PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS KELAS V DI SDN 3 TEGALREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN
PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Magister Administrasi Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh : SUGIRI Q100140039 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
i
ii
iii
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS KELAS V DI SDN 3 TEGALREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN Oleh: Sugiri. Q1001400391, Bambang Sumardjoko 2, Sumardi3 Mahasiswa UMS1, Staff Pengajar UMS2, Staff Pengajar UMS3 Email:
[email protected] Abstract This study aimed to describe: (1) how the fifth grade teacher at SDN 3 Tegalrejo Kec.Wirosari Grobogan in planning the management of learning social studies, (2) the way the teacher in carrying out social studies learning, and (3) the way teachers assess learning outcomes IPS. This research is qualitative. The collection of data obtained by in‐depth interviews observation and documentation study. The results showed that: (1) how the fifth grade teacher in planning learning social studies program is to prepare lesson materials for each meeting in accordance with the standards of competence and basic competences. Plans were made in writing in the form of teachers' lesson plan (RPP). In addition to materials, RPP also contains learning objectives, learning methods, and assessment of learning outcomes. (2) The learning process starts with the IPS: (a) the initial activity of learning to say hello, check the attendance of the students, deliver learning objectives, and do apperception; (B) the fifth grade teachers manage the learning process by way of delivering materials to students using lectures, discussion, group discussion, demonstration, and deployment. The teacher divides the students into several groups, to guide students in discussions, and provide feedback on students' work; and (c) terminate the teacher learning material concluded, give evaluation and moral message to the students. (3) the results of social studies conducted by engineering tests, both written tests and oral tests. Instruments used by teachers in the form of multiple choice questions and short answers. Keywords: learning, management, IPS Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) cara guru kelas V di SDN 3 Tegalrejo Kec.Wirosari Grobogan dalam merencanakan pengelolaan pembelajaran IPS, (2) cara guru dalam melaksanaan pembelajaran IPS, dan (3) cara guru dalam menilai hasil belajar IPS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data diperoleh dengan wawancara mendalam pengamatan dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) cara guru kelas V dalam merencanakan program pembelajaran IPS adalah dengan menyiapkan materi pelajaran untuk tiap‐tiap pertemuan sesuai
1
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Perencanaan dibuat guru dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain materi, RPP juga berisi tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.(2)Proses pembelajaran IPS dimulai dengan : (a) kegiatan awal pembelajaran dengan menyampaikan salam, mengecek hadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi; (b) guru kelas V mengelola proses belajar mengajar dengan cara menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi, dan penugasan. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, membimbing siswa dalam berdiskusi, dan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa; dan (c) guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi, memberikan evaluasi dan pesan moral kepada para siswa. (3) Penilaian hasil belajar IPS dilakukan dengan teknik tes, baik tes tertulis maupun tes lisan. Instrumen yang digunakan guru berbentuk soal pilihan ganda dan jawaban singkat. Kata kunci : pengelolaan, pembelajaran, IPS PENDAHULUAN Pendidikan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang bermutu akan menjadi lokomotif dalam pembangunan karena mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat memajukan bangsa. Undang‐Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Ilmu Pengetahuan Sosial mendalami satu perangkat kejadian, realita,
draft, dan generalisasi yang berhubungan dengan isu sosial. Melalui bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dibimbing agar dapat menjadi masyarakat Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan masyarakat dunia yang cinta damai.
