PENYAKIT JANTUNG KORONER Î Penyakit akibat penyempitan atau penyum batan pembuluh darah koroner . Manifestasi klinik berupa acut miocard infark, angina pectoris dan kematian mendadak FAKTOR RISIKO PJK YG TAK DPT DIUBAH 1. Hereditas/keturunan: anak yg orangtuanya menderita PJK akan lebih besar kemungkin-annya mendapat PJK 2. Laki-laki: perbandingan 1 L terhadap 7 P sebelum menopause, setelah menopause 1 L terhadap 1 P 3. Peningkatan umur: makin tua umur maka makin berlanjut proses aterosklerosis. YG DPT DIUBAH 1. Merokok: pengaruh kejadian PJK tergantung pada rasio hazard merokok: jumlah rokok, jenis rokok, dan usia mulai merokok. 2. Dislipidemia: risiko meningkat sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol LDL. 3. Hipertensi: meningkatkan beban jantung yg akan membuat dinding pembuluh darah menebal 4. Diabetes Melitus: yg tdk terkontrol dg baik meningkatkan risiko PJK. FAKTOR RISIKO PELENGKAP 1.
Aktivitas fisik kurang: olah raga aerobic dapat mengontrol kolesterol darah, diabetes dan tekanan darah.
2. Obesitas: berhubungan dengan PJK karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar lipid darah dan diabetes melitus 3. Stress: faktor risiko ini dpt mempengaruhi faktor risiko yg sdh ada, misalnya orang saat stress mulai merokok atau merokok lebih banyak. DEFINISI BERISIKO RENDAH TERKENA PJK American College of Cardiology, Europen Heart Cardiology, dan Perki 1. Kolesterol total 160 –199 mg/dl
4. Tekanan darah < 120/80 mmHg
2. LDL kolesterol 100 – 129 mg/dl
5. Tidak merokok
3. HDL kolesterol 45 mg/dl pada laki-laki dan 55 mg/dl
6. Tidak menderita diabetes
pada wanita RASIO TOTAL KOLESTEROL TERHDP HDL & RISIKO PJK Risiko
Laki-laki
Perempuan
• Rendah
4,0
3,2
• Sedang
6,0
4,8
• Tinggi
6,9
5,5
• Amat tinggi > 6,9
> 5,5
• L, umur 45 th, total kolesterol 190 mg/dl (N), HDL 38 mg/dl (R), rasio 5 (N=4,2) RASIO LDL TERHADAP HDL & RISIKO PJK W.P Castelli dari Framingham Heart Study Risiko
Laki-laki
Perempuan
Rendah
< 2,49
< 2,13
Menengah
2,49 – 3,19
2,13 – 2,74
Tinggi
> 3,19 – 4,10 > 2,74 – 3,34
Amat tinggi
> 4,92
> 4,38
PENCEGAHAN MENERAPKAN PARADIGMA SEHAT Seimbangkan gizi, kurangi makanan yg berle-mak, perbanyak sayur dan buah-buahan dan pilih ikan, tahu dan tempe sbg lauk. Enyahkan rokok, berhenti merokok bagi perokok, anak-anak dan remaja dilarang merokok, perbanyak kawasan bebas rokok Hindari dan atasi stress, dengan beragama dan berbudaya. Awasi tekanan darah, usahakan tetap normal. Teratur berolahraga, minimal jalan kaki setengah jam hampir setiap hari dalam seminggu. GEJALA PJK ANGINA PECTORIS •
Ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 miokard dg kemam-puan pblh drh koroner dlm menyediakan O2
•
Nyeri dada timbul pd kegiatan fisik, emosi, spontan saat istirahat, sesudah makanan
INFARK MIOKARD •
Kerusakan otot jantung karena tersumbatnya pembuluh darah koroner sementara.
•
Nyeri dada saat istira-hat, spt tertindih, tertekan, kadang spt tercekik
DIAGNOSIS PJK 1. Riwayat nyeri dada kiri 2. Perubahan Elektrokardiografi (EKG) 3. Peningkatan enzim jantung, seperti: CK: Creatinin Kinase CKMB: Creatinin Kinase Miocard Band LDH: Laktic DeHidrokinase GOT: Glutamic Oxalo Transaminase Troponin I MANAJEMEN TERAPI PATOFISIOLOGI: suplai oksigen berkurang, menyebabkan perubahan metabolisme pada miokard dari aerob menjadi anaerob, shg produksi laktat bertambah, maka timbul nyeri dada & PH sel berkurang (asidosis) PRINSIP: menurunkan pemakaian oksigen dan meningkatkan persediaan oksigen miokard PENATALAKSANAAN AMI SECARA HOLISTIK •
Aktifitas Bedrest total selama 12 jam pertama atau selama episode nyeri dada.
•
Diberikan obat-obatan untuk menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung dan meningkatkan aliran darah miokard dengan melebarkan pembuluh darah koroner
•
Terapi oksigen
•
Infus emergency
•
Diet: puasa pada 8 jam pertama setelah serangan, diteruskan diet jantung secara bertahap (konsistensi dan energi)
•
Monitoring balans cairan
•
Rehabilitasi jantung setelah 12 jam pertama bebas nyeri dada, dilakukan secara bertahap dimulai dari duduk (pasif, aktif, berjuntai), jalan (disekitar t.t, diruang perawatan)
•
Tindakan PCI: membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara dipasang ring atau dibalon
•
Diet persiapan: pagi sbl tindakan diberi DJI
•
Post PCI: Diet jantung secara bertahap, setiap waktu makan ditingkatkan dimulai dari DJ I
•
Tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG): operasi bedah pintas koroner.
•
Diet persiapan: puasa malam hari s.d pagi
•
Post CABG: pasien dirawat di ICU, dimulai dari stop makan minum (perenteral), kmd TETP (Cair, Lunak), Pasien dipindah ke ICCU (Tim, Nasi) TETP sampai dengan pasien pulang & diteruskan selama 3 bulan, kemudian kembali ke diet rendah cholesterol
TUJUAN TERAPI DIET PADA POST AMI 1. Mendukung istirahat untuk menurunkan kerja jantung dengan menghindari makanan yang terlalu banyak & keras 2. Menghindari aritmia dengan menyajikan makanan sesuai suhu tubuh. 3. Menghindari konstipasi 4. Menormalkan kadar lipid 5. Menurunkan kebutuhan energi untuk mengunyah. 6. 6. Menurunkan kelebihan berat badan 7. 7. Mengidentifikasi faktor risiko dan menurunkannya apabila memungkinkan REKOMENDASI DIET 1. Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total) berikan diet jantung bentuk cair. 2. Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna, rendah kolesterol dan lemak jenuh. 3. Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas out of bed) atau pasien yg akan pulang diberikan makanan padat (nasi) rendah kolesterol & lemak jenuh 4. Rendah kolesterol 250 mg/hari dan lemak dlm bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1 5. Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan, serat larut air, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. 6. Tingkatkan asupan bahan makanan yang mengandung flavonoid, seperti bawang, teh, apel, buah anggur dan tomat (licopen) 7. Cukup calsium, magnesium dan kalium. 8. Kurangi asupan kuning telur, full cream milk, daging merah, lemak daging/ayam dan bakery. 9. Tingkatkan vitamin E bila perlu suplemen. 10. Tingkatkan bahan makanan sumber asam folat, riboflavin, vitamin B6 dan B12 jika kadar homocysteine tinggi dalam serum (hiperhomocysteinemia) 11. Asupan vitamin C disarankan 2 – 3 kali RDA. PENTAHAPAN DIET •
Disesuaikan dengan kemampuan jantung, jika membaik maka diet ditingkatkan.
