PENGUATAN KARAKTER SISWA MELALUI LOMBA DESAIN POSTER
Artikel dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti Simposium GTK Nasional tahun 2016
Oleh: YAN AFRIADI, S.Pd. NIP : 19830404 200903 1 007 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DELI SERDANG SMP NEGERI 1 GUNUNG MERIAH 2016
PENGUATAN KARAKTER SISWA MELALUI LOMBA DESAIN POSTER Yan Afriadi, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang
PENGANTAR Pendidikan merupakan fondasi kehidupan yang selalu melekat pada manusia. Dimulai ketika berada dalam kandungan sampai akhir kehidupan, manusia selalu mengalami proses pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia. Hal tersebut selaras dengan yang dijabarkan dalam tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 yang menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” Memahami konsep dan fungsi pendidikan nasional tersebut, seharusnya pendidikan mampu menanamkan karakter mulia bagi peserta didik dan warga negara Indonesia. Namun, untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional bukanlah tanggung jawab dari pemerintah saja, tetapi seluruh elemen kehidupan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat harus saling mendukung dan bertanggung jawab untuk membentuk manusia Indonesia yang jujur, berkualitas dan berakhlak mulia.
MASALAH Nilai-nilai pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan pada peserta didik, bahkan menjadi tanggung jawab yang sangat besar bagi lembaga pendidikan. Penanaman karakter oleh seorang pendidik kepada peserta didik di sekolah memberikan pengaruh positif pada perkembangan watak dan kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
karakter
merupakan
pendidikan
budi
pekerti
yang
menanamkan nilai moral manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Dalam proses penanaman nilai moralitas ini tentu melibatkan unsur kognitif yang meliputi pikiran, pengetahuan, dan kesadaran; unsur afektif atau perasaan; serta unsur psikomotorik atau perilaku. Pembelajaran di sekolah selama ini hanya berorientasi pada materi pelajaran saja. Implikasinya, peserta didik hanya menghafal, dan berorientasi pada nilai (angka-angka) di rapor. Selama ini pendidikan karakter hanya “dititipkan” melalui pelajaran budi pekerti, PKn, dan Bahasa Indonesia yang cenderung didominasi kegiatan kognitif dan sangat menekankan aspek pengetahuan dan mengesampingkan aspek penghayatan dan tindakan moral. Realitas yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa penguasaan intelektual tidak menjadi faktor tunggal dalam
menunjang
kesuksesan
seseorang.
Seseorang
dengan
kemampuan intelektual yang tinggi dapat saja menjadi orang yang tidak berguna atau bahkan membahayakan masyarakat jika karakternya rendah. Selanjutnya, perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar kita. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih sering dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka mencari bocoran jawaban.
Hal lain yang menggejala di kalangan pelajar kita adalah tawuran antarpelajar,
meminum
minuman
keras,
pergaulan
bebas,
dan
penyalahgunaan narkoba. Semua perilaku negatif di kalangan pelajar tersebut jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di sekolah.
PEMBAHASAN DAN SOLUSI Pembelajaran karakter dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, di sekolah, serta di luar sekolah. Di kelas, pembelajaran karakter dilaksanakan
melalui
proses belajar, setiap materi pelajaran atau
kegiatan yang dirancang khusus ke dalam RPP. Setiap kegiatan belajar mengembangkan
kemampuan
dalam
ranah
kognitif,
afektif, dan
psikomotor. Hal lain yang dapat dilakukan sebelum memulai belajar siswa diwajibkan berdoa, serta di awal pembelajaran siswa menyanyikan lagulagu wajib nasional. Kemudian siswa diberikan kesempatan selama 15 menit untuk membaca buku selain buku pelajaran. Di akhir pembelajaran siswa juga berdoa dan menyanyikan lagu-lagu daerah. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sebagai pembiasaan untuk menumbuhkan karakter dan budi pekerti. Di sekolah, pembelajaran karakter dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam program sekolah misalnya lomba vokal group, lomba pidato, lomba cipta puisi, lomba cipta lagu, lomba kreativitas seni tari, lomba musik tradisional, lomba seni baca Al-qur’an, lomba cipta cerpen, lomba desain poster, lomba seni lukis, lomba desain motif batik, lomba olahraga antarkelas, dan pameran foto hasil karya peserta didik. Di luar sekolah,
