keluarga,
maka terhimpun dalam mata rumah yang men-
mata rumah,famili,soa dan negeri.
jadi bagian kekeluargaan geneologis (ada hubu-
a. Keluarga.
ngan darah) menurut garis turunan kebapakan.
159
keluarga
yang
Keluarga adalah suatu bentuk kelompok atau
Mata rumah mempunyai berbagai fungsi sosial
susunan kekeluargaan yang terkecil yang ang-
seperti mengatur perkawinan melalui hukum ek-
gota-anggotanya terdiri dari ayah/bapak,ibu/
sogami, mengatur penggunaan tanah-tanah dati
mama dan anak-anak. Sering pula dalam suatu
melalui organisasi dati dan menetapkan kedudu-
keluarga terdapat orang tua dari ayah atau ibu
kan atau tingkat sosial dari para anggotanya.
dan istilah atau panggilan untuk ayah di daerah
Ada dua golongan mata rumah yaitu mata ru-
ini adalah ama dan untuk ibu adalah ina.
mah dari orang asli dan orang pendatang. Golo-
Sesuai sistim kekeluargaan yang dianut, maka
ngan mata rumah orang asli mempunyai kedu-
semua anak-anak laki-laki maupun perempuan
dukan yang lebih tinggi dari pada golongan ma-
serta cucu-cucunya selalu mengikuti garis
ta rumah pendatang. Mengingat kekuasaan ke-
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
kuasaan di desa dikuasai secara turun temurun,
bersifat bilateral, dimana kelompok keke-
maka kekuasaan ini harus berada dalam tangan
rabatannya
mereka yang
perkawinan atau pernikahan dan ikatan kekera-
tertentu saja sesuai dengan
telah
diperluas
melalui
ikatan
kedudukan dan klasnya dalam negeri.
batan lainnya. Kelompok kekerabatan ini dise-
Mata rumah merupakan suatu persekutuan hu-
but dengan famili. Famili ini merupakan kesa-
kum yang mempunyai kekayaan tersendiri.
tuan kekerabatan disekeliling individu, yang
Mata rumah dikepalai oleh seseorang yang ter-
terdiri atas warga-warga dari mata rumah asli,
tua dalam keturunan geneologisnya.
termasuk anak-anak dari seorang wanita yang
Mengingat hubungan kekeluargaan antara mere-
telah kawin dan berpindah ke mata rumah yang
ka adalah geneologis-patrilinial, maka maka ka-
lain
dang-kadang beridentik dengan kata faam/
Fungsi famili yang paling nyata terlihat pada
familie naam.
saat salah seorang dari keluarga melangsungkan
Berikut mata rumah yang dihimpun pada keca-
pernikahan, kelahiran atau mendapat kesusahan
matan Amahai kabupaten Maluku Tengah ter-
atau musibah seperti meninggal dan sakit. Fa-
diri dari:
mili ini akan berkumpul untuk membicarakan
1.Negeri Sanahu: terdapat 13 mata rumah:
solusi terbaik, untuk masalah yang dihadapi
Ratoke, Saparuane, Tayane, Rumamury,
oleh salah satu dari anggota keluarga. Hal ini
Rumarewane Rumatita, Matoke, Tanuwele,
mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan
Mananue, Marina, Kapayate Koriama
diantara
anggota-anggota rumah tangganya
2.Negeri wasia; terdapat 9 mata rumah
yang ada dalam hubungan ini, baik sebagai hu-
3.Negeri elpaputi terdapat 20 mata rumah
bungan sebagai satu klan maupun hubungan
4.Negeri waraka terdapat beberapa mata ru-
sebagai famili.
mah diantaranya adala Lailosa, Kasale, LohyMatoke dll
d. Soa Soa merupakan suatu persekutuan territorial-
5.Neger Makariki terdapat 9 mata rumah
geneologis, dimana setiap soa terdiri dari be-
6.Negeri Haruru terdapat beberapa seperti
berapa mata rumah. Soa-soa ini ada yang is-
Amahuru, Matoke Mahinano 7.Negeri Sepa; terdapat beberapa seperti Amahoru, Tihurua, Sopalatu dll 8.Negeri Tamilou ada 4 mata rumah;Nusa Lelu, Waeleulu Nusa Lelu dan Welete c. Famili
timewa dibandingkan soa lainnya tergantung statusnya, seperti soa raja yang dianggapnya berpengaruh tehadap desa atau negeri maka statusnya lebih tinggi , disamping soa raja, ada juga mata rumah yang dianggap punya pengaruh yaitu maa rumah tuan tanah.Bentuk kesatuan
Disamping kesatuan kekerabatan yang bersifat
dari bentuk kekeluargaan /kemasyarakatan da-
unilateral (mata rumah). Pada negeri-negeri
lam soa bersipat geneologis territorial.
yang telah disebutkan diatas memiliki pula ke-
e. Negeri
satuan kekerabatan lain yang lebih besar dan Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
160
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
Sekitar abad XIX, Desa Adat di pulau Seram,
Pela adalah suatu ikatan hubungan kekeluar-
Ambon dan Lease lajim disebut “Negeri” yang
gaan yang tidak didasari oleh hubungan geneo-
didalamnya termasuk Pemerintahan Negeri,
logis territorial, akan tetapi
dilegitimasi oleh Peraturan (staatsblad) tahun
adat antara dua desa yang berbeda agama untuk
1824. Di dalam peraturan ini, ditetapkan seba-
saling membantu satusama lain. Ikatan antara
gai hal terkait dengan Negeri Pemerintahan
anggota-anggota dari persekutuan ini melahir-
Belanda, hak dan kewajiban masyarakat setem-
kan hak dan kewajiban satu terhadap yang lain.
pat dan lain-lain. Sistim Pemerintahan Negeri di
Didalam persekutuan pela ini terdapat integritas
pulau Seram, Ambon dan Lease mempunyai
nilai yang sangat mendasar, sehingga hakekat-
hubungan erat dengan 2(dua) hal penting, yaitu
nya turut menjiwai para warga, walaupun ada
pengelompokan masyarakat dan sistim hukum
perbedaan dalam agama yang dianut, tetapi ika-
dan peradilan.
