PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA & BADAN PUSAT STATISTIK Penggunaan Internet Sektor Bisnis 2013; Editor, DR. Ir. Didit Herawan, MBA dan Content is The King; Jakarta: APJII, 2013. x + 41 hal.; 21 x 30 cm. ISBN 978-602-19596-4-0 Penyusun :
Parlindungan Marius dan Freddie Pinontoan
Penyunting : DR. Ir. Didit Herawan, MBA dan Content is The King Tata Letak dan Infografis
: Content is The King
Desain Sampul
: Content is The King
Penerbit
: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
Cetakan
: Pertama, Juni 2014.
Isi di luar tanggung jawab percetakan Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
APJII Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Jl. Kuningan Barat No. 8 Jakarta 12710 Tlp. (021) 52960634 www.apjii.or.id ii
BPS Badan Pusat Statistik Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Tlp. (021) 3841195, 3842508, 3810291-4 www.bps.go.id
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............. .................................... v Ringkasan Eksekutif .......................................... vii Latar Belakang dan Tujuan Penelitian .............. x
BAB 1 METODOLOGI - h.1
BAB 2 PENGGUNA INTERNET SEKTOR BISNIS - h.5
BAB 3 FASILITAS JARINGAN INTERNET - h.11
BAB 4 TUJUAN PENGGUNA INTERNET - h.21
PENETRASI PENGGUNA INTERNET INDONESIA 2013 metode ekstrapolasi
20.10%
27.58%
43.17%
h.31
iii
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
KATA SAMBUTAN
B
adan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik atas disusunnya buku publikasi hasil Survei Penyerapan dan Penggunaan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI) 2013 yang diterbitkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Buku yang menyajikan data hasil survei ini akan lebih bermanfaat dan bermakna apabila dapat dijadikan sebagai rujukan bagi para pengguna data, khususnya pelaku usaha jasa internet, untuk memanfaatkannya dalam merencanakan dan mengambil keputusan terkait dengan ekspansi bisnis maupun inovasi dalam penyediaan jasa internet di Indonesia.
Kepala Badan Pusat Statistik
Buku ini sebagai complement/pelengkap bagi para pengguna data yang membutuhkan informasi secara akurat dan up to date tentang penggunaan dan pemanfaatan jasa internet di kalangan dunia usaha, yg sebelumnya baru menyajikan penetrasi internet di kalangan rumah tangga maupun perorangan. Bagi BPS sendiri, saya berharap, buku ini dapat dijadikan sebagai baseline untuk peningkatan kualitas dan kuantitas ketersediaan data Core ICT Statistics yang akhir-akhir ini semakin dibutuhkan oleh para pengguna data dari berbagai kalangan, baik institusi swasta, pemerintah, maupun lembaga internasional. Akhirnya, ucapan syukur ke hadirat Allah SWT dan terima kasih kepada APJII dan seluruh tim BPS, khususnya tim Sub-Direktorat Statistik Komunkasi dan Teknologi Informasi BPS, yang telah bekerja sama dan bekerja keras untuk memvisualisakan analisis hasil Survei P2SKTI 2013 ke dalam buku ini. Semoga hasil kerja sama ini tidak hanya memberi manfaat untuk BPS dan APJII saja, tetapi juga bagi masyarakat luas pengguna data di Indonesia maupun di dunia internasional. Semoga Allah SWT meridhoi dan memberkahi upaya penerbitan buku ini.
Jakarta, Januari 2014
Dr. Suryamin, M Sc. Kepala Badan Pusat Statistik iv
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
KATA SAMBUTAN
S
etiap tahun Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) melakukan survei pengguna internet. Biasanya, seperti tahun 2012 dilakukan terhadap pengguna perseorangan, tahun 2013 dilakukan terhadap pengguna perusahaan. Untuk kali ini bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Survei yang kami lakukan ini, tak lain untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggota kami dari kalangan Penyelenggara Jasa Internet (PJI) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sambutan positif survei sebelumnya, memastikan APJII memberikan kajian yang lebih.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia
Bagi APJII, karena internet sudah menjadi bagian penting aktivitas kita sehari-hari, menjadi enabler dan transformer bagi perubahan yang terjadi di semua industri, maka riset internet merupakan jawaban penting. Bagi PJI ini perlu untuk pasar perusahaan. Karena bekerjasama dengan BPS, sebagai lembaga negara yang terikat undang-undang, maka di sini lebih muncul hasil sesuai fungsi dan nama generik. Produk atau merek atau brand, seperti facebook dan twitter dalam penelitian ini masuk dalam satu kategori (media sosial). Penelitian yang dilakukan meliputi seluruh provinsi di Indonesia ini sangat luas, dengan harapan memberikan gambaran hasil yang lebih masuk akal sehingga bermanfaat nyata. Metode dan ukuran risetnya disesuaikan dengan International Telecommunication Union (ITU) sebagai badan PBB. Hal ini sebagai bagian dari program nasional sesuai dengan target MDG’s (Millenium Development Goals) yang dicanangkan PBB bahwa pada 2015 penduduk setiap negara dunia 50% tersambung internet. Setelah melihat hasilnya, untuk penetrasi pengguna internet Indonesia masih 28% atau di bawah 50%. Dalam waktu setahun minimal harus tumbuh dua kali lipat, sehingga bisa memenuhi standar internasional. Meski bukan sebagai pihak utama yang harus memenuhi tapi APJII senantiasa berusaha mendorong pertumbuhan pengguna internet Indonesia. Diharapkan, dari hasil survei ini akan memberikan dorongan kuat bagi industri untuk meningkatkan penetrasi pengguna seluruh Indonesia. Sekaligus memberikan dokumentasi yang berharga bagi perkembangan internet tanah air. Jakarta, Januari 2014
Semuel A. Pangerapan Ketua Umum APJII v
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
KATA PENGANTAR
S
ebagai kelanjutan dari tahun sebelumnya, Pengurus Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2012-2015 kembali menerbitkan Survey Pengguna Internet Personal 2013. Berbeda dengan tahun 2012, pada edisi kali ini, cakupan survey semakin luas. Yakni meliputi Penggunaan Internet di Sektor Bisnis 2013 serta Profil Pengguna Internet 2013.
Penanggung Jawab Survei Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia
Survey yang disajikan dalam bentuk infografis ini, merupakan hasil Laporan Hasil Survey Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi 2013. Survey ini adalah salah satu buah kerja sama antara Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia dengan APJII di bidang penyelenggaraan Survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI). Seiring banyaknya permintaan dari masyarakat atas data survey mengenai Internet, besar harapan APJII buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan ISP oleh anggota APJII, kalangan industri, akademisi serta pemerintah dan seluruh masyarakat pada umumnya. Survey ini tidak akan berjalan tanpa bantaun berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Sylvia W. Sumarlin, selaku Ketua Dewan Pengawas APJII beserta anggota; Bapak Samuel Pangerapan, Bapak Sapto Anggoro dan Bapak Freddie Pinontoan, selaku Dewan Pengurus APJII; Bapak Suryamin selaku Kepala Badan Pusat Statistik beserta seluruh jajaran, Bapak Didit Heryawan dan Pak Rachmat dukungannya. Juga kepada seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak, dalam penyusunan survey ini. Semoga itikad baik ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak, dan khususnya bagi perkembangan industri internet di Indonesia.
Jakarta, Januari 2014
Parlindungan Marius Penanggung Jawab Survei APJII vi
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
RINGKASAN EKSEKUTIF
“Ketersediaan data yang memadai sama pentingnya dengan cara data divisualisasikan sehingga mudah dipahami dan bermanfaat bagi semua pihak.”
