PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI BONOMERTO KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh MUHAMAD NUR IKHWAN NIM 11512022
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI BONOMERTO KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh MUHAMAD NUR IKHWAN NIM 11512022
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
i
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Muhamad Nur Ikhwan
NIM
: 11512022
Fakultas
: Tarbiyah Ilmu dan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI
TRANSPORTASI
MELALUI
PENDEKATAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI BONOMERTO KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 14 April 2016
Rasimin. S.Pd.I, M.Pd. NIP. 19750713 200901 1011
ii
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI TRANSPORTASI MELALUI PENDEKATAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI BONOMERTO KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DISUSUN OLEH MUHAMAD NUR IKHWAN 11512022 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah Ilmu dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 9 Agustus 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd.
_______________
Sekretaris Penguji
: Rasimin, M.Pd.
_______________
Penguji I
: Imam Mas Arum, M.Pd.
_______________
Penguji II
: Dra Siti Farikhah, M.Pd.
_______________
Salatiga, 9 Agustus 2016 Dekan FTIK
Suwardi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1005
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama
: Muhamad Nur Ikhwan
NIM
: 11512022
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 14 April 2016
Muhamad Nur Ikhwan
iv
MOTTO Harapan bukanlah impian, Tetapi jalan membuat mimpi menjadi kenyataan (Mario Teguh) Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles) Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar (Muhammad SAW) Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dikerjakan/diperbuatya (Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Untuk keluarga besar tercinta yang selalu memberikan motivasi, khususnya Bapak (Alm), Ibu dan Semua Keluarga; Calon Ibunya anak-anakku tersayang; Kawan-kawan yang selalu ada buat aku, you all the best for me; Mahasiswa PGMI seluruh Indonesia Pembaca yang budiman
v
KATA PENGANTAR
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan aktifitas seharihari. Amien. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada: 1.
Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Suwardi, S.Pd, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3.
Peni Susapti, S.Si, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4.
Rasimin, S.Pd.I, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang telah tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5.
Ayahanda (Sumar Alm.) dan Ibunda tercinta (Siti Fathonah), dan semua keluarga tersayang.
6.
Kepala MI Bonomerto, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini. Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
vi
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, Juni 2015 Penulis
vii
ABSTRAK Ikhwan, Nur, Muhamad. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Transportasi Melalui Pendekatan SAVI Pada Siswa Kelas IV Semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.pd.I, M.Pd. Kata Kunci: Hasil Belajar, IPS dan Pendekatan SAVI Kualitas pendidikan telah diupayakan melalui peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan satuan pengajaran dan pemanfaatan pembelajaran yang digunakan. Namun kenyataannya belum memperlihatkan hasil yang optimal. Kondisi ini disebabkan kurang efektifnya pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik yang berakibat ketidaknyamanan siswa dalam belajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016? Apakah pendekatan SAVI dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui siklus, yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dengan observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi pada siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh tahun pelajaran 2015/2016 dibuktikan dengan berdasarkan data yang di peroleh, skor persentase rata-rata siswa di setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata postest adalah 61,33 dengan persentse 40%, adapun nilai rata-rata postest pada siklus kedua adalah 72 dengan persentasi 66,66%. Sedangkan pada siklus ketiga nilai rata-rata posttest adalah 84 dengan persentase 86,66%. Maka, penelitian ini dicukupkan pada siklus ketiga karena keterbatasan waktu bagi peneliti dan hasil postest pada siklus ketiga sudah mencapai keberhasilan dengan kategori ”Baik”. Dikatakan demikian karena sudah diatas dengan standar KKM yaitu 65 viii
DAFTAR ISI JUDUL ............................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................ 7 E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 8 F. Definisi Operasional .................................................................. 9 G. Metode Penelitian ...................................................................... 11 1. Rancangan Penelitian ......................................................... 11 2. Subjek Penelitian ................................................................ 12 3. Langkah-langkah Penelitian ............................................... 12 4. Instrument Penelitian .......................................................... 14 5. Pengumpulan Data ………………………………………. . 16 6. Analisis Data ....................................................................... 17 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 22 A. Hasil Belajar IPS ........................................................................ 22 1.
Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 22
ix
2.
Macam-macam Hasil Belajar .............................................
24
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 26
4.
IPS Materi Perkembangan Teknologi, Komunikasi, dan Transportasi …………………………................................ 29
B. Pendekatan SAVI ....................................................................... 41 1. Pengertian Pendekatan SAVI ............................................... 41 2. Tahapan Pendekatan SAVI .................................................. 48 3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan SAVI .................... 52 C. Kriteria Ketuntasan Minimal ...................................................... 54 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................. 54 2. Fungsi Kriteria Ketuntusan Minimal .................................... 55 3. Prinsip Penetapan KKM ....................................................... 57 4. Jenis Ketuntasan Kriteria Minimal ....................................... 58 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN……………………………… A. Subyek Penelitian ……………………………………………...
60 60
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Bonomerto …….................. 60 2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah ......................................... 63 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................. 64 4. Tempat Penelitian ................................................................ 65 5. Keadaan Guru dan Siswa ....................................................
65
B. Deskripsi Kondisi Awal ……………………………………….. 66 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ………………………………... 69 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ……………………………….
77
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ………………………………
85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
94
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ....................................... 94 1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ………………... 94 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ....................................... 95
x
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ....................................... 100 4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III……………………….. 105 B. Perbandingan Antar Siklus ........................................................
110
BAB V PENUTUP ....................................................................................
112
A. Kesimpulan ................................................................................ 112 B. Saran ………………………………………………………….. 113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1
Indikator Keberhasilan .................................................................
7
Tabel 2. 1
Karakteristik Pembelajaran SAVI ……………………………… 47
Tabel 3. 1
Pelaksanaan Penelitian ………………………………………….
Tabel 3. 2
Daftar Guru MI Bonomerto .......................................................... 63
Tabel 3. 3
Daftar Siswa MI Bonomerto ........................................................ 64
Tabel 3. 4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Prasiklus ……………………
66
Tabel 3. 5
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Prasiklus ……………………..
67
Tabel 3. 6
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I …………………….
71
Tabel 3. 7
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ……………………….
72
Tabel 3. 8
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus I ………… 74
Tabel 3. 9
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II …………………….. 80
62
Tabel 3. 10 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ………………………. 81 Tabel 3. 11 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus II ………... 82 Tabel 3. 12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus III …………………… 88 Tabel 3. 13 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ………….………….. 89 Tabel 3. 14 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus III ……….. 91 Tabel 4. 1 Rata-rata Hasil Tes Awal ……………………………………….. 93 Tabel 4. 2 Rata-rata Hasil Tes Siklus I …………………………………….. 95 Tabel 4. 3 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus I ………………………………………………………….. 96
xii
Tabel 4. 4 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus I ………………….………………………………………. 97 Tabel 4. 5 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus II …………………………………………………………. 100 Tabel 4. 6 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus II …………………………………………………………. 101 Tabel 4. 7 Rata-rata Hasil Tes Siklus II …………………………………….. 102 Tabel 4. 8 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus III …………………………………………………………. 105 Tabel 4. 9 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus III …………………………………………………………. 106 Tabel 4. 10 Rata-rata Hasil Tes Siklus III ……………………………………. 107 Tabel 4. 11 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ………………………………………………………… 109 Tabel 4. 12 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, Siklus II dan Siklus III ……. 110
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara untuk menghasilkan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003:1). Pendidikan merupakan kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan, sikap-sikap, dan bentuk perilaku positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada (Sukardjo dan Komarudin, 2009: 9). Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Bahkan pendidikan sudah menjadi kebutuhan hidup manusia, karena memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tujuan pendidikan adalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan
1
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2003:8). Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia dapat berkembang ke arah yang lebih baik. Salah satunya dapat dilihat dari kemampuan dan kreatifitas guru dalam mengajar. Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), kegiatan tersebut merupakan suatu proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Atas peran sertanyalah pendidikan akan menurun atau bahkan meningkat. Karena sebagai seorang guru memiliki wewenang dalam menyusun dan menciptkan suatu proses pembelajaran agar dapat diterima oleh siswanya dengan menarik dan menyenangkan. Selain itu guru atau tenaga pendidik adalah ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan (Asep Suryana, Suryadi, 2009: 188). Dalam perkembangannya, guru harus memiliki keahlian untuk memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Terdapat kecenderungan pemikiran dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna
jika
siswa
mengalami
apa
yang
dipelajarinya,
bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam
2
membekali siswa memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan. Pendidikan diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungan social sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari termasuk mata pelajaran IPS. Binning (1952) dalam Soewarso dan Susila (2010: 1) mendifinisikan bahwa ilmu pengetahuan social (IPS) merupakan suatu pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan manusia sebagai anggota dari kelompok social. Sehubungan dengan hal tersebut Barth dan Shermis (1980) dalam Soewarso dan Susila (2010: 3) menyatakan bahwa hal-hal yang dikaji dalam IPS yaitu pengetahuan, pengelolaan informasi, telaah nilai, dan peran serta dalam kehidupan. Pendidikan IPS diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari lingkungan sekitar berkaitan dengan hubungan antarmanusia, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran IPS siswa dapat di bawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat. Dengan lingkungan sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi tempat, sehingga mengetahui makna serta manfaat ilmu pengetahuan social secara nyata. Rasimin (2012: 40) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga Negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga
3
memiliki fungsi aplikatif. Artinya Ilmu Pengetahuan Social sebagai Pendidikan, maksutnya selain memberikan bekal pengetahuan dan juga ketrampilan social dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran IPS menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami lingkungan social. Oleh sebab itu guru harus mampu mengetahui kondisi siswa dalam penguasaan keterampilan yang lain. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan social secara sistematis, sehingga IPS bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Materi yang tertuang dalam mata pelajaran IPS diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari
untuk
pemecahan masalah-masalah
memenuhi
kebutuhan
manusia
melalui
yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
pendekatan pembelajaran IPS perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat MI diharapkan ada penekanan pembelajaran IPS, lingkungan teknologi dan masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar siswa untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPS dan kemampuan bekerja secara sosialis, humanis dan bijaksana. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa guru IPS Madrasah Ibtidaiyah Bonomerto Kec. Suruh dalam mengajar cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu pengetahuan
4
dari guru ke siswa sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru dalam mengajar sehari-hari cenderung secara klasikal, verbal, dan hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang bersifat tradisional kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan terkesan verbalisme sehingga siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran IPS. Siswa di madrasah tersebut juga belum sepenuhnya menyukai pelajaran IPS yang disebabkan kurangnya minat belajar maupun kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Sehingga hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dalam pembelajaran, diantaranya alat peraga atau media pembelajaran di madrasah tersebut khususnya untuk mata pelajaran IPS masih terbatas. Sehingga mengakibatkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPS berkurang. Tidak adanya sarana dan prasarana belajar yang menunjang seperti perpustakaan dan laboratorium IPS juga menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Penggunakan pendekatan SAVI mempunyai tujuan agar siswa Belajar Berdasar-Aktivitas (BBA) bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar
5
(Meier, 2002: 90). Dengan pendekatan SAVI, semua tipe gaya belajar dapat diterapkan.
Sehingga
melalui
pendekatan
SAVI
diharapkan
proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Transportasi Melalui Pendekatan SAVI Pada Siswa Kelas IV Semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Apakah pendekatan SAVI dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi transportasi melalui pendekatan SAVI bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Narbuko dan Achmadi (2007: 28) mengatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Hipotesis berasal dari kata hipo berarti kurang atau lemah dan tesis atau thesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesis dalam penelitian ini yaitu: a. Melalui pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Melalui pendekatan SAVI dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016.
7
2. Indikator Keberhasilan Yang menjadi panduan atau petunjuk bahwa sesuatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok, (Djamarah dan Zain, 2002:120). Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat peneliti tunjukkan pada tabel berikut: Tabel: 1.1 Indikator Keberhasilan Indikator Keberhasilan
Sub Indikator Keberhasilan
Peningkatan Hasil belajar IPS materi transportasi dengan menerapkan pendekatan SAVI
Siswa dapat menjelaskan pengertian transportasi masa lalu dan masa sekarang Siswa dapat menyebutkan macam-macam transportasi darat, laut, dan udara Siswa dapat menjelaskan manfaat menggunakan transportasi masa kini Siswa dapat menjelaskan transportasi hubungannya dengan pengguna
E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui kegunaan penelitian ini yaitu:
8
1. Secara Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa ilmu pengetahuan, atau referensi khususnya tentang pendekatan SAVI yang akan meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Secara Praktis a. Bagi
siswa,
dapat
memberikan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar. b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukkan untuk memperkenalkan belajar IPS melalui pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain demikian, dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang negatif atau adanya kekurangan dalam penyampaian materi dengan menggunakan pendekatan SAVI maka bagi para guru madrasah untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih meningkatkan serta mengacu untuk lebih kreatif dalam penyampaian materi kepada siswa. c. Bagi MI dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/madrasah dalam upaya hasil belajar.
