1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA Fahimah Andini(1), Rini Asnawati(2), M. Coesamin(3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
[email protected]
ABSTRACT This quasi-experimental research aims to know the influence of group investigation learning method towards student’s mathematics problem solving ability. The populations in this research are all students in 8th Grade of SMPN 1 Pringsewu in the academic year 2012/2013, consisting of 196 students which distributed to five classes with the average of value cognitive ability was 67,24. The sample of this research are two classes from five classes that choosed by purposive sampling technique. The design research is posttest only control grup design. The data research were gotten through test of problem solving ability. Based on the result of research, it was concluded that group investigation learning method influences towards student’s mathematics problem solving ability. Keywords: group investigation learning method, mathematics problem solving ability.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas manusia dalam bentuk meningkatnya kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut
Berdasarkan definisi tersebut dapat
UU nomor 20 tahun 2003 tentang
dijelaskan bahwa pendidikan me-
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
rupakan suatu usaha sadar, teren-
ayat 1 yang menjelaskan bahwa:
cana, sistematis, dan berlangsung
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
terus-menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap
potensi
manusia
dalam
2 berbagai aspeknya baik intelektual,
hun 2006 tentang Standar Isi untuk
sosial, emosional maupun spiritual.
Satuan Pendidikan Dasar dan Me-
Hal ini berarti bahwa dengan pen-
nengah menyatakan bahwa:
didikan diharapkan dapat terwujud suatu kualitas manusia yang baik dalam
seluruh
dimensinya,
baik
dimensi intelektual, emosional maupun spiritual yang nantinya mampu mengisi kehidupannya secara pro-
Salah satu tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model matematika dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
duktif bagi kepentingan dirinya dan masyarakat. Hal ini seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan bah-
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang cukup penting. Hal ini sesuai dengan National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) pada tahun 2000 yang mempublikasikan Prin-
wa: Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional dioperasionalkan menjadi tujuan pembelajaran melalui bidang studi yang diberikan di sekolah. Salah satu bidang studi yang diberikan di sekolah adalah matematika. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Ta-
ciples and Standards for School Mathematics yang berisi lima standar utama dalam pembelajaran matematika yaitu: kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan
komunikasi
(communi-
cation), kemampuan koneksi (connection),
kemampuan
penalaran
(reasoning) dan kemampuan representasi (representation). Dari kelima standar tersebut, kemampuan pemecahan masalah ditempatkan pada urutan pertama yang menegaskan pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.
3 Menurut hasil studi inter-
Berdasarkan survey TIMSS
nasional TIMSS (Trends in Inter-
tahun 2011 (Mullis et al, 2012) rata-
national Mathematics and Science
rata persentase jawaban benar siswa
Study) pada tahun 2011 (Mullis et al,
Indonesia yaitu: 31% untuk knowing,
2012), rata-rata skor matematika
23% untuk apllying dan 17% untuk
Indonesia tahun 2011 adalah 386,
reasoning.
turun 11 poin dari rata-rata skor
jauh di bawah rata-rata persentase
matematika Indonesia tahun 2007
jawaban benar internasional yaitu:
yaitu 397. Standar rata-rata penca-
49% untuk knowing, 39% untuk
paian yang digunakan TIMSS adalah
applying, dan 30% untuk reasoning.
500.
Lebih detail, Mullis et al.
Rendahnya persentase pada domain
(2009) menjelaskan bahwa dalam
applying dan reasoninglah yang be-
studi TIMSS, pengukuran terhadap
nar-benar menunjukkan rendahnya
ranah kognitif siswa dibagi menjadi
kemampuan pemecahan masalah sis-
tiga domain, yaitu knowing (menge-
wa di Indonesia.
Rata-rata tersebut pun
tahui), apllying (mengaplikasikan)
Salah satu penyebab rendah-
dan reasoning (penalaran). Domain
nya kemampuan siswa dalam me-
pertama, knowing, mencakup fakta,
ngaplikasikan konsep (applying) dan
konsep, dan prosedur yang perlu di-
menemukan solusi
ketahui oleh siswa untuk selanjutnya
tidak rutin (reasoning) untuk meme-
menuju ke domain kedua yaitu
cahan masalah yaitu karena proses
applying yang berfokus pada ke-
pembelajaran di sekolah pada umum-
mampuan siswa untuk menerapkan
nya masih berpusat pada guru. Pem-
pengetahuan dan pemahaman konsep
belajaran matematika yang selama
untuk memecahkan masalah atau
ini diajarkan hanya ditekankan pada
menjawab pertanyaan. Domain keti-
keterampilan siswa dalam menye-
ga, reasoning, lebih dari sekedar me-
lesaikan dan mengerjakan soal-soal
nemukan solusi dari masalah rutin
matematika yang bersifat rutin yang
tetapi juga mencakup situasi asing,
sejatinya bukan soal-soal pemecahan
konteks yang kompleks, dan multi-
masalah.
steps problems.
menghafal rumus tanpa mengetahui
dari masalah
Sebagian siswa hanya
alur penyelesaian atau rumus awal
4 yang dijadikan dasar dari persoalan
Dalam tahap-tahap pelaksanaan pem-
yang diberikan. Akibatnya kemam-
belajaran investigasi kelompok siswa
puan pemecahan masalah siswa tidak
akan belajar bagaimana memahami
berkembang secara optimal.
