1
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penggunaan media audio-visual pada pembelajaran IPS di kelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo ?” Sedangkan Tujuan Untuk mengetahui penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS dikelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media audio visual di SDN 11 Tabongo tersebut sudah sangat efektif dan efisien dalam pembelajaran berlangsung serta dapat dikelola secara baik dan benar sehingga pembelajaran tersebut akan lebih menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulan, bahwa penggunaan media audio visual sangat cocok dugunakan dalam pembelajaran IPS karena dapat menarik perhatian siswa untuk memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru di depan kelas. Sehingga guru bisa melihat tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, apakah siswa tersebut mengerti atau tidak dengan penjelasan guru tersebut selain itu juga dengan penggunaan media audio visual akan membuat siswa lebih aktif dalam menerima dan memahami meteri yang diberikan oleh guru. Kata Kunci : Media Audio Visual, Pembelajaran IPS1
1
Roslian Tute 151410239 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo,Dra.Hj. Hakop Walangadi M.Si, Dra Elmia Umar M.Pd.
2
Pembelajaran
IPS
yang
efektif
dan
bermakna
pada
siswa
akan
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadi bekal untuk mengatasi masalah yang akan mereka hadapi dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Somantri (dalam Wahab, 2009 : 2.23) pendidikan IPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Mulyono (dalam Hidayati, 2008 : 1.7) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran Ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat di sediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut dengan sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tatapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lembaga pendidikan harus mampu menerapkan media pembelajaran yang sudah ada. Media 3
pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang ini belum di daya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada dilapangan guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikelas, guru lebih sering menggunakan metode ceramah. sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi dan murid mendengar, memperhatikan serta mencatat tanpa ada variasi yang lain, yang akhirnya membiasakan diri tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan pemecahan masalah yang efektif akan di bawa anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar di kelas yang hanya menggunakan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa adanya media, maka komunikasi antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara lancar. Hal ini terkait dengan permasalahan dalam proses belajar mengajardi SDN 11 Tabongo khusunya di kelas V. Permasalahan yang di hadapi suasana kelas ramai, penjelasan guru membosankan, materi cenderung bersifat umum dan kadang-kadang penyampaian guru terlalu cepat, hal ini siswa juga kurang konsentrasi bahkan menjadi malas mengikuti mata pelajaran disekolah. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tidak semua materi bisa diceritakan atau diterangkan saja. Melainkan harus diperlihatkan secara nyata agar materi (ilmu) yang didapat siswa tersebut akan selalu diingat dan dipahami. Dengan menggunakan media audio visual diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa .Dengan demikian media audio visual merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan fenomena yang ditemukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan formalasi judul “Penggunaan media audio-visual pada pembelajaran ips di kelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo” . Rumusan Masalah penelitian ini yakni Bagaimana Penggunaan media audiovisual pada pembelajaran IPS di kelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo ?
4
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS dikelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo. Manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain Bagi Siswa dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran IPS dan mempercepat penguasaan materi dan kompetensi siswa pada pembelajaran IPS, Bagi Guru dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan dalam mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan media audio visual, Bagi Sekolah dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka mengelola proses pembelajaran secara variatif dengan media yang lebih tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi di SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo, Dan bagi Peneliti Menambah wawasan dalam hal peningkatan profesionalisme guru dan bekal dalam proses pembelajaran IPS sehingga motivasi siswa dapat meningkat dengan baik. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 11 Tabongo kabupaten Gorontalo, sekolah ini memiliki 7 ruangan, yang terdiri dari 6 ruang belajar (ruang kelas 1-6), ruangan dewan guru, ruangan kepala sekolah UKS, Musolah), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang staf dewan guru, dan 1 ruang perpustakaan. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat meneliti karena didasarkan atas pertimbangan bahwa di SDN 11 Tabongo ini banyak memiliki masalah yang harus di teliti, seperti jarang menggunakan media, metode dan model. Sehingga peneliti tertarik memilih lokasih tersebut. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif, maksudnya bahwa dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian. Penelitian ini adalah kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif sebagaimana diungkapkan oleh Alwasilah. A. Chaedar (2003:103) dalam bukunya sebagai berikut,“Penelitian ini berkarakter eksplorasori, induktif, dan menekankan proses bukannya produk. Dalam penelitian ini tidak ada hipotesis yang ditentukan sejak awal, tidak ada perlakuan, dan tidak ada pembatasan pada produk akhir” . 5
Jenis penelitian kualitatif atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada penelitian jenis ini didasarkan pada peristiwa–peristiwa yang terjadi secara alamiah, dilakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah pemeran utama dan bertindak sebagai instrumen utama. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Selain itu peneliti memiliki peran sebagai pengamat partisipan dan pengamat penuh. Sedangkan partisipasi penuh adalah guru pelaksana pembelajaran dan siswa kelas V SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo. 17
