Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasional terhadap Perilaku Inovatif Penyiar Radio
Andhika Putra Kresnandito Fajrianthi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Abstract. This research aims to find out the significance effect of perceived transformational leadership on radio announcer's innovative behavior. Subjects in this research are 52 radio announcers which been members of PRSSNI East Java in Surabaya that chosen by accidental sampling technique. Data was collected by questionnaire. This research used simple linier regression analysis technique to examine the effect of perceived transformational leadership variable on radio announcer's innovative behavior. F value in this research is 10,891 with 0,002 significance value. From this analysis, we can conclude that any significant effect between perceived transformational leadership on radio announcer's innovative behavior in this research (this research used 0,05 significance level).
Keywords: innovative behavior, perceived transformational leadership, radio announcer Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Subjek penelitian ini adalah 52 penyiar radio anggota PRSSNI Jawa Timur yang ada di Surabaya yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana untuk menguji ada atau tidak adanya pengaruh variabel persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Setelah dilakukan analisis regresi sederhana, didapatkan nilai F pada penelitian ini sebesar 10,891 dengan nilai signifikansi 0,002. Dari hasil analisis tersebut dapat disimupulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio dalam penelitian ini (penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05).
Kata kunci: perilaku inovatif, persepsi kepemimpinan transformasional, penyiar radio
Korespondensi: Andhika Putra Kresnandito. Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail:
[email protected] atau
[email protected]
78
Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
Andhika Putra Kresnandito, Fajrianthi
Jumlah pendengar radio di Surabaya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hasil survey yang dilakukan oleh Nielsen Media Research mengungkapkan bahwa pada tahun 2005 radio masih dinikmati oleh 77,44% populasi penduduk Surabaya, pada tahun 2006 dinikmati oleh 70,94% populasi penduduk Surabaya, pada tahun 2007 dinikmati oleh 64,15% populasi penduduk Surabaya, pada tahun 2008 dinikmati oleh 59,28% populasi penduduk Surabaya (Arifin, 2010). Dari hasil survey tersebut jelas tergambar bahwa terjadi penurunan jumlah pendengar radio di Surabaya dalam kurun waktu tiga tahun tersebut. Djoko Wahjono Tjahjo (Direktur Radio Elbayu Gresik dan pengurus PRSSNI Jawa Timur) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya jumlah pendengar radio di Surabaya tersebut karena masyarakat jenuh dengan siaran radio yang monoton. Beliau mengungkapkan bahwa pelaku industri radio seharusnya peka dengan kondisi tersebut. Beliau juga mengungkapkan bahwa penyiar radio perlu mendapatkan perhatian khusus dari pelaku radio karena penyiar radio merupakan ujung tombak pelaku industri radio. Peran penyiar menjadi sangat penting dalam program acara radio. Jika radio hanya berisi musik saja tanpa ada sentuhan penyiar radio di dalamnya, maka tidak ada bedanya dengan mendengarkan musik dari kaset, CD, maupun format musik lainnya yang dapat dipilih sendiri oleh pendengar (Ningrum, 2007). Hasil survey yang dilakukan oleh PRSSNI Jawa Barat (2008 dalam radioclinic.com, 2008) menyebutkan bahwa dari sepuluh alasan masyarakat suka mendengarkan radio, terdapat enam poin yang membutuhkan peran penyiar. Hal ini menunjukkan bahwa faktor penyiar memang penting bagi industri radio. Terkait dengan permasalahan pendengar yang jenuh dengan siaran yang monoton, Djoko Wahjono Tjahjo mengungkapkan bahwa penyiar radio sebagai ujung tombak pelaku industri radio memerlukan perilaku inovatif agar siaran menjadi tidak monoton. Salah satu faktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap perilaku inovatif adalah kepemimpinan (De Jong & Den Hartog, 2007). Hal itu dapat terjadi karena inovasi merupakan proses sosial, oleh sebab itu pemimpin memiliki Jurnal Psikologi Industri Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
