PENGALAMAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR PASIEN STROKE DI WILAYAH KEDUNGWUNI I Oleh Beny Ardianto Prayogi dan Ibnu Purwa Jadmika ABSTRAK Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Stroke merupakan salah satu penyakit penyakit yang mematikan dan menempati urutan ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kebutuhan dasar pasien stroke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian ini adalah keluarga yang memiliki pengalaman merawat anggota keluarga dengan masalah kebutuhan dasar pasien stroke. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara semiterstruktur dan observasi terstruktur pada lima partisipan. Teknik analisa data menggunakan model analisa Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini didapatkan dua belas tema dari pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga tentang pemahamannya mengenai masalah kebutuhan dasar pasien stroke, respon ketika anggota keluarga terkena stroke, penanganan masalah kebutuhan dasar manusia meliputi nutrisi, eliminasi, mobilisasi, personal hygiene, seksual, istirahat dan tidur pada pasien stroke kemudian hambatan keluarga yang merawat serta harapan keluarga terhadap anggota keluarga yang terkena stroke. Penelitian yang telah dilakukan diharapkan keluarga yang merawat anggota keluarga dengan masalah kebutuhan dasar pasien stroke mampu untuk mengetahui penyakit stroke dan upaya dalam mencegah kekambuhan penyakit serta dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang dapat memberikan informasi mengenai perawatan penyakit stroke dengan masalah kebutuhan dasar manusia sehingga dapat meminimalisir masalah lain yang dapat terjadi dalam merawat anggota keluarga yang terkena stroke dengan masalah kebutuhan dasar manusia.
Stroke adalah suatu kondisi yang
1. Pendahuluan Stroke adalah kerusakan jaringan
terjadi ketika pasokan darah ke suatu
otak yang disebabkan karena kurangnya
bagian otak tiba-tiba terganggu, karena
atau terhentinya suplai darah secara tiba-
sebagian
tiba. Jaringan otak yang mengalami hal
kamatian akibat gangguan aliran darah
ini akan mati dan tidak dapat berfungsi
karena
lagi. Kadang pula stroke disebut dengan
pembuluh darah otak. Dalam jaringan
CVA
otak,
(cerebrovascular
Stroke
dapat
penderita
kita
darah
accident
temukan
).
pada
tinggi/hipertensi,
sel-sel
otak
sumbatan
atau
kurangnya
menyebabkan
mengalami
pecahnya
aliran
darah
serangkaian
reaksi
biokimia, yang dapat merusakkan atau
penyakit jantung, diabetes mellitus,
mematikan
sel-sel
merokok, penyumbatan pembuluh darah
Kematian
jaringan
otak (aterosklerosis), kadar kolesterol
menyebabkan hilangnya fungsi yang
tinggi, alkohol, narkotika, kurang olah
dikendalikan oleh jaringan itu, aliran
raga, kegemukan, pola makan yang
darah yang berhenti juga membuat
salah, sakit kepala sebelah, stress, dan
suplai oksigen dan zat makanan ke otak
umur.
juga berhenti, sehingga sebagian otak
Karena
begitu
berbahayanya
bisa
saraf
berfungsi
di
otak
otak. dapat
penyakit ini yang saat ini sudah tidak
tidak
mengenal batas usia, maka kita tidak
mestinya. Stroke adalah salah satu
bisa beranggapan bahwa penyakit ini
penyakit
hanya menimpa orang tua (Auryn 2009,
karena hasil akhirnya yang bisa fatal
h.38).
baik meninggal dunia atau cacat tetap
yang
paling
(Nabyl 2012, hh.17-18).
sebagaimana
menakutkan
Setiap tahun, sekitar 12 dari
atas 45 tahun (15,4% dari seluruh
100.000 orang di Amerika Serikat
kematian). Prevalensi stroke rata-rata
mengalami stroke, sehingga penyakit ini
adalah 0,8%, tertinggi 1,66% di Nangroe
tercatat sebagai pembunuh nomor tiga
Aceh Darussalam dan terendah 0,38% di
setelah penyakit jantung dan kanker. Di
Papua (Hernanta 2013, h.107).
Amerika, tercatat ada sekitar 770.000
Berdasarkan data yang diperoleh
pasien stroke baik yang terkena untuk
dari
pertama kalinya maupun yang terkena
Pekalongan menunjukkan bahwa dari 26
serangan susulan. Dari segi usia, 72
Puskesmas di Kabupaten Pekalongan
persen pasien stroke berumur di atas 65
pada tahun 2012 terdapat 142 kasus
tahun. Hal ini dikarenakan peluang
stroke
seseorang terkena stroke adalah berusia
hemoragik , kemudian pada tahun 2013
55 tahun berlipat ganda setiap dasawarsa
kasus
pertambahan umurnya (Vitahealth 2006,
hemoragik
h.7).
berikutnya pada tahun 2014 Riskesdas (2007) menuturkan
Dinas
Kesehatan
hemoragik
stroke
stroke
dan
Kabupaten
stroke
hemoragik menurun
hemoragik
dan 98
dan
stroke
non
non kasus, kasus non
penelitian propestif tahun 1996/1997
hemoragik meningkat kembali menjadi
mendapatkan 2065 pasien stroke dari 28
274 kasus. (Dinas Kesehatan Kabupaten
rumah
Pekalongan).
sakit
di
Indonesia.
