PENGARUH AKTIVITAS DAKWAH BADAN PEMBINA KEROHANIAN ISLAM (BAPEKIS) BANK MANDIRI DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP IBADAH KARYAWAN
Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh:
ROMELIH 104051001924
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
PENGARUH AKTIVITAS DAKWAH BADAN PEMBINA KEROHANIAN ISLAM (BAPEKIS) BANK MANDIRI DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP IBADAH KARYAWAN SKRIPSI Diajukan sebagai tugas akhir dalam jenjang Strata Satu (S1) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
ROMELIH 104051001924
Di bawah bimbingan:
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si NIP.150275288
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul PENGARUH AKTIVITAS DAKWAH BADAN PEMBINA KEROHANIAN ISLAM (BAPEKIS) BANK MANDIRI DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP IBADAH KARYAWAN telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 4 Maret 2009 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Umi Musyarrofah, M.A. NIP: 150281980
Dr. H. Murodi, M.A. NIP: 150254102 Anggota Penguji I
Penguji II
Dr. Arief Subhan, M.A. NIP: 150262442
Drs. Wahidin Saputra, M.A. NIP: 150276299
Pembimbing
Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. NIP: 150275288
ABSTRAK Dakwah dalam arti yang seluas-luasnya adalah merupakan kewajiban setiap muslim, tidak hanya sebagai individu, tetapi dakwah juga dapat dilakukan secara organisasi. Maka Bergabungnya 4 (empat) Bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi PT. Bank Mandiri (Persero), mendirikan suatu badan yang yang bertugas untuk memberikan siraman rohani bagi para karyawan Bank Mandiri yaitu Bapekis Bank Mandiri yang bertekad bulat untuk membina, mengayomi, menyantuni, melindungi dan membekali dengan pengetahuan serta keterampilan yang sesuai dengan Syariah Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah Rasul serta meningkatkan kesadaran yang tinggi, bahwa bekerja dengan bersemangat, tekun, cermat, serta ikhlas memiliki nilai ibadah yang tinggi dihadapan Allah SWT. Dari latar belakang tersebut maka ada beberapa pertanyaan yang ingin penulis ungkapkan yaitu, aktivitas dakwah apa saja yang telah dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri dalam meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan? Bagaimana bentuk atau pola komunikasi yang dilakukan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya? Adakah pengaruh yang ditimbulkan dari kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri dalam peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan? Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan alat analisis perhitungan statistik yaitu rata-rata (mean) yang memberikan kesimpulan sesuai dengan analisis data yang ada dan dideskripsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan kenyataan hasil data. Kemudian penulis menggunakan metode regresi dan korelasi. Analisis regresi dilakukan apabila hubungan variabel berupa hubungan kausal atau fungsional antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen dan korelasi untuk mengetahui sejauh mana hubungan anatara variabel-variabel tersebut. Dari analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri dalam meningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan adalah Aktivitas dakwah yang dilakukan Bapekis Bank mandiri dalam meningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan adalah kegiatan ceramah dan diskusi yang membahas mengenai tema yang aktual yang diberikan dalam kegiatan pengajian tematis rabu yang merupakan program dari bidang ta’mir masjid dengan menggunakan pola komunikasi massa. Pengaruh aktivitas dakwah yang dilakakukan oleh Bapekis Bank Mandiri terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap karyawan dalam ibadah cukup besar. Ini dapat kita ketahui dengan nilai angka korelasi secara keseluruhan tentang hal tersebut sebesar 57,3% dan pengaruhnya sebesar 32,9%. Secara tersendiri, aktivitas dakwah tersebut berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan karyawan tentang beragama yaitu sebesar 38,2% dengan nilai korelasi sebesar 61,8%. Sedangkan nilai pengaruhnya terhadap perubahan sikap karyawan dalam beribadah sebesar 29,9% dengan nilai korelasinya sebesar 54,7%.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Maret 2009
Romelih
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, penggenggam setiap kejadian, pengangkat setiap kemuliaan, dan penyempurna kebahagiaan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir jaman. Skripsi ini disusun sebagai tugas terakhir selama menempuh jenjang Strata Satu (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, juga sebagai persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini dapat terselesaikan atas dukungan dan bantuan serta bimbingan semua pihak, oleh karena itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dihaturkan kepada: 1. Dr. H. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Arief Subhan, MA selaku Pembantu Dekan I, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan II, Drs. Study Rizal L.K, MA selaku Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Umi Musyarofah, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku Pembimbing
Akademik Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2004 kelas E. 3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Pembimbing Skripsi, dengan kesabaran dan kebijaksanaan serta keluasan wawasan keilmuannya telah memberikan bimbingan serta arahan dalam pembuatan skripsi ini. 4. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat selama kuliah di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam selama ini. 5. Ketua beserta Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Umum yang telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi selama kuliah dan dalam pembuatan skripsi ini. 6. Segenap Pengurus Bapekis Bank Mandiri Pusat yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data-data skripsi ini semoga Allah membalas dengan kebaikan. 7. Ayahanda Mursid dan ibunda Murdiah yang telah berjuang dengan jerih payah dan kasih sayangnya untuk keberhasilan anaknya sampai menyelesaikan S1, Kakanda Iwan, Suherman, Nurhayati dan keluarga yang telah memberikan dukungan selama ini. 8. Sadri dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi maupun nonmateri sehingga gelar S1 dapat tercapai. 9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya KPI E angkatan 2004, Maheso Jenar, Hasannudin, Irfan, Lukman (Munir), Saiful Anwar, Robby, Lutfi Harits dan semua teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan banyak motivasi dalam belajar selama ini dan memberikan arti sebuah persahabatan. 10. Seseorang yang akan selalu menjadi spesial di hati ini, Laila Fachriyah yang dengan kasih sayangnya banyak memberikan motivasi dan inspirasi dalam menjalani kehidupan ini. 11. Adik-adikku di Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya Arsyil, Leli, Resty, Chairunnisa dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga kalian cepat menyelesaikan studi kalian dan mencapai cita-cita kalian. 12. Sahabat-sahabatku PHC Boys, Mirza (L2), Rusdi (P2), Ade (T2), Irvan (E2), dan Anak Kost, Febrian, Wuluh, Maman, Warith, Vio dan teman-teman di SMUN 112, semoga persahabatan kita tidak pernah luntur seiring berjalannya waktu. 13. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah turut membantu selama masa studi dan proses penulisan skripsi ini. Hanya harapan dan do’a kepada Allah SWT, penulis berlindung dan berserah diri semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini penulis berdo’a semoga selalu dimantapkan iman, Islam dan ihsan dari Allah SWT. Amien Ya Rabbal A’lamien.
Jakarta, Maret 2009
DAFTAR ISI ABSTRAK…………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR…………………………………………………........... ii DARTAR ISI…………………………………………………………………. v TAFTAR TABEL……………………………………………………............. vii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. viii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………….......... 7 1. Pembatasan Masalah…………………………………….. 7 2. Perumusan masalah……………………………………… 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………....... 8 1. Tujuan Penelitian………………………………………… 8 2. Manfaat Penelitian……………………………………….. 9 D. Tinjauan Pustaka……………………………………………. 9 E. Sistematika penulisan……………………………………….. 11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pengaruh………………………………………… 12 B. Pengertian Aktivitas…………………………………………. 12 C. Pengertian Dakwah………………………………………….. 12 1. Unsur-unsur Dakwah…………………………………….. 14 2. Manajemen dakwah……………………………………… 18 D. Pola Komunikasi ……………………………………………. 26 1. Pengertian Pola…………………………………................26 2. Pengertian komunikasi ……..……………………………. 27 E. Sikap………………………………………………………….33 1. Pengertian Sikap…………………………………………..33 2. Proses dan Pembentukan Sikap…………………………... 34 F. Motivasi……………………………………………………... 35 1. Pengertian Motivasi……………………………………….35 2. Macam-macam Motivasi…………………………………. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian......................................... 38 B. Lokasi Penelitian……………………………………………. 39 C. Populasi dan Sampel………………………………………... 39 D. Variabel Penelitian………………………………………….. 40 E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian……………… 42 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………….. 44 G. Sumber data………………………………………………….46 H. Uji Validitas dan Reabilitas………………………………… 46
I. Metode Analisis data………………………………………...47 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Profil Bapekis Bank Mandiri…………...…………………… 50 B. Visi dan Misi Bapekis Bank Mandiri….……………………..50 C. Manajerial Bapekis Bank Mandiri…………………………... 51 D. Bentuk-bentuk Aktivitas Dakwah Bapekis Bank Mandiri…...52 E. Penemuan dan Pembahasan…………………………………. 61 1. Deskripsi Data Responden Penelitian……………………. 61 2. Deskripsi Kuesioner Penelitian…………………………... 64
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………….. 86 B. Saran………………………………………………………….88
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………............. 89 LAMPIRAN…………………………………………………………………… 93
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat keterangan permohonan bimbingan skripsi 2. Surat keterangan permohonan penelitian 3. Surat keterangan penelitian 4. Anggaran dasar Bapekis Bank Mandiri 5. Run down acara isra mi’raj Nabi Muhammad SAW 1428 H 6. Company profile Bank Mandiri 7. Angket pernyataan 8. Tabel pernyataan 9. Regresi 10. Nilai Validitas
DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan……………………....61 Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan usia……………………………... 62 Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin…………………… 63 Tabel 4. Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah………………………………….. 64 Tabel 5. Jumlah persentase materi dakwah yang disukai karyawan……………. 65 Tabel 6. Materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah…………………….. 66 Tabel 7. Pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah……………. 67 Tabel 8. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah....................................69 Tabel 9. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah…………. 70 Tabel 10. Buku ajar yang digunakan da’i………………………………………..72 Tabel 11. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama…………………. 73 Tabel 12. Perubahan sikap beragama karyawan dalam beribadah........................ 75 Tabel 13. Motivasi karyawan untuk belajar keagamaan....................................... 77 Tabel 14. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap…………………………………………………..79 Tabel 15. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan karyawan dalam beragama…………………………………………… 81 Tabel 16. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap perubahan sikap karyawan dalam Bergama………………………………………………………. 83
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Hubungan antar variabel terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap karyawan dalam beragama…………………………………………………............. 41
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan kegiatan pengembangan agama yang telah lama dirintis oleh para Nabi dan Rasul SAW. Kegiatan tersebut memanglah bukan suatu hal yang mudah yang harus dilakukan umat Islam. Tindakan kita akan banyak menemui tantangan dan halangan dalam melaksanakan kegiatan dakwah. Allah SWT berjanji akan memberikan ganjaran pahala yang berlimpah bagi yang menempuhnya. Islam adalah agama yang di dalamnya terdapat ajaran untuk melaksanakan dakwah baik secara berkelompok maupun perorangan. Dakwah dapat direalisasikan melalui perkataan (bil lisan), tulisan (bil qalam) dan perbuatan (bil hal). Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa Islam adalah agama dakwah. Dakwah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu muslim dan muslimah untuk mensyiarkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Keberadaannya menjadikan Islam tegak dan kokoh di muka bumi ini. Aktivitas dakwah Islam yang maju akan membawa pengaruh terhadap kemajuan agama. Sebaliknya aktivitas dakwah yang lesu akan berakibat pada kemunduran agama. Oleh karena itu, maka dapat dimengerti jika Islam meletakkan kewajiban dakwah di atas pundak setiap pemeluknya.1 Menurut Rabi’ bin Hadi al-Madkhali dalam Fiqih Dakwah Para Nabi AS, dakwah merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT, 1
Andy Darmawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: LESFI, 2002) h.xiii
sehingga wajar jika Allah SWT menyebutkan bahwa sebaik-baiknya perkataan seorang hamba adalah ajakan kepada manusia untuk berbuat kebajikan yang merupakan menuju jalan Allah SWT dan beramal shalih.2 Sebagai umat Islam dan hamba Allah SWT, manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran nilai-nilai kebenaran di tengahtengah kehidupan masyarakat. Sesungguhnya dakwah kepada agama Allah SWT (baca: Islam) merupakan jalan (yang ditempuh) Rasulullah SAW dan para pengikutnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
ََْْ ه"ِ! َ ِِْ اَدُْْا اَِ ا ِ ََ ََِْةٍ اََْ وََِ ا ََِ وَُ ْ َنَ ا ِ وََ ا$ُ% ََِِْ اْ(ُ'ِْآ “Katakanlah: “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan bashira. Maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)3 Bahkan Rabi’ bin Hadi al-Madkhali menambahkan bahwa dakwah kepada agama Allah SWT merupakan tugas utama para Rasul dan pengikutpengikutnya tanpa terkecuali, yaitu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid dan dari neraka menuju ke surga.4 Pentingnya dakwah bagi umat manusia menjadikan manusia harus mempelajari dengan baik tentang dakwah itu sendiri. Dalam melaksanakan dakwah, seseorang da’i atau da’iyah harus mempunyai wawasan yang luas tentang hal yang disampaikannya sehingga hujjah atau pendapat yang diberikan dapat diterima oleh mad’u. Da’i atau da’iyah juga harus 2
Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, Fiqih Dakwah Para Nabi AS, (Bogor: Media Tarbiyah, 2006), Cet. Ke-1, h. 1-2 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), cet. Ke-IV, h. 533 4 Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, Fiqih Dakwah Para Nabi AS, h. 2
menyesuaikan metode yang digunakan dengan mad’u yang dihadapi, bersifat dinamis sesuai dengan perubahan zaman, dan tidak keluar dari garis yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sungguh beruntung bagi manusia yang mampu mengemban tugas dakwah, karena mereka termasuk golongan pilihan orang-orang terbaik dan paling dicintai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT:
ً*َ+َِْ, َِرْض/ِْ ا0 ٌ$َِ2 َِ*ِ ا3ِ4َ5َ(ِْ َ67ََلَ ر% ْوَاِذ “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah: 30)5 Kegiatan dakwah di tengah-tengah masyarakat secara langsung dapat juga disebut direct marketing atau kegiatan memperkenalkan atau mengajak orang lain secara langsung dengan tujuan agar yang bersangkutan menjadi tertarik dan kemudian menjadi bagian dari hasil kegiatan tersebut. Hakekat dari kegiatan dakwah adalah memperkenalkan dan kemudian mengajak orang lain agar tertarik dan mendukung dakwah. Kegiatan dakwah secara langsung pernah dilakukan Rasulullah saat awal-awal Islam diperkenalkan. Beliau “memasarkan” produk yang bernama Islam dari pintu ke pintu. Lambat laun upaya yang dilakukan Rasulullah membuahkan hasil hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun. Dan hasilnya adalah tersebarnya Islam keseluruh penjuru dunia. Cara Rasulullah tersebut tentu saja dengan penuh perhitungan dan mendapat petunjuk dari Allah SWT.
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, cet. Ke-V, h. 140
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa dakwah bukanlah kegiatan yang pasif. Dalam berdakwah, seorang da’i janganlah hanya menunggu mad’u untuk memanggilnya untuk mendapatkan pengetahuan agama. Tetapi sebagai da’i yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah haruslah mendekati mad’u sehingga mereka merasa mudah untuk mendapakan pengetahuan tentang agama yang mereka butuhkan di tengah-tengah kesibukan mereka sehari-hari. Selain itu, tujuan dari berdakwah adalah mengajak manusia ke jalan Tuhan, jalan yang benar yaitu Islam dan untuk membuat manusia memliki kualitas akidah, ibadah dan akhlak yang tinggi. Bisri Affandi mengatakan bahwa yang diharapkan dari dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga masyarakat, way of thinking atau cara berpikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. 6 Manusia akan mampu menggunakan potensi dirinya semaksimal mungkin jika jiwanya tenang, hatinya tenteram dan suasana yang menyenangkan. Untuk mendapatkan semua itu manusia perlu pendorong sebagai penggerak dalam hidupnya yaitu agama. M. Syafaat Habib mengungkapkan bahwa agama sebagai sesuatu yang memang diperlukan manusia, untuk mengembangkan kemauan, kemampuan dirinya, penuntun
6
Bisri Affandi, Beberapa Percikan Jalan Dakwah, (Surabaya: Fakultas Dakwah Surabaya, 1984), h. 3
dalam hidup serta memudahkan manusia mencari apa yang diinginkan dalam hidup baik berupa material maupun immaterial.7 Dari pendapat di atas memperkuat pendapat bahwa agama diperlukan oleh manusia sepanjang manusia itu mau mengkaji, meneliti dan mempraktekkan agama dalam kehidupan sehari-hari maka manusia akan merasakan manfaat dari agamanya. Sejalan dengan perkembangan zaman, kegiatan dakwah untuk menyampaikan nilai-nilai Islam tidak hanya dilakukan di masjid-masjid maupun di rumah-rumah saja. Namun, berdakwah kini juga dapat dilakukan di perusahaan yang merupakan salah satu tempat pusat kegiatan manusia dalam mencari kehidupan duniawi. Hal tersebut untuk mewujudkan tujuan dakwah yang sebenarnya, yaitu untuk merubah masyarakat sebagai sasaran dakwah kearah kehidupan yang lebih baik. Sehingga dakwah wajib dijalankan oleh setiap muslim di mana saja dan kapan saja, serta tidak hanya melalui media mimbar saja tetapi juga dalam segala aktivitasnya. Sesuai dengan pernyataan di atas, segala aktivits dakwah tidak hanya dilakukan di lingkungan masyarakat saja melainkan pula di lingkungan perusahaan. Dengan adanya aktivitas-aktivitas dakwah di perusahaan yang merupakan pusat berkumpulnya semua karyawan dalam suatu wadah, dari kegiatan ini terjalin suatu ikatan emosi yang menimbulkan komunikasi, lalu dari komunikasi dalam satu wadah inilah membawa mereka kepada terjalinnya komunikasi di lingkungan kerja.
