Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)1
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI, DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI THE EFFECT OF WORK EXPERIENCE, COMPETENCE, AND INDEPENDENCE ON AUDIT QUALITY WITH AUDITORS’ ETHIC AS THE MODERATION VARIABLE Oleh:
Ajeng Citra Dewi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh: (1) Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit, (2) Kompetensi terhadap Kualitas Audit, (3) Independensi terhadap Kualitas Audit, (4) Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi terhadap Kualitas Audit, (5) Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 41 auditor internal yang bekerja pada Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap Kualitas Audit sebesar 13,6%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Koefisien determinasi 0,136. (2) Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit sebesar 11%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Koefisien determinasi 0,110. (3) Independensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit sebesar 16%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Koefisien determinasi 0,160. (4) Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Audit sebesar 25,8%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Koefisien determinasi 0,258. (5) Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai variabel moderasi sebesar 27,7%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Koefisien determinasi 0,277. Kata Kunci: Kualitas Audit, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Independensi, Etika Auditor.
Abstract This research aims to determine the effect of: (1) Work Experience on Audit Quality, (2) Competence on Audit Quality, (3) Independence on Audit Quality, (4) Work Experience, Competence, and Independence on Audit Quality, (5) Work Experience, Competence, and Independence on Audit Quality with Auditors’ Ethic as the moderation variable. The population of this study was 41 internal auditors work at Inspectorate of Special Region of Yogyakarta. The data collection used was questionnaire. From this research, it can be concluded: (1) Work Experience affects Audit Quality by 13,6%, it is shown by its coefficient of determination score which is 0,136. (2) Competence affects Audit Quality by 11%, it is shown by its coefficient of determination score which is 0,110. (3) Independence affects Audit Quality by 16%, it is shown by its coefficient of determination score which is 0,160. (4) Work experience, Competence, and Independence simultaneously affects Audit Quality by 25,8%, it is shown by its coefficient of determination score which is 0,258. (5) Work Experience, Competence, and Independence affects Audit Quality with Auditors’ Ethic as the moderation variable by 27,7%, it is shown by its coefficient of determination score which is 0,277. Keywords: Audit Quality ,Work Experience, Competence, Independence, Auditors’ Ethic
terwujudnya good governace di Indonesia
PENDAHULUAN Tuntutan
dalam
pelaksanaan
akuntabilitas pada sektor publik terhadap
semakin
meningkat.
Hal
ini
sangat
berbanding lurus dengan adanya krisis
2 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
ekonomi
yang
terjadi
di
negara
Masyarakat
menuntut
berkembang, khususnya Indonesia. Dalam
penyelenggaraan pemerintah yang bersih
beberapa tahun terakhir, kasus korupsi,
dari kasus korupsi, kolusi dan nepotisme
kolusi dan nepotisme (KKN) di negara ini
dengan sistem pengawasan internal yang
menjadi kasus yang menjadi perhatian oleh
lebih baik dan lebih ketat. Pengawasan
masyarakat. Wujud dari KKN tersebut
tersebut juga dilakukan pada pengelolaan
yaitu penyelewengan wewenang, pungutan
keuangan negara agar tidak memberikan
liar, uang pelicin, uang suap atau uang
kesempatan
tutup mulut, sampai menggunakan uang
menyelewengkan uang terebut. Adanya
negara untuk kepentingan pribadi yang
pengawasan yang baik diharapkan dapat
banyak
menjamin
dilakukan
oleh
kebanyakan
para
kegiatan
pejabat
untuk
yang
sudah
pejabat. Terjadinya krisis dan KKN ini
direncanakan dapat berjalan dengan efektif
disebabkan oleh pengelolaan yang buruk
dan efisien.
(bad governance) dan birokrasi yang buruk juga.
governance pemerintah harus melakukan
Beberapa aspek yang mendukung terciptanya
Dalam rangka mewujudkan good
good
perubahan
pada
sektor
governance,
adalah
pengendalian,
dan
pengelolaan keuangan daerah. Perubahan
2005).
yang harus dilakukan yaitu adanya audit
Pengawasan merupakan kegiatan yang
internal maupun eksternal terhadap seluruh
dilakukan oleh pihak di luar eksekutif
kegiatan
yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan
pemerintah. Dengan adanya perubahan
Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi
tersebut
kinerja
Pengendalian
dilaksanakan berjalan dengan maksimal,
merupakan usaha yang dilakukan oleh
sehingga kesalahan dan tindak pidana yang
pihak eksekutif untuk memastikan bahwa
dapat merugikan negara bisa berkurang.
pengawasan, pemeriksaan
sistem
(Mardiasmo,
pemerintahan.
dan
yang
khususnya
diselenggarakan
diharapkan
kegiatan
aturan
dalam bidang pengawasan maka kualitas
tercapai.
hasil pemeriksaan juga meningkat dalam
Pemeriksaan merupakan kegiatan yang
pengawasan pengelolaan keuangan daerah.
dilakukan oleh pihak independen untuk
Auditor
memeriksa
pemerintah
positif yang dibuat manajemen dalam
apakah sudah sesuai dengan standar yang
laporan keuangan apabila menunjukkan
telah ditetapkan atau tidak.
tingkat
hasil
kinerja
akan
memberikan
keyakinan
yang
yang
ditetapkan dilaksanakan sesuai dapat
perubahan
oleh
sudah
tujuan
Adanya
bidang
yang
sehingga
kebijakan
pemerintahan
seluruh
baik
keyakinan
kepastian
bahwa
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)3
laporannya adalah benar. Semakin banyak
Pengetahuan seorang auditor juga
jumlah bukti yang relevan dan kompeten,
dapat mempengaruhi Kualitas Audit yang
semakin tinggi pula keyakinan yang
dihasilkan. Perbedaan pengetahuan atau
dicapai oleh auditor.
keterampilan
yang
auditor
berpengaruh
Basuki
dan
menyatakan
Krisna
cara
sangat
pekerjaannya. Selain itu, untuk mendeteksi
kompleks
sebuah kesalahan, seorang auditor juga
dikarenakan banyaknya faktor yang dapat
didukung dengan pengetahuan tentang apa
mempengaruhi
dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi.
kompleks.
issue
yang
Dinyatakan
Kualitas
Audit,
yang
tergantung pada sudut pandang masingmasing
pihak.
