Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
74
PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN WANITA DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI KECAMATAN GERAGAI1 Made Deviani Duaja, Elis Kartika dan Fuad Mukhlis2 ABSTRAK Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Rantau Karya, Kecamatan Geragai, pada Kelompok PKK Sukarejo dan Karangharjo. Pemilihan lokasi ini karena Kelompok PKK ini mewakili masing-masing dusun, di Desa Rantau Karya terdapat dua dusun. Setiap dusun terdiri dari 5 RT. Pada umumnya ibu-ibu di kedua dusun tersebut masih berusia muda, tidak bekerja, sehingga mempunyai banyak waktu untuk diberdayakan dan lebih cepat dalam menerima Teknologi. Kegiatan ini bertujuan membantu para ibu untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan mengurangi pengeluaran dalam membeli obat, dan meningkatkan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman yang berfungsi sebagai obat. Penerapan kegiatan adalah dengan introduksi beberapa jenis tanaman yang berfungsi sebagai obat. Pada beberapa ibu ada yang sudah aktif dalam memanfaatkan pekarangan, maka penerapan kegiatan adalah pengkayaan jenis TOGA dan fungsinya. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, demonstrasi plot dan pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setiap RT telah membentuk satu dasa wisma taman TOGA, sehingga dalam satu dusun ada 5 dasa wisma. Berdasarkan jumlah dasa wisma, evaluasi kegiatan ini adalah, respon sangat baik, setiap dasa wisma mempunyai taman TOGA, jadi evaluasinya adalah terjadi peningkatan pemanfaatan pekarangan delapan puluh persen. Kata kunci: Toga, tanaman obat keluarga.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan pekarangan di pedesaan mempunyai banyak keuntungan terutama dalam meningkatan pendapatan keluarga misalnya sebagai warung hidup, lumbung hidup, apotek hidup, sehingga perlu dikembangkan secara intensif. Kenyataan saat ini, harga obat di pedesaan sangat tinggi, sering tidak tersedia, apotek sering tutup dan lebih sering lagi dokter tidak ada. Oleh karena itu penyediaan tanaman yang berfungsi sebagai obat herbal di pekarangan sangat membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan. Tanaman obat sebenarnya memiliki fungsi ganda selain sebagai dekorasi halaman, tanaman obat berfungsi sebagai ramuan alami untuk mengobati berbagai penyakit yang seringkali timbul. Masyarakat di pedesaan belum memahami bahwa tanaman obat selain sangat berguna buat menyembuhkan berbagai penyakit, tanaman ini juga banyak dibutuhkan oleh industri obat-obatan, rumah sakit, dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk kesehatan.
1 2
Dibiayai Dana Sendiri Tahun 2011 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
75 Beberapa ahli herbalis yakin bahwa pemanfaatan bahan-bahan yang bersifat alamiah lebih diterima (acceptable) oleh tubuh manusia dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bersifat sintetik, walaupun mereka tahu betul bahwa khasiat pemanfaatan bahan-bahan yang alami cenderung relatif lambat. Kini, kecendrungan untuk kembali ke alam sudah bersifat global, ditandai dengan maraknya produk bahan alam baik dari dalam maupun dari luar negeri dengan berbagai macam label dan merk. Pilihan untuk memanfaatkan tanaman obat di pekarangan, perkebunan, maupun hasil hutan untuk berbagai pengobatan merupakan pilihan yang sangat tepat. Apalagi program pemerintah khususnya PEMDA Tanjung Jabung Timur, yang sangat gencar menghimbau seluruh masyarakat untuk menggalakan pemanfaatan obat yang asli dari halaman rumah. Di Kecamatan Geragai khususnya Desa Rantau Karya pada umumnya mempunyai halaman yang luas, dan diantaranya ada yang bersatu dengan lahan sawit dan lahan karet. Secara umum sudah dimanfaatkan untuk dijadikan warung hidup untuk keperluan sehari-hari dan dijual, namun belum optimal dalam pemanfaatan lahan, pemanfaatan untuk TOGA masih kurang karena belum mengetahui manfaat dan cara meraciknya. Keadaan ini disebabkan pendidikan ibu-ibu yang rendah sehingga kemampuan untuk mengembangkan diri untuk meningkatkan kesehatan keluarga masih rendah, kenyataan ini berhubungan erat dengan kondisi ekonomi yang lemah. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengintrodusir jenis-jenis tanaman TOGA, fungsi dan kegunaannya dan cara meracik.
