perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH DIAMETER ROLLER CVT (CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007
SKRIPSI Oleh: RESTU PRIMA BAGUS WIBOWO K2508023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Restu Prima Bagus Wibowo
NIM
: K2508023
Jurusan/Program Studi
: PTK/Pendidikan Teknik Mesin
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGARUH DIAMETER ROLLER CVT (CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Restu Prima Bagus W NIM. K2508023
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH DIAMETER ROLLER CVT (CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007
Oleh: RESTU PRIMA BAGUS WIBOWO K2508023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada : Hari
: Rabu
Tanggal : 18 Juli 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ranto, M.T NIP. 19610926 198601 1 001
Drs. Karno MW, S.T NIP. 19520224 197603 1 002
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Senin
Tanggal
: 30 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Subagsono, M.T
……………
Sekretaris
: Ngatou Rohman, S.Pd. M.Pd.
……………
Anggota I
: Drs. Ranto, M.T
……………
Anggota II
: Drs. Karno MW, S.T
……………
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n. Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Restu Prima Bagus Wibowo. PENGARUH DIAMETER ROLLER CVT (CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli:2012. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh diameter roller CVT terhadap daya pada Yamaha Mio Spoty Tahun 2007, (2) Mengetahui pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007, (3) Mengetahui interaksi diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. Penelitian ini dilakukan di BENGKEL AHASS TARUNA MOTOR SPORT yang beralamatkan di Jl. Bhayangkara No. 78 Solo dengan menggunakan alat DYNOJET tipe 250i. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Obyek dalam penelitian ini menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Sporty Tahun 2007, dengan nomor polisi AD 2113 ER, nomor mesin 5TL840397 Dan nomor rangka MH35TL0067K83947. Teknik Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian secara grafis dalam histogram atau polygon frekuensi yang menghubungkan antar variabel. Sebagai parameter input pada penganalisisan data meliputi : Diameter Roller CVT (15 mm (standar pabrik), 16 mm, dan 17 mm), Variasi putaran mesin (5000-9000 rpm), dan daya mesin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Perubahan ukuran diameter dari roller CVT 16 mm mampu menghasilkan puncak daya maksimal pada putaran mesin lebih awal sehingga mampu menghasikan putaran bawah dengan daya yang lebih bertenaga. (2) Perubahan ukuran diameter dari roller CVT 17 mm menghasilkan daya yang menurun oleh karena terlalu cepatnya gerak roller yang tidak sesuai dengan putaran mesin sehingga terlalu memaksakan beban kerja yang diterima roller CVT. (3) Penggunaan roller CVT diameter 16 mm pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty menghasilkan daya maksimal pada putaran mesin yang lebih awal dan lebih optimal dibandingkan dengan penggunaan roller CVT diameter 15 mm. Pada penggunaan roller CVT diameter 16 mm menghasilkan daya mesin maksimal sebesar 4,55 Hp pada putaran mesin 7500 rpm, sedangkan dengan pemakaian roller CVT diameter 15 mm menghasilkan daya sebesar 4,54 Hp pada putaran mesin 7800 rpm. (4) Penggunaan roller CVT diameter 17 mm pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty menghasilkan pencapaian daya yang terlalu cepat sehingga daya maksimal tidak optimal. Pada penggunaan roller CVT diameter 17 mm menghasilkan daya maksimal sebesar 4,48 Hp pada putaran mesin 7700 rpm. (5) Kenaikan putaran mesin dapat menaikkan daya yang dihasilkan pada poros roda hingga daya maksimal karena semakin besar putaran mesin akan menyebabkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin besar sehingga daya dari mesin dapat disalurkan dengan maksimal menuju poros roda.. Kenaikan putaran mesin setelah mencapai daya maksimal membuat daya yang dihasilkan pada poros roda menurun. Berdasarkan pada hasil kesimpulan, peneliti menyarankan : (1). Pengguna sepeda motor matic hendaknya selalu memeriksa keadaan roller terutama dari ukuran diameternya, sebab dengan berkurangnya ukuran diameter roller CVT maka akan mengakibatkan daya yang dihasilkan mesin tidak dapat disalurkan dengan baik hingga pada poros roda. (2) Pengguna sepeda motor Mio Sporty hendaknya menggunakan roller CVT diameter 16 mm jika menginginkan putaran bawah yang lebih bertenaga sekaligus pencapaian putaran atas atau top speed yang lebih cepat. commit user memperhatikan ukuran dari pulley (3) Perubahan ukuran diameter roller CVTtoharus vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
primer dalam hal ini terkait masalah jarak lintasan kerja roller dan kapasitas mesin. (4) Bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan penelitian ini hendaknya melakukan penelitian terhadap pengaruh jarak gerak roller CVT terhadap diameter roller CVT. Kata Kunci: Diameter Roller CVT , variasi putaran mesin, daya mesin
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Restu Prima Bagus Wibowo. EFFECT OF DIAMETER ROLLER CVT (CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) AND VARIETY OF ENGINE SPEED ENGINE POWER ON YAMAHA MIO SPORTY 2007. Skripsi. Faculty of teacher training and Education Science University Sebelas Maret Surakarta, July: 2012 The purpose of this research is: (1) Knowing the diameter effect of roller CVT of engine power on Yamaha Mio Sporty 2007, (2). Knowing the effect of variations of engine speed to engine power of Yamaha Mio Sporty 2007, (3). Knowing the interactions diameter roller CVT and variations of engine speed to engine power on Yamaha Mio Sporty 2007. This research has done in AHASS TARUNA MOTOR SPORT WORKSHOP that located in Jl. Bhayangkara no. 78 solo using DYNOJET type 250i. This research uses experimental methods. The Object in this research used a motorcycles Yamaha Mio Sporty 2007 with police number AD 2113 ER, engine number 5TL840397 and chasis number MH35TL0067K83947. Techniques of data analysis in this study using the descriptive data analysis graphically illustrates the results of research in the histogram or frequency polygon which connects between the variables. As an input parameter in analyzing the data include: CVT Roller Diameter (15 mm (factory default), 16 mm and 17 mm), variations engine speed (5000-9000 rpm), and engine power. From the research we can conclude that: (1) Changes in the size of the diameter of the roller CVT 16 mm is capable of producing maximum power peak in the early rounds of the engine so as to generate a lap down to the more powerful. (2) Changes in the size of the diameter of the roller CVT 17 mm produces decreased power because of too rapid movement of the roller is not in accordance with engine speed so that the workload is too imposing received roller CVT. (3) The use of roller diameter of 16 mm on a CVT motorcycle Yamaha Mio Sporty produce maximum power at engine speed earlier and more optimal than the use of CVT roller 15 mm. On the use of 16 mm diameter roller CVT engine produces maximum power of 4.55 hp at 7500 rpm engine speed, while the use of 15 mm diameter roller CVT produce power equal to 4.54 hp at 7800 rpm engine speed. (4) The use of roller diameter of 17 mm on a CVT motorcycle Yamaha Mio Sporty produce too rapid achievement of resources so that maximum power is not optimal. On the use of CVT roller diameter 17 mm produces a maximum power of 4.48 hp at 7700 rpm engine speed. (5) The increase in engine speed can increase the power generated at the wheel axle to the maximum because the larger the engine speed will cause a centrifugal force generated CVT roller so that the greater the power of the machine can be supplied with up to the axle.The increase in engine speed upon reaching the maximum power to the power generated at the wheel axis decreases. Based on the conclusions, the researchers suggest: (1). Matic motorcycle users should always check the size of the diameter of the roller, especially because with the reduced diameter of the roller CVT will result in the power of the engines can not properly routed to the axle. (2) User Mio Sporty motorcycle CVT should use a roller diameter of 16 mm if you want a lap down, more powerful at the same time achieving a lap top or a top speed faster. (3) CVT roller diameter size changes must consider the size of the primary pulley in this case the distance of the track work-related problems roller and machine capacity. (4) For students who want to develop this research should conduct a study of the influence range of motion of the roller diameter roller CVT. user variation, engine power Keywords: Roller Diameter CVTcommit , enginetospeed
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Tetap tenang, konsentrasi, dan tidak panik” “Hidup adalah proses, hidup adalah belajar, tanpa ada batas umur, tanpa ada kata tua, jika jatuh berdirilah kembali, jika kalah berusahala lebih baik lagi, jika gagal bangkit dan coba lagi, never give up” “Jangan pernah puas atas segala apa yang kita raih, berusahalah agar lebih baik. Belajar adalah sepanjang hayat, belajarlah mulai dari ayunan hingga liang lahat”
“Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan & ketenangan.. mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan & air mata.. ketika mengalami saat yang berat & merasa ditinggalkan, angkatlah kepalamu, tataplah masa depanmu & ketahuilah tangan Tuhan sedang bekerja, mempersiapkanmu menjadi orang yang luar biasa”
“Dimulakan dengan Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah”
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku padaMu, kupersembahkan karya ini untuk : “Bapak dan Ibu” Terima kasih atas segala do’a, ketulusan, pengorbanan dan motivasinya ya buk!! Semoga bapak cepat sembuh. “Mbakku & Masku” Trims mbak Ika dan mas Eki buat petuah dan nasehatnya selama ini. “Adikku” Adikku dodok, meskipun aku tidak lebih baik darimu, jadikan kebaikanku yang kecil ini sebagai penyemangat dalam mengapai gelar dokter “Genk Pocker” Priya Aconk, Angga gajah, Ihsan Penggung, Ilham Fanyrudin, Gemilang Ateng, Tova Emon, dan Mono Monoks. Trims, kalian adalah teman teman yang hebat. “Sahabat-sahabatku PTM ’08” Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. “Almamater” “Mio Biru ku” Kamu itu teman yang paling setia buat aku, kamu yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi tanpa mengenal lelah dan waktu. Dan kamu juga yang menjadi insipirasiku dalam menemukan judul skripsi ini dan juga memberikan aku ilmu yang sangat bermanfaat. Trima kasih motorku, teman setiaku atas loyalitasmu selama ini. ^^ commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Diameter Roller CVT (Continously Variable Transmision) Dan Variasi Putaran Mesin Terhadap Daya Pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007”. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 4. Drs. Ranto, M.T selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan. 5. Drs. Karno MW, S.T selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh semangat memberikan pengarahan dan bimbingan. 6. Teman-teman PTM FKIP UNS Angkatan Tahun 2008. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENYATAAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... viii HALAMAN MOTTO .................................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
x
KATA PENGANTAR ................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 7 D. Perumusam Masalah .................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9 1. Sistem Pemindah Tenaga........................................................ 9 2. Transmisi ................................................................................ 9 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Roller CVT ............................................................................ 16 4. Gaya Sentrifugal .................................................................... 18 5. Putaran Mesin ........................................................................ 19 8. Daya ........................................................................................ 21 B. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 23 C. Kerangka Berpikir........................................................................ 24 D. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ....................................................................... 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 27 1. Tempat Penelitian ................................................................... 27 2. Waktu Penelitian..................................................................... 28 C. Unit dan Obyek Penelitian.......................................................... 28 D. Teknik Pemgumpulan Data ........................................................ 28 1. Identifikasi Variabel ............................................................... 28 2. Pelaksanaan Eksperimen......................................................... 30 E. Teknik Analisis Data .................................................................. 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data............................................................................. 36 1. Daya Pada Poros Roda............................................................ 36 B. Pembahasan ................................................................................ 38 a). Daya Pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT diameter 15 mm ..................................................................... 38 b). Daya Pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT diameter 16 mm ..................................................................... 40 c). Daya Pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT diameter 17 mm ..................................................................... 43 d). Perbandingan Daya Pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, ddan 17 mm ......................... 45 e). Jawaban Pertanyaan Penelitian.............................................. 50 commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f). Temuan Penelitian Menggunakan Roller CVT Diameter 16 mm dan 17 mm ................................................................. 51 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian .................................................................... 52 B. Implikasi ..................................................................................... 53 C. Saran ........................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54 LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1
Komposisi Pasar Sepeda Motor Indonesia....................................... 3
2.1
Contoh Konstruksi Transmisi Manual ............................................. 10
2.2
Konstruksi Komponen Puli Primer .................................................. 11
2.3
Konstruksi Komponen Puli Skunder................................................ 12
2.4
Cara Kerja Torsi Cam ...................................................................... 14
2.5
Cara Kerja CVT ............................................................................... 15
2.6
Roller CVT pada Movable Drive Face/Primary Sliding Sheave ..... 17
2.7
Cara Kerja Roller CVT .................................................................... 18
2.8
Ilustrasi Gaya Sentrifugal................................................................. 19
3.1
Bagan Alir Proses Eksperimen......................................................... 34
4.1
Grafik Daya Pada Poros Roda Ketika Menggunakan Roller CVT Diameter 15 mm.. ............................................................................. 38
4.2
Grafik Daya Pada Poros Roda Ketika Menggunakan Roller CVT Diameter 16 mm.. ............................................................................. 40
4.3
Grafik Daya Pada Poros Roda Ketika Menggunakan Roller CVT Diameter 17 mm.. ............................................................................. 43
4.4
Grafik Perbandingan Daya Pada Poros Roda Ketika Menggunakan Roller CVT Diameter 15mm, 16mm, Dan 17 mm.. ......................... 45
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Halaman Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm ............................................................. 36
4.2
Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 16 mm ............................................................. 37
4.3
Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 17 mm ............................................................. 37
4.4
Hasil pengamatan perbandingan daya pada poros roda dengan menggunakan Rolller CVT diameter 15 mm, 16 mm, dan 17 mm ......................................................................................... 45
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Daftar Kegiatan Seminar Proposal Skripsi...................................... 57
2.