9
F. Definisi Operasional 1. Pendekatan SAVI Pendekatan
SAVI
adalah
pendekatan
pembelajaran
yang
menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa, dengan menitikberatkan pembelajaran pada keterlibatan siswa secara utuh dalam proses pembelajaran. Pendekatan SAVI yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berdasar Kementerian Pendidikan Nasional, (Meier, 2002:90). 2. Hasil Belajar Suprijono (2012:5) mengatakan bahwa hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5). 3. IPS Materi Transportasi Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memepelajari kehidpan social, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu social dan humaniora (Rasimin, 2012: 11). Sebagaimana dikatakan Soemantri (2001: 79) dalam Rasimin (2012: 5) bahwa ilmu pengetahuan social merupakan progam pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
10
tujuan pendidikan.
Yang dalam hal ini
terkait dengan
materi
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. 4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai (KKM, 2008: 4). G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Arikunto (2008:3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Mahmud (2011: 199) menungkapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Sedangkan menurut Rasimin (2011: 127) mengatakan penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersamasama antara peneliti dan decision maker (pelaksana kegiatan) tentang variable-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan suatu kebijakan. PTK kolaboratif adalah penelitian yang melibatkan beberapa pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan tujuan
11
meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang perkembangan teori, dan peningkatan karier guru, (Mahmud, 2011: 210). Dalam penelitian kolaboratif, hubungan guru sebagai peneliti dengan dosen bersifat kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Hal tersebut senada oleh Arikunto (2008:17) yang mengatakan bahwa PTK kolaboratif bisa dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang guru; ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti. 2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh tahun pelajaran 2015/2016. Peneliti memilih subyek siswa kelas IV karena dinilai perlu adanya pembaharuan pendekatan pembelajaran, agar hasil belajar IPS dapat meningkat. Jumlah siswa kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh adalah 15 anak, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 10 perempuan. 3. Langkah-langkah Penelitian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan, (Mulyasa 2009:70-73).
12
Gambar: 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009: 73)
? 1.Perencanaan Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan 4. Refleksi
4. Refleksi
2. Tindakan
2Tindakan
3.Observasi
3.Siklus-siklus Observasi dalam penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Perencanaan Rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik. 2) Mengembangkan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP), dengan memperhatikan indikator-indikator hasil belajar. 3) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang menunjang pembentukan SKKD dalam rangka implementasi Penelitan Tindakan Kelas.
13
4) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. 5) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS). 6) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas. 7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar. b.
Tindakan Mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan.
c.
Observasi Mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil imlementasi tindakan yang dilakukan.
d.
Refleksi Refleksi menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan, refleksi tentang proses dampak tindakan perbaikan yang dilakukan serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
14
a. Pedoman Observasi Kusumah dan Dwitagama (2010:66) observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Mahmud
(2011:168)
mengatakan
observasi
dilakukan
untuk
menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS. b. Soal Tes Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:78) tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes merupakan rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Mahmud, 2011:185). Tes sebagai alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan SAVI pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi.
15
c. Dokumentasi Dokumentasi adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki menurut Sedarmayati dalam buku Mahmud (2011:183). Hal tersebut dipertegas oleh Mahmud (2011:183) dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. 5. Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, tes dan dokumentasi. a. Observasi Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai keadaan kelas, suasana pembelajaran, kreatifitas guru, keaktifan siswa dan sebagainya. Rusman (2013: 279) mengatkan teknik penilaian alternatif yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas.
16
b. Tes Sudjana (1990: 35) Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa. Jenis tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis bertipe pilihan ganda semua, yaitu setiap siswa diberi soal oleh guru sesuai dengan pokok bahasan kemudian diminta
untuk
mengerjakannya.
Data
dari
tes
tersebut
didokumentasikan dan dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa.
c. Dokumentasi Dokumentasi yang di ambil atau digunakan dalam penelitian ini bersumber dari: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), nilai peserta didik sebelum diterapkan pendekatan SAVI pada
mata
pelajaran
IPS
materi
perkembangan
teknologi
komunikasi dan transpotasi, foto-foto kegiatan pembelajaran persiklus, dan data lain yang dapat melengkapi penyusunan penelitian ini. Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengolahan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran
17
pembelajaran. Nilai peserta didik sebelum menerapkan pendekatan SAVI pada mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Transportasi peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mengetahui pemahaman materi pelajaran. 6. Analisis Data Sesuai rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis reflektif dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru IPS MI Bonomerto Kec. Suruh sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau mendeteksi tolak ukur ketercapaian tujuan dalam penelitian tindakan kelas. Untuk menghitung
prosentase
ketuntasan
belajar
siswa,
peneliti
menggunakan apa yang dirumuskan oleh Djamarah (2006:225-226) sebagai berikut: P=
x 100%
P
= Nilai dalam persen
F
= Frekuensi
N
= Jumlah keseluruhan. Sedangkan menurut Aqib (2010:40) Peneliti menggunakan
analisis deskriptif untuk memperoleh nilai rata-rata tes formatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
18
x= Keterangan: x
= Nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
∑N
= Jumlah siswa.
Sebagai standar ketuntasan belajar digunakan patokan yang digunakan Depdiknas (2007) dalam KTSP SD/MI 2006. Untuk menentukan analisis proporsi butir soal (P) dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
N
= Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal
T
= Jumlah siswa yang menjawab salah butir soal
Analisis dari data hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Skor yang diperoleh siswa melalui tes hasil belajar akan digunakan untuk menentukan ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa terhadap indikator yang ditetapkan. Ketuntasan individual atau ketuntasan persiswa rumus sebagai berikut:
19
ditentukan dengan
P=
x 100%
Si
= jumlah skor yang dicapai
St
= jumlah skor total seluruh butir soal
Siswa dikatakan tuntas belajarnya jika proporsi jawaban siswa benar, atau persen ketuntasan belajarnya (P2) ≥ 75%. Menurut standar ketuntasan belajar untuk anak SD/MI proporsi jawaban benar uji akhir (P2) ≥ 70%. Berdasarkan standar ketuntasan belajar tersebut, suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika proses uji akhir (P2) ≥ 75% atau 70%.
H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan lampiran. Sedangkan pada bagian isi dalam skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
20
Bab II Kajian pustaka. Pada bab ini mencakup: Hasil belajar IPS meliputi pengertian hasil belajar, macam-macam hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ranah hasil belajar. Pembelajaran IPS Materi Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Transpostasi meliputi pengertian IPS, fungsi mata pelajaran IPS di SD/MI, tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI dan ruang lingkup mata pelajaran IPS untuk SD/MI. Materi perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi meliputi teknologi produksi, komunikasi, transportasi, manfaat mempelajari IPS materi teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi. Pendekatan SAVI meliputi pengertian pendekatan, tahap pendekatan SAVI, dan kelebihan kekurangan pendekatan SAVI. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meliputi pengertian KKM, fungsi KKM, dan prinsip penetapan KKM. Bab III Pelaksanaan Penelitian. Pada bab ini mencakup: Subyek penelitian, deskripsi kondisi awal, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II serta deskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini mencakup: Deskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi hasil kondisi awal, deskripsi hasil penelitian siklus I, deskripsi hasil penelitian siklus II, deskripsi hasil penelitian siklus III, dan perbandingan antar siklus. Bab V Penutup. Pada bab ini bersisi tentang kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.
21
Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPS 1. Pengertian Hasil Belajar Hamalik (2010: 30) mengemukakan bahwa, “hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalanya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan-keterampilan. Pengertian hasil belajar tersebut dipertegas lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Susanto (2013:5) hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Adapun menurut Suryabrata (1975: 283) dalam buku Zainudin (2008: 88) mengatakan pada akhirnya, hasil belajar berupa perubahan tingkah laku yaitu kecakapan-kecakapan baru yang di peroleh melalui usaha sengaja. Karena itu ada tiga unsur pokok yang terdapat di
23
dalamnya, yaitu belajar membawa perubahan, perubahan berupa kecakapan baru, dan perubahan karena usaha sengaja. Menurut Gagne dalam Suprijono (2013:5-6) hasil belajar terdiri dari: a.
Informasi verbal yaitu kapasibilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b.
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
c.
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
d.
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini selaras dengan salah satu
teori yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Nawawi dalam Susanto 2013:5). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan hasil belajar menurut peneliti adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku karena
24
pengalaman baru yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, tidak dilihat secara terpisah melainkan menyeluruh. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar sedangkan belajar lebih menekankan pada proses kegiatan selain pada hasil kegiatannya. 2. Macam-macam Hasil Belajar Macam-macam hasil belajar menurut Susanto (2013:6-11) adalah sebagai berikut: a.
Pemahaman Konsep Pemahaman berarti seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca, dilihat, dialami, atau dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang dilakukan. Sejalan dengan diatas pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan Konsep merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Sehingga menurut Sumaatmadja dalam Susanto (2013:8) konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi Dari beberapa pengertian tersebut, untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa
25
pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai tes baik secara lisan maupun secara tertulis. b.
Keterampilan Proses Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi) hal ini yang dirumuskan oleh Indrawati dalam Susanto (2013:9). Dengan kata lain keterampilan ini digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.
c.
Sikap Dalam hubungan dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Karena pemahaman konsep, maka dominan yang sangat berperan adalah domain kognitif. Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11) sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia disekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
26
3. Faktor-faktor yang Mempengarui Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibagi menjadi 2 bagian besar menurut Slameto (1988:56-74), yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor Intern Faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu: faktor biologis (jasmaniah), kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. Kondisi cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor Psikologis, kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, perhatian. Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Ketiga, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Keempat, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Kelima, motif. Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, di dalam membentuk motif yang
27
kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan. Keenam, kematangan. Belajar akan lebih berhasil jika siswa sudah siap (matang) dengan adanya latihan-latihan dan pelajaran. Ketujuh, kesiapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Faktor kelelahan juga dapat mempengaruhi belajar dan untuk menghindarinya perlu adanya upaya untuk menghindarkan kondisi yang menyebabkan kelelahan pada saat proses belajar. b. Faktor Ekstern Yang dimaksud faktor ekstern adalah lingkungan keluarga, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Faktor lingkungan sekolah, hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor lingkungan masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat, di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya secara
28
kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Menurut Susanto (2013:12), berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungan. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumbersumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan c. Ranah Hasil Belajar Benyamin Bloom dalam Sudjana (1990:22-34), secara garis besar membagi tipe hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif
dan
psikomotoris.
Proses
belajar
yang
berlangsung
menyebabkan terjadinya perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
29
2) Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotoris Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar, namun di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Batasan hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif siswa, di mana siswa dapat mengetahui, memahami, menganalisis setiap soal yang diberikan oleh guru. 4. IPS Materi Transportasi a. Pengertian IPS Ilmu
Pengetahuan
Sosial
adalah
suatu
ilmu
yang
mempelajari tentang kehidupan bersosial di dalam masyarakat. Hal ini dipertegas Calhoun (1971: 42) dalam buku S. Hamid Hasan (1996: 6) mendifinisikan ilmu-ilmu social sebagai studi tentang
30
tingkah laku kelompok umat manusia (the study of the group behavior of human being). Artinya, menurut definisi ini semua disiplin ilmu yang mempelajari tingkah laku kelompok umat manusia dimasukkan dalam kelompok-kelompok ilmu-ilmu social. Selain itu Rasimin (2012: 5) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pendidikan yang tidak tidak hanya sekedar pada materi yang bersifat pengetahuan belaka, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai masyarakat dan warga Negara. Sebagaimana yang dikatakan Soemantri (2001: 79) dalam Rasimin (2012: 5) bahwa ilmu pengetahuan social merupakan progam pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humanities yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Rasimin (2012: 2) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan social merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Bahwa apa yang kita alami dalam kehidupan masyarakat, baik yang dilkaukan secara sadar maupun tidak sadar, akan membentuk ilmu pengetahuan yang secara konseptual di sebut dengan istilah ilmu pengetahuan social. Secara praktis dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang melekat pada diri seseorang maupun orang lain dapat terangkum dalam ilmu pengetahuan social (Rasimin 2012: 36.37).