Adanya
untuk
pada
auditor
suatu
Kualitas
akan
seorang
Audit
merupakan
bahwa
(2006:181)
dikuasai
Sikap
menyelesaikan
mental
independen
juga
perbedaan
sama pentingnya dengan Kompetensi yang
pengukuran dari Kualitas Audit tersebut
harus dimiliki auditor. Terkait dengan
yang menyebabkan sulitnya penetapan
Independensi, auditor internal pemerintah
Kualitas Audit, sehingga akan menjadi
memiliki posisi yang rentan terhadap
suatu hal yang sensitif bagi perilaku
tekanan politik. Kadang intervensi politik
individual yang melakukan audit.
bisa terjadi jika temuan terkait sampai
Nataline
(2007)
dalam
dengan ranah politik. Auditor internal akan
penelitiannya menunjukkan bahwa ada
berada di bawah pengaruh pihak penentu
pengaruh positif antara Pengalaman Kerja
kebijakan.
dengan Kualitas Audit. Auditor yang
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi
kurang berpengalaman akan lebih banyak
dan Independensi yang dimiliki auditor
melakukan kesalahan dalam melakukan
sangat berkaitan dengan etika. Menurut
pekerjaannya dibandingkan dengan auditor
Sukriah, dkk (2009) menyatakan bahwa
yang sudah berpengalaman. Auditor yang
masalah sulit yang dihadapi oleh seorang
berpengalaman dinilai kinerjanya lebih
auditor
optimal serta lebih mampu mendeteksi,
Audit dalah bagaimana meningkatkan
memahami bahkan mencari penyebab dari
sikap dan perilaku aparat pengawasan
munculnya
dalam
melaksanakan
sehingga
pengawasan
daripada
kecurangan-kecurangan auditor
yang
tidak
berpengalaman, sehingga Kualitas Audit
auditor
berpengalaman.
yang
tidak
meningkatkan
Kualitas
pemeriksaan, yang dilakukan
berjalan dengan wajar, efektif, dan efisien.
yang dihasilkan pun akan lebih baik daripada
untuk
Namun
pada
kenyataannya
Kualitas Audit masih menjadi sorotan, karena
masih
banyak
ditemukannya
4 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
temuan audit yang tidak terdeteksi oleh
menyebabkan
aparat inspektorat sebagai auditor internal,
interpersonal, baik hubungan kekerabatan
akan
auditor
atau relasi kepentingan lainnya. Hal ini
Pemeriksa
juga mempengaruhi Independensi aparat
tetapi
ditemukan
eksternal
yaitu
Keuangan
(BPK).
oleh
Badan
Berdasarkan
hasil
Daerah
(LKPD)
Kota
hubungan
Inspektorat Kota Gorontalo.
pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
dekatnya
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Gorontalo tahun 2006 ditemukan beberapa
Pengendalian
temuan.
dilaksanakan oleh beberapa instansi yaitu
Temuan
ketidakpatuhan
tersebut
terhadap
berupa peraturan
Badan
Intern
Pengawasan
Pemerintah
Keuangan
perundang-undangan, kecurangan, serta
Pembangunan,
ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan.
Inspektorat
Dengan adanya temuan BPK tersebut,
Kabupaten/Kota. Pengawasan intern yang
berarti Kualitas Audit aparat Inspektorat
dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern
Kota Gorontalo masih relatif rendah
Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam
(Lindawati, 2013).
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Ada dua hal yang menyebabkan Kompetensi
aparat
Inspektorat
Kota
Gorontalo kurang optimal. Pendidikan dan
Inspektorat
dan
Provinsi,
dan
Jenderal, Inspektorat
(SPIP) terdiri dari audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
pelatihan fungsional di bidang pengawasan
Inspektorat provinsi sebagai salah
hanya diadakan di Manado, Sulawesi
satu
Utara. Ini menjadi salah satu faktor
pemerintah mempunyai tanggung jawab
mengapa
aparat
yang besar untuk menciptakan tata kelola
Inspektorat Kota Gorontalo yang telah
pemerintahan yang baik serta bebas dari
menempuh persyaratan untuk menjadi
KKN. Fungsi Inspektorat Provinsi dalam
pejabat fungsional auditor. Selain itu,
mengaudit
adanya
kerja
internal pada kegiatan atau proyek-proyek
menyebabkan aparat yang berpengalaman
yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan
tergantikan oleh yang tak berpengalaman.
dan
hanya
mutasi
7
dari
antar
40
satuan
Sebagaimana auditor internal pada
pelaksana
pengendalian
adalah
melakukan
Belanja
mengidentifikasi
Provinsi adanya
intern
audit
untuk kecurangan
umumnya, aparat inspektorat termasuk di
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan
Kota Gorontalo berada di bawah pengaruh
pelanggaran lainnya. Setelah ditemukan
pihak penentu kebijakan. Di samping itu,
kecurangan,
jumlah penduduk yang hanya 150 ribu
memberikan peringatan dan pembinaan
auditor
internal
akan
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)5
terhadap badan tersebut agar dikoreksi
angka, atau data yang diangkakan Sumber
lebih lanjut.
data dalam penelitian ini adalah sumber
Inspektorat
provinsi
merupakan
data primer. Jenis penelitian ini adalah
badan pengawas yang bertanggung jawab
penelitian asosiatif dengan unit analisis
langsung kepada gubernur. Tugas yang
yang diteliti adalah auditor internal yang
dilakukan oleh Inspektorat Provinsi adalah
bekerja di Inspektorat Provinsi Daerah
mengawasi
yang
Istimewa Yogyakarta. Penelitian asosiatif
organisasi
adalah penelitian yang bertujuan untuk
pemerintah provinsi yang didanai oleh
mengetahui hubungan antara dua variabel
Anggaran
atau lebih (Sugiyono, 2012).
seluruh
diselenggarakan
kegiatan
struktur
Pendapatan
dan
Belanja
Provinsi. Setelah melakukan pengawasan aparat
pengawas
membuat
intern
laporan
wajib
hasil
untuk
Waktu dan Tempat Penelitian
pengawasan.
