PENGARUH LATIHAN BARIER HOPS DAN INCLINE BOUND TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA SMP N 17 KABUPATEN TEBO RINGKASAN Atletik adalah sekumpulan olahraga yang meliputi lari, jalan, lempar, dan lompat, yang telah menjadi aktivitas olahraga tertua dalam peradapan manusia, Jalan, lari, lompat dan lempar adalah bentuk kegiatan yang tidak ternilai artinya bagi manusia. Semua gerakan ini termasuk dalam atletik, bahkan gerakan tersebut merupakan esensi dari semua cabang olahraga. Tentu saja, penguasaan teknik dalam jalan, lari, lompat, dan lempar pada waktu itu masih sangat sederhana. Demikian pula keadaan alat-alat dan fasilitas yang dipakai. Keadaan ini, tentu sangat berbeda dengan perkembangan atletik modern yang dikelola dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi. lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari suatu tempat ketempat lainnya dengan satu kali tolakan kedepan sejauh mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh latihan Barier Hops Dengan Incline Bound Terhadap Kemampuan lompat jauh pada siswa putra SMP N 17 Kabupaten Tebo. Eksperimen penelitian dilakukan selama 6 minggu seminggu 3 kali pertemuan di SMP N 17 Kabupaten Tebo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola “One group pree-test and post-test design”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil Lompat Jauh terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir dari latihan Barier Hops Dengan Incline Bound. Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan uji Normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis. Dari Hasil uji normalitas didapat L hitung < L tabel yaitu pada pre test dan pos test sebesar 0,0069, 0,0069< 0,220, hasil dari uji homogenitas varians menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu, 1,42 < F tabel 3,74, sedangkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t = 0,8368 Sedangkan nilai ttabel = 1,7613 ternyata t yang diperoleh lebih kecil dari t dalam tabel, yang berarti hipotesis Ha diterima sehingga Ho ditolak. Dengan demikian bahwa latihan Barier Hops Dengan Incline Bound tidak dapat meningkatkan hasil lompat jauh pada siswa putra SMP N 17 Kabupaten Tebo. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa Tidak terdapat pengaruh latihan Barriers Hops dan Incine Bound terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo.
I.
PENDAHULUAN Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari yang penting dan
sudah merupakan kebutuhan bagi manusia dan berguna untuk membentuk jasmani dan rohani yang sehat. Olahraga dapat berperan sebagai media yang ampuh untuk menciptakan kondisi tubuh menjadi sehat dan bugar serta dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi manusia secara meyeluruh. Perkembangan olahraga saat ini telah memberikan kontribusi yang positif dan nyata bagi peningkatan kebugaran, kesegaran dan kesehatan mesyarakat. Di samping itu olahraga juga turut berperan besar terhadap peningkatan kemampuan bangsa dalam melaksanakan sistem pembangunan yang berkelanjutan. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) Djumidar, (2008: 1.5) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas ke depan 1
dalam upaya menahan titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jelas melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauh nya. Syarifudin (1992 : 91). Menurut Sajoto, (1995 : 15) faktor kelengkapan yang harus dimiliki atlet bila ingin mencapai prestasi yang optimal, yaitu : 1) Pengembangan fisik, 2) Pengembangan teknik, 3) Pengembangan mental, 4) Kematangan juara. Dengan demikian untuk mencapai suatu prestasi yang optimal di dunia olahraga, keempat
aspek pendukung tersebut harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya. Berdasarkan observasi penulis di SMP N 17 kabupaten Tebo pada tanggal 31 mei 2012 kenyataanya yang terjadi saat mata pelajaran olahraga tepatnya pada materi atletik yaitu lompat jauh banyak siswa yang tidak dapat melakukan lompatan dengan maksimal denagan rata rata lompatanya di bawah 2,8 meter tidak sesuai dengan yang diharapkan, terkadang ada juga siswa yang takut atau tidak berani dalam melakukan lompat jauh, setelah ditelusuri ada beberapa faktor yang membuat siswa tersebut kurang dalam melakukan lompatan, salah satunya adalah kurangnya jadwal latihan, metode atau cara untuk meningkatkan hasil lompatan yang tidak terlepas dari unsur melompat untuk menarik siswa agar tertarik dan berani dalam melakukan aktivitas loncatan. Untuk itu di sini penulis ingin menerapkan salah satu bentuk latihan guna mendapatkan hasil Lompat yang maksimal yang menuju kepada kecepatan ototnya. Bentuk latihan tersebut yaitu, latihan Barier Hop Dan Incline Bond. Menurut M.Furqon, (2002: 62) Latihan Barrier Hops adalah: “latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya (antara 30 – 90 cm) diletakkan disuatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan, Sedangkan Incline bound merupakan suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan cara melompat-lompat maju di dataran yang mendaki. Latihan ini berguna untuk menguatkan dan meningkatkan kecepatan otot. Bompa, (1994:25) Berdasarkan pendapat diatas, maka untuk meningkatkan kemampuan lompatnya para siswa, maka diperlukan suatu latihan yang menitik beratkan pada
