PENGOPTIMUMAN ALOKASI KURSI LEGISLATIF DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI PADA PEMILU 2014
ERIC KRISTANTO
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengoptimuman Alokasi Kursi Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI pada Pemilu 2014 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2014
Eric Kristanto NIM G54100060
ABSTRAK ERIC KRISTANTO. Pengoptimuman Alokasi Kursi Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI pada Pemilu 2014. Dibimbing oleh AMRIL AMAN dan FARIDA HANUM . Pengalokasian kursi legislatif merupakan salah satu tahapan terpenting pada pelaksanaan pemilihan umum. Ada dua tahap pengalokasian kursi legislatif di Indonesia, yaitu pengalokasian kursi daerah pemilihan dan partai. Kedua tahapan ini diformulasikan sebagai model pemrograman linear integer. Model ini bertujuan untuk meminimumkan deviasi antara kursi yang didapat dengan kursi yang seharusnya didapat oleh daerah pemilihan dan partai. Dengan menggunakan software LINGO 11.0 dihasilkan pengalokasian kursi partai di setiap daerah pemilihan. Di sini, metode kesetaraan suara menghasilkan nilai objektif yang lebih kecil dibandingkan metode perimbangan wajar. Pada tahap pengalokasian kursi untuk setiap partai, metode kuota termodifikasi menghasilkan nilai objektif yang lebih kecil dibandingkan metode Hare quota, metode Droop quota, metode imperiali quota, dan metode party block vote. Tetapi dengan menggunakan metode kesetaraan suara, nilai objektif dari alokasi kursi partai tidak selalu lebih kecil daripada menggunakan metode perimbangan wajar. Kata kunci: alokasi kursi legislatif, metode kuota, metode party block vote, pemrograman linear integer
ABSTRACT ERIC KRISTANTO. Optimization of Allocation Legislative Seats at the RI Parliament in the 2014 Election. Supervised by AMRIL AMAN and FARIDA HANUM. Allocation of legislative seats is one of the most important stages in the general election. There are two stages in the allocation of legislative seats in Indonesia, namely district and party seats allocation. Both stages are formulated via integer linear programming model. The objective of the model is to minimize the deviation between the seats obtained and the seats that should be obtained of district and party. In this work, LINGO 11.0 software was used to determine the party seats allocation for each district. Here, the method of equality of votes has an objective value smaller than that of the reasonable balance method. For the party seats allocation, modified quota method has an objective value smaller than that of the Hare quota method, Droop quota method, imperiali quota method, and party block vote method. But, with using method of equality of votes, objective value of party seat allocation not always smaller than that using reasonable balance method. Keyword: integer linear programming, legislative seat allocation, party block vote method, quota method
PENGOPTIMUMAN ALOKASI KURSI LEGISLATIF DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI PADA PEMILU 2014
ERIC KRISTANTO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Pengoptimuman Alokasi Kursi Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI pada Pemilu 2014 Nama : Eric Kristanto NIM : G54100060
Disetujui oleh
Dr Ir Amril Aman, MSc Pembimbing I
Dra Farida Hanum, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini juga tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1 Bapak Suparno, Ibu Mulyantinah, Kakak Teddy Suhartanto, beserta semua keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, pengorbanan dan nasihatnya, 2 Dr Ir Amril Aman, MSc selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan inspirasi serta meluangkan banyak waktu dan pikiran, 3 Dra Farida Hanum, MSi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan kritik, saran, doa dan banyak bantuan lainnya, 4 Ir Ngakan Komang Kutha Ardana, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi, saran dan kesabarannya, 5 semua dosen dan staf Departemen Matematika atas semua ilmu, doa dan bantuannya, 6 Kamil, Danang, Ayun, Ervina, Marini, Atikah, Lilis, Irfan C, Syafii, Fajar, Imad, Komti, Fikri, Rendi, Adi, Ika, Alin, Pupu, Peni, Dince, Dea, Desty, Vada, Ayub, Irfan NA, Pepeng, Darson, Leny, Mira dan teman-teman Matematika 47 yang telah banyak membantu selama empat tahun perkuliahan ini, 7 semua teman Matematika 45, 46 dan 48 yang selalu mendukung agar karya ilmiah ini cepat diselesaikan, 8 teman-teman kos Perwira 6, kontrakan Balebak dan Radar atas segala dukungan, hiburan, dan kehangatannya selama ini. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Bogor, November 2014
Eric Kristanto
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
9
Latar Belakang
9
Tujuan Penelitian
2
LANDASAN TEORI
2
Linear Progamming (LP)
2
Integer Programming
3
DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH Deskripsi Masalah Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Alokasi Kursi Partai Formulasi Masalah Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Alokasi Kursi Partai
3 3 3 4 5 6 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
SIMPULAN DAN SARAN
19
Simpulan
19
Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
RIWAYAT HIDUP
66
DAFTAR TABEL 1 Nilai objektif dari alokasi kursi daerah 2 Alokasi kursi tiap partai dengan banyak kursi tiap daerah pemilihan hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar 3 Alokasi kursi tiap partai dengan banyak kursi tiap daerah pemilihan hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara 4 Nilai objektif masing-masing metode alokasi kursi partai 5 Nilai objektif dari alokasi kursi 10 daerah pemilihan dengan alokasi kursi menurut metode perimbangan wajar 6 Nilai objektif dari alokasi kursi 10 daerah pemilihan dengan alokasi kursi menurut metode kesetaraan suara
13 14 14 15 16 17
DAFTAR GAMBAR 1 Perbandingan nilai objektif alokasi kursi partai dari metode kuota menggunakan banyak kursi daerah pemilihan hasil metode perimbangan wajar 2 Perbandingan nilai objektif alokasi kursi partai dari metode kuota menggunakan banyak kursi daerah pemilihan hasil metode kesetaraan suara
18
18
DAFTAR LAMPIRAN 1 Daftar jumlah penduduk dan jumlah kursi tiap daerah pemilihan 2 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan metode kesetaraan suara beserta hasil yang diperoleh 3 Nilai objektif masing-masing daerah pemilihan dari perhitungan alokasi kursi daerah pemilihan 4 Hasil rekapitulasi perolehan suara pemilu legislatif 2014 5 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode kuota termodifikasi beserta hasil yang diperoleh 6 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode Hare quota beserta hasil yang diperoleh 7 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode Droop quota beserta hasil yang diperoleh 8 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode imperiali quota beserta hasil yang diperoleh 9 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode party block vote beserta hasil yang diperoleh 10 Nilai objektif masing-masing daerah pemilihan dari perhitungan alokasi kursi partai
21 23 24 26
28
35
42
49
56 64
PENDAHULUAN Latar Belakang Perhitungan alokasi kursi merupakan elemen utama dalam penyelenggaraan pemilihan umum legislatif. Pada pemilihan umum legislatif ada dua tahap alokasi kursi, yaitu alokasi kursi daerah pemilihan dan alokasi kursi partai. Hasil dari alokasi kursi daerah pemilihan digunakan dalam perhitungan alokasi kursi partai. Pada dua tahap tersebut dibutuhkan metode perhitungan yang diharapkan bisa menghasilkan perolehan kursi yang adil bagi partai maupun keterwakilan suara warga negara. Pengalokasian kursi yang adil seringkali terhambat karena metode perhitungan tidak mengikutsertakan beberapa syarat tertentu yang harus dipatuhi dalam mengalokasikan kursi. Permasalahan alokasi kursi terjadi saat suara yang didapat suatu partai dan jumlah penduduk di sebuah daerah pemilihan diubah menjadi kursi. Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam perhitungan alokasi kursi yaitu permasalahan yang mengharuskan kursi yang didapat suatu partai dan daerah pemilihan adalah bilangan bulat (integer) taknegatif. Perolehan kursi yang seringkali berupa bilangan pecahan akan memunculkan perbedaan nilai jika dibandingkan dengan kursi yang sesungguhnya didapat. Adanya perbedaan nilai tersebut membuat beberapa pihak dirugikan sedangkan pihak lainnya diuntungkan. Pihak yang diuntungkan adalah yang mendapatkan tambahan kursi. Pihak yang dirugikan adalah pihak yang kehilangan kursi. Kehilangan kursi terjadi karena suara yang diperoleh tidak diikutsertakan dalam alokasi kursi. Selain itu, kehilangan kursi juga bisa terjadi karena suara yang diperoleh dipindahkan ke pihak lain agar pihak tersebut mendapatkan kursi tambahan. Permasalahan perbedaan nilai ini akan dimodelkan sebagai masalah Pemrograman Linear Integer (PLI). PLI adalah masalah optimalisasi dengan fungsi objektif dan kendala yang linear serta beberapa variabel integer. Model PLI akan mengalokasikan kursi ke setiap partai atau daerah pemilihan. Beberapa metode yang sering digunakan oleh beberapa negara dalam menentukan alokasi kursi partai pada pemilu legislatif akan dimodelkan sebagai masalah PLI. Metode tersebut adalah metode party block vote (PBV) dan metode kuota. Metode PBV menyerahkan semua kursi suatu daerah pemilihan pada partai dengan suara terbanyak di daerah pemilihan tersebut. Metode kuota sudah menentukan formulasi bilangan pembagi pemilih untuk menghitung jumlah kursi. Metode kuota dibagi menjadi Hare quota, Droop quota dan imperiali quota. Selain itu di dalam karya ilmiah ini akan dijabarkan sebuah metode baru dalam menentukan alokasi kursi partai yang optimal. Metode ini mencari konstanta pengali suara ketika model PLI dijalankan. Metode ini selanjutnya disebut sebagai metode kuota termodifikasi. Karya ilmiah ini juga menjabarkan sebuah metode baru dalam menentukan alokasi kursi daerah pemilihan yang optimal. Metode ini selanjutnya disebut sebagai metode kesetaraan suara. Sumber utama karya ilmiah ini adalah artikel yang berjudul Fairness of seat allocation methods in proportional representation oleh L van Eck, SE Visagie dan HC de Kock pada tahun 2005.
2
Tujuan Penelitian Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini ialah : 1 memodelkan masalah alokasi kursi daerah pemilihan untuk meminimumkan perbedaan antara kursi yang seharusnya didapat dengan kursi yang sesungguhnya didapat, 2 memodelkan masalah alokasi kursi partai untuk meminimumkan perbedaan antara kursi yang seharusnya didapat dengan kursi yang sesungguhnya didapat, 3 membandingkan nilai objektif beberapa metode perhitungan alokasi kursi daerah pemilihan dan alokasi kursi partai dengan metode baru yang dijabarkan dalam karya ilimiah ini.
LANDASAN TEORI Dalam membuat model optimasi perhitungan alokasi kursi legislatif diperlukan pemahaman beberapa istilah, diantaranya mengenai linear programming (LP) dan integer programming (IP). Linear Programming (LP) Fungsi linear / nonlinear dan pertidaksamaan linear merupakan konsepkonsep dasar yang harus dipahami terkait dengan linear programming. Definisi 1 Fungsi Linear Sebuah fungsi 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) dari variabel 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 adalah fungsi linear jika dan hanya jika untuk suatu himpunan konstanta 𝑐1 , 𝑐2 , … , 𝑐𝑛 , 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) = 𝑐1 𝑥1 + 𝑐2 𝑥2 + ⋯ + 𝑐𝑛 𝑥𝑛 (Winston 2004). Definisi 2 Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Untuk suatu fungsi linear 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) dan sembarang bilangan 𝑏 , dan 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) ≥ 𝑏 disebut pertidaksamaan 𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) ≤ 𝑏 pertidaksamaan linear (Winston 2004). Masalah Pemrograman Linear atau linear programming (LP) adalah masalah pengoptimuman yang memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini: 1 tujuan masalah tersebut adalah memaksimumkan (atau meminimumkan) fungsi linear dari variabel keputusan. Fungsi yang ingin dimaksimumkan atau diminimumkan disebut fungsi objektif. 2 Nilai dari variabel keputusan harus memenuhi sekumpulan kendala. Setiap kendala harus berupa persamaan linear atau pertidaksamaan linear. 3 Terdapat pembatasan tanda untuk setiap variabel. Untuk sembarang variabel 𝑥𝑖 , pembatasan tanda mengharuskan 𝑥𝑖 harus taknegatif (𝑥𝑖 ≥ 0) atau tidak dibatasi tandanya (unrestricted in sign) (Winston 2004).
3
Integer Programming Pemrograman integer atau integer programming (IP) adalah LP dengan sebagian atau seluruh variabel diharuskan bilangan bulat taknegatif. Jika seluruh variabel diharuskan bilangan bulat (integer) maka masalah tersebut disebut pure integer programming. Jika hanya sebagian variabel diharuskan integer maka disebut mixed integer programming. Integer programming dengan variabel harus bernilai 0 atau 1 disebut 0-1 IP (Winston 2004).
DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH Deskripsi Masalah Salah satu masalah dari perhitungan alokasi kursi yaitu masalah adanya perbedaan antara banyaknya kursi yang seharusnya didapat dengan banyaknya kursi yang sesungguhnya didapat. Pada tahap ini akan ada pihak yang mendapatkan kursi dan ada pihak yang kehilangan kursi. Kehilangan kursi ini terjadi karena kursi tersebut diberikan ke pihak lain ataupun tidak dihitung dalam proses pengalokasian kursi. Tambahan kursi pada pihak yang diuntungkan hanya terjadi karena pihak lain memberikan kursinya. Dalam melakukan perhitungan alokasi kursi, aturan penyelenggaraan pemilihan umum haruslah lebih dahulu dipahami. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, perhitungan alokasi kursi partai harus diselesaikan di tingkat daerah pemilihan. Selain itu ambang batas suara nasional yang ditetapkan adalah 3.5% agar suara partai bisa diikutsertakan dalam perhitungan alokasi kursi. Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Banyak kursi tiap daerah pemilihan seharusnya dihitung mengikuti prinsip proporsionalitas. Berdasarkan prinsip ini, kuota kursi di semua daerah pemilihan haruslah sama. Kuota kursi menjelaskan banyaknya penduduk yang harus diwakili oleh satu anggota legislatif. Kuota kursi yang ideal di suatu daerah pemilihan adalah sama dengan kuota kursi nasional. Namun hal tersebut amatlah susah untuk diterapkan. Adanya persyaratan bahwa jumlah kursi haruslah bilangan integer taknegatif, membuat kuota beberapa daerah pemilihan lebih rendah dibandingkan dengan kuota kursi nasional. Sebaliknya, beberapa daerah pemilihan lainnya mempunyai kuota kursi yang lebih tinggi. Untuk menghargai prinsip proporsionalitas, dalam karya ilmiah ini disusun sebuah metode perhitungan kursi yang dilakukan dengan cara meminimumkan perbedaan kursi yang sesungguhnya didapat dengan pembagian jumlah penduduk suatu daerah pemilihan oleh kuota kursi nasional. Metode perhitungan alokasi kursi daerah pemilihan ini selanjutnya disebut metode kesetaraan suara.
4 Metode ini berbeda dengan metode perhitungan yang dilakukan oleh KPU. Metode perhitungan yang dilakukan KPU yang tercantum pada Undang-Undang menggunakan prinsip perimbangan wajar. Metode perimbangan wajar yang dimaksud adalah : 1 alokasi kursi provinsi dihitung bedasarkan tingkat kepadatan penduduk dengan kuota setiap kursi maksimal 425 000 untuk daerah yang tingkat kepadatan penduduk tinggi dan kuota setiap kursi minimum 325 000 untuk daerah dengan tingkat kepadatan penduduk rendah, 2 jumlah kursi pada setiap provinsi dialokasikan tidak kurang dari jumlah kursi provinsi pada pemilu sebelumnya, 3 provinsi baru hasil pemekaran memperoleh alokasi kursi sekurang-kurangnya tiga kursi. Alokasi Kursi Partai Pada karya ilmiah ini akan dijabarkan metode baru untuk mengalokasikan perhitungan kursi partai yang selanjutnya akan disebut sebagai metode kuota termodifikasi. Metode ini mengganti kuota menjadi konstanta pengali suara. Konstanta pengali suara merupakan invers perkalian dari kuota. Konstanta pengali suara menjelaskan suara satu orang pemilih di tingkat parlemen. Selain itu, pada metode ini konstanta pengali suara tiap daerah pemilihan tidak mempunyai rumus tetap dalam menentukannya. Nilai konstanta pengali suara tiap daerah pemilihan pada metode ini akan didapat bersamaan saat metode ini dijalankan software LINGO 11.0. Dengan metode ini akan didapatkan alokasi kursi dengan konstanta pengali suara tiap daerah pemilihan yang mempunyai nilai objektif kecil. Selain itu karya ilmiah ini juga memodelkan beberapa metode perhitungan alokasi kursi partai yang sudah diterapkan oleh negara lain. Metode yang sering digunakan di beberapa negara yaitu metode kuota dan metode party block vote (PBV). Metode kuota dibedakan menjadi Hare quota, Droop quota, dan imperiali quota. 1
Metode Kuota Perhitungan alokasi kursi dengan menggunakan metode ini akan membagi suara yang didapat suatu partai dengan kuota yang telah ditentukan. Perhitungan ini menyebabkan adanya sisa suara dari beberapa partai yang tidak dapat digunakan untuk memperoleh satu kursi. Adanya sisa suara tersebut juga menyebabkan adanya sisa kursi yang belum dialokasikan pada suatu partai. Sisa kursi ini akan diberikan kepada partai yang mendapatkan tambahan sisa suara dari partai lain sehingga cukup untuk mendapatkan satu kursi tambahan. Berdasarkan formulasi kuota, metode ini dibagi menjadi Hare quota, Droop kuota, dan imperiali quota. Metode Hare quota diciptakan oleh Thomas Hare pada tahun 1792 yang merupakan ilmuwan politik Inggris. Metode Hare quota ini merupakan metode kuota yang paling banyak digunakan. Di Indonesia kuota yang digunakan pada metode ini disebut dengan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). Selain Indonesia, Jerman dan Denmark juga menggunakan metode Hare quota. Hare quota menggunakan rumusan kuota sebagai berikut:
5 kuota =
total suara . total kursi (Cortona et al. 1998)
Metode Droop quota ditemukan oleh Henry Richmond Droop yang merupakan seorang pengacara dan matematikawan Inggris pada tahun 1808. Droop quota dirancang untuk menggantikan Hare quota. Metode ini digunakan pada pemilu di negara Yunani, Irlandia, Malta dan beberapa negara lainnya. Droop quota menggunakan rumusan kuota sebagai berikut: kuota =
total suara . total kursi + 1 (Cortona et al. 1998)
Metode imperiali quota digunakan dalam pemilu negara Italia sampai tahun 1992. Metode ini sudah jarang digunakan dalam pemilu. Hal ini dikarenakan nilai kuota yang digunakan semakin kecil, membuat adanya kemungkinan banyak kandidat yang terpilih lebih banyak dari jumlah kursi yang tersedia. imperiali quota menggunakan rumusan kuota sebagai berikut: kuota =
total suara . total kursi + 2 (Cortona et al. 1998)
2
Metode Party Block Vote (PBV) Metode ini mempunyai filosofi bahwa pemenang akan mendapatkan semuanya. Metode PBV akan memberikan semua kursi di daerah pemilihan tersebut pada partai yang mempunyai suara terbanyak. Metode ini seringkali lebih banyak menguntungkan partai besar dan merugikan partai kecil. Metode ini juga memungkingkan banyak partai yang duduk di parlemen menjadi menyusut. Metode ini digunakan di Singapura dan beberapa negara di Afrika.
Formulasi Masalah Untuk membatasi permasalahan alokasi kursi legislatif, maka digunakan beberapa aturan pemilu legislatif di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, antara lain yaitu: 1 berlakunya ambang batas suara nasional partai, 2 alokasi kursi harus habis di tingkat daerah pemilihan, 3 ada pembagian daerah pemilihan yang sesuai dengan jumlah penduduk.
6 Alokasi Kursi Daerah Pemilihan Permasalahan alokasi kursi pada setiap daerah pemilihan dengan menggunakan metode kesetaraan suara dapat dinyatakan dalam bentuk pemrograman linear integer. Indeks j = daerah pemilihan
j = 1,2,….., m.
Parameter pj = jumlah penduduk daerah pemilihan j, TS = total kursi nasional, TP = total penduduk nasional. Variabel Keputusan sj = banyak kursi yang dialokasikan ke daerah pemilihan j, 𝑎𝑗+ = selisih positif dari pengurangan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada daerah pemilihan j, − 𝑎𝑗 = selisih negatif dari pengurangan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada daerah pemilihan j. Fungsi Objektif Fungsi objektif dari masalah ini adalah meminimumkan perbedaan nilai dari banyak kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat, yaitu minimumkan 𝑚
𝑍=∑ 𝑗=1
𝑎𝑗+ + ∑
𝑚
𝑗=1
𝑎𝑗− .
Kendala Kendala dalam permasalahan ini ialah sebagai berikut: 1 Perbedaan absolut antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat, dinyatakan dengan: 𝑝𝑗 . 𝑇𝑆 𝑎𝑗+ − 𝑎𝑗− = 𝑠𝑗 − , 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚. 𝑇𝑃 2 Penjumlahan kursi tiap daerah pemilihan harus sama dengan total kursi nasional 𝑚
∑ 𝑗=1
𝑠𝑗 = 𝑇𝑆.
3 Jumlah sisa kursi daerah pemilihan yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi daerah pemilihan yang mendapatkan kursi tambahan. 𝑚
∑ 𝑗=1
𝑎𝑗− ≥ ∑
𝑚
𝑗=1
𝑎𝑗+ .
4 Kendala ketaknegatifan memastikan bahwa: 𝑠𝑗 , 𝑎𝑗+ , 𝑎𝑗− ≥ 0,
j = 1,2,…. , m.
7 Alokasi Kursi Partai Metode baru yang disusun dalam karya ilmiah ini akan dijabarkan sebagai permasalahan pemrograman linear integer. Metode kuota termodifikasi ini mempunyai formulasi sebagai berikut. Indeks dan Himpunan j = daerah pemilihan j = 1,2,… , m. i = partai peserta pemilu legislatif i = 1,2,.... , n. A = himpunan partai yang suara nasionalnya melebihi ambang batas. Parameter 𝑣𝑖𝑗 = jumlah pemilih partai i di daerah pemilihan j, sj = banyak kursi yang dialokasikan ke daerah pemilihan j, pt = nilai ambang batas suara nasional. Variabel Keputusan 𝑠𝑖𝑗 = banyak kursi yang dialokasikan ke partai i dan daerah pemilihan j, + 𝑏𝑖𝑗 = selisih positif dari pengurangan kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j, − 𝑏𝑖𝑗 = selisih negatif dari pengurangan kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j, 𝑞𝑗 = konstanta pengali suara di daerah pemilihan j. Fungsi Objektif Fungsi objektif dari masalah ini ialah meminimumkan perbedaan nilai dari banyak kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat, yaitu minimumkan 𝑚
𝑍=∑ 𝑖∈𝐴 𝑚
+ ∑ 𝑏𝑖𝑗 +∑ 𝑗
𝑛
𝑚
𝑖∈𝐴
− ∑ 𝑏𝑖𝑗 , 𝑗
𝑚
dengan 𝐴 = {𝑖 │ ∑ 𝑣𝑖𝑗 ≥ 𝑝𝑡 ∗ ∑ ∑ 𝑣𝑖𝑗 } . 𝑗
𝑖
𝑗
Kendala Kendala pada ngan dengan menggunakan model tersebut adalah: 1 Kendala yang menjelaskan besarnya perbedaan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat. + − 𝑏𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − 𝑣𝑖𝑗 𝑞𝑗 , 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴. 2
Jumlah kursi yang didapat suatu partai pada satu daerah pemilihan harus sama dengan banyak kursi yang sudah disediakan pada daerah pemilihan tersebut. ∑ 𝑖∈𝐴
𝑠𝑖𝑗 = 𝑠𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … . , 𝑚.
8 3 Jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan. ∑ 𝑖∈𝐴
4
− 𝑏𝑖𝑗 ≥∑
𝑖∈𝐴
+ 𝑏𝑖𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
Kendala ketaknegatifan memastikan bahwa: + − 𝑞𝑗 , 𝑠𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 ≥ 0, 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
Metode ini akan mengalokasikan kursi pada setiap partai dan daerah pemilihannya berdasarkan konstanta pengali suara. Konstanta pengali suara akan didapatkan bersamaan dengan perhitungan kursi saat model tersebut dijalankan oleh software LINGO 11.0. Metode Kuota Indeks dan Himpunan j = daerah pemilihan j = 1,2,…..,m. i = partai peserta pemilu legislatif i = 1,2,…..,n. A = himpunan partai yang suara nasionalnya melebihi ambang batas. Parameter 𝑣𝑖𝑗 = jumlah pemilih partai i di daerah pemilihan j, 𝑣𝑗 = jumlah pemilih di daerah pemilihan j , sj = banyak kursi yang dialokasikan ke daerah pemilihan j, pt = nilai ambang batas suara nasional. Variabel Keputusan 𝑠𝑖𝑗 = banyak kursi yang dialokasikan ke partai i dan daerah pemilihan j, + 𝑏𝑖𝑗 = selisih positif dari pengurangan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j, − 𝑏𝑖𝑗 = selisih negatif dari pengurangan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j. Fungsi Objektif Fungsi objektif dari masalah ini adalah meminimumkan perbedaan nilai dari banyak kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat, yaitu minimumkan 𝑚
𝑍=∑ 𝑖∈𝐴 𝑚
+ ∑ 𝑏𝑖𝑗 +∑ 𝑗
𝑛
𝑚
𝑖∈𝐴
𝑚
dengan 𝐴 = {𝑖 │ ∑ 𝑣𝑖𝑗 ≥ 𝑝𝑡 ∗ ∑ ∑ 𝑣𝑖𝑗 } . 𝑗
𝑖
𝑗
− ∑ 𝑏𝑖𝑗 , 𝑗
9 Kendala 1 Kendala yang menjelaskan besarnya perbedaan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat. a Metode Hare quota 𝑣𝑖𝑗 . 𝑠𝑗 + − 𝑏𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − , 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴. 𝑣𝑗 b
c
Metode Droop quota 𝑣𝑖𝑗 . 𝑠𝑗 + − 𝑏𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − , 𝑣𝑗 + 1
𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
Metode imperiali quota 𝑣𝑖𝑗 . 𝑠𝑗 + − 𝑏𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − , 𝑣𝑗 + 2
𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
2 Kendala penjumlahan kursi yang didapat suatu partai pada satu daerah pemilihan harus sama dengan banyak kursi yang sudah disediakan pada daerah pemilihan tersebut. ∑ 𝑖∈𝐴
𝑠𝑖𝑗 = 𝑠𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
3 Kendala penjumlahan suara partai yang melebihi ambang batas pada tiap daerah pemilihan. ∑ 𝑖∈𝐴
4
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
Kendala jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap kursi yang mendapatkan kursi tambahan. ∑ 𝑖∈𝐴
5
𝑣𝑖𝑗 = 𝑣𝑗 ,
− 𝑏𝑖𝑗 ≥∑
𝑖∈𝐴
+ 𝑏𝑖𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
Kendala ketaknegatifan memastikan bahwa: + − 𝑠𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 ≥ 0, 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
Misalkan 𝐴𝑖𝑗 adalah selisih antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat dari partai i dan daerah pemilihan j, maka 𝐴𝑖𝑗 bisa dituliskan sebagai persamaan seperti berikut 𝐴𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − 𝑐𝑖𝑗 , dengan 𝑠𝑖𝑗 adalah banyaknya kursi yang sesungguhnya didapat sedangkan 𝑐𝑖𝑗 adalah banyak kursi yang seharusnya didapat. Pada metode kuota, nilai penjumlahan selisih antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat mempunyai nilai yang sama pada tiap daerah pemilihan, seperti dinyatakan pada teorema berikut.