Penelitian
ini
dilakukan
di
Laporan hasil pengawasan disampaikan
Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
kepada gubernur dengan tembusan Menteri
Yogyakarta dengan responden auditor
Pendayagunaan Aparatur Negara.
internal
Atas dasar latar belakang di atas, peneliti
mengangkat
Pengalaman
judul
Kerja,
“Pengaruh
Kompetensi,
yang
bekerja
di
inspektorat
tersebut. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.
dan
Independensi terhadap Kualitas Audit
Target/Subjek Penelitian
dengan Etika Auditor sebagai Variabel
Populasi menurut Sugiyono (2012)
Moderasi (Studi Empiris pada Auditor
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
Internal
atau sebjek yang mempunyai kualitas dan
Inspektorat
Provinsi
Daerah
Istimewa Yogyakarta)”.
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
METODE PENELITIAN
ditarik sebuah kesimpulan. Populasi dalam
Jenis Penelitian
penelitian ini adalah seluruh auditor
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
survei.
Penelitian
merupakan
pengumpulan
dengan
memberikan
internal yang bekerja pada Inspektorat
survei
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
primer
Jumlah populasi dalam penelitian ini
pertanyaan-
adalah 41 responden. Subjek penelitian ini
pertanyaan kepada responden individu.
berjumlah 41 responden, maka penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah
ini
kuantitatif yaitu data yang berbentuk
menggunakan uji coba terpakai dengan 30
data
bersifat
populatif.
Penelitian
ini
6 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
responden digunakan untuk uji coba
menggunakan instrumen penelitian dengan
instrumen penelitian ini diambil dari dalam
metode pengumpulan data menggunakan
populasi.
kuesioner. Data
dikumpulkan
personal. Metode penyebaran
Prosedur Penelitian ini menggunakan teknik
disusun
ini
kuesioner
menggunakan yang
secara terstuktur,
telah
sejumlah
pengumpulan data melalui metode survei
pertanyaan
dengan kuesioner yang disebarkan kepada
responden untuk ditanggapi sesuai dengan
responden. Kuesioner tersebut merupakan
kondisi yang dialami oleh responden yang
pengumpulan
dengan
bersangkutan. Agar lebih mudah dalam
pertanyaan-pertanyaan
pembuatan kuesioner, peneliti menyusun
data
memberikan
primer
kepada responden individu. Penelitian selfadministered
survey
adalah
metode
pengumpulan
data
primer
dengan
memberikan kepada
pertanyaan-pertanyaan
responden
individu
(Hartono,
2007). Responden diminta untuk mengisi daftar
pertanyaan
tersebut
kemudian
mengembalikan kepada peneliti. Survei dapat memberikan manfaat untuk tujuantujuan deskriptif, membantu dalam hal membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Data,
Instrumen,
dan
Teknik
Pengumpulan a). Data Penelitian ini menggunakan data primer,
yaitu
dengan
menggunakan
kuesioner. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2012: 102) adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena yang sedang diamati. Dalam penelitian ini
tertulis
melalui
disampaikan
pada
kisi-kisi instrumen. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian N No. Variabel Indikator o Butir Melaporkan 1*,2 semua kesalahan klien Pemahaman 3,4 terhadap sistem infiormasi klien Komitmen 5,6 yang kuat dalam menyelesaika Kualitas n audit 1 Audit Berpedoman 7,8,9, pada prinsip 10 auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan. Tidak 11,12 percaya begitu saja terhadap pernyataan
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)7
Dalam skala ini responden menyatakan
klien
2
Sikap kehatihatian dalam pengambilan keputusan Lamanya auditor bekerja Banyaknya penugasan Pengalam yang an Kerja ditangani Banyaknya jenis perusahaan yang pernah diaudit Penguasaan stansar akuntansi dan auditing Kompeten Wawasan si tentang pemerintahan
13,14
persetujuannya terhadap
dan
jumlah
ketidaksetujuannya pernyataan
yang
berhubungan dengan obyek yang diteliti. 15,16 ,17,1 8 19,10 ,21,2 2 23,24
25,26
27,28 3 ,29,3 0 31,32 Peningkatan ,33,3 Keahlian 4 Gangguan 35*,3 pribadi 6,37* Independe ,38 4 nsi Gangguan 39,40 eksternal * 41,42 Tanggung ,43,4 jawab profesi 4, auditor 45 Etika 5 46,47 Auditor Integritas ,8,49 50,51 Objektivitas ,52,5 3 Keterangan : *item pernyataan negatif Penelitian ini berisi pernyataan
Skala likert yang digunakan adalah dengan rentang nilai 1 sampai 4 dengan asumsi: Tabel 2. Skor Skala Likert Pernyataan Negatif
Pernyataan Postif Sk or
Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
4 3 2
Sangat Tidak Setuju (STS)
Sk or
Jawaban
1
1 2 3
4
Uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji coba terpakai. Uji instrumen dilaksanakan pada bulan Maret 2016, dengan seluruh anggota populasi sebagai responden. Uji coba instrumen terdiri dari uji validitas data dan uji reliabilitas data. Menurut
Sugiyono
(2012),
instrumen valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data secara benar dan teliti. Suatu skala pengukuran disebut valid apabila skala tersebut melakukan apa yang seharusnya dilakukan
dan
mengukur
apa
yang
positif maupun negatif tentang variabel
seharusnya
bebas
menggunakan rumus korelasi Product
dan
menggunakan
variabel
terikat
modifikasi
skala
dengan likert.
diukur.
Uji
validitas
Moment dari Pearson Correlation, yaitu:
8 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
dapat diketahui bahwa instrumen pada
r= Berdasarkan diketahui
hasil
bahwa
uji
semua
validitas
butir
dalam
instrumen dinyatakan valid (r hitung > r tabel).
Sehingga
didapatkan
variabel
Kualitas Audit terdiri dari 14 butir pernyataan, variabel Pengalaman Kerja terdiri
dari
10
pernyataan,
variabel
Kompetensi terdiri dari 10 pernyataan, variabel
Independensi
terdiri
dari
6
pernyataan dan Etika Auditor terdiri dari 13 butir pernyataan. Menurut Imam Ghozali (2005), reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur
suatu
kuesioner
merupakan
indikator
dari
yang variabel.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek
menghasilkan
yang
data
yang
sama, sama.
akan Uji
reliabilitas data dilakukan dengan rumus Cronbach's Alpha sebagai berikut:
variabel
Kualitas
(0,929),
Pengalaman Kerja (0,833), Kompetensi (0,800), Independensi (0,816) dan Etika Auditor (0,796) berada di antara 0,7 ≤ rh < 0,9 dapat disimpulkan bahwa masingmasing variabel dinyatakan reliabel.
b). Teknik Analisis Data 1). Analisis Statistik Deskriptif Analisis
statistik
deskriptif
berfungsi untuk memberi gambaran atas objek yang diteliti melalui data populasi tanpa analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku
(Sugiyono,
2012:
29).
Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian. Variabel yang diukur dan dianalisis dalam penelitian ini yaitu Pengalaman Kerja (X1), Kompentensi (X2), Independensi (X3), Etika Auditor (X4) dan Kualitas Audit (Y). Analisis deskriptif
r11 =
Audit
digunakan
untuk
menggambarkan rata-rata, median, modus,
Pengambilan
keputusan
berdasarkan jika nilai Alpha melebihi 0,6
standar deviasi, nilai maksimal, minimal, dan jumlah data penelitian.
maka pertanyaan variabel tersebut reliabel
Untuk
mengetahui
kategorisasi
dan jika nilai Alpha kurang dari 0,6 maka
tersebut pada masing-masing variabel
pertanyaan variabel tersebut tidak reliabel
digunakan
(Imam Ghozali, 2006). Uji Reliabilitas
(Sutrisno Hadi, 2004):
dalam
a.
penelitian
ini
dilakukan
pada
formulasi
Kategori tinggi
variabel Pengalaman Kerja, Kompentensi,
1(Sdi))
Independensi, Kualitas Audit dan Etika
b.
Auditor. Berdasarkan hasil uji reliabilitas
(Mi + 1(Sdi))
sebagai
berikut
: > (Mi +
Kategori sedang : (Mi - 1(Sdi)) s/d
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)9
c.
Kategori rendah
: < (Mi -
1(Sdi))
ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama varians dengan residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala
2). Uji Asumsi Klasik
heteroskedastisitas,
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini,
dilakukan
agar
model
sedangkan
adanya
gejala varians residual yang sama dari satu
regresi
pengamatan ke pengamatan yang lain
signifikan dan representatif. Uji asumsi
disebut homokedastisitas (Purbayu Budi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
Santosa
linearitas,
heteroskedastisitas menggunakan analisis
multikolinearitas,
dan
heteroskedastisitas. Uji
Ashari,
2005).
Uji
dengan uji glesjer. Model regresi yang
linieritas
mengetahui
dan
apakah
bertujuan
untuk
baik
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
variabel-variabel
Tidak terjadinya heteroskedastisitas dapat
penelitian yang digunakan mempunyai
dilihat apabila probabilitas signifikasinya
hubungan yang linier ataukah tidak secara
di atas tingkat kepercayaan 5%.
signifikan. Uji ini biasanya digunakan
| Ut | = α + βXt + vt
prasyarat dalam analisis korelasi atau
Uji multikolinearitas merupakan
regresi linier (Gendro Wiyono, 2011). Uji
bentuk pengujian untuk asumsi dalam
linieritas menggunakan Test for Linierity
analisis regresi berganda. Multikolinearitas
dengan taraf signifikansi 5%. Hubungan
terjadi apabila terdapat hubungan yang
antar variabel dapat dikatakan linear
kuat antara variabel independen dalam
apabila
0,05.
model regresi. Apabila terjadi gejala
Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05,
multikolinearitas, salah satu langkah untuk
maka menunjukkan bahwa hubungan antar
memperbaiki
variabel tidak linear.
menghilangkan
nilai
signifikansi
>
Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi
apabila
variabel
model
adalah
variabel
dari
dengan model
regresi, sehingga bisa dipilih model yang
pengganggu
paling baik (Purbayu Budi Santosa dan
mempunyai varian yang berbeda dari satu
Ashari, 2005). Uji multikolinearitas dapat
amatan ke amatan yang lain atau varian
dilihat dari Variance Inflation Factor
antara variabel dalam model tidak konstan
(VIF)
(Gujarati, 2003). Dalam regresi, salah satu
tolerance yang rendah sama dengan nilai
asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa
VIF yang tinggi. Jika nilai VIF ≤ 10 dan
varians dari residual dari satu pengamatan
nilai Tolerence ≥ 0,10 menunjukkan tidak
ke pengamatan yang lain tidak memiliki
terdapat muktikolinieritas dalam penelitian
pola tertentu. Pola yang tidak sama ini
tersebut.
dan
Tolerance
Value.
Nilai
10 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
nilai koefisien determinasi (r2xy) yang dihasilkan, serta t hitung ≥ t tabel maka 3). Uji Hipotesis
terdapat
pengaruh
yang
positif
dan
Pengujian terhadap hipotesis yang
bermakna antara variabel bebas dengan
digunakan dengan rumus analisis regresi
variabel terikat secara individual, hal ini
sederhana untuk mengetahui pengaruh
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
variabel bebas terhadap variabel terikat
diajukan diterima.
dan
analisis
mengetahui
regresi
berganda
untuk
Adapun analisis regresi berganda
pengaruh
variabel
bebas,
digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel
variabel
terikat. Langkah-langkah dalam analisis
terhadap
regresi linear sederhana antara lain:
langkahnya adalah sebagai berikut:
1)
secara
variabel
bersama-sama,
terikat.