Penelitian ini juga dilakukan secara terbuka, artinya segala kegitan yang dilakukan oleh peneliti, seperti observasi, wawancara maupun dokumentasi harus diketahui oleh pihak-pihak sekolah yang bersangkutan seperti kepala sekolah, guru, seta siswa kelas V SDN 11 Tabongo yang menjadi sumber informasi penelitian. Jadi kehadiran peneliti sangatlah berperan penting agar dapat memperoleh informasi secara detail sebelum dipublikasikan. Menurut Lofland (dalam maleong, 2004:157), sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif yaitu tidakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sumber data salah satunya adalah manusia yang dijadikan informan. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: Menurut Umar (2011:83) data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini juga disebut juga data asli atau data baru. Data primer merupakan data utama yang diambil langsung dari tempat penelitian. Data tersebut berupa hasil dari wawancara dengan guru SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango mengenai faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS. Pada data sekunder ini mencakup dokumen-dokumen sekolah seperti profil sekolah, keadaan sekolah, kurikulum serta arsip administrasi lainnya yang relevan dan sesuai dengan topik kajian penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. 6
Untuk mempermudah dalam memperoleh data yang mendukung penelitian ini, maka data yang diperoleh adalah melalui prosedur observasi, wawancara, dan dokumentasi yaitu sebagai berikut. Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2010:203), mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut Lexy Maleong (2006:186), wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu antara pewawancara (interview) terwawancara (interviewee). dengan maksud tertentu. Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:194), Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dengan guru dan siswa yang diteliti, untuk memperoleh data yang berhubungan denagn pendapat dari sumber data. Wawancara terstruktur bertujuan agar pada saat proses wawancara peneliti dapat mengarahkan informan agar tetap focus pada inti permasalahan yaitu bagaimana penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS. Menurut Sugiyono (2008:329) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan kebijkan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dengan demikian metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan meneliti berbagai macam data yang penting yang sangat erat hubungannya dengan Obyek penelitian. Tujuan dalam menggunakan metode ini yaitu untuk
7
memperoleh data yang jelas dan konkret mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran IPS di SDN 11 Tabongo Kabupaten Gorontalo. Analisis data dalam suatu penelitian bertujuan untuk menyempitkan atau membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta menjadi tersusun dan lebih berarti. Pada umumnya analisis kualitatif terhadap data dapat dilakukan dengan tahaptahap:
menyeleksi,
menyederhanakan,
mengklasifikasi,
memfokuskan,
mengorganisasi (mengaitkan gejala secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles dan Hubberman (1992: 20) dalam (Roswati: 2012) yang meliputi : reduksi data (memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan. Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut: Penyajian Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Gambar 1. Model analisis data
Di dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Di dalam bukunya Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif Sugiyono (2013:363), validasi merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang 8
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Dengan demikian yang menjadi instrument utama dalam penelitian kualitatif ini yaitu diri sendiri. Selanjutnya dengan adanya fokus penelitian maka akan dikembangkan atau dijabarkan untuk melengkapi data dan membandingakan dengan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara serta dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tahapan–tahapan sebagai berikut :
a. Observasi awal, identifikasi, dan merumuskan masalah. b. Konsultasi dengan dosen pembimbing selama penyusunan skripsi. c. Menyusun usulan penelitian untuk diseminarkan. Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut 1) Penelitian pendahuluan. Dalam penelitian ini adapun tahap yang digunakan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindak lanjut adalah wawancara. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal dari pelaksanaan penelitian selain itu juga peneliti dapat mempersiapkan diri, artinya dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan, menjaga etika dan memperhatikan waktu penelitian. Adapun hal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam rangka persiapan antara lain mengecek nama dan kelengkapan
identitas
peneliti,
pengecekan
kelengkapan
data
dan
menyiapkan instrumen pengumpulan data. 2) Penelitian sebenarnya Peneliti melakukan wawancara secara langsung, dimana peneliti melakukan wawancara guru dan siswa. 3) Penulisan laporan Setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan maka peneliti dapat menyusun menjadi sebuah laporan yang disertai dengan lampiran-lampiran ataupun dokumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan. 9
a. Penyusunan skripsi. b. Konsultasi dengan dosen pembimbing selama penyusunan skripsi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilaksanakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif melalui penggunaan metode dan prosedur penelitian yang sesuai dengan sifat dan maksud untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, objektif, logis, dan dapat diterima sebagai sebuah sumbangan ilmiah dalam dunia pendidikan, terutama dalam penggunaan media pembelajaran audio visual. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari informan dan sesuai fakta di lapangan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran di SDN 11 Tabongo khususnya pada pembelajaran IPS yakni guru di sekolah tersebut sudah menggunakan media pembelajaran berupa media audio visual dalam proses pembelajaran berlangsung. Pengunaan media audio visual di SDN 11 Tabongo tersebut sudah sangat efektif dan efisien dalam pembelajaran berlangsung serta dapat dikelola secara baik dan benar, namun dalam penggunaan media tersebut guru mengalami kendala, akan tetapi kendala tersebut tidak terdapat pada guru melainkan kepada siswa itu sendiri. Dimana tingkat intelektualnya berbeda-beda, ada siswa yang cepat mengerti dengan penjelasan guru dan ada juga siswa yang lambat dalam menerima pelajaran. Untuk mengatasi kenadala tersebut disini guru mempunyai strategi sendiri, yaitu dengan memberikan soal-soal yang mudah yang ada kaitannya dengan materi dan lebih menanamkan konsepnya kepada siswa itu sendiri. Dan untuk sisiwa yang mempunyai intelektual diatas rata-rata diberikan soal-soal yang lebih banyak lagi untuk mempermantap tingkat pemahamannya pada materi tersebut. Sedangkan hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas V telah ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka banyak yang tidak menyukai pelajaran IPS karena menurut mereka mata pelajaran tersebut sangat membosankan. Akan tetapi dengan adanya penggunaan media audio visual mereka lebih paham/ mengerti dengan penjelasan guru .