pembelajaran
karakter dapat melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri serta kegiatan lain yang diikuti oleh seluruh peserta didik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat
yang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan menumbuhkan semangat kebangsaan atau membantu mereka yang tertimpa musibah seperti membantu korban banjir, gempa, dan tanah longsor. Poster Sebagai Media Komunikasi untuk Penguatan Karakter Bahasa poster memiliki perbedaan dan keunikan dari bahasa lainnya, seperti bahasa karangan atau bahasa surat. Dua atau tiga kata dalam poster lebih efektif daripada sebuah kalimat yang panjang. Biasanya kalimat-kalimatnya berupa ajakan, kalimat perintah atau himbauan. Bahasa poster itu singkat, jelas, dan memiliki daya pikat. Singkat maksudnya tidak panjang dan berbelit-belit. Jelas, maksudnya tidak membingungkan pembaca, memiliki daya pikat dan dengan membaca poster yang dipasang, pembaca merasa tertarik. Apabila pada poster tersebut menggunakan gambar-gambar harus jelas, tidak mencolok dan harus sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan. Poster memiliki kekuatan untuk memikat dan menarik perhatian. Poster dapat menarik perhatian karena uraian yang memadai secara kejiwaan dan merangsang untuk dihayati. Beberapa kegunaan poster menurut Sudjana dan Rivai (2007:56) antara lain: (1) sebagai motivasi; (2) sebagai peringatan; (3) sebagai pengalaman yang kreatif. Di pihak lain poster dapat merangsang anak untuk mempelajari lebih jauh dan atau ingin lebih tahu hakikat dari pesan yang disampaikan melalui poster tersebut. Pesan melalui poster yang tepat, akan membantu menyadarkan siswa, sehingga diharapkan bisa mengubah perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan. Dengan demikian poster dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang efektif untuk mempengaruhi perilaku siswa. Hal ini sesuai dengan disampaikan oleh Miller (dalam Mulyana 2007:68) bahwa komunikasi itu terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Hal ini juga sesuai dengan yang
ditulis oleh Effendy (2006: 6) bahwa komponen komunikasi terdiri dari komunikator, pesan, media, penerima dan efek (pengaruh). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa poster sebagai media komunikasi yang mengandung unsur pesan dapat menimbulkan motivasi kepada penerima pesan dalam hal ini adalah siswa sehingga mempengaruhi perilakunya ke arah yang positif dan lebih baik sehingga terbangun sebuah karakter yang diharapkan. a. Lomba Desain Poster sebagai Proses Pembelajaran Karakter di Sekolah Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya. Hamalik (2008:27) menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Sejalan dengan itu Sagala (2009:167) menuliskan belajar membangun makna dilakukan dengan proses mengalami langsung, komunikasi, interaksi, dan refleksi sehingga peserta didik dapat memproduksi gagasan yang bermakna. Jadi, belajar memproduksi gagasan bukan mengkonsumsi gagasan. Dari uraian di atas apabila kita hubungkan dengan lomba desain poster di sekolah, maka dapat dapat kita ungkapkan bahwa lomba desain poster itu merupakan suatu proses belajar mengalami langsung, membangun suatu makna, sebuah media komunikasi, dan meghasilkan suatu gagasan. Pada saat diadakan lomba siswa akan mengalami langsung karena siswa diminta untuk langsung praktek membuat dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam mendesain sebuah poster. Dikatakan membangun makna karena karya desain poster yang dihasilkan tentunya memiliki makna dan tujuan tersendiri oleh siswa sebagai pembuatnya. Sebagai