Langkah-
Mencari korelasi antara kriterium
dengan prediktor (rxy)
1)
rxy = 2)
bebas,
Mencari
Mencari korelasi antara kriterium
dengan prediktor (Ry(1,2,3)) koefisien
Ry(1,2,3) =
determinasi
(r2xy) r2xy =
2)
Mencari koefisien determinasi tiga
prediktor (R2y(1,2,3)) 3)
R2y (1,2,3) =
Uji t t= 3)
4)
Uji F
Membuat persamaan garis regresi =
sederhana Y’ = a + bX Pengambilan penerimaan
atau
4) keputusan
penolakan
Membuat persamaan garis regresi
berganda tiga prediktor
hipotesis
dilakukan dengan melihat nilai koefisien
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 Pengambilan atau
keputusan
korelasi (rxy) dan koefisien determinasi
penerimaan
(r2xy) dihasilkan, serta membandingkan
dilakukan dengan melihat nilai koefisien
nilai t hitung dan t tabel dengan taraf
korelasi
signifikansi 5%. Apabila koefisien korelasi
determinasi (R2y(1,2,3)) yang dihasilkan,
(rxy) yang dihasilkan bernilai positif dan
serta membandingkan nilai F hitung dan F
(Ry(1,2,3))
penolakan
dan
hipotesis
koefisien
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)11
tabel dengan taraf signifikansi 5%. Apabila
Analisis data statistik deskriptif
koefisien korelasi (Ry(1,2,3)) yang dihasilkan
yang
bernilai
koefisien
meliputi Minimal, Maksimal, Mean, dan
determinasi (R2y(1,2,3)) yang dihasilkan
Standar Deviasi (SD). Berikut ini adalah
mendekati satu, serta F hitung ≥ F tabel
hasil analisis statistik deskriptif dari
maka terdapat pengaruh yang positif dan
data penelitian:
positif
dan
nilai
disajikan
dalam
penelitian
ini
bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat secara individual, hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Moderated
Regression
Analysis
(MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana
dalam
persamaan
regresinya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X1X4 + b6X2X4 + b7X3X4 + e Variabel Pengalaman
perkalian Auditor,
Tabel 3.Hasil Analisis Deskriptif Variab N Min Ma Mean SD el ks Kualita 41 40 54 45,12 4,915 s Audit Pengala 41 29 39 31,83 2,539 man Kerja Kompet 41 27 38 30,90 2,354 ensi Indepen 41 15 24 18.22 2,275 densi Etika 41 32 47 39,29 2,732 Auditor Valid N 41 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
antara
Kompetensi,
Independensi, Etika Auditor dan Kualitas
Hasil Analisis Data a.
Uji Asumsi Klasik
mengambarkan
Uji Asumsi Klasik terdiri dari uji
pengaruh variabel (X4) terhadap hubungan
linieritas, uji multikolinieritas, dan uji
variabel (X1 dan X2) dan variabel (X4)
heteroskedastisitas.
setelah mendapatkan persamaan regresi
dalam penelitian ini menggunakan Test for
dari
maka
Linierity pada SPSS for Windows. Kriteria
selanjutnya dilakukan pengujian korelasi
yang diterapkan untuk pengujian linieritas
dan koefisien determinasi.
adalah nilai signifikansi pada masing-
Audit.
Oleh
tahap
karena
analisis
moderasi,
Pengujian
linieritas
masing variabel bebas lebih besar dari pada nilai taraf signifikansi Deviation from HASIL PENELITIAN DAN
Linearity 0,05 maka hubungan antara
PEMBAHASAN
variabel bebas terhadap variabel terikat
Statistik Deskriptif
adalah linier. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :
12 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
Tabel 4. Hasil Uji Linieritas Variabel Linierity Keterangan Pengalaman 0,193 Linier Kerja Kompetensi 0,217 Linier Independensi 0,135 Linier Etika Auditor 0,845 Linier Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
Tidak terjadi 0,433 heteroskedastis itas Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Etika Auditor
Tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas mempunyai nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, hal ini dapat
Tabel di atas menunjukkan bahwa Linierity untuk masing-masing variabel terhadap variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari nilai probabilitas 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen dengan variabel
dependen dinyatakan
linier.
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi. Uji
multikolinieritas
bertujuan
untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya multikolinieritas antar variabel independen. Hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows dapat
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Hasil uji heteroskedastisitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.Hasil Uji Heteroskedastisitas Signifika Variabel Keterangan nsi Tidak terjadi Pengalama 0,079 heteroskedastis n Kerja itas Tidak terjadi Kompeten hete 0,176 si heteroskedastis itas Tidak terjadi Independe 0,069 heteroskedastis nsi itas
dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas Perhitungan Variabel Tolera Keterangan VIF nce Tidak Pengalam 1,1 terjadi 0,871 an Kerja 49 multikolinie ritas Tidak Kompete 1,1 terjadi 0,893 nsi 20 multikolinie ritas Tidak Independ 1,1 terjadi 0,875 ensi 44 multikolinie ritas Tidak Etika 1,1 terjadi 0,887 Auditor 28 multikolinie ritas Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)13
nilai Tolerance ≥ 0,10 dan Variance
Berdasarkan
persamaan
regresi
Inflation Factor (VIF) ≤ 10. Jadi, dapat
tersebut dapat diketahui bahwa variabel
disimpulkan bahwa pada penelitian ini
Pengalaman Kerja (X1) memiliki nilai
tidak ada multikolinieritas antar variabel
koefisien korelasi 0,718 maka semakin
dalam model regresi.
tinggi Pengalaman Kerja maka akan semakin tinggi pula Kualitas Audit yang
b.
Uji Hipotesis
dihasilkan. Uji t statistik untuk variabel
Penelitian ini menggunakan uji
Pengalaman Kerja menghasilkan nilai
hipotesis dengan analisis regresi linear
signifikansi 0,018 yang berarti lebih kecil
sederhana, analisis regresi linear berganda
dari nilai 0,05, sehingga dapat disimpulkan
dan
Analysis
bahwa variabel Kualitas Audit dipengaruhi
(MRA). Analisis regresi linier sederhana
oleh variabel Pengalaman Kerja. Nilai R
digunakan untuk menguji pengaruh suatu
Square sebesar 0,136 hal ini menunjukkan
variabel bebas terhadap variabel terikat.
13,6% Kualitas Audit dipengaruhi oleh
Oleh karena itu, analisis regresi linear
Pengalaman Kerja, sedangkan sisanya
sederhana digunakan menguji hipotesis
sebesar 86,4% dipengaruhi oleh variabel
pertama, hipotesis kedua, dan hipotesis
lain di luar penelitian ini. Berdasarkan uji
ketiga. Hasil dari uji regresi sederhana
hipotesis tersebut, hipotesis pertama yang
adalah sebagai berikut :
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
Moderated
Regression
Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit Tabel
7.
Hasil Uji Sederhana
Regresi
Linier
diterima. Pengalaman
t R hitu Sig. Squ ng are 22,2 0,71 2,47 0,01 0,13 H1 33 8 4 8 6 28,8 0,52 2,20 0,03 0,11 H2 73 8 1 4 0 28,9 0,85 2,72 0,01 0,16 H3 40 8 7 0 0 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Hipote Koe Kons sis f.