7
M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982), cet. Ke-1, h.34
Bila kita cermati ternyata orang-orang yang bekerja setiap hari dan bergelut dengan kesibukan serta berlomba dengan waktu, kehidupannya sangatlah terasa kering dari ketenangan jiwa. Mereka cenderung lebih mementingkan akan kehidupan dunia dan hampir melupakan akan kehidupan akhirat. Layaknya pohon yang ditanam di tanah yang subur tetapi tak pernah disiram, maka pohon itu akan layu bahkan akan mati. Begitu juga manusia, walaupun ia bekerja di tempat yang bagus, posisi yang menguntungkan, dan uang yang berlimpah tetapi tanpa adanya siraman untuk rohaninya, maka kehidupannya akan terasa kering, tidak nyaman dan tidak ada ketenangan di dalam jiwanya. Oleh karena itu, sangatlah penting dakwah bagi kehidupan mereka sebagai cara untuk mendapatkan pendidikan dan menunutut ilmu agama. Sebagai manusia yang peduli terhadap saudara-saudaranya maka kita harus menolong mereka dengan memberikan kemudahan untuk mereka dalam mendapatkan siraman rohani keagamaan. Aktivitas dakwah telah banyak dilakukan diberbagai perusahaan besar yang berhubungan dengan kepentingan publik atau masyarakat. Salah satunya adalah Bank Mandiri Pusat yang terletak di Plaza Mandiri Jakarta Selatan. Bank Mandiri merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini merupakan gabungan dari bank-bank yang terlikuidasi. Seperti perusahaan yang lainnya, Bank Mandiri memiliki banyak karyawan dan setiap harinya mereka sibuk untuk melayani masyarakat. Dalam mencari siraman rohani, di perusahaan ini tidaklah sulit. Badan Pembina Kerohanian Islam atau lebih di kenal dengan Bapekis Bank Mandiri secara rutin memberikan siraman rohani atau dakwah tentang Islam kepada karyawan
dengan memanggil para da’i ke perusahaaan ini setiap minggunya guna meningkatkan pengetahuan karyawan tentang agama Islam kepada karyawan. Kegiatan dakwah yang dilakukan di Bank Mandiri merupakan sebagai salah satu upaya untuk peningkatan keimanan karyawan. Bila kita cermati, aktivitas dakwah Bapekis Bank Mandiri ini sangatlah menarik minat karyawan untuk mengikuti kegiatan ini setiap minggunya. Sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan dakwah ini dalam hal peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap karyawan khususnya dalam hal ibadah dan aplikasinya dalam kehidupan karyawan sehari-hari, serta bagaimanakah pola komunikasi yang digunakan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri dalam menyampaikan pesan dakwah kepada karyawan. Dengan demikian penelitian ini mengangkat judul tentang “Pengaruh Aktivitas Dakwah Badan Pembina Kerohanian Islam (Bapekis) Bank Mandiri Dalam Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Sikap Ibadah Karyawan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada hal aktivitas dan peran dakwah yang diadakan oleh Badan Pembina Kerohanian Islam (BAPEKIS) Bank Mandiri Pusat Jakarta Selatan dikhususkan dalam bidang ta’mir masjid program pengajian tematis yang diselenggarakan
pada tiap hari rabu setelah shalat Dzuhur yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan dengan menekankan pada pola komunikasi yang digunakan oleh da’i untuk menyampaikan pesan dakwahnya. Ibadah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibadah shalat, puasa dan zakat. 2. Perumusan masalah Dari
pembatasan
masalah
tersebut,
maka
peneliti
dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: a. Aktivitas dakwah apa saja yang telah dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri dalam meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan? b. Bagaimana bentuk atau pola komunikasi yang dilakukan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. c. Adakah pengaruh yang ditimbulkan dari kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri dalam peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri serta pengaruhnya dalam meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan.
b. Untuk menganalisis pola komunikasi yang digunakan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwahnya. c. Pengaruh dakwah Bapekis Bank Mandiri dalam meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan. 2. Manfaat Penelitian a. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan khazanah dalam keilmuan dakwah dan komunikasi massa. b. Hasil temuan dapat dijadikan referensi bagi pengurus Bapekis Bank Mandiri untuk mengambil kebijakan dan menyusun program dalam upaya pengembangan pelaksanaan aktivitas dakwah di Bank Mandiri Pusat Jakarta Selatan. c. Data yang ditemukan dari penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan penelitian lanjutan
tentang aktivitas
dakwah di suatu perusahaan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai data untuk menyususn kegiatan dalam menjalankan aktivitas dakwah di lingkungan masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumnya dan adanya validitas atau keabsahan teori yang ada pada skripsi sebelumnya dijadikan sebagai rujukan dalam data berikutnya. Berikut ini judul-judul skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka:
1. Dakwah Badan Kerohanian Islam Rumah Sakit Haji Jakarta dan Pengaruhnya terhadap Ibadah Pegawai Setempat, karya Lukman Yuni Akbar, KPI/2007 yang berisikan mengenai pelaksanaan dakwah yang dilakukan BKI Rumah Sakit Haji Jakarta berdampak pada peningkatan pelaksanaan ibadah para jamaah yang telah mengikuti pengajian tersebut. 2. Pengaruh Aktivitas Dakwah terhadap Peningkatan Komunikasi Antar Karyawan Di Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, karya Pathona Nur Fajri, KPI/ 2007, yang berisikan tentang adanya pengaruh antara aktivitas dakwah terhadap peningkatan komunikasi antar karyawan dan ternyata pengaruhnya hanyalah sedikit sekitar 5% atau 0,195 dari data yang ada. 3. Peranan Badan Pembina Dakwah Islam (BPDI) dalam Meningkatkan Pengamalan Keagamaan Para Pegawai di Lingkungan Depatemen Pekerjaan Umum, karya Entom Rustam, KPI/ 2005, yang berisikan mengenai peranan BPDI dalam meningkatkan pengamalan keagamaan pegawai dalam hal ibadah ritual seperti ritual shalat berjamaah dan kegiatan ini cukup berperan walaupun perubahan yang disebabkan masih terbilang sedikit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini mencoba untuk mengetahui pesan dakwah yang dilakukan oleh BAPEKIS Bank Mandiri dengan melihat pada metode yang digunakan sehingga dapat diketahui proses komunikasi yang dilakukan oleh da’i yang mana hal tersebut untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan Bank Mandiri Pusat mengenai nilai-nilai agama.
E. Sistematika Penulisan Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terrdiri dari sub bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN membahas tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS membahas tentang Pengertian Pengaruh, Pengertian Aktivitas, Pengertian Dakwah, Pola Komunikasi, Sikap dan Motivasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN membahas tentang Pendekataan dan Desain Penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Indikator Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Sumber Data, Uji Variabel dan Reabilitas, dan Metode Analisis Data.
BAB 1V TEMUAN DAN ANALISIS DATA membahas tentang Profil Bapekis Bank Mandiri, Visi dan Misi Bapekis Bank Mandiri, Manajerial Bapekis Bank Mandiri, Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah Bapekis Bank Mandiri dan Penemuan dan Pembahasan. BAB V
PENUTUP membahas tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pengaruh Pengaruh menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.8 Berdasarkan definisi di atas, penelitian
ini
mendefinisikan
pengaruh
sebagai
suatu
daya
untuk
meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap dengan menekankan pada pola komunikasi yang digunakan dalam pelaksanaan aktivitas dakwah.
B. Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik itu oleh seseorang atau perkelompok, sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.9 Penelitian ini mendefinisiskan aktivitas sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam hal peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap dengan cara dakwah.
C. Pengertian Dakwah Dakwah yaitu setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan
8
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. 12 Ke-10, h. 74 9 Ibid, h. 17
garis aqidah syari’at dan akhlak islamiyah. 10 Dalam pengertian khusus “dakwah berarti mengajak pada diri sendiri ataupun pada orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tercela (perbuatan yang dilarang) oleh Allah dan Rasul-Nya pula. Jadi dakwah dalam pengertian khusus bisa diidentikan dengan Al-amru bi al-ma’ruf wa al nahy’an almunkar”.11 Dari keseluruahan definisi dapat dipahami bahwa dakwah secara makro berarti upaya pembebasan umat manusia secara fundamental, yaitu aktualisasi teologis (iman yang dimanifestasikan dalam sistem kegiatan dalam bidang sosial kemasyarakatan). Kegiatan ini dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, dan bertindak pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural dalam rangka mewujudkan ajaran Islam dalam segi kehidupan.12 Dari sudut pandang pengertian definisi aktivitas dakwah terdiri dari dua kata yang berbeda, sesuai dengan definisi yang telah dijabarkan di atas, maka apabila digabungkan keduanya dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas dakwah di sini adalah serangkaian bentuk kegiatan berupa ta’lim, seminar, tadabur alam yang bernuansa islami dan lain-lain yang menyeru kepada karyawan untuk termotivasi dalam melakukan nilai-nilai agama Islam.
10
Kafrawi Ridwan, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), cet. Ke-
11
Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), h.
12
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Islam, (Yogyakrta: PLP2M, 1985), h.
6, h. 8 30 5
Berikut ini adalah unsur-unsur dakwah menurut Moh. Ali Aziz:13 1. Unsur-unsur Dakwah a. Da’i atau Subjek Dakwah Da’i atau subjek dakwah adalah pelaku atau pelaksana yang dilakukan perorangan atau kelompok baik itu muslim dan muslimah yang diberi tugas oleh Allah untuk mengajak orang lain kepada agamanya dengan persyaratan-persyaratan tertentu baik itu secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kemampuannya masingmasing. b. Mad’u atau Objek Dakwah Mad’u dapat dikatakan pula mitra dakwah atau penerima dakwah. Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruahan. c. Materi Dakwah Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:
13
Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet. Ke-1, h. 79
1) Masalah Keimanan (Aqidah) Aqidah dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan Rukun Iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
,/ وام ا: ور: ; وآ:;345ی(ن ان <ن و/ا (CD !! وﺵ! )روا, @رA <و Artinya: “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, kepada hari akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (H.R. Al-Bukhari, I/19,20 dan Muslim).14
2) Masalah Keislaman Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia (52:58). Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:
آةFة و< ا5 اCA و: 'ك/م ان @ ا و5/ا .H اI ن وJ* وم رKو+(ا Artinya: “Islam adalah engkau menyembah Allah dan dan tidak berbuat syirik kepada-Nya, engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.” (H.R. Al-Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab Su’alu Jibril AnNabi SAW wa Anil Iman wal Islam wal Ihsan, no.50)15
14
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Penerjemah, Agus Hasan Bashori, Kitab Tauhid 2, (Jakarta: Darul Haq, 1998), cet. Ke-1, h. 15 15 Ibid, h. 10
3) Masalah Budi Pekerti (Akhlakul karimah) Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman. Akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman, sebab sabda Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda yang artinya: “Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlak.” (Hadits Shahih)16 d. Metode Dakwah Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah itu harus dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan cara-cara yang tepat. Cara tersebut dalam Al-Qur’an dirumuskan dengan istilah bil hikmah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat AnNahl ayat 125: "$%& !"#
'./01"☺, 2 '"☺)*+,- % 7,8 "92 5 '34'+,-
AB 4?2@ =&> :;< % A4G "☺% EF?02@ D> "$C%& EF?02@ D>2 5 H@ !"# +0 GL +IJ8+K?7☺, % Artinya: “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara yang terbaik, sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
16
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Startegi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
60
saja yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. 16:125)17 Ayat tesebut memberikan pedoman bagaimana dakwah harus dilaksanakan, yaitu dengan cara: 1) Hikmah; kemampuan untuk memilih bentuk yang tepat dan mempergunakannya secara tepat.18 2) Mau’idzatil hasanah; tutur kata pendidikan dan nasihat-nasihat yang baik.19 3) Mujadalah billati hiya ahsan; suatu percakapan atau kegiatan dalam bentuk tukar pikiran yang dilakukan untuk memberi kepuasan yang tadinya tidak dapat menerima sesuatu dengan baik.20 e. Media Dakwah Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.21 f. Tujuan Dakwah Sedangkan tujuan dakwah menurut Wardhi Bachtiar adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridho Allah SWT.22 Menurut Rafiudin dan Maman Abdul Jalil memberikan pengertian bahwa tujuan dakwah adalah semata-mata karena Allah.
17
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an’, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. Ke-4, Vol. 7, h. 383 18 M. Natsir, Fiqh Da’wah, (Surabaya: Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Surakarta, 1970), cet. Ke-1, h. 16 19 Syaikh Abdur Rahman Abd. Khaliq, Penerjemah, Salim Buzemool, Strategi Dakwah Syar’iyyah, (Jakarta: Pustaka Mantik, 1996), cet. Ke-1, h. 107 20 Ibid, h. 158 21 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 63 22 Wardhi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 37
Dakwah yang bertujuan selain Allah atau menyertai tujuan-tujuan yang lain,
seperti
tujuan
dalam
kepentingan
pribadi
adalah
suatu
penyimpangan.23 2. Manajemen Dakwah a. Pengertian Manajemen Dakwah Berdakwah agar tercapai tujuannya dengan baik maka harus diatur dengan manajemen yang baik. Tanpa sebuah manajemen maka dakwah yang kita lakukan hanya sebatas dakwah yang asal-asalan. Demikian pula gerakan dakwah yang frontal, dan tidak terorganisir dengan baik, menyebabkan kesalahan langkah dalam operasional gerakan dakwah, sehingga dakwah tidak membawa perubahan apa-apa. Padahal tujuan dakwah adalah untuk merubah masyarakat sasaran dakwah ke arah yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriyah maupun batiniyah, duniawiyah maupun ukhrawiyah. Tujuan mulia tersebut dapat diraih apabila dakwah diatur dengan baik. Manajemen juga terdapat hampir di semua kegiatan manusia, seperti di sekolah, di pasar, lembaga sosial, bahkan rumah tangga pun butuh manjemen. Apalagi dengan banyaknya problematika dakwah yang semakin komplek, maka pelaksanaan dakwah tidak mungkin dilaksanakan oleh seorang saja, akan tetapi harus dilaksanakan oleh semua umat Islam. Kegiatan dakwah menjadi semakin mudah bila dalam pelaksaannya dilakukan secara organisasi. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan dakwah berjalan secara efisien dan efektif dan proses pelaksanaan dakwah dapat 23
Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 32
terarah dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem kerja yang efektif dan efisien. Sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Rasyad Shaleh, bahwa untuk menghadapi masalah-masalah dakwah yang makin berat, penyelenggaraan dakwah tidak mungkin dilakukan oleh seorang saja, akan tetapi harus diselenggarakan oleh para pelaksana dakwah secara bekerja sama dalam satu kesatuan yang tersusun rapi dan direncanakan semaksimal mungkin dan menggunakan sistem kerja yang efektif dan efisien. 24 Terkait dengan pelaksaan dakwah, maka penerapan manajemen mutlak digunakan untuk keberhasilan sebuah dakwah. Hal tersebut dikarenakan dalam manajemen memberikan penjelasan bagaimana cara sebuah organisasi merencanakan sebuah kegiatan, mengorganisasikan dengan mendelegasikan kewenangan kepada personil dalam organisasi tersebut. Manajemen organisasi selain memberikan kewenangan kepada personil organisasi juga memberikan tugas kepada personil organisasi untuk melaksankan program dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan dakwah selama waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Abdul Rasyad Shaleh yang telah dikutip oleh Rafiuddin dan Maman Abdul Jalil, mengatakan bahwa
manajemen dakwah adalah sebagai proses
merencanakan tugas, mengelompokkan tugas,
24
menghimpun dan
Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), cet. Ke-1, h. 101
menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas itu, kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan dakwah.25 Sementara itu, Zaini Muchtarom dalam buku Dasar-dasar Manajemen Dakwah mengemukakan bahwa manajemen dakwah adalah suatu kepemimpinan yang fungsi dan perannya sebagai manajer suatu organisasi atau lembaga dakwah yang bertanggung jawab atas jalannya semua fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.26 Usaha dakwah islamiyah yang mencakup segi-segi yang sangat luas itu hanya dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, apabila sebelumnya sudah dilakukan dengan tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan secara matang. Dengan perencanaan, maka penyelanggaraan dakwah dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi. Hal ini dapat terjadi sebab dengan pemikiran secara masak mengenai hal-hal apa yang harus dilaksanakan dan bagaimana cara melakukannya dalam rangka menjalankan dakwah, maka dapatlah dipertimbangkan kegiatan apa yang harus dikemudiankan. Demikian maka perlu adanya urutan-urutan atau jadwal yang teratur sedemikian rupa, tahap yang mengarah pada sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. 27 Perencanaan yang mantap dan matang dalam melaksanakan dakwah Islam, maka dakwah islamiyah akan berlangsung secara efektif 25
Rafiuddin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah h. 14 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Alami Press, 1996), cet. Ke-1, h. 73 27 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 68 26
dan efisien. Untuk itu diperlukan adanya susunan mengenai langkahlangkah perencanaan dakwah, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang, baik tentang perumusan sasaran target pencapaian tujuan dakwah, menegenai tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya, mengenai metode, penjadwalan waktu dan lain-lain. Untuk memperjelas langkah-langkah perencanaan dakwah, menurut Samsul Munir Amin ada beberapa hal penting yang dapat dikemukakan sebagai berikut:28 1) Langkah untuk Masa Kini dan Masa Depan Sebagaimana diketahui bahwa dakwah islamiyah itu meliputi segala aspek kehidupan manusia, baik manusia di negeri Arab di mana Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan menerima risalah untuk disebarluaskan, maupun di luar negeri Arab bahkan di seluruh pelosok dunia. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin dan juga sebagai pelaksanaan dakwah islamiyah telah mempraktikkan langkahlangkah dakwahnya secara tahap demi tahap dalam periode-periode tertentu yang kalau kita susun secara urut maka langkah-langkah itu adalah sebagai berikut: • Dari dakwah dengan sembunyi-sembunyi, lalu terang-terangan, dan kemudian dengan cara demonstratif. • Dari dakwah di kalangan keluarga (rumah tangga), lalu keluarga terdekat, para sahabat-sahabatnya, sampai penduduk di jazirah Arab dan akhirnya di luar Arab. • Dari dakwah pembinaan pribadi-pribadi kepada dakwah pembinaan masyarakat (masyarakat Islam). • Dari dakwah dalam satu aspek kehidupan menuju ke berbagai aspek kehidupan. 2) Penentuan dan Perumusan Sasaran dalam Rangka Pencapaian Tujuan Dakwah Tujuan utama dakwah merupakan tujuan akhir dakwah yaitu usaha untuk membahagiakan kehidupan umat manusia baik kesejahteraaan hidup di dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai tujuan utama atau tujuan akhir ini harus melalui berbagai usaha atau tindakan-tindakan yang menjadi tangga atau perantara. Berbagai tindakan-tindakan dan usaha-usaha yang menjadi perantara ini harus ditentukan dan dirumuskan pada tujuannya agar tidak bertentangan
28
Ibid, h.74-77
atau menyimpang dari tujuan utama dan harus mendukung terlaksanya keberhasilan tujuan utama tersebut. Oleh karena itu, tujuan perantara dari masing-masing tindakan maupun aktivitas yang menjadi tangga untuk pencapaian tujuan utama harus ditargetkan sedemikian rupa sehingga para pelaku dakwah dapat melaksanakan dakwahnya sesuai dengan pedoman dakwah yang telah ditentukan. Suatu tindakan atau usaha barulah dapat dinamakan dakwah islamiyah bilamana usaha dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dakwah. Tujuan dakwah ini haruslah dijadikan dasar dan landasan bagi seluruh gerak dan dinamika dakwah. Ia memberikan motivasi dan inspirasi kepada para pelaku dan penyelanggara dakwah, sehingga mereka dengan tabah dan tekun serta tidak kenal menyerah, mampu melaksanakan usaha yang besar itu. Ia pulalah yang membuat para pelaku dakwah, terutama di zaman Rasulullah SAW bersedia mengorbankan apa saja yang dimilikinya. 3) Penetapan Tindakan-Tindakan Dakwah dan Prioritas Dakwahnya Setelah dirumuskan sasaran dakwah dan target yang akan dicapai sesuai dengan tujuan perantara dakwah, maka pelaku dakwah harus menentukan pilihan terhadap tindakan dakwah yang perlu dengan segera dilaksanakan dan mana pula yang dikemudiankan, dengan mengingat kepentingannya. 4) Penetuan Metode Dakwah Menentukan metode dakwah yang akan dipergunakan dalam proses berdakwah adalah merupakan salah satu langkah perencanaan yang penting. Perlu diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi dan menentukan cara-cara berdakwah itu ialah sasaran dakwah, tindakantindakan atau kegiatan yang akan dilakukan serta situasi dan kondisi masyarakat. Suatu penyelenggaraan dakwah yang dilakukan pada suatu lingkungan masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu, akan berbeda caranya bilamana dilaksanakan pada masyarakat yang lain dan pada waktu yang lain pula, meskipun sasaran yang hendak dicapai adalah sama. Untuk dapat menentukan metode dakwah yang tepat, memang diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang obyek dakwah yang akan dihadapi, baik mengenai alam pikirannya, kepercayaan yang dianutnya, latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial ekonominya. 5) Penentuan dan Penjadwalan Waktu Membuat jadwal waktu serta susunan urutan kegiatan dakwah mempunyai arti penting bagi proses dakwah. Penjadwalan waktu dan pembatasan waktu penyelesaian tugas-tugas dakwah tersebut hendaknya selalu dijadikan pedoman oleh para pelaku dan penyelenggara dakwah, agar kegiatan-kegiatan dakwah itu dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tepat waktunya, sehingga kegiatan-kegiatan dakwah berikutnya tidak terganggu jalannya.