tan pela tidak pernah membedakan hal itu. Per-
Negeri adat adalah kesatuan hidup tradisional
sekutuan pela melarang atau mencegah para
orang Maluku, sebuah kesatuan territorial
anggotanya untuk tidak mengingkari janji yang
geneologis dari beberapa soa. Di dalam wilayah
telah mereka sepakati bersama.
petuanan sebuah negeri terdapat paling sedikit
umumnya hanya bersifat lisan, tetapi sangat
3 (tiga) wilayah kesatuan administratif yang le-
mengikat dan harus dipatuhi dan dipenuhi untuk
bih kecil (soa) yang merupakan bagian dari
tidak dilanggar.
sebuah wilayah petuanan atau negeri. Negeri ini
Tidak mudah menentukan dengan pasti asal-
lebih dikenalsebagai unit territorial dan secara
usul dan sejak kapan institusi ini telah ada
administratif adalah unit pemerintahan yang
dalam masyarakat pulau seram, kemungkinan
terendah. Hubungan kekeluargaan dalam susu-
pela telah ada sebelum datangnya orang-orang
nan organisasi kemasyarakatan didalam negeri
Portugis di abad ke-16.
sebagaimana disebutkan di atas adalah bersifat
Pada umumnya pela menyangkut dua negeri,
territorial, karena sama-sama menempati suatu
dan sistim pela juga merupakan institusi penting
daerah (territory) tertentu dan juga bersifat ge-
yang mengintegrasikan masyarakat Maluku di
neologis berdasarkan suatu keturunan yang
atas tatanan ikatan desa. Pela dianggap sebagai
sama asal atau teonnya.
ikatan persaudaraan yang abadi, dan pada
Karena negeri secaa administratif adalah suatu
periode waktu tertentu diadakan upacara adat
unit pemerintahan setingkat desa maka negeri
untuk pembaharuan guna mengingatkan ikatan
ini dikepalai oleh seorang raja yang dalam ba-
persaudaraan tersebut. Upacara adat ini disebut
hasa daerahnya disebut “Upu Latu”
dengan nama “Panas Pela”, dan dalam pelaksa-
suatu hubungan
Janji pela
naannya disertai ritual-ritual dan sumpah-
Bentuk-Bentuk Kesatuan Kelompok Lainnya
sumpah yang sakral. a. Gandong atau Gandung
1. Pela 161
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
Kata atau istilah gandong ini berasal dari
1. Saniri Raja –Paty; adalah suatu badan yang ang-
kata “kandung” dalam kata majemuk sau-
gotanya terdiri dari:
dara kandung. Dua negeri dalam ikatan adat
a) Upu Latu atau Pemerintah Negeri
ini menganggap dirinya bersaudara sehing-
b) Juru Tulis
ga mereka tidak dapat saling mengawini.
c) Kepala – Kepala Soa
Bagi yang melanggar, si pelanggar diarak
Saniri Raja-Paty ini disebut dengan saniri
yang satu dengan yang lainnya dengan
kecil yang berfungsi sebagai pelaksana le-
salele
gislatif dan yudikatif di negeri tersebut.
(dibungkus) daun kelapa, dengan
mengucapkan sendiri kesalahan-kesalahan
2. Saniri Negeri; adalah suatu badan yang keang-
yang telah diperbutnya, dengan diiringi oleh
gotaannya terdiri aas:
marinyo dengan memukul tipa dan gong.
a) Semua anggota Saniri raja –paty
Jika dalam pela ikatan adat antar negeri ini
b) Kapitang
terjadi karena “diadakan” akan tetapi dalam
c) Tuan Tanah
gandong, ikatan ini terjadi karena mereka
d) Kepala Kewang
adalah saudara.
e) Mauweng dan atau imam f)
Marinyo
3. Saniri Lengkap; Saniri ini disebut Saniri besar.
Kelembagaan Adat Desa yang lebih dikenal dengan nama
Ia merupakan suatu kerapatan adat, dimana sa-
”Negeri” sejak dahulu kala adalah suatu perse-
niri negeri bersidang dengn seluruh rakyatnya.
kutuan masyarakat adat baik secara geneologis
Pada persidangan ini, pemerintah negeri mela-
maupun territorial yang didasarkan pada adat
porkan tentang jalannya pemerintahan tahun
istiadat dan budaya setempat. Sebagai suatu per-
yang lalu
sekutuan masyarakat hukum adapt, desa atau negeri
4. Dewan
Latu
paty;
selain
dari
lembaga
mempunyai hak untuk menyelenggarakan peme-
pemerintahan negeri sebagaimana telah dise-
rintahan sendiri. Sehubungan dengan hak untuk me-
butkan diatas ada lagi satu badan yang dina-
ngurus rumah tangganya sendiri (otonom) di bidang
makan: dewan latu paty yang dipimpin oleh
pemerintahan, dikenal berbagai perangkat adat dan
seorang latu paty sebagai ketua Dewan. Adapun
lembaga adat di tingkat pemerintahan negeri dengan
anggota dewan Latu paty terdiri dari negeri-
berbagai fungsi yang dimilikinya.
negeri yang tergabung dalam kelompok latu
Selain dari lembaga pemerintah negeri, se-
paty tersebut.Karena sifatnya adalah pemilihan,
bagai, kepala pemerintahan negeri atau desa, ada
maka jabatan ketua dan keanggotaan dewan ini
pula badan-badan atau lembaga-lembaga lainnya
tidaklah tetap. Tugas dewan latupaty adalah me-
yang mengatur dan membantu pemerintah negeri
ngatur hubungan kerjasama di antara negeri-
untuk pelaksanaan pemerintahan dalam negeri yang
negeri dan pemerintahan-pemerintahan negeri
bersangkutan. Badan-badan atau lembaga-lembaga
yang tergabung dalam dewan Latupaty tersebut.
tersebut adalah: Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
162
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
tugas kepolisian dalam pemerintahan hutan dan
Perangkat Pemerintah Adat Perangkat atau aparatur pemerintah negeri yang memegang peranan dalam pelaksanaan tugas-
tanah. 7. Marinyo;
ialah
petugas
yang
kerjanya
tugas pemerintahan di negeri adalah:
menyampaikan atau mengumumkan perintah-
1. Upu Latu; disebut juga “pemerintah negeri” ,
perintah dari pemerintah negeri dengan jalan
sebagai kepala atau pemimpin pemerintahan
meneriakkannya di sekeliling negeri (tabaos)
dari negeri, yang bersangkutan memegang ke-
dengan cara memukul tipa atau gong.