pengaruh yang kuat dalam menciptakan inovasi (Rank, dkk., 2008). Kepemimpinan transformasional dianggap sebagai sebuah model kepemimpinan yang baik untuk meningkatkan perilaku inovatif (De Jong, 2007) karena kepemimpinan transformasional dapat mengikat nilai-nilai pribadi pengikutnya dan mendorong mereka melakukan sesuatu melebihi timbal balik yang biasa untuk kinerja yang diharapkan (Reuvers, dkk., 2008). Beberapa penelitian sebelumnya telah mencoba untuk meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif dengan subjek yang beragam. Dari beberapa penelitian tersebut masih terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian. Dengan alasan tersebut, maka penulis menganggap topik ini perlu diteliti lagi, terutama dengan subjek penyiar radio yang karakteristik subjeknya berbeda dengan subjek pada penelitian sebelumnya yang memungkinkan juga adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perilaku Inovatif Perilaku inovatif didefinisikan sebagai keseluruhan tindakan individu yang mengarah pada pemunculan, pengenalan, dan penerapan dari sesuatu yang baru dan menguntungkan pada seluruh tingkat organisasi (Kleysen & Street, 2001). Sesuatu yang baru dan menguntungkan meliputi pengembangan ide produk baru atau teknologiteknologi, perubahan dalam prosedur administratif yang bertujuan untuk meningkatkan relasi kerja atau penerapan dari ide-ide baru atau teknologi-tenologi untuk proses kerja yang secara signifikan meningkatkan efisiensi dan efektifitas mereka (Kleysen & Street, 2001). Perilaku inovatif sering dikaitkan dengan kreativitas. Kedua hal tersebut memang berkaitan, namun konstrak perilaku inovatif dan kreativitas memiliki berbagai perbedaan (De Jong, 2007). Kreativitas dapat dinyatakan sebagai permulaan dari proses inovasi ketika masalah atau celah kinerja dikenali dan ide muncul dalam respon untuk sebuah kebutuhan akan inovasi (West, 2002 dalam De Jong, 2007). Perilaku inovatif fokus pada proses yang lebih kompleks karena perilaku inovatif membahas sampai ke penerapan ide-ide
79
Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasional terhadap Perilaku Inovatif Penyiar Radio
yang dihasilkan (Janssen, dkk., 2004 dalam Carmeli, dkk., 2006) Kleysen dan Street (2001) mengungkapkan bahwa perilaku inovatif dibentu oleh lima komponen, yaitu: (1) Opportunity Exploration, yang artinya mempelajari atau mengetahui lebih banyak tentang peluang untuk berinovasi; (2) Generativity, yang mengarah pada pemunculan konsep-konsep untuk tujuan pengembangan; (3) Fo r m a t i ve I nve s t i g a t i o n , y a n g a r t i n y a memberikan perhatian untuk menyempurnakan ide, solusi, opini, dan coba untuk menginvestigasikannya; (4) Championing, yang artinya praktek-praktek usaha untuk merealisasikan ide-ide; (5) Application, yang artinya mencoba untuk mengmebangkan, menguji coba, dan mengkomersialisasikan ide-ide inovatif. Persepsi Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang meningkatkan motivasi karyawan, memuaskan kebutuhan karyawan, dan memperlakukan mereka sebagai manusia secara utuh (Northouse, 2001). Kepemimpinan transformasional dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi serta mengembangkan minat dalam bekerja (Bass, 1990 dalam Imran, dkk., 2011). Selain itu, pemimpin transformasional dapat meningkatkan tingkat integritas melalui pemahaman bersama antara pemimpin dan karyawan (Burns, 1978 dalam Imran, dkk., 2011). Avolio dan Bass (2002) mengungkapkan bahwa kepemimpinan transformasional dibentuk oleh empat komponen, yaitu: (1) Idealized Inf luence, yang menggambarkan pemimpin sebagai contoh peran yang kuat bagi pengikutnya; (2) Inspirational Motivation, yang menggambarkan pemimpin yang membicarakan harapan yang tinggi kepada pengikutnya dan memotivasi mereka melalui visi; (3) Intelectual Stimulation, yang menggambarkan pemimpin yang mendukung pengikutnya mencoba pendekatan baru dan mengembangkan cara yang inovatif; (4) Individual Consideration, yang artinya menggambarkan pemimpin yang membangun iklim yang mendukung dengan mendengarkan apa kebutuhan pengikutnya dan menjadi mentor bagi pengikutnya agar mereka
80
lebih teraktualisasi. Berikut ini adalah karakteristik kepemimpinan transformasional yang disebutkan oleh Hay (2006): Tabel 1 Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Memiliki tujuan yang jelas dan diungkapkan secara sederhana. Perilakunya didorong oleh nilai-nilai dalam dirinya. Memiliki peran yang kuat. Memiliki pengharapan yang tinggi. Gigih dan pekerja keras. Mengenali diri sendiri dengan baik. Memiliki hasrat untuk selalu belajar. Mencintai pekerjaannya. Seorang pembelajar. Mengidentifikasi dirinya sebagai agen perubahan. Antusias.