6) Penetapan Lokasi atau Tempat Dakwah Masalah lokasi dan tempat kegiatan dakwah yang akan dilakukan haruslah mendapatkan perhatian dalam rangka perencanaan dakwah. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan metode dan pesan dakwah yang tepat untuk disampaikan kepada mad’u. 7) Penetapan Biaya dan Fasilitas Dalam penetapan biaya dan fasilitas perlu dipertimbangkan, sehingga persediaan biaya maupun fasilitas sesuai dengan besar kecilnya kegiatan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilakukan. Kegiatan dan tindakandakwah yang dilakukan hendaknya sepadan dengan biaya dan fasilitas yang tersedia. b. Pengorganisasian Dakwah Dalam menciptakan suatu tatanan dakwah yang baik maka diperlukan juga pengorganisasian dakwah yang baik. Adapun yang dimaksud dengan pengorganisasian dakwah adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka dengan jalan membagi dan melaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuansatuan organisasi atau petugasnya.29 Pengorganisasian dakwah merupakan faktor penting dalam tugas dakwah. Terutama dalam kaitannya untuk meningkatkan efektivitas, efsiensi, dan pengelolaan strategi dakwah dalam rangka mewujudkan tujuan dakwah itu sendiri. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pengorganisasian dakwah adalah mutlak diperlukan bagi organisasi yang bekerja di bidang dakwah islamiyah. Dalam pengorganisasian dakwah diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga pengorganisasian tersebut dapat berjalan dengan baik. Menurut
Abdul
Rasyad
Shaleh,
bahwa
langkah-langkah
pengorganisasian dakwah dirumuskan dalam hal-hal berikut: 29
Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 77
1) Membagi-bagi dan menggolongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu. 2) Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan pelaksana atau da,i untuk melakukan tugas tersebut. 3) Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana. 4) Menetapkan jalinan hubungan.30 c. Evaluasi Dakwah Evaluasi dakwah adalah penilaian seobjektif mungkin mengenai apakah dakwah Islam yang diselenggarakan itu mencapai target atau tujuan (baik umum maupun khusus) yang dicita-citakan atau tidak dalam kegiatan dakwah. Evaluasi terhadap pelaksanaan dakwah adalah suatu hal yang perlu dilakukan oleh para juru dakwah untuk memperbaiki pelaksanaan dakwah pada masa-masa berikutnya. Sesuatu yang dilakasanakan dengan memperoleh keberhasilan, maka akan menjadi prestasi bagi pelaksana tindakan tersebut. Oleh karena itu, dakwah Islam pun perlu dievaluasi untuk dicari mana nilai-nilai positif dan mana nilainilai yang negatif. Untuk mengetahui apakah tugas-tugas dakwah dilaksanakan oleh para pelaksana, bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan, sudah sejauh mana
pelaksanaannya,
penyimpangan,
seorang
apakah pemimpin
tidak
terjadi
dakwah
penyimpangan-
haruslah
senantiasa
melakukan kontrol dan penilaian. Dengan kontrol dan penilaian itu pemimpin dakwah dapat mencegah tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan proses dakwah yang dapat diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu juga, pengendalian dan penilaian berfungsi
30
Ibid, h. 79
untuk mengadakan usaha-usaha peningkatan dan penyempurnaan dakwah sehingga dapat terus berjalan dengan baik. Rasulullah SAW juga melakukan kontrol dan evaluasi terhadap tugas-tugas dakwah yang dilakukan oleh para sahabatnya. Di samping itu, Rasulullah SAW pun mengajarkan dan mendidik para sahabatnya, terutama kepada sahabat yang empat31 supaya pandai melakukan kontrol dan mengevaluasi tugas dakwah, karena beliau tahu bahwa kelak mereka akan menjadi pemimpin besar dalam tugas-tugas dakwah setelah beliau wafat.32 Mengenai cara evaluasi yang dapat dilakukan oleh para da’i atau juru dakwah antara lain sebagai berikut: 1) Sudah jelas bahwa da’i tidak mungkin melakukan evaluasi secara individual seperti evaluasi di sekolah, tetapi evaluasi ini dapat ditempuh dengan cara mengadakan kunjungan atau kontak kepada panitia yang dahulu telah mengundangnya, dengan cara berdialog tentang kesan atau pengaruh dakwah yang pernah dilaksanakannya pada masyarakat setempat. 2) Da’i hendaknya berusaha menjalin persahabatan dengan panitia setempat, karena pada hakekatnya panitia itu tergolong da’i juga, yaitu sebagai penyelenggara dakwah.33 d. Tujuan dari Manajemen Dakwah Tujuan dari manajemen dakwah adalah untuk mengatur upaya pencapaian tujuan dakwah yang lebih baik. Baik sebagai
individu
(fardiyah), keluarga (usroh), kelompok (jamaah) maupun masyarakat (ummah), dengan menjalankan fungsi-fungsi dan proses manajemen
31
Sahabat empat yang dimaksud dalam tulisan tersebut adalah Abu Bakar Siddiq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib 32 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, h.89 33 Anwar Masy’ari, Butir-Butir Problematika Dakwah Islamiyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1993), h. 170
dakwah tersebut secara tertib, jujur dan penuh kesungguhan dalam mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah digariskan. Seorang
da’i
juga
harus
memiliki
kemampuan
dalam
perencanaan, pelaksanaan dan kontrol secara baik terutama dalam melakukan kegiatan dakwah. Kemampuan atau keahlian manajemen itu sendiri secara terperinci dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Melihat ke depan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktuwaktu yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2) Mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuankersatuan tertentu, menempatkan para pelaksana yang kompeten pada kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan diantara mereka. 3) Menggerakkan para pelaksanaan dakwah untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan. 4) Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, petunjuk, pedoman dan ketentuan-ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya.34 Dari berbagai pengertian dakwah dan manajemen dakwah tersebut peneliti mendefinisi bahwa dakwah adalah kegiatan untuk menyeru atau mengajak orang lain ke jalan Allah dengan proses perencanaan yang jelas sehingga dakwah tersebut menjadi efektif, efisien dan dapat mencapai tujuannya.
D. Pola Komunikasi 1. Pengetian Pola Kata pola dapat berarti bentuk atau system.35 Sedangkan dalam kamus popular, pola diartikan sebagai model, contoh, pedoman
34
Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 46
(rancangan).36 Pola pada dasarnya adalah sebuah gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam sebuah kejadian sehingga memudahkan seseorang dalam menganalisa kejadian tersebut dengan tujuan agar dapat meminimalisasikan segala bentuk kekurangan sehingga dapat diperbaiki. 2. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara etimologis menurut Onong Uchjana Effendy , komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communiction yang berasal dari bahasa latin Communicatio, yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari Comunicatio ialah Communis yang berarti sama atau kesamaan arti.37 Sama halnya dengan pengertian tersebut, Astrid Susanto mengemukakan komunikasi berasal dari Communicare yang di dalam bahasa latin yang memiliki arti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata Communis berarti milik bersama atau berlaku di mana-mana.38 Hovland, Jannis dan Kelley seperti dikemukakan oleh Forsdale (ahli sosiologi Amerika) sebagaimana dikutip oleh Arni Muhammad dalam
bukunya
Komunikasi
Organisasi,
mengatakan
bahwa,
“Communication is the process by which an Individual transmit stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Komunikasi
35
Dept. Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h, 885 36 Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 605 37 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1992), cet. Ke-1, h. 4 38 Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, (Bandung: Bina Cipta, 1998), cet. Ke-3, h. 1
adalah proses individu mengirim stimuli yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.39 Dengan pengertian tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pola komunikasi adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan dalam suatu proses komunikasi. Berikut ini merupakan pola komunikasi yang ada dalam ilmu komunikasi: a) Komunikasi Pribadi Komunikasi pribadi adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Pada pola komunikasi pribadi ini terbagi menjadi dua yaitu komunkasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.40 Sedangkan komunikasi
antarpribadi pada
dasarnya adalah merupakan jalinan hubungan interaktif antar seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Komunikasi antarpribadi pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi (private) dan berlangsung secara tatap muka (face of face).41 b) Komunikasi Kelompok Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communication, A Revision of Approaching Speech/Communicaton, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka 39
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-4, h.
2 40
Onong Uchjana Efendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002), cet. Ke-2, h. 57 41 Pawito, Penelitian Komunikasi Kuantitaif, (Yogyakarta: LKiS, 2007), h, 2
dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.42 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang yang jumlahnya lebih dari dua orang.43 c) Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat kita batasi menjadi suatu komunikasi antarmanusia (Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationship).44 d) Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa menurut Zulkarnaen Nasution di dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan karakteristik tertentu. Sedangkan media massa
42
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h. 91 Onong Uchajana Efendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 75 44 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, h. 133
43
hanya salah satu komponen atau yang memungkinkan berlangsung proses yang dimaksud.45 Werner I. Severin dan James W. Tankard mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Komunikasi massa adalah keterampilan dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Komunikasi massa adalah seni dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Komunikaasi massa adalah sebagai ilmu dalam pengertian bahwa komunikasi massa meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaiman berlangsungnya komunikasi yang dilakukan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.46 Sedangkan menurut Wawan Kuswandi dalam bukunya Komunikasi Massa “Sebuah Analisis Media Televisi”, menjelaskan bahwa komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa di sini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang haterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feed back” (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu: (1) jumlahnya besar; (2) antara individu, tidak ada hubungan organisatoris; dan (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda.47 Binner juga merumuskan definisi komunikasi massa yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, mengatakan bahwa: “Mass communication is messages communicated through a massmedium to a large number of people” (komunikasi
45
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
1993), h. 5 46
Phil Astrid Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek I, h. 15 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa “Sebuah Analisis Media Televisi”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-1, h. 16 47
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).48 Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan
dan
dikonsumsi audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi atau mencerminkan budaya dalam masyarakat.49 Untuk memperjelas tentang komunikasi massa, bisa disimak pendapat dari Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) dalam bukunya Introducing Mass Communication yang di kutip oleh Nurudin. Sesuatu bisa dikatakan komunikasi massa jika mencakup: 1) Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televise, film atau gabungan di antara media tersebut. 2) Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas Audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain. Ini berarti, antara pengirim dan penerima tidak saling mengenal satu sama lain. 3) Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bias didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena itu, pesan diartikan milik publik. 4) Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, 48 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-16, h. 188 49 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), cet. Ke-1, h. 175
komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan ekonomis dan bukan organisasi suka rela atau nirbala. 5) Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper (pentapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6) Umpan balik atau feed back dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.50 e) Komunikasi Medio Komuniasi medio ini belum mempunyai arti secara spesifik. Tetapi Onong Uchjana Effendy, komunikasi medio ini adalah komunkasi yang menggunakan media seperti surat, telephon, pamphlet, poster, spanduk dan lain-lain.51 Adapun pola komunikasi yang digunakan sebagai konsep untuk penelitian ini adalah komunikasi massa yang merupakan suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak yang mempunyai karakteristik tertentu. Penelitian ini juga menekankan pada pola komunikasi yang dilakukan oleh da’i dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak yang mempuyai karakteristik tertentu seperti perbedaan usia, pekerjaan, status dan sebagainya.
50
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 35-
36 51
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2003), h. 7
F. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.52 Sedangkan menurut Arifin pengertian sikap didefenisikan berdasarkan pendapat dari para ahli psikologi, diantaranya adalah: a. Charles Bird mengartikan sikap sebagai suatu yang berhubungan dengan penyesuaian diri seseorang kepada aspek-aspek lingkungan sekitar yang dipilih atau kepada tindakan-tindakannya sendiri. Bahkan lebih luas lagi, sikap dapat diartikan sebagai predisposisi (kecenderungan jiwa) atau orientasi kepada suatu masalah, institusi, dan orang-orang lain. b.F. H. Allport berpendapat bahwa sikap adalah suatu persiapan bertindak berbuat dalam suatu arah tertentu. Dibedakan adanya 2 macam sikap yakni sikap individual dan sikap sosial.53 Sedangkan menurut Prof. Dr. Mar’at yang dikutip oleh jalaluddin, menerangkan bahwa meskipun belum lengkap Allport telah menghimpun sebanyak 13 pengertian tentang sikap, Prof. Dr. Mar’at merangkumnya menjadi 11 rumusan, yaitu: a. Sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan (attidudes are learned). b. Sikap selalu dihubungkan dengan objek seperti manusia, wawasan, peristiwa ataupun ide (attidudes have referent). c. Sikap diperoleh dalam berinteraksi dengan manusia lain baik di rumah, sekolah, tempat ibadah ataupun tempat lainnya melalui nasihat, teladan atau percakapan (attidudes are social learnings). d. Sikap sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap objek (attidudes have readiness to respond). e. Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif, seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu (attidudes are affective). f. Sikap memiliki tingkat intensitas terhadap objek tertentu yakni kuat atau lemah (attidudes are very intensive). 52
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet. Ke-9, h. 100 53 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. Ke-4, h. 104
g. Sikap bergantung kepada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai, sedangkan di saat dan situasi yang berbeda belum tentu cocok (attidudes have a time dimension). h. Sikap dapat bersifat relatif consistent dalam sejarah hidup individu (attidudes have duraction factor). i. Sikap merupakan bagaian dari konteks persepsi ataupun kognisi individu (attidudes are complex). j. Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan (attidudes are evaluations). k. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna atau bahkan tidak memadai (atidudes are inferred).54 2. Proses dan Pembentukan Sikap Sikap dapat terbentuk atau berubah malalui empat macam cara: a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensiasi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. c. Intgrasi, pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga terbentuk sikap mengenai hal tersebut. d. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan dan meningglkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.55 Dari pengerrtian di atas peneliti mendefinisikan sikap sebagai pesuatu tindakan secara tertentu terhadap sesuatu yang bisa menyebabkan suatu perubahan ataupun tidak terjadi perubahan pada diri seseorang ataupun kelompok orang. Penelitian ini menekankan pada perubahan sikapyang terjadi setelah pesan disampaikan oleh komunikator dengan pola komunikasi yang dilakukan. 54 Prof. Dr. h. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. Revisi-10, h. 227 55 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, h. 102
E. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Beraneka ragamnya definisi mengenai motivasi merupakan sesuatu yang lumrah dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya eksak. Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa latin yang artinya bergerak.56 Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia disamping sebagai makhluk rasionalistik, ia juga sebagai makhluk yang mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar (Chaplin, 2002) yang biasanya disebut naluri atau insting.57 Motivasi dapat diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu. Motivasi selalu berhubungan dengan motif, yaitu kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini sering kali berkurang apabila telah mencapai kepuasan atau menemui kegagalan.58 Menurut Sondang P. Siagian, motif juga berarti keadaan jiwa yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan. Motif mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, bagaimanapun motivasi didefinisikan
56
Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-3, h. 142 57 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Industri dan Organisasi, (Jakarta: 2006), cet. Ke-1, h. 78 58 Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta, 2003), cet. Ke-3, h. 64
selalu akan terdapat tiga komponen utama yang tidak dapat ditinggalkan, yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan.59 Motivasi juga dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Menurut M. Usman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Selanjutnya menurut Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, motivasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu: a. Mengerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif dqan kecenderungan mendapatkan kesenangan. b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. c. Menopang. Artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.60 Sedangkan menurut Hoyt dan Miskel mengutarakan bahwa motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
pernyataan-pernyataan,
ketegangan
(Tension
States), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal.61 Dalam Islam, motivasi yang dimiliki manusia juga dipandang sebagai sesuatu yang penting. Secara nyata Allah SWT telah menyatakan bahwa perubahan yang dicapai manusia tidak akan tercapai kecuali dengan 59
Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, h. 142-143 Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Industri dan Organisasi, h. 80 61 Ibid, h. 81 60
dorongan motivasi dari dalam dirinya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Rad ayat 11: UV1.% +U RS+0T OP < MN 1XZ[\/]^2_% +U 5 2RS+0T :W;" GG * Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri merekai.” (Q.S. Ar-Rad:11)62
2. Macam-macam Motivasi Sondang P. Siagian menyatakan bahwa motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang, yang sering dikenal dengan istilah motivasi internal atau motivasi intrinsik dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang yang bersangkutan yang lebih dikenal dengan istilah motivasi eksternal atau ekstrensik. Faktor-faktor motivasi itu, baik yang bersifat intrinsic maupun yang bersifat ekstrinsik dapat bersifat positif dan bersifat negatif.63 Dari berbagai definisi di atas, peneliti mendefenisikan motivasi sebagai suatu pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini berkaitan dengan motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan rohaninya di dunia ini dengan mengikuti kegiatan dakwah.