•
Diperlukan kolaborasi dengan dokter atau perawat
•
Dapat mengacu pada hasil EKG atau tahap mobilisasi jantung atau keluhan nyeri dada
•
Jika muncul keluhan nyeri dada maka diet dipertimbangkan untuk diturunkan kembali
STANDAR MAKANAN RS UNTUK DIET JANTUNG Diberikan secara bertahap: bentuk makanan dan kandungan zat gizi t.u. energi. •
Diet Jantung I, bentuk cair, kandungan energi hanya mencukupi kebutuhan basal.
•
Diet Jantung II, bentuk bubur nasi, kandungan energi sedikit diatas basal.
•
Diet jantung III, bentuk nasi tim, kandungan energi sudah memperhitungkan aktivitas ringan.
•
Diet Jantung IV, bentuk nasi, kandungan energi sudah memperhitungkan aktifitas sehari-hari.
•
Kandungan protein DJ I – DJ IV sekitar 12% - 15%
•
Kandungan lemak DJ I – DJ IV sekitar 20% - 25%.
•
Kandungan kolesterol antara 250 mg
NCP PADA PJK •
ASESMEN A: Lila, SGA, IMT (recal BB & TB) B: profil lipid darah, enzim jantung C: onset nyeri dada, aktifitas fisik, tekanan darah D: riwayat pola makan, recal asupan 24 jam. (ditekankan pd asupan mkn tinggi energi, tinggi lemak, tinggi natrium, rendah serat)
•
DIAGNOSIS GIZI •
Pembatasan asupan energi berkaitan dengan gangguan suplai oksigen ke otot jantung ditandai dengan Peningkatan enzim jantung, nyeri dada kiri.
•
•
INTERVENSI •
TUJUAN:
-
Memberikan makanan tanpa memperberat kerja jantung
-
Mencapai/menurunkan kadar lipid dalam batas normal
MONEV •
Asupan zat gizi: energi, protein, kolesterol
•
Fisik/klinis: nyeri dada, aktifitas fisik/ mobilisasi jantung
•
Antropometri: BB, lingkar pinggang, lingkar perut, lingkar panggul
•
Laboratorium: enzim jantung LDH
GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE) Î Ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dlm jml yg memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. 3 macam gagal jantung: 1. Gagal jantung kiri •
Gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri
•
Curah jantung kiri menurun
•
Sistolik & diastolik meningkat, merupakan beban bagi atrium kiri untuk mengisi ventrikel kiri
•
Kenaikan tekanan di atrium kiri
•
Hambatan aliran darah dari vena pulmonal
•
Bendungan di paru-paru Æ edema paru
2. Gagal jantung kanan •
Gangguan pada daya pompa ventrikel kanan
•
Isi sekuncup ventrikel kanan menurun
•
Tekanan diastolik ventrikel kanan meningkat
•
Beban atrium kanan dalam mengisi ventrikel kanan, kenaikan tekanan di atrium kanan
•
Menyebabkan hambatan masuknya aliran darah dari vena cava superior, vena jugularis dan hepar,
•
Jika berlanjut timbul edema pada tungkai bawah dan asites.
3. Gagal jantung kanan & kiri/gagal jantung kongestif •
Gangguan jantung kiri dan kanan secara ber samaan
•
Ditandai dengan adanya bendungan paru dan bendungan sistemik pada waktu bersamaan
TANDA & GEJALA G.J. KIRI
G.J. KANAN
•
Sesak nafas
•
Edema, asites
•
Batuk kadang disertai darah
•
Hepatomegali
•
Edema paru akut
•
Hiponatremi & hipokalemi
•
Gangg
gastrointestinal
anoreksia,
muntah,
kembung MANAJEMEN TERAPI •
Istirahat tirah baring
•
Pemberian oksigen
•
Obat diuretik oral maupun parenteral, sebaiknya diikuti dengan pemberian kalium
•
Diet Jantung, pembatasan natrium dan pembatasan asupan cairan. Bila ada edema paru-paru target balans cairan negatif. Bila menggunakan mechanical ventilator asupan cairan dapat dinaikkan karena IWL meningkat.
TUJUAN TERAPI DIET •
Memberikan makanan tanpa memperberat kerja otot jantung
•
Mencegah/mengurangi penimbunan cairan dalam tubuh
•
Mencegah/mengoreksi hipokalemia
PRINSIP/SYARAT DIET 1. Energi: BEE x F.A. x F.S. F.A = 1,1 – 1,3 x BEE
F.S = 1,1 – 1,2 x BEE
2. Protein: 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari, bila ada insuf renal protein 0,8 g/kgBB/hari 3. Cairan: CHF 0,5 ml per kcal (kebutuhan normal 1 ml per kcal), bila edema paru balans cairan negatif. 4. Vitamin, mineral & elektrolit Vitamin: > RDA
Kalium: 2000 – 6000 mg/hari
Natrium: 1500 – 2000 mg/hari
Magnesium: 300 – 350 mg/hari
5. Bentuk makanan diberikan secara bertahap sesuai kemampuan dapat dimulai dari cair atau lunak 6. Porsi makanan diberikan kecil dan sering. 7. Bila diberikan NGT: pilih formula padat gizi & rendah lemak (1cc = minimal 1kcal), porsi/volume sedikit (sesuai kemampuan absorbsi, dpt dilihat dari residu dlm lambung) & frekuensi pemberian sering (6 – 8 kali/hr) @ 150 -200 ml PEMBATASAN NATRIUM •
MAKANAN YANG DIPANTANG:
Makanan yang diawet dengan garam dapur seperti ikan/telur asin, asinan buah/sayur, sarden, kornet, krekers. •
MAKANAN YANG DIBATASI:
Garam dapur dan bumbu yang mengandung natrium seperti kecap, saus, petis, tauco, vetsin, kaldu instan dan soda kue GANGGUAN JANTUNG LAINNYA A. HIPERTENSI KRITIS •
Merupakan penyebab utama gagal jantung
•
Peningkatan tekanan darah yg mendadak dan berat > 250/140 mmHg dapat digolongkan menjadi hipertensi emergensi dan urgensi
•
Terapi non farmakologis: Pembatasan Natrium, penurunan BB jika kegemukan. Bentuk makanan dimulai dari lunak.
B. SHOCK CARDIOGENIK •
Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri dg penurunan sistolik < 80 mmHg pd pasien yg sebelumnya menderita hipertensi.