kuasaan Eksekutif dan Yudikatif 2. Juru Tulis; orang yang bertugas memegang tata usaha pemerintah negeri, sebagai pembantu dari
8. Mauweng atau Tuan Tanah; ialah petugas yang memimpin upacara-upacara adat yang mengandung unsur spiritual. 9. Kapitang; adalah panglima perang yang ber-
pemerintah negeri. 3. Kepala Soa Raja; ialah kepala soa yang duduk
tugas mengkoordinir masyarakat dalam meng-
dalam staf pemerintah negeri, yang bertugas
hadapi serangan-serangan dari luar yang meng-
membantu pemerintah negeri dan mewakilinya
ganggu ketentraman dan keamanan masyarakat
pada waktu-waktu yang diperlukan. Umumnya
negerinya. Pada upacara-upacara adat di desa,
yang menjabat sebagai Kepala Soa Raja adalah
kapitang berkewajiban mendampingi raja dalam
Kepala soa yang tertua diantara kepala soa-
pelaksanaan upacara tersebut.
kepala soa tersebut 4. Kepala Soa Adat; juga disebut yamaneruai, yang tugasnya mengurus persoalan-persoalan yang bertalian dengan adat.
Susunan Pemerintah Negeri Sebagaimana telah diuraikan di atas, pemerintah negeri melaksanakan tugas-tugas pe-
5. Kepala Soa; pemimpin- pemimpin dari suatu
merintah di dalam negeri yang bersangkutan. Negeri
soa, yang bersifat geneologis atau territorial,
adalah sebagai unit territorial dan secara admi-
yang yang terdiri dari satu atau beberapa mata-
nistrative adalah unti pemerintahan yang terendah
rumah yang geneologis atau berbeda. Diantara
setingkat dengan desa dalam struktur pemerintah
kepala-kepala soa ini dipilih siapa yang akan
Republik Indonesia. Secara hirarki pemerintah
menduduki jabatan-jabatan kepala soa raja dan
negeri tunduk kepada Kela Kecamatan. Satu keca-
sebagai pemerintah negeri.
matan terdiri dari beberapa negeri, sedangkan di-
6. Kepala Kewang; orang yang tugasnya adalah
bawah pemerintah negeri, terdapat pula soa-soa
menjaga perbatasan negeri dan batas-batas
dimana kepala-kepala soa dipilih oleh anak-anak
tanah milik rakyat baik milik pribadi maupun
soanya. Kepala-kepala soa ini masing-masing
milik kerabat. Hutan supaya dirawat dengn
mempunyai wilayah kekuasaan yaitu wilayah soa.
baik. Rakyat supaya mengusahakan tanah
Adapun kepala-kepala soa ini adalah sebagai peng-
mereka dan panen supaya dilaksanakan menurut
hubung antara pemerintah negeri dengan mata ru-
waktunya yang tepat, sekaligus ia melakukan
mah-matarumah atau rakyat yang tergabung dalam soa tersebut dan rakyat yang dan dalam soa yang
163
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
bersangkutan tunduk kepada kepala soa mereka.
Pranata dan perangkat hukum adat yang
Pada jaman dahulu negeri negeri ini disebut “aman”
diterapkan dalam kehidupan masyarakat bertujuan
dan dikepalai oleh seorang Upu Aman.
untuk mempertebal keyakinan warga masyarakat akan kaidah-kaidah sosial,memberikan penghargaan
Pranata dan Perangkat Hukum Adat
kepada warga masyarakat yang mentaati kaidah-
Menurut Lokolo bahwa ada tanda-tanda
kaidah tersebut dan menerapkan sanksi-sanksi
dalam masyarakat adat di wilayah Maluku umum-
kepada yang melanggar. Juga dapat mengembang-
nya termasuk di pulau Seram, dimana orang selalu
kan rasa malu dalam diri warga masyarakat apabila
menyamaratakan penggunaan istilah- istilah sebagai
menyimpang atau menyeleweng dari kaidah-kaidah
berikut:
dan nilai-nilai tertentu, sehingga menimbulkan rasa
1) Cara (Usage)
segan atau takut untuk melanggarnya. Penyusunan perangkat aturan-aturan hukum
2) Kebiasaan( folkways) 3) Tata Kelakuan (moves)
adat, jelas merupakan perangkat sistim pengendalian
4) Adat Istiadat(costum)
sosial sekaligus merupakan aspek normative dalam
5) Hukum Adat (law)
kehidupan bersama. Dikatakan pranata pengendalian sosial karena kegiatan ini baik direncanakan mau-
Berikut adalah pengertian, kekuatan dan
pun tidak direncanakan, berfungsi untuk: mendidik,
sanksi dari pranata dan perangkat Hukum Adat se-
mengajak dan memaksa warga masyarakat agar me-
bagai berikut:
matuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
1. Cara; adalah suatu bentuk perbuatan. Mempu-
dalam masyarakat.
nyai kekuatan sangat lemah dan sanksi berupa
Konflik Antarsesama Masyarakat Hukum
celaan dari individu 2. Kebiasaan adalah Perbuatan yang diulang-ulang
Adat
dalam bentuk yang sama. Kekuatannya; Agak
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa,
Kuat: Sanksinya; Disalahkan oleh orang banyak
hukum tanah nasional Indonesia mengakui adanya
3. Tata Kelakuan adalah Kebiasaan yang diterima
hak ulayat dan yang serupa itu dari masyarakat hu-
sebagai norma atau kaidah pengatur.; Mempu-
kum adat, sepanjang pada kenyataannya masih ada,
nyai kekuatan: Kuat ; dan Sanksinya; Hukuman.
sebagaimana dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 3
4. Adat Istiadat adalah Kebiasaan yang terinte-
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pera-
grasikan dengan kuatnya dalam masyarakat,
turan-Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, maka
Mempunyai kekuatan; Kuat Sekali, dan mem-
langkah pemerintah untuk menyusun Undang-
punyai sanksi; Dikeluarkan dari Masyarakat.