62
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, cet. Ke-4, Vol. 6, h. 565 63 Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, h. 139
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekataan dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data explonatory research. Melalui pendekatan penelitian tersebut diharapkan peneliti dapat menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel64 tetapi tanpa adanya uji hipotesis terlebih dahulu. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok.65 Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mangadakan akumulasi data dasar belaka. 66 Selain itu ditunjang pula oleh data-data hasil penelitian lapangan.
64
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-II, h. 5 65 Ibid 66 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), cet. Ke-4, h. 64
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bapekis Bank Mandiri Pusat yang berada di Plaza Mandiri Jakarta Selatan yang dipimpin oleh Bapak Dasuki sebagai ketua pengurus masjid Bapekis Bank Mandiri. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis, mudah untuk dijangkau dan dapat diteliti dengan biaya yang relatif murah. 2. Kegiatan Bapekis Bank Mandiri yang memfokuskan pada aktivitas dakwah, yaitu melalui dakwah mimbar di masjid Bapekis Bank Mandiri khususnya yang dilaksanakan pada hari rabu siang setelah shalat Dzuhur yang mempunyai metode berbeda dalam penyampaian pesan dakwahnya seperti dibutuhkannya partisipasi dari jamaah, diskusi, dan isi pesan dakwah tidak hanya berdasarkan secara syariat tetapi juga dengan ilmu pengetahuan dengan referensi yang jelas.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan muslim Bank Mandiri Pusat yang berjumlah 400 orang. Peneliti mengambil sampel sebesar 15% dari populasi yang ada dan dengan teknik acak (random sampling) sehingga sampel yang terambil sebanyak 60 orang. Adapun mengenai sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut, yaitu karyawan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut yang dilaksanakan pada hari rabu
siang setelah shalat dzuhur dan jamaah masjid Plaza Mandiri di luar karyawan Bank Mandiri..
D. Variabel Penelitian Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu varibel independen (variabel pengaruh) dan variabel dependen (variabel terpengaruh) Adapun varibel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas dakwah Bank Bapekis Mandiri yang meliputi: 1. Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah. 2. Materi yang disampaikan. 3. Pola komunikasi yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan dakwah. 4. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. 5. Media yang digunakan dalam kegiatan dakwah. 6. Buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap karyawan dalam beragama khususnya dalam hal ibadah yang meliputi: 1. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama. 2. Perubahan sikap karyawan dalam beribadah. Bila dilihat dalam skema, hubungan variabel independen dan dependen adalah sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel dependen
1. Waktu pelaksanaan kegiatan
1. Peningkatan pengetahuan
dakwah.
karyawan tentang agama.
2. Materi yang disampaikan.
2. Perubahan sikap karyawan
3. Pola komunikasi yang digunakan
dalam beribadah.
da’i dalam menyampaikan pesan dakwah. 3. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. 4. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah. 5. Buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah
.
Peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap karyawan dalam Beragama : - tinggi - sedang - rendah
Gambar.1. Hubungan antar Variabel terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap karyawan dalam beragama.
E. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian 1. Variabel Independen a. Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah. Definisi Operasional: Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah
Bapekis
Bank Mandiri. Indikator
: Penyampaian materi dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan..
b. Materi yang disampaikan. Definisi Operasional: Jenis materi dakwah yang disampaikan oleh da’i yang meliputi:
Indikator
-
Shalat
-
Puasa
-
Zakat
-
Muamalah
: Penyampaian materi dilakukan dengan jelas dan terdapat referensi yang dapat dirujuk oleh mad’u untuk materi seperti shalat, puasa, zakat dan muamalah.
c. Pola komunikasi yang digunakan oleh da’i dalam menyampaikan pesan dakwah. Definisi Operasional: Bentuk komunikasi massa yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u.
Indikator
: Penyampaian materi dilakukan secara interaktif kepada mad’u sebagai penerima pesan seperti terjadi proses pembicaraan dua arah yang merupakan terjadinya feedback.
d. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah. Defenisi Operasional: Cara yang digunakan dai untuk menyampaikan pesan dakwah. Indikator
: - Pesan disampaikan secara verbal misalnya kata-kata yang digunakan oleh da’i dan nonverbal misalnya gerak tubuh sebagai contoh isi pesan dakwah. - Ceramah dan diskusi dalam membahas isi dakwah atau materi ceramah.
e. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah. Defenisi Operasional: Media yang digunakan dalam menyampaikan pesan dakwah. Indikator
: Ceramah melalui mimbar dan modul sebagai resume isi dakwah.
.f. Buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah. Defenisi Operasional: Buku referensi yang digunakan sebagai acuan dasar da’i dalam menyampaikan ceramahnya. Indikator
: Isi dakwah menggunakan referensi yang jelas seperti Al-Qur’an, Hadits, Fiqih ibadah dan Fiqih Muamalah.
2. Variabel Dependen a. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama. Definisi Operasional: Adanya peningkatan pengetahuan karyawan dalam beragama setelah mengikuti kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. Indikator
: Pengetahuan karyawan tentang agama dalam hal shalat, puasa, zakat dan muamalah.
b. Perubahan sikap karyawan dalam beribadah. Definisi Operasional: Adanya perubahan sikap pada karyawan dalam beragama setelah mengikuti kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. Indikator
: Adanya perubahan sikap seperti sikap jujur, rajin dan konsisten dalam mengamalkan ajaran agama seperti melaksanakan shalat, menunaikan zakat, puasa serta implementasinya dalam kehidupan sosial.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. 1. Observasi Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook, 1976: 253), seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, Msc, mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme In Situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. dari definisi itu kita melihat tujuh karakteristik observasi yaitu pemilihan (selection), pengubahan
(provocation), pencatatan (recording), pengkodean (encoding), rangkaian perilaku dan suasana (test of behaviors and settings), in situ dan untuk tujuan empiris.67 Adapun yang diobservasi dari penelitian ini adalah : a. Pelaksanaan kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. b. Perubahan karyawan dalam peningkatan pengetahuan dan sikap dalam beragama. c. Proses karyawan dalam mengikuti kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. 2. Metode Angket Metode angket adalah suatu metode yang menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Angket yang berupa daftar pertanyaan ini disebarkan kepada setiap responden yang menjadi obyek dari penelitian. Dengan data tersebut, peneliti dapat memberikan penjelasan yang relevan dengan tujuan penelitian dan dapat dilakukan uji variabel dan reabilitas. 3. Dokumentasi Dengan cara dokumentasi, peneliti mencoba mengumpulkan, membaca, dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis (jurnal, buletin, atau buku) yang terdapat di Bapekis Bank Mandiri, perpustakaan atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini.
67
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), cet. Ke-2, h. 83
G. Sumber Data 1. Data primer Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara angket. Dalam masalah ini peneliti coba menyebarkan angket atau daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden yaitu karyawan Bank Mandiri Pusat yang mengikuti kegiatan dakwah Islam di Bapekis Bank Mandiri. 2. Data sekunder Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen, buku-buku, diktat-diktat, surat kabar, serta suber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah penulisan penelitian ini.
H. Uji Validitas dan Reabilitas Untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam penelitian ini sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam instrumen tersebut. Suatu data tidaklah berguna apabila alat pengukur yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian tidak memiliki validitas dan reabilitas. Validitas adalah sesuatu yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui kevaliditasan suatu data maka digunakan rumus Product Moment Corelation dalam menghitung korelasi antara masing-masing suatu pernyataan dengan skor total.68
68
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), cet. Ke-II, h.122
NΣXY − (ΣX ) (ΣY )
r=
[ N ΣX 2 − ( ΣX ) 2 ] [ N ΣY 2 − ( ΣY ) 2 ]
Keterangan: r
: korelasi product moment
X
: skor pernyataan
Y
: skor total
XY : skor pernyataan dikalikan skor total Sedangkan reabilitaas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. 69 Rumus realibilitas: r. tot =
2(r.tt ) 1 + r.tt
Keterangan: r.tot : angka reabilitas keseluruhan item r.tt : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Uji validitas dan reabilitas ini dilakukan di Badan Kerohanian Islam BRI kantor Pusat di jalan Jendral Sudirman Kav. 44-48 Jakarta (Hasil dari validitas dan reabilitas terlampir).
I. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data-data yang telah dikumpulkan diolah melalui beberapa tahap, yaitu tahap pembacaan, 69
Ibid, h. 123
pembelajaran dan penelaahan. Setelah tahap tersebut peneliti mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara membuat abstraksi. Abstraksi ini bermaksud agar dapat melihat setiap pendapat atau alternatif jawaban. yang dapat diketahui melalui cara perhitungan statistik yaitu rata-rata hitung (mean) sebelum menganalisa lebih lanjut dengan rumus: X =
x1 + x 2 + x3 ... + xn n
Keterangan: _ X
: nilai rata-rata hitung
Xn
: jumlah nilai rata-rata
n
: banyak data Setelah semua data-data dianalisa, maka peneliti memberikan
kesimpulan yang sesuai dengan analisa data yang ada dan dideskripsikan sebagaimana mestinya sesuai dengan kenyataan hasil data. Selain menggunakan rumus mean, peneliti juga menggunakan rumus regresi dan korelasi. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua rumus tersebut. Antara regresi dan korelasi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Setiap regresi pasti ada korelasinya, tetapi korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi. Analisis regresi dilakukan apabila hubungan variabel berupa hubungan kausal atau fungsional antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Inilah yang disebut regresi linear sederhana dengan rumus:
Y= a + b X Keterangan: Y
: subyek dalam variabel
a
: harga Y jika X=0 (harga konsta)
b
: angka arah atau regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel
dependen
yang
didasarkan
pada
variabel
independen bila b(+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan. X
: subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Model regresi yang melibatkan lebih dari satu peubah independen
dinamakan model regresi berganda, salah satu contonya adalah regresi linear berganda. Rumus dari regresi tersebut adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + ........ + bn Xn Keterangan: Y
: peubah dependen
X1
: peubah independen pertama
X2
: peubah independen kedua
Xn
: peubah independent ke n
a
: intercept
bn Xn
: bilangan-bilangan tetap yang nilainya hendak dicari
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Bapekis Bank Mandiri
Bergabungnya 4 (empat) Bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi PT. Bank Mandiri (Persero), maka segala aktivitas Badan Pembina Kerohanian Islam (Bapekis) dari masing-masing bank telah melebur menjadi satu kesatuan yang kokoh dan teguh untuk terus melanjutkan misi dan visinya, yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki iman dan taqwa serta pengetahuan dan teknologi yang islami, khususnya di lingkungan kerja PT. Bank Mandiri (Persero).70 Sesungguhnya dakwah dalam arti yang seluas-luasnya adalah merupakan kewajiban setiap muslim, maka Bapekis PT. Bank Mandiri (Persero) bertekad bulat untuk membina,
mengayomi, menyantuni,
melindungi, membekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan syariah Islam yaitu Al-Quran dan Sunnah Rasul serta meningkatkan kesadaran yang tinggi bahwa bekerja dengan bersemangat, tekun, cermat dan ikhlas memiliki nilai ibadah yang tinggi dihadapan Allah SWT.
B. Visi dan Misi Bapekis Bank Mandiri
Visi dan misi dari Bapekis Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pelatihan/pengajian dalam rangka peningkatan personal values
70
Anggaran dasar Bapekis Bank Mandiri
dari pegawai Bank Mandiri contohnya dalam bentuk kegiatan penuh di bulan Ramadahan. 2. Peningkatan sinergi dengan Dept. PKBL dan Corporate Secretary untuk memberdayaan lingkungan sehingga menumbuhkan citra positif baik kepada stakeholder maupun pemegang saham (pemerintah. 3. Pelaksanaan peringatan hari-hari besar Islam dalam parsipasi aktif dari pegawai. 4. Pelayanan calon jama’ah haji yang komprehensif melalui Kafilah Haji Bapekis diharapkan dapat memuaskan secara layanan serta meningkatkan corporate image yang positif. 5. Menumbuhkan sikap peduli lingkungan dari karyawan Bank Mandiri. 6. Sinergi yang mutual simbiosis dengan Serikat Pegawai Bank Mandiri demi kesejahteraan spiritual dari karyawan Bank Mandiri.71
C. Manajerial Bapekis Bank Mandiri
Manajerial Bapekis adalah kegiatan, aktivitas, entitas yang bersifat memberi dukungan baik secara teknis pelaksanaan maupun konsep dari program yang akan dilaksanakan agar seluruh kegiatan/program yang sudah direncanakan dapat mencapai target serta terlaksana dengan efisien, efektif dan tepat sasaran.72 Nama Anggaran
: Sarana dan Prasarana Bapekis/Sekretariat
Tujuan
: Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan program bidang-bidang di Bapekis.
71 72
Draf rencana strategis Bapekis Bank Mandiri 2008-2010 Urai program dakwah Bapekis Bank Mandiri
1.
Melengkapi inventaris kantor dan peralatan yang diperlukan.
2.
Merawat, memperbaiki (maintenance) inventaris yang telah dimiliki.
3.
Standar ketatalaksanaan logistik yang rapi dan teratur.
4.
Biaya-biaya
yang
muncul
untuk
kelancaran
operasional Bapekis Sasaran
: Operasional kesekretariatan dan penyediaan logistik Bapekis
Jenis Aktivitas
: Maintenance (perawatan/perbaikan/servis), Pembelian atau sewa.
Pelaksana
: Sekretariat Bapekis di bawah koordinasi Ketua pelaksana harian.
D. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah Bapekis Bank Mandiri
Penelitian ini membahas mengenai aktivitas dakwah Bapekis Bank Mandiri dalam bidang ta’mir masjid khususnya kegiatan pengajian tematis rabu yang dilaksanakan tiap rabu siang setelah shalat Dzuhur. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan semenjak bulan Desember 2008 hingga februari 2009, maka peneliti mendapati beberapa data mengenai kegiatan pengajian tematis rabu tersebut. Karyawan yang mengikuti kegiatan tersebut terbilang banyak yaitu sekitar kurang lebih 400 karyawan. Pengajian ini mengangkat tema-tema yang aktual yang dapat meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan keislaman karyawan secara berkesinambungan. Bentuk kegiatan pengajian tematis rabu ini adalah dengan ceramah dan diskusi. Nara sumber yang memberikan materi adalah ustadz-ustadz yang berkompeten dalam bidang keilmuan dakwah. Berikut ini adalah beberapa ustadz yang telah memberikan materi pada pengajian tematis rabu tersebut:73 1. Prof. Dr. M. Amin Suma
7. Drs. Junaidi Hasyim
2. DR. Daud Rasyid, MA
8. H. Ali Hasan Bahar
3. Drs. Ahmad Yani
9. Usman Umar Shihab
4. Drs. Muhlis Abdi
10.Husein Hamid
5. Hasan Dalil, MA
11.Drs. Tohri Tohir
6. DR. Ahzami Samiun Jazuli
12.Husen Shahab
Dalam kegitan dakwah Bapekis Bank Mandiri
ini sering
mengangkat materi dengan tema yang sedang aktual di masyarakat sehingga menarik minat karyawan untuk mengikuti kegiatan dakwah tersebut. Berikut ini adalah beberapa tema yang telah diangkat oleh da’i dalam kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri:74 1. Kriteria pemimpin dalam Al-Qur’an 2. Pengorbanan di jalan agama Allah 3. Bentuk-bentuk pengorbanan di jalan agama Allah 4. Upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera 5. Pesan Nabi terhadap umatnya 6. Hakikat kebajikan 7. Kesamaan manusia dengan syaitan 73 74
Silabus Pengajian Tematis Rabu bapekis bank Mandiri Ibid.