Memiliki strategi. Dapat berkomunikasi secara efektif.
Dewasa secara emosional. Memiliki keberanian. Berani mengambil resiko. Berbagi dalam menghadapi resiko. Visioner. Tidak mempercayai kegagalan. Memahami kebutuhan publik. Mempertimbangkan kebutuhan pribadi karyawan. Mendengarkan segala sudut pandang untuk memberikan semangat kerja sama. Mampu untuk menarik perhatian dan Melakukan mentoring. menginspirasi orang lain. Mampu berurusan dengan masalah yang kompleks, tidak pasti, dan ketidak jelasan.
Dalam mengukur kepemimpinan transformasional, pengukuran dengan menggunakan self-reported diasumsikan akan menimbulkan bias (Bass & Yammarino, 1991 dalam Zhang, 2008). Persepsi bawahan terhadap pemimpin diasumsikan secara akurat merefleksikan apa yang pemimpin lakukan dan berinteraksi dengan pengikutnya (Zhang, 2008). Melalui perspektif dari pengikutnya, persepsi pemimpin mungkin memiliki dampak yang lebih kuat terhadap penerimaan pemimpin, di mana hal tersebut menentukan kemampuan pemimpin dan membawa tanggung jawab kepemimpinan (Maurer & Lord, 1991 dalam Zhang, 2008). Persepsi Kepemimpinan Transformasional dan Perilaku Inovatif Pemimpin transformasional menstimulasi pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang lebih dari apa yang diharapkan dengan memotivasi mereka secara intrinsik. (Reuvers, dkk., 2008). Pemimpin transformasional mampu untuk menginduksikan pengikutnya, melalui intelectual stimulation, untuk mengevaluasi kembali masalah-masalah potensial dan lingkungan kerja mereka sehingga ide-ide inovatif dapat berkembang (Reuvers, dkk., 2008). Dengan m e n g g u n a k a n i n s p i ra t i o n a l m o t iva t i o n pemimpin transformasional mampu untuk menginduksi pengikutnya sebuah keyakinan Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
Andhika Putra Kresnandito, Fajrianthi
dalam kemampuan mereka sehingga mereka sukses mengimplementasikan kompetensi mereka dan mudah untuk menunjukkan perilaku inovatif (Reuvers, dkk., 2008). Melalui individualized consideration, pemimpin transformasional dapat membuatnya berperilaku inovatif karena memberikan penekanan pada kebergaman bakat (Reuvers, dkk., 2008). Dari beberapa penjelasan mengenai keterkaitan antara persepsi kepemimpinan transformasional dengan perilaku inovatif, maka penulis menyusun hipotesis alternatif sebagai berikut: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio.
