Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 PENGGUNAAN ALAT PERAGA POLYDRON FRAMEWORKS PADA MATERI GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII Ingri Y.M. Lalan1, RullyCharitasIndra Prahmana2, Peter John2 1
Mahasiswa PendidikanMatematika STKIP Surya, Tangerang 2 Dosen PendidikanMatematika STKIP Surya, Tangerang e-mail:
[email protected]
Abstrak Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahui peningkatan kemampuan spasial matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan alat peraga Polydron Frameworks dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Penelitianini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan bentuk non-equivalent control group dengan sampel penelitiansiswa kelas VIII pada salah satu SMP di Tangerang. Hasil penelitianinimenunjukkanbahwapeningkatan kemampuan spasial matematis pada kelompok siswa yang menggunakan alat peraga Polydron Frameworks lebih baik dari pada kelompok siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Kata Kunci:Kemampuan Spasial Matematis, Polydron Frameworks, Geometri
A.
kemampuan spasial untuk mempelajari
PENDAHULUAN
geometri.
Latar Belakang Kemampuan
merupakan
Guze dan Sener (2009) menyatakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki
bahwa kemampuan spasial merupakan
siswa
kemampuan penting bagi siswa untuk
dalam
spasial
mempelajari
geometri
(NCTM 2000). Di Indonesia, geometri
mempelajari
merupakan materi yang harus dipelajari
dalam materi geometri. Sementara itu,
dari
hingga
Mariani, dkk (2014) menyatakan bahwa
maupun
siswa masih mengalami kesulitan dalam
tingkat
perguruan
sekolah tinggi.
dasar Siswa
matematika,
geometri.
khususnya
mahasiswa dituntut untuk menguasai
mempelajari
geometri sesuai dengan tingkatannya.
Tambunan (2006) telah mengemukakan
Oleh karena itu, mereka membutuhkan
bahwa
kemampuan
Padahal,
spasial
mempengaruhi hasil belajar matematika
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 dan kenyataannya, kemampuan spasial
membentuk bangun geometri dari jaring-
matematis siswa yang rendah kurang
jaring
diperhitungkan sebagai salah satu faktor
konsep luas dan volume kubus.
yang
menyebabkan
rendahnya
hasil
Penelitian spasial
merupakan
kemampuan untuk merepresentasikan dan memanipulasi benda ruang, hubungan antar unsur-unsurnya dan transformasi bentuknya (Clement dan Battista dalam Nurlatifah, dkk 2013). Kemampuan ini
serta
mengenal
Tujuan
belajar matematika. Kemampuan
yang dibuat,
mengetahui
ini
bertujuan
peningkatan
untuk
kemampuan
spasial matematis antara kelompok siswa yang belajar menggunakan alat peraga Polydron Frameworks dengan kelompok siswa
yang
belajar
menggunakan
pembelajaran konvensional.
meliputi aspek visualisasi spasial dan orientasi spasial, seperti keterampilan membaca gambar dan merepresentasi
B.
METODE
Jenis dan Pendekatan
gambar dua-dimensi dari objek tigadimensi berdasarkan berbagai arah. Dalam
penelitian
ini,
kuantitatif
peneliti
tertarik untuk meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa SMP kelas VIII melalui
alat
peraga
Penelitian ini merupakan penelitian
Polydron
Frameworkspada materi geometri bangun
dengan
Alat
peraga
desain
eksperimen. Desain eksperimen yang dipilih adalah kuasi eksperimen dengan jenisnon-equivalent group(Sugiyono,
control 2013).
Desain
penelitiannya adalah sebagai berikut.
ruang sisi datar, khususnya kubus dan balok.
bentuk
O1X O2 O1 O2
Polydron No index entries fo und.