8. Sikap kepada syaitan 9. Masyarakat dan politik 10. Menghitung akan dosa-dosa yang telah diperbuat Semua materi yang telah disampaikan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits yang shahih sebagai acuan. Pemateri atau pihak Bapekis Bank Mandiri juga memberikan modul untuk bahan bacaan karyawan tentang dakwah yang disampaikan. Pada hakikatnya aktivitas dakwah di Bapekis Bank Mandiri ini mencakup dalam bidang-bidang berikut ini:75 1. Bidang Dakwah & Pendidikan a. Nama program Tujuan
: Pesantren Kilat Anak dan Remaja : 1) Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan keislaman putra-putri pegawai Bank Mandiri di wilayah Jakarta Raya. 2) Pelatihan rohani bagi putra-putri pegawai Bank Mandiri sehingga meningkatkan para peserta dalam pelaksanaan kehidupan yang islami. 3) Untuk meningkatkan perilaku akhlak islami (budi pekerti yang luhur) bagi putra-putri pegawai Bank Mandiri di Jakarta Raya. 4) Menjalin ukhuwah islamiyah antara keluarga dan putra-putri pegawai Bank Mandiri kantor pusat dan cabang-cabang di wilayah Jakarta
75
Urai program dakwah Bapekis Bank Mandiri
Raya. Sasaran
: Putra-putri (anak dan remaja) pegawai kantor pusat dan cabang-cabang di Jakarta Raya.
Bentuk kegiatan
: Ceranah, aktivitas ibadah, diskusi, simulasi, outbond dan games.
b. Nama program Tujuan
: Pengajian Ta’lim Manajemen Senior : 1) Menjalin ukhuwah islamiyah antara pejabat muslim di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 2) Peningkatan kualitas mental spiritual/iman dan taqwa yang terwujud dalam aktivitas sehari-hari di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 3) Silaturahim antara pejabat pusat dan cabang dan sarana menggerakkan syiar Islam di cabangcabang.
Sasaran
: Pejabat muslim (direksi, group head, dept head) di Bank Mandiri. 1) Pengurus Bapekis Bank Mandiri. 2) Pimpinan cabang (muslim) di wilayah Jakarta Raya.
Bentuk kegiatan c. Nama program
: Ceramah dan diskusi. : Pengajian Dua Mingguan Pegawai Muslimah Kantor Pusat (KP)
Tujuan
: 1) Pengajian dengan tema lebih umum, general dan aktual.
2) Peningkatan kualitas mental spiritual/iman dan taqwa yang terwujud dalam aktivitas sehari-hari di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 3) Wawasan dan pengetahuan keislaman. Sasaran
: 1) Pegawai muslimah KP, jama’ah Masjid Plaza Mandiri. 2) Pengurus Bapekis Bank Mandiri KP.
Bentuk kegiatan d. Nama Program Tujuan
: Ceramah dan diskusi. : Manasik Kafilah Bimbingan Haji Bank Mandiri : 1) Memberikan bimbingan/manasik haji kepada pegawai
bank
dan
keluarga
yang
akan
melaksanakan ibadah haji dan baru berniat akan melaksanakan ibadah Haji. 2) Mempromosikan kafilah/bimbingan haji Bank Mandiri kepada pegawai dan keluarga pegawai serta masyarakat umum. Sasaran
: Pegawai, keluarga pegawai dan jama’ah Masjid Plaza Mandiri.
Bentuk kegiatan
: Ceramah, diskusi dan konsultasi.
2. Bidang Ta’mir Masjid a. Nama program Tujuan
: Pengajian Tematis Rabu : Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan keislaman secara berkesinambungan dalam tematema yang aktual.
Sasaran
: 1) Pegawai kantor pusat Bank Mandiri (persero) Tbk. 2) Jama’ah Masjid Plaza Mandiri. 3) Pengurus Bapekis Bank Mandiri KP.
Bentuk kegiatan b. Nama program Tujuan
: Ceramah dan Diskusi. : Bimbingan Baca Tulis Al Qur’an : 1) Memfasilitasi para pegawai KP yang ingin belajar Al-Qur’an dengan baik dan benar/taksin. 2) Memfasilitasi
para pegawai KP yang ingin
meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar/taksin. Sasaran
: 1) Pegawai kantor pusat Bank Mandiri (persero) Tbk. 2) Jama’ah Masjid Bank Mandiri. 3) Pengurus Bapekis Bank Mandiri KP.
Bentuk kegiatan c. Nama program Tujuan
: Mentoring dan bimbingan. : Amaliyah Ramadhan : Mengaktifkan beragam kegiatan keislaman sepanjang Ramadhan dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa karyawan muslim.
Sasaran
: 1) Komisaris, direksi, group head kantor pusat. 2) Pegawai kantor pusat PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 3) Jama’ah Masjid Plaza Mandiri.
4) Pengurus Bapekis Bank Mandiri KP. Bentuk kegiatan : Ceramah, aktifitas, seminar, workshop, shalat tarawih, dzikir, dan pengajian, 3. Bidang Informasi dan Publikasi Nama program
: Buletin Jum’at Bapekis
Tujuan
: 1) Dakwah dan peningkatan pengetahuan agama Islam di lingkungan pegawai muslim Bank Mandiri. 2) Melakukan sosialisasi kegiatan dan laporan keuangan bapekis melalui buletin tiga bulanan Bapekis Bank Mandiri.
Sasaran
: Pegawai kantor pusat dan cabang – cabang di Indonesia dan Jama’ah Masjid Plaza Mandiri.
Bentuk kegiatan
: Mendistribusikan sebagian buletin Bapekis ke karyawan Bank Mandiri.
4. Bidang ZIS dan Qurban a. Nama program Tujuan
: Shalat Id dan Acara Seremonial Qurban : Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kepedulian sosial terhadap kaum dhuafa.
Sasaran
: Masyarakat sekitar komplek yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan shalat Id dan kegiatan seremonial qurban.
Bentuk kegiatan
: Shalat Id dan acara seremonial penyerahan hewan qurban.
b. Nama Program Tujuan
: Pengelolaan Zakat Pegawai Bank Mandiri : Memudahkan membayar zakat, infaq dan shadaqah dan distribusi ZIS yang amanah, transparan dan accountable.
Sasaran
: Pegawai seluruh Indonesia.
Bentuk Kegiatan : Penghimpunan dan pendistribusian ZIS. 5. Bidang Hari-hari Besar Islam a. Nama program Tujuan
: Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW : 1) Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kecintaan pegawai
Bank Mandiri
terhadap Rasulullah SAW serta nilai-nilai Islam
yang dibawanya.
2) Meningkatkan kekuatan ruhani pegawai Bank Mandiri sehingga meningkatkan pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. 3) Meningkatkan perilaku/akhlak
islami (budi
pekerti yang luhur) pegawai Bank Mandiri sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. 4) Menjalin ukhuwah islamiyah antara pegawai Bank Mandiri kantor pusat dan cabang-cabang di wilayah Jakarta Raya. Sasaran
: Pegawai kantor pusat dan jama’ah Masjid Plaza Mandiri.
Bentuk kegiatan b. Nama program Tujuan
: Ceramah. : Isra’Miraj Nabi Muhamad SAW : 1) Menjalin ukhuwah islamiyah antara pegawai muslim di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk khususnya di wilayah Jabodetabek. 2) Peningkatan kualitas mental spiritual/iman dan taqwa agar dapat
diamalkan dalam aktivitas
sehari-hari di PT. Bank Mandiri (persero) Tbk. 3) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan keislaman para pegawai. 4) Meningkatkan semangat mendakwahkan nilainilai
Islam
serta
perjuangan/pembelaan
kehidupan yang islami. Sasaran
: Pegawai muslim Bank Mandiri di wilayah Jabodetabek.
Bentuk kegiatan
: Ceramah.
6. Bidang Koordinasi Wilayah dan Cabang Nama Program Tujuan
: Sosialisasi ke Wilayah / Cabang : 1) Menjalin Koordinasi dan ukhuwah islamiyah antara pengurus pusat Bapekis PT. Bank Mandiri (persero) Tbk dan koordinator wilayah serta cabang-cabang di seluruh Indonesia. 2) Memastikan terjadinya kegiatan surat-menyurat dan interaksi antara koordinator wilayah dengan
pengurus di kantor pusat, dan antara pengurus pusat Bapekis dengan pengurus cabang. 3) Silaturahim dan sosialisas karyawan/karyawati untuk mengetahui program bapekis di tahun 2005. Sasaran
: 1) Pejabat
Muslim (direksi, group head, dept
head) dan karyawan/karyawati di pusat maupun di cabang-cabang Bank Mandiri. 2) Pengurus Bapekis Bank Mandiri baik di pusat maupun di cabang-cabang. 3) Pimpinan/karyawan dan karyawati pusat atau cabang-cabang Bank Mandiri. Bentuk Kegiatan
: Sosialisasi dan kunjungan ke cabang-cabang Bank Mandiri.
E. Penemuan dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Berikut ini merupaka tabel mengenai jenjang pendidikan karyawan Bank Mandiri yang mengikuti kegiatan dawah di Bapekeis Bank Mandiri. Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No. 1 2 3 4 5
Pendidikan SMP SMA D3 S1 S2 Jumlah
Frekuensi 2 14 3 36 5 60
% 3,33 23,34 5 60 8,33 100
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa karyawan yang mengikuti pegajian yang diadakan oleh Bapekis Bank Mandiri terdiri dari 3,33% berpendidkan SMP, 23,34% karyawan yang berpendidikan SMA, 5% berpendidikan D3, 60% karyawan yang berpendidkan S1 dan 8,33% berpendidikan S2. Jenjang tertinggi yaitu S2 menempati unit kerja seperti Corporate secretary Group, sedangkan jenjang pendidikan terendah adalah SMP menempati unit kerja sebagai penjaga kantin. Jenjang pendidikan yang terbanyak adalah S1 yang rata-rata sebagai Operasinal Banking. Hasil tersebut memberikan dugaan bahwa di Bank Mandiri ini karyawan memang lebih banyak terdiri dari S1 sehingga yang banyak mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Mandiri pun terdiri dari karyawan lulusan S1. Tabel berikut ini merupakan karakteristik responden berdasarkan usia. Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan usia No. 1 2 3 4
Usia 21-30 31-40 41-50 51-60 Jumlah
Frekuensi 10 19 24 7 60
% 16,67 31,67 40 11,66 100
Dari tabel 2 diketahui bahwa 16,67% adalah karyawan berusia antara 21-30 tahun, 31,67% adalah karyawan berusia antara 31-40 tahun, 40% adalah karyawan berusia antara 41-50 tahun dan 7% adalah karyawan berusia 51-60 tahun.
Dilihat dari segi usia yang terbanyak bekerja di Bank Mandiri adalah karyawan yang berusia 41-50. Berdasarkan data yang ada bila dikaitkan dengan jenjang pendidikan, mereka yang berusia tersebut adalah karyawan yang berpendidkan akhir S1. Pernyataan ini diduga ada kaitannya dengan SDM Bank Mandiri karena dalam usia tersebut produktivitas kerja sangat baik. Mereka dapat mengembangkan potensi diri dengan kesempatan dapat menuntut ilmu lebih tinggi lagi ke jenjang S2. Berikut
ini
merupakan
penjelasan
mengenai
karakteristik
responden berdasrkan jenis kelamin. Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No. 1 2
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan jumlah
Frekuensi 43 17 60
% 71,67 28,33 100
Berdasarkan tabel 3 di atas, pengajian yang di adakan oleh Bapekis Bank Mandiri yang dilaksanakan pada hari rabu siang lebih banyak dihadiri oleh karyawan laki-laki yaitu sebanyak 71,67% dan sisanya adalah karyawan perempuan sebanyak 28,33%. Kegiatan dakwah Bapekis ini lebih banyak diikuti oleh karyawan laki-laki dibandingkan karyawan perenpuan. Pada kegiatan ini diduga kehadiran karyawan perempuan lebih sedikit karena materi yang berhubungan dengan perempuan sedikit sekali, selain itu karyawan perempuan juga mempunyai kegiatan dakwah tersendiri sehingga jumlah karawan yang mengikuti kegiatan dakwah hari rabu lebih sedikit.
2. Deskripsi Kuesioner Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data responden sebagai berikut: a) Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri menjadi salah satu penentu para karyawan dapat mengikuti kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. Pada tabel berikut ini kita dapat melihat seberapa besar pengaruh waktu pelaksanaan kegiatan dakwah tersebut. Tabel 4. Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah No. Pernyataan SS S N TS 1 Waktu yang digunakan untuk 130 132 0 2 pelaksanaan kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri ini sudah tepat 2 Waktu pelaksanaan kegiatan 120 144 0 0 dakwah dilakukan pada hari rabu siang setelah shalat Dzuhur 3 Waktu dalam penyampaian 30 176 0 0 materi dakwah sudah baik 4 Pelaksanaan kegiatan dakwah ini 110 152 0 0 tidak mengganggu aktivitas anda yang lainnya 5 Waktu kegiatan dakwah ini perlu 75 164 0 8 ditambah
STS 0
SKOR 267
0
264
0
206
0
262
0
247
Dari tabel 4 dapat kita ketahui bahwa skor tertinggi yaitu 267 adalah pada pernyataan mengenai waktu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan dakwah oleh Bapekis Bank Mandiri sudah tepat. Waktu pada pernyataan tersebut adalah mengenai hari dan jam pelaksanaan kegiatan dakwah. Adapun hasil tersebut diduga karena waktu pelaksanaan ini tidak menganggu waktu kerja dan aktivitas karyawan yang lainnya.
Sedangkan skor terendah yaitu 206 terdapat pada pernyataan waktu dalam penyampaian materi dakwah sudah baik. Yang dimaksud waktu di sini adalah lamanya kegiatan dakwah. Hasil pernyataan ini diduga karena waktu yang disediakan untuk mendengarkan ceramah dan tanya jawab sangatlah sedikit sehingga karyawan merasa waktu yang diberikan untuk kegiatan dakwah ini terbatas sekali. b) Materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah Mengenai materi yang disampaikan dalam kegiatan juga dapat mempengaruhi tertarik atau tidaknya karyawan untuk mengikuti kegiatan dakwah tersebut. Berikut ini adalah tabel yang menerangkan materi apa saja yang disukai dan seberapa besar pengaruhnya.
No. 1 2 3 4
Tabel 5. Jumlah persentase materi dakwah yang disukai karyawan Materi Frekuensi % Tauhid dan Ibadah 45 75 Al-Qur’an dan Tafsir 7 11,67 Aqidah dan Akhlak 5 8,33 Semuanya 3 5 Jumlah 60 100 Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa materi yang paling disenangi oleh karyawan adalah materi tentang ketauhidan dan ibadah yaitu sebanyak 75%, tentang Al-Qur’an dan Hadits sebanyak 11,67%, Aqidah dan Akhlak sebanyak 8,33% dan yang menjawab menyukai semuanya sebanyak 5%. Secara detail penjelasan mengenai materi dapat dilihat dalam tabel 6.
Tabel 6. Materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah
Pernyataan No. 7 Ada materi yang membahas tentang ketauhidan dan ibadah 8 Ada materi yang membahas tentang Al-Qur’an dan Tafsir 9 Ada materi yang membahas tentang Aqidah dan Akhlak 10 Materi dakwah yang disampaikan oleh penceramah mudah untuk dimengerti 11 Anda memahami materi dakwah yang disampaikan oleh penceramah 12 Materi yang disampaikan oleh penceramah sangat bagus 13 Ada materi yang membahas tentang shalat 14 Ada materi yang membahas tentang puasa 15 Ada materi yang membahas tentang zakat 16 Ada materi yang membahas tentang muamalah 17 Materi dakwah yang diberikan dalam kegiatan dakwah tersebut sudah tepat 18 Materi-materi yang sudah dibahas perlu diulangi kembali 19 Ada referensi yang jelas mengenai materi yang disampaikan
SS 75
S 180
N 0
TS 0
STS 0
SKOR 255
100
160
0
0
0
260
60
188
0
2
0
250
35
208
0
2
0
245
25
220
0
0
0
245
70
180
0
2
0
252
55
184
0
6
0
245
30
216
0
0
0
246
20
224
0
0
0
244
10
224
0
4
0
238
70
184
0
0
0
254
30
196
0
10
0
236
45
192
0
6
0
243
Dapat kita ketahui melalui tabel 6 di atas, bahwa skor tertinggi yaitu 260 adalah pada pernyataan mengenai adanya materi yang membahas mengenai Al-Qur’an dan Tafsir. Materi ini diduga sangatlah menarik dan cukup berat karena Al-Qur’an merupakan hukum pertama dalam Islam yang juga merupakan pedoman dalam hidup ini serta diperlukan ilmu tafsir untuk menjelaskan makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
Sedangkan skor terendah yaitu 236 terdapat pada pernyataan mengenai materi yang sudah dibahas tidak perlu untuk diulang kembali. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa materi yang berhubungan dengan Al-Qur’an dan Tafsir yang di dalamnya banyak membahas mengenai ibadah shalat, zakat dan puasa memerlukan waktu yang cukup banyak untuk membahasnya yang sebaiknya dilakukan dalam waktu yang berdekatan dalam satu semester penuh sehingga tidak perlu pengulangan pada semester berikutnya. c) Pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah Pola
komunikasi
yang
digunakan
oleh
da’i
dalam
menyampaikan pesan dakwahnya juga sangat mempengaruhi seberapa besar dakwah tersebut dapat berhasil atau tidak. Berikut ini adalah skor mengenai pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. Tabel 7. Pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah No. Pernyataan SS S N TS STS SKOR 20 Kegiatan dakwah yang dilakukan 95 156 0 4 0 255 Bapekis Bank Mandiri tersebut sangat menarik 21 Kegiatan dakwah tersebut 60 176 0 8 0 244 terdapat sesi tanya jawab 22 Ada kesempatan untuk 65 168 0 10 0 243 memberikan pendapat bagi jamaa’ah 23 Anda suka berkonsultasi atau 35 164 0 24 0 223 bertanya seputar agama kepada penceramah di sini 24 Penceramah yang mengisi 60 188 0 2 0 250 kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri tersebut sudah bagus 25 Penceramah mempunyai 95 164 0 0 0 259 kemampuan dalam menguasai materi yang disampaikan 26 Materi yang disampaikan sudah 50 188 0 6 0 244
27
sesuai dengan wawasan agama anda Anda mencatat ketika mengikuti kegiatan dakwah tersebut
5
96
0
70
0
171
Berdasarkan tabel 7 di atas, kita ketahui bahwa pernyataan dengan skor tertinggi yaitu 259 adalah pada pernyaaan penceramah haruslah mempunyai kemampuan dalam menguasai materi yang disampaikan. Berdasarkan skor tersebut diduga bila seorang da’i mampu menguasai materi dakwah yang disampaikan baik dari cara penyampaian maupun isi dakwahnya, akan membuat karyawan sebagai mad’u mudah untuk mengerti materi yang disampaikan. Skor terendah yaitu 171 ialah pada pernyataan mengenai mad’u mencatat ketika mengikuti kegiatan dakwah. Hal ini diduga bahwa sebagian besar mereka tidak suka mencatat ketika mengikuti kegiatan dakwah
karena
takut
mengurangi
konsentrasi
mereka
untuk
mendengarkan isi dakwah yang sedang disampaikan. Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi massa sehingga diperlukan seorang komunikator yang dapat menyampaikan pesan secara tepat sehingga dapat diterima oleh komunikan, dalam hal ini da’i yang menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u. Sedangkan dalam menerima pesan dakwah, seorang mad’u di sini lebih cenderung pada cara pembelajaran dengan mendengarkan dibandingkan dengan mencatat.
d) Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah
Penerapan metode dakwah juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu kegiaatan dakwah. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang metode dakwah yang digunakan dalam kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri. Tabel 8. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah Pernyataan SS S N TS STS No. 28 Anda menyukai metode yang 20 224 0 0 0 digunakan 29 Anda menyukai metode dakwah 35 208 0 2 0 secara ceramah 30 Anda menyukai metode dakwah 80 116 0 30 0 secara diskusi 31 Metode dakwah yang diterapkan 45 196 0 4 0 di Bapekis Bank Mandiri tersebut sudah tepat
SKOR 244 245 226 245
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa pernyataan dengan nilai skor tertinggi yaitu 245 adalah mengenai metode dakwah secara ceramah dan metode ini yang diterapkan Bapekis Bank Mandiri ini sudah tepat. Pernyataan ini diduga karena metode ceramah ini merupakan hal yang paling tepat untuk mendapatkan ilmu agama dengan waktu yang relatif singkat. Dengan ceramah, mad’u hanya mendengarkan apa yang disampaikan da’i dan mempelajarinya sendiri apa yang telah didengarkannya. Sedangkan pernyataan dengan skor terendah yaitu 226 terdapat pada pernyataan metode dakwah secara diskusi. pernyataan ini diduga karena metode ini hanya akan berpengaruh pada sedikit individu dan tidak menyeluruh, serta waktu dalam pengikuti kegiatan dakwah ini pun terlalu singkat. Sehingga kebanyakan karyawan tidak terlalu suka dengan metode dakwah dengan cara diskusi ini.