linier sederhana untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Untuk dapat dilakukan analisis regresi linier sederhana, data yang diperoleh harus lolos dalam uji asumsi yaitu u j i n o r m a l i t a s, u j i l i n i e r i t a s, d a n u j i heteroskedasdisitas (Sujianto, 2009). HASIL PENELITIAN Berikut ini adalah tabel analisa deskriptif yang menggambarkan karakteristik demografis subjek penelitian: Tabel 2 Karakteristik Demografis Subjek Penelitian
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah (prosentase) 52 (100%) 21 (40,4%) 31 (59,6%)
Usia 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45
52 (100%) 5 (9.6%) 24 (46,2%) 10 (19,2%) 6 (11,5%) 5 (9,6%) 2 (3,9%)
Pendidikan Terakhir SMP SMA Diploma Sarjana Pasca Sarjana
52 (100%) 1 (1,9%) 25 (48,1%) 7 (13,5%) 18 (34,6%) 1 (1,9%)
Lama Kerja = 6 bulan 7 bulan – 1 tahun 1,1 tahun – 1,5 tahun 1,6 tahun – 2 tahun = 2 tahun
52 (100%) 24 (46,2%) 5 (9,6%) 7 (13,5%) 2 (3,8%) 14 (26,9%)
Keterangan
METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah penyiar radio di delapan radio anggota PRSSNI Jawa Timur di Surabaya yang telah ditentukan sebelumnya (sebelumnya dilakukan pre-eliminary research untuk melihat kecenderungan kepemimpinan transformasional pada atasan penyiar radio). Dalam penelitian ini diperoleh subjek penelitian sebanyak 52 orang penyiar radio dari jumlah populasi sebanyak 97 orang penyiar radio. Instrumen yang digunakan dalam penelitian i n i a d a l a h a l a t u k u r te r j e m a h a n ya n g menggunakan skala Likert dan telah melalui proses translate-back translate, professional judgement, serta uji coba. Alat ukur yang pertama adalah kuesioner untuk mengukur perilaku inovatif berjumlah 14 aitem yang dikembangkan oleh Kleysen dan Street (2001). Alat ukur yang kedua adalah kuesioner untuk mengukur persepsi kepemimpinan transformasional berjumlah 20 aitem yang diambil dari skala MLQ-5X yang dikembangkan oleh Avolio dan Bass (2004 dalam Muchiri & Cooksey, 2010). Dari hasil uji coba yang dilakukan pada 39 penyiar radio yang tidak menjadi subjek dalam penelitian ini, didapatkan hasil reliabilitasnya adalah 0,938 untuk alat ukur perilaku inovatif dan 0,941 untuk alat ukur persepsi kepemimpinan transformasional yang artinya kedua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini masuk ke dalam kategori sangat relaibel (Triton, 2006 dalam Sujianto, 2009). Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunnakan teknik analisis regresi Jurnal Psikologi Industri Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
Berikut ini adalah tabel yang dapat dihasilkan dari analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini: Tabel 3 Hasil Uji F Regresi Linier Sederhana Model 1
Regresi Residual Total
Jumlah Kuadrat 880,725 4043,333 4924,058
df 1 50 51
Rerata F Sig. Kuadrat 880,725 10,891 0,002 80,867
81
Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasioal terhadap Perilaku Inovatif Penyiar Radiol
Tabel 4 Uji Determinasi Regresi Linier Sederhana Model 1
R2
R 0,423
R2 Biasa 0,179
0,162
Estimasi Standar Kesalahan 8,99259
Tabel 5 Hasil Uji t Regresi Linier Sederhana Model 1 (Konstan) Persepsi Kepemimpinan Transformasional
Koefisien Tidak Terstandar Standar B Kesalahan 34,995 6,824 0,410 0,124
Koefisien Terstandar
t
Sig.
Beta 5,128 0,000 0,423 3,300 0,002
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa nilai F yang dihasilkan dari analisis regresi sederhana sebesar 10,891 dengan nilai signifikansi 0,002. Berdasarkan hasil tersebut dapat dismpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima (dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa nilai R2 yang dihasilkan dari analisis rehresi sederhana sebesar 0,179 yang artinya 17,9% variabel persepsi ke p e m i m p i n a n t ra n s f o r m a s i o n a l d a p a t memprediksikan perilaku inovatif penyiar radio. Artinya sisanya sebesar 82,1% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan oleh faktor persepsi kepemimpinan transformasional. Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui persamaan garis regresi penelitian ini. Berdasarkan penghitungan tersebut, persamaan garis regresi penelitian ini adalah Y = 34,995 + 0,41X. Artinya, jika tidak ada nilai persepsi kepemimpinan transformasional, maka besaran nilai perilaku inovatif adalah 34,995 satuan, dan setiap penambahan 1 satuan nilai persepsi kepemimpinan transformasional maka akan meningkatkan nilai perilaku inovatif sebesar 0,41 satuan. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Reuvers, dkk., (2008), bahwa kepemimpinan transformasional yang dipersepsikan karyawannya secara potensial dapat meningkatkan perilaku inovatif karyawannya.
