PENERAPAN UNSUR SENI RUPA PADA KETERAMPILAN PANDAI BESI KELOMPOK WIRAUSAHA DESA (KWB), BINAAN SKB SANGIHE TAHUN 2009
Lomba Karya Nyata (LKN) Pendidikan Non-Formal
OLEH ALFFIAN WILLINGLY PAULUS WALUKOW, S.Pd.
SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2009
JUARA - I, TINGKAT PROPINSI DAN UTUSAN SULUT TINGKAT NASIONAL
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN UNSUR SENI RUPA PADA KETERAMPILAN PANDAI BESI KELOMPOK WIRAUSAHA DESA (KWB), BINAAN SKB SANGIHE TAHUN 2009
Sangihe, 10 Juli 2009 Penyusun
Alffian W.P. Walukow S.Pd. NIP : 197205282005011006
Mengetahui Kepala SKB Sangihe
S a m s u d i n S.Ip. NIP : 131461445
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah Kampung Kecamatan
Lenganeng
Tabukan
pandai
salah
satu
Utara, Kabupaten Kepulauan
Sulawesi Utara. Sebagian besar kegiatan
adalah
kampung
Sangihe
di
Propinsi
penduduknya mencari nafkah dari
besi, dan ini satu-satunya di Kabupaten Kepulauan
Sangihe. Kegiatan ini sudah dilakukan secara turun – temurun. Kebutuhan hidup sehari-hari
masyarakat Kampung Lenganeng sangat terbantukan
oleh kegiatan ini. Dari pekerjaan penduduk ini menghasilkan bermacam-macam benda pakai yang sangat membantu manusia dalam melakukan aktifitasnya di rumah maupun di luar rumah. Benda-benda pakai tersebut adalah pada dasarnya adalah benda-benda tajam seperti parang (pedang) dan pisau, yang masing-masing terdiri dari berbagai jenis dan fungsinya. Walaupun pekerjaan ini dilakukan turun temurun, namun benda yang dihasilkan dari pekerjaan ini hanyalah benda pakai yang berupa benda tajam, belum ada pengembangan ke pembuatan benda-benda lain selain benda pakai. Dari kenyataan ini muncullah gagasan untuk membuat souvenir dari besi dengan memanfaatkan kemampuan pandai besi warga belajar. Kelompok belajar Panorama (Paket C) Kampung Lenganeng, mempunyai 20 orang warga belajar yang sebagian besar dari warga belajar memiliki kemampuan atau ketrampilan pandai besi. Ketrampilan pandai besi yang dimiliki pun sama dengan masyarakat pada umumnya yaitu membuat benda pakai. Maka diterapkanlah pembuatan souvenir dari besi, yang pelaksananya adalah warga belajar paket C binaan SKB Tahuna yang berlokasi di kampong Lenganeng. Warga belajar diberi pembelajaran tentang unsur-unsur seni yang kemudian dapat diterapkan dalam pembuatan souvenir
dari besi, dengan harapan bahwa selain dapat membuat benda pakai warga belajar juga mampu membuat benda hias yang berupa souvenir dari besi.
B. Rumusan Masalah Masalah dalam tulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana penerapan unsur seni rupa dalam pembuatan souvenir dari besi di kelompok belajar
Panorama (Paket C) kampung Lenganeng
Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe ?”
C. Tujuan Penulisan Sejalan dengan rumusan masalah, maka penulisan ini bertujuan : Memaparkan bagaiman penerapan unsur seni rupa pada pembuatan souvenir dari besi oleh warga belajar Panorama Kampung Lenganeng Kecamatan Tabukan Utara kabupaten Kepulauan Sangihe.