HTTP://BLOGS.ITB.AC.ID/
S
urvei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI) 2013 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) difokuskan pada sektor bisnis Indonesia. Sektor bisnis meliputi industri pengolahan, hotel dan restoran/rumah makan dengan total 1.108 responden bisnis. Survei yang dilakukan di seluruh wilayah provinsi di Indonesia memberikan gambaran perkembangan positif penetrasi dan penggunaan internet oleh sektor bisnis untuk menunjang kegiatan utama. Bagaimana lonjakan pengguna internet di Indonesia yang signifikan berdampak pada industri? Tercatat pada akhir tahun 2013, pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta dan pada kuartal I 2014 angka ini naik menjadi 82 juta. Meskipun belum diketahui secara pasti berapa tren kenaikan pada sektor bisnis, namun dapat diperkirakan bahwa penetrasi dan penggunaan internet pada sektor ini juga tumbuh positif. Hasil survei menunjukkan bahwa perhotelan merupakan sektor bisnis dengan persentase penggunaan internet terbesar. Sekitar 71,06% hotel menggunakan internet sementara industri pengolahan mencapai 68,9% dan restoran atau rumah makan sebesar 57,77%. Potensi penyediaan jasa koneksi internet terbesar adalah restoran/rumah makan sebesar 11,15% disusul industri pengolahan 8,65% dan hotel 3,53%. Dari sisi penggunaan server untuk kegiatan utama, peluang terbesar adalah restoran/rumah makan yang mencapai 10,71%, industri vii
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
pengolahan di posisi ke dua dengan 9,93% dan hotel sebesar 7,65%. Potensi penyediaan layanan koneksi internet berdasarkan wilayah juga dapat dicermati dari hasil survei ini. Untuk wilayah Sumatera, Jawa dan Bali potensi terbesar adalah Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 14,28%. Sementara untuk wilayah lain (Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua), Sulawesi Tengah menempati posisi pertama dengan potensi sebesar 30%. Sumber daya manusia di bidang teknologi informasi di sektor bisnis juga menarik untuk dicermati. Dibandingkan dengan seluruh pengguna internet di sektor bisnis, perhotelan menempati posisi pertama dalam kebutuhan SDM TI dengan angka 29,88%, sementara restoran/rumah makan dan industri pengolahan masing-masing sebesar 13,70% dan 13,34%. Berdasarkan kecepatan akses internet yang digunakan, sebagian besar (90,07%) hotel menggunakan akses internet fixed-broadband. Masih ada 25,29% industri pengolahan menggunakan narrowband. Broadband digunakan oleh sekitar 9,34% industri pengolahan. Untuk fixed-broadband, akses WiFi/WiMAX/Microwave lebih banyak digunakan disusul koneksi dial-up, sementara VSAT menjadi opsi terakhir. Kecepatan akses internet berdasarkan wilayah: 1. Pulau Jawa didominasi koneksi internet broadband WiFi/WiMax/Microwave. Persentase terbesar dengan akses WiFi/WiMax/Microwave terdapat di DIY (55,17%). Persentase terbesar dengan akses seluler terdapat di Jawa Timur (10,17%). Persentase terbesar dengan akses dial-up terdapat di Jawa Tengah (27,71%). 2. Pulau Sumatera didominasi koneksi internet broadband DSL. Persentase terbesar dengan akses DSL terdapat di Jambi (71,43%). Persentase terbesar dengan akses seluler terdapat di Bengkulu (33,33%). Persentase terbesar dengan akses dial-up terdapat di Bengkulu (66,67%). 3. Wilayah Nusa Tenggara, Bali dan Kalimantan didominasi koneksi internet broadband WiFi/WiMax. Persentase terbesar dengan akses WiFi/ WiMax terdapat di Kalimantan Tengah (66,67%). Persentase terbesar HTTP://CDN2.AGODA.NET/
viii
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
dengan akses seluler terdapat di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur (masing-masing 12,50%). Persentase terbesar dengan akses dial-up terdapat di Kalimantan Tengah (33,33%). 4. Pulau Sulawesi didominasi koneksi internet broadband WiFi/ WiMax tanpa indikasi akses seluler. Persentase terbesar dengan akses WiFi/WiMax dan dial-up terdapat di Gorontalo (66,67%). 5. Wilayah Maluku dan Papua didominasi koneksi internet broadband WiFi/WiMax tanpa indikasi akses seluler. Persentase terbesar dengan akses WiFi/WiMax di Maluku Utara (100,00%). Persentase terbesar dengan akses dial-up juga terdapat di Maluku Utara (50,00%). Survei P2SKTI 2013 juga menunjukkan persentase terbesar (36,96%) industri pengolahan berlangganan akses internet di bawah Rp.500 ribu/bulan. Hampir sama besar dengan rentang Rp.500 ribu – Rp.1 juta (29,19%) dan di atas Rp.1 juta (33,85%). Persentase terbesar hotel (40,06%) berlangganan akses internet di atas Rp.1 juta/ bulan. Persentase terbesar restoran/rumah makan (54,97%) berlangganan akses internet di bawah Rp.500 ribu/bulan. 17. Lebih dari 73% sektor bisnis menggunakan satu ISP, walaupun sekitar 0,6% yang menggunakan hingga empat ISP secara bersamaan. Dalam setahun biaya yang dikeluarkan sektor bisnis untuk pembelian perangkat teknologi informasi dan komunikasi rata-rata di bawah Rp 10 juta: restoran/rumah makan 80,93%, perhotelan 67,06% dan industri pengolahan 53,87%. Lima besar tujuan penggunaan internet yang diketahui dari hasil survei meliputi: mengirim/menerima e-mail (95,75%); mencari informasi berita (78,49%); mencari informasi barang/jasa (77,81%); mencari informasi lembaga pemerintahan (66,07%); dan menyediakan pelayanan bagi pelanggan (61,23%), sama besarnya dengan penggunaan media sosial. Profil hasil survei di atas merupakan tantangan sekaligus peluang bagi penyelenggara internet untuk berperan serta meningkatkan penetrasi dan penggunaan internet di Indonesia. Perlu dicatat bahwa Millenium Development Goals menargetkan 50% penduduk Indonesia atau sekitar 107 juta pada tahun 2014 dan 139 juta pada tahun 2015 harus terkoneksi internet. Sebuah pekerjaan besar yang membutuhkan kolaborasi komprehensif dari seluruh stakeholder. n
ix
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
P
erkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dewasa ini sudah menyentuh seluruh kalangan, termasuk masyarakat umum, pemerintah, dan bisnis. Permintaan dari berbagai kalangan terhadap data statistik Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin tinggi. Badan internasional seperti International Telecommunication Union (ITU) dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) secara rutin memerlukan data statistik TIK dari BPS untuk keperluan penyusunan ICT Development Index dan perhitungan Core ICT Indicators. Di sisi lain, APJII yang mewadahi sekitar 300 anggota perusahaan jasa internet, memiliki kebutuhan yang riil dalam upaya untuk perluasan pasar dan penyediaan internet bagi masyarakat. Diharapkan dengan survei yang kompeten, maka seluruh anggota APJII akan meningkatkan produktivitasnya, penetrasi pasarnya lebih terakselerasi, dan pertumbuhan internet kian meningkat pesat. Atas kebutuhan dan semangat yang sama itu, BPS melalui Sub Direktorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi, berinisiatif untuk meningkatkan ketersediaan dan keragaman data statistik TIK menjalin kerja sama dengan APJII. Kerja sama survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi (P2SKTI) 2013 difokuskan pada sektor bisnis untuk mendapatkan data dan informasi mengenai ketersediaan sarana dan prasarana TIK, akses terhadap sarana TIK, serta penggunaan dan pemanfaatan sarana TIK di sektor bisnis. Cakupan survei P2SKTI sektor bisnis meliputi tiga kegiatan usaha yang bergerak di bidang industri pengolahan besar sedang, hotel, dan restoran. Responden diambil secara sampel di seluruh provinsi di Indonesia berdasarkan sampling frame direktori In-
x
dustri Pengolahan Besar Sedang, Hotel, dan Restoran. Secara garis besar, tujuan Survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi 2013 adalah sebagai berikut: a. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna data terhadap ketersediaan ragam data statistik TIK. b. Sebagai bahan penyusunan indikator TIK dan penghitungan Indeks Pembangunan TIK. c. Sebagai acuan pemerintah dalam menentukan dan mengevaluasi kebijakan khususnya di sektor komunikasi dan teknologi informasi. d. Untuk memberikan gambaran tentang penetrasi penggunaan dan penyerapan sarana dan prasarana komunikasi dan teknologi informasi, khususnya terkait dengan ketersediaan infrastruktur TIK, akses terhadap TIK, maupun penggunaan dan pemanfaatan TIK di sektor bisnis. Survei P2SKTI 2013 dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia, tepatnya di 78 kabupaten/kota dan diintegrasikan dengan survei rutin BPS yang berbasis usaha. Survei tersebut dilaksanakan di ibukota provinsi dan kabupaten/kota terdekat. Unit sampel dalam survei ini meliputi: a. Perusahaan industri pengolahan kategori besar dan sedang. b. Perusahaan penyediaan akomodasi meliputi hotel bintang dan hotel melati. c. Perusahaan penyediaan makan minum yaitu restoran. Untuk menjaga kesinambungan ketersediaan data statistik TIK khususnya terkait dengan pemanfaatan dan penggunaan sarana KTI di sektor bisnis, maka diharapkan bahwa kegiatan survei P2SKTI ini akan dapat dilanjutkan secara rutin per tahun. n
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Peran APJII pada Regulasi Tarif Internet Dalam Musyawarah Nasional Pertama Tanggal 15 Mei 1996, pada saat mana APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dinyatakan berdiri, dewan pengurus yang ditunjuk untuk masa jabatan 3 tahun pertama diminta untuk melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan internet di Indonesia. Program-program tersebut adalah : • • • • •
Tarif Jasa Internet Pembentukan Indonesia-Network Information Center [ID-NIC] Pembentukan Indonesia Internet Exchange [IIX] Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi Usulan Jumlah dan Jenis Provider
Program Pengusulan Tarif Jasa Internet dan Negosiasi Tarif Infrastruktur Jasa Telekomunikasi telah berhasil dilaksanakan dengan baik dengan keluarnya beberapa keputusan pemerintah, yakni :
• Surat Keputusan MENPARPOSTEL R.I. Nomor KM.59/PR.301/MPPT-96 tanggal 30 Juli 1996 tentang Tarif Jasa Internet. • Surat Keputusan MENPARPOSTEL R.I. Nomor KM.2/PR.301/MPPT-97 tanggal tentang Tarif Jasa Sirkit Langganan (Leased Circuit) Termasuk penjabarannya, Sesuai Surat SEKJEN DEPARPOSTEL R.I. Nomor PR.301/9/5/PPT-97 tanggal 28 Februari 1997 yang menyatakan bahwa Penyelenggara Jasa Internet adalah Operator Jasa Telekomunikasi.
ilustrasi: danpontefract.com
xi
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
xii
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Bab I
METODOLOGI
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
1
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
1.1 RUANG LINGKUP SURVEI Survei Penggunaan Internet di Sektor Bisnis di Indonesia tahun 2013 dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia, tepatnya di 78 kabupaten/kota.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal atau informal.
Cakupan sektor bisnis dalam survei yang dilakukan meliputi 3 jenis usaha yang mengacu pada KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia)*
Kategori Jenis Usaha yang disurvei
1
3
INDUSTRI MANUFAKTUR Perusahaan industri Manufaktur kategori Besar dan Sedang
HOTEL Perusahaan penyedia akomodasi meliputi hotel bintang dan melati
RESTORAN Perusahaan penyediaan makan minum yaitu restoran
Meliputi kegiatan ekonomi/ lapangan usaha di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya. Termasuk kategori industri pengolahan di sini adalah unit yang mengubah bahan menjadi produk baru.
Suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Usaha mencakup hotel bintang satu sampai lima dan hotel kelas melati.
Mencakup kegiatan pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi segera, baik restoran tradisional, restoran “self service” atau restoran “take away”, baik di tempat tetap maupun sementara dengan atau tanpa tempat duduk. Yang dimaksud penyediaan makanan dan minuman adalah penyediaan makanan dan minuman untuk dikonsumsi segera berdasarkan pemesanan.
ilustrasi: asiarooms.com
ilustrasi: okefood.com
ilustrasi: kilurahsemar.wordpress.com
2
2
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
1.2 DATA & SAMPEL INDUSTRI MANUFAKTUR
JUMLAH SAMPEL
1.108 perusahaan
RESTORAN
36%
METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dari sampel terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara surveyor dengan responden.
28%
HOTEL
Alokasi Sampel berdasarkan Wilayah Provinsi jumlah perusahaan
144
65.1%
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
110
Alokasi sampel berdasarkan wilayah pulau
5.1% 6.2%
Pulau Sulawesi
6.4% 17.1%
Pulau Kalimantan 52
5
5
5
5
4
Gorontalo
Bengkulu
Sulawesi Barat
7
Papua Barat
8
Maluku Utara
Jambi
8
Papua
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
14 13 12 12 11 10 10
Nusa Tenggara Timur
16
Aceh
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Lampung
Nusa Tenggara Barat
22 21 20 19 18 18 17
Kepulauan Riau
Sulawesi Selatan
DI Yogyakarta
Kalimantan Timur
Banten
Sumatera Utara
Bali
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
28 27
Maluku
38
Sumatera Selatan
43
Riau
53
Pulau Sumatera
Kep. Bangka Belitung
148
Pulau Jawa dan Bali
Distribusi sampel ditentukan berdasarkan jumlah lapangan usaha di daerah. Dapat dilihat bahwa sampel terbanyak berada di pulau Jawa mengingat jumlah lapangan usaha terbanyak berada di pulau Jawa dibanding pulau lainnya di Indonesia.
185
36%
Alokasi sampel berdasarkan jenis usaha
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
3
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Cakupan Kabupaten/Kota Survei menurut Provinsi
Aceh Aceh Besar, Banda Aceh Sumatera Utara Deli Serdang, Langkat, Medan, Binjai
Kalimantan Selatan Banjarmasin, Banjar Baru
Kalimantan Timur Kutai Kartanegara, Balikpapan, Samarinda
Kalimantan Tengah Katingan, Palangka Raya
Sulawesi Barat Mamuju Sulawesi Selatan Gowa, Maros, Makassar
Riau Pelalawan, Pekan Baru Jambi Jambi
Sulawesi Utara Minahasa, Manado
Sulawesi Tengah Parigi Moutong, palu
Kalimantan Barat Kubu Raya, Kota Pontianak Kep. Bangka Belitung Pangkal Pinang
Gorontalo Kota Gorontalo
Maluku Utara Ternate
Sumatera Barat Padang, Solok Bengkulu Bengkulu
Sulawesi Tenggara Konawe, Kendari
Sumatra Selatan Banyu Asin, Palembang Lampung Pasawaran, Bandar Lampung DKI Jakarta Selatan, Timur, Pusat, Barat, Utara Banten Serang, Cilegon, Kota Serang
Papua Barat Sorong
Bali Badung, Gianyar, Denpasar Jawa Timur Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Mojokerto, Surabaya
Nusa Tenggara Timur Kupang, Kota Kupang
Maluku Ambon
Papua Jayapura, Kota Jayapura
Nusa Tenggara Barat Lombok Barat, Mataram Jawa Barat Jawa Tengah Kab. Bandung, Garut, Jepara, Kab. Semarang, Kendal, Ciamis, Kota Bandung, DI Yokyakarta Kota Semarang, Pekalaongan Bekasi, Cimahi Sleman,Yogyakarta
Survei BPS Perlu diketahui bahwa dalam survei dengan BPS ini, karena sebagai lembaga resmi pemerintah maka, tidak dilakukan survei terhadap merek atau nama produk. Misalnya dalam kasus sosial media, tidak dapat disampaikan secara spesifik apakah itu facebook, twitter, atau forum Kaskus misalnya. Karena etika survei yang harus dipegang teguh oleh BPS, tidak diperbolehkan menyebut brand/merek untuk menjaga obyektivitas hasil survei.
4
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Bab II
PENGGUNA INTERNET SEKTOR BISNIS
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
5
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013 WWW.TRIBUNNEWS.COM/
Industri manufaktur
Pengguna Internet Industri di Tahun 2013 (Restoran, Hotel dan Industri Manufaktur)
Seiring dengan kebutuhan data TIK yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan dalam negeri dan luar negeri (seperti ITU), BPS mempunyai program untuk melakukan Survey Penggunaan dan Penyerapan Sarana Komunikasi dan Teknologi Informasi di tahun 2013. Dalam kesempatan tersebut APJII melakukan kerjasama dengan BPS dalam program kegiatan tersebut dengan BPS. BPS menggunakan Core ICT Indicators 2010 sebagai rujukan parameter pengukuran. Core ICT Indicators ini memang ditujukan agar hasilnya dapat di perbandingkan secara International. APJII dalam hal ini merujuk kepada kepentingan pemangku kepentingan industri internet dan kebutuhan akan data yang akan kemudian membantu anggota nya, yaitu para ISP (Internet Service Providers-Penyelenggara Jasa Internet). Survey ini dilakukan oleh tenaga internal BPS di 33 Propinsi dan 1175 responden, yang terselenggarakan survey nya selama bulan september (1 bulan), dimana proses nya sendiri telah di mulai dari Mei 2013. Proses pengumpulan dan pengolahan data sendiri dilakukan di Oktober hingga November 2013. /WWW.TRIPADVISOR.CO.UK/
Industri hotel 6
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Internet di Dunia Bisnis Fadjar Efendy Rasjid, S.Kom Internet telah merevolusi cara dunia melakukan bisnis baik di tingkat lokal dan global. Dari cara mengumpulkan data untuk merekrut karyawan pada perusahaan, cara bisnis menggunakan Internet sangat banyak, sebagai manfaat dari Internet untuk komunitas bisnis. Orang telah menemukan berbagai manfaat internet untuk bisnisnya. Banyak perusahaan kecil dan besar telah memanfaatkan Internet demi menunjang bisnis mereka. Bahkan ada yang dinamakan bisnis Online dimana semata-mata menjadikan Internet sebagai bisnis utama. Banyak perusahaan, terutama yang menerapkan perdagangan online, telah mengintegrasikan situs Web mereka dengan sistem back-office seperti database, paket akuntansi dan kontrol stok dan penelusuran pelanggan mereka. Hal ini dapat mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan layanan pelanggan dengan memberikan informasi yang cepat dan mudah tentang kemajuan order kepada pelanggan. sumber: ubaya.ac.id
Internet Diibaratkan Makanan Buat Dunia Usaha Seiring pertumbuhan teknologi yang semakin maju, internet tampaknya telah menjadi konsumsi sehari-hari dalam kehidupan manusia dan dunia bisnis. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengandaikan internet sebagai kebutuhan pokok bagi dunia usaha. “Internet ini sangat penting bagi dunia usaha dan masyarakat, sama dengan kebutuhan pokok,” ungkap Suryamin dalam acara bertajuk `Profil Terkini Internet Industri dan Pertumbuhannya` di Jakarta, Rabu (15/1/2014). Dalam acara yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama BPS ini, Suryamin bahkan menyebut kebutuhan internet di tengah masyarakat dan dunia industri sudah setara dengan kebutuhannya akan makanan. Maklum, kini hampir semua kegiatan dalam kehidupan manusia berkaitan dengan internet. “Dengan internet, masyarakat bisa melihat informasi dengan cepat. Bahkan sebagian masyarakat dan
pelaku dunia industri menempatkkannya sebagai prioritas utama, seperti makanan,” tutur dia. Menurut dia, internet dapat memenuhi rasa ingin tahu masyarakat dengan cepat, mudah dan murah. Terlebih lagi di dunia usaha, internet dapat mempercepat arus informasi dan data pada para penggunanya. Di luar bidang usaha, Suryamin menjelaskan, internet juga dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlebih lagi, salah satu hasil survei yang dilakukannya bersama APJII menunjukkan, 78,49% pelaku industri di Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan berita. Dia berharap, ke depannya terdapat peningkatan layanan internet khususnya di dunia bisnis guna meningkatkan produktivitas para pelaku usaha di dalam negeri. sumber: www.apjii.or.id
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
7
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
2.1 PENGGUNAAN KOMPUTER & INTERNET Informasi yang didapat dari parameter ini adalah:
MENGGUNAKAN KOMPUTER TERKONEKSI INTERNET
MENGGUNAKAN KOMPUTER Perusahaan yang mengunakan komputer pada kegiatan utamanya. Komputer ini meliputi komputer desktop, laptop, tablet. Tidak termasuk telepon selular ataupun televisi.
MENGGUNAKAN SERVER Server computer merupakan perangkat komputer yang berfungsi sebagai pusat atau terminal untuk membagi suatu sumber daya, izin dan hal lainnya yang terhubung kepada beberapa komputer lain.
Perusahaan yang mengunakan komputer pada kegiatan utamanya. dan komputer ini terkoneksi dengan internet.
Penggunaan Komputer, Internet dan Server Multiple Answer - Persentase
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
1
INDUSTRI MANUFAKTUR
Menggunakan komputer
77.8% 68.9%
Menggunakan komputer terkoneksi internet
2
HOTEL
3
RESTORAN
74.6% 71.1%
68.9%
63.4% 59.0%
57.8%
Menggunakan server
47.1%
Persentase gap penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan utama: industri pengolahan 8,65%; hotel 3,53%; dan restoran/rumah makan 11,15%. Gap ini merupakan potensi penyediaan jasa koneksi internet.
