e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL “PETAK UMPET” TERHADAP SIKAP KERJA KERAS Sayu Pt Astriningsih1, I Wyn Sujana2, I.G.A.A Sri Asri3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected] [email protected] [email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan rancangan kelompok intact-group comperision. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 339 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang yang ditentukan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode non tes menggunakan kuisioner dengan empat pilihan jawaban. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung = 5,56 > ttabel = 2,000 pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = 69, sehingga H a diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” terhadap sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Scramble, permainan tradisional, “petak umpet, sikap kerja keras.
Abstract This study aimed to determine the significant differences in hard work attitude in IPS learning between groups of students who are taught by cooperative learning model of Scramble type based on traditional game "hide and seek" with groups of students that are taught through conventional learning of fourth graders in SD Gugus I Kuta Utara Lesson Year 2016/2017. This study was a pre-experimental study with intact-group comperition group design. The population of this research were all of fourth graders in SD Gugus I Kuta Utara Lesson Year 2016/2017 which
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017 amounted to 339 people. The samples in this study were 71 people who were determined using random sampling technique. Data collection was done by non test method using questionnaire with four answer choices. The data obtained were analyzed using t-test analysis. Based on the result of data analysis obtained tct = 5,56> ttable = 2,000 at significance level 5% and degree of freedom (dk) = 69, so Ha accepted and H0 rejected which mean there is significant difference hard work attitude in learning IPS between student group Learned through a type of Scramblebased cooperative learning model based on traditional game "hide and seek" with groups of students who are taught through conventional learning. So, the conclusion of this researc is there is influence of cooperative learning model type Scramble-based traditional game "hide and seek" to the attitude of hard work in learning IPS of fourth graders Elementary School I North Kuta Year Lesson 2016/2017.
Keyword: Cooperative learning model of Scramble type, traditional game "hide and seek", hard work attitude
PENDAHULUAN
dapat dikatakan bahwa pendidikan mempunyai kekuatan yang dinamis di masa depan. Tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk menyiapkan individu di masa depan tetapi juga untuk kehidupan individu dimasa sekarang yang sedang mengalamin perkembangan menunju tingkat kedewasaan. Proses perkembangan tersebut harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan dewasa ini sudah banyak mengalami perubahan utama pada kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan , isi, bahan ajar yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional (UU No 20 Tahun 2003). Maka dari itu kurikulum sangat berperan dalam menyempurnakan proses pembelajaran saat ini. Pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali melaksanakan perubahan atau penyempurnaan kurikulum. Perubahan didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dari perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan dalam sistem pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan demi terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. Sesuai dengan tujuannya, pendidikan merupakan pengembangan potensi individu yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi maupun bagi warga negara atau warga masyarakat lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam menyelenggarakan pendidikan perlu dilakukan upaya yang disengaja, terencana, yang meliputi upaya bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Kegiatan tersebut harus diwujudkan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang lazim disebut dengan pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang bunyinya, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. berdasarkan pernyataan tersebut 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kurikulum KTSP bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Untuk mewujudkan dan mencetak siswa agar menjadi anak yang berprestasi, maka guru dibebaskan untuk menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran di kelas dan yang sesuai dikembangkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut. Pada saat ini sudah banyak metode dan model-model pembelajaran yang menarik dan inovatif. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagsan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil (Suyatno,2009). Pembelajaran inovatif dapat digunakan sebagai strategi untuk membelajarkan. Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran koopertif merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil ( Saptono, 2003:32 ). Untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPA, tentu di perlukan suatu pembelajaran IPA yang berkualitas. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma baru pendidikan, pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan memaksimalkan interaksi antara komponen pembelajaran. Sebagai seorang guru harus mampu menyesuaikan diri terhadap warna dan sikap dasar siswa sehingga mampu membawa siswa ke dunia yang dikehendaki berdasarkan tujuan pembelajaran. Dengan begitu, ikatan emosi, empati, dan saling ketergantungan