D. Manfaat Penulisan Tulisan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan bagi pembaca tentang bagaimana penerapan unsur seni rupa dalam pembuatan souvenir dari besi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Seni Rupa a. Pengertian seni Seni adalah terbentuk
dari
bagian tujuh
dari
kebudayaan. Unsur
unsur yang universl
yaitu ;
kebudayaan bahasa,system
pengetahuan,organisasi social,system teknologi, system ekonomi,system religi, dan kesenian. Tiap unsure kebudayaan menjelmah dalam tiga wujud yaitu ; Ide, Gagasan, dan nilai,norma,peraturan. Seni adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Ada empat cabang seni yaitu seni rupa, seni musik,seni drama dan seni tari.
b. Konsep seni rupa Berdasarkan wujudnya karya seni rupa terdiri dari seni rupa dua
dimensi
dan
karya
seni
rupa
tiga dimensi. Berdasarkan
kegunaannya seni rupa terbagi dalam dua
bagia yaitu : Seni rupa
murni, yang hanya mengutamakan fungsi keindahan. Seni rupa terapan, yang mengutamakan fungsi pakai. Seni rupa terapan juga dibedakan menjadi dua bagian yaitu : Seni kriya atau kerajinan tangan, seperti ukiran,anyaman,keramik
dan
Desain,
seperti
ragam
hias,produk,interior dan eksterior. Unsur seni rupa khusunya dimensi terdiri
dua
dari unsure titik,garis,bidang,ruang,warna,tekstur dan
gelap terang. c. Prinsip seni rupa Prinsip seni rupa atau kaidah
seni rupa adalah pedoman untuk
berkarya seni rupa seperti ; Kesatuan ( Unity)
adalah unsur karya seni rupa merupakan satu
kesatuan dan tidak berdiri sendiri. Keseimbangan berarti kesamaan bobot dari unsure-unsur karya seni rupa, yang terdiri dari keseimbangan terpusat /central,diagonal,simetris dan asimetris. Irama Dalam seni rupa, irama diusahakan lewat penyusunan unsureunsur yang ada atau pengulangan dari unsure-unsur
yang
diatur.
Sedangkan pusat perhatian (central of interest) adalah unsure yang paling menonjol Keselarasan merupakan prinsip yang dipakai untuk menyatukan unsure-unsur seni rupa yang berbeda, baik bentuk maupun warna. d. Ragam seni rupa daerah Seni
rupa
Nusantara
sangat
beragam
terdiri
dari
gambar,lukisan,grafis,patung, seni kriya dan desain-desain daerah
B. Pembelajaran seni Mata pelajaran Seni Budaya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di berikan disekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : “ belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “ belajar tentang seni.”
Dalam pendidikan Seni Budaya, pengalaman
mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi adalah
hal-hal yang
dominan. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya.
2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya 4. Meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional, maupun global. 5. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistik. Mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Seni Rupa, mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya. 2. Seni Musik, mencakup kemampuan untuk mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan impresi bunyi, dan apresiasi karya musik. 3. Seni Tari, mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsang bunyi, dan apresiasi terhadap gerak tari. 4. Seni Teater, mencakup kemampuan olah tubuh, pikir, dan suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.
C. Pembelajaran keterampilan Mata pelajaran Keterampilan berisi kumpulan bahan kajian yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat suatu benda kerajinan dan teknologi. Mata pelajaran keterampilan memiliki fungsi mengembangkan kreativitas, mengembangkan sikap produktif, mandiri, dan mengembangkan sikap menghargai berbagai jenis keterampilan/pekerjaan dan hasil karya. Keterampilan diberikan kepada peserta didik berupa teori tentang pengertian, jenis, fungsi, bahan, alat, dan teknik membuat benda. Keterampilan kerajinan dan teknologi tersebut diajarkan melalui membuat desain, membuat skema rangkaian, membuat resep, membuat benda, membuat kemasan, dan cara menyajikan serta menjual benda kerajinan dan teknologi. Keterampilan kerajinan dan teknologi mengembangkan sikap kreatif dan mandiri melalui pembelajaran berbagai jenis keterampilan.
Keterampilan kerajinan meliputi : kerajinan dari bahan lunak, keras baik alami maupun buatan dengan berbagai teknik pembentukan. Keterampilan
teknologi
meliputi
:
Rekayasa,
budidaya,
dan
pengolahan, Pada
hakikatnya,
pelaksanaan
pembelajaran
keterampilan
ditekankan pada pembelajaran produktif, yaitu berkarya keterampilan kerajinan dan teknologi, penyajian karya, dan wawasan pemasaran karya
untuk
membentuk
jiwa
kewirausahaan
peserta
didik.