Internet di Industri Perhotelan Kedepannya Akses internet maupun aplikasinya menjadi bagian tak terpisahkan bagi sebuah hotel. Sangat penting untuk mendukung peningkatan layanan dan pertumbuhan nilai bisnis Hotel itu sendiri. Mulai untuk kegiatan promosi, hingga manajemen hotel sendiri. ilustrasi: starwoodshotel.com
8
Prasabri Pesti, Deputy Executive General Manager (Divisi Business Service) DBS Telkom
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Penggunaan Komputer, Internet dan Server di tiap Provinsi Multiple Answer - Persentase
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Sumatra 01
01. Aceh
02 04
02. Sumatra Utara 05
68,7 54,9
64,7
03. Sumatra Barat 09
75
70,5
70,5
04. Riau
81,8
81,8
03
05. Jambi
70
07
06. Sumatra Selatan
08
65
07. Bengkulu
60
08. Lampung
57,8
Menggunakan komputer
70
60 63,1
09. Kep. Bangka Belitung Menggunakan komputer terkoneksi internet
80
06
85,7
71,4
10. Kep. Riau
80
01. DKI Jakarta
81,6
80
Jawa Dan Bali 02. Banten
01 03
04
04. Jawa Tengah 05
74,4
03. Jawa Barat
02 06
59
65,7
58
05. Yogyakarta
Kalimantan
64,4
07. Bali
01. Kalimantan Barat 02. Kalimantan Tengah 03. Kalimantan Selatan 04. Kalimantan Timur
83,7
78,3
06. Jawa Timur Menggunakan komputer
81,4
68,7
07
Menggunakan komputer terkoneksi internet
90,8
72,6 86,5
80,7
94.1 50
58,3 71.4 60,7
71,4 67.8
04
01
02
03
Menggunakan komputer terkoneksi internet
Menggunakan komputer
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
9
94,1
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Penggunaan Komputer, Internet dan Server di tiap Provinsi Multiple Answer - Persentase Sulawesi
01. Sulawesi Utara
05
01
02
02. Sulawesi Tengah
60
03. Sulawesi Selatan
02
03
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
51,8
55,5
04. Sulawesi Tengara 04
72,7
63,4
05. Gorontalo
60
06. Sulawesi Barat Menggunakan komputer terkoneksi internet
90
60
50
75
Menggunakan komputer
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
04
05
03
01 06
01. Nusa Tenggara Barat 02. Nusa Tenggara Timur
66,6
50 61,5
03. Maluku 04. Maluku Utara
71,4 40
05. Papua Barat 06. Papua
Menggunakan komputer terkoneksi internet
Menggunakan komputer
Angka penetrasi yang didapatkan berdasarkan jumlah sampel yang disurvei.
10
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
61,5 85,7
40 80
80 87,5
87,5
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Bab III
FASILITAS JARINGAN INTERNET
11
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
FASILITAS JARINGAN INTERNET Pada survei ini, penggunaan fasilitas jaringan internet dikategorikan berdasarkan kecepatan internet, serta posisi dapat dipindah (mobile) atau tidak (fixed).
FIXED/MOBILE
KECEPATAN
Fixed
<= 256
NARROWBAND
Kbps
> 256
Mobile
FIXED BROADBAND
Kbps
MOBILE BROADBAND
Fasilitas Jaringan Internet
1. NARROW BAND
2. MOBILE BROADBAND
3. FIXED BROADBAND
Fasilitas internet dengan kecepatan di bawah 256 Kbps, seperti: dial-phone lines, ISDN, DSL, CDMA 1X, GPRS dan WAP.
Fasilitas internet yang dapat dipindah-pindah karena menggunakan teknologi nirkabel, seperti: WCDMA, UMTS, HSDPA, HSUPA dan CDMA 2000,
Fasilitas internet dengan kecepatan di atas 256 Kbps yang tidak bisa berpindah-pindah, seperti: DSL, cable modem, fixed wireless, WLAN dan WiMAX.
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN
NARROW BAND
MOBILE BROADBAND
Dial-up Akses internet menggunakan jalur telepon tetap atau telepon bergerak. Komputer melalui modem melakukan panggilan telepon (dial-up) ke Penyelenggara Jasa Internet
Selular Suatu sistem komunikasi yang dapat memberikan jasa internet dimana akses pelanggannya dapat dilakukan dalam keadaan bergerak.
FIXED BROADBAND 1. Wifi Teknologi yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar data secara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi internet berkecepatan tinggi. 2. Wimax Teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access) yang memiliki kecepatan akses tinggi dengan jangkauan luas. 3. Microwave Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF), yaitu di atas 3 GHz (3x109 Hz). 12
4. VSAT (Very Small Aperture Terminal) Stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. 5. Fiber Optic Saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
6. Leased Line Saluran koneksi telepon permanen antara dua titik yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi publik 7. DSL (Digital Subscriber Line) Satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat.
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Penggunaan Fasilitas Jaringan Internet di Sektor Bisnis multiple answer - persentase
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
1
2
INDUSTRI MANUFAKTUR
Mobile Broadband
B
3
HOTEL
N
RESTORAN
9.3
4.3
Narrowband
25.3
17.6
22.8
Fixed Broadband
70.8
90.1
76.0
6.4
Teknologi “Fixed Broadband” yang digunakan di Industri Pengolahan
Leased Line
Wifi/ Wimax
35.8
13.2
DSL
Fiber Optic
35.8
12.1
VSAT 5.5
Teknologi “Fixed Broadband” yang digunakan di Industri Perhotelan
Teknologi akses yang digunakan oleh industri masih terlihat dominasi dari wireless akses, hal ini cukup tercermin dari banyak nya ISP yang menggunakan frekuensi 5.8GHz untuk service ke pelanggannya. Teknologi akses WiMAX tidak dipisahkan dengan BWA dalam survery ini.Teknologi Akses BWA/Wifi diimbangi oleh ADSL yang hampir merata disemua sektor, sekitar 30an persen.
Wifi/Wimax
64.2
Fiber Optic
DSL
34.8
13.9 Leased Line
4.6
VSAT
4.6
Teknologi “Fixed Broadband” yang digunakan di Restoran
Wifi/Wimax
50.9
DSL
32.8
Leased Line
8.8 VSAT 2.9 Fiber Optic 2.3
13
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Fasilitas Jaringan Internet Provinsi
01 Banten Seluler
24,7
40,6
06 Jawa Timur
07 Bali
2,5
Fiber Optik
5,9
Leased Line
6,7
27,5 27,5
01
02 03 04
06
0 26,1 2,3
DSL Dial Up
6,9
27,7
23,5
83,3
51,6
VSAT
7,2 42,1
11,9
10,1
Wifi/Wimax
10,3
26,9 20,2
Seluler
3,4
8,4
12,9
9,3
55,1
1,2 15,2
10,1
DSL
49,4
3,5
15,6
Leased Line 6,2 Dial Up
50,5
4,4
05 Yogyakarta 6,9
2,4
44,9
6,2
04 Jawa Tenggah
4,7
31,2
Fiber Optik
03 Jawa Barat
02 DKI Jakarta 5,6
9,3
Wifi/Wimax VSAT
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
38,9
05
28,5
22,8
07
23,8
Jawa dan Bali Wilayah ini didominasi koneksi internet broadband WiFi/ WiMax/Microwave. Persentase terbesar dengan akses WiFi/ WiMax/Microwave terdapat di DIY (55,17%). Persentase terbesar dengan akses seluler terdapat di Jawa Timur (10,17%). Persentase terbesar dengan akses dialup terdapat di Jawa Tengah (27,71%). Walapun populasi penggunaan akses iternet dengan teknologi wireless masih mendominasi di Pulau Jawa, namun teknologi akses dengan fiber optic seperti metro ethernet dan FTTH mulai mengejar.
Wifi/Wimax 14
VSAT
Dial Up
DSL
Fiber Optik
Teknologi untuk fixed broadband dengan kecepatan yang lebih besar ,seperti 10Mbps, akan lebih efisien dengan teknologi akses fiberoptic. Memang kecepatan untuk menggelar fiberoptic jauh lebih “lambat” dibandingkan wireless, namun semakin banyaknya penyelenggara yang menggelar dan sebagian operator besar telah memulai jauh sebelum teknologi ini matang di market Indonesia.
Leased Line
Seluler
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Fasilitas Jaringan Internet (Provinsi)
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Sumatra Wilayah ini didominasi koneksi internet broadband DSL. Persentase terbesar dengan akses DSL terdapat di Jambi (71,43%). Persentase terbesar dengan akses seluler terdapat di Bengkulu (33,33%). Persentase terbesar dengan akses dialup terdapat di Bengkulu (66,67%).