•
Tanda & gejala: tekanan darah menurun, hipoksemia, perubahan suhu tubuh, perubahan tingkat kesadaran krn hipoksia otak, edema paru,stres ulcer, mual, muntah dan keluaran urin < 20 ml/jam
•
Manajemen terapi: tirah baring, pemberian oksigen, farmakoterapi, keseimbangan kebutuhan cairan.
•
Pasca shock diberikan diet dimulai dari cair.
•
Px dg penurunan kesadaran diberikan NGT.
•
Px dg stres ulcer diberikan NGT dg volume sedikit dan diencerkan, energi cukup untuk memenuhi kebutuhan basal.
C. ENDOCARDITIS INFEKTIF •
Dpt didahului penyakit jantung bawaan maupun penyakit jantung yg didapat, dpt disebabkan penyalahgunaan narkoba secara intravena.
•
Merupakan peradangan pada katup dan permuka an endotel jantung oleh infeksi bakteri (strepto, stapilo, entero dan pneumokokus).
•
Terapi: TETP, bentuk mkn sesuai suhu tubuh
KELAINAN JANTUNG PADA ANAK Kelainan Jantung Bawaan •
Atrial Septal Defect (ASD),
•
Ventricular Septal defect (VSD), menyebabkan pertumbuhan terhambat
•
Stenosis Pulmonalis,
•
Stenosis Aortae, pertumbuhan anak tetap normal
Kelainan Jantung Didapat •
Gagal jantung
•
Miocarditis Difteri
•
Demam rematik (Streptokokus hemolitikus)
•
Rheumatic Heart Disease
TUJUAN TERAPI DIET •
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dg optimal tanpa memberatkan kerja jantung
•
Mengurangi/mencegah retensi air/garam
•
Menyiapkan kondisi anak dg kelainan jan- tung bawaan untuk tindakan pembedahan.
PRINSIP/SYARAT DIET •
Kebutuhan energi sesuai umur, antara 150 – 180 kcal/kgBB. Bila asupan energi < 120 kcal/kgBB, akan terjadi defisiensi folat, B12 Cu, Zn dan vitamin D
•
Protein 3-4 g/kgBB untuk pembentukan otot jantung. Pada gagal jantung 1-2 g/kgBB untuk meringankan beban ginjal
•
Lemak sedang
•
Natrium dan cairan dibatasi
•
Makanan mudah dicerna
•
Bentuk makanan dapat dimulai dari cair atau lunak
POST OPERASI ASD/VSD •
Diberi diet TETP
•
Bentuk makanan bertahap dimulai dari cair, saring, lunak dan nasi.
•
Untuk memperbaiki kadar Hb dan albumin dianjurkan konsumsi makanan yang banyak mengandung Fe dan albumin.
•
Setiap hari dianjurkan mengkonsumsi ikan t.u yang mengandung omega 3
NCP PADA CHF •
Asesmen: A: Lila atau SGA atau IMT (recal BB & TB) B: Enzim jantung, Albumin, BUN, creatinin, kalium C: edema, sesak nafas D: riwayat pola makan dan minum, recall 24 jam asupan makanan dan minuman
•
Diagnosis Gizi: Pembatasan asupan cairan dan natrium berkaitan dengan gagal jantung ditandai dengan edema paru-paru, edema ekstremitas sesak nafas.
•
•
Terapi •
Tujuan: sesuai dengan diagnosis gizi
•
Prinsip/syarat diet: sesuai dengan tujuan diet
•
Kebutuhan energi: sesuai dengan aktifitas pasien/mobilisasi yang diprogramkan untuk melatih kerja otot jantung.
Monev: Sign & Simptom pada diagnosis masalah gizi -Asupan zat gizi energi, protein, natrium -Enzim jantung -Balans/keseimbangan cairan -Aktifitas/mobilisasi
KANKER Î Penyakit tidak menular yang berawal dari perubahan materi genetika atau dna, yang ada pada sel normal dan menghasilkan sel yang tidak sama lagi dengan induknya Kunci “kesembuhan” •
Deteksi dini
•
Periksa jika punya faktor risiko
•
Waspada gejala awal
•
Dukungan sosial
Gejala •
Perubahan kebiasaan bab dan bak
•
Benjolan
•
Luka yang tidak sembuh-sembuh
•
Perubahan pada kutil / tahi lalat
•
Perdarahan atau keluarnya cairan yang tidak
•
Batuk yang mengganggu atau suara serak
biasanya
•
Gangguan cerna, adanya kesulitan menelan
Pencetus kanker •
Bahan makanan karsinogenik
•
Lemak berlebihan
•
Protein hewani berlebihan
•
Pengolahan protein hewani (terbentuknya senyawa heterocyclic amines)
Gejala klinis •
Anoreksia
•
Anemia
•
Perubahan ambang rasa kecap
•
Astenia
•
Penurunan berat badan
•
Gangguan metabolisme
•
Pemberian bertahap (sesuai kondisi dan daya
Tujuan penatalaksanaan diit •
Mempertahankan atau memperbaiki status gizi
•
Mengurangi gejala kaheksia
•
Mencegah komplikasi misal sepsis, infeksi
Prinsip diit •
Tinggi enersi
•
Tinggi protein
terima pasien)
Syarat diit •
Enersi sesuai kebutuhan (stres metabolik)
•
Protein 1 – 2 gr/kg BB(lihat penyakit penyerta)
•
Lemak sekitar 25 – 30 %
•
Tingkatkan konsumsi vit & mineral, apabila perlu berikan sbg suplemen
•
Porsi dan frekuensi sesuaikan efek samping obat
Efek samping obat •
Mual
•
Hiperurisemia
•
Hipoalbuminemia
•
Muntah
•
Hipomagnesemia
•
Xerostomia
•
Anoreksia
•
Hipokalsemia
•
GTG
•
Hipokalemia
Perhatikan •
Hindari pemberian makan dan minum selama 2 jam post kemoterapi atau radiasi
•
Sering terjadi diare (diit menyesuaikan)
•
Monitor keseimbangan cairan
•
Pemberian nutrisi parenteral merupakan keputusan tim mengingat risiko yang timbul
Masalah yang sering muncul •
Anoreksia
•
Mual
•
Asupan tidak adekuat
Edukasi gizi •
Harus diberikan
•
Jangan selalu “memenuhi” keinginan px
•
Sesuaikan dengan problem gizi
•
Diskusikan dengan “tim”
Penyebab anemia pada px kanker •
Anemia kronik
•
Anemia gizi
•
Infiltrasi tumor ke sumsum tulang
•
Hemolisis
•
Kemoterapi
•
Perdarahan
Asam folat •
Sangat diperlukan untuk pembentukan sel baru
•
Dapat mencegah kelainan mutasi DNA
•
Pengobatan suportif pada penyakit kritis
•
Menghambat kerusakan pembuluh darah
•
Koenzym membentuk SAM (S-Adenosyl- Methionine) yang penting pada pencegah-an kanker
PEMICU Biokimiawi •
Disposisi genetik
•
Infeksi hepatitis b,c,virus hiv, heli-cobacter pylori
•
Merokok (paru,mulut,oesofagus, pankreas,empedu,cervix)
•
Alkohol (mulut,oesofagus,pharynx, larynx,liver)
•
Obesitas (mamae,uterus,kandung empedu)
•
Bahan kimia dan food additives
•
Makanan olahan/diproses
•
Makanan dibakar/”hangus”
•
Konsumsi daging merah dan lemak jenuh hewani berlebihan
•
Kurang selenium dan antioksidan
Faktor structural •
Radiasi UV (kulit)
•
Radiasi ion (x-ray)
•
Polusi
•
Kurang aktifitas
•
Pestisida
•
Sex bebas/tidak aman
STROKE ASESMEN GIZI DIETARY
•
ANTROPOMETRI
•
•
Î IMT, LiLA BIOKIMIA Î dislipidemia, dll
Riwayat banyak minyak, lemak trans, kolesterol dan garam natrium
•
CLINIS/FISIK
Recal 24 jam sebelum kasus: asupan makanan lunak rendah cholesterol defisit.