31
Astuti dkk (2009: 1) mengungkapkan bahwa “ilmu pengetahuan
social lahir dari keinginan para pakar pendidikan
untuk membekali para siswa supaya nantinya mereka mampu mengahadapi
dan
menangani
kompleksitas
kehidupan
di
masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak terduga”. Mackenzie (1975) dalam Sardjio, Sugandi, dan Ischak (2009: 1.22) mengemukakan bahwa “ilmu social adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”. b. Fungsi IPS di SD/MI Menurut Rasimin (2012: 7) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga Negara
yang
baik,
dengan
memiliki
kemampuan
untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud adalah Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan social sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan social dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud ketrampilan social, yaitu ketrampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerjasama, gotong-royong, tolong menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan
32
social di masyarakat. Selain itu fungsi mata pelajaran IPS di penidikan dasar SD/MI adalah sebagai berikut : 1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan social dan lingkungan berbudaya dalam kaitannya dengan kemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan keterampilan proses. 3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan berkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPS dan teknologi dengan keadaan lingkungan social dan kemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 5) Mengembangkan
kemampuan
untuk
menerapkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang berguna
dalam
kehidupan
sehari-hari
maupun
untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida dan Budiman, 2002:253-254). c. Tujuan IPS di SD/MI Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki harapan untuk terciptanya sumber
daya
manusia
(SDM)
Indonesia
yang
memiliki
pengetahuan, ketrampilan, kepedulian, kesadaran dan tanggung jawab social yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
33
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai progam pendidikan memiliki nilai-nilai yang harus dikembangkan agar harapan tersebut dapat tercapai. Nilai-nilai yang dimaksud adalah: (1) Nilai Edukatif, (2) Nilai Praktis, (3) Nilai Teoritis, (4) Nilai Filsafat, dan (5) Nilai Ketuhanan (Rasimin, 2012: 7). Adapun tujuan mata pelajaran IPS di pendidikan dasar SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep-konsep IPS dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 2) Memiliki
ketrampilan
proses
untuk
mengembangkan
pengetahuan gagasan tentang social sekitar. 3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari setiap kejadian di lingkungan social sekitar. 4) Bersikap
ingin
tahu,
terbuka,
kritis,
mawas
diri,
bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri. 5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPS untuk menjelaskan gejala-gejala
social
dan
memecahkan
masalah
dalam
kehidupan sehari-hari. 6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
34
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap social sekitar sebagai anugerah kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Zuchdi, Darmiyati, 2011: 389). d. Ruang Lingkup IPS untuk SD/MI Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai progam pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan social semata, melainkan juga harus diarahkan membina siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Hendaknya pokok bahasan ilmu pengetahuan social yang di sajikan tidak hanya sekedar pada materi yang bersifat pengetahuan belaka, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang wajib melekat pada diri siswa sebagai warga masyarakat dan warga negara (Rasimin, 2012: 5). Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat (Sardiyo 2008: 15 dalam Rasimin 2012: 5). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan social adalah manusia dalam kontek social. Batasan ilmu pengetahuan social tersebut, diadaptasikan ke dalam organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan semacam ilmu pengetahuan social pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta keterkaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu social dan ilmu-ilmu pendidikan
35
(Rasimin, 2012: 6). Sehingga ruang lingkup bahan kajian IPS untuk SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga. 2) Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama di antara keduanya. 3) Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 4) Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. 5) Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. 6) Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 7) Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan social Negara di Asia Tenggara serta benua-benua. 8) Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan Negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam mengahadapi bencana alam. 9) Memahami peranan Indonesia di era global.
36
e. Materi Transportasi Materi Transportasi yang digunakan dalam penelitian ini disarikan dari beberapa sumber yaitu buku karangan Pujiati dan Yuliati yang berjudul “Cerdas Pengetahuan Sosial 4 untuk Sekolah Dasar Kelas IV” dan buku karangan Radjiman dan Triyono yang berjudul “BSE Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Sekolah Dasar IV.” Pembelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi Produksi Komunikasi dan Transportasi diajarkan pada siswa kelas IV semester dua. Materi pembelajaran pada peneltian ini difokuskan pada standar kompetensi kedua (SK 2) dan kompetensi dasar (KD 2.3). Standar Kompetensi kedua (SK 2) berisi tentang mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar ketiga (KD 2.3) berisi tentang mengenal perkembangan teknologi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Perkembangan
teknologi
juga
terjadi
pada
bidang
transportasi. Pujiti dan Yuliati (2008: 179) menjelaskan bahwa “transportasi adalah kegiatan memindahkan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain”. Sejak dahulu orang sudah mengenal alat transportasi walaupun sangat sederhana. Mereka menggunakan tenaga hewan bahkan tenaga manusia sebagai alat transportasi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi transportasi, sekarang telah mengalami perubahan yang sangat
37
pesat. Hal ini ditandai dengan pemanfaatan tenaga mesin dan peralatan yang sangat canggih. Secara garis besar alat transportsi dikelompokkan menjadi tiga yaitu transportasi darat, air, dan udara. Transportasi darat jaman dahulu masih memanfaatkan tenaga hewan contohnya kuda dan delman. Kemudian alat transportasi berkembang dengan memanfaatkan tenaga mesin seperti sepeda motor, mobil, kereta api, bus, dan sebagainya. Alat transportasi air jaman dahulu memanfaatkan tenaga manusia dan angin. Contohnya perahu layar, perahu dayung, dan perahu rakit. Seiring dengan ditemukannya mesin bermotor, masyarakat kini menggunakan perahu bermotor dan kapal sebagai alat transportasi air. Selain alat transportasi darat dan air, ada juga alat transportasi udara. Alat transportasi udara jaman
dahulu
contohnya
balon
udara.
Seiring
dengan
berkembangnya jaman, muncul alat transportasi udara yang sudah memanfaatkan teknologi canggih contohnya pesawat terbang dan helicopter. Radjiman dan Triyono (2008: 157) menjelaskan kelebihan teknologi transportasi jaman dahulu yaitu biayanya murah, bahan yang digunakan mudah didapat, aman dipergunakan, dan dapat dijadikan koleksi. Di samping berbagai kelebihan yang telah dijelaskan di atas, teknologi transportasi jaman dahulu juga memiliki beberapa kekurangan yaitu mudah rusak, jalannya
38
lambat, dan tidak banyak diminati. Selanjutnya kelebihan alat transportasi jaman sekarang yaitu diminati banyak orang, nyaman digunakan, praktis, dan waktunya lebih cepat dalam mencapai tempat tujuan, sedangkan kelemahan alat transportasi jaman sekarang yaitu harganya mahal, bergantung pada mesin, sehingga apabila rusak butuh tenaga ahli untuk memperbaikinya, dan pembuatannya sulit karena menggunakan teknologi canggih. Selain itu, menimbulkan polusi baik udara maupun air, sehingga dapat menganggu kesehatan manusia. Contoh gambar tranportasi darat, laut dan udara : Gambar: 2.1 Alat Transportasi Darat Jaman Dahulu
Modern
39
Gambar: 2.2 Alat Transportasi Laut Jaman Dahulu Modern
40
Gambar: 2.3 Transportasi Udara Jaman Dahulu
Modern
41
f. Manfaat Memepelajari IPS Materi Transportasi Manfaat yang diperoleh siswa setelah memepalajari IPS materi Transportasi yaitu siswa dapat menjelaskan pengertian transportasi. Selain itu, siswa dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan masing-masing jenis transportasi tersebut. Siswa juga dapat membandingkan antara transportasi yang satu dan yang lain. Materi tersebut juga bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti siswa lebih dapat berhati-hati dan cermat dalam menggunakan dan memilih transportasi. Selain itu, siswa juga dapat mengetahui bagaimana cara menggunakan peralatan tranportasi yang sudah dijelaskan dalam pembelajaran dengan baik, seperti motor. Manfaat yang diperoleh siswa bukan hanya pada bidang akademik saja, tetapi berpengaruh juga pada kehidupan sehari-hari siswa, karena pada dasarnya manfaat mempelajari materi tersebut yaitu dapat menambah pengetahuan siswa mengenai tranportasi dan cara menggunakan transportasi dengan baik dan benar.
B. Pendekatan SAVI 1.
Pengertian Pendekatan SAVI Menurut Rusman (2013:380) pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada
42
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Kellen dalam Rusman (2013:380) menegaskan bahwa ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered). Pendekatan pembelajaran yang
berpusat
pembelajaran
pada deduktif
guru
menurunkan
atau
ekspositori.
pembelajaran Sedangkan
langsung, pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan pembelajaran discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif. Menurut Meier (2002:91) pendekatan SAVI adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Pendekatan SAVI merupakan hasil pemikiran Meier yang menitik beratkan pembelajaran pada keterlibatan siswa secara utuh dalam proses pembelajaran. Pendekatan SAVI menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika sedang belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar. Menurut Meier (2002:92) istilah SAVI kependekan dari Somatik (S) yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan. Auditori (A) bermakna bahwa belajar dengan mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Visual (V) bermakna belajar menggunakan
indra
mata
melalui
43
mengamati,
menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga. Intelektual (I) bermakna bahwa belajar menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)
belajar
menggunakannya
dengan
melalui
konsentrasi
bernalar,
pikiran
menyelidiki,
dan
berlatih
mengidentifikasi,
menemukan, menciptakan, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Belajar dapat optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran (Meier, 2002: 100). Seorang siswa dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi, tetapi dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung, membicarakan apa yang sedang dipelajari, dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. a. Belajar Somatis Menurut Meier (2002:92) belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetik, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.
Namun, dalam
pembelajaran di sekolah pada umumnya terdapat pemisahan antara tubuh dan pikiran, sehingga yang berlaku adalah duduk manis, jangan bergerak, dan tutup mulut, karena beberapa guru di sekolah masih menggunakan paradigma lama yaitu belajar hanya melibatkan otak saja. Kini, pemisahan tubuh dan pikiran dalam belajar mengalami tantangan serius, karena penelitian Neurologi menemukan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh atau pada intinya, tubuh adalah
44
pikiran, dan pikiran adalah tubuh. Jadi, dengan menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh sepenuhnya dalam belajar, berarti menghalangi fungsi pikiran sepenuhnya (Meier, 2002: 93-95). b. Belajar Auditori Menurut Meier (2002:95) pikiran auditori lebih kuat daripada yang telah disadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari. Ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif. Perancangan pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar dapat dilakukan dengan cara mengajak pembelajar membicarakan apa yang sedang dipelajari. Guru dapat menyuruh siswa menterjemahkan pengalaman dengan suara, membaca dengan keras atau secara dramatis, ajak siswa berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai ketrampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri siswa sendiri (Meier, 2002: 96-97). c. Belajar Visual Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain. Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat melihat
45
apa yang sedang dibicarakan. Pembelajar visual belajar paling baik jika dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika sedang belajar. Kadang-kadang dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, diagram, ikon, dan citra sendiri dari hal yang sedang dipelajari. Teknik lain yang bisa dilakukan semua orang, terutama orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkan (Meier, 2002: 97-99). d. Belajar Intelektual Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Intelektual adalah bagian dari
yang
merenung,
mencipta,
memecahkan
masalah,
dan
membangun makna. Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana
yang
digunakan
manusia
untuk
berfikir,
menyatukan
pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru, dan belajar (Meier, 2002: 99-100). Karakteristik pembelajaran SAVI menurut Meier (2002) dapat dilihat pada Tabel berikut:
46
Tabel: 2.1 Karakteristik Pembelajaran SAVI Pendekatan Belajar Somatis (S)
Auditori (A)
Aktivitas Belajar Orang dapat bergerak ketika mereka : 1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur 2. Secara fisik menggerakkan berbagai komponen dalam suatu proses atau sistem 3. Menciptakan piktogram dan periferalnya 4. Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep 5. Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan merefleksikannya 6. Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik 7. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan lainlain) 8. Melakukan kajian lapangan. Lalu tulis, gambar dan bicarakan tentang apa yang dipelajari 9. Mewawancarai orang-orang di luar kelas 10. Dalam tim, menciptakan pelatihan pembelajaran aktif bagi seluruh kelas Berikut ini gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan sarana auditori dalam belajar. 1. Ajaklah pembelajar membaca keras-keras materi dari buku panduan dan layar komputer 2. Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang terkandung dalam buku pembelajaran yang dibaca mereka 3. Mintalah pembelajar berpasang-pasangan memperbincangkan secara terperinci apa yang baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkannya
47
Visual (V)
Intelektual (I)
4. Mintalah pembelajar mempraktikkan suatu keterampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan 5. Ajaklah pembelajar membuat sajak atau hafalan dari yang mereka pelajari 6. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara non stop saat sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang Hal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih visual adalah : 1. Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi) 2. Grafik presentasi yang hidup 3. Benda 3 dimensi 4. Bahasa tubuh yang dramatis 5. Cerita yang hidup 6. Kreasi pictogram (oleh pembelajar) 7. Pengamatan lapangan 8. Dekorasi berwarna-warni 9. Ikon alat bantu kerja Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika kita mengajak pembelajaran tersebut dalam aktivitas seperti : 1. Memecahkan masalah 2. Menganalisis pengalaman 3. Mengerjakan perencanaan strategis 4. Memilih gagasan kreatif 5. Mencari dan menyaring informasi 6. Merumuskan pertanyaan 7. Menciptakan model mental 8. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan 9. Menciptakan makna pribadi 10. Meramalkan implikasi suatu gagasan
48
2. Tahapan Pendekatan SAVI Menurut Meier dalam Rusman (2013:374), pembelajaran SAVI akan tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik jika empat tahap berikut dilaksanakan dengan baik. Empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut : a. Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan) Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal sebagai berikut : 1) Memberikan sugesti positif (Auditori) 2) Memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa (Auditori) 3) Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna (Auditori) 4) Membangkitkan rasa ingin tahu (Intelektual) 5) Menciptakan lingkungan fisik yang positif (Visual) 6) Menciptakan
lingkungan
emosional
yang
positif
(Intelektual) 7) Menciptakan lingkungan sosial yang positif (Visual) 8) Menenangkan rasa takut (Auditori) 9) Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar (Intelektual)
49
10) Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah (Auditori) 11) Merangsang rasa ingin tahu siswa (Intelektual) 12) Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal (Somatis). b. Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti) Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut : 1) Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan (Intelektual) 2) Pengamatan fenomena dunia nyata (Visual) 3) Pelibatan seluruh otak dan seluruh tubuh (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 4) Presentasi interaktif (Auditori, Visual) 5) Grafik dan sarana presentasi yang berwarna-warni (Visual) 6) Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 7) Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 8) Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok) (Intelektual)
50
9) Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual (Intelektual) 10) Pelatihan memecahkan masalah (Intelektual). c. Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti) Pada tahap ini guru membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru adalah sebagai berikut : 1) Aktivitas pemrosesan siswa (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 2) Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali (Somatis, Intelektual) 3) Simulasi
dunia
nyata
(Somatis,
Auditori,
Visual,
Intelektual) 4) Permainan dalam belajar (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 5) Pelatihan aksi pembelajaran (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 6) Aktivitas pemecahan masalah (Intelektual) 7) Refleksi dan artikulasi individu (Auditori) 8) Dialog berpasangan atau berkelompok (Somatis, Auditori) 9) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
51
10) Aktivitas praktis membangun ketrampilan (Somatis, Intelektual) 11) Mengajar balik (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) d. Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup) Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut : 1) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 2) Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 3) Aktivitas penguatan penerapan (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 4) Materi penguatan pascasesi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 5) Pelatihan terus-menerus (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 6) Umpan balik dan evaluasi kinerja (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 7) Aktivitas dukungan kawan (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).