05 04
02
06
01 07 03
08
09 10
01 Jambi 14,2
Seluler
5,5
5,5
Leased Line 0
0
DSL
71,4
06 Kep Riau Seluler
VSAT Fiber Optik Leased Line DSL Dial Up
Wifi/Wimax
8,3
3,5
0
8,3
7,1
0
25
31,2
VSAT
9 18,1
20
36,3 40
Dial Up
7,6
45,4 18,1
20
25
DSL
10 Sumatra Selatan
33,3
20
18,7
9
09 Bengkulu
0
0
0
17,8
08 Lampung
0
6,2
46,4
58,3 25
20
12,5
0
07 Kep. Bangka Belitung
0
Wifi/Wimax
3,5
11,1
100
69,2
0
0
0
0
0
7,6
0
9
Fiber Optik
90,9
28,5
8,3
44,4
14,2
05 Aceh 0
33,2
16,6
0
04 Sumatra Utara 3,5
55,5
0
Dial Up
03 Sumatra Barat 0
42,8
Wifi/Wimax VSAT Fiber Optik
02 Riau
30,7 66,6
Leased Line
Seluler
0
15
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013 Dominan: Wifi Dial Up 05
Fasilitas Jaringan Internet (Provinsi) Sulawesi
01
04
Wilayah ini didominasi koneksi internet broadband WiFi/WiMax tanpa indikasi akses seluler. Persentase terbesar dengan akses WiFi/WiMax dan dialup terdapat di Gorontalo (66,67%). 01 Sulawesi Utara 8,3
Seluler
02
Dominan: VSAT DSL Dial Up
58,3
Wifi/Wimax 0 VSAT Fiber Optik
16,6
06 Dominan:
Leased Line 0 DSL
8,3
Dial Up
03
41,6
02 Sulawesi Barat Seluler
03 Sulawesi Selatan 7,1
0
0 28.6
DSL
50
Dial Up
50
VSAT Fiber Optik Leased Line
02 Kalimantan Barat
66,6 0
0
0 16,6
Dial Up
33,3
0
0
0 42,8 66,6
03 Kalimantan Timur
10 41,1
60 10
0
0
5,8
18,7
0 35,2
40
21,7
0
03
Kalimantan Di Kalimantan seluruh provinsi didominasi oleh penggunaan akses Wifi/WiMax. Persentase terbesar sektor bisnis yang menggunakan akses WiFI/WiMax terdapat di Kalimantan Tengah (66,67%) disusul Kalimantan Barat (62,50%).
02 01
Wifi/Wimax 16
21,4
04 Kalimantan Selatan
23,5
6,2
42,8
0
16,6
0
25 33,3
0
62,5
0
DSL
0
33,3
12,5
Wifi/Wimax
0
21,4
0
66,6
0
42,8
01 Kalimantan Tengah
06 Sulawesi Tenggara 28,5
50
7,1
50
05 Gorontalo 0
35,7
Leased Line 0
Seluler
04 Sulawesi Tengah 0
Wifi/Wimax 0 VSAT Fiber Optik 0
Wifi DSL
VSAT
Dial Up
DSL
Fiber Optik
Leased Line
01
Seluler
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Fasilitas Jaringan Internet (Provinsi)
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Wilayah ini didominasi koneksi internet broadband WiFi/WiMax tanpa indikasi akses seluler. Persentase terbesar dengan akses WiFi/WiMax di Maluku Utara (100,00%). Persentase terbesar dengan akses dialup juga terdapat di Maluku Utara (50,00%).
06 01
06
02
03
04
01 Maluku Utara Seluler
0 100
Wifi/Wimax VSAT Fiber Optik
0 50
Leased Line 0 DSL
0
Dial Up
50
02 NTT 12,5
Seluler
Leased Line
52,5 0 0 25
Wifi/Wimax
37,5
VSAT
11,1
0
11,1
0
Dial Up
DSL
xx
0
0
0
0 25
0 20
25
28,5
Fiber Optik
60
50
42,8 22,2
06 Maluku
0
28,5
0
25
05 Papua Barat
42,8
88,8 0
DSL Dial Up
0
0
Wifi/Wimax VSAT Fiber Optik
04 Papua
03 NTB
25
Leased Line
0
Seluler 17
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
BIAYA PENGGUNAAN INTERNET Hasil survei rata-rata biaya per bulan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk berlangganan internet.
Biaya Penggunaan Internet di Perusahaan persentase
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
1
2
3
INDUSTRI MANUFAKTUR
HOTEL
RESTORAN
> 1 juta
33.9
40.1
8.2
0.5 - 1 juta
29.2
34.4
36.8
< 0.5 juta
37.0
25.5
55.0
Mahalnya Harga Internet di Indonesia Riset yang dilakukan Ookla tahun 2013 menunjukkan, biaya internet di Indonesia adalah US$ 26,04 per Mbps, atau nomor 62 dari 64 negara yang masuk ke dalam riset tersebut. Indonesia hanya “menang” dari Venezuela (US$28,96 per Mbps) dan Pilipina (US$ 30 per Mbps). Jika dibandingkan, harga itu juga berarti hampir 9X kali lebih mahal dibandingkan negara tetangga Singapura (US$ 2,93 per Mbps) dan 2X Malaysia (US$11,54 per Mbps). sumber: infokomputer.com
18
Persentase terbesar (36,96%) industri pengolahan berlangganan akses internet di bawah Rp.500 ribu/bulan. Hampir sama besar dengan rentang Rp.500 ribu – Rp.1 juta (29,19%) dan di atas Rp.1 juta (33,85%). Persentase terbesar hotel (40,06%) berlangganan akses internet di atas Rp.1 juta/ bulan. Persentase terbesar restoran/rumah makan (54,97%) berlangganan akses internet di bawah Rp.500 ribu/bulan.
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Ketersedian akses/layanan Internet di hotel-hotel saat ini sudah merupakan kewajiban, bahkan sudah ada tamu yang sampai meninggalkan hotelnya dan tidak mau membayar karena tidak bagusnya layanan internet di sebuah hotel. Pihak Hotel juga sangat memperhatikan review yang di tulis oleh pelanggannya baik yang “complain” langsung maupun yang komentar di media sosial seperti tripadvisor misalkan. Hal ini tercermin dengan biaya berlangganan yang dominan di atas Rp. 1 Juta/bulan di industri perhotelan ini. Namun beberapa tahun terakhir biaya berlangganan internet telah turun cukup drastis sehingga biaya internet dari hasil survey 60% lebih adalah dibawah Rp. 1 Juta/bulan. Tapi belum bisa disimpulkan hal itu semata karena biaya atau memang kepentingan dan kebutuhan pemakaian internet dengan akses besar memang memiliki porsi 40%. Di industri restoran penyediaan internet cukup tinggi namun secara kapasitas memang tidak besar dan sepertinya layanan ini belum menjadi kewajiban (dalam SLA dan kapasitasnya), terlihat dari biaya yang dikeluarkan dominan di bawah Rp. 500 Ribu.
APJII Tingkatkan Kapasitas “Internet Exchange” Jakarta, 01 Oktober 2013 Menurut Kepala Bidang IIX APJII, Harianto Pribadi, IIX Semakin tingginya trafik internet akibat meningkatnya
menjadi salah satu tulang punggung internet Indonesia dan
jumlah pelanggan membuat para penyelenggara jasa
menjadi fokus utama layanan APJII untuk bisa menaungi 280
internet meningkatkan kualitas dan kapasitas infrastruktur.
lebih internet service provider (ISP) termasuk di antaranya perusahaan telekomunikasi. “Trafik IIX bisa mencapai tiga
Untuk meningkatkan kualitas layanan anggotanya, Asosiasi
kalinya akhir tahun 2013, namun itu bergantung pada
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan
jumlah data serta tingkat ketersambungan pemilik trafik ke
revitalisasi infrastruktur dengan meningkatkan kualitas
IIX APJII,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/9)
perangkat di terminal pertukaran trafik data internet
Selain meningkatkan kemampuan IIX, lanjut dia, APJII juga
dengan Indonesia Internet Exchange yang baru beroperasi.
menggandeng mitra-mitra data center antara lain Cyber CFS (Jakarta), Biznet Technovillage (Cibubur, Bogor) berkategori
Dalam revitalisasi APJII menggunakan switch router
Tier 3 serta Omadata (Surabaya), dan DataCenter XL (Jatim).
Brocade MLXe-16 yang melayani trafik hingga 7,68Tbps (tera bit per second) dengan total port 528x1GBe atau
Dengan tersedianya infrastruktur IIX yang lebih andal dan
Gigabit Ethernet dan 16x10GBe (TenGigabit Ethernet).
berkapasitas besar maka bisa menghindari kesalahan yang berdampak pada lumpuhnya layanan internet di Indonesia.
Kapasitas ini masih ditambah dengan modul 100 Gbe atau
Trafik total IIX APJII adalah 8 Gbps sampai dengan total 181
HundredGig Ethernet yang dikonfigurasi secara redundant
peers. Menurut Harianto, migrasi ini membuat pertumbuhan
di beberapa data center yang terhubung ke Indonesia
trafik di akhir tahun 2013 bisa meningkat sampai tiga kali
Internet Exchange (IIX) APJII.
lipat. sumber:apjii.or.id
19
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
JUMLAH ISP (INTERNET SERVICE PROVIDER) DIGUNAKAN ISP (Internet Service Provider) mencakup usaha jasa pelayanan yang ditawarkan suatu perusahaan kepada pelanggannya untuk mengakses Internet dengan menyediakan antar muka ke jaringan internet. Hasil survei penggunaan jumlah ISP yang digunakan oleh suatu perusahaan.
0.8
Sebagian besar sektor industri menggunakan satu ISP, walaupun ada yang menggunakan hingga empat ISP secara bersamaan.
3.9
21.8
0.6
2.3
INDUSTRI PENGOLAHAN
14.6
73.5 0.6
2.3 7.6
HOTEL
81.8
RESTORAN
Menggunakan 4 ISP atau lebih Menggunakan 3 ISP
89.5
Menggunakan 2 ISP Menggunakan 1 ISP
20 Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Bab IV
TUJUAN PENGGUNA INTERNET
21
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
KEGIATAN APA YANG DILAKUKAN PENGGUNA INTERNET INDUSTRI KETIKA MENGAKSES INTERNET? Dari sisi pemanfaatan internet di sektor bisnis, ternyata e-mail (mengirim dan menerima) menduduki posisi teratas (95,75%), kedua internet dimanfaatkan untuk mencari berita/informasi (78,49%), ketiga mencari barang/jasa (77,81%), keempat informasi lembaga pemerintahan (tender) sebesar (65,07%), kelima untuk sosial media (61,23%). Hasil ini tentu berbeda dengan penelitian terhadap internet untuk rumah tangga/konsumen yang dilakukan APJII sebelumnya, di mana sosial media menduduki
peringkat pertama (88%). Sedangkan email di peringkat kelima. Sosial Media yang digunakan di sektor bisnis juga belum tentu untuk kepentingan pribadi karyawan mengingat saat ini banyak perusahaan telah menggunakan sosial media sebagai sarana untuk promosi dan melayani pelanggan. Yang unik adalah untuk media berita (mencari informasi berita) di Indonesia, baik di survey konsumen maupun industri menduduki posisi kedua atau ketiga (68%).