Î Hipertensi, kesulitan menelan dll DIAGNOSIS GIZI •
Asupan makanan kurang berkaitan dengan kesulitan menelan akibat stroke ditandai dengan rendahnya asupan energi dan protein.
•
Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan kurang pengetahuan ttg mkn sehat ditandai dengan kolesterol dan LDL tinggi, riwayat makan gorengan dan bakery.
•
Kelebihan asupan garam natrium berkaitan dengan pengetahuan kurang ditandai dengan hipertensi dan riwayat sering mengkonsumsi bakery dan bumbu pabrikan.
INTERVENSI TERAPI DIET •
Jenis diet: rendah garam rendah kolesterol
•
Bentuk makanan: bubur saring
TUJUAN DIET •
Meningkatkan asupan makanan
•
Menurunkan tekanan darah
•
Menurunkan kadar lipid darah
•
Mempertahankan status gizi
PRINSIP/SYARAT DIET •
Energi diberikan cukup.
•
Natrium dibatasi <2000 mg/hari
•
Protein cukup 1g/kgBB/hari
•
Calsium, kalium dan magnesium >RDA
•
Lemak 25% dari total kebutuhan energi, kolesterol dibatasi <300 mg/hari
ENERGI
•
PROTEIN = 1 x BB
BEE=66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xUsia)
•
LEMAK = 25% X energi
PERHITUNGAN KEBUTUHAN •
TEE= BEE x f.aktifitas x f.stres RENCANA MONITORING •
ANTROPOMETRI: BB
•
BIOKIMIA: lipid darah
•
CLINIS/FISIK: tekanan darah, kemampuan menelan
•
DIETARY: asupan energi, protein, lemak, kolesterol, natrium.
RENCANA KONSULTASI GIZI AWAL DIRAWAT •
Menjelaskan px tidak diijinkan membawa makanan/minuman dari luar r.s
SETIAP PERUBAHAN DIET •
Menjelaskan hasil monitor sisa makanan
1- 2 HARI SEBELUM PX PULANG •
Masalah: pembatasan lemak dan kolesterol, serta natrium.
•
Sasaran: px dan keluarga
•
Tempat: ruang perawatan
•
Alat bantu: makanan r.s dan brosur rendah kolesterol yang sudah dimodifikasi dengan rendah garam
RINCIAN MATERI: •
Membahas status gizi SMRS
•
Membahas riwayat pola makan SMRS dibandingkan dengan diet yang harus diteruskan dirumah.
•
Saran perbaikan pola makan untuk mencegah kekambuhan penyakit
IMPLEMENTASI KEBUTUHAN Px Bentuk Bubur Saring •
Energi x kcal
•
Kolesterol <300 mg
•
Protein x g
•
Natrium 2000 mg
•
Lemak x g
STANDAR DIET RS Bubur Saring •
Energi 1300 kcal
•
Kolesterol 200 mg
•
Protein 45 g
•
Natrium 2000 mg
•
Lemak 30 g
Bubur Saring ext Makanan enteral 250 cc
HIPERTENSI DASH DIET (1997) Dietary Approaches to Stop Hypertension Penambahan 1 porsi sayuran dan 1-2 porsi buah Banyak sayuran dan buah (tinggi kalium)Æ 10 porsi sehari 4 – 5 porsi kacang2an, biji2an Æ bahan makanan sumber magnesium, kalium dan serat DASH DIET Æ tinggi kalsium, kalium dan magnesium DASH-Sodium Trial Multi-center, feeding trial randomized to control or DASH diet 3 levels of sodium intake (150, 100, 50 mmol/d) in cross-over design 2-week run in; 30 days at each sodium level randomly assigned outcome: change in BP (blinded) Mineral Content in DASH Trials* Nutrient
Control mg (mmol)
DASH Diet mg (mmol)
Sodium
3028 (132)
2859 (124)
Potassium
1752 (45)
4415 (113)
Calcium
443
1265
Magnesium
176
480
TUJUAN DIET •
Menurunkan BB bila obes (Davis,1993; Denkes, 1994) Æ laki2 Æ setiap 10% kenaikan BB Æ kenaikan tekanan darah 6,6 mm.
•
Mengontrol tekanan darah dalam batas normal
•
Mengurangi asupan natrium Æ hanya 1/5 sampai ½ pasien HT sensitif garam Æ jika diet tidak membantu dalam 6 bulan Æ perlu obat.
