PENGEMBANGAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMP
Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan IPA, S1
Oleh Siti Asfuriyah 4001410059
JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto “Segala yang ingin kita capai hari ini dalam hidup adalah perjuangan keras untuk masa depan kita nanti.” Persembahan 1.
Ayah dan Ibu Tercinta (Alm. Wahyusin dan Timu’ah) yang selalu memberikan doa, motivasi,
dan
nasehat
serta
dukungan. 2. Kakak-kakakku Tersayang (Moh. Sofyan dan Fatkhurohman) yang
selalu
memberi
doa,
semangat, dan dukungan. 3. Semua
sahabat,
dan
teman-
teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 4. Almamaterku.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.” Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya dukungan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terima kasih setulus hati kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 3. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., ketua Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini. 4. Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si., dosen pembimbing yang penuh kesabaran dalam membimbing, memberi saran, dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Parmin, M.Pd. dan Stephani Diah Pamelasari, M.Hum., dosen penguji I dan dosen penguji II yang penuh kesabaran membimbing dan memberi arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Isa Akhlis, M.Si., Indah Urwatin Wusqo, M.Pd., dan Miranita Khusniati, M.Pd., validator media yang dengan penuh keikhlasan dalam memberikan penilaian dan saran membangun dalam pengembangan majalah sains ini. 7. Hj. Susilowati, S.Pd., kepala MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah memberi ijin kesempatan dan kemudahan penulis dalam melakukan penelitian. 8. Nani Nursani, S.Si., guru IPA MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.
vi
9. Dian Nila Kusuma, S.Pd., Purwiyanti, S.Pd., Dafid Priatmoko, S.Si., Nashirudin, S.Pd., dan Zaenal Arifin, S.Pd.I., guru MTs Nurul Huda Banyuputih yang memberikan banyak bantuan, saran, dan arahan dalam pengembangan majalah sains ini. 10. Siswa kelas IX B dan VII A MTs Nurul Huda Banyuputih atas kesediaannya menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini. 11. Kedua orang tua, Ayah Wahyusin dan Ibu Timu’ah tercinta, yang selalu memberikan dukungan, nasehat, dan doa dimanapun berada dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Kakak-kakakku, Moh. Sofyan dan Fatkhurohman yang memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Tim teaching Hafzah Az Zahrah, Ivon Ayu Subekti, dan Diyah Fibriyani yang mendukung pelaksanaan penelitian. 14. Teman-teman Program Studi IPA ’10 yang selalu memberi dukungan. 15. Semua pihak yang berkenan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK Siti Asfuriyah. 2014. Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP. Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA Jurusan IPA Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si. Kata Kunci: Majalah Sains, Contextual Learning, Pemanasan Global Implementasi Kurikulum 2013 seharusnya mewajibkan sekolah baik SMP/MTs menerapkan pembelajaran IPA secara integrated science dengan menggunakan panduan buku pegangan guru dan siswa yang telah dikembangkan Kemendikbud. Namun hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di MTs Nurul Huda Banyuputih belum dilaksanakan secara terpadu. Belum tersedianya sumber belajar menjadi hambatan utama pelaksanaan pembelajaran secara terpadu. Pada penelitian ini akan dikembangkan suatu produk yakni majalah sains berbasis contextual learning pada tema pemanasan global untuk kelas VII. Desain penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D). Research and Development adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Majalah sains yang dikembangkan diukur kelayakan dan keefektifannya. Kelayakan diukur menggunakan instrumen penilaian buku pelajaran BSNP yang telah dimodifikasi dan disesuaikan, sedangkan keefektifan dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif menggunakan metode pretes-postes, dan peningkatan minat belajar menggunakan angket metode ARCS yang dimodifikasi dari angket yang dikembangkan oleh Keller. Hasil penilaian kelayakan majalah meliputi komponen isi sebesar 95,33%, komponen bahasa sebesar 87,75%, dan komponen penyajian dan kegrafikan sebesar 93,00%. Sedangkan hasil analisis keefektifan diperoleh analisis N-gain sebesar 0,67 dengan kriteria sedang, dan analisis angket minat ARCS sebesar 0,16 dengan kriteria rendah. Sehingga, majalah sains ini dinyatakan layak sebagai media pembelajaran bagi siswa.
viii
ABSTRACT
Siti Asfuriyah. 2014. Development of Science Magazine Based Contextual Learning as Lesson Media of Science on Global Warming Themes for SMP. Skripsi, Natural Science Education, Mathematic and Natural Science Faculty Semarang State University. Guider Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si. Key word: Science magazine, contextual learning, global warming. Implementation of Curriculum 2013 should require a good school SMP / MTs intregated apply science learning in science by using handbook guide teachers and students who have developed Kemendikbud. However, the results of observations show that science learning at MTs Nurul Huda Banyuputih have not been integrated. The unavailability of sources learning to be a major obstacle in the implementation of an integrated learning. This research will develop a product that is based contextual learning science magazine on the global warming theme to 7th class. The study design used was a Research and Development (R & D). Research and Development is a research method that is used to produce a particular product and test the effectiveness of the product (Sugiyono, 2010). Science magazine developed the feasibility and effectiveness measured. Feasibility was measured using textbooks BSNP assessment instrument that has been modified and adapted, while the effectiveness seen improved cognitive test results using pretest-posttest method, and increased interest in learning to use ARCS questionnaire method modified from a questionnaire developed by Keller. The results of the feasibility assessment magazine covering contents of components of 95.33%, 87.75% for the language component, and presentation component of 93.00%. While the effectiveness of the analytical results obtained by the analysis of N-gain of 0.67 with the criterion being, and questionnaire analysis ARCS interest of 0.16 with low criteria. So, this science magazine declared eligible as a learning media for students.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i PERNYATAAN ..................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii PENGESAHAN ..................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5 1.5 Penegasan Istilah .......................................................................................6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................8 2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ..............................................................8 2.2 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning .........................................10 2.3 Pengembangan Majalah Sains .................................................................14 2.5 Kualitas Majalah Sains ............................................................................19 2.6 Tema Pemanasan Global .........................................................................21 2.7 Penelitian yang Relevan ..........................................................................23 2.8 Kerangka Berpikir ...................................................................................25
x
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................................26 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................26 3.2 Populasi dan Sampel ...............................................................................26 3.3 Desain Penelitian .....................................................................................26 3.4 Prosedur Penelitian ..................................................................................27 3.5 Metode Pengumpulan Data .....................................................................29 3.6 Metode Analisis Instrumen Tes ...............................................................30 BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................38 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................38 4.2 Pembahasan .............................................................................................58 BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................70 5.1 Simpulan..................................................................................................70 5.2 Saran ........................................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71 LAMPIRAN ...........................................................................................................74
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Model-model Keterpaduan dalam Pembelajaran IPA ……………….
9
2.2
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tema Pemanasan Global ….
21
3.1
Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ………………………...........
31
3.2
Coba Kriteria Daya Pembeda Soal …………………………………..
32
3.3
Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ……………………………
32
3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal …………………………………….
33
3.5
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ……………………...
33
3.6
Kriteria Angket Tanggapan Guru dan Siswa ………………………..
35
3.7
Kriteria Perolehan Indeks Gain ……………………………………...
36
3.8
Kategori Minat Belajar Siswa ……………………………………….
37
4.1
Hasil Revisi Majalah Sains dalam Tahap Validasi ………………….
38
4.2
Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Tahap I …………………………..
50
4.3
Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Isi Tahap II ………………………
50
4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Bahasa Tahap II …………………
51
4.5
Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II ……………………………………………………………...
4.6
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Kecil ....................................................................................................
4.7
51
53
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Besar …………………………………………………………………
54
4.8
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Kecil …
55
4.9
Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Besar …
56
4.10 Nilai Akhir Siswa Pada Kelas Implementasi ………………………..
57
4.11 Rekapitulasi Analisis N-gain ………………………………………..
57
4.12 Rekapitulasi Peningkatan Minat Belajar Siswa ……………………..
58
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Model Webbed Tema Pemanasan Global ………………………...
2.2
Kerangka Berpikir Pengembangan Majalah Sains Berbasis
23
Contextual Learning Tema Pemanasan Global …………………..
25
3.1
Langkah-langkah dalam Penelitian R & D ……………………….
27
4.1
Halaman Sampul Awal …………………………………………...
39
4.2
Halaman Sampul Akhir …………………………………………..
39
4.3
Halaman Quotes Awal ……………………………………………
40
4.4
Halaman Quotes Akhir …………………………………………...
40
4.5
Halaman Judul Awal ……………………………………………..
40
4.6
Halaman Judul Akhir ……………………………………………..
40
4.7
Halaman Kata Pengantar Awal …………………………………..
41
4.8
Halaman Kata Pengantar Akhir ………………………………….
41
4.9
Halaman Daftar Isi Awal ………………………………………...
42
4.10
Halaman Daftar Isi Akhir ………………………………………...
42
4.11
Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Awal ………………
42
4.12
Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Akhir ……………...
42
4.13
Halaman Open Your Mind! Awal ………………………………...
43
4.14
Halaman Open Your Mind! Akhir ………………………………..
43
4.15
Halaman Rubrik Technoscience Awal ……………………………
44
4.16
Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………...
44
4.17
Halaman Rubrik Ilmiah Awal …………………………………….
45
4.18
Halaman Rubrik Ilmiah Akhir ……………………………………
45
4.19
Halaman Rubrik Highlight Awal …………………………………
45
4.20
Halaman Rubrik Highlight Akhir …………………………...........
45
4.21
Halaman Rubrik Lensa Sains Awal ………………………………
46
4.22
Halaman Rubrik Lensa Sains Akhir ……………………………...
46
4.23
Halaman Rubrik Technoscience Awal ……………………………
47
4.24
Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………...
47
xiii
4.25
Halaman Daftar Pustaka Awal ……………………………………
47
4.26
Halaman Daftar Pustaka Akhir …………………………………...
47
4.27
Halaman Index Awal ……………………………………………..
48
4.28
Halaman Index Akhir ……………………………………………..
48
4.29
Halaman Biografi Redaktur Awal ………………………………..
48
4.30
Halaman Biografi Redaktur Akhir ………………………………..
48
4.31
Persentase Hasil Uji Kelayakan Tahap II ………………………...
52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Silabus ……………………………………………………...................
75
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………….........................
82
3
Kisi-kisi Soal Pretes-postes ………………………………..................
93
4
Analisis viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas instrument soal ………………………………………………………..
5
97
Perhitungan viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas instrument soal ………………………………………………………..
109
6
Soal Pretes-postes …………………………………………………….
111
7
Daftar Validator Uji Kelayakan……………………………………….
117
8
Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Tahap I ……………………….
118
9
Contoh Instrumen Kelayakan Tahap I ………………………………..
120
10
Rekapitulasi Uji Kelayakan Tahap I…………………………………..
124
11
Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Isi Tahap II …………………...
125
12
Contoh Instrumen Kelayakan Isi Tahap II ……………………………
128
13
Rekapitulasi Uji Kelayakan Isi Tahap II ……………………………...
131
14
Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ……………...
132
15
Contoh Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ………………………
134
16
Rekapitulasi Uji Kelayakan Bahasa Tahap II ………………………...
136
17
Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II …………….............................................................................
137
18
Contoh Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II …..
142
19
Rekapitulasi Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II …….
145
20
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil ……………...
147
21
Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Besar …………......
148
22
Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil ………………
150
23
Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Besar ………………
151
24
Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil dan Uji Skala Besar ………………………………………………………………….
xv
152
25
Contoh Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil dan Uji Skala Besar ………………………………………………………………….
156
26
Daftar Siswa Kelas Implementasi …………………………………….
160
27
Contoh Lembar Jawab Pretes dan Postes Kelas Implementasi ……….
161
28
Rekapitulasi Nilai Akhir Siswa ……………………………………….
163
29
Rekapitulasi Analisis Uji N-gain ……………………….…………….
164
30
Perhitungan N-gain …………………………………………………...
165
31
Contoh Angket Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran …………………………………………………………
166
32
Rekapitulasi Angket Minat Sebelum Pembelajaran ………………….
170
33
Rekapitulasi Angket Minat Sesudah Pembelajaran …………………..
172
34
Analisis Peningkatan Minat Belajar Siswa …………………………...
174
35
Surat Ijin Penelitian …………………………………………………..
175
36
Surat Bukti Penelitian ………………………………………………...
176
37
Dokumentasi ………………………………………………………….
177
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mendorong adanya
perkembangan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan khususnya proses belajar-mengajar. IPA merupakan bidang studi yang dalam pembelajarannya menggabungkan berbagai bidang ilmu pengetahuan (fisika, kimia dan biologi) sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul dipandang secara terintegrasi. Hal ini sesuai dengan yang termaktub dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 sebagai landasan kurikulum 2006. Implementasi pembelajaran IPA untuk SMP/MTs sendiri sejak kurikulum 2006 merupakan pembelajaran yang bersifat integrated atau terpadu. Menurut Parmin (2013), keterpaduan konsep IPA merupakan salah satu prinsip yang dianjurkan. Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah seperti MTs Nurul Huda Banyuputih, SMP Darul Ma’arif Banyuputih dan SMP 15 Semarang menunjukkan adanya keadaan yang berkebalikan, dimana IPA masih diajarkan secara terpisah berdasarkan
bidang
ilmu
fisika,
kimia
dan
biologi
dan
belum
diimplementasikannya kurikulum 2013. Kurangnya ketersediaan sumber belajar yang terpadu berupa buku pegangan siswa dan guru menjadi salah satu alasan belum adanya penerapan IPA secara terpadu di sekolah. Sebagai contoh di SMP Darul Ma’arif Banyuputih siswa hanya menggunakan LKS sebagai sumber belajar mereka sementara BSE diperuntukkan sebagai buku pegangan guru dimana seharusnya BSE juga merupakan sumber belajar untuk siswa. Selain itu di MTs Nurul Huda Banyuputih menunjukkan kondisi yang tak jauh berbeda, dimana sumber belajar berupa BSE dan LKS, hanya saja siswa menggunakan keduanya saat pembelajaran meskipun terdapat buku penunjang lain yang bersifat sebagai pendamping. Berbeda dengan kondisi yang ditunjukkan di SMP 15 Semarang, meskipun pembelajaran IPA belum terpadu tetapi sumber belajar yang disediakan sekolah lebih variatif, yakni
1
2
dari berbagai penerbit dan pengarang selain BSE sebagai sumber belajar utama. Namun tetap saja ketiga sekolah tersebut masih menghadapai masalah yang sama terkait ketersediaan buku pegangan siswa dan guru sebagai sumber belajar yang belum terpadu. Selain itu kurikulum 2013 secara jelas mewajibkan adanya penerapan IPA secara terpadu di sekolah khususnya SMP/MTs dengan menggunakan buku pegangan guru, dan siswa yang telah dikembangkan oleh Kemendikbud. Hal ini menjadikan adanya kewajiban bagi setiap sekolah untuk menerapkan IPA secara terpadu, sesuai kurikulum 2013 bahwa IPA dipandang sebagai integrative science dengan menggunakan buku pegangan yang telah ada. Kebutuhan akan adanya media yang memadukan konsep-konsep IPA secara tepat, diharapkan dapat membekali siswa untuk berpikir secara terintegrasi dan kreatif. Media yang digunakan tidak hanya berupa buku teks atau buku ajar berupa BSE saja tetapi dapat juga berupa modul, brosur, newsletter atau koran, majalah, rekaman video maupun audio (Arsyad, 2010). Media pembelajaran tidak hanya bersifat terintegrasi tetapi juga mampu membangkitkan minat siswa untuk mempelajari lebih dalam topik yang dibahas dalam media tersebut. Buku guru dan siswa sebagai sumber belajar IPA dalam pembelajaran sesuai kurikulum 2013 sebenarnya sudah memadai. Akan tetapi, masih terdapat kekurangan terutama pada tema pemanasan global, dimana beberapa sub materi yang harusnya ada belum dibahas secara mendetail. Contohnya sub materi tentang karakteristik gas penyebab pemanasan global dan penanggulangan pemanasan global belum terpapar dalam buku. Padahal kedua sub materi tersebut sangat diperlukan siswa untuk memahami penyebab terjadinya pemanasan global dan langkah nyata yang efektif dalam menanggulangi pemanasan global. Hal ini sesuai dengan karakteristik materi pemanasan global dalam Kompetensi Dasar (KD) 3.10 dan 4.13 yang menitikberatkan pada penguasaaan konsep penyebab pemanasan global dan penanggulangan pemanasan global, sehingga kedua hal tersebut perlu untuk disampaikan secara lebih detail. Penyampaian materi pemanasan global tentu memerlukan sebuah media pembelajaran, yakni berupa perangkat tambahan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru.
3
Hasil observasi di MTs Nurul Huda Banyuputih seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki ketersediaan buku-buku pendamping untuk melengkapi materi pemanasan global, meskipun terbatas pada buku-buku full text edisi lama. Materi yang disajikan dalam buku-buku tersebut bersifat belum terpadu, sehingga keberadaan sumber belajar lain yang bersifat suplemen bagi buku guru dan siswa sangat diperlukan. Majalah sains merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai suplemen buku guru dan siswa. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan beberapa guru dan siswa di MTs Nurul Huda Banyuputih, bahwa kebutuhan akan media pembelajaran tidak hanya menarik dan menyenangkan, tetapi juga efektif, dan efisien dalam menyampaikan informasi tentang pemanasan global yang bersifat aplikatif, dan aktual. MTs Nurul Huda Banyuputih memang belum memiliki sarana-prasarana yang maksimal, sehingga belum siap untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis multimedia. Hal ini mendorong pembelajaran di MTs Nurul Huda Banyuputih masih mengandalkan buku cetak sebagai sumber belajar. Majalah sains sebagai salah satu media cetak yang dapat menjadi alternatif media pembelajaran karena memiliki beberapa keunggulan dibanding media lain sejenisnya, seperti dapat mendorong siswa untuk belajar dalam menguasai materi sesuai dengan kecepatan masing-masing. Hal ini menyebabkan majalah sains memiliki fungsi tidak hanya sebagai sumber belajar yang bersifat suplemen tetapi juga sebagai sumber belajar mandiri. Siswa dapat menggunakan majalah sains ini sebagai buku pendamping untuk belajar sendiri, biak di rumah maupun di sekolah, sehingga siswa akan lebih mudah dan semakin terdorong untuk mempelajari materi pemanasan global. Adanya majalah sains ini diharapkan juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Pengembangan majalah sains sebagai sumber belajar alternatif atau suplemen tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan guru dan siswa, tetapi juga ketertarikan siswa terhadap gambar dan warna. Teori perkembangan kognitif menurut Piaget menyebutkan bahwa siswa SMP/MTs dengan kisaran usia 11-15 tahun sedang memasuki tahap operasional konkret dan operasional formal,
4
dimana mereka mengoperasionalkan berbagai logika menjadi bentuk benda konkret dan mulai mampu berpikir secara logis. Media yang dikembangkan sebagai sumber belajar seharusnya mampu mendukung pola tersebut. Hal ini menjadi sejalan dengan keunggulan majalah sains, dimana majalah sains menyajikan informasi dalam dua format tidak hanya verbal, tetapi juga visual, dimana informasi yang disampaikan secara visual akan mewakili benda konkret yang mampu ditangkap siswa, sehingga siswa akan menyerap materi lebih maksimal dan pembelajaran menjadi lebih efektif. Hasil penelitian Riyani (2012) menunjukkan bahwa kualitas majalah biologi Biomagz yang dikembangkannya di SMA UII Banguntapan memiliki kualitas yang baik dari segi aspek penyajian, kebahasaan dan kebermanfaatannya yang seacara berturut-turut memperoleh persentase sebesar 71,11%, 69,88% dan 77,3% dengan kategori setuju sehingga layak digunakan dalam pembelajaran sebagai media belajar mandiri siswa. Hasil tersebut menunjukkan adanya respon yang tinggi terhadap pengembangan majalah Biomagz. Selain itu belum adanya majalah ilmiah yang secara khusus didedikasikan sebagai media pembelajaran menuntut adanya inovasi pengembangan majalah sebagai sumber belajar alternatif yang mampu meningkatkan kebermaknaan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pengembangan majalah sains sebagai media pembelajaran IPA terpadu berbasis contextual learning yang dapat digunakan sebagai sumber suplemen pembelajaran bagi guru dan siswa. Majalah ini memuat tema pemanasan global untuk SMP, sehingga diharapkan mampu meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran serta memberi pengalaman baru dalam implementasi kurikulum 2013. Maka peneliti melakukan penelitian tentang “Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.”
1.2
Rumusan Masalah Dalam penelitian ini akan dikembangkan majalah sains berbasis contextual
learning yang ingin diukur kelayakan serta kefektifan penggunaannya dalam
5
pembelajaran di kurikulum 2013 pada tema pemanasan global, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global? 2. Bagaimana keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini untuk
mengetahui, sebagai berikut: 1. Mengetahui kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global. 2. Mengetahui keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut: 1.4.1
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan wawasan dalam
mengembangan media pembelajaran sebagai sumber belajar alternatif siswa yang berbasis contextual learning yang digunakan dalam tema pemanasan global untuk SMP. 1.4.2
Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan masukan mengenai pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang ketersediaan sumber belajar alternatif (untuk guru dan siswa) yang berbasis contextual learning dalam tema pemanasan global yang variatif.
6
2. Bagi siswa Adanya majalah sains berbasis contextual learning ini siswa akan lebih mudah memahami tema pemanasan global dengan lebih menyenangkan serta merangsang keaktifan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya. 3. Bagi guru atau peneliti Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan pengalaman bagaimana mengembangkan media pembelajaran terutama majalah sains berbasis contextual learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.5
Penegasan Istilah Untuk
menghindari
adanya
kesalahan
penafsiran,
perlu
adanya
pembatasan ruang lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah sebagai berikut: 1.5.1
Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Majalah sains memuat materi tentang pemanasan global yang diambil dari
2 Kompetensi Dasar utama yakni (3.10) mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem; dan (4.13) menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan penanggulangan masalah, serta dipadukan dengan Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, dan 3.5. Majalah sains berisi 7 rubrik utama yakni: (1) ilmiah; (2) highlight; (3) lensa sains; (4) technosciences; (5) tokoh; (6) TTS (teka-teki sains); (7) comic. Majalah Sains sebagai sumber belajar alternatif atau suplemen memuat 2 sub materi tambahan yang belum ada dalam buku guru dan siswa yakni, karakteristik penyebab pemanasan global, dan cara penanggulangan pemanasan global. Kompenon utama contextual learning tercermin dalam rubrik-rubrik tersebut. 1.5.2
Tema Pemanasan Global Tema pemanasan global merupakan suatu tema pembelajaran yang
menghubungkan konsep manusia dan peranannya dalam lingkungan (biologi), proses pemanasan global di atmosfer (fisika) dan karakteristik zat penyebab
7
pemanasan global serta dampaknya (kimia). Konsep tersebut dipadukan menggunakan model terpaduan tipe webbed. 1.5.3
Kelayakan Kelayakan yang ingin diukur dalam majalah sains ini meliputi aspek
kelayakan isi, bahasa, serta penyajian dan kegrafikannya yang diadaptasi menurut standar penilaian buku pelajaran IPA untuk SMP/MTs yang dikembangkan BSNP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialaian buku suru dan siswa sesuai kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). 1.5.4
Keefektifan Keefektifan majalah sains ini dilihat berdasarkan 2 indikator yakni, hasil
belajar dan minat belajar siswa. Majalah sains dikatakan efektif jika peningkatan hasil belajar siswa terjadi secara signifikan dan mampu menumbuhkan minat belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil belajar siswa yang diukur merupakan hasil dari tes kognitif menggunakan
metode
pretes-postes
setelah
melakukan
pembelajaran
menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji N-gain. Sedangkan minat belajar siswa diukur menggunakan angket minat ARCS yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Angket minat menggunakan metode ARCS ini diadaptasi dari angket minat yang dikembangkan oleh Keller (1987), yang terdiri dari 50 pernyataan, kemudian diambil 25 pernyataan yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Parmin (2013), IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan
disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di sekitar kita baik berupa kenyataan atau hubungan sebab akibatnya. IPA sendiri terbentuk karena adanya hasil observasi terhadap gejala atau fakta dan didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta. Hakikat
pembelajaran
IPA
merujuk
pada
konsep-konsep
yang
dipelajarinya meliputi; 1. Sikap, meliputi; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru untuk dipecahkan melalui prosedur yang benar. 2. Proses, meliputi; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3. Produk, berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. 4. Aplikasi, meliputi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa IPA dikembangkan sebagai mata pelajaran intregative science atau IPA terpadu dikarenakan setiap kompetensi dasar dalam IPA mengandung konsep-konsep lintas bidang studi yakni biologi, fisika dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (Pusbuk, 2013). Selain itu pembelajaran IPA beorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam. Pembelajaran terpadu pada hakekatnya menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasi secara lebih terstruktur, bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (Parmin, 2013). Mata pelajaran IPA yang
8
9
disajikan secara terpadu dikaenakan setiap kompetensi dasar secara jelas telah mengandung konsep-konsep lintas bidang studi. Karakteristik pembelajaran IPA terpadu, yaitu; 1. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 2. Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. 3. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung. 4. Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya dikembangkan dengan berdasarkan pendekataan discovery inkuiri. Siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan proses evaluasinya. Prinsip-prinsip pembelajaran IPA terpadu meliputi; penggalian tema, pelaksanaan pembelajaran terpadu, evaluasi dan reaksi. Hal ini menuntut adanya keaktifan guru dan siswa sehingga membentuk adanya komunikasi dua arah. Dalam implementasinya pembelajaran IPA terpadu dapat menunggunakan berbagai model, untuk jenjang SMP/MTs disarankan menerapkan 4 macam model keterpaduan yang telah dimodifikasi meliputi: connected, webbed, shared dan integrated yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Model-Model Keterpaduan Dalam Pembelajaran IPA Model
Karakteristik
Kelebihan
Keterbatasan
Connected
Membelajarkan sebuah KD, konsep-konsep pada KD tersebut dipertautkan dengan konsep pada KD yang lain.