95.7
Mengirim/menerima e-mail Mencari Informasi berita
78.4
Mencari Informasi barang/jasa
77.8
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
65
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
61.2
Social Media
61.2 55.7
Menerima pemesanan barang/jasa Internet Banking
47.2 45
Melakukan pembelian barang/jasa Merekrut calon tenaga kerja
38
Mengakses fasilitas finansial lainnya
37.6 25.6
VOIP Pengadaan barang/jasa atau BUMN secara elektronik
20.6
Video Conferencing
19.5
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Lainnya Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
22
17.1 4.1
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
TUJUAN PENGGUNAAN INTERNET Tujuan Penggunaan Internet: aktivitas/keperluan terkait bisnis perusahaan yang membutuhkan fasilitas jaringan internet. INDUSTRI MANUFAKTUR
HOTEL
RESTORAN
Mengirim/menerima e-mail
95.7
97.0
93.6
Mencari Informasi barang/jasa
84.4
89.4
52.1
Mencari Informasi berita
84.1
86.8
50.9
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
74.7
76.2
31.0
Internet Banking
54.5
52.7
26.9
Menerima pemesanan barang/jasa
54.1
65.2
38.6
Melakukan pembelian barang/jasa
50.6
48.3
31.0
Social Media
50.6
78.8
46.2
Merekrut calon tenaga kerja
40.9
42.7
25.7
Mengakses fasilitas finansial lainnya
38.9
45.0
22.8
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
38.1
82.8
57.9
VOIP
28.4
27.2
18.7
Pengadaan barang/jasa atau BUMN secara elektronik
19.5
21.2
6.4
Video Conferencing
19.1
24.5
11.7
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
14.4
28.5
16.4
3.9
4.6
3.5
Lainnya Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tujuan utama penggunaan internet di sektor bisnis didominasi oleh aktivitas mengirim atau menerima email serta mencari informasi barang jasa. Sedang aktivitas penyediaan layanan bagi pelanggan di internet paling besar adalah di lapangan usaha restoran.
23
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Sumatera
Aceh
Sumatera Utara
Mengirim/menerima e-mail
83.3
72.7
Social Media
66.6
VOIP
Riau
Jambi
100
94.4
87.5
54.5
75.0
72.2
50.0
8.30
30.3
8.3
27.7
12.5
Video Conferencing
8.30
18.1
8.3
16.6
-
Mencari Informasi barang/jasa
83.3
66.6
83.3
66.6
75.0
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
50.0
48.4
75.0
50.0
75.0
Mencari Informasi berita
91.6
66.6
91.6
72.2
75.0
Menerima pemesanan barang/jasa
66.6
36.3
75.0
50.0
37.5
Melakukan pembelian barang/jasa
50.0
27.2
58.3
50.0
25.0
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
33.3
9.0
25.0
16.6
25.0
41.6
33.3
33.3
44.4
37.5
Mengakses fasilitas finansial lainnya
33.3
33.3
41.6
22.2
25.0
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
66.6
54.5
75.0
38.8
50.0
Merekrut calon tenaga kerja
16.6
36.3
41.6
16.6
50.0
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
8.3
30.3
-
22.2
25.0
Lainnya
8.3
3.0
-
5.5
-
Internet Banking
Sumatera Barat
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
24
Kedua tertinggi
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Sumatera
Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Kepulauan Belitung Riau
Mengirim/menerima e-mail
87.5
100
91.6
66.6
100
Social Media
50
33.3
66.6
66.6
50.0
VOIP
12.5
-
33.3
33.3
18.7
Video Conferencing
-
33.3
16.6
-
Mencari Informasi barang/jasa
75
100
58.3
50.0
68.7
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
75
100
50.0
33.3
43.7
Mencari Informasi berita
75
100
58.3
66.6
50.0
Menerima pemesanan barang/jasa
37.5
66.6
41.6
50.0
62.5
Melakukan pembelian barang/jasa
25.0
66.6
33.3
50.0
43.7
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
25.0
33.3
16.6
33.3
6.2
Internet Banking
37.5
33.3
33.3
66.6
50.0
Mengakses fasilitas finansial lainnya
25.0
33.3
25.0
33.3
37.5
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
50.0
100
41.6
50.0
75.0
Merekrut calon tenaga kerja
50.0
-
25.0
16.6
43.7
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
25.0
-
16.6
33.3
18.7
Lainnya
-
-
-
-
-
6.2
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
Kedua tertinggi
25
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Jawa dan Bali
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Mengirim/menerima e-mail
83.8
81.8
82.9
93.5
85.7
91.4 93.3
Social Media
46.4
58.5
51.0
70.9
49.6
57.1
VOIP
27.2
18.1
15.9
22.5
18.0
28.5 35.5
Video Conferencing
19.1
22.2
14.8
16.1
14.2
20.0 24.4
Mencari Informasi barang/jasa
66.6
75.7
68.0
87.1
66.9
77.1
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
55.5
69.7
62.7
74.1
55.6
65.7 57.7
Mencari Informasi berita
63.6
73.7
72.3
87.1
62.4
74.2 91.1
Menerima pemesanan barang/jasa
45.4
48.4
51.0
74.1
42.8
60.0 51.1
Melakukan pembelian barang/jasa
39.3
40.4
40.4
54.8
35.3
40.0 46.6
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
20.2
14.1
13.8
12.9
14.2
17.1
Internet Banking
49.4
41.4
40.4
51.6
45.1
25.7 64.4
Mengakses fasilitas finansial lainnya
38.3
36.3
30.8
45.1
27.8
34.2 35.5
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
54.5
59.6
54.2
77.4
39.8
54.2 71.1
Merekrut calon tenaga kerja
41.4
27.2
32.9
51.6
31.5
31.4 60.0
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
27.2
13.1
17.0
16.1
13.5
22.8 20.0
3.0
4.0
4.2
9.6
4.5
Lainnya Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
26
Bali
Kedua tertinggi
5.7
62.2
77.7
15.5
-
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Kalimantan
Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Barat Tengah Selatan Timur Mengirim/menerima e-mail
93.7
85.7
100
89.4
Social Media
43.7
71.4
40.0
73.6
VOIP
18.7
-
20.0
31.5
Video Conferencing
-
-
30.0
42.1
Mencari Informasi barang/jasa
75.0
71.4
50.0
73.6
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
62.5
71.4
50.0
68.4
Mencari Informasi berita
87.5
71.4
60.0
73.6
Menerima pemesanan barang/jasa
37.5
71.4
30.0
57.8
Melakukan pembelian barang/jasa
31.2
71.4
30.0
63.1
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
-
28.5
10.0
31.5
Internet Banking
31.2
28.5
40.0
57.8
Mengakses fasilitas finansial lainnya
18.7
42.8
40.0
57.8
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
50.0
71.4
70.0
68.4
Merekrut calon tenaga kerja
25.0
42.8
20.0
52.6
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
-
42.8
20.0
42.1
Lainnya
-
-
-
5.2
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
Kedua tertinggi
27
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Sulawesi
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Mengirim/menerima e-mail
66.6
55.5
100
86.6
87.5
100
Social Media
66.6
44.4
91.6
60
25.0
33.3
VOIP
-
11.1
66.6
26.6
25.0
-
Video Conferencing
-
11.1
25.0
33.3
12.5
33.3
Mencari Informasi barang/jasa
66.6
44.4
75.0
86.6
25.0
33.3
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
33.3
33.3
66.6
60.0
25.0
66.6
Mencari Informasi berita
66.6
44.4
83.3
86.6
50.0
66.6
Menerima pemesanan barang/jasa
33.3
33.3
66.6
60.0
25.0
-
Melakukan pembelian barang/jasa
-
22.2
50.0
46.6
25.0
-
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
-
-
8.3
20.0
12.5
-
Internet Banking
-
11.1
41.6
60.0
12.5
-
Mengakses fasilitas finansial lainnya
-
11.1
66.6
33.3
12.5
-
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
33.3
22.2
58.3
46.6
37.5
66.6
Merekrut calon tenaga kerja
-
22.2
33.3
40.0
25.0
-
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
-
11.1
41.6
33.3
25.0
-
Lainnya
33.3
11.1
-
-
-
Sulawesi Utara
Sulawesi Sulawesi Gorontalo Selatan Tenggara
6.6
Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
28
Kedua tertinggi
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tujuan Penggunaan Internet di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
NTT NTB Maluku Maluku Papua Papua
Utara Barat Mengirim/menerima e-mail
75.0
87.5
83.3
100
100
85.7
Social Media
25.0
87.5
50
100
100
42.8
VOIP
25.0
37.5
16.6
100
25.0
28.5
Video Conferencing
16.6
25.0
16.6
50.0
50.0
14.2
Mencari Informasi barang/jasa
58.3
87.5
66.6
100
100
57.1
Mencari Informasi lembaga pemerintahan
41.6
50.0
16.6
100
75.0
42.8
Mencari Informasi berita
50.0
87.5
33.3
100
100
57.1
Menerima pemesanan barang/jasa
41.6
62.5
33.3
100
100
57.1
Melakukan pembelian barang/jasa
50.0
50.0
33.3
100
100
42.8
8.3
12.5
16.6
-
75.0
14.2
Internet Banking
25.0
25.0
16.6
100
100
14.2
Mengakses fasilitas finansial lainnya
33.3
62.5
16.6
100
50.0
28.5
Menyediakan pelayanan bagi pelanggan
41.6
75.0
50.0
100
75.0
42.8
Merekrut calon tenaga kerja
25.0
25.0
33.3
50.0
25.0
28.5
Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja
25.0
-
-
50.0
-
14.2
-
-
-
-
-
14.2
Pengadaan barang/ jasa atau BUMN secara elektronik
Lainnya Kerjasama BPS-APJII, survey P2TIK 2013
Tertinggi
Kedua tertinggi
29
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
APJII Revitalisasi IIX untuk Hadapi Gelombang Pertumbuhan Traffic Jakarta, 26 September 2013 Diharapkan dengan tersedianya infrastruktur IIX Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kali
yang lebih handal dan berkapasitas besar, bisa lebih
ini melakukan revitalisasi infrastruktur pentingnya, dengan
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat
meningkatkan kualitas perangkat di terminal pertukaran
yang menggunakannya dengan menghindari terjadinya
traffic data internet (IIX - Indonesia Internet eXchange).