Oleh
masalah, lalu merencanakan penye-
karena itu, diperlukan suatu pembe-
lesaiannya, menyelesaikan masalah
lajaran yang dapat mengembangkan
sesuai perencanaan kemudian me-
kemampuan
ngevaluasi atau memeriksa kembali
pemecahan
masalah
siswa.
penyelesaian yang diperoleh, sehingKemampuan pemecahan ma-
salah dipengaruhi oleh keterampilan
ga berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah.
guru dalam memilih model pem-
Hal ini didukung oleh pe-
belajaran di kelas. Salah satu model
nelitian-penelitian terkait yang di-
pembelajaran yang berpusat pada
ambil
siswa sehingga dapat mengembang-
(2010) dan Japa (2008) mengemu-
kan kemampuan pemecahan masalah
kakan bahwa model pembelajaran
adalah model pembelajaran investi-
investigasi kelompok berpengaruh
gasi kelompok. Model pembelajaran
terhadap
investigasi kelompok adalah model
masalah. Hal ini dikarenakan pada
pembelajaran dimana siswa secara
tahap-tahap pelaksanaan pembela-
berkelompok diberikan proyek inves-
jaran investigasi kelompok siswa da-
tigasi oleh guru untuk dipecahkan
pat
bersama kelompoknya, mengumpul-
pemecahan masalah dimana peserta
kan informasi, menganalisis dan
didik secara rutin diberikan proyek
membuat simpulan kemudian dipre-
investigasi untuk dipecahkan ber-
sentasikan. Model pembelajaran ini
sama kelompoknya sehingga siswa
dapat mengembangkan keterampilan
belajar memberikan respon terhadap
inkuiri dan kemampuan pemecahan
masalah dan menyelesaikan masalah
masalah karena siswa diberikan pro-
yang diberikan.
yek investigasi untuk menyelidiki
penelitian Anggraini (2010) dan Japa
dan menemukan sendiri konsep ma-
(2008) yang merupakan penelitian
tematika lalu menerapkannya dalam
tindakan kelas, penelitian ini meru-
menyelesaikan masalah matematika.
pakan penelitian eksperimen semu
dari
penelitian
kemampuan
mengembangkan
Anggraini
pemecahan
kemampuan
Berbeda dengan
5 yang mengkaji pengaruh pembela-
Berdasarkan uraian di atas,
jaran investigasi kelompok terhadap
rumusan masalah pada penelitian ini
kemampuan pemecahan masalah.
adalah “Apakah model pembelajaran
Salah satu sekolah yang be-
investigasi kelompok berpengaruh
lum menerapkan pembelajaran inves-
terhadap
kemampuan
pemecahan
tigasi kelompok adalah SMP Negeri
masalah matematika siswa?”. Pene-
1 Pringsewu. Berdasarkan hasil ob-
litian ini bertujuan untuk mengetahui
servasi dan wawancara dengan guru
pengaruh model pembelajaran inves-
mata pelajaran matematika kelas
tigasi kelompok terhadap kemam-
VIII di SMP Negeri 1 Pringsewu
puan pemecahan masalah matema-
diketahui bahwa siswa mengalami
tika siswa.
kesulitan dalam menyelesaikan soalsoal yang diaplikasikan dalam kehi-
Metode Penelitian
dupan sehari-hari sehingga kemampuan
siswa
Populasi penelitian ini adalah
Sebagian siswa hanya
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri
menghafal rumus tanpa mengetahui
1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/
alur penyelesaian atau rumus awal
2013 sebanyak 196 siswa yang
yang dijadikan dasar dari persoalan
terdistribusi dalam lima kelas. Pe-
yang diberikan. Siswa tidak terbiasa
ngambilan sampel dalam penelitian
untuk memecahkan suatu masalah
ini menggunakan teknik purposive
secara bebas dan mencari solusi
sampling, yaitu kelas VIII.5 sebagai
penyelesaiannya dengan cara mereka
kelas kontrol dan kelas VIII.1 seba-
sendiri. Siswa hanya bisa menger-
gai kelas eksperimen.
jakan soal-soal rutin yaitu soal yang
eksperimen
bentuknya sama dengan contoh soal
pembelajaran investigasi kelompok
yang diberikan oleh guru sehingga
dan
siswa akan mengalami kesulitan
pembelajaran konvensional.
rendah.
pemecahan
masalah
kelas
Pada kelas
menggunakan
kontrol
model
menggunakan
ketika dihadapkan pada soal-soal non
Penelitian ini merupakan stu-
rutin yang merupakan soal peme-
di eksperimen semu dengan meng-
cahan masalah.
gunakan posttest only control grup design.