Pembelajaran keterampilan diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
kecakapan
hidup
(life
skill
)
Pembelajaran
keterampilan perlu mengenalkan berbagai bentuk kerajinan dan teknologi tradisional dan modern yang ada di sekitar dan yang berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Pembelajaran keterampilan kerajinan dan teknologi harus memfokuskan pada jenis kerajinan dan teknologi yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Dengan mempelajari jenis keterampilan kerajinan dan teknologi yang ada di nusantara peserta didik dapat memahami dan menghargai peranan keterampilan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kerajinan dapat dibedakan atau dikelompokan menjadi beberapa bagian seperti : 1. kerajinan bahan alami dan buatan, 2. kerajinan dari bahan lunak dan keras, dan 3. kerajinan alternatif (mixed media). Jenis karya kerajinan tersebut didasarkan pada bahan dan teknik pembuatannya. Kerajinan menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya fungsional dan nonfungsional/hias. Kerajinan menggunakan berbagai media tertentu, misalnya kayu, bambu, logam, tanah liat, kertas, dan tekstil. Kerajinan dibentuk dengan teknik tertentu seperti ukir, raut, batik, anyam, sulam, tenun, makrame, jahit,dan sebagainya. Kerajinan sebagai salah satu
bentuk mata pencaharian atau bidang usaha yang memberikan kebanggaan tersendiri. Hal ini terbukti banyaknya bidang usaha kerajinan dan ekspor kerajinan ke berbagai negara. Devisa negara dari non migas yang cukup besar adalah dari sektor kerajinan.
D. Tempa Daryanto, S.S. dalam kamus Bahasa
Indonesia menjelaskan,
Tempa
adalah : Memukul-mukul besi dan sebagainya untuk
dibuat
perkakas seperti pisau. Menggembleng ; membuat
pisau,keris dan sebagainya. Penempa adalah tukang besi,tukang membuat keris, parang dan sebagainya
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dalam bentuk penelitian tindakan,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari sebab dan akibat tingkah laku manusia yang kemudian hasilnya digambarkan atau dijelaskan menggunakan data angka dan kata. Penelitian kualitatif menurut Syamsudin dan Damianti (2005 : 73) adalah pendekatan yang dapat disebut sebagai
pendekatan investigasi dengan alasan biasanya peneliti dalam
proses pengumpulan datanya dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian. Strauss dan
Cobin ( dalam
Syamsudin dan
Damianti 2005 : 73 )
menyatakan bahwa penelitian kualitatif dapat diberikan batasan sebagai jenis penelitian yang statistic atau
temuan-temuannya tidak diperolah melalui prosedur
bentuk hitungan lainnya. Sekalipun demikian, data yang
dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu perhitungan. Moleong ( 2005 : 6 ) penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami gejala-gejala apa yang sebenarnya dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku,persepsi,motivasi dan lain-lain. Penelitian
ini merupakan penelitian
kreativitas melalui pembelajaran
yang sesuai dan tersistimatik. Setelah dilakukan pembelajaran Seni rupa dan karya.
akan terjadi perubahan,perbaikan cara kerja,teknik, desain dan hasil
B. Setting dan Karakteristik Obyek Penelitian Seting pada
penelitian kreativitas ini adalah proses perubahan yang terjadi
peserta kursus
keterampilan pandai besi,
setelah
mengalami
pembelajaran Seni rupa dan keterampilan. Jumlah peserta 20 orang, terdiri dari 16 laki-laki dan 4 perempuan. Pemilihan peserta kursus sebagai subjek penelitian disebabkan dua hal yaitu : -
Kursus keterampilan pandai besi adalah yang pertama kali diadakan di kabupaten kepulauan Sangihe dalam satu program pembelajaran.
-
Belum ada kurikulum baku yang dikembangkan khusus oleh pihak terkait untuk kerajinan Pandai besi. Dengan keadaan seperti
ini memungkinkan
terjadinya kegagalan
managemen pembelajaran terutama kurikulum. Permasalahan tersebut harus mendapatkan pemecahan agar kegiatan kursus dapat berkelanjutan.
C. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Observasi Observasi dalam pandangan psikologi
merupakan pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi
terdiri
dari dua bentuk yaitu : Observasi
sistimatik dan
observasi non sistimatik. Observasi sistimatik adalah observasi yang dilakukan langsung oleh pengamat dengan berpedoman pada instrumen pengamatan. Observasi non sistimatik dilakukan oleh pengamat tanpa pedoman atau instrument pengamatan. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistimatik. Suharsimi
Arikunto, 2006 : 157,
pengamatan merupakan cara
mengumpulkan data yang dilakukan melalui obyek peneiltian dan disertai pencatatan gejala yang tampak pada obyek penelitian.