10 Teorema Penjumlahan selisih antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat pada tiap daerah pemilihan menggunakan metode Hare quota adalah ∑ 𝑖∈𝐴
𝐴𝑖𝑗 = 0
Pembuktian Menurut metode Hare quota: 𝐴𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 −
𝑣𝑖𝑗 . 𝑠𝑗 𝑣𝑗
Untuk mendapatkan penjumlahan selisih di tiap daerah pemilihan maka kedua ruas juga dijumlahkan per daerah pemilihan ∑ 𝑖∈𝐴
𝐴𝑖𝑗 = ∑
∑ 𝑖∈𝐴
𝑖∈𝐴
𝑠𝑖𝑗 −
𝐴𝑖𝑗 = 𝑠𝑗 −
∑ 𝑖∈𝐴
𝑠𝑗 ∑ 𝑣𝑖𝑗 𝑣𝑗 𝑖∈𝐴 𝑠𝑗 . 𝑣𝑗 𝑣𝑗
𝐴𝑖𝑗 = 0
∎
Menggunakan pembuktian seperti di atas metode Droop quota dan imperiali quota mempunyai nilai penjumlahan selisih sebesar −1 dan −2. Metode Party Block Vote (PBV) Model alokasi kursi menggunakan metode party block vote pada karya ilmiah ini menggunakan asumsi bahwa hanya satu partai yang mendapatkan suara terbanyak pada suatu daerah pemilihan. Indeks dan Himpunan j = daerah pemilihan j = 1,2,….., m. i = partai peserta pemilu legislatif i = 1,2,….., n. = partai peserta pemilu legislatif k = 1,2,….., n. k A = himpunan partai yang suara nasionalnya melebihi ambang batas. Parameter 𝑣𝑖𝑗 = jumlah pemilih partai i di daerah pemilihan j, 𝑣𝑗 = jumlah pemilih di daerah pemilihan j , sj = banyak kursi yang dialokasikan ke daerah pemilihan j, pt = nilai ambang batas suara nasional.
11 Variabel Keputusan 𝑠𝑖𝑗 = banyak kursi yang dialokasikan ke partai i dan daerah pemilihan j, + 𝑏𝑖𝑗 = selisih positif dari pengurangan kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j, − = selisih negatif dari pengurangan kursi yang sesungguhnya didapat 𝑏𝑖𝑗 dengan kursi yang seharusnya didapat pada partai i dan daerah pemilihan j, 𝑡𝑖𝑗 = banyak partai yang suaranya lebih kecil dari partai i di daerah pemilihan j, 1; jika suara partai 𝑖 lebih besar dari partai 𝑘 di daerah pemilihan 𝑗 𝑥𝑖𝑘𝑗 ={ 0; selainnya 𝑦𝑖𝑗
= {
1 ; jika suara partai 𝑖 paling besar di daerah pemilihan 𝑗 0 ; selainnya
Fungsi Objektif Fungsi objektif dari masalah ini adalah meminimumkan perbedaan nilai dari banyak kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat. Minimumkan 𝑚
𝑍=∑ 𝑖∈𝐴 𝑚
+ ∑ 𝑏𝑖𝑗 +∑ 𝑗
𝑛
𝑚
𝑖∈𝐴
− ∑ 𝑏𝑖𝑗 , 𝑗
𝑚
dengan 𝐴 = {𝑖 │ ∑ 𝑣𝑖𝑗 ≥ 𝑝𝑡 ∗ ∑ ∑ 𝑣𝑖𝑗 } . 𝑗
𝑖
𝑗
Kendala 1 Kendala yang menjelaskan besarnya perbedaan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang proporsional dengan suara partai pada daerah pemilihan tersebut. 𝑣𝑖𝑗 . 𝑠𝑗 + − 𝑏𝑖𝑗 − 𝑏𝑖𝑗 = 𝑠𝑖𝑗 − , 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴. 𝑣𝑗 2
Penjumlahan kursi yang didapat suatu partai pada satu daerah pemilihan harus sama dengan banyak kursi yang sudah disediakan pada daerah pemilihan tersebut. ∑ 𝑖∈𝐴
3
𝑠𝑖𝑗 = 𝑠𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
Kendala penjumlahan suara partai yang melebihi ambang batas pada tiap daerah pemilihan. ∑ 𝑖∈𝐴
𝑣𝑖𝑗 = 𝑣𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
12 4 Kendala jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap kursi yang mendapatkan kursi tambahan. ∑ 𝑖∈𝐴
− 𝑏𝑖𝑗 ≥∑
𝑖∈𝐴
+ 𝑏𝑖𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
5 Kendala banyak partai yang suaranya lebih kecil dari partai i di daerah pemilihan j harus sama dengan penjumlahan 𝑥𝑖𝑘𝑗 . 𝑡𝑖𝑗 = ∑
𝑥𝑖𝑘𝑗 ,
𝑖 ≠ 𝑘 dan 𝑗 = 1,2, … , 𝑚.
𝑘∈𝐴
6 Kendala pembandingan banyak suara partai i dan partai k pada daerah pemilihan yang sama. Jika suara partai i lebih besar daripada partai k pada suatu daerah pemilihan yang sama maka 𝑥𝑖𝑘𝑗 bernilai 1. 𝑖 ≠ 𝑘 dan 𝑗 = 1,2, … , 𝑚. 𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑘𝑗 + 𝑀(1 − 𝑥𝑖𝑘𝑗 ) ≥ ℰ, 7 Kendala pembandingan banyak suara partai i dan partai k pada daerah pemilihan yang sama. Jika suara partai i lebih kecil daripada partai k pada suatu daerah pemilihan yang sama maka 𝑥𝑖𝑘𝑗 bernilai 0. ℰ + 𝑀 𝑥𝑖𝑘𝑗 ≥ 𝑣𝑖𝑗 − 𝑣𝑘𝑗 , 𝑖 ≠ 𝑘 dan 𝑗 = 1,2, … , 𝑚. 8 Kendala penentuan partai yang mempunyai suara terbanyak di daerah pemilihan j. Jika partai i bukan partai dengan perolehan suara terbanyak di daerah pemilihan j maka 𝑦𝑖𝑗 bernilai 0. (∑
1) − 1 − 𝑡𝑖𝑗 + 𝑀 𝑦𝑖𝑗 ≥ ℰ,
𝑗 = 1,2, … , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
𝑖∈𝐴
9 Kendala menentukan partai yang mempunyai suara terbanyak di daerah pemilihan j. Jika partai i merupakan partai dengan perolehan suara terbanyak di daerah pemilihan j maka 𝑦𝑖𝑗 bernilai 1. (∑
1) − 1 − 𝑡𝑖𝑗 ≤ 𝑀 (1 − 𝑦𝑖𝑗 ),
𝑗 = 1,2, … , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
𝑖∈𝐴
10 Kendala penentuan kursi setiap partai 𝑠𝑖𝑗 = 𝑦𝑖𝑗 𝑠𝑗 ,
𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
11 Kendala beberapa variabel keputusan bernilai nol atau satu. 𝑥𝑖𝑘𝑗 , 𝑦𝑖𝑗 ∈ {0,1}, 𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖, 𝑘 ∈ 𝐴. 12 Kendala ketaknegatifan memastikan bahwa: + − 𝑠𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 , 𝑏𝑖𝑗 ≥ 0,
𝑗 = 1,2, … . , 𝑚 dan 𝑖 ∈ 𝐴.