•
Menurunkan intake cafein dan alkohol
•
Meningkatkan intake calsium,kalium,magnesium
•
Meningkatkan aktifitas fisik
REKOMENDASI 1. NATRIUM Pengaruh konsumsi garam pd hipertensi Æ Peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
GIZI
Diet Rendah Garam I (RG I) Æ Natrium : 200 – 400 mg Na/ hari Diet Rendah Garam II (RG II) Æ Na : 600 – 800 mg (1/4 sdt garam) Diet Rendah Garam III (RG III) Æ Na : 1000 – 1200 mg (1/2 sdt garam) 2. KALIUM Suplemen kalium Æ menurunkan tensi (bila asupan natrium tinggi). Kalium berfungsi sebagai diuretik Æ pengeluaran natrium cairan meningkat Kalium menghambat pengeluaran renin sehingga merubah sistem renin angiotensin Kebutuhan kalium Æ 1500 – 3000 mg Diit tinggi kalium Æ banyak buah dan sayur 4. MAGNESIUM Hipomagnesemia Æ banyak pada hipertensi Æ membutuhkan dosis anti hipertensi lebih tinggi untuk mengontrol tensi Kebutuhan magnesium : 200-500 mg/hari Sumber : sayuran hijau, kacang2an, biji2an, susu, coklat dan teri Suplemen mg Æ bermanfaat pada penderita hipertensi dengan hipomagnesemia
SINDROM NEFROTIK DEFINISI: Kumpulan gejala terdiri Þ Proteinuria berat > 3,5 g/hari
Þ Udema
Þ Hipoalbuminemia < 3 g%
Þ Hiperlipidemia
ETIOLOGI: Þ Primer Æ glomerulo nefritis 80% Þ Sekunder Æ akibat penyakit lain 20% GAMBARAN KLINIS ¾ KELUHAN: o
Udema/sembab bila albumin < 1,5 g
sembab di kelopak mata, dada, perut, genital, punggung, tungkai, ascites, pleural effusi
o
Otot skelet atrophi
o
anorexia, lelah, become irritable, appear pale
o
Diare
¾ PEMERIKSAAN FISIK: o
Bengkak, ascites, pleura effusi
o
Hematuria Æ Anemia ringan
o
Parotis kadang membesar
o
Hipertensi : kadang ada kadang tidak
PROTEINURIA Normal Æ protein dalam urin/24 jam : < 150 mg. Pasien NS Æ proteinuria > 3.5 grams (25 kali normal) Hipoalbuminemia Æ bila jumlah albumin yang hilang melalui urin dan yang dikatabolisme > jumlah yang disintesis hati Hiperlipidemia Æ terjadi secara sekunder karena hipoalbuminemia ODEMA ¾ 95-99% kasus NS ¾ Edema fase I Æ sekitar mata, kaki, tangan dan muka. ¾ Tahap lanjut Æ abdomen (ascites). ¾ Edema masif Æ anasarca. ¾ Edema Æ gangguan pengaturan natrium menyebabkan retensi cairan tubuh TUJUAN DIET
1. Makanan tanpa memberatkan faal ginjal 2. Mencegah dan atau mengurangi retensi garam/air 3. Mengganti protein yang keluar bersama urin 4. Mengontrol hipertensi 5. Memonitor hiperkolesterol 6. Mengatasi anoreksia SYARAT DIIT 1. Energi Diberikan sesuai kebutuhan menurut umur Æ untuk mencapai keseimbangan nitrogen positif, energi diberikan 20-50% diatas kebutuhan normal 2. LEMAK DAN KOLESTEROL Lemak < 30% dari total kalori 10% lemak jenuh; 10% tak jenuh tunggal; 10% tak jenuh ganda Kolesterol : perlu dipertimbangkan membatasi kolesterol pada SN yang berkelanjutan atau sering kambuh. o
Pembatasan < 300 mg/hari
Hiperlipidemia Æ Aterosklerosis dan progresif renal Pemberian diet rendah lemak Æ sedikit bermanfaat (belum ada penelitian eksperimental ) pada hiperlipidemia dg NS Manfaat suplemen lemak tak jenuh ganda (diantaranya miyak ikan) belum terbukti 3. PROTEIN Pemberian protein tinggi Æ meningkatkan sintesis albumin pada hati dan proteinuria akibat perubahan glomerular permeability selectivity Æ tidak meningkatkan protein tubuh Protein cukup Æ sesuai kebutuhan menurut umur + protein yang hilang melalui urin. Dewasa : 0,8-1 g/kg BBI/hari + protein loss Anak : kebutuhan protein anak + protein loss A balanced diet adequate in both energy and protein (1-2gms per kilogram body weight) should be adequate for most children. adequate protein intake – sampai 2gm/kg/day pada anak Pada bayi tidak lebih dari 3gm/kg/day Lim, et al (1998) Æ pembatasan protein 0,9 g/kg BB/hari selama 35 hari Æ mempertahankan keseimbangan nitrogen sedang Æ 0,8 g/kg BB/hari Barsotti (1996) Æmanfaat protein nabati Æ menurunkan ekskresi albumin urine dan kolesterol
Maroni, et al (1997) Æ pemberian protein sedang Æ 0,8 g/kg BB/hari KEBUTUHAN PROTEIN BAYI & ANAK (WKPG) UMUR (TAHUN)
PROTEIN (g/kg BB/hari)
0-1
2,5
1–3
2
4–6
1,8
6 – 10
1,5
10 - 18
1 – 1,5
4. NATRIUM DAN CAIRAN Untuk mencegah oedema masif Æ Natrium dalam diet harus rendah Natrium dibatasi 1 – 4 gram tergantung berat ringannya odema No added salt – hindari menambah garam di meja makan dan kurangi makanan yang diolah : crisps, makanan kaleng Cairan disesuaikan dengan volume urin PEMESANAN DIIT NEFROTIK SINDROM Tinggi Protein Rendah Garam (TP RG) atau diet NS Î Jumlah protein dicantumkan
BATU SALURAN KEMIH BSK : batu kimiawi yang terjadi di sal. kemih, terbentuk melalui proses fisikokimia dari zat2 yang terkandung dalam air kemih. Proses pembentukan batu : endogen (umur, keturunan, jenis kelamin, kelainan anatomis ginjal) dan eksogen (iklim, kebiasaan makan) Gejala : nyeri/kolik ginjal dan saluran kencing, pinggang pegal, kencing berdarah BSK menurut tempat Æ BSK Atas/ batu ginjal dan Batu kandung kemih BSK tdd unsur2 asam urat, fosfat, oksalat, kalsium, mg, ammonium Æ bergabung membentuk susunan kimia. BATU CALSIUM OKSALAT Î Batu ginjal Æ 80% batu calsium dan 50 % batu ca oksalat, sisanya campuran dengan kalsium pospat dan asam urat FAKTOR RISIKO UTAMA Hiperkalsiuria, hipositrauria, hiperurikosuria Volume air kemih kurang Masukan diet : cairan kurang, jenis masukan cairan, tinggi garam dapur, tinggi protein, rendah kalsium Riwayat batu Hiperoksaluria HIPERURIKOSURIA Peningkatkan : Masukan diet purin
Disposisi urat ekstra ginjal
Produksi urat endogen
Mekanisme ekskresi ginjal
HIPEROKSALURIA Diet tinggi oksalat
Diet tinggi askorbat
Diet rendah kalsium