2. Penugasan Penugasan merupakan tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran
sebelumnya untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta kursus tentang hal-hal yang berkaitan dengan seni rupa dan keterampilan terhadap pembuatan karya kerajinan pandai besi.
3. Catatan Lapangan Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai peserta kursus serta aktifitas yang dilakukan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian Sebelum peneliti mengetengahkan jawaban atas rumusan masalah, akan diberikan sekilas gambaran tentang kegiatan kursus keterampilan pandai besi. 1. Profil peserta kursus keterampilan pandai besi. Jumlah
peserta 20 orang terdiri dari 16
perempuan yang juga
terdaftar sebagai siswa kesetaraan Paket – C
binaan SKB Sangihe. Pada umunya, para lingkungan pengrajin secara
laki-laki dan 4
pandai
peserta
berasal dari
besi. Kerajinan ini sudah dilakukan
turun temurun. Desain-desain
yang
diciptakan kebanyakan
adalah desain-desain statis berdasarkan tradisi. Untuk melakukan perbaikan dan pembaharuan sangatlah sulit, karena apa yang dikerjakan sangat diikat oleh kebiasaan yang diturunkan para leluhur. Memasuki persaingan di era global
perlu adanya
perbaikan desain
yang mampu bersaing dengan karya – karya kerajinan di daerah lain di Indonesia. Dalam melakukan pembelajaran pada kursus Keterampilan Pandai Besi, para peserta harus menempuh
pembelajaran 1 kali pertemuan
setiap minggu dengan jumlah waktu untuk tiap pertemuan 2 jam. 2. Pelaksanaan pembelajaran Seni rupa dan Keterampilan. a. Tahap - I. Perencanaan
pembelajaran
1. Pembuatan silabus pembelajaran Keterampilan pandai besi. 2. Penjadwalan 3. Pengdistribusian kompetensi dasar
b. Tahap - 2. Pelaksanaan Pembelajaran Terdiri dari pembelajaran teori dan praktek. 1. Materi pembelajaran. Peserta didik di berikan pembelajaran tentang :
Konsep seni rupa
Prinsip seni rupa seperti : Keseimbangan
rupa, yang
terdiri
dari keseimbangan
terpusat /central,diagonal,simetris dan asimetris, Irama, Keselarasan
Ragam seni rupa daerah sangihe yang pada umumnya adalah seni kriya.
Hasil karya sebelum diajarkan tentang unsure – unsure seni rupa.
Lampiran SILABUS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PANDAI BESI 1. Mengapresiasi
karya
seni rupa terapan khusunya pembuatan
senjata tajam atau alat kerja dari besi dengan teknik forging (tempaan) dari daerah lain di Nusantara maupun manca negara. 1.1. Mengidentifikasi
karya
seni
tempaan
daerah
sangihe,nusantara maupun manca negara 1.2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya tempaan daerah sangihe,Nusantara maupun manca negara 2. Mengekspresikan
diri melalui
karya
seni tempaan
daerah
sangihe,daerah lain Nusantara maupun manca negara 2.1.Menggambar jenis-jenis karya seni tempaan. 2.2.Merancang karya seni tempaan dengan teknik
dan
corak
daerah sangihe. 3. Mengapresiasi Benda Kerajinan 3.1. Memahami keterampilan teknis pada produk kerajinan. 3.2. Mengapresiasi unsur estetika pada produk benda kerajinan. 4. Membuat benda kerajinan 4.1.Merencanakan prosedur kerja
pembuatan benda
kerajinan
untuk fungsi hias dari bahan besi dengan teknik tempah. 4.2. Merencankan
prosedur
kerja pembuatan benda kerajinan
untuk fungsi hias dari bahan besi dengan teknik plintir. 4.3.Membuat kemasan benda kerajinan untuk
fungsi hias
dengan sentuhan estetika sehingga siap dipamerkam atau dijual.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Parang (pedang) Terdiri dari a. Sanggut untuk memangkas rumput b. Tataha untuk membersihkan kayu bangunan rumah c. Lawuhang (dalele) sebagai alat Bantu untuk membersihkan rumput d. Pando e. Tuleng loahi (kakali) untuk mencari umbi ubi jalar atau talas f.
