Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 PENGARUH LATIHAN BOOMERANG RUN DAN LATIHAN SQUAT THRUST TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DRIBBLING BOLA (The Influence of ExerciseRun Boomerang and Squat Thrust Towards Increasing Agility Dribbling the Ball) Syahruddin Dosen FIK UNM Makassar Abstrak This research aims to know the influence of exercise to increased agility run boomerang dribbling the ball, know squat thrust exercise influence towards increasing agility dribbling the ball, and want to know the difference of exercise bomerang run and squat thrust exercise against the increased agility of dribbling the ball. This type of research is a field experiment with independent variables, namely: exercise boomerang run (X1) and practice the squat thrust (X2), whereas the dependent are agility of dribbling the ball. The Club's Players in the research sample of Persisam Sampulungan Takalar as many as 40 people. Each group, the frequency of exercise 3 times a week, the old exercise every 120 minutes of meetings with the number of meetings of each group of 18 times. Analysis of data to test the hypothesis by using test-t significant extent α 0.10. The results showed that the practice of boomerang run influential significantly to increased agility ball, dribbling exercises squat thrust effect significantly to increased agility dribbling the ball, and exercise boomerang run better influence towards increasing agility dribbling the ball in the game of football than the squat thrust exercises. Key words: exercise boomerang run,squat thrust exercises, and agility
PENDAHULUAN Dalam peningkatan kelincahan dribbling bola diperlukan suatu proses latihan yang sistematis, terukur dan terarah dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan dosis latihan, serta dilakukan secara berulang-ulang. Dalam penentuan materi latihan, yang menjadi bahan pertimbangan peneliti, yaitu hasil observasi terhadap Klub Persisam Sampulungan Kab Takalar pada saat bertanding. Hasil observasi dengan memperhatikan beberapa ajang ujicoba dan kompetisi yang di ikuti terlihat suatu masalah dalam penerapan teknik dasar dalam bermain sepakbola, yaitu salah satunya ketika dribbling bola untuk melewati lawan atau membuka ruang untuk melakukan shootingmaupun passing keteman seregu, pemain sering salah dan kehilangn bola. Hal ini disebabkan karena minimnya aspek kelincahan dari kaki dan penguasaan bola untuk menghindari hadangan lawan yang ingin merebut bola. Jika melihat hal tersebut, maka peneliti mencoba untuk memberikan treatmen dengan latihan peningkatan kelincahan yaitu latihan boomerang rundan latihan squat thrustterhadap efektifitas kelincahan dribbling bolakepada pemain Klub Persisam Sampulungan Kab Takalar.Untuk meningkatkan prestasi persepakbolaan, peningkatan kelincahan pemainsepakbola merupakan rangkaian bentuk gerakan kecepatan yang kemudian dilengkapi dengan unsur
1
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 keseimbangan dan kemampuan mengubah arah. Kemampuan fisik dan teknik dasar tersebut tidak akan mengalami peningkatan jika tidak ditunjang oleh program latihan yang efektif. Soekarman (1987:225)mengemukakan bahwa seseorang yang dapat memiliki kelincahan sangat membantu seorang pemain sepakbola untuk bergerak membawa atau menggiring bola, bergerak dengan cepat secara tiba-tiba sebelum menerima bola terutama tindakan antisipasi untuk menghindari penjagaan atau hadangan pemain lawan.Menurut Harsono (1988:172) ada beberapa bentuk latihan yang perlu di gunakan untuk meningkatkan kelincahan, yaitu latihan boomerang run dan latihan squat thrust. Latihan Boomerang Runmerupakan latihanmotor ability yang sangat penting disemua cabang olahraga, khususnya pada permainan sepakbola. Semua teknik dasar dalam permainan sepakbola membutuhkan latihan ini karena mampu menciptakan kualitas gerak