Survei
departemen RI pada 987.205 subjek dari
Pasien
yang
terkena
stroke
258.366 rumah tangga di 33 provinsi
dengan masalah kebutuhan dasar tidak
mendapatkan bahwa stroke merupakan
bisa merawat dirinya sendiri dengan
penyebab kematian utama pada usia di
mandiri.
Peranan
keluarga
dalam
mengatasi masalah kebutuhan dasar
memahami keadaan anggota keluarga
pada anggota keluarga yang terkena
yang terkena stroke dengan masalah
penyakit stroke sangat diperlukakan
kebutuhan dasar. Dengan pemahaman
dalam
penyembuhan
ini keluarga akan mengetahui bagaimana
penyakitnya, karena kesehatan keluarga
cara memperlakukan anggota keluarga
merupakan salah satu fungsi keluarga
yang terkena stroke dengan masalah
dalam
dan
kebutuhan dasar dengan baik, sehingga
kesehatan seluruh anggota keluarga serta
kebutuhan dasar anggota keluarga yang
menjamin pemenuhan kebutuhan dasar,
sakit akan terpenuhi (Friedman 2010,
perkembangan
h.88).
proses
melindungi
keamanan
fisik,
mental
dan
Kebutuhan
dasar
manusia
spiritual, dengan cara memelihara dan
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
merawat
oleh manusia dalam mempertahankan
anggota
keluarga
serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota
keseimbangan
keluarga.
keseimbangan psikologis, yang tentunya
Peran
keluarga
terhadap
fisiologis
anggota keluarga yang terkena penyakit
bertujuan
stroke akan membutuhkan bantuan dari
kehidupan dan kesehatan (Hidayat 2009,
anggota keluarganya apalagi dengan
h.4).
masalah kebutuhan dasar (Achjar 2010, h.5).
untuk
maupun
mempertahankan
Dari komunikasi interpersonal yang dilakukan peneliti sebelumnya,
Untuk
menjalankan
fungsi
ditemukan
berbagai
reaksi
yang
keluarga sebagai perawatan kesehatan
beragam dari ke dua anggota keluarga
pada anggota keluarga yang sakit,
saat menghadapi masalah kebutuhan
keluarga
dasar pasien stroke. Dari komunikasi
dituntut
harus
mampu
interpersonal
pada
Berangkat dari hal tersebut akhirnya
tanggal 29 Oktober 2015 tersebut Ny S
peneliti menggunakan fenomena ini
dan
sebagai latar belakang pada penelitian
Tn
yang
D
dilakukan
menceritakan
berbagai
pengalaman yang berisi tentang kendala,
yang
pengobatan,
pola makan,
harapan penelitian ini dapat dijadikan
kesabaran, penanganan di rumah, pola
sebagai kajian pustaka bagi anggota
istirahat dan tidur.
keluarga lain yang mengalami masalah
eliminasi,
Fenomena yang muncul dari komunikasi
dilakukannya,
dengan
kebutuhan dasar pada pasien stroke.
yang
Peran keluarga dalam merawat
dilakukan sebelumnya kepada Ny S dan
anggota keluarga yang terkena penyakit
Tn
pengalaman
dengan masalah kebutuhan dasar adalah
menghadapi
faktor yang sangat membantu dalam
D
adalah
anggota
interpersonal
telah
sebuah
keluarga
saat
masalah kebutuhan dasar dari pasien
proses
penyembuhan
stroke. Fenomena tersebut menunjukan
dilihat
reaksi
yang beragam dari anggota
membutuhkan peran keluarga dalam
keluarga yang menghadapi masalah
melakukan aktivitas pasien, mengatur
kebutuhan dasar pasien stroke. Peneliti
makan pasien, mengatur diit makanan,
menilai adanya kemungkinan hal yang
rentang gerak, eliminasi, dan mobilisasi
menarik
dari
pengalaman
anggota
pasien. Dalam hal ini, keluarga dalam
keluarga
yang mempunyai
masalah
merawat
bahwa
pasien. pasien
anggota keluarganya
Dapat sangat
yang
kebutuhan dasar pasien stroke. Peneliti
terkena penyakit stroke dengan masalah
juga melihat adanya hal yang layak
kebutuhan dasar tentunya mendapatkan
untuk digali dari sebuah pengalaman.
berbagai
pengalaman
dalam
proses
penanganan
pasien
stroke
dengan
masalah kebutuhan dasar. Pengalaman
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2008, h.1).
inilah yang kami jadikan sebagai acuan
Peneliti
telah
menggunakan
dalam penelitian yang akan dilakukan
pendekatan
dengan judul “Pengalaman keluarga
penelitian
merawat
pengalaman subjektif atau pengalaman
anggota
keluarga
dengan
fenomenologis yang
yaitu
diartikan
sebagai
masalah kebutuhan dasar pasien stroke
fenomenologikal.