latar belakang inilah menjadikan
maka tercetuslah sebuah
kegiatan ini sebagai
bagian
disekolah secara formal. Hal pertama memasukan kegiatan
pandai
besi
gagasan untuk
dalam
pembelajaran
yang dilakukan adalah
sebagai materi pembelajaran
Muatan Lokal di SMP negeri 5 Tabukan Utara. Tahapan untuk mempersiapkan Kegiatan Pandai besi menjadi bahan pembelajaran formal adalah menginfentarisasi
kemungkinan dan kesesuaian
materi yang dapat diajarkan dalam Muatan Lokal. Ditemukan bahwa materi pembelajaran Keterampilan
pandai besi dapat
disesuaikan dengan pembelajaran Keterampilan Umum. Atas
kesepakatan dengan
pembelajaran Keterampilan Pandai
kepala Besi
sekolah
maka
dalam Muatan
Daerah. Tahapan penting yang telah dirancang adalah
dimasukkanlah Lokal
Potensi
membuat Silabus
Muatan Lokal Pandai Besi dengan perbandingan capaian Kompetensi adalah 25 % teori dan 75 % praktek. Hal-hal yang menyangkut dengan teori seperti : -
Bentuk karya keterampilan : teknik pembuatan karya keterampilan, nama karya keterampilan yang ada di kab . kelp. Sangihe.
Hal-hal yang menyangkut dengan praktek adalah :
-
Pembelajaran desain : desain secara umum dan unsure seni yang terkandung didalamnya, desain khusus alat pakai dari bahan besi yang ada di Kab. Kelp Sangihe.
-
Praktek pembuatan
alat pakai dari
bahan besi
seperti :
Parang,Pisau,dalewangeng,kakowe, dan lain-lain. Pada
bulan January tahun 2008 dimulailah
Daerah dengan spesifikasi pembelajaran
pembelajaran Mulok Potensi
Keterampilan Pandai besi, yang
dilakukan selama satu semester. Pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Sehubungan
dengan
tidak adanya
bengkel disekolah
maka
pembelajaran Mulok Keterampilan dialihkan menjadi kegiatan pengembangan diri. Setelah dilakukan pengembangan
keterampilan pandai besi dalam
kegiatan pengembangan diri disekolah didapatkanlah hasil karya
keterampilan
pandai besi.Setelah melalui beberapa proses yang menampakkan keberhasilan maka muncullah
gagasan
baru
untuk
mengembangkan
pembelajaran
Keterampilan pandai besi pada tingkat yang lebih tinggi yaitu ke SMA.
B. Rumusan masalah Masalah dalam
kegiatan ini
adalah pengelolaan pembelajaran
kerajinan pandai besi. Maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Dapatkah pembelajaran seni dan keterampilan diterapkan sebagai pembelajaran pada kursus Kerajinan Pandai Besi 2. Dapatkah kegiatan kerajinan pandai besi menjadi kegiatan non formal seperti kegiatan kursus keterampilan lainnya. 3. Bagaimana managemen pembelajaran yang akan dikembangkan. 4. Tingkat ketercapaian pembelajaran.
C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitiannya adalah : 1. Menerapkan
pembelajaran
seni dan
keterampilan
dalam
pembelajaran kerajinan pandai besi. 2. Menghasilkan deskripsi peningkatan
teknik dan desain
kerajinan
pandai besi bagi siswa paket – C dengan menerapkan pembelajaran seni dan keterampilan. 3. Mengetahui
presentasi peningkatan teknik dan
desain kerajinan
pandai besi pada siswa paket – C 4. Mengetahui perubahan
yang
dialami
siswa setelah melakukan
kegiatan Pandai besi setelah mengalami pembelajaran seni dan keterampilan. D. Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi siswa atau peserta didik : hasil penelitian ini dapat meningkatan kemampuan mendesain dan produksi karya kerajinan pandai besi dari bentuk lama kebentuk baru yang lebih kreatif dan inovatif. 2. Bagi pengelolaan kursus : dengan melaksanakan penelitian ini, managemen pembelajaran dapat terus ditingkatkan.