2
Etin Solihatin & Raharjo (2009: 15) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial ditingkat Sekolah Dasar pada dasarnya bertujuan mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial disekolah dasar bertujuan untuk menambah pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai dan analisis siswa terhadap masalah sosial. Siswa diharapkan mampu mengatasi masalah sosial yang menimpa diri maupun masyarakatnya yang pada akhirnya akan menjadi seorang warga negara yang baik. Pengelolaan pengorganisasian,
adalah
suatu
penggerakkan
rangkaian dan
kegiatan
pengawasan
perencanaan,
yang
bertujuan
memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Rohiat, (2010: 14) mengemukakan bahwa manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi‐fungsi manajemen itu sendiri Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses yang panjang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengembangan manajemen pembelajaran yang baik harus didasarkan pada prinsip dasar pengajaran. Pengembangan harus memikirkan aspek dan strategi mengajar, disusun secara runtut, bersifat ideal tetapi efektif, nyata dan fleksibel, baik yang berhubungan dengan problem interaksi mengajar, manajemen kelas, pembelajaran, atau evaluasi pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran dimulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, proses pelaksanaan belajar mengajar di kelas hingga tahap evaluasi kemampuan peserta didik. Suyono & Hariyanto, (2014: 9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
3
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali akan melahirkan pengetahuan. Dimyati & Mujiono ,(2014: 297) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya selalu melibatkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan mengamati, mengaplikasikan konsep, dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuan. Pembelajaran dengan menggunakan model Pakem mengharapkan siswa mampu belajar aktif dan mengharapkan siswa dapat menggali lebih banyak konsep‐ konsep yang sedang dipelajari. Ada tiga tujuan dalam penelitian ini. (1) Untuk mendeskripsiskan perencanaan pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 3 Tegalrejo Kec. Wirosari Kab. Grobogan. (2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 3 Tegalrejo Kec.Wirosari Kab.Grobogan.(3)Untuk mendeskripsikan evaluasi pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 3 Tegalrejo Kec. Wirosari Kab. Grobogan. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sugiyono (2015: 14) mengemukakan bahwa Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Peneliti bermaksud untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang pengelolaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V di Sekolah Dasar Negeri 3 Tegalrejo Kec.Wirosari Kab. Grobogan. Sumber data untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPS
4
adalah guru kelas V dan dokumen RPP yang disusun guru, sedangkan untuk proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar adalah proses kegiatan pembelajaran IPS di kelas V. Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
wawancara
mendalam,
pengamatan, dan studi dokumentasi. Data dalam penelitian ini dinalisis dengan cara analisis kualitatif, yaitu cara interaktif yang terdiri atas tiga tahap analisis, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan (Milles & Huberman, dalam Sugiyono : 2015). Kegiatan pereduksian data ini dilaksanakan secara langsung dan terus menerus. Penyajian data disampaikan secara naratif dan terpilah. Penyimpulan dilakukan berdasarkan analisis dan hasil diskusi antara peneliti dan guru. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Perencanaan Pembelajaran IPS di SDN 3 Tegalrejo Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru kelas V menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP untuk mata pelajaran IPS dibuat setiap pertemuan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS di kelas V. RPP disusun untuk setiap kompetensi dasar. Isi RPP tersebut terdiri dari beberapa komponen, yaitu identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, langkah‐langkah pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta penilaian. Penyusunan rencana pembelajaran secara umum perlu memperhatikan beberapa hal. Penelitian Qaiser Sulaiman, Ishtiaq Hussain, Sadia Ambreen (2013) tentang “Techniques Used by Secondary School Teachers in Managing Classroom Disruptive Behaviour of Secondary School Students in Karak District, Pakistan”, hasil penelitian menunjukan bahwa guru perlu mengunakan teknik yang baik dalam pembelajaran dengan pengaturan kelas. Eko Putro Widoyoko, (2014: 9) mengemukakan bahwa Program pembelajaran yang matang dalam