Diet tinggi purin
Absorbsi berlebih diet kalsium HIPOSITRAURIA Hipositrauria (sitrat < 320 mg/hr) Æ penurunan ekskresi sitrat Æ inhibitor pebentukan kristal dalam urine Ekskresi sitrat menurun Æ masukan tinggi protein Æ peningkatkan ekskresi asam dalam urin Perbaikan hipositrauria lebih mudah dari yang lain DIIT RENDAH KALSIUM Æ SUDAH TIDAK DIANJURKAN •
Kalsium Æsesuai kebutuhan normal 400 – 600 mg/hari
•
Diit rendah calsium Æ menyebabkan hiperoxalouria dan pengeroposan tulang
CAIRAN Cairan banyak, minimal 2500 mL sehari Rendah cairan Æ keluaran volume air kemih rendah Æ peningkatan konsentrasi kalsium dan oksalat Jenis cairan Æ minuman ringan > 1 lt/mg dalam 3 tahun Æ kejadian batu kambuh OKSALAT Rendah oksalat 40-50 mg/hari (N:70-150 mg) Membatasi bayam, seledri, buncis, teh, kopi, kacang2an, coklat. VITAMIN C DAN VIT. B6 Vitamin C
o
Vit. C dosis tinggi (4 g/hari) secara teratur Æpeningkatan oxaluria Æ batu oksalat
Vit. B6 (piridoxine) o
Kekurangan vit. B6 Æpeningkatan produksi oksalat
ASAM URAT Asam urat Æ hiperurokusoria Diit rendah purin dan tinggi sisa basa Æ menjaga Ph urin > 7 Hiperurokusoria disebabkan asupan tinggi protein, produkasi urat endogen, mekanisme ekskresi ginjal NATRIUM Tinggi natrium Æ menambah ekskresi kalsium. Asupan Na sedang 2300 mg sehari (setara dengan 5 g garam) PHOSPAT DAN PROTEIN Rendah phospat Æ tidak dianjurkan Peningkatan ekskresi sitrat Protein tinggi dari hewani Æ meningkatkan pengeluaran kalsium urin, asam urat dan oksalat ASAM SITRAT Asam Sitrat dianjurkan tinggi Æ mencegah hipositrauria sehingga urine lebih jenuh dan mendorong pertumbuhan batu kalsium. Sumber : jeruk nipis, apel, anggur, nanas, jeruk lemon. REKOMENDASI DIET Mencegah kekambuhan BSK Pembatasan kalsium dihidari Asupan kalsium dan oksalat seimbang Garam dan protein adekuat Kalium ditingkatkan Cairan ditingkatkan PEMESANAN DIET Batu calsium Æ Diet rendah oksalat tinggi sisa asam Batu asam urat Æ Diet rendah purin tinggi sisa basa
DIABETES MILITUS Menejemen Diabetes
Edukasi pasien & keluarga
Terapi gizi medis
Perubahan gaya hidup: aktifitas fisik, menejemen stress, jumlah jam tidur, rekreasi
Intervensi farmakologis
3 aspek sentral preskripsi diet diabetes TEPAT JADWAL
3 kali makan utama
2 - 3 kali selingan
Pagi
Selingan pagi
Siang
Selingan sore
Malam
Selingan malam
TEPAT JUMLAH
BERBEDA TIAP INDIVIDU tergantung:
Berat badan
Gender
Tinggi badan
Aktifitas fisik
Usia
Gula darah
TEPAT JENIS
Yang terbatas:
Bebas/ sekehendak:
Karbohidrat terutama yg sederhana
Sayuran terutama sayuran kelompok a:
Lemak & minyak Æ gorengan
kol, kembang kol, tomat, ketimun, sawi, tauge,slada
Diet DM
Konsensus PERKENI tahun 2006 45 – 60 % karbohidrat
20 – 25 % lemak
10 – 15 % protein
< 300 mg kholesterol
Askandar Tj (1978) Æ 13 macam diit DM Diet B1 : komposisi 60 % k.h, 20 % protein, 20 % lemak
Syarat Diet: Jumlah 1. Kebutuhan kalori - Cukup untuk mempertahankan BB, pertumbuhan, dan perkembangan - Jumlah kalori sesuai dengan BB, umur, jenis kelamin dan aktivitas Penentuan kebutuhan kalori : BB BBR % =
x 100 % TB – 100
BB = Berat Badan TB = Tinggi Badan
Kurus (underweight)
: BBR < 90%
kebut. Kal : BB X 40 – 60 kal/hari
Normal (ideal)
: BBR 90 – 110% kebut. Kal : BB X 30 kal / hari
Gemuk (overweight)
: BBR > 110%
kebut. Kal : BB X 20 kal / hari
Obesitas
: BBR > 120%
kebut. Kal : BB X 10 – 15 kal / hari
2. Karbohidrat o
Konsensus DM 50 – 60 % total kalori
o
ADA 50 – 60 % total kalori
o
Diet B dan B1 Surabaya 68 % total kalori dan 60 % total kalori
3. Protein
Konsensus DM : 10 – 15 %
total kalori
Khusus ibu / menyusui dan
anak : 20 %
Nephropaty diabetik : 0.6 – 1.2
g / kg BB / hr
(tergantung
tingkatan klinik)
4. Lemak
Konsensus DM : 20 – 25 % total kalori
MUFA tinggi, pembatasan PUFA dan SAFA
Kolesterol : < 300 mg / hr
5. Vitamin dan mineral
Seperti populasi umum kecuali pada DMHT
Natrium dibatasi
6. Serat
Kandungan serat + 25 g/hr
7. Gula
Tidak lebih 5 % dari total kalori/hr (Pada enteral I, III, V)
8. Pola pemberian makan 3 X makanan utama 3 X makanan selingan Interval 3 jam Pembagian kalori : - makan pagi : 20% total kalori - makan siang dan malam @ 25% total kalori - makanan selingan @ 10% total kalori Index glikemi makanan
Reaksi tubuh berbeda terhadap jenis komplex CHO & kombinasi makanan.
Komplex CHO: nilai GI berbeda
Kacang2an mempungai IG lebih rendah dari sayur akar-akaran & serealia (Beebe, 1987).
Makanan tinggi serat: Ig-nya lebih rendah dibanding makanan rendah serat.
Diit KV = Diit Ateroprotektif
Penerapan sejak 1999
Susunan energi= diit B (68% CHO, 12% prot, 20% lemak, <300mg kolest)
Dilengkapi dengan 5 bahan makanan sumber:
Arginin ( ↑ produksi Nitric Oxide)
Asam folat
Serat 25-30g/ hari
Pyridoxin
Cobalamin
Suplemen
TKW
PJKA
Tomat: sumber lycopene
Pepaya
Kacang: purin & arginin
Jeruk
Wortel: betacarotene & lycopene
Kurma
Apel
Banyak Makan Sayur Baik Untuk Diabetisi Sayuran & Buah Sumber Antioksidan Buah-buahan Baik Sebagai Snack Konseling Gizi
Tekankan makan utama & snack teratur.
Atur diri sendiri: mengatasi stress, makan di luar rumah, pesta, kenduri, olah raga, label makanan.
Aktif support group, modifikasi perilaku & konseling gizi.
Perubahan kecil bertahapÆ self-esteem ↑.
Modifikasi diet tahap demi tahap lebih baik dari pada sesaat saja
Membaca Label Makanan 1. Informasi perlu diperhatikan dalam membaca label makanan a. Nama produk
:……………………………
b. Besar porsi
:……………………………
c.
:……………………………
Jumlah porsi per pak/ kaleng
d. Energi per porsi
:……………………………
e. Protein per porsi (g)
:……………………………
f.