52
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan SAVI Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan pendekatan belajar lainnya. Menurut Nurhayati (2014) kelebihan dan kekurangan dari pendekatan SAVI adalah sebagai berikut : a.
Kelebihan dari pendekatan SAVI antara lain : 1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual. 2) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif. 3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. 4) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual. 5) Pembelajaran lebih menarik dengan adaya permainan belajar. 6) Pendekatan yang ditawarkan tidak kaku tetapi dapat sangat bervariasi tergantung pada pokok bahasan, dan pembelajaran itu sendiri. 7) Dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif. Orang yang dapat belajar paling baik dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial yang positif yaitu lingkugan yang tenang
53
sekaligus menggugat semangat, adanya rasa minat dan kegembiraan sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran. 8) Adanya keterlibatan pembelajaran sepenuhnya. Orang dapat belajar paling baik jika dia terlihat secara penuh dan aktif serta mengambil tanggung jawab penuh atas usaha belajarnya sendiri. Belajar bukanlah sejenis olahraga untuk ditonton, melainkan menuntun peran serta semua pihak. 9) Terciptanya kerja sama di antara pembelajar. Biasanya belajar paling baik dalam lingkungan kerja sama. Semua cara belajar cenderung bersifat sosial. 10) Merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar. Orang dapat belajar dengan baik jika dia mempunyai banyak variasi pilihan belajar yang memungkinkannya untuk memanfaatkan seluruh inderanya dan menerapkan gaya belajar yang dikuasainya. b. Kekurangan dari pendekatan SAVI antara lain : 1) Pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh. 2) Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan
54
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran
yang canggih dan
menarik. Ini dapat dipenuhi pada sekolah-sekolah maju. 3) Pendekatan yang memang tidak kaku tetapi harus disesuaikan dengan pokok bahasan materi pembelajaran. Jadi tidak berlaku untuk semua pelajaran. 4) Pendekatan SAVI ini masih tergolong baru, banyak pengajar
guru
sekalipun
yang
belum
menguasai
pendekatan SAVI tersebut. 5) Pendekatan SAVI ini cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kurang, menjadikan siswa itu minder.
C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai Ketuntasan Minimal. KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan
55
pendidikan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Kriteria ketuntasan menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan Kriteria ketuntasan ideal (KKM, 2008: 4).
2.
Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Minimal mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut: a. Sebagai Acuan bagi Pendidik Bagi pendidik, KKM digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian remidial atau layanan pengayaan. b. Sebagai Acuan bagi Peserta Didik Bagi peserta didik KKM digunakan untuk menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut
56
tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengikuti KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan. c. Sebagai Komponen Evaluasi KKM Sebagai komponen evaluasi KKM merupakan program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan saranaprasarana belajar di sekolah. d. Sebagai kontrak pedagogik peserta didik dan satuan pendidikan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pemenuhan
kebutuhan
untuk
mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
57
e. Sebagai target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat (KKM, 2008: 5-6). 3. Prinsip Penetapan KKM Penetapan Kriteria Minimal perlu mempertimbangkan ketentuan sebagai berikut: a.
Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif.
b.
Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
belajar
minimal
pada
setiap
indikator
dengan
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. c.
Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
58
d.
Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut.
e.
Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
f.
Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS).
g.
Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal (KKM, 2008:7-8).
4. Jenis Ketuntasan Kriteria Minimal Berdasarkan teori Mastery Learning KKM terdiri dari tiga aspek antara lain: a.
KKM Individual KKM Individual wajib dicapai oleh masing-masing siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh tahun pelajaran 2015/2016.
b.
KKM Kelas Pembelajaran dalam satu kelas dinyatakan berhasil mencapai ketuntasan manakala dari total siswa 85% telah mencapai KKM.
59
c.
KKM Nasional KKM Nasional merupakan ketetapan yang telah ditentukan oleh pemerintah di tingkat nasional yaitu 75.
60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Bonomerto MI Al Islam Bonomerto berdiri pada tahun 1966, yang semula bernama MWB di bawah pimpinan bapak Daldiri. MI Al Islam Bonomerto berdiri atas prakarsa dari tokoh masyarakat yang mereka juga berkecimpung langsung di dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam madrasah. Bapak Daldiri, bapak Ahyat, bapak Salamun Daromi, bapak Jumadi, bapak Zaenuri, bapak Ismail, merupakan nama-nama tokoh yang memprakarsai berdirinya MI Al Islam Bonomerto. Proses belajar mengajar pada waktu itu masih menumpang di rumah bapak Zaenuri di Dusun Mesu RT 02 RW 06 Desa Bonomerto. Keterbatasan tempat dan sarana prasarana tidak menyurutkan semangat mereka dalam proses belajar mengajar. Satu tahun berjalan proses belajar mengajar, rumah bapak Zaenuri tidak muat menampung jumlah siswa. Untuk menampung siswa yang semakin banyak, akhirnya tokoh masyarakat membeli rumah dari Karang Gede. Rumah pembelian dari Karang Gede didirikan sebuah bangunan madrasah di samping rumah bapak Zaenuri. Sekarang sudah tersedia dua tempat belajar, namun siswa semakin bertambah, dan dua tempat tersebut tidak muat menampung siswa. Akhirnya rumah bapak Ismail direlakan untuk membantu menampung siswa. Semakin bertambah
61
tahun siswapun semakin banyak, dan rumah bapak Zaenuri, madrasah, dan rumah bapak Ismail tidak muat menampung jumlah siswa. Akhirnya rumah bapak Jumadi juga direlakan untuk membantu menampung siswa. Akhirnya rumah bapak Zaenuri, madrasah, rumah bapak Ismail, dan rumah bapak Jumadi dijadikan tempat untuk proses belajar mengajar. Di rumah bapak Zaenuri ditempati siswa kelas 1, madrasah untuk kelas 2 dan 3, rumah bapak Ismail untuk kelas 4 dan 5, dan rumah bapak Jumadi ditempati siswa kelas 6. Adapun perjalanan ini berlangsung sampai tahun 1976, dan kepemimpinan madrasah pada saat itu dipimpin oleh bapak Muhtadi setelah bapak Daldiri pindah ke MTs Al Islam Medayu. Pada awal tahun 1976 Madrasah mendapat bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp 76.000,- Berdasarkan musyawarah tokoh masyarakat, dana tersebut akan dibuat untuk membangun gedung baru. Permasalahan baru yang muncul adalah tempat untuk membangun gedung baru belum ada. Berdasarkan salah satu dari keputusan Badan Musyawarah Desa adalah untuk membangun gedung madrasah yang baru, diberikan hak untuk menempati tanah desa yang bertempat di Krajan RT 03 RW 01 Desa Bonomrto. Akhirnya dana yang ada bisa berdiri satu lokal bangunan yang terdiri tiga rungan. Untuk menampung siswa sampai kelas enam, satu ruangan diisi dua kelas dengan disekat memakai sekat bamboo (kepang) dan ruangan kantorpun masih menumpang di salah satu kelas. Mulai tahun 1976 Madrasah pindah di gedung baru di Dusun Krajan RT 03 RW 01 Desa Bonomerto.
62
Pada tahun 1977 pimpinan Madrasah dipimpin oleh bapak Subadi setelah bapak Muhtadi pindah ke MI Medayu 2. Pada saat kepemimpinan bapak Subadi, madrasah mendapat bantuan dari pemerintah. Berdasarkan hasil musyawarah dan swakelola dana tersebut bisa terwujud bangunan satu lokal yang terdiri tiga kelas. Mulai tahun 1977 madrasah sudah bisa menggunakan enam ruangan untuk enam kelas. Namun untuk ruangan kantor masih menumpang di salah satu kelas dengan menggunakan sekat. Pada tahun 1995 bapak Subadi sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Kepemimpinan
Madrasah
digantikan
oleh
bapak
Basuri.
Kepemimpinan bapak Basuri berlangsung selama 14 tahun yaitu mulai tahun 1995 sampai tahun 2009. Pada tahun 2009 bapak Basuri purna kerja (pensiun) dan kepemimpinan Madrasah digantikan oleh bapak Muh Rokhim, S.Pd.SD. Pada awal kepemimpinan bapak Muh Rokhim Madrasah mendapat bantun rehab dari pemerintah. Berdasarkan hasil musyawarah dan swakelola dana tersebut dapat terwujud gedung kantor, renovasi sekolahan, dan penambahan mebeler. Pada tahun 2012 Madrasah mendapat bantuan rehab dari pemerintah lagi. Berdasarkan musyawarah dan swakelola dana tersebut dipergunakan untuk merenovasi bangunan lama yang sudah retak dan kurang layak pakai. Dari dana rehab tahun 2012 juga dapat terwujud pembuatan kamar mandi/toilet, ruangan perpustakaan dan gudang.
63
Sampai tahun 2016 kepemimpinan Madrasah masih dipegang oleh bapak Muh Rokhim, S.Pd.SD. Fasilitas yang bisa dimanfaatkan adalah enam ruangan kelas, gedung kantor, dua kamar mandi/toilet, ruangan perpustakaan, dan ruangan gudang. Demikian sejarah singkat perjalanan MI Al Islam Bonomerto sampai tahun 2016. Tentunya harapan bisa menjadi yang lebih baik di segala standar pendidikan masih sangat kami harapkan. Dan tidak kami lupakan untuk menjadikan madrasah hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari yang akan datang lebih baik daripada hari ini selalu kami usahakan berdasarkan mencari ridho alloh swt sebagai titik akhirnya. Maka dari itu bantuan, dorongan,dan doa restu dari semua pihak sangatlah kami butuhkan. Dan tidak lupa kami minta maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan. 2. Visi, Misi dan tujuan Madrasah Visi: Terwujudnya peserta didik yang beriman, berilmu pengetahuan dan berprestasi serta berakhlak mulia. Misi: a. Melaksanakan pendidikan nilai-nilai ke-Islaman. b. Melaksanakan KBM dan bimbingan secara aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan efisien. c. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik.