Fenomenologi
di wilayah kedungwuni I”.
merupakan
berfikir
menekankan
2. Metode penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini untuk
pandangan
mengidentifikasi
pengalaman
keluarga yang merawat anggota keluarga dengan masalah kebutuhan dasar pasien
pengalaman
pada -
yang
fokus
kepada
pengalaman
subjektif
manusia dan interpretasi dunia (Moleong 2009,hh.14-15). 3. Partisipan atau Informan
stroke di wilayah kedungwuni I, yaitu
Sampel yang telah digunakan
dengan menggunakan desain kualitatif.
dalam penelitian ini bukan dinamakan
Penelitian
metode
responden, tetapi sebagai narasumber,
penelitian yang digunakan untuk meneliti
atau partisipan, informan, teman dan guru
pada kondisi objek yang alamiah, dimana
dalam penelitian (Sugiyono 2008, h.50).
peneliti sebagai instrument kunci, teknik
Partisipan dari penelitian ini tidak dibatasi
pengumpulan
dengan nominal angka.
triangulasi
kualitatif
data
adalah
dilakukan
(gabungan),
analisis
secara data
bersifat induktif, dan hasil penelitian
Peneliti hanya mengumpulkan data
dari
partisispan,
kemudian
mengolahnya hingga data tersebut jenuh
atau tidak muncul lagi data yang sama.
dilakukan
Peneliti akan mencari partisipan dari
penyakit stroke merupakan penyakit
anggota keluarga yang pernah mempunyai
keturunan. Dari kelima partisipan
pengalaman merawat anggota keluarga
yaitu P1, P2, P5 mengungkapkan
dengan masalah kebutuhan dasar pada
bahwa
pasien stroke.
anggota
keluarganya
merupakan
4. Pembahasan
penyakit
keturunan.
Pemahaman
Hasil
penelitian
gangguan
yang
bahwa
dialami
telah
ketiga partisipan mengenai stroke
dilakukan peneliti pada lima partisipan
adalah penyakit keturunan sesuai
menghasilkan enam tujuan khusus yang
dengan teori menurut Nabyl (2012
sesuai dengan perumusan awal yang
h.49) yang menuturkan bahwa para
ingin
adalah
ahli meyakini terdapat hubungan
yang
antara resiko stroke dengan faktor
urutkan berdasarkan tujuan
keturunan, walaupun secara tidak
dicapai.
pembahasan peneliti
yang
menunjukan
Berikut
hasil
penelitian
khusus.
langsung. Pasien yang memiliki
a.
Gambaran keluarga tentang riwayat
anggota keluarga dengan riwayat
stroke.
stroke perlu mewaspadai faktorWawancara
yang
peneliti
faktor yang dapat menyebabkan
lakukan menghasilkan sebuah fakta
sroke
mengenai
hiperkolesterol.
tentang Penyakit
Gambaran riwayat genetik.
keluarga
stroke
yaitu
Data
yang
diperoleh dari penelitian yang telah
seperti
Stroke jaringan
otak
hipertensi
dan
adalah
kerusakan
yang
disebabkan
karena kurangnya atau terhentinya
suplai
darah
secara
tiba-tiba.
Wawancara
yang
peneliti
Jaringan otak yang mengalami hal
lakukan menghasilkan sebuah fakta
ini akan mati dan tidak dapat
mengenai
berfungsi lagi. Kadang pula stroke
terhadap stroke yaitu pengetahuan.
disebut
CVA
Berdasarkan hasil wawancara dari
(cerebrovascular accident ). Stroke
kelima partisipan P1, P2, P3, P4, P5
dapat kita temukan pada penderita
yang seluruhnya mengungkapkan
darah
penyakit
bahwa penyakit stroke merupakan
jantung, diabetes mellitus, merokok,
penyakit gangguan saraf. Stroke
penyumbatan pembuluh darah otak
terjadi ketika pasokan darah ke
(aterosklerosis),
suatu
dengan
tinggi/hipertensi,
kadar
kolesterol
persepsi
bagian
keluarga
otak
tiba-tiba
tinggi, alkohol, narkotika, kurang
terganggu. Dalam jaringan otak,
olah raga, kegemukan, pola makan
kurangnya
yang salah, sakit kepala sebelah,
menyebabkan serangkaian reaksi
stress, dan umur. Karena begitu
biokimia yang dapat merusak atau
berbahayanya penyakit ini yang saat
mematikan sel-sel saraf di otak
ini sudah tidak mengenal batas usia,
(Tilong 2012 h.9). Hasil wawancara
maka kita tidak bisa beranggapan
partisipan
bahwa penyakit ini hanya menimpa
mengemukakan
orang tua (Auryn 2009, h.38).
stroke merupakan penyakit yang
b. Gambaran
persepsi
terhadap stroke.