antara siswa dan guru terjadi dan memunculkan dimensi keberhasilan belajar. Selain menggunakan model pembelajaran yang inovatif, guru juga dapat menggunakan suatu permainan, salah satunya adalah permainan tradisional yang saat ini mulai punah dan digantikan dengan permainan-permainan modern. Selain membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, strategi tersebut juga dapat memperkenalkan siswa dengan permainanpermainan tradisional yang secara turun temurun dimainkan oleh beberapa generasi. Cara tersebut akan membuat siswa lebih antusias untuk belajar karena dunia anak terutama pada anak usia dini dan sekolah dasar masih sangat senang bermain. Pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain secara kreatif dan inovatif dengan memperhatikan karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD. Melalui pembelajaran inovatif dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi maksimal. Hasil belajar meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Ketiga ranah hasil belajar ini harus dikembangkan secara optimal. Namun kenyataannya pembelajaran hanya menekankan pada pengembangan ranah kognitif. Hal ini tentunya menyebabkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Disatu sisi siswa dituntut untuk cerdas secara intelektual serta memiliki sikap dan ketrampilan yang memadai. Namun disisi lain orientasi pendidikan selama ini lebih banyak mengacu pada ranah kognitif saja. Dari permasalahan tersebut dipandang perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yakni pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi, pembentukan karakter, memberikan pengalaman belajar, dan relevan dengan kehidupan nyata. Salah satu inovasi yang dimaksud yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet “. Adanya model pembelajaran tersebut yang berbasis permainan tradisional dapat menumbuhkan rasa semangat, rasa ingin tahu, serta dapat 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
merangsang siswa untuk lebih bisa berfikir kreatif dan bekerja keras dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan guru. Model pembelajaran kooperatif tipe scramble ini merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa (Huda : 2013:303). Metode ini mengharuskan siswa menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Sedangkan menurut Rahayu (2007) Mengemukakan bahwa Istilah “Scramble” di pinjam dari bahasa inggris yang berarti perbuatan, pertarungan, perjuangan. Istilah ini digunakan untuk sejenis permainan kata, dimana permainan menyususn huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat. Menurut Said (2016) scramble merupakan suatu model mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternative jawaban yang tersedia Model scramble dapat juga dibantu atau digabungkan dengan permainan tradisional yang sudah sejak dulu kita kenal. Salah satunya adalah petak umpet, dimana petak umpet merupakan jenis “permainan cari dan sembunyi” yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang yang umumnya berada di luar ruangan (Mulyani, :2016:60). Permainan ini dapat melatih kecerdasan, kecermatan dan kejelian siswa. Permainan ini nantinya akan dimodifikasi dengan model pembalajaran kooperatif tipe scramble yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif dan menarik. Dan dapat meningkatkan sikap kerja keras dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap kerja keras merupakan salah satu dari 18 karakter siswa. Dengan cara tersebut proses pembelajaran di kelas tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, namun sudah dikombinasikan dengan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5 januari sampai 7 januari 2017 di SD Gugus I Kuta Utara, sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS yang meliputi keaktifan, pantang menyerah
dalam menyelesaikan tugas, dan ketepatan waktu mengerjakan tugas cenderung kurang. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran IPS pembelajaran hanya dilaksanakan secara verbal yang mana siswa hanya menghapal tanpa menuntut keaktifan siswa. Sehingga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” pada sikap kerja keras dalam belajar IPS dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, menarik,dan menyenagkan bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD 7 Dalung dan SD 6 Dalung di Gugus I Kuta Utara Kecamatan Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu eksperimen PreExperimental Designs. Desain yang digunakan yaitu “Intact-Group Comparison”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar 01 di bawah ini. Desain Penelitian
E K
X
O1 O2
Gambar 01. Desain eksperimen (Sugiyono, 2010 :111)
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahapan, tahap persiapan eksperimen, tahap 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