mengubah arah yang menunjukkan suatu pergerakan secara maksimal dan cepat.Efektifitas latihan ini memungkinkan meningkatkan kelincahan secara maksimalkarenamempunyai kemampuan bagi atlet untuk dapat melakukan gerak dengan kecepatan tanpa kehilangan keseimbangan. Menurut Widiastuti (2011:125) bahwa “agility atau kelincahan adalah komponen penting yang dibutuhkan oleh hampir seluruh cabang olahraga”. Latihan boomerang run bertujuan Untuk melatih kelincahan karena unsur yang terkandung dalam latihan boomerang run merupakan komponen gerak kelincahan yaitu lari dengan mengubah arah, mengubah posisi tubuh, kecepatan dan keseimbangan. Latihan squat thrustmerupakan hal yang sangat penting dalam melakukan gerakan karena dengankecepatan bergerak dan reaksi mengubah arah dapat di optimalkan. Latihan squat thrust berkontribusi dengan dari dan dalam beberapa keterampilan keseimbangan, kecepatan juga agility” (Harsono, 1988:224). Untuk menjaga latihansquat thrust dalam melakukan kegiatan jasmani, gerakan-gerakan yang dilakukan perlu dikoordinasikan dengan baik sebagai usaha untuk mengontrol semua gerakan. Latihan squat thrust sebagai bentuk latihan gerakan kelincahan yang mempertahankan posisi tubuh saat bergerak. Latihan ini merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan gerakan khususnya pada gerakan kaki karena latihan squat thrustini mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan beberapa ketangkasan juga kecepatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eskperimen. Variabel bebas yaitu: latihan boomerang run (X1) dan latihan squat thrust (X2), sedangkan variabel terikat adalah kelincahan. Sampel penelitian adalah Pemain Klub Persisam Sampulungan Takalar sebanyak 40 orang. Instrumen tes menggunakan shuttle run. Frekuensi latihan 3 kali seminggu, lama latihan setiap pertemuan 120 menit dengan jumlah pertemuan setiap kelompok 18 kali.Analisis data untuk menguji hipotesisdengan menggunakan uji-t taraf signifikan 95% atau α = 0,05. Hasil Penelitian Tabel 1.Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Pretest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Prestest 9.522 15 3.09 8.38 11.47 .85408 Boomerang Run 0
2
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 prestest squat 10.02 15 3.40 8.52 11.92 1.09519 thrust 33 Tabel2.Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel N Rang Minimu Maximu Mean Std. e m m Deviati on Postest 8.752 15 3.11 7.64 10.75 .87637 Boomerang Run 0 postest squat 9.743 15 3.44 8.17 11.61 1.15158 thrust 3 a. Ada Pengaruh Latihan Boomerang Run Terhadap Peningkatan Kelincahan DribblingBola Tabel 3.Hasil Analisis Uji T Berpasangan Pretest Dan Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run Terhadap Peningkatan Kemampuan Dribbling Bola Variabel T df Sig. (2-tailed) prestest dribbling boomerang run - postest 31.586 14 .000 dribbling boomerang run Berdasarkan tabel 3. rangkuman pretest dan posttest hasil analisis data peningkatan kelicahan dribbling bola bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan boomerang run terhadap peningkatan kelincahandribbling bola dengan t-hitung sebesar 31.586 (p =0.000 < α 0.05). Nilai rata-rata posttest lebih besar daripada nilai pretest atau (8.75 : 9.52) dengan selisih (0.77). b. Ada Pengaruh Latihan Squat Thrust terhadapPeningkatan KelincahanDribbling Bola Tabel 4.Hasil Analisis Uji T Berpasangan Pretest Dan Posttest Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan Kelincahan Dribbling Bola. Variabel T Df Sig. (2-tailed) prestest dribbling squat thrust - postest dribbling 6.163 14 .000 squat thrust Berdasarkan tabel 4 rangkuman pretest dan posttest hasil analisis data peningkatan kelincahandribbling bola, bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan squat thrust terhadap peningkatan kelincahandribbling bola diperoleh t-hitung = 6.163 (p = 0.000 < α 0.05). Nilai ratarata posttest lebih besar daripada nilai pretest atau (9.74 : 10.02) dengan selisih (0.28). c. Ada Perbedaan Pengaruh Latihan Boomerang Run dan Latihan Squat ThrustTerhadapPeningkatan Kelincahan dribblingBola. Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Anova Posttest Kelompok Latihan Boomerang Run dan Kelompok Latihan Squat Thrust Terhadap Peningkatan KelincahanDribbling Bola Variabel F-hitung Sig α 3