82
Alasan yang mendukung bahwa kepemimpinan transformasional secara positif mempengaruhi perilaku inovatif adalah karena kepemimpinan transformasional dapat mengikat nilai-nilai pribadi pengikutnya dan mendorong mereka melakukan sesuatu melebihi timbal balik yang biasa untuk kinerja yang diharapkan (Reuvers, dkk., 2008). Kepemimpinan transformasional dapat menstimulasi individu-individu untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan pemecahan masalah dan menyelesaikan tugas (Lee,dkk., 2007). Kepemimpinan transformasional dapat mendorong karyawan untuk mengembangkan ide-ide baru dalam membuat solusi dalam organisasi (Imran, dkk., 2011). Kepemimpinan transformasional juga dapat menciptakan iklim yang dapat meningkatkan perilaku inovatif karyawannya (Imran & Haque, 2011) Pemimpin transformasional mampu untuk menginduksikan pengikutnya, melalui intelectual stimulation, untuk mengevaluasi kembali masalah-masalah potensial dan lingkungan kerja mereka sehingga ide-ide inovatif dapat berkembang (Reuvers, dkk., 2008). Dengan m e n g g u n a k a n i n s p i ra t i o n a l m o t iva t i o n pemimpin transformasional mampu untuk menginduksi pengikutnya sebuah keyakinan dalam kemampuan mereka sehingga mereka sukses mengimplementasikan kompetensi mereka dan mudah untuk menunjukkan perilaku inovatif (Reuvers, dkk., 2008). Melalui individualized consideration, pemimpin transformasional dapat membuatnya berperilaku inovatif karena memberikan penekanan pada kebergaman bakat (Reuvers, dkk., 2008). Dalam penelitian ini terungkap bahwa Persepsi kepemimpinan transformasional memberikan pengaruh sebesar 17,9% terhadap perilaku inovatif penyiar radio dalam penelitian ini. Artinya sisanya sebesar 82,1% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan oleh faktor persepsi kepemimpinan transformasional. Kemungkinan faktor lain yang memiliki pengaruh tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini. Beberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilaku inovatif yang disebutkan dalam literatur dan jurnal penelitian adalah tantangan kerja (De Jong & Kemp, 2003), gaji (Ramamorthy, dkk., 2005), komitmen (Jafri, 2010), Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
Andhika Putra Kresnandito, Fajrianthi
leadership member exchange (Basu, 1991; Scott & Bruce, 1994), kepemimpinan partisipatif (Axtell, dkk., 2000; Parker, dkk., 2006 dalam De Jong, 2007), dukungan untuk berinovasi (Scott & Bruce, 1994) Kecilnya pengaruh persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif ini kemungkinan juga disebabkan oleh karakteristik subjek. Yang pertama adalah karakteristik penyiar radio yang sebagian besar bekerja part-time. Hal ini menyebabkan minimnya interaksi antara penyiar dengan atasannya sehingga memungkinkan kepemimpinan transformasional yang dimiliki oleh atasan tidak dapat dirasakan dengan baik oleh penyiar. Yang kedua adalah karena sebagian besar sampel dalam penelitian ini lama kerjanya kurang dari satu tahun (sebanyak 55,8%). Hal ini menyebabkan kurangnya waktu bagi penyiar untuk benar-benar mengenal atasannya sehingga belum benar-benar dapat mempersepsikan kepemimpinan transformasional atasannya dengan baik. Lalu faktor yang ketiga adalah latar belakang pendidikan sampel sebagian besar adalah SMA (sebanyak 48,1%). Hal ini memungkinkan mempengaruhi perilaku inovatif subjek karena kemungkinan subjek yang berlatar belakang pendidikan SMA wawasannya tidak seluas dengan yang berlatar belakang pendidikan di atas SMA. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif penyiar radio. Variabel perspesi kepemimpinan transformasional dapat memprediksikan perilaku inovatif penyiar radio sebesar 17,9% dalam penelitian ini, artinya 82,1% sisanya adalah faktor lain yang mempengaruhi perilaku inovatif penyiar radio. Penelitian ini terbatas hanya dilakukan terhadap penyiar radio di delapan stasiun radio PRSSNI Jawa Timur di Surabaya sehingga hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan pada lingkup penelitian ini saja.