64
d. Mewujudkan kesadaran berakhlak mulia di madrasah, rumah dan masyarakat. Tujuan: Membentuk pribadi yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, percaya diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta ketrampilan dengan mengharap ridho Allah SWT (MI Bonomerto). 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di MI Bonomerto Kec. Suruh Kabupaten Semarang. Waktu penelitian dimulai tanggal 15 Maret 2016 sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal IPS kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh. Sehingga tidak mengganggu jadwal mata pelajaran lainnya. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Tabel : 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No
Waktu
Kegiatan
1
15 Maret 2016
Permohonan Ijin Penelitian
2
17 Maret 2016
Pelaksanaan Pra Siklus
3
23 Maret 2016
Pelaksanaan Siklus I
4
30 Maret 2016
Pelaksanaan siklus II
5
31 Maret 2016
Pelaksanaan Siklus III
65
4. Tempat Penelitian Penelitian tindakan dilaksanakan di kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh Kabupaten Semarang. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada: a. Pembelajaran IPS di MI Bonomerto Kec. Suruh masih bersifat informatif. b. Hasil belajar IPS kelas IV masih kurang. 5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru MI Bonomerto Kec. Suruh, Kabupaten Semarang. Tabel: 3.2 Guru MI Bonomerto NO
NAMA
L/P
IJAZAH
1
Muh Rokhim, S.Pd.SD
L
2
Anik Zubaidah Waringatul Aslah, S.Ag
P
3
Iswanida, S.Pd
P
S1
4
Siti Naimah, S.Pd
P
S1
5
Muhammad Afik
L
SMA
6
Reka Rahma Lisbriana, S.Pd
P
7
Wahyu Fajaryanti, S.Pd
P
S1 S1
S1 S1
b. Keadaan Siswa Kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh Siswa kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh berjumlah 15 Siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
66
Tabel: 3.3 Daftar Siswa kelas IV di MI Bonomerto No. 1
Nama Aulia Diva Pertiwi
L/P P
2
Delia Rochimah
P
3
Farriha Tafdhilla Rusyida
P
4
Mutiara Ika Ramadhani
P
5
Novi Setianingrum
P
6
Ratnasasi
P
7
Siti Tias Muslihah
P
8
Yunita Anggun Andini Putri
P
9
Annisa Rahma Kusnadi
P
10
Dina Aisyah Firda Safitri
P
11
Erick Avicena
L
12
Helmy Artha Minarrohman
L
13
Ilham Fakhruddin
L
14
Muhammad Nur Triyanto
L
15
Muhammad Sirojul Munir
L
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal merupakan tindakan awal pembelajaran sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS di MI Bonomerto Kec. Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil prasiklus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai sebelum diadakannya penelitian pada mata pelajaran IPS.
67
Berdasarkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 65. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh hanya 45,67 dengan presentase secara klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 80% dan siswa yang tuntas 20%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monotonnya pendekatan dalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajarnya masih kurang memuaskan. Hasil belajar pada pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel: 3.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Prasiklus Ketuntasan No
Nama Siswa
Nilai Prasiklus
Tuntas √
Belum Tuntas
1
Aulia Diva Pertiwi
70
2
Delia Rochimah
40
√
3
30
√
25
√
5
Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum
35
√
6
Ratnasasi
25
√
7
Siti Tias Muslihah
40
√
8
Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri
45
√
4
9 10
75 35
68
√ √
11
Erick Avicena
55
√
12
Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin
50
√
35
√
Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah
50
√
13 14 15
Nilai rata-rata
75
√
685
3
12
45,67
20%
80%
Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 3.5 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator) Baik sekali (Sangat Baik) Baik (Tinggi) Cukup Baik (Cukup) Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa 0 3 3 9 15
Persentase 0% 20% 20% 60% 100%
Dilihat dari tabel 3.5 diatas, masih banyak siswa yang belum tuntas belajarnya, dalam proses pembelajaran prasiklus tersebut siswa kurang bersemangat dan bermalas-malasan. Selain itu siswa terlihat tegang saat guru mulai menunjuk siswa untuk maju ke depan kelas. Oleh karena itu untuk menumbuhkan semangat dan mempermudah siswa untuk memahami materi transportasi maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI. Perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui
69
penelitian tindakan kelas dengan tiga tahap, yaitu pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III. Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dan menganalisa hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tertulis, maka pada siklus pertama perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran berlangsung. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 dan terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun perencanaan tindakan dimulai dengan menentukan materi pembelajaran kelas IV semester II yaitu mata pelajaran IPS materi transportasi, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tujuan pembelajaran siswa dapat memahami dan
menjelaskan
tentang
penerapan
konsep
transportasi
melalui
pendekatan SAVI dan membuat rangkaian penilaian berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dan juga membuat instrument penilaian observasi guna mengetahui aktifitas belajar siswa. Perencanaan pada tindakan siklus I dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). RPP yang dibuat memperhatikan berbagai aspek seperti mencantumkan (a) Standar Kompetensi (SK); (b)
70
Kompetensi Dasar (KD); (c) Indikator; (d) Tujuan pembelajaran; (e) Materi pembelajaran; (f) Pendekatan Pembelajaran; (g) Langkah-langkah pembelajaran; (h) Media dan sumber belajar; dan (i) Penilaian. 2. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 di kelas IV MI Bonomerto Kec. Suruh dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian siklus I sudah menerapkan pendekatan SAVI yaitu dengan menggunakan media audio visual dan melakukan praktikum. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observatory, adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan langkahlangkah kegiatan sebagaimana tertuang dalam RPP sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Guru mengkondisikan kelas dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2) Guru mengabsensi siswa. 3) Apersepsi,
guru
mengajukan
pertanyaan
transportasi. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi
71
tentang
materi
-
Guru meminta siswa untuk menulis hal-hal yang belum dipahami ketika materi pembelajaran transportasi dengan video pembelajaran.
-
Guru meminta siswa untuk mendengarkan dan mengamati materi pembelajaran transportasi yang ditayangkan dalam video pembelajaran.
2) Elaborasi -
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
-
Guru membentuk 3 pos yang masing-masing pos berisi perintah untuk menjelaskan media gambar transportasi darat, laut,
dan
udara
selanjutnya
juga
mengamatinya
lalu
mengomentari gambar-gambar tersebut. -
Siswa secara bergantian presentasi dan secara berkelompok bergeser untuk berpindah dari pos 1 ke pos 3.
3) Konfirmasi -
Beberapa siswa disuruh maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil pengamatan.
-
Guru memberikan tanggapan dari penjelasan siswa yang maju ke depan kelas.
-
Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil pembelajaran tersebut.
72
c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan. 2) Guru memberikan tes formatif. 3) Guru mengevaluasi dan merekap penilaian. 4) Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan datang. 5) Guru mengakhiri KBM dengan membaca hamdalah. 6) Guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar dari kelas. Sebagaimana disebutkan dalam kegiatan diatas bahwa diakhir proses pembelajaran guru memberikan tes praktek dan tes tertulis guna mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan kelas pertama sebagaimana berikut: Tabel: 3.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Nama Siswa
1 2 3
Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi Siti Tias Muslihah Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena
4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai Siklus I 80 60 50
Ketuntasan Belum Tuntas Tuntas √ √ √
40
√
55 40 60 60
√ √ √ √
85
√
60 70 73
√ √
12 13 14 15
Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah Nilai rata-rata
65
√
50 65
√
80
√
920 61,33
6 40%
√
9 60%
Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 3.7 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator) Baik sekali (Sangat Baik) Baik (Tinggi) Cukup Baik (Cukup) Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa 0 4 9 2 15
Persentase 0% 26,66% 60% 13,33% 100%
Berdasarkan table 3.7 di atas dapat diketahui bahwa persentase siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan sebesar 6 anak atau sebesar 40%. Dari 15 siswa kelas IV, baru ada 4 anak yang masuk kategori baik atau sebesar 26,66% dan sudah terdapat 9 anak atau sebesar 60% yang masuk kategori cukup baik. Sedangkan siswa yang masih berada pada kategori kurang baik adalah 2 anak atau 13,33%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil perbaikan pembelajaran IPS melalui pendekatan SAVI pada siswa kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar IPS meskipun belum sempurna. Hasil yang diperoleh pada siklus I
74
belum mencapai indikator yang diharapkan, maka masih diperlukan siklus selanjutnya yaitu siklus II.
3. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi/ pengamatan ditujukan pada subyek yaitu siswa sebagai responden. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan adalah penerapan pendekatan SAVI yang mencakup aspek somatis, auditori, visual, dan intelektual. Kegiatan pengamatan ini dilaksanakan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana berikut Tabel: 3.8 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus I No
1 2
Nama Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah
Aspek Somatis Ya Tidak √
Aspek Auditori Ya Tidak √
√
Aspek Visual Ya Tidak √
√
√
√
√
√
√
√
Aspek Intelektual Ya Tidak √ √
6
Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi
7
Siti Tias Muslihah
√
√
√
√
8
Yunita Anggun Andini Putri
√
√
√
√
3 4 5
√
√
√
√ √
√
75
√ √ √ √
√
9 10 11 12 13 14 15
Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin
√
Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah
√
√
√
√ 6
9
√
√
√ 5
√ √ √ √
√
10
√
12
√ √ √
3
4
11
Dari tabel 3.8 di atas didapat jumlah pengamatan pada aspek somatis sebanyak 6 siswa, pada aspek auditori sebanyak 10 siswa, pada aspek visual sebanyak 12 siswa dan pada aspek intelektual sebanyak 4 siswa. Dari hasil ini dapat diartikan bahwa rata-rata aktifitas belajar siswa sudah bayak yang memperhatikan semua aspek yang dinilai meskipun belum semua siswa mengetahuinya. 4. Refleksi Setelah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada siklus I, maka selanjutnya peneliti mengadakan refleksi. Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas yang sudah dilakukan, peneliti menemukan kelemahan yang terjadi antara lain: a. Guru kurang mengkondisikan siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga diperlukan penambahan aktifitas guru dalam pengkondisian kelas.
76
b. Siswa belum begitu memahami mengenai materi transportasi sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan materi yang dipelajari. c. Terdapat beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam melakukan pendekatan SAVI sehingga pada siklus selanjutnya guru lebih merata dalam pendampingan siswa. d. Pembelajaran belum bisa mengoptimalkan waktu sehingga untuk siklus berikutnya perlu membatasi waktu agar semua kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan. e. Terdapat perilaku penyimpangan siswa diantaranya ada yang mengganggu siswa lain. Dengan demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 60% siswa belum tuntas belajar, untuk itu masih perlu melaksanakan tahap berikutnya yaitu siklus II.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Melihat hasil refleksi pada siklus I, maka siklus II peneliti mencoba memperbaiki pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan dengan merubah alat peraga, media pembelajaran, pembagian kelompok dan posisi tempat duduk diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS dalam menerapkan pendekatan SAVI.
77
Adapun deskripsi data proses perbaikan pembelajaran IPS materi antara transportasi darat dan laut saling berhubungan dengan menerapkan pendekatan SAVI pada siklus II sebagaimana uraian di bawah ini: 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan dalam siklus II didasarkan pada hasil yang diperoleh pada pembelajaran siklus I. Perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 30 Maret 2016. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan merevisi bagian-bagian yang masih dianggap kurang pada RPP siklus pertama, RPP disesuaikan dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian dilaksanakan. c. Penyiapan media pembelajaran, yaitu media audio visual serta menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum. d. Seperti halnya siklus I, peneliti menyiapkan soal tes formatif dan lembar observasi untuk siswa. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian siklus kedua pada tanggal 30 Maret 2016 pada kelas yang sama. Proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Kegiatan pelaksanaan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
78
a. Kegiatan awal 1) Guru mengkondisikan kelas dan mengucapkan salam. 2) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pelajaran dimulai. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Apersepsi, guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6) Guru memotivasi siswa untuk membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran untuk belajar 7) Guru merubah posisi tempat duduk dalam bentuk leter U, dilanjutkan mempersiapkan siswa mengikuti tahapan pembelajaran selanjutnya. b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi - Guru meminta siswa untuk menulis hal-hal yang belum dipahami ketika materi pembelajaran transportasi ditayangkan dengan video pembelajaran. - Guru meminta siswa untuk mendengarkan, mengamati dan menceritakan ulang materi antara transportasi darat dan laut saling berhubungan yang sudah ditayangkan dalam video pembelajaran.
79
2) Elaborasi -
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
-
Siswa secara bergantian dalam setiap kelompok untuk mengamati, mengomentari, dan menjelaskan gambar-gambar dari transportasi darat dan transportasi laut.
-
Setelah selesai praktikum, setiap kelompok berdiskusi tentang manfaat dari transportasi darat dan transportasi laut dalam kehidupan sehari-hari.
3) Konfirmasi - Setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil diskusi dengan menunjuk salah satu siswa menjadi juru bicara. - Guru memberikan tanggapan dari penjelasan siswa yang maju ke depan kelas. - Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil pembelajaran tersebut. c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan serta memberi hadiah atau apresiasi atau reward bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan secara lisan. 2) Guru memberikan tes formatif. 3) Guru mengevaluasi dan merekap penilaian. 4) Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan datang.