keluarga
aliran
P3,
darah
P4,
bahwa
P5
penyakit
disebabkan karena darah tinggi (hipertensi). Hipertensi merupakan faktor resiko terpenting unuk semua
c.
tipe stroke, baik stroke perdarahan
dari kata response yang berarti
maupun stroke infark. Peningatan
tanggapan
resiko stroke terjadi seiring dengan
merupakan istilah psikologis yang
peningkatan tekanan darah (Gofir
digunakan
2009 h.85). P1 mengatakan bahwa
reaksi terhadap rangsang yang di
stroke
penyumbatan
terima oleh panca indera. Hal yang
pembuluh darah yang ada di otak.
menunjang dan meletarbelakangi
Penyumbatan
sebuah
disebabkan
bisa
terjadi
atau
reaksi.
untuk
respon
Respon
menyebutkan
adalah
sikap,
disepanjang jalur pembuluh darah
persepsi dan partisipasi. Respon
arteri
otak.
pada prosesnya didahului oleh sikap
Berhentinya aliran darah ke otak
seseorang karena sikap merupakan
pada stroke iskemik disebabkan
kecenderungan
oleh penumpukan kolesterol pada
seseorang untuk bertingkahlaku jika
dinding
menghadapi
yang
menuju
pembuluh
darah
atau
kesediaan
suatu
(aterosklerosis), atau tersumbatnya
tertentu.
pembuluh darah ke otak yang
sebagai suatu tingkah laku atau
dikarenakan
sikap yang berwujud baik sebelum
pembekuan
darah
Respon
rangsangan
juga
diartikan
(Tilong 2012 h.14).
pemahaman
yang
Respon keluarga merawat anggota
penelitian,
pengaruh
keluarga dengan masalah kebutuhan
penolakan, suka atau tidak suka
dasar pasien stroke.
serta
Sobur
(2009
h.
324),
mengatakan bahwa respon berasal
pemanfaatan
fenomena tertentu. 1) Respon psikologis
mendetail,
pada
atau
suatu
Respon
psikologis
keluarganya yang mengalami
merupakan tanggapan, tingkah laku
atau
sikap
terhadap
rangsangan
atau
masalah
penyakit stroke. Kecemasan merupakan sebuah
respon
yang
wajar
tertentu yang berkaitan dengan
ketika seseorang berhadapan
keadaan jiwa individu (Sobur
dengan sebuah stresor. Besar
2009 h.447). Respon psikologis
kecilnya intensitas kecemasan
yang muncul pada wawancara
sangat dipengaruhi oleh cara
yang dilakukan pada partisipan
individu
P2, P3, dan P5 menunjukan
terhadap stresor tersebut (Sobur
data
2009 h.345).
bahwa
perasaan
mengalami
cemas
ketika
2)
penyakit
stroke.
lain
yang
Keterangan
berespon
Tempat pelayanan kesehatan
mengetahui anggota keluarga terkena
dalam
Partisipan P1, P2, P3, P4, P5 berupaya melakukan respon
dalam
mengatasi
didapatkan dari partisipan P1,
masalah penyakit stroke ke
P2,
tempat
dan
P5
pengobatan
adalah
yang
upaya
dilakukan
yang
pelayanan kesehatan berupa
rumah
dengan sabar. Ke tiga partisipan
Dalam
ini mengatakan berusaha sabar
stroke fase hiperakut harus
menghadapi
dilakukan
masalah
cobaan
kesehatan
berupa anggota
penanganan
sakit.
di
rumah
pasien
sakit.
Tindakan yang akan dilakukan selama berada di rumah sakit
sangat bergantung pada jenis
melakukan upaya kesehatan.
dan
Partisipan P1, P2, dan P5
berat-ringannya
stroke
yang dialami. Perlu diketahui
berupaya
bahwa stroke tidak selalu bisa
dengan memeriksakan anggota
diprediksi,
keluarga yang terkena stroke ke
waktu
dan
diperlukan
beberapa hari
melakukan
respon
untuk
tenaga kesehatan pada tahap
memberikan suatu gambaran
awal ketika gejala stroke mulai
yang
terlihat. P1 dan P2 berusaha
jelas
terhadap
kemungkinan
selanjutnya
melakukan
(Junaidi 2006 h.21).
Undang
Republik
ke
dokter, sedangkan P5 memilih
3) Tenaga kesehatan Berdasarkan
pemeriksaan
memeriksakan ke mantri dan Undang
kemudian
selang
beberapa
Indonesia
waktu P5 memeriksakan ke
Nomor 36 tahun 2009 pasal 1
dokter praktik di lingkungan
ayat 6 yang berbunyi tenaga
tempat tinggalnya.
kesehatan adalah setiap orang
d.