media komunikasi karena poster itu tentu memiliki pesan-pesan tersendiri bagi yang melihatnya sehingga dapat mempengaruhi bagi siswa lain yang mengamati karya poster tersebut. Juga dikatakan menghasilkan suatu gagasan karena karya desain poster tersebut adalah hasil kreatifitas siswa dalam memproduksi ide-ide kreatif dan orisinal dalam mengekspresikan diri dan kemampuannya. b. Merancang Kegiatan Lomba Mendesain Poster di Sekolah Tema dan waktu pelaksanaan lomba desain poster dipilih dan disesuaikan oleh pihak sekolah, misalnya dalam memperingati hari-hari besar Nasional di Indonesia tema lomba dapat dipilih menyesuaikan dengan semangat hari-hari tersebut, contohnya : tanggal 1 Januari: Hari Perdamaian Dunia, 22 Maret: Hari air sedunia, 21 April: Hari Kartini, 22 April: Hari Bumi, 2 Mei: Hari Pendidikan Nasional, 17 Mei: Hari Buku Nasional, 20 Mei: Hari Kebangkitan Nasional, 21 Mei: Hari Peringatan Reformasi, 5 Juni: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 26 Juni: Hari Anti Narkoba Sedunia, 23 Juli: Hari Anak Nasional, 14 Agustus: Hari Pramuka, 17 Agustus: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 8 September: Hari Aksara, 9 September: Hari Olahraga Nasional, 2 Oktober: Hari Batik Nasional, 28 Oktober: Hari Sumpah Pemuda, 10 November: Hari Pahlawan, 21 November: Hari Pohon, 25 November: Hari Guru, 10 Desember: Hari Hak Asasi Manusia. Pengalaman penulis sebagai guru seni budaya di SMP, apabila siswa di instruksikan untuk menggambar, melukis, mendesain poster, mendesain motif batik, dan sebagainya, maka mereka ingin agar gurunya terlebih dahulu memberikan contoh gambar atau desainnya serta memberikan penjelasan, tidak hanya asal perintah yang membuat siswa sering menjadi kebingungan, bosan, dan malah ada sebagian yang tidak mengerjakan sama sekali. Mungkin mereka belum mempunyai ide tentang apa yang akan dibuat. Penulis juga meyakini bahwa bakat, minat, dan kemampuan siswa itu berbeda-beda jadi perlu banyak latihan,
pengalaman dan keberanian berkarya tanpa takut dicemooh oleh siswa yang lain apapun hasilnya. Berikut ini adalah karya desain poster serta penjelasannya yang dibuat oleh penulis sendiri. Karya-karya ini diharapkan sebagai contoh, perbandingan, model, dan rujukan bagi siswa yang mengikuti “Lomba Desain Poster” sehingga mereka akan lebih bersemangat lagi untuk membuatnya. Penjelasannya membantu siswa untuk memahami makna, pesan, dan tujuan poster ini saya buat dan apa yang saya harapkan kepada mereka yang mengikuti lomba ini yakni menguatkan karakter positif yang mereka miliki agar lebih semakin kuat lagi. 1. Ayo Beribadah
(Gambar 1. Ayo Beribadah, Karya: Penulis, Media: Cat air di atas kertas)
Kata “Ayo” adalah kata untuk mengajak atau memberikan dorongan. Sedangkan slogan “Ayo Beribadah” merupakan sebuah slogan yang relatif pendek yang umumnya sangat menarik dan mudah untuk diingat oleh siswa untuk rajin beribadah. Slogan berbentuk kalimat yang pendek dan menarik ini dibuat oleh penulis agar bisa melekat pada setiap
ingatan siswa. Figur pada poster tersebut ada seorang anak yang membaca Al-qur’an dengan dengan penuh penjiwaan, rasa hormat dan khidmat. Selanjutnya lagi ada figur seorang anak laki-laki memakai peci dan sarung sedang sholat dengan kerendahan hati dan penuh khusyuk, pandangannya mengarah ke sajadah tempat sujudnya, Sebagai latar belakang gambar ada sebuah Mesjid yang berwarna putih sebagai tempat umat Islam beribadah. Pesan yang bisa kita tangkap dari poster ini baik dari slogan maupun figur dan warnanya ingin mengajak siswa agar rajin beribadah seperti sholat dan membaca Al-qur’an, penuh khidmat, dan khusyuk sehingga siswa akan menjadi anak yang beriman dan berakhlak mulia. Harapan penulis pada siswa yang mengikuti lomba ini agar dapat membuat desain poster yang berbeda sesuai agama dan kepercayaannya dengan pesan agar siswa rajin beribadah. Karakter yang diharapkan melalui desain poster ini adalah siswa rajin dan taat beribadah. 2. Ayo Membaca
(Gambar 2. Ayo Membaca, Karya: Penulis, Media: Cat Air di atas Kertas)
“Ayo Membaca” adalah slogan yang mengajak agar siswa membiasakan diri setiap hari untuk rajin membaca baik di sekolah maupun di rumah, baik buku pelajaran atau buku-buku yang lain agar siswa mempunyai pengetahuan dan berwawasan yang luas. Membaca dapat
digunakan
untuk
membina
dan
meningkatkan
keimanan,
memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Membaca juga berguna untuk mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia, dapat mengayakan batin dan memperluas cakrawala pengetahuan. Pada bentuk figur poster ditampilkan tiga orang anak sedang membaca buku dengan riang dan gembira, penuh semangat untuk menimba ilmu demi masa depan yang lebih cerah dan gemilang. Harapan penulis agar siswa menjadikan desain poster ini sebagai motivasi dan rujukan dalam membuat karya yang lebih baik lagi. Karakter yang diharapkan melalui desain poster ini adalah siswa rajin membaca. 3. Ayo Belajar
(Gambar 3. Ayo Belajar, Karya: Penulis, Media : Cat Pastel di atas Kertas)
Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar, baik sengaja maupun tidak disengaja, disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada intinya kita mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental dan nilai-nilai. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk lainnya. Sehingga ia mempunyai peradaban dan kebudayaan yang maju, terbatas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Kemampuan berkembang melalui belajar itu pula membuat manusia secara bebas dapat mengeksplorasi alam dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kehidupan manusia yang lebih baik. “Ayo Belajar” adalah sebuah slogan yang menghimbau dan mengajak siswa agar rajin belajar, mengembangkan bakat, minat dan kemampuan intelektualnya. Pada gambar di atas dapat kita lihat matahari, bulan, planet-planet, dan bintang-bintang. Juga dapat kita saksikan pesawat ulang-alik antariksa sedang meluncur dari bumi, hal ini mengisyaratkan bahwa manusia sudah dapat melampaui keterbatasannya selama ini, kini manusia sudah dapat menginjakkan kaki di bulan, mengirim satelit ke angkasa luar sehingga kita saat ini dapat menonton siaran bola secara langsung, berselancar di internet dan menelepon seseorang di benua yang berbeda. Dapat kita lihat figur seorang astronot sedang melayang di atas bumi tangan kanannya memegang bendera merah putih, sebagai harapan agar ada astronot negeri kita suatu hari kelak mengibarkan bendera merah putih, entah itu di bulan atau di planet Mars. Tangan kiri astronot tersebut menunjuk tulisan slogan belajar, sebagai isyarat agar kita semua rajin belajar menuntut ilmu. Warna pada slogan merah, jingga dan kuning, sebagai warna panas untuk membakar semangat kita, juga ada bulan yang kekuning-kuningan dan berbagai
warna planet, matahari yang cerah dan bintang nun jauh di sana mengajak kita untuk bereksplorasi ke alam raya dan mendalami ilmu asronomi juga ilmu pengetahuan lainnya. Harapan penulis agar desain poster tersebut menambah motivasi siswa untuk membuat karya yang lebih bersemangat, baik dalam bentuk, warna maupun slogannya juga meninggalkan pesan yang membangkitkan gairah belajar siswa dalam menuntut ilmu. Karakter yang diharapkan melalui desain poster ini adalah siswa rajin belajar. 4. Ayo Berprestasi
(Gambar 4. Ayo Berprestasi, Karya: Penulis, Media: Cat Air di atas kertas)
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Berbagai kegiatan dapat dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi. Semuanya tergantung dari bakat, minat dan latihan terus-menerus dari masingmasing individu. Pada prinsipnya setiap kegiatan harus digeluti secara optimal. Seorang siswa dapat berprestasi diberbagai bidang olahraga misalnya atletik, bola kaki, bulu tangkis, dan renang. Dalam belajar misalnya siswa dapat berprestasi melalui lomba Olimpiade Siswa Nasional, lomba karya Jurnalistik Siswa, dan Penelitian Siswa Nasional. Dalam berkesenian siswa dapat berprestasi di bidang seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Pada figur desain poster di atas terlihat seorang anak yang gembira karena menjadi juara pertama pada kejuaraan lomba lari. Kemudian di belakangnya ada pesaingnya yang berusaha mengejar, dan mereka menjadi juara dua dan tiga. Hal ini menunjukkan untuk mencapai prestasi tidaklah mudah, perlu kerja keras untuk mencapainya. Pada slogan poster tertulis “Ayo Berprestasi” sebuah ajakan untuk dapat mengikuti jejak mereka menjadi pemenang melalui usaha yang giat dan pantang menyerah. Siswa dapat menjadikan karya ini sebagai rujukan dan inspirasi untuk dapat membuat karya yang berbeda dengan tema yang sama. Karakter yang diharapkan melalui desain poster ini agar siswa gemar untuk berprestasi dan berjuang dalam kehidupannya.