13 M adalah bilangan yang relatif besar sedangkan ℰ adalah bilangan yang relatif kecil. Pada metode party block vote, nilai penjumlahan selisih antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan yang seharusnya didapat mempunyai nilai yang sama pada tiap daerah pemilihan. Metode ini mempunyai nilai penjumlahan selisih sebesar 0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Studi kasus yang diambil dalam penelitian ini ialah penentuan alokasi kursi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dalam pemilu legislatif 2014. Kursi legislatif ini akan dialokasikan pada daerah pemilihan dan selanjutnya dialokasikan pada partai yang memenuhi ambang batas suara nasional. Ambang batas suara nasional yang ditentukan yaitu 3.5%. Perhitungan alokasi kursi pada tiap partai dilakukan hanya di tingkat daerah pemilihan. Daerah pemilihan adalah satu atau gabungan beberapa kabupaten dan kota yang masih berada dalam satu provinsi. Pada pemilu 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) membentuk 77 daerah pemilihan. Setiap daerah pemilihan mempunyai banyak kursi yang berbeda berdasarkan jumlah penduduk dan metode perhitungan yang dipakai. Data jumlah penduduk dari 77 daerah pemilihan merupakan data sekunder yang didapat dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang tercantum pada Lampiran 1. Penentuan alokasi kursi dengan menggunakan metode kesetaraan suara pada karya ilmiah ini diselesaikan dengan bantuan software LINGO 11.0. Tabel 1 Nilai objektif dari alokasi kursi daerah pemilihan Metode Alokasi Kursi
Nilai Objektif
Daerah Pemilihan Metode Kesetaraan Suara
18.8115
Metode Perimbangan Wajar
62.1948
Pada Tabel 1 solusi optimal yang didapatkan dari metode kesetaraan suara mempunyai nilai objektif yang lebih kecil daripada nilai objektif dari metode perimbangan wajar yang dilakukan oleh KPU. Nilai objektif dari metode kesetaraan suara juga mempunyai nilai yang paling kecil di semua daerah pemilihan, seperti yang terlampir pada Lampiran 3. Nilai objektif alokasi kursi yang dilakukan oleh KPU didapat dari pengurangan antara kursi yang didapat setiap daerah pemilihan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 dengan kursi yang seharusnya didapat yang proporsional dengan jumlah penduduk. Dua metode perhitungan alokasi tersebut mempunyai selisih nilai objektif yang cukup besar, yaitu 43.3833. Hasil pengalokasian kursi tiap daerah pemilihan ini selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu parameter dalam perhitungan alokasi kursi tiap partai. Selain itu karya ilmiah ini melibatkan 12 partai dan 77 daerah pemilihan, sehingga didapatkan 924 parameter jumlah pemilih pada partai i di daerah pemilihan j pada
14 pemilu legislatif 2014. Parameter tersebut merupakan data sekunder yang didapat dari Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum (SK KPU) No:411/Kpts/KPU/TAHUN2014 yang tercantum pada Lampiran 4. Karya ilmiah ini menggunakan lima metode perhitungan alokasi kursi tiap partai, yaitu metode kuota termodifikasi, Hare quota, Droop quota, imperiali quota, dan party block vote. Tabel 2 Alokasi kursi tiap partai dengan banyak kursi tiap daerah pemilihan hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar Alokasi Kursi Metode Metode Metode Metode Metode Partai Hare Droop Imperiali Party Kuota Quota Quota Quota Block Vote Termodifikasi Nasdem 35 30 27 4 31 PKB 47 46 47 41 45 PKS 40 37 36 0 40 PDIP 109 117 126 274 115 Golkar 91 95 102 175 93 Gerindra 73 74 75 28 77 Demokrat 61 61 57 25 61 PAN 49 47 43 5 45 PPP 39 37 32 8 37 Hanura 16 16 15 0 16 PBB* 0 0 0 0 0 PKPI* 0 0 0 0 0 *tidak memenuhi ambang batas suara nasional 3.5% Tabel 3 Alokasi kursi tiap partai dengan banyak kursi tiap daerah pemilihan hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
Partai Nasdem PKB PKS PDIP Golkar Gerindra Demokrat PAN
Metode Hare Quota 36 45 35 110 96 74 62 49
Metode Droop Quota 33 45 35 114 99 74 61 47
Alokasi Kursi Metode Metode Metode Imperiali Party Kuota Quota Block Vote Termodifikasi 27 4 37 44 39 46 35 0 36 124 284 111 102 169 95 75 27 76 60 22 62 46 6 49
15 Tabel 3 Alokasi kursi tiap partai dengan banyak kursi tiap daerah pemilihan hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar (lanjutan) Alokasi Kursi Metode Metode Metode Metode Partai Party Metode Kuota Hare Droop Imperiali Block Termodifikasi Quota Quota Quota Vote PPP 35 35 31 9 31 Hanura 18 17 17 0 17 PBB* 0 0 0 0 0 PKPI* 0 0 0 0 0 *tidak memenuhi ambang batas suara nasional 3.5% Tabel 2 dan Tabel 3 merupakan hasil akumulasi alokasi kursi partai pada semua daerah pemilihan. Alokasi kursi partai pada tiap daerah pemilihan lebih detail tercantum pada Lampiran 5 sampai Lampiran 9. Lima metode alokasi kursi partai menghasilkan alokasi kursi yang berbeda. Ada dua partai yang tidak mendapatkan kursi di semua metode yang disimulasikan, yaitu PBB dan PKPI. Hal ini karena suara kedua partai tersebut tidak memenuhi ambang batas sehingga suara yang didapat tidak diperhitungkan dalam alokasi kursi. Pada metode PBV ada dua partai yang juga tidak mendapatkan kursi, yaitu PKS dan Hanura. Hal ini karena dua partai tersebut tidak pernah mendapatkan suara terbanyak di tingkat daerah pemilihan. Tabel 4 Nilai objektif setiap metode alokasi kursi partai Nilai Objektif Perhitungan Kursi Tiap Daerah Pemilihan
Metode Hare Quota
Metode Droop Quota
Metode Imperiali Quota
Metode Party Block Vote
Metode Kuota Termodifikasi
Metode Perimbangan Wajar
231.61
234.55
250.53
862.10
222. 63
Metode Kesetaraan Suara
231.96
232.05
247.89
862.67
221.36
Tabel 4 memperlihatkan bahwa metode kuota termodifikasi mempunyai nilai objektif yang paling kecil, kemudian disusul oleh metode Hare quota, Droop quota, imperiali quota, dan party block vote. Selain itu, tabel tersebut menjelaskan bahwa kecilnya nilai objektif dari metode perhitungan alokasi daerah pemilihan tidak secara langsung memperkecil nilai objektif dari metode alokasi partai. Hal ini terlihat pada metode Hare quota dan party block vote yang mempunyai nilai objektif lebih kecil ketika menggunakan parameter kursi tiap daerah pemilihan yang dihitung oleh KPU, sedangkan ketiga metode lainnya mempunyai nilai
16 objektif lebih kecil ketika menggunakan parameter kursi tiap daerah pemilihan yang didapatkan dari perhitungan menggunakan metode kesetaraan suara. Nilai objektif merupakan penjumlahan dari selisih positif dan selisih negatif pada pengurangan antara kursi yang sesungguhnya didapat dengan kursi yang seharusnya didapat. Nilai dari selisih di setiap daerah pemilihan juga secara lengkap tercantum pada Lampiran 10. Untuk menjelaskan nilai dari fungsi objektif lebih detail, karya ilmiah ini mengambil 10 daerah pemilihan untuk mengetahui nilai selisih dari semua partai di 10 daerah pemilihan. Tabel 5 Nilai objektif dari alokasi kursi 10 daerah pemilihan dengan alokasi kursi menurut KPU Nilai Objektif Tingkat Daerah Pemilihan Daerah Pemilihan
Metode Hare Quota
Metode Droop Quota
Metode Metode Imperiali Party Quota Block Vote
Metode Kuota Termodifikasi
Jawa Tengah VII
3.75461
3.86241
3.76474
11.28803
3.55257
Riau II
3.86225
3.79951
3.59943
7.24353
3.54828
Sumatera Barat II
3.24826
3.35536
3.83470
9.72476
3.18888
Jawa Barat I
3.32643
3.08735
3.26627
10.67817
2.99564
Jawa Timur X
2.61758
3.05384
3.49011
9.62697
2.61758
NTT II
2.70692
2.95077
3.19461
11.28225
2.70692
Kalimantan Barat
3.25824
3.14943
2.92298
13.20865
2.86932
Maluku
2.69674
2.50255
2.76044
6.29470
2.47152
Sulawesi Tenggara
3.39160
3.46991
3.62401
7.63338
3.39160
Papua Barat
1.76298
1.71728
2.39660
4.27435
1.56631
17 Tabel 6 Nilai objektif dari alokasi kursi 10 daerah pemilihan dengan alokasi kursi menurut metode kesetaraan suara Nilai Objektif Tingkat Daerah Pemilihan Daerah Pemilihan
Metode Hare Quota
Metode Droop Quota
Metode Imperiali Quota
Metode Party Block Vote
Metode Kuota Termodifikasi
Jawa Tengah VII
3.75461
3.86241
3.76474
11.28803
3.55257
Riau II
3.72694
3.34810
3.37961
8.69224
3.25125
Sumatera Barat II
3.24826
3.35536
3.83470
9.72476
3.18888
Jawa Barat I
3.50309
3.33115
3.23560
9.15271
3.19896
Jawa Timur X
2.53984
2.59558
3.19484
8.02248
2.45256
NTT II
2.70692
2.95077
3.19461
11.28225
2.70692
Kalimantan Barat
2.38671
2.66292
2.94244
15.85038
2.38671
Maluku
2.69674
2.50255
2.76044
6.29470
2.47152
Sulawesi Tenggara
3.45368
3.41295
3.32908
9.16006
3.29127
Papua Barat
1.81668
1.72502
2.00000
2.84957
1.68130
Dari 10 daerah pemilihan yang ditampilkan pada Tabel 5 dan Tabel 6 terlihat bahwa metode party block vote mempunyai nilai objektif yang paling besar dan metode kuota termodifikasi mempunyai nilai objektif yang paling kecil di semua daerah pemilihan. Metode Hare quota secara keseluruhan mempunyai nilai objektif yang lebih kecil dari pada Droop quota dan imperiali quota, tapi di setiap daerah pemilihan metode Hare quota tidak selalu mempunyai nilai objektif yang lebih kecil dari pada metode kuota lainnya.
18
4 3.5
Nilai Objektif
3 2.5 2
Hare Quota Droop Quota imperiali Quota
1.5 1 0.5 0 Papua Barat
Sultara
Maluku
Kalbar
NTT II
Jatim X
Jabar I
Sumbar II
Riau II
Jateng VII
Daerah Pemilihan
Gambar 1 Perbandingan nilai objektif alokasi kursi partai dari metode kuota menggunakan banyak kursi daerah pemilihan hasil perhitungan metode perimbangan wajar
4 3.5 3 2.5 2 Hare Quota Droop Quota imperiali Quota
1.5 1 0.5 0 Papua Barat
Sultara
Maluku
Kalbar
NTT II
Jatim X
Jabar I
Sumbar II
Riau II
Jateng VII
Daerah Pemilihan
Gambar 2 Perbandingan nilai objektif alokasi kursi partai dari metode kuota menggunakan banyak kursi daerah pemilihan hasil perhitungan metode kesetaraan suara
19 Pada Gambar 1 terlihat bahwa di daerah pemilihan Jawa Tengah VII, Sumatera Barat II, Jawa Timur X, Sulawesi Tenggara dan NTT II metode Hare quota mempunyai nilai objektif lebih rendah. Daerah pemilihan Maluku, Jawa Barat I dan Papua Barat mempunyai nilai objektif lebih rendah ketika menggunakan metode Droop quota. Daerah pemilihan Riau II dan Kalimantan Barat mempunyai nilai objektif lebih rendah ketika menggunakan metode imperiali quota. Saat parameter kursi daerah pemilihan menggunakan perhitungan metode perimbangan wajar, daerah pemilihan Jawa Barat I yang mempunyai nilai objektif terendah saat menggunakan metode Hare quota. Namun saat parameter kursi daerah pemilihan menggunakan metode kesetaraan suara, metode imperiali quota menjadi metode dengan nilai objektif terendah. Perubahan metode perhitungan yang mempunyai nilai objektif terendah saat parameter kursi daerah pemilihan berubah juga terjadi di Riau II dan Sulawesi Tenggara. Hal ini terjadi karena proses perhitungan pada ketiga metode ini saling menyerupai. Selain itu, banyak kursi tiap daerah pemilihan juga memengaruhi besar tidaknya nilai objektif.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Suatu pemilu legislatif harus mempunyai metode alokasi kursi yang jelas dan adil bagi semua pihak. Hal tersebut dapat diupayakan dengan menggunakan metode perhitungan alokasi kursi yang tepat, yaitu adalah metode yang memiliki nilai objektif yang paling kecil. Dengan menggunakan model matematis, perhitungan alokasi kursi bisa didapat lebih cepat dan pencapaian tujuan yang didapat lebih minimum. Penyelesaian masalah ini menggunakan bantuan LINGO 11.0 sehingga diperoleh hasil yaitu alokasi kursi daerah pemilihan dan alokasi kursi partai dari lima metode yang berbeda. Dalam karya ilmiah ini juga diperlihatkan bahwa metode perhitungan alokasi kursi daerah pemilihan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum mempunyai nilai objektif yang paling besar. Perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode PBV mempunyai nilai objektif yang paling besar dan metode baru yang disusun dalam karya ilmiah ini, yaitu metode kuota termodifikasi mempunyai nilai objektif yang paling kecil.
Saran Pada karya ilmiah ini telah dibahas mengenai masalah alokasi kursi daerah pemilihan dan alokasi kursi partai. Akan lebih baik apabila karya ilmiah ini dikembangkan dengan masalah pembentukan daerah pemilihan. Karya ilmiah ini juga bisa dikembangkan dengan membahas lebih jauh tentang ketidakkonsitenan metode kuota. Selain itu, pada perhitungan alokasi kursi partai bisa dilakukan lebih kompleks dengan me lakukan perhitungan pada dua tingkat, yaitu tingkat provinsi dan tingkat daerah pemilihan seperti salah satu tahapan pada pemilu 2009.