Jurnal Psikologi Industri Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
83
Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasional terhadap Perilaku Inovatif Penyiar Radio
PUSTAKA ACUAN Avolio, B.J., & Bass, B.M. (2002). Developing potential across a full range of leadership. London: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. B. H., Arifin. (2010). Suara Surabaya bukan radio. Surabaya: PT. Radio Fiskaria Jaya Suara Surabaya. Carmeli, A., Meitar, R., Weisberg J. (2006). Self-leadership skills and innovative behavior at work. International Journal of Manpower, 27 (1), 75-90. De Jong, J.P.J. (2007). Individual innovation: The connection between leadership and employee's innovative work behavior. Amsterdam: University of Amsterdam . De Jong, J., & Den Hartog, D. (2007). How leaders influence employee's innovative behavior. European Journal of Innovation Management. Vol. 10, No. 1, 41-64. De Jong, J.P.J., Kemp, R. (2003). Determinants of co-worker's innovative behaviour: An investigation into knowledge intensive services. International Journal of Innovation Management. Vol. 7, No.2, 189-212. Hay, Iain. (2006). Transformational leadership: Characteristics and criticism. London: School of Geography, Population and Enviromental Management, Flinders University. Imran, R., & Ul Haque, M.A. (2011). Mediating effect os organizational climate between transformational leadership and innovative work behavior. Pakistan Journal of Psychological Research. Vol. 26, No. 2, 183-199. Imran, R., Zaheer,A., & Noreen U. (2011). Transformational leadership as a predictor of innovative work behavior: Moderated by gender. World Applied Sciences Journal. Vol. 14, No. 5, 750-759. Jafri, M.H. (2010). Organizational commitment and employee's innovative behavior. Journal of Management Research. Vol. 10, No. 1, 62-68. Kleysen, R.F., & Street, C.T. (2001). Toward a multi-dimensional measure of individual innovative behavior. Journal of Intellectual Capital. Vol. 2, No. 3, 1469-1930. Lee, Jean. (2008). Effects of leadership and leader-member exchange on innovativeness. Journal of Managerial Psychology. Vol. 23, No. 6, 670-687. Muchiri, M.K., & Cooksey, R.W. (2010). Using hierarchical item clustering to establish the dimensionality of the multifactor leadership questionnaire. International Journal of Organizational Behaviour. Vol. 15, No. 1, 1-14. Ningrum, F. (2007). Sukses menjadi penyiar, scriptwriter, & reporter radio. Jakarta: Penebar Swadaya. Northouse, P.G. (2001). Leadership: Theory and practice (2nd ed.). London: Sage Publications, Inc. Ramamoorthy, N., Flood, P.C., Slattery, T., Sardessai, R. (2005). Determinants of innovative work behaviour: Development and test of integrated model. Creativity and Innovation Management. Vol. 14, No. 2, 142-150.
84
Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
Andhika Putra Kresnandito, Fajrianthi
Rank, J., Nelson, N.E., Allen, T.D., & Xu, X. (2008). Leadership predictors of innovation and task performance: Subordinate's self-esteem and self-presentation as moderators. Journal of Occupational and Organizational Psychology. Vol. 81. Reuvers, M., Van Engen, M.L., Vinkenburg, C.J., & Wilson-Evered, E. (2005). Transformational leadership and inoovative work behavior: Exploring the relevance of gender differences. Creativity and Innovation Management. Vol. 14, No. 2, 129-141. Santosa, Alex. (2008, 29 April). Hasil survey pendengar radio bandung. Radio Clinic [on-line]. Diakses pada tanggal 19 Juni 2012 dari http://radioclinic.com/2008/04/29/hasil-survey-pendengar-radiobandung/ Scott, S.G., & Bruce, R.A. (1994). Determinants of innovative behavior: A path of individual innovation in the workplace. Academy of Management Journal. Vol. 37, No. 3, 580-607. Sujianto, A.E. (2009). Aplikasi statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka. Zhang, Z. (2008). Dissertation: In the eyes of the follower: Cognitive and affective antecedents of transformational leadership perception and individual outcomes. Minnesota: Faculty of The Graduate School of The University of Minnesota.
Jurnal Psikologi Industri Organisasi Vol. 1 No. 02, Juni 2012
85