5
pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan guru, siswa bahkan orang lain agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Program pembelajaran ini dalam proses pembelajaran disebut rencana pelaksanaan pembelajaran. Komponen tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi, saling mempengaruhi sehingga membentuk satu kesatuan. a. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum mengajar IPS, guru kelas V SDN telah merencanakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari itu yang dituliskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan tujuan pembelajaran tersebut merupakan target atau hasil yang akan dicapai. Keberadaan target tersebut akan mengawal arah pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak menyimpang. b. Penentuan Materi dan Pemilihan Strategi Pembelajaran Penentuan materi dan pemilihan strategi pembelajaran merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pembelajaran. Penelitian Subadi (2013) tentang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Stad Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Bagi Siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative metode STAD dengan pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa serta dalam pembelajaran matematika memberikan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
6
Materi pembelajaran harus diajarkan dan dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Suyono & Hariyanto (2014: 20) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung didalam kelas tempat terjadinya proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, penyampaian informasi untuk mencapai kompetensi erat kaitannya dengan strategi pembelajaran yang dipilih. Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi sekolah dasar, di antaranya ceramah, tanya jawab, belajar kelompok, observasi, pemecahan masalah . Guru kelas V di SDN 3 Tegalrejo telah merencanakan pemilihan strategi atau metode mengajar sebelum proses pembelajaran IPS dilaksanakan. Beberapa metode yang direncanakan guru meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. Metode tersebut digunakan secara bervariasi. Hal ini didukung Penelitian Derrida (2006) tentang "Science Teacher Characteristic By Teacher Behavior and Student Outcome: A Meta Analysis of Research ", hasil penelitiannya menunjukan bahwa guru yang menggunakan media interaktif lebih memacu motivasi belajar peserta didik, sedangkan guru yang konvensional atau yang tidak menggunakan media dalam peroses pembelajaran kurang dapat memacu motivasi belajar peserta didik. Dengan demikian, perencanaan penggunaan metode tersebut telah dilakukan guru dengan tepat. c. Perencanaan Penilaian Penilaian hasil belajar perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa. Dalam RPP yang disusun guru, juga dituliskan rencana penilaian yang akan dilakukan. Penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan. Penilaian tertulis dilakukan dalam
7
bentuk tes pilihan ganda, sedangkan penilaian lisan dilakukan dalam bentuk jawaban singkat. Penilaian direncanakan dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Jadi, jika satu kompetensi dasar disampaikan dalam dua kali tatap muka, maka penilaian pun juga dilakukan guru sebanyak dua kali. 2. Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SDN 3 Tegalrejo Mata pelajaran IPS di kelas V SDN 3 Tegalrejo dilaksanakan pada hari Rabu . Dalam seminggu mata pelajaran ini mendapatkan jatah waktu selama 3 jam pelajaran. Berdasarkan observasi proses pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V diuraikan berikut ini. a. Kegiatan guru dalam mengawali pembelajaran Mata pelajaran IPS di kelas V sesuai dengan jadwal pelajaran yang sudah dituliskan di atas, sebelum membuka pelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa bersama‐sama terlebih dahulu. Setelah itu, guru mengecek kehadiran siswa melalui presensi. Selanjutnya, guru melaksanakan apersepsi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, apersepsi disampaikan dengan tanya jawab materi yang akan dipelajari.
kegiatan
awal
pembelajaran
dilaksanakan
untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas‐batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman siswa dengan materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan guru dalam mengelola proses belajar mengajar Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang perjuangan para pahlawan dalam mempertahan kan kemerdekaan Indonesia. Media yang digunakan untuk materi tersebut adalah peta dan gambar gambar pahlawan nasional.