20
DAFTAR PUSTAKA Cortona PGD, Manzi C, Pennisi A, Ricca F, Simeone B. 1998. Evaluation and Optimization of Electoral Systems. Philadelphia (US): SIAM. Eck LV, Visagie SE, Kock HCD. 2005. Fairness of seat allocation methods in propotional representation. ORiON. 21(2):93-110.doi:10.5784/21-2-22 Gao S. 2011. Allocation of seats mathematical programming model. Journal of Computational Information Systems. 7(2):554-561. Winston WL. 2004. Operations Research Applications and Algorithms. Ed ke-4. New York (US): Duxbury. [KPU] Komisi Pemilihan Umum. 2014. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2014. Jakarta (ID): KPU [DPR] Dewan Perwakilan Rakyat. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomot 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Jakarta (ID): DPR [Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 2013. Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK 2). Jakarta (ID): Kemendagri
21 Lampiran 1 Daftar jumlah penduduk dan jumlah kursi tiap daerah pemilihan
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Daerah Pemilihan**
Nanggroe Aceh Darussalam I Nanggroe Aceh Darussalam II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII
Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Menurut Metode Perimbangan Wajar**
Jumlah Penduduk * (Jiwa)
Jumlah Kursi Daerah Pemilihan Menurut Metode Kesetaraan Suara
7
2 642 760
6
6
2 372 474
5
10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6 7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7
5 288 928 4 909 164 5 029 627 3 110 185 2 507 792 3 728 536 2 727 786 3 532 126 3 915 976 4 612 743 1 996 538 4 678 107 4 908 385 1 349 199 1 895 590 2 721 996 3 076 389 3 805 032 2 728 679 4 512 574 2 908 979 2 192 819 3 489 223 3 691 500 5 182 247 4 355 716 3 837 116 2 749 479 4 261 942 3 588 609 2 945 374 3 630 795 2 328 815 3 357 939 3 516 302 3 133 087
12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6 7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7
22 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Jawa Tengah VIII 8 3 216 662 7 Jawa Tengah IX 8 3 397 980 8 Jawa Tengah X 7 3 462 794 8 DI Yogyakarta 8 3 458 029 8 Jawa Timur I 10 4 468 134 10 Jawa Timur II 7 2 906 153 6 Jawa Timur III 7 3 089 416 7 Jawa Timur IV 8 3 380 900 8 Jawa Timur V 8 3 278 797 7 Jawa Timur VI 9 4 074 531 9 Jawa Timur VII 8 3 213 896 7 Jawa Timur VIII 10 4 282 801 10 Jawa Timur IX 6 2 255 859 5 Jawa Timur X 6 2 457 712 5 Jawa Timur XI 8 3 861 686 9 Banten I 6 2 240 759 5 Banten II 6 2 357 567 5 Banten III 10 5 340 494 12 Bali 9 4 227 705 9 Nusa Tenggara Barat 10 5 398 573 12 Nusa Tenggara Timur I 6 2 335 343 5 Nusa Tenggara Timur II 7 3 008 559 7 Kalimantan Barat 10 5 193 272 12 Kalimantan Tengah 6 2 640 070 6 Kalimantan Selatan I 6 2 300 949 5 Kalimantan Selatan II 5 1 844 894 4 Kalimantan Timur 8 4 154 954 9 Sulawesi Utara 6 2 617 155 6 Sulawesi Tengah 6 2 935 343 7 Sulawesi Selatan I 8 3 326 769 7 Sulawesi Selatan II 9 3 266 087 7 Sulawesi Selatan III 7 2 775 251 6 Sulawesi Tenggara 5 2 691 623 6 Gorontalo 3 1 147 528 3 Sulawesi Barat 3 1 589 162 4 Maluku 4 1 258 354 3 Maluku Utara 3 1 866 248 4 Papua 10 4 224 232 9 Papua Barat 3 1 091 171 2 Total 560 251 857 940 560 sumber: * Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) 2013 dari Direktorat Jendral Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri ** Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, tentang Pemilihan Umum anggota dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah
23 Lampiran 2 Sintaks program LINGO 11.0 dalam perhitungan alokasi kursi daerah pemilihan menggunakan beserta hasil yang diperoleh. sets: baris/1..77/:JP,kursi,A1,A2; endsets data: JP=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','jumlahpenduduk'); TS=560; TP=251857940; enddata min=@sum(baris(j):A1(j)+A2(j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara rasio keterwakilan suara dapil dengan rasio keterwakilan suara nasional; @for(baris(j):A1(j)- A2(j)=(kursi(j)-(JP(j)*TS/TP)); !kendala 2: penjumlahan kursi tiap dapil harus sama dengan total kursi nasional; @sum(baris(j):kursi(j))=TS; !kendala 3: jumlah sisa kursi daerah pemilihan yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi daerah pemilihan yang mendapatkan kursi tambahan @sum(baris(j):A2(j))>= @sum(baris(j):A1(j)); !kendala 4: variabel integer; @for(baris(j):@gin(kursi(j))); !kendala 5: ketaknegatifan; @for(baris(j):A1(j)>=0);@for(baris(j):A2(j)>=0);
Hasil yang didapatkan LINGO 11.0 Global optimal solution found. Objective value: 18.81157 Objective bound: 18.81157 Infeasibilities: 0.000000 Extended solver steps: 0 Total solver iterations: 391
Variable KURSI( 1) KURSI( 2) KURSI( 3) KURSI( 4) KURSI( 5) KURSI( 6) KURSI( 7) KURSI( 8) KURSI( 9) KURSI( 10) KURSI( 11) KURSI( 12) KURSI( 13) KURSI( 14) KURSI( 15)
Value 6.00000 5.00000 12.0000 11.0000 11.0000 7.00000 6.00000 8.00000 6.00000 8.00000 9.00000 10.0000 4.00000 10.0000 11.0000
Reduced Cost 1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000
KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI( KURSI(
16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30)
3.00000 4.00000 6.00000 7.00000 8.00000 6.00000 10.0000 6.00000 5.00000 8.00000 8.00000 12.0000 10.0000 9.00000 6.00000
1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000
24 KURSI( 31) KURSI( 32) KURSI( 33) KURSI( 34) KURSI( 35) KURSI( 36) KURSI( 37) KURSI( 38) KURSI( 39) KURSI( 40) KURSI( 41) KURSI( 42) KURSI( 43) KURSI( 44) KURSI( 45) KURSI( 46) KURSI( 47) KURSI( 48) KURSI( 49) KURSI( 50) KURSI( 51) KURSI( 52) KURSI( 53) KURSI( 54)
9.00000 8.00000 7.00000 8.00000 5.00000 7.00000 8.00000 7.00000 7.00000 8.00000 8.00000 8.00000 10.0000 6.00000 7.00000 8.00000 7.00000 9.00000 7.00000 10.0000 5.00000 5.00000 9.00000 5.00000
-1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000
KURSI( 55) KURSI( 56) KURSI( 57) KURSI( 58) KURSI( 59) KURSI( 60) KURSI( 61) KURSI( 62) KURSI( 63) KURSI( 64) KURSI( 65) KURSI( 66) KURSI( 67) KURSI( 68) KURSI( 69) KURSI( 70) KURSI( 71) KURSI( 72) KURSI( 73) KURSI( 74) KURSI( 75) KURSI( 76) KURSI( 77)
5.00000 12.0000 9.00000 12.0000 5.00000 7.00000 12.0000 6.00000 5.00000 4.00000 9.00000 6.00000 7.00000 7.00000 7.00000 6.00000 6.00000 3.00000 4.00000 3.00000 4.00000 9.00000 2.00000
-1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 -1.000000 -1.000000 -1.000000
Lampiran 3 Nilai objektif dari perhitungan alokasi kursi tiap daerah pemilihan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Daerah Pemilihan NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X
Nilai Objektif Metode Metode kesetaraan perimbangan wajar suara 1.123887 0.123887 0.724862 0.275138 1.759803 0.240197 0.915407 0.084593 1.183253 0.183253 1.084579 0.084579 0.423986 0.423986 2.290309 0.290309 1.065166 0.065166 1.214798 0.214798 0.707077 0.292923 1.256322 0.256322 8.89 x 10-5 8.89 x 10-5 0.439254 0.439254 1.401657 0.401657 1.913675 0.086325 0.853596 0.146404 0.052292 0.052292 0.159724 0.159724 0.460396 0.460396 1.017727 0.017727 0.758007 0.241993 1.874458 0.125542 0.932849 0.067151 0.033598 0.033598 2.531956 0.468044 1.124320 0.124320 1.241798 0.241798 2.20796 0.207960 1.52260 0.477400
25 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur I Nusa Tenggara Timur II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Total
0.684829 0.531734 0.886600 0.523676 0.020815 0.451033 0.927016 1.821937 0.533704 0.181588 0.033657 0.847830 0.444674 0.699438 0.311157 0.065213 0.538240 0.130759 0.482651 0.709675 0.059621 0.853980 0.477296 0.984152 0.535337 0.586365 0.400199 1.547114 0.129869 0.883896 0.897923 1.238439 2.003596 0.807422 0.310542 0.202081 0.149557 0.448499 0.603010 1.737935 0.829297 0.984758 0.526664 0.180820 0.533463 0.573808 0.607523 62.194800
sumber: simulasi perhitungan pada software LINGO 11.0
0.315171 0.468266 0.113400 0.476324 0.020815 0.451033 0.072984 0.178063 0.466296 0.181588 0.033657 0.152170 0.444674 0.300562 0.311157 0.065213 0.461760 0.130759 0.482651 0.290325 0.059621 0.146020 0.477296 0.015848 0.464663 0.413635 0.400199 0.452886 0.129869 0.116104 0.102077 0.238439 0.003596 0.192578 0.310542 0.202081 0.149557 0.448499 0.396990 0.262065 0.170703 0.015242 0.473336 0.180820 0.466537 0.426192 0.392477 18.811570
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX
Daerah Pemilihan
92,905
44,751
73,293
121,679
60,086
40,408
47,962
115,444
101,398
105,551
93,615
185,673
81,522
136,637
197,130
22,662
28,976
75,423
108,440
55,318
56,098
164,779
89,244
67,854
107,879
78,897
162,383
241,657
162,079
104,694
337,170
195,225
230,157
280,384
103,911
137,727
358,790
164,535
216,461
282,131
120,453
103,289
193,191
115,968
136,060
78,433
102,473
63,381
98,336
101,481
175,923
130,759
107,848
196,574
47,763
95,848
43,097
69,286
119,147
96,979
118,981
63,780
58,619
113,490
50,203
125,620
109,818
114,300
78,251
105,687
152,217
99,612
130,060
47,186
120,090
146,264
143,183
47,985
62,146
PKB
151,121
Nasdem
109,527
81,773
102,966
91,774
120,918
160,546
123,354
73,075
128,963
187,093
168,738
156,451
131,850
234,477
233,738
148,011
131,156
157,667
188,925
165,442
138,399
261,477
138,029
66,095
41,897
182,644
170,327
75,826
135,197
107,319
70,303
67,392
122,611
94,010
111,750
120,894
114,424
206,247
73,940
105,868
PKS
376,245
487,813
300,978
454,259
861,673
417,714
392,472
175,036
516,122
303,513
313,984
521,530
413,101
608,658
433,127
345,307
189,011
243,176
458,909
329,095
615,225
493,938
301,010
132,412
137,085
347,791
363,555
119,296
399,848
292,999
274,143
132,839
241,648
80,996
103,069
298,486
294,918
363,024
110,281
35,419
PDIP
234,622
296,890
144,563
203,508
269,446
235,865
301,851
448,420
169,515
369,901
214,519
334,967
445,760
539,911
209,513
377,588
211,831
254,742
431,915
149,982
143,048
174,908
116,472
95,354
71,063
282,116
182,202
92,612
277,947
382,985
288,724
312,708
232,278
151,738
251,511
467,586
271,787
265,125
91,546
140,954
162,077
229,642
297,057
207,410
152,378
168,597
285,557
177,111
206,577
175,688
89,400
175,017
214,523
373,811
283,126
319,846
118,565
133,647
274,411
220,728
201,376
250,800
158,604
91,942
37,250
329,847
208,796
108,507
275,950
229,436
193,970
114,822
145,252
194,591
153,689
212,699
396,545
207,398
181,847
184,538
84,622
118,282
97,465
131,447
81,667
110,433
202,818
55,631
157,245
230,886
137,215
202,920
120,914
206,295
121,262
164,422
99,899
222,686
309,279
115,236
92,272
144,339
115,382
81,150
62,718
252,444
218,348
74,443
235,682
160,683
235,471
120,348
140,856
158,528
143,703
268,564
258,731
201,404
142,411
209,598
103,357
134,829
110,604
162,515
145,363
123,963
92,244
81,132
136,583
223,104
184,161
90,683
53,113
154,557
126,457
115,933
175,742
67,575
136,765
63,390
62,146
63,158
86,236
119,044
46,306
145,040
276,424
92,680
170,275
163,175
179,438
73,276
193,454
76,351
150,297
148,913
204,956
146,803
89,200
151,996
Jumlah Perolehan Suara Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN
Lampiran 4 Hasil rekapitulasi perolehan suara pemilu legislatif 2014
117,118
97,771
130,237
137,499
52,877
55,950
139,679
164,286
118,254
342,330
129,544
132,952
65,018
160,208
112,758
249,578
127,217
100,955
120,748
90,496
173,436
153,147
171,269
37,760
52,370
76,615
71,490
61,856
85,825
82,937
104,628
96,530
90,671
92,173
114,123
109,234
92,088
113,622
123,946
76,785
PPP
93,511
49,274
62,151
101,462
55,214
92,114
92,740
62,914
63,885
100,406
49,996
90,137
128,972
135,598
113,633
109,489
80,901
104,716
143,900
99,538
117,344
101,191
68,217
50,736
31,748
79,789
152,407
49,668
112,766
103,787
85,439
51,757
60,949
51,522
84,626
130,059
194,856
140,224
44,768
43,414
Hanura
6,489
9,018
18,055
11,385
9,070
6,932
13,961
9,307
7,712
53,338
17,721
23,533
21,356
48,441
24,932
34,918
14,392
36,908
58,854
34,090
16,820
19,005
15,733
11,913
24,519
19,343
26,139
17,663
87,432
36,704
39,203
24,399
37,870
28,389
37,304
39,302
47,437
42,961
27,518
39,988
PBB
4,130
4,392
3,781
8,002
4,405
4,923
16,812
3,139
6,806
15,139
7,346
14,905
6,920
12,477
11,724
7,311
7,873
10,936
15,473
9,644
7,940
10,444
8,958
11,106
8,066
22,580
13,414
18,923
24,506
20,714
16,752
12,978
14,350
5,926
18,180
23,124