Lemak per porsi (g)
:……………………………
g. Karbohidrat per porsi (g)
:……………………………
h. Bahan-bahan
:……………………………
2. Hitung nilai Total Glukosa yang Ada (TGA):………… 3. Produk ini DAPAT/ TIDAK digunakan dalam menyusun menu seimbang diabetisi baik untuk sarapan, makan siang, makan malam, makanan selingan. 2. PERLU DIMONITOR: 1. 2. Tercapainya kontrol metabolik
Berat Badan → BB memadai Macam pemeriksaan
Baik
Sedang
Buruk
Glukosa darah Puasa(mg/dl)
80-109
110-125
>126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl)
80-144
145-179
>180
A1C ( % )
<6.5
6.5-8
>8
Kolesterol Total (mg/dl)
<200
200-239
>240
Kolesterol LDL (mg/dl)
<100
100-129
>130
Kolesterol HDL (mg/dl)
>45
Trigliserida
<150
150-199
>200
Tekanan Darah
<130/80
130-140/80-90
>140/90
GLOMERULONEFRITIS Î Glomerulonefritis Ækegagalan pada bagian ginjal dalam penyaringan darah MANIFESTASI Hematuria
Proteinuria ringan
Facial edema
Hipertensi
Urine coklat atau berbusa TUJUAN DIET GNA dan GNC Menurunkan hasil sisa metabolisme nitrogen Æ Tidak memberatkan fungsi ginjal Menurunkan tekanan darah atau odema Tumbuh kembang optimal REKOMENDASI GIZI GNA DAN GNC Energi : sesuai kebutuhan Protein : Apabila ada gejala oliguri dan gagal ginjal Æ protein dibatasi 40 g/hari. Bila tidak diberikan protein cukup Natrium Æ bila ada odema dan hipertensi dibatasi (500 – 1000 mg) DIET PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) ¾ Kerusakan ginjal selama 3 bulan/lebih Æ dengan atau tanpa penurunan LFG yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal ¾ LFG < 60 ml/menit lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal ¾ Gagal ginjal terminal : LFG < 15 ml/menit dapat dialisis LFG < 10 ml/menit Æ dengan gejala uremia LFG < 5 ml/menit Æ walaupun tanpa gejala Uremia Æ seluruh target organ Sistim gastrointestinal Æ anoreksia, mual, muntah Sistim kardiovaskularÆ ht, odema Sistim hematologi Æ anemia Sistim kekebalan Æ limfosit turun Sistim endokrin Æ gangguan metabolisme kh, lemak, vitamin d Sistim pengaturan elektrolit & asam-basa Æ hiperfosfatemia, hipocalsemia, asidosis, hiperkalemia
PENGKAJIAN DATA Riwayat penyakit Æ KU : BAK <<, mual, muntah, nafsu makan menurun, sesak nafas, dll RPD : hipertensi,DM,batu ginjal,glomerulonefritis Riwayat gizi Æ Pantangan/alergi, modifikasi diet Perubahan berat badan Pola makan ASSESSMEN GIZI 1. Antropometri IMT : tidak odema LLA/U : Odema TSF Pasien HD rutin Æ Gunakan BB kering (BB post HD tanpa odema dan ascites) 2. Biokimia •
Hiperuricemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia
•
Asidosis
•
Hipocalsemia
•
Anemia
•
Limfosit, albumin turun
•
Ureum, kreatinin tinggi
•
Natrium
3. Fisik Klinis •
GI Æ anoreksia, mual, muntah
•
Cegukan
•
Kardiovaskuler Æ HT, odema
•
Kulit : pucat, kekuningan, gatal2,
•
Sesak nafas
•
Kesemutan, rasa pegal tungkai bawah
4. Riwayat Gizi •
Kebiasaan makan
-
BM sumber kalium
•
Alergi/pantangan
-
BM natrium
•
Modifikasi diet
-
Minum (cairan)
-
BM sumber protein
RENAL DISEASE END STAGE DOMAIN INTAKE (NI 5.4) Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu berkaitan dengan disfungsi ginjal ditandai oleh peningkatan ureum, kreatinin, kalium, phospor, edema, GFR < 90 ml/menit Intervensi pada etiologi, tetapi bila bersifat medis Æ intervensi pada sign dan symptomp Pada kasus diatas : Protein (ureum dan kreatinin); kalium, phospor, Edema (cairan dan garam)
GAMBAR 4 : PENGELOLAAN NUTRISI BERDASARKAN TAHAPAN PGK TAHAP
TAHAP TAHAP 1 &1 2&2
LFG
LFG > 90 cc/min LFG 60-89 cc/min
PENGELOLAAN
TERAPI NUTRISI UNTUK PENY.DASAR -Diabetes -Hipertensi
TAHAP 3 & 4
LFG 30- 59 cc/min LFG 15 -29 cc/min
DIET RENDAH PROTEIN ( 0,6- 0,8 grm/KG BB/hari)
TAHAP 5
GGT/dialisis GFR < 15 CC/min
DIET TINGGI PROTEIN ( 1-1,2 grm/KG BB/hari)
GGK PREDIALISIS Tahap 3 & 4 (LFG 15–59 ml/mnt)
Terapi pengganti
-
ureum, kreatinin, kalium
- HD
-
Hipertensi, anuria, odema
- DPMB
-
Hiperfosfatemia, hipocalcemia
-
Dan lain-lain
HEMODIALISIS (HD) HD Æ Terapi pengganti untuk mengganti sebagian kerja ginjal untuk mengeluarkan hasil sisa metabolisme dan kelebihan cairan Proses HD mengeluarkan asam amino, glukosa dan vitamin larut air DIALISIS PERITONEAL MANDIRI BERKESINAMBUNGAN (DPMB = CAPD) DPMB Æ teknik dialisis peritoneal rawat jalan, cairan dialisat dalam rongga peritoneum secara terus menerus dan pertukaran cairan dilakukan oleh penderita sendiri Kehilangan protein lebih banyak dari HDÆ 5–15 g/ hr Cairan dialisat mengandung kalori (dekstros), yaitu 15-30% dari kebutuhan kalori TUJUAN DIET
PREDIALISIS
HEMODIALISIS
DPMB
Mengurangi progresivitas gagal ginjal dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus
Memberikan protein yg cukup untuk
Mencukupi kebutuhan
mengganti AAE dan N yang hilang
protein, untuk
dalam dialisat
menggantikan tingginya
Mencegah penimbunan hasil sisa metabolisme antar HD
protein yang hilang dalam dialisat
1. ENERGI Kalori harus cukup, agar protein tidak dipecah menjadi energi Predialisis dan HD = 35 kkal/kgBB/hari ; DPMB : 35-45 kkal/kg BB Predialisis dan HD : sumber energi dari lemak 30% total energi dan sisanya KH DPMB : KH sebanyak 35% total energi Æ karena dekstros dari dialisat mengandung KH KH : beras, mie, tepung2an, gula, umbi2an Lemak : minyak, santan, margarin KALORI DARI DIALISAT Energi dari dialisat Æ 1,5% (2 l) = ± 80 kalori 2,3% (2 l) = ± 125 kalori 4,25% (2 l) = ± 230 kalori Pasien DPMB Æ penambahan BB akibat penggunaan dekstrose (KH) Æ perlu pengurangan asupan makan yang manis REKOMENDASI ENERGI (kkal/kg BB/hari) < 60 tahun
> 60 tahun
ESPEN (2000)
35
35
KDOQI (2000)
35
30-35
ADA (2000)
30 - 35
30 - 35
Pernefri (2003)
35
2. PROTEIN NB TINGGI protein Hewani : ayam, daging, susu, telur, ikan sesuai jumlah sehari Daging lebih banyak hasil sisa nitrogen dari telur dan susu NB RENDAH Kacang2an kering : kacang ijo, tanah dll Tahu, tempe REKOMENDASI PROTEIN (g/kg BB/hari)
ESPEN (2000)
KDOQI (2000)
Keterangan
GFR 25 – 70 ml/min
0,55 – 0,60 (2/3 HBV)
-
Utamakan protein dengan NB tinggi
GFR < 25 ml/min
0,55 – 0,60 (2/3 HBV)
0,6 atau 0,75 bila asupan E <
HD CAPD
1,2 – 1,4 1,2 – 1,5
1,2 1,2 – 1,3
NB tinggi : 3-4 porsi / hari NB rendah : 2 porsi / hari
o
Produk kedelai cukup aman untuk selingan pengganti protein hewani sebagai variasi menu dengan jumlah sesuai anjuran (tidak melebihi kebutuhan)
o
Susu kacang kedelai (khususnya kedelai hitam) dapat pula digunakan sebagai pengganti susu sapi
o
Protein nabati mengandung phytoestrogen (isoflavon) yang memberikan banyak keuntungan pada PGK
o
Protein kedelai dapat menghambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut Æ menurunkan eksresi urea, serum kolesterol total, dan LDL sebagai pencegah kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien PGK.