undang No. 5 Tahun 1999 tentang ”Pedoman Pe-
5. Hukum Adat adalah adat istiadat yang mem-
nyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum
punyai akibat hukum, kekuatannya; kuat sekali,
Adat” merupakan suatu upaya yang sangat bijak-
dan mempunyai sanksi pemulihan keadaan dan
sana.
hukuman. Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
164
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
Pada dasarnya adat dalam implementasinya ber-
Ketika Desa Horale mengetahui bahwa kawasan
fungsi menciptakan dan memelihara keteraturan
yang menurut pihaknya adalah petuanan me-
dalam masyarakat, ketentuan-ketentuan adat yang
reka, mendatangi lokasi penanaman tersebut,
sarat dengan norma-norma kesusilaan, norma-
kemudian mereka komplain dengan cara ada
norma religius semua untuk menciptakan kete-
yang beradu mulut, ada yang langsung menca-
raturan, sehingga tercapai harmonisasi hubungan
but tanaman yang telah ditanam, dan aksi–aksi
secara horizontal sesama warga dan hubungan
fisik lainnya yang sama-sama mereka pertahan-
vertikal yaitu hubungan vertikal antara manusia
kan bahwa kawasan itu adalah miliknya.
dengan Tuhannya.
Namun ada sumber lain yang menyatakan bah-
Perlu saya sampaikan pula bahwa masya-
wa sengketa ini adalah sengketa lama karena
rakat adat Maluku Tengah memeluk agama Kristen
pada tahun 1965 ke-2 desa ini pernah bertikai
Protestan, Katolik, dan Islam. Tata cara dan ritual
untuk masalah yang sama
adat pun disesuaikan dengan agamanya masing-
”Ketidakjelasan Batas Petuanan” yang menjadi
masing warga masyarakat hukum adat, dan ritual
penyebab sengketa antar warga ini. Kasus ini
adat dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
belum ada penyelesaian hingga saat ini. Hal ini
kebenaran dan keadilan.
dikarenakan tidak seorangpun yang mengetahui
Berikut akan penulis sampaikan contoh-
yaitu tentang
secara pasti batas-batas petuanan
yang ada,
contoh konflik yang ada di masyarakat hukum adat
masyarakat hanya berpatokan pada batas-batas
Maluku Tengah”
alamiah dimana batas-batas alamiah itu kadang
1) Konflik Antar Sesama Masyarakat Hukum
bisa hancur oleh keadaan alam itu sendiri seperti
Adat Karena Perbatasan Petuanan.
banjir, longsor dan lain-lain. Masalah yang sama
Konflik antar warga ini terjadi antara 2(dua )
hampir dialami oleh masyarakat hukum lainnya
Negeri atau Desa yakni Desa Horale dan Desa
dalam lingkup kabupaten Maluku Tengah
Saleman Seram Utara Kabupaten Maluku
dengan kasus-kasus ketidakjelasan batas-batas
Tengah.Sengketa ke-2 desa ini berawal dari
kepemilikan yang menjadi peluang sengketa
adanya bantuan ”Pengadaan Bibit anakan Jati ”
bagi masyarakat untuk saran sekarang maupun
Proyek Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan
masa mendatang
Dan Hutan (GERHAN) pasa Dinas Kehutanan
165
2) Kasus Keluarga Rais dan Keluarga Sumba
Kabupaten Maluku Tengah Tahun Anggaran
Pada tahun 1980 sengketa kepemilikan lahan
2005-2006, dan lokasi
Rehabilitasi lahan
antara keluarga Rais melawan keluarga Sumba
adalah Desa Saleman. Kegiatan Rehabilitasi La-
dan masing-masing ahliwaris ini tidak menge-
han ini secara teknis diawasi langsung oleh
tahui dengan jelas batas- batas kepemilikannya
Dinas Kehutanan
dengan melibatkan kelom-
itu, maka untuk solusi atau cara penyelesaian
pok-kelompok tani sebagai pelaksana di Lapa-
sengketa dilakukan dengan cara menyelam di
ngan hingga anakan – anakan jati itu tumbuh
Laut tanpa menggunakan alat bantu pernafasan
dengan baik.
dengan disaksikan oleh warga masyarakat. Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
Kepada kedua belah pihak sebelum menyelam
1. Membiarkan saja pihak yang merasakan tidak
akan diadakan ritual-ritual adat setempat de-
adil dan gagal menekankan tuntutannya, dia
ngan maksud kepada kedua belah pihak pada
mengambil
saat penyelaman berlangsung masing-masing
masalah baru atau isyu tersebut. Pihak yang
membawa batu kali untuk pegang dan posisi
telah merugikannya, sikap ini diambil karena
berlangsung mereka saling berhadapan di dasar
kurang informasi mengenai bagaimana proses
laut dengan kedalaman tertentu yang dapat
mengajukan keluhan itu ke pengadilan, kurang-
dilihat dan disaksikan oleh warga masyarakat
nya akses lembaga Peradilan atau sengaja tidak
karena sifatnya terbuka untuk umum, ketika
diproses ke pengadilan karena diperkirakan
penyelaman itu berlangsung ternyata siapa dari
bahwa kerugiannya telah besar dari pada keun-
mereka yang lebih dahulu timbul di permukaan
tungan (dalam arti materi maupun kejiwaan)
air laut, maka Dialah yang dianggap pihak yang
2. Mengelak (Avoidance), dalam hal ini pihak
kalah, dan sebaliknya pihak yang masih berada
yang merasa dirugikan memilih untuk mengu-
didasar laut dengan serta merta dialah sebagai
rangi hubungan atau sama sekali tidak berhu-
pemenang.Cara ini sering dilakukan ketika ada
bungan dengan pihak yang dirugikannya
keputusan
untuk
mengabaikan
sengketa tanah yang masing-masing pihak tidak
3. Paksaan (Coerdion) dimana salah satu pihak
memiliki bukti-bukti apapun mengenai sengke-
memaksa pemecahan pada pihak lain, ini ber-
ta kepemilikan tersebut.
sifat unilateral tindakan yang bersifat memaksa
Persengketaan yang terjadi pada umumnya
atau ancaman menggunakan kekerasan pada
adalah akibat ketidak jelasan batas wilayah
umumnya mengurangi kemungkinan penyele-
yang dimiliki oleh masing-masing warga ma-
saian secara damai
syarakat. Solusi untuk masalah adat tersebut
4. Perundingan (negotiation) Para pihak yang
biasanya diusahakan agar masing masing dapat
berhadapan merupakan para pengambil kepu-
duduk bersama untuk mencari jalan keluarnya
tusan. Pemecahan dari masalah yang mereka ha-
dan penyelesaian secara adat agar dapat ditem-
dapi dilakukan oleh pihak-pihak yang ber-
puh dengan cara meminta petunjuk unsur lain
sengketa tanpa adanya pihak ketiga, kedua belah
semacam sumpah pemutus secara adat.
pihak berusaha untuk saling meyakinkan posisi masing-masing.