Frameworksdikembangkan
oleh
Polydron (UK) Limited dapat membantu guru
mengembangkan
kemampuan
spasial siswa (Polydron (UK) Limited, 2015). Alat peraga ini dapat dibongkar pasang dan memungkinkan siswa dengan
Keterangan: O1 : Pretest X : Perlakuan (Penggunaan alat peraga Polydron Frameworks) O2 : Posttest : Non-Random atau tidak acak
mudah memutar bentuk kubus atau balok,
43
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 mendukung data-data penelitian yang
Populasi dan Sampel Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah siswa SMP N 19 Kota Tangerang kelas VIII pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Dari populasi ini dipilih dua kelas, kelas VIII A dan kelas VIII B, sebagai sampel penelitian dengan teknik purposive sampling.Dari kedua kelas ini kemudian ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
adalah
kelas
yang
diperlukan. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisi data pretest, post-test, dan indeks gain ternormalisasi. Untuk mengolah data, peneliti menggunakan Program PSPP versi 3 dan Microsoft Office Excel 2007. Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut. 1) Menganalis Data secara Deskriptif
memperoleh pembelajaran dengan alat peraga Polydron Frameworks dan kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis secara deskriptif terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Analisis data secara deskriptif meliputi rata-rata
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes kemampuan spasial matematis. Tes ini berbentuk
(mean),
matematis, serta
baku,
nilai
maksimum, dan nilai minimum. 2) Uji Normalitas
uraian dan disusun berdasarkan indikator kemampuan spasial
simpangan
Uji normalitas terhadap data yang
dilakukan
eksperimen
yang ada. Pokok bahasan yang diujikan
bertujuan untuk mengetahui apakah
adalah bangun ruang sisi datar khususnya
data sampel berasal dari populasi
kubus dan balok. Selain itu untuk
yang berdistribusi normal atau tidak.
mengetahui
respon
terhadap
Normalitas sebaran data ini diuji
penggunaan
alat
peragaPolydron
dengan menggunakan uji statistik
Frameworks
maka
peneliti
Kolmogorov Smirnov dengan taraf
juga
menyebarkan angket respon siswa yang
signifikan
kelas
kelas
disesuaikan dengan kompetensi dasar
siswa
dan
pada
kontrol
= 0,05.Setelah
44
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 dilakukan pengujian dan kedua kelas
dilanjutkan
berdistribusi normal maka pengujian
(Independent Sample T Test). Jika
dilanjutkan dengan uji homogenitas
kedua kelas berdistribusi normal
varians kelas. Apabila salah satu
namun
kelas yang diuji tidak berdistribusi
pengujian dilanjutkan dengan uji T’.
normal maka pengujian dilanjutkan
Jika kedua kelas tidak berdistribusi
dengan uji statistik non-parametrik,
normal maka pengujian dilanjutkan
yaitu uji Mann-Whitney U.
dengan uji statistik non-parametrik,
3) Uji Homogenitas Uji untuk
mengetahui
homogen
T
maka
dilakukan
apakah
homogen atau tidak. maka,
dilanjutkan
tidak
uji
yaitu uji Mann-Whitney U.
homogenitas
homogen
dengan
data
Jika data uji
dengan
statistik uji
T
5) Uji Statistika Non-Parametrik Uji
statistik
non-parametrik
(Independent Sample T Test) untuk
yang digunakan adalah uji Mann-
mengetahui
kemampuan
Whitney U. Pengujian inidilakukan
spasial matematisnya. Jika tidak
jika kelas eksperimen atau kelas
homogen
kontrol memiliki sebaran data tidak
rata-rata
maka
analisis
data
dilanjutkan dengan uji T’.
normal.
4) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji kesamaan dua rata-rata
6) Analisis Data Indeks Gain Untuk
melihat
peningkatan
dilakukan pada kelas eksperimen dan
kemampuan spasial antara kelas
kelas kontrol yang memiliki sebaran
eksperimen dan kelas kontrol, maka
data normal. Uji kesamaan dua rata-
analisis data yang digunakan adalah
rata dilakukan untuk mengetahui
indeks gain. Indeks Gain adalah gain
apakah
rata-rata
ternormalisasi
(mean) antara dua kelas tersebut. Jika
menggunakan
kedua kelas berdistribusi normal dan
dikembangkan oleh Hake dalam
homogen maka pengujian rata-rata
Sundayana (2013).
ada
perbedaan
yang rumus
dihitung yang
45
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 − −
( )= C.
HASIL DAN
dimana
PEMBAHASAN
adalah jika Asymp. Sig. (2-
Data penelitian yang diperoleh
kriteria
pengujiannya
tailed)≥ , maka
diterima.
meliputi data pretest, dan data post-
Jika Asymp. Sig. (2-tailed)< ,
test.
maka
Data
hasil
penelitian
ini
ditolakdan
diterima. = 0,05.
dianalisis dengan bantuan Program
Taraf signifikan atau
PSPP versi 3 dan Microsoft Office
Rangkuman hasil analisis uji
Excel 2007.
normalitas
Uji Prasyarat Analisis Data
kemampuan spasial matematis
Sebelum hipotesis penelitian
:
uji prasyarat analisis. Uji prasyarat
normal
ini uji normalitas dan homogenitas. Uji
Normalitas
Skor
skor
tes
adalah sebagai berikut.
diuji, maka terlebih dahulu dilakukan
1.
data
data
berdistribusi
: data tidak berdistribusi
Tes
normal
Kemampuan Spasial Matematis Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Kemampuan Spasial Matematis Aspek Pretest Post-test
Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,90 0,41 0,51 0,95
Keputusan diterima diterima diterima diterima
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
kelas
eksperimenmaupu
kelaskontrol berdistribusi normal
Normal Normal Normal Normal
karena Asymp. Sig. (2-tailed)≥
baik data pretest dan post-test dari
Kesimpulan
sehingga 2.