o
Pada binatang percobaan dengan penurunan fungsi ginjal yang diberi casein dibandingkan dengan protein kedelai setelah 1-3 minggu didapatkan menunda penurunan fungi ginjal lebih lanjut.
3. KALIUM o
Kalium dibatasi terutama bila ada oliguria (urine < 400 ml/hari) dan kalium darah > 5,5 meq/liter.
o
Kebutuhan : 1500 – 3000 mg sehari
o
Pada DPMB pembatasan kalium tidak selalu dianjurkan, bila hiperkalemia dibatasi
o
Bahan makanan sumber kalium : sayuran, buah2an, kacang2an dan umbi2an.
o
Tinggi kalium : air kepala, pisang, advokat, tomat, nangka, durian, rebung
Mengurangi Kadar Kalium Mencuci sayuran, umbi-umbianan, buah-buahan yang telah dikupas dan dipotong-potong, Merendam dalam air hangat minimal 2 jam (jumlah air 10 kali bahan makanan). Membuang air dan bahan dicuci pada air mengalir selama beberapa menit, kemudian dimasak (jumlah air 5 kali bahan makanan). 4. POSPOR o
Retensi phospor Æ hiperphospatemia yang merupakan faktor adanya hiperparathyroidsm dan renal osteodistrophy.
o
Pemberian 5 mg/kg BBI Æ diit sangat rendah protein dengan suplementasi asam amino
o
Pemberian 12 mg/kg BBI Æ konsumsi protein lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya
o
BM sumber protein mengandung tinggi pospor Æ pilih BM dengan rasio posfor-protein <15mg/g
o
Perlu obat pengikat fosfat, karena dari diit sulit dikendalikan
Rasio Posfor – Protein Perbandingan posfor-protein
Bahan Makanan
< 15 mg/g (bahan makanan yang dianjurkan)
Daging ayam, daging sapi, daging kambing, dendeng sapi, sosis, bakso, udang segar, telur ikan, belut, telur ayam, putih telur, ikan kembung, ikan bawal, ikan bandeng, tuna, kepiting, kacang kedele, kacang tanah, tempe, tahu
>15 – 20 mg/g (bahan makanan yang dibatasi)
Susu kedele, hati ayam, hati sapi, ikan lele, cumi-cumi, kacang merah, kacang edamame
>20 mg/g (bahan makanan yang dibatasi)
Susu kental manis, susu skim, susu bubuk (full cream), krimmer nabati, keju mozarela, keju cedar, teri kering, kuning telur, kacang hijau, almonds, walnut, biji bunga matahari.
REKOMENDASI PHOSPOR mg/kg BB ADA, 2000
SUMBER LAIN
Predialisis
8 – 12
5 – 12
HD
17 (800 – 1200 mg)
12
5. KALSIUM o Hipokalsemia ( kalsium darah < 8,5 mg/dl) Æ akibat penyerapan Ca yang berkurang dari usus, defisiensi vitamin D, dan berkurangnya 1,25 dihidrokolekalsiferol Æ absorbsi Ca menurun o Rekomendasi kalsium menurut ADA (2000) adalah 1000 – 1500 mg sehari. o Peningkatan asupan kalsium sukar didapat dari makanan saja, sehingga perlu suplementasi tablet kalsium, untuk mencapai kadar kalsium 10,5 – 11,0 mg/dl. 6. NATRIUM dan CAIRAN o
Natrium dibatasi 1000 – 3000 mg/hari, bila odema, hipertensi, sesak nafas
o
HD : Na diberikan tinggi 7-9 jam sebelum HD untuk mencegah hipotensi/kram saat HD
o
Sumber Na : garam 1 gram = 400 mg Na ; makanan yang diawet dengan garam, ikan asin, kornet, abon, sarden dll
NATRIUM DAN CAIRAN Penelitian mosley (1993) Æ mengontrol kenaikan BB diantara waktu HD, tidak hanya dengan membatasi cairan tetapi juga Na Konsumsi garam yang banyak Æ meningkatkan konsentrasi Na pada cairan tubuh Æ haus Mekanisme ini akan memaksa pasien HD untuk minum sehingga konsentrasi Na kembali normal
REKOMENDASI CAIRAN DAN NATRIUM (ADA, 2000)
Predialisis
NATRIUM
CAIRAN
1000 – 3000
Balance Urine +500-750 cc
HD
2000 – 3000
Urine + 500-750 cc Anuria = 1000 cc
PD
2000 - 4000
Balance Dibatasi bila edema
7. VITAMIN dan ZAT BESI o
Defisiensi zat besi dapat terjadi karena diit rendah protein juga sering mengandung rendah zat besi
o
Suplementasi vitamin larut air (B1, B2, niacin, B6, B12, asam folat, vitamin C)
o
Proses HD mengeluarkan Vit. Larut air
o
Suplementasi Vit. D bila defisiensi
PEMESANAN DIIT DIET RENDAH PROTEIN (Predialis) RP RG RK cairan terbatas DIET DIALISIS (HD DAN CAPD)
TAMBAHAN
Pemeriksaan
Nilai Normal
Haemoglobin
13-16 g/dl
Hematokrit
40-48
Angka leukosit
<5/lpb
Trombosit
150-400 rb/ml
Eritrosit
4,5-5,5 rb/ml
Albumin
3,5-5 g/dl
Globulin
2,3-3,5
SGOT
<37
SGPT
<42
BUN
7-18
Kreatinin
<1,5 mg/dl
Na
136-145 mmol/l
K
3,10-5 mmol/l
Kalsium
98-107 mmol/l
Pemeriksaan
Batas normal
Satuan
Suhu
36-37
°C
Nadi
60-80
Kali/menit
Respirasi
12-20
Kalli/menit
Tekanan darah
120/80
mmHg