Surat Permohonan Ijin Reserch ....................................................... 59
3.
Surat Permohonan Ijin Menyusun Sekripsi ..................................... 60
4.
Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ................................................ 61
5.
Surat Permohonan Ijin Reserch ke Lembaga .................................. 62
6.
Surat Keterangan Ahhas Taruna Motorsport................................... 63
7.
Hasil Data Daya Yamaha Mio Sporty 2007 .................................... 64
8.
Foto Penelitian Pembuatan Spesimen.............................................. 74
9.
Foto Penelitian Pengukuran Daya ................................................... 75
10.
Tabel Data Torsi Yamaha Mio Sporty 2007……………………… 76
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Massalah Industri otomotif dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah industri sepeda motor, dan industri mobil. Meningkatnya mobilitas masyarakat pada saat ini dan didukung dengan kurang representatifnya transportasi umum di Indonesia membuat industri otomotif mobil maupun sepeda motor berkembang dengan pesat. Pemerintah dianggap tidak mampu untuk memberikan pelayanan transportasi yang baik kepada masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat memiliki keinginan yang tinggi untuk menggunakan kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun roda empat, hal tersebut menjadi salah satu alasan industri ini mengalami pertumbuhan yang pesat. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi mendorong industri-industri otomotif semakin bersaing dalam memasarkan produk merek khususnya di Indonesia. Dan produk dari industri otomotif yang paling diminati di Indonesia adalah kendaraan roda dua atau sering disebut dengan sepeda motor. Berbagi jenis atau tipe motor ditawarkan oleh produsen motor. Setiap jenis motor mempunyai kelebihan dan kenyamanan yang dirasa sesuai dengan karakter setiap konsumen masayarkat di Indonesia. Jenis atau tipe motor yang ditawarkan antara lain motor sport, bebek, maupun matic. Pada masa sekarang ini sepeda motor matic sangat cocok untuk dipakai. Selain harganya relatif lebih murah, namun sepeda motor matic ini juga memberikan kenyamanan dalam berkendara. Nyaman karena tidak perlu lagi memindahkan gigi karena sudah disetel automatis. Saat ini, varian sepeda motor matic pun bertambah banyak di Indonesia.
commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Sepeda motor matic adalah sepeda motor tipe tranmisi yang otomatis sehingga tidak memerlukan tuas perseneling untuk perpindahan gigi percepatan, melainkan akan otomatis berubah mengikuti putaran mesin. Sehingga pengemudi hanya memainkan katup gas untuk merubah rasio percepatan. Dengan mobilitas yang tinggi dan perpindahan transmisi yang lembut serta secara otomatis maka akan memberikan kenyaman bagi penggunanya. Hal pembeda dari sepeda motor matic dengan jenis sepeda motor tipe lainnya terletak pada sistem transmisinya. Pada sepeda motor matic menggunakan sistem transmisi otomatis yang disebut dengan CVT (Continuously Variable Transmission). Perbedaan dasar CVT dibandingkan dengan pemindah tenaga lain adalah cara meneruskan torsi atau daya dari mesin ke roda. Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikan putaran ke roda, sebagai penggantinya digunakan dua puli dan sabuk logam. CVT mencoba menciptakan perbandingan putar dengan memanfaatkan sabuk (belt) dan puli. Puli pada CVT ini sangat fleksibel dimana ia dapat mengurangi ataupun menambah diameternya dan menghasilkan perubahan rasio yang diharapkan. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi, maka pada CVT tidak ada perbandingan gigi seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, yang ada adalah perbandingan putaran dari terendah sampai tertinggi. Perpindahan gigi tidak terjadi secara dramatis, misalnya 1 ke 2, 3, dan seterusnya demikian sebaliknya. Begitu tarikan pedal gas dan kondisi beban mesin berubah, CVT akan mengubah perbandingan putaran yang akan dipindahkannya ke roda secara otomatis. Karena itulah dinamakan Continuously Variable Transmission. Jadi transmisi ini akan melakukan pergantian perbandingan secara terus-menerus. Sepeda motor matic pertama kali diluncurkan di Indonesia sekitar tahun 2000. Pada saat itu pandangan masyarakat Indonesia belum terlalu percaya akan keunggulan produk tipe terbaru ini. Akan tetapi lambat laun, kepercayaan masyarakat akan kenyamanan sepeda motor matic mulai meningkat. Nyaman karena tidak perlu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
lagi memindahkan gigi karena sudah otomatis menyesuaikan kecepatan. Kepercayaan masyarakat akan motor matic dapat dilihat dari data Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) motor mencatatkan bahwa motor matic menjadi varian paling laris dari penjualan mereka dibandingkan dengan produk bertipe bebek atau sport (Bagja Pratama:2009).
Gambar 1.1. Grafik Komposisi Sepeda Motor Indonesia (Sumber : Aisi, 2011) Yamaha merupakan salah satu prodosen otomotif yang sukses dalam kategori sepeda motor matic. Meskipun bukan produsen pertama yang meluncurkan varian sepeda motor matic di Indonesia, namun Yamaha merupakan produsen yang sukses mendongkrak awal perkembangan sepeda motor matic di Indonesia sehingga mampu mengalihkan pandangan masyarakat dari tipe sepeda motor lainnya. Pengakuan atas prestasi itu diapresiasi lewat penghargaan prestisius oleh salah satu harian terbesar Indonesia dan Tera Foundation yang menganugerahkan award Pengakuan Prestasi Rekor Bisnis (REBI) untuk klaim sepeda motor kategori matic pertama di Indonesia dengan jumlah kumulasi penjualan terbanyak sejak 2003. Penjualan matic Yamaha dihitung lewat penjualan Nouvo, Mio dan Xeon telah mencapai lebih dari 6 juta unit (Indra Dwi Sunda:2011). Selain itu Yamaha Mio commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Sporty berhasil mendapatkan penghargaan "The Best Value Skutik 110 - 115cc" pada acara penghargaan Otomotif Award 2010 Pada tanggal 9 Mei 2010. Program Otomotif Award ini diadakan dalam acara Otomotif Award yang diselenggarakan oleh tabloid Otomotif Gramedia. Bahkan di tahun 2012 matic keluaran Yamaha semakin mendominasi pasar matic di Indonesia, hal itu terbukti dengan keluaran varian mio terbaru yaitu Yamaha Mio Vino dan Yamaha Mio J yang menggunakan system injeksi bahan bakar. Dengan berdasar pada fakta-fakta diatas hal itu menjadikan Yamaha Mio sebagai sepeda motor matic yang paling diminati di Indonesia. Pada awal mulanya sepeda motor matic dikhususkan untuk para wanita. Hal itu karena sepeda motor matic yang memiliki ukuran yang kecil serta mudah dalam sistem pengoperasiannya sehingga diharapkan mudah digunakan oleh para wanita. Namun asumsi tersebut berubah seiring banyaknya juga para pria yang beralih menggunakan sepeda motor matic. Awalnya selama digunakan oleh para wanita sepeda motor matic tidak mempunyai kendala, namun dengan para pria juga tertarik menggunakan sepeda motor motor matic maka ada bermacam kendala yang dikeluhkan. Hal yang paling mencolok dikeluhkan adalah performa mesin. Performa yang diberikan oleh sepeda motor matic ini dianggap kurang bertenaga (Sandy Adam Mahaputra : 2011). Pada sepeda motor matic yang bekerja dengan putaran, tidak akan dihasilkan tenaga seresponsif motor manual dan performa akan cenderung lambat (Nawita:2011). Permasalahan performa yang lambat ini ditangkap dari kasus penggunaan sepeda motor matic yang digunakan untuk perjalanan dengan jarak tempuh yang jauh, karena pada kondisi seperti ini para pengendara sepeda motor matic menginginkan pencapaian performa motor yang lebih cepat dan optimal dalam kinerjanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Permasalahan dari performa motor matic terletak pada sistem kerja transfusi tenaganya dimana hal itu berkaitan dengan sistem kerja transmisi. Sepeda motor matic menggunakan sistem CVT dalam kinerja sistem transmisi. Dasar dari sistem CVT adalah suatu sistem transimisi otomatis yang prinsip kerjanya menggunakan roller untuk mendapatkan gaya sentrifugal yang terpasang pada pulley. Fungsi roller pada sepeda motor matic adalah untuk memberikan tekanan keluar pada variator hingga dimungkinkan variator dapat membuka dan memberikan sebuah perubahan lingkar diameter lebih besar terhadap belt drive sehingga motor dapat bergerak. Kinerja variator ini sangat ditentukan oleh roller. Dikarenakan roller sangat berpengaruh terhadap perubahan variabel dari variator, tentu akan sangat berpengaruh terhadap performa motor matic. (Pupung Budi Purnama : 2008). Roller pada sepeda motor matic memiliki berbagai macam varian ukuran berat roller. Dalam penggantian ukuran varian berat roller sepeda motor matic dihadapkan pada dua pilihan, yaitu untuk akselerasi atau top speed. Sehingga konsumen harus secara tepat memilih berat roller yang tepat yang disesuaikan dengan medan tempuh. Hal ini terbukti dalam suatu penelitian yang berjudul Analisa dan Pengujian Roller Pada Mesin Gokart Matic, bahwa roller yang mempunyai berat lebih ringan mampu menghasilkan akselerasi yang lebih cepat. Namun untuk kasus penggantian roller menjadi lebih berat belum bisa menghasilkan top speed yang lebih cepat dan maksimal. Dengan adanya permasalahan ini konsumen mengeluhkan kinerja dari sepeda motor matic yang harus menyesuaikan berat roller dengan kondisi medan tempuh. Konsumen menginginkan suatu kinerja roller yang dapat menyeimbangkan antara akselerasi awal dan top speed sehingga daya mesin yang dihasilkan dapat maksimal. Dengan adanya kasus ini tergali sebuah pemikiran untuk mengubah diameter roller untuk mendapatkan daya yang lebih maksimal terhadap sepeda motor matic tanpa mengubah berat dari roller. Dengan perubahan diameter roler menjadi lebih besar diharapkan mampu menambah besar permukaan kerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
roller sehingga dapat memberikan tekanan yang lebih besar terhadap variator dan gaya sentrifugal roller dapat disalurkan lebih cepat sehingga dapat mempercepat dan memaksimalkan perpindahan tenaga dari mesin menuju roda sehingga daya yang dihasilkan dapat optimal. Unjuk kerja mesin matic membutuhkan rpm yang lebih tinggi agar kopling dan automatic ratio transmitionnya berfungsi dengan baik. (Mind Genesis : 2008). Sepeda motor matic baru bisa berjalan kalau putaran mesin mencapai putaran 2400 rpm, sedangkan sepeda motor konvensional sudah bisa berjalan di atas putaran 1500 rpm (Warju : 2008). Sehingga variasi putaran mesin juga akan berpengaruh pada gaya sentrifugal yang nantinya dihasilkan dan akan mempengaruhi daya pada sepeda motor matic. Beranjak dari latar belakang di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian
dengan
judul
“PENGARUH
DIAMETER
ROLLER
CVT
(CONTINOUSLY VARIABLE TRANSMISION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP DAYA PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
B. Identifikasi Masalah Berdasar atas uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya : 1. Motor matic kurang bertenaga. 2. Motor matic memiliki performa yang lambat 3. Putaran mesin mempengaruhi gaya tekan roller terhadap variator. 4. Diameter roller mempengaruhi daya sepeda motor matic. 5. Motor matic membutuhkan putaran mesin yang tinggi.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang terkait dengan judul penelitian, yaitu terbatas pada diameter roller CVT, variasi putaran mesin, dan daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. Daya dalam penelitian ini adalah daya pada poros roda atau daya efektif.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, agar penelitian dapat dilaksanakan dan mengarah pada tujuan yang sebenarnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh diameter roller CVT terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007? 2. Adakah pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007? 3. Adakah interaksi variasi diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
E. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah : 1. Mengetahui pengaruh diameter roller CVT terhadap daya pada Yamaha Mio Spoty Tahun 2007. 2. Mengetahui pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. 3. Mengetahui interaksi diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini bisa diambil manfaat nantinya terutama pada ranah otomotif. Manfaat yang bisa diambil meliputi: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah kajian ilmu pengetahuan tentang pengaruh diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. b. Memberikan informasi mengenai diameter roller CVT pada motor matic. c. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis Dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian ini yaitu pengaruh diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007, agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Sistem Pemindah Tenaga Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada sepeda motor tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun kecepatan atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar. Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu sistem yang mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan. Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga. (Jalius Jama : 2008 : 319)
2. Transmisi Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana bisa digunakan untuk merubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen (tenaga putaran) mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Adapun syarat penting yang diperlukan transmisi adalah: a. Harus mudah, tepat, dan cepat kerjanya. b. Dapat memindahkan tenaga dengan lembut dan tepat. c. Ringan, praktis dalam bentuk, bebas masalah, dan mudah dioperasikan. commit9to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
d. Harus ekonomis dan efisiensi yang tinggi. e. Harus mudah untuk perawatan. (Sudaryanto : 2011) Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi; a) transmisi manual, dan b) transmisi otomatis. a. Transmisi Manual Menurut Julius Jama ( 2008 : 334 ) komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan gigi-gigi yang berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama (main shaft/input shaft) dan pasangan gigi lainnya berada pada poros luar (output shaft/ counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung kepada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya. Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah tipe constant mesh, yaitu untuk dapat bekerjanya transmisi harus menghubungkan gigi-giginya yang berpasangan. Untuk menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi/garpu persnelling (gearchange lever)
Gambar 2.1. Contoh Konstruksi Transmisi Manual (Sumber : Jama : 2008 : 337) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
b. Transmisi Otomatis Menurut Julius Jama (2008 : 335) Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V“ belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuously Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi. Komponen Utama CVT (Ngarifin : 2010). 1) Puli Penggerak/ puli primer ( Drive Pulley/ Primary Pulley ) Puli primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda motor berdasar gaya sentrifugal dari roller, yang terdiri dari beberapa komponen berikut: `
Gambar 2.2. Konstruksi Komponen Puli Primer (Sumber:Yamaha Motor Co., Ltd: Service Manual Mio, 2003) a) Puli tetap dan kipas pendingin. Puli tetap merupakan komponen puli penggerak tetap. Selain berungsi untuk memperbesar perbandingan rasio di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar belt tidak cepat panas dan aus. b) Puli bergerak/movable drive face. Puli bergerak merupakan komponen puli yang bergerak menekan CVT agar diperoleh kecepatan yang diinginkan. c) Bushing/Spacer/Collar. Komponen ini berfungsi sebagai poros dinding dalam puli agar dinding dalam dapat bergerak mulus sewaktu bergeser. d) Roller/Primary Sheave Weight adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. e) Plat penahan /Cam/Slider. Komponen ini berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller. 2) Puli yang digerakkan/ puli skunder ( Driven Pulley/ Secondary Pulley) Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan dengan puli primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari puli primer.
Gambar 2.3. Konstruksi Komponen Puli Skunder (Sumber :Yamaha Motor Co.Ltd.: Service Manual Mio, 2003) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
a) Dinding luar puli sekunder/Secondary Sliding Sheave Dinding luar puli sekunder berfungsi menahan sabuk / sebagai lintasan agar sabuk dapat bergerak ke bagian luar. Bagian ini terbuat dari bahan yang ringan dengan bagian permukaan yang halus agar memudahkan belt untuk bergerak. b) Dinding dalam puli sekunder/ Secondary fixed Sheave Bagian ini memiliki fungsi yang kebalikan dengan dinding luar puli primer yaitu sebagai rel agar sabuk dapat bergerak ke posisi paling dalam puli sekunder. c) Pegas pengembali / per CVT Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi puli ke posisi awal yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per maka belt dapat terjaga lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. d) Kampas kopling dan rumah kopling Seperti
pada
umumnya
fungsi
dari
kopling adalah
untuk
menyalurkan putaran dari putaran puli sekunder menuju gigi reduksi. Cara kerja kopling sentrifugal adalah pada saat putaran stasioner/ langsam (putaran rendah), putaran poros puli sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Ini terjadi karena rumah kopling bebas (tidak berputar) terhadap kampas, dan pegas pengembali yang terpasang pada poros puli sekunder. Pada saat putaran rendah (stasioner), gaya sentrifugal dari kampas kopling menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah poros puli sekunder akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kampas kopling mencapai rumah kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya pegas pengembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
e) Torsi cam/Guide Pin Apabila mesin membutuhkan membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang menanjak maka beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam. Drive pulley akan membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.
Gambar 2.4. Cara Kerja Torsi Cam (Sumber: Arsa, 2012) f) V belt Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya. Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft poros primary drive gear shift. Vbelt terbuat dari karet dengan kualitas tinggi, sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.
3) Gigi reduksi Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari cvt agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
terhadap poros. Jika pada motor
dengan menggunakan transmisi
manual adalah gear dan rantai.
c. Cara Kerja Transmisi Otomatis Transmisi CVT terdiri dari; dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling sentripugal untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas di buka (diputar), dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli penggerak/drive pulley sentripugal unit diikatkan ke ujung poros engkol (crankshaft), bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang digerakkan/driven pulley berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi. Bagian tengah kopling sentrifugal/centrifugal clutch diikatkan/dipasangkan ke puli dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling/clucth drum berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika mendapat gaya dari kopling. Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya dibuat tetap dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros. Pada saat mesin tidak berputar, celah puli penggerak berada pada posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan berada pada posisi minimum. Pergerakkan puli dikontrol oleh pergerakkan roller. Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang bias bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan menyempit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Gambar 2.5. Cara Kerja CVT (Sumber : Jama, 2008 : 337) Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke arah luar. Hal ini akan membuat puli tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli ke puli yang digerakkan. Jika gaya dari puli mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan, maka puli akan tertekan melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian C). Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak akan bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas di pada puli akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagain belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagain depan. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian A).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
3. Roller CVT Roller merupakan salah satu komponen yang terdapat pada transmisi otomatis atau CVT. Roller adalah suatu material yang tersusun dengan Teflon sebagai permukaan luarnya dan tembaga atau alumunium sebagai lapisan dalamnya. Roller berbentuk seperti bangun ruang yaitu silinder yang mempunyai diameter dan berat tertentu. Roller barfungsi untuk menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller, hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang bisa bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan menyempit (Jalius Jama : 2008 : 337). Roller bekerja akibat adanya putaran yang tinggi dan adanya gaya sentrifugal (Mohamad Yamin : 2011).
Gambar 2.6. Roller CVT pada Movable Drive Face/Primary Sliding Sheave (Sumber : Yamaha Motor Co., Ltd. : Service Manual Mio, 2003) Semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi terkecil. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan belt hingga maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Harus diperhatikan juga jika akan mengganti roller yang lebih berat harus memperhatikan torsi mesin. Sebab jika mengganti roller yang lebih berat bukan berarti lebih responsif, karena roller akan terlempar terlalu cepat sehingga pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
saat akselerasi perbandingan rasio antara puli primer dan puli sekunder terlalu besar yang kemudian akan membebani mesin ( Ngarifin : 2010). Besar kecilnya gaya tekan roller sentrifugal terhadap sliding sheave / movable drive face ini berbanding lurus dengan berat roller sentrifugal dan putaran mesin. Semakin berat roller sentrifugal semakin besar gaya dorong roller sentrifugal terhadap movable drive face sehingga semakin besar diameter dari puli primer tersebut. Sedangkan pada puli sekunder pergerakan puli diakibatkan oleh tekanan pegas, puli sekunder ini hanya mengikuti gerakan sebaliknya dari puli primer, jika puli primer membesar maka puli sekunder akan mengecil, begitu juga sebaliknya. Jadi berat roller sentrifugal sangat berpengaruh terhadap perubahan ratio diameter dari puli primer dengan puli sekunder ( Made Dwi Budiana : 2008) Diameter roller juga sangat berpengaruh terhadap kinerja dari roller itu sendiri. Artinya semakin kecil diameter roller maka berat roller juga akan berkurang. Sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan roller akan berkurang karena gaya tekan terhadap puli primer / sliding sheave / movable drive face menurun. Selain itu dengan berkurangnya diameter roller maka juga mengakibatkan performa mesin semakin lambat untuk ketercapaiannya. Hal ini dikarenakan diameter roller yang semakin kecil akan memperlambat perubahan ratio diameter dari puli primer dan puli sekunder. Berkurangnya diameter roller ini dikarenkan bahan penyusun roller bagian luar adalah Teflon yang selalu bergesakan dengan rumah roller sehingga ketebalan diameternya akan semakin berkurang dan menyebabkan keausan. Maka dari itu setiap pabrikan sepeda motor matic memberikan batas pemakaian roller berdasarkan diameter dari roller itu sendiri. Artinya, apabila roller sudah mencapai batas minimum pemakaian maka harus dilakukan pengantian roller.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Gambar 2.7. Cara kerja Roller CVT (Sumber : Kaskus- The Largest Indonesian Community, 2011) 4. Gaya Sentrifugal Gaya sentrifugal adalah gaya yang arahnya menjauhi pusat. Dalam kasus gerak melingkar beraturan, gaya sentrifugal didefinisikan sebagai negatif dari hasil kali massa benda dengan percepatan sentripetalnya. Artinya gaya sentripetal dan gaya sentrifugal mempunyai besar yang sama, akan tetapi arahnya berbeda. Gaya sentrifugal adalah gaya yang arahnya menjauhi pusat
sedangkan gaya
sentripetal adalah gaya yang arahnya menuju pusat (Sutopo : 1997). Dengan kata lain, rumus menentukan besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya sentripetal yaitu:
Dengan : Fr
= Gaya Sentrifugal (N)
m
= Massa (kg)
ar
= Percepatan Tangensial (m/s)
V
= Kecepatan Tangensial (m/s)
R
= Jari-jari (m)
(Sumber : Sutopo : 1997)
Gaya sentrifugal hanya ada jika kita bekerja pada kerangka noninersial (tepatnya kerangka berputar). Jika kita berada di kerangka inersial (misalnya kerangka yang diam terhadap pusat kerangka berputar maka gaya sentrifugal tadi hilang)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Gambar 2.8 Ilustrasi Gaya Sentrifugal (a)kerangka yang diam, (b) kerangka yang diam (Sutopo : 1997)
Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung atau melingkar. Semakin besar massa dan kecepatan suatu benda maka gaya sentrifugal yang dihasilkan akan semakin besar (Mohamad Yamin : 2011). 5. Putaran Mesin Putaran mesin adalah tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar yang terjadi di ruang pembakaran. Putaran yang dihasilkan berasal dari gerak translasi piston, yang kemudian diubah oleh poros engkol menjadi gerak rotasi atau putaran mesin dan dinyatakan dalam satuan rotation per minute (rpm). Kecepatan putaran dihasilkan
mesin mempengaruhidaya
karena mempertinggi frekuensi
spesifik
yang
akan
putarannya berarti lebih banyak
langkah yang terjadi pada waktu yang sama. Motor matik cenderung boros karena membutuhkan putaran mesin yang cukup tinggi agar motor bisa bergerak, lebih tinggi dari motor bebek dan motor sport (Erichard : 2008). Putaran mesin dapat dibedakan menjadi 4 tingkat putaran atau kecepatan yaitu : a. Putaran idle/langsam/stasioner. Putaran idle terjadi ketika posisi katup gas (katup trotel) pada throttle body masih menutup. Putaran stasioner pada sepeda motor pada umumnya sekitar 1400 rpm (Jalius Jama : 2008 : 291). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
b. Putaran rendah Putaran rendah posisi katup gas di atas stasioner gas = 0 - 1/8 (Andika Arifianto : 2011). Pada saat putaran mesin sedikit dinaikkan namun masih termasuk ke dalam putaran rendah, saat mesin berputar pada putaran rendah, yaitu 2000 rpm (Julius Jama : 2008 : 292). Sepeda motor matic baru bisa berjalan kalau putaran mesin mencapai putaran 2400 rpm, sedangkan sepeda motor konvensional sudah bisa berjalan di atas putaran 1500 rpm (Warju :2008). c. Putaran menengah Pada saat posisi handle gas di atas 1/8 sampai 3/4, dan pada tingkatan ini komponen yang berpengaruh hanyalah coakan skep dan posisi tinggi jarum skepnya (Andika Arifianto : 2011). Mesin berputar pada putaran menengah, yaitu pada 4000 rpm ( Julius Jama : 2008 : 294) d. Putaran tinggi Putaran tinggi terjadi bila katup gas/katup trotel dibuka ¾ sampai dibuka sepenuhnya (Julius Jama : 2008 : 227 ). Jarak putaran dari rendah ke tinggi lebih lebar yaitu 500 - 10000 rpm. (Julius Jama : 2008 : 68 ). 6. Daya Daya mesin adalah kemampuan mesin untuk melakukan kerja yang dinyatakan dalam satuan Nm/s, Watt, ataupun HP. Pada motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut menggerakan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator , yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakan torak selanjutnya menggerakan semua mekanisme, sebagian daya indikator dibutuhkan untuk mengatasi gesekan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan antara poros dan bantalan. Daya output motor adalah rata-rata kerja yang dilakukan dalam satu waktu (Toyota New Step 1:1-7). Daya motor diperoleh dari pembakaran bahan bakar di dalam silinder yang menghasilkan tekanan untuk mendorong torak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
sehingga menghasilkan daya putar pada poros engkol. Daya motor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daya indikator dan daya efektif. a. Daya Indikator Daya indikator adalah daya yang dihasilkan oleh silinder. (Wiranto Arismunandar (1993 : 24). Dengan kata lain daya indikator adalah daya teoritis yang belum dipengaruhi faktor gesekan di dalam silinder motor, pada mototr 2 tak satu kali siklus kerja diselesaikan selama satu putaran poros engkol. Berarti kerja mekanis dari satu putaran adalah:
Ni Pi. A.L Keterangan : Pi
= Tekanan rata-rata yang diindikasikan
a
= Luas lingkaran torak =
L
= Panjang langkah torak
1 .D 2 0,785.D 2 4
Daya yang dihasilkan motor selama n putaran adalah:
a.Pi. .D 2 .L.n.Z 4 Ni 60.75.100 Dimana: Ni
= Daya Indikator (Wiranto Arismunandar, 1993 : 24)
Pi
= Tekanan rata-rata yang diindikasikan (dalam Kgf/cm2)
D
= Diameter silinder
L
= Langkah torak
Z
= Jumlah Silinder
n
= Putaran mesin setiap menit
a
= Jumlah langkah kerja
1/60
= Untuk mengubah 1menit = 60 detik
1/100
= Untuk mengubah 1meter = 100cm commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1 HP
= 0.7457 KW
1 PS
= 0.7355 KW (Kilo Watt)
b. Daya Efektif Daya efektf atau disebut juga daya poros adalah daya indikator dikurangi dengan kerugian-kerugian gesekan. Daya poros inilah yang berguna untuk menggerakkan poros engkol. Apabila poros engkol berputar lebih cepat maka kecepatan torak pun bertambah sehingga menghasilkan daya yang lebih tinggi. Sehingga semakin tinggi putaran mesin maka daya efektif yang dihasilkan akan semakin naik. Daya mesin sebenarnya dapat dihitung dengan menghitung daya poros dan torsi yang dihasilkan oleh poros tersebut. Untuk menghitung daya poros digunakan dynamometer yang dihubungkan dengan poros output mesin, sehingga dari alat tersebut terbaca berapa torsinya. Sedangkan untuk mengetahui besarnya putaran poros mesin (rpm) digunakan tachometer. Setelah diketahui besarnya torsi dan putaran mesin dari pengukuran ini kemudian dimasukkan kedalam rumus: N = T x n / 5252 Dimana: 5252
= konstanta (pendekatan) hasil dari konversi satuan dari satuan Internasional menjadi satuan british yaitu HP dan Lb.Ft
Keterangan: N
= Daya (Hp)
T
= Torsi (lbs.ft)
n
= rpm (Putaran mesin Per menit) (Taufiqur Rokhman,2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
B. Penelitian Yang Relevan Beberapa eksperimen mengenai roller yang digunakan pada CVT telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Yamin, yang berjudul Analisa dan Pengujian Roller Pada Mesin Gokart Matic. Menyimpulkan roller dengan berat 9 gram mempunyai aselerasi paling cepat diantara roller 10, 11 dan 12 gram, ini disebabkan roller yang ringan lebih cepat terlempar atau berada paling luar sliding sheave, sehingga sliding sheave lebih cepat menekan vbelt. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Made Dwi Budiana P, yang berjudul Variasi Berat Roller Sentrifugal Pada Continuosly Variable Transmission (CTV) Terhadap Kinerja Traksi Sepeda Motor. Menyimpulkan Pada hasil simulasi dan pengujian dilapangan menunjukkan bahwa roller sentrifugal 8 gr menghasilkan kinerja traksi paling baik pada kecepatan rendah, sedang untuk roller sentrifugal 12 gr kinerja traksi sangat baik pada kecepatan tinggi, dan roller sentrifugal standar (10,2 gr) memiliki kinerja traksi diantara keduanya. 3.
Penelitian yang dilakukan K.U.Chan, Wong P.K., & Wu, H.W. yang berjudul Preliminary Study on Design and Control of a Novel CVT. Menyimpulkan bahwa CVT dengan dua sabuk dapat meningkatkan kapasitas torsi daripada CVT yang hanya menggunakan satu sabuk.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Variasi Diameter Roller CVT terhadap Daya Sepeda Motor Matic Sepeda motor matic menggunakan transmisi jenis otomatis yang disebut dengan Contniously Variable Transmision atau sering disebut CVT. CVT ini merupakan suatu sistem yang menjembatani antara output mesin dengan medan tempuh yaitu kondisi jalan. Dengan melalui CVT ini daya output dari poros engkol akan ditransfusikan sampai roda belakang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Prinsip dasar dari CVT adalah menggunakan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal pada CVT dihasilkan oleh roller CVT yang terletak didalam puli primer / movable drive face. Roller CVT mempunyai bentuk silinder dan bundar. Sehingga kinerja dari roller CVT yang akan menghasilkan gaya sentrifugal juga bergantung pada dimensi roller CVT. Dasar dari dimensi roller CVT mengacu pada besar kecilnya diameter roller CVT. Diameter roller CVT akan sangat menentukan gaya sentifugal yang dihasilkan roller CVT tersebut. Roller CVT akan menekan dinding dalam puli primer / movable drive face sehingga diameter pada puli primer akan bertambah lebar dan menekan v-belt. Ketika diameter puli primer bertambah, maka diameter puli sekunder akan mengecil. Sehingga akan dihasilkan perbandingan ringan dalam system CVT sehingga daya mampu dihasilkan dengan optimal. Ukuran diameter roller CVT mempengaruhi tercapainya daya yang lebih optimal. Hal ini disebabkan karena kinerja roller CVT mempengaruhi terjadinya perubahan diameter V-Belt yang menapak pada puli primer dan puli sekunder lebih cepat beranjak ke perbandingan ringan. Sehingga daya yang dihasilkan lebih cepat tercapai dan lebih optimal. Diameter roller yang terletak didalam puli primer akan selalu bergesekan dengan puli primer itu sendiri, sehingga dapat mengakibatkan keausan atau berkurangnya ukuran diameter roller CVT. Berkurangnya ukuran diameter roller CVT menyebabkan ketercapaian daya menjadi lambat dan tidak optimal.
2. Pengaruh Variasi Putaran Mesin terhadap Daya Sepeda Motor Matic Gaya sentrifugal pada roller CVT terjadi karena putaran mesin. Tinggi rendahnya putaran mesin akan mempengaruhi besar gaya sentrifugal yang terjadi pada roller CVT. Sehingga semakin besar putaran mesin akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang menekan dinding dalam puli primer /movable drive face juga akan semakin besar, hal ini mengakibatkan perubahan diameter pada puli primer. Semakin tinggi putaran mesin maka daya pada roda belakang akan bertambah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
3. Interaksi Variasi Diameter Roller CVT dan Variasi Putaran Mesin terhadap Daya Sepeda Motor Matic Diameter roller CVT akan mempengaruhi cepat lambatnya perubahan perbandingan diameter V-belt yang menapak pada puli primer dan puli sekunder. Sehingga perpindahan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller menuju ke puli primer juga tergantung pada diameter roller. Gaya sentrifugal yang dihasilkan roller terjadi karena adanya putaran mesin. Putaran mesin ini akan menyebabkan roller menghasilkan gaya sentrifugal yang akan ditransfer menuju puli primer yang pada akhirnya dapat menimbulkan daya pada roda belakang. Sehingga semakin besar putaran mesin akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang menekan dinding dalam puli primer /movable drive face juga akan semakin besar, hal ini mengakibatkan perubahan diameter pada puli primer. Semakin tinggi putaran mesin maka daya pada roda belakang akan bertambah. Apabila diameter puli primer bergeser menjadi besar akibat gaya sentrifugal oleh roller CVT, maka puli sekunder akan mengecil karena panjang Vbelt yang tidak berubah. Perbandingan diameter puli pada transmisi inilah yang nantinya akan mempengaruhi daya pada sepeda motor matic.
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan landasan teori maka dapat diambil pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1.
Bagaimana
pengaruh
diameter
roller
CVT
(Continuously
Variable
Transmission) terhadap daya pada Yamaha Mio Spoty Tahun 2007 ? 2.
Bagaimana pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 ?
3.
Bagaimana
interaksi
diameter
roller
CVT
(Continuously
Variable
Transmission) dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan suatu metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu (Suharsimi Arikunto, 2006). Suatu metode penelitian eksperimen didesain di mana variabel-variabel dapat dipilih dan variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara teliti. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui pengaruh diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya poros roda pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Eksperimen untuk mengetahui pengaruh diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007 dilakukan di BENGKEL AHAS TARUNA MOTOR SPORT yang beralamatkan di Jl. Bhayangkara No. 78 Solo dengan menggunakan alat Dynojet 250i (alat pengukur daya poros roda). 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan. Mulai dari bulan Pebruari 2012 sampai bulan Juli 2012. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
a. Seminar proposal
: 26 April 2012.
b. Revisi proposal
: 28 April 2012 s/d 10 Mei 2012.
c. Perijinan penelitian
: 11 Mei 2012 s/d 23 Mei 2012.
d. Pembuatan spesimen
: 24 Mei 2012 s/d 1 Juni 2012
e. Pelaksanaan penelitian
: 13 Juni 2012
f. Analisis data
: 17 Juni 2012 s/d 26 Juni 2012.
g. Penulisan laporan
: 25 Juni 2012 s/d 9 Juli 2012
C. Unit dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mesin Yamaha Mio Sporty Tahun 2007, sedangkan obyek penelitian ini adalah roller CVT (Continously Variable Transmision) dengan diameter 15 mm (standar pabrik), 16 mm, 17 mm dan variasi putaran mesin. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38). Di dalam variabel terdapat satu atau lebih, gejala yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Berdasarkan pengertian di atas, secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu: a.
Variabel Bebas Variabel bebas atau disebut juga variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono, 2008: 39). Munculnya atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1) Diameter Roller yaitu roller 15 mm (Standar Pabrik), 16 mm dan 17 mm. 2) Variasi putaran mesin. b.
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008: 39). Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah daya pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007.
c.
Varibel kontrol Variabel kontrol adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi untuk mengendalikan agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel lain, tetapi benarbenar karena variabel bebas yang tertentu. Pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak merubah atau menghilangkan variabel bebas yang akan diungkap pengaruhnya. Demikian pula pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak menjadi variabel yang mempengaruhi/menentukan variabel terikat. Dengan mengendalikan pengaruhnya berarti variabel ini tidak ikut menentukan ada atau tidaknya variabel terikat. Dengan kata lain kontrol yang dilakukan terhadap variabel ini, akan menghasilkan variabel terikat yang murni. Dalam penelitian ini variabel kontrolnya adalah: 1) Sepeda motor yang digunakan yaitu sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun
2007
dengan
no
mesin
5TL840397
dan
no
rangka
MH35TL0067K3947. 2) Seluruh komponen pada sample dalam keadaan standar sesuai spesifikasi pabrik, kecuali yang mengalami perlakuan untuk penelitian. 3)
Berat roller 11 gr commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
4)
Beban kendaraan pada saat pengambilan data sebesar 85 kg.
5)
Selang waktu tiap pengambilan data ± 5 menit
6)
Bahan bakar Premium produksi Pertamina dibeli di SPBU.
7)
Alat ukur berupa Dynamometer tipe 250i, Tachometer, jangka sorong.
2. Pelaksanaan Eksperimen a. Bahan Penelitian Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah : 1) Satu unit Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 dengan spesifikasi mesin sebagai berikut: Tipe Mesin
: berpendingin udara, 4 langkah SOHC 2-klep
Diameter x Langkah : 50 mm x 57,9 mm Kopling
: kering, sentrifugal otomatis
Gigi transmisi
: V-belt otomatis
Pola pergantian gigi : Otomatis Karburator
: NCV24x1 (Keihin)
Baterai
: GM5Z-3B/4B5L/12V5 AH
Busi
: C7HSA/U22 FS-U
Volume silinder
: 113.7 cm3
Perbandngan kompresi: 8,8:1 Susunan silinder
: tunggal
Sistem Starter
: elektric and kick
Sistem Pelumasan
: wet sump
Bahan Bakar
: Premium
Berat kosong
: 87 kg
Tipe rangka
: Steel Tube
Torsi maksimum
: 7,84 N-m (0,88 kgf.m) @ 7.000 rpm
Daya Maksimum
: 8.35 PS @ 8000 rpm commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
2) 6 buah Diameter roller CVT 15 mm ( Standar Pabrik ) 3) 6 buah Diameter roller CVT 16 mm 4) 6 buah Diameter roller CVT 17 mm
b. Alat Penelitian Adapun alat yang digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini adalah : 1) Tool set Seperangkat alat yang dipergunakan untuk membongkar dan memasang komponen pada mesin. 2) Timbangan Digital Alat ini digunakan untuk mengukur berat roller CVT 3) Mesin bubut Digunakan untuk membubut Roller CVT yang akan diteliti yautu roller CVT diametr 16 mm dan 17 mm 4) Vernier Caliper Alat yang digunakan untuk mengukur diameter roller CVT. 5) Tachometer Alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin dalam RPM. 6) Dinamometer Alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur daya poros roda pada motor. Dalam hal ini menggunakan dinamometer type Dynojet 250i. Alat ini mampu mulai mendeteksi daya pada Yamaha Mio Sporty mulai putaran mesin 5000 rpm. 7) Blower Alat yang digunakan untuk menghembuskan udara pada proses pengukuran daya poros roda didalam ruangan agar terlihat berjalan seperti kondisi pada keadaan nyata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
c. Waktu dan Tempat Eksperimen Eksperimen di rencanakan pada: 1) Tanggal
: 13 Juni 2012.
2) Tempat
: BENGKEL AHAS TARUNA MOTOR SPORT Jl. Bhayangkara No. 78 Solo
. d. Langkah Eksperimen 1) Langkah Persiapan Dalam pelaksanaan penelitian nanti dapat berjalan dengan lancar, maka dibuat langkah langkah persiapan yang dirasa perlu, adapun langkah persiapan penelitian adalah sebagai berikut: (1)Menyiapkan Sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007. (2)Melakukan tune-up Sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007. (3)Menyiapkan alat-alat. (4)Menyediakan roller CVT 15 mm, 16 mm, dan 17 mm (5)Merekayasa diameter CVT roller menjadi 17 mm (6)Merekayasa panjang diameter roller CVT 16 mm dan !7 mm (7)Mengontrol berat semua roller menjadi 11 gram 2) Langkah Pengujian a) Menggunakan roller CVT 15 mm (1) Mengganti roller pada sepeda motor dengan roller 15 mm. (2) Menaikkan sepeda motor pada alat dynamometer. (3) Memasang indicator RPM Tachometer pada kabel koil. (4) Memutar gas hingga putaran mesin menjadi 5000 RPM (5) Menghitung
daya
yang
dihasilkan
menggunakan
alat
dynamometer. (6) Diamkan motor sejenak ± 5 menit. (7) Mengulangi langkah (4) sampai (6) untuk tiga kali percobaan. b) Menggunakan roller CVT 16 mm. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
(1) Mengganti roller pada sepeda motor dengan roller 16 mm dan rumah roller. (2) Menaikkan sepeda motor pada alat dynamometer. (3) Memasang indicator RPM Tachometer pada kabel koil. (4) Memutar gas hingga putaran mesin menjadi 5000 RPM. (5) Menghitung
daya
yang
dihasilkan
menggunakan
alat
dynamometer. (6) Diamkan motor sejenak ± 5 menit. (7) Mengulangi langkah (4) sampai (6) untuk tiga kali percobaan. c) Menggunakan roller CVT 17 mm. (1) Mengganti roller pada sepeda motor dengan roller 17 mm (2) Menaikkan sepeda motor pada alat dynamometer. (3) Memasang indicator RPM Tachometer pada kabel koil. (4) Memutar gas hingga putaran mesin menjadi 5000 RPM. (5) Menghitung
daya
yang
dihasilkan
menggunakan
alat
dynamometer. (6) Diamkan motor sejenak ± 5 menit. (7) Mengulangi langkah (4) sampai (6) untuk tiga kali percobaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Tahap eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan aliran proses eksperimen sebagai berikut:
Sepeda Motor Yamaha Mio Sporty Tahun 2007
Tune up
Roller CVT Diameter 15 mm
Roller CVT Diameter 16 mm
Variasi Putaran Mesin
Pengukuran Daya Poros Roda Analisis data Kesimpulan
Gambar 3.1. Bagan Aliran Proses Eksperimen
commit to user
Roller CVT Diameter 17 mm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah data-data yang didapatkan dari pengumpulan data dari hasil penelitian yang dilakukan. Penentuan teknik analisis data disesuaikan dengan permasalahan yang ada, desain eksperimen dan jenis data yang telah didapatkan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sebagai teknik analisis data. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Suharsimi Arikunto, 2006). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui
pengaruh
variasi
diameter
roller
CVT (Continously Variable
Transmision) dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. Analisis data ini dilakukan dengan menggambarkan hasil penelitian secara grafis dalam histogram atau polygon frekuensi yang menggambarkan hubungan antara variasi diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam pengujian pengaruh variasi putaran mesin terhadap daya mesin yang diujikan menggunakan roller CVT (Continously Variable Transmision) berdiameter 15 mm (Standar Pabrik), 16 mm, dan 17 mm pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty tahun 2007 yang dilakukan dengan alat DYNOJET tipe 250i dapat menghasilkan keluaran berupa daya pada poros roda. 1. Daya pada Poros Roda Tabel 4.1. Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm. Putaran Daya Pada Poros Roda (Hp) Mesin(rpm) 1 2 3 5000 2,86 2,86 2,86 5500 3,90 3,90 3,90 6000 4,08 4,08 4,08 6500 4,25 4,25 4,25 7000 4,44 4,44 4,44 7500 4,45 4,45 4,45 8000 4,46 4,46 4,46 8500 4,17 4,17 4,17 9000 3,78 3,78 3,78
Rata-Rata (Hp) 2,86 3,90 4,08 4,25 4,44 4,45 4,46 4,17 3,78
Berdasarkan data hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 8000 rpm yaitu sebesar 4,46 Hp dan terendah pada putaran 5000 rpm yaitu sebesar 2,86 Hp.
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Tabel 4.2. Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 16 mm Putaran Mesin(rpm) 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000
Daya Pada Poros Roda (Hp) 1 2 3 3,54 3,54 3,54 3,93 3,93 3,93 4,12 4,12 4,12 4,32 4,32 4,32 4,41 4,41 4,41 4,55 4,55 4,55 4,48 4,48 4,48 4,23 4,23 4,23 3,75 3,75 3,75
Rata-Rata (Hp)
Berdasarkan data hasil pengamatan daya
3,54 3,93 4,12 4,32 4,41 4,55 4,48 4,23 3,75 pada poros roda
menggunakan roller CVT diameter 16 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 4,55 Hp dan terendah pada putaran 5000 rpm yaitu 3,54 Hp
Tabel 4.3. Hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 17 mm Putaran Mesin(rpm) 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000
Daya Pada Poros Roda (hp) 1 2 3 3,35 3,35 3,35 3,83 3,83 3,83 4 4 4 4,28 4,28 4,28 4,35 4,35 4,35 4,4 4,4 4,4 4,24 4,24 4,24 4,09 4,09 4,09 3,60 3,60 3,60
Rata-Rata 3,35 3,83 4 4,28 4,35 4,4 4,24 4,09 3,60
Berdasarkan data hasil pengamatan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa hasil daya mesin dengan menggunakan roller CVT diameter 17 mm diperoleh daya mesin tertinggi pada putaran mesin 7500 rpm yaitu sebesar 4,4 hp dan terendah pada putaran 5000 rpm yaitu sebesar 3,35 Hp. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
B. Pembahasan Dari deskripsi data diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Hasil pengujian menggunakan alat DYNOJET 250i menghasilkan keluaran berupa grafik. Grafik tersebut menunjukkan besarnya daya yang terjadi pada poros roda. a) Daya pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT Diameter 15 mm Berikut ini merupakan grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 15 mm.
Gambar 4.1. Grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 15 mm. Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa, pada putaran 5000 rpm5550 rpm grafik daya pada poros roda menanjak sangat tinggi. Hal tersebut terjadi karena pembukaan katup gas yang spontan mengakibatkan putaran mesin meningkat dengan cepat sehingga dalam kondisi ini menunjukkan bahwa roller CVT yang terletak didalam pulley primer bergerak cepat untuk dapat mencapai puncak teratas jalur gerak roller CVT. Pada putaran 5550 rpm – 6050 rpm grafik daya terus mengalami peningkatan dengan tidak teratur dan tidak setinggi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi ini roller CVT sudah menekan pulley primer untuk mencapai titik maksimal dalam mengikat V-belt namun gaya sentrifugal yang dihasilkan masih cenderung lemah, hal ini disebabkan putaran mesin belum mampu mengimbangi commit to user kinerja roller CVT.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Pada putaran mesin 6100 rpm - 7800 rpm grafik daya menunjukkan peningkatan yang lebih halus. Hal ini terjadi karena roller CVT sudah berada pada posisi puncak jalur roller CVT telah mampu mengimbangi kerja putaran mesin yang tinggi. Sehingga pada posisi ini roller CVT menggunakan gaya sentrifugal yang didapat dari putaran mesin yang tinggi untuk bekerja mendorong pulley primer dalam mengikat V-belt hingga kekuatan maksimal sehingga mampu menyalurkan daya dari mesin ke poros roda lebih optimal. Daya poros roda maksimal tercapai pada putaran 7800 rpm yaitu sebesar 4,54 hp. Daya poros maksimal terjadi hanya sesaat karena pada putaran mesin diatas 7800 rpm daya poros sudah mulai turun, hal ini terjadi karena semakin tinggi putaran mesin akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin kuat mendorong pulley primer sehingga semakin kuat dalam mengikat V-belt akibatnya radius Vbelt pada pulley primer menjadi semakin besar dan radius V-belt pada pulley sekunder mengecil. Sehingga efek yang terjadi adalah putaran pulley primer menjadi lebih lama daripada perputaran pulley sekunder dan kinerja roller CVT semakin berat dalam menekan pulley primer. Dari gambar 4.1 dapat kita lihat grafik daya yang dihasilkan pada poros roda cenderung membentuk gelombang. Gelombang tersebut menunjukkan bahwa daya yang terjadi pada poros roda cenderung tidak stabil. Hal ini terjadi karena pada sepeda motor Mio Sporty Tahun 2007 hanya mempuyai satu buah torak dimana dalam dua kali putaran poros engkol hanya dihasilkan satu kali tenaga atau langkah usaha. Dari gambar 4.1 yang berupa grafik daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 dengan menggunakan roller CVT diameter 15 mm dapat
dihitung
secara
teoritis
dalam
pencapaian
menggunakan rumus daya efektif sebagai berikut : N = T x n / 5252
commit to user
daya
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Torsi dan putaran mesin sudah diketahui karena dengan penggunaan dynamometer dengan tipe Dynojet 250i data-data tersebut dapat terbaca (data besarnya torsi per putaran mesin terlampir). Dalam perhitungan teoritis pencapaian daya menggunakan roller CVT diameter 15 mm dengan data sebagai berikut maka akan dapat dibuktikan besarnya daya yang sama dengan pembacaan data menggunakan dynamometer tipe Dynojet 250i. T
= 3,72 lbs.ft
n
= 5500 rpm
N
= ….
N
= T x n / 5252
N
= 3,90 Hp
b) Daya pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT diameter 16 mm Berikut ini merupakan grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 16 mm
Gambar 4.2 Grafik daya pada poros roda saat menggunakan roller CVT diameter 16 mm Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa, pada putaran 5000 rpm5350 rpm grafik daya pada poros roda terus menunjukkan peningkatan yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pembukaan katup gas yang spontan mengakibatkan putaran mesin meningkat dengan cepat sehingga dalam kondisi ini menunjukkan bahwa commitroller to userCVT yang terletak didalam pulley
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
primer bergerak cepat untuk dapat mencapai puncak teratas jalur gerak roller CVT. Pada putaran mesin 5400 rpm – 5800 rpm grafik daya terus menunjukkan kenaikan namun tidak setinggi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi ini roller CVT sudah menekan pulley primer untuk mencapai titik maksimal dalam mengikat V-belt namun gaya sentrifugal yang dihasilkan masih cenderung lemah, hal ini disebabkan putaran mesin belum mampu mengimbangi kinerja roller CVT. Pada
putaran
mesin
5900
rpm-7500
rpm
grafik
daya
menunjukkan peningkatan yang lebih halus. Hal ini terjadi karena roller CVT sudah berada pada posisi puncak jalur roller CVT telah mampu mengimbangi kerja putaran mesin yang tinggi. Sehingga pada posisi ini roller CVT menggunakan gaya sentrifugal yang didapat dari putaran mesin yang tinggi untuk bekerja mendorong pulley primer dalam mengikat V-belt hingga kekuatan maksimal sehingga mampu menyalurkan daya dari mesin ke poros roda lebih optimal. Pada putaran mesin 7500 rpm – 8000 rpm grafik daya cenderung stabil walaupun bergelombang. Dalam kondisi ini menunjukkan bahwa roller CVT diameter 16 mm pada putaran mesin 7500 rpm – 8000 rpm menghasilkan gaya sentrifugal yang paling maksimal sekaligus stabil dalam menekan pulley primer dalam mengikat V-belt. Daya poros maksimal tercapai pada putaran 7500 rpm yaitu sebesar 4,55 hp. Daya poros maksimal terjadi hanya sesaat karena pada putaran mesin diatas 7500 rpm daya poros dengan menggunakan roller CVT diameter 16 mm menunjukkan grafik yang sudah mulai turun lalu stabil hingga putaran mesin 8000 rpm, dan sesaat kemudian daya mulai turun, hal ini terjadi karena semakin tinggi putaran mesin akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin kuat mendorong pulley primer sehingga semakin kuat dalam mengikat V-belt akibatnya radius V-belt pada pulley primer menjadi semakin besar dan to mengecil. user radius V-belt pada pulley commit sekunder Sehingga efek yang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
adalah putaran pulley primer menjadi lebih lama daripada perputaran pulley sekunder dan kinerja roller CVT semakin berat dalam menekan pulley primer. Dari gambar 4.2 dapat kita lihat grafik daya yang dihasilkan pada poros roda cenderung membentuk gelombang. Gelombang tersebut menunjukkan bahwa daya yang terjadi pada poros roda cenderung tidak stabil. Hal ini terjadi karena pada sepeda motor Mio Sporty Tahun 2007 hanya mempuyai satu buah torak dimana dalam dua kali putaran poros engkol hanya dihasilkan satu kali tenaga atau langkah usaha. Dari gambar 4.2 yang berupa grafik daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 dengan menggunakan roller CVT diameter 16 mm dapat
dihitung
secara
teoritis
dalam
pencapaian
daya
dengan
menggunakan rumus daya efektif sebagai berikut : N = T x n / 5252
Torsi dan putaran mesin sudah diketahui karena dengan penggunaan dynamometer dengan tipe Dynojet 250i data-data tersebut dapat terbaca (data besarnya torsi per putaran mesin terlampir). Dalam perhitungan teoritis pencapaian daya menggunakan roller CVT diameter 16 mm dengan data sebagai berikut maka akan dapat dibuktikan besarnya daya yang sama dengan pembacaan data menggunakan dynamometer tipe Dynojet 250i. T
= 3,75 lbs.ft
n
= 5500 rpm
N
= ….
N
= T x n / 5252
N
= 3,93 Hp
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
c) Daya pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT Diameter 17 mm Berikut ini merupakan grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 17 mm.
Gambar 4.3. Grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 17 mm Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa, pada putaran 5000 rpm5300 rpm grafik daya pada poros roda menunjukkan peningkatan yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pembukaan katup gas yang spontan mengakibatkan rpm meningkat dengan cepat sehingga dalam kondisi ini menunjukkan bahwa roller CVT yang terletak didalam pulley primer bergerak cepat untuk dapat mencapai puncak teratas jalur gerak roller CVT. Pada putaran mesin 5350 rpm – 5600 rpm grafik daya terus menunjukkan kenaikan namun tidak setinggi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi ini roller CVT sudah menekan pulley primer untuk mencapai titik maksimal dalam mengikat V-belt namun gaya sentrifugal yang dihasilkan masih cenderung lemah, hal ini disebabkan putaran mesin belum mampu mengimbangi kinerja roller CVT. Pada putaran mesin 5600 rpm-7850 rpm grafik masih meningkat dan pergerakkan peningkatan cenderung lebih halus. Hal ini disebabkan karena roller CVT mampu berimbang dengan kinerja putaran mesin sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan mampu menekan pulley primer commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
dalam mengikat V-belt dengan maksimal sehingga daya dari mesin menuju poros roda dapat tercapai secara optimal. Daya poros maksimal tercapai pada putaran 7700 rpm yaitu sebesar 4,48 hp. Daya poros maksimal terjadi hanya sesaat karena pada putaran mesin diatas 7700 rpm daya poros dengan menggunakan roller CVT diameter 17 mm menunjukkan grafik yang sudah mulai turun lalu stabil hingga putaran mesin 7900 rpm, dan sesaat kemudian daya mulai turun, hal ini terjadi karena semakin tinggi putaran mesin akan mengakibatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin kuat mendorong pulley primer sehingga semakin kuat dalam mengikat V-belt akibatnya radius V-belt pada pulley primer menjadi semakin besar dan radius V-belt pada pulley sekunder mengecil. Sehingga efek yang terjadi adalah putaran pulley primer menjadi lebih lama daripada perputaran pulley sekunder dan kinerja roller CVT semakin berat dalam menekan pulley primer. Dari gambar 4.3 dapat kita lihat grafik daya yang dihasilkan pada poros roda cenderung membentuk gelombang. Gelombang tersebut menunjukkan bahwa daya yang terjadi pada poros roda cenderung tidak stabil. Hal ini terjadi karena pada sepeda motor Mio Sporty Tahun 2007 hanya mempuyai satu buah torak dimana dalam dua kali putaran poros engkol hanya dihasilkan satu kali tenaga atau langkah usaha. Dari gambar 4.3 yang berupa grafik daya pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 dengan menggunakan roller CVT diameter 17 mm dapat
dihitung
secara
teoritis
dalam
pencapaian
daya
dengan
menggunakan rumus daya efektif sebagai berikut : N = T x n / 5252
Torsi dan putaran mesin sudah diketahui karena dengan penggunaan dynamometer dengan tipe Dynojet 250i data-data tersebut dapat terbaca (data besarnya torsi per putaran mesin terlampir). Dalam perhitungan teoritis pencapaian daya menggunakan roller CVT diameter commit to user 17 mm dengan data sebagai berikut maka akan dapat dibuktikan besarnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
daya yang sama dengan pembacaan data menggunakan dynamometer tipe Dynojet 250i. T
= 3,66 lbs.ft
n
= 5500 rpm
N
= ….
N
= T x n / 5252
N
= 3,83 Hp
d) Perbandingan Daya pada Poros Roda Menggunakan Roller CVT Diameter 15 mm, 16 mm, dan 17 mm. Tabel 4.4. Hasil pengamatan perbandingan daya pada poros roda dengan menggunakan Roller CVT diameter 15 mm,16 mm,dan 17 mm
Putaran Mesin (rpm) 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000
Daya Pada Poros Roda (hp) Roller CVT 15 Roller CVT 16 Roller CVT 17 mm mm mm 2,86 3,54 3,35 3,90 3,93 3,83 4,08 4,12 4 4,25 4,32 4,28 4,44 4,41 4,35 4,45 4,55 4,4 4,46 4,48 4,24 4,17 4,23 4,09 3,78 3,75 3,60
Tabel diatas merupakan hasil pengamatan perbandingan daya pada poros roda dengan menggunakan roller CVT diameter 15 mm (standar pabrik), 16 mm, dan 17 mm. Agar penyajian data lebih jelas, data diatas akan disajikan dalam grafik seperti pada gambar 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan daya pada poros roda ketika menggunakan Roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, dan 17 mm Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa, pada putaran mesin 5000 rpm-5500 rpm grafik daya poros roda yang terjadi ketika menggunakan roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, dan 17 mm menunjukkan peningkatan yang tidak sama. Pada putaran mesin 5000 rpm-5500 rpm ini pergerakkan roller CVT 15 mm adalah menuju pada pucak jalur roller CVT yang terletak didalam pulley primer. Dimana dalam hal ini, roller CVT 15 mm menunujukkan grafik peningkatan yang paling tinggi, namun daya yang dihasilkan paling rendah yaitu pada putaran mesin 5000 rpm menghasilkan daya 2, 86 Hp dan pada putaran mesin 5500 rpm menghasilkan daya 3, 90 Hp. Rendahnya daya yang dihasilkan roller CVT 15 mm ini karena pergerakkannya cenderung agak lambat dalam mencapai jalur puncak roller CVT sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk bekerja dengan baik. Sedangkan untuk peningkatan grafiknya yang paling tinggi disebabkan lamanya roller CVT 15 mm mencapai puncak jalur roller CVT sehingga roller CVT 15 mm yang menerima gaya sentrifugal dari putaran mesin melalui perputaran pulley primer akan menahan gaya sentrifugal yang diterimanya hingga mencapai commit to user jalur puncak roller CVT untuk digunakan mendorong pulley primer
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
mengikat V-belt sehingga mampu menyalurkan daya dari mesin menuju ke poros roda. Untuk penggunaan roller CVT diameter 16 mm pada putaran mesin 5000 rpm-5500 rpm menghasilkan daya yang lebih baik daripada roller CVT diameter 15 mm namun peningkatan grafiknya tidak terlalu tinggi. Pada putaran mesin 5000 rpm daya yang dihasilkan yaitu 3, 54 Hp dan pada putaran mesin 5500 rpm 3, 93 Hp. Dalam penggunaan roller CVT 16 mm ini grafik menunjukkkan bahwa gerak bebas roller terjadi lebih singkat daripada roller CVT diameter 15 mm yaitu dari putaran mesin 5000 rpm-5350 rpm. Meningkatnya daya yang dihasilkan roller CVT diameter 16 mm dibandingkan dengan roller CVT 15 mm dikarenakan pergerakkan roller CVT 16 mm lebih cepat menuju puncak jalur roller CVT karena diameternya lebih besar, sehingga putaran mesin dapat diimbangi oleh kinerja gerak roller yang lebih cepat efeknya gaya sentrifugal dapat bekerja dengan maksimal. Sedangkan untuk penggunaan roller CVT diameter 17 mm menghasilkan daya sebesar 3,35 Hp pada putaran mesin 5000 rpm dan daya sebesar 3,83 Hp pada putaran mesin 5500 rpm. Dalam penggunaan roller CVT 17 mm ini grafik menunjukkkan bahwa gerak bebas roller terjadi lebih singkat daripada roller CVT diameter 16 mm yaitu dari putaran mesin 5000 rpm-5300 rpm. Dalam hal ini grafik maupun peningkatan daya yang dihasilkan tidak lebih bagus atau menurun daripada penggunaan roller CVT diameter 16 mm dan 15 mm. Dengan menggunakan roller CVT 17 mm maka gerak roller didalam jalur roller akan semakin cepat mencapai jalur puncak roller CVT, sehingga mempercepat roller CVT menekan pulley primer. Namun dalan hal ini menyebabkan putaran mesin yang belum optimal harus memberikan gaya sentifugal yang besar terhadap roller CVT 17 mm, sehingga mengakibatkan pencapaian daya tidak optimal. Pada putaran mesin 5500 rpm grafik daya pada poros roda ketika menggunakan roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, ataupun 17 mm tetap commitgrafik to user mengalami peningkatan dengan yang lebih halus peningkatnya. Hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
ini dikarena roller CVT mulai mampu mengimbangi secara perlahan dengan baik beban kerja dari putaran mesin sehingga mampu mendorong pulley primer hingga mencapai kekuatan maksimal untuk mengikat V-belt yang akan menyalurkan daya dari mesin ke poros roda. Dalam penggunaan roller CVT diameter 15 mm menunjukkan grafik yang meningkat hingga sampai mencapai daya maksimal pada putaran mesin 7800 rpm yaitu sebesar 4,54 Hp. Pada penggunaan roller CVT diameter 16 mm menunjukkan grafik yang lebih baik dari roller CVT diameter 15 mm, dimana dalam penggunaan roller CVT 16 mm mampu menghasilkkan daya yang lebih besar pada putaran mesin yang sama apabila dibandingkan dengan penggunaan roller CVT diameter 15 mm Sehingga dengan penggunaan roler CVT 16 mm mampu menghasilkan daya maksimal mesin yang lebih cepat yaitu sebesar 4,55 Hp pada putaran mesin 7500 rpm. Sedangkan untuk penggunnaan roller CVT diameter 17 mm menunjukkan grafik yang tidak lebih baik dari roller CVT diameter 15 mm ataupun 16 mm, hal ini dikarenakan terlalu cepatnya gerak roller CVT sehingga terlalu memaksakan kinerja mesin yang tidak disesuaikan dengan beban kerjanya, sehingga pada penggunaan roller CVT 17 mm menghasilkan daya maksimal pada putaran mesin 7700 rpm yaitu sebesar 4,48 Hp. Perbedaaan pencapaian daya maksimal dari setiap roller CVT disebabkan karena ukuran diameter roller CVT yang tidak sama mengakibatkan kinerja putaran mesin terhadap setiap roller CVT berbeda pula sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan pada tiap putaran mesin masing-masing roller CVT juga berbeda Grafik daya poros roda pada penggunaan roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, dan 17 mm akan turun setelah mencapai daya poros maksimal. Grafik yang ditunjukkan tiap roller pun menunjukkan penurunan yang tidak sama. Dimana dalam gambar 15 ditunjukkan bahwa roller CVT diameter 15 mm setelah mencapai daya maksimal langsung menunjukkan penurunan grafik yang cepat, sedangkan untuk roller CVT to user diameter 16 mm setelah commit mencapai daya maksimal tidak langsung turun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
namun menunjukan grafik yang stabil baru kemudian turun setelah mencapai 8000 rpm. Begitu juga dengan penggunaan roller CVT diameter 17 mm setelah mencapai daya maksimal tidal langsung turun namun menunjukkan grafik yang stabil hingga 7850 rpm, walaupun tidak selama roller CVT diameter 16 mm dalam kestabilan daya setelah mengalami daya maksimal. Hal ini dikarenakan ukuran dari diameter roller CVT, dimana semakin besar ukuran diameter roller CVT maka permukaan roller CVT yang digunakan untuk mendorong pulley primer semakin besar sehingga gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT akan lebih maksimal dalam menyalurkan daya dari mesin menuju poros roda. Dengan berdasar pada perbandingan grafik daya diatas, dapat dijelaskan bahwa roller CVT diameter 17 terlalu cepat pergerakannya sehingga terlalu memaksakan beban kerja akibatnya daya maksimal yang dihasilkan paling rendah dan kestabilan daya setelah mencapai daya maksimal tidak terlalu lama. Untuk roller CVT diameter 15 tidak adanya kestabilan daya seusai mengalami pencapaian daya maksimal dikarenakan kekuatan tekan dari gaya sentrifugal diameter roller CVT 15 mm cenderung lemah karena ukurannya yang lebih kecil dibanding ukuran roller CVT diameter 16 mm dan 17 mm sehingga permukaan kerja roller tidak terlalu lebar akibatnya gaya sentrifugal yang dihasilkan tidak bekerja secara optimal. Sedangkan pada roller CVT 16 mm mampu menyetabilkan daya paling lama seusai pencapaian daya maksimal hingga putaran mesin 8000 rpm. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja roller CVT diameter 16 mm mampu mengimbangi kinerja putaran mesin dan menyalurkan gaya sentrifugal dengan maksimal sehingga pencapian daya bisa optimal. Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa bentuk grafik dengan berdasar pada bentuk gelombang menunjukkan perbedaan pada masing-masing roller CVT, dimana bentuk gelombang pada grafik daya penggunaan roller CVT diameter 15 mm menunjukkan grafik yang paling tidak teratur gelombangnya. Untuk grafik daya penggunaan roller CVT diameter 16 commit to teratur user dibanding roller CVT diameter mm menunjukkan grafik yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
15 mm. Hal ini dikarenakan ukuran diameter roller CVT yang semakin besar akan membuat pergerakan roller CVT semakin cepat sehingga putaran mesin dapat meningkat lebih cepat. Sedangkan untuk penggunaan roller CVT diameter 17 mm grafik daya semakin teratur atau semakin sedikit grafik yang berbentuk gelombang karena ukuran diameter yang semakin besar. e) Jawaban Pertanyaan Penelitian Dengan berdasar pada hasil pembahasan antar kinerja roller CVT diameter 15 mm, 16 mm, 17 mm dan perbandingan antara ketiganya, maka dapat disimpulkan bahwa jawaban terhadap pertanyaan penelitian adalah : 1. Pengaruh diameter roller CVT terhadap daya yang dihasilkan pada poros roda menunjukkan bahwa diameter
roller CVT dapat
mempengaruhi besar kecilnya daya. Hal ini juga harus disesuaikan dengan jarak lintasan roller CVT. Sebab dalam eksperimen ini menunjukkan bahwa roller CVT diameter 16 mm menghasilkan daya yang lebih baik daripada roller CVT diameter 15 mm, akan tetapi roller CVT diameter 17 mm menghasilkan daya yang paling rendah karena pergerakkan roller CVT yang terlalu cepat menekan pulley primer. 2. Penggaruh variasi putaran mesin terhadap daya yang dihasilkan pada poros roda menunjukkan bahwa kenaikan putaran mesin dapat menaikkan daya yang dihasilkan pada poros roda hingga daya maksimal karena semakin besar putaran mesin akan menyebabkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin besar sehingga daya dari mesin dapat disalurkan dengan maksimal menuju poros roda. Kenaikan putaran mesin setelah mencapai daya maksimal membuat daya yang dihasilkan pada poros roda menurun. 3. Interaksi diameter roller CVT dan variasi putaran mesin terhadap daya yang dihasilkan pada poros roda menunjukkan bahwa perubahan diameter roller CVT mengakibatkan puncak maksimal daya dapat digapai pada putaran mesin lebih awal sehingga mampu menghasilkan to user putaran bawah dengan commit daya yang lebih bertenaga Sedangkan putaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
mesin menyebabkan perubahan gaya sentifugal yang terjadi pada roller CVT menjadi lebih besar sehingga diameter pulley primer akan membesar dan daya pada roda akan naik f) Temuan Penelitian Penggunaan Roller CVT Diameter 16 mm dan 17 mm Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa penggunaan roller CVT dengan memperbesar ukuran diameter harus disesuaikan dengan sistem CVT terutama jalur gerak/lintasan kerja roller serta kapasitas mesin sehingga dengan penggunan roller CVT dengan diameter yang lebih besar dapat meningkatan performa motor dengan lebih baik. Dalam kasus eksperimen penggunaan diameter roller CVT diameter 15 mm ( standar pabrik ), 16 mm, dan 17 mm terhadap daya pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty Tahun 2007 menunjukkan bahwa pemakaian roller CVT 16 mm menunjukkan peningkatan performa yang lebih baik daripada penggunaan roller CVT 15 mm yang mengacu pada standar pabrik. Dalam eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan roller CVT diameter 16 mm mampu menghasilkan puncak daya maksimal pada putaran mesin lebih awal sehingga mampu menghasikan putaran bawah dengan daya yang lebih bertenaga. Sedangkan untuk penggunaan roller CVT diameter 17 mm menghasilkan daya yang menurun oleh karena terlalu cepatnya gerak roller yang tidak sesuai dengan putaran mesin sehingga terlalu memaksakan beban kerja yang diterima roller CVT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian 1. Perubahan ukuran diameter dari roller CVT (Continously Variable Transmision) 16 mm mampu menghasilkan puncak daya maksimal pada putaran mesin lebih awal sehingga mampu menghasikan putaran bawah dengan daya yang lebih bertenaga. 2. Perubahan ukuran diameter dari roller CVT (Continously Variable Transmision) 17 mm menghasilkan daya yang menurun oleh karena terlalu cepatnya gerak roller yang tidak sesuai dengan putaran mesin sehingga terlalu memaksakan beban kerja yang diterima roller CVT. 3. Penggunaan roller CVT diameter 16 mm pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty menghasilkan daya maksimal pada putaran mesin yang lebih awal dan lebih optimal dibandingkan dengan penggunaan roller CVT diameter 15. Pada penggunaan roller CVT diameter 16 mm menghasilkan daya mesin maksimal sebesar 4,55 Hp pada putaran mesin 7500 rpm, sedangkan dengan pemakaian roller CVT diameter 15 mm menghasilkan daya sebesar 4,54 Hp pada putaran mesin 7800 rpm. 4. Penggunaan roller CVT diameter 17 mm pada sepeda motor Yamaha Mio Sporty menghasilkan pencapaian daya yang terlalu cepat sehingga daya maksimal tidak optimal. Pada penggunaan roller CVT diameter 17 mm menghasilkan daya maksimal sebesar 4,48 Hp pada putaran mesin 7700 rpm. 5. Kenaikan putaran mesin dapat menaikkan daya yang dihasilkan pada poros roda hingga daya maksimal karena semakin besar putaran mesin akan menyebabkan gaya sentrifugal yang dihasilkan roller CVT semakin besar sehingga daya dari mesin dapat disalurkan dengan maksimal menuju poros roda. Kenaikan putaran mesin setelah mencapai daya maksimal membuat daya yang dihasilkan pada poros roda menurun.
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa penggunaan roller CVT dengan diameter 16 mm mampu menghasilkan daya maksimal pada putaran mesin lebih awal sehingga pada putaran bawah daya mesin lebih bertenaga. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengguna sepeda motor Yamaha Mio Sporty dalam meningkatkan ketercapaian putaran atas atau top speed, yaitu dengan menggunakan roller CVT diameter 16 mm ataupun 17 mm.
C. Saran 1. Pengguna sepeda motor matic hendaknya selalu memeriksa keadaan roller terutama dari ukuran diameternya, sebab dengan berkurangnya ukuran diameter roller CVT maka akan mengakibatkan daya yang dihasilkan mesin tidak dapat disalurkan dengan baik hingga pada poros roda. 2. Pengguna sepeda motor Mio Sporty hendaknya menggunakan roller CVT diameter 16 mm jika menginginkan putaran bawah yang lebih bertenaga sekaligus pencapaian putaran atas atau top speed yang lebih cepat 3. Perubahan ukuran diameter roller CVT harus memperhatikan ukuran dari pulley primer dalam hal ini terkait masalah jarak lintasan kerja roller dan kapasitas mesin 4. Bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan penelitian ini hendaknya melakukan penelitian terhadap pengaruh jarak gerak roller CVT terhadap diameter roller CVT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Alexander San Lohat. (2008) . Hukum I Newton Edisi Kedua Untuk SMA Kelas X. Diperoleh 26 Februari 2012 dari http://gurumuda.com/fisika-sma/5-Hukum%20I%20newton.pdf Arifianto, A. (2011). Modul Perawatan Sepeda Motor. Amuntai. Diperoleh 02 Maret 2012 dari http://www.scribd.com/mobile/documents/55000670/download?commit= Download+Now&secret_password Arsa Kursus Mekanik Motor. (2011). Cara Kerja Sistem Transmisi Otomatis / CVT (Mio, Spin, Vario,dll). Diperoleh 18 Februari 2012 dari http://www.arsakursusmekanikmotor.com/tips-artikel/cara-kerja-sistem transmisi-otomatis-cvt-mio-spin-variodll AvanzaXenia.net. (2006). Power and Torque (Tenaga dan Torsi). Diperoleh 8 Juli 2012 dari http:// http://www.avanzaxenia.net Basyirun, Winarno, & Karnowo. (2008). Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Budiana, M.D., Atmika, I.K.A., & Subagia, A. (2008). Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Variasi Berat Roller Sentrifugal Pada Continuosly Variable Transmission (CTV) Terhadap Kinerja Traksi Sepeda Motor, (2),97–102. Diperoleh 10 Februari 2012, dari http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/5.jurnal%20cakramadiatmika(unud)(1).pdf Chan.K.U,. Wong P.K., & Wu, H.W. ( 2009). Preliminary Study on Design and Control of a Novel CVT. Department of Electromechanical Engineering, Faculty of Science & Technology. SAE International. Macao. Diperoleh 4 Juni 2012, dari http://umir.umac.mo/jspui/bitstream/123456789/15600/1/5084_0_20097 011_SETC2009.pdf Erichard. (2008). Perbandingan 3 Motor Matic: Yamaha Mio, Honda Vario, dan Suzuki Spin. Diperoleh 26 Februari 2012 dari http://www.forumbebas.com/printthread.php?tid=29214 Genesis, Mind. (2008). Pilih Varian Matic Atau Motor Irit BBM. Diperoleh 17 Februari 2012 dari http://mygoldmachine.wordpress.com/2008/05/28/pilih-varian-maticatau-motor-irit-bbm/ commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
Giri
55 digilib.uns.ac.id
Wiarto. Dinamika. Diperoleh 26 Februari 2012 dari http://www.scribd.com/mobile/documents/63872327/download?commit= Download+Now&secret_password
Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 1 untuk SMK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 3 untuk SMK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Kaskus-The Largest Indonesian Community. (2011). Serba-Serbi Suzuki Spin, SkyWave, SkyDrive dan Hayate 5.0 - Part 1. Diperoleh 11 April 2012 dari http://archive.kaskus.us/thread/10733246/10 MaticHolic.com. (2011). CVT (Continously Variabel Transmision ). Diperoleh 29 Maret 2012 dari www.maticholic.com/news/537-all-about-cvt-dan-v-belt.html Mio Club Depok. (2010). Matic Yamaha Paling Bernilai. Diperoleh 20 Februari 2012 dari http://mioclubdepok-wibi.blogspot.com/2010/10/matic-yamaha-palingbernilai-category.html Nawita. (2011). Cara Mengendarai Motor Matic. Diperoleh 17 Februari 2012 dari http://www.amxmotor.com/blog-detail/cara-mengendarai-motormatic.html Ngarifin. (2010). Perhitungan Transmisi CVT. Diperoleh tanggal 08 Februari 2012 dari http://www.scribd.com/mobile/documents/71820657/download?commit= Download+Now&secret_password OtoTrendOnline. Komparasi Skutik 125cc : Suzuki Hayate 125 vs Yamaha Xeon 125. Diperoleh 20 April 2012 dari http://ototrend.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1 106:komparasi-skutik-125cc-suzuki-hayate-125-vs-yamaha-xeon125&catid=79:guides&Itemid=422 Partheeban, M A. (2011). Design And Fabrication Of Continuous Variable Transmission In Four Wheelers. International Journal of Advanced Engineering Technology. 2(4), 59-61. Diperoleh 4 Juni 2012, dari http://www.technicaljournalsonline.com/ijeat/VOL%20II/IJAET%20VO L%20II%20ISSUE%20IV%20%20OCTBER%20DECEMBER%202011 /ARTICLE%209%20IJAET%20VOLII%20ISSUE%20IV%20OCT%20 commit to user DEC%202011.pdf
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pratama, Bagja. (2009). Dipajang Dimana Saja, Motor Matik Tetap Paling Laris. Diperoleh 17 Februari 2012 dari http://oto.detik.com/read/2009/08/04/080305/1176859/648/dipajangdimana-saja-motor-matik-tetap-paling-laris Purnama, Pupung Budi. (2008). Memilih Roller Yang Tepat Untuk Motor Matic. Diperoleh 17 Februari 2012 dari http://pupungbp.erastica.com/scooter/memilih-roller-yang-tepat-untukmotor-matic/ Puspita, Diana, dkk. (2009). Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rokhman, Taufiqur. (2012). Menghitung Torsi Dan Daya Mesin Pada Motor Bakar. Diperoleh 7 Juli 2012 dari http://www. http://taufiqurrokhman.wordpress.com Sudaryanto. (2011). Sakti Pemeliharaan Transmisi. Bogor : CV. Bina Pustaka Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sutopo. (1997). Beberapa Miskonsepsi Tentang Gaya Sentripetal Dan Gaya Sentrifugal. Malang : Foton Swega. (2012). Meningkatkan Tenaga Mio Di Putaran Atas. Diperoeh 17 Februari 2012 dari http://ratmotorsport.wordpress.com/html/dragracingkoharspeednoken-asporting/ Topan, Setiawan. (2012). Pengertian dan Definisi Metode, Penelitian dan Metode Penelitian. Diperoleh 20 Juli 2012 dari http://setiawantopan.wordpress.com/2012/02/22/metode-penelitian-danmetode-penelitian/ Yamaha Motor Co, Ltd. (2003). Mio Service Manual. Yamaha Motor Co, Ltd Yamin, Mohamad, dkk. (2011). Analisa Dan Pengujian Roller Pada Mesin Gokart Matic. Diperoleh 07 Februari 2012 dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/industrialtechnology/2010/Artikel_20403008.pdf Warju. (2008). Teknik Mesin Gelar Automotive Short Training. Diperoleh 26 Februari 2012 dari http://ft-unesa.org/?ft_unesa=berita&sub=detil&id=40 Wikipedia Bahasa Indonesia. Daya. Diperoleh http://id.wikipedia.org/wiki/Daya_kuda commit to user
20
April
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Lampiran 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Lampiran 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Lampiran 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Lampiran 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Lampiran 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Lampiran 7
Replikasi 1 Rollerr CVT 15 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65 Replikasi 2 Roller CVT 15 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66 Replikasi 3 Roller CVT 15 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67 Replikasi 1 Roller CVT 16 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68 Replikasi 2 Roller CVT 16 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69 Replikasi 3 Roller CVT 16 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70 Replikasi 1 Roller CVT 17 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71 Replikasi 2 Roller CVT 17 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72 Replikasi 3 Roller CVT 17 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73 Grafik Daya Perbandingan Roller CVT 15 mm, 16 mm, dan 17 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Lampiran 8
FOTO PENELITIAN PEMBUATAN SPESIMEN
Proses pembubutan roller CVT menjadi diameter 17 mm
Proses pembubutan roller CVT diameter 16 dan 17 mm agar bisa masuk ke dalam pulley primer Mio Sporty 2007
Penggunaan Jangka Sorong untuk mengukur specimen diameter roller CVT
Proses pengeboran roller CVT untuk mengontrol berat tiap roller menjadi 11 gram
Penggunaan Timbagan digital untuk mengukur berat roller CVT
Pulley Primer dan Roller CVT diameter commit to user 15 mm, 16 mm, dan 17 mm
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Lampiran 9
FOTO PENELITIAN PENGUKURAN DAYA
Penempatan Yamaha Mio Spoty 2007 pada Dynojet 250i
Proses pergantian roller untuk setiap spesimen
Proses Pengujian daya Yamaha Mio Sporty 2007 dengan Dynojet 250i
Dynojet Model 250i
System CVT ( Continously Variabel Transmision) Yamaha Mio Sporty 2007 commit to user
Alat Dynojet
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Lampiran 10
Torsi pada Poros Roda Yamaha Mio Sporty Menggunakan Roller CVT ( Continously Variable Transmision ) Diameter 15 mm. Putaran Torsi Pada Poros Roda (lbs.ft) Mesin(rpm) 1 2 3 5000 3,01 3,01 3,01 5500 3,72 3,72 3,72 6000 3,57 3,57 3,57 6500 3,43 3,43 3,43 7000 3,33 3,33 3,33 7500 3,17 3,17 3,17 8000 2,93 2,93 2,93 8500 2,57 2,57 2,57 9000 2,21 2,21 2,21
Rata-Rata (lbs.ft) 3,01 3,72 3,57 3,43 3,33 3,17 2,93 2,57 2,21
Torsi pada Poros Roda Yamaha Mio Sporty Menggunakan Roller CVT ( Continously Variable Transmision ) Diameter 16 mm. Putaran Mesin(rpm) 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000
Torsi Pada Poros Roda (lbs.ft) 1 2 3 3,72 3,72 3,72 3,75 3,75 3,75 3,61 3,61 3,61 3,49 3,49 3,49 3,31 3,31 3,31 3,19 3,19 3,19 2,94 2,94 2,94 2,61 2,61 2,61 2,19 2,19 2,19
commit to user
Rata-Rata (lbs.ft) 3,72 3,75 3,61 3,49 3,31 3,19 2,94 2,61 2,19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Torsi pada Poros Roda Yamaha Mio Sporty Menggunakan Roller CVT ( Continously Variable Transmision ) Diameter 17 mm. Putaran Mesin(rpm) 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000
Torsi Pada Poros Roda (lbs.ft) 1 2 3 3,52 3,52 3,52 3,66 3,66 3,66 3,5 3,5 3,5 3,46 3,46 3,46 3,26 3,26 3,26 3,08 3,08 3,08 2,78 2,78 2,78 2,53 2,53 2,53 2,1 2,1 2,1
commit to user
Rata-Rata (lbs.ft) 3,52 3,66 3,5 3,46 3,26 3,08 2,78 2,53 2,1