5. Ayo Bertoleransi
(Gambar 5. Ayo Bertoleransi, Karya: Penulis, Media: Cat Air di atas kertas)
Toleransi
berarti
sikap
tenggang
rasa,
menghargai
dan
menghormati perbedaan antar sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki cara berfikir yang berbeda-beda namun didalam kehidupannya sehari hari tidak akan mungkin bisa lepas dari yang namanya beradaptasi, bergaul atau bersosialisasi dengan manusia yang lainnya. Didalam hidup bersosialisasi sangat dibutuhkan sikap toleransi agar didapatkan pergaulan yang penuh dengan suasana dan rasa saling menghargai, saling menghormati dan saling merasa sebagai saudara. Pada figur desain poster di atas terdapat empat orang yang berbeda etnik dan ras, orang eropa yang berkulit putih, berhidung mancung dan bermata biru. Orang arab yang berhidung mancung dan dipenuhi kumis dan jenggot. Orang Afrika yang berambut keriting dan berkulit hitam dan orang Tiongkok yang bermata sipit, berambut lurus dan berkulit kuning. Keempat figur di atas menunjukkan perbedaan secara fisik dan budaya tapi nampak dapat saling berdekatan dan penuh keakraban. Slogan pada poster tersebut bertuliskan “Ayo Bertoleransi” mengajak kita
sesama umat manusia untuk dapat saling menghargai, menghormati dan merasa sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang saling memuliakan satu sama lain. Siswa diharapkan dapat membuat desain poster dengan bentuk yang berbeda tetapi dengan tema yang sama yaitu saling bertoleransi antar sesama. Karakter yang diharapkan melaui desain poster ini agar siswa dapat menghargai perbedaan dan mempunyai sikap saling menghargai. 6.
Ayo Berkreasi
(Gambar 6. Ayo Berkreasi, Karya: Penulis, Media: Cat Air di atas Kertas)
Kreasi, berasal dari kata “creat” yang artinya membuat. Jadi kreasi adalah suatu ciptaan baru berdasarkan ide pembuat. Kreasi adalah daya cipta. Hasilnya berbentuk kreatifitas. Setiap orang pada dasarnya memiliki daya cipta, namun dalam kenyataannya belum semua orang dapat memanfaatkan daya tersebut. Karena daya cipta itu perlu pula mendapat dorongan, berupa hal-hal yang dapat menimbulkan minat untuk melakukan ciptaan. Seorang seniman dapat pula disebut sebagai kreator, karena ia selalu berkarya, dan selalu mencari sesuatu yang baru. Karya seni lahir melalui sebuah proses cipta yang terjadi di dalam diri seorang
seniman. Proses ini diawali dengan munculnya keinginan-keinginan yang melanda diri seniman. Keinginan-keinginan ini muncul karena dorongan yang datang dari dalam diri sendiri maupun dorongan yang datang dari luar. Selanjutnya, keinginan-keinginan yang telah mendapat dorongan tersebut diolah seniman, dengan menggunakan daya estetis yang dimilikinya. Pada figur desain poster di atas terlihat seorang wanita sedang menari, seorang pria sedang menyanyi dan seorang pelukis sedang menyelesaikan lukisannya pada sebuah kanvas serta beberapa alat musik seperti gitar dan seruling dan rebana. Slogan “Ayo Berkreasi” mengajak kepada kita untuk berdaya cipta, mengekspresikan diri melalui seni dan budaya, misalnya pada seni rupa, seni musik, seni tari, dan kesenian lainnya. Siswa dapat membuat desain poster yang berbeda dengan tema seputar kreasi dibidang kesenian. Karakter yang diharapkan melaui desain poster ini agar siswa dapat menyalurkan bakat dan minatnya dibidang seni dan budaya. KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian yang saya sampaikan pada tulisan ini yaitu sangat banyak cara yang dapat dilakukan untuk menguatkan karakter siswa di sekolah. Yang paling utama adalah, motivasi dan niat dari pihak sekolah. Penguatan karakter merupakan cara menumbuhkembangkan budi pekerti, nilai, dan moral siswa yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata. Oleh karena itu, lomba desain poster merupakan suatu proses belajar mengalami langsung, membangun suatu makna, sebuah media komunikasi, dan meghasilkan suatu gagasan untuk memperkuat karakter siswa. Penulis berharap bahwa tulisan ini menjadi inpirasi dan motivasi bagi sekolah-sekolah yang berkomitmen dan berupaya memajukan dunia pendidikan terutama dalam penguatan karakter siswa di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.