Penanganan
yang mengabdikan diri dalam
masalah
bidang
pasien
kesehatan
serta
keluarga
kebutuhan
dasar
stroke
memiliki pengetahuan dan/ atau
kebutuhan
nutrisi,
keterampilan
mobilisasi,
personal
melalui
terhadap
berdasarkan eliminasi,
pendidikan di bidang kesehatan
seksual, istirahat dan tidur.
yang
1) Nutrisi
untuk
jenis
tertentu
memerlukan kewenangan untuk
pada
hygiene,
Berdasarkan wawancara
tepat dan tercukupi. Nutrisi
dengan partisipan P1, P2 dan
mencakup karbohidrat, protein,
P5
bahwa
lemak, vitamin, mineral dan air
keluarga
yang
(Saryono dan Widianti 2010,
stroke
dalam
mengungkapkan
anggota menderita memenuhi
kebutuhan
nutrisinya
dengan
mengkonsumsi sedangkan
P3
bubur, dan
mengungkapkan
h.56). 2) Mobilisasi Menurut Mubarak (2008 h.220)
adalah
P5
kemampuan seseorang untuk
dalam
bergerak secara bebas, mudah,
pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan
dengan
untuk
mengkonsumsi
mobilisasi
nasi,
teratur
yang
bertujuan
memenuhi
kebutuhan
kemudian P4 mengungkapkan
hidup sehat. Setiap orang butuh
dalam
untuk
memenuhi
kebutuhan
bergerak.
Kehilangan
nutrisi anggota keluarga yang
kemampuan
terkena stroke yaitu dengan
menyebabkan
mengkonsumsi sayur-sayuran.
dan ini membutuhkan tindakan
Nutrisi
sebagai
atau bantuan. Kelemahan fisik
prioritas perawatan terpenting
dan mental akan menghalangi
dalam
seseorang
untuk
melakukan
manusia. Tubuh butuh energi
aktivitas
dan
mobilisasi
untuk
sehingga
diperlukan untuk meningkatkan
dibutuhkan intake nutrisi yang
kemandirian diri, meningkatkan
ditempatkan
kebutuhan
beraktifitas
dasar
untuk
bergerak
ketergantungan
kesehatan, menghambat proses
sehari adalah kurang lebih dua
penyakit.
kali,
Berdasarkan
hasil
sedangkan
P3
wawancara dengan partisipan
mengungkapkan bahwa dalam
P1, P2, P3, P5 mengungkapkan
pemenuhan
bahwa
eliminasi dengan dipapah ke
dalam
kebutuhan
memenuhi
mobilisasi
kebutuhan
yakni
kamar mandi. Eliminasi fekal
dengan dituntun, sedangkan P4
atau defekasi merupakan proses
mengungkapkan bahwa dalam
pembuangan sisa metabolisme
pemenuhan
tubuh
kebutuhan
mobilisasi
dengan
menggunakan kursi roda.
tidak
terpakai.
Eliminasi yang teratur dari sisasisa
3) Eliminasi
yang
produksi
usus
penting
untuk fungsi tubuh normal,
Berdasarkan
hasil
perubahan pada defekasi dapat
wawancara dengan partisipan
menyebabkan
masalah
P1, P2, P4, P5 mengungkapkan
mengembangnya
dinding
bahwa
rectum
dalam
kebutuhan
memenuhi
eliminasi
menggunakan
dengan
pampers
dan
karena
penumpukan
material di dalam rektum akan memicu system
saraf
yang
partisipan P1, P2, P4, dan P5
menimbulkan keinginan untuk
juga mengungkapkan bahwa
melakukan
mereka menggantikan pampers
defekasi tidak terjadi maka
yang dipakai anggota keluarga
material akan dikembalikan ke
yang
usus besar dan apabila tidak
terkena
stroke
dalam
defekasi.
Jika
terjadi defekasi untuk periode yang
lama,
konstipasi
dan
Personal menjadi
hygiene
penting
karena
pengerasan feses akan terjadi.
personal hygiene yang baik
Miksi merupakan pengeluaran
akan
cairan dari kandung kemih
masuk
yang bergantung pada organ
mikroorganisme
renal, renal akan memfiltrasi,
dimana-mana
mengabsorbsi urin. Selanjutnya
akhirnya mencegah seseorang
melalui ureter akan disalurkan
terkena
ke vesica urinaria. Timbul
hygiene atau kebersihan diri ini
reflek saraf yang disebut reflek
diperlukan untuk kenyamanan,
miksi (reflek berkemih) yang
keamanan,
dan
berusaha
seseorang
(Saryono
Widianti
2010,
kandung
mengosongkan kemih,
tidaknya
setidak-
meminimalkan (port
pintu
de
entry)
yang dan
penyakit.
ada pada
Personal
kesehatan dan h.1).
menimbulkan
Berdasarkan hasil wawancara
kesadaran akan keinginan untuk
dengan partisipan P1, P2, P3,
berkemih, reflek ini bisa juga
P4,
dihambat atau ditimbulkan oleh
mengungkapkan bahwa dalam
pusat
korteks
serebri
atau
memenuhi kebutuhan personal
batang
otak
(Saryono
dan
hygiene
Widianti 2010, hh.38-40). 4) Personal hygiene
P5
yang
yakni
seluruhnya
dengan
menggunakan air hangat untuk mandi, sedangkan partisipan P1, P2, dan P5 mengatakan
bahwa anggota keluarga yang
perlu gunakan bedak atau krim
menderita stroke berkeringat
(vitahealth 2006 h.59).
dan
pada
saat
berkeringat
5)
Istirahat dan tidur
partisipan P1, P2, P4 dan P5
Berdasarkan
hasil
membersihkan keringat dengan
wawancara dengan partisipan
cara mengelap.