single point of failure yang berdampak pada lumpuhnya
Revitalisasi itu adalah dengan diresmikannya IIX APJII
layanan Internet di Indonesia.
menggunakan switch router Brocade MLXe-16 yang mampu melayani traffic hingga 7.68Tbps (Tera bit per second)
Selain itu di datacenter APJII lantai 1 Gedung Cyber juga
dengan total port 528 x 1GbE (Gigabit Ethernet) dan 16 x
telah tersedia ruangan Meet Me Room (MMR) lengkap
10Gbe (TenGig Ethernet).
dengan sistem pengkabelan cat6 dan backup UPS yang memadai dimana para anggota APJII dapat menempatkan
switch untuk memudahkan interkoneksi antar operator ADVERTISE HERE carrier (Telco) dan ISP.
IIX menjadi salah satu tulang punggung internet
Indonesia dan menjadi fokus utama layanan APJII untuk bisa menaungi 280 lebih ISP anggota APJII termasuk
diantaranya perusahaan telekomunikasi (Telco operator).
Saat ini traffic total IIX APJII adalah 8Gbps s/d 10Gbps
Investasi besar-besaran yang dilakukan APJII ini melihat
dengan total 181 peers. Menurut Harijanto, diharapkan
trend pertumbuhan pengguna internet yang semakin
setelah migrasi ini pertumbuhan traffic di akhir tahun
meningkat.
2013 bisa meningkat sampai 3 kali lipat. “Kami berharap pertumbuhan traffic di IIX akhir tahun bisa meningkat 3
Selain meningkatkan kemampuan IIX, APJII menyadari
kali lipat,” tegas Harijanto.
bahwa kebutuhan akan data storage juga tak kalah besarnya. Dengan keterbatasan yang ada, dalam hal data
Sebelumnya, IIX APJII menerapkan VRRP (virtual router
storage ini APJII menggandeng mitra-mitra data center
redundant protocol) di dua Router Juniper M7i kemudian
antara lain Cyber CFS (Jakarta), BiznetTechnovillage
generasi berikutnya menerapkan GLBP (gateway load
(Cibubur,Bogor) berkategori Tier-3 serta Omadata
balanceing protocol) di dua Brocade MLXe-16, traffic IIX
(Surabaya), dan DataCenter XL (Jatim).
bisa mencapai 3 kalinya di akhir tahun 2013 ini. Namun demikian hal itu tergantung jumlah data serta tingkat
Dengan telah beroperasinya dua MLXe-16 di datacenter
ketersambungan pemilik traffic ke IIX APJII.
APJII lantai 1 Gedung Cyber dan di datacenter Cyber CSF, maka dua datacenter tersebut telah terintegrasi
Melalui sosialisasi IIX dan Data Center APJII Connect
menggunakan teknologi metro-ethernet dengan media
ini anggota APJII dapat langsung mengisi SO untuk
256 core fiberoptic (FO) end to end sekaligus sebagai IIX
memanfaatkan kapasitas 120 Rak APJII di Cyber CSF dan
single cloud. Sehingga ISP anggota APJII dapat direct peer
juga kapasitas Rak APJII di BiznetTechnovillage, dan data
di Gedung Cyber lantai 1 maupun di Cyber CSF, atau ke
center mitra di luar Jakarta.
datacenter Biznet Technovillage. Selanjutnya IIX APJII ini juga menjadi terkoneksi dengan Nusantara eXchange (NIX) yang berada di Bali, Surabaya, Palembang, dan Medan. Perjalanan ini, merupakan revitalisasi dan investasi terbesar yang dilakukan APJII sejak IIX digelar (deploy) tahun 1997 lalu yang menkoneksikan 15 ISP perintis. Pada saat itu, APJII mendapat bantuan infrastruktur perangkat dari Cisco, Intel, dan HP.
sumber:apjii.or.id
30
PENETRASI PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA 2013
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
PENETRASI PENGGUNA INTERNET 2013 Jumlah pengguna internet Indonesia capai 71,19 juta pada 2013 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta orang hingga akhir tahun lalu. Jumlah tersebut berarti tumbuh 13 persen dibandingkan catatan akhir 2012 yang sebanyak 63 juta orang, ujar Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan dalam pemaparan hasil kerja sama APJII dan BPS, Rabu 15 Januari 2014. Dengan jumlah tersebut, dan bila dibandingkan dengan total populasi jumlah penduduk Indonesia, maka menurut Sammy, penetrasi internet di Indonesia adalah sekitar 28 persen. Terima kasih atas kerja sama BPS, atas kerja samanya dalam melakukan survei internet, agar pemerintah dan masyarakat Indonesia pada umumnya, tahu posisi industri internet saat ini,” katanya. APJII menilai dengan hasil tersebut, maka langkah Indonesia untuk menyesuaikan tuntutan Millennium Development Growth (MDGs) yang juga disepakati International Telecom Union (ITU), bahwa pada tahun 2015 penduduk bumi sudah harus melek internet 50 persen belum tercapai. sumber: merdeka.com
Berdasarkan populasi, jumlah pengguna Internet terbanyak adalah di provinsi Jawa Barat sebanyak 13.2 juta, diikuti oleh Jawa Timur 9.8 juta pengguna dan Jawa Tengah 8.6 juta pengguna. Sementara berdasarkan populasi untuk wilayah lain yang memiliki jumlah pengguna Internet terendah adalah Papua Barat dan Maluku Utara. Hal ini terkait dengan infrastruktur serta ketersediaan jaringan Internet di sana yang masih belum banyak dan baik. Sejumlah pakar dan pengamat IT melalui wawancara mendalam mengemukakan beberapa faktor yang menjadi pendorong pertumbuhan dalam bisnis jasa Internet di Indonesia. Faktor-faktor tersebut dapat dikerucutkan ke dalam tiga faktor, yaitu:
32
1. Ekonomi (pertimbangan untuk memilih akses Internet yang murah dengan perangkat yang terjangkau) 2. Teknologi (kecenderungan pada yang mudah digunakan atau user friendly) 3. Kultural (budaya masyarakat Indonesia yang cenderung suka mengobrol atau “silaturahmi”) Ketiga faktor ini sekaligus terlihat pada gaya hidup pengguna Internet Indonesia yang gemar mengakses media sosial dengan menggunakan perangkat smartphone yang tidak terlalu rumit digunakan, harga perangkat dan biaya akses prabayar yang relatif terjangkau, sehingga mendukung budaya “silaturahmi”.
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013 Penentuan angka penetrasi pengguna internet di indonesia yang dijabarkan di setiap provinsi menggunakan metode ekstrapolasi, dengan menggunakan data historis jumlah pengguna di internet hasil survei yang dilakukan oleh APJII.