kecepatan otot mereka yaitu latihan Barier Hop Dan Incline Bond. Untuk itu penulis mencoba untuk menerapkan latihan-latihan tersebut untuk meningkatkan kecepatan ototya. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sebuah judul penelitian yang mengkaji tentang ”Pengaruh latihan Barier Hops dan Incline Bound Terhadap Kemampuan lompat jauh pada siswa putra SMP N 17 Kabupaten Tebo”.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Atletik Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Atletik” yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Istilah atletik yang digunakan di Indonesia saat ini diambil dari bahasa inggris yaitu atletik yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Sementara di Amerika Serikat, istilah atletik berarti olahraga pertandingan, dan istilah menyebut atletik adalah track and field. Carr, (2000: ix) Menurut Yudha, (2001: 2) bahwa atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain dan berolahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari, lompat dan lempar. Menurut Winendra, (2008: 4) atletik adalah sekumpulan olahraga yang meliputi lari, jalan, lempar, dan lompat, yang telah menjadi aktivitas olahraga tertua dalam peradapan manusia. 2. Hakekat Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang di pertandingkan pada cabang olahraga atletik. Di sekolah-sekolah olahraga ini telah menjadi bagian materi dari kurikulum pendidikan jasmani yang harus di pelajari. Menurut Saputra, (2009: 24) lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari suatu tempat ketempat lainnya dengan satu kali tolakan kedepan sejauh mungkin. Sedangkan menurut Balesteros dalam, (Suherman dkk 2001: 117) lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki menolak. Lompat jauh merupakan bagian dari cabang olahraga atletik yang lapangan nya di batasi dengan balok bercat putih, berukuran panjang 1,22 m lebar 20 cm, dengan ketebalan papan 10 cm yang di tanam mendatar di tanah. Balok ini di sebut balok tumpuan. Bagian bak lompat panjang nya 9 m, lebar 2,75 m dan dalam bak lompat yang 30 cm di isi dengan pasir. Bagian ini disebut dengan bak pasir. 3. Latihan Barier Hops Latihan daya otot (eksplosif power) tungkai adalah dengan Barrier Hops (loncat rintangan) menurut Johansah, (2000: 2) gerakan ekplosif ialah gerakan yang di peroleh dari gabungan gerakan kecepatan dan kekuatan. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang. Menurut Furqon, (2002: 62) Latihan Barrier Hops adalah: “latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya (antara 30 – 90 cm) diletakkan disuatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan. Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri di belakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan
kedua kaki bersaman. Gerakan dimulai dari pinggang dan lutut merenggang. Gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan mencapai ketinggian. Lebih jelasnya lihat gambar. 4. Latihan Incline Bound Bompa (1994 : 25) mengatakan incline bound adalah “ Melompat kedepan dengan tolakan kedua kaki di daerah / dataran yang menanjak (tanah berbukit).. Bompa (1994 : 104) menambahkan :”dilakukan seperti lompatan-lompatan biasa, sebelum mendarat lutut harus dibengkokkan dan dibawa agak kedepan agar pendaratan di tanjakan lebih baik”. III. METODE PENELITIAN 1 . Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan atletik lompat jauh SMP N 17 Tebo. Pelaksanaanya lebih kurang 6 minggu dengan frekuensi 3 kali tiap mingguya selama 18 kali pertemuan. 2. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Putra SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atletik, yang di persiapkan menjadi atlet tiap tahunnya, yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 15 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu jumlah keseluruhan dari populasi yang berjumlah 15 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dalam olahraga Atletik 3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Suharsimi Arikunto, 2006 : 136). Penelitian ini menggunakan satu instrumen penelitian yaitu : 1) Tes kemampuan lompat jauh 4.Teknik analisis data Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Untuk melakukan uji-t populasi harus berdistribusi normal dan bervariansi homogen.