P1 dan P5 yang seluruhnya
Untuk
mencegah
mengungkapkan
bahwa
terjadinya gangguan kulit dan
anggota
luka seperti dekubitus, bisul
mengalami
atau borok dapat timbul pada
kadang
bagian tubuh yang biasanya
sedangan P2, P3, P4, dan P5
tertekan
mengungkapkan
tulang,
seperti
keluarga stroke
susah
untuk
yang kadangtidur,
bahwa
punggung, pinggul, siku atau
anggota
tumit. Pada bagian punggung,
mengalami stroke bisa tidur.
pantat, tumit perlu dibersihkan
Menurut Hidayat (2006 h.122)
dengan air dan sabun, dipijat
menuturkan bahwa pemeuhan
dengan krim dan ditaburi bedak
kebutuhan istirahat dan tidur
untuk
menjaga
terutama sangat penting bagi
Kulit
disekitar
(selangkangan)
kelembaban. paha
yang
orang yang sedang sakit agar
benar-
lebih
setelah
kerusakan pada sel. Apabila
buang air kecil dan besar, jika
kebutuhan istirahat dan tidur
benar
harus
atas
keluarga
dikeringkan
cepat
memperbaiki
teersebut cukup, maka jumlah
energy yang diharapkan untuk
(2012
h.85)
bahwa
para
memulihkan status kesehatan
menuturkan
dan mempertahankan kegiatan
penderita stroke yang selamat
dalam kehidupan sehari-hari
akan mengalami kesulitan dan
terpenuhi.
keterbatasan saat melakukan
Istirahat adalah perasaan
aktifitas
sehari-hari
yang
relaks secara mental, bebas dari
berdampak kepada hubungan,
kecemasan dan tenang secara
keintiman baik dalam pekerjaan
fisik.
Istirahat
tidak
selalu
maupun
tempat
tidur,
wawancara partisipan P1, P2,
namun dapat beripa membaca
P3, P4, dan P5 mengungkapkan
buku, melihat televisi. Seusai
bahwa
istiraha,
kebutuhan seksual sudah tidak
berbaring
menjadi
6)
Nabyl
di
mental
dan
segar.
fisik
Dari
dalam
hasil
pemenuhan
memikirkan
hal
merupakan perubahan status
karena
utama
kesadaran berulang-ulang pada
kesembuhan penyakit. Menurut
periode
Hidayat
tertentu.
Tidur
hobi.
Tidur
yang
(2009
tersebut, adalah
hh.224-231)
memberikan waktu perbaikan
seksual adalah kebutuhan dasar
dan penyembuhan system tubuh
manusia
(Saryono dan Widianti 2010,
perasaan dua orang individu
h.115).
secara
Seksual
berupa
pribadi
menghargai, dan
ekspresi
yang
paling
memperhatikan,
menyayangi
sehingga
terjadi sebuah hubungan timbal
merangkai kata-kata yang tepat,
balik
menulis, dan membaca. Dalam
antara kedua individu
tersebut.
menangani masalah gangguan
e. Hambatan anggota
keluarga keluarga
merawat
pasien
stroke
komunikasi
diberikan
terapi wicara dalam membantu
dengan masalah kebutuhan dasar
pasien
1) komunikasi
misalnya
Hambatan yang dialami
dapat
untuk
berkomunikasi
dengan
pengucapan
kata
latihan (artikulasi)
oleh partisipan P1, P2, P3, P4,
atau komunikasi dengan alat
P5
bantu. Doronglah pasien untuk
saat
keluarga
merawat yang
anggota
mengalami
menggunakan
segala
bentuk
stroke berupa komunikasi. Dari
komunikasi
hasil wawancara partisipan P1,
tubuh,
P2, P3, P4, P5 mengungkapkan
menggambar
susah
kemampuan bicaranya kembali.
untuk
berkomunikasi
(berbicara). Menurut vitahealth (2006
hh.66-67)
seperti
bahasa
menulis,
atau sampai
2) Mulut mencong
harus
Dari hasil wawancara
dipahami bahwa pasien stroke
partisipan
sering
mengungkapkan
tidak
mampu
P1
dan
P2 bahwa
berkomunikasi secara normal.
anggota keluarga yang terkena
Kerusakan otak yang terjadi
stroke
bisa menyebabkan pasien sulit
Nabyl (2012, h.28) menuturkan
mengungkapkan
bahwa dalam mengetahui lebih
kata-kata,
mulutnya
mencong.
awa stroke dapat dilakukan
stroke yang pertama cenderung
dengan
mengalami
skrening
sederhana
stroke
susulan
pada pasien yang dicurigai
dalam kurun waktu lima tahun.