METODA Kelompok PKK di Dusun Sukarejo yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu yang tergabung dari 5 RT. Kelompok ini berdiri pada Tahun 1991, dengan jumlah anggota 59 orang. Rata-rata pendidikan anggota Kelompok PKK adalah SMP kebawah. Pada umumnya ibu-ibu ini tidak bekerja (80%), sisanya ada yang guru PAUD dan dagang. Kelompok PKK di Dusun Sukarejo dibagi kedalam 5 Dasa wisma, pembagian per dasa wisma didasarkan pada RT. Jadi jumlah anggota per dasa wisma tidak sama, antara 10 sampai 17 orang. Pendampingan, penyuluhan dan demonstrsi plot dalam memanfaatkan pekarangan di dusun ini dilakukan per dasa wisma. Kelompok PKK di Dusun Karangharjo yang akan menjadi sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu yang tergabung dari 5 RT. Kelompok ini berdiri pada Tahun 1997, dengan jumlah anggota 54 orang. Rata-rata pendidikan adalah SMP kebawah. Pada umumnya ibu-ibu ini tidak bekerja (80%), sisanya ada yang guru PAUD dan dagang. Kelompok PKK di Dusun Karangharjo dibagi kedalam 5 Dasa wisma, pembagian per dasa wisma, didasarkan pada RT. Jadi jumlah anggota per dasa wisma tidak sama, antara 10 sampai 15 orang. Pendampingan, penyuluhan dan demonstrasi plot dalam memanfaatkan pekarangan di dusun ini dilakukan per dasa wisma. Pendampingan dilakukan secara terus-menerus, penjelasan tentang fungsi dan cara meracik dilakukan di acara-acara PKK.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
76
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok PKK di Dusun Sukarejo dan Karangharjo terbagi kedalam 10 dasa wisma, jumlah tanaman obat di pekarangan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jenis tanaman obat di 10 dasa wisma di desa Rantau Karya. No.
Nama Dasa Wisma
Jenis TOGA
1
2
3
RT
Dasa Wisma Karang harjo
1
Mawar Merah
2
Mawar Putih
3
Dahlia
10 jenis TOGA, tanaman dominan adalah: -Lidah Buaya ( Aloe vera) - Temu-temuan (Curcuma sp.) -Rumput Mutiara ( Hedyotis corymbosa (L.) Lamk ) -Daun Dewa (Gynura segetum (Lour) Merr.) -Sambiloto (Androgaphis paniculata (Burm.f.) Nees.) -Tapak Liman (Elephantophus scaber L.) -Bandotan (Ageratum conyzoides L.) -Bidara upas (Merremeia mammosa (Lour.) Hall. F) -Kelapa Hijau (Coccos nuciferae) -Bunga Mawar (Rosa chinensis Jacq.) -Daun sendok (Plantago mayor.L) -soka ( Ixora sricta) -cakar ayam (Selaginella doerdelinii Hieron) -sirih hijau (Piper ningrum) 12 jenis TOGA, tanaman dominan adalah: -Bandotan (Ageratum conyzoides L.) -Bidara upas (Merremeia mammosa (Lour.) Hall. F) -Kelapa Hijau (Coccos nuciferae) -Bunga Mawar (Rosa chinensis Jacq.) -Daun sendok (Plantago mayor.L) -soka ( Ixora sricta) -cakar ayam (Selaginella doerdelinii Hieron) -sirih hijau (Piper ningrum) -brotowali ( Tinospora crispa ( L.) Miers.) -sambung nyawa (Gynura procumbens Back.) 9 jenis TOGA, dominan adalah: -Bandotan -Bidara upas (Merremeia mammosa (Lour.) Hall. F) -Kelapa Hijau (Coccos nuciferae) -Bunga Mawar (Rosa chinensis Jacq.) -Daun sendok (Plantago mayor.L) -soka ( Ixora sricta) -cakar ayam (Selaginella doerdelinii Hieron) -sirih hijau (Piper ningrum)
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
77 1
2
4
Mawar Kuning
5
Anggrek Ungu