pelaksanaan eksperimen, dan tahap akhir eksperimen. Populasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri di Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari tujuh sekolah yakni SD 3 Dalung, SD 4 Dalung, SD Dalung, SD 6 Dalung dan SD 7 Dalung. Setelah menetukan populasi, tahap selanjutnya adalah menentukan sampel. Menurut ( Setyosari, 2015 : 221) “sampel merupakan sejumlah kelompok kecil yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek penelitian”, sedangkan menurut Agung ( 2014 : 69) “sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil, yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling yang dirandom kelasnya, sehingga setiap kelas mendapatkan peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu melainkan hanya pengacakan kelas. Karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan siswa mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benarbenar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Cara undian dilakukan dengan menulis semua nama kelas IV di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas yang jumlahnya 10 kelas, kemudian kertas digulung. Masukkan gulungan kertas ke dalam kotak dan dikocok. Ambil satu gulungan kertas, lalu ambil satu gulungan kertas lain, tanpa memasukkan kembali gulungan kertas pertama. Nama-nama SD pada kedua gulungan kertas tersebut merupakan sampel penelitian. dan peneliti melakukan pengundian lagi dari 2 sampel setara untuk memilih nama sekolah yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.Variabel Penelitian merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. (Setyosari 2015:163). Penelitian ini menyelidiki pengaruh. Variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur , dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati (Setyosari 2015:165). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Berbasis Permainan tradisional “Petak Umpet”. Sedangkan variabel terikat adalah suatu variabel respons atau hasil. (Setyosari 2015:165). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS. Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara. Metode pegumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Untuk mendapatkan data tersebut digunakan teknik non-tes Teknik non-tes. Menurut Sudijono (2009 :76) Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), melakukan angket (questioner), dan memeriksa atau meneliti dokumen – dokumen (documentary analysis). Dalam penelitian ini menggunakan teknik non-tes untuk mengukur sikap kerja keras siswa. Teknik non-tes yang digunakan adalah angket (questioner) dan observasi. Angket/kuisioner sikap kerja keras dalam belajar IPS yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri. Sebelum memberikan angket tersebut kepada siswa dilakukan pengujian untuk menguji kelayakan instrumen. Angket yang baik adalah angket yang memenuhi dua syarat yaitu ketepatan (validitas) dan 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
keajegan atau ketetapan (reliabilitas). Angket yang akan digunakan untuk mengukur sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS diadopsi dari skala likert dengan 4 pilihan jawaban dilakukan pengujian instrumen yaitu uji validitas dan, reliabilitas. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet dan sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2013:29). Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dan data sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Teknik analisis dengan data kuantitatif dapat menggunakan teknik statistik deskriptif diantaranya menentukan nilai rerata (mean), simpangan baku dan varians, nilai yang paling sering muncul (modus), nilai tengah (median). Pada penelitian ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-
masing diberikan perlakukan sebanyak 6 kali pertemuan dan diakhir penelitian siswa diberikan post-test untuk memperoleh data sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa. Data sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa kemudian dianalisis menggunakan uji prasyarat yakni uji normalitas dengan rumus chi square dan uji homogenitas varians dengan uji F untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh tersebut normal dan homogen. Hipotesis yang diuji adalah Hipotesis nol (H0) yang berbunyi ”tidak terdapat perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional”. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t dengan rumus polled varian yaitu sebagai berikut. t
X1 X 2 (n1 1) s1 (n 2 1) s 2 n1 n 2 2 2
2
1 1 n1 n 2 (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil belajar Matematika pada kelomopok eksperimen kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Statistik Banyak Sampel Mean Standar Deviasi Varians Modus Median Nilai Maksimum Nilai Minimum
Kelompok Eksperimen 34 83,85 9,59 91,97 81,82 77,5 100 63 6
Kelompok Kontrol 37 74,32 10,25 105,14 73,77 68,94 94 50
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan tabel 1, pada kelompok eksperimen yang siswanya berjumlah 34 orang, nilai tertinggi yang diperoleh 100 dan nilai terendah adalah 63. Dari sebaran data tersebut diperoleh ratarata (mean) sebesar 83,85, data yang paling sering muncul (modus) adalah 81,28 dan nilai tengah (median) adalah 77,5. Pada kelompok kontrol yang siswanya berjumlah 37 orang dengan nilai tertinggi yang diperoleh 94 dan nilai terendah adalah 50. Dari sebaran data tersebut diperoleh rata-rata (mean) sebesar 74,32, data yang paling sering muncul (modus) adalah 73,77, dan nilai tengah (median) adalah 68,94. Untuk lebih jelas distribusi frekuensi sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 1 sebagai berikut.