01
02 03
Penetrasi Pengguna Internet di Pulau Sumatera
05
07
Jumlah Penduduk Pengguna Internet
14.50
04
Satuan: Juta
08
06
09
8.36
8.47
6.43 5.14 5.41
3.51
2.79 1.95
1.44
1.44
1.94
2.14
2.73 1.98
1.40
1.00
0.55
0.63
0.36
PENETRASI
26.7%
37.9% 1. ACEH
28.6%
3. SUMATERA BARAT
19.3% 2. SUMATERA UTARA
5. JAMBI
28.2%
25.8%
7. BENGKULU
9. KEP. BANGKA BELITUNG
22.5%
25.6%
4. RIAU
6. SUMATERA SELATAN
32.2% 8. LAMPUNG
32.0% 10. KEP. RIAU
33
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Penetrasi Pengguna Internet di Pulau Jawa dan Bali
01 03
48.37
Jumlah Penduduk Pengguna Internet Satuan: Juta
04
02 05
06
40.90
35.44
13.24 9.79
8.64
10.64
3.38
12.23 1.87
4.55
2.65
1.59
1.62
PENETRASI
42.8%
24.4%
1. DKI JAKARTA
3. JAWA TENGAH
34
23.9%
37.5%
5. JAWA TIMUR
27.4%
41.5%
2. JAWA BARAT
4. DI YOGYAKARTA
7. BALI
21.7% 6. BANTEN
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Penetrasi Pengguna Internet di Pulau Kalimantan dan Sulawesi Kalimantan
Sulawesi
04
09
Jumlah Penduduk Pengguna Internet
Jumlah Penduduk Pengguna Internet Satuan: Juta
05
Satuan: Juta 06
8.90 10
08 01
02
03 07
4.95 4.11
4.12
2.54
0.88
2.52 0.98
0.59
0.96
0.70
3.03
2.97
2.55
0.82
0.60
1.17
1.31
0.31
0.45
PENETRASI
17.8% 1. KALIMANTAN BARAT
23.8%
27.8%
3. KALIMANTAN SELATAN
34.1%
5. SULAWESI UTARA
26.1%
7. SULAWESI SELATAN
23.2%
23.3%
27.6%
2. KALIMANTAN TENGAH
4. KALIMANTAN TIMUR
6. SULAWESI TENGAH
9. GORONTALO
23.5% 8. SULAWESI TENGGARA
34.0% 10. SULAWESI BARAT
35
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013 03
Penetrasi Pengguna Internet di Pulau Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
05 06
5.26
5.02
Jumlah Penduduk Pengguna Internet
04
Satuan: Juta
01
02
3.24
1.92
1.14
1.73 0.93
1.19 0.39
0.22
0.88 0.14
PENETRASI
38.3%
22.3%
15.7%
01. NUSA TENGGARA BARAT
03. MALUKU
05. PAPUA BARAT
36
21.6%
18.7%
28.9%
02. NUSA TENGGARA TIMUR
04. MALUKU UTARA
06. PAPUA
LAMPIRAN
PROFILE
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
PENDIRIAN APJII Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang disingkat dengan APJII didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 1996 dengan Akta Pendirian No 148 tertanggal 16 Agustus 1996 yang dibuat oleh Notaris Darbi, SH. APJII didirikan oleh para Penyelenggara Jasa Internet (PJI) yang mendapatkan izin resmi dari Pemerintah, dengan mempertimbangkan bahwa Internet sebagai salah satu media informasi dan komunikasi global, adalah teknologi dan sarana strategis yang perlu dikuasai dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan secara optimum untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan di Indonesia dan turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penyelenggara Jasa Internet (PJI) Pendiri APJII
1
• • • • • • • • • •
•
PT. Rahajasa Media Internet ; PT. Indosat, Tbk ; PT. IndoInternet ; PT. Cyberindo Aditama ; PT. Melvar Lintasnusa ; PT. Bitnet Komunikasindo ; PT. Grahasedaya Serasi ; PT. Khasanah Timur Indonesia ; PT. Jasa Jejaring Wasantara ; PT. Centrin Utama (Saat Ini PT. Centrin Online Tbk) ;
• • • • • • • •
PT. Transmedia Mitra Indonesia (Saat Ini PT. Transmedia Indonesia) ; PT. Sejahtera Globalindo ; PT. Pos Indonesia (Saat Ini PT. Bhakti Wasantara Net) ; PT. Visionindo Network Perdana ; PT. Promindo Global Internet ; PT. Uninet Bhaktinusa ; PT. Meganusa Lintasbuana ; PT. Carakayasa Binekatara ; PT. Alpha Netindo Pratama.
Azas Dan Landasan APJII c) APJII tidak berpolitik, tidak berafiliasi dengan golongan atau partai politik manapun dan bersifat tidak mencari keuntungan materil (nirlaba).
a) APJII berazaskan Pancasila ; b) APJII berlandaskan : •
2
• •
Misi APJII
Tujuan APJII
•
•
• •
3
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan Konstitusional ; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang Dan Industri sebagai landasan Struktural ; Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (AD & ART) APJII sebagai landasan Operasional.
Mendukung pengembangan Internet di Indonesia ; Mengelola Sumber Daya Internet untuk masyarakat Internet Indonesia ; Meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam bidang teknologi Internet.
• • •
• •
38
Membantu para anggota dalam menyediakan jasa Internet yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia ; Memasyarakatkan Internet dalam menunjang pengembangan sumber daya manusia di Indonesia ; Mendukung terciptanya peluang bisnis pengusaha Indonesia melalui penyediaan sarana informasi dan komunikasi global ; Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan ekonomi di tanah air melalui kesempatan akses terhadap informasi dan komunikasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia ; Membantu para anggota dalam menyediakan sumber-sumber informasi mengenai Indonesia ; Meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia dalam kerjasama Internasional.
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
Tugas-tugas Pokok APJII • •
4
• •
Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya ; Melindungi kepentingan para anggota dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku ; Membantu usaha arbitrase dalam arti menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan perselisihan kepentingan diantara anggota ; Menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antar anggota, antara anggota dengan Pemerintah dan antara anggota dengan asosiasi/organisasi semitra didalam dan diluar negeri, serta dunia usaha pada umumnya ;
• •
•
Berperan serta dalam menentukan kebijakan di industri Internet ; Menyelenggarakan hubungan dengan badan perekonomian dan badan-badan lain yang berkaitan dengan dan bermanfaat bagi APJII, baik Nasional maupun Internasional ; Menjadi mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi Nasional dan Internasional, sehingga seluruh sumber daya yang ada dapat digerakkan secara terpadu, efisien dan efektif.
Struktur dan Perangkat APJII
5
•
Musyawarah Nasional (MUNAS) ;
•
Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) ;
•
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) ;
•
APJII Open Policy Meeting (AOPM) ;
•
Dewan Pengawas ;
•
Dewan Pengurus ;
•
Pengurus Wilayah (PENGWIL) ;
•
Badan Pelaksana Harian (BPH).
39
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
LAYANAN-LAYANAN APJII
1
2
KEANGGOTAAN •
•
•
Anggota APJII adalah badan usaha yang memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Internet dari Pemerintah dan/atau Instansi yang berwenang dan memiliki usaha resmi yang sah sebagaimana diatur dalam peraturan dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia diwakili oleh pemilik atau direkturnya ; Anggota Kehormatan APJII, merupakan tokoh pribadi/ perorangan, pejabat pemerintah, organisasi/badan/institusi yang dianggap berjasa dan/atau turut memajukan organisasi.
INDONESIA INTERNET EXCHANGE (IIX) IIX adalah layanan interkoneksi nasional antar Penyelenggara Jasa Internet (PJI) di Indonesia, sehingga pelanggan dari satu PJI dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan pelanggan PJI lain yang berada di Indonesia. Pengelolaan IIX merupakan program strategis yang menjadi salah satu layanan utama APJII kepada Anggota yang telah dirintis sejak tahun 1996. Layanan IIX secara bertahap pengelolaannya telah dikembangkan secara profesional. Lokasi-lokasi Node IIX saat ini : • 3 (tiga) Node diantaranya berada di Jakarta yang dikelola secara mandiri oleh APJII ; • Masing-masing 2 (dua) Node di Jakarta dan Surabaya yang merupakan hasil kerjasama APJII dengan Penyelenggara Data Center di kedua kota tersebut ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL D. I. Yogyakarta ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL Jawa Timur ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL Bali ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL Jawa Tengah ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL Sumatera Utara ; • 1 (satu) Node berada di PENGWIL Sumatera Bagian Selatan ; • Menyusul PENGWIL Jawa Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
NUSANTARA INTERNET EXCHANGE (NIX) NIX, merupakan Program Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia yang akan dibangun dan nantinya dapat difungsikan oleh 33 (tiga puluh tiga) propinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Saat ini APJII telah bekerjsama dengan perusahaan telekomunikasi pemenang tender untuk operasional NIX pada Balai Penyedia Dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi Dan Informatika (BP3TI) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos Dan Informatika Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia. Saat ini hasil kerjasama tersebut, telah direalisasikan masing-masing di Wilayah : Medan (Sumatera Utara), Surabaya (Jawa Timur), Denpasar (Bali) dan Palembang (Sumatera Selatan), menyusul Jakarta (DKI Jakarta), Batam (Kepulauan Riau), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta (D. I. Yogyakarta), Solo (D. I. Surakarta) dan tidak menutup kemungkinan di Ibu Kota Propinsi-Propinsi lainnya.
3
40
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
4
INDONESIA NETWORK INFORMATIAN CENTRE (ID-NIC) ID-NIC, merupakan salah satu bagian APJII yang bertugas melakukan pengelolaan alokasi penomoran Internet (IP Address) diwilayah Indonesia. Sebagai salah satu National Internet Registry (NIR) dibawah Asia Pacific Network Information Center (APNIC) yang merupakan Regional Internet Registry yang berpusat di Brisbane Australia. Jaringan Internet bekerja, karena adanya komunikasi antar perangkat (mesin) di jaringan yang berbasiskan penomoran yang saat ini dikenal dengan Internet Protocol (IP) versi 4. Layanan • Alokasi IP versi 4 (IPv4) dan IP versi 6 (IPv6) ; • Reverse DNS ; • Route Object ; • Data terkait lainnya. Layanan Ditujukan Pada • Penyelenggara Jasa Internet (PJI), Network Access Point (NAP) dan Izin-Izin Telekomunikasi lainnya yang dikeluarkan oleh Regulator/ Pemerintah ; • Instansi Pemerinta/Swasta ; • Institusi-Institus Pendidikan ; • Personal. Keuntungan Memiliki Alokasi IP Sendiri • Alokasi cukup besar (minimal 256 IP) ; • Tidak perlu mengganti IP saat berganti provider PJI ; • Identitas perusahaan jelas pada data Who-Is ; • Dapat melakukan implementasi multi homing, yakni menggunakan 2 (dua) atau lebih PJI sebagai Gateway, ataupun untuk terkoneksi ke Internet Exchange. Pelatihan ID-NIC secara berkala mengadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pemanfaatan IP, yang bekerjasama dengan APNIC dan lembagalembaga berkompeten lainnya. Pelatihan ini ditujukan bagi tenaga-tenaga teknis yang bekerja pada PJI, perusahaan umum, pemerintahan dan juga kalangan akademis.
Untuk Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :
Gedung Cyber I, Lantai 3A & Lantai 11 Jl. Kuningan Barat No. 8. Jakarta 12710 Phone : 021.52960634, Fax : 021.52960635 Email :
[email protected] [email protected] WebSite : www.apjii.or.id & www.idnic.net
41
PENGGUNAAN INTERNET SEKTOR BISNIS 2013
42