Uji
diterima.
Homogenitas
Skor
Tes
Kemampuan Spasial Matematis
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 Uji homogenitas dilakukan dengan
uji
Levene
signifikan
dimana
= 0,05.
atau
Rangkuman hasil analisis uji
kriteria pengujiannya adalah jika
homogenitas
Levene’s test sig.≥ , maka
kemampuan spasial matematis
diterima. Jika sig. < , maka
adalah sebagai berikut.
ditolak dan
data
skor
tes
diterima. Taraf
: data homogen : data tidak homogen Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Kemampuan Spasial Matematis Aspek Pretest Post-test
Dari
Tabel
Levene’s TestSig. 0,20 0,95
2 dapat
dilihat
bahwabaik
sig.≥
sehingga
Kesimpulan Homogen Homogen
Pembahasan
data
pretestmaupunpost-testLevene’s test
Keputusan diterima diterima
Perolehan rata-rata skor pretest, post-test, dan N-Gain untuk selutruh indikator soal dari kelas
diterimadan dapat disimpulkan bahwadata homogen.
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-Rata Skor Kemampuan Spasial Matematis Rata-Rata Pre-test
Kelas Eksperimen Kontrol
29,12 45,63
Rata-Rata Post-test 68,68 55,23
Untuk melihat jumlah siswa yang mendapatkan hasil peningkatan
Rata-Rata N-Gain 0,56 0,08
Kriteria Sedang Rendah
dengan kriteria tinggi, sedang, dan rendah dapat dilihat pada Tabel 5.
kemampuan spasial matematis sesuai Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah Siswa Memperoleh N-Gain Kelas
Total Siswa
Eksperimen Kontrol
39 36
Tinggi 18 2
Jumlah Siswa Sedang Rendah 15 6 11 23
28
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 Berdasarkan Tabel 4, dapat
baik. Hal ini ditunjang dengan hasil
dilihat bahwa rata-rata nilai pre-test
sebaran
kemampuan spasial matematis pada
eksperimen yang menunjukan bahwa
kelas eksperimen sebelum diberi
rata-rata
perlakuan adalah 29,12 dan setelah
unsur-unsur kubus dan balok melalui
diberi perlakuan rata-rata nilai post-
alat
test kelas eksperimen adalah 68,68.
Frameworks.Dengan
Hal Ini menunjukan bahwa alat
peraga Polydron Frameworks, siswa
peraga Polydron Frameworks dapat
dapat mengkonstruksi bangun ruang
digunakan
kubus dan balok berdasarkan ide
untuk
meningkatkan
angket
pada
siswa
dapat
peraga
memhami
Polydron adanya
geometri
pada materi kubus dan balok. Alat
dituntun
peraga ini membantu siswa untuk
memvisualisasikan
memvisualisasikan
diberikan secara tepat dan sesuai
yang
abstrak menjadi konkret. Sedangkan
dengan
pada kelas kontrol yang memperoleh
diberikan.
diberikan.
alat
kemampuan spasial matematis siswa
masalah
yang
kelas
juga
keadaan
Siswa untuk
masalah
gambar
yang
yang
pembelajaran konvensioanal, rata-
Rata-rata N-Gainpada Tabel 4
rata pre-test adalah 45,63 dan setelah
juga menunjukan bahwa peningkatan
mendapat
kemampuan spasial antara kelas
konvensional
pembelajaran rata-rata
post-test
kelas
eksperimen
berbeda.
Pada
adalah 55,23. Hal ini menunjukan
Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada
bahwa siswa membutuhkan bantuan
kelas eksperimen ada 18 orang siswa
suatu media atau alat bantu untuk
dengan kriteria gain tinggi sedangkan
meningkatkan kemampuan spasial
pada kelas kontrol hanya ada dua
matematisnya.
orang. Selain itu ada 15 orang
Melalui alat peraga Polydron
dengan kriteria sedang pada kelas
Frameworks, siswa dibantu untuk
eksperimen dan 11 orang pada kelas
mengidentifikasi unsur-unsur bangun
kontrol. Untuk kriteria rendah ada 6
ruang kubus dan balok, memahami
orang pada eksperimen dan 23 orang
unsur-unsur kubus dan balok dengan
pada
kelas
kontrol.
Hal
ini
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 menunjukan Ploydron
bahwa
alat
peraga
Frameworks
membantu
siswa
: Peningkatan
sangat
spasial
dalam
kelompok
kemampuan
matematis siswa
pada yang
meningkatkan kemampuan spasial
memperoleh
matematisnya.
menggunakan alat peraga
Selanjutnya,
untuk
melihat
Polydron Frameworkstidak
hasil perbedaan N-Gain antara kelas
lebih
eksperimen
kelompok
dan
kelas
kontrol
dilakukan uji hipotesis berikut ini. : Peningkatan spasial kelompok memperoleh
siswa
baik
dari
pada
siswa
yang
menggunakan pembelajaran
kemampuan
matematis
pembelajaran
konvensional.
pada yang
pembelajaran
Pengujian
hipotesis
ini
menggunakan Gain Ternormalisasi untuk
melihat
peningkatan
menggunakan alat peraga
kemampuan spasial matematis siswa.
Polydron Frameworks lebih
Hasil
baik dari pada kelompok
Ternormalisasi
siswa yang menggunakan
dirangkum pada Tabel 6.
perhitungan
Gain
yang
diperoleh
pembelajaran konvensional. Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis II Kelas Eksperimen Kontrol
Nilai Gain 0,56 0,08
Kategori Sedang Rendah
Dari Tabel 6 tampak bahwa indeks gain kelas eksperimen lebih
D.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan
dari kelas kontrol sehingga diterima. Dengan demikian dapat
pembahasan hasil penelitian yang
disimpulkan
telah
bahwa
kemampuan
diuraikan
dapat
kelompok siswa yang memperoleh
disimpulkan
pembelajaran
alat
kemampuan spasial matematis pada
peraga Polydron Frameworks lebih
kelompok siswa yang menggunakan
baik dari kelas konvensional.
alat peraga Polydron Frameworks
menggunakan
bahwa
maka
peningkatan
28
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 lebih baik dari pada kelompok siswa yang
belajar
menggunakan
pembelajaran konvensional.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Creswell, J. W. (2012). Educational Research. United States of America: Pearson Education, Inc. Darwis, Sugita, G., & Anggraini. (2013). Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1, 228-237. Guze, N., & Sener, E. (2009). High School Students’ Spatial Ability and Creativity in Geometry. Procedia Social and Behavioral Sciences, 1763– 1766. Harmony, J., & Theis, R. (2012). Pengaruh Kemampuan Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Jambi.
EDUMATICA:Journal Pendidikan Matematika, 11-19. Kariadinata, R. (2010). Kemampuan Visualisasi Geometri Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kelas X Melalui Software Pembelajaran Mandndiri. Edumat. Mariani, S., Wardono, & Kusumawardani, E. D. ( 2014, August). The Effectiveness of Learning by PBL Assisted Mathematics Pop Up Book Againts The Spatial Ability in Grade VIII on Geometry Subject Matter. International Journal of Education and Research Vol. 2 No. 8, 531548. Nurlatifah, Wijaksana, A. H., & Rahayu, W. (2013). Mengembangkan Kemampuan Penalaran Spasial Siswa SMP Pada Konsep Volume dan Luas Permukaan dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 465-472. Polydron (UK) Limited. (2015). What is Polydron. Dipetik Januari 26, 2015, dari http://www.polydron.co.uk/wh at-is-polydron.html Pujiati. (2004). Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matemtika SMP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengemabangan Penataran (PPPG) Matematika. Rahman, B. (2014). Pembelajaran Geometri dengan Wingeom
28
Jurnal Pendidikan Matematika Volume I, Nomor 2. September-Februari 2015, hlm 43-52 untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Matematis Siswa. Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, Sains, dan TIK STKIP SURYA 2014 (hal. 194204). Tangerang, Banten: STKIP SURYA.
America: Pearson Education Inc.
Schmidt, S. M. (2001). Spatial Abifity and Mathematics. Master of Science Thesis, Presented on May 30,. USA: Oregon State University. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sundayana, R. (2013). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP Garut Press. Syahputra, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI pada Pembelajaran Geometri Berbantuan Komputer. Bandung: Thesis: Universitas Pendidikan Indonesia. Tambunan, S. M. (2006). Hubungan antara Kemamampuan Spasial dengan Prestasi Belajar Matematika. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 10, NO. 1, 27-32. The National Council of Teacher of Mathematics, Inc. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM. Van de Walle, J. A., Karp, K. S., & Bay-Williams, J. M. (2010). Elementary and Middle School Mathematics. United State of
29