Instrumen yang digunakan
6 dalam penelitian ini berupa tes ke-
Berdasarkan rekapitulasi data
mampuan pemecahan masalah yang
posttest diperoleh hasil posttest ke-
terdiri dari 6 butir soal esai. Untuk
mampuan pemecahan masalah pada
mengukur kemampuan pemecahan
kelas yang diterapkan pembelajaran
masalah matematika siswa mengacu
investigasi kelompok yaitu 72,92 dan
kepada pendapat Djamarah (2002:
pada kelas yang diterapkan pembe-
20), yaitu memahami masalah, me-
lajaran konvensional yaitu 66,47.
rencanakan pemecahan masalah, me-
Data skor posttest kelas yang
nyelesaikan masalah sesuai dengan
diterapkan pembelajaran investigasi
perencanaannya,
kelompok dan kelas yang diterapkan
dan
memeriksa
kembali hasil yang diperoleh.
pembelajaran konvensional dianalisis
Dalam penelitian ini soal tes
menggunakan uji kesamaan dua rata-
dikonsultasikan kepada guru mata
rata. Sebelum melakukan analisis uji
pelajaran matematika kelas VIII.
kesamaan dua rata-rata perlu dila-
Berdasarkan penilaian guru mitra
kukan uji prasyarat, yaitu uji norma-
berupa daftar check list diperoleh
litas dan homogenitas data. Setelah
bahwa semua butir tes dinyatakan
dilakukan uji normalitas dan uji
sesuai dengan kompetensi dasar dan
homogenitas, diperoleh bahwa data
indikator yang diukur.
Dari hasil
posttest kemampuan pemecahan ma-
perhitungan validitas tiap butir soal,
salah siswa berdistribusi normal dan
diperoleh bahwa semua soal mempu-
memiliki varians yang sama. Sehing-
nyai validitas yang tinggi. Menurut
ga uji hipotesis yang digunakan ada-
Sudijono (2011: 207) suatu tes di-
lah uji-t.
katakan baik apabila memiliki nilai
Berdasarkan hasil uji hipo-
reliabilitas ≥ 0,70. Instrumen dalam
tesis statistik diperoleh nilai thitung =
penelitian ini mempunyai nilai reli-
2,87 dan ttabel = 1,67 dengan taraf
abilitas 0,7791, sehingga dapat dika-
nyata 5%. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
takan bahwa tes tersebut memiliki re-
maka H0 ditolak.
liabilitas yang baik.
bahwa kemampuan pemecahan ma-
Hal ini berarti
salah matematika siswa yang meHasil Penelitian dan Pembahasan
ngikuti pembelajaran investigasi kelompok lebih baik dibandingkan de-
7 ngan kemampuan pemecahan ma-
Pada pembelajaran investi-
salah matematika siswa yang me-
gasi kelompok siswa secara intens
ngikuti pembelajaran konvensional
diberikan proyek investigasi untuk
sehingga dapat disimpulkan bahwa
dipecahkan bersama kelompoknya.
pembelajaran investigasi kelompok
Dengan proyek investigasi tersebut,
berpengaruh terhadap kemampuan
siswa belajar memberikan respon
pemecahan masalah matematika sis-
terhadap masalah dan memecahkan
wa.