stroke. Tanda atau gejala salah
Stroke
satu keadaan yang patut diduga
menyebabkan
stroke adalah mulut mencong
lebih
(facial drop). Caranya dengan
menyebabkan cacat permanen
meminta
penderita
atau kematian. Stroke susulan
memperlihatkan giginya atau
bisa juga terjadi sesaat setelah
tersenyum. Apabila salah satu
terjadi stroke yang pertama,
sisi muka tertinggal atau tidak
bahaya
bereaksi berarti abnormal.
menurun
setelah
menjalani
perawatan
3) Kekambuhan penyakit Dari hasil wawancara partisipan P1, P2, dan P5 mengungkapkan anggota
dampak
yang
dan
sering
berat
ini
dapat
tentunya
akan pasien yang
intensif (vitahealth 2006, hh.2122).
bahwa
keluarga
susulan
Nabyl
(2012
h.83)
yang
mengungkapkan bahwa dalam
menderita stroke mengalami
mencegah stroke berulang, hal-
kekambuh.
hal
Seseorang
yang
yang perlu
dan
harus
pernah mengalami stroke perlu
diperhatikan adalah mengetahui
mewaspadai datangmya stroke
faktor resiko dan melakukan
susulan.
persen
upaya-upaya,
baik
dalam
orang yang berhasil mengatasi
memodifikasi
gaya
hidup,
Sekitar
25
menjalani
terapi
yang
meninggalkan cacat yang
diperlukan dan yang tidak kalah
menetap,
penting
diabetes
adalah
pemeriksaan
melakukan
yang
dapat
memberikan informasi optimal faktor resiko yang dimiliki seseorang
untuk
terjadinya
pengendalian adalah
penting untuk mengurangi resiko stroke. c) Memiliki
jantung
signifikan
Menurut
resiko
(2006
sehat.
Penyakit jantung, secara
stroke ataupun stroke berulang. vitahealth
faktor
meningkatkan
stroke.
Bahkan,
h.113) faktor-faktor pencegah
stroke kadangkala disebut
stroke berulang yaitu:
sebagai
a) Kendalikan tekanan darah.
karena adanya persamaan
Mempertahankan tekanan
biologis antara serangan
darah
jantung
dibawah
140/90
serangan
dan
otak
stroke.
dapat mengurangi resiko
Kurangilah faktor resiko
stroke
penyakit jantung, seperti
hingga
75-85
persen.
tekanan
b) Kendalikan Diabetes
diabetes. meningkatkan
darah
tinggi,
merokok, kolesterol tinggi, kurang
olahraga,
kadar
resiko stroke hingga 300
gula darah tinggi, dan berat
persen. Diabetes seringkali
badan lebih, karena itu
mengalami
merupakan faktor resiko
lebih
stroke parah
yang dan
stroke.
d) Kendalikan
kadar
memberikan
kolesterol. Kadar kolesterol
peringatan
tinggi
berperan
meramalkan
lemak
yang
dalam
tertimbun
isyarat yang datangnya
masalah. Denyut jantung
didalam pembuluh karotid,
yang
tidak
teratur,
yaitu
berdebar-debar,
atau
pembuluh
yang
memasok darah ke otak.
perasaan lain pada jantung
penyempitan
yang
mencurigakan,
mungkin
berarti
pembuluh
pembuluhinilah
yang
ada
dapat meninkatkan resiko
masalah. Denyut jantung
stroke.
yang
cepat
tidak
e) Berhenti
merokok.
Merokok
dapat
meningkatkan
resiko
f. Harapan anggota keluarga merawat
tekanan darah tinggi dan
anggota keluarga dengan masalah
cenderung
kebutuhan dasar pasien stroke.
untuk
membentuk
gumpalan
beraturan
dan
merupakan
resiko khusus pada stroke.
Harapan
dasar
darah, karena inilah yang
kehidupan
dapat meningkatkan resiko
manusia ke arah depan dan tidak
stroke.
terikat pada masa lampau. Harapan
f) Jangan
yang
adalah
menunjukkan
mengabaikan
dapat menghilangkan rasa takut,
isyarat peringatan. Tubuh
menghalau rasa cemas. Setiap orang
sewaktu-waktu
mempunyai harapan sesuai dengan
tujuan serta cita-citanya masing-
mempertahankan
masing. Pada umumnya harapan
kesehatannya (Perry & Potter
tersebut mengarah pada sesuatu
2005, hh.3-5).
yang baik. Dalam hal ini harapan
keadaan
2) Duduk
yang dimaksud adalah harapan akan
Dari hasil wawancara
kesembuhan dan kesehatan (Maran
partisipan
P1
dan
P4
2007, hh.200-201).