Berdasarkan
Tabel
7,
maka
suatu
proses
auditor
merupakan
pembelajaran
dan
perkembangan potensi bertingkah laku auditor selama berinteraksi dengan tugas yang dilakukan selama rentang waktu tertentu. Semakin banyak Pengalaman Kerja seorang auditor maka Kualitas Audit yang
dihasilkan
Semakin
akan
banyak
semakin
pengalaman
baik. yang
persamaan garis regresi untuk hipotesis 1
dimiliki, auditor akan semakin mudah
adalah seperti berikut:
untuk
Y = 22,233 + 0,718X1
menemukan
kesalahan
dan
mengetahui penyebab kesalahan tersebut. Semua pengalaman yang diperoleh akan
14 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
digunakan dengan baik oleh auditor dalam
Kompetensi (X2) memiliki nilai koefisien
melakukan pekerjaan yang selanjutnya,
korelasi
sehingga
Kompetensi akan semakin tinggi pula
hasil
auditnya
akan
lebih
berkualitas daripada sebelumnya.
0,528
maka
semakin
tinggi
Kualitas Audit yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini mendukung
statistik
untuk
variabel
Uji t
Kompetensi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur
menghasilkan nilai signifikansi 0,034 yang
Samsi, Akhmad Riduwan dan Bambang
berarti lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga
Suryono (2013) yang berjudul “Pengaruh
dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas
Pengalaman Kerja, Independensi, dan
Audit
Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika
Kompetensi. Nilai R Square sebesar 0,110
Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”.
hal ini menunjukkan 11% Kualitas Audit
Hasilnya
dipengaruhi oleh Kompetensi, sedangkan
bahwa
penelitian variabel
berpengaruh
ini
menunjukkan
Pengalaman
terhadap
Kualitas
dipengaruhi
oleh
variabel
Kerja
sisanya sebesar 89% dipengaruhi oleh
Audit
variabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,007.
lain
Berdasarkan
di uji
luar
penelitian
hipotesis
ini.
tersebut,
Berdasarkan uji statistik deskriptif,
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
disimpulkan bahwa penilaian responden
terdapat pengaruh Kompetensi terhadap
tentang variabel Pengalaman Kerja adalah
Kualitas Audit diterima.
rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar
Kompetensi adalah pengetahuan
auditor yang bekerja di Inspektorat DIY
dan keahlian yang dimiliki oleh auditor
masa kerjanya 1-5 tahun sebanyak 46,34%
untuk menyelesaikan tugas yang menjadi
dibandingkan dengan jumlah auditor yang
tanggung jawabnya. Semakin ahli atau
bekerja lebih dari 10 tahun hanya 12,20%
kompeten seorang auditor maka kualitas
saja. Dilihat dari masa kerjanya tersebut,
audit yang dihasilkan juga akan semakin
auditor masih sulit untuk menemukan
baik. Apabila auditor mempunyai tingkat
penyebab
serta
kompetensi yang baik maka auditor akan
belum mampu menyelesaikan tugasnya
lebih mudah untuk melakukan tugas-tugas
dengan mudah dan cepat.
auditnya dan sebaliknya apabila tingkat
munculnya
Berdasarkan
kesalahan
Tabel
7,
maka
kompetensinya
rendah
persamaan garis regresi untuk hipotesis 2
melaksanakan
tugasnya,
adalah seperti berikut:
kesulitan yang menyebabkan kualitas audit
Y = 28,873 + 0,528X2 Berdasarkan
persamaan
maka auditor
dalam akan
yang dihasilkan akan rendah juga. regresi
Hasil penelitian ini mendukung
tersebut dapat diketahui bahwa variabel
hasil penelitian yang dilakukan oleh Januar
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)15
Dwi Widya Rahmawati (2013) yang
Kompetensi. Nilai R Square sebesar 0,160
berjudul
dan
hal ini menunjukkan 16% Kualitas Audit
Independensi terhadap Kualitas Audit”.
dipengaruhi oleh Independensi,sedangkan
Hasilnya
sisanya sebesar 84% dipengaruhi oleh
“Pengaruh
Kompetensi
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa variabel Kompetensi berpengaruh
variabel
lain
positif terhadap Kualitas Audit.
Berdasarkan
di
luar
uji
penelitian
hipotesis
ini.
tersebut,
Berdasarkan uji statistik deskriptif,
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
disimpulkan bahwa penilaian responden
terdapat pengaruh Independensi terhadap
tentang
Kualitas Audit diterima.
variabel
Kompetensi
adalah
rendah. Hal ini dikarenakan latar belakang
Independensi berpengaruh positif
pendidikan yang beragam, dan lebih dari
terhadap Kualitas Audit. Independensi
90% auditor yang bekerja di Inspektorat
merupakan sikap mental yang harus
DIY belum menempuh Pendidikan Profesi
dimiliki oleh auditor sebagai pihak yang
Akuntansi.
secara independen tidak dapat dipengaruhi
struktur
Kurangnya organisasi
pemahaman
pemerintah,
dan
oleh
pihak
manapun
yang
dapat
kurangnya kesadaran untuk meningkatkan
mempengaruhi hasil auditnya. Seorang
penguasaan akuntansi dan auditing juga
auditor yang mempunyai sikap independen
menjadi penyebab rendahnya penilaian
yang tinggi, maka kualitas audit yang
variabel Kompetensi.
dihasilkan akan semakin baik. Aditor akan
Berdasarkan
Tabel
7,
maka
dituntut pertanggungjawabannya terhadap
persamaan garis regresi untuk hipotesis 3
hasil audit yang dibuatnya, hal ini yang
adalah seperti berikut:
menyebabkan sikap independen seorang
Y = 28,940 + 0,858X3 Berdasarkan
regresi
mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh
tersebut dapat diketahui bahwa variabel
positif Independensi terhadap Kualitas
Independensi (X3) memiliki nilai koefisien
Audit. Oleh karena itu, jika Auditor
korelasi
mempunyai
0,858
persamaan
auditor harus dijaga. Hasil penelitian ini
maka
semakin
tinggi
sikap
Independensi
yang
Independensi akan semakin tinggi pula
tinggi maka semakin baik pula Kualitas
Kualitas Audit yang dihasilkan.