31,205
44,237
11,212
21,767
PKPI
1,635,975
1,774,130
1,575,575
2,014,315
2,010,828
1,528,134
2,071,932
1,579,820
1,859,104
2,444,255
1,495,569
2,019,474
1,953,002
2,762,436
1,799,370
2,093,772
1,283,060
1,486,032
2,422,939
1,430,718
1,742,471
1,850,133
1,298,430
822,336
583,447
2,131,913
1,927,587
923,755
2,167,024
1,775,835
1,691,958
1,171,828
1,497,856
1,060,619
1,344,720
1,994,915
2,221,817
1,907,627
1,061,873
1,254,353
TOTAL
26
385,629
299,534
434,967
338,523
266,530
308,253
232,005
378,531
275,141
251,178
363,611
82,575
73,477
194,094
39,281
182,320
77,683
53,242
117,937
67,753
84,713
118,180
84,147
23,930
71,783
46,444
70,266
52,120
58,772
13,285
50,166
113,294
22,655
251,772
18,174
67,451
296,136
91,838
114,551
122,385
87,000
117,362
163,065
69,512
74,793
291,378
103,015
73,425
140,425
60,969
154,981
84,815
186,149
168,741
85,960
48,564
53,867
117,117
69,628
171,289
99,135
113,286
104,000
90,363
20,930
33,587
107,443
65,357
298,176
27,401
11,298,957
129,943
107,433
8,402,812
336,121
PKB
86,383
Nasdem
8,480,204
13,961
159,653
71,757
49,528
21,261
26,499
60,177
84,756
107,095
147,115
83,990
41,434
144,705
50,668
101,440
49,522
102,146
18,238
43,761
253,870
37,090
215,323
91,247
85,277
44,195
35,505
47,047
118,341
140,147
81,017
68,050
92,281
80,360
77,448
102,720
147,875
83,612
PKS
23,681,471
89,334
491,591
122,504
192,731
41,678
40,606
97,056
98,111
112,263
103,141
143,106
449,675
312,574
130,565
61,799
350,701
817,770
221,962
181,859
189,569
872,885
522,977
117,960
174,580
173,812
217,923
160,182
420,196
347,140
666,338
444,112
248,968
254,532
150,395
497,347
570,531
313,293
PDIP
18,432,312
160,242
257,767
85,413
162,549
123,048
310,790
178,294
305,589
373,964
205,288
274,610
217,265
362,238
178,047
308,267
141,095
348,986
233,351
218,845
333,282
329,620
309,083
148,768
192,641
193,641
223,961
132,904
236,372
224,850
192,811
260,100
131,667
192,166
220,105
133,644
200,474
192,602
14,760,371
30,175
303,396
45,594
130,794
98,461
49,342
123,957
204,331
271,072
184,859
182,217
146,007
222,472
82,039
90,359
120,019
236,281
119,019
114,910
263,621
219,521
330,883
169,466
141,161
298,696
150,926
149,778
284,944
178,963
229,513
199,899
285,750
143,379
184,263
250,459
244,144
136,674
12,728,913
143,869
700,150
50,587
66,517
119,801
47,662
126,764
109,506
180,747
199,652
174,006
163,775
159,977
42,823
58,248
75,467
196,890
200,695
115,315
318,713
311,246
288,584
76,324
138,046
376,536
87,310
205,387
205,557
428,434
171,222
104,411
131,743
129,880
121,303
186,270
146,688
81,109
9,481,621
45,242
193,145
77,099
26,473
93,977
41,222
271,231
107,039
135,876
163,965
97,049
150,989
96,998
35,343
37,725
84,259
196,212
58,607
147,298
196,074
23,628
180,089
130,641
37,898
78,863
103,575
92,422
133,289
110,770
246,975
86,699
134,691
39,671
35,305
196,645
355,787
117,612
Jumlah Perolehan Suara Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP
8,157,488
11,325
105,766
20,000
27,702
35,619
31,114
99,140
127,373
137,320
123,091
52,099
31,601
131,381
100,162
114,920
79,756
136,564
8,700
21,575
172,421
15,047
167,518
105,439
138,003
413,230
103,518
59,656
106,248
88,026
77,248
54,572
72,720
138,113
104,711
87,293
94,435
138,102
Hanura
6,579,498
17,430
135,257
23,345
27,120
22,253
36,640
40,315
83,026
90,172
113,526
123,646
91,875
98,587
32,316
62,794
50,941
86,741
102,104
46,151
222,410
77,247
165,214
58,676
50,402
355,259
21,475
38,621
131,355
83,324
81,857
77,777
46,578
54,276
57,632
87,069
42,782
57,487
PBB
1,825,750
5,812
16,265
30,180
8,646
6,292
16,172
26,699
19,613
22,683
15,364
26,087
8,652
40,586
12,078
18,656
15,431
30,813
21,768
19,141
83,768
3,731
39,231
25,381
24,598
25,441
6,938
8,625
21,496
16,922
21,143
12,588
23,066
7,186
7,706
15,573
14,162
7,203
PKPI
1,143,094
10,760
50,342
13,154
14,541
13,823
2,392
7,965
30,190
9,171
53,016
24,866
15,115
27,657
5,035
9,323
18,640
39,181
32,895
27,078
41,460
33,985
30,493
14,025
4,920
6,751
7,666
8,542
11,832
6,821
7,130
6,465
7,222
5,520
7,148
6,803
5,199
3,448
TOTAL
124,972,491
573,725
2,963,280
627,645
927,338
659,966
636,654
1,180,733
1,325,654
1,623,915
1,454,596
1,424,748
1,409,946
1,798,439
841,123
996,808
1,139,544
2,478,262
1,256,730
1,098,431
2,412,489
2,024,250
2,583,914
1,084,829
1,173,116
2,621,413
1,284,768
1,247,817
2,211,226
1,974,764
2,170,507
1,703,588
1,627,760
1,571,888
1,561,686
2,016,903
2,059,453
1,553,646
sumber: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun
TOTAL
Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
27
28 Lampiran 5 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode kuota termodifikasi beserta hasil yang diperoleh sets: baris/1..12/:PSPN; kolom/1..77/:S,q; matrik(baris,kolom):vote,B1,B2,seat; endsets data: PSPN=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','absn'); S=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','totkursi'); vote=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','suara2014'); enddata min=@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)+B2(i,j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara kursi yang seharusnya didadat dengan kursi yang sesungguhnya didapat; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)-B2(i,j)=seat(i,j)(vote(i,j)*q(j))); !kendala 2: penjumlahan dari kursi dari semua partai didapil j harus sama dengan total kursi didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j))=S(j)); !kendala 3: jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B2(i,j))>=@sum(mat rik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j))); !kendala 4: variabel integer; @for(matrik(i,j):@gin(seat(i,j))); !kendala 5: kendala ketaknegatifan; @for(matrik(i,j):B1(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):B2(i,j)>=0); @for(kolom(j):q(j)>=0);
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1
1
1 1
1
Nasdem 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1
1 1 1 1 1 1
PKS 1
1 1
1
1
PKB 1
Global optimal solution found. Objective value: Objective bound: Infeasibilities: Extended solver steps: Total solver iterations:
1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2
1 2 1 2
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
222.6263 222.6263 0.4440892E-14 6362 139498
1
1
1 1
1 1
PPP
1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
hasil metode kuota termodifikasi dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar
7 6 10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6
TOTAL
29
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1
1
1 1
1 1 1
1
Nasdem
1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1 1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 2
1
1 1 1
PPP 1 1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI 7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7 8 8 7 8 10 7 7 8 8 9
TOTAL
30
28
1
1 1
1
1 1 1 1 1
1 1
1
Nasdem
44
1
1
1
1 1
37
1 1
1
1
1 1
PKS 1
1
1
PKB 1 2 2 1 1
1 1 2 1 117
1 2 2 1 1 1
PDIP 2 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 93 74 59 44 35
1 1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1
PPP
16
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI
8 10 6 6 8 6 6 10 9 10 6 7 10 6 6 5 8 6 6 8 9 7 5 3 3 4 3 10 3 560
TOTAL
31
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1 1
1 1
1 1
1
1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1
PKS 1
PKB
1
Nasdem 1 1 1 1 1 1
Global optimal solution found. Objective value: Objective bound: Infeasibilities: Extended solver steps: Total solver iterations:
1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2
1 2 2 2
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
221.3566 221.3566 0.7771561E-15 9397 213979
1
1
1 1
1 1
PPP
1
1 1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
6 5 12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6
TOTAL
hasil metode kuota termodifikasi dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
32
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1
1
1 1
1 1 1
1
1
Nasdem
1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1
1 1
PPP 1 1
1
1
1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7 7 8 8 8 10 6 7 8 7 9
TOTAL
33
1
1
1
1 1 1
32
1
1
1
1
46
1
1
1
1
1
1
1
PKB 1 2 1 1 1
Nasdem
34
1
1
1
1
1
PKS 1
113
1 1 2
1 2 2 1
PDIP 1 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 97 74 59 46 31
1 1 1 1
1 1 1
1
1
2 1 1 1
PPP
17
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI 7 10 5 5 9 5 5 12 9 12 5 7 12 6 5 4 9 6 7 7 7 6 6 3 4 4 3 9 2 560
TOTAL
34
35
Lampiran 6 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode Hare quota beserta hasil yang diperoleh sets: baris/1..12/:PSPN; kolom/1..77/:S,V; matrik(baris,kolom):vote,B1,B2,seat; endsets data: PSPN=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','absn'); S=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','totkursi2'); vote=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','suara2014'); enddata min=@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)+B2(i,j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara kursi yang seharusnya didadat dengan kursi yang sesungguhnya didapat; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)-B2(i,j)= seat(i,j)) (vote(i,j)*S(j)/V(j)); !kendala 2: penjumlahan dari suara dari semua partai didapil j harus sama dengan total suara didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:vote(i,j))=V(j)); !kendala 3: penjumlahan dari kursi dari semua partai didapil j harus sama dengan total kursi didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j))=S(j)); !kendala 4: jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B2(i,j))>=@sum(mat rik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j))); !kendala 5: variabel integer; @for(matrik(i,j):@gin(seat(i,j))); !kendala 6: kendala ketaknegatifan; @for(matrik(i,j):B1(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):B2(i,j)>=0);
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1
1
1 1
Nasdem 1 1 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1
1 1 1 1 1 1
PKS 1
1 1
1 1
1
PKB 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Global optimal solution found. Objective value: 231.6116 Objective bound: 231.6116 Infeasibilities: 0.2076117E-13 Extended solver steps: 82 Total solver iterations: 1859
1
1
1 1 1
1 1
PPP
1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 6 10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6
TOTAL
hasil metode Hare quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar
36
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1 1
1
1 1
1 1 1 1
1
Nasdem
1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
PKB
1 1
1
1 1 1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1
1 1 1
1
1 1 1
PPP 1 1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7 8 8 7 8 10 7 7 8 8 9
TOTAL
37
33
1
1 1
1
1
1 1 1 1 1
1 1
Nasdem 1 1
46
1
1
1 1
1
1
1
PKB 1 2 1 1 1
39
1
1 1
1
1
1
1 1
PKS 1
1 1 2 1 108
1 1 2 1 1 1
PDIP 1 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 3 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 89 71 59 48 38
1 1 1 1
1 1 1
1
1
1 1 1 1 1
PPP
16
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI 8 10 6 6 8 6 6 10 9 10 6 7 10 6 6 5 8 6 6 8 9 7 5 3 3 4 3 10 3 560
TOTAL
38
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1 1
1 1
1 1
1
1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1
PKS 1
PKB
1
Nasdem 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1
1 2 2 2
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Global optimal solution found. Objective value: 231.9653 Objective bound: 231.9652 Infeasibilities: 0.6272760E-14 Extended solver steps: 0 Total solver iterations: 1873
1
1
1 1
1 1
PPP
1
1 1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
6 5 12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6
TOTAL
hasil metode Hare quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
39
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1 1
1
1 1
1 1 1
1
1
Nasdem
1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 1 2 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1
1 1
PPP 1 1
1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI 7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7 7 8 8 8 10 6 7 8 7 9
TOTAL
40
1
1
1
1 1 1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PKB 1 2 1 1 1
Nasdem
1
1
1
1
1
PKS 1
1 1 2
1
1 2 2 1
PDIP 1 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2
34 45 34 109 TOTAL sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 95 72 60 48 34
1 1 1 1
1 1 1
1
1
2 1 1 1
PPP
18
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI
7 10 5 5 9 5 5 12 9 12 5 7 12 6 5 4 9 6 7 7 7 6 6 3 4 4 3 9 2 560
TOTAL
41
42 Lampiran 7 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode Droop quota beserta hasil yang diperoleh sets: baris/1..12/:PSPN; kolom/1..77/:S,V; matrik(baris,kolom):vote,B1,B2,seat; endsets data: PSPN=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','absn'); S=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','totkursi'); vote=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','suara2014'); enddata min=@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)+B2(i,j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara kursi yang seharusnya didadat dengan kursi yang sesungguhnya didapat; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)-B2(i,j)=seat(i,j)((vote(i,j)*(1+S(j)))/V(j))); !kendala 2: penjumlahan dari suara dari semua partai didapil j harus sama dengan total suara didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:vote(i,j))=V(j)); !kendala 3: penjumlahan dari kursi dari semua partai didapil j harus sama dengan total kursi didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j))=S(j)); !kendala 4: jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B2(i,j))>=@sum(mat rik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j))); !kendala 5: variabel integer; @for(matrik(i,j):@gin(seat(i,j))); !kendala 6: kendala ketaknegatifan; @for(matrik(i,j):B1(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):B2(i,j)>=0);
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1
1
1 1
1
Nasdem 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1
1 1 1 1 1 1
PKS 1
1 1
1
1
PKB 1
1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2
1 2 1 2
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Global optimal solution found. Objective value: 234.5495 Objective bound: 234.5494 Infeasibilities: 0.3222948E-14 Extended solver steps: 0 Total solver iterations: 2701
1
1
1 1
1 1
PPP
1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 6 10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6
TOTAL
hasil metode Droop quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar
43
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1
1
1 1
1 1 1
1
Nasdem
1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1 1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 4 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 2
1
1 1 1
PPP 1 1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI 7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7 8 8 7 8 10 7 7 8 8 9
TOTAL
44
28
1
1 1
1
1 1 1 1 1
1 1
1
Nasdem
45
1
1
1
1 1
36
1
1
1
1 1
PKS 1
1
1
PKB 1 2 2 1 1
1 1 2 1 116
1 2 2 1 1 1
PDIP 2 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 93 72 59 46 36
1 1 1 1
1 1 1
1
1
1 1 1 1 1
PPP
16
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI
8 10 6 6 8 6 6 10 9 10 6 7 10 6 6 5 8 6 6 8 9 7 5 3 3 4 3 10 3 560
TOTAL
45
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1 1
1
1 1
1
1 1 1 1
1
1 1
1 1 1 1 1 1
PKS 1
1 1 1
1
PKB
1
Nasdem 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2
1 3 2 2
PDIP
Global optimal solution found. Objective value: 232.0493 Objective bound: 232.0493 Infeasibilities: 0.1643130E-13 Extended solver steps: 84 Total solver iterations: 2675
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
1 1
PPP
1
1 1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
6 5 12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6
TOTAL
hasil metode droop quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
46
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1 1
1
1 1
1 1 1
1
1
Nasdem
1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1
1 1
PPP 1 1
1
1
1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7 7 8 8 8 10 6 7 8 7 9
TOTAL
47
1
1
1
1 1 1
31
1
1
1
1
45
1
1
1
1
1
1
1
PKB 1 2 1 1 1
Nasdem
34
1
1
1
1
1
PKS 1
113
1 1 2
1 2 2 1
PDIP 1 2 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 98 72 59 46 34
1 1 1 1
1 1 1
1
1
2 1 1 1
PPP
17
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI 7 10 5 5 9 5 5 12 9 12 5 7 12 6 5 4 9 6 7 7 7 6 6 3 4 4 3 9 2 560
TOTAL
48
49 Lampiran 8 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode imperiali quota beserta hasil yang diperoleh sets: baris/1..12/:PSPN; kolom/1..77/:S,V; matrik(baris,kolom):vote,B1,B2,seat; endsets data: PSPN=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','absn'); S=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','totkursi'); vote=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','suara2014'); enddata min=@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)+B2(i,j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara kursi yang seharusnya didadat dengan kursi yang sesungguhnya didapat; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)-B2(i,j)=seat(i,j)((vote(i,j)*(2+S(j)))/V(j))); !kendala 2: penjumlahan dari suara dari semua partai didapil j harus sama dengan total suara didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:vote(i,j))=V(j)); !kendala 3: penjumlahan dari kursi dari semua partai didapil j harus sama dengan total kursi didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j))=S(j)); !kendala 4: jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B2(i,j))>=@sum(mat rik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j))); !kendala 5: variabel integer; @for(matrik(i,j):@gin(seat(i,j))); !kendala 6: kendala ketaknegatifan; @for(matrik(i,j):B1(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):B2(i,j)>=0);
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1
1
1 1 1 1
1 1
1
1 1
1 1 1 1
1
PKS 1
1
1
1
1
1
PKB 1
Nasdem 1 1
1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2
1 2 2 2
PDIP
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Global optimal solution found. Objective value: 250.5322 Objective bound: 250.5322 Infeasibilities: 0.5606626E-14 Extended solver steps: 78 Total solver iterations: 2686
1
1 1
1 1
PPP
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 6 10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6
TOTAL
hasil metode imperiali quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode perimbangan wajar
50
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1
2
1 1
1
1
1
Nasdem
2 2 2 2 1 2
1 2 1 1 2 2
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1 1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 4 2 2 3 2 2 3 3 1 1 1 3 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1 2
1
1 1 1
PPP 1 1
1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7 8 8 7 8 10 7 7 8 8 9
TOTAL
51
25
1
1 1
1
1 1 1
1
1 1
1
Nasdem
46
1
1
1 1
1
1
PKB 1 2 2 1 1
35
1
1
1
1
1 1
PKS 1
1 1 2 1 125
1 2 2 1 1 1
PDIP 2 2 1 1 1 1 1 2 5 1 1 1 4 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 100 73 55 42 31
1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1
PPP
15
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI 8 10 6 6 8 6 6 10 9 10 6 7 10 6 6 5 8 6 6 8 9 7 5 3 3 4 3 10 3 560
TOTAL
52
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
1 1
1 1
1 1
1
1 1
1
1 1
1 1 1 1 1 1
PKS 1
1 1 1
1
PKB
1
1
Nasdem 1 1 1 1
1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2
1 3 2 2
PDIP
Global optimal solution found. Objective value: 247.8919 Objective bound: 247.8919 Infeasibilities: 0.2922168E-14 Extended solver steps: 85 Total solver iterations: 2783
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
1 1
PPP
1
1 1
1 1 1
Hanura
PBB
PKPI
hasil metode imperiali quota dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
6 5 12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6
TOTAL
53
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
1
1
1 1
1
1
1
Nasdem
2 1 2 2 1 2
2 1 1 2 2
1 1 1 1
1 1 1
1
PKB
1 1
1
1
PKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PDIP 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 3
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
1 1
1
1
1 1
PPP 1 1
1
1
1 1
Hanura
PBB
PKPI 7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7 7 8 8 8 10 6 7 8 7 9
TOTAL
54
25
1
1
1
1
1 1 1
1
1
1
Nasdem
44
1
1
1
1
1
PKB 1 2 1 1 1
34
1
1
1
1
1
PKS 1
123
1 1 2
1 2 2 1
PDIP 1 2 1 1 1 1 1 3 5 1 1 1 5 2
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 101 72 58 45 30
1 1 1 1
1 1 1
1
1
2 1 1 1
PPP
17
1 1
1
1
1
1
1
Hanura
0
PBB
0
PKPI
7 10 5 5 9 5 5 12 9 12 5 7 12 6 5 4 9 6 7 7 7 6 6 3 4 4 3 9 2 560
TOTAL
55
56 Lampiran 9 Sintaks program LINGO 11.0 dalam menyelesaikan perhitungan alokasi kursi partai menggunakan metode party block vote beserta hasil yang diperoleh sets: baris/1..12/:PSPN; kolom/1..77/:S,V; matrik(baris,kolom):vote,B1,B2,seat,y,t; bar(baris,baris,kolom):x; endsets data: PSPN=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','absn'); S=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','totkursi2'); vote=@ole('C:\Users\Erik\Desktop\data1.xlsx','suara2014'); enddata min=@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)+B2(i,j)); !kendala 1: perbedaan absolut antara kursi yang seharusnya didadat dengan kursi yang sesungguhnya didapat; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j)-B2(i,j)= seat(i,j)(vote(i,j)*S(j)/V(j))); !kendala 2: penjumlahan dari suara dari semua partai didapil j harus sama dengan total suara didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:vote(i,j))=V(j)); !kendala 3: penjumlahan dari kursi dari semua partai didapil j harus sama dengan total kursi didapil j; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j))=S(j)); !kendala 4: jika suara partai i lebih besar daripada partai k di dapil yang sama; @for(kolom(j):@for(baris(i)|PSPN(i)#GE#0.035:@for(baris(k)|PSPN(k) #GE#0.035#and#i#NE#k:vote(i,j)-vote(k,j)+ (10^6*(1x(i,k,j)))>=0.0001))); !kendala 5: jika suara partai i lebih kecil daripada partai k di dapil yang sama; @for(kolom(j):@for(baris(i)|PSPN(i)#GE#0.035:@for(baris(k)|PSPN(k) #GE#0.035#and#i#NE#k:0.0001+(10^6*x(i,k,j))>=vote(i,j)vote(k,j)))); !kendala 6: banyak partai yang suaranya lebih kecil dari partai i di dapil j harus sama dengan penjumlahan variabel x(i,k,j); @for(kolom(j):@for(baris(i)|PSPN(i)#GE#0.035:t(i,j)=@sum(baris(k)| PSPN(i)#GE#0.035#and#i#NE#k:x(i,k,j)))); !kendala 7: jika partai i bukan merupakan partai dengan suara terbanyak didapil j ; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:@sum(baris(k)|PSPN(k)#GE#0.035:1 )-1-t(i,j)+(10^6*y(i,j))>=0.0001);
57 !kendala 8: jika partai i merupakan partai dengan suara terbanyak didapil j ; @for(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:@sum(baris(k)|PSPN(k)#GE#0.035:1 )-1-t(i,j)<=(10^6*(1-y(i,j)))); !kendala 9: penentuan kursi partai menurut metode PBV; @for(kolom(j):@for(baris(i)|PSPN(i)#GE#0.035:seat(i,j)=y(i,j)*S(j) )); !kendala 10: jumlah sisa kursi tiap partai yang tidak mendapatkan kursi tambahan lebih banyak daripada jumlah sisa kursi tiap partai yang mendapatkan kursi tambahan; @for(kolom(j):@sum(matrik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B2(i,j))>=@sum(mat rik(i,j)|PSPN(i)#GE#0.035:B1(i,j))); !kendala 11: variabel integer; @for(matrik(i,j):@gin(seat(i,j))); @for(matrik(i,j):@gin(t(i,j))); !kendala 12: variabel binary integer; @for(matrik(i,j):@bin(y(i,j))); @for(bar(i,k,j):@bin(x(i,k,j))); !kendala 13: kendala ketaknegatifan; @for(matrik(i,j):B1(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):B2(i,j)>=0); @for(matrik(i,j):t(i,j)>=0);@for(matrik(i,j):y(i,j)>=0; @for(bar(i,k,j):x(i,k,j)>=0);
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
4
Nasdem
PKB
PKS
9 9 3 3 6
9
6
10
PDIP
5 7 8
10 8 6
10
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 7 6
Global optimal solution found. Objective value: 862.0973 Objective bound: 862.0973 Infeasibilities: 0.1110223E-14 Extended solver steps: 0 Total solver iterations: 0
PPP
Hanura
PBB
PKPI
7 6 10 10 10 8 6 6 5 7 8 9 4 9 9 3 3 6
TOTAL