3 10 jenis TOGA, dominan adala: -Bandotan -Bidara upas (Merremeia mammosa (Lour.) Hall. F) -Kelapa Hijau (Coccos nuciferae.) -Bunga Mawar (Rosa chinensis Jacq.) -Daun sendok (Plantago mayor.L) -soka ( Ixora sricta) -cakar ayam (Selaginella doerdelinii Hieron) -sirih hijau (Piper ningrum) -biduri (Calotropis gigantea (Willd.) 9 jenis TOGA, dominan adalah: -jahe merah (Zingiber officinale Linn.var.rubrum) -temu-temuan (Curcuma) -biduri (Calotropis gigantea (Willd.) Dryand.ex W.T.Ait) -Jeruk nipis (Citrus auranfifolia (Christm.&Panz.)Swingle.) -bayam (Amaranthus tricolor L.) -temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Dasa wisma Sukarejo RT
Kenangan
6
07
Mawar
12 jenis TOGA, tanaman dominan adalah -temu-temuan -kumis kucing (Orthosiphon spicatus B.B.S) -sambiloto (Androgaphis paniculata (Burm.f.) Nees.) -jambu biji -bandotan (Ageratum conyzoides L.) -temu putih -jahe -mimba 16 jenis TOGA, tanaman dominan adalah -temu-temuan -kumis kucing (Orthosiphon spicatus B.B.S) Jeruk nipis -jeruk purut -bandotan (Ageratum conyzoides L.) -temulawak ( Cucurma xanthorrhiza) -salam ( Syzygium polyanthum) -seledri Apium gravieoles)
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
78 1
2
08
Seroja
09
Bunga Sepatu
10
Bunga rampe
3 11 jenis TOGA, dominan adalah -temu kunci -jahe merah (Zingiber officinale Linn.var.rubrum) -sambiloto (Androgaphis paniculata (Burm.f.) Nees.) -kumis kucing (Orthosiphon spicatus B.B.S) -kecubung -salam ( Syzygium polyanthum) -seledri Apium gravieoles) 12 jenis TOGA, dominan adalah -jahe-jahean -meniran -rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) -sambiloto (Androgaphis paniculata (Burm.f.) Nees.) -salam ( Syzygium polyanthum) -pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) -seledri Apium gravieoles) 15 jenis TOGA, dominan adalah -rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa (L.) Lamk ) -temulawak ( Cucurma xanthorrhiza) -ekor kucing -seledri ( Apium gravieoles) -salam ( Syzygium polyanthum) -Jambu biji merah
Dari Tabel 1, tampak jenis tanaman obat sudah sangat bervariasi, dominan adalah dari kelompok jahe-jahean misalnya jahe merah (Zingiber officinale Linn. , sambiloto (Androgaphis paniculata), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), soka (Ixora sricta), alang-alang ( Imperata cylindrica) dan sirih (Piper betle). Evaluasi dari jumlah kehadiran setiap pertemuan hamper (90%) datang dan aktif, karena para ibu sadar akan manfaatnya. Hal ini tampak dari partisipasi taman TOGA mereka, dalam bertanya dan memelihara taman TOGA per dasa wisma.
KESIMPULAN Pemanfaatan pekarangan dengan TOGA sangat dirasakan manfaat dan kegunaannya, hal ini tampak dari partipasi seluruh anggota PKK dan keterlibatan ketika demplot taman TOGA, dan kelanjutan perawatannya.
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011,
ISSN: 1410-0770
79
DAFTAR PUSTAKA Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2. Penerbit Trubus Agriwidya, Jakarta. Mahendra, B. 2006. Panduan Meracik Herbal. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Tsauri, S. 2005. Ramuan Tradisional Madura. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. ______, 2006. P3K dengan Herbal (Seri agrisehat). Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.