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 Kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan 7.371 0.013 0.05 squat thrust Berdasarkan tabel 5 hasil analisis data posttest kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan squat thrust diperoleh nilai F-hitung sebesar 7.371 (p= 0.013 < α 0.05), berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan boomerang run dan kelompok latihan squat thrust terhadap peningkatan kelincahandribblingbola. Nilai rata-rata Posttestboomerang run= 0.77 sedangkan nilai rata-rata posttestsquat thrust= 0.28. Hasil ini menunjukkan bahwa latihan boomerang runlebih baik meningkatkan kelincahan dribbling bola dari pada latihan squat thrust. Pembahasan 1. Pengaruh Latihan Boomerang Run terhadap Peningkatan KelincahanDribblingBola. Latihan boomerang run merupakan salah satu bentuk latihan untuk membentuk kelincahan. Latihan ini merupakan jenis latihan yang melatih keseimbangan dan ketangkasan saat sedang bergerak atau berlari. Latihan boomerang run dilakukan dengan gerakan mengubah arah secara cepat dengan titik balik yang sudah disiapkan. Tujuan lari boomerang adalah untuk menguasai keterampilan lari, menghindar dan mengubah arah dari berbagai titik atau tanda baik orang maupun benda yang ada disekeliling. Latihan boomerang run yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang akan berdampak terhadap perkembangan aspek kecerdasan gerak khususnya meningkatnya mutu keterampilan dribbling bola dalam bermain sepakbola karena teknik dasar ini sangat penting dimiliki oleh pemain sepakbola.Kelincahandribbling bola yang dilakukan oleh pemain tentunya tidak semudah yang kita bayangkan atau secara langsung kita lihat. Tetapi kemampuan tersebut merupakan hasil dari peningkatan kemampuan komponen biomotor (endurance, musculus power, flexibility, balance, speed, coordination, reaction, accuracy) dan melalui mekanisme yang rumit yang melibatkan dari beberapa kondisi sistem organ, yaitu sistem neuromuscular, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem glikosis anaerobik. Giriwioyo (2012:331) mengemukakan bahwa ditinjau dari sudut pandang ilmu faal latihan teknikakan melatih koodinasi fungsi sarafotot (neuro-muskular) dan membentuk refleks bersyarat, yaitu menghasilkan gerakan-gerakan yang cepat dan efisien seperti suatu refleks”. Organ-organ tubuh ini bekerja secara bersinergis sesuai dengan fungsinya. Perkembangan kemampuan pengolahan informasi seorang pemain setelah melalui proses latihan teknik gerak akan memperkuat kesadaran informasi seorang pemain dan setelah melalui proses latihan teknik gerak akan memperkuat kesadaran sensori yang diawali oleh ssstem saraf dan berakhir pada sendi dan otot.Adaftasi sistem kardiovaskuler terhadap beban latihan secara terus menerus akan berpengaruh terhadap perubahan-perubahan pada curah jantung, volume darah, dan kapasitas angkut darah arteri terhadap oksigen, hal demikian disebabkan oleh serabutserabut otot jantung yang mengalami hipertrofi. Wiarto (2013:46) mengatakan bahwa: dengan seringnya jantung diberi beban latihan yang terus menerus dan berkesinambungan, secara otomatis otot jantung beradaptasi sehingga kekuatan jantung dalam memopa darah menjadi lebih meningkat dibanding sebelum latihan. Sejalan dengan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas latihan, tentunya akan ada perubahan pada sistem respirasi, yaitu dengan peningkatan pada ventilasi paru dikarenakan rongga yang menjadi luas sehingga mampu mencukupi oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan. Dalam 4