Penyelesaian Sengketa Masyarakat Hukum
5. Mediasi (mediation). Dimana pemecahan kon-
Adat Desa Amahai dan sengketa Batas Pe-
flik dengan perantaraan pihak ke tiga sebagai
tuanan Antara Desa Saleman-Horale
mediator. Mediator berusaha membantu kedua
Dalam teori penyelesaian sengketa menurut
belah pihak yang bersengketa untuk menemu-
pendapat Wader dan Todd berpendapat ada tujuh
kan kesepakatan. Pihak ke tiga ini dapat dite-
lembaga penyelesaian konflik yang digunakan oleh
mukan oleh kedua belah pihak yang berseng-
masyarakat, yaitu: (Fokky Fuad, 2001)
keta, atau yang ditunjuk oleh yang berwenang untuk itu
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
166
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
6. Arbitrase (Arbitration) yakni dimana kedua
berada didasar laut
dengan serta merta dialah
belah pihak yang bersengketa untuk meminta
sebagai pemenang. Cara ini sering dilakukan ketika
perantara pihak ketiga yakni arbitrator yang
ada sengketa tanah yang masing-masing pihak tidak
sejak awal sudah setuju bahwa mereka akan
memiliki
menerima keputusan arbitrator itu
kepemilikan tersebut.
bukti-bukti apapun mengenai sengketa
7. Peradilan (Ajudication) yakni dalam hal ini
Dengan cara ini, permasalahan perseng-
pihak ke tiga mempunyai wewenang untuk
ketaan ini dapat menemukan jawabannya, karena
mencampuri pemecahan masalah dengan lepas
menurut hemat saya sesuai dengan kekuatan gaiblah
dari keinginan pihak yang bersengketa bahkan
masalah seperti kasus ini bisa teratasi. Sebagaimana
pihak ketiga berhak membuat keputusan dan
saya kemukakan pada awal tentang kasus bapak
sekaligus melaksanakannya.
Rais dengan bapak Sumbah bahwa dengan adanya ketidak jelasan kasus dimana masing-masing pihak
Selain teori yang dikemukakan diatas, ada
tidak saling mengetahui batas masing-masing dari
juga cara penyelesaian sengketa lainnya yang sangat
lahan sengketa mereka, maka mereka sepakat untuk
menarik dari salah satu Desa yakni Desa Pelau Ke-
meminta
camatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
putusan sumpah pemutus dengan syarat kedua be-
Pada tahun 1980 sengketa kepemilikan lahan antara
lah pihak sama-sama bersepakat dimuka penghulu
keluarga Rais melawan keluarga Sumba dan
yang akan membacakan doa-doa atau ritual tertentu
masing-masing ahliwaris ini tidak mengetahui
untuk meminta petunjuk dari Tuhan dan para
dengan jelas batas-batas kepemilikannya itu, maka
Leluhur siapa sebenarnya pemilik yang sebenarnya.
pengadilan
adat
untuk
memberikan
untuk solusi atau cara penyelesaian sengketa dila-
Hal ini akan terbukti pada saat kedua belah
kukan dengan cara menyelam di Laut tanpa meng-
pihak ”Molo” dilaut.Molo adalah para pihak akan
gunakan alat bantu pernafasan dengan disaksikan
menyelam pada kedalaman tertentu dimana masya-
oleh warga masyarakat.
rakat dapat menyaksikan secara langsung dan akan
Kepada kedua belah pihak sebelum menye-
ditandai dengan” bagi siapa diantara para pihak ini
lam akan diadakan ritual-ritual adat setempat de-
lebih dulu muncul ke permukaan maka dengan serta
ngan maksud kepada kedua belah pihak pada saat
merta dianggap pihak yang bukan pemegang hak
penyelaman berlangsung masing-masing membawa
atas obyek persengketaan itu tersebut,dan seba-
batu kali untuk pegang dan posisi berlangsung
liknya pihak yang masih berada dalam laut dianggap
mereka saling berhadapan di dasar laut dengan ke-
sebagai pemenang., cukup ironis memang, namun
dalaman tertentu yang dapat dilihat dan disaksikan
itulah yang kerap terjadi jika dalam sebuah sengketa
oleh warga masyarakat karena sifatnya terbuka un-
yang memang tidak ditemukan bukti-bukti dari ke-
tuk umum, ketika penyelaman itu berlangsung ter-
dua belah pihak yang bersengketa.
nyata siapa dari mereka yang lebih dahulu timbul di
Namun memang tidak semua perkara dapat
permukaan air laut, maka dialah yang dianggap
diselesaikan dengan mudah. Kadang ada juga ma-
pihak yang kalah, dan sebaliknya pihak yang masih
salah yang sampai saat ini berlarut-larut. Contohnya
167
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
adalah proses penyelesaian Sengketa Batas antara masyarakat Desa Saleman dan Masyarakat Desa Horale Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tegah.