80
5) Guru mengakhiri KBM dengan membaca hamdalah. 6) Guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar dari kelas. Sebagaimana pada siklus sebelumnya, pada siklus II di akhir belajar mengajar siswa diberi tugas untuk mengerjakan tes formatif. Dari akhir pelaksanaan siklus II tersebut diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut Tabel: 3.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai Siklus II
No
Nama Siswa
1 2 3
Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi Siti Tias Muslihah Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah Nilai rata-rata
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
81
80 85 60
Ketuntasan Belum Tuntas Tuntas √ √ √
55
√
60 55 60 75
√ √ √ √
90
√
70
√
80 75
√ √
70 75
√ √
90
√
1080 72
10 66,66%
5 33,33%
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 3.10 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator) Baik sekali (Sangat Baik) Baik (Tinggi) Cukup Baik (Cukup) Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa 2 8 5
Persentase
15
100%
13,33% 53,33% 33,33%
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa persentase siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan sebanyak 10 siswa atau 66,66%. Dari 15 siswa, sudah terdapat 2 anak yang masuk kategori baik sekali atau sebesar 13,33%, dan siswa yang mendapat kategori baik sebanyak 8 anak atau 53,33%, siswa yang masuk kategori cukup baik 5 anak atau 33,33% sedangkan siswa yang masuk kategori kurang baik sudah tidak ada. Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa menunjukkan hasil rata-rata 72 dan ketuntasan belajar secara klasikal 66,66%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, meskipun belum sempurna. Meskipun demikian, masih perlu adanya perbaikan atau pelaksanaan tindakan kelas berikutnya guna menyempurnakan ketuntasan hasil belajar yang diinginkan.
82
3. Observasi Kegiatan observasi pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan siklus I. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajarnya. Adapun hasil penilaian untuk observasi siswa pada siklus II sebagaimana tabel berikut: Tabel: 3.11 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus II No
Nama
Aspek Somatis Ya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah
Tidak
Aspek Auditori Ya
Tidak
Aspek Visual Ya
Tidak
Aspek Intelektual Ya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
Siti Tias Muslihah Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin
√
√
√
√
√
√
83
Tidak
√
√
14 15
Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah
√
√
√
√
√
√
√
√
11
4
13
2
12
3
11
4
Dari tabel 3.11 didapat jumlah pengamatan pada aspek somatis 11 siswa, pada aspek auditori 13 siswa, pada aspek visual 12 siswa dan pada aspek intelektual 11 siswa. Hasil tersebut telah meningkat bila dibandingkan dengan hasil pada siklus sebelumnya. 4. Refleksi Setelah proses perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan siklus II maka peneliti mengadakan refleksi. Dari hasil pelaksanaan tindakan tersebut sudah cukup baik hal ini terbukti dengan 10 siswa atau sebesar 66,66% sudah tuntas belajarnya, kendati demikian ternyata ada kelemahan yang terjadi sebagai berikut: a. Guru atau peneliti belum bisa mengalokasikan waktu sesuai RPP. b. Masih ditemukan beberapa siswa yang diskusi sendiri tidak memperhatikan pelajaran. c. Ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pendekatan SAVI. d. Masih terdapat kesulitan siswa dalam menjawab soal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti perlu melakukan perbaikan sebagai berikut:
84
a. Meningkatkan motivasi kepada siswa agar lebih efektif dalam pembelajaran. b. Meningkatakan pengelolaan kelas. c. Memperbaiki butir soal yang akan diujikan pada siklus berikutnya dan menambahkan materi yang ada sesuai indikator yang telah ditetapkan. d. Meningkatkan media pembelajaran, yaitu media audio visual serta alat dan bahan untuk melakukan praktikum.
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Melihat hasil refleksi pada siklus II, maka pada siklus III peneliti mencoba memperbaiki pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Adapun langkahlangkah yang ditempuh sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada siklus III ini peneliti lebih teliti lagi dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran. Sebagaimana pada siklus kedua, perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus III dituangkan dalam bentuk RPP dengan merevisi bagian yang masih dianggap kurang pada RPP siklus II. Selain itu RPP juga dirancang dengan berorientasi pada pendekatan SAVI untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi transportasi laut. Seperti halnya siklus sebelumnya, pada siklus III peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran, materi pembelajaran, lembar observasi dan soal tes formatif.
85
2. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian siklus III dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 pada kelas yang sama. Proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pembelajaran
yang
telah
disiapkan.
Kegiatan-kegiatan
pelaksanaan pada siklus III ini pada dasarnya sama dengan siklus-siklus sebelumnya
yaitu
mengacu
pada
RPP
yang
telah
dipersiapkan
sebelumnya. Pada pelaksanaan tindakan kelas siklus III dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan awal 1) Guru mengkondisikan kelas dan mengucapkan salam. 2) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pelajaran dimulai. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Apersepsi, guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. 5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6) Guru memotivasi siswa untuk membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran untuk belajar. 7) Guru merubah posisi tempat duduk dalam bentuk corak tim, dilanjutkan mempersiapkan siswa mengikuti tahapan pembelajaran selanjutnya.
86
8) b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi -
Guru meminta siswa untuk menulis hal-hal yang belum dipahami ketika materi pembelajaran ditayangkan dengan media audio visual.
-
Guru meminta siswa untuk mendengarkan, mengamati dan menceritakan ulang tentang materi pembelajaran transportasi laut yang ditayangkan melalui video pembelajaran.
2) Elaborasi -
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
-
Siswa secara berkelompok praktik membuat karya teknologi transportasi dari barang bekas yaitu pesawat-pesawatan.
3) Konfirmasi - Setiap kelompok maju ke depan kelas dan menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan hasil praktikum. - Guru memberikan tanggapan dari penjelasan siswa yang maju ke depan kelas. - Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil pembelajaran tersebut.
87
c. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan serta memberi hadiah atau reward atau apresiasi bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan secara lisan. 2) Guru memberikan tes formatif. 3) Guru mengevaluasi dan merekap penilaian. 4) Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan datang. 5) Guru mengakhiri KBM dengan membaca hamdalah. 6) Guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar dari kelas. Data hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan kelas siklus III sebagaimana di bawah ini: Tabel: 3.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus III
No
Nama Siswa
1 2 3
Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi Siti Tias Muslihah Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena Helmy Artha Minarrohman
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nilai Siklus III 90 95 75
Ketuntasan Belum Tuntas Tuntas √ √ √
60
88
√
80 60 80 90
√
100
√
85
√
95 85
√ √
√ √ √
13 14 15
Ilham Fakhruddin Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah Nilai rata-rata
80 85
√ √
100
√
1260 84
13 86,66%
2 13,33%
Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna mengklasifikasi nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 3.13 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator) Baik sekali (Sangat Baik) Baik (Tinggi) Cukup Baik (Cukup) Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa 6 7 2
Persentase
15
100%
40% 46,66% 13,33%
Berdasarkan tabel 3.13 dapat diketahui bahwa Persentase siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indicator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥65 dari KKM atau nilai diatas 65 adalah 13 anak atau sebesar 86,66%. Dari 15 siswa, sudah terdapat 6 anak yang masuk pada kategori baik sekali atau sebesar 40% dan siswa yang mendapat nilai kategori baik terdapat 7 anak atau sebesar 46,66%, sedangkan siswa yang masuk pada kategori cukup baik tinggal 2 anak atau sebesar 13,33%, dan siswa yang berada pada kategori kurang baik sudah tidak ada lagi sebagaimana pada siklus II. 89
Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus III tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa 72 setelah dilakukan perbaikan mengalami peningkatan menjadi 84 pada siklus III. 2) Jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II sebesar 10 anak menjadi 13 anak tuntas belajar pada siklus III. Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS menunjukkan hasil rata-rata 84 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,66%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tersebut memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu nilai rata-rata 65 dan ketuntasan 85% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus III.
3. Observasi Berdasarkan lembar pengamatan yang dilakukan guru kolaborator, di siklus ketiga ini terdapat peningkatan hasil belajar IPS yang maksimal, siswa juga sudah paham dan mengenal langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan pendekatan SAVI sehingga siswa sudah perhatian dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi kelas juga terbukti sudah kondusif, siswa aktif dan gembira dalam mengikuti
90
pembelajaran. Adapun hasil penilaian untuk observasi siswa pada siklus III sebagaimana tabel berikut: Tabel : 3.14 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Pada Siklus III No
1
Nama Aulia Diva Pertiwi Delia Rochimah
Aspek Somatis Ya Tidak √
Aspek Auditori Ya Tidak √
Aspek Visual Ya Tidak √
Aspek Intelektual Ya Tidak √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6
Farriha Tafdhilla Rusyida Mutiara Ika Ramadhani Novi Setianingrum Ratnasasi
√
√
√
√
7
Siti Tias Muslihah
√
√
√
√
8
Yunita Anggun Andini Putri Annisa Rahma Kusnadi Dina Aisyah Firda Safitri Erick Avicena
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Helmy Artha Minarrohman Ilham Fakhruddin
√
√
√
√
√
√
√
Muhammad Nur Triyanto Muhammad Sirojul Munir Jumlah
√
√
√
√
√
√
√
√
2 3 4 5
9 10 11 12 13 14 15
√
14
1
15
0
15
√
0
14
1
Dari tabel 3.14 didapat jumlah pengamatan pada aspek somatis sebanyak 14 siswa, pada aspek auditori sebanyak 15 siswa, pada aspek
91
visual 15 siswa dan pada aspek intelektual sebanyak 14 siswa. Hasil tersebut jelas lebih meningkat dibandingkan dengan hasil pada siklus sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan SAVI pada pelajaran IPS kelas IV materi transportasi dapat meningkat.
4. Refleksi Hasil dari pengamatan siklus III dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan juga diambil dari siklus sebelumnya. Diharapkan refleksi ini membenarkan hipotesis yang peneliti ajukan. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus III telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS dan hasil pada siklus III juga telah memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal ataupun indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Untuk itu penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil karena seluruh siswa yang berjumlah 15 anak dinyatakan tuntas belajarnya sebesar 86,66% dengan nilai rata-rata 84 serta peningkatan pada setiap aspek pengamatan. Secara umum kesiapan guru dalam penyusunan RPP dan penyediaan instrumen atau lembar pengamatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini sudah baik, guru mampu mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru telah mampu mengelola dengan baik sehingga pembelajaran dapat terlaksana sesuai rencana. Setalah mengadakan perbaikan dalam menanggulangi kekurangan
92
sebagaimana ada pada siklus sebelumnya, maka semua dapat berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa sudah mengerti dengan pendekatan SAVI sehingga siswa tidak bingung lagi dalam presentasi dan mengerjakan tes formatif secara individu maupun kelompok. Setelah dilakukan refleksi terhadap hasil belajar IPS yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan SAVI pada mata pelajaran IPS materi transportasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, untuk itu penelitian dapat dihentikan pada siklus ini.
93
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) MI Bonomerto terletak di Jl. Suruh-Karanggede Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Proses pembelajaran IPS di kelas IV masih bersifat informatif yang menyebabkan kebosanan bagi siswa. Sedangkan alat peraga untuk belajar khususnya mata pelajaran IPS masih terbatas, sehingga menyebabkan minat belajar siswa berkurang. Penyampaian materi pada saat pembelajaran dengan cara transfer ilmu pengetahuan mengakibatkan daya ingat siswa menyerap pelajaran dalam jangka pendek dan akan mudah lupa. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Adapun hasil tes awal dapat dilihat dari tabel data sebagai berikut: Tabel: 4.1 Rata-Rata Hasil Tes Awal
No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator)
Jumlah Siswa
Persentase
Ratarata Kelas
Baik sekali (Sangat Baik) Baik (Tinggi) Cukup Baik (Cukup) Kurang Baik (Rendah) Jumlah
0 3 3 9 15
0% 20% 20% 60% 100%
45,67
94
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas belajarnya yaitu nilai ≤ 30 - 49 sebanyak 9 siswa atau 60%, dan nilai 50-69 sebanyak 3 siswa atau 20%. Sedangkan siswa yang mencapai nilai KKM hanya 3 siswa atau 20%. Dari nilai rata-rata prasiklus 45,67 artinya tidak mencapai nilai KKM mata pelajaran IPS yakni 65. Melihat kondisi awal tersebut maka perlu dilakukan tindakan kelas. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Penelitian Siklus I Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi/ pengamatan. Sebelum perbaikan siklus I, peran guru sangat dominan dengan metode ceramah dalam pembelajaran, tetapi setelah menggunakan pendekatan SAVI dominasi guru menjadi berkurang sebab siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 di kelas IV dengan jumlah 15 siswa, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observator. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan difokuskan pada pendekatan SAVI sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS.