Metode dakwah adalah bagaimana dakwah itu dilakukan. Metode dengan ceramah merupakan cara yang tepat untuk kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri dalam memberikan nasihat keagamaan dan adanya sedikit diskusi untuk bertukar pikiran dan tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. e) Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah Dalam
berdakwah diperlukan media
yang tepat untuk
penyampaian materi kepada mad’u. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang media yang digunakan Bapekis Bank Mandiri. Tabel 9. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah No. Pernyataan SS S N TS STS SKOR 32 Penceramah mengguanakan alat 0 212 0 14 0 226 bantu dalam menyampaikan dakwahnya 33 Fasilitas yang ada di Bapekis 115 144 0 2 0 261 Bank Mandiri ini cukup mendukung jalannya kegiatan dakwah di sini 34 Ceramah melalui mimbar ini 55 184 0 6 0 245 cukup menarik 35 Selalu ada hand out tentang isi 0 108 0 66 0 174 ceramah sebagai bahan bacaan di luar mimbar Tabel 9 menjelaskan bahwa fasilitas yang ada di Bapekis Bank Mandiri cukup mendukung jalannya kegiatan dakwah mempunyai skor tertinggi yaitu 261. pernyataan ini diduga karena dalam kegiatan dakwah ini pihak Bapekis Bank Mandiri menyiapkan segala peralatan dan fasilitas yang lain dengan baik sehingga ketika kegiatan ini berlangsung tidak ada kendala lagi. Da’i tidak terganggu dalam menyampaikan pesan dakwah dan mad’u pun tidak terganggu dalam mendengarkan pesan dakwah yang sedang disampaikan.
Tabel 9 juga menjelaskan bahwa penggunaan hand out sebagai bahan bacaan di luar mimbar selalu ada mempunyai nilai terendah yaitu 174. Ini diduga karena tidak setiap kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri ini disiapkan hand out baik itu oleh pihak Bapekis maupun dari da’i. pernyataan ini diduga juga karena sedikit sekali waktu untuk membaca sehingga penggunaan hand out tidaklah praktis dalam penyampaian dakwah. Media dakwah yang merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan dakwah seharusnya dipersiapkan secara baik. Dalam hal fasilitas, Bapekis Bank Mandiri sudah menyiapkan dengan baik. Namun dalam penyediaan hand out sebagai bahan bacaan sangat sedikit. Pernyataan ini menduga karena keterbatasannya waktu untuk membaca bagi karyawan dan kemungkinan pihak Bapekis maupun da’i tidak menyiapkan hand out untuk menerangkan isi dakwah lebih lanjut. f) Buku ajar yang digunakan da’i Untuk mengetahui apakah pernyataan karyawan mengegai ada atau tidaknya buku ajar yang digunakan oleh da’i dan mad’u dalam kegiatan dakwah tersebut, berikut ini merupakan tebel yang menjelaskan tentang hal tersebut.
Tabel 10. Buku ajar yang digunakan da’i No. Pernyataan SS S N TS 36 Terdapat buku ajar sebagai 5 80 0 72 referensi isi dakwah 37 Da’i wajib mempunyai buku ajar 0 80 0 74 sebagai acuan berdakwah
STS 3
SKOR 160
3
157
38
39
Mad’u (jama’ah) diwajibkan mempunyai buku ajar sebagai acuan isi dakwah Seorang da’i memerlukan buku ajar sebagai referensi dan resume isi dakwah
0
28
0
94
6
128
90
160
0
4
0
254
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa pernyataan dengan skor tertinggi yaitu 160 terdapat pada pernyataan terdapatnya buku ajar sebagai bahan referensi isi dakwah. Pernyataan ini diduga karena buku ajar memanglah hal yang penting sebagai referensi dalam berdakwah karena akan memperkuat pernyataan yang telah disampaikan oleh da’i. buku ajar juga digunakan sebagai bahan acuan untuk menyampaikan pesan dakwah yang akan disampaikan. Sedangkan skor terendah yaitu 128 terdapat pada pernyataan mengenai kewajiban mad’u untuk mempunyai buku ajar sebagai bahan referensi dakwah. Pernyataan ini diduga karena memang tidak ada keharusan bagi karyawan sebagai mad’u untuk mempunyai buku ajar dan karyawan lebih suka untuk mendengarkan pesan dakwah dibandingkan membaca karena kesibukan mereka tidak memungkinkan mereka untuk banyak membaca ketika di kantor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dakwah yang dilakukan oleh Bapekis Bank Mandiri mempangaruhi pengetahuan para karyawan tentang nilai-nilai beragama, perubahan sikap mereka dalam beragama. g) Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama
Di bawah ini merupakan tebel yang menjelaskan tentang peningkatan pengetahuan karyawan tentang nilai-nilai beragama setelah mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri. Tabel 11. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama Pernyataan SS S N TS STS No. 40 Anda merasa mengalami 105 148 0 4 0 peningkatan pengetahuan tentang agama setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut 41 Anda mengetahui kewajiban anda 95 168 0 0 0 sebagai seorang muslim setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut 42 Apakah anda mengetahui manfaat 110 152 0 0 0 shalat bagi diri anda 43 Anda tahu manfaat puasa bagi 145 124 0 0 0 diri anda setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut 44 Anda mengetahui tentang zakat 65 188 0 0 0 setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut 45 Diperlukan sikap saling 200 80 0 0 0 menolong terhadap sesama muslim 46 Diperlukan sikap toleransi 75 176 0 2 0 terhadap orang non muslim
SKOR 257
263
262 269
253
280
253
Tabel 11 menjelaskan bahwa pernyataan dengan skor tertinggi yaitu 280 adalah tentang diperlukan sikap saling menolong terhadap sesama muslim. Pernyataan ini diduga karena setelah karyawan mengikuti kegiatan dakwah tersebut selain mereka lebih mengetahui kewajiban mereka dalam beribadah kepada Allah SWT, juga berimplementasi
dalam
berperilaku
terhadap
sesama
manusia
khususnya sesama muslim. Ini sangat berkaitan dengan materi dakwah yang bertujuan memperbaiki perilaku manusia ke arah yang yang baik (Akhlakul karimah).
Sedangkan pernyataan dengan skor terendah yaitu 253 adalah pada pernyataan diperlukan sikap toleransi terhadap orang non muslim dan pengetahuan tentang zakat setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut. Pada pernyataan diperlukan sikap toleransi terhadap orang non muslim bahkan terdapat 2 pernyataan tidak sutuju, ini diduga karena dalam kegiatan dakwah ini jarang sekali menyinggung masalah mengenai hubungan dengan orang non muslim sehingga pengetahuan tentang hal tersebut agak sedikit kurang. Pernyataan terendah kedua adalah mengenai pengetahuan berzakat yang diduga kemungkinan besar karena masalah berzakat ini lebih banyak disinggung pada saat pengeluarannya saja yaitu pada bulan Ramadhan dan materi tentang zakat profesi pun juga sedikit. Sebaiknya mengenai kedua hal tersebut dilakukan dengan porsi yang tepat sehingga tidak ada ketimpangan dengan materi yang lainnya dan menciptakan manusia yang islami seutuhnya. h) Perubahan sikap karyawan beragama karyawan dalam beribadah Berikutnya adalah mengenai perubahan sikap karyawan dalam beragama yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 12. Perubahan sikap beragama karyawan dalam beribadah No. Pernyataan SS S N TS STS SKOR 47 Besar pengaruhnya terhadap 105 152 0 2 0 259 perilaku keberagamaan anda setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut
48 49
50
51 52
53 54
55
56
57
58
59
60 61
62
63
64
Anda suka melaksanakan shalat berjamaah Anda melaksanakan shalat wajib karena melaksanakan ajaran agama Anda melaksanakan shalat wajib karena menyesuaikan dengan lingkungan Anda melaksanakan shalat wajib karena mencari perhatian atasan Anda selalu melaksanakan shalat 5 waktu setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut Anda menyesal ketika meninggalkan shalat 5 waktu Anda suka melaksanakan shalat sunnah setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut Anda suka melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadahan setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut Anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena melaksanakan ajaran agama Anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena menyesuaikan dengan lingkungan Anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena mencari perhatian atasan Anda suka melaksanakan puasa sunnah setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut Anda suka mengeluarkan zakat sebelum hari Idul Fitri Anda suka mengeluarkan zakat profesi setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut Anda mengeluarkan zakat profesi karena melaksanakan perintah agama Anda mengeluarkan zakat profesi karena sudah diwajibkan oleh perusahaan Anda mengeluarkan zakat profesi karena ikut-ikutan karyawan lain
185
84
0
2
1
272
130
128
0
4
0
262
105
144
0
4
1
254
155
112
0
0
1
268
50
68
0
66
0
174
190
48
0
2
0
240
120
144
0
0
0
264
205
76
0
0
0
281
195
84
0
0
0
279
180
92
0
0
1
273
165
100
0
0
2
267
60
188
0
2
0
250
130
136
0
0
0
266
110
144
0
2
0
256
125
140
0
0
0
265
90
156
0
4
1
251
140
124
0
0
1
265
65
Anda juga suka bershadaqah setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut
100
156
0
2
0
258
Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa pernyataan dengan skor tertinggi yaitu 281 ialah mengenai pelaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut. Pernyataan ini diduga karena banyak karyawan lebih mengetahui kewajiban mereka untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Berdasarkan data yang ada juga dijelaskan bahwa materi yang banyak disampaikan salah satunya adalah mengenai puasa. Apalagi mengenai puasa ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183. Sedangkan pernyataan dengan skor terendah yaitu 174 adalah mengenai pelaksanaan 5 waktu setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut. pernyataan ini diduga karena sebagian dari karyawan masih banyak yang meninggalkan shalat wajib 5 waktu yang disebabkan oleh kesibukan mereka dalam bekerja. Kita ketahui tugas bagi pelaksana dakwah adalah menyampaikan dakwah sedangkan perubahan itu adalah hak orang yang menerima dakwah tersebut. Berikut adalah tabel yang menjelskan mengenai pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan perubahan sikap karyawan dalam ibadah.
i) Motivasi karyawan untuk belajar keagamaan
Terakhir adalah mengenai motivasi karyawan untuk mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri yang digambarkan dalam tabel berikut ini. Tabel 13. Motivasi karyawan untuk belajar keagamaan Pernyataan SS S N TS STS No. 66 Kegiatan dakwah yang diadakan 170 104 0 0 0 di Bapekis Bank Mandiri sudah baik 67 Anda mengikuti kegiatan dakwah 80 168 0 2 0 di Bapekis Bank Mandiri ini untuk mempererat ukhuwah islamiyah 68 Diperlukan keseimbangan antara 230 56 0 0 0 hidup di dunia dan di akhirat 69 Anda mengikuti kegiatan ini 150 116 0 0 1 karena ikut-ikutan saja 70 pihak perusahaan menuntut anda 110 136 0 6 1 untuk mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri tersebut 71 Materi yang menarik mendorong 85 124 0 14 5 anda untuk mengikuti kegiatan dakwah tersebut 72 Anda akan hadir untuk belajar 45 120 0 34 4 agama di bapekis jika da’i yang menyampaiakan materi adalah da’i yang terkenal (da’i yang sudah dikenal masyarakat)
SKOR 274
250
286 267 253
228
203
Tabel 13 menjelaskan pernyataan dengan skor tertinggi yaitu 286 adalah perlunya keseimbangan antara hidup di dunia dan di akhirat. Adapun hasil tersebut diduga karena salah satu motivasi mereka mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri ini adalah agar terciptanya kehidupan yang seimbang yaitu kewajiban mereka sebagai umat manusia dalam bekerja untuk kehidupan di dunia dan beribadah untuk bekal di akhirat kelak. Sedangkan pernyataan dengan skor terendah yaitu 203 adalah mengenai kehadiran karyawan untuk belajar agama di Bapekis jika da’i
yang menyampaikan materi adalah da’i yang terkenal (da’i yang sudah dikenal masyarakat). pernyataan ini diduga bahwa tidak semua karyawan termotivasi untuk mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis hanya karena da’i yang terkenal tetapi mereka juga termotivasi karena banyak hal seperti materi yang menarik, untuk menuntut ilmu, mempererat ukhuwah islamiyah dan ingin terciptanya kehidupan yang seimbang antara kehidupan di dunia dan akhirat. Motivasi
yang
merupakan
pendorong
seseorang
untuk
melakukan sesuatu yang dapat memberikan kebaikan bagi diri seseorang. Dalam penelitian ini diduga salah satu motivasi terbesar karyawan untuk mengikuti kegiatan dakwah Bapekis Mandiri adalah agar adanya keseimbangan antara kehidupan di dunia dan akhirat. Berikut adalah tabel yang menjelskan mengenai pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan perubahan sikap karyawan dalam ibadah.