mengungkapkan bahwa dalam
1) Sembuh
merawat anggota keluarganya
Dari hasil wawancara
yang terkena stroke harapannya
partisipan P2, P3, P4, dan P5
berupa bisa duduk. Apabila
mengungkapkan bahwa dalam
masih
merawat anggota keluarganya
penderita masih mampu untuk
yang terkena stroke harapannya
meningkatkan
berupa sembuh. Sehat adalah
untuk dapat hidup mandiri,
suatu
penderita
keadaan
seseorang
dimana
mendefinisikannya
memungkinkan
kemampuan
diajarkan
duduk,
dan
untuk
meningkatkan
sesuai dengan nilai yang ada
keseimbangan tubuhnya, dan
pada dirinya dan sehat adalah
diajarkan untuk berdiri dan
suatu keadaan yang dinamis
berjalan (Junaidi 2006, hh.49-
dimana individu menyesuaikan
50).
diri
sebaiknya
dengan
perubahan-
Dalam
posisi posisi
duduk, tubuh
perubahan lingkungan internal
penderitaa tegak lurus, jika
dan
penderita memang bisa duduk,
eksternal
untuk
jauh lebih baik jika duduk di
yang
kursi tegak berlengan daripada
penggunaan alat bantu dan
di
bantuan tangan dari orang lain
tempat
tidur
(vitahealth
2006, h.60).
pendek
untuk
3) Berjalan
dengan
keseimbangan
(Gofir
2009, hh.183-184).
Dari hasil wawancara partisipan P1, P4, dan P5
5. Simpulan Penelitian yang telah dilakukan
mengungkapkan bahwa dalam
menghasilkan
beberapa
merawat anggota keluarganya
sebagai berikut:
yang terkena stroke harapannya
a. Riwayat
penyakit
kesimpulan
stroke
yang
berupa bisa jalan. Berjalan yang
diderita merupakan penyakit yang
mandiri adalah tujuan primer
didapatkan dari keturunan. Dimana
dan harapan yang masuk akal
terdapat hubungan antara resiko
bagi sebagian besar penderita
stroke dengan faktor keturunan,
stroke
walaupun secara tidak langsung.
yang
mengalami
kelumpuhan, gerakan
setidaknya
parsial
b. Stroke
adalah
keadaan
yang
melawan
berhubungan dengan tekanan darah
gravitasi untuk fleksi pinggul
tinggi, gangguan saraf, penyumbatan
dan ekstensi lutut akan berubah
pembuluh darah yang ada di otak,
dari
yang
dimana
anggota
palang
terkena
stroke
langkah
dilakukan paralel
tunggal
diantara hingga
setidaknya
berjalan lamban dalam jarak
keluarga
yang
mengharuskan
mendapat perawatan selama kurun waktu tertentu.
c. Respon
keluarga
ketika
yang merawat
pertamakali
mengetahui
itu, keluarga juga berharap kepada anggota
keluarga
yang
terkena
anggota keluarganya terkena stroke
stroke agar dapan duduk ataupun
menunjukan adanya kecemasan dan
berjalan bahkan dapat beraktifitas
terkejut
secara mandiri.
akan
keadaan
anggota
keluarganya.
6. Saran
d. Dalam penanganan anggota keluarga
a. Bagi profesi keperawatan
yang terkena penyakit stroke yakni
Profesi
keperawatan
dengan membawa pasien ke rumah
diharapkan
dapat
sakit
informasi
tentang
maupun
ke
pelayanan
kesehatan terdekat.
memberikan perawatan
penderita penyakit stroke dengan
e. Hambatan yang sering dihadapi
masalah kebutuhan dasar kepada
dalam merawat anggota keluarganya
masyarakat
berupa komunikasi yang sulit karena
yang merawat pasien stroke dengan
anggota
masalah kebutuhan dasar manusia.
stroke
keluarga
yang
sudah
tidak
terkena bisa
Informasi
khususnya
yang
diberikan
dapat
poster,
serta
berkomunikasi secara normal dan
melalui
hambatan
berupa
penyuluhan, sehingga masyarakat
kekambuhan penyakit yang diderita
mengetahui tentang penyakit stroke
anggota keluarganya.
dengan masalah kebutuhan dasar
lain
yang
f. Keluarga memiliki harapan besar
leaflet,
keluarga
dan perawatan apa saja yang harus
untuk sembuh total kepada anggota
dilakukan
kepada
pasien
stroke
keluarga yang terkena stroke. Selain
dengan masalah kebutuhan dasar.
b. Bagi keluarga
kesehatan misalnya perawat, ahli
Keluarga diharapkan mampu untuk mengetahui tentang penyakit stroke
dan
kekambuhan
upaya
mencegah
c. Bagi peneliti lain Diharapkan
peneliti
lain
dan
mampu mengembangkan penelitian
meminimalisir masalah yang dapat
mengenai pengalaman keluarga yang
terjadi
merawat anggota keluarga dengan
dalam
penyakit
fisioterapi, ahli terapi wicara.
merawat
anggota
keluarga dengan masalah kebutuhan
masalah
kebutuhan
dasar penyakit stroke di rumah serta
penderita stroke dengan metode
dapat bekerjasama dengan layanan
penelitian yang lain seperti metode Grounded Theory.
dasar
pada