95
Fokus penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI serta dampaknya terhadap hasil pembelajaran. Penelitian pada siklus I telah menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas IV materi transportasi, meskipun belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yang diharapkan. Adapun hasil test siklus I adalah sebagai berikut: Tabel: 4.2 Rata-rata Hasil Tes Siklus I No
Skor
1
90-100
2 3 4
Kriteria (Indikator)
Baik sekali (Sangat Baik) 70-89 Baik (Tinggi) 50-69 Cukup Baik (Cukup) ≤30-49 Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
0
0%
4 9 2
26,66% 60% 13,33%
15
100%
Ratarata Kelas
61,33
Peningkatan hasil belajar meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata hasil belajar sebesar 45,67 pada kondisi awal atau prasiklus, menjadi 61,33 pada siklus I atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 15,66 angka, sedangkan tingkat ketuntasan belajar baru tercapai oleh 6 anak atau sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan 20% dari prasiklus yang hanya sebesar 20%.
96
Hasil ini masih di bawah indikator keberhasilan yang diharapkan hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari diri siswa maupun faktor dari guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan pelaksanaan pada siklus I antara lain faktor dari dalam diri siswa yaitu pendekatan SAVI pada aspek somatis dan intelektual tidak maksimal. Hal ini terlihat dari siswa yang masih berbicara sendiri diluar materi yang diajarkan sehingga siswa tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru dan kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Pada siklus selanjutnya perlu dicoba untuk memberikan motivasi
yang
lain
sehingga
suasana
kelas
menjadi
lebih
menyenangkan dan hasil belajar siswa juga makin meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan siklus I selama proses pembelajaran dibutuhkan adanya pengamatan dari peneliti. Pengamatan ini meliputi: pertama, pengamatan terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran, dan kedua, pengamatan terhadap siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berikut tabel pengamatan terhadap guru melaksanakan pendekatan SAVI dalam pembelajaran. Tabel: 4.3 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus I No 1 2
Variabel Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Kemampuan guru mengelola kelas
Skor 2
Persentase 50
Kategori C
Kriteria Cukup
1
25
D
Kurang
97
3 4 5 6 7
8 9 10
Kemampuan mengelola waktu Memberikan apersepsi Menyajikan permasalahan Kemampuan membimbing membuat hipotesis Kemampuan membimbing menemukan informasi atau data Membimbing siswa menganalisis data Membimbing siswa mebuat kesimpulan Menutup pelajaran
2
50
C
Cukup
2
50
C
Cukup
2
50
C
Cukup
3
75
B
Baik
3
75
B
Baik
3
75
B
Baik
2
50
C
Cukup
4
100
A
Sangat baik
Jumlah
24
600
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total dari hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I mencapai rata-rata 60% dengan kategori cukup. Selanjutnya Persentase penilaian rata-rata dari hasil pengamatan terhadap siswa selama melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 4.4 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus I No 1 2 3 4
Variabel Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa menerima pelajaran Keaktifan siswa Kemampuan membuat
Skor 2
Persentase 50
Kategori C
Kriteria Cukup
3
75
B
Baik
3 2
75 50
B C
Baik Cukup
98
hipotesis Kemampuan mendapatkan informasiatau data Kemampuan menganalisis informasi atau data Kemampuan membuat kesimpulan Jumlah
5
6
7
3
75
B
Baik
3
75
B
Baik
3
75
B
Baik
19
475
Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I adalah 67,85% dalam kategori cukup. c. Pelaksanaan Refleksi Siklus I Dalam pembelajaran siklus I sudah sesuai dengan pembelajaran IPS yang menggunakan pendekatan SAVI, ini terlihat jelas pada Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya. Kegiatan guru dalam pembelajaran ini sudah baik, ada beberapa aspek yang belum mencapai 100% antara lain persiapan guru memulai pelajaran 50%, kemampuan guru mengelola kelas 25%, menyajikan pertanyaan atau permasalahan 50%, membimbing membuat kesimpulan 50 %. Ini yang menjadi tindakan lebih lanjut pada siklus II agar lebih baik. Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini dalam kategori cukup yaitu 67,86% dapat disimpulkan bahwa Persentase tiap variabel belum bisa maksimal.
99
Berdasarkan refleksi pada siklus I terlihat adanya beberapa hambatan yakni masih terlihat adanya beberapa siswa yang nilainya rendah, tertinggal dengan temannya disebabkan karena penerapan SAVI pada aspek somatis dan kognitif tidak maksimal. Ditemukan beberapa siswa bergurau sendiri sehingga tidak memperhatikan. Selain itu terlihat bahwa kemampuan guru dalam mengelola waktu masih kurang disebabkan karena guru memiliki kekhawatiran proses pembelajaran tidak berhasil. Dalam kegiatan inti pembelajaran guru tidak membatasi waktu sehingga siswa santai-santai dalam mencari informasi atau data. Dengan pengelolaan waktu yang tidak maksimal akhirnya pembelajaran membutuhkan waktu yang lama. Alokasi waktu tidak dapat terpenuhi dengan maksimal. Dengan munculnya hambatan pada saat penelitian siklus I, maka perlu adanya perbaikan tindakan yang dilanjutkan pada penelitian siklus II. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Pelaksanaan Penelitian Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016, siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan materi antara transportasi darat dan transportasi laut. Pada siklus II guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakannya sebagai langkah-langkah pembelajaran sudah dibuat berdasarkan pengalaman pada siklus I.
100
Indikator hasil belajar pada siklus II adalah siswa dapat menyebutkan manfaat transportasi darat dan transportasi laut, dan siswa dapat menjelaskan kelebihan serta kekurangan transportasi darat dan transportasi laut masa lalu dan sekarang. Sedangkan proses pembelajaran menerapkan pendekatan SAVI yang meliputi aspek somatis, auditori, visual dan intelektual. Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah sebagai fasilitator. Kegiatan guru pada pembelajaran siklus II lebih baik daripada siklus I. hasil Persentase dapat dilihat di bawah ini: Tabel: 4.5 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus II No 1 2 3 4 5 6
7
8
Variabel Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran Kemampuan guru mengelola kelas Kemampuan mengelola waktu Memberikan apersepsi Menyajikan permasalahan Kemampuan membimbing membuat hipotesis Kemampuan membimbing menemukan informasi atau data Membimbing siswa menganalisis data
Skor 3
Persentase 75
Kategori B
Kriteria Baik
3
75
B
Baik
4
100
A
3
75
B
Sangat Baik Baik
3
75
B
Baik
3
75
B
Baik
4
100
A
Sangat Baik
4
100
A
Sangat Baik
101
9 10
Membimbing siswa mebuat kesimpulan Menutup pelajaran Jumlah
4
100
A
Sangat Baik
4
100
A
Sangat Baik
35
875
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total dari hasil pengamatan tehadap guru pada siklus II adalah kategori baik yaitu 87,5%. Guru sudah dapat melakukan pembelajaran dengan baik sesuai langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Selanjutnya Persentase penilaian rata-rata dari hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendektan SAVI dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel:4.6 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa menerima pelajaran Keaktifan siswa Kemampuan membuat hipotesis Kemampuan mendapatkan informasiatau data Kemampuan menganalisis informasi atau data Kemampuan membuat kesimpulan Jumlah
Skor 3 4
Persentase 75 100
Kategori B A
Kriteria Baik Sangat baik Sangat baik Baik
4
100
A
3
75
B
4
100
A
Sangat baik
3
75
B
Baik
4
100
A
Sangat baik
25
625
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata 102
Persentase penilaian total pada siklus II adalah 89,28 dalam kategori baik. b. Hasil Tes Siklus II Hasil tes formatif pada siklus II mengalami perubahan yang sangat baik dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 4.7 Rata-rata Hasil TesSiklus II No
Skor
1 2 3 4
90-100 70-89 50-69 ≤30-49
Kriteria (Indikator)
Jumlah Siswa
Persentase
Ratarata Kelas
Baik sekali (Sangat Baik) 2 13,33% 72 Baik (Tinggi) 8 53,33% Cukup Baik (Cukup) 5 33,33% Kurang Baik (Rendah) Jumlah 15 100% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil tes pada
siklus II mengalami perubahan yang baik yaitu dengan rata-rata kelas 72 lebih baik dibandingkan siklus I. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa atau sebesar 66,66% dari rentangan nilai 50-69 sejumlah 5 siswa atau 33,33%, rentang nilai 7089 sejumlah 8 siswa atau 53,33% dan rentang nilai 90-100 sejumlah 2 siswa atau 13,33%. c. Pelaksanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan siklus II berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II yang telah dibuat. Pada pelaksanaan siklus II ini,berdasarkan pengamatan kegiatan guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI 87,5% dalam kategori baik. Pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki siklus I. Hal ini
103
ditunjukkan pada pengamatan siswa menerapkan pendekatan SAVI mencapai 89,28%. Hasil tersebut belum mencapai ketuntasan yang diharapkan karena nilai rata-rata kelas masih mencapai 72%, untuk itu masih perlu adanya perbaikan pembelajaran siklus III. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa kekurangan yang pada siklus II diantaranya guru belum mengalokasikan waktu sesuai dengan perencanaan dalam RPP, suasana kelas masih kurang kondusif. Dan masih terdapat beberapa siswa yang tidak menerapkan pendekatan SAVI aspek somatis, aduditori dan visual.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III a. Pelaksanaan Penelitian Siklus III Siklus III dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016, dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan pokok bahasan transportasi udara. Pada siklus III guru membuat dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki sesuai dengan kekurangan yang telah ditemukan pada siklus II. Guru berusaha untuk lebih dalam mengkondisikan siswa agar proses belajar kondusif. Guru juga berusaha lebih memotivasi siswa yang masih pasif untuk dapat aktif melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Selain itu guru juga berusaha untuk menjelaskan
104
materi pelajaran secara detail dan lebih rinci agar siswa dapat mengerjakan soal. Indikator hasil belajar pada siklus III siswa dapat membuat karya teknologi transportasi udara dari barang bekas yaitu berupa pesawat-pesawatan dan siswa dapat menampilkan hasil karya pesawatpesawatan tersebut serta dipresentasikan. Kegiatan guru pada pembelajaran siklus III lebih baik daripada siklus II. Hasil Persentase pengamatan guru dalam menerapkan pendekatan SAVI dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel: 4.8 Pengamatan Responden Guru Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus III No 1
Variabel Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
Skor 4
Persentase 100
Kategori A
Kriteria Sangat Baik
2
Kemampuan guru mengelola kelas Kemampuan mengelola waktu Memberikan apersepsi Menyajikan permasalahan Kemampuan membimbing membuat hipotesis Kemampuan membimbing menemukan informasi atau data
4
100
A
4
100
A
4
100
A
4
100
A
4
100
A
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
4
95
A
3 4 5 6
7
105
Sangat Baik
8 9 10
Membimbing siswa menganalisis data Membimbing siswa mebuat kesimpulan Menutup pelajaran Jumlah
4
100
A
Sangat Baik
4
100
A
Sangat Baik
4
100
A
Sangat Baik
40
995
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total dari hasil pengamatan tehadap guru pada siklus III adalah kategori sangat baik yaitu 99,5%. Guru sudah dapat melakukan
pembelajaran
dengan
baik
sesuai
langkah-langkah
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI. Selanjutnya Persentase penilaian rata-rata dari hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel: 4.9 Pengamatan Responden Siswa Menerapkan Pendekatan SAVI Siklus III No 1 2 3 4 5 6
Variabel Kedisiplinan siswa
Skor 4
Persentase 95
Kategori A
Kesiapan siswa menerima pelajaran Keaktifan siswa
4
100
A
4
100
A
Kemampuan membuat hipotesis Kemampuan mendapatkan informasiatau data Kemampuan menganalisis informasi atau data
4
100
A
4
100
A
3
75
B
106
Kriteria Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik
7
Kemampuan membuat kesimpulan Jumlah
4
100
27
670
A
Sangat baik
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total pada siklus III adalah 95,71% dalam kategori sangat baik. b. Hasil Tes Siklus III Hasil tes pada siklus III mengalami perubahan yang sangat baik, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel: 4.10 Rata-rata Hasil TesSiklus III No
Skor
1
90-100
2 3 4
Kriteria (Indikator)
Baik sekali (Sangat Baik) 70-89 Baik (Tinggi) 50-69 Cukup Baik (Cukup) ≤30-49 Kurang Baik (Rendah) Jumlah
Jumlah Siswa
Persentase
6
40%
Ratarata Kelas 84
7 2
46,66% 13,33%
15
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus III telah menunjukkan adanya peningkatan persentase hasil belajar IPS dibandingkan hasil belajar IPS pada siklus II. Pada siklus III juga diperoleh rata-rata kelas hasil belajar IPS adalah 84 yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut dibuktikan dengan tercapainya hasil ketuntasan
107
belajar IPS secara klasikal sebanyak 13 anak atau sebesar 86,66% yang pada kondisi awal hanya 3 anak atau 20%. Hal tersebut juga didukung oleh peningkatan jumlah pengamatan pada aspek somatis 14 siswa, auditori 15 siswa, visual 15 siswa dan intelektual 14 siswa. c. Pelaksanaan Refleksi Siklus III Pelaksanaan siklus III berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III yang telah dibuat. Pada siklus III berdasarkan pengamatan kegiatan guru menerapkan pendekatan SAVI mencapai 99,5% dalam kategori sangat baik. Pengamatan terhadap siswa juga mengalami peningkatan mencapai 95,71 dalam kategori sangat baik. Tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu telah diperbaikinya proses belajar mengajar yang dilaksanakan berdasarkan refleksi terhadap hasil pada siklus II dan penyempurnaan dalam perencanaan dan proses pembelajaran. Perbaikan dan penyempurnaan pada proses belajar mengajar pada siklus III membantu siswa untuk lebih aktif dan siswa lebih mudah dalam mengerjakan tes formatif. Namun memang masih ada dua siswa tidak tuntas kkm yang dikarenkan memang mempunyai kompetensi dibawah rata-rata teman-temannya yang lain. Cara guru dalam memberikan motivasi kepada siswa juga dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar IPS dalam mengerjakan soal tes formatif. Usaha guru dalam mengkondisikan siswa agar tidak berbicara diluar materi yang diajarkan berhasil terbukti hasil belajar IPS meningkat.