Tabel 14. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap
Model Summaryb
Change Statistics
Mo del 1
R ,573a
R Squ are ,329
Adjusted R Square ,253
Std. Error of the Estimate 4,860
R Square Change ,329
F Change 4,325
df1 6
df2 53
Sig. F Change ,001
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 612,859 1251,724 1864,583
df 6 53 59
Mean Square 102,143 23,617
F 4,325
Sig. ,001a
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant) 65,907 11,443 X1 -,296 ,414 X2 ,467 ,278 X3 ,242 ,255 X4 1,305 ,534 X5 ,032 ,417 X6 -,036 ,336
Model
1
Standardized Coefficients Beta -,101 ,258 ,132 ,355 ,010 -,013
t 5,760 -,716 1,676 ,951 2,444 ,077 -,107
Sig. ,000 ,477 ,100 ,346 ,018 ,939 ,915
Berdasarkan tabel 14 terlihat hasil perhitungan diperoleh angka korelasi 0.573, artinya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sangat kuat. Korelasi tersebut merupakan korelasi positif yang menunjukkan bahwa terjadinya hubungan yang searah yaitu semakin sering diadakannya pelaksanaan kegiatan dakwah maka pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap
DurbinWatson 2,064
tentang beragama karyawan semakin baik. Pernyataan ini diduga karena materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah di Bapekis sangat baik dalam hal ibadah dan pola komunikasi yang digunakan juga tepat. Untuk melihat angka tersebut signifikan atau tidak maka kita dapat melihat dari angka probabilitas yang ada yaitu 0.001. Angka ini signifikan karena ketentuan yang berlaku adalah bila angka probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan variabel-variabel tersebut. Besarnya angka koefisien determinasi atau R2 adalah 0,329, berarti peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan dalam beragama adalah sebesar 32,9% dapat dijelaskan oleh peubah kegiatan dakwah. Sedangkan sisanya 67,1% (100%-32,9%) dijelaskan oleh faktor lain di luar varibel tersebut di atas. Bila dilihat secara keseluruhan kita melihat angka 4,325 dan angka dari probabilitas (F-statistic) sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari α = 5%. Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu kegiatan dakwah bersama-sama signifikan mempengaruhi variabel dependen yaitu peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan dalam beragama. Namun bila dihitung berdasarkan masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen maka yang signifikan hanyalah variabel materi yang disampakan (0,100) dan metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah (0,018). Tabel 15. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap peningkatan pengetahuan karyawan dalam beragama
Model Summaryb
Change Statistics Mo de l 1
R ,618a
R Square ,382
Adjusted R Square ,312
Std. Error of the Estimate 1,263
R Square Change ,382
F Change 5,466
df1 6
Sig. F Change ,000
df2 53
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y1 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 52,313 84,537 136,850
df 6 53 59
Mean Square 8,719 1,595
F 5,466
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y1
Coefficients(a)
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 X5 X6
Unstandardized Coefficients Std. B Error 17,166 2,974 ,232 ,108 ,093 ,072 ,194 ,066 -,176 ,139 ,102 ,108 -,124 ,087
Standardized Coefficients Beta ,291 ,190 ,391 -,176 ,115 -,161
t 5,773 2,161 1,289 2,927 -1,266 ,938 -1,414
Sig. ,000 ,035 ,203 ,005 ,211 ,352 ,163
a Dependent Variable: Peningkatan pengetahuan karywan dalam beragama Tabel 15 menjelaskan hasil perhitungan diperoleh angka korelasi 0.618, artinya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sangat kuat. Korelasi tersebut merupakan korelasi positif yang menunjukkan bahwa terjadinya hubungan yang searah yaitu semakin sering diadakannya pelaksanaan kegiatan dakwah maka
DurbinWatson 1,814
pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama semakin baik. Pernyataan ini diduga karena dalam pelaksanaan dakwah tersebut, materi yang disampaikan oleh da’i sangatlah tepat dan bagus sehingga memberikan dampak yang bagus pula bagi pengetahuan karyawan tentang agama Islam dan kewajiban mereka sebagai umat Islam. Untuk melihat angka tersebut signifikan atau tidak maka kita dapat melihat dari angka probabilitas yang ada yaitu 0.000. Angka ini signifikan karena karena sangat kecil sekali dan ketentuan yang berlaku adalah bila angka probabilitas < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan variabel-variabel tersebut. Besarnya angka koefisien determinasi atau R2 adalah 0,382, berarti peningkatan pengetahuan karyawan dalam beragama adalah sebesar 38,2% dapat dijelaskan oleh peubah kegiatan dakwah yaitu waktu pelaksanaan kegiatan dakwah, materi yang disampaikan, pola komunikasi yang digunakan da’i dalam penyampaian pesan dakwah, metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah, media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah dan buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah. Sedangkan sisanya 61,8% dijelaskan oleh faktor lain di luar varibel tersebut di atas. Bila dilihat secara keseluruhan kita melihat angka 5,466 dan angka dari probabilitas (F-statistic) sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 5%-10% (karena untuk ilmu sosial biasanya menggunakan α =5%-10%). Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu waktu pelaksanaan kegiatan dakwah, materi yang
disampaikan, pola komunikasi yang digunakan da’i dalam penyampaian pesan dakwah, metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah, media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah dan buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah bersama-sama signifikan
mempengruhi
variabel
dependen
yaitu
peningkatan
pengetahuan dalam beragama. Namun bila dihitung berdasarkan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (t hitung) maka yang signifikan hanyalah variabel waktu pelaksanaan kegiatan dakwah yaitu 0,035 dan variabel pola komunikasi yang digunakan da’i dalam penyampaian pesan dakwah yaitu 0,005. Tabel 16. Pengaruh kegiatan dakwah terhadap perubahan sikap karyawan dalam bergama Model Summaryb
Mo del 1
R ,547a
R Squ are ,299
Adjusted R Square ,220
Std. Error of the Estimate 4,423
Change Statistics R F Square Cha Change nge df1 df2 ,299 3,767 6 53
Sig. F Change ,003
DurbinWatson 2,157
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y2 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 442,170 1036,763 1478,933
df 6 53 59
Mean Square 73,695 19,562
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X5, X4, X2 b. Dependent Variable: Y2
Coefficientsa
F 3,767
Sig. ,003a
Unstandardized Coefficients Std. Error B
Mode l 1
(Constant ) X1 X2 X3 X4 X5 X6
48,741
10,414
-,529 ,374 ,049 1,480 -,070 ,088
,377 ,253 ,232 ,486 ,380 ,306
Standardized Coefficients Beta
-,201 ,232 ,030 ,452 -,024 ,035
t
Sig.
4,680
,000
-1,404 1,474 ,209 3,047 -,184 ,286
,166 ,146 ,835 ,004 ,855 ,776
a Dependent Variable: perubahan sikap karyawan dalam beragama Dari tabel 16 dapat kita ketahui hasil perhitungan diperoleh angka korelasi 0,547, yang artinya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sangat kuat. Korelasi ini merupakan korelasi positif yang menunjukkan bahwa terjadinya hubungan yang searah yaitu semakin sering diadakannya pelaksanaan kegiatan dakwah maka pengaruhnya terhadap perubahan sikap ibadah karyawan semakin baik. Adapun hasil tersebut diduga karena bila kegiatan dakwah ini, dengan materi dakwah yang bagus, penyampaian da’i dalam memberikan materi baik dan tepat serta pemilhan waktu yang tepat memberikan dampak kapada karyawan dalam beribadah Angka signifikannya adalah 0,003. Angka ini signifikan karena karena sangat kecil sekali dan bernilai < 0,05. Angka koefisien determinasi atau R2 adalah 0,299, berarti perubahan sikap ibadah karyawan adalah sebesar 29,9% dapat dijelaskan oleh peubah kegiatan dakwah yaitu waktu pelaksanaan kegiatan dakwah, materi yang disampaikan, pola komunikasi yang digunakan da’i dalam penyampaian pesan dakwah, metode yang
digunakan dalam kegiatan dakwah, media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah dan buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah. Sedangkan sisanya 70,1% dijelaskan oleh faktor lain di luar varibel tersebut di atas. Bila dilihat secara keseluruhan kita melihat angka 3,767 dan angka dari probabilitas (F-statistic) sebesar 0,003 yang berarti lebih kecil dari α = 5. Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu waktu pelaksanaan kegiatan dakwah, materi yang disampaikan, pola komunikasi yang digunakan da’i dalam penyampaian pesan dakwah, metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah, media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah dan buku ajar yang digunakan oleh da’i untuk kegiatan dakwah bersama-sama signifikan mempengruhi variable dependen yaitu perubahan sikap ibadah karyawan. Namun bila dihitung berdasarkan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (t hitung) maka yang signifikan hanyalah variabel waktu metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah yaitu 0,004.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan bab IV mengenai pengaruh aktivitas dakwah Islam Bapekis Bank Mandiri terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan Bank Mandiri maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas dakwah yang dilakukan Bapekis Bank mandiri dalam meningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan adalah kegiatan ceramah dan diskusi yang membahas mengenai tema yang aktual yang diberikan dalam kegiatan pengajian tematis rabu yang merupakan program dari bidang ta’mir masjid. Pada hakikatnya aktivitas dakwah bapekis bank mandiri terdiri dari beberapa bidang, yaitu: bidang dakwah dan pendidikan, bidang ta’mir masjid, bidang informasi dan publikasi, bidang ZIS dan qurban, bidang hari-hari besar Islam dan bidang kordinasi wilayah dan cabang. 2. Bentuk atau pola komunikasi yang dilakukan oleh da’i dalam menyampaikan psan dakwahnya adalah dengan menggunakan pola komunikasi massa yaitu da’I memberikan pesan dakwah kepada karyawan agar tejadinya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan.
3. Angka korelasi antara kegiatan dakwah Islam Bapekis Bank Mandiri dengan peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibadah karyawan Bank Mandiri adalah 0,573, mempunyai angka signifikan 0,001, besarnya angka koefisien determinasi 32,9%, angka signifikan secara keseluruhan (F) 4,325 dan bila dilihat dari masing-masing variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen adalah variabel waktu pelaksanaan kegiatan dakwah yaitu 0,100 serta variabel metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah yaitu 0,018. Angka korelasi antara kegiatan dakwah Islam Bapekis Bank Mandiri dengan
peningkatan pengetahuan karyawan Bank Mandiri dalam
beragama adalah 0,618, mempunyai angka signifikan 0,000, besarnya angka koefisien determinasi 38,2%, angka signifikan secara keseluruhan (F) 5,466 dan bila dilihat dari masing-masing variabel independen yang signifikan terhadap variabel peningkatan pengetahuan karyawan dalam beragama adalah variabel waktu pelaksanaan kegiatan dakwah yaitu 0,035 serta variabel pola komunikasi yang digunakan dai dalam penyampaian pesan dakwah yaitu 0,005. Angka korelasi anatara kegiatan dakwah Islam Bapekis Bank Mandiri dengan perubahan sikap ibadah karyawan Bank Mandiri adalah 0,547, mempunyai angka signifikan 0,003, besarnya angka koefisien determinasi 29,9%, angka signifikan secara keseluruhan (F) 3,767 dan bila dilihat dari masing-masing variabel independen terhadap variabel perubahan sikap dalam beribadah yang signifikan hanyalah variabel waktu metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah yaitu 0,004.
B. Saran-saran
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh pihak Bapekis Bank Mandiri adalah suatu kegiatan yang sangat positif guna menambah pengetahuan karyawan Bank Mandiri tentang agama Islam yang dapat berimplikasi terhadap perubahan
sikap
karyawan
dalam
beribadah.
Penulis
mencoba
memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Kegiatan dakwah tersebut dapat ditingkatkan lagi baik dari segi waktu pelaksanaan, buku ajar, bahan referensi isi dakwah dan memberikan variasi da,i yang berkompeten dari segi penyampaian dan isi materi. 2. Pengurus melakukan proses evaluasi untuk memperbaiki diri dalam penyelenggaraan kegiatan dakwah tersebut guna peningkatan program dakwah Bapekis Bank Mandiri selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abda, Muhaimin Selamet. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: AlIkhlas, 1994. Affandi, Bisri. Beberapa Percikan Jalan Dakwah. Surabaya: Fakultas Dakwah Surabaya, 1984. Ahmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Islam. Yogyakrta: PLP2M, 1985. Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan bin Abdullah. Penerjemah, Agus Hasan Bashori. Kitab Tauhid 2. Jakarta: Darul Haq, 1998. cet. Ke-1. Alma, Buchari. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2003. cet. Ke-3. Al-Madkhali, Rabi’ bin Hadi. Fiqih Dakwah Para Nabi AS. Bogor: Media Tarbiyah, 2006. Cet. Ke-1. Amin, Samsul Munir. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah, 2008. Anggaran dasar Bapekis Bank Mandiri Arifin, H. M. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara, 1997. cet. Ke-4. Aziz, Moh. Ali. Ilmu dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004. cet. Ke-1. Bachtiar, Wardhi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Darmawan, Andy. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: LESFI, 2002. Dept. Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Draf rencana strategis Bapekis Bank Mandiri 2008-2010 Efendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002. cet. Ke-2. −−−−. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Citra aditya Bakti, 2003.
−−−−. Spektrum Komunikasi. Bandung: Mandar Maju, 1992. cet. Ke-1. Habib, M. Syfaat. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1982. cet. Ke-1. Khaliq, Syaikh Abdur Rahman Abd. Penerjemah, Salim Buzemool. Strategi Dakwah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Mantik, 1996. cet. Ke-1. Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa “Sebuah Analisis Media Televisi”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-1. Masy’ari, Anwar. Butir-Butir Problematika Dakwah Islamiyah. Surabaya: Bina Ilmu, 1993). Muchtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Alami Press, 1996. cet. Ke-1. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. cet. Ke4. Nasution, Zulkarnaen. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993. Natsir, M. Fiqh Da’wah. Surabaya: Yayasan Kesejahteraan Pemuda Islam Surakarta, 1970. cet. Ke-1 Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999. cet. Ke-4. Nurudin. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Partanto, Puis A. dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994. Pawito. Penelitian Komunikasi Kuantitaif. Yogyakarta: LKiS, 2007. Prof. Dr. h. Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Ed. Revisi-10.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdikbud Jakarta: Balai Pustaka, 1999. cet. Ke-10. Rafiudin dan Maman Abdul Jalil. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia, 1997. Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991. cet. Ke-2. −−−−. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. cet. Ke-16. Ridwan, Kafrawi. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999. cet. Ke-6. Sarwono, Sarlito W. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2003. cet. Ke-9. Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994. cet. Ke-1. Shaleh, Abdul Rahman dan Yunita Faela Nisa. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: 2006. cet. Ke-1 Shaleh, Abdul Rasyad. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1997. cet. Ke-1. Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2005. Siagian, Sondang P. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. cet. Ke-3. Silabus Pengajian Tematis Rabu bapekis bank Mandiri Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 1995. cet. Ke-II.
Susanto, Phil Astrid. Komunikasi dalam Teori dan Praktek I. Bandung: Bina Cipta, 1998. cet. Ke-3. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Startegi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 63 Urai program dakwah Bapekis Bank Mandiri
ANGKET "PENGARUH AKTIVITAS DAKWAH ISLAM TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP IBADAH KARYAWAN BANK MANDIRI DI BADAN PEMBINA KEROHANIAN ISLAM (BAPEKIS) BANK MANDIRI PUSAT JAKARTA SELATAN" I. Peneliti Nama Fakultas Jurusan Universitas
: Romelih : Dakwah dan Komunikasi : Komunikasi Penyiaran Islam : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
II. Petunjuk pengisian 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang disediakan. 2. Angket ini berisi pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri. 3. Mohon anda mengisi dengan jawaban yang benar-benar sesuai dengan sikap dan pengertian anda sendiri. 4. Kerahasiaan jawaban anda kami jamin dan angket ini tidak lain hanya sebagai alat pengumpul data untuk menyusun skripsi. 5. Atas kesediaannya, saya ucapkan terima kasih. III. Identitas responden Nama Jenis kelamin Usia Unit kerja Pendidikan terakhir
: : : : :
IV. Daftar pertanyaan A. Waktu pelaksanaan kegiatan dakwah 1. Menurut saudara apakah waktu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan dakwah Bapekis Bank Mandiri ini sudah tepat? a. Sangat tepat c. Tidak tepat b. Tepat d. Sama sekali tidak tepat 2. Apakah anda setuju waktu pelaksanaan kegiatan dakwah dilakukan pada hari rabu siang setelah shalat Dzuhur? a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sama sekali tidak setuju 3. Apakah waktu dalam penyampaian materi dakwah sudah baik? a. Sangat baik c. Tidak baik b. Baik d. Sama sekali tidak baik 4. Apakah pelaksanaan kegiatan dakwah ini mengganggu aktivitas anda yang lainnya? a. Sama sekali tidak mengganggu c. Mengganggu b. Tidak mengganggu d. Sangat mengganggu
5. Menurut anda apakah perlu waktu kegiatan dakwah ini ditambah? a. Sangat perlu c. Tidak perlu b. Perlu d. Sama sekali tidak perlu B. Materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah 6. Materi apa yang anda senangi bila mengikuti kegiatan dakwah tersebut? a. Tauhid dan Ibadah c. Aqidah dan Akhlak b. Al-Qur'an dan Tafsir d. Semuanya 7. Apakah ada materi yang membahas tentang ketauhidan dan ibadah? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 8. Apakah ada materi yang membahas tentang Al-Qur’an dan Tafsir? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 9. Apakah ada materi yang membahas tentang Aqidah dan Akhlak? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 10. Bagaimana menurut tanggapan anda tentang tingkat kemudahan materi dakwah yang disampaikan oleh penceramah? a. Sangat mudah c. Tidak mudah b. Mudah d. Sama sekali tidak mudah 11. Apakah anda memahami materi dakwah yang disampaikan oleh penceramah? a. Sangat paham c. Tidak paham b. Paham d. Sama sekali tidak paham 12. Selama mengikuti kegiatan dakwah, bagaimana pendapat anda dengan materi yang disampaikan oleh penceramah? a. Sangat bagus c. Tidak bagus d. Sama sekali tidak bagus b. Bagus 13. Apakah ada materi yang membahas tentang shalat? c. Tidak ada a. Selalu ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 14. Apakah ada materi yang membahas tentang puasa? a. Selalu ada c. Tidak ada d. Sama sekali tidak ada b. Ada 15. Apakah ada materi yang membahas tentang zakat? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 16. Apakah ada materi yang membahas tentang muamalah? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 17. Bagaimana menurut anda tentang materi dakwah yang diberikan dalam kegiatan dakwah tersebut? a. Sangat tepat c. Tidak tepat b. Tepat d. Sama sekali tidak tepat 18. Apakah perlu materi-materi yang sudah dibahas diulangi kembali? a. Sangat perlu c. Tidak perlu b. Perlu d. Sama sekali tidak perlu