10
Berdasarkan permasalahan-permasalah yang telah dikemukakan tersebut, maka permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi melalui beberapa solusi sebagai upaya untuk perbaikan pengguanaan media audio visual yang diterapkan sebagai berikut : 1. Mendorong keberanian siswa dan memotivasi siswa dengan cara memberikan penghargaan dan pujian yang dapat memacu minat belajar siswa. 2. Memberikan pemahaman kepada siswa dan memberikan bimbingan secara baik serta mendorong keberanian siswa dalam proses pembelajaran. 3. Menambahkan pembelajaran diluar jam sekolah/ pengayaan bagi siswa. 4. Guru membangkitkan motivasi siswa untuk belajar menggunakan rangsangan berupa media pembelajaran yaitu media audio visual. Menurut Dalyono (2009: 48) ada dua faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Meliputi faktor Jasmaniah dan psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi perhatian, minat bakat, motif kematangan dan kelelahan. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Berbagai cara yang ditempuh tersebut sangat sesuai dengan pendapat
Suryono
dan Hariyanto ( 2011:237 ) bahwa tugas seorang guru adalah berperan sebagai seorang yang membantu, seseorang yang mengarahkan dan memberikan penegasan, dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang pembelajar yang berani mengambil resiko, serta dapat berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian siswa.
Bertolak dari uraian karakteristik dan perkembangan siswa dari para ahli di atas, seorang guru hendaknya menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan siswa, serta mampu menumbuhkan emosi positif siswa. Salah satu 11
caranya adalah dengan menggunakan media yang disukai anak misalnya dengan media audio visual. Dengan menggunakan media audio visual, materi yang disampaikan guru tidak terlalu abstrak, sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Hal ini cocok untuk materi pelajaran yang kebanyakan bersifat abstrak seperti mata pelajaran IPS. Dengan demikian, pembelajaran IPS menjadi lebih menyenangkan dan materi yang sifatnya abstrak lebih mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan gambar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa dengan adanya penggunaan media audio visual di kelas V SDN 11 Tabongo telah memberikan situasi belajar yang berbeda, membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan, siswa lebih semangat dan hasilnyapun sangat memuaskan dari siswa yang paham lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang paham. Saran 1. Bagi Siswa Sebaiknya siswa lebih memperhatikan guru menjelaskan didepan kelas, karena dengan memperhatikan penjelasan guru, materi akan mudah diingat, dan evaluasi yang diberikan gurupun akan mudah untuk dikerjakan khususnya pada mata pelajaran IPS. 2. Bagi Guru Hendaknya
dapat
menerapkan
metode-metode
pembelajaran
dalam
memberikan materi kepada siswa, karena dengan menggunakan media pembelajaran, siswa tidak akan bosan, dan senang ketika menerima pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Diharapkan penelitian ini menjadi acuan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya pada mata pelajaran IPS dengan materi peristiwa sekitar proklamasi 12
4. Bagi Peneliti Sebelum melakukan penelitian sebaiknya membaca terlebih dahulu laporan penelitian yang sudah ada sebagai rujukan dalam melakukan penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Lexy Moleong. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosda Karya.2006) Hidayati. 2009. Pengembangan pendidikan IPS SD. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009. Azhar Arsyad, 2002. Media Pengajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada. ---------, Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers. Sri Anita Wiryawan. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka. Solihatin, Etin dan raharjo. 2007. Cooperative Learning “Analisis Model Pembelajaran IPS”. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, N. dan Rivai, A. 2003. Media Pengajaran. Bandung : Penerbit C.V.Sinar Baru Hermawan,H. 2007. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Dalyono, 2009 : Faktor Penentuan Hasil Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press Suryono dan Hariyanto. 2011. Peran Seorang Guru. Rineka Cipta : Jakarta
14