Melihat permasalahan tidak hanya dari satu bidang kajian, dan pembelajaran
Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih didominasi oleh bidang kajian tertentu.
Membelajarkan beberapa KD yang berkaitan melalui sebuah tema.
Pemahaman terhadap konsep utuh, kontekstual, dan dapat dipilih tema-tema menarik yang
Webbed
dapat mengikuti KD-KD dalam standar isi.
KD-KD yang konsepnya berkaitan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama, dan
10
Model
Karakteristik
Kelebihan
Keterbatasan
dekat dengan kehidupan.
tidak mudah menemukan tema pengait yang tepat.
Shared
Membelajarkan semua konsep dari beberapa KD, dimulai dari konsep yang beririsan sebagai unsur pengikat.
Pemahaman terhadap konsep utuh, efisien, dan kontekstual.
KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama, menuntut wawasan dan penguasaan materi yang luas, dan saranaprasarana misalnya buku belum mendukung.
Integrated
Membelajarkan konsep pada beberapa KD yang beririsan atau tumpang tindih (hanya konsep yang beririsan yang dibelajarkan).
Pemahaman terhadap konsep lebih utuh (holistik), lebih efisien, dan sangat kontekstual.
KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama, menuntut wawasan dan penguasaan materi yang luas, dan saranaprasarana misalnya buku belum mendukung.
(Pusbuk, 2013) Keterpaduan materi dalam majalah sains sendiri menggunakan model keterpaduan tipe webbed. Model webbed ini mampu memadukan tema pemanasan global secara utuh dan kontekstual, sehingga cocok dengan majalah sains yang berbasis contextual learning.
2.2
Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
2.3.1 Majalah Sains Sebagai Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
11
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2013). Dengan kata lain, bahwa media ini membawa pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran. Media pembelajaran dikelompokkan ke dalam 4 kelompok besar yakni; (1) media audio; (2) media visual; (3) media audio-visual; (4) multimedia. Majalah sendiri merupakan salah satu contoh bentuk media visual atau media cetakan (Munadi, 2013). Majalah adalah media informasi yang menyampaikan berita aktual, sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh pembaca. Melalui majalah ilmiah atau majalah pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar secara kreatif, yang dimaksud dengan “belajar secara kreatif” adalah setiap baik secara kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan beraktivitas atau berpikir kritis dan logis berdasarkan berita aktual yang disajikan dalam majalah sehingga dapat diwujudkan dalam tindakan sehari-hari. Majalah sains merupakan media informasi dengan tujuan untuk menyampaikan berita aktual yang berkaitan dengan konsep-konsep sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (Munadi, 2013). Majalah sains berisi 4 konsep bidang kajian utama yakni energi dan perubahannya, materi dan sifatnya, bumi antariksa serta makhluk hidup dan proses kehidupannya yang diintegrasikan dengan pengetahuan umum berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Kelebihan majalah sains sebagai media pembelajaran (Arsyad, 2010), yakni; 1. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Meskipun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai topik yang disajikan. 2. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis melalui pengulangan materi. 3. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
12
4. Berisi informasi yang bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan
baru,
sehingga
dapat
dijadikan
sebagai
suplemen
pembelajaran siswa. Majalah sains juga memiliki beberapa kelemahan sebagai media pembelajaran, yakni; 1. Sulit menampilkan gerak dalam halaman majalah. 2. Pembagian unit-unit materi atau artikel harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membuat siswa cepat bosan. 3. Sulit dalam menekankan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi afektif.
2.3.2 Contextual Learning Contextual learning adalah suatu konsep pembelajaran memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan mengaplikasikan dalam kehidupan mereka sebagai anggota dari masyarakat, pekerja, serta bekerja keras dalam belajar sesuai keperluan (Hudson, 2008). Sehingga siswa tidak hanya menerima segala konsep yang diajarkan oleh guru secara mentah, tapi mengkajinya kembali dan merekonstruksi ulang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki dan situasi nyata. Jika dipandang dari aspek siswa, contextual learning atau pembelajaran kontekstual baru dapat terjadi apabila siswa telah dapat mengaplikasikan atau mengalami apa yang sedang diajarkan atau dipelajari (Sumarmi, 2008). Siswa yang pernah mengalami sendiri suatu kejadian di luar sekolah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, akan merasa terlibat secara emosional dalam kegiatan pembelajaran materi tersebut. Sehingga siswa akan merasa senang, tidak tertekan dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan secara teoritis. Hal ini berdampak pada meningkatnya kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa secara akademis maupun praktis.
13
Menurut Aqib (2013), terdapat 7 aspek utama sebagai prinsip dasar dalam contextual learning, yakni sebagai berikut: a. Konstruktivisme, terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan belajar bermakna. b. Inquiry, proses pembelajaran yang didasarkan pada penemuan dan pencarian dari proses berpikir. c. Questioning (bertanya), mendorong dan membimbing siswa untuk berpikir kritis melalui pertanyaan-pertanyaan. d. Learning community (komunitas belajar), siswa tidak hanya belajar sendiri tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk saling bertukar pengalaman dan ide. e. Modelling (permodelan), menghadirkan model atau contoh agar merangsang siswa untuk berpikir, bekerja dan belajar. f. Reflection (refleksi), siswa memikirkan kembali apa yang telah dipelajari. g. Authenthic assessment (penilaian autentik), pengukuran yang bermakna atas hasil belajar siswa dalam ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Aplikasi pendekatan contextual learning dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam contextual learning yang dikembangkan oleh Kemendikbud sebenarnya memperhatikan ketujuh aspek utamanya (Putra, 2013). Dalam penelitian ini langkah-langkah contextual learning yang akan diterapkan merupakan bentuk modifikasi dari langkah pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemendikbud dan prinsip contextual learning yang dikembangkan oleh Johnson. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning yang akan diaplikasikan adalah sebagai berikut: a. Guru membagikan majalah sains berbasis contextual learning pada siswa, agar siswa dapat membaca dan memahami secara sepintas isi materi pemanasan global yang ada di dalam majalah. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi pemanasan global.
14
d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi pemanasan global melalui artikel yang terdapat dalam majalah secara berkelompok kemudian menyampaikan pendapat mereka. e. Guru menghadirkan contoh penyebab dan akibat pemanasan global dalam kehidupan sehari-hari melalui gambar-gambar yang terdapat dalam majalah. f. Guru membimbing tanya-jawab antar siswa tentang materi pemanasan global. g. Guru melakukan penilaian dengan cara memberikan tugas berupa wordsquare dan analisis masalah kepada siswa secara individu. h. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi yang telah dibahas. Penerapan
contextual
learning
tidak
hanya
berupa
pendekatan
pembelajaran namun juga sebagai dasar pengembangan media sangatlah diperlukan. Menurut Jong et al. (2008) media pembelajaran yang berbasis contextual memungkin siswa untuk menciptakan, dan menggunakan media tersebut yang relevan dengan kehidupan nyata seperti mendokumentasikan, memecahkan masalah, merefleksi, berkomunikasi dan tercermin dalam berbagai aktivitas belajar lainnya. Selain itu siswa akan terdorong untuk bertanya, berinteraksi secara aktif, berdiskusi, mengamati, berlatih, mempraktikkan dan mendemonstrasikan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil (Saputri, 2013). Hal ini sejalan dengan prinsip dasar contextual learning. Majalah sains inipun dikembangkan dengan berbasis contextual learning.
2.3
Pengembangan Majalah Sains Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Pada produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini berbentuk perangkat keras yaitu berupa majalah. Majalah yang akan dikembangkan ini memiliki beberapa tahapan pengembangan yang harus dilalui yaitu:
15
1. Analisis KI dan KD Analisis dimaksudkan untuk menentukan KI dan KD pada mata pelajaran IPA kurikulum 2013 tentang tema pemanasan global yang memuat 4 KI dan 5 KD yang diambil pada tema ini yang akan dikembangkan berkarakteristik contextual learning. 2. Menentukan rubrik-rubrik majalah Rubrik merupakan bagian dalam majalah yang hampir menyerupai sub judul yang dalam satu bagiannya khusus memuat bidang tertentu. Penentuan rubrik ini disesuaikan dengan KD-KD serta materi yang terkait dengan tema yang sudah ditentukan (Purnomowati, 2014). 3. Penyusunan majalah Penyusunan majalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Perumusan KD yang harus dikuasai Rumusan KD pada suatu majalah merupakan spesifikasi kualitas yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyelesaikan majalah tersebut. Pada penelitian ini KD yang disusun terkait pada KI-KI yang saling berkaitan dan tidak terpisah yaitu pada tema pemanasan global karena pada kurikulum 2013 materi IPA sudah disusun secara terpadu. b. Pengumpulan bahan artikel Bahan penulisan artikel tidak hanya berupa buku-buku teks pendukung tema pemanasan global, tetapi juga diambil dari jurnal-jurnal penelitian maupun foto. Gambar atau foto yang dicatumkan dalam artikel merupakan contoh-contoh yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga mencerminkan contextual learning. c. Menentukan alat evaluasi atau penilaian Pada penelitian ini alat evaluasi yang akan digunakan adalah soal IPA terpadu yang berbentuk pilihan ganda dengan adanya pernyataan tentang tema masalah pemanasan global yang didasarkan KD pemanasan global dalam kurikulum 2013.
16
d. Penyusunan artikel Artikel yang terdapat dalam majalah merupakan materi atau isi majalah tentang pemanasan global. Penyusunan artikel dimulai dari artikel dengan bahasan ringan hingga semakin berat. e. Struktur majalah Dalam mengembangkan majalah sains perlu memperhatikan sistematika penampilan meliputi 6 bagian (Purnomowati, 2004), yakni; 1) Halaman sampul Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman sampul yakni; (1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit; (5) ISSN; (6) lajur data bibliografi; dan (7) nama penerbit (dapat disertakan ataupun tidak). 2) Halaman judul Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman judul yakni; (1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) ISSN; (5) penanggung jawab majalah; dan (6) suplemen (jika ada). 3) Halaman daftar isi Unsur-unsur majalah yang harus tercantum di bagian atas daftar isi yakni; (1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit; dan (5) ISSN. Sedangkan unsur-unsur majalah yang harus tercantum dalam daftar ini yakni: (1) nama pengarang; (2) judul artikel; dan (3) nomor halaman artikel. 4) Halaman teks Halaman teks adalah halaman dalam majalah yang termuat teks atau artikel. Penomoran halaman menggunakan angka Arab. Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman teks adalah judul sirahan. 5) Lembar abstrak Lembar abstrak adalah halaman yang memuat semua abstrak artikel dari suatu majalah. Pada majalah sains yang dikembangkan ini lembar abstrak tidak disertakan mengingat artikel yang ada di dalam majalah bukan hasil penelitian melainkan studi literatur.
17
6) Halaman indeks Halaman indeks adalah halaman yang memuat indeks kumulatif maupun tahunan yang dimuat pada akhir volume untuk satu tahun periode. Majalah sains yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat 7 rubrik utama yang setiap rubriknya terdiri dari beberapa artikel tentang pemanasan global. Dalam majalah sains tercermin aspek contextual learning secara implisit baik dalam artikel maupun dari gambar-gambar yang bersifat kontekstual, sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Spesifikasi ketujuh rubrik dalam majalah sains adalah sebagai berikut: 1. Ilmiah Rubrik ini memuat konsep dasar tentang pemanasan global meliputi pengertian, penyebab, dan proses terjadinya pemanasan global yang melibatkan efek rumah kaca. Dalam rubrik ini terdapat artikel tentang karakteristik gas rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global, dimana sub materi ini belum terdapat dalam buku guru maupun buku siswa. 2. Highlight Rubrik ini memuat dampak dari pemanasan global. Beberapa dampak yang dibahas dalam rubrik ini terdapat dalam buku guru dan buku siswa, tetapi dalam majalah sains terdapat beberapa contoh dampak pemanasan global yang ada dalam kehidupan sehari-hari namun belum dibahas dalam buku guru dan siswa, seperti pulau kecil yang akan menghilang sebagai dampak kenaikan volume air laut. 3. Lensa sains Rubrik ini memuat foto-foto tentang contoh penyebab, dampak, dan langkah penanggulangan pemanasan global yang berkaitan erat dengan aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. 4. Technosciences Rubrik ini memuat tentang cara penanggulangan pemanasan global yang belum
dibahas
dalam
buku
guru
dan
buku
siswa.
Langkah-langkah
penanggulangan pemanasan global berupa aktifitas manusia terhadap alam
18
maupun pemanfaatan teknologi yang mampu mengurangi dampak pemanasan global. 5. Tokoh Rubrik ini memuat profil organisasi internasional yang bergerak dalam upaya penanggulangan pemanasan global yang bersifat sebagai informasi tambahan untuk siswa. 6. TTS (Teka-teki Sains) Rubrik ini memuat teka-teki berupa wordsquare dan matching word sebagai bentuk latihan bagi siswa. 7. Comic Rubrik ini memuat cerita bergambar atau komik yang berhubungan dengan pemanasan global. Majalah sains berbasis contextual learning memuat tujuh aspek utama contextual learning di dalamnya. Spesifikasi ketujuh aspek contextual learning dalam majalah sains adalah sebagai berikut: 1. Konstruktivisme Aspek ini menunjuk pada keharusan siswa untuk menguasai terlebih dahulu konsep dasar pemanasan global dalam buku siswa sebelum menggunakan majalah sains, sehingga siswa dapat memahami artikel yang tersaji dalam majalah sains dengan lebih mudah. 2. Inquiry Aspek ini tercermin dalam setiap artikel, dimana siswa dapat menguasai materi yang tersaji dalam artikel tidak hanya dari membaca tetapi juga harus memahami. 3. Questioning Aspek ini tercermin dalam artikel yang disertai dengan pertanyaan pada pengantar, isi ataupun akhir artikel yang mendorong siswa untuk berpikir.
19
4. Learning community Aspek ini tercermin dalam sub rubrik Open Your Mind! dan Think Smart. Kedua sub rubrik tersebut merupakan latihan yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok. 5. Modelling Aspek ini tercermin dalam gambar atau foto yang tersaji dalam majalah sains berupa contoh dalam kehidupan sehari-hari. 6. Reflection Aspek ini tercermin dalam setiap artikelnya, dimana siswa diajak untuk mengkaji kembali contoh-contoh yang ada di sekitar lingkungan mereka yang berhubungan erat dengan konsep dasar dari pemanasan global. 7. Authentic assessment Aspek ini tercermin dalam evaluasi yang dilakukan setelah akhir pembelajaran. Alat evaluasi yang digunakan memuat materi yang tersaji dalam majalah sains.
2.5
Kualitas Majalah Sains Standar kualitas majalah sains dapat dilihat melalui dua indikator sebagai
berikut: 2.5.1
Kelayakan Pada majalah sains yang dikembangkan dalam penelitian ini, indikator
kelayakannya mengacu kelayakan standar buku teks menurut BNSP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penilaian buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Ada tiga aspek yang digunakan dalam mengukur kelayakan majalah sains yaitu: kelayakan isi, bahasa, serta penyajian dan kegrafikannya. 1. Kelayakan isi, mencakup keluasan dan kedalaman materi, akurasi materi dan kemutahiran,
mengandung
wawasan
produktivitas,
merangsang
keingintahuan, mengembangkan kecakapan hidup, mengandung wawasan konstekstual.
20
2. Kelayakan bahasa, yang mencakup sesuai dengan perkembangan siswa, komunikatif, dialogis dan interaktif, koherensi dan keruntutan bahasa Indonesia yang benar, penggunaan istilah dan simbol. 3. Kelayakan penyajian dan kegrafikan, yang mencakup teknik penyajian, pendukung penyajian materi, penyajian pembelajaran, ukuran majalah, desain, tata letak dan tipografi. 2.5.2
Keefektifan Efektifitas suatu pembelajaran akan terlihat pada hasil pembelajaran yang
dicapai dan minat belajar siswa. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan menumbuhkan minat belajar siswa setelah pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global. 2.5.2.1 Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar ini pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar-mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005). Keefektifan dalam peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes kognitif siswa (berdasarkan hasil pretes dan postes) setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global secara signifikan dapat meningkat. Peningakatan hasil tes kognitif diketahui dengan menganalisi hasil pretes dan postes dengan menggunakan rumus N-gain. 2.5.2.2 Minat belajar Menurut James William (Aritonang, 2008), minat belajar merupakan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran sebagai faktor yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Pertumbuhan minat belajar siswa diukur menggunakan angket dengan metode ARCS yang dikembangkan oleh John Keller yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Metode ARCS merupakan langkah efektif untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dalam hal ini mengetahui
21
pengaruh minat terhadap pembelajaran (Keller, 1987). Pada prinsipnya metode ARCS menekankan pada 4 aspek, yakni attention (perhatian siswa), relevance (relevansi antara media pembelajaran dan kebutuhan siswa), confidence (keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri), dan satisfaction (kepuasaan siswa terhadap media pembelajaran).
2.6
Tema Pemanasan Global Tema pemanasan global dalam kurikulum 2013 yang terdapat dalam buku
guru dan siswa disajikan secara terpadu yang menggambarkan keterpaduan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam kajian biologi, fisika dan kimia. Pada tema pemansan global, materi yang disajikan dipadukan dengan model keterpaduan tipe webbed (Putri et al, 2013). Adapun materi ini sudah terpadu terlihat kompetensi inti dan kompetensi dasarnya yang pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Tema Pemanasan Global Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mengagumi keteraturan dan ajaran agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
2.1 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
22
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisik dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
4.10 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan penanggulangan masalah.
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.
(Pusbuk, 2013) Keterpaduan tema pemanasan global merupakan salah satu tema yang sulit untuk disajikan secara contextual, terutama saat membahas mengenai proses terjadinya pemanasan global di atmosfer. Mata manusia pada hakekatnya tidak mampu melihat proses pemanasan global tanpa bantuan alat, proses yang memerlukan waktu lama juga menjadi kendala lain, Sehingga diperlukan adanya penyajian tema pemanasan global secara contextual, agar siswa lebih mudah memahami proses terjadinya pemanasan global yang dikaitkan dengan penyebab dan dampak yang ditimbulkannya. Keterpaduan pada tema pemanasan global yang disajikan dengan menggunakan model webbed diambil dari KI dan KD yang terdapat pada Tabel 3 yang telah disesuaikan dengan materi yang terdapat dalam Buku Guru: Ilmu Pengetahuan Alam (2013). Keterpaduan tema pemanasan global tersebut
23
merupakan keterpaduan yang akan dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini, keterpaduan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Manusia dan peranannya bagi lingkungan
Proses pemanasan global di atmosfer Pemanasan global
Karakteristik zat penyebab pemanasan global
Dampak pemanasan global
Gambar 2.1 Model webbed tema Pemanasan Global Setiap jejaring atau sub tema yang terbentuk mewakili setiap bidang kajian, yakni; 1. Manusia dan peranannya bagi lingkungan, mewakili bidang kajian biologi. 2. Proses pemanasan global di atmosfer, mewakili bidang kajian fisika. 3. Karakteristik zat penyebab pemanasan global serta dampak pemanasan global, mewakili bidang kajian kimia.
2.7
Penelitian yang Relevan Beberapa karya ilmiah yang bertujuan mengembangkan majalah sebagai
media pembelajaran IPA, dan tema pemanasan global untuk SMP. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Riyani (2013) pada pengembangan majalah Biomagz sebagai alternatif sumber belajar mandiri pada mata pelajaran biologi untuk SMA/MA kelas X. Hasil penelitian Riyani (2013) menunjukkan bahwa majalah Biomagz yang dikembangkan menurut pakar materi, pakar media, peer viewer, dan guru yakni aspek kelayakan isi memperoleh nilai 80,72% dengan kategori baik, aspek kebahasaan memperoleh nilai 78,25% dengan kategori baik, dan aspek penyajian memperoleh nilai 82,4% dengan kategori sangat baik. Sementara penilaian oleh siswa SMA UII Banguntapan berdasarkan aspek pengajian memperoleh nilai 71,77% dengan kategori setuju, aspek kebahasaan
24
memperoleh nilai 69,88% dengan kategori setuju, dan aspek kebermanfaatan memperoleh nilai 77,3% dengan kategori setuju. Berdasarkan hal tersebut, maka majalah Biomagz yang dikembangkan telah memenuhi kriteria layak sebagai media pembelajaran mata pelajaran Biologi untuk siswa SMA/MA. Penelitian lain yang dilakukan oleh Putri (2013) tentang pengembangan perangkat pembelajaran IPA Terpadu tipe webbed dengan tema pemanasan global untuk kelas VIII SMP Negeri 28 Surabaya, hasil validasi buku siswa sebesar 3,38 denga kategori sangat baik, LKS sebesar 3,43 dengan kategori sangat baik, dan tes hasil belajar sebesar 3,15 dengan kriteria sangat baik. Hasil analisis angket respon siswa menunjukka bahwa pembelajaran IPA Terpadu tema pemanasan global adalah siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran tersebut. Penelitian lain yang mengembangkan buku ajar terpadu berorientasi contextual teaching and learning (CTL) tema dampak bahan tambahan makanan pada kelas VIII SMP yang dilakukan oelh Saputri (2013). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kesesuaian dengan 7 aspek CTL masing-masing memperoleh 78% dengan kategori layak, 67% dengan kategori layak, 80% dengan kategori layak, dan 75% dengan kategori layak. Dengan demikian buku ajar tersebut dikatakan layak sebagai media pembelajaran tema dampak bahan tambahan makanan untuk kelas VII SMP.
25
2.8
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dari penelitian pengembangan ini, dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Pembelajaran IPA di MTs
Majalah IPA terpadu
1. Membantu siswa belajar mandiri 2. Sebagai suplemen pembelajaran siswa 3. Belum ada guru yang mengembangkan majalah sains berbasis contextual learning
Buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 1. Menyajikan materi yang dipadukan. 2. Sebagai sumber belajar utama.
Tema pemanasan global Dikembangkan dengan contextual learning 1. Hasil belajar siswa yang berupa pengetahuan meningkat 2. Meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran IPA
1. Dipadukan dari tiga bidang kajian biologi, fisika dan kimia. 2. Terdapat beberapa sub materi tentang pemanasan global yang belum dibahas.
Pengembangan majalah sains berbasis contextual learning sebagai media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Tema Pemanasan Global
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2014 yaitu pada
akhir semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sampai awal semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di MTs Nurul Huda Banyuputih yang beralamat di Jl. Lapangan Banyuputih, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang 51271, telepon (0285) 4469689.
3.2
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MTs Nurul Huda
Banyuputih kelas IX dan kelas VII. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan beberapa kelas. Uji coba skala kecil melibatkan 10 orang siswa dari kelas IX, uji coba skala besar melibatkan 35 orang siswa dari kelas IX B, dan implementasi melibatkan 36 orang siswa dari kelas VII A. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, yakni teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acaktanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sehingga, anggota populasi dianggap homogen dan memiliki probabilitas yang sama untuk diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2010).
3.3
Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian R and D
(Research and Development). Menurut Sugiyono (2010), metode Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan serta keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian dapat dilihat di Gambar 3.1.
26
27
Identifikasi potensi dan masalah (Define)
Ujicoba skala besar
Pengumpulan data
Revisi majalah
Desain majalah (design)
Ujicoba skala kecil
Validasi desain majalah
Revisi desain majalah
Penerapan produk final
Revisi produk majalah
Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam penelitian R & D (Diadaptasi dari Sugiyono, 2010)
3.4
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
tahap R & D Sugiyono (2010) yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi potensi dan masalah Potensi dan masalah yang terdapat di MTs Nurul Huda Banyuputih didapat berdasarkan hasil observasi. Potensi yang dimaksud adalah sudah adanya sumber belajar yakni buku guru dan siswa, berupa LKS maupun buku lain namun serta terdapat sarana-prasarana yang dapat mendukung pembelajaran seperti laboratorium IPA maupun wifi. Sedangkan masalah yang ada adalah buku guru dan siswa untuk kurikulum 2013 dalam materi pemanasan global memiliki kelemahan, yakni belum memuat sub materi tentang karakteristik gas penyebab pemanasan global dan penanggulanngan pemanasan global. 2. Pengumpulan data Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan majalah sains antara lain, analisis kurikulum (meliputi KI dan KD), studi literatur, penentuan strategi pembelajaran, penyusunan instrumen penelitian bahan ajar dan alat evaluasi dari BSNP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013).