Audit pada Inspektorat Provinsi Daerah
statistik
untuk
variabel
Uji t
Kompetensi
Istimewa Yogyakarta.
menghasilkan nilai signifikansi 0,010 yang
Hasil penelitian ini mendukug hasil
berarti lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga
penelitian Januar Dwi Widya Rahmawati
dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas
(2013)
Audit
Kompetensi dan Independensi terhadap
dipengaruhi
oleh
variabel
yang
berjudul
“Pengaruh
16 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
Kualitas
Hasilnya
Audit”.
penelitian
bahwa variabel Kualitas Audit dipengaruhi
tersebut menunjukkan bahwa variabel
oleh
Independensi berpengaruh positif terhadap
Kompetensi
Kualitas Audit.
Adjusted R Square sebesar 0,258 hal ini
Berdasarkan uji statistik deskriptif,
variabel dan
menunjukkan
disimpulkan bahwa penilaian responden
dipengaruhi
tentang
variabel
Independensi
adalah
Kompetensi,
rendah.
Hal
dikarenakan
adanya
simultan,
ini
hubungan atasan dan bawahan
yang
Pengalaman
Kerja,
Independensi.
25,8% oleh
Nilai
Kualitas
Audit
Pengalaman
Kerja,
dan Independensi secara
sedangkan
sisanya
sebesar
74,2% dipengaruhi oleh variabel lain di
menjadi pengganggu utama independensi
luar
auditor internal Inspektorat DIY.
hipotesis tersebut, hipotesis keempat yang
Hasil pengujian analisis regresi
penelitian
ini.
Berdasarkan
uji
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
berganda untuk uji hipotesis 4 dapat dilihat
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi,
dan
pada tabel 8 sebagai berikut:
Independensi secara simultan terhadap Kualitas Audit diterima.
Tabel 8. Hasil Uji Regresi Berganda Koefisien Variabel Regresi Konstanta 2,785 Pengalaman Kerja 0,471 Kompetensi 0,488 Independensi 0,659 Adjusted R Square 0,258 F hitung 5,644 Sig F 0,003 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Berdasarkan
Tabel
8,
maka
persamaan garis regresi untuk hipotesis 4
Y = 2,785 + 0,471X1 + 0,488X2 +
Uji F statistik untuk variabel
Independensi
akan membuat seorang auditor mempunyai kualitas yang sangat baik. Adanya ketiga faktor seorang
tersebut
akan
mempermudah
auditor
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya dengan mudah, cermat dan cepat.
Semakin
lamanya
masa
kerja
auditor, pengetahuan dan keahliannya akan semakin terasah, serta didukung dengan
Kompetensi,
menghasilkan
yang dihasilkan akan semakin baik. Oleh karena itu, ketiga variabel tersebut sangat
0,659X3
Kerja,
dan Independensi secara bersama-sama
sikap independennya, maka kualitas audit
adalah seperti berikut:
Pengalaman
Pengalaman Kerja, Kompetensi,
dan nilai
signifikansi 0,003 yang berarti lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga dapat disimpulkan
mempengaruhi dihasilkan.
kualitas Hasil
audit
penelitian
yang ini
mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh positif Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Independensi secara simultan terhadap Kualitas Audit. Sehingga semakin baik
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)17
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi,
dan
Uji F statistik untuk variabel
Independensi maka semakin baik Kualitas
independensi
Audit pada Inspektorat Provinsi Daerah
signifikansi 0,005 yang berarti lebih kecil
Istimewa Yogyakarta.
dari nilai 0,05, sehingga dapat disimpulkan
Hasil penelitian ini mendukung
menghasilkan
nilai
bahwa variabel Kualitas Audit dipengaruhi
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur
oleh
Samsi, Akhmad Riduwan dan Bambang
Kompetensi, dan Independensi dengan
Suryono (2013) yang berjudul “Pengaruh
Etika Auditor sebagai variabel moderasi.
Pengalaman Kerja, Independensi, dan
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,277 hal
Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika
ini menunjukkan 27,7% Kualitas Audit
Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”.
dipengaruhi
Hasil
menunjukan
Kompetensi, dan Independensi terhadap
bahwa Pengalaman Kerja, Independensi,
Kualitas Audit dengan Etika Auditor
dan Kompetensi berpengaruh terhadap
sebagai variabel moderasi,
Kualitas Audit.
sisanya sebesar 72,3% dipengaruhi oleh
penelitian
tersebut
Hasil pengujian analisis regresi
variabel
variabel
Pengalaman
oleh
lain
di
Kerja,
Pengalaman
luar
uji
Kerja,
sedangkan
penelitian
hipotesis
ini.
berganda untuk uji hipotesis 5 dapat dilihat
Berdasarkan
pada tabel 9 sebagai berikut:
hipotesis kelima yang menyatakan bahwa
Tabel 9. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
terdapat
pengaruh
tersebut,
Pengalaman
Kerja,
Kompetensi, dan Independensi terhadap
Koefisien Regresi Konstanta -171,348 Pengalaman Kerja 2,547 Kompetensi 2,425 Independensi 3,816 Etika Auditor 1,195 M -7,946 R 0,606 Adjusted R Square 0,277 F hitung 4,073 Sig F 0,005 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 9, maka
Kualitas Audit dengan Etika Auditor
persamaan garis regresi untuk hipotesis 4
mempunyai kewajiban untuk menjunjung
adalah seperti berikut:
tinggi
Variabel
Y = -171,348 + 2,547X1 + 2,425X2 + 3,816X3 + 1,195 Z – 7,946 X1 X2X3Z
sebagai variabel moderasi diterima. Hasil
penelitian
tersebut
menunjukan bahwa Pengalaman Kerja, Independensi, berpengaruh
dan terhadap
Kompetensi Kualitas
Audit
dengan Etika Auditor sebagai variabel Moderasi. Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Independensi yang dimiliki auditor sangat berkaitan dengan etika. Auditor
terhadap
standar
perilaku
organisasi
etis
mereka
dimana
mereka
bernaung, profesi mereka, masyarakat dan
18 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
diri mereka sendiri. Dengan demikian dapat
disimpulkan
apabila
seorang
Berdasarkan
penjelasan
dan
analisis data yang telah dilakukan oleh
mempunyai masa kerja yang lama, tingkat
peneliti
kompetensi dan independensi yang baik
Kerja, Kompetensi,
serta didukung dengan pemahaman etika
berpengaruh
yang baik, maka akan sangat berpengaruh
dengan Etika Auditor sebagai Variabel
baik
Moderasi
terhadap
Kualitas
Audit
yang
terkait
pengaruh dan
terhadap
pada
Pengalaman Independensi
Kualitas
Inspektorat
Audit
Provinsi
dihasilkan. Oleh karena itu, jika seorang
Daerah Istimewa Yogyakarta maka dapat
mempunyai Pengalaman Kerja yang lama,
ditarik beberapa kesimpulan. Pertama,
tingkat Kompetensi dan Independensi yang
terdapat
baik serta didukung dengan pemahaman
terhadap Kualitas Audit pada Inspektorat
Etika Auditor yang baik maka akan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
semakin baik pula Kualitas Audit pada
ini ditunjukkan oleh sig sebesar 0,018
Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
yang lebih kecil dari 0,05. Dari hasil
Yogyakarta.