3. Matheos Wattimury, umur 56 tahun, pekerjaan Penilik TK-SD Kecamatan Amahai., 4. Samuel Wattimury, pekerjaan tani, tinggal di Amahei Namano
Pola penyelesaian sengketa antar masyarakat yang saling berbatasan kawasan hak ulayatnya antara dua desa ini hingga saat ini belum se-
Keempat penggugat itu menggugat: 1. Oktovianus Lokollo, umur 79 tahun, pekerjaan tukang cukur, tinggal di Amahai Wairano
lesai ditangani baik oleh lembaga adat dari masing-
2. Yaconias J. Lokollo, umur 37 tahun, pekerjaan
masing desa maupun oleh pihak lain, hal ini dika-
pegawai PLN Masohi, tinggal di Amahai
renakan
Wairano.
para
pihak
masih
bersikeras
untuk
mempertahankan wilayah tersebut. Tempat sengketa itu sendiri jauh terpencil dan jauh dari jangkauan akses transportasi maka
Adapun duduk perkaranya adalah sebagai berikut: 1. Penggugat mempunyai sebidang tanah kosong
setiap konflik mencuat lama kelamaan hilang
yang
dengan sendirinya begitu saja tanpa ada penyele-
Wattimury di Haruru Petuanan Adat Negeri
saian yang tuntas. Kerap hal ini terjadi ketika ka-
Amahai dengan batas sebagai berikut:
wasan-kawasan itu dimasuki oleh pihak investor
a. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah
atau ada proyek pemerintah yang masuk sebagaimana kasus hurale ini, karena ada pengadaan bibit dari instansi Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Kabupaten Maluku Tengah.
diusahakan
oleh
moyang
Pattiony
milik Philip Lokollo (Alm). b. Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Dede Lesamahu. c. Cebelah Timur berbatasan dengan Jalan
Sebagaimana disampaikan pada awal, bahwa sengketa antar warga ini merupakan sengketa lama yanga terjadi pada tahun 1960an
dan kini
kembali mencuat pada awal tahun 2006 yang lalu.
Raya Amahai/ Masohi. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Tanah Basah milik para Penggugat Tanah kosong yang diusahakan oleh moyang para penggugat pernah diminta oleh ibu
Analisa Putusan Lembaga Adat Negeri
Oktovina Wattimena atau Wattumury untuk
Amahai No.02/Pdt/LP-AMH/1992
dibuat kebun tanaman umur pendek
Kepala Desa Adat Amahai selaku Ketua
2. Atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah
Lembaga Amahai, pada tanggal 18 Desember 1991,
mengajukan keterangannya sebagai berikut:
telah mendengarkan pengaduan secara lisan yang
a. Tanah tersebut adalah tanah warisan yang
disampaikan oleh:
diusahakan oleh orang tua Tergugat, almar-
1. Adrian Wattimury, Umur 73 tahun, pekerjaan
hum Jaconis Lokollo, sejak tahun 1929 yang
Polisi, betempat sementara di Amahai, 2. Drs. Johan Wattimury, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, tinggal di Masohi
ditanami dengan tanaman umur pendek dan umur panjang (anakan pohon kelapa) tetapi tanaman itu menjadi rusak, sampai sekarang
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
168
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
masih ada beberapa pohon kelapa tua yang masih tersisa sebagai bukti.
Untuk memperoleh gambaran dan kejelasan yang memberikan kepastian tentang keadaan dan
b. Tanah tersebut terhadap perawatan tanaman
peristiwa dalam tanah sengketa, maka lembaga Adat
milik Tergugat tidak dapat diteruskan akibat
Negeri Amahai telah mengadakan pemeriksaan di
meninggalnya orang tua Tergugat, selain itu
tempat tanah sengketa, dan kenyataannya adalah:
adalah dikarenakan Tergugat sendiri juga
1. Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Fre-
pergi merantau.
derika Lokollo dkk, ahli waris Philip Lokollo
c. Tanah tersebut baru dapat diusakan kembali
(alm), Jaconias Lokollo
oleh Tergugat pada tahun 1959 dan diatas
Sebelah
tanah tersebut ditanamai dengan berbagai
keluarga Lasamahu (Dede Lasamahu)
tanaman umur pendek dan tanaman umur panjang, yaitu dengan tanaman anakan kelapa,
namun
tanaman-tanaman
itu
menjadi rusak pada waktu pergolakan irian
Selatan
berbatasan
dengan
tanah
2. Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Jalan Raya Amahai Masohi 3. SebelahBarat berbatasan dengan tanah basah milik keluarga Wattimury.
barat karena sebagian pasukan Angkatan Darat TNI berlokasi di tempat itu. d.Bahwa
setelah
pergolakan
Bahwa pada bagian Selatan tanah sengketa berakhir,
Keluarga Lasamahu mengaku berbatasan dengan
Tergugat kembali melanjutkan usaha diatas
Penggugat dan dibagian Utara saksi Frederika
tanah dimaksud dan mengusahakan lagi
Lokollo ahli waris Philip Lokollo (alm) mengaku
tanaman kelapa, tetapi dirusak oleh ternak
berbatasan dengan Tergugat.
sapi, sebagai buktinya adalah lima pohon
Bahwa diatas tanah sengketa tersebut ter-
kelapa yang masih tersisa diatas tanah
dapat dua pohon kelapa tua dan lima pohon kelapa
tersebut
baru yang telah berbuah milik Tergugat.
e. Tanah yang dimaksud oleh tergugat itu
Dengan fakta-fakta tersebut di atas dan me-
mempunyai batas-batas sebagai berikut:
ngingat Surat Keputusan Badan Saniri Negeri
1)
Sebelah Utara berbatasan dengan tanah
Amahai tanggal 12 Juni 1959 yang menyatakan
Frederika
bahwa ”Segala tanah-tanah kosong (tanah ewang
2)
Lokollo,dkk, ahli waris
Philip Lokollo (alm), Jaconias Lokollo
atau tanah kusu-kusu) dan tanah yang dibiarkan ber-
Sebelah Selatan berbatasan dengan
tahun-tahun lamanya, tidak ditanami adalah menjadi
tanah keluarga Lasamahu(Dede Lasa-
milik negeri.”
mahu) 3)
4)
Bahwa berdasarkan atas pertimbangan-per-
Sebelah Timur berbatasan dengan ta-
timbangan dan keterangan- keterangan diatas maka,
nah basah dusun sagu milik keluarga
Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Lembaga
Cristian Wattimury
Adat Negeri yang berfungsi sebagai Hakim Per-
Sebelah timur berbatasan dengan tanah
damaian Desa mengatur:
Jalan Raya Amahai Masohi 169
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
1. Bahwa tanah yang telah diusahakan oleh Ter-
Kepala Desa yang disebut sebagai kepala
gugat dengan meninggalkan bukti tanaman be-
adat atau raja (Latu) adalah penduduk Desa yang
rupa pohon kelapa, menjadi milik Tergugat.