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 aktifitas latihan boomerang run dengan durasi mencapai 30 detik yang kebutuhan energinya dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerobik. Saryono (2011:98) berpendapat bahwa “sistem glikogen asam laktat menghasilkan ATP selama 30-40 detik untuk aktivitas maksimun dan otot memperoleh glukosa dari darah dan simpanan glikogen”. Energi yang dihasilkan oleh sistem glikolisis anaerobik diperoleh dari karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di dalam otot dan hati dan menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Penumpukan asam laktat pada otot akan menyebabkan terjadinya rasa nyeri dan kelelahan pada otot sehingga dibutuhkan istirahat dan harus diselingi dengan interval. Selama interval berlangsung terjadi proses pengisian oksigen. Oksigen (O2) dibutuhkan dalam pembakaran bahan bakar guna mendapatkan energi pada otot untuk berkontraksi. Selaras dengan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa latihan boomerang run yang dilakukan secara berulang-ulang dapat melatih kemampuan biomotor dan fungsi organ tubuh terutama meningkatkan koordinasi neuromuscular sehingga dapat menghasilkan keterampilan gerak dan teknik menggiring bola dalam bermain sepakbola yang cepat, tepat, dan efisien. 2. Pengaruh Latihan Squat Thrust TerhadapPeningkatan kemampuan dribbling Bola Hasil pretest dan posttest peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan setelah diberikan perlakuan berupa latihan squat thrust. Latihan squat thrust merupakan suatu latihan untuk melatih kemampuan kaki untuk bisa bergerak lincah dan hal ini sangat dibutuhkan dalam melakukan teknik dribbling bola pada permainan sepakbola yang mana diketahui dalam dribbling bola dibutuhkan kelincahan untuk menghindari hadangan lawan dan membuka ruang untuk melakukan tendangan. Latihan pendahuluan (Warming up) sebelum memasuki latihan inti (latihan squat thrust) merupakan hal utama yang harus dilakukan pemain (atlet). Latihan inti berupa latihan squat thrust, tiap satu kali tatap muka terdiri dari 3 set dan dalam tiap set terdiri dari 4 repetisi sampai pada minggu ke 6 dan peningkatan intensitas latihan difokuskan pada jumlah gerakan setiap satu menit. Menurut Santosa (2012:197) bahwa “kerja otot dengan durasi antara 30 detik – 3 menit, menghasilkan sejumkah besar asam laktat yang merupakan hasil akhir dari olahdaya glikolisis anaerobik”. Tujuan dari peningkatan intensitas dalam latihan ini supaya ada peningkatan beban yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Prinsip latihan berperan penting terhadap peningkatan beberapa aspek yaitu fisiologis dan psikologis. Menurut Harsono (1988:115) bahwa “perubahan-perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih dan berlatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload, dimana kita secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetition), serta kadar intensitas dari repetisi tersebut”. Dengan mentaati prinsip-prinsip latihan akan mendukung upaya untuk meningkatkan kualitas latihan. Latihan squat thrust menuntut seseorang untuk bergerak secepat mungkin dengan mobilitas dan intensitas yang tinggi, sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan biomotor yang meliputi kekuatan, daya tahan otot, fleksibiltas, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, reaksi, dan ketepatan dalam melakukan gerakan teknik dribbling bola dalam bermain sepakbola. Sumber energi yang pertama-tama digunakan yaitu melalui pemanfaatan molekul energy ATP-PC (adenosine trifosfate-phospate creatine) yang berlangsung kira-kira 1- 6 detik. Apabila aktifitas masih berlanjut, maka secara ototmatis kebutuhan energi dipenuhi oleh sistem glikolisis anaerobik yang menghasilkan energi dari karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen didalam otot dan hati serta menghasilkan produk samping berupa asam laktat. Saryono (2011:96) 5
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 menjelaskan bahwa: “reaksi anaerobik berjalan cepat, laju glukosa sekitar 30-60 detik sehingga dibutuhkan banyak glukosa”. Aktifitas anaerobik merupakan aktifitas dengan intensitas tinggi yang membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang singkat tetapi tidak dapat dilakukan secara kontinyu dalam waktu yang lama. Untuk kelangsungan latihan squat thrust dibutuhkan waktu istirahat (interval) untuk pengisian oksigen agar ATP dapat diregenerasi kembali atau untuk pembentukan energi di otot sehingga dapat melakukan latihan kembali. Disamping itu, dari pelaksanaan latihan squat thrust ini secara teratur yang berpedoman pada prinsip-prinsip dan dosis latihan terlihat adanya efek latihan, yaitu adanya hypertofi pada otot. Hypertrofi adalah pembesaran otot akibat peningkatan jumlah filament aktin dan filament myosin dalam setiap serat otot. Ini terbukti dari adanya peningkatan kemampuan dribbling bola yang dilihat dari tes awal dan tes akhir. Ini terjadi karena respon terhadap kontraksi otot yang berlangsung pada kekuatan maksimal. Menurut Saryono (2011:115) bahwa “hipertrofi otot terjadi dalam respon terhadap strees akibat kekuatan yang tinggi (latihan ketahanan)”. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah dan sifat dari suatu latihan akan berdampak terhadap peningkatan kemampuan biomotor yang dipengaruhi oleh sistem organ sehingga menghasikan mutu keterampilan menggiring bola yang baik dalam bermain sepakbola. Latihan squat thrust yang dilakukan selama 6 minggu (18 kali pertemuan) yang diterapkan dengan memperhatikan prinsipprinsip latihan, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kelincahan. Dengan kelincahan kaki dan didukung dengan penguasaan bola yang baikakan meningkatkan kelincahandribbling bola seorang pemain sepakbola. 3. Perbedaan Pengaruh Latihan Boomerang Run dan Latihan Squat ThrustTerhadapPeningkatan KelincahanDribblingBola. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust merupakan bentuk latihan kelincahan. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat sambil berlari. Menurut Harsono (1988:172) bahwa “orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Kelincahan sangat dibutuhkan oleh seorang pemain sepakbola. Pemain yang memiliki kelincahan akan memudahkan dalam melakukan pergerakan dalam permainan sepakbola khususnya pada saat menggring bola karena sangat diperlukan untuk bisa melewati hadangan lawan tanpa kehilangan bola dan juga mencegah terjadinya cidera. Salah satu faktor pendukung dalam menguasai keterampilan menggiring bola dalam bermain sepakbola adalah kelincahan kaki, dimana seorang pemain sepakbola didalam menggiring bola harus memiliki kelincahan yang cepat untuk bisa bergerak secara tiba-tiba dan mengubah arah untuk menghindari lawan tanpa kehilangan keseimbangan dan penguasaan bola. Dalam pelaksanaan latihan boomerang run setiap pemain dituntut untuk bergerak cepat dengan cara berlari kemudian mengubah arah dengan kecepatan maksimal melewati titik atau tanda yang telah ditentukan. Sama halnya dengan latihan squat thrust, dimana setiap pemain dituntut untuk lebih aktif dan cepat dalam bergerak. Disamping itu, pemain juga melakukan gerakan membungkukkan badan kemudian melemparkan kedua kaki kebelakang sampai tumit lurus dengan punggung dan kedua tangan lurus (seperti posisi push up) lalu secara cepat kembali keposisi semula berdiri tegak. Perbandingan antara kedua kelompok tersebut, yaitu: 1). Latihan boomerang run dilakukan dengan berlari dengan mengubah arah dengan kecepatan maksimal yang melewati empat titik atau cone yang dipasang membentuk segitiga dengan titik poros berada 6
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 ditengah. (2). Latihan squat thrust hanya melakukan gerakan efektif dan cepat dengan berdiri tegak lalu membungkukkan badan kemudian melemparkan kedua kaki kebelakang dan kedua tangan lurus menyentuh lantai seprti posisi push up lalu berdiri tegak seprti semula. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust merupakan bentuk latihan kelincahan kaki namun ada perbedaan hasil pencapaian kemampuan dribbling bola saat tes akhir (posttest) dari kedua bentuk latihan tersebut, dimana latihan boomerang run lebih baik dari latihan squat thrust. Widiastuti (2011:125-126) mengatakan bahwa “tujuan boomerang run adalah untuk mengukur kelincahan gerak seseorang dan bentuk latihan boomerang run yang paling awal dituliskan untuk mengetahui tingkat kelincahan seseorang”. Unsur gerak yang terdapat pada latihan boomerang run,yaitu dengan berlari mengubah arah dan posisi tubuh, kecepatan, dan keseimbangan yang juga merupakan komponen gerak kelincahan. Dibandingkan dengan metode latihan boomerang run, latihan squat thrust kurang efektif dalam meningkatkan kelincahan pemain sepakbola dalam menggiring bola. Hal ini disebabkan karena gerakan pada latihan squat thrust adalah melemparkan kedua kaki secara bersamaan kemudian menarik kedua kaki masuk kebadan (dari posisi push up menjadi posisi jongkok) tanpa ada gerakan berlari. Sementara dalam menggiring bola, pemain perlu memiliki kelincahan saat berlari membawa bola sehingga gerakan squat thrust dapat dikatakan berlawanan dengan gerakan pada saat menggiring bola dalam permainan sepakbola. Berbeda pada latihan boomerang run, yaitu berlari dengan mengubah arah dan posisi tubuh dengan memutari titik atau tanda yang telah ditentukan dan sama halnya dalam menggiring (dribbling) bola untuk melewati hadangan lawan seorang pemain harus memiliki kelincahan kaki dan keseimbangan yang bagus untuk bisa melakukan dribbling bola atau membawa bola kesegala arah. Perbandingan kedua bentuk latihan kelincahan ini dapat dikemukakan bahwa latihan boomerang run memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan dribbling bola pemain dibandingkan dengan latihan squat thrust. Latihan boomerang run lebih maksimal dalam pencapaian peningkatan kelincahan dribbling bola pemain sepakbola karena latihan boomerang run lebih berfokus pada kelincahan kaki saat berlari melewati rintangan sedangkan latihan squat thrust kurang fokus dalam meningkatkan kelincahan kaki pemain. Dipertegas Widiastuti (2011:170) bahwa “tujuan squat thrust, yaitu untuk mengukur speed, power, agility, dan coordinasi”. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa 1. Latihan boomerang run yang dilakukan secara sistematis dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab.Takalar. 2. Latihan squat thrust yang dilakukan secara sistematis dapat berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan dribbling bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab. Takalar. 3. Latihan boomerang run dan latihan squat thrust memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan teknik menggiring (dribbling) bola dalam permainan sepakbola pada Klub Persisam Sampulungan Kab. Takalar, dimana latihan boomerang run memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan latihan squat thrust.
7
Prosiding Seminar Nasional Keolahragaan Tahun 2017 Tren Terbaru Dalam Penelitian dan Penelitian Bidang Olahraga STOK BinaGuna Medan, Jumat 07 April 2017 DAFTAR PUSTAKA Giriwijoyo, H.Y.S Santosa dan Dikdik Zafar Sidik. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak kusuma. Saryono. 2011. Biokimia Otot. Yogyakarta : Nuha Medika. Soekarman. 1987.Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta: KPT Inti Idayu Press Wiarto, Giri. 2013. Fisiologidanolahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Widyastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya.
8