Sedangkan untuk lebih jelas distribusi frekuensi sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok kontrol disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2 Histogram Data Sikap Kerja Keras Dalam Belajar IPS Siswa Kelas IVB SDN 6 Dalung Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua data sampel penelitian berdistribusi normal. Rekapitulasi hasil analisis uji normalitas sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Gambar 1 Histogram Data Sikap Kerja Keras Siswa Dalam Belajar IPS Siswa Kelas IVA SDN 7 Dalung
Tabel 2. Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Sampel Penelitian Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
n 34 37
x2hitung 9,59 10,25
7
x2tabel 11,07 11,07
Keterangan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat x2hitung < x2tabel untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, ini berarti bahwa sebaran data hasil belajar Matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.
Setelah melakukan uji normalitas sebaran data, selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians terhadap sikap kerja keras dalam belajar IPS. Rekapitulasi hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Varians Sampel Penelitian Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
s2 91,97 105,14
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,14
1,76
Homogen
“petak umpet” terhadap sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas varians diperoleh data bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hal tersebut maka uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varian. Dengan kriteria jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, dan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak. Pada taraf signifikan 5% dengan dk = n1+n2-2. Rekapitulasi hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Berdasarkan tabel 3, hasil uji homogenitas varians menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,14 < 1,76). Ini berarti bahwa varians kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Dari hasil uji prasyarat terhadap sebaran data, diperoleh bahwa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hal tersebut akan dilanjutkan terhadap pengujian hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian yang diuji adalah H0 yang berbunyi tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional
Tabel 4. Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Sampel s2 X Kelompok Eksperimen 83,85 91,97 Kelompok Kontrol 74,32 105,14 Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa thitung > ttabel (5,56>2,00), ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Setelah menganalisis data post-test diketahui bahwa sebaran data post-test sikap kerja keras dalam belajar IPS berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen. Dari hasil analisis diperoleh thitung = 3,666. Harga tersebut kemudian
n dk thitung ttabel Kesimpulan 34 69 5,56 2,00 H0 ditolak 37 dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = 34+37–2 = 69 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh ttabel = 2,00, karena thitung > ttabel (5,56 > 2,00) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Secara deskriptif, rerata nilai sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok eksperimen lebih dari rerata nilai sikap kerja keras dalam belajar IPS kelompok kontrol. Rerata nilai siswa kelompok eksperimen 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
yaitu 83,85 lebih dari rerata nilai siswa kelompok kontrol yaitu 74,32. Modus pada kelompok eksperimen 81.82, pada kelompok kontrol 73,77, dan median pada kelompok eksperimen 77,5, sedangkan pada kelompok kontrol 68,94. Ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” berpegaruh terhadap sikap kerja keras dalam belajar IPS kelas IV SD Gugus I Kuta Utara. Perbedaan yang signifikan sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” disebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” siswa diberikan kesempatan untuk terlibat aktif, tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Selain itu pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dan dipadukan dengan permainan yang sering dimainkan oleh siswa.akan lebih menarik dan meningkatkan antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Pembelajaran hanya terpusat pada guru, guru yang lebih banyak memberikan ceramah daripada kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa sangat bergantung pada guru, Hal ini dapat mengakibatkan aktivitas siswa kurang optimal sehingga siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru dan proses pembelajaran cenderung membosankan.Model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” memiliki kelebihan diantaranya : Mendorong siswa untuk mengerjakan soal dengan cepat, Kegiatan pembelajaran ini mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan bantuan teman – teman satu kelompokknya, Adanya