hasil metode party block vote dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode perimbangan wwajar
58
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
Nasdem
7 7 8
7
PKB
PKS
8 9
8 10
9 7 8 8 7 8 8
8
8 7
6 10
PDIP 7 8 7 10
7
10
9
9 6 9
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP
Hanura
PBB
PKPI
7 8 7 10 9 6 9 6 10 9 8 7 10 8 7 9 7 8 8 7 8 8 7 8 10 7 7 8 8 9
TOTAL
59
4
Nasdem
41
6 6
PKB
0
PKS
274
4 3
6
10 6
10 9
10
PDIP
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
3 175
3 3
6 8 9 7
6 5 8
10 6 7
6
28
6
25
10 5
5
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 8
8
8
PPP
0
Hanura
0
PBB
0
PKPI 8 10 6 6 8 6 6 10 9 10 6 7 10 6 6 5 8 6 6 8 9 7 5 3 3 4 3 10 3 560
TOTAL
60
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I
Daerah Pemilihan
4
Nasdem
PKB
PKS
10 11 3 4 6
10
8
12
PDIP
Global optimal solution found. Objective value: 862.6734 Objective bound: 862.6734 Infeasibilities: 0.8881784E-15 Extended solver steps: 0 Total solver iterations: 0
6 8 9
11 7 6
11
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 6 5
PPP
Hanura
PBB
PKPI
6 5 12 11 11 7 6 8 6 8 9 10 4 10 11 3 4 6
TOTAL
hasil metode party block vote dari LINGO 11.0 dengan parameter banyak kursi tiap dapil hasil dari perhitungan metode kesetaraan suara
61
DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI
Daerah Pemilihan
Nasdem
6 7 8
8
PKB
PKS
7 9
8 10
8 5 7 8 7 7 8
8
9 6
8 12
PDIP 7 8 6 10
7
9
10
6 5 8
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN PPP
Hanura
PBB
PKPI 7 8 6 10 6 5 8 8 12 10 9 6 9 8 7 8 5 7 8 7 7 8 8 8 10 6 7 8 7 9
TOTAL
62
4
Nasdem
39
5 5
PKB
0
PKS
284
4 3
6
12 6
12 9
10
PDIP
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Daerah Pemilihan
2 169
3 4
7 7 7 6
5 4 9
12 5 7
5
27
5
22
9 6
6
Jumlah Perolehan Kursi Partai Golkar Gerindra Demokrat PAN 7
9
9
PPP
0
Hanura
0
PBB
0
PKPI
7 10 5 5 9 5 5 12 9 12 5 7 12 6 5 4 9 6 7 7 7 6 6 3 4 4 3 9 2 560
TOTAL
63
Daerah Pemilihan
NAD I NAD II Sumatera Utara I Sumatera Utara II Sumatera Utara III Sumatera Barat I Sumatera Barat II Riau I Riau II Jambi Sumatera Selatan I Sumatera Selatan II Bengkulu Lampung I Lampung II Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta I DKI Jakarta II DKI Jakarta III Jawa Barat I Jawa Barat II Jawa Barat III Jawa Barat IV Jawa Barat V Jawa Barat VI Jawa Barat VII Jawa Barat VIII Jawa Barat IX Jawa Barat X Jawa Barat XI Jawa Tengah I Jawa Tengah II Jawa Tengah III Jawa Tengah IV Jawa Tengah V Jawa Tengah VI Jawa Tengah VII Jawa Tengah VIII Jawa Tengah IX
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Metode Droop Quota M. Kesetraan Suara 2.6886141 3.1981417 3.0800258 3.5579004 3.0103398 2.9467797 3.8347 3.3401765 3.3796063 3.8286459 3.5462058 3.1156735 3.8964237 2.8119765 2.6860721 3.5714242 3.3544562 3.0296855 3.3297263 3.3357225 3.2356019 3.5175095 3.5941223 3.1795417 3.906836 3.9000498 3.1801983 3.681698 3.0073559 3.2546899 3.2152737 3.210598 2.963576 3.5241385 3.1041724 3.5514457 3.3073377 3.7647363 3.4124237 3.7451561
Metode Imperiali Quota M.Perimbangan M. Kesetraan Wajar Suara 11.539512 9.891012 9.867196 8.222662 16.011666 19.213998 16.299462 17.929408 15.16079 16.67687 12.878636 11.268806 9.724756 9.724756 9.994118 13.32549 7.24353 8.692236 11.529262 13.176298 12.434066 13.988326 14.497828 16.108698 6.820888 6.820888 14.533966 16.148852 15.004656 18.339024 4.506868 4.506868 5.006062 6.674748 9.16416 9.16416 10.201904 10.201904 10.26935 10.26935 10.678166 9.152714 16.092084 16.092084 14.811714 9.874476 9.983834 8.319862 14.687086 13.055188 9.051408 12.068544 15.493956 18.592746 13.831262 15.368068 11.78782 13.261298 11.010698 9.43774 16.886064 15.197458 11.52314 11.52314 9.99465 9.99465 14.538978 12.923536 10.143192 7.245138 9.09748 7.960296 12.356688 12.356688 11.288032 11.288032 11.56715 10.121256 12.296246 12.296246
Metode Party Block Vote
Nilai Objektif Tiap Daerah Pemilihan
M.Perimbangan M. Kesetraan M.Perimbangan M. Kesetraan M.Perimbangan Wajar Suara Wajar Suara Wajar 2.453604 2.609644 2.4421923 2.5442238 2.9998997 3.096132 3.364192 2.9454878 3.169836 3.0218783 2.47519 2.894626 2.9098776 2.9305596 3.2226318 2.562288 2.56586 2.5932356 3.053446 3.3348058 3.530954 3.40642 3.726632 3.079732 3.5199636 2.673094 3.208198 2.4352439 2.952226 2.5943118 3.248258 3.248258 3.355362 3.355362 3.8347 3.073352 3.064522 3.168364 3.197588 3.4763824 3.862254 3.726942 3.79951 3.348098 3.5994277 3.005988 3.330838 3.292558 3.536604 3.6877659 3.453074 3.32729 3.396382 3.363654 3.5715919 2.655142 2.51939 2.6168239 2.6517618 2.8589381 3.930948 3.930948 3.913686 3.913686 3.8964237 2.42678 2.210212 2.3526497 2.3905758 2.6472562 2.791716 2.447956 2.7685735 2.3133098 2.8897024 3.049722 3.049722 3.066296 3.066296 3.5714242 3.392994 3.569638 3.523992 3.462046 3.6549902 3.407542 3.407542 3.268512 3.268512 3.0296855 2.640964 2.640964 2.8486459 2.8486459 3.3297263 3.04666 3.04666 2.984704 2.984704 3.3357225 3.32643 3.503088 3.08735 3.331152 3.2662699 3.011962 3.011962 3.057716 3.057716 3.5175095 3.474618 2.837538 3.357072 3.144858 3.2371802 2.94073 3.377536 2.8629836 3.069208 3.2165039 3.89897 3.767898 3.776634 3.916152 3.5167239 3.245584 2.886852 3.035186 3.310044 3.0189741 3.20732 3.200214 3.524854 2.9668983 3.8941797 2.5667 2.892218 3.033348 3.38144 3.6366819 3.30113 3.420208 3.46377 3.293302 3.6355481 3.103764 3.192716 2.8451683 3.10051 2.8912884 3.12054 3.00922 3.045256 3.010246 3.1402781 3.175368 3.175368 3.088128 3.088128 3.210598 2.497402 2.497402 2.7113159 2.7113159 2.963576 3.283926 3.219312 3.315472 3.371726 3.7631684 2.939964 3.456172 3.053454 3.22263 3.3115779 3.543014 3.059062 3.31026 3.51164 3.6395485 3.481686 3.481686 3.265622 3.265622 3.3073377 3.754608 3.754608 3.86241 3.86241 3.7647363 2.844446 2.5616 3.37729 2.7329096 3.5550458 3.45222 3.45222 3.550472 3.550472 3.7451561
Metode Here Quota
Lampiran 10 Nilai objektif masing-masing daerah pemilihan dari alokasi kursi partai
M.Perimbanga n Wajar 2.3875499 2.9177025 2.47519 2.496619 3.43756 2.4338668 3.188875 3.038798 3.548275 3.005988 3.386498 2.6061201 3.8828759 2.3291955 2.7546395 3.049722 3.392994 3.0259329 2.546583 2.813844 2.9956364 2.941555 3.2320293 2.822359 3.5104555 2.9605625 3.206743 2.5667 3.30113 2.8313363 3.011878 3.079578 2.497402 3.283926 2.863481 3.228977 3.218717 3.5525658 2.844446 3.408407
M. Kesetraan Suara 2.502444 3.15926 2.894626 2.56586 2.9494742 2.8494315 3.188875 3.064522 3.2512445 3.330838 3.32729 2.478032 3.8828759 2.145366 2.3122426 3.049722 3.3505196 3.0259329 2.546583 2.813844 3.198958 2.941555 2.837538 3.068653 3.761513 2.867445 2.9269043 2.892218 2.8772955 3.077694 3.00922 3.079578 2.497402 3.219312 3.0956694 3.059062 3.218717 3.5525658 2.485372 3.408407
Metode Kuota Termodifikasi
64
Jawa Tengah X DI Yogyakarta Jawa Timur I Jawa Timur II Jawa Timur III Jawa Timur IV Jawa Timur V Jawa Timur VI Jawa Timur VII Jawa Timur VIII Jawa Timur IX Jawa Timur X Jawa Timur XI Banten I Banten II Banten III Bali NTB NTT I NTT II Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan I Kalimantan Selatan II Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan I Sulawesi Selatan II Sulawesi Selatan III Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Metode Party Block Vote
M. Kesetraan Suara 2.783248 3.183648 2.801625 2.75522 2.619001 3.3574849 2.742952 2.5835084 3.0268659 2.734438 2.6793764 2.452556 2.572772 2.7709814 3.234897 2.752898 2.229759 1.8015958 2.6340465 2.70692 2.386708 3.384696 3.305735 2.708779 2.9917986 2.1339057 2.6992978 2.57321 3.4473108 3.8484037 3.291268 2.3424887 2.1249348 2.4715228 3.073312 2.7041043 1.6813007 221.3566314
Metode Kuota Termodifikasi
M. Kesetraan M.Perimbangan M. Kesetraan M.Perimbanga Suara Wajar Suara n Wajar 2.9139437 10.950286 12.514612 3.1828864 3.5038281 11.525448 11.525448 3.183648 3.1713081 15.012882 15.012882 2.801625 3.2836661 11.28899 9.676278 2.933114 3.2509099 10.094402 10.094402 2.619001 3.4383355 12.609412 12.609412 3.3574849 3.5765843 11.781748 10.30903 3.123696 3.095856 12.401132 12.401132 2.5835084 3.1032045 12.486484 10.925674 2.887357 3.2867322 16.14127 16.14127 2.734438 2.961934 9.317116 7.764262 2.7179585 3.1948397 9.626972 8.022476 2.61758 3.36672604 13.44646 15.127268 2.082996 2.8924882 9.97858 8.315484 2.590835 3.2665419 10.054766 8.378972 3.040876 2.7851765 15.839798 19.007756 2.663736 2.6827801 10.090782 10.090782 2.229759 2.2011722 17.085754 20.5029 2.226082 2.976942 9.504172 7.920144 2.727246 3.1946121 11.282252 11.282252 2.70692 2.9424418 13.208646 15.850376 2.8693158 3.7992565 8.193112 8.193112 3.384696 3.5677776 8.181778 6.818148 3.206519 2.9188919 7.839262 6.27141 2.7098608 3.0258179 12.650202 14.231476 3.2860165 2.6815416 8.107212 8.107212 2.1339057 2.9068636 9.601302 11.201518 2.8215532 3.017244 13.630522 11.926706 2.48789 3.630396 13.771926 10.711498 3.150312 3.8547602 10.646752 9.1245786 3.487099 3.3290803 7.63338 9.160056 3.391596 2.9717679 2.98306 2.98306 2.3424887 2.3909476 4.846156 6.461542 2.6524204 2.7604345 6.2947 6.2947 2.4715228 3.2187417 4.742068 4.742068 3.073312 2.9295764 15.165834 13.6925 2.5040309 2 4.274348 2.849566 1.5663124 247.8918785 862.09729 862.7154766 222.6263123
Metode Imperiali Quota
Nilai Objektif Tiap Daerah Pemilihan
M.Perimbangan M. Kesetraan M.Perimbangan M. Kesetraan M.Perimbangan Wajar Suara Wajar Suara Wajar 3.642518 3.199918 3.419488 2.8467296 3.2187463 3.183648 3.183648 3.48572 3.48572 3.5038281 2.936228 2.936228 2.9070323 2.9070323 3.1713081 2.933378 2.75522 3.18537 2.8810916 3.3182755 2.675194 2.675194 2.8066196 2.8066196 3.2509099 3.47478 3.47478 3.409128 3.409128 3.4383355 3.123696 2.762812 3.650168 2.9471782 4.034502 2.682884 2.682884 2.7235057 2.7235057 3.095856 3.160458 3.357558 2.9005123 3.122924 3.1702423 2.84977 2.84977 2.8557801 2.8557801 3.2867322 2.780456 2.73245 2.8319019 2.6816578 2.7475982 2.61758 2.539838 3.053844 2.5955763 3.4901064 2.082996 2.572772 2.4455041 2.9697461 3.1616717 2.709274 3.140676 2.6313721 2.7902302 2.7215681 3.235842 3.56936 3.044588 3.28323 3.1849676 2.663736 2.752898 2.9301101 2.822824 3.2519181 2.294808 2.294808 2.547898 2.547898 2.6827801 2.226082 1.8210916 2.3879398 1.8668924 2.6624099 2.727246 2.683752 2.8484523 2.6945218 3.1714141 2.70692 2.70692 2.9507662 2.9507662 3.1946121 3.25824 2.386708 3.149426 2.662918 2.9229802 3.510956 3.510956 3.537486 3.537486 3.7992565 3.333468 3.652276 3.343638 3.38273 3.5355859 2.770136 2.884004 2.7241638 2.7657436 2.9043898 3.534666 3.224652 3.443072 2.9924175 3.3462177 2.23753 2.23753 2.3463482 2.3463482 2.6815416 3.062162 2.916852 2.9058545 2.70006 2.8983244 2.48789 2.601598 2.6779596 2.6783643 3.0980515 3.150312 3.723494 3.329302 3.541136 3.3622325 3.731716 3.86528 3.550532 3.872916 3.6806698 3.391596 3.453682 3.469914 3.412946 3.6240065 2.504082 2.504082 2.3613618 2.3613618 2.9717679 2.799474 2.557646 2.7326318 2.1970564 2.6657897 2.696744 2.696744 2.5025542 2.5025542 2.7604345 3.073312 3.073312 3.09775 3.09775 3.2187417 2.65184 2.84056 2.6119937 2.7541604 2.5987224 1.7629772 1.8166788 1.7172784 1.725018 2.3965982 231.6116332 231.965334 234.5494565 232.0492648 250.5322034
Metode Droop Quota
sumber: simulasi perhitungan software LINGO 11.0
TOTAL
Daerah Pemilihan
No
Metode Here Quota
65
66
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal 31 Maret 1992 dari ayah Suparno dan ibu Mulyantinah. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SD N Keboananom 3 Sidoarjo kemudian pada tahun 2007 lulus dari SMP N 1 Sidoarjo. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA N 4 Sidoarjo dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif sebagai anggota Biro Kesekretariatan GUMATIKA IPB 2011/2012, ketua Biro Kesekretariatan GUMATIKA IPB 2012/2013. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Pemrograman Linear pada semester genap 2012/2013. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan sebagai staf Divisi Pertandingan SPIRIT FMIPA 2012, staf Divisi Kesekretariatan Matematika Ria Pesta Sains Nasional 2012, staf Divisi sponsorship Matematika Ria Pesta Sains Nasional 2013, koordinator Divisi kesekretariatan IPB Mathematics Challange (IMC) 2013.