mempunyai silsilah dari keturunan untuk memimpin
2. Bahwa tanah yang sedang terbengkalai diting-
dalam Pemerintahan dalam suatu Desa Adat. Kegia-
galkan kosong dibagian Selatan, dibagi sama lu-
tan dan tugas Pemerintahannya dibantu oleh wakil
as kepada Penggugat dan Tergugat
wakilatau perangkat adatnya sesuai bidang tugas
3. Bahwa batas tanah antara Penggugat dan Ter-
yang telah ditetapkan sebagaimana diulaskan pada
gugat akan diatur oleh Lembaga Adat sesuai
bab-bab sebelumnya. Maka kegiatan dan tugas
dengan data gambar yang ada
Pemimpin Adat dengan perangkatnya adalah antara
4. Bahwa pengaturan ini mulai berlaku sejak
lain berkaitan dengan tanah, serta pembinaan hu-
tanggal penetapan, dan kepada para pihak yang
kum, baik preventif maupun represif. Sehingga
tidak menerima pengaturan/penetapan sebagai-
dalam setiap sengketa posisi Kepala Adat dalam hal
mana ditetapkan ini, maka diberikan kesem-
ini adalah Kepala Desa adalah sebagai pihak ketiga
patan untuk mengajukan perkaranya ke Penga-
yang memberikan putusan yang harus diterima oleh
dilan Negeri sampai akhir bulan ini, (Februari
para pihak yang bersengketa.
1992)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Putusan Lembaga Adat Negeri Amahai Keca-
hukum yang dipergunakan untuk menyelesaikan
matan Amahai Kabupaten Maluku Tengah ber-
konflik-konflik yang pada umumnya terjadi di
nomor 02/Pdt/LP-AMH/1992 tersebut diputus-
masyarakat hukum adat Kecamatan Amahai adalah
kan tanggal 7 Februari 1992. Putusan tersebut
dengan cara penyelesaian sengketa diluar penga-
ditandatangani oleh Lembaga Hukum Adat
dilan menurut sistim hukum adat yang didasarkan
Negeri Amahai, Kepala Desa Amahai, Kepala
pada perdamaian dan keselarasan dalam kehidupan
Soa Loko, Kepala Soa Lesi, Kepala Soa Latu
masyarakat. Cara penyelesaian demikian tidak me-
dan Kepala Soa Nopu.
nimbulkan konsekwensi adanya pihak yang salah dan benar dan tetap menjaga hubungan baik.
Penyelesaian sengketa antar masyarakat di
(Munir, 1997)
Desa Amahai Maluku Tengah bila dilihat dari teori
Desa yang lebih dikenal dengan nama
penyelesaian diatas, maka dapat terlihat bahwa cara
”Negeri” sejak dahulu kala adalah suatu persekutuan
yang dipergunakan adalah melalui Arbitrase. Dalam
masyarakat adat baik secara geneologis maupun
kehidupan masyarakat adat, segala pertikaian dise-
teritorial yang didasarkan pada adat istiadat dan bu-
lesaikan dengan bantuan pihak ketiga yang oleh
daya setempat. Sebagai suatu persekutuan masya-
para pihak telah dipilih dan disepakati bersama, da-
rakat hukum adat, desa atau negeri mempunyai hak
lam hal ini pengadilan adat yang mereka percayai
untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Se-
yakni Kepala Desa dengan Perangkatnya yang ber-
hubungan dengan hak untuk mengurus rumah
wenang.untuk itu.
tangganya sendiri (otonom) di bidang pemerintahan, dikenal berbagai perangkat adat dan lembaga adat di Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
170
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
tingkat pemerintahan negeri dengan berbagai fungsi
ngawasi jalannya pemerintahan dan mengawasi upa-
yang dimilikinya.Hal ini dapat kita lihat pada lem-
cara upacara adat negeri yang dilakukan oleh kepala
baga adat dan fungsinya yakni:
adat atau kepala pemerintahan serta lembaga adat
1. Upu Latu (Tuan Raja) Fungsinya sebagai
serta membantu kepala adat dalam mengurus dan
Pemimpin Adat atau Kepala Pemerintahan Adat
menyelesaikan kasus-kasus pidan adat ringan mau-
2. Upu Pasakio Kepala : Pemimpin di masing-masing soa
pun Perdata di negeri. Dengan demikian maka Kepala Desa adalah
3. Upu Hena (Tuan Tanah) berfungsi mengatur
Kepala rakyat dan bapak masyarakat, ia mengetuai
dan memimpin berbagai upacara adat kebesaran
persekutuan sebagai ketua suatu keluarga besar
negeri sesuai bidang tugasnya.
dalam suatu wilayah hukum adat yang bertanggung
4. Upu Kapitang (Panglima Perang): untuk men-
jawab sepenuhnya untuk keselamatan dan keber-
jaga dan melindungi negeri atau desa dari ba-
langsungan hidup dan penghidupan bagi anggota
haya yang datang dari luar(menyangkut keter-
masyarakatnya dalam berbagai bidang kehidupan
tiban dan keaman desa)
menuju masyarakat aman dan sejahtera.
5. Upu Maweng; dalam hal urusan Agamani
Salah satu peran kepala rakyat antara lain
6. Upu Laumula Puno; Menjaga dan mengawasi
dapat penulis contokan adalah ketika kepala rakyat
berbagai hasil di laut dalam petuanan adapt ne-
menyelesaikan sengketa tanah ewang. Adapun pro-
geri dan melakukan berbagai upacara adapt di
sesnya adalah sebagai berikut:
Laut
Pada tanggal 18 Desember 19991, Kepala
7. Upu Samura Puno: Menjaga, melindungi dan
Desa Amahai melalui lembaga adat menyelesaikan
mengawasi berbagai hasil yang terdapat di hu-
sengketa tanah antar warganya sebagai berikut:
tan dalam petuanan negeri baik yang terpendam
1. Bahwa kepala Desa Adat Amahai selaku ketua
maupun tumbuh
di permukaan serta meng-
amankan lingkungan dari kepunahan 8. Kewang; bertugas untuk mengamankan berbagai hasil dan kekayaan negeri di laut dan di darat dalam wilayah petuanan adat negeri 9. Marinyo ; bertugas menyampaikan informasi
Lembaga Peradatan Amahai, pada tanggal 18 Desember 19991, telah mendengarkan pengaduan secara lisan yang disampaikan oleh para Penggugat 2. Untuk memperoleh gambaran dan kejelasan yang memberikan kepastian tentang keadaan
kepala adat kepada masyarakat.