masalah yang diberikan. Proyek inBerdasarkan hasil analisis da-
vestigasi berupa penemuan konsep
ta posttest kemampuan pemecahan
atau pemberian latihan soal yang
masalah matematika siswa dapat
berupa permasalahan-permasalahan
disimpulkan pembelajaran investi-
sehingga menuntut siswa untuk lebih
gasi kelompok berpengaruh terhadap
aktif dalam proses pembelajaran,
kemampuan pemecahan masalah ma-
membuat hipotesis, perkiraan, me-
tematika siswa. Hal ini ditunjukkan
ngemukakan pendapat, dan menarik
dengan kemampuan pemecahan ma-
kesimpulan, kemudian memberikan
salah siswa kelas eksperimen lebih
kesempatan kepada siswa untuk
baik daripada kemampuan peme-
memperoleh wawasan baru (new
cahan masalah siswa kelas kontrol,
insight) dalam penge-tahuan mereka,
sehingga Hal ini sesuai dengan kaji-
lebih mengeksplorasi pemahaman
an teori yang telah disajikan sebe-
dan keterampilan siswa dalam me-
lumnya
tahapan-
mecahkan masalah, dan lebih men-
tahapan pembelajaran investigasi ke-
stimulasi siswa untuk untuk mem-
lompok siswa belajar bagaimana
formulasi masalah dan mengem-
memahami masalah, lalu meren-
bangkan keinginan siswa menger-
canakan penyelesaiannya, menyele-
jakan matematika. Sedangkan pada
saikan masalah sesuai perencanaan
pembelajaran
kemudian mengevaluasi atau me-
diberi masalah rutin yang biasa di-
meriksa kembali penyelesaian yang
berikan pada siswa sebagai latihan
diperoleh sehingga dapat melatih dan
atau tugas. Akibatnya, ketika siswa
mengembangkan kemampuan peme-
dihadapkan pada soal-soal non rutin
cahan masalah siswa.
yang jawabannya tidak secara mudah
bahwa
dalam
konvensional
siswa
8 diperoleh, maka siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.
Banyak hal yang menjadi kendala
pada
saat
pembelajaran
Dalam tahap-tahap pelaksa-
berjalan yang harus diperhatikan dan
naan pembelajaran investigasi ke-
dilakukan evaluasi guna menda-
lompok siswa belajar bagaimana
patkan solusi yang baik.
memahami masalah, lalu meren-
kendala dalam penelitian ini yaitu
canakan penyelesaiannya, menyele-
suasana kelas masih belum kondusif
saikan masalah sesuai perencanaan
karena masih banyak siswa yang
kemudian mengevaluasi atau meme-
melakukan kegiatan lain yang kurang
riksa kembali penyelesaian yang
mendukung pembelajaran, ribut dan
diperoleh.
Siswa secara bebas di-
mengobrol saat proses pembelajaran,
berikan kesempatan untuk mengem-
kurangnya kesadaran sebagian siswa
bangkan
dalam
dalam mengerjakan soal-soal, dan
memecahkan masalah matematika
kurangnya konsentrasi siswa saat
sedangkan guru hanya berfungsi
belajar.
keterampilannya
Adapun
sebagai fasilitator. Sedangkan pada pembelajaran konvensional, pembe-
Kesimpulan
lajaran masih berpusat pada guru dimana guru lebih mendominasi
Berdasarkan hasil penelitian
sehingga interaksi siswa kurang.
dan pembahasan diperoleh kesim-
Akibatnya siswa kurang mem-punyai
pulan bahwa model pembelajaran
kesempatan untuk mengembangkan
investigasi kelompok berpengaruh
kreativitas dan inisiatif dalam meme-
terhadap
cahkan suatu persoalan matematika
masalah matematika siswa. Hal ini
secara bebas. Oleh karena itu, ke-
ditunjukkan
dengan
kemampuan
mampuan pemecahan masalah siswa
pemecahan
masalah
matematika
yang mengikuti pembelajaran invest-
siswa yang mengikuti pembelajaran
tigasi kelompok lebih baik dari
investigasi
kemampuan
dibandingkan dengan kemampuan
pemecahan
masalah
kemampuan
kelompok
lebih
baik
siswa yang mengikuti pembelajaran
pemecahan
konvensional.
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
masalah
pemecahan
matematika
9
Daftar Pustaka Anggraini, Lela. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa kelas VIII-4 SMPN 27 Palembang. Palembang: Jurnal Pendidikan Matematika PPs Unsri. Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Japa, I Gusti Ngurah. 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Terbuka Melalui Investigasi Bagi Siswa Kelas V SDN 4 Kaliuntu. Singaraja: JPPP Lembaga Penelitian Undiksha. Mullis, Ina V.S et al.. 2009. TIMSS Assesment 2009. [Online] Tersedia: http://www.education.gov.za/L inkClick.aspx?fileticket=Ub4v J%2BeV9ds%3D& (diakses pada tanggal 13 Februari 2013). Mullis, Ina V.S. et al.. 2012. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. [Online]. Tersedia: http://timssandpirls.bc.edu/tims s2011/downloads/T11_IR_Mat hematics_FullBook.pdf (diakses pada tanggal 13 Februari 2013). Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Xie, Xuehui. 2004. The Cultivation of Problem-solving and Reasonin NCTM and Chinese National Standards. [Online] Tersedia:http://www.cimt.plym outh.ac.uk/journal/xuehuixie.p df. (diakses pada tanggal 12 Februari 2013).