28
3. Desain Majalah Dalam tahap ini produk majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global dirancang dan disesuaikan dengan kondisi sekolah serta kondisi peserta didik. Desain juga disusun berdasarkan modul, buku guru dan siswa IPA kurikulum 2013. Majalah terdiri dari (1) halaman depan majalah (cover); (2) halaman judul; (3) daftar isi; (4) kata pengantar; (5) tujuan pembelajaran disertai KD dan KI; (6) rubrik-rubrik majalah yang berisi artikel; (7) glosarium; (8) indeks; (10) daftar pustaka; dan (11) halaman belakang majalah. 4. Validasi desain majalah oleh pakar Produk awal majalah sains dievaluasi dan divalidasi oleh pakar, yaitu pakar materi (isi), bahasa, serta penyajian dan kegrafikan (media). Instrumen yang digunakan mengacu pada instrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Tahap 1 merupakan validasi keterbacaan aspek-aspek yang terdapat dalam majalah. Sedangkan validasi tahap 2 yang terdiri dari validasi materi, bahasa, serta penyajian dan kegrafikan. 5. Revisi Merevisi kekurangan dan memperbaiki produk awal majalah berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator. 6. Uji coba skala kecil Uji coba skala kecil dilakukan di kelas IX MTs Nurul Huda Banyupurih. Uji coba skala kecil ini hanya mengambil sepuluh (10) orang siswa yang diambil secara acak. Kemudian siswa tersebut diberi majalah yang telah direvisi berdasarkan hasil validasi pakar untuk dibaca dan diminta untuk mengisi angket tentang tanggapan terhadap keterbacaan majalah guna menyempurnakan produk majalah sebelum melakukan uji coba yang lebih luas. 7. Revisi Setelah melakukan uji coba pada lingkup yang terbatas dan mendapatkan masukan dari responden, maka peneliti melakukan revisi lebih lanjut guna
29
menyempurnakan produk majalah sebelum diujicobakan pada lingkup yang lebih luas. 8. Uji coba skala besar Diuji coba pada salah satu kelas IX yang telah dipilih secara simple random sampling dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global. Siswa dan guru juga diberikan angket untuk menanggapi majalah dan mendapatkan masukan. 9. Revisi Dilakukan analisis hasil uji coba skala besar untuk mengetahui kelayakan, dan keefektivan majalah jika diperlukan, maksudnya bahwa jika berdasarkan hasil uji skala besar majalah sudah layak tanpa revisi maka tahap ini tidak diperlukan. 10. Penerapan majalah sains final Pada tahap ini majalah sains final digunakan dalam pembelajaran yang sesungguhnya pada satu kelas VII yang dipilih secara simple random sampling.
3.5
Metode Pengumpulan Data
3.5.1
Metode observasi Metode observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
objek (Arikunto, 2006). Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal sebagai dasar untuk memperkuat penelitian pengembangan ini. 3.5.2
Metode dokumentasi Metode dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian. Dokumen yang dikumpulkan meliputi daftar nama siswa kelas IX dan VII serta sumber belajar yang selama ini digunakan di MTs Nurul Huda Baanyuputih. 3.5.3
Metode validasi Metode validasi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan majalah oleh
pakar yang diperoleh melalui lembar kelayakan majalah yang diadaptasi dari
30
standar penilaian buku dan bahan ajar menurut BSNP (2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialain buku guru dan siswa dalam kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013). Validasi ini dilakukan meliputi validasi materi (isi), bahasa, serta penyajian dan kegrafikan (media). 3.5.4
Metode angket Metode angket ini bertujuan untuk memperoleh tanggapan atau informasi
mengenai minat siswa dan pembelajaran IPA menggunakan majalah sains ini sebagai suplemen pembelajaran siswa. 3.5.5
Metode tes Metode tes adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan
menggunakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain utnuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap (Arikunto, 2006). Metode tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes.
3.6
Metode Analisis Instrumen Tes
3.6.1
Validitas Validitas soal menggunakan rumus korelasi poin biserial. rpbis
M p Mt St
p q
Keterangan:
r pbis
=
Mp
= rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt
= rerata skor siswa total
koefisien korelasi poin biserial
p
= proporsi skor siswa yang menjawab benar
q
= proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)
St
= standar deviasi total
Hasil perhitungan dengan korelasi poin biserial dapat dikonsultasikan pada rtabel hasil korelasi product moment. Jika rpbis > rtabel, butir soal valid (Arikunto, 2009).
31
Hasil perhitungan analisis validitas soal uji coba secara keseluruhan diperoleh 21 soal pilihan ganda, dan 7 soal uraian dinyatakan valid, sedangkan 9 soal pilihan ganda, dan 3 soal uraian dinyatakan tidak valid. Dari hasil tersebut diambil 15 soal pilihan ganda, dan 5 soal uraian yang valid sebagai soal pretespostes. Rincian nomor soal dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba Kriteria
Nomor Butir Soal Pilihan ganda
Valid
1, 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 25, 27, 28, 29 Tidak valid 3, 7, 8, 18, 20, 23, 24, 26, 30 *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 3.6.2
Uraian 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10 1, 4, 5
Reliabilitas Reliabilitas soal dapat dihitung dengan rumus K-R 21.
Keterangan: r11
= realiabilitas tes secara keseluruhan
k
= banyaknya butir soal
M
= rerata skor total
Vt Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. Jika r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel (Arikunto, 2009). Hasil perhitungan analisis reliabilitas soal uji coba secara keseluruhan diperoleh 0,577 untuk soal pilihan ganda, dan 0,930 untuk soal uraian. Nilai r11 dibandingkan dengan nilai r
tabel.
Berdasarkan r
kesukaran sebesar 5% didapatkan hasil r
tabel
tabel
dengan n=36 dengan taraf
sebesar 0,334. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa soal uji coba dikatakan reliabel karena memiliki harga r 11 > r tabel. Hasil
4.
perhitungan analisis reliabilitas soal uji coba dapat dilihat pada lampiran
32
3.6.3
Daya beda soal Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal (Arikunto, 2009). Untuk menghitung daya beda soal menggunakan rumus berikut:
Keterangan: = daya pembeda = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda Soal DP (daya pembeda)
Keterangan
0,40 – 1,00
Baik sekali
0,30 – 0,39
Baik
0,20 – 0,29
Cukup
0,00 – 0,19
Jelek
Hasil perhitungan analisis daya beda soal uji coba dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba Nomor Butir Soal Pilihan ganda Baik sekali 10, 11, 12, 16, 19, 29 Baik 4, 6, 7, 13, 15, 28 Cukup 1, 2, 3, 5, 8, 9, 14, 17, 20, 21, 23, 25, 30 Jelek 18, 22, 24, 26, 27 *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Kriteria
Uraian 2, 5, 6, 8 10 7, 9 1, 3, 4
33
Berdasarkan Tabel 3.3 diperoleh 10 item soal dengan kriteria baik sekali, 7 item soal dengan kriteria baik, 15 item soal dengan kriteria cukup, dan 8 item soal lainnya dengan kriteria jelek. 3.6.4
Taraf kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Indeks kesukaran dinyatakan dengan bilangan antara 0-1. Taraf kesukaran untuk soal (Arikunto, 2009), digunakan rumus:
Keterangan : P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal P (indeks kesukaran)
Keterangan
0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
Hasil perhitungan analisis daya beda soal uji coba dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Nomor Butir Soal Pilihan ganda Uraian Sukar Tidak ada Tidak ada Sedang 19, 29 5, 9 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, Mudah 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10 25, 26, 27, 28, 30 *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Kriteria
Berdasarkan Tabel 3.5 diperoleh 36 item soal dengan kriteria mudah, 4 item soal dengan kriteria sedang, dan tidak ada item soal dengan kriteria sukar.
34
3.7
Metode Analisis Data Setelah mendapatkan data yang diinginkan, selanjutnya data tersebut
dianalisis. 3.7.1
Kelayakan majalah sains berbasis contextual learning
3.7.1.1 Validasi pakar Kelayakan majalah sains berbasis contextual learning dinilai oleh pakar materi, pakar bahasa serta pakar media yang berjumlah 9 orang meliputi 3 dosen, dan 6 orang guru. Penilaian kelayakan majalah dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan lolos jika semua butir dalam instrumen penilaian kelayakan majalah mendapat nilai respon positif (Ya). Jika terdapat butir yang dijawab negatif, maka majalah sains tersebut dinyatakan tidak lolos. Penilaian yang sudah lolos tahap I dilanjutkan dengan penilaian tahap II yang dianalisis dengan menghitung rerata skor tiap aspek menggunakan rumus (Sudjana, 2005):
Keterangan: = rerata skor = jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor maksimal Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria penilaian BSNP (2006): 1. Layak, jika aspek kelayakan isi mempunyai rata-rata skor > 2,75, aspek kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor > 2,50. 2. Layak dengan revisi, jika aspek kelayakan isi mempunyai rata-rata skor ≤ 2,75, aspek kelayakan bahasa, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor ≤ 2,50. 3. Tidak layak, jika memiliki rata-rata skor sama dengan 1 pada salah satu aspek.
35
3.7.1.2 Hasil Angket Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Analisis data tanggapan guru dan siswa terhadap pengembangan modul IPA Terpadu kontekstual dianalisis secara deskriptif yaitu: 1.
Kuesioner tanggapan siswa dinilai dengan skor 1-4. Dengan kriteria sebagai berikut: skor 1 = tidak setuju skor 2 = kurang setuju skor 3 = setuju skor 4 = sangat setuju
2. Hasil tanggapan guru dijumlahkan kemudian dihitung dengan rumus berikut:
Keterangan: P = persentase skor yang diperoleh F = skor yang diperoleh N = skor maksimal Hasil perhitungan persentase ditafsirkan dengan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.6. Persentase tersebut diadaptasi dari Arikunto (2009), yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan 4 penskoran dalam kuesioner yang digunakan. Tabel 3.6 Kriteria Persentase Angket Tanggapan Guru Dan Siswa Interval P
Keterangan
80% ≤ P ≤ 100%
Sangat Baik/Sangat Menarik
60% ≤ P < 80%
Baik/Menarik
40% ≤ P < 60%
Cukup Baik/Cukup Menarik
20% ≤ P < 40%
Kurang Baik/Kurang Menarik
0% ≤ P < 20%
Tidak Baik/Tidak Menarik
36
3.7.2
Keefektifan Penggunaan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Analisis keefektifan majalah berbasis contextual learning dihitung dari
hasil analisis data hasil tes kognitif siswa dan data angket minat siswa menggunakan metode ARCS. 3.7.2.1 Hasil belajar siswa Peningkatan hasil tes kognitif siswa dianalisis dengan rumus indeks gain (Coletta et al., 2007):
Keterangan: <postes>
= persentase nilai postes
<pretes>
= persentase nilai pretes
Kriteria perolehan indeks gain dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Perolehan Indeks Gain N (gain)
Keterangan
g > 0,70
Tinggi
0,30 ≤ g ≤ 0,70
Sedang
g < 0,30
Rendah
Nilai akhir siswa akan dihitung dengan menggunakan rumus yang dibuat dengan memperhatikan peranan, dan bobot masing-masing aspek tugas (Arikunto, 2013). Berikut ini rumus yang digunakan:
Keterangan: A
= nilai tugas kelompok
B
= nilai tugas individu
C
= nilai postes
37
3.7.2.2 Minat belajar siswa Peningkatan minat siswa dianalisis menggunakan rumus (Sudjana, 2005):
Keterangan: = rerata skor = jumlah skor yang diperoleh = jumlah skor maksimal Kriteria minat belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kategori Minat Belajar Siswa Skor rata-rata
Kategori
1,00 – 1,49
Kurang baik
1,50 – 2,49
Cukup baik
2,40 – 3,49
Baik
3,50 – 4,00
Sangat baik
(Keller, 1987) Hasil pengisisan angket berdasasrkan pengsisian angket sebelum dan sesudah pembelajaan kemudian dianalisis menggunkan rumus berikut (Keller, 1987):
R= Keterangan: R
= Skor yang diperoleh
R1
= Rerata skor sebelum pembelajaran
R2
= Rerata skor sesudah pembelajaran
S
= Skor maksimal
Dengan kriteria perolehan skor yakni: Jika R > 0,70, maka dikatakan peningkatan minat belajar tinggi. Jika 0,30 ≤ R ≤ 0,70, maka dikatakan peningkatan minat belajar sedang. Jika R < 0,30, maka dikatakan peningkatan minat belajar rendah.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan
keefektifan majalah sains yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun metode yang digunakan merupakan metode R & D (Research and Development) sebagaimana yang telah disebutkan pada Bab 3. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data kelayakan pakar terhadap majalah sains, hasil angket tanggapan guru terhadap majalah, hasil angket tanggapan siswa terhadap majalah, serta keefektifan majalah sains melalui hasil tes kognitif sebagai hasil belajar, dan minat belajar siswa. 4.1.1
Hasil Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pengembangan majalah sains ini memperhatikan beberapa hal yang
menjadi kaidah penyusunan majalah ilmiah. Secara umum majalah ilmiah meliputi bagian halaman depan, halaman judul, daftar isi, halaman teks, lembar abstrak, dan halaman indeks. Majalah sains ini sendiri memuat lima bagian saja, lembar abstrak tidak masuk dalam bagian majalah. Deskripsi bagian majalah sains dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Revisi Majalah Sains dalam Tahap Uji Kelayakan No 1.
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
Halaman Sampul
Sampul depan majalah
Sampul depan majalah
Halaman sampul depan
dan belakang diusahakan
ditambah foto yang
memuat gambaran umum
lebih menarik dengan
mewakili masing-masing
isi majalah yang
background berwarna,
judul artikel dalam
tercermin dalam foto-
serta gambar atau foto,
majalah. Foto dan judul
foto, maupun lajur
dan judul artikel yang
artikel di tata sesuai
bibliografi. Selain itu
mewakili isi majalah
prioritas materi.
38
39
No
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
juga terdapat identitas
dengan tata letak yang
Background sampul
majalah yang meliputi
sesuai kaidah penyusunan
depan diberi warna
nama, volume, nomor,
majalah.
kuning, sedangkan
dan waktu terbit majalah.
background sampul belakang diberi warna biru muda.
Gambar 4.1 Halaman sampul awal
2.
Gambar 4.2 Halaman sampul akhir
Halaman Quotes
Menghilangkan kotak
Kotak pada isian
Halaman ini memuat kata-
pada isian identitas
identitas pemilik
kata motivasi terkait materi
pemilik, dan
dihilangkan, warna
pemanasan global, disertai
memperhatikan kontras
background teks quotes
gambar, dan kolom isian
warna tulisan dengan
dibuat lebih transparan
identitas pemilik.
background agar
sehingga warna teks
seimbang. Komposisi
tetap menonjol.
warna teks, dan jenis
Mengubah jenis huruf
huruf harus disesuaikan
menjadi tidak terlalu
dengan kebutuhan.
bervariasi, yakni menggunakan Georgia untuk teks dengan dominasi warna hitam.
40
No
Bagian Majalah
Saran
Gambar 4.3 Halaman quotes awal 3.
Tindak Lanjut
Gambar 4.4 Halaman quotes akhir
Halaman Judul
Halaman judul di-layout
Halaman judul diberi
Halaman judul memuat
dengan kaidah penulisan
background dengan
hampir semua bagian yang
majalah, agar tidak
perpaduan warna cerah,
terdapat dalam halaman
seperti format judul
serta penulisan nama
sampul kecuali lajur
karya ilmiah umumnya,
majalah, dan identitas
bibliografi tentang isi
serta memperhatikan
majalah dibuat dalam
majalah.
perbandingan ukuran
ukuran huruf yang
huruf pada nama
disesuaikan sehingga
majalah, dan identitas
terlihat seimbang.
majalah, sehingga
Menambahkan identitas
seimbang.
redaktur, dan pembimbing.
Gambar 4.5 Halaman judul awal
Gambar 4.6 Halaman judul akhir
41
No 4.
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
Kata Pengantar
Mengusahakan agar tidak
Memperbesar ukuran
Bagian ini memuat kata
terdapat bagian yang
huruf pada isi kata
pengantar dari peneliti,
kosong atau terlalu lebar
pengantar sehingga
dan daftar bagian redaksi
pada lajur kata pengantar,
bagian kosong datang
majalah.
dan memperbesar ukuran
terkurangi.
huruf pada isi kata pengantar.
Gambar 4.7 Halaman kata pengantar awal
5.
Gambar 4.8 Halaman kata pengantar akhir
Daftar Isi
Halaman daftar isi
Mengganti gambar atau
Halaman daftar isi memuat
diusahakan memuat
foto dalam halaman
daftar judul artikel yang
gambar atau foto yang
daftar isi, sehingga
dikelompokkan
sesuai isi artikel dalam
sesuai dengan artikel
berdasarkan rubrik tertentu
majalah.
dalam majalah.
yang disertai letak halaman masing-masing artikel.
42
No
Bagian Majalah
Saran
Gambar 4.9 Halaman daftar isi awal
6.
Tindak Lanjut
Gambar 4.10 Halaman daftar isi akhir
Halaman KI, KD, dan
Pakar memberi saran agar
Kontras warna
Tujuan Pembelajaran
kontras warna pada
background dikurangi,
Halaman ini memuat
background halaman
sehingga warna teks
rincian KI, KD, dan tujuan
dikurangi, agar teks tetap
tetap menonjol, serta
pembelajaran yang
terlihat menonjol, serta
mengganti warna sub-
mendasari majalah sains
mengganti warna teks
judul KI, KD, dan
ini.
pada sub-judul KI, KD,
tujuan pembelajaran
dan tujuan pembelajaran
dari warna putih
agar lebih terlihat.
menjadi warna biru dengan ukuran huruf yang lebih diperbesar.
Gambar 4.11 Halaman KI, KD, dan tujuan pembelajaran awal
Gambar 4.12 Halaman KI, KD, dan tujuan pembelajaran akhir
43
No 7.
Bagian Majalah
Saran
Open Your Mind!
Pakar memberi saran
Sumber gambar atau
Halaman ini memuat
dalam penulisan sumber
foto ditulis sesuai
pengantar sebagai tahapan
gambar atau foto
dengan kaidah
prasyarat sebelum memulai
mengacu pada kaidah
penulisan sumber acuan
pembelajaran tentang
penulisan acuann dalam
pada karya ilmiah.
pemanasan global.
karya ilmiah.
Gambar 4.13 Halaman Open Your Mind! Awal
8.
Tindak Lanjut
Gambar 4.14 Halaman Open Your Mind! Akhir
Halaman Rubrik
Halaman rubrik ditulis
Merubah jenis huruf
Halaman ini memuat artikel-
menggunakan jenis
yang digunakan pada isi
artikel tentang materi
huruf yang tidak terlalu
artikel dengan georgia
pemanasan global yang
bervariasi yang
untuk teks, dan jenis
dilengkapi dengan gambar
disesuaikan huruf, dan
huruf poster untuk judul
atau foto yang relevan.
spasi antar kalimatnya
artikel, ukuran 12 untuk
agar dapat terbaca oleh
teks, dan ukuran 8-9
siswa. Selain itu pakar
untuk sumber acuan
juga memberi saran
gambar atau foto, serta
untuk memberi
spasi 11-15 pt
background dengan
disesuaikan dengan tata
warna cerah, serta
letak teks. Selain itu
menggunakan gambar
background masing-
44
No
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
atau foto yang dibentuk
masing rubrik dibuat
sesuai siluet.
berbeda dengan warna cerah dan kontras yang disesuaikan, serta menggunakan foto yang dibentuk sesuai siluet.
Gambar 4.15 Halaman rubrik technoscience awal
9.
Gambar 4.16 Halaman rubrik technoscience akhir
Rubrik Ilmiah
Pakar memberi saran
Menghilangkan
Rubrik ini memuat artikel
untuk menghilangkan
background untuk
tentang pemanasan global
background yang dibuat
setiap teks, dan
secara umum.
untuk setiap baris teks.
menggantinya dengan background untuk satu halaman penuh yang berwarna biru muda.
45
No
Bagian Majalah
Saran
Gambar 4.18 Halaman rubrik ilmiah akhir
Gambar 4.17 Halaman rubrik ilmiah awal 10.
Tindak Lanjut
Rubrik Highlight
Pakar menyarankan
Menghilangkan materi
Rubrik ini memuat artikel
untuk mengganti materi
pencairan es kutub, dan
tentang dampak pemanasan
tentang mencairnya es
menggantinya dengan
global yang terjadi di sekitar
kutub yang kurang
materi peningkatan
kita.
relevan dengan
suhu secara umum dan
lingkungan sekitar
sampaknya.
sekolah.
Gambar 4.19 Halaman rubrik highlight awal
Gambar 4.20 Halaman rubrik highlight akhir
46
No 11.
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
Rubrik Lensa Sains
Judul sub-rubrik diubah
Mengubah judul sub-
Rubrik ini memuat foto-foto
dari “Di sekitar kita”
rubrik menjadi
yang menggambar contoh
menjadi “Lihatlah di
“Lihatlah di sekitar
kondisi lingkungan sekitar
sekitar kita,” dan
kita” dengan penulisan
tentang penyebab maupun
penulisan keterangan
keterangan foto dibuat
dampak pemanasan global.
foto mengikuti kaidah
huruf capital untuk
penulisan sumber acuan.
setiap huruf di awal kata.
Gambar 4.21 Halaman rubrik lensa sains awal
12.
Gambar 4.22 Halaman rubrik lensa sains akhir
Rubrik Technoscience
Pakar menyarankan
Mengurangi teks pada
Rubrik ini memuat materi
untuk mengurangi teks,
rubrik Technoscience,
tentang cara-cara
agar materi tidak terlalu
dan mengambil bagian
penanggulangan pemanasan
padat, dan memberi
inti materi saja, serta
global.
keterangan tambahan
memberi keterangan
pada kata-kata asing.
tambahan pada katakata asing seperti reduce, reuse, dan recycle.
47
No
Bagian Majalah
Saran
Gambar 4.23 Halaman rubrik technoscience awal
13.
Tindak Lanjut
Gambar 4.24 Halaman rubrik technoscience akhir
Daftar Pustaka
Daftar pustaka untuk
Mengubah daftar
Halaman ini memuat daftar
teks maupun gambar
pustaka menjadi satu,
sumber teks maupun gambar
atau foto sebaiknya
dan menyesuaikannya
atau foto.
digabung menjadi satu,
dengan kaidah sumber
dan ditulis sesuai kaidah
pustaka.
penulisan daftar pustaka.
Gambar 4.26 Halaman daftar pustaka akhir
Gambar 4.25 Halaman daftar pustaka awal 14.
Index
Memperbaiki
urutan Mengurutkan
Halaman ini memuat kata- index secara alfabetis, daftar kata penting, dan halaman
dan memprioritaskan
index
kembali secara
alfabetis, dan memilah
48
No
Bagian Majalah
Saran
Tindak Lanjut
dimana kata-kata tersebut
kata-kata penting yang
kata-kata yang penting
terletak.
berhubungan erat
sesuai materi.
dengan materi.
Gambar 4.27 Halaman index awal
15.
Gambar 4. 28 Halaman index akhir
Biografi Redaktur
Pakar menyarankan
Memberi warna biru
Halaman ini memuat
untuk memberi
muda pada background
penjelasan singkat tentang
background agar
halaman ini, dan
redaktur.
menarik, dan
mengganti foto dengan
menggunakan foto yang
yang lebih jelas.
lebih jelas.
Gambar 4.29 Halaman biografi redaktur awal
Gambar 4.30 Halaman biografi redaktur awal
49
4.1.2
Deskripsi Pembelajaran Menggunakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning ini
masuk dalam tahap implementasi. Tahap implementasi dilaksanakan di kelas VII, yakni kelas VII A dengan responden sejumlah 36 orang siswa. Pembelajaran dilakukan beracuan pada RPP dalam 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama, siswa mengerjakan soal pretes, dan mengisi angket minat. Pertemuan kedua, siswa diajak berdiskusi kemudian guru menjelaskan materi penyebab pemanasan global. Pertemuan ketiga, guru menjelaskan efek rumah kaca, dan melakukan tanyajawab tentang dampak pemanasan global. Pertemuan keempat, guru menjelaskan kembali secara umum materi pemanasan global, serta siswa mengerjakan soal postes serta mengisi angket minat. 4.1.3
Hasil Kelayakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Penilaian kelayakan majalah sains dilakukan dengan menganalisis data
hasil validasi oleh pakar untuk tiga aspek kelayakan yakni isi, bahasa, dan penyajian atau kegrafikan, serta hasil tanggapan guru, dan siswa terhadap majalah sains ini. 4.1.3.1 Hasil uji kelayakan oleh pakar Uji kelayakan majalah sains berbasis contextual learning ini dilakukan oleh 9 pakar yang terdiri dari 3 orang dosen MIPA UNNES, dan 6 orang guru MTs Nurul Huda Banyuputih. Proses uji kelayakan majalah sains berbasis contextual learning ini menggunakan instrumen penilaian kelayakan buku teks pelajaran yang telah dimodifikasi dan disesuaikan, serta terbagi menjadi instrumen penilaian tahap I untuk uji kelayakan tahap I, dan instrumen penilaian tahap II untuk uji kelayakan tahap II. Rekapitulasi hasil uji kelayakan tahap I dapat dilihat pada Tabel 4.2.
50
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Tahap I No
Perolehan Skor
Pakar I
Pakar II
Pakar III
Pakar IV
Pakar V
Pakar VI
Pakar VII
Pakar VIII
Pakar IX
1
Skor maksimal
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2
Skor yang diperoleh
12
12
12
12
12
12
12
12
12
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Lolos
Kriteria
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil uji kelayakan tahap I, seluruh pakar memberikan nilai atau respon positif “Ya” terhadap majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global, sehingga majalah sains berbasis contextual learning dinyatakan “Lolos” pada uji kelayakan tahap I. Instrumen uji kelayakan tahap II memuat tiga aspek kelayakan, yakni aspek isi, aspek bahasa, serta aspek penyajian, dan kegrafikan. Setiap aspek tersebut dinilai oleh 3 orang pakar yang terdiri dari 1 orang dosen, dan 2 orang guru. Rekapitulasi hasil uji kelayakan isi tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek Isi Tahap II No 1 2 3
Pakar Profesi Skor penilaian Persentase 1 3.74 94% Dosen 2 3.84 96% Guru 3 3.84 96% Guru Rerata skor penilaian 3.81 Rerata persentase 95.33% Kriteria Layak *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. Hasil uji kelayakan aspek isi tahap II pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil uji kelayakan aspek isi oleh 3 pakar memperoleh rerata skor penilaian sebesar 3.81, dan rerata persentase sebesar 95.33% yang termasuk dalam kriteria “Layak.” Rekapitulasi hasil uji kelayakan aspek bahasa tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.4.
51
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek Bahasa Tahap II No 1 2 3
Pakar Profesi Skor penilaian Persentase 3.60 90% 1 Dosen 3.33 83.25% 2 Guru 3.60 90% 3 Guru Rerata skor penilaian 3.51 Rerata persentase 87.75% Kriteria Layak *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16. Hasil uji kelayakan aspek bahasa tahap II pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji kelayakan aspek bahasa oleh 3 pakar memperoleh rerata skor penilaian sebesar 3.51, dan rerata persentase sebesar 87.75% yang termasuk dalam kriteria “Layak.” Rekapitulasi hasil uji kelayakan aspek penyajian atau kegrafikan tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Aspek Penyajian atau Kegrafikan Tahap II No
Pakar
Profesi
Skor penilaian
3,62 1 Dosen 3,86 2 Guru 3,69 3 Guru Rerata skor penilaian Rerata persentase Kriteria *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.
Persentase 90,50% 96,50% 92,25%
1 2 3
3.72 93.08% Layak
Hasil uji kelayakan aspek penyajian dan kegrafikan tahap II pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil uji kelayakan aspek penyajian dan kegrafikan oleh 3 pakar memperoleh rerata skor penilaian sebesar 3,72, dan rerata persentase sebesar 93,08% yang termasuk dalam kriteria “Layak.” Secara keseluruhan hasil uji kelayakan tahap II majalah sains berbasis contextual learning oleh pakar dapat dilihat dalam grafik di Gambar 4.31 berikut.
Rerata Skor Penilaian
52
3.90 3.80 3.70 3.60 3.50 3.40 3.30 3.20 3.10 3.00
3.86
3.84 3.84 3.74 3.60
3.60
3.62
3.69
3.33
Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3
Isi
Bahasa
Penyajian dan kegrafikan
Aspek Kelayakan
Gambar 4.31 Persentase Hasil Uji Validasi Tahap II Berdasarkan Gambar 4.31 dapat diketahui hasil uji validasi tahap II oleh 3 orang pakar untuk masing-masing aspek kelayakan, bahwa aspek isi memperoleh skor penilaian ( ) ≥ 2.75, sedangkan aspek bahasa serta penyajian dan kegrafikan memperoleh skor penilaian ( ) ≥ 2.50. Menurut kriteria penilaian BSNP, hasil tersebut menyatakan bahwa majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global memenuhi kriteria “Layak” sebagai suplemen pembelajaran IPA untuk siswa. 4.1.3.2 Hasil tanggapan siswa terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan uji skala besar Majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global yang telah lolos uji kelayakan tahap I dan tahap II, selanjutnya diujicobakan pada uji skala kecil. Pada uji skala kecil ini, peneliti mengambil 10 orang siswa kelas IX sebagai sampel untuk mengisi angket tanggapan siswa terhadap majalah sains berbasis contextual learning. Angket pada uji skala kecil ini untuk mengetahui tingkat keterbacaan majalah sains. Sebelum mengisi angket, siswa harus membaca, dan mengamati isi majalah sains terlebih dahulu sebagai acuan untuk mengisi angket. Hasil tanggapan siswa terhadap majalah sains berbasis contextual learning dapat dilihat pada Tabel 4.6.
53
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Kecil No
Indikator
% tanggapan siswa
1.
Majalah ini menggunakan bahasa dan kalimat yang baku sesuai dengan EYD.
95,00
Bahasa yang digunakan dalam majalah ini komunikatif, sehingga mempermudah siswa memahami isinya
80,00
Majalah ini tidak banyak ditemukan salah ketik atau salah tulis.
80,00
4.
Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca.
90,00
5.
Contoh-contoh yang disajikan dalam majalah ini sesuai dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar lingkungan.
87,50
Majalah ini dilengkapi dengan ilustrasi (gambar) pendukung materi.
87,50
Majalah ini dilengkapi dengan latihan atau soal-soal yang dapat mengukur pemahaman siswa terhadap materi.
77,50
8.
Majalah ini dilengkapi dengan daftar kata-kata penting.
82,50
9.
Penyajian materi dalam majalah ini dimulai dari yang mudah ke sukar dan abstrak ke konkret.
82,50
10. Uraian materi dalam majalah ini disajikan secara jelas dan up to date.
95,00
2. 3.
6. 7.
Rerata persentase Kriteria *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
85,75 Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan siswa sebesar 85,75% dengan kriteria tingkat keterbacaan sangat baik. Tahap selanjutnya adalah uji skala besar. Pada tahap ini, peneliti menggunakan 1 kelas IX sejumlah 35 orang siswa sebagai sampel untuk mengisi angket tanggapan siswa pada uji skala besar. Angket uji skala besar ini bertujuan kriteria penggunaan majalah sains. Sebelum mengisi angket, peneliti melakukan pembelajaran tanpa beracuan pada RPP. Hasil tanggapan siswa terhadap majalah sains berbasis contextual learning dapat dilihat pada Tabel 4.7.
54
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala Besar No
Indikator
% tanggapan siswa 84,29
1.
Majalah ini merangsang siswa untuk belajar mandiri.
2.
Majalah ini mendorong siswa untuk berpikir dalam merumuskan inti dari materi yang disampaikan.
85,71
3.
Majalah ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir.
85,00
4.
Pembelajaran menggunakan majalah ini, mendorong siswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman lainnya. 5. Dengan adanya ilustrasi di setiap awal materi dapat memberikan motivasi siswa untuk mempelajari materi. 6. Majalah sains ini mendorong siswa untuk belajar berulang-ulang agar dapat menguasai materi pemanasan global. 7. Majalah ini dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat pemahamannya. 8. Dengan menggunakan majalah ini membuat siswa lebih mudah memahami proses pemanasan global. 9. Majalah ini merangasang siswa untuk berpikir lebih logis. 10. Majalah ini sangat menarik dan mendorong imajinasi siswa. 11. Majalah ini membantu siswa untuk memahami tema pemanasan global sesuai yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Rerata persentase Kriteria *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 21.
80,71 80,00 83,57 85,00 84,29 82,14 80,00 87,14 83,34 Sangat menarik
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan siswa sebesar 83,34% dengan kriteria sangat menarik. 4.1.3.3 Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan uji skala besar Majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global yang melalui uji skala kecil, dan uji skala besar dengan sampel guru untuk mengisi angket tanggapan guru. Pada uji skala kecil, peneliti menggunakan 3 orang guru sebagai sampel. Angket tanggapan guru pada uji skala kecil bertujuan untuk
55
mengetahui tingkat keterbacaan. Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains berbasis contextual learning dapat dilihatpada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Kecil No
Indikator
% tanggapan guru
1.
Majalah ini menggunakan bahasa dan kalimat yang baku sesuai dengan EYD.
83,33
Bahasa yang digunakan dalam majalah ini komunikatif, sehingga mempermudah siswa memahami isinya
91,67
Majalah ini tidak banyak ditemukan salah ketik atau salah tulis.
75,00
4.
Huruf yang digunakan sederhana dan mudah dibaca.
91,67
5.
Contoh-contoh yang disajikan dalam majalah ini sesuai dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar lingkungan.
100,00
Majalah ini dilengkapi dengan ilustrasi (gambar) pendukung materi.
100,00
Majalah ini dilengkapi dengan latihan atau soal-soal yuang dapat mengukur pemahaman siswa terhadap materi.
91,67
8.
Majalah ini dilengkapi dengan daftar kata-kata penting.
100,00
9.
Penyajian materi dalam majalah ini dimulai dari yang mudah ke sukar dan abstrak ke konkret.
91,67
10. Uraian materi dalam majalah ini disajikan secara jelas dan up to date.
100,00
2. 3.
6. 7.
Rerata persentase Kriteria *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
92,50 Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan siswa sebesar 92,50% dengan kriteria tingkat keterbacaan sangat baik. Tahap selanjutnya adalah uji skala besar. Pada tahap ini, peneliti menggunakan 6 orang guru sebagai sampel untuk mengisi angket tanggapan guru pada uji skala besar. Angket uji skala besar ini bertujuan untuk mengetahui
56
kriteria penggunaan majalah sains. Hasil tanggapan guru terhadap majalah sains berbasis contextual learning dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Besar No
Indikator
% tanggapan guru 95,83
1.
Majalah ini merangsang siswa untuk belajar mandiri.
2.
Majalah ini mendorong siswa untuk berpikir dalam merumuskan inti dari materi yang disampaikan.
87,50
3.
Majalah ini memuat pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berfikir.
87,50
4.
Pembelajaran menggunakan majalah ini, mendorong siswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman lainnya. 5. Dengan adanya ilustrasi di setiap awal materi dapat memberikan motivasi siswa untuk mempelajari materi. 6. Majalah sains ini mendorong siswa untuk belajar berulang-ulang agar dapat menguasai materi pemanasan global. 7. Majalah ini dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat pemahamannya. 8. Dengan menggunakan majalah ini membuat siswa lebih mudah memahami proses pemanasan global. 9. Majalah ini merangasang siswa untuk berpikir lebih logis. 10. Majalah ini sangat menarik dan mendorong imajinasi siswa. 11. Majalah ini membantu siswa untuk memahami tema pemanasan global sesuai yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Rerata persentase Kriteria *Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
79.17 91,67 83,33 87,50 87,50 87,50 87,50 87,50 87,50 Sangat menarik
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa rerata persentase tanggapan siswa sebesar 87,50% dengan kriteria sangat menarik. 4.1.4
Hasil Keefektifan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Hasil keefektifan majalah sains berbasis contextual learning dilihat dari
peningkatan hasil belajar, dan peningkatan minat belajar siswa.
57
4.1.4.1 Hasil tes kognitif siswa pada kelas implementasi Nilai akhir siswa diperoleh dengan menganalisis data yang diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2009):
A merupakan nilai tugas kelompok berupa diskusi pada majalah sains halaman 2, B adalah nilai tugas individu pada majalah halaman 23-24, dan C adalah nilai postes di akhir pembelajaran. Tabel 4.10 Nilai Akhir Siswa Pada Kelas Implementasi Hasil Belajar
Nilai Rata-rata
Nilai akhir
82,82
Nilai tertinggi
94,00
Nilai terendah
72,50
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28. Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa rerata nilai akhir siswa adalah 82,82 yang dapat dikatakan cukup baik. Peningkatan hasil tes kognitif diukur dengan menganalisis hasil pretespostes menggunakan uji N-gain digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan majalah sains berbasis contextual learning sebelum dan setelah pembelajaran. Hasil uji N-gain dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Rekapitulasi Analisis Uji N-gain Data
Kelas Implementasi Pretes
Postes
Jumlah siswa
36
36
Rata-rata nilai
47,42
82,89
N-gain
0,67
Kriteria
Sedang
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29. Berdasarkan Tabel 4.12 pada tahap implementasi menunjukkan bahwa, analisis Ngain sebesar 0,67 dengan kriteria peningkatan yang sedang.
58
4.1.4.2 Hasil minat belajar siswa pada kelas implementasi Minat
belajar
siswa
diperoleh
dengan
pengisian
angket
minat
menggunakan metode ARCS. Siswa mengisi angket minat sebelum, dan sesudah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil pengisian angket minat, kemudian dianalisis. Hasil analisis peningkatan minat siswa dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Minat Belajar Siswa No
Kategori Minat
1
Rerata Skor
Peningkatan
Kriteria
3,15
0,23
Rendah
3,02
3,22
0,20
Rendah
Confidence
3,03
3,19
0,16
Rendah
Satisfaction
3,00
3,16
0,16
Rendah
Rerata
2,99
3,18
0,19
Rendah
Sebelum
Sesudah
Attention
2,90
2
Relevance
3 4
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32-33. Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa peningkatan minat belajar siswa memperoleh rerata skor sebesar 0,19 dengan kriteria rendah.
4.2
Pembahasan Penelitian Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP ini telah dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu tahap pengembangan dan tahap pelaksanaan. Data yang dibahas hanya data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan ini didapat berbagai data yang berasal dari uji coba majalah sains dan penilaian pakar terhadap pengembangan dan penerapan majalah. Pembahasan selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 4.2.1
Kelayakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Tema Pemanasan Global Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
majalah. Majalah sains yang dikembangkan berbasis contextual learning, dimana pembelajaran ini berpusat pada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa akan
59
mengaplikasikan atau mengalami apa yang sedang diajarkan atau dipelajari (Sumarmi, 2008). Majalah sains yang dikembangkan mempunyai 7 komponen utama contextual learning. Peneliti memilih mengembangkan majalah sains berbasis contextual learning dengan tujuan agar siswa dapat mengaitkan materi dengan situasi dalam kehidupan nyata, sesuai konsep dasar contextual learning. Selain itu, siswa juga dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mengembangkan majalah sains yang memuat materi dengan tema pemanasan global. Pada kurikulum 2013, tema pemanasan global dipelajari pada kelas VII semester genap. Beberapa materi dalam majalah sains bersifat melengkapi materi yang belum tercantum dalam Buku Guru, dan Buku Siswa IPA Kelas VII untuk kurikulum 2013. Materi tersebut yakni, materi tentang karakteristik gas efek rumah kaca, dan cara penanggulangan pemanasan global, sehingga bersifat sebagai suplemen pembelajaran. Materi-materi tersebut disajikan secara menarik dalam bentuk artikel yang disertai dengan penyajian gambar atau foto-foto yang mendukung materi, dan dikelompokkan dalam rubrik tertentu. Majalah sains yang dikembangkan tidak dapat langsung digunakan dalam skala luas. Majalah sains ini melewati proses uji kelayakan, dan uji keefektifan terlebih dahulu sesuai dengan prosedur R & D (Research and Development) yang digunakan dalam penelitian ini. Uji kelayakan meliputi 2 tahap dengan menggunakan instrumen penilaian kelayakan buku pelajaran menurut BSNP yang telah dimodifikasi dan disesuaikan. Uji kelayakan ini dilakukan oleh pakar untuk menilai 3 aspek kelayakan yakni, aspek isi, aspek bahasa, serta aspek penyajian, dan kegrafikan. Uji kelayakan tahap I, majalah sains dinilai oleh 9 orang pakar yang terdiri dari 3 orang dosen MIPA Universitas Negeri Semarang, dan 6 orang guru MTs Nurul Huda Banyuputih. Pada uji kelayakan tahap I ini, kesembilan pakar menilai kelayakan majalah sains dari semua aspek kelayakan secara umum. Aspek isi meliputi ada-tidaknya KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar), serta
60
kesesuaian materi dengan KI, dan KD. Aspek penyajian meliputi penilaian tentang bagian-bagian majalah. Sedangkan aspek kegrafikan meliputi penilaian tentang penampilan, keterbacaan, kualitas cetakan, dan isi majalah. Hasil penilaian, pakar memberikan beberapa saran untuk melengkapi kekurangan dalam majalah sains ini diantaranya, penggunaan warna background yang harus disesuaikan kecerahannya agar teks tetap menonjol, dan terbaca dengan jelas. Konsistensi penulisan teks juga memerlukan banyak perbaikan, seperti panjang teks dalam artikel yang harus disesuaikan dengan kemampuan membaca, dan pemahaman siswa MTs, sehingga teks yang dicantumkan hanya yang bersifat inti saja. Penggunaan jenis, dan ukuran huruf juga tidak terlalu banyak variasi, dimana teks menggunakan jenis huruf Georgia ukuran 10-12, dan judul rubrik atau sub-rubrik menggunakan jenis huruf untuk poster. Masukanmasukan dari pakar ditindaklanjuti dengan menambah, mengurangi, atau mengganti bagian-bagian tersebut. Pada instrumen uji kelayakan tahap I, pakar memberikan respon positif atau jawaban “Ya” untuk semua butir penilaian yang ada, dengan skor yang diperoleh sama dengan skor maksimal yakni sebesar 12. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa majalah sains dinyatakan “Lolos” uji kelayakan tahap I. Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian buku oleh BSNP, majalah sains dikatakan lolos jika semua butir instrumen kelayakan mendapat nilai respon positif (ya) dan dilanjutkan dengan uji kelayakan tahap II. Uji kelayakan tahap II dilakukan untuk menilai kualitas majalah sains berdasarkan 3 aspek kelayakan secara lebih detail. Pada uji kelayakan tahap II, tiap aspek kelayakan dinilai oleh 3 orang pakar yang terdiri dari 1 orang dosen MIPA Universitas Negeri Semarang, dan 2 orang guru MTs Nurul Huda Banyuputih. Uji kelayakan isi tahap II, pakar menilai majalah sains berdasarkan 25 butir indikator penilaian yang terbagi dalam 8 sub-aspek tentang kelayakan isi. Skor yang diberikan pakar pada 25 butir indikator berkisar antara skor 3, dan 4, dengan hasil rerata skor 3,81, dan persentase sebesar 92,25%. Hasil tersebut menyatakan bahwa majalah sains mendapat kriteria layak. Namun terdapat
61
beberapa saran yang ditekankan oleh pakar untuk perbaikan dalam aspek kelayakan isi ini. Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan saran yang diberikan pakar. Pada sub-aspek ke-4 terdapat bagian isntrumen yang khusus menilai kesesuaian majalah sains dengan aspek minat belajar berdasarkan metode ARCS, dan sub-aspek ke-8 merupakan bagian instrumen yang khusus menilai kesesuaian majalah sains dengan aspek contextual learning. Hasil penilaian pakar kedua subaspek tersebut mendapat skor sebesar 4, dan 3,67 sehingga dapat dikatakan bahwa majalah sains layak untuk mengukur peningkatan minat belajar, dan sesuai dengan aspek contextual learning. Uji kelayakan bahasa tahap II, pakar bahasa menilai kelayakan majalah sains berdasarkan 7 sub-aspek kelayakan yang terdiri dari 15 butir indikator kelayakan. Pakar bahasa memberikan skor dengan rata-rata sebesar 3,51, dan presentase 87,75% dengan kriteria “Layak.” Umumnya pakar bahasa memberikan skor 3-4 untuk setiap butir indikator kelayakan. Pakar juga memberikan beberapa masukan untuk perbaikan majalah seperti konsistensi tata tulis sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah, dan konsistensi penggunaan istilah asing. Saran tersebut ditindaklanjuti peneliti dengan memperbaiki bagian-bagian yang terkait seperti daftar pustaka, dan index. Pakar penyajian, dan kegrafikan pada uji kelayakan penyajian, dan kegrafikan tahap II memberikan skor berkisar 3-4 untuk 6 sub-aspek kelayakan yang terdiri dari 37 butir indikator kelayakan. Rerata skor yang diperoleh adalah 3,72, dan presentase 93% dengan kriteria “Layak.” Aspek kelayakan ini mencakup seluruh bagian majalah sains, sehingga banyak saran yang diberikan pakar untuk perbaikan majalah. Saran pakar banyak terkonsentrasi pada aspek ini. Berdasarkan hasil penilaian oleh ketiga pakar didapatkan rerata skor rerata skor 3,68 dan presentase sebesar 92% dengan kriteria “Layak.” Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian buku pelajaran menurut BSNP (BSNP, 2007) yang menyatakan bahwa majalah dikatakan “Layak,” jika aspek kelayakan isi mempunyai rata-rata skor > 2,75, aspek kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor > 2,50. Dari hasil tersebut, maka majalah sains berbasis
62
contextual learning tema pemanasan global layak sebagai sumber belajar bagi siswa MTs. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyani (2013), yang menunjukkan bahwa majalah Biomagz sebagai sumber belajar mandiri pada mata pelajaran Biologi untuk siswa SMA/MA kelas X yang dikembangkannya dikatakan layak. Uji kelayakan pada tiga aspek yakni, aspek isi, kebahasaan, dan penyajian yang dilakukan oleh pakar, peer viewer, dan guru. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa majalah Biomagz memiliki kualitas yang baik, dan layak digunakan dalam pembelajaran biologi. Dalam penelitian pengembangan majalah sains, guru juga memberikan tanggapan terkait uji kelayakan yang telah dilakukan, bahwa majalah sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Uji kelayakan majalah sains juga diperoleh dari analisis data angket tanggapan guru, dan siswa terhadap majalah sains pada uji skala kecil, dan uji skala besar. Pada uji skala kecil, tanggapan guru, dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan majalah sains. Sampel yang digunakan adalah 10 orang siswa kelas IX, dan 3 orang guru yang diambil secara acak. Angket yang digunakan memuat 10 pernyataan sebagai indikator seperti yang tertera pada tabel 4.6. Hasil analisis angket tanggapan siswa memperoleh rerata skor 85,75%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan majalah sains sangat baik. Menurut siswa, majalah sains disajikan lebih menarik dari segi bahasa, dan tata tulis dibanding buku teks seperti buku paket yang terkesan kaku. Sedangkan hasil analisis tanggapan guru memperoleh rerata skor 92,50%. Hal ini juga menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan majalah sains bagi guru sangat baik. Menurut guru, majalah sains sudah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, komunikatif, dan disajikan lebih menarik karena penyajian materi dalam format majalah masih tergolong langka, sehingga mampu lebih menarik minat siswa. Pengisian angket tanggapan guru, dan siswa pada skala besar, sampel yang diambil terdiri dari 1 kelas IX sejumlah 35 orang siswa, dan 6 orang guru yang bertujuan untuk mengetahui respon pengunaan majalah sains. Angket yang digunakan memuat 11 pernyataan yang berbasis 4 aspek minat belajar berdasarkan metode ARCS, dan 7 aspek contextual learning. Sebelum pengisian
63
angket, pada tahap ini peneliti akan terlebih dahulu melalukan pembelajaran pada kelas uji skala besar tanpa beracuan dengan RPP. Pembelajaran ini sebagai dasar bagi siswa untuk mengisi angket tanggapan siswa pada skala besar. Hasil analisis angket tanggapan siswa memperoleh rerata skor 83,44%. Hal ini menunjukkan bahwa majalah sains sangat menarik. Sedangkan hasil analisis tanggapan guru memperoleh rerata skor 87,50%. Hal ini menunjukkan bahwa majalah sains juga sangat menarik. Hasil pengisian angket tanggapan siswa dan guru pada uji skala kecil terdapat perbedaan hasil persentase untuk setiap pernyataan (indikator) yang disajikan dalam angket. Pada hasil angket tanggapan siswa, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-7 tentang latihan soal yang dapat mengukur kemampuan siswa atau tidak, dengan perolehan persentase sebesar 77,50%. Hal ini dimungkinkan siswa yang terbiasa menghadapi media pembelajaran yang dilengkapi latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, belum terbiasa menghadapi bentuk soal latihan berupa wordsquare dan matching word yang terdapat dalam majalah sains ini. Sedangkan pada angket tanggapan guru, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-3 tentang kesalahan dalam pengetikan dan penulisan, dengan perolehan persentase sebesar 75,00% dikarenakan masih terdapat beberapa penulisan kata yang belum sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Pada hasil pengisian angket tanggapan siswa dan guru pada uji skala besar juga terdapat perbedaan hasil persentase. Hasil persentase angket tanggapan siswa, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-10 tentang majalah menarik dan mendorong imajinasi siswa atau tidak dengan perolehan persentase sebesar 80,00%. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki perbedaan dalam menentukan standar menarik atau tidaknya suatu media pembelajaran bagi mereka, sehingga hasil persentase akan bervariasi. Sedangkan pada hasil persentase angket tanggapan guru, persentase terkecil terdapat pada pernyataan ke-4 tentang pembelajaran menggunakan majalah yang dapat mendorong siswa untuk bekerjasam dengan teman atau tidak dengan perolehan persentase sebesar 79,19%. Hal ini dikarenakan rubrik dalam majalah yang seharusnya mampu untuk
64
mengorganisir kemampuan siswa untuk bekerjasam dengan siswa lain belum terlihat secara jelas. Pengembangan majalah ini juga menghasilkan sebuah majalah sains dengan karakteristik tertentu. Majalah sains memuat 7 aspek utama contextual learning yang tercermin dalam bagian-bagian majalah, seperti konstructivisme yang tercermin pada rubrik awal dalam majalah sains. Bagian ini menuntut adanya penguasaan siswa terhadap konsep dasar pemanasan global yang terdapat dalam buku siswa. Selain itu, majalah sains dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar alternatif selain suplemen untuk materi yang sudah ada dalam buku siswa. Hal inilah yang membedakan majalah sains dengan majalah lain yang telah dikembangkan sebelumnya. 4.2.2
Pembelajaran Menggunakan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Majalah sains yang digunakan dalam tahap implementasi merupakan
produk final hasil dari pengembangan yang dilakukan peneliti. Pembelajaran yang dilakukan mengacu pada RPP yang telah disusun peneliti dengan langkah-langkah yang memperhatikan aspek utama contextual learning. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan majalah sains berbasis contextual learning yang dilihat dari peningkatan hasil belajar, dan minat belajar siswa. Proses pembelajaran dilakukan melalui empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, diawali dengan siswa mengerjakan soal pretes, dan mengisi angket minat yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa, serta mengukur seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran IPA. Selanjutnya, guru menjelaskan secara umum mengenai materi pemanasan global, dan membagikan majalah sains kepada siswa. Pada akhir pertemuan siswa diberi tugas untuk mengamati kondisi lingkungan di sekitarnya yang berhubungan dengan pemanasan global. Pertemuan kedua, siswa diajak untuk berdiskusi secara berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Selanjutnya, guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Tahap selanjutnya guru menjelaskan karakteristik penyebab pemanasan global, yakni gas rumah kaca, dan aktifitas manusia yang
65
menghasilkan gas tersebut. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk mencari informasi tentang dampak pemanasan global secara individu. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga, diwawali dengan guru menunjukkan skema proses terjadinya efek rumah kaca dalam majalah, dan menjelaskan materi tersebut pada siswa. Tahap selanjutnya guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang dampak dan aktifitas manusia yang menyebabkan pemanasan global. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk mengerjakan latihan yang terdapat di dalam majalah. Pertemuan keempat, guru menjelaskan tentang cara penanggulangan pemanasan global dan contoh-contohnya. Tahap selanjutnya guru menjelaskan kembali secara singkat materi pemanasan global, dan mengajak siswa untuk menarik kesimpulan. Pada akhir pertemuan, siswa mengerjakan soal postes, dan mengisi angket minat. Nilai pretes, dan postes kemudian dibandingkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, serta hasil angket minat di awal pembelajaran, dan akhir pembelajaran juga dianalisis untuk mengukur peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan majalah sains ini. 4.2.3
Keefektifan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Tema Pemanasan Global Keefektifan majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan
global ini diukur dengan menganalisis hasil belajar, dan minat belajar siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2005). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud merupakan hasil tes kognitif. Pada tahap implementasi, hasil tes kognitif siswa tidak hanya diperoleh dari nilai pretes, dan postes, tetapi juga dari nilai tugas. Nilai tugas tersebut meliputi tugas kelompok berupa diskusi, dan tugas individu berupa wordsquare, dan TTS (Teka-teki Sains) yang terdapat dalam majalah. Tugas kelompok diambil dari tugas dalam majalah sains halaman 2 yakni rubrik “Open your mind!”. Siswa terbagi dalam 8 kelompok, dan masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Nilai tugas diskusi memiliki bobot 1 kali sebagai
66
dalam menentukan nilai akhir siswa. Penilaian tugas ini dilihat dari kriteria yang meliputi ketepatan jawaban, dan keluasan siswa dalam menjelaskan jawaban dengan skor 5 untuk masing-masing kriteria. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85,00, sedangkan nilai terendah adalah 75,00. Sementara rerata nilai yang diperoleh adalah 79,58. Nilai tugas individu diambil dari nilai tugas wordsquare, dan TTS (Tekateki Sains). Kedua tugas tersebut berada dalam majalah sains halaman 23 sebagai tugas pertama, dan halaman 24 sebagai tugas kedua. Tugas invidu ini memiliki bobot 2 kali dalam menentukan nilai akhir siswa. Penilaian tugas individu dilihat dari jumlah jawaban benar untuk masing-masing tugas. Analisis data nilai akhir siswa diperoleh rerata nilai untuk tugas individu pertama adalah 83,66, dan rerata nilai yang diperoleh untuk tugas individu kedua adalah 85,00. Data selengkapnya terdapat dalam lampiran 28. Seperti yang disebutkan dalam hasil penelitian bahwa nilai akhir siswa merupakan hasil belajar. Hasil analisis nilai akhir siswa diperoleh bahwa, rerata nilai akhir kelas sejumlah 36 orang siswa adalah 82,82 dengan nilai tertinggi 94,00, dan nilai terendah 72,50. Nilai tersebut mempelihatkan hasil belajar yang cukup baik, karena perbedaan nilai tertinggi dengan terendah tidak terlalu berbeda jauh. Peningkatan hasil tes kognitif siswa sendiri dilihat dari uji N-gain terhadap hasil pretes, dan postes. Pretes dilakukan sebelum pembelajaran, sedangkan postes dilakukan setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Soal yang diberikan berupa 20 butir soal yang terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda, dan 5 butir soal uraian. Soal yang digunakan merupakan soal yang telah diuji validitas, dan realibitas-nya sebelum masuk ke tahap implementasi. Hasil validitas, dan realibitas soal dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 18 diperoleh bahwa, rerata nilai pretes adalah 47,42, dan rerata nilai postes adalah 82,89 dari skor maksimal 100,00. Nilai uji N-gain yang diperoleh adalah 0,67 dengan kriteria sedang. Nilai tersebut dapat menggambarkan adanya peningkatan yang signifikan. Menurut Colleta (2007), peningkatan umumnya tercapai antara rentang skor 0,3-0,6. Hal
67
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sabil (2011) bahwa, penerapan contextual learning dalam pembelajaran mampu meningkatkan kualitas belajar yang mencapai 87,10% dengan peningkatan hasil tes kognitif mencapai 77,00%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan signifikan terhadap hasil belajar dala suatu pembelajaran berbasis contextual learning. Selain itu juga dikarenakan majalah sains berbasis contextual learning memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan contextual learning yakni, majalah sains menuntun siswa untuk belajar sesuai kecepatan belajar mereka-masing-masing tanpa bergantung jam belajar di sekolah. Siswa yang menggunakan majalah sains sebagai suplemen untuk belajar, menyusul ketertinggalan di kelas dengan belajar mandiri. Siswa juga diajak untuk berpikir logis, aplikatif, dan secara berulang-ulang sehingga materi yang diserap lebih maksimal. Siswa juga dituntut untuk aktif dalam pembelajaran (Aqib, 2013). Contoh dalam bentuk gambar, foto, atau skema yang menarik ikut meningkatkan kemauan siswa untuk belajar lebih keras. Keefektifan majalah sains berbasis contextual learning juga diukur dari peningkatan minat belajar siswa yang diukur menggunakan metode ARCS. Metode ARCS merupakan metode efektif untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa dalam hal ini mengetahui pengaruh minat terhadap pembelajaran yang dilihat dari 4 aspek (Keller, 1987). Keempat aspek tersebut adalah attention (perhatian siswa), relevance (relevansi antara media pembelajaran dan kebutuhan siswa), confidence (keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri), dan satisfaction (kepuasaan siswa terhadap media pembelajaran) yang dijadikan sebagai indikator dalam angket minat yang digunakan dalam penelitian ini. Angket minat diberikan pada awal, dan akhir pembelajaran atau sebelum, dan sesudah pembelajaran. Pada penelitian ini pengisian angket dilakukan pada pertemuan pertama sesudah pretes, dan pertemuan terakhir sesudah postes. Angket tersebut diadaptasi, dan dimodifikasi dari angket yang dikembangkan Keller (1987) yang memuat 50 pernyataan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini memuat 25 butir pernyataan yang terdiri dari tujuh butir pernyataan untuk aspek attention, delapan butir pernyataan untuk aspek relevance, lima butir pernyataan untuk aspek confidence, dan lima butir pernyataan untuk aspek
68
satisfaction. Tiap aspek terbagi lagi menjadi dua jenis pernyataan yakni, pernyataan positif, dan negatif. Jawaban yang harus dipilih siswa berupa rentang skor antara 1-4, dengan kriteria untuk pernyataan positif semakin besar skor yang dipilih, maka semakin besar pula nilai yang diperoleh. Sementara untuk pernyataan negatif semakin besar skor yang dipilih, maka semakin kecil nilai yang diperoleh. Hasil analisis angket minat belajar siswa diperoleh, rerata nilai angket minat sebelum pembelajaran adalah 2,99, sementara rerata nilai angket minat setelah pembelajaran adalah 3,17 dengan kriteria baik. Analisis peningkatan minat belajar siswa memperoleh rerata nilai 0,19 dengan kriteria peningkatan rendah. Secara detail peningkatan untuk tiap aspek adalah 0,23 untuk attention, 0,20 untuk relevance, 0,16 untuk confidence, dan 0,16 untuk satisfaction. Setiap aspek menghasilkan nilai peningkatan yang berbeda, meskipun tidak signifikan. Aspek attention yang merujuk pada perhatian siswa mempunyai kenaikan tertinggi dibanding ketiga aspek lainnya, hal ini menunjukkan bahwa perhatian siswa lebih mendominasi dalam minat belajar menggunakan majalah sains ini. Hal ini dimungkinkan karena contextual learning yang pada dasarnya berpusat pada siswa, menuntut siswa untuk lebih berkonsentrasi saat pembelajaran sehingga perhatian siswa menjadi meningkat. Keadaan yang berbeda terjadi pasa aspek confidence, dan satisfaction dimana peningkatan kedua aspek ini paling rendah dibanding kedua aspek lainnya yakni sebesar 0,16. Aspek confidence yang merujuk pada keyakinan siswa terhadap kemampuan sendiri, dan aspek satisfaction yang merujuk pada kepuasaan siswa belum dapat meningkat secara signifikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut seperti, perbedaan karakter siswa dalam menentukan tolak ukur keyakinan dan kepuasaan masing-masing berbeda, sehingga memicu kemampuan majalah sains untuk meningkatkan keyakinan dan kepuasan siswa tidaklah sama (Keller, 1987). Waktu pengisian angket juga turut andil dalam mempengaruhi hasil pengisian angket. Dimungkinkan pengisian angket setelah postes memicu siswa tergesa-gesa dalam menentukan jawaban untuk setiap pernyataan dalam angket, sehingga hasil pengisian angket tidak benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
69
Menurut Keller, banyak hal yang secara umum mempengaruhi hasil meningkat atau tidaknya minat belajar siswa selain beberapa hal di atas, seperti kemampuan guru dan media dalam mengorganisasi kelas, keaktifan siswa, maupun kurangnya kebebasan berpikir bagi siswa yang tersedia dalam pembelajaran maupun media yang digunakan (Maidiyah, 2013). Siswa yang merasa terkekang dalam suatu pembelajaran yang terikat, dan penuh tuntutan dapat mempengaruhi peningkatan yang tidak begitu besar. Begitu pula jika kemampuan guru maupun media kurang dalam mengorganisasi kelas, maka kemampuan, dan keingintahuan siswa tidak dapat tercapai dengan maksimal. Hal ini sekaligus menjelaskan adanya sedikit peningkatan pada keempat aspek minat secara langsung. Hasil peningkatan hasil belajar siswa yang tergolong sedang berhubungan erat dengan hasil peningkatan minat belajar siswa. Minat belajar siswa berkaitan erat dengan keaktifan siswa yang selanjutnya akan menentukan hasil belajar siswa. Minat belajar yang rendah menyebabkan siswa tidak menyerap pembelajaran secara maksimal, sehingga hasil belajar siswa belum menunjukkan adanya peningkatan yang tinggi. Berdasarkan pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa majalah sains berbasis contextual learning tema pemanasan global berhasil diterapkan, dan layak digunakan sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa kelas VII SMP/MTs untuk meningkatkan hasil tes kognitif, dan minat belajar siswa. Khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dalam hasil uji N-gain sebesar 0,67 dengan kriteria “Sedang.”
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa SMP/MTs sesuai dengan kriteria kelayakan yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan rerata skor untuk kelayakan isi, bahasa, serta penyajian, dan kegrafikan berturut-turut sebesar 3,81; 3,51; dan 3,72 dengan kriteria “Layak.” 2. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global yang dikembangkan efektif sebagai bahan ajar untuk siswa MTs dengan Ngain sebesar 0.67 dengan kriteria sedang, meskipun dengan peningkatan minat belajar siswa sebesar 0,19 dengan kriteria rendah.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat peneliti sampaikan
antara lain: 1. Majalah Sains Berbasis Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global yang dikembangkan pada penelitian ini disarankan untuk digunakan dalam proses pembelajaran IPA Terpadu di SMP/MTs kelas VII. 2. Penelitian dapat dikembangkan ke tahap implementasi yang lebih luas yaitu produksi secara massal dengan menggunakan sampel yang lebih luas. 3. Kerangka dalam majalah sains pada penelitian ini dapat diadaptasi untuk mengembangkan bahan ajar pada materi yang lain. 4. Majalah sains berbasis contextual learning ini dapat dijadikan suplemen media pembelajaran IPA bagi siswa SMP/MTs.
70
71
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Aritonang, K, T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, 10 (7): 11-21. Tersedia di http://www. p07jkt.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2011-21%20Minat%20dan%20 motivasi%20belajar.pdf [diakses 27-01-2014]. Arzyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. BSNP. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: BSNP. Coletta, V. C., Phillips, J. A., dan Steinert, J. J. 2007. Interpreting Force Concept Inventory Scores: Normalized Gain and SAT Scores. The American Physical Society, 3(1):1-5. Hudson, C. C. dan Whisler, V.R. 2008. Contextual Teaching And Learning Of Practitioners Valdosta State University. E-journal Valdosta State University, 6 (4): 7-11. Tersedia di http://www.iiisci.org/journal/cv$/sci/ pdfs/e668ps.pdf [diakses 17-04-2013]. Jong, T. D., Specht, M., & Koper, R. 2008. Contextualised Media for Learning. Educational Technology & Society, 11 (2), 41-53. Tersedia di http://www.ifets.info/journals/11_2/5.pdf [diakses 17-04-2013]. Keller, J. 1987. Development and Use of The ARSC Model of Instructional Design. Journal of Instrustional Development, 10 (3):2-10. Tersedia di http://link.springer.com/article/10.1007/BF02905780#page-1 [diakses 2701-2014]. Maidiyah, E. 2013. Penerapan Model Pembelajaran ARCS Pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jurnal Peluang, 1 (02):1221. Tersedia di https://encrypted-tbn0.gstatic.com/ q=tbn:ANd9GcS CQA0pccwmJfz3urZA7vD-P-WK924em9JzHwUdm4yIcoveXrFf5w [diakses 27-01-2014].
72
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Referensi. Parmin dan Sudarmin. 2013. IPA Terpadu. Semarang: Swadaya Manunggal. Purnomowati, S. 2004. Penampilan Majalah Ilmiah: Standar dan Penerapannya. BACA, 26(2): 20-27. Pusbuk. 2013. Buku Guru: Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud. Pusbuk. 2013. Modul Pelatihan: Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud. Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press. Putri, K. E., Ismono dan Rosdiana, L. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pemanasan Global untuk Kelas VIII SMP Negeri 28 Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains ePensa. 2(1):42-46. Tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /pensa/article/view/2218/baca-artikel [diakses 27-01-2014]. Riyani, D. 2013. Pengembangan Majalah Biomagz Sebagai Alternatif Sumber Belajar Mandiri pada Mata Pelajaran Biologi untuk Siswa SMA/MA Kelas X. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Tersedia di http://digilib.uin-suka.ac.id/7231/1/BAB%20I,%20V ,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf [diakses 13-01-2014]. Sabil, H. 2011. Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (MPBM) Mahasiswa Program Studi Matematika FKIP UNJA. Jurnal Edumatica, 1(01);44-56. Tersedia di http://ejournal.udumatica.ac.id/article/10702/37/article.docx [diakses 2701-2014]. Saputri, E. D., dan Amaria. 2013. Pengembangan Buku Ajar IPA Terpadu Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) Tema Dampak Bahan Tambahan Makanan pada Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, 2(02):225-228. Tersedia di http://ejournal.unesa. ac.id/index.php/pensa/article/view/2677 [diakses 27-01-2014]. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito. Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau Sebagai Alternatif Pendidikan Lingkungan Hidup Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Ilmu Pendidikan,
73
15(01)” 19-25. Tersedia di http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article /viewArticle/7 [diakses 17-04-2013]. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
74
LAMPIRAN
Sekolah
: MTs Nurul Huda Banyuputih
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: VII/2
Kompetensi Inti
:
LAMPIRAN 1
SILABUS
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati eprilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
75
Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan
Materi Pokok Pemanasan Global
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
Mengamati:
Tugas:
6 JP (4 kali Majalah
1. Mengamati lapisan
1. Mendiskusikan secara
pertemuan) sains
kompleksitas ciptaan
atmosfer melalui
kelompok mengenai
berbasis
Tuhan tentang aspek
gambar.
pemanasan global.
contextual
fisik dan kimiawi,
2. Mengamati jenis-jenis
2. Mengamati dan mendata
kehidupan dalam
gas rumah kaca dan
dampak pemanasan
ekosistem, dan peranan
proses efek rumah kaca
global yang ada di
manusia dalam
melalui gambar.
lingkungan sekitar.
lingkungan serta
3. Mengamati dampak
3. Menganalisis suatu
mewujudkannya dalam
pemanasan global
masalah tentang
pengamalan ajaran
melalui gambar.
pemanasan global secara
agama yang dianutnya.
4. Mengamati langkah penanggulangan
mandiri. 4. Menyelesaikan
pemanasan global dalam
wordsquare dalam
penghargaan kepada
kehidupan sehari-hari
majalah sains berbasis
orang lain dalam
melalui gambar dan
contextual learning.
aktivitas sehari-hari
pengamatan.
2.1 Menunjukkan
learning.
76
sebagai wujud
Portofolio:
implementasi perilaku
Menanya:
Laporan analisis masalah dan
menjaga kebersihan
1. Mengapa perubahan
pengamatan lingkungan
dan kelestarian
cuaca akhir-akhir ini
lingkungan.
sangat ekstrim? 2. Mengapa terjadi
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisik dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan
sekitar.
Tes:
pemanasan global? Apa
A. Soal pilihan ganda:
penyebabnya?
1. Peristiwa
3. Bagaimana terjadinya proses efek rumah kaca? 4. Bagaimana dampak
rata-rata
peningkatan suhu
bumi
secara global dibanding standar normal disebut…
untuk kehidupan
pemanasan global bagi
a. Efek rumah kaca
sehari-hari.
ekosistem di bumi?
b. Fotosintesis c. Pemanasan global
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab
Eksperimen/eksplorasi: 1. Mengumpulkan data
d. Presipitasi 2. Jenis gas rumah kaca
terjadinya pemanasan
dan informasi tentang
yang berwarna cokelat
global dan dampaknya
dampak pemanasan
dari hasil pembentukan
bagi ekosistem.
global yang ada di
asam
nitrat,
bersifat
77
4.10 Menyajikan data dan
sekitar lingkungan
toksik,
dan
banyak
sekolah dan tempat
dihasilkan
tinggal siswa.
pertanian adalah…
dari
sektor
a. CFC
informasi tentang pemanasan global dan
Mengasosiasi:
b. NO
memberikan usulan
1. Menganalisis data dan
c. CH4
penanggulangan
informasi tentang
d. CO2
masalah.
dampak pemanasan
3. Sampah
organik
yang
global di lingkungan
terkumpul dan dibiarkan
sekitar.
membusuk
akan
2. Membuat kesimpulan
menimbulkan bau busuk
tentang berbagai data
yang menyengat karena
dan informasi dampak
menghasilkasn
pemanasan global.
metana. kotor
gas
Kondisi juga
yang
memicu
Mengkomunikasikan:
timbulnya kuman atau
1. Mempresentasikan hasil
bakteri
yang
bersifat
analisis data dan
patogen. Bagaimana cara
informasi tentang
yang
tepat
untuk
78
dampak pemanasan
menanggulangi
glonal di lingkungan
itu?
sekitar.
a. Membakar
sampah
sampah
organik tersebut b. Membuang
sampah
organik
sungai
ke
agar hilang terbawa arus c. Mengubur sampah organik ke dalam tanah d. Menyemprot sampah organik
dengan
desinfektan B. Soal uraian: 1. Jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca secara singkat? Jawaban : Efek rumah
79
kaca terjadi saat terakumulasinya gas rumah kaca di atmosfer yang membentuk lapisan rumah kaca sehingga menghalangi bumi untuk memantulkan sisa energi panas matahari ke luar angkasa (dipantulkan kembali ke bumi). 2. Apa peran efek rumah kaca yang dapat menguntungkan bumi? Jawaban : Efek rumah kaca melindungi bumi dari perbedaan suhu siang dan malam yang terlalu tinggi, sehingga suhu siang tidak akan.
80
81
82
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: MTs Nurul Huda Banyuputih
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas/Semester
: VII/2
Tema
: Pemanasan Global
Alokasi Waktu
: 6 JP (1 JP = 40 menit)
A. KOMPETENSI DASAR 1.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1
Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi
perilaku menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan. 3.5
Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisik dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
3.10 Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. 4.10 Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan penanggulangan masalah.
B. INDIKATOR 1. Terampil menjelaskan pengertian pemanasan global dengan percaya diri. 2. Mendeskripsikan karakteristik gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global dengan logis dan bertanggung jawab. 3. Menjelaskan efek rumah kaca yang terjadi di atmosfer bumi berdasarkan gambar dengan kritis.
83
4. Menjelaskan lapisan atmosfer sebagai tempat terjadinya efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon dengan benar. 5. Menjelaskan aktifitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global dengan percaya diri. 6. Menjelaskan dampak pemanasan global yang terjadi di lingkungan sekitar, maupun secara global dengan logis. 7. Menjelaskan langkah penanggulangan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak pemanasan global dengan bertanggung jawab. 8. Mengidentifikasi contoh teknologi penanggulangan pemanasan global yang dapat diterapkan di lingkungan sekitar dengan percaya diri dan rasa ingin tahu yang tinggi. 9. Menunjukkan ketekunan, tanggung jawab, saling menghargai dalam kegiatan belajar, dan bekerja secara individu maupun kelompok.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dengan penuh tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan saling menghargai dapat menjelaskan pemanasan global dan efek rumah kaca melalui diskusi kelompok. 2. Siswa dengan penuh percaya diri dapat mendeskripsikan gas rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global 3. Siswa dengan percaya diri dapat menjelaskan proses efek rumah kaca di lapisan atmosfer bumi melalui gambar yang terdapat dalam majalah. 4. Siswa dengan kritis mampu mengidentifikasi aktifitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca melalui tanya jawab. 5. Siswa dengan kritis dapat menjelaskan dampak pemanasan global dengan percaya diri setelah mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitarnya. 6. Siswa dengan logis dapat mengidentifikasi langkah penanggulangan pemanasan global yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
84
D. MATERI 1. Pemanasan Global Pemanasan global merupakan indikasi kenaikan suhu rata-rata bumi secara global terhadap normal/rata-rata catatan pada kurun waktu standar (WHO: minimal 30 tahun). 2. Karakteristik Gas Rumah Kaca a. Karbondioksida atau CO2 Memiliki konsentrasi yang paling besar di udara dan lapisan atmosfer bumi. Sifatnya tidak begitu reaktif dan tidak mudah meledak, tetapi mampu menimbulkan efek pemanasan di atmosfer dalam jumlah yang banyak. Dihasilakan dari aktivitas manusia, pembakaran batu bara, maupun dampak pengrusakan hutan yang menjadi fiker bagi gas ini. b. Metana atau CH4 Metana adalah senyawa yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahanbakar utama. Metana yang dihasilkan dari tempat pembuangan akhir akan dibakar sehingga dihasilkan CO2 daripada metana, karena gas ini lebih berbahaya untuk ozon. Belakangan ini, metana yang dihasilkan dari penambangan
batu
bara
telah
berhasil
digunakan
untuk
membangkitkan listrik. c. Nitrogen oksida atau NO Nitrogen oksida merupakan sneyawa kimia yang memiliki efek pemanasan 300 kali lipat dibandingkan dengan molekul CO2. Nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan pertanian dengan kontribusi terbesar pada sektor pertanian mengingat Indonesia sendiri merupakan negara dengan lahan pertanian yang luas dan polutan dari asap rokok, kendaraan dan lain-lain, sehingga sering dianggap bersifat toksik dan sangat reaktif d. CFC CFC merupakan sejenis gas yang banyak digunakan dalam industri yang memanfaatkan sistem refrigerasi seperti pembuatan kulkas
85
(lemari pendingin) dan pendinging ruangan (Air Conditioner atau AC). Gas ini memiliki efek pemanasan sampai ribuan kali di atmosfer bila dibandingkan dengan CO2. e. HFC, PFC dan SF6 Banyak digunakan dalam industri aerosol, pendingin (freon) dan manufaktur. 3. Efek Rumah Kaca Proses efek rumah kaca terjadi karena terakumulasinya gas rumah kaca di lapisan atmosfer bumi yang membentuk lapisan gas rumah kaca. Lapisan tersebut memiliki sifat dapat ditembus cahaya tetapi tidak dapat memantulkan panas dari bumi. Sehingga ketika energi radiasi sinar matahari masuk ke bumi, sisa dari energi radiasi yang telah diserap bumi tidak bisa dipantulkan kembali ke luar angkasa karena terhalang lapisan gas rumah kaca. 4. Dampak Pemanasan Global a. Perubahan iklim yang ekstrim b. Menghilangnya pulau-pulau kecil c. Punahnya spesies makhluk hidup tertentu d. Timbulnya penyakit yang mengancam e. Berkurangnya gletser sebagai sumber air bersih 5. Teknologi Penanggulangan Pemanasan Global a. Pembuatan taman gantung b. Sampah organik-anorganik c. Panel surya d. Bahan bakar bio e. Pemanfaatan e-book
E. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan
: Contextual Learning
2. Metode
: Diskusi dan tanya-jawab
86
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN Sumber belajar
: Majalah sains berbasis contextual learning.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan pertama (1JP) Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 5 menit berdoa bersama. Apersepsi: Memberikan pertanyaan tentang masalah lingkungan. Motivasi: Setiap hari siswa merasakan bahwa suhu disekitar mereka terasa panas. Guru
menjelaskan
manfaat
mempelajari
pemanasan global. Kegiatan inti
Melakukan tanya-jawab tentang pemanasan 30 menit global secara umum. Melakukan pretest.
Penutup
Membagikan majalah sains kepada siswa.
5 menit
Memberikan sedikit penjelasan tentang apa yang
akan
dipelajari
pada
pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan kedua (2 JP) Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 10 menit berdoa bersama. Kemudian memperlihatkan gambar ilustrasi pemanasan global yang terdapat pada cover majalah.
87
Apersepsi: Memberikan pertanyaan tentang pemanasan
global
dan
bukti
adanya
pemanasan global di sekitar mereka. Motivasi: Setiap hari siswa merasakan bahwa suhu di sekitar mereka terasa semakin panas dan membutuhkan penyejuk ruangan agar merasa nyaman. Guru
menjelaskan
tujuan
dan
manfaat
mempelajari pemanasan global secara umum, karakteristik Gas Rumah Kaca dan aktifitas manusia yang menghasilkan Gas Rumah Kaca. Kegiatan inti
Guru
menyampaikan
kegiatan
yang
tentang 60 menit
informasi
akan
dilakukan
yakni
berdiskusi, presentasi dan tanya-jawab. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan mengkaji rubrik pertama majalah Sains pada halaman 2. Siswa
perwakilan
setiap
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan menarik kesimpulan. Guru
menambah
penjelasan
tentang
karakteristik gas rumah kaca pada siswa. Penutup
Mereview hasil pembelajaran.
10 menit
Pemberian penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik. Pemberian
tugas
berkelompok
untuk
88
menganalisis tentang cara mengurangi gas rumah kaca, dan tugas individu untuk mencari tahu dampak dan aktifitas di sekitar mereka yang berhubungan dengan pemanasan global.
Pertemuan ketiga (2 JP) Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 10 menit berdoa bersama. Kemudian memperlihatkan gambar ilustrasi efek rumah kaca dan atmosfer yang ada di majalah. Apersepsi: Pernahkan siswa melihat rumah kaca
atau
greenhouse
untuk
menanam
tanaman? Motivasi: Siswa sering menemui sampah berserakan di sekitar lingkungan mereka, asap kendaraan
bermotor,
bahkan
melihat
terjadinya banjir di daerah sendiri. Guru
menjelaskan
tujuan
dan
manfaat
mempelajari efek rumah kaca, dampak dan cara penanggulangan pemanasan global. Kegiatan inti
Guru
menyampaikan
informasi
tentang 60 menit
kegiatan yang akan dilakukan yakni tanyajawab dan berdiskusi. Guru menjelaskan terjadinya efek rumah kaca dan hubungannya dengan pemanasan global. Guru dan siswa melakukan tanya-jawab tentang
dampak
dan
aktifitas
menyebabkan pemanasan global.
yang
89
Guru menjelaskan tentang teknologi modern yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi pemanasan global yang belum mereka pahami. Penutup
Meriview hasil pembelajaran.
10 menit
Siswa mengerjakan tugas individu yang terdapat dalam majalah Sains. Pemberian penghargaan kepada individu yang berkinerja baik.
Pertemuan keempat (1 JP) Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pemusatan perhatian: Mengajak siswa untuk 5 menit berdoa bersama. Guru menjelaskan tentang tujuan postest.
Kegiatan inti
Siswa mengerjakan soal posttest yang telah 30 menit disiapkan guru.
Penutup
Meriview tentang pemanasan global.
5 menit
H. PENILAIAN 1. Metode dan bentuk instrument Metode
Bentuk instrument
Tes tertulis
Pilihan ganda HOTS dan Uraian
90
2. Contoh instrumen A. Soal pilihan ganda Perhatikan teks dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 1-2! Pemanasan
global
yang
tengah
terjadi saat ini merupakan dampak dari aktivitas manusia di bumi. Aktifitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca,
dianggap
sebagai
penyebab
utamanya. Saat ini konsentrasi tertinggi gas rumah kaca yang berada di atmosfer ditempati oleh gas CO2. Vivanews melangsir bahwa saat ini konsentrasi gas CO2 telah melebihi ambang batas yakni mencapai 400 ppm. Sementara di atas Samudera Pasifik konsentrasi CO2 mencapai 400,33 ppm dan California mencapai adalah 400,08 ppm. Pakar perubahan iklim Scripps, Profesor Ralph Keeling, menyatakan kondisi saat ini akan membuat dunia kembali pada masa waktu tersebut, konsekuensinya peradaban akan hancur. Namun, hal tersebut dapat dicegah bila emisi CO2 dari pembakaran batubara, gas dan minyak dengan cepat dibatasi. 4. Kumpulan gas yang dapat menimbulkan efek pemanasan di atmosfer sering disebut… a. Gas rumah kaca b. Gas emisi c. Gas buang d. Gas pemanasan global 5. Gas CO2 banyak dihasilkan dari aktifitas yang dilakukan manusia. Berikut adalah sumber gas CO2, kecuali… a. Pembakaran batu bara b. Pembakaran dari kendaraan bermotor c. Hairspray d. Pembangkit listrik
91
B. Soal Uraian Perhatikan gambar di samping, kemudian kerjakan di bawahnya! Efek rumah kaca sangat berhubungan erat dengan pemanasan global. Terjadinya pemanasan
global
sebenarnya
merupakan
dampak dari efek rumah kaca yang terjadi di lapisan
atmosfer
bumi
yang
berimbas
timbulnya dampak-dampak lain. Bahkan penipisan lapisan ozon juga ikut andil dalam hal ini. Selain menimbulkan dampak merugikan bagi bumi, adanya efek rumah kaca juga memiliki peran yang menguntungkan bagi kehidupan di bumi. Karena efek rumah kaca memiliki andil besar dalam menentukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan makhluk di bumi, seperti manusia dan tumbuhan. Bahkan planet lain juga memiliki efek rumah kaca (www.id.wikipedia.org). 1.
Adanya efek rumah kaca di bumi dapat mendatangkan keuntungan maupun kerugian yang tak bisa terelakkan. a. Jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca secara singkat? Jawaban : Efek rumah kaca terjadi saat terakumulasinya gas rumah kaca di atmosfer yang membentuk lapisan rumah kaca sehingga menghalangi bumi untuk memantulkan sisa energi panas matahari ke luar angkasa (dipantulkan kembali ke bumi). b. Apa peran efek rumah kaca yang dapat menguntungkan bumi? Jawaban : Efek rumah kaca melindungi bumi dari perbedaan suhu siang dan malam yang terlalu tinggi, sehingga suhu siang tidak akan terlalu panas dan suhu malam tidak akan terlalu dingin.
92
LAMPIRAN 3
KISI-KISI SOAL PRETEST-POSTEST
Jenis sekolah
: MTs Nurul Huda Banyuputih
Jumlah soal
: 20
Mata pelajaran
: IPA
Bentuk soal/tes
: Pilihan ganda (15) dan Uraian (5)
Kurikulum
: 2013
Penyusun
: Siti Asfuriyah
Alokasi waktu
: 1 x 30’
Kelas/semester
: VII/2
Ranah Kognitif dan nomor
Kompetensi
Materi
Inti/Kompetensi Dasar 2.5.2.3
Mema
soal
Indikator Soal C1
Gas rumah
Menyebutkan pengertian gas
hami pengetahuan
kaca dan
rumah kaca
(faktual, konseptual,
karakteristikn
Menyebutkan jenis gas rumah
dan prosedural)
ya
kaca
C2
C3
C5
C6
4
A
1
Nitroksida (NO), metana (CH4), CFC, HFC, SF6, dan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
C4
Kunci Jawaban
PFC. Mendeskripsikan sifat GRK
8
B
93
pengetahuan,
Mengidentifikasi langkah
teknologi, seni, budaya
pembuktian sifat GRK
terkait fenomena dan
Menyebutkan peran efek
kejadian tampak mata.
rumah kaca bagi bumi
3.5 Memahami
12
A
13
B 14
Mengidentifikasi aktifitas
D
5
C
karakteristik zat, serta
manusia yang menghasilkan
perubahan fisik dan
GRK
kimia pada zat yang
Menyebutkan dampak dari
dapat dimanfaatkan
efek rumah kaca dan cara
pembakaran batu bara,
untuk kehidupan
menanggulanginya yang
pemakaian energi,
sehari-hari.
berhubungan dengan
pertanian dan limbah.
3.10 Mendeskripsikan
11
C 2
a. Asap pabrik,
pemanasan global
b. Gangguang pernapasan
tentang penyebab terjadinya pemanasan
seperti alergi. 4
Menerapkan teknologi
global dan
modern seperti panel surya
dampaknya bagi
yang dapat menyerap
ekosistem.
energi panas matahari dan mengubahnya menjadi bentuk energi lain,
94
mengurangi GRK dengan rebosasi, pengolahan limbah atau pemanfaatan somber hayati sebagai sumber energi ramah lingkungan. Mengidentifikasi percobaan
15
B
tentang pembuktian efek rumah kaca 2.5.2.4
Menco Penanggulang
Menyebutkan pengertian
ba, mengolah, dan
an pemanasan
pemanasan global
menyaji dalam ranah
global
Menyebutkan konsentrasi
konkret
GRK di atmosfer
(menggunakan,
Menyebutkan negara-negara
mengurai, merangkai,
penghasil GRK
memodifikasi, dan
Menyebutkan keterlibatan
membuat) dan ranah
lembaga pemerintahan dalam
abstrak (menulis,
menanggulangi pemanasan
1
B
2
D 10
B
9
C
3
B
95
membaca,
global
menghitung,
Mengidentifikasi langkah
menggambar, dan
penanggulangan yang
mengarang) sesuai
dilakukan untuk mengurangi
dengan yang dipelajari
dampak pemanasan global
6
C 7
3
C Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor,
di sekolah dan sumber
limbah, menekan produksi
lain yang sama dalam
barang dalam skala
sudut pandang/teori.
insudtri, dsb.
4.10 Menyajikan data dan
5
Perubahan cuaca yang
informasi tentang
ekstrim menyebabkan
pemanasan global dan
bencana seperti banjir di
memberikan usulan
Batang, peningkatan
penanggulangan
volume air laut, spesies
masalah.
makhluk hidup tertentu yang mulai langka, dsb.
96
LAMPIRAN 4
ANALISIS VALIDITAS, DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS INSTRUMEN SOAL PILIHAN GANDA No soal No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(y)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
29 28 29 29 27 26 28 28 30 25 26 26 29 24 25 30 22 21 24 25
(y2) 841 784 841 841 729 676 784 784 900 625 676 676 841 576 625 900 484 441 576 625
97
Validitas
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 Σm n Mp Mt p q s
rpbis
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 832 31 26.839
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 838 32 26.188
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 751 29 25.897
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 738 28 26.357
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 839 859 32 32 26.219 26.844 25.857
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 828 32 25.875
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 832 32 26.000
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 836 31 26.968
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 815 31 26.290
0.886 0.114
0.914 0.086
0.829 0.171
0.800 0.200
0.914 0.914 0.086 0.086 2.790
0.914 0.086
0.914 0.086
0.886 0.114
0.886 0.114
3.180
3.180
2.490
2.210
3.180
3.960
3.180
3.180
3.180
2.840
1.119
0.377
0.035
0.396
0.412
1.400
0.020
0.163
1.266
0.441
28 29 21 22 29 23 24 25 27 21 27 26 21 23 28 905 25.86
784 841 441 484 841 529 576 625 729 441 729 676 441 529 784 23675
98
0.334
Reliabilitas
TK
Daya beda
r tabel Valid
Valid
Valid
9 9 9 7 1 0.778 0.222
Tidak valid 9 9 9 7 1 0.778 0.222
9 9 9 6 1 0.667 0.333
9 9 9 7 1 0.778 0.222
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
31 35 0.886 Mudah 30 25.86 7.84 0.558 0.334 Dipakai untuk no.1
32 35 0.914 Mudah
29 35 0.829 Mudah
28 35 0.800 Mudah
Kriteria
Valid
Valid
JA JB BA BB PA PB D
9 9 9 7 1 0.778 0.222
Kriteria B JS P Kriteria k M Vt r11 r tabel
Keterangan
Tidak valid 9 9 9 7 1 0.778 0.222
Valid
Valid
9 9 9 6 1 0.667 0.333
Tidak valid 9 9 9 6 1 0.667 0.333
9 9 9 7 1 0.778 0.222
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
32 35 0.914 Mudah
32 35 0.914 Mudah
32 35 0.914 Mudah
32 35 0.914 Mudah
31 35 0.886 Mudah
9 9 9 5 1 0.556 0.444 Baik sekali 31 35 0.886 Mudah
Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334
Tidak dipakai
Tidak dipakai
karena r hitung > r tabel maka soal reliable Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Tidak untuk untuk untuk dipakai dipakai no. 2 no. 3 no. 4
Dipakai untuk no. 5
Dipakai untuk no 6
99
Skor
No soal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
12 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
19 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(y2)
(y) 29 28 29 29 27 26 28 28 30 25 26 26 29 24 25 30 22 21 24 25 28 29 21 22
841 784 841 841 729 676 784 784 900 625 676 676 841 576 625 900 484 441 576 625 784 841 441 484
100
Daya beda
Validitas
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 Σm n Mp Mt p q s
1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 714 27 26.444
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 743 28 26.536
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 840 32 26.250
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 858 32 26.813
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 739 819 28 31 26.393 26.419 25.857
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 863 33 26.152
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 830 32 25.938
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 582 21 27.714
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 759 29 26.172
0.771 0.229
0.800 0.200
0.914 0.086
0.914 0.086
0.800 0.886 0.200 0.114 2.790
0.943 0.057
0.914 0.086
0.600 0.400
0.829 0.171
1.830
2.000
3.180
3.960
2.000
2.840
3.960
3.180
1.300
2.210
rpbis r tabel
0.385
0.486
0.448
1.356
0.384 0.572 0.334
0.418
0.092
0.865
0.250
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
JA JB
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
Tidak valid 9 9
Valid 9 9
29 23 24 25 27 21 27 26 21 23 28 905 25.86
841 529 576 625 729 441 729 676 441 529 784 23675
Tidak valid 9 9
101
BA BB PA PB D
Reliabilitas
TK
Kriteria B JS P Kriteria k M Vt r11 r tabel
Keterangan
9 5 1 0.556 0.444 Baik sekali 27 35 0.771 Mudah 30 25.86 7.84 0.558 0.334 Dipakai untuk no. 7
9 4 1 0.444 0.556 Baik sekali 28 35 0.800 Mudah
9 6 1 0.667 0.333
9 7 1 0.778 0.222
9 6 1 0.667 0.333
Baik
Cukup
Baik
32 35 0.914 Mudah
32 35 0.914 Mudah
28 35 0.800 Mudah
9 5 1 0.556 0.444 Baik sekali 31 35 0.886 Mudah
9 7 1 0.778 0.222
9 8 1 0.889 0.111
Cukup
Jelek
33 35 0.943 Mudah
32 35 0.914 Mudah
7 3 0.778 0.333 0.444 Baik sekali 21 35 0.600 Sedang
8 6 0.889 0.667 0.222 Cukup 29 35 0.829 Mudah
Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334
Dipakai untuk no. 8
Dipakai untuk no. 9
karena r hitung > r tabel maka soal reliable Dipakai Dipakai Tidak Tidak Tidak untuk untuk dipakai dipakai dipakai no. 10 no.11
Dipakai untuk no.12
Tidak dipakai
102
Skor
No soal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0
30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
(y2)
(y) 29 28 29 29 27 26 28 28 30 25 26 26 29 24 25 30 22 21 24 25 28 29 21 22
841 784 841 841 729 676 784 784 900 625 676 676 841 576 625 900 484 441 576 625 784 841 441 484
103
Daya beda
Validitas
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 Σm n Mp Mt p q s
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 859 32 26.844
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 835 31 26.935
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 805 31 25.968
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 857 33 25.970
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 883 829 33 32 26.758 25.906 25.857
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 824 31 26.581
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 877 33 26.576
1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 530 19 27.895
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 708 27 26.222
0.914 0.086
0.886 0.114
0.886 0.114
0.943 0.057
0.943 0.914 0.057 0.086 2.790
0.886 0.114
0.943 0.057
0.543 0.457
0.771 0.229
3.960
3.180
2.840
3.960
5.690
3.960
3.180
5.690
1.080
1.830
rpbis r tabel
1.400
1.229
0.113
0.160
1.836 0.070 0.334
0.825
1.466
0.789
0.239
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
9 9
9 9
Tidak valid 9 9
Valid
JA JB
Tidak valid 9 9
9 9
9 9
9 9
Valid 9 9
Tidak valid 9 9
29 23 24 25 27 21 27 26 21 23 28 905 25.86
841 529 576 625 729 441 729 676 441 529 784 23675
Tidak valid 9 9
104
TK Reliabilitas
BA BB PA PB D
9 7 1 0.778 0.222
9 8 1 0.889 0.111
9 7 1 0.778 0.222
9 8 1 0.889 0.111
9 7 1 0.778 0.222
9 9 1 1 0
7 7 0.778 0.778 0
9 6 1 0.667 0.333
Kriteria
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
Jelek
Baik
B JS P Kriteria k M Vt r11 r tabel
32 31 31 33 33 32 31 33 27 35 35 35 35 35 35 35 35 35 0.914 0.886 0.886 0.943 0.943 0.914 0.886 0.943 0.771 Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah 30 25.86 Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334 7.84 0.558 0.334 karena r hitung > r tabel maka soal reliabel Dipakai Tidak Tidak Tidak Dipakai Tidak Tidak Tidak Dipakai Tidak no. 13 dipakai dipakai dipakai no 14 dipakai dipakai dipakai no 15 dipakai
Keterangan
9 0 1 0 1 Baik sekali 19 35 0.543 Sedang
8 6 0.889 0.667 0.222 Cukup
105
ANALISIS VALIDITAS, DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS INSTRUMEN SOAL URAIAN
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Nomor Soal 5 6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
9 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Skor (y) 9 8 6 9 10 10 8 9 10 8 8 6 9 9 7 6 9 8 7 7 5
(y2) 81 64 36 81 100 100 64 81 100 64 64 36 81 81 49 36 81 64 49 49 25
106
Validitas
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 Σm n Mp Mt p q s
rpbis r tabel Kriteria
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 239 29 8.241
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 251 29 8.655
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 230 27 8.519
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 281 34 8.265
0.829 0.171
0.829 0.171
0.771 0.229
0.971 0.029
2.201 0.021
2.201 0.706
2.201 0.480
5.786 0.157
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 172 245 20 29 8.600 8.448 8.229 0.571 0.829 0.429 0.171 1.330
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 269 32 8.406
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 223 26 8.577
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 212 20 10.600
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 264 31 8.516
0.914 0.086
0.743 0.257
0.571 0.429
0.886 0.114
1.154 2.201 0.322 0.364 0.334 Tidak Valid valid
3.260 0.436
1.700 0.445
1.154 2.058
2.788 0.603
Valid
Valid
Valid
8 10 8 9 10 10 9 8 8 6 8 8 8 10 288 8.229
64 100 64 81 100 100 81 64 64 36 64 64 64 100 2432
Valid
107
Daya beda
JA JB BA BB PA PB D
Reliabilitas
TK
Kriteria B JS P Kriteria k M Vt r11 r tabel
Keterangan
9 9 9 8 1 0.889 0.111 Jelek 29 35 0.829 Mudah 10 8.229 1.776 0.930 0.334 Tidak dipakai
9 9 9 3 1 0.333 0.667 Baik sekali 29 35 0.829 Mudah
9 9 9 8 1 0.889 0.111
9 9 9 8 1 0.889 0.111
Jelek 27 35 0.771 Mudah
Jelek 34 35 0.971 Mudah
9 9 9 5 1 0.556 0.444 Baik sekali 20 35 0.571 Sedang
9 9 9 5 1 0.556 0.444 Baik sekali 29 35 0.829 Mudah
9 9 9 7 1 0.778 0.222 Cukup 32 35 0.914 Mudah
9 9 9 4 1 0.444 0.556 Baik sekali 26 35 0.743 Mudah
9 9 7 5 0.778 0.556 0.222
9 9 9 6 1 0.667 0.333
Cukup 20 35 0.571 Sedang
Baik 31 35 0.886 Mudah
Dari tabel r product moment dengan N=35 dan taraf signifikan 5% diperoleh r tabel=0,334
Dipakai untuk no. 1
Tidak dipakai
karena r hitung > r tabel maka soal reliabel Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak Tidak untuk untuk untuk untuk dipakai dipakai no. 2 no. 3 no. 4 no. 5
Tidak dipakai
108
109
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN VALIDITAS, DAYA BEDA, TARAF KESUKARAN, DAN RELIABILITAS INSTRUMEN SOAL Contoh untuk analisis soal nomor 1 pilihan ganda. 1. Validitas rpbis
M p Mt St
p q
Keterangang :
r pbis
=
Mp
= rerata skor siswa yang menjawab benar
koefisien korelasi poin biserial
Mt = rerata skor siswa total
p = proporsi skor siswa yang menjawab benar
q = proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)
St = standar deviasi total Kriteri: Jika rpbis > rtabel, butir soal valid
r pbis
=
= 1,119
Karena rpbis > rtabel, dimana 1,119 > 0,334; maka soal nomor 1 dikatakna valid.
2. Reliabilitas
Keterangan : r11
=
reliabilitas tes secara keseluruhan.
M = rata-rata skor total K = jumlah butir soal Vt = varians total
110
Kriteria: Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliable rtabel = 0,334 = 0,577 Karena harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel.
3. Taraf kesukaran
Keterangan : TK = indeks kesukaran B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes P=
= 0,886 (mudah)
4. Daya beda
Keterangan : D = indeks diskriminasi BA = banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = jumlah peserta tes pada kelompok atas JB = jumlah peserta tes pada kelompok bawah D = - = 0,222 (cukup)
111
LAMPIRAN 6 SOAL PRETEST-POSTEST MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam K e l a s/Semester : VII/2 Hari, Tanggal : ……. Waktu : 30 menit PETUNJUK UMUM: 1.
Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal.
2.
Kerjakan pada lembar jawaban yang disediakan.
3.
Isikan identitas anda kedalam lembar jawab pretes-postes dengan teliti dan lengkap
4.
Laporkan kepada pengawas bila terdapat lembar soal yang kurang jelas / rusak
5.
Lembar jawab Pretest-Postest tidak boleh kotor, terlipat, basah dan rusak
6.
Periksa kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas
SELAMAT BEKERJA PETUNJUK KHUSUS Kerjakan butir soal 1-30, pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang pada jawaban yang dianggap benar pada kolom A, B, C atau D.
A. PILIHAN GANDA Perhatikan gambar dan teks berikut dengan seksama kemudian kerjakan soal 1-3. Linda sedang membaca sebuah artikel berita di situs online. Dalam artikel tersebut disebutkan menurut laporan IPCC, suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus tahun terakhir. Bahkan model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4°C (2.0 hingga 11.5°F) antara tahun 1990 dan 2100.
Gambar 1. Anomali suhu permukaan 0 bumi ( C)
Linda menyetujui hal tersebut, ia merasakan akhir-akhir ini bumi juga terasa semakin panas. 1.
Peristiwa peningkatan rata-rata suhu bumi
2.
Pada gambar 1 ditunjukkan wilayah bumi
secara global dibanding standar normal
mengalami
peningkatan
suhu.
disebut…..
kenaikan suhu tertinggi di bumi?
a.
Efek rumah kaca
a.
-20C
b.
Fotosintesis
b.
00C
c.
Pemanasan global
c.
0,50C
d.
Presipitasi
d.
20C
Berapa
112
3.
Panel ilmiah yang berisi para ilmuwan yang bergerak dalam mengkaji penanggulangan pemanasan global adalah….. a.
WMO
c.
UNEP
b.
IPCC
d.
Protokol Kyoto
Perhatikan gambar dan teks berikut dengan seksama, kemudian kerjakan soal 4-7. Pemanasan
global
yang
tengah
terjadi
saat
ini
merupakan dampak dari aktivitas manusia di bumi. Aktifitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca, dianggap sebagai penyebab utamanya. Saat ini konsentrasi tertinggi gas rumah kaca yang berada di atmosfer ditempati oleh gas CO2. Vivanews melangsir bahwa saat ini konsentrasi gas CO2 telah melebihi ambang batas yakni mencapai 400 ppm. Sementara di atas Samudera Pasifik konsentrasi CO2 mencapai 400,33 ppm dan California mencapai adalah 400,08 ppm. Pakar perubahan iklim
Gambar 2. Gas rumah kaca hasil sektor industri
Scripps, Profesor Ralph Keeling, menyatakan kondisi saat ini akan membuat dunia kembali pada masa waktu tersebut, konsekuensinya peradaban akan hancur. Namun, hal tersebut dapat dicegah bila emisi CO2 dari pembakaran batubara, gas dan minyak dengan cepat dibatasi. 4.
Kumpulan gas yang dapat menimbulkan
c.
Menanam pohon atau penghijauan
efek
d.
Melakukan penebangan liar
pemanasan
di
atmosfer
sering
disebut…..
5.
6.
7.
Sampah organik yang terkumpul dan
a.
Gas rumah kaca
dibiarkan membusuk akan menimbulkan
b.
Gas emisi
bau
c.
Gas buang
menghasilkasn gas metana. Kondisi yang
d.
Gas pemanasan global
kotor juga memicu timbulnya kuman atau
busuk
yang
menyengat
karena
Gas CO2 banyak dihasilkan dari aktifitas
bakteri yang bersifat patogen. Bagaimana
yang dilakukan manusia. Berikut adalah
cara yang tepat untuk menanggulangi
sumber gas CO2, kecuali…..
sampah itu?
a.
Pembakaran batu bara
a.
Membakar sampah organik tersebut
b.
Pembakaran dari kendaraan bermotor
b.
Membuang sampah organik ke sungai
c.
Hairspray
d.
Pembangkit listrik
agar hilang terbawa arus c.
Langkah penanggulangan yang paling tepat untuk mengurangi gas CO2 yang dapat dilakukan adalah….. Mengurangi pemakaian pupuk
b.
Mengurangi ruangan
tanah d.
Menyemprot sampah organik dengan desinfektan
a.
pemakaian
Mengubur sampah organik ke dalam
pendingin
113
Perhatikan tabel berikut! Jenis Gas Rumah Kaca 1. Freon atau CFC 2. Metana atau CH4 3. Nitrogen oksida atau NO
8.
Pasangan
yang
benar
tentang
efek
pemanasan yang dihasilkan gas rumah kaca
Efek pemanasan dibanding CO2
dibandingkan dengan gas CO2 adalah…..
A. Ribuan kali
a.
1 dan B
B. 300 kali
b.
2 dan C
c.
3 dan A
a.
1 dan C
C. 23 kali
Perhatikan tabel berikut ini, kemudian kerjakan soal 9-10! No
9.
Nama Negara
1.
Amerika
18,7 %
2.
Uni eropa
17,1 %
3.
China
11,6 %
4.
Federasi Rusia
7,2 %
5.
Indonesia
4,8 %
6.
India
4.1 %
7.
Jepang
2,8 %
8.
Kanada
1,9 %
Berdasarkan data dalam tabel di atas, posisi pertama
sebagai
terbanyak
dari
Kontribusi gas GRK
penghasil
gas
kelompok
GRK negara
berkembang adalah….. a.
Amerika
c. China
b.
Uni Eropa
d. Federasi Rusia
10. Kontribusi gas GRK yang dihasilkan dari gabungan negara-negara maju adalah….. a.
54,6 %
c. 41,9 %
b.
51,6 %
d. 44,9 %
Perhatikan teks berikut, kemudian kerjakan soal 11-12! Gas rumah kaca terdiri dari berbagai macam, namun yang menjadi perhatian utama dan dianggap sebagai kontributor terbesar dalam pemanasan global adalah karbondoiksida atau CO2, metana atau CH4, nitrogenoksida atau NO, dan CFC atau klorofluorokarbon.
Konsentrasi
tertinggi
yang
berada di atmosfer adalah gas CO2, sementara efek pemanasan tertinggi dimiliki oleh CFC. Keempat jenis GRK tersebut merupakan emisi dari aktifitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa, dalam sektor transportasi, industri, energi, pertanian, manufaktur, serta sampah bahkan digunakan dalam produk-produk yang dipakai oleh manusia seperti aerosol dan sebagai sistem refrigerasi.
114
11. Gas
nitrogenoksida
banyak
dihasilkan
12. Sifat yang menjadikan gas metana memiliki
dari…..
efek pemanasan adalah…..
a.
Pertanian, aerosol, dan pembakaran
a.
reaktif terhadap oksidator di udara
biomassa
b.
mudah terbakar pada bentuk cair dan
b.
c.
Sistem refrigerasi, bahan bakar fosil,
tekanan tinggi
dan industri
c.
tidak berwarna
Pertanian, bahan bakar fosil, dan
d.
tidak berbau
industri d.
Bahan bakar fosil, energi, dan industri
Perhatikan teks dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 13-14! Efek rumah kaca atau the greenhouse effect tentu sudah sering kita dengar dan pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824. Hal ini berhubungan erat dengan terjadinya pemanasan global. Fenomena tersebut dikatakan sebagai efek rumah kaca karena sifat lapisan gas rumah kaca yang berbentuk mirip seperti kaca, yakni dapat ditembus gelombang sinar matahari namun tidak dapat ditembus oleh energi panas. 13. Efek rumah kaca juga dimiliki oleh planet
a.
Suhu bumi tetap stabil karena lapisan
selain bumi, peran penting efek rumah kaca
atmosfer
bagi bumi adalah…..
radiasi sinar matahari
a.
Menghalangi bumi dari benda angkasa
b.
luar b.
Menjaga suhu bumi tetap stabil
c.
Memantulkan sinar matahari yang masuk ke bumi
d.
masih
mampu
menyerap
Bumi akan semakin banyak menyerap radiasi sinar matahari
c.
Pemanasan
global
akan
terus
makhluk
yang
dapat
meningkat d.
Tidak
ada
Mengurangi intensitas cahaya matahari
bertahan pada suhu siang yang terlalu
yang masuk ke bumi
panas dan suhu malam yang terlalu
14. Apabila bumi tidak memiliki efek rumah
dingin
kaca, kemungkinan paling tepat yang akan terjadi adalah…..
Perhatikan gambar percobaan berikut, kemudian kerjakan soal 15! Sina melakukan sebuah simulasi seperti pada gambar. Ia menggunakan 2 buah kaca tembus pandang, sebatang korek api sebagai sumber panas dan lampu pijar yang menyala sebagai sumber cahaya. Secara bersamaan Sina menyalakan korek api dan menaruhnya di bawah sebuah kaca (A) serta menyalakan lampu pijar di bawah kaca lainnya (B). Beberapa saat kemudian pada percobaan A kaca tetap utuh dan udara di atas kaca tidak mengalami kenaikan suhu
115
hanya permukaan kacanya saja yang terasa hangat. Sementara pada percobaan B kaca juga tetap utuh tetapi cahaya dapat diteruskan. 15. Rancangan percobaan sesuai pada gambar di atas adalah percobaan tentang….. a.
Pemanasan global
b.
Efek rumah kaca
c.
Penipisan lapisan ozon
d.
Pencairan es kutub
PETUNJUK KHUSUS! Jawablah soal nomor 1-5 berikut ini dengan benar, sesuai dengan perintah yang ada! B. Uraian Perhatikan artikel dan gambar berikut, kemudian kerjakan soal 1-3! Kita tahu bahwa salah satu sumber gas CO2 terbesar sebagai penyumbang GRK adalah emisi kendaraan bermotor. Banyak ilmuwan yang menawarkan solusi untuk mengganti bahan bakar minyak (BBM) dengan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan biofuel dari ganggang yang banyak hidup di lautan, dimana secara alami ganging mampumenghasilkan minyak. Keunggulan, biofeul dibanding bahan bakar minyak (BBM), bahwa ganggang memproduksi minyak dalam volume cukup besar dengan tingkat emisi yang lebih rendah. Tanaman ini juga ideal untuk menghasilkan kerosin yang merupakan bahan bakar pesawat terbang. Selama ini, biokerosin dibuat dari minyak biji rapa, minyak kelapa sawit atau minyak dari tanaman jarak pagar. 1.
Siswa bernama Andi, berpendapat gas CO2 bukanlah penyumbang terbesar emisi GRK. Menurutnya, jenis GRK lain mempunyai tingkat andil yang sama sebagai penyebab pemanasan global. Sebutkan jenis gas GRK lain dan sumber masing-masing gas tersebut dihasilkan!
2. Mala kembali berpendapat bahwa gas CO2 tidak hanya dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu dampak peningkatan gas CO2 juga dapat mengganggu kesehatan bagi manusia yang menghirupnya secara berlebihan. a.
Sebutkan sumber lain penghasil gas CO2 selain dari emisi kendaraan bermotor!
b.
Apa dampak kontaminasi gas CO2 di udara bagi kesehatan manusia?
3. Selain mengganti bahan bakar minyak (BBM) dengan bahan bakar alternatif ramah lingkungan, solusi apa yang dapat kalian tawarkan untuk mengurangi emisi gas CO2?
116
Perhatikan gambar di samping, kemudian kerjakan soal 4-5! Efek rumah kaca sangat berhubungan erat dengan pemanasan global. Terjadinya pemanasan global sebenarnya merupakan dampak dari efek rumah kaca yang terjadi di lapisan atmosfer bumi yang berimbas timbulnya dampak-dampak lain. Bahkan penipisan lapisan ozon juga ikut andil dalam hal ini. Selain menimbulkan dampak merugikan bagi bumi, adanya
efek
rumah
kaca
juga
memiliki
peran
yang
menguntungkan bagi kehidupan di bumi. Karena efek rumah kaca
memiliki andil besar dalam menentukan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk kehidupan makhluk di bumi, seperti manusia dan tumbuhan. Bahkan planet lain juga memiliki efek rumah kaca. 4. Solusi apa yang dapat kalian tawarkan untuk menanggulangi dampak efek rumah kaca terutama yang dapat kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan jawaban kalian! 5. Banyak dampak yang kalian rasakan karena adanya pemanasan global. Sebutkan dampak yang muncul dan paling dapat kalian rasakan di sekitar lingkungan kalian!
117
LAMPIRAN 7
DAFTAR VALIDATOR UJI KELAYAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No 1
Uji kelayakan Uji kelayakan tahap I
Pakar 1 2 3 4 5 6
Purwiyanti, S.Pd.
7
Nashirudin, SH.
1
Diah Nila Kusuma, S.Pd. Zaenal Arifin, S.Pd.I Indah Urwatin Wusqo, S.Pd. Nani Nursani, S.Pd. Dafid Priatmoko, S.Si. Miranita Khusniati, M.Pd. Diah Nila Kusuma, S.Pd. Zaenal Arifin, S.Pd.I Isa Akhlis, M.Pd.
2
Purwiyanti, S.Pd.
3
Nashirudin, SH.
8 9 2
Uji kelayakan isi tahap II
1 2 3
3
Uji kelayakan bahasa tahap II
1 2 3
4
Uji kelayakan penyajian dan kegrafikan tahap II
Nama Indah Urwatin Wusqo, M.Pd. Isa Akhlis, M.Pd. Miranita Khusniati, M.Pd Nani Nursani, S.Si. Dafid Priyatmoko, S.Si.
Instansi Dosen MIPA UNNES Dosen MIPA UNNES Dosen MIPA UNNES Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Dosen MIPA UNNES Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Dosen MIPA UNNES Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Dosen MIPA UNNES Guru MTs Nurul Huda Banyuputih Guru MTs Nurul Huda Banyuputih
118
LAMPIRAN 8
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN TAHAP I MAJALAH SAINS BEBASIS CONTEXTUAL LEARNING A. KOMPONEN KELAYAKAN ISI Butir 1 Kompetensi Inti (KI) tercantum secara implisit Deskripsi Kompetensi Inti ditulis secara implisit sebagai rubrik atau subrubrik. Butir 2 Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara eksplisit Deskripsi Kompetensi dasar ditulis secara implisit sebagai subrubrik. Butir 3 Kesesuaian isi majalah dengan KI dan KD Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengetahuan konsep sampai interaksi antar konsep sesuai dengan diamanatkan oleh KI dan KD B. KOMPONEN PENYAJIAN Butir 1 Daftar Isi Deskripsi Memuat rubrik dan judul artikel dari bagian teks disertai dengan nomor halaman yang sesuai dengan halaman rubrik dan judul artikel pada isi. Ditempatkan pada halaman baru (halaman ganjil). Butir 2 Tujuan Deskripsi Uraian singkat yang memuat target yang ingin dicapai. Butir 3 Pertanyaan/soal latihan Deskripsi Pertanyaan/soal latihan terdapat pada: akhir setiap rubrik, setelah beberapa rubrik pada akhir majalah. Butir 4 Daftar pustaka Deskripsi Daftar majalah yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan majalah tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul buku/jurnal/artikel ilmiah, tempat dan nama penerbit. C. KOMPONEN KEGRAFIKAN Butir 1 Kulit majalah Deskripsi Seluruh materi didesain pada bagian kulit depan, belakang dan punggung, secara visual ditampilkan jelas, kontras, menarik yang ditentukan oleh pemilihan jenis huruf, besar huruf, ilustrasi, warna dan tata letak yang sesuai. Butir 2 Isi majalah Deskripsi Materi majalah yang disajikan dalam bentuk teks dan ilustrasi ditampilkan secara komunikatif, serasi, proporsional dan konsisten berdasarkan pola tata letak tertentu. Butir 3 Keterbacaan Deskripsi - Kesesuaian dalam pemilihan huruf yang ditentukan oleh jenis dan besar huruf serta format kolom teks. Jenis dan besar huruf
119
Butir 4 Deskripsi
Butir 5 Deskripsi
disesuaikan dengan isi materi majalah serta tingkat pendidikan peserta didik. - Pemilihan ilustrasi disesuaikan dengan isi majalah yang dapat memperjelas informasi yang disampaikan baik melalui bentuk maupun warna yang sesuai. - Format majalah ditentukan berdasarkan tingkat keterbacaan yang dapat dicapai serta memenuhi aspek efektivitas dan efisiensi. Kualitas cetakan - Kejelasan cetakan isi yang sangat membantu peserta didik dalam mempelajari, memahami, dan menyerap informasi yang disampaikan melalui media tercetak. - Keratakan cetak merupakan konsistensi mutu cetakan secara keseluruhan isi majalah. - Kualitas warna cetak mampu memberikan gambaran nyata secara visual dan ilustrasi yang ditampilkan sehingga membantu peserta didik dalam memahami objek aslinya. Kekuatan fisik majalah - Berfungsi sebagai pelindung isi majalah dan alat promosi. Ditentukan oleh jenis, ketebalan dan kualitas bahan sesuai fungsinya. - Kertas isi dipilih sesuai dengan fungsinya sebagai media penyampai informasi tercetak yang tertahan untuk digunakan minimal 5 tahun - Dipilih sistem penjilidan yang sesuai dan memiliki kekuatan untuk digunakan minimal 5 tahun.
LAMPIRAN 9
120
121
122
123
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI UJI KELAYAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING TAHAP I
No A
B
C
Butir Penilaian
Pakar Pakar I II
Pakar III
Hasil Penilaian Pakar Pakar Pakar Pakar Pakar IV V VI VII
Pakar VIII
Komponen isi KI tercantum secara implisit 1 1 1 1 1 1 1 1 KD tercantum secara implisit 1 1 1 1 1 1 1 1 Kesesuaian isi dengan KI dan 1 1 1 1 1 1 1 1 KD Komponen penyajian Daftar isi 1 1 1 1 1 1 1 1 Kesesuaian dengan tujuan 1 1 1 1 1 1 1 1 pembelajaran Pertanyaan/soal 1 1 1 1 1 1 1 1 Daftar pustaka 1 1 1 1 1 1 1 1 Komponen kegrafikan Kulit majalah sesuai tema 1 1 1 1 1 1 1 1 Isi majalah komunikatif 1 1 1 1 1 1 1 1 Keterbacaan 1 1 1 1 1 1 1 1 Kualitas cetakan 1 1 1 1 1 1 1 1 Kekuatan fisik majalah 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah skor 12 12 12 12 12 12 12 12 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning dikatakan "Lolos" pada validasi tahap I, karena semua butir dalam instrumen penilaian kelayakan mendapat nilai respon positif (Ya).
Pakar IX 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
124
LAMPIRAN 11
125
DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN KELAYAKAN ISI TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
A. Cakupan Materi Butir 1 Keluasan Tema Deskripsi Materi yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi materi yang terkandung dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Butir 2 Kedalaman Tema Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep dengan memperhatikan sesuai dengan diamanatkan oleh Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). B. Keterpaduan Materi Butir 1 Isi majalah sains tema pemanasan global terdapat keterpaduan bidang biologi, fisika, dan kimia Deskripsi Materi yang disajikan ada keterkaitan (keterpaduan) minimal 2 bidang kajian yaitu bidang kajian biologi, fisika, dan kimia. Butir 2 Pertanyaan/soal dalam majalah sains tema pemanasan global terdapat soal IPA terpadu Deskripsi Soal pada uji kompetensi yang disajikan ada keterkaitan (keterpaduan) antara bidang kajian biologi, fisika, dan kimia. C. Akurasi Materi Butir 1 Akurasi Fakta Deskripsi Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Butir 2 Kebenaran konsep Deskripsi Konsep yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang IPA. Butir 3 Akurasi teori Deskripsi Teori yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam bidang IPA. Butir 4 Kebenaran prinsip/hukum Deskripsi Prinsip/hukum yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam bidang IPA. D. Kemutakhiran Butir 1 Kesesuaian dengan perkembangan ilmu Deskripsi Materi yang disajikan up to date, sesuai dengan perkembangan keilmuan IPA terkini. Butir 2 Keterkinian/ kemaslahan fitur (contoh-contoh)
126
Deskripsi
Butir 3 Deskripsi
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan relevan dan menarik serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi termasa (up to date). Rujukan termasa (up to date) Rujukan yang digunakan relevan, valid, dan mencerminkan ketermasaan (up to date).
E. Merangsang Minat Butir 1 Attention Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan memancing perhatian siswa. Butir 2 Relevamce Deskripsi Terdapat hubungan antara isi majalah sains dengan kebutuhan siswa. Butir 3 Confidence Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa untuk yakin terhadap kemampuan sendiri. Butir 4 Satisfaction Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan dalam majalah sains menumbuhkan kepuasan dalam diri siswa. F. Mengembangkan wawasan kebinekaan (sense of diversity) Butir 1 Apresiasi terhadap keanekaragaman hayati dan membangkitkan rasa syukur peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik untuk menngenal dan memelihara kelestarian dan keanekaragaman makhluk hidup serta membangkitkan rasa syukur peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa menciptakan berkeanekaragaman makhluk hidup. G. Mengandung wawasan kontekstual Butir 1 Menyajikan contoh-contoh konkret dari ingkungan lokal/nasional/regional/internasional Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan berasal dari lingkungan terdekat peserta didik/Indonesia/Asia Tenggara/dunia. Butir 2 Apresiasi terhadap kekayaan potensi keankekaragaman hayati Indonesia Deskripsi Memberikan apresiasi terhadap pakar penemu/perintis dalam perkembangan ilmu IPA dengan memuat foto dan hasil temuannya. H. Mengandung Komponen Contextual Learning Butir 1 Konstruktivisme Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan membangun pemahaman siswa secara mandiri, aktif, kreatif, dan produktif.
127
Butir 2 Deskripsi Butir 3 Deskripsi Butir 4 Deskripsi
Butir 5 Deskripsi Butir 6 Deskripsi Butir 7 Deskripsi
Inquiry Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa untuk berpikir. Questioning Latihan atau pertanyaan yang disajikan mendorong siswa untuk berpikir logis. Learning community Uraian, contoh dan latihan yang disajikan mendorong siswa untuk bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam kerja kelompok. Modelling Uraian, dan contoh yang disajikan merangsang siswa untuk berpikir, bekerja, dan belajar Reflection Majalah sains mendorong siswa untuk belajar berulang-ulang. Authentic assessment Latihan yang disajikan mampu mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya.
128
LAMPIRAN 12
129
130
131
LAMPIRAN 13
REKAPITULASI UJI KELAYAKAN ISI TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No
Aspek Penilaian
A
Cakupan tema Keluasan tema Kedalaman tema Keterpaduan tema Keterpaduan antar bidang kajian Keterpaduan pertanyaan/soal Akurasi materi Akurasi fakta dengan kenyataan Kebenaran konsep Akurasi teori yang berlaku Kebenaran prinsip/hukum Kemuktahiran Kesesuaian perkembangan ilmu Keterkinian Rujukan termassa Merangsang minat Attention Relevance Confidence Satisfaction Mengembangkan wawasan kebinekaan Apresiasi terhadap keanekaragaman Mengandung wawasan kontekstual Menyajikan contoh konkret Apresiasi terhadap pakar IPA Mengandung komponen Contextual Learning Konstuktivisme Inquiry Questioning Learning community Modelling Reflection Authentic assessment Rerata skor Persentase Rerata skor total Rerata Persentase Kriteria
B
C
D
E
F G
H
Hasil Penilaian Pakar Pakar Pakar Pakar 1 2 3 3 3
3 3
4 3
3 4
4 4
4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
3 4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4
4
4
4 4
4 4
4 4
4 4 4 3 4 3 3 3.76 94%
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3.84 3.84 96% 96% 3.81 92.25% Layak
132
LAMPIRAN 14 DESKRIPSI BUTIR PENILAIAN KELAYAKAN BAHASA TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
A. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Butir 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik Deskripsi Bahasa yang digunakan, baik untuk menjelaskan konsep maupun ilustrasi aplikasi konsep, menggambarkan contoh konkret (yang dapat dijumpai oleh peserta didik) sampai dengan contoh abstrak (yang imajinatif dapat dibayangkan peserta didik). Butir 2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial emosional peserta didik Deskripsi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosi peserta didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep dari lingkungan terdekat sampai dengan lingkungan global. B. Komunikatif Butir 1 Keterpahaman siswa terhadap pesan Deskripsi Pesan (dapat berupa materi ajar) disajikan dengan bahasa Indonesia. Butir 2 Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan Deskripsi Ilustrasi yang digunakan untuk menjelaskan materi dalam setiap bab atau sub bab relevan dengan pesan yang disampaikan dalam wacana. C. Dialogis dan interaktif Butir 1 Kemampuan memotivasi siswa untuk merespon pesan Deskripsi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas Butir 2 Menciptakan komunikasi interaktif Deskripsi Penyajian materi bersifat dialogis yang memungkinkan siswa seolah-olah berkomunikasi dengan penulis D. Lugas Butir 1 Deskripsi
Ketepatan struktur kalimat Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar dalam Bahasa Indonesia.
133
Butir 2 Deskripsi
Kebakuan istilah Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan/atau adalah istilah teknis ilmu pengetahuan yang disepakati.
E. Koherensi dan kerunutan alur pikir Butir 1 Keutuhan makna dalam rubrik/subrubrik / alinea Deskripsi Pesan atau materi yang disajikan dalam satu rubrik harus mencerminkan kesatuan tema, kesatuan subtema dalam sub rubrik dan kesatuan pokok pikiran dalam satu alinea. Butir 2 Ketertautan antar rubrik/subrubrik / alinea/ kalimat Deskripsi Penyampaian pesan antara satu rubrik atau dengan rubrik lain, antara rubrik dengan sub rubitk dalam rubrik, antar subrubrik dan antar kalimat dalam satu alinea yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. F. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia Butir 1 Ketetapan tata bahasa Deskripsi Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Butir 2 Ketepatan ejaan Deskripsi Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. G. Penggunaan istilah dan simbol/lambang Butir 1 Konsistensi penggunaan istilah Deskripsi Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, asa, atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam majalah. Butir 2 Konsistensi penggunaan simbol/ lambang Deskripsi Penggunaan simbol/ lambang yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam majalah. Butir 3 Ketepatan penulisan nama asing Deskripsi Penulisan nama ilmiah/asing dengan benar/ tepat.
134
LAMPIRAN 15
135
136
LAMPIRAN 16
REKAPITULASI UJI KELAYAKAN BAHASA TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No A
B
C
D
E
F
G
Hasil Validasi Pakar Pakar Pakar Pakar 2 1 3 Kesesuaian perkembangan peserta didik Tingkat berpikir siswa 3 3 3 Tingkat perkembangan sosialemosional 4 3 4 Komunikatif Keterpahaman siswa terhadap pesan 3 4 4 Kesesuaian ilustrasi terhadap pesan 4 4 4 Dialogis dan interaktif Kemampuan memotivasi siswa 3 3 3 Menciptakan komunikasi interaktif 4 4 4 Lugas Ketepatan struktur kalimat 4 3 4 Kebakuan istilah 4 4 4 Koherensi dan keruntutan alur pikir Keutuhan makna 4 4 4 Ketertautan 3 3 3 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia Ketepatan tata bahasa 3 2 3 Ketepatan ejaan 4 2 3 Penggunaan istilah dan simbol lambang Konsistensi penggunaan istilah 4 4 4 Konsistensi penggunaan simbol/lambang 4 4 4 Ketepatan penulisan nama ilmiah/asing 3 3 3 Rerata skor 3.60 3.33 3.60 Persentase 90% 83.25% 90% Rerata skor total 3.51 Rerata Persentase 87.75% Kriteria Layak Aspek Penilaian
137
LAMPIRAN 17 BUTIR INSTRUMEN KELAYAKAN PENYAJIAN DAN KEGRAFIKAN TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam rubrik Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap rubrik taat asas dan runtut memiliki pendahuluan, isi dan penutup Butir 2 Kelengkapan penyajian Deskripsi Penyajian sesuai dengan alur berpikir deduktif (umum ke khusus) atau induktif (khusus ke umum) Butir 3 Keruntutan konsep Deskripsi Penyajian kosep dari yang mudah ke yang sukat, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal Butir 4 Keseimbangan substansi antar rubrik/ sub rubrik Deskripsi Uraian substansi antar rubrik (tercermin dalam jumlah halaman) proporsional dengan mempertimbangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Uraian substansi antar sub rubrik dalam rubrik (tercermin dalam jumlah halaman) proporsional dengan mempertimbangkan Kompetensi Dasar B. Pendukung penyajian materi Butir 1 Kesesuaian/ ketepatan ilustrasi dengan materi Deskripsi Kesesuaian/ ketepatan penggunaan ilustrasi dengan materi dalam rubrik Butir 2 Penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai dengan rujukan/sumber acuan Deskripsi Teks, tabel, gambar dan lampiran yang diambil dari sumber lain harus disertai dengan rujukan/ sumber acuan Butir 3 Identitas tabel, gambar dan lampiran Deskripsi Setiap tabel, gambar, lampiran diberi nomor, nama atau judul sesuai dengan yang disebut dalam teks Butir 4 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran Deskripsi Penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran urut dan sesuai dengan yang tertulis pada teks Butir 5 Advance organizer (pembangkit motivasi belajar) pada awal rubrik Deskripsi Penjelasan singkat sebelum memulai rubrik baru diberikan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa Butir 6 Pengantar
138
Deskripsi Butir 7 Deskripsi Butir 8 Deskripsi
Uraian isi majalah dan cara penggunaannya di awal majalah Glosarium Glosarium berupa istilah-istilah penting dalam teks dengan penjelasan arti istilah tersebut dan ditulis secara alfabetis Daftar pustaka Daftar majalah yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan majalah tersebut yang diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul majalah/ majalah/ makalah/ artikel, tempat dan nama penerbit, nama dan lokasi situs internet serta tanggal akses situs (jika memakaiacuan yang memiliki situs)
C. Penyajian Pembelajaran Butir 1 Keterlibatan siswa Deskripsi Penyajian materi yang bersifat interaktif dan partisipatif yang memotivasi siswa terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar Butir 2 Berpusat pada siswa Deskripsi Penyajian materi menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran Butir 3 Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran Deskripsi Metode dan pendekatan penyajian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran Butir 4 Menyajikan umpan balik untuk evaluasi diri Deskripsi Setiap rubrik menyajikan rangkuman/kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang disajikan Butir 5 Kemampuan merangsang kedalaman berpikir siswa Deskripsi Penyajian materi dapat merangsang kedalam berpikir siswa termasuk melalui ilustrasi, analisis kasus, ikuiri atau eksperimen dan soal latihan KOMPONEN KEGRAFIKAN A. Ukuran majalah Butir 1 Kesesuaian ukuran majalah Deskripsi Mengikuti standar ukuran majalah A5 (148 x 210 mm), B5(176 x 250 mm), A4 (210 x 297 mm), letter (215,9 x 279,4 mm), atau F4 (215,9 x 329,946 mm). Toleransi ukuran antara 5 – 20 mm. Skala 1 = (15-20 mm), skala 2 (10-15 mm), skala 3 (5-10 mm) dan skala 4 (0-5 mm). Butir 2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi majalah Deskripsi Pemilihan ukuran majalah perlu disesuaikan dengan materi isi majalah dan kekhususan bidang studi. Hal ini akan mempengaruhi tata letak bagian isi dan ketebalan halaman majalah.