19. Menurut saudara apakah ada referensi yang jelas mengenai materi yang disampaikan? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada C. Pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah 20. Apa pendapat anda tentang kegiatan dakwah yang dilakukan Bapekis Bank Mandiri tersebut? a. Sangat menarik c. Tidak menarik b. Menarik d. Sama sekali tidak menarik 21. Apakah dalam kegiatan dakwah tersebut terdapat sesi tanya jawab? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 22. Apakah sebagai mad’u (jama’ah), anda diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat? a. Selalu diberikan c. Tidak diberikan d. Sama sekali tidak diberikan b. Diberikan 23. Apakah anda suka berkonsultasi atau bertanya seputar agama kepada penceramah di sini? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 24. Bagaimana menurut tanggapan anda terhadap penceramah yang mengisi kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri tersebut? a. Sangat bagus c. Tidak bagus b. Bagus d. Sama sekali tidak bagus 25. Menurut anda bagaimana kemampuan penceramah dalam menguasai materi yang disampaikan? a. Sangat menguasai c. Tidak menguasai d. Sama sekali tidak menguasai b. Menguasai 26. Apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan wawasan agama anda? a. Sangat sesuai c. Tidak sesuai b. Sesuai d. Sama sekali tidak sesuai 27. Apakah anda mencatat ketika mengikuti kegiatan dakwah tersebut? a. Selalu mencatat c. Tidak mencatat b. Mencatat d. Sama sekali tidak mencatat D. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah 28. Apakah anda menyukai metode yang digunakan? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 29. Apakah anda menyukai metode dakwah secara ceramah? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 30. Apakah anda menyukai metode dakwah secara diskusi? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka
31. Bagaimana menurut anda tentang metode dakwah yang diterapkan di Bapekis Bank Mandiri tersebut? a. Sangat tepat c. Tidak tepat b. Tepat d. Sama sekali tidak tepat E. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah 32. Apakah dalam penyampaian materi dakwah penceramah mengguanakan alat bantu? a. Selalu menggunakan c. Tidak menggunakan b. Menggunakan d. Sama sekali tidak menggunakan 33. Apakah fasilitas yang ada di Bapekis Bank Mandiri ini cukup mendukung jalannya kegiatan dakwah di sini? a. Sangat mendukung c. Tidak mendukung b. Mendukung d. Sama sekali tidak mendukung 34. Apakah ceramah melalui mimbar ini cukup menarik? c. Tidak menarik a. Sangat menarik b. Menarik d. Sama sekali tidak menarik 35. Apakah ada hand out tentang isi ceramah sebagai bahan bacaan di luar mimbar? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada F. Buku ajar yang digunakan da’i 36. Apakah dalam kegiatan dakwah tersebut terdapat buku ajar sebagai referensi isi dakwah? a. Selalu ada c. Tidak ada b. Ada d. Sama sekali tidak ada 37. Apakah diwajibkan bagi da’i mempunyai buku ajar sebagai acuan berdakwah? a. Sangat wajib c. Tidak wajib d. Sama sekali tidak wajib b. Wajib 38. Apakah mad’u (jama’ah) diwajibkan mempunyai buku ajar sebagai acuan isi dakwah? a. Sangat wajib c. Tidak wajib d. Sama sekali tidak wajib b. Wajib 39. Menurut anda, apakah seorang da’i memerlukan buku ajar sebagai referensi dan resume isi dakwah? a. Sangat perlu c. Tidak perlu b. Perlu d. Sama sekali tidak perlu G. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama 40. Apakah anda merasa mengalami peningkatan pengetahuan tentang agama setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut? a. Sangat merasakan c. Tidak merasakan b. Merasakan d. Sama sekali tidak merasakan 41. Apakah anda mengetahui kewajiban anda sebagai seorang muslim? a. Sangat tahu c. Tidak tahu b. Tahu d. Sama sekali tidak tahu
42. Apakah anda mengetahui manfaat shalat bagi diri anda? a. Sangat tahu c. Tidak tahu b. Tahu d Sama sekali tidak tahu 43. Apakah anda tahu manfaat puasa bagi diri anda? a. Sangat tahu c. Tidak tahu b. Tahu d. Sama sekali tidak tahu 44. Apakah anda mengetahui tentang zakat? a. Sangat tahu c. Tidak tahu b. Tahu d. Sama sekali tidak tahu 45. Menurut anda, apakah diperlukan sikap saling menolong terhadap sesama muslim? a. Sangat perlu c. Tidak perlu b. Perlu d. Sama sekali tidak perlu 46. Apakah kita perlu bersikap toleransi terhadap orang non muslim? a. Sangat perlu c. Tidak perlu d. Sama sekali tidak perlu b. Perlu H. Perubahan sikap beragama karyawan dalam beribadah 47. Setelah mengikuti kegiatan dakwah tersebut, seberapa besar pengaruhnya terhadap perilaku keberagamaan anda? a. Sangat berpengaruh c. Tidak berpengaruh b. Berpengaruh d. Sama sekali tidak berpengaruh 48. Apakah anda suka melaksanakan shalat berjamaah? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 49. Apakah anda melaksanakan shalat wajib karena melaksanakan ajaran agama? a. Sangat benar c. Tidak benar b. Benar d. Sama sekali tidak benar 50. Apakah anda melaksanakan shalat wajib karena menyesuaikan dengan lingkungan? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 51. Apakah anda melaksanakan shalat wajib karena mencari perhatian atasan? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 52. Apakah anda pernah meninggalkan shalat 5 waktu? a. Sama sekali tidak pernah c. Pernah b. Tidak pernah d. Selalu meninggalkan 53. Bagaimana perasaan anda ketika meninggalkan shalat 5 waktu? a. Sangat menyesal c. Tidak menyesal b. Menyesal d. Sama sekali tidak menyesal 54. Apakah anda suka melaksanakan shalat sunnah? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 55. Apakah anda suka melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadahan? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka
56. Apakah anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena melaksanakan ajaran agama? a. Sangat benar c. Tidak benar b. Benar d. Sama sekali tidak benar 57. Apakah anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena menyesuaikan dengan lingkungan? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 58. Apakah anda melaksanakan ibadah puasa Ramadhan karena mencari perhatian atasan? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 59. Apakah anda suka melaksanakan puasa sunnah juga? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 60. Apakah anda suka mengeluarkan zakat sebelum hari Idul Fitri? a. Sangat suka c. Tidak suka d. Sama sekali tidak suka b. Suka 61. Sebagai karyawan, apakah anda suka mengeluarkan zakat profesi? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka 62. Apakah anda mengeluarkan zakat profesi karena melaksanakan perintah agama? a. Sangat benar c. Tidak benar b. Benar d. Sama sekali tidak benar 63. Apakah anda mengeluarkan zakat profesi karena sudah diwajibkan oleh perusahaan? a. Sangat benar c. Tidak benar b. Benar d. Sama sekali tidak benar 64. Apakah anda mengeluarkan zakat profesi karena ikut-ikutan karyawan lain? a. Sama sekali tidak benar c. Tidak benar b. Tidak benar d. Sama sekali tidak benar 65. Selain berzakat, apakah anda juga suka bershadaqah? a. Sangat suka c. Tidak suka b. Suka d. Sama sekali tidak suka I. Motivasi karyawan untuk belajar keagamaan 66. Bagaimana menurut anda mengenai kegiatan dakwah yang diadakan di Bapekis Bank Mandiri? a. Sangat baik c. Tidak baik b. Baik d. Sama sekali tidak baik 67. Apa benar anda mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri ini untuk mempererat ukhuwah islamiyah? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 68. Apakah diperlukan keseimbangan antara hidup di dunia dan di akhirat? a. Sangat perlu c. Tidak perlu b. Perlu d. Sama sekali tidak perlu
69. Apakah anda mengikuti kegiatan ini karena ikut-ikutan saja? a. Sama sekali tidak benar c. Benar b. Tidak benar d. Sangat benar 70. Apakah pihak perusahaan menuntut anda untuk mengikuti kegiatan dakwah di Bapekis Bank Mandiri tersebut? a. Sama sekali tidak pernah c. Pernah b. Tidak pernah d Selalu 71. Apakah materi yang menarik mendorong anda untuk mengikuti kegiatan dakwah tersebut? a. Sangat benar c. Tidak benar b. Benar d. Sama sekali tidak benar 72. Apakah anda akan hadir untuk belajar agama di bapekis jika da’i yang menyampaiakan materi adalah da’i yang terkenal (da’i yang sudah dikenal masyarakat)? a. Sama sekali benar c. Benar b. tidak benar d. Sangat benar
Tabel pernyataan Variabel 1. Waktu pelaksanaan kegiatan
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nomor pernyataan 1 2 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4
∑ Y 21 20 24 22 25 24 21 20 20 20 20 18 23 25 18 22 22 23 22 20 25 21 21 20 25 24 22 20 22 21
31 32 33 34 35
5 4 5 5 5
4 5 4 4 4
4 5 4 4 4
4 4 4 4 4
4 5 4 4 4
21 23 21 21 21
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑X
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 4 22 5 5 4 4 4 22 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 4 22 4 4 4 5 4 21 264 264 256 262 247 1293
Variabel 2. Materi yang disampaikan dalam kegiatan dakwah Nomor pernyataan 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 2
∑Y 52 53 59 53 59 54 53 55 44
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4
51 53 52 52 59 50 50 62 55 52 54 58 54 53 52 56 53 53 52 54 53
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4
53 52 52 52 53 52 57 53 58 52 55 53 57 53 54 53
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 55 47 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 54 48 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 54 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53 50 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 59 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 52 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 57 53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 54 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 50 55 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 54 56 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 54 57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 51 58 5 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 43 59 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 54 60 ∑ X 255 260 250 245 245 252 245 246 244 238 254 236 243 3213
Variabel 3. Pola komunikasi yang digunakan dalam kegiatan dakwah Nomor pernyataan ∑ R 20 21 22 23 24 25 26 27 Y 4 4 4 2 4 4 4 2 28 1 4 4 4 2 4 4 4 4 30 2 4 5 5 5 5 5 5 4 38 3 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 2 5 5 4 4 4 2 31 5 4 4 4 2 4 5 4 2 29 6 5 5 5 4 5 4 4 4 36 7 4 4 4 4 5 5 5 2 33 8 2 4 4 4 4 4 4 2 28 9 5 4 5 2 5 4 4 2 31 10 4 4 4 2 4 4 4 2 28 11 4 4 5 4 5 5 4 4 35 12 4 4 5 4 5 5 4 4 35 13 4 4 4 4 4 4 2 2 28 14 4 4 4 4 4 5 5 2 32 15 4 5 4 4 4 4 4 4 33 16 5 5 4 4 4 5 5 4 36 17 5 4 4 4 4 4 4 2 31 18 4 2 2 2 4 5 5 2 26 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5
2 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 5 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 5 2 4 4 2 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5
26 33 35 30 30 32 32 33 31 30 31
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4
4 2 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2
34 31 30 32 30 31 38 32 32 32 32 31 34 33 34 31 30 31 36 26 36 32 32 30 33 34
57 58 59 60 ∑X
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
4 4 4 4 4 4 4 2 30 4 4 2 4 4 4 4 2 28 2 2 4 2 2 4 2 2 20 4 5 4 4 4 4 4 2 31 255 244 243 223 250 259 244 171 1889
Variabel 4. Metode yang digunakan dalam kegiatan dakwah No. pernyataan ∑ 28 29 30 31 Y 4 4 4 4 16 4 4 2 4 14 4 5 5 5 19 4 4 4 5 17 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 2 4 14 4 4 4 4 16 4 4 2 4 14 4 4 5 4 17 4 4 5 4 17 4 4 2 5 15 4 4 5 4 17 5 5 4 4 18 4 4 5 5 18 4 4 5 4 17 4 4 2 4 14 4 5 4 4 17 4 4 4 4 16 4 4 5 4 17 4 4 4 5 17 4 4 5 4 17 4 4 4 4 16 4 4 5 4 17 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18
30
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑X
4
4
4
4
16
4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 5 5 4 18 4 4 2 4 14 4 4 2 4 14 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18 5 4 2 4 15 5 4 2 4 15 4 4 5 4 17 4 4 2 4 14 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 4 5 2 5 16 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 4 4 5 4 17 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 2 4 14 4 4 2 4 14 4 4 2 4 14 4 4 5 2 15 4 2 2 2 10 4 4 4 4 16 244 245 226 245 960
Variable 5. Media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah No. Pernyataan ∑ R 32 33 34 35 Y 4 4 4 4 16 1 4 4 4 2 14 2 4 5 4 4 17 3 4 5 4 2 15 4 4 5 4 4 17 5 4 4 4 2 14 6 4 5 5 2 16 7 2 5 4 2 13 8 2 2 2 2 8 9 4 4 4 2 14 10 2 4 5 2 13 11 4 5 5 2 16 12 4 5 4 4 17 13 4 4 4 4 16 14 4 4 4 2 14 15 4 5 4 4 17 16 4 5 4 4 17 17 4 4 4 4 16 18 4 5 5 2 16 19 4 4 4 4 16 20 4 5 4 2 15 21 2 4 4 4 14 22 4 4 4 4 16 23 4 5 5 4 18 24 4 4 4 2 14 25 4 5 4 4 17 26 4 4 4 4 16 27 4 4 5 4 17 28 4 4 4 2 14 29 4 4 4 4 16 30
31 32 33
4 4 4
5 4 4
4 4 4
4 2 2
17 14 14
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑X
4 4 4 2 14 2 5 4 2 13 4 4 4 4 16 4 4 5 2 15 4 5 4 2 15 4 5 4 2 15 2 5 4 2 13 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 2 2 12 4 4 4 2 14 4 5 5 2 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 5 4 2 15 4 4 5 2 15 4 5 4 2 15 4 4 5 4 17 4 4 4 4 16 4 5 5 4 18 2 4 4 2 12 4 4 4 2 14 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 5 2 2 13 4 4 4 2 14 4 4 4 2 14 226 261 245 174 906
Variable 6. Buku ajar yang digunakan da'i No. pernyataan ∑ R 36 37 38 39 Y 2 2 2 4 10 1 2 2 2 4 10 2 2 4 2 5 13 3 2 2 2 4 10 4 4 2 2 4 12 5 1 2 2 5 10 6 2 2 2 4 10 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 2 2 2 2 1 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 1 4 2
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 4 4
2 2 4 4 2 4 4 2 1 2 2 4 4 2 4 4 2 1 2 2 4 2 2
2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 2
4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2
4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2
10 10 13 12 11 13 15 13 8 10 10 15 12 12 14 14 10 8 10 10 14 13 10
4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
14 11 12 10 10 15 12 12 10 11 12 14 12
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑X
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 2 2 4 10 4 2 2 5 13 4 4 4 4 16 4 4 2 4 14 5 1 2 5 13 2 2 2 5 11 2 2 2 4 10 4 4 2 4 14 2 2 1 5 10 2 2 2 5 11 4 4 2 5 15 2 2 1 4 9 4 4 4 2 14 4 4 2 4 14 2 2 2 4 10 2 2 2 2 8 2 2 2 4 10 160 157 128 254 699
Variable 7. Peningkatan pengetahuan karyawan tentang agama Nomor pernyataan ∑ 40 41 42 43 44 45 46 Y 4 4 5 44 4 4 5 70 4 5 4 5 4 4 4 30 5 4 5 4 4 5 4 31 5 4 5 4 5 5 4 32 4 4 4 4 5 4 4 29 4 5 4 4 4 5 4 30 5 4 5 5 5 4 4 32 5 4 4 5 4 5 4 31 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 5 4 29 4 5 4 4 4 4 4 29 4 5 4 4 4 5 4 30 5 4 5 5 4 4 5 32 5 5 4 5 4 4 4 31 2 4 4 4 4 5 4 27 5 4 5 4 4 5 4 31 5 5 5 5 5 5 4 34
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4
5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5
4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5
4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4
30 29 29 30 30 30 29 33 31 32 30 28 30
5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5
31 31 28 29 29 31 34 31 33 29 30 31 30 30 31 30 32 32 32 31 32 30 34 32
55 56 57 58 59 60 ∑X
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
4 4 4 5 5 5 5 32 4 5 4 5 4 5 5 32 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28 2 5 5 5 4 5 4 30 4 4 4 4 5 5 5 31 257 259 262 309 253 280 253 1873
Variable 8. Perubahan sikap beragama karyawan dalam beribadah Nomor pernyataan 47 48 49 50 51 52 53 54 55 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 5 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 2 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 4 4 4 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 1 1 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 5
29 30
4 4
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑ X
4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 2 4
5 5
4 5
5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2 5
4 4
5 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5
5 5
5 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4
2 2
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4
4 5
4 4
5 2 2 2 2 4 2 2 2 5 4 4 5 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 5
5 5
5 2 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5
5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5
5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
259 272 262 254 268 184 276 264 281
R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 32
Nomor pernyataan 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 ∑ Y 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 77 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 82 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 91 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 84 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 85 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 85 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 77 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 87 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 87 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 81 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 77 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 79 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 90 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 87 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 84 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 89 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 86 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 83 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 80 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 87 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 83 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 85 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 85 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 84 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 84 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 82 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 79 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 81 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 79 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 81
5 5
5 5
5 5
4 4
5 4
4 4
4 4
4 4
5 5
5 4
90 76
4 5 4 4 4 4 4 4 4 76 33 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 81 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 35 5 5 4 4 5 5 5 5 4 88 36 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 83 37 5 5 5 5 4 5 4 4 2 4 5 80 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 86 39 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 79 40 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 86 41 5 5 4 4 4 5 5 5 4 87 42 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 81 43 4 5 5 4 5 2 4 4 4 5 80 44 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 83 45 5 1 1 4 4 4 4 4 1 5 69 46 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 88 47 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 85 48 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 83 49 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 83 50 5 5 5 5 4 5 5 1 5 5 85 51 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77 52 5 5 4 5 5 5 2 5 5 87 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 90 54 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 83 55 4 1 4 4 4 4 4 4 4 75 56 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 80 57 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 86 58 5 4 4 4 4 2 4 4 4 2 64 59 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 84 60 4 ∑ X 279 273 267 250 266 258 265 251 265 258 4952
R 1 2 3 4
66 4 4 5 5
Variable 9. Motivasi karyawan untuk belajar keagamaan Nomor pernyataan 67 68 69 70 71 72 ∑ Y 4 5 4 4 4 4 29 4 5 5 4 4 4 30 5 5 5 5 5 4 34 4 5 5 5 4 1 29
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4
5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4
5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 1 5 4 4
4 5 4 4 2 4 5 4 1 1 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 2 2 4
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5
34 33 31 33 26 31 28 26 30 29 30 35 32 32 29 29 32 32 31 33 32 34 25 26 25 29
5 4 4 4 1 5 2 2 5 4 4 5 4 4 2 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 2
5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2
4 1 4 4 2 2 4 2 4 4 2
33 26 30 31 28 30 30 29 30 29 25
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑X
4 5 5 5 5 1 29 4 5 4 5 5 4 2 2 27 5 4 5 5 4 2 4 29 5 4 5 5 4 4 2 29 5 4 5 5 4 5 4 32 4 5 5 4 5 4 5 32 4 4 4 4 2 4 4 26 4 4 4 4 5 4 5 30 5 4 4 4 4 1 1 23 4 4 4 4 4 1 2 23 4 4 4 4 2 4 4 26 5 2 5 5 5 5 4 31 4 5 5 5 2 4 2 27 4 4 4 4 4 4 5 29 5 4 4 4 4 2 2 25 5 4 4 4 4 4 2 27 5 5 5 5 4 4 4 32 4 4 4 4 5 5 4 30 4 4 4 4 4 4 2 26 274 252 286 267 253 228 203 1763