108
Dari hasil pada siklus III secara keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas telah berhasil mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian siklus selanjutnya dapat dihentikan atau tidak perlu dilaksanakan. Sehingga hal tersebut dapat membenarkan hipotesa tindakan yang menyatakan bahwa “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Transportasi Melalui Pendekatan SAVI Pada Siswa Kelas IV Semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016”.
B. Perbandingan Antar Siklus Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Perbandingan hasil belajar IPS tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel: 4.11 Perbandingan Hasil Belajar IPS Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Ketuntasan No
Tahapan
1 2 3 4
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Ratarata
Tuntas
Persentase
Belum Tuntas
Persentase
45,67 61,33 72 84
3 6 10 13
20% 40% 66,66% 86,66%
12 9 5 2
80% 60% 33,33% 13,33%
109
Berdasarkan perbandingan pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat dinyatakan hasil belajar IPS mengalami peningkatan. Dan ketuntasan belajar siswa juga meningkat yaitu sebagai berikut: Tabel: 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, Siklus II dan Siklus III No 1 2 2 3
Tahapan
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah Peningkatan
Nilai Ratarata Hasil Belajar 45,67 61,33 72 84
Peningkatan Hasil Belajar
Ketuntasan (%)
Peningkatan Ketuntasan (%)
15,66 10,67 12
20% 40% 66,66% 86,66%
20% 26,66% 20%
38,33
66,66%
Berdasarkan tabel diatas Persentase peningkatan hasil belajar IPS materi transportasi pada siswa kelas IV semester II pada prasiklus sebanyak 45,67 siswa atau sebesar 20%, siklus I sebesar 40%, siklus II sebesar 66,66% dan pada siklus III sebesar 86,66%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS materi transportasi sebesar 66,66%.
110
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis pada siklus I, siklus II dan siklus III, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi transportasi bagi siswa kelas IV semester II MI Bonomerto Kec. Suruh Tahun Pelajaran 2015/2016. Persentase peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV semester II pada prasiklus sebanyak 3 siswa atau sebesar 20%, siklus I sebanyak 6 siswa atau sebesar 40%, siklus II sebanyak 10 siswa atau sebesar 66,66% dan siklus III sebanyak 13 siswa atau sebesar 86,66%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS sebanyak 10 siswa atau sebesar 66,66%.
2.
Pendekatan SAVI dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi transportasi. Dapat dilihat dari rata-rata pra siklus 45,67, siklus I sebesar 61,33, siklus II sebesar 72, dan siklus III sebesar 84. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan SAVI dapat melampaui KKM sebesar 65.
111
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk Madrasah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan SAVI, hendaknya pihak madrasah menyiapkan atau menyediakan sumber dana (anggaran untuk penelitian tindakan kelas) dan perlengkapan sarana prasarana alat peraga pembelajaran berhubungan dengan materi pelajaran yang disampaikan. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar, hendaknya madrasah dalam penentuan kurikulum dan nilai minimal
ketuntasan
belajar
lebih
teliti
dan
cermat
dengan
mempertimbangkan beberapa aspek penilaian serta adanya keterlibatan semua pihak (kepala madrasah, guru, pengurus komite, masyarakat, dan pihak terkait lainnya). Madrasah wajib menganggarkan biaya untuk peningkatan mutu guru guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan mengajarnya. 2. Untuk Guru Guru hendaknya terus menerus mengembangkan pendekatan SAVI dalam kegiatan pembelajaran IPS, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam pemilihan pendekatan pembelajaran agar siswa lebih mudah dan merasa senang dalam menerima materi pelajaran yang diberikan, penyesuaian antara materi dengan alat peraga dan media pembelajaran yang dipakainya. Sehingga diharapkan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
112
Dengan adanya kesejahteraan guru yang lebih memadai, guru diharapkan bertindak lebih professional dalam memegang tanggung jawab sebagai guru. Hendaknya guru tidak terlalu sibuk di luar jam mengajar sehingga tidak merugikan salah satu pihak, baik siswa maupun madrasah.
113
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi & Narbuko. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: BumiAksara. Ajah, Nyi. 2012. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV MI Pangkalan Kota Sukabumi. Skripsi. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah: Jakarta Aqib, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: YramaWidya. Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara. Astuti, Ariani Esti, dkk. 2009. Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press. Bailey, G., Edward, L. S.,Jr, & Hollifield, D. 2006. The Devaluation of Sosial Studies In The Elementary Grades. Journal of Sosial Studies Research. Available at http://search.proquest.com/docview/211064987?accountid=62707 (accessed 25/01/2016). Buku Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas IV Semester 1 dan 2. Djamarah & Zein. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta. Dwitagama & Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata Puri Media. Fitriati. 2013. Peningkatan Pembelajaran Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi Melalui Metode Everyone Is Teacher Here Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Moga. Skripsi. Universitas Negeri Semarang: Semarang Garnida & Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPS Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemenag RI. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: BumiAksara. Hasan, Hamid, S. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Dinas Pendidikan Tinggi Nasional. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Komarudin & Sukardjo. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PustakaSetia. Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: BumiAksara. Nurhayati, Umi. 2013. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Kubus dan Balok bagi Siswa Kelas VIII B SMP Islam Sudirman 1 Bancak Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga. Pujiati, R. H. dan U. Yuliati. 2008. Cerdas Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Radjiman dan Triyono, A. 2009. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial 4 untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Rasimin. 2012. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Kualitatif. Yogyakarta: Mitra Cendekia _______. 2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. _______. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: TrustMedia Publishing. _______. 2014. Antropologi Pendidikan Pendekatan Sosial Budaya. Salatiga: STAIN Salatiga Press. _______. 2011. Antropologi Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 1998. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2013. Coopeative Learning Teoridan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: PustakaPelajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Undang-Undang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Bandung: Fermana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zainudin, M. 2008. Reformasi Pendidikan Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
Soal Siklus I Nama
:
No
:
========================================================== ======= I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Nama alat transportasi darat yang berjalannya di atas rel adalah ... a. Kereta api
c. Delman
b. Bus 2. Sebelum mengenal alat transportasi darat modern yang digunakan orang adalah ... a. Angkot
c. Kuda
b. Ojek 3 Berikut yang termasuk alat transportasi darat adalah … a. Pesawat terbang
c. Kapal Feri
b. Mobil 4. Jalan tol disebut juga jalan ... a. Desa
c. Mulus dan besar
b. Bebas hambatan 5. Berikut ini bukan termasuk alat transportasi tradisional darat adalah... a. Delaman
c. Ojek
b. Andong 6. Kendaraan darat yang mengangkut barang-barang dalam peti kemas menuju pelabuhan adalah ... a. Feri
c. Kereta Api
b. Kontainer 7. Andong termasuk alat transportasi ... a. Udara
c. Darat
b. Laut 8. Gerobak, Kuda dan Unta merupakan alat transportasi ... a. Darat
c. Udara
b.Laut 9. Yang pertama kali membuat mobil adalah Negara ... a. Amerika
c. Jerman
b. Belanda 10. Berikut ini alat transportasi yang ada di darat, kecuali … a. Kereta api b. Sepeda motor
c. Kapal
KUNCI JAWABAN SIKLUS 1
1. A
6. B
2. C
7. C
3. B
8. A
4. B
9. C
5. C
10. C
Soal Siklus II Nama
:
No
:
========================================================== ======= I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah ... a. Sepeda
c. Rakit
b. Balon Udara 2. PT PAL adalah industry kapal laut yang terdapat di kota ... a. Jakarta
c. Surabaya
b. Medan 3. Berikut yang termasuk alat transportasi laut adalah … c. Pesawat terbang
c. Mobil
b. Kapal Feri 4. Alat transportasi laut untuk penyebrangan antarpulau adalah ... a. Kapal motor b. Kapal keruk c. Kapal Feri 5. Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang melalui selat di sebut... a. Kapal feri
b. Kapal pesiar c. Kapal Motor
6. Kapal Selam merupakan alat transportasi ... a. Darat
c. Udara
b. Laut 7. Kapal pesiar merupakan alat transportasi ... a. Laut
c. Udara
b. Darat 8. Getek merupakan alat transportasi laut ... a. Tradisional b. Modern c. A dan B benar 9. Manfaat menggunakan kapal adalah ... a. Perjalanan lebih nyaman b. Perjalanan lambat c. Mahal tiketnya 10. Manfaat menggunakan transportasi laut adalah ... a. Bisa melintasi pulau-pulau jauh b. Perjalanan pebih cepat
c. Mahal harganya
KUNCI JAWABAN SIKLUS II 1. C
6. B
2. C
7. A
3. B
8. A
4. C
9. A
5. A
10. A
Soal Siklus III Nama
:
No
:
========================================================== ======= I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Kapal terbang dikemudikan oleh ... a. Nahkoda
c. Masinis
b. Pilot
d. Sopir
2. Ngurah Rai adalah Bandar udara yang terleta ... a. Manado
c. Medan
b. Bali
d. Papua
3. Berikut yang termasuk alat transportasi udara adalah … d. Pesawat terbang
c. Becak
e. Mobil
d. Kapal Feri
4. Pesawat merupakan alat transportasi yang lebih cepat, biasanya sering dipergunakan oleh … a. Pejabat dan konglomerat
c. Pelajar dan karyawan
b. Petani dan buruh 5. Salah satu kelebihan alat transportasi udara jaman dahulu yaitu ...
a. Sulit ditemukan jaman sekarang
c. Susah dibawa kemana-
mana b. Perlu tenaga dan biaya dalam menggunakan
d. Tidak mengganggu
kesehatan
6. Salah satu kekurangan alat transportasi udara modern atau jaman sekarang yaitu ... a. Jika rusak sulit memperbaikinya c. Hemat tenaga b. Alat modern dan canggih 7.
d. Jangkauannya luas
Segala sesuatu transportasi yang ada di udara disebut sarana ... a. Transportasi laut
c. Transportasi darat
dan laut b. Transportasi darat
d. Transportasi udara
8. Contoh alat transportasi udara pada jaman dahulu yaitu ... a. Pesawat terbang
c. Balon Udara
b. Helikopter
d.Andong
9. Berikut yang termasuk alat transportasi udara modern, kecuali ... a. Pesawat terbang
c. Pesawat tempur
b. Helikopter
d. Sepeda motor
10. Salah satu kelemahan alat transportasi udara masa lalu yaitu ... a. Lambat
c. Mahal
b. Menimbulkan polusi
d. Rawan kecelakaan
KUNCI JAWABAN SIKLUS III 1. B
6. A
2. B
7. D
3. A
8. C
4. A
9. D
5. D
10. A
Foto Dokumentasi
Menerapkan Aspek Somatis dengan Melakukan Diskusi Kelompok (siklus I)
Menerapkan Aspek Auditori dengan Mendengarkan Penjelasan dari Guru (Siklus I)
Menerapkan Aspek Auditori dan Aspek Visual dengan Mendengarkan dan Melihat Vidio (Siklus I)
Menerapkan Aspek Intelektual dengan Mengerjakan Tes Formatif (Siklus I)
Menerapkan Aspek Somatis Menerapkan Aspek Somatis dengan Merespon Tanya Jawab dengan Membut Mobil-mobilan dengan Guru (Siklus II) dari barang bekas (Siklus II)
Menerapkan Aspek Auditori dan Aspek Visual dengan Presentasi di Depan Kelas (Siklus III)
Pengisian Lembar Pengamatan oleh Guru (Siklus III)