pembelajaran sikap disiplin, Semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, model pembelajaran scramble membuat siswa lebih kreatif dalam belajar dan berpikir, mempelajari materi secara lebih santai dan tanpa tekanan karena model pembelajaran scramble memungkinkan para siswa untuk belajar sambil bermain, Model pembelajaran scramble dapat menumbuhkan rasa solidaritas diantara anggota kelompoknya, materi yang diberikan menjadi mengesankan dan selalu diingat siswa,model pembelajaran scramble juga mendorong siswa lebih kompetitif (Kurniasih 2016:100). Penelitian ini diperkuat oleh penelitian dari Utami (2014) yang berjudul Penerapan Strategi Belajar Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas III SD Negeri I Karanglo Klaten Tahun Ajaran 2014/2015. Serta penelitian yang dilakukan oleh Nafisah (2016) dengan judul “Pengaruh Permainan Tradisional Petak Umpet Dan Lompat Tali Terhadap Pembentukan Karakter Demokratis Dan Disiplin Pada Anak Usia Seklah Dasar Di SD Pakukerto Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara karakter siswa yang dibelajarkan dengan metode permainan tradisional petak umpet dengan yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” berpengaruh terhadap sikap kerja keras dalam belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS pada kelompok eksperimen terdapat 2 orang siswa dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Dari sebaran data tersebut diperoleh rata-rata (mean) sebesar 83,85, data yang paling sering muncul (modus) 81,28, nilai tengah (median) 77,5. 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan hasil analisis data sikap kerja keras dalam belajar IPS pada kelompok kontrol terdapat 1 orang siswa dengan nilai tertinggi yang diperoleh 94 dan nilai terendah adalah 49. Dari sebaran data tersebut diperoleh rata-rata (mean) sebesar 74,32, nilai paling sering muncul (modus)72,16, dan nilai tengah (median) 68,94Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji-t dengan dk = 69 pada taraf signifikansi 5% diperoleh thitung = 5,56> ttabel = 2,00 ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sikap kerja keras siswa dalam belajar IPS antara siswa kelas IV di SD Gugus I Kuta Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble berbasis permainan tradisional “petak umpet” dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu guru agar lebih kreatif untuk memberikan fasilitas berupa sumber belajar dan kesempatan yang lebih besar bagi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble berbasis permanan tradisional “petak umpet” sehingga tercipta pembelajaran bermakna dan menyenangkan bagi siswa. kepala sekolah disarankan agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang berkualitas. disarankan kepada peneliti agar hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Agung,Gede Agung. 2014. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Aditya Media Publishing Artini, Vidya. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Semi Konkret Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Gugus Kapten Kompiang Sujana. e-Jurnal PGSD Undiksha. (Volume 2, No 1 Tahun 2014) Avitoh , Ayu, Diah. 2014. Peningkatan sikap kerja keras dan kemandirian siswa dalam Pembelajaran matematika melalui Strategi talking stick. Ejurnal Jurusan pendidikan matematika FKIP Universitas Muhammadyah Surakarta. Fitriastuti, Wahyu. 2014. Peningkatan Sikap Kerja Keras Dan Tanggung Jawab Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Course Review Horay. E-jurnal Jurusan pendidikan matematika FKIP Universitas Muhammadyah Surakarta. Huda, Miftahul. 2013. Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kurniasih, Imas. 2016. Pengembangan Pembelajaran: Kata Pena
Ragam Model
Margaretha. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Pada Siswa elas XI IPA SMA Negeri 1 Manokwari. Jurnal Ilmu pendidikan Indonesia, Volume3 Nomor 2. ISSN: 2338-3402 Mulyani, Novi. 2016. Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta : Diva Press
DAFTAR RUJUKAN Agung, Gede Agung. 2013. Buku Ajar Evaluasi Pendidikan. Singaraja
Ngalimun, dkk. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Pressindo 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Said,
Amin. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Makasar. Jurnal Pendidikan Fisika. Volume 3 Nomor 2. ISSN 2302-8039
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka Taro. 2010. Bunga Rampai Permainan Tradisional Bali. Bandung:Graha Bandung Kencana Tim
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Utami,
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.
Tutur.2014. Penerapan Strategi Belajar Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas III SD Negeri Karanglo Klaten. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadyah Surakarta.
Winarsunu, Tulus. 2004. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group
Suhardi, Didik. 2011. Nilai Karakter. Yogyakarta : LaksBang Pressindo. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
11