analisis data diperoleh R Square (R2)
pengaruh
Pengalaman
Kerja
Hasil penelitian ini mendukung
sebesar 0,136 yang berarti Kualitas Audit
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur
pada Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
Samsi, Akhmad Riduwan dan Bambang
Yogyakarta dipengaruhi oleh Pengalaman
Suryono (2013) yang berjudul “Pengaruh
Kerja sebesar 13,6%. Kedua, terdapat
Pengalaman Kerja, Independensi, dan
pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas
Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika
Audit pada Inspektorat Provinsi Daerah
Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”.
Istimewa Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan
Berdasarkan uji statistik deskriptif,
oleh sig sebesar 0,034 yang lebih kecil dari
disimpulkan bahwa penilaian responden
0,05. Dari hasil analisis data diperoleh R
tentang variabel Etika Auditor adalah
Square (R2) sebesar 0,110 yang berarti
sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh
Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi
kurangnya pemahaman auditor internal
Daerah Istimewa Yogyakarta dipengaruhi
tentang Kode Etik yang sudah ditetapkan
oleh Kompetensi sebesar 11%. Ketiga,
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
terdapat pengaruh Independensi terhadap
(APIP).
Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
SIMPULAN DAN SARAN
ditunjukkan oleh sig sebesar 0,010 yang
Simpulan
lebih kecil dari 0,05. Dari hasil analisis data diperoleh R Square (R2) sebesar 0,160
Pengaruh Pengalaman Kerja ... (Ajeng Citra Dewi)19
yang
berarti
Kualitas
pada
selanjutnya dapat diusulkan saran yang
Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
diharapkan akan bermanfaat. Berdasarkan
Yogyakarta dipengaruhi oleh Independensi
data responden skor terendah pada variabel
sebesar 16%. Keempat, terdapat pengaruh
Kualitas Audit adalah sikap kehati-hatian
Pengalaman
dalam
Kerja,
Audit
Kompetensi,
dan
pengambilan
keputusan.
dalam
Sikap
Independensi secara simultan terhadap
kehati-hatian
Kualitas Audit pada InspekPtorat Provinsi
keputusan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
sebelum pengambilan keputusan berupa
ditunjukkan oleh sig sebesar 0,003 yang
rekomendasi tersebut harus disesuaikan
lebih kecil dari 0,05. Dari hasil analisis
dahulu hasil audit dengan standar audit
data diperoleh Adjusted R Square sebesar
yang sudah ditentukan.
0,258 yang berarti Pengalaman Kerja,
Auditor
masih
pengambilan
rendah,
harus
sebaiknya
menambah
Kompetensi, dan Independensi secara
pemahamannya tentang akuntansi dan
simultan terhadap Kualitas Audit pada
auditing dengan cara mengikuti pelatihan
Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
yang diselenggarakan oleh Inspektorat
Yogyakarta
Kelima,
DIY atau di luar lingkungan Inspektorat,
Kerja,
dan lebih memahami struktur organisasi
Kompetensi, dan Independensi terhadap
pemerintah. Auditor harus meningkatkan
Kualitas Audit dengan Etika Auditor
sikap independensinya tanpa terpengaruhi
sebagai variabel moderasi pada Inspektorat
oleh hubungan atasan dan bawahan dalam
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal
suatu instansi. Selain itu auditor juga harus
ini ditunjukkan oleh sig sebesar 0,005
membaca dan memahami Kode Etik yang
yang lebih kecil dari 0,05. Dari hasil
sudah ditetapkan oleh Aparat Pengawasan
analisis data diperoleh Adjusted R Square
Intern Pemerintah (APIP).
terdapat
sebesar
pengaruh
25,8%. Pengalaman
sebesar 0,277 yang berarti Pengalaman Kerja, Kompetensi, berpengaruh
terhadap
dan
Independensi
Kualitas
Pengalaman Kerja, Kompetensi, Independensi
dan
Etika
Auditor
Audit
berpengaruh 27,7% terhadap terhadap
dengan Etika Auditor sebagai variabel
Kualitas Audit pada Inspektorat Provinsi
moderasi pada Inspektorat Provinsi Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan
Istimewa Yogyakarta sebesar 27,7%
82,3% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan terkait dengan keterbatasan penelitian ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Audit,
misalnya
Motivasi,
Due
20 Jurnal Profita Edisi 8 Tahun 2016
Profesioanl
Care,
Akuntabilitas,
se Provinsi Gorontalo)”. Jurnal Jurusan Akuntansi. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
dan
sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Ashari, Purbayu Budi Santoso. (2005). Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. (2006). “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktuterhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan KualitasAudit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya”. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi MAKSI UNDIP (Agustus). Vol. 6, No. 2, 177-256. Semarang Gujarati. (2003). Ekonometrika. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama Gendro Wiyono. (2011). Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS&Smart PLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Hartono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Imam Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi ke-5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Januar Dwi W.R. (2013). “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Aditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah)”. Jurnal Akuntansi. Malang Lindawati Martani, Zulkifli Bokiu. (2013). “Pengaruh Kecermatan Profesional dan Pegalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Auditor Inspektorat
Nataline. (2007). “Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES Nur
Samsi, dkk. (2013). “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Surabaya: STIESIA
Sugiyono. (2012). Statistika Penelitian. Cetakan Bandung: Alfabeta
Untuk ke-21.
Sukriah, Ika. (2009). “Analisis Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,Integritas dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”. Tesis. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi