PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN TOKO EMAS SUROBOYO (Studi Kasus di Pasar Kepanjen) Oleh : Arwinsyah Adisetyo *) Agus Widarko **) Muhammad Mansur ***) ABSTRACT Brand Image on Customer Loyalty Toko Emas Suroboyo in Kepanjen market. This research specifically examines the elements of brand image. The purpose of this study is analyze the influence elements of brand image on loyalty consumer of Toko Emas Suroboyo in Kepanjen market. Data used in this research were obtained from questionnaire (primary). Analysis technique used is linear regression using hypothesis tests, namely R² test, F test and t test. From this research, the result based on a statistical test that the variables of brand image which are favorability of brand association, strength of brand association and uniqueness of brand association altogether (simultaneous F test) have a significant influence towards on customer loyalty. The result based on t test, favorability of brand association and uniqueness of brand association have a positive and significant result towards on customer loyalty, strength of brand association has a negative and not significant result toward of customer loyalty. Key Words: Brand Image, Favorability of Brand Association, Strength of Brand Association, Uniqueness of Brand Association, Consumers Loyalty 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa yang bermunculan di pasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai produk barang dan jasa untuk memikat konsumen. Dalam sebuah pasar global tentu saja terjadi persaingan antara produsen dengan merek masing-masing untuk memikat konsumen. Pemasaran adalah salah satu jalan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Menurut Kotler dalam Kartajaya (2000) sejak dulu pemasaran dikenal memiliki 9 elemen yaitu: segmentasi, targetting, possitioning, diferensiasi, marketing mix, selling, brand, service, and process. Dan dapat disimpulkan bahwa produk, merek atau sebuah perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus kalau ia ,mampu membangun kesembilan elemen tersebut dengan baik. Salah satu dari elemen tersebut adalah brand atau merek. Merek pada hakikatnya adalah merupakan suatu janji penjual kepada konsumen untuk secara konsisten memberi seperangkat, atribut, manfaat dan pelayanan. Merek sangat bernilai mampu mempengaruhi pilihan atau preferensi konsumen yang dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Selain memliki identitas yang jelas, sebuah merek haruslah memiliki brand equity yang kuat sehingga merek tersebut pasti memiliki citra yang kuat pula didalam benak pelanggan. Brand image yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur yang terdapat pada Badan Pemegang merek (Keller, 1993), yaitu; keungulan asosiasi merek (Favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 195
(Strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association). Semakin kuat Brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu. Persaingan semakin meningkat diantara merek-merek yang beroperasi dipasar. Hanya produk yang memiliki brand image yang kuat yang tetap mampu bersaing dan mampu menguasai pasar. Pada masa sekarang ini, salah satu bisnis lokal adalah Toko Emas Suroboyo. Produk yang paling diunggulkan dari Toko ini adalah perhiasan emas yang selalu up to date dengan berbagai macam variasi. Toko Emas Suroboyo harus bisa bersaing dengan toko emas yang lainnya yang merupakan kompetitor Toko Emas Suroboyo. Kesadaran konsumen terhadap merek dibangun secara terus-menerus sepanjang daur hidup produk itu berlangsung. Persepsi kualitas dari badan pemegang merek terbentuk saat itu juga, dengan komitmen yang teguh dan tekat untuk menjadikan merek sebagai brand yang memiliki masa depan. Apabila ketiga elemen brand image sudah di bentuk maka loyalitas pelanggan terhadap merek akan menjadi tinggi yaitu commited buyer dimana pelanggan yang setia mempunyai kebanggaan menjadi pelanggan dari merek tersebut. Pada tingkat ini salah satu ciri loyalitas konsumen ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek kepada orang lain. Melalui loyalitas pelanggan, bagaimana suatu merek dapat bertahan di dalam benak pelanggan agar pelanggan dapat setia terhadap merek yang akan di konsumsinya. Disini brand image yang kuat akan mempengaruhi pelanggan untuk setia terhadap produk yang akan mereka konsumsi. Maka dari itu, elemen-elemen brand image yaitu keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) perlu di evaluasi agar dapat diketahui yang mana yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah Citra Merek (Brand Image) berpengaruh secara positif terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo?; 2) Variabel Citra Merek (Brand Image) manakah yang dominan berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui Apakah Citra Merek (Brand Image) berpengaruh secara positif terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo; 2) Untuk mengetahui Variabel Citra Merek (Brand Image) yang dominan berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo. 1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi: 1) Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah ke dunia usaha yang sebenarnya; 2) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur tingkat loyalitas pelanggan terhadap keputusan pembelian Emas yang dijual Toko Suroboyo.
196 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Pradiptas, (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel citra merek yang terdiri dari dimensi citra pembuat, citra pemakai, dan citra produk secara bersamasama (simultan-uji F) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel loyalitas konsumen. Berdasarkan uji t, citra pembuat berpengaruh negatif dan tidak signifikan (fluktuatif) terhadap loyalitas konsumen, citra pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen, dan citra produk berpengaruh positif dan tidak signifikan (fluktuatif) terhadap loyalitas konsumen. Nalau, (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa semua variabel dari brand image yaitu favorability of brand association, strength of brand association and uniqueness of brand association (Uji F) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. berdasarkan hasil Uji t , favorability of brand association and uniqueness of brand association memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan strenght of brand association memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan pada loyalitas pelanggan. Simanjutak, (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa citra merek mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 68% dan sisanya 32% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis menunjukan citra memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. 2.2 TINJAUAN TEORI 2.2.1 Citra Merek (Brand Image) Menurut Setiadi (2003:180) dalam penelitian terdahulu, Citra Merek (Brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Menurut Tjiptono (2011:112), brand image atau brand description yakni deskrispi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantuk mengungkap presepsi dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multi- dimensional scaling, projection techniques, dan sebagainya. Brand image itu sendiri diartikan “the set of beliefs consumers hold about a particular brand” (Kotler et al., 1999:770 dalam penelitian terdahulu). Maksudnya, brand image adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek. Pelanggan mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan merek mengenai di mana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Kepercayaan merek itu yang membentuk citra merek atau brand image. Brand Image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang asosiasi merek tersebut, yang meliputi “keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)” (Keller, 1993:8). Ketiga pengukuran brand image tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association). Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap merek tersebut.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 197
2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. 3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para produsen pesaing. 2.2.2 Loyalitas Pelanggan Loyalitas Pelanggan Dalam Hasan (2009:81) istilah loyalitas sudah sering di perdengarkan oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya. Dalam banyak literature mengemukakan definisi loyalitas sebagai berikut : 1. Sebagai konsep generik, loyalitas, menunjukkan kecendrungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. 2. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas merek (brand loyalty). Perbedaanya, bila loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama berulang kali. 3. Pembelian ulang merupakan hasil dominasi perusahaan (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus- menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama (Hasan, 2009:81). Berbeda dari kepuasan, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan prilaku membeli. Menurut Griffin (2005:31) pelanggan yang loyal merupakan orang yang: 1. Melakukan pembelian ulang secara teratur 2. Membeli antarlini produk dan jasa 3. Mereferensikan kepada orang lain 4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. 2.3 Hipotesis Hubungan antar variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut : 1. Citra Merek (Brand Image) melalui variable-variabel keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo. 2. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap Loyalitas Pelanggan Toko Emas Suroboyo. 3. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi Dan Waktu Penelitan Sesuai dengan tujuan penelitian seperti yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory (penelitian penjelasan). Lokasi dalam penelitian ini adalah di Toko Emas Suroboyo yang berada di Pasar Kepanjen Jl.A.Yani Kepanjen Kabupaten Malang yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2014. 198 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
3.2 Populasi dan Sampel Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para pembeli yang melakukan pembelian pada Toko Emas Suroboyo yang membeli pada bulan Februari sampai dengan April 2014. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 720 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Probability Sampling yaitu teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jenis Probability Sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling (Sampel Acak). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, peneliti menggunakan rumus Slovin yang didapatkan sejumlah 88 orang responden. 3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel a. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)(X1) Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap merek tersebut. Dalam penelitian ini pengukuran Keunggulan Asosiasi Merek, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut: Tersedianya banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, Harga yang ditawarkan bersaing, Kemudahan mendapatkan produk yang diinginkan, dan Nama perusahaan yang bonafit b. Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association)(X2) Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. Dalam penelitian ini pengukuran Kekuatan Asosiasi Merek, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :Kualitas layanan toko Emas Suroboyo terjaga dengan baik, Memenuhi rasa bangga pada diri konsumen, Mampu meyakinkan konsumen bahwa Toko Emas Suroboyo adalah toko yang terbaik, dan Senantiasa memperbarui kualitas layanan untuk mempertahankan posisi sebagai toko yang terbaik c. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)(X3) Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para produsen pesaing. Melalui keunikan suatu produk maka akan memberi kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan brand atau merek produk tersebut yang membedakannya dengan produk sejenis lainnya. Dalam penelitian ini pengukuran Keunikan Asosiasi Merek, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut : Menyediakan snack dan minuman bagi pelanggan yang melakukan transaksi, Memiliki pegawai yang kompeten, dan Memberikan merchandise disetiap awal tahun. d. Loyalitas Pelanggan (Y) Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam penelitian ini pengukuran Loyalitas Pelanggan, dapat diukur dengan indikator sebagai berikut : Konsumen Toko Emas Suroboyo akan melakukan pembelian secara berulang, Melakukan transaksi ditoko selain pembelian, Merekomendasikan pada pihak lain, dan Tidak terpengaruh oleh tawaran pesaing. JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 199
3.4 MODEL PENELITIAN Brand Image Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association)
Loyalitas Pelanggan (Y)
Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) Gambar 1. Model Penelitian 3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sedang metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan dokumentasi. 3.5 Metode Analisa Data 3.5.1 Pengujian Instrumen a. Uji Validitas Pada penelitian ini, digunakan uji validitas dilakukan dengan Person correlation. Adapun kriteria pengujiannya adalah: apabila r hitung < r Tabel maka tidak terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan 95% dan apabila r hitung > r Tabel terdapat data yang valid pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun untuk mencari Nilai r hitung dapat diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut: n . XY - ( X) . ( Y) r= n . X 2 - ( X)2 . n . Y 2 - ( Y) 2 Dimana: r = Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel X = Skor tiap butir Y = Skor Total b. Uji Reliabilitas Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus spearman-Brown atau teknik belah dua. Indeks reliabilitas dapat dicari dengan rumus Spearman-Brown sebgai berikut: 2(r.antar belah) rtt= (1 r.antar belah) dimana: rtt= reliabilitas instrumen Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila nilai reliabilitas instrumen lebih dari pada koefisien korelasi antar belah, berarti terdapat data yang reliabel pada tingkat kepercayaan 95%. Sebaliknya jika nilai reliabilitas lebih kecil daripada koefisien korelasi, berarti tidak terdapat data yang reliabel pada tingkat kepercayaan 95%. 200 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
3.5.2 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai redidual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya Suliyanto (2011: 69). 3.5.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinear Suliyanto (2011: 80). b. Uji Heteroskedastitas Tujuan dari uji asumsi ini untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual antara suatu pengamatan dengan paengamatan yang lain. Jika varian dari residual antara suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain berbeda maka disebut heterokedastitas, sedangkan model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastitas (Mardani, 2003:29) c. Uji Autokorelasi Menurut Santoso (2012:243) Autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorasi. Untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan: a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W d atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. 3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dan variabel terkait, maka data tersebut diukur dengan menggunakan regresi linier berganda. Menurut Sugiono, 1999:250, regresi linier berganda adalah: ”Alat ukur yang digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel tidak bebas bila variabel bebas dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”. Berdasarkan variabel yang diamati maka model diformulasikan sebagai berikut: Y=a+ + + Keterangan: Y = Variabel Loyalitas Pelanggan a = konstanta = Koefisien regresi = Keunggulan asosiasi merek = Kekuatan asosiasi merek = Keunikan asosiasi merek e = standart Error
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 201
3.5.5 Pengujian Hipotesis a. Uji F (simultan) Uji F dilakukan untuk menguji apkah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. b. Uji t (parsial) Uji t dilakukan untuk menguji apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis 4.1.1 Uji Instrumen a. Uji Validitas Hasil uji validitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1 Hasil Uji Validitas Item X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3 Y1 Y2 Y3 Y4
Koefisien Korelasi 0.669 0.664 0.752 0.788 0.684 0.821 0.644 0.764 0.795 0.683 0.832 0.693 0.625 0.698 0.793
Sig. 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
r Tabel 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230 0.230
Keterengan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. r lebih kecil dari 0.05 (α = 0.05) yang berarti tiap-tiap indikator variabel adalah valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian b. Uji Reliabilitas Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel Keterangan Cronbach alpha 1 2 3 4
X1 X2 X3 Y
0.688 0.703 0.658 0.653
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data primer diolah Dari Tabel 2 diketahui bahwa nilai dari alpha cronbach untuk semua Instrumen lebih besar dari 0,6. Dari ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya maka semua Instrumen yang digunakan untuk penelitian reliabel. 4.1.2 Uji Normalitas Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3
202 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
88 16.4773 1.99411 .160 .097 -.160 1.029 .218
X2
X3
88 16.7727 1.99843 .174 .110 -.174 1.163 .099
88 12.2955 1.61287 .189 .100 -.189 1.170 .080
Y 88 16.4432 1.89893 .158 .115 -.158 1.248 .065
Unstandardiz ed Residual 88 .0000000 1.31408557 .114 .092 -.114 1.071 .201
a. Test distribution is Normal. Sumber: Data primer diolah b. Calculated from data. Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. (dapat dilihat pada Tabel 3) atau lebih besar dari 0.05; maka ketentuan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4 Analisis Regresi Linier Berganda
Model 1
(Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 3.354 1.378 .324 .093 .225 .105 .324 .117
St andardized Coef f icients Beta .340 .237 .275
t 2.434 3.488 2.137 2.779
Sig. .017 .001 .036 .007
Berdasarkan pada Tabel 4 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 3,354 + 0,324 X1 + 0,225 X2 + 0,324 X3 + e Berdasarkan hasil analisis juga diperoleh hasil R 2 (koefisien determinasi) sebesar 0,521. Artinya bahwa 52,1% variabel Loyalitas Pelanggan akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, Keunggulan Asosiasi Merek(X1), Kekuatan Asosiasi Merek (X2), Keunikan Asosiasi Merek(X3). Sedangkan sisanya 47,9% variabel Loyalitas Pelanggan akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 4.1.4 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Hasil uji Multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas
Model 1
X1 X2 X3
Collinearity Statistics Tolerance VI F .600 1.665 .465 2.149 .580 1.723
Sumber: Data primer diolah Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance Inflation Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 203
b. Uji Heterokedastisitas Hasil uji Heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 6 Coeffi ci entsa Tabel 6 Hasil Uji Heterokedastisitas
Model 1
(Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 1.255 .795 .123 .054 -.050 .061 -.114 .067
St andardized Coef f icients Beta
t 1.577 1.292 -.817 -1.694
.309 -.125 -.232
Sig. .118 .244 .416 .094
a. Dependent Variable:diolah AbeRes Sumber : Data primer Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa nilai sig t seluruh variabel adalah > α (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi tidak nyata maka terdapat hubungan yang penting secara statistik di antara peubah sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
4.1.5 Pengujian Hipotesis a. Hipotesis I (F test / Serempak) Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 6 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 163.482 150.233 313.716
df 3 84 87
Mean Square 54.494 1.788
F 30.469
Sig. .000a
a.
Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Sumber: Data primer diolah b. Dependent Variable: Y Berdasarkan Tabel 7 nilai F hitung sebesar 30,469. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi = 3 : db residual = 84) adalah sebesar 2,711. Karena F hitung > F tabel yaitu 30,469 > 2,711 atau nilai sig t (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Loyalitas Pelanggan) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas (Keunggulan Asosiasi Merek (X1), Kekuatan Asosiasi Merek (X2), dan Keunikan Asosiasi Merek (X3)).
b. Hipotesis II (t test / Parsial) Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil sebagai berikut : 1) t test antara X1 (Keunggulan Asosiasi Merek) dengan Y (Loyalitas Pelanggan) menunjukkan t hitung = 3,488. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 86) adalah sebesar 1,988. Karena t hitung > t tabel yaitu 3,488 > 1,988 atau nilai sig t (0,001) < α = 0.05 maka pengaruh X1 (Keunggulan Asosiasi Merek) terhadap Loyalitas Pelanggan adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Loyalitas Pelanggan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Keunggulan Asosiasi Merek atau dengan meningkatkan Keunggulan Asosiasi Merek maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan secara nyata. 2) t test antara X2 (Kekuatan Asosiasi Merek) dengan Y (Loyalitas Pelanggan) menunjukkan t hitung = 2,137. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 86) 204 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
adalah sebesar 1,988. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,137 > 1,988 atau nilai sig t (0,036) < α = 0.05 maka pengaruh X2 (Kekuatan Asosiasi Merek) terhadap Loyalitas Pelanggan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Loyalitas Pelanggan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Kekuatan Asosiasi Merek atau dengan meningkatkan Kekuatan Asosiasi Merek maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan secara nyata. 3) t test antara X3 (Keunikan Asosiasi Merek) dengan Y (Loyalitas Pelanggan) menunjukkan t hitung = 2,779. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db residual = 86) adalah sebesar 1,988. Karena t hitung > t tabel yaitu 2,779 > 1,988 atau nilai sig t (0,007) < α = 0.05 maka pengaruh X3 (Keunikan Asosiasi Merek) terhadap Loyalitas Pelanggan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Loyalitas Pelanggan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Keunikan Asosiasi Merek atau dengan meningkatkan Keunikan Asosiasi Merek maka Loyalitas Pelanggan akan mengalami peningkatan secara nyata. Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan secara simultan dan parsial. Dan dari sini dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan adalah Keunggulan Asosiasi Merek karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung paling besar. 4.1.6 Implikasi Penelitian Dari hasil uji t semua variabel bebas yang terdiri dari Keunggulan Asosiasi Merek (X1), Kekuatan Asosiasi Merek (X2), Keunikan Asosiasi Merek (X3) berpengaruh terhadap Loyalitas Pelanggan. Hal ini diketahui dari hasil uji t hitung yang menunjukkan bahwa uji t hitung lebih besar daripada t tabel. Dan dapat diketahui bahwa dari tiga variabel bebas tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan adalah variabel Keunggulan Asosiasi Merek dengan indikator yang kedua yaitu Harga yang ditawarkan bersaing. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk mengetahui pengaruh secara individu (parsial) variabel bebas Keunggulan Asosiasi Merek (X1) Kekuatan Asosiasi Merek (X2), dan Keunikan Asosiasi Merek (X3) terhadap Loyalitas Pelanggan dilakukan dengan pengujian t-test. Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa terdapat tiga variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan yaitu Keunggulan Asosiasi Merek, Kekuatan Asosiasi Merek, dan Keunikan Asosiasi Merek. 2. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa variabel Keunggulan Asosiasi Merek mempunyai nilai t hitung dan koefisien beta yang paling besar. Sehingga variabel Keunggulan Asosiasi Merek mempunyai pengaruh yang paling dominan dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka variabel Keunggulan Asosiasi Merek mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Loyalitas pelanggan. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain: JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 205
5
1.
2.
Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu dari Keunggulan Asosiasi Merek, karena variabel Keunggulan Asosiasi Merek mempunyai pengaruh yang dominan dalam mempengaruhi Loyalitas Pelanggan, diantaranya yaitu dengan Menyediakan banyak pilihan di Toko Emas Suroboyo untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, Menawarkan harga yang bersaing, Kemudahan mendapatkan produk yang sesuai dengan yang diinginkan, dan tetap menjaga nama Toko Emas Suroboyo yang bonafit, sehingga Loyalitas Pelanggan akan meningkat. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Loyalitas Pelanggan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi Toko Emas Suroboyo untuk mengembangkan Penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, D.A. 1995. Building Strong Brands.The Free Press. New York Antonio Nalau 2012, Brand Image terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda Ghozali, Imam.2000. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP. Semarang Griffin, Jill. 2005. Costumer Loyalty : How To Earn It, How To Keep It. Yahya, Dwi Kartini. (Terjemahan). Costumer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hasan, Ali 2009. Marketing. Media Pressindo. Yogyakarta. Indriantoro, dan Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Keller, Kevin Lane. 1993. Conceptualizing, Measuring and Managing Customer- Based Brand Equity. Journal of Marketing (57) Jan: 1-22. Kotler, Philip, et al. 1999. Marketing Management: An Asian Perspective, 2nd edition. Prentice Hall. Inc:Singapore. Pradipta, Dyah Ayu Anisha. 2012. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli Pelumas PT Pertamina (Pesero) Enduro 4T Di Makassar. Makassar. Universitas Hasanuddin. Simanjutak. 2012 yang meneliti tentang Pengaruh Citra merek Terhadap Loyalitas Konsumen Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia. Singarimbun. 1989 Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung; Alfabeta Supranto. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga Tjiptono, Fandy. 2011. Seri Manajemen Merek 01 – Manajemen & Strategi Merek. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta *) Arwinsyah Adisetyo adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma **) Agus Widarko adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma ***) Muhammad Mansur adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
206 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014