IV. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Hasil Penelitian Data test awal kemampuan lompat jauh sampel rata-rata 3,57 simpangan baku 0,29 dengan nilai tertinggi 4,1dan nilai terendah 3,2 serta rentang 0,9, Data test akhir diperoleh rata-rata 3,59 Simpangan baku 0,25. Nilai tertinggi 4,3 dan Nilai terendah 3,5 dengan rentang 0,8. Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors dengan kriteria data berdistribusi normal apabila Lo (l hitung) < L (nilai kritis liliefors ) α= (0,05). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal dan tes terakhir kelincahan sampel secara berurutan 0,0069 0,0069 < 0,220 L ( 0,05 : 14) Maka berdasarkan hasil analisis data ini dapat disimpulkan bahwa data test awal dan test akhir berdistribusi normal, Uji homogenitas varians yang digunakan adalah Uji F dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel, berdasarkan analisis data diperoleh F hitung (1,42) < F
tabel (3,74) maka berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa data bervariansi homogen. Hasil analisis yang diperoleh dari uji-t menunjukkan data sebagai berikut : T hitung 0,8368 dan t tabel 1,7613 dengan d.b. n-1 (15-1 = 14) pada α 0,05 . (95%) untuk melihat apakah hipotesis Ho atau hipotesis Ha yang diterima maka dibandingkan harga t hitung dengan harga t tabel. Perbandingan harga antara t hitung dan nilai presentil dari tabel distribusi - t, untuk taraf nyata α =0,05 dengan derajat kebebasan (d.b) = ( n-1 = 14 diperoleh t hitung (0,8368) > t tabel (1,7613). Ini berarti hipotesis Ha yang diterima dan H0 yang ditolak.
V . PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh latihan Barriers hops dan Incine Bound terhadap kemmapuan lompat jauh pada siswa putra SMP N 17 Kabupaten Tebo, hal ini di buktikan dengan hasil uji normallitas yang normal, uji Harley yang hasilnya homogen dan uji T yang hasilnya tidak signifikan dengan T hitung kecil dari T tabel 2. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Kepada guru olahraga khususnya SMP N 17 Kabupaten Tebo diberikan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan siswa terutama sekali hasil lompat jauh.
2. Untuk menambah frekuensi latihan harus ada berbagai macam latihan dalam meningkatkan kemampuan lompat jauh. 3. Bagi siswa yang mengikuti kegiatan atau latihan harus sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. 4. Harus ada perhatian khusus bagi usia dalam hal pemberian bentuk-bentuk latihan. DAFTAR PUSTAKA
Annarino, A.A.1976. Developmental Conditioning For Women and Men. Sain Louis the.c.v. Mosby Company Second Edition. Arsil. 1999/2009. Tes Pengukuran Dan Evaluasi pendidikan jasmani dan olahraga. Padang: FIK IKIP. Carr, A, Garry, 2000. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Chu, Donal, A 2002. Jumping Into Plyometrics. Lesure Press Djumidar 2011. Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka. Grosser, Starischka, Zimmermann. 2001. Latihan Fisik Olahraga. Terjemahan Paulus Levinus Pasurney. Jakarta: KONI Pusat. M. Sajoto. 1998/2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalamOlahraga. Harsono. 1988/2000. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung. Muhajir. (1997). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan SMU. Jakarta : Erlangga. Ngurah Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pasca Sarjana Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Denpasar. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsipprinsipdan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Rusli lutan, 2003. Sistem Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP). Jakarta: KONI Pusat. Pate, Russel. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP. Semarang
Radclife, J.C. dan Farentinos, RC.2002. Pliometrik untuk Meningkatkan Power. Terjemahan M. Furqon H. dan Muchsin Doewes.Surakarta: ProgramStudi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Sudjana, M. A. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung Syafrudin, 1996. Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FPOK IKIP Padang Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rhineka Karya. 36
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rhineka Karya. . Tohar. 2002/2004. Ilmu Kepelatihan Lanjut.Semarang: FIK PKLO UNNES. Scheunemann, Timo. 2005. Dasar Sepak Bola Modern. Malang: Dioma Saputra, Y. 2009. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta Dirjen Pendidikan Islam Agama RI Winendra, Adi, Dkk. 2008, Seri Olahraga Atletik, Pustaka Insan Madani. Yogyakarta. http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/sport/2184976-pengertianolahraga/