139
B. Bagian Kulit Majalah Butir 1 Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang dan punggung memiliki kesatuan (unity) Deskripsi Mengikuti standar ukuran majalah A5 (148 x 210 mm), B5(176 x 250 mm), A4 (210 x 297 mm), letter (215,9 x 279,4 mm), atau F4 (215,9 x 329,946 mm). Toleransi ukuran antara 5 – 20 mm. Skala 1 = (15-20 mm), skala 2 (10-15 mm), skala 3 (5-10 mm) dan skala 4 (0-5 mm). Butir 2 Kesesuaian ukuran dengan materi isi majalah Deskripsi Desain kulit muka, belakang dan belakang merupakana suatu kesatuan yang utuh. Elemen warna, ilustrasi dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling terkait satu dan lainnya. Butir 3 Memiliki pusat pandang (point center) yang baik Deskripsi Sebagai daya tarik awal dari majalah yang ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tipografi, ilustrasi dan warna. Butir 4 Keseimbangan komposisi unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll) seimbang dan seirama dengan tata letak isi Deskripsi Adanya keseimbangan antara unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll) dengan ukuran majalah serta memiliki keiramaan dengan tata letak isi. Butir 5 Ukuran unsur tata letak proporsional Deksripsi Perbandingan ukuran antara ukuran unsur tata letak (tipografi, ilustrasi dan unsur pendukung lainnya seperti kotak, lingkaran dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional. Butir 6 Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi Deskripsi Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan nuansa tertentu yang sesuai dengan materi isi majalah . Butir 7 Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca Deskripsi Menggunakan huruf yang menarik dan tidak mengurangi tingkat keterbacaan dan kejelasan dari informasi yang disampaikan. Butir 8 Ukuran huruf proporsional dibandingkan dengan ukuran majalah Deskripsi Secara proporsional dibandingkan dengan ukuran dan margin majalah (>14 pt). Butir 9 Ilustrasi dapat menggambarkan isi/materi majalah Deskripsi Dapat dengan cepat menggambarkan tentang jenis bidang studi tertentu. Butir 10 Bentuk, ukuran, obyek ilustrasi proporsional Deskripsi Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang proporsional sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian peserta didik.
140
C. Bagian Isi Majalah Butir 1 Penempatan unsur tata letak konsisten Deskripsi Mengikuti pola, tata letak dan irama yang telah ditetapkan, awal rubrik dimulai dari halaman ganjil, penempatan teks pada awal rubrik konsisten. Butir 2 Bidang cetak dan margin proporsional/sebanding Deskripsi Memperhatikan kemudahan dan keterbacaan susunan teks. Butir 3 Teks dan ilustrasi berdekatan Deskripsi Merupakan kesatuan dengan ilustrasi yang ditampilkan. Butir 4 Kesesuaian bentuk, warna dan ilustrasi yanng ditampilkan Deskripsi Ditampilkan secara menarik, serasi dan proporsional. Butir 5 Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf Deskripsi Maksimal menggunakan tiga jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur teks dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf. Butir 6 Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital) tidak berlebihan Deskripsi Digunakan hanya untuk keperluan tertentu dalam membedakan, memberikan tekanan pada penyusunan teks dianggap penting. Butir 7 Panjang baris kalimat antara 45 – 75 karakter ( sekitar 10 – 12 kata) Deskripsi Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan tersebut di atas termasuk, spasi kata dan tanda baca. Butir 8 Spasi baris susunan teks normal Deskripsi Untuk menghindari kejenuhan an kelelahan dalam membaca sebagai akibat dari baris susunan teks terlalu padat. Butir 9 Jenjang/hierarki judul-judul jelas dan konsisten Deskripsi Menunjukan urutan/hierarki susunan teks secara sistematika sehingga mudah dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan jenis huruf, ukuran huruf dan variasi huruf (bold, italic, all capital, small caps). Butir 10 Jenjang/hierarki judul-judul proporsional Deskripsi Hierarki judul ditampilkan secara proporsional dan tidak menggunakan perbedaan ukuran huruf yang terlalu mencolok. Butir 11 Ilustrasi mampu mengungkapkan makna/arti dari objek Deskripsi Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah pemahaman dan pengertian peserta didik pada penyampaian informasi. Butir 12 Bentuk dan warna ilustrasi harmonis dan proporsional Deskripsi Bentuk ilustrasi harus proporsional sehingga tidak menimbulkan salah tafsir peserta didik pada obyek yang sesungguhnya dan memberikan kejelasan tentang bagianbagian dari ilustrasi yang mempunyai arti khusus dalam penampilan warnanya.
141
Butir 13 Deskripsi
Ilustrasi Isi Menimbulkan Daya Tarik Keseluruhan ilustrasi serasi, mengungkapkan konsep kreatif dan dinamis yang dapat menambah kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik.
142
LAMPIRAN 18
143
144
145
LAMPIRAN 19
REKAPITULASI UJI KELAYAKAN PENYAJIAN DAN KEGRAFIKAN TAHAP II MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No
A
B
C
A
B
Aspek Penilaian Komponen Penyajian Teknik penyajian Konsistensi sistematika sajian Kelogisan Keruntutan konsep Keseimbangan substansi Pendukung penyajian materi Kesesuaian ilustrasi Penyajian teks, tabel, dan gambar disertai rujukan Identitas teks, tabel, dan gambar Ketepatan penomoran dan penamaan Advance organizer Pengantar Glosarium Daftar pustaka Penyajian pembelajaran Keterlibatan siswa Berpusat pada siswa Kesesuaian dengan karakter mata pelajaran Umpan balik Kemampuan merangsang berpikir siswa Komponen Kegrafikan Ukuran buku Kesesuaian dengan standar Kesesuaian format Bagian kulit buku Unsur tata letak Kesesuaian ukuran dengan isi Point center Komposisi tata letak seimbang dan seirama Ukuran tata letak proporsional Warna tata letak Huruf menarik dan mudah dibaca Ukuran huruf proporsional dengan majalah Ilustrasi Bentuk, ukuran, dan obyek ilustrasi
Hasil Validasi Pakar Pakar Pakar Pakar 1 2 3
3 4 4 3
3 4 4 4
3 3 4 4
3
3
3
4
4
4
4 4 3 4 4 4
4 4 3 4 3 4
4 4 3 4 4 4
3 3 4 3 3
4 3 4 4 4
3 3 4 4 3
4 4
4 4
4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
146
C
proporsional Bagian isi Penempatan unsur tata letak Bidang cetak dan margin Teks dan ilustrasi Kesesuaiann bentuk, warna, dan ukuran tata letak Jenis huruf Variasi huruf Panjang baris kalimat Spasi baris Jenjang/hierarki judul-judul jelas/konsisten Jenjang/hierarki judul-judul proporsional Ilustrasi mengungkapkan makna obyek Bentuk, dan warna ilustrasi Ilustrasi isi menimbulkan daya tarik Rerata skor Persentase Rerata skor total Rerata Persentase Kriteria
3 4 4
3 4 4
3 4 4
4
4
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3.62 3.86 3.69 90.50% 96.50% 92.25% 3.72 93.08% Layak
No
Kode
1 2 3 4 5 6
SK-01 SK-02 SK-03 SK-04 SK-05 SK-06
7 8 9 10
Nama siswa
1 4 3 4 4 4 4
2 3 3 3 3 3 3
3 4 2 4 3 3 3
4 4 4 3 3 4 4
Pernyataan 5 6 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
7 3 3 3 3 4 3
8 4 4 4 3 3 3
9 3 4 3 3 3 3
10 4 3 4 3 4 4
Akhmad Saeful Genta Vidi Aji Eka Arfianto Wijayanti. M. R Sulis Priyanto Maftuh Ahnan Nafisa Riska Dewi SK-07 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 Afida Rohmatul SK-08 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 Khikmah SK-09 Supartiningsih 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 SK-10 Luluk Il Maftuhah 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 Σ skor 38 32 32 36 35 35 31 33 32 38 Skor maksimal 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 % 95.00% 80.00% 80.00% 90.00% 87.50% 87.50% 77.50% 82.50% 82.50% 95.00% Σ% 85.75% Persentase tanggapan siswa mencapai 85.75% sehingga Majalah Sains Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat baik"
147
LAMPIRAN 20
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No
Kode
Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
SB-01 SB-02 SB-03 SB-04 SB-05 SB-06 SB-07 SB-08 SB-09 SB-10 SB-11 SB-12 SB-13 SB-14 SB-15 SB-16
17
SB-17
18
SB-18
19 20
SB-19 SB-20
Felsa melimiawati Mufaridhoh Nur azizah Wijayanti. M. R Ida nurfarida Dewi murtasiyah Siti Fatimah Eka arfianto Ahmad Saeful Genta vidi aji Baid fadlu rohman Anggi amelia rodianti Via Dwi. P Putri yunita sari Retno Susanti Saniyatul maghfiroh Nafisa riska dewi afida Muhammad zaki asobik Miftahul huda Samsul ma'arif
1 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3
5 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
Pernyataan 6 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
4 3
4 3
4 4
4 3
4 3
4 3
4 2
4 3
3 3
3 3
3 4
7 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4
8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4
9 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4
10 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2
11 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3
148
LAMPIRAN 21
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
SB-21 SB-22 SB-23 SB-24 SB-25 SB-26 SB-27 SB-28 SB-29 SB-30 SB-31 SB-32 SB-33
Ahmad asyrof Khofifatul Kh. Sinta romaningsih Saeful hadi Maftuh ahnan A. Fandoli Suprihadi Amilia Safitri Anik. R. N. Yogis maulana Sulis priyanto Rohmatul hikmah Supartiningsih Muhamad irsyadul SB-34 ibad SB-35 Luluk Il Maftuhah Σ skor Skor maksimal % Σ%
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3
3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4
3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3
3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4
3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
2 118 140 84.29 %
4 120 140 85.71 %
3 119 140 85.00 %
3 113 140 80.71 %
4 112 140 80.00 %
4 115 140 82.14 %
4 112 140 80.00 %
4 122 140 87.14 %
4 3 3 117 119 118 140 140 140 83.57 85.00 84.29 % % % 83.44% Persentase tanggapan siswa mencapai 83.44% sehingga Majalah Sains Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat menarik"
149
TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No
Kode
Nama guru
1
GK-01
2 3
Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nani nursani, S.Si.
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
GK-02
Diah nila kusuma, S.Pd.
3
3
2
4
4
4
3
4
3
4
GK-03
Purwiyanti, S.Pd.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Σ skor
10
11
9
11
12
12
11
12
11
12
Skor maksimal
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
83.33
91.67
75.00
91.67
100.00
100.00
91.67
100.00
91.67
100.00
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
% Σ%
92.50% Persentase tanggapan guru mencapai 92.50% sehingga Majalah Sains Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat baik"
150
LAMPIRAN 22
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPA GURU UJI SKALA KECIL
No
Kode
1
GB-01
2 3 4 5 6
Nama guru
1 4
2 4
3 4
4 3
5 4
Pernyataan 6 4
7 4
8 4
9 4
10 4
11 4
Nani nursani, S.Si. Diah nila kusuma, GB-02 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 S.Pd. GB-03 Purwiyanti, S.Pd. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Dafid priatmoko, GB-04 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 S.Si. GB-05 Nashirudin, SH. 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 Zaenal arifin, GB-06 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 S.Pd.I Σ skor 23 21 21 19 22 20 21 21 21 21 21 Skor maksimal 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 % 95.83% 87.50% 87.50% 79.17% 91.67% 83.33% 87.50% 87.50% 87.50% 87.50% 87.50% Σ% 87.50% Persentase tanggapan guru mencapai 87.50% sehingga Majalah Sains Berbasis Contextual Learning ini dikatakan "Sangat menarik"
151
LAMPIRAN 23
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPA GURU UJI SKALA BESAR TERHADAP MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
LAMPIRAN 24
152
153
154
155
LAMPIRAN 25
156
157
158
159
160
LAMPIRAN 26
DAFTAR SISWA KELAS VIIA (KELAS IMPLEMENTASI) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode KI-01 KI-02 KI-03 KI-04 KI-05 KI-06 KI-07 KI-08 KI-09 KI-10 KI-11 KI-12 KI-13 KI-14 KI-15 KI-16 KI-17 KI-18 KI-19 KI-20 KI-21 KI-22 KI-23 KI-24 KI-25 KI-26 KI-27 KI-28 KI-29 KI-30 KI-31 KI-32 KI-33 KI-34 KI-35 KI-36
Nama siswa Aji Sapo Assegaf Ahmad Ubaidillah M. Syauqi Aunillah Alafin Aflah Arga Azzam Dinata Dimas Agung Maulana Fendi Hendi Pratiawan Alafan Aflah Dwi Nugroho M. Fikri Labib Muhamad Khairul Umam Alif Rifqiawan Falah Sonafi Mustofa Aqil Usmanul Karim Zulfika Ahmad Romadhon Ade Nur Asih Alfi Himawati Anisa Fitriana Ayuk Fikriana Devi Prasetyaningsih Dwi Rahayu Eli Rahkmawati Fatma Windiana Fitrotus Syariah Irma Yulita Khanif Afifah Fita Zuhaida Nur Khusni Kinasih Naeli Khanifatun Nairoh Niswatun Nadhifah Duwi Utami Nur Sakinah Hani' Navila Riyan Kharista Shofi Nur Hidayah Umi Khabibah Azimatun Nafi'ah
161
LAMPIRAN 27 LEMBAR JAWABAN PRETES
162
LEMBAR JAWABAN POSTES
163
LAMPIRAN 28
REKAPITULASI NILAI AKHIR SISWA MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode
KI-01 KI-02 KI-03 KI-04 KI-05 KI-06 KI-07 KI-08 KI-09 KI-10 KI-11 KI-12 KI-13 KI-14 KI-15 KI-16 KI-17 KI-18 KI-19 KI-20 KI-21 KI-22 KI-23 KI-24 KI-25 KI-26 KI-27 KI-28 KI-29 KI-30 KI-31 KI-32 KI-33 KI-34 KI-35 KI-36 Rerata nilai Nilai tertinggi Nilai terendah
Diskusi 85.00 80.00 80.00 80.00 85.00 80.00 80.00 80.00 85.00 85.00 80.00 85.00 80.00 80.00 80.00 80.00 85.00 75.00 75.00 75.00 80.00 85.00 75.00 80.00 75.00 75.00 75.00 75.00 80.00 75.00 75.00 85.00 75.00 80.00 75.00 85.00 79.58
Nilai Tugas Wordsquare 80.00 80.00 80.00 100.00 86.67 86.67 85.00 100.00 73.33 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 93.33 80.00 93.33 73.33 73.33 80.00 80.00 80.00 80.00 93.33 93.33 100.00 80.00 100.00 80.00 80.00 83.66
TTS 90.00 90.00 80.00 100.00 100.00 80.00 90.00 100.00 90.00 80.00 80.00 80.00 100.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 70.00 80.00 80.00 90.00 100.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 80.00 70.00 100.00 90.00 100.00 80.00 80.00 85.00 95.50 73.13
Postes 94.00 77.00 86.00 89.00 80.00 93.00 77.00 91.00 83.00 81.00 83.00 76.00 83.00 77.00 89.00 89.00 80.00 81.00 83.00 70.00 79.00 80.00 76.00 74.00 74.00 74.00 89.00 89.00 91.00 71.00 89.00 93.00 86.00 93.00 84.00 80.00 82.89
Nilai akhir 88.38 81.38 82.25 93.38 87.29 86.54 82.63 94.13 82.58 81.00 81.13 79.13 86.13 78.88 83.38 83.38 80.63 79.75 80.50 73.13 82.96 80.63 83.71 81.08 75.46 77.13 82.75 82.75 84.13 79.33 83.58 95.50 84.13 94.88 80.88 80.63 83.20
164
LAMPIRAN 29
REKAPITULASI ANALISIS UJI N-GAIN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING No
Kode
KI-01 KI-02 KI-03 KI-04 KI-05 KI-06 KI-07 KI-08 KI-09 KI-10 KI-11 KI-12 KI-13 KI-14 KI-15 KI-16 KI-17 KI-18 KI-19 KI-20 KI-21 KI-22 KI-23 KI-24 KI-25 KI-26 KI-27 KI-28 KI-29 KI-30 KI-31 KI-32 KI-33 KI-34 KI-35 KI-36 Rerata nilai Skor maksimal N-gain Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai Pretes 41 46 39 54 51 57 46 64 51 60 50 34 49 33 57 40 41 46 29 31 49 60 54 49 44 37 49 46 59 57 54 56 43 41 47 43 47.42
Postes 94 77 86 89 80 93 77 91 83 81 83 76 83 77 89 89 80 81 83 70 79 80 76 74 74 74 89 89 91 71 89 93 86 93 84 80 82.89 100.00 0.67 Sedang
N-gain
Kriteria
0.90 0.57 0.77 0.76 0.59 0.84 0.57 0.75 0.65 0.53 0.66 0.64 0.67 0.66 0.74 0.82 0.66 0.65 0.76 0.57 0.59 0.50 0.48 0.49 0.54 0.59 0.78 0.80 0.78 0.33 0.76 0.84 0.75 0.88 0.70 0.65
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang
0.67
Sedang
165
LAMPIRAN 30
PERHITUNGAN N-GAIN Perhitungan N-gain untuk rerata kelas:
Hasil tersebut menunjukkan kriteria peningkatan hasil belajar dikatakan “Sedang.”
166
LAMPIRAN 31
167
168
169
LAMPIRAN 32 REKAPITULASI ANGKET MINAT SEBELUM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING Pernyataan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
KI-01 KI-02 KI-03 KI-04 KI-05 KI-06 KI-07 KI-08 KI-09 KI-10 KI-11 KI-12 KI-13 KI-14 KI-15 KI-16 KI-17 KI-18 KI-19 KI-20 KI-21 KI-22 KI-23 KI-24 KI-25 KI-26
Attention 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Positif 17 20 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
22 3 3 1 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2
Relevance 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3
Negatif 13 24 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 2
5 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
Positif 12 16 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 2 4 2 2 3 3 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2
21 4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3
2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3
Negatif 8 18 2 2 2 4 3 1 3 1 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3
19 2 3 3 2 2 4 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3
3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2
Confidence Positif Negatif 9 14 6 25 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 1 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3
Satisfaction Positif Negatif 7 23 10 11 15 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
Skor
Rerata skor
72 76 65 67 82 85 79 58 82 80 70 77 74 64 66 80 85 77 78 71 78 66 68 75 80 67
2.88 3.04 2.60 2.68 3.28 3.40 3.16 2.32 3.28 3.20 2.80 3.08 2.96 2.56 2.64 3.20 3.40 3.08 3.12 2.84 3.12 2.64 2.72 3.00 3.20 2.68
170
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KI-27 KI-28 KI-29 KI-30 KI-31 KI-32 KI-33 KI-34 KI-35 KI-36 Σxi n Xbar
Rerata skor Kriteria
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 110 36 3.06
3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 111 110 36 36 3.08 3.06 2.90
3 2 1 2 2 2 2 4 3 2 87 36 2.42 2.90 Baik
3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 100 36 2.78
3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 107 36 2.97 2.89
3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 105 36 2.92
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 115 36 3.19
4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 109 93 36 36 3.03 2.58 2.97
4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 110 36 3.06
3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 128 36 3.56
3.02 Baik
3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 102 99 36 36 2.83 2.75 3.08
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 115 36 3.19
3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 96 36 2.67
3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 105 36 2.92 2.91
3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 113 36 3.14 3.03 Baik
3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 122 109 36 36 3.39 3.03 3.21
4 3 4 3 2 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 116 102 36 36 3.22 2.83 3.03
3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 109 36 3.03
4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 105 36 2.92 2.98
3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 108 36 3.00
83 80 75 76 75 68 70 78 84 75
3.32 3.20 3.00 3.04 3.00 2.72 2.80 3.12 3.36 3.00
2686
2.98
3.00 Baik
171
LAMPIRAN 33 REKAPITULASI ANGKET MINAT SETELAH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING Pernyataan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
KI-01 KI-02 KI-03 KI-04 KI-05 KI-06 KI-07 KI-08 KI-09 KI-10 KI-11 KI-12 KI-13 KI-14 KI-15 KI-16 KI-17 KI-18 KI-19 KI-20 KI-21 KI-22 KI-23 KI-24 KI-25 KI-26
Attention 1 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3
Positif 17 20 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3
22 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3
Relevance 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4
Negatif 13 24 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4
5 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
Positif 12 16 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 2
21 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4
2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3
Negatif 8 18 2 3 4 3 3 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3
19 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2
Confidence Positif Negatif 9 14 6 25 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Satisfaction Positif Negatif 7 23 10 11 15 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4
Skor
Rerata skor
78 78 75 76 81 90 85 80 90 82 79 79 78 80 75 81 82 82 80 76 76 80 77 78 77 75
3.12 3.12 3.00 3.04 3.24 3.60 3.40 3.20 3.60 3.28 3.16 3.16 3.12 3.20 3.00 3.24 3.28 3.28 3.20 3.04 3.04 3.20 3.08 3.12 3.08 3.00
172
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KI-27 KI-28 KI-29 KI-30 KI-31 KI-32 KI-33 KI-34 KI-35 KI-36 Σxi n Xbar
Rerata skor Kriteria
3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 117 36 3.25
4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 118 115 36 36 3.28 3.19 3.19
3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 110 36 3.06 3.15 Baik
3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 110 36 3.06
4 3 3 2 3 3 3 4 4 2 116 36 3.22 3.11
3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 110 36 3.06
3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 124 36 3.44
3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 116 112 36 36 3.22 3.11 3.26
4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 118 36 3.28
4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 121 36 3.36
3.22 Baik
3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 112 108 36 36 3.11 3.00 3.17
4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 115 36 3.19
3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 100 36 2.78
4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 113 36 3.14 3.04
3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 115 36 3.19 3.19 Baik
3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 120 120 36 36 3.33 3.33 3.33
4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 118 113 36 36 3.28 3.14 3.21
3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 107 36 2.97
3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 115 36 3.19 3.11
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 114 36 3.17
84 77 77 76 75 78 77 78 84 81
3.36 3.08 3.08 3.04 3.00 3.12 3.08 3.12 3.36 3.24
2857
3.17
3.16 Baik
173
174
LAMPIRAN 34
ANALISIS PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE ARCS
No
Rerata Skor
Kategori Minat
Sebelum
Sesudah
Peningkatan Kriteria
1
Attention
2.90
3.15
0.23
Rendah
2
Relevance
3.02
3.22
0.20
Rendah
3
Confidence
3.03
3.19
0.16
Rendah
4
Satisfaction
3.00
3.16
0.16
Rendah
Rerata skor
2.99
3.18
0.19
Rendah
Perhitungan peningkatan minat dianalisis menggunakan rumus (Keller, 1987): R= Dengan kriteria perolehan skor yakni: Jika R > 0,70 , maka dikatakan tinggi. Jika 0,30 ≤ R ≤ 0,70, maka dikatakan sedang. Jika R < 0,30, maka dikatakan rendah.
Berdasarkan data dalam tabel diperoleh: R=
=
= 0,19
Karena R = 0,19, maka peningkatan minat belajar siswa dikatakan rendah.
LAMPIRAN 35
175
176
LAMPIRAN 36
177
LAMPIRAN 37
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Siswa mengisi angket minat yang telah disediakan.
Gambar 2. Siswa melakukan diskusi secara berkelompok.
Gambar 3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Gambar 4. Siswa menggunakan majalah Sains sebagai sumber belajar.
Gambar 5. Siswa mengerjakan soal sesuai instruksi guru.