8
Selama menyampaikan materi, komunikasi dengan siswa dilakukan dengan cara memberikan selingan pertanyaan yang berhubungan dengan materi. Dengan cara semacam ini, guru sudah melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Penelitian Sertel Altun (2015) tentang “The Effect of Cooperative Learning on Students Achievement and Views on the Science and Technology Course” hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan dukungan dalam lingkungan belajar‐mengajar dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan sosial dan ketrampilan pribadi peserta didik Melalui pertanyaan‐pertanyaan sederhana yang dilontarkan guru, siswa berlatih untuk mengungkapkan pendapat. Guru memberikan penguatan verbal pada siswa yang sudah berperan aktif dalam pembelajaran, yang berupa pujian seperti, “bagus sekali pendapatmu Guru kelas V di SDN 3 Tegalrejo telah mengelola proses belajar mengajar IPS dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang diawali dengan menggali pengetahuan awal siswa melalui tanya jawab dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan lingkungan sekitar siswa. Selain itu, selama proses pembelajaran, guru juga telah melontarkan pertanyaan yang terkait dengan materi dan memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam penyampaian materi pelajaran, adalah pertanyaan yang dilontarkan cukup merangsang untuk berpikir, mendidik, dan mengenai sasaran dan memberikan pujian atau penghargaan terhadap jawaban‐jawaban tepat yang diberikan siswa dan sebaliknya, mengarahkan jawaban yang kurang tepat. c. Kegiatan guru dalam pengorganisasian siswa, waktu, dan sarana. Dalam materi permasalahan sosial, guru menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi. Siswa dibagi menjadi lima kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan
9
cara meminta siswa untuk berhitung 1 sampai 5. Siswa yang menyebut angka 1, bergabung dengan siswa yang berangka sama, begitu seterusnya. Siswa dalam satu kelompok duduk berhadapan mengelilingi meja. Pada saat itu, keadaan kelas cukup gaduh. Hal ini terjadi karena siswa yang mencari temannya dalam satu kelompok membawa kursi masing‐masing. Pengelompokan dengan cara seperti ini terlihat kurang efisien karena kondisi kelas menjadi sangat ramai. Selama siswa bekerja dalam kelompok dan berdiskusi, guru memantau dan memberikan bimbingan sehingga diskusi bisa berjalan lancar. Siswa dilarang membuka buku selama proses diskusi. Harapannya, dengan cara semacam ini hasil diskusi nantinya murni pendapat masing‐masing siswa itu. Setelah waktu yang disediakan untuk berdiskusi habis, siswa kembali pada tempat duduk masing‐masing. Siswa kembali ke tempat duduk semula dengan membawa kursi masing‐masing sehingga suasana kelas terlihat gaduh dan berantakan lagi. Guru menenangkan siswa dengan mengetukkan penghapus ke meja. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi. Masing‐ masing wakil kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya dan dibahas bersama‐sama. Akibat dari kegaduhan itu, siswa menjadi kurang begitu siap untuk menyampaikan hasil diskusinya. Banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat penyampaian hasil diskusi yang disampaikan oleh salah satu kelompok. Bahkan sampai giliran kelompok terakhir menyampaikan hasil diskusinya, keadaan siswa di kelas juga masih kurang bisa terkondisikan. Umpan balik dari guru untuk memberikan tanggapan pada masing‐masing kelompok pun tidak langsung diberikan, sehingga siswa kurang mampu memperhatikan permasalahan yang dibahas dan tanggapan yang diberikan guru. Untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan, guru kelas V di SDN 3 Tegalrejo mengorganisasi waktu yang tersedia dengan baik.