dan peristiwa dalam tanah sengketa, maka lem-
Dalam melaksanakan tugas pemerintahan adat
baga Adat Negeri Amahai telah mengadakan
ini ada lembaga yang mengawasi jalannya
pemeriksaan di tempat tanah sengketa.
pemerintahan, lembaga ini di sebut ”Saniri Amano”
3. Lembaga Peradatan negeri ini tidak melupakan Surat Keputusan Badan Saniri Negeri Amahai
Saniri Negeri (Saniri Amano) merupakan
tanggal 12 Juni 1959 yang menyatakan bahwa
Dewan Perwakilan rakyat negeri yang mempunyai
segala tanah-tanah kosong (tanah ewang atau
fungsi menyuarakan aspirasi kelompoknya, me-
tanah kusu-kusu) dan tanah yang dibiarkan
171
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
bertahun-tahun lamanya tidak ditanami adalah
antara kedua belah pihak tetap menjaga hubungan
menjadi milik Negeri
baiknya .
4. Kepala Desa dan Perangkat Desa serta Lembaga
Pola penyelesaian konflik yang dilakukan
Adat Negeri yang berfungsi sebagai Hakim
oleh sebagian desa-desa adat dalam lingkup
Perdamaian Desa mempertimbangkan dengan
Wilayah Maluku tengah masing-masing memiliki
baik dan benar fakta-fakta data fisik yang ada
pola dan kebiasaan yang berbeda beda namun
dilapangan dan mengingat Surat Keputusan Ba-
intinya penyelesaian secara damai dan tetap menge-
dan saniri Negeri Amahai, hingga pada ak-
depankan asas musyawarah dan mufakat dengan
hirnya memutuskan untuk mengatur:
tetap berpedoman kepada nilai nilai yang hidup
a. Bahwa tanah yang telah diusahakan oleh Tergugat dengan meninggalkan bukti tanaman be-
dalam masyarakat. Mengenai keberadaan Lembaga Peradatan
rupa pohon kelapa, menjadi milik Tergugat
Negeri sebagai lembaga yang berfungsi untuk
b. Bahwa tanah yang sedang terbengkalai diting-
menyelesaikan sengketa masyarakat adatnya, hukum
galkan kosong dibagian Selatan, dibagi sama lu-
nasional telah mengakui keberadaannya. Dimana
as kepada Penggugat dan Tergugat
menurut UU Darurat No.1/1951 menyatakan, “Ha-
c. Bahwa batas tanah antara Penggugat dan Ter-
kim perdamaian desa diakui berwenang memeriksa
gugat akan diatur oleh Lembaga Adat sesuai de-
segala perkara adat, termasuk juga delik adat.”
ngan data gambar yang ada.
Sehingga apabila perkara masyarakat adat telah
d. Bahwa pengaturan ini mulai berlaku sejak tang-
diselesaikan oleh hakim perdamaian desa melalui
gal pnetapan pengaturan dan kepada para pihak
lembaga peradatan, maka bila perkaranya dimajukan
yang tidak menerima pengaturan ini, diberikan
ke Pengadilan Negeri karena ada pihak yang tidak
kesempatan untuk mengajukan perkaranya ke
puas, maka hakim secara jabatan (secara ex-officio)
Pengadilan Negeri sampai akhir bulan ini
dapat menolaknya.
(Februari 1992)
Namun seiring perkembangan zaman terhadap delik-delik yang ada, lambat laun rakyat desa
Hal tersebut di atas telah memberikan bukti
telah menerima dan bahkan menganggap wajar bila
bahwa Lembaga Peradatan Negeri Amahai telah
yang bersalah itu diadili serta dijatuhi hukuman oleh
melaksanakan peran dan tugasnya dengan baik,
Hakim Pengadilan Negeri dengan hukuman yang
yakni;
ditentukan oleh KUH Pidana. Pertama, dengan memberikan keputusan
yang berwibawa dalam setiap perbuatan hukum yang terjadi di desa tersebut, agar hukum adat itu tetap terpelihara dengan segala peruntukannya. Kedua, adalah penyelesaian demikian tidak menimbulkan konsekwensi pihak yang salah dan
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
benar dan tetap menjaga hubungan baik, sehingga Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009
172
Peranan Lembaga Peradatan Negeri dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Amahal Maluku Tengah
Persengketaan yang terjadi pada umumnya adalah karena ketidak jelasan batas wilayah yang dimiliki oleh masing-masing warga masyarakat.
Hukum
yang dipergunakan untuk menyelesaikan konflikkonflik yang pada umumnya terjadi di masyarakat hukum adat Kecamatan Amahai Adalah dengan cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan menurut sistim hukum adat yang didasarkan pada perdamaian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Cara penyelesaian demikian tidak menimbul-
Catatan (Dokumen) Papak Nova. Anakotta, tentang Struktur dan Kelembagan Adat Amahai Fokky Fuad, ”Sengketa Pengusaan dan Pengelolaan Sumber Daya Tambang Golongan C: Batu kapur di desa Karang Kembang, Kecamatan Babat. Kabupaten Lamongan”, Tesis Program Program Pasca Sarjana Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2001. Mochamad Munir, ”Penggunaan Pengadilan negeri sebagai lembaga untuk menyelesaikan sengketa dalam masyarakat”, Disertasi Doktor Universitas Surabaya, 1997.
kan konsekwensi adanya pihak yang salah dan benar dan tetap menjaga hubungan baik. Namun memang tidak semua perkara dapat diselsaikan dengan mudah. Kadang ada juga masalah yang sampai saat ini berlarut-larut. Contohnya adalah proses penyelesaian Sengketa Batas antara masyarakat Desa Saleman dan Masyarakat Desa Horale Kecamatan
Sumber diperoleh dari Pimpinan Proyek GERHAN Dinas Kehutanan Kabupaten Maluku Tengah Surat keputusan Badan Saniri Negeri Amahai, Juni 1959. Tradisi Tuhu (molo) dalam sengketa tanah Desa Pelau, Kabupaten Maluku Tengah
Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.
Daftar Pustaka Catatan badan Saniri Desa Pelau atas kasus sengketa antara Keluara Rais dengan Sumba, Juni 1980
173
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009