10
Langkah pertama yang dilakukan guru adalah menyampaikan materi yang bersifat informatif dengan ceramah. Selanjutnya, guru membagi siswa dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan materi pembelajaran pada hari itu. Pembentukan kelompok ini bertujuan agar siswa berlatih untuk mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat temannya. Selain itu, siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat membantu temannya dalam memahami materi. Hal ini sesuai dengan Penelitian Deal (2011) tentang “Voices From the classroom: Literacy Beliefs and Praticesof TwoNovice Elementary Teachers” menunjukkan bahwa , penerapan pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran . Terlebih apabila pembelajaran bertahap tersebut dilakukan guru dengan metode praktik, melalui metode praktik siswa terlibat langsung dengan pembelajaran secara aktif hal ini akan mendorong siswa memperoleh kesan yang mendalam tentang materi pembelajaran.Persamaan penelitian Deal dengan penelitian ini yaitu melibatkan Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, pembentukan kelompok tersebut menyebabkan kegaduhan yang cukup mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Kegaduhan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, dari siswa yang memang agak sulit untuk dikondisikan. Sementara dari faktor guru sendiri yang kesulitan dalam mengelola kelas. Setelah diskusi selesai, masing‐masing wakil kelompok mempresentasikan hasilnya didepan kelas. Umpan balik dari guru untuk memberikan tanggapan pada masing‐masing kelompok langsung diberikan. d. Kegiatan guru dalam mengakhiri pembelajaran Kegiatan
guru
diakhir
pembelajaran,
guru
tidak
lupa
menyimpulkan pembelajaran, memberikan evaluasi, dan pesan moral kepada siswa‐siswanya. Guru kemudian menutup pembelajaran dengan
11
menyampaikan salam. Kegiatan guru kelas V di SDN 3 Tegalrejo mengakhiri pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Kegiatan yang biasa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis, dan juga meninjau kembali penguasaan siswa. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, guru bisa mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai oleh siswa. 3. Evaluasi Pembelajaran IPS di SDN 3 Tegalrejo Cara yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi adalah melalui penilaian. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Sa’dun Akbar (2013: 88) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, penafsiran, dan pengambilan keputusan tentang kemampuan peserta didik berdasarkan data yang dihimpun melalui proses asesmen untuk keperluan penilaian. Penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bloom dalam Sudjana (2010: 22) menyatakan bahwa hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Penilaian ini dinamakan juga dengan penilaian otentik. Berdasarkan hasil pengamatan dan Rencana Pelaksanaan
12
Pembelajaran, guru melakukan penilaian hasil belajar pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 3 Tegalrejo dapat disimpulkan sebagai berikut: Perencanaan program pembelajaran IPS adalah dengan menyiapkan materi pelajaran untuk tiap‐tiap pertemuan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Materi IPS bersumber dari buku sekolah elektronik terbitan Depdiknas, buku terbitan Erlangga, dan buku ktsp. Perencanaan yang dibuat guru secara tertulis tersebut dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain materi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga berisi tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran IPS di SDN 3 Tegalrejo dimulai dengan beberapa kegiatan sebagai berikut: Kegiatan mengawali pembelajaran dengan
menyampaikan
salam,
mengecek
kehadiran
siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi; Guru kelas
V mengelola
proses
belajar
mengajar dengan
cara
menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, membimbing siswa dalam berdiskusi, dan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan materi, memberikan evaluasi dan pesan moral kepada para siswa. Penilaian hasil belajar IPS dilakukan dengan teknik tes, baik tes tertulis maupun tes lisan. Instrumen yang digunakan guru berbentuk soal pilihan ganda dan jawaban singkat.
13
DAFTAR PUSTAKA Deal, Debby;C.Stephen White, (2011), Voices From the classroom: Literacy Beliefs and Praticesof TwoNovice Elementary Teachers. Journal of Research in Childhood Education, Vol.20 No4: pg. 313 Derrida, C. Ann. (2006). "Science Teacher Characteristic By Teacher Behavior and Student Outcome: A Meta Analysis of Research" Journal of Research in Science Teaching, Vol.33. No.XX. pp. 19‐22. Dimyati & Mudjiono. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Etin Solihatin & Raharjo. (2009). Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara. Eko Putro Widoyoko. (2014). Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi Pendidik Dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Qaiser Sulaiman, Ishtiaq Hussain, Sadia Ambreen (2013) tentang “Techniques Used by Secondary School Teachers in Managing Classroom Disruptive Behaviour of Secondary School Students in Karak District, Pakistan. International Journal of Learning & Development. Macrothink Institute, Vol.3, Num.1,2013, p236‐238. Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama. Sa’dun Akbar. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sertel Artun. (2015). “The Effect of Cooperative Learning on Students Achievement and Views on the Science and Technology Course”. International Electronic Journal of Elemtary Education, Vol. 7, Num.3,2015,p.451‐468. Subadi. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Stad Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Bagi Siswa.Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang. Